Top Banner
1 PERCOBAAN VI SENYAWA AMINA I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui uji spesifik amina 2. Mengetahui perbedaan reaksi senyawa amina primer dan sekunder pada  penambahan reagen-reagen tertentu II. Landasan Teori Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang diganti oleh gugus alkil, yaitu amina primer (R-NH 2 ), amina sekunder (R 2 -NH), dan amina tersier (R 3 -N). Tatanama trivial  untuk ketiga senyawa amina tersebut diturunkan dari nama gugus alkilnya, contoh :  Nama sistematis menurut IUPAC, amina primer diturunkan dari alkana indu k dengan menambahkan kata depan amino dan nomor tertentu karbon yang membawa gugus . Contoh
21

PERCOBAAN VI Senyawa Amina.pdf

Oct 12, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    PERCOBAAN VI

    SENYAWA AMINA

    I. Tujuan Percobaan

    1. Mengetahui uji spesifik amina

    2. Mengetahui perbedaan reaksi senyawa amina primer dan sekunder pada

    penambahan reagen-reagen tertentu

    II. Landasan Teori

    Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang diganti oleh

    gugus alkil, yaitu amina primer (R-NH2), amina sekunder (R2-NH), dan amina tersier

    (R3-N).

    Tatanama trivial untuk ketiga senyawa amina tersebut diturunkan dari nama gugus

    alkilnya, contoh :

    Nama sistematis menurut IUPAC, amina primer diturunkan dari alkana induk dengan

    menambahkan kata depan amino dan nomor tertentu karbon yang membawa gugus

    . Contoh

  • 2

    Kimia amina dapat dianggap cerminan dari kimia amonia. Amonia adalah

    basa lemah yang dapat mengikat proton (H+) membentuk garam amonium.

    begitu pula dengan amina. Misalnya, trimetilamin bereaksi

    dengan asam membentuk ion trimetilamonium :

    Garam ini lebih larut dalam air daripada amina yang sederajat dan reaksinya dapat

    digunakan untuk melarutkan amina lain dalam larutan air.

    Amina primer dengan berat molekul rendah berupa gas atau cairan yang

    mudah menguap. Pada umumnya mempunyai seperti amonia. Amina sekuinder dan

    tersier mempunyai bau amis, tetapi kemudahan menguapnya lebih rendah

    dibandingkan amina primer. Kegunaan senyawa amina umumnya banyak dipakai

    untuk obat obatan, seperti stimulan dan obat batuk.

    (Yayan Sunarya.2012:495)

    Sifat fisis dan Interaksi Antarmolekul pada Amina

    Metilamina dan etilamina berwujud gas, tetapi amina primer dengan tiga atau

    lebih karbon berwujud cair. Amina primer mendidih jauh diatas alkana dengan bobot

    molekul yang setara, tetapi dibawah alkohol setara. Ikatan hidrogen

    penting disini akan meningkatkan titik didih amina primer dan sekunder meskipun

    tidak sekuat ikatan hidrogen O H pada alkohol. Alasannya ialah nitrogen

    tidak seelektronegatif seperti oksigen.

    Ketiga golongan amina dapat membentuk ikatan hidrogen dengan gugus OH

    dari air. Amina primer dan sekunder juga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan

    atom oksigen dari air. Jadi, kebanyak amina sederhana dengan sampai lima atau enam

    atom karbon dapat larut sempurna atau larut cukup dalam air.

    (Harold Hart. 2003: 349)

    Amina bersifat basa sebab ada pasangan elektron menyendiri pada atom

    nitrogen yang dapat menerima satu ion hidrogen, sama seperti pasangan menyendiri

    pada nitrogen dalam amonia. Amina primer atau sekunder (atau amonia itu sendiri)

  • 3

    dapat berekasi dengan asam karboksilat membentuk amida. Ini adalah reaksi

    kondensasi yang lain dan analog dengan pembentukan ester dari reaksi alkohol

    dengan asam karboksilat. Contoh pembentukan amida ialah :

    Jika amonia adalah reaktan, satu gugus NH2 menggantikan gugus OH dalam asam

    karboksilat dan amida terbentuk :

    Ikatan amida ada dalam tulang punggung setiap molekul protein dan oleh karena itu,

    sangat penting dalam biokimia.

