1 PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA SERTA PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MESUJI, Menimbang : bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan peraturan Daerah Kabupaten Mesuji Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa Serta Pengangkatan Penjabat Kepala Desa yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mesuji, perlu diatur petunjuk pelaksanaan peraturan daerah mesuji kabupaten mesuji nomor 06 Tahun 2013 tentang tata cara pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa Serta Pengangkatan Penjabat Kepala Desa di kabupaten Mesuji yang ditetapkan dengan peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana dirubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Nomor 38 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4493) yang telah ditetapkan menjadi Undang- Undang dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Nomor 10 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 2. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4933) 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PERATURAN BUPATI MESUJI
NOMOR 22 TAHUN 2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 06
TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN,
PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
SERTA PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MESUJI,
Menimbang : bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan peraturan Daerah Kabupaten Mesuji Nomor 06
Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, Pelantikan Dan
Pemberhentian Kepala Desa Serta Pengangkatan Penjabat Kepala Desa yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mesuji, perlu diatur
petunjuk pelaksanaan peraturan daerah mesuji kabupaten mesuji nomor 06 Tahun 2013 tentang tata cara pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan,
Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa Serta Pengangkatan Penjabat Kepala Desa di kabupaten
Mesuji yang ditetapkan dengan peraturan Bupati;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana dirubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Nomor 38 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4493) yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 (Lembaran Negara Nomor 10 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
2. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Mesuji di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 186, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4933)
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
2
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Nomor 82 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa (Lembaran Negara Nomor 158 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4657);
5. Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah antara pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
6. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang pengesahan, Pengundangan dan penyebarluasan
Peraturan Perundang-undangan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2001 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.
8. Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji Nomor 37 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Mesuji ( Lembaran Daerah Nomor 48 Tahun 2012, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 48 Tahun 2012);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji Nomor 06 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemilihan, Dan
Pemberhentian Kepala Desa Serta Pengangkatan Penjabat Kepala Desa (Lembaran Daerah Nomor 59 Tahun 2013, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 59
Tahun 2013).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI MESUJI TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN,
PENGESAHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA SERTA PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA DI
KABUPATEN MESUJI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Mesuji.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mesuji.
3. Bupati adalah Bupati Mesuji.
3
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mesuji.
5. Sekretaris Daerah Kabupaten adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Mesuji.
6. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah
Kabupaten Mesuji.
7. Desa adalah Kesatuan Masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan
oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
10. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah
Lembaga yang merupakan perwujudan Demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
11. Penjaringan adalah upaya yang dilakukan oleh panitia pemilihan
untuk mendapatkan bakal calon dari warga masyarakat setempat
sesuai persyaratan.
12. Bakal calon Kepala Desa adalah warga masyarakat Desa yang
berdasarkan penjaringan oleh Panitia Pemilihan ditetapkan sebagai
Bakal Calon Kepala Desa.
13. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan
untuk mendapatkan Calon Kepala Desa baik dari segi administrasi,
kemampuan ataupun kepemimpinan para bakal calon.
14. Calon yang berhak dipilih adalah Calon Kepala Desa yang telah
ditetapkan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atas usul
Panitia Pemilihan dan mendapatkan rekomendasi persetujuan
Bupati.
15. Calon terpilih adalah Calon Kepala Desa yang memperoleh suara
terbanyak dalam pemilihan/ pemungutan suara.
16. Penjabat Kepala Desa adalah perangkat desa atau pejabat lainnya
yang diangkat oleh Bupati berdasarkan usulan Badan
Permusyawaratn Desa (BPD) untuk melaksanakan hak, wewenang
dan kewajiban sebagai Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu atau
sampai dengan dilantiknya Kepala Desa hasil pemilihan.
17. Tim Pengawas adalah Tim Pengawas terhadap seluruh kegiatan
terhadap seluruh kegiatan dalam proses Pemilihan Kepala Desa pada
4
Kabupaten Mesuji yang anggotanya secara Ex-Officio adalah pejabat
struktural pada Pemerintah Kabupaten Mesuji.
18. Panitia Pemilihan Kepala Desa adalah panitia yang bertugas
menyelenggarakan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa yang
dibentuk oleh Badan Pemerintahan Desa (BPD) setelah melalui
musyawarah bersama dengan aparatur Desa.
19. Pemilih adalah penduduk Desa setempat yang telah memenuhi
persyaratan untuk mempergunakan hak pilihnya.
20. Daftar Pemilih adalah daftar yang memuat nama-nama penduduk
Desa yang ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.
21. Hak pilih adalah hak yang dimiliki oleh pemilih untuk memilih
Kepala Desa.
22. Kampanye adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih
dengan menawarkan visi, misi, dan program calon.
23. Saksi adalah penduduk Desa setempat yang mempunyai hak pilih
yang ditunjuk dan diusulkan oleh calon Kepala Desa untuk
menyaksikan dan mencatat serta melakukan koreksi terhadap proses
pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara.
24. Rapat pleno adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota Panitia
Pemilihan Kepala Desa untuk menetapkan bakal calon yang berhak
dipilih dan calon terpilih untuk diusulkan kepada Badan
Permusyawaratan desa (BPD).
25. Surat suara adalah lembaran kertas yang memuat nama, foto dan
nomor urut calon yang ukuran dan bentuknya ditentukan oleh
panitia pemilihan;
BAB II
PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA
Bagian Pertama
Masa Persiapan
Pasal 2
(1) BPD Memberitahukan secara tertulis kepada kepala Desa mengenai
akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa 6 (Enam) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan.
(2) BPD memproses pemilihan Kepala Desa paling lama 4 ( Empat) bulan
sebelum berakhir masa jabatan kepala Desa.
(3) Apabila 3 (Tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala
Desa,Ternyata BPD belum melaksanakan ketentuan sebagaimana di
5
maksud dalam ayat (2), maka camat berkewajiban menfasilitasi dan
dapat mengambil alih proses pembentukan Panitia Pemilihan Kepala
desa.
