Top Banner
PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN GIGI MAGANG DENGAN NON-MAGANG DI TEMPAT PRAKTEK DOKTER GIGI Identifikasi yang dilakukan saat praktikum di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Mahasaraswati (RSGM UNMAS) Denpasar Kadek Suardani NPM : 10.8.03.81.41.1.5.070 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR DENPASAR 2014
76

PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

Feb 05, 2018

Download

Documents

buinhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

i

PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI

KEDOKTERAN GIGI MAGANG DENGAN NON-MAGANG

DI TEMPAT PRAKTEK DOKTER GIGI

Identifikasi yang dilakukan saat praktikum di Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Universitas Mahasaraswati (RSGM UNMAS) Denpasar

Kadek Suardani

NPM : 10.8.03.81.41.1.5.070

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2014

Page 2: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

ii

PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI

KEDOKTERAN GIGI MAGANG DENGAN NON-MAGANG

DI TEMPAT PRAKTEK DOKTER GIGI

Identifikasi yang dilakukan saat praktikum di Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Universitas Mahasaraswati (RSGM UNMAS) Denpasar

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Oleh :

Kadek Suardani

NPM :10.8.03.81.41.1.5.070

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

I Putu Indra Prihanjana,drg.,M.Kes I Nyoman Panji Triadnya P., drg.,M.Kes

NPK.828 207372 NIK. 826 594 196

Page 3: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

iii

Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara

pembuatan skripsi dengan judul : “Perbedaan Stress Kerja Mahasiswa Program

Profesi Kedokteran Gigi Magang dengan Non-magang di Tempat Praktek Dokter

Gigi”. Identifikasi yang dilakukan saat Praktikum di Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Universitas Mahasaraswati (RSGM UNMAS) Denpasar yang telah

dipertanggungjawabkan oleh calon sarjana yang bersangkutan pada tanggal 14

Februari 2014.

Atas nama Tim Penguji Skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.

Denpasar, 14 Februari 2014

Tim Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Ketua,

I PutuIndraPrihanjana, drg.,M.Kes

NPK. 828 207372

Anggota : Tanda tangan

1. I Nyoman Panji Triadnya P., drg.,M.Kes. 1. ………………

NIK. 826 594 196

2. YudhaRahina, drg., M.Kes, Sert. KGI 2. ………………

NPK.826 693 189

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Putu Ayu Mahendri Kusumawati, drg.,M.Kes, FISID

NIP. 19590512 198903 2001

Page 4: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Perbedaan Stress Kerja Mahasiswa Program Profesi Kedokteran

Gigi Magang dan Non-magang di tempat Praktek Dokter Gigi. Identifikasi yang

dilakukan saat praktikum di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas

Mahasaraswati (RSGM UNMAS) Denpasar”. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan skripsi

ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu, kemampuan, dan

pengetahuan yang dimiliki penulis, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Terselesaikannya skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan, bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. I Putu Indra Prihanjana, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing I atas

segala bantuan beliau dalam mengarahkan, membimbing dan memberi

petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

2. I Nyoman Panji Triadnya P., drg., M.Kes selaku pembimbing II yang telah

banyak memberikan bantuan dalam mengarahkan, membimbing dan

memberi petunjuk sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 5: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

v

3. Yudha Rahina, drg., M.Kes., Sert. KGI. Selaku dosen penguji yang telah

banyak memberikan masukan, dalam mengarahkan, membimbing dan

member petunjuk sehingga skripsi ini dapat terselesaikan .

4. Responden yaitu mahsiswa program profesi kedokteran gigi yang magang

dengan non-magang di tempat praktek dokter gigi keluarga pada masa

praktikum di klinik UNMAS Denpasar.

5. Seluruh keluarga besar terutama I Made Dadi dan Ni Wayan Gani selaku

orang tua, yang telah memberikan restu, doa dan dukungan kepada penulis

selama menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat Gede Karianto, Messy, Prami, Awan, Dek ari, Etika,

Karima, Opiek, Dwita, Indah dan semua teman angkatan Cranter 2010

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu, memberi dukungan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak.

