PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 2, pasal 14, pasal 29 dan pasal 39 Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Sumbawa, maka rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumbawa perlu diatur dengan Peraturan Bupati ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sumbawa tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumbawa 1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1665); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2008
TENTANG
RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUMBAWA.
BUPATI SUMBAWA
Menimbang :
Mengingat :
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 2,
pasal 14, pasal 29 dan pasal 39 Peraturan Daerah
Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Sumbawa, maka
rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kabupaten Sumbawa perlu diatur
dengan Peraturan Bupati ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati
Sumbawa tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumbawa
1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun
1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor
1665);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok -
pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041)
sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang
Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4741);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007
tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah;
2
11. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 1 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi
Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Sumbawa (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 530 );
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3
Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan,
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah
Kabupaten Sumbawa ( Lembaran Daerah Tahun 2008
Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 532 ).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI SUMBAWA TENTANG RINCIAN
TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN
DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUMBAWA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
3. Bupati adalah Bupati Sumbawa.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa.
5. Dinas adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumbawa.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Sumbawa.
7. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 2
(1) Susunan Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan, terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan;
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
3
a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
a. Bidang Rehabilitasi dan Pengelolaan Hutan, terdiri dari :
1) Seksi Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan;
2) Seksi Kawasan Hutan;
3) Seksi Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan.
b. Bidang Sarana dan Prasarana Kehutanan dan Perkebunan,
terdiri dari :
1) Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana Kehutanan dan
Perkebunan;
2) Seksi Perbenihan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan;
3) Seksi Pengembangan Lahan.
c. Bidang Perlindungan dan Pengamanan, terdiri dari :
1) Seksi Pengamanan Hutan ;
2) Seksi Pengujian Hasil Hutan dan Perkebunan;
3) Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Kehutanan.
d. Bidang Produksi dan Bina Usaha, terdiri dari :
1) Seksi Produksi Hasil Hutan dan Perkebunan;
2) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan dan
Perkebunan;
3) Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan.
4. Unit Pelaksana Teknis Dinas, terdiri dari :
a. Unsur pimpinan adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis ;
b. Unsur pembantu pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini.
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS
Bagian Kesatu
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
Pasal 3
(1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan merupakan unsur pelaksana
Otonomi Daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
4
(2) Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang kehutanan dan perkebunan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
(3) Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana di maksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan perencanaan bidang kehutanan dan perkebunan;
b. perumusan kebijakan teknis bidang kehutanan dan perkebunan;
c. pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
kehutanan dan perkebunan;
d. pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan
kegiatan bidang rehabilitasi dan pengelolaan hutan, sarana dan
prasarana kehutanan dan perkebunan, perlindungan dan
pengamanan hutan dan perkebunan, serta produksi dan bina usaha
kehutanan dan perkebunan;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan dan
Perkebunan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Kedua
SEKRETARIAT
Pasal 4
(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan
perencanaan, pengelolaan keuangan serta urusan umum dan
kepegawaian.
(3) Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), menyelenggarakan fungsi :
a. penyelenggaraan penyusunan perencanaan;
b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi
keuangan dan administrasi kepegawaian ;
c. penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan
hubungan masyarakat ;
d. penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan ;
5
e. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 5
(1) Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.
(2) Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok menyusun perencanaan
program dan kegiatan Dinas.
(3) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Sub Bagian Program mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan dinas;
b. pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen
pelaksanaan anggaran ;
c. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan perencanaan.
Pasal 6
Rincian tugas Sub Bagian Program adalah sebagai berikut:
a. menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis dinas;
b. mengumpulkan bahan-bahan dalam penyusunan program dan kegiatan
dinas;
c. melaksanakan pengolahan data dalam penyusunan program dan
kegiatan tahunan dinas;
d. mengkompilasi hasil penyusunan rencana kerja dan anggaran dari
masing-masing unit kerja ;
e. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran masing-masing unit kerja ;
f. menyusun laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja dinas;
g. melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan
perencanaan.
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 7
(1) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.
6
(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan
pengelolaan administrasi keuangan
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub
Bagian Keuangan mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan
dinas;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dinas;
c. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dalam pengelolaan
administrasi keuangan dinas.