    (David W Oxtoby.2004:128)

    Amian merupakan senyawa organik dimana atom atom hidrogen NH3 telah

    digantikan oleh gugus alkil atau aril :

    Dalam larutan berair, pasangan yang tidak dipakai bersama ini terlihat dalam

    pengikatan hidrogen dengan molekul air (ikatan hidrogen bertitik titik) :

    Selain itu, amina primer dan sekunder dapat membentuk ikatan hidrogen

    dengan molekul air lain,

    menghasilkan klaster :

  • 4

    kelarutan yang tinggi dari amina, yang memiliki berat molekul kecil dalam air,

    sebagian disebabkan oleh ekstensifnya oleh pengikatan hidrogen antara amina dan

    pelarut.

    (R. A. Day & A.L. Underwood. 2002:131)

    III. Prosedur Kerja

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat

    Tabung reaksi

    Pipet tetes

    Pemanas air

    Erlenmeyer

    Gelas ukur 25 mL

    Gelas piala

    Bahan

    Na-nitrit 10%

    HCl 2N

    Aseton

    Na-nitroprusid 1%

    NaOH 0,5% dan 5%

    Dimetilamina

    Kloroform

    Anilin

    Kanji

    KI

    -naftol

    Benzoil klorida

    Asetaldehid

    3.2 Skema Kerja

    Amina Primer

    1. Reaksi dengan Asam Nitrit

    Dilarutkan dengan 5 mL HCl 2N

    0,1 gr sampel

  • 5

    Didinginkan dengan es

    Ditambahkan 2 mL larutan NaNO2

    10%

    Dipanaskan perlahan dengan

    penangas air

    Diamati gas hasil reaksi yang terjadi

    2. Tes Rimini

    Dimasukkan dalam tabung reaksi

    Ditambahkan 1 mL aseton dan 1

    tetes larutan Na-Nitroprusid 1%

    Diamati warna merah yang timbul

    setelah 1 menit

    3. Reaksi Karbilamin

    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    Ditambahkan 0,1 gr sampel dan 3

    tetes CHCl3

    Dipanaskan sampai mendidih

    Diamati karbilamin yang terbentuk

    Larutan sampel + HCl 2N

    HASIL

    1 tetes sampel

    HASIL

    1 mL NaOH 0,5

    N

    HASIL

  • 6

    4. Pembentukan garam diazonium

    Dilarutkan dalam 3 mL HCl pekat dan

    5 mL air

    Didinginkan

    Ditambahkan 5 mL air secara perlahan

    sambil diaduk sampai menghasilkan

    hasil positif dengan HNO2

    Diencerkan dengan 4 tetes air

    Diteteskan pada kertas yang telah

    direndam dalam kanji dan KI

    Dibagi menjadi dua larutan

    Ditambahkan larutan dingin dipanaskan untuk

    0,4 gr -naftol dalam larutan membebaskan

    NaOH 5% yang akan mengahsilkan NaOH dan meng-

    larutan Jingga hasilkan fenol

    1 gr anilin

    Larutan dingin NaNO2

    1 tetes hasil reaksi

    Bagian pertama Bagian kedua

    HASIL HASIL

  • 7

    Amina Sekunder

    1. Tes Simon

    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    Ditambahkan 2 tetes larutan

    asetaldehid dan 1 tetes Na-

    Nitroprusid 1%

    Diamat perubahan warna dalam 5

    menit

    2. Tes dengan Benzoil Klorida

    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    Ditambahkan 20 mL larutan NaOH