Denpasar, Februari 2014

Penulis

Page 6: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

vi

Perbedaan stress kerja mahasiswa program profesi kedokteran gigi

magang dengan non-magang di tempat praktek dokter gigi

Identifikasi yang dilakukan saat praktikum di Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Universitas Mahasaraswati (RSGM UNMAS) Denpasar

Abstrak

Mahasiswa program profesi kedokteran gigi yang magang dan non-

magang di tempat praktek dokter gigi masing-masing memiliki tingkat beban

kerja yang berbeda-beda. Dimana beban kerja merupakan faktor pemicu stress

kerja. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bertujuan untuk

mengetahui perbedaan stress kerja antara mahasiswa program profesi kedokteran

gigi yang magang dengan non-magang di tempat praktek dokter gigi saat

praktikum di rumah sakit gigi dan mulut Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai hubungan

mahasiswa program profesi kedoketeran gigi yang magang dan non-magang

terhadap stress kerja, agar dapat melakukan pencegahan stress kerja secara dini.

Peneliti menggunakan rancangan cross sectional terhadap 30 orang mahasiswa

magang dan 30 orang mahasiswa non-magang. Analisis data menggunakan uji

Independent T-Test, dengan hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan

tingkat stress kerja yang signifikan antara mahasiswa magang dengan mahasiswa

non-magang. Pada mahasiswa magang 66.7% yang mengalami stress kerja

kategori sedang dan 33.3% stress kerja dengan kategori ringan dan mahasiswa

non-magang 30% yang mengalami stress kerja kategori sedang dan 70% stress

kerja dengan kategori ringan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan stress

kerja antara mahsiswa program profesi kedokteran gigi yang magang dengan non-

magang di tempat praktek dokter gigi saat praktikum di rumah sakit gigi dan

mulut Universitas Mahasaraswati Denpasar. Saran penelitian ini adalah tingkat

stress kerja yang sedang perlu diminimalkan dan tingkat stress kerja yang ringan

agar dipertahankan dengan melakukan manajemen stress kerja.

Kata kunci : Beban kerja, Magang, Stress kerja.

Page 7: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI DAN PENGESAHAN DEKAN ... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

2.1 Stress Kerja .................................................................................... 5

2.1.1 Pengertian Stress ............................................................. 5

2.1.2 Pengertian Stress Kerja.................................................... 7

2.1.3 Faktor-Faktor Penyebab Stress Kerja .............................. 9

2.1.4 Tahapan Stress Kerja ....................................................... 16

2.1.5 Dampak Stress Kerja ....................................................... 18

2.1.6 Strategi Manajemen Stress Kerja .................................... 19

2.2 Beban Kerja .................................................................................... 24

2.2.1 Pengertian Beban Kerja ................................................... 24

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja............ 25

2.3 Hubungan Beban Kerja denga Stress Kerja ................................... 26

Page 8: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

viii

2.4 Kerangka Konseptual ..................................................................... 27

BAB III HIPOTESIS ...................................................................................... 30

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 32

4.1 Rancangan Peenelitian ................................................................... 32

4.2 Identifikasi Variabel ....................................................................... 32

4.3 Definisi Operasional ....................................................................... 32

4.4 Populasi dan Sampel ...................................................................... 33

4.5 Instrumen Penelitian ....................................................................... 34

4.6 Alat Penilitian ................................................................................. 39

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 39

4.8 Jalan Penelitian ............................................................................... 39

4.9 Analisis Data .................................................................................. 40

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 42

5.1 Deskripsi Responden ...................................................................... 42

5.2 Analisis Data .................................................................................. 43

5.2.1 Analisis Deskriptif ........................................................... 43

5.2.1 Uji Independent T-Test .................................................... 44

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 46

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 49

7.1 Simpulan ......................................................................................... 49

7.2 Saran ............................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50

LAMPIRAN ..................................................................................................... 54

Page 9: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ......................................................................... 37