Pasal 8
Rincian tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :
a. melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan
keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung;
b. melaksanakan penyusunan laporan prognosis realisasi keuangan ;
c. melaksanakan penyusunan laporan keuangan semesteran ;
d. melaksanakan penyusunan laporan keuangan akhir tahun;
e. melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan
keuangan.
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 9
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris
Dinas.
(2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan umum dan pengelolaan administrasi
kepegawaian.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi;
a. penyusunan rencana kegiatan urusan umum dan pengelolaan
administrasi kepegawaian ;
b. penyelenggaraan urusan umum dan pengelolaan administrasi
kepegawaian ;
c. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan urusan umum dan
pengelolaan administrasi kepegawaian.
7
Pasal 10
Rincian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut :
a. melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan
rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan dinas;
b. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas;
c. melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan
kebersihan di lingkungan kerja;
d. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan
dan perlengkapan kantor dan asset lainnya;
e. melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan
prasarana di lingkungan dinas;
f. melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian
dan inventarisasi barang-barang inventaris;
g. melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran ;
h. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan
pemeliharaan data dan kartu kepegawaian dilingkungan dinas;
i. melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun,
serta pemberian penghargaan;
j. melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, daftar penilaian
pekerjaan, daftar urut kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji berkala
dan peningkatan kesejahteraan pegawai;
k. melaksanakan penyiapan pegawai untuk mengikuti
pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional;
l. melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian
dinas;
m. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin
pegawai;
n. melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai, tenaga
teknis dan fungsional;
o. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanan kegiatan sub bagian
umum dan kepegawaian ;
p. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
8
Bagian Ketiga
BIDANG REHABILITASI DAN PENGELOLAAN HUTAN
Pasal 11
(1) Bidang Rehabilitasi dan Pengelolaan Hutan dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.
(2) Bidang Rehabilitasi dan Pengelolaan Hutan mempunyai tugas pokok
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis reboisasi dan
rehabilitasi lahan, pemetaan kawasan hutan serta pengelolaan hutan
kemasyarakatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Bidang Rehabilitasi dan Pengelolaan Hutan mempunyai fungsi :
a. penyusunan program dan kegiatan bidang rehabilitasi dan
pengelolaan hutan;
b. perumusan kebijakan teknis reboisasi dan rehabilitasi lahan,
melakukan pemetaan, pengelolaan dan pemanfaatan kawasan
hutan serta melaksanakan pengelolaan hutan kemasyarakatan.
c. pelaksanaan pembinaan dan koordinasi dalam reboisasi dan
rehabilitasi lahan, melakukan pemetaan, pengelolaan dan
pemanfaatan kawasan hutan serta melaksanakan pengelolaan hutan
kemasyarakatan.
d. penyelenggaraan reboisasi dan rehabilitasi lahan, melakukan
pemetaan, pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan serta
melaksanakan pengelolaan hutan kemasyarakatan.
e. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan reboisasi dan rehabilitasi
lahan, melakukan pemetaan, pengelolaan dan pemanfaatan
kawasan hutan serta melaksanakan pengelolaan hutan
kemasyarakatan.
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 12
(1) Seksi Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Rehabilitasi dan Pengelolaan Hutan.
(2) Seksi Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan teknis reboisasi dan rehabilitasi lahan.
9
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis reboisasi dan
rehabilitasi lahan ;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
reboisasi dan rehabilitasi lahan ;
c. penyelenggaraan reboisasi dan rehabilitasi lahan ;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan reboisasi dan rehabilitasi
lahan.
Pasal 13
Rincian tugas Seksi Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan adalah sebagai
berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi reboisasi dan rehabilitasi lahan;
b. menyusun pola rehabilitasi dan konservasi tanah dan lahan kritis, guna
memperbaiki dan mempertahankan daya guna lahan;
c. melaksanakan upaya rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk
mencegah kerusakan dan kemunduran daya guna lahan serta
penyuburan tanah dengan metode sipil teknis;
d. memantau dan mengawasi kegiatan reboisasi, rehabilitasi dan reklamasi
hutan dan lahan kritis;
e. melaksanakan koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan
hutan;
f. melaksanakan pemeliharaan kawasan hutan industri, hutan wisata;
g. melaksanakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan
rehabilitasi hutan dan lahan;
h. melaksanakan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan
lahan;
i. melaksanakan penanaman pohon pada kawasan hutan industri dan
kawasan hutan wisata serta chatmant area;
j. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya;.