    5% dan 1 mL Benzoil Klorida

    Ditutup tabung dan dikocok sampai

    benzoil klorida hilang

    Diuji sifat yang terbentuk

    Diencerkan dengan 10 mL air

    Dikocok, jika endapan tidak larut

    menunjukan amina sekunder dan jika

    larut serta memberikan warna merah

    kongo dengan penambahan HCl

    encer menunjukan amina primer

    1 tetes larutan sampel

    HASIL

    0,5 gr sampel

    Endapan dalam

    larutan alkali

    HASIL

  • 8

    IV. Hasil dan Pembahasan

    4.1 Data Pengamatan

    A. Amina Primer

    Percobaan Perlakuan Hasil

    Reaksi dengan Asam

    Nitrit

    1 mL anilin + 5 mL HCl

    2 N + 2 mL NaNo2 10%

    Larutan awal berwarna orange,

    setelah dipanaskan menjadi

    merah dan setelah dingin

    terbentuk gumpalan cokelat

    Tes Rimini 1 tetes anilin + 1 mL

    aseton + 1 tetes Na-

    Nitroprusid 1%

    Setelah satu menit larutan

    berwarna merah

    Reaksi Karbilamin 1 mL NaOH + 1 mL

    anilin + 3 tetes CHCl3

    Larutan awal kuning, setelah

    dipanaskan menjadi kuning

    kemerahan, tercium bau busuk,

    dan terbentuk 3 lapisan : lapisan

    endapan, larutan orange

    kemerahan, dan larutan

    berwarna kuning

    Pembentukan

    garam diazonium

    1 mL anilin + 3 mL HCl

    + air

    + 1 gr NaNO3 + 5 mL air

    1 tetes larutan hasil

    reaksi + air + Kanji + KI

    Laruta I + -naftol + NaOH

    Larutan II dipanaskan

    Terbentuk larutan berwarna

    ungu

    Larutan menjadi orange dan

    terdapat gumpalan serta larutan

    mendidih

    Larutan menjadi kuning dan

    terbentuk lapisan seperti minyak

    Larutan berwarna cokelat

    Larutan menjadi cokelat pekat

    dan uap berwarna kuning

    B. Amina Sekunder

    Percobaan Perlakuan Hasil

    Tes Simon 1 tetes dimetilamin + 2

    tetes asetaldehid + 1 tetes

    Na-Nitroprusid

    Larutan dimetilamin berwarna

    bening, ditambahkan asetaldehid

    menjadi kuning, ditambahkan

    Na-Nitroprusdi menajadi biru,

    setelah 5 menit menjadi kuning,

    dan terbentuk 2 lapisan dimana

    lapisan atas kuning dan lapisan

    bawah hitam

  • 9

    Tes dengan Benzoil

    Klorida

    1 mL dimetilamin + 10

    mL NaOH + 1 mL

    Benzoil Klorida

    Terbentuk endapan dan larutan

    menajadi keruh setelah

    penambahan benzoil klorida

    Tes dengan Benzen

    Sulfonilklorida

    Larutan I + air

    Larutan II + HCl pekat

    Endapan tidak larut

    Terbentuk asap dalam gelas

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Amina Primer

    4.2.1.1 Tes dengan Asam Nitrit

    Jika senyawa anilin direaksikan dengan asam nitrit akan diubah menjadi

    kation benzendiazonium. Dalam reaksi yang terjadi, akan terjadi suatu reaksi

    diazotasi yaitu proses pembentukan garam diazonium, dimana ikatan antara atom N

    dengan ikatan rangkap tiga yang melekat pada cincin benzen. Reaksi ini

    memanfaatkan sifat benzena yang bisa diotak atik untuk membentuk suatu

    senawa aromatik yang kita inginkan. Biasanya reaksi diazotasi dimanfaatkan untuk

    mensinstesis fenol dikarenakan benzena tidak dapat langsung bereaksi dengan air.

    Inti reaksi ini adalah, anilin direaksikan dengan NaNO2 bersama HCl pada suhu

    dingin untuk membentuk benzenadiazonium.

    Pada percobaan ini, direaksikan anilin dengan HCl dan NaNO2 dihasilkan

    larutan berwarna orange dan setelah dilakukan pemanasan menjadi merah dan

    terbentuk gumpalan cokelat. Digunakan HCl bertujuan untuk membuat asam nitrit,

    asam klorida akan bereaksi dengan natrium nitrit untuk membentuk asam nitrit.

    Reaksi ini diperlukan karena asam nitrit tidak dapat dibuat secara langsung karena

  • 10

    asam nitrit akan dengan mudah teroksidasi menjadi asam nitrat (HNO3) apabila tidak

    diisolasi dengan benar. Penambahan NaNO2 berfungsi mengubah anilin menjadi

    kation benzendiazonium dan disebut diazotasi. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini

    sebagai berikut

    Setelah dilakukan pemanasan terbentuk reaksi seperti diatas, dapat dilihat gas yang

    terbentuk merupakan uap dari asam nitrit.

    4.2.1.2 Tes Rimini

    Untuk menguji suatu amina, apakah termasuk amina primer atau amina

    sekunder dapat dilakukan dengan cara mereaksikan suatu senyawa amina dengan

    aseton dan natrium nitroprusid, pengamatan pada reaksi ini dapat diliihat dengan

    adanya perubahan warna dalam larutan, jika mula mula larutan berwarna ungu dan

    lama kelamaaan menjadi merah maka senyawa yang diuji merupakan senyawa

    amina primer, jika lama kelamaan warna menjadi biru maka senyawa termasuk ke

    dalam golongan amina sekunder

    Tes rimini pada percobaan ini dilakukan dengan mereasikan anilin dengan

    asetaon dan Na-Nitroprusid, dimana reaksi yang terjadi pada anilin yang merupakan