Bagian Kedua
Pasal 3
(1) BPD mengadakan rapat bersama pemerintah Desa dan Tokoh
Masyarakat dihadiri Camat sebagai fasilitator untuk membentuk
Panitia Pemilihan Kepala Desa.
(2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
keanggotaannya terdiri dari Unsur Perangkat Desa,Pengurus
Lembaga kemasyarakatan Desa dan tokoh Masyarakat.
(3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Keputusan Camat yang dituangkan dalam bentuk berita
Acara Hasil Rapat dan disampaikan kepada Bupati Mesuji melalui
Camat.
Pasal 4
(1) Apabila diantara anggota panitia pemilihan ada yang ditetapkan
sebagai bakal calon atau berhalangan tetap, maka yang
bersangkutan diberhentikan dan digantikan dari unsur perangkat
Desa atau Pengurus Lembaga Kemasyarakatan atau Tokoh
Masyarakat lain berdasar Keputusan BPD yang dituangkan dalam
bentuk Berita Acara Hasil Rapat.
(2) Berhalangan Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tidak
dapat menjalankan tugas sebagai Panitia Pemilihan Kepala Desa
seperti meninggal dunia dan sakit permanen.
Pasal 5
Setelah panitia Pemilihan Kepala Desa dibentuk,paling lama 5 ( Lima )
hari kalender Panitia Pemilihan Kepala Desa menetapkan lokasi
sekretariat Panitia Pemilihan Kepala Desa dan menyusun tahapan
pelaksanaan pemilihan Kepala Desa yang meliputi:
a. Sosialisasi pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa;
b. Pendataan mata pilih;
c. Pendataan pemilih;
1) Jadwal Pemilih sementara;
2) Jadwal Pengumuman Pemilih Sementara
3) Jadwal Pendaftaran Pemilih Tambahan;
6
4) Jadwal Pengumuman daftar pemilih tambahan;
d. Penjaringan Bakal Calon Meliputi;
1) Pengummuman Pendaftaran bakal Calon
2) Penerimaan Bakal Calon Kepala Desa.
e. Penyaringan bakal calon meliputi:
1) Pemeriksaan dan penelitian berkas persyaratan bakal calon
kepala Desa;
2) Penetapan Calon Kepala Desa;
f. Musyawarah panitia pemilihan dengan calon kepala Desa.
g. Penetapan Pemilih:
1) Jadwal musyawarah penetapan daftar pemilih tetap;
2) Jadwal pengesahan daftar pemilih tetap
3) Jadwal pengumuman daftar pemilih tetap
h. Kampanye
i. Waktu pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara;
j. Penetapan dan usulan calon terpilih.
Bagian Ketiga
Susunan,Tugas,dan Kewajiban Panitia Pemilihan
Pasal 6
(1) Susunan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
ayat (2) berjumlah ganjil/gasal yaitu sebagai berikut :
a. Ketua Merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota;
c. Bendahara merangkap anggota;
d. Wakil bendahara merangkap anggota;
e. Beberapa anggota yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan.
(2) Penentuan kedudukan dalam panitia pemilihan ditetapkan dalam
musyawarah mufakat dan/atau melalui mekanisme pemilihan.
(3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
tugas:
a. Mengadakan sosialisasi pelaksanaan pemilihan.
b. Meneliti,menetapkan dan mengumumkan daftar pemilih
sementara dan daftar pemilih tambahan.
7
c. Meneliti,mengesahkan, dan mengumumkan daftar pemilih
sementara dan daftar pemilih tambahan menjadi daftar pemilih
tetap.
d. Menerima pendaftaran bakal calon sesuai dengan persyaratan;
e. Melakukan pemeriksaan dan penelitian persyaratan bakal calon;
f. Mengajukan rencana biaya pelaksanaan pemilihan kepala Desa
yang disampaikan kepada camat wilayah setempat;
g. Menetapkan dan mengumumkan nama-nama calon kepala desa
yang telah ditetapkan dengan keputusan Bupati;
h. Mengelola biaya pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara
efisien,Efektif,transparan dan akuntabel;
i. Menyusun peraturan panitia pemilihan tentang tata tertib
pemilihan kepala Desa;
j. Mengundi dan menetapkan nomor dan tanda gambar Kepala
Desa;
k. Menetapkan tata cara kampanya;
l. Menyiapkan surat suara sesuai dengan daftar pemilih yang telah
disyahkan;
m. Menetapkan rencana pelaksanaan pemungutan suara;
n. Mengumumkan daftar pemilih yang sudah disyahkan dipapan
pengumuman Kantor Des,Setiap Rukun Keluarga dan/atau
tempat lain yang strategis;
o. Menentukan,mengumumkan tempat dan waktu pelaksanaan
pemungutan suara;
p. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan administrasi untuk
keperluan pemilihan kepala Desa;
q. Melaksanakan pemungutan suara dengan tertib, aman, lancar,
teratur, langsung, umum, bebas, dan rahasia;
r. Melakukan penghitungan suara secara cermat,transparan dan
tertib;
s. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapiltulasi penghitungan
suara;
t. Membuat berita acara Pemilihan Kepala Desa, yang meliputi
berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara;
u. Melaporkan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dan hasil
penghitungan suara kepada BPD;
v. Mengumumkan hasil penghitungan suara yang telah ditetapkan
oleh BPD;
(4) Panitia Pemilihan Sebagaimana di maksud pada ayat (1) mempunyai
kewajiban;
a. Memperlakukan calon Kepala Desa Secara Adil
8
b. Menyampaikan laporan setiap tahapan pemilihan kepada BPD;
c. Mempertanggungjawabkan penggunaan biaya pemilihan Kepala
Desa dengan bukti-bukti pendukung BPD.