10
Pasal 14
(1) Seksi Kawasan Hutan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Rehabilitasi dan
Pengelolaan Hutan.
(2) Seksi Kawasan Hutan mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan
teknis pemetaan kawasan hutan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Kawasan Hutan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis kawasan hutan ;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
inventarisasi potensi kawasan hutan;
c. penyelenggaraan pemetaan kawasan hutan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemetaan kawasan hutan.
Pasal 15
Rincian tugas Seksi Kawasan Hutan adalah sebagai :
a. menyusun rencana kerja seksi kawasan hutan;
b. melaksanakan inventarisasi dan pemetaan kawasan hutan ;
c. menyelenggarakan tata batas, rekonstruksi dan pemeliharaan batas
hutan;
d. melaksanakan pembentukan kesatuan pengelolaan hutan produksi;
e. melaksanakan pengembangan hutan;
f. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 16
(1) Seksi Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Rehabilitasi dan Pengelolaan Hutan.
(2) Seksi Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan teknis pengelolaan hutan kemasyarakatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan hutan
kemasyarakatan;
11
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
pengelolaan hutan kemasyarakatan;
c. penyelenggaraan pemetaan kawasan hutan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan hutan
kemasyarakatan.
Pasal 17
Rincian tugas Seksi Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan adalah sebagai
berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi pengelolaan hutan kemasyarakatan;
b. melaksanakan pengembangan hutan kemasyarakatan;
c. menyiapkan data areal hutan untuk pengembangan HKM, HTR (Hutan
Tanaman Rakyat) dan perhutanan sosial;
d. menyusun petunjuk teknis dalam upaya memperluas penanaman dan
upaya diversifikasi hasil hutan rakyat dan hutan milik;
e. melaksanakan upaya pengembangan hutan rakyat dan usahatani
konservasi daerah aliran sungai (DAS);
f. melaksanakan sosialisasi HKM, HTR dan perhutanan sosial;
g. melaksanakan pembinaan upaya promosi hasil pengembangan hutan
rakyat dan hutan milik;
h. melaksanakan pengembangan hutan masyarakat adat;
i. melaksanakan pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat;
j. melaksanakan pembinaan dan bimbingan kepada kelompok tani
pelaksana HKM, HTR dan perhutanan sosial;
k. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya;.
Bagian Keempat
BIDANG SARANA DAN PRASARANA
KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
Pasal 18
(1) Bidang Sarana dan Prasarana Kehutanan dan Perkebunan dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Sarana dan Prasarana Kehutanan dan Perkebunan mempunyai
tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis
12
pengembangan sarana dan prasarana kehutanan dan perkebunan,
perbenihan dan pengembangan lahan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Bidang Sarana dan Prasarana Kehutanan dan Perkebunan mempunyai
fungsi :
a. penyusunan program dan kegiatan bidang sarana dan prasarana
kehutanan dan perkebunan
b. perumusan kebijakan teknis pengembangan sarana dan prasarana
kehutanan dan perkebunan, perbenihan, peningkatan produksi hasil
hutan dan perkebunan.
c. pelaksanaan pembinaan dan koordinasi dalam pengembangan
sarana dan prasarana kehutanan dan perkebunan, perbenihan, serta
pengembangan lahan.
d. penyelenggaraan pengembangan sarana dan prasarana kehutanan
dan perkebunan, perbenihan, peningkatan produksi hasil hutan dan
perkebunan serta pengembangan lahan.
e. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan sarana dan
prasarana kehutanan dan perkebunan, perbenihan, perkebunan
serta pengembangan lahan.
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 19
(1) Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana Kehutanan dan
Perkebunan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sarana dan Prasarana
Kehutanan dan Perkebunan.