    amina primer dengan aseton yang merupakan keton adalah reaksi adisi nukleofilik

    amina membentuk imina. Dengan reaksi sebagai berikut

    Sehingga pada percobaan ini menjadi

  • 11

    Hasil tes Rimini pada percobaan ini yaitu setelah satu menit warna larutan berubah

    menjadi merah, ini artinya percobaan yang dilakukan sesuai dengan literatur yang

    sudah ada, seperti yang diketahui sampel senyawa amina yang dipergunakan adalah

    anilin yang merupakan amina primer maka reaksi pada tes ini menunjukan hasil

    positif.

    4.2.1.3 Rekasi Karbilamin

    Reaksi Karbilamin digunakan sebagai tes untuk identifikasi amina primer.

    Ketika amina primer alifatik dan aromatik yang dipanaskan dengan kloroform dan

    etanol kalium hidroksida, karbilamin (atau isosianida) terbentuk. karbilamin ini

    memiliki bau yang sangat tidak menyenangkan. Amina sekunder dan tersier tidak

    menunjukan hasil positif dengan tes ini. Reaksi karbilamin telah digunakan sebagai

    tes kualitatif untuk amina primer.

    Mekanisme reaksi pembentukan karbilamin yaitu:

  • 12

    Pada percobaan ini, etanol kalium hidroksida digantikan dengan etanol

    natrium hidroksida tetapi hasil yang diperoleh tetap sama yakni dengan timbulnya

    bau busuk, bau busuk yang dihasilakan seperti bau ikan yang sudah membusuk.

    Timbulnya bau busuk ini menunjukan bahwa sampel yang dipergunakan pada tes ini

    merupakan amina primer. Sampel yang dipergunakan pada tes ini adalah anilin, yang

    telah diketahui bahwa anilin merupakan salah satu contoh dari amina primer.

    Reaksi yang terjadi pada tes karbilamin adalah

    R-NH2 + CHCl3 + 3KOH RNC (karbilamin) + 3KCl + 3H2O

    Karena pada percobaan ini etanol kalium hidroksida diganti menjadi etanol natrium

    hidroksida, maka reaksi menjadi

    R-NH2 + CHCl3 + 3NaOH RNC (karbilamin) + 3NaCl + 3H2O

    Reaksi pembentukan karbilamin pada percobaan ini adalah

    4.2.1.4 Pembentukan Garam Diazonium

    Garam diazonium adalah kelompok senyawa organik dengan gugus

    fungsional RN2+ X

    - di mana R dapat berupa residu organik seperti alkil atau aril dan

    X adalah anion anorganik atau organik seperti halogen. Proses pembentukan senyawa

    diazonium disebut "diazotation", "diazoniation", atau "diazotisasi". Metode yang

    paling penting untuk pengolahan garam diazonium adalah mereaksika amina

    aromatik seperti anilin dengan asam nitrit. Biasanya asam nitrit dihasilkan dari

    natrium nitrit dan asam mineral. Larutan garam diazonium tidak stabil pada suhu di

    atas +5 C, karena kelompok N + N cenderung lepas sebagai N2 (gas nitrogen).

    Pembentukan garam diazonium pada percobaan ini dilakukan dengan

    mereasikan anilin dengan HCl pekat dan air kemudian larutan didinginkan dengan

    cara merendam dalam air es, setelah itu ditambahkan larutan dingin NaNO2.

    Penambahan NaNO2 bertujuan untuk membentuk asam nitrit bersama HCl pekat

    sehingga terbentuk garam diazoniumklorida. Seperti yang telah dijelaskan diatas,

  • 13

    bahwa larutan garam diazonium tidak stabil bila diperlakukan pada suhu diatas 5

    sehingga pada percobaan ini dilakukan perendaman dalam air es.

    Reaksi yang terbentuk adalah

    Dalam hal ini ion klorida dari asam tidak terlibat dengan cara apapun. Karena

    menggunakan asam klorida maka larutan akan berisi benzenediazonium klorida.

    Garam diazonium sangat tidak stabil dan cenderung mudah meledak dalam bentuk

    padatan.

    Sebagian larutan garam diazonium yang telah didapat kemudian diencerkan

    dengan 4 tetes air dan kemudian larutan ini diteteskan pada larutan kanji dan KI, hasil

    dari percobaan ini yaitu larutan menajdi kuning dan didalam larutan terbentuk lapisan

    seperti minyak. Sebagian larutan yang telah diencerkan kemudian dibagi dua untuk

    dilakukan identifikasi selanjutnya.