(5) Panitia pemilihan Kepala Desa dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada BPD.
BAB III
PENDAFTARAN PEMILIH
Bagian Pertama
Pemilih
Pasal 7
(1) Syarat-Syarat Pemilih adalah :
a. Terdaftar secara sah sebagai penduduk desa yang
bersangkutan,sekurang-kurangnya 6 (Enam) bulan dengan Tidak
terputus-putus;
b. Sudah mencapai usia 17 (tujuh Belas) tahun pada saat
pemungutan suara atau sudah pernah kawin yang dibuktikan
dengan akte nikah;
c. Tercantum sebagai pemilih DPT;
d. Tidak terganggu jiwa/ingatannya;
e. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap;
f. Tidak sedang menjalani hukuman pidana kurungan berdasarkan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
g. Tidak pernah terlibat baik langsung maupun tidak langsung
dalam suatu kegiatan menghianati Negara Kestuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 seperti gerakan sparatis,gerakan inskonstitusional
untuk mengubah Dasar Negara dan mellanggar Undang-Undang
Dasar 1945 kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Seorang Pemilih hanya di Daftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih.
(3) Seseorang yang telah terdaftar dalam DPT,ternyata tidak lagi
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak dapat
menggunakan hak pilihnya.
Pasal 8
9
(1) Panitia Pendaftaran pemilih dicatat dalam daftar pemilih dan
diberikan tanda bukti pendaftaran yang ditanda tangani oleh petugas
pendaftar.
(2) Panitia Pendaftar sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)
dilaksanakan selama 15 (Lima Belas) hari kalender,selanjutnya
ditetapkan menjadi daftarpemilih sementara.
(3) DPS yang telah ditetapkan diumumkan di kantor/Balai Desa. Atau
tempat strategis lainnya selama 7 (Tujuh) hari kalender, terhitung
sejak ditetapkan DPS untuk memberi kesempatan pemilih yang
masih belum terdaftar.
(4) Dalam jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), pemilih yang memenuhi syarat dapat mengajukan perbaikan
kepada panitia pemilihan mengenai :
a. Penulisan Nama dan/atau identitas lainnya;
b. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
c. Pemilih terdaftar ganda;
d. Pemilih yang terdaftar tetapi tidak memenuhi syarat sebagai
pemilih;
e. Pemilih yang telah memenuhi syarat tetapi belum terdaftar.
Pasal 9
Bagi pemilih yang namanya belum terdaftar dalam DPS, pemilih/Anggota
Keluarganya secara aktif melaporkan kepada panitia pemilihan untuk
didaftarkan sebagai pemilih tambahan.
Pasal 10
(1) Panitia Pemilihan mencatatat data/nama pemilih tambahan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ke dalam DPTam.
(2) Pencatatan data pemilih dalam DPTam dilaksanakan plaing lama &
(Tujuh) hari kalender terhitung sejak pengumuman DPS berakhir.
(3) DPTam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diumumkan, oleh
panitia pemilihan dikantor/Balai Desa, Rukun Keluarga dan/atau
Rukun Tetangga, di tempat-tempat yang strategis lainnya selama 7
(Tujuh) hari kalender terhitung sejak penetapan DPTam untuk
mendapat tanggapan dari masyarakat.
(4) Dalam wktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3),pemilih tambahan
dapat mengajukan usul atas perbaikan penulisan nama dan/atau
identitas lainnya.
10
(5) Apabila usul sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diterima,
dalam jangka waktu selama-lamanya 2 (dua) hari kalender panitia
pemilihan mengadakan perbaikan DPTam.
Bagian Kedua
Penetapan Daftar Pemilih
Pasal 11
(1) Panitia Pemilihan, Calon Kepala Desa dan saksi mengadakan
musyawarah untuk menetapkan Daftar Pemilih Tetap.
(2) Apabila setelah penetapan DPTam masih terdaftar, maka sesuai hasil
musyawarah, pemilih tersebut dimasukan dalam daftar pemilih baru
yang dituangkan dalam berita acara.
(3) DPS,DPTam dan daftar pemilih baru sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), ditetapkan menjadi daftar pemilih tetap oleh panitia
pemilihan.
(4) Daftar Pemilih tetap yang telah ditetapkan, pada masing-masing
lembar di paraf oleh calon kepala Desa disahkan oleh ketua dan
sekretaris panitia pemilihan serta diumumkan dikantor/Balai Desa,
Rukun Keluarga atau ditempat-tempat strategis lainnya.
Pasal 12
Daftar Pemilih Tetap digunakan sebagai dasar pembuatan undangan,
surat suara, formulir-formulir, dan alat kelengkapan pemilihan lainnya.
Pasal 13
(1) Yang Berhak memilih dalam pemilihan Kepala Desa adalah pemilih
yang telah tercantum dalam daftar pemilih tetap dan diumumkan
terakhir oleh panitia pemilihan.
(2) Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak
dilakukan perubahan dengan alasan apapun.
Pasal 14
Apabila Terjadi perubahan waktu pelaksanaan pemungutan suara, maka
yang dijadikan dasar syarat pemilih sebagaimana di maksud dalam pasal
7 ayat (1) huruf b, adalah sudah mencapai 17 (Tujuh Belas) tahun pada
11
pemungutan suara sesuai dengan waktu yang dijadwalkan pertama kali
oleh panitia pemilihan.