(2) Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana Kehutanan dan
Perkebunan mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan teknis
pengembangan sarana dan prasarana kehutanan dan perkebunan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Pengembangan Sarana dan Prasarana Kehutanan dan Perkebunan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan
sarana dan prasarana kehutanan dan perkebunan;
13
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi
pelaksanaan pengembangan sarana dan prasarana kehutanan dan
perkebunan;
c. penyelenggaraan pengembangan sarana dan prasarana kehutanan
dan perkebunan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan sarana dan
prasarana kehutanan dan perkebunan.
Pasal 20
Rincian tugas Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana Kehutanan dan
Perkebunan adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi pengembangan sarana dan prasarana
kehutanan dan perkebunan;
b. melaksanakan perencanaan pengadaan, pengelolaan sarana dan
prasarana keamanan dan penyuluhan;
c. melaksanakan pengadaan benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin
dibidang kehutanan dan perkebunan;
d. melaksanakan pengembangan dan pengadaan sarana dan prasarana
teknologi perkebunan tepat guna;
e. melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana teknologi
perkebunan;
f. menyusun klasifikasi dan spesifikasi alat dan mesin kehutanan dan
perkebunan;
g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 21
(1) Seksi Perbenihan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Kehutanan dan
Perkebunan.
(2) Seksi Perbenihan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan mempunyai
tugas pokok melaksanakan kebijakan teknis pengelolaan perbenihan
tanaman kehutanan dan perkebunan.
14
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Perbenihan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perbenihan tanaman
kehutanan dan perkebunan;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
perbenihan tanaman kehutanan dan perkebunan;
c. penyelenggaraan perbenihan tanaman kehutanan dan perkebunan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perbenihan tanaman
kehutanan dan perkebunan.
Pasal 22
Rincian tugas Seksi Perbenihan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan
adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi perbenihan tanaman kehutanan dan
perkebunan;
b. melaksanakan pengujian dan penerapan teknologi produksi benih
tanaman perkebunan;
c. melaksanakan budidaya tanaman kehutanan dan perkebunan;
d. menyusun rencana kebutuhan benih, produksi benih, areal
penangkaran tanaman perkebunan;
e. melaksanakan pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan;
f. melaksanakan monitoring, pengawasan dan evaluasi dalam pemasaran
dan penyaluran benih tanaman perkebunan;
g. menyusun petunjuk teknis dan standar prosedur operasi dalam kegiatan
penumbuhan pengembangan dan pembinaan penangkar benih tanaman
perkebunan;
h. melaksanakan bimbingan pengawasan mutu benih;
i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
Pasal 23
(1) Seksi Pengembangan Lahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sarana
dan Prasarana Kehutanan dan Perkebunan.
15
(2) Seksi Pengembangan Lahan mempunyai tugas pokok melaksanakan
kebijakan teknis pengembangan lahan Kehutanan dan Perkebunan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Pengembangan Lahan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan lahan
perkebunan dan kawasan hutan;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
pengembangan lahan kehutanan dan perkebunan;
c. penyelenggaraan pengembangan lahan kehutanan dan perkebunan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan lahan
kehutanan dan perkebunan.