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 38

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 41

Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 42

Tabel 5.2 Kategori Stress Kerja Mahasiswa Program Profesi

Kedokteran Gigi yang Magang ..................................................... 43

Tabel 5.3 Kategori Stress Kerja Mahasiswa Program Profesi

Kedokteran Gigi yang Non-magang ............................................. 44

Tabel 5.4 Hasil Uji Independent T-Test ........................................................ 45

Page 10: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 27

Page 11: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Program pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas

Mahasaraswati Denpasar adalah pendidikan akademik profesi yang terdiri dari

dua program berkesinambungan yaitu Program Pendidikan Sarjana (Sarjana

Kedokteran Gigi / SKG) dan Program Pendidikan Profesi (Dokter Gigi / drg).

Program Pendidikan Profesi Dokter Gigi adalah pendidikan yang bersifat

akademik professional baru boleh di tempuh setelah mahasiswa lulus Sarjana

Kedokteran Gigi. Program ini berbentuk pengalaman belajar klinik (kepanitraan

klinik) yang dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP).

Mahasiswa belajar sekaligus bekerja di bawah arahan dan bimbingan dosen atau

dokter gigi senior rumah sakit pendidikan bersangkutan.

Mahasiswa kedokteran gigi UNMAS Denpasar yang menempuh Program

Pendidikan Profesi Kedokteran Gigi ada yang magang dan ada yang non-magang.

Mahasiswa program profesi yang magang di tempat praktek dokter gigi, selain

menuntut ilmu secara formal, mahasiswa memang harus memiliki salah satu

bentuk persiapan karir seperti dengan berlatih bekerja (magang) atau bekerja

sambilan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia magang secara umum

merupakan calon pegawai yang belum diangkat secara tetap dan belum menerima

gaji atau upah karena dianggap masih dalam tahap belajar. Bunyi pasal 8 tentang

pemagang dalam Peraturan Perusahaan 2013-2014 yaitu peserta magang (trainee)

diberi kesempatan oleh perusahaan untuk melakukan praktek kerja dengan jangka

waktu tertentu dengan mengindahkan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Page 12: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

2

Pengertian magang secara khusus pada mahasiswa adalah suatu bentuk rangkaian

kegiatan di luar perkuliahan untuk melengkapi proses belajar yang di dapat di

bangku kuliah dalam upaya menciptakan pengalaman bekerja bagi mahasiswa.

Menurut Johnson dkk (2002 cit. Patriana 2007) menunjukkan bahwa bekerja

magang pada remaja akan meningkatkan self-esteem dan perasaan efficacy,

membantu dalam bidang akademik dan kemampuan kerja, meningkatkan

keterlibatan dalam masyarakat, meningkatkan kesehatan mental, dan mengurangi

permasalahan perilaku. Jadi magang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa

program profesi kedokteran gigi ini adalah suatu bentuk pengalaman kerja

mahasiswa yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tambahan di luar

perkuliahan dan untuk melatih keterampilan, sehingga karena alasan inilah,

beberapa mahasiswa program profesi memilih untuk magang di tempat prkatek

dokter gigi.

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa dengan magang akan

memberikan pengaruh yang positif terhadap mahasiswa program profesi

kedokteran gigi di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Tetapi fakta baru

menunjukan bahwa kebanyakan dari mahasiswa yang magang tersebut memilih

untuk berhentin magang dengan alasan lelah, sulit membagi waktu dan ingin

fokus di klinik. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat sebelumnya, bahwa magang

memberikan pengaruh positif. Fakta tersebut menunjukan bahwa magang dapat

memberikan pengaruh negatif, mungkin hal ini terjadi karena mahasiswa yang

berhenti magang tersebut merasakan beban pekerjaanya terlalu banyak sehingga

mereka mengalami stress dan memilih untuk berhenti. Tetapi jika di lihat dari

manfaat dan tujuan magang, seharusnya mahasiswa yang tidak magang yang

Page 13: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

3

memiliki stress, karena dari sisi pengalaman, kemampuan dan keterampilan dalam

bekerja mahasiswa magang lebih unggul.

Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik

untuk meneliti tentang perbedaan stress kerja antara mahasiswa program profesi

kedokteran gigi yang magang dengan non-magang di tempat praktek dokter gigi

saat praktikum di RSGM UNMAS Denpasar.

1.3 Rumusan Masalah

Dari uraian permasalahan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian

yaitu: Apakah ada perbedaan stress kerja mahasiswa program profesi kedokteran

gigi magang dengan non-magang di tempat praktek dokter gigi saat praktikum di

RSGM UNMAS Denpasar ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari permasalahan ini adalah untuk mengetahui perbedaan stress

kerja mahasiswa program profesi kedokteran gigi magang dengan non-magang di

tempat praktek dokter gigi saat praktikum di RSGM UNMAS Denpasar.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pembaca adalah:

1. Dapat memberikan informasi kepada peneliti dan mahasiswa kedokteran

gigi UNMAS Denpasar mengenai hubungan mahasiswa program profesi

kedoketeran gigi magang dan non-magang terhadap stress kerja, agar

dapat melakukan pencegahan stress kerja secara dini.

Page 14: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

4

2. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dimana hasil ini dapat digunakan

sebagai informasi bagi pembaca kajian ilmu pengetahuan terutama yang

berkaitan tentang stress kerja.

Page 15: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stress Kerja

2.1.1 Pengertian Stress

Dikalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan

kesamaan persepsi tentang batasan stress. Setiap aktivitas normal akan

menghasilkan stres, dan stres tak dapat dihindari. Stres dapat ditoleransi hanya

dalam waktu yang terbatas. Tidak pernah ada dua orang yang identik, maka stres

yang sama akan berpengaruh secara berbeda terhadap masing-masing individu,

serta berat ringannya juga sangat bervariasi (Harrianto 2005 cit. Airmayanti

2009).

Istilah „stres‟ sudah sejak lama kita gunakan dalam pembicaraan sehari-

hari. Stres adalah suatu keadaan tidak nyaman pada seseorang karena adanya

perubahan dalam diri atau lingkungan yang menuntut adanya penyesuaian.

Seseorang dituntut untuk menyesuaikan diri karena keadaan stres membebani

sumber daya orang tersebut dan mengganggu kesejahteraannya. Stres merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena

kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari perubahan yang terjadi di

lingkungan maupun diri sendiri. Karenanya, setiap orang pasti pernah mengalami

stress. stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk

menghadapi lingkungan sehingga stress akan mempengaruhi emosi, proses

berpikir dan kondisi seseorang (Handoko 2008 cit. Anitawidanti 2010).

Page 16: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

6

Menurut Yusianto (2008) stres sebagai suatu keadaan tegang secara

biopsikososial karena aktivitas yang berlebih. Stres merupakan suatu kondisi yang

negatif, suatu kondisi yang mengarah ke timbulnya penyakit fisik ataupun mental

atau mengarah ke prilaku yang tidak wajar. Stres akan mempengaruhi emosi,

proses berfikir dan kondisi seseorang.

Menurut Hermita (2011) stress tidak selamanya bersifat negatif. Stress

dapat sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa

yang berbahaya dan mengancam. Stres sangat mungkin dialami atau tidak oleh

seseorang tergantung pada karakteristik orang yang bersangkutan menanggapi

kondisi tersebut.

Dalam menentukan apakah stresor itu dapat berakibat positif atau negatif

dibutuhkan penilaian kognitif terhadap individu. Penilaian kognitif tersebut sangat

berpengaruh terhadap respon yang akan muncul. Penilaian kognitif bersifat

individual differences, maksudnya adalah berbeda pada masing-masing individu

dan perbedaan ini disebabkan oleh banyak faktor. Penilaian kognitif bisa

mengubah cara pandang akan stres. Dimana stres diubah bentuk menjadi suatu

cara pandang yang positif terhadap diri dalam menghadapi situasi yang stresful.