BAB IV
TATA CARA PENCALONAN KEPALA DESA
Bagian Pertama
Persyaratan Calon Kepala Desa
Pasal 15
(1) Yang Dapat Menjadi Calon Kepala Desa adalah penduduk desa
setempat Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi
persyaratan :
a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia kepada pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia, Pemerintah serta pemerintah
daerah;
c. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah lanjutan tingkat
pertama dan/atau sederajat.
d. Berusia paling rendah 25 ( Dua Puluh Lima ) tahun dan paling
tinggi 60 (Enam Puluh) tahunterhitung sejak tanggal pendaftaran
calon kepala Desa dibuktikan dengan Akte kelahiran.
e. Nyata-nyata tiak terganggu jiwanya atau ingatannya;
f. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
g. Penduduk Desa setempat yang bertempat tinggal di Desa
bersangkutan;
h. Tidak pernah di jatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
paling lama 5 (lima ) tahun atau lebih;
i. Tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan
yang mempunyai hukum tetap;
j. Belum pernah menjabat sebagai kepala Desa paling lama dua kali
masa jabatan secara berturut-turut maupun tidak;
k. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dibuktikan dengan surat
keterangan dokter yang bekerja pada pemerintah;
l. Terdaftar sebagai penduduk desa setempat secara sah minimal 2
(dua) tahun tidak terputus-putus kecuali Putra Desa terlebih
dahulu bertempat tinggal sah dibuktikan dengan Akte kelahiran;
m. Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan Surat keterangan oleh
pejabat yang berwenang;
12
n. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa
setempat;
(2) Setiap bakal Calon kepala Desa wjib melmpirkan dukungan
masyarakat sekurang-kurangnya 13% (Tiga Belas Persen) dari jumlah
mata pilih sementara di Desa setempat denagn dibuktikan oleh
fotocopy tanda penduduk.
(3) Pemberian dukungan masyarakat terhadap calon Kepala Desa
sebagaimana di maksud dalam ayat (2) setiap pemilih hanya
memberikan satu dukungan kepada bakal calon kepala Desa.
(4) Apabila pemberian dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
setiap pemilih memberikan lebih dari 1 (satu) dukungan maka
panitia pemilihan mencoret nama tersebut.
(5) Tidak menjabat sebagai penjabat kepala Desa,Anggota panitia
pemilihan dan panwas pilkades yang periode jabatannya sama
dengan waktu pelaksanaan pemilihan, meskipun telah
mengundurkan diri dari jabatannya.
(6) PNS atau Anggota TNI/POLRI yang mencalonkan diri senagai Kepala
Desa selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan Ayat (2) juga harus memiliki surat ijin tertulis dari
instansi induknya.
Pasal 16
Setiap Penduduk Desa atau Putra Desa yang berminat menjadi Bakal
(2) Sebelum undangan disampaikan kepada pemilih, Panitia Pemilihan
Kepala Desa melaksanakan :
a. Pengecekan undangan untuk mengetahui jumlah lembar
undangan,selanjutnya dibuatkan berita acara yang ditanda
tangani oleh Panitia pemilihan dan calon Kepala Desa;
b. Undangan di tanda tangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dan
dibubuhi stempel Panitia Pemilihan;
(3) Penyampai undangan kepada pemilih dilakukan dengan cara :
a. Harus didampingi oleh oleh Kepala Rukun Keluarga dan saksi
dari masing-masing Calon kepala Desa.
b. Setiap undangan yang disampaikan kepada pemilih harus disertai
dengan tanda terima.
(4) Bagi penduduk Desa yang namanya tercantum dalam DPT tetapi
belum menerima undangan, dapat meminta kepada panitia
pemilihan.
(5) Bagi penduduk Desa yang namanya tercantum dalam DPT tetapi
belum menerima undangan, dapat meminta kepada panitia
pemilihan.
Bagian Keenam
Pelaksanaan Pemungutan suara
Pasal 38
(1) BPD,Panitia Pemilihan, Calon Kepala Desa dan Saksi masing-masing
Calon Kepala Desa hadir ditempat pemungutan suara paling lambat
45 (Empat Puluh Lima) menit sebelum pelaksanaan pemungutan
suara dimulai.
23
(2) Pada saat dilaksanakan pemungutan suara, Calon Kepala Desa hadir
di TPS dan menempati tempat duduk yang disediakan oleh Panitia
pemilihan.
(3) Calon Kepala Desa yang tidak dapat hadir di TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), wajib menyampaikan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan kehadirannya digantikan dengan photo
terbaru yang bersangkutam berwarna ukuran 20 (Dua Puluh) R.
(4) Gambar atau Photo Calon Kepala Desa penempatannnya harus
sesuai dengan nomor urut yang ada dalam surat suara.
(5) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, ketua panitia membuka
secara resmi Pemilihan Kepala Desa dan memberikan penjelasan-
penjelasan antar lain :
a. Mengenai tata cara pemungutan suara;
b. Waktu pelaksanaan pemungutan suara;
c. Nama Calon Kepala Desa;
d. Nomor Urut dan gambar Calon Kepala Desa;
e. Jumlah Hak pilih dan mat pilioh;
f. Suara sah dan suara tidah sah;
g. Ketentuan calon terpilih;
Pasal 39
Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, panitia pemilihan
berkewajiban menjaminagar tata demokrasi pancasila dapat berjalan
secara langsung, umum, bebas dan rahasia, jujur dan adil.
Pasal 40
(1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara,panitia pemilihan
melakukan kegiatan dengan urutan sebagai berikut:
a. Panitia pemilihan memanggil saksi-saksi dari masing-masing
Calon Kepala Desa untuk melaksanakan tugas sesuai yang
tercantum dalam surat tugas dari Calon Kepala Desa;
b. Membuka segel kotak suara;
c. Mengeluarkan surat suara;
d. Memperlihatkan kepada pemilih dan Calon bahwa kotak suara
dalam keadaan kosong;
e. Menutup.mengunci,dan menyegel kotak suara dengan
menggunakan kertas yang dibubuhi cap atau Stempel panitia
pemilih;
24
f. Memperlihatkan Surat Suara kepada Calon Kepala Desa atau
saksi.
(2) Para pemilih agar membawa undangan sesuai dengan nama yang
tertera dalam undangan dan masuk ke pintu TPS sesuai dengan yang
tertera dalam surat undangan.