Pasal 24
Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi pengembangan lahan;
b. melaksanakan penyusunan peraturan daerah mengenai pengelolaan
industri hasil hutan;
c. melaksanakan diversifikasi, intensifikasi, rehabilitasi, perluasan/
peremajaan tanaman perkebunan dan kehutanan;
d. melakasanakan kegiatan rehabilitasi, ektensfikasi, dan diversifikasi;
e. menyiapkan rekomendasi calon lahan untuk komoditi unggulan;
f. melaksanakan penyiapan dan pemantapan lahan perkebunan;
g. melaksanakan studi kelayakan dalam rangka pengembangan komoditi
perkebunan
h. melaksanakan bimbingan dan pemantauan sarana dan prasarana
lahan;
i. melaksanakan penerapan pengkajian rekayasa sosial teknis di tingkat
petani;
j. menyelenggarakan pengembangan, pengelolaan dan perawatan,
pemantauan dan pengawasan operasional standar teknis pengembangan
lahan dan air di bidang kehutanan dan perkebunan;
k. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
16
Bagian Kelima
BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN
Pasal 25
(1) Bidang Perlindungan dan Pengamanan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
(2) Bidang Perlindungan dan Pengamanan mempunyai tugas pokok
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pengamanan hutan,
pengujian hasil hutan dan perkebunan serta perlindungan tanaman
perkebunan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Bidang Perlindungan dan Pengamanan mempunyai fungsi :
a. penyusunan program dan kegiatan bidang perlindungan dan
pengamanan;
b. pelaksanaan pembinaan dan koordinasi dalam pengamanan hutan,
pengujian hasil hutan dan perkebunan serta perlindungan tanaman
perkebunan;
c. penyelenggaraan pengamanan hutan, pengujian hasil hutan dan
perkebunan serta perlindungan tanaman perkebunan;
d. membangun partisipasi masyarakat serta pihak terkait dalam
perlindungan dan pengemanan hutan;
e. penyelenggaraan perlindungan tumbuan dan satwa liar yang tidak
dan dilindungi undang-undang termasuk dalam daftar appendix
convention on internasional trade in endangered species of wild
fauna dan flora ( CITES);
f. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengamanan hutan,
pengujian hasil hutan dan perkebunan serta perlindungan tanaman
perkebunan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 26
(1) Seksi Pengamanan Hutan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Perlindungan dan Pengamanan Hutan .
(2) Seksi Pengamanan Hutan mempunyai tugas pokok melaksanakan
kebijakan teknis pengamanan hutan.
17
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Pengamanan Hutan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengamanan hutan;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
pengamanan hutan;
c. penyelenggaraan pengamanan hutan secara terpadu dengan pihak
terkait;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengamanan hutan.
Pasal 27
Rincian tugas Seksi Pengamanan Hutan adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi pengamanan hutan;
b. menentukan tingkat kerawanan hutan pada setiap lokasi kawasan
hutan serta penanganannya;
c. melaksanakan kegiatan penyidikan dan menentukan tingkat kerawanan
hutan dan penentuan langkah penanganannya;
d. menyelenggarakan koordinasi dan menjalin kerjasama untuk
pelaksanaan tata batas kawasan hutan, dan meningkatkan pengamanan
dan kelestarian hutan serta hasil hutan;
e. memberikan bimbingan dan pembinaan pada polisi khusus
kehutanan/jagawana dalam upaya penanganan kawasan hutan;
f. melaksanakan pengamanan hutan dengan melibatkan masyarakat dan
pihak terkait secara luas;
g. melaksanakan penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak
perusakan hutan;
h. memberikan laporan hasil pengamanan secara jujur, terbuka dan
bertanggung jawab kepada kepala dinas dan pejabat terkait;
i. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 28
(1) Seksi Pengujian Hasil Hutan dan Perkebunan dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Perlindungan dan Pengamanan.
(2) Seksi Pengujian Hasil Hutan dan Perkebunan mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan teknis pengujian hasil hutan dan perkebunan.
18
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Pengujian Hasil Hutan dan Perkebunan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengujian hasil
hutan dan perkebunan;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
pengujian hasil hutan dan perkebunan;
c. penyelenggaraan pengujian hasil hutan dan perkebunan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengujian hasil hutan dan
perkebunan.
Pasal 29
Rincian tugas Seksi Pengujian Hasil Hutan dan Perkebunan adalah
sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi pengujian hasil hutan dan perkebunan;
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengujian oleh
tenaga penguji penggunaan alat agar sesuai dengan peraturan per
undang-undangan yang berlaku;
c. melaksanakan kegiatan pengumpulan dan pengujian serta sosialisasi
peraturan per undang-undangan di bidang kehutanan;
d. melaksanakan pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran
hasil hutan;
e. melaksanakan pengawasan terhadap pemakaian tanda legalitas dan
penyiapan segala sesuatu untuk penyelenggaraan lalulintas dan
peredaran hasil hutan;
f. melaksanakan penanganan kasus-kasus pelanggaran terhadap
pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan dan kebun;
g. melaksanakan pengawasan dan penertiban pelaksanaan peraturan
daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan;
h. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 30
(1) Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Kehutanan dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Perlindungan dan Pengamanan.