Sehingga respon terhadap stresor bisa menghasilkan outcome yang lebih baik bagi

individu (Widyasari 2005 cit. Airmayanti 2009).

Kata “stres” bisa diartikan berbeda bagi tiap-tiap individu. Sebagian

individu mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan atau respon emosional.

Para psikolog juga mendefinisikan stres dalam berbagai bentuk. Stres bisa

mengagumkan, tetapi bisa juga fatal. Semuanya tergantung kepada para penderita.

Stress adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang

Page 17: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

7

mengancam, menantang, ataupun membahayakan dan individu merespon

peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa

yang memunculkan stress dapat saja positif (misalnya: merencanakan

perkawinan) atau negatif (contoh: kematian keluarga). Sesuatu didefinisikan

sebagai peristiwa yang menekan (stressfull event) atau tidak, bergantung pada

respon yang diberikan oleh individu (Fieldman 1989 cit. Fauziah dan Widury

2007).

2.1.2 Pengertian Stress Kerja

Menurut Gibson (1987 cit. Hermita 2011) dalam kaitannya dengan bidang

pekerjaan, secara spesifik menjelaskan bahwa stress kerja dikonseptualisasikan

dari beberapa titik pandang, yaitu :

a. Stres sebagai stimulus

Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan yang

menitikberatkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stres

sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan

tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini memandang stres sebagai

konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon

individu.

b. Stres sebagai tanggapan (respon)

Stres sebagai tanggapan (respon) merupakan tanggapan fisiologis

atau psikologis seseorang terhadap lingkungan penekan (stressor), di mana

penekan adalah kejadian eksteren atau situasi yang secara potensial

mengganggu.

Page 18: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

8

c. Stres sebagai stimulus-respon

Stres sebagai pendekatan stimulus-respon merupakan konsekuensi

dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres

dipandang tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan stress

merupakan hasil interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan

kecenderungan individu untuk memberikan tanggapan.

Gaffar (2012) juga berpendapat yang sama bahwa stres kerja

dikonseptualisasi dari titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai

respon dan stres sebagai stimulus-respon. Pendekatan ini memandang stres

sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon

individu. Stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang

dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi

dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan

tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap

individu dalam menghadapinya dapat berbeda.

Banyak yang berpendapat bahwa stress sebagai keadaan yang negatif atau

keadaan yang buruk. Tetapi stres tidak selamanya harus buruk, walaupun stres

lazimnya dibahas dalam konteks negatif, stres juga memiliki nilai positif. Stres

yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi

lingkungan, akibatnya pada karyawan berkembang berbagai macam gejala stres

yang dapat mengganggu kinerja mereka. Stres akan bernilai positif jika karyawan

yang bersangkutan terpacu untuk bekerja lebih baik dari sebelumnya dengan

memperbaiki kinerjanya (Robbins 1996 cit. Noviandari 2007).

Page 19: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

9

Stress kerja timbul karena adanya perasaan tertekan yang dirasakan

karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja terbagi dua yaitu stres kerja

negatif dan stres kerja positif. Stres negatif biasa disebut Distress dan seringkali

menghasilkan perilaku karyawan yang disfungsional seperti sering melakukan

kesalahan, moral yang rendah, bersikap masa bodoh dan absen tanpa keterangan.

Di sisi lain, stress positif atau biasa disebut Eustress menciptakan tantangan dan

perasaan untuk selalu berprestasi serta berperan sebagai faktor motivator yang

kritis bagi banyak karyawan (Ventera 2001 cit. Noviandari 2007).

2.1.3 Faktor-faktor Penyebab Stress Kerja

Menurut Hurrell dkk (1988 cit. Munandar 2001) bahwa faktor-faktor di

pekerjaan yang dapat menimbulkan stres dapat dikelompokkan atas lima kategori

besar, yaitu :

a. Faktor Intrinsik dalam Pekerjaan

Faktor intrinsik dalam pekerjaan meliputi :

1) Beban kerja

Dengan melakukan aktivitas pekerjaan, tubuh akan menerima

beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain, bahwa setiap pekerjaan

merupakan beban bagi pekerjanya. Beban tersebut dapat berupa beban

kerja fisik dan mental.