(3) Pada saat masuk kedalam TPS,pemilih agar menyerahkan undangan
kepada panitia pemilih yang berada dipintu masuk untuk dicocokkan
dengan DPT.
(4) Apabila undangan telah sesuai, maka panitia pemilihan memberikan
1 (satu) lembar surat suara yang telah ditanda tangani oleh Ketua
Panitia Pemilihan dan dibubuhi cap Panitia Pemilihan.
(5) Apabila surat suara yang diterima pemilih dalam keadaan cacat atau
rusak maka pemilih berhak meminta surat suara yang baru setelah
menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak.
(6) Surat suara yang cacat atau rusak sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dibuatkan berita acara.
(7) Setelah pemilih menerima surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), pemilih menuju bilik suara untuk menentukan hak pilihnya
dengan cara mencoblos salah satu gambar atau photo Calon kepala
Desa sesuai pilihannya dengan menggunakan paku atau alat lain
yang telah disediakan oleh panitia pemilih.
(8) Apabila pemilih melakukan pencoblosan tidak menggunakan paku
atau alat lain yang disediakan oleh pemilih, maka akan
mengakibatkan surat suara tidak sah.
(9) Setiap pemilih hanya mempunyai 1 (satu) hak suara dan tidak dapat
diwakilkan kepada orang lain dengan alasan apapun.
(10) Setelah pemilih melaksanakan pencoblosan, surat suara dilipat
kembali sesuai dengan lipatan semula, kemudian dimasukkan
kedalam kotak surat suara yang telah disediakan, selanjutnya
pemilih menuju pintu keluar dan mencelupkan sal;ah satu jari
tangan pada tinta yang telah di sediakan.
Pasal 41
(1) Bagi pemilih yang mempunyai halangan fisik dan kesulitan
menggunakan hak pilihnya, dibantu oleh Panitia Pemilihan dan
dapat didampingi anggota keluarga.
(2) Panitia pemilihan dan anggota keluarga yang membantu pemilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib merahasiakan pilihan
pemilih yang bersangkutan.
25
Bagian Ketujuh
Persiapan Penghitungan Suara
Pasal 42
(1) Tiga puluh menit sebelum pemungutan suara berakhir, Panitia
Pemilihan mengumumkan :
a. Pemungutan suara akan segera ditutup;
b. Kepada BPD, Panitia Pemilihan, Calon Kepala Desa, saksi dan
pemilih yang belum menggunakan hak pilihnya untuk segera
menggunakan hak pilihnya;
c. Apabila pemungutan suara telah ditutup, maka pemilih yang
belum hadir kehilangan hak pilihnya.
(2) Apabila pemungutan suara telah mencapai batas waktu yang telah
ditentukan. Maka pemungutan suara ditutup dan dilanjutkan
dengan penghitungan suara.
(3) Setelah pemungutan suara ditutup, panitia pemilihan dan Calon
Kepala Desa serta saksi menandatangani berita acara pemungutan
suara, yang menyatakan bahwa pemungutan suara telah berjalan
aman,tertib,lancar,jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(4) Setelah berita acara pemungutan suara ditandatangani, ketua panitia
pemilih memberikan penjelasan kembali mengenai mekanisme
pelaksanaan penghitungan suara.
(5) Setelah ketua panitia pemilihan selesai memberikan penjelasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilanjutkan dengan
penandatanganan berita acara oleh panitia pemilihan. Tim pengawas
dan Calon kepala Desa yang isinya :
a. Kotak suara dalam keadaan utuh baik segel maupun kuncinya;
b. Penghitungan suara dapat dilaksanakan;
c. Kesiapan menerima hasil penghitungan suara dan
menandatangani berita acara hasil penghitungan suara;
d. Saksi bersedia tidak meninggalkan tempat penghitungan suara
dari awal penghitungan suara sampai diumumkan hasil
penghitungan suara oleh ketua panitia.
26
Bagian Kedelapan
Pelaksanaan Penghitungan Suara
Pasal 43
(1) Sebelum pelaksanaan penghitungan suara, panitia pemilihan
memeriksa kelengkapan sarana dan prasarana penghitungan suara.
(2) Panitia pemilihan memanggil saksi dari masing-masing Calon Kepala
Desa, untuk melaksanakan tugas sesuai yang tercantum dalam surat
Tugas dari Calon kepala Desa.
(3) Tim pengawas, panitia pemilihan dan saksi masing-masing calon
kepala Desa melakukan beberapa hal sebagai berikut :
a. Menghitung surat suara dalam keadaan tertutup dan
mencocokkan dengan jumlah undangan yang masuk di depan
para saksi.
b. Apabila terjadi selisih atau perbedaan dalam jumlah surat suara
dan undangan masuk maka diputuskan berdasarkan hasil
kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya.
(4) Apabila jumlah surat suara dan undangan yang masuk terjadi
selisih, dilakukan penghitungan ulang satu kali lagi dan jika tetap
terjadi selisih dimusyawarahkan untuk disepakati antara para calon
yang dituangkan dalam berita acara dengan terlebih dahulu
berkonsultasi dengan pengawas.
(5) Dalam hal panitia pemilihan dan saksi telah selesai melaksanakan
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4),
penghitungan suara dilakukan oleh panitia pemilih dengan
disaksikan oleh saksi masing-masing calon, tim pengawas dan
masyarakat yang hadir.
(6) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dilakukan
dengan cara :
a. Surat suara dibaca satu persatu secara terbuka dihadapan saksi
dan tim pengawas;
b. Surat suara yang telah dibaca, dilipat kembali, dipisahkan
menurut perolehan masing-masing Calon Kepala Desa, termasuk
surat suara yang tidak sah selanjutnya dimasukan ke kantong
atau tas plastik atau tempat lain yang telah disediakan oleh
panitia pemilihan;
c. Hasil penghitungan suara ditulis pada lembar perolehan suara
dipapan penghitungan yang telah disediakan oleh panitia
pemilihan.