19
(2) Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Kehutanan mempunyai
tugas pokok melaksanakan kebijakan teknis perlindungan tanaman
perkebunan dan kehutanan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Perlindungan Tanaman Perkebunan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perlindungan
tanaman perkebunan dan kehutanan;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
perlindungan tanaman perkebunan dan kehutanan;
c. penyelenggaraan perlindungan tanaman perkebunan dan kehutanan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perlindungan tanaman
perkebunan dan kehutanan.
Pasal 31
Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Kehutanan
adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi perlindungan tanaman perkebunan dan
kehutanan;
b. melaksanakan pengamatan, peramalan dan pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT);
c. melaksanakan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran pestisida serta
alat -alat pengendalian organisme pengganggu tanaman;
d. melaksanakan pengawasan atas peredaran dan penyimpanan pestisida
serta efek samping penggunaan pestisida;
e. melaksanakan sosialisasi dan pelatihan pengendalian hama dan
penyakit secara terpadu;
f. melaksanakan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan
lahan;
g. melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis pengendalian dan
dampak kebakaran hutan dan lahan;
h. melaksanakan pemantauan dan pencegahan kerusakan hutan dan
penyakit pada tanaman perkebunan;
i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
20
Bagian Keenam
BIDANG PRODUKSI DAN BINA USAHA
Pasal 32
(1) Bidang Produksi dan Bina Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Produksi dan Bina Usaha mempunyai tugas pokok merumuskan
dan melaksanakan kebijakan teknis peningkatan produksi hasil hutan
dan perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan dan
perkebunan, bina usaha dan kelembagaan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Bidang Produksi dan Bina Usaha mempunyai fungsi :
a. penyusunan program dan kegiatan bidang produksi dan bina usaha;
b. perumusan kebijakan teknis peningkatan produksi hasil hutan dan
perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan dan
perkebunan, bina usaha dan kelembagaan.
c. pelaksanaan pembinaan dan koordinasi dalam peningkatan produksi
hasil hutan dan perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan
dan perkebunan, bina usaha dan kelembagaan.
d. penyelenggaraan peningkatan produksi hasil hutan dan perkebunan,
pengolahan dan pemasaran hasil hutan dan perkebunan, bina usaha
dan kelembagaan.
e. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan peningkatan produksi hasil
hutan dan perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan dan
perkebunan, bina usaha dan kelembagaan.
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 33
(1) Seksi Produksi Hasil Hutan dan Perkebunan dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Produksi dan Bina Usaha .
(2) Seksi Produksi Hasil Hutan dan Perkebunan mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan teknis peningkatan produksi hasil hutan dan
perkebunan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Produksi Hasil Hutan dan Perkebunan menyelenggarakan fungsi :
21
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis peningkatan
produksi hasil hutan dan perkebunan;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
peningkatan produksi hasil hutan dan perkebunan;
c. penyelenggaraan peningkatan produksi hasil hutan dan perkebunan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan peningkatan produksi hasil
hutan dan perkebunan.
Pasal 34
Rincian tugas Seksi Produksi Hasil Hutan dan Perkebunan adalah sebagai
berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi produksi hasil hutan dan perkebunan;
b. melaksanakan inventarisasi dan identifikasi jenis usaha di bidang
kehutanan dan perkebunan dan prosedur, tata cara perizinan pendirian
usaha serta pendaftaran usaha;
c. melaksanakan diversifikasi, intensifikasi, rehabilitasi,
perluasan/peremajaan tanaman perkebunan dan kehutanan;
d. melaksanakan sosialisasi tentang peraturan daerah dan pola – pola
pengembangan hutan dan kebun masyarakat;
e. menyelenggarakan kegiatan teknis operasioanl serta bimbingan dalam
hal inventarisasi, identifikasi usaha di bidang kehutanan dan
perkebunan;
f. menyelenggarakan bimbingan untuk pengembangan usaha perkebunan
dan permodalan.
g. melaksanakan pengumpulan dan penyebaran data dan informasi
tentang supply demand komoditi kehutanan dan perkebunan;
h. menyelenggarakan pengembangan, pengelolaan dan perawatan,
pemantauan dan pengawasan operasional standar teknis pasar produksi
hasil di bidang kehutanan dan perkebunan;
i. menyelenggarakan pemungutan dan penatausahaan dana reboisasi
(DR), provisi sumber daya hutan (PSDH) sebagai jaminan kinerja
pelestarian Hutan;
j. melakukan pengecekan lokasi sebelum pemberian ijin pemungutan hasil
hutan diterbitkan dan menyiapkan konsep rekonendasi bersama seksi
kawasan hutan;
k. melakukan pengecekan lapangan terhadap ijin pemungutan hasil hutan
menjelang berakhirnya ijin yang telah di terbitkan.