    Larutan encer garam diazonium pertama ditambahkan larutan dingin larutan

    -naftol yang dibuat dari 0,4 gr -naftol yang dilarutkan dengan NaOH 5%. -Naftol

    berisi sebuah gugus-OH terikat pada molekul naftalena pada sebuah cincin benzen

    sederhana. Naftalena memiliki dua cincin benzena yang menyatu. -Naftol dilarutkan

    dalam larutan natrium hidroksida untuk menghasilkan ion seperti fenol. Larutan ini

    didinginkan dan dicampur dengan larutan benzenediazonium klorida.

    Endapan oranye-merah terbentuk pada proses ini, dengan reaksi sebagai berikut:

    Larutan encer garam diazonium yang kedua kemudian dipanaskan. Seperti

    penjelasan sebelumnta, garam diazonium tidak stabil pada suhu diatas 5 karena

  • 14

    dapat melepaskan N2 dan digantikan oelh senyawa lain, karena proses pemanasan

    maka terbentuk uap air, sehingga larutan garam diazonium bereaksi dengan uap air

    tersebut dan membentuk fenol, dengan reaksi sebagai beriku :

    4.2.2 Amina Sekunder 4.2.2.1 Tes Simon

    Pereaksi simon merupakan natrium nitroprusid dalam larutan buffer basa.

    Peraksi simon digunakan untuk mengidentifikasi senyawa amina yang tergolong

    dalam amina sekunder. Pada percobaan identifikasi senyawa amina sekunder

    menggunakan pereaksi Simon, digunakan sampel amina sekunder berupa

    dimetilamina yang direaksikan dengan natrium nitroprusid dan asetaldehid (gugus

    aldehid). Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah warna larutan berubah menajdi

    biru, hasil ini sesuai dengan literatur yang mana jika suatu sampel direaksikan dengan

    Na-Nitroprusid dan sebuah aldehid dimana warna awal ungu dan lama kelamaan

    menajdi biru menunjukan sampel tersebut positif senyawa amina sekunder. Selain itu,

    sampel yang dipergunakan adalah dimetilamin yang merupakan senyawa amina

    sekunder sehingga ketika direaksikan dengan pereaksi Simon menghasilkan hasil

    positif berupa perubahan warna menjadi biru.

    Reaksi pada percobaan ini merupakan reaksi pembentukan enamina, dimana

    merupakan reaksi antara suatu amina sekunder dengan gugus aldehid atau keton,

    dengan reaksi sebagai berikut

    Sehingga reaksi pembentukan enamina pada percobaan ini adalah

  • 15

    4.2.2.2 Tes dengan Benzoil Klorida

    Percobaan ini dilakukan dengan cara mereaksikan dimetilamina dengan

    NaOH 5% dan benzilklorida(C6H5CH2Cl), dan dikocok hingga bau benzil klorida

    hilang. Hasil dari percobaan ini yaitu terbentuk endapan dan larutan bening, namun

    setelah ditambahkan benzil klorida larutan menajdi keruh. Praktikan sulit mengetahui

    apakh hasil dari reaksi ini positif atau tidak dengan benzil klorida karena praktikan

    tidak menemukan literatur mengenai percobaan ini, akan tetapi praktikan berusaha

    membuat persamaan reaksinya, dengan reaksi yang terbentuk adalah:

    4.2.2.3 Tes dengan Benzen Sulfonil Klorida

    Identifikasi amina sekunder dengan Benzen Sulfonil klorida merupakan uji

    Hinsberg, identifikasi ini didasarkan pada pembentukan sulfonamida. Pada uji

    Hinsberg, amina direaksikan dengan benzena sulfonil klorida. Jika sulfonamida yang

    terbentuk larut dalam larutan natrium hidroksida menunjukan amina primer tetapi jika

    sulfonamide tidak larut dalam natrium hidroksida, itu adalah amina sekunder. Jika

    sulfonamide yang tidak larut dalam air natrium hidroksida, itu adalah amina

    sekunder. Jika sulfonamida yang terbentuk larut dalam larutan natrium hidroksida

    berair, itu adalah amina primer. Sulfonamida dari amina primer larut dalam basa

    berair karena masih memiliki sebuah hidrogen pada asam nitrogen, yang bisa hilang

    untuk membentuk garam natrium.