(7) Hasil penghitungan suara yang sah adalah hasil penghitungan suara
yang tertulis pada lembar perolehan suara dipapan penghitungan
sebagaiman dimaksud pada ayat (6) huruf c.
27
(8) Apabila terjadi sesuatu hal yang menyebabkan pelaksanaan
penghitungan suara tidak dapat dilakukan ditempat yang telah
ditentukan oleh panitia pemilih karena suatu peristiwa kahar , maka
panitia pemilihan dapat memindahkan lokasi penghitungan suara
ditempat lain yang memungkinkan untuk dilakukan penghitungan
suara dengan suatu berita acara dengan terlebih dahulu
berkonsultasi dengan tim pengawas.
Pasal 44
(1) Setelah penghitungan suara,panitia pemilihan bersama Calon kepala
Desa dan/atau saksi menandatangani Berita Acara penghitungan
suara.
(2) Berita Acara penghitungan suara yang tidak ditanda tangani oleh
Calon Kepala Desa dan/atau saksi tetap dinyatakan sah.
(3) Ketau panitia pemilihan mengumumkan berita acara hasil perolehan
suara untuk masing-masing calon kepala desa.
(4) Perhitungan suara dinyatakan telah selesai apabila ketua panitia
pemilihan mengumumkan berita acara hasil perolehan suara
sebagaimana di maksud dalam ayat (3).
Pasal 45
(1) Surat suara dinyatakan tidak sah apabila :
a. Tidak memakai surat suara yang telah ditentukan;
b. Tidak terdapat tanda tangan ketua panitia pemilihan atau yang
mewakili pada surat suara;
c. Terdapat tanda lain selain tanda yang telah ditetapkan;
d. Memnerikan suara lebih dari 1 (satu) orang Calon Kepala Desa
yang berhak dipilih;
e. Menentukan calon Kepala Desa selain Calon Kepala Desa yang
telah ditentukan;
f. Mencoblos surat suara tidak tepat pada bagian kotak/gambar
yang disediakan di surat suara;
g. Mencoblos surat suara tidak dengan alat pencoblos yang telah
disediakan;
h. Tidak dicoblos sama sekali;
i. Surat suara dalam keadaan cacat atau rusak;
(2) Alasan-alasan yang menyebabkan surat suara tidak dijelaskan
kepada pemilih pada saat berlangsungnya pelaksanaan pemungutan
suara.
28
(3) Surat suara dinyatakan sah apabila surat suara yang diterima
kembali dari pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya dalam
keadaan baik dan didalam salah satu kotak pembatas tanda
gambar/photo terdapat lubang bekas tusukan/coblosan dengan alat
pencoblos yang telah ditentukan oleh pemilih.
Bagian Kesembilan
Prosedur Laporan Dugaan Pelanggaran Setiap Tahapan Pemilihan Kepala
Desa
Pasal 46
(1) Dalam hal dijumpai permasalahan dan/atau pelanggaran pada setiap
tahapan Pemilihan Kepala Desa, masyarakat Desa dan/atau Calon
Kepala Desa melaporkan kepada tim pengawas.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara
tertulis sekurang-kurangnya berisi :
a. Nama dan alamat pelapor;
b. Waktu dan tempat kejadian perkara;
c. Nama dan alamat pelanggar;
d. Nama dan alamat sakai-saksi;
e. Uraian kejadian.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada
tim pengawas selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak
terjadinya dugaan pelanggaran.
Pasal 47
(1) Tim pengawas mengkaji laporan setiap laporan pelanggaran yang
diterima .
(2) Tim pengawas memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak
menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah laporan diterima.
(3) Dalam hal tim pengawas memerlukan keterangan tambahan dari
pelapor untuk melengkapi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dilakukan paling lambat 14 (empat Belas) hari setelah laporan
diterima.
(4) Dalam hal laporan yang bersifat semgketa dan tidak mengandung
unsur pidana,diselesaikan oleh tim pengawas.
(5) Dalam hal laporan yang bersifat sengketa mengandung unsur tindak
pidana, penyelesaiannya diteruskan kepada aparat penyidik.
29
(6) Tim pengawas memantau perkembangan kasus yang diteruskan
kepada aparat penyidik.
(7) Laporan yang mengandung unsur pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang
berakibat Calon terpilih tidak memenuhi persyaratan ditindaklanjuti
dengan pembatalan calon oleh Bupati.
BAB V
CALON KEPALA DESA TERPILIH
Pasal 48
Calon kepala Desa dinyatakan terpilih apabila telah memperoleh
dukungan suara terbanyak.
BAB VI
PEMILIHAN KEPALA DESA ULANG
Pasal 49
(1) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Calon Kepala Desa yang
memperoleh dukungan suara terbanyak dengan jumlah perolehan
yang sama, maka pemilihan Kepala Desa diulang dengan pemilihan
putaran kedua dan hanya diikuti oleh Calon Kepala Desa yang
mendapat dukungan suara terbanyak dengan jumlah perolehan yang
sama.
(2) Pemilihan ulang putaran kedua sebagaimana di maksud pada ayat
(1), dilaksanakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender
sejak penandatangan berita acara penghitungan suara.
(3) Dalam hal setelah dilaksanakan pemilihan ulang putaran kedua
masih terdapat perolehan suara terbanyak yang sama, maka
dilaksanakan putaran selanjutnya, sampai dengan didapatkan calon
kepala desa yang memperoleh suara terbanyak.
(4) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
penandatanganan berita acara penghitungan suara sebelumnya.
30
BAB VII
PENETAPAN CALON KEPALA DESA TERPILIH
Pasal 50
(1) Panitia pemilihan melaporkan hasil pemilihan Kepala Desa dilampiri
berita acara pemungutan Suara dan penghitungan suara kepada BPD
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender setelah pelaksanaan
perhitungan suara.