22
l. melaksanakan pelayanan pengurusan izin usaha/rekomendasi
pendirian usaha.
m. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 35
(1) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan dan Perkebunan dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Produksi dan Bina Usaha .
(2) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan dan Perkebunan
mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan teknis pengolahan
dan pemasaran hasil hutan dan perkebunan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan dan Perkebunan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengolahan dan
pemasaran hasil hutan dan perkebunan;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
pengolahan dan pemasaran hasil hutan dan perkebunan;
c. penyelenggaraan pengolahan dan pemasaran hasil hutan dan
perkebunan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengolahan dan pemasaran
hasil hutan dan perkebunan.
Pasal 36
Rincian tugas Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan dan
Perkebunan adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi pengolahan dan pemasaran hasil hutan
dan perkebunan;
b. melakukan promosi dan kerjasama dalam rangka pengembangan
investasi dibidang kehutanan danperkebunan;
c. melaksanakan pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil
produksi perkebunan masyarakat;
d. melaksanakan penyuluhan distribusi bagi pemasaran atas hasil
produksi perkebunan masyarakat;
23
e. menyelenggarakan sistem informasi pasar komoditas kehutanan dan
perkebunan;
f. melaksanakan analisa usaha bagi komoditi kehutanan dan
mperkebunan;
g. menyelenggarakan bimbingan pengembangan kerjasama kemitraan
petani dengan pengusaha di bidang kehutanan dan perkebunan;
h. melaksanakan perluasan akses layanan informasi pemasaran hasil
hutan;
i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 37
(1) Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Produksi dan Bina Usaha .
(2) Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan teknis bina usaha dan kelembagaan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Bina Usaha dan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bina usaha dan
kelembagaan;
b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan
bina usaha dan kelembagaan;
c. penyelenggaraan bina usaha dan kelembagaan;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bina usaha dan
kelembagaan.
Pasal 38
Rincian tugas Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi pengolahan dan pemasaran hasil hutan
dan perkebunan;
b. menyelenggarakan bimbingan dan pengembangan kerjasama dan
kemitraan petani dan pengusaha di bidang kehutanan dan perkebunan;
c. menyelenggarakan kegiatan tehnis operasional serta bimbingan dalam
hal manajemen kelembagaan usaha;
24
d. menyusun dan melaksanakan programa penyuluhan dan bimbingan
usaha di bidang kehutanan dan perkebunan;
e. menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi
perkebunan tepat guna;
f. melaksanakan bimbingan teknis budidaya penggunaan sarana produksi,
pengelolaan dan pengawasan kesuburan dan produktivitas tanah dalam
rangka meningkatkan produksi tanaman tahunan dan semusim;
g. menyelenggarakan pekan penghijauan, pameran, studi banding, magang
dan bhakti sosial kehutanan serta usaha di bidang perkebunan;
h. melaksanakan kerjasama dengan media massa dalam mengembangkan
penyuluhan dan penyampaian informasi teknologi beru di bidang
kehutanan dan perkebunan;
k. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Ketujuh
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
Pasal 39
(1) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan dipimpin oleh
seorang Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
(2) Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Kesatuan Pengelolaan Hutan mempunyai
tugas pokok melaksanakan pengelolaan hutan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan hutan;
b. penyusunan perencanaan pengelolaan hutan ;
c. penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pengelolaan
hutan ;
d. pelaksanaan pengelolaan hutan ;
e. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan pengelolaan hutan.