    Proses percobaan ini hampir sama dengan proses pada uji dengan benzil

    klorida, dimana sampel (dimetilamina) direaksikan dengan larutan NaOH dan benzen

  • 16

    sulfonil klorida. Dimana hasil yang didapatkan adalah terbentuknya endapan,

    kemudian untuk menguji apakah sampel ini amina sekunder atau bukan dilakukan

    pengenceran dengan menambahkan air, jika endapan yang terbentuk tidak larut maka

    sampel positif amina sekunder, endapan yang tidak larut ini menunjukan bahwa

    sulfonida yang terbentuk tidak bereaksi dengan air. Hasil dari percobaan ini yaitu

    endapan yang terbentuk tidak larut dalam air. Karena sampel yang digunakan adalah

    dimetilamina yang merupakan amina sekunder, maka percobaan ini dilakukan

    bertujuan untuk membuktikan bawha tes dengan benzen sulfonil klorida yang

    dilakukan praktikan sesuai dengan literatur yang sudah ada. Reaksinya adalah

    V. Kesimpulan dan Saran

    5.1 Kesimpulan

    1. Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang diganti oleh

    gugus alkil, yaitu amina primer (R-NH2), amina sekunder (R2-NH), dan

    amina tersier (R3-N).

    2. Reaksi antara anilin dan asam nitrit merupakan reaksi diazotasi yaitu proses

    pembentukan garam diazonium

    3. Tes Rimini memberikan hasil positif dengan terjadinya perubahan warna

    menjadi merah

    4. Tes Karbilamin memberi hasil positif dengan timbulnya bau busuk hasil

    reaksi antara anilin dan kloroform yang dipanaskan

    5. Pada reaksi pembentukan garam diazonium larutan dibagi menajdi dua

    bagian, bagian pertama direaksikan dengan larutan -naftol menghasilkan

    endapan orange, dan bagian kedua dipanaskan membentuk fenol

    6. Pada Tes Simon memberikan hasil positif dengan adanya perubahan warna

    menajadi biru

    7. Tes dengan Benzil Klorida menghasilkan endapan putih

    8. Tes dengan Bnezen Sulfonil Klorida mengahsilkan sulfonimida yang tak

    laruta dalam air yang menunjukan adanya senyawa amina sekunder

  • 17

    5.2 Saran

    Saran yang dapat diberikan yaitu untuk selalu melengkapi alat dan bahan agar

    proses praktikum berjalan dengan lancar dan untuk praktikan harus memahami

    prosedur kerja sehingga dapat meminimalisir kesalahan dam percobaan.

    VI. Daftar Pustaka

    Day, R.A dan Underwood, A.L. 2012. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :

    Erlangga

    Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

    Oxtoby, David.W. 2004. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :

    Erlangga

    Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung : Yrama Widya

  • 18

    Lampiran

    1. Tuliskan reaksi antara NaNO2 dengan HCl dan anilin, etilanilin, dimetilanilin,

    dan metilamina!

    Jawab :

    NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

    a. Reaksi dengan anilin

    b. Reaksi dengan etilanilin

    c. Reaksi denganDimetilanilin

    d. Reaksi dengan Metil amina

    R = CH3

    CH3CH2 CH3CH2 OH

    CH3 CH3 OH

    CH3 CH3

  • 19

    2. Mengapa digunakan campuran NaNO2 dengan HCl, bukan larutan NaNO2?

    Jawab :

    Hal ini dikarenakam amina hanya dapat bereaksi dengan asam bukan dengan

    garam. Reaksi antara NaNO2 dan HCl akan menghasilkan reaksi sebagai berikut:

    NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

    3. Bagaimana membedakan amina alifatik dan amiba aromatik?

    Jawab:

    Perbedaan amina alifatik dan aromatik dapat dilihat dari kebasaan keduanya,

    dimana amina aromatik merupakan basa yang jauh lebih lemah daripada amina

    alifatik.

    4. Apa yang dimaksud dengan reaksi Sandmayer?

    Jawab:

    Reaksi Sandmayer merupakan suatu reaksi kimia dimana aryl halida disintesis

    dari aril garam diazonium

  • 20

    Gambar Percobaan

    Tes dengan asam nitrit sebelum dipanaskan Tes dengan asam nitrit setelah

    Dipanaskan

    Tes Rimini Tes Karbilamin

    Pembentukan garam diazonium Endapan pada tes dengan Benzensulfonil klorida

  • 21

    Perubahan warna menjadi jingga Larutan keruh pada tes dengan

    pada tes simon benzoil klorida