(2) Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya laporan dari
panitia pemilihan, BPD menetapkan Calon Kepala Desa terpilih
berdasarkan laporan dan berita acara penghitungan suara yang
disampaikan oleh panitia pemilihan.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
panitia pemilihan tidak melaporkan hasil pemilihan kepala
Desa,maka BPD menetapkan calon kepala Desa terpilih setelah
berkoordinasi dengan tim pengawas dan Bupati melalui Camat
setempat.
(4) Penetapan calon Kepala Desa terpilih sebagaimana di maksud pada
ayat (2) dan (3) dituangkan dalam keputusan BPD.
BAB VIII
PENGESAHAN DAN PELANTIKAN
Bagian Pertama
Pengesahan
Pasal 51
(1) Paling 3 (tiga) hari kalender sejak ditetapkannya Calon Kepala Desa
terpilih sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 ayat (4), BPD
mengajukan usul pengesahan kepada Bupati melalui camat dengan
melampirkan :
a. Asli dan foto copy keputusan BPD tentang penetapan Calon
Kepala Desa Terpilih;
b. Asli dan fotocopy berita acara pelaksanaan Pemilihan Kepala
Desa.
c. Asli dan Fotocopy berita acara penghitungan suara;
d. Foto copy berkas calon Kepala Desa terpilih;
(2) Setelah dilakukan pemeriksaan secara seksama terhadap usulan
pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tidak ditemui
adanya permasalahan baik sebelum,selama, dan sesudah
pelaksanaan pemilihan, Bupati dengan keputusan Bupati
31
mengesahkan pengangkatan Kepala Desa Terpilih selambat-
lambatnya 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak di
disampaikannya keputusan BPD tentang penetapan Calon kepala
Desa terpilih oleh Camat wilayah setempat.
(3) Apabila BPD tidak mengajukkan usul pengesahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka Bupati mengambil alih semua
permasalahan pemilihan Kepala Desa termasuk penetapan Calon
Terpilih setelah mempertimbangkan masukan dari tim pengawas,
panitia pemilihan dan camat.
(4) Apabila dalam 7 (tujuh) hari kalender setelah pemungutan dan
penghitungan suara,panitia pemilihan tidak melaporkan kepada BPD
dan BPD tidak mengajukan usulan pengesahan Kepala Desa terpilih
kepada Bupati melalui Camat, maka Bupati mengambil alih semua
pelaksanaan pemilih dan menetapkan keputusan.
Bagian Kedua
Pelantikan
Pasal 52
(1) Kepala Desa terpilih dilantik selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kalender, setelah diterbitkannya keputusan Bupati.
(2) Pelantikan kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dilaksanakan di Desa tempat pemilihan dihadapan masyarakat atau
tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati.
(3) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa mengucapkan
sumpah/janji.
(4) Bunyi Sumpah/janji Kepala Desa adalah sebagai berikut :
"Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-
baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala Peraturan Perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia".
Pasal 53
Pengucapan sumpah/janji dan pelantikan kepala Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 52, kepala desa yang akan dilantik menggunakan pakaian Dinas Upacara (PDU) berwarna putih lengkap dengan atribut.
32
BAB IX
MASA JABATAN
Pasal 54
Masa jabatan kepala Desa adalah 6 (Enam) tahun terhitung sejak tanggal
pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
BAB X BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 55
(1) Biaya pemilihan kepala Desa dibebankan kepada anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten Mesuji dan Anggaran
pendapatan dan belanja Desa setempat.
(2) Besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan kemampuan keuangan daerah dan/atau Desa.
(3) Dalam hal biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
belum mencukupi pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, Panitia
Pemilihan dapat meminta bantuan dan/atau sumbangan pihak
ketiga yang sifatnya tidak mengikat.
(4) Besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disesuaikan
secara rasional dengan kekurangan kebutuhan biaya pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa.
(5) Panitia Pemilihan menetapkan besaran rencana biaya pemilihan dan
disampaikan kepada BPD untuk mendapatkan persetujuan.
(6) Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3)
diarahkan penggunaannya untuk honorarium panitia pemilihan,
biaya administrasi, pengadaan bahan cetakan dan bahan-bahan
administrasi lainnya disesuaikan dengan kebutuhan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pemilihan kepala Desa.
(7) Biaya pemilihan dilarang dibebankan kepada Calon Kepala Desa
dengan alasan apapun.
BAB XI
PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
Pasal 56
(1) Kepala Desa berhenti karena: a. meninggal dunia; b. atas permintaan sendiri;
c. diberhentikan.
33
(2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c karena: a. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik menjadi pejabat
yang baru;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Kepala Desa; d. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan; e. tidak melaksanakan kewajiban Kepala Desa; dan/atau
f. melanggar larangan bagi Kepala Desa.
Pasal 57
(1) Usul pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) huruf a, huruf b dan ayat (2) huruf a dan huruf b diusulkan oleh pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat
berdasarkan keputusan musyawarah BPD.
(2) Paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan
Kepala Desa, BPD mengusulkan pemberhentian kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 ayat (2) huruf a.
(3) Apabila 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala Desa,BPD belum mengusulkan pemberhentian kepala desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 ayat (2) huruf a, maka bupati memberhentikan dengan hormat kepala Desa dengan keputusan
Bupati, terhitung mulai berakhirnya masa jabatan.
(4) Usul pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 51 ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui camat berdasarkan keputusan musyawarah BPD yang dihadiri 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota
BPD.
(5) Pengesahan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak usulan diterima.
(6) Sejak usulan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati mengangkat penjabat kepala Desa.
(7) Kepala Desa yang tidak dapat menjalankan tugas, wewenang dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) huruf b
dikarenakan sakit sampai dengan 6 (enam) bulan berturut-turut, maka atas usul Camat sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1),
Bupati dapat menunjuk Sekretaris Desa atau perangkat desa lainnya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa.