25
Pasal 40
Rincian tugas Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Kesatuan Pengelolaan Hutan
adalah sebagai berikut :
a. melaksanakan pengelolaan hutan yang meliputi tata hutan, penyusunan
rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan
hutan, rehabilitasi hutan dan reklamasi serta perlindungan hutan dan
konservasi alam;
b. menyusun rencana pengelolaan hutan jangka pendek dan jangka
panjang dengan mengacu pada rencana kehutanan nasional, provinsi
maupun kabupaten/kota;
c. melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan
pengelolaan hutan di wilayahnya; dan
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 41
(1) Sub Bagian Tata Usaha UPT dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan.
(2) Sub Bagian Tata Usaha UPT mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi kepegawaian dan
administrasi keuangan .
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub
Bagian Tata Usaha UPT menyelenggarakan fungsi :
a. pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi kepegawaian dan
administrasi keuangan ;
b. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.
Pasal 42
Rincian tugas Sub Bagian Tata Usaha UPT adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja ;
b. melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran ;
c. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian ;
d. melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan ;
26
e. menyelenggrakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit
kerja ;
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Kedelapan
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 43
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan sesuai dengan keahlian dan
kebutuhan.
Pasal 44
(1) Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud pasal 43, terdiri dari sejumlah
tenaga dalam jenjang Jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagi
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya
(2) Setiap kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1)
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh
Bupati;
(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur sesuai dengan Peraturan Perudang-undangan yang
berlaku.
BAB IV
ESELONERING
Pasal 45
(1) Kepala Dinas merupakan jabatan struktural eselon IIb.
(2) Sekretaris Dinas merupakan jabatan struktural eselon IIIa.
(3) Kepala Bidang merupakan jabatan struktural eselon IIIb.
(4) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala Unit Pelaksana Teknis
Dinas merupakan jabatan struktural eselon IVa.
(5) Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Unit Pelaksana Teknis Dinas
merupakan jabatan struktural eselon IVb.
27
BAB V
KEPEGAWAIAN
Pasal 46
Para pejabat di lingkungan Dinas Kehutanan dan Perkebunan diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 47
Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Dinas Kehutanan
dan Perkebunan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Sumbawa serta sumber lain yang sah.
BAB VII
TATA KERJA
Pasal 48
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan unit kerja dalam satuan
kerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan kelompok jabatan fungsional,
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan unit kerja masing-masing maupun antar unit kerja dalam
lingkungan Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta instansi lain sesuai
dengan tugas masing-masing.
Pasal 49
(1) Apabila Kepala Dinas berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka
dapat diwakili oleh Sekretaris Dinas ;
(2) Apabila Sekretaris Dinas berhalangan dalam melaksanakan tugasnya,
maka dapat diwakili oleh Kepala Bidang dalam lingkungan Dinas
Kehutanan dan Perkebunan dengan memperhatikan senioritas
kepangkatan.
Pasal 50
Setiap pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan, wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi
28
penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang di perlukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 51
Setiap pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan bertanggung jawab dalam memimpin dan membina bawahan
masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya.
Pasal 52
Setiap pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi, wajib mengikuti
dan mematuhi petunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan
hasil pelaksanaan tugas dilaporkan tepat pada waktunya.
Pasal 53
Kepala Dinas dan pimpinan unit kerja dalam lingkungan Dinas Kehutanan
dan Perkebunan, wajib mengadakan rapat staf secara berkala dalam rangka
pemberian arahan, petunjuk dan bimbingan kepada bawahan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
Pasal 54
Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas, wajib menyampaikan laporan
kepada Bupati dan tembusan laporan disampaikan kepada satuan kerja
perangkat daerah dan instansi lainnya yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.
BAB VIII
P E N U T U P
Pasal 55
Pada saat berlakunya Peraturan Bupati ini, maka semua Peraturan yang
telah dikeluarkan dan mengatur hal yang sama dinyatakan tidak berlaku.
29
Pasal 56
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini akan diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 57
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Sumbawa.
Ditetapkan di Sumbawa Besar
pada tanggal 21 Januari 2008
BUPATI SUMBAWA,
JAMALUDDIN MALIK
Diundangkan di Sumbawa Besar
pada tanggal 21 Januari 2008
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
A. KAHAR KARIM
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2008 NOMOR 16