2) Shift kerja (kerja gilir)

Penggunaan teknologi modern menuntut peningkatan aktifitas

manusia sepanjang waktu sehingga dituntut adanya pembagian kerja

dalam shift selama 24 jam. Akan tetapi perubahan irama biologi tubuh

manusia tidak sama dengan tuntutan lingkungan kerja dengan shift,

Page 20: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

10

karena manusia menggunakan waktunya di malam hari untuk istirahat

atau tidur sehingga manusia harus beradaptasi dengan perubahan shift

kerja. Efek shift kerja yang tidak teratur adalah menurunnya kesehatan

pekerja karena ketidaksesuaian dan ketidakseimbangan penempatan

jam kerja dengan pola sosial, fisiologi (perubahan irama sirkardian

tubuh) dan psikologi individu.

3) Jam kerja

Menurut standar yang ada, rata-rata jam kerja adalah 8 jam per

hari. Sehingga penambahan jam kerja diluar standar dapat

meningkatkan usaha adaptasi pekerja, yang kemudian dapat

meningkatkan ekskresi katokholamin yaitu hormon adrenalin dan non-

adrenalin. Menurut beberapa penelitian, kerja lembur yang terlalu

sering, apalagi tanpa kontrol jumlah jam kerja yang berlebihan ternyata

tidak hanya mengurangi kuantitas dan kualitas hasil kerja, juga

seringkali meningkatkan kuantitas absen dengan alasan sakit atau

kecelakaan kerja.

4) Rutinitas

Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan gerakan

anggota badan yang berulang-ulang secara monoton, yang kadang-

kadang pula disertai posisi kerja yang sulit atau sambil membawa

beban atau menahan beban seringkali sangat memberatkan individu

pekerja.

Page 21: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

11

5) Kompleksitas pekerjaan

Semakin kompleks suatu pekerjaan, maka pekerja dituntut untuk

bekerja semakin lama dan memiliki keahlian yang memadai. Selain itu,

pekerjaan yang kompleks memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan

rumit, sehingga apabila banyak pekerja yang tidak mampu

menyelesaikan hal tersebut maka para pekerja akan mengalami frustasi

dan stres.

6) Pembebanan tuntutan pekerjaan yang berat dengan keterampilan yang

tidak memadai

Apabila seseorang mengerjakan sesuatu yang belum menjadi

keahliannya, maka orang tersebut akan berpotensi terkena stres, karena

pekerjaan akan selalu menuntut dan membebani pekerja. Sehingga

pikirannya tidak pernah tenang dan selalu merasa dibayangi oleh

pekerjaannya tersebut.

7) Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan

Seseorang yang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap

pekerjaannya akan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan yang

dibebankan kepadanya. Namun, pekerja yang kurang memiliki rasa

tanggung jawab terhadap pekerjaannya akan selalu menunda

pekerjaannya. Sehingga pekerjaan tidak pernah selesai tepat waktu,

yang pada akhirnya dapat menimbulkan stres.

b. Peranan dalam Organisasi

Sumber utama stres kerja lainnya adalah yang berhubungan dengan

peranan seseorang di tempat kerja. Para peneliti di bidang ini bersepakat

Page 22: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

12

untuk memfokuskan pada peranan yang mempunyai dua makna (role

ambiguity) dan peranan yang mempunyai dua makna yang saling

bertentangan (role conflict).