(8) Apabila berdasarkan keterangan dokter atau Tim penguji kesehatan,
kepala desa sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (3) belum dapat
menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya, maka atas usul BPD, Bupati dapat memberhentikan yang bersangkutan dari jabatannya dan menetapkan Penjabat Kepala Desa.
Pasal 58
(1) Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui
usulan BPD apabila dinyatakan berstatus tersangka karena diduga melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, dan/atau tindak pidana terhadap keamanan Negara.
34
(2) Kepala Desa diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD
apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
Pasal 59
(1) Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 56 ayat (1) dan Pasal 57 setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak ditetapkan putusan Pengadilan, Bupati harus merehabilitasi dan/atau mengaktifkan kembali Kepala Desa yang
bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatan.
(2) Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya Bupati hanya merehabilitasi Kepala Desa yang bersangkutan.
Pasal 60
Apabila Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada pasal 60 ayat (2), Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa dengan tugas
pokok menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pasal 61
(1) Tindakan penyidikan terhadap kepala Desa, dilaksanakan setelah
adanya perseyujuan tertulis dari Bupati.
(2) Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak diberikan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
diterimanya permohonan, proses penyidikan dapat dilakukan.
(3) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah :
a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana;
b. Diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana mati;
c. Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberitahukan secara tertulis oleh atasan penyidik kepada bupati
paling lama 3 (tiga) hari sejak dimulainya penyidikan.
Pasal 62
(1) Bagi Kepala Desa yang tidak dapat menjalankan tugas,wewenang,
dan kewajibannya karena sakit tau mengalami kecelakaan dalam
menjalankan tugasnya sampai dengan 6 (enam ) bulan berturut-
35
turut, maka Bupati menunjuk sekretaris Desa untuk menjalankan
wewenang,hak dan kewajiban Kepala Desa atas saran dari Camat
dan BPD.
(2) Apabila setelah 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan berdasarkan surat keterangan dokter dari Rumah Sakit yang
ditunjuk, yang menyatakan bahwa Kepala Desa dimaksud belum
dapat menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya, maka Bupati
memberhentikan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan
saran dari Camat dan pimpinan BPD dan menetapkan Penjabat
Kepala Desa.
BAB XII
PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA
Pasal 63
(1) Pengangkatan Penjabat Kepala Desa harus memperhatikan aspirasi
masyarakat desa setempat yang diusulkan oleh BPD berdasarkan
hasil keputusan musyawarah yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3
(dua per tiga) dari jumlah anggota BPD yang dituangkan dalam
bentuk keputusan BPD.
(2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 2
(dua) bulan, sebelum berakhirnya masa jabatan telah disampaikan
kepada Bupati melalui Camat.
(3) Apabila 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala
Desa, BPD tidak mengusulkan Penjabat Kepala Desa dan/atau tidak
ada kesepakatan untuk mengusulkan Penjabat Kepala Desa kepada
Bupati melalui Camat, maka camat mengambil alih kewenangan
mengusulkan pengangkatan Penjabat Kepala Desa.
(4) BPD dapat mengusulkan Penjabat Kepala Desa yang berasal dari PNS
pada sekretariat kecamatan, Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat,
atau masyarakat desa setempat yang dinilai mampu melaksanakan
tugas dan kewajiban sebagai penjabat Kepala Desa.
(5) Masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pad ayat
(1), paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal pelantikan
atau sampai dengan dilantiknya Kepala Desa definif, kecuali bagi
yang bermasalah secara hukum.
(6) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dalam
hal Kepala Desa terpilih belum dilantik dapat diperpanjang kembali
paling lama 6 (Enam) bulan,kecuali bagi yang bermasalah secara
Hukum.
36
BAB XIII
SANKSI
Pasal 64
Setiap orang yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
yang berlaku bagi Pemilihan Kepala Desa sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bupati untuk kepentingan salah satu Calon Kepala Desa atau
untuk kepentingan pribadi atau golongan dan dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XIV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 65
(1) Camat melaksanakan pembinaan dan pengawasan Pemilihan Kepala
Desa dengan mengkoordinasi kepad Bupati melalui Tim pengawas
kabupaten.
(2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), camat mempunyai tugas:
a. Membentuk tim pembina dan pemantau pemilihan kepala Desa
tingkat kecamatan dengan anggota terdiri dari unsur-unsur
kecamatan, Koramil dan Polsek wilayah setempat;
b. Mensosialisasikan dan memberikan pembekalan kepada panitia
pemilihan di wilayahnya;
c. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dengan terlebih dahulu
berkonsultasi pada Bupati.
(3) Melaporkan Hasil pelaksanaan Pemilihan Kepada Bupati.
BAB XV
KETENTUAN LAIN
Pasal 66
Contoh denah lokasi, bentuk format dan tata cara pengisian yang
berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan peraturan Bupati ini.
37
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 67
(1) Dengan berlakunya peraturan Bupati ini, maka pelaksanaan
pemilihan,pengesahan, pengangkatan, pelantikan dan pemberhentian
Kepala Desa yang masa jabatannya berakhir pada bulan Januari
2013 pelaksanaannya ditunda sampai dengan Peraturan Bupati ini
diundangkan.
(2) Dengan berlakunya peraturan Bupati ini, maka segala Peraturan
yang mengatur tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan,
Pengangkatan, Pelantikan, dan pemberhentian Kepala Desa Serta
Pengangkatan Penjabat Kepala Desa di cabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 68
Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mesuji.
Ditetapkan di Mesuji
pada tanggal 23 Mei 2013
BUPATI MESUJI,
KHAMAMI
Diundangkan di Mesuji
pada tanggal 23 Mei 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MESUJI,
AGUS SALIM
BERITA DAERAH KABUPATEN MESUJI TAHUN 2013 NOMOR 22