1) Role Ambiguity

Hal ini terjadi ketika seseorang mempunyai informasi yang tidak

selaras tentang peranan pekerjaannya, dimana terdapat kekurang-

jelasan tentang tujuan yang akan dihasilkan dari suatu pekerjaan yang

dipengaruhi oleh peraturan, tentang ruang lingkup dan tanggung jawab

dari suatu pekerjaan dan tentang harapan rekan-rekan kerja dari

peranan kerjanya. Kahn et al (1964 cit. Munandar 2001) menyatakan

bahwa seseorang yang mengalami role ambiguity yang berlebihan

akan mengalami kepuasan kerja yang rendah, meningkatnya

ketegangan yang berhubungan dengan pekerjaan, kepercayaan

terhadap diri sendiri yang semakin rendah dan kesia-siaan yang

bertambah besar. Indikator stres kerja yang berhubungan dengan role

ambiguity adalah mengalami keadaan yang tertekan, ketidakpuasan

pada kehidupannya, ketidakpuasan pada pekerjaan, rendahnya

motivasi kerja, keinginan untuk meninggalkan pekerjaan dan rasa

menghargai diri sendiri yang semakin rendah.

2) Role Conflict

Hal ini terjadi ketika seseorang berada dalam situasi peranan kerja

tertentu yang berlawanan dengan tuntutan pekerjaan / menghadapi

masalah oleh keharusan melaksanakan suatu pekerjaan yang

sebenarnya tidak ingin dilakukan oleh orang tersebut. Sebagian besar

Page 23: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

13

frekuensi manifestasi dari role conflict adalah ketika seseorang

dihadapkan pada dua kelompok orang yang menginginkan perbedaan

perilaku atau mengharapkan bahwa pekerjaan seharusnya

menghasilkan fungsi yang berbeda-beda. Kahn et al (1964 cit.

Munandar 2001) mengatakan bahwa seseorang yang mengalami role

conflict yang berlebihan akan mengalami kepuasan kerja yang rendah,

meningkatnya ketegangan yang berhubungan dengan pekerjaan.

c. Pengembangan Karir

Banyak orang menganggap bahwa karir sama dengan kemajuan

dalam suatu organisasi. Pengembangan karir merupakan gabungan dari

kebutuhan pelatihan di masa akan datang dan perencanaan sumber daya

manusia. Dari sudut pandang pegawai, pengembangan karir memberikan

gambaran mengenai jalur-jalur karir di masa akan datang di dalam

organisasi dan menandakan kepentingan jangka panjang dari organisasi

terhadap para pegawainya. Pengembangan karir memacu kepada aktivitas

pekerjaan yang terus-menerus, kelebihan jam kerja ketika melakukan

berbagai pekerjaan dan berbagai macam pelatihan yang diberikan. Hal ini

menyebabkan dalam usaha pencapaian karir akan menimbulkan stress.

d. Hubungan Interpersonal dalam Pekerjaan

Menurut Selye (1956 cit. Munandar 2001) bahwa hidup dengan

orang lain merupakan salah satu aspek dari kehidupan yang penuh stres.

Hubungan kerja yang tidak baik atau adanya konflik antaranggota

terungkap dalam gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah, taraf

Page 24: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

14

pemberian support yang rendah dan minat yang rendah dalam pemecahan

masalah dalam organisasi.

e. Struktur dan Iklim Organisasi

Bagaimana para tenaga kerja mempersepsikan kebudayaan,

kebiasan dan iklim dari organisasi adalah penting dalam memahami

sumber-sumber stres potensial sebagai hasil dari beradanya mereka dalam

organisasi : kepuasan dan ketidakpuasan kerja berkaitan dengan penilaian

dari struktur dan iklim organisasi. Faktor stres yang dikenali dalam

kategori ini terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat terlibat atau

berperan serta dan pada support social. Penelitian menunjukkan bahwa

kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan

berhubungan dengan suasana hati dan perilaku yang negatif seperti terlalu

sedikit / tidak ada partisipasi (terlibat) dalam proses pengambilan

keputusan, tidak mempunyai rasa memiliki, kurang efektifnya konsultasi

dan komunikasi, pembatasan tingkah laku dan politik di kantor.

Menurut Cooper (1983 cit. Prihatini 2007) sumber stress kerja terdiri dari

faktor-faktor sebagai berikut :

a. Lingkungan kerja : kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan

pekeja mudah sakit, mengalami stress dan menurunkan produktivitas

kerja.

b. Overload (beban kerja berlebih) : dapat dibedakan menjadi kuantitatif dan

kualitatif. Beban kerja yang berlebih kuantitatif bila target kerja melebihi

kemampuan pekerja yang bersangkutan akibatnya mudal lelah dan berada

Page 25: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

15

dalam ketegangan tinggi. Beban kerja berlebih secara kualitatif bila

pekerjaan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

c. Deprivational stress : yaitu pekerjaan yang tidak menantang atau tidak

menarik lagi bagi pekerja, akibatnya timbul berbagai keluhan seperti

kebosanan, ketidakpuasan dan lain sebagainya.

d. Pekerjaan beresiko tinggi yaitu pekerjaan yang berbahaya bagi

keselamatan.

Abraham dan Shanley (1997 cit. Dewe 1989) menyatakan bahwa beberapa

analisa dihasilkan lima sumber stress pada perawat sesuai dengan tingkat

kepentingannya :

a. Beban kerja yang berlebih misalnya merawat terlalu banyak pasien,

mengalami kesulitan dalam mempertahankan standar yang tinggi, dan

merasa tidak mampu memberikan dukungan yang dibutuhkan teman

sekerja.

b. Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lainnya, misalnya mengalami

konflik dengan teman sejawat, mengetahui orang lain tidak menghargai

sumbangsi yang dilakukan dan gagal membentuk im kerja denga staf.

c. Kesulitan dalam merawat pasien yang kritis, misalnya menjalankan

peralatan yang belum dikenal, mengelola prosedur atau tindakan baru dan

bekerja dengan dokter yang menuntut jawaban dan tindakan cepat.

d. Berurusan dengan pengobatan atau perawatan pasien, misalnya bekerja

dengan dokter yang tidak memahami kebutuhan social dan emosional

pasien, terlibat dalam ketidaksepakatan pada program tindakan, merasa

Page 26: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

16

tidak pasti sejauhmana harus memberikan informasi pada pasien atau

keluarga dan merawat pasien yang sulit diajak kerjasama.

e. Merawat pasien yang gagal untuk membaik, misalnya pasien lansia, pasien

nyeri kronis atau mereka yang meninggal selama dirawat.

2.1.4 Tahapan Stress Kerja

Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena

perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat. Baru dirasakan bilamana

tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik

di rumah, tempat kerja ataupun di pergaulan lingkungan sosialnya.

Menurut hasil penelitian Amberg (1979 cit. Hawari 2001) bahwa tahapan

stress terbagi menjadi sebagai berikut :

a. Stres tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan

biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut : semangat

bekerja besar, berlebihan (over acting), penglihatan “tajam” tidak

sebagaimana biasanya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari

biasanya; namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out)

disertai rasa gugup yang berlebihan dan merasa senang dengan

pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, namun tanpa disadari

cadangan energi semakin menipis.

b. Stres tahap II

Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan”

mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena

cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu

Page 27: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

17

untuk beristirahat. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh

seseorang yang berada pada stres tahap II yaitu : merasa letih sewaktu

bangun pagi, yang seharusnya merasa segar, merasa mudah lelah sesudah

makan siang, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, detakan

jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar), otot-otot punggung dan

tengkuk terasa tegang dan tidak bisa santai.

c. Stres tahap III

Stres tahap III akan menunjukkkan keluhan-keluhan yaitu :

gangguan lambung dan usus semakin nyata ; misalnya keluhan “maag”

(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare), ketegangan otot-otot

semakin terasa, perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional

semakin meningkat, gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk

mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan

sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/dini hari

dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia) dan koordinasi tubuh

terganggu (badan serasa mau pingsan).

d. Stres tahap IV

Gejala stres tahap IV, yaitu : aktivitas pekerjaan yang semula

menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa

lebih sulit, yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan

kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate),

ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, gangguan

pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan, seringkali

menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan, daya

Page 28: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

18

konsentrasi dan daya ingat menurun, timbul perasaan ketakutan dan

kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

e. Stres tahap V

Stres tahap V ditandai dengan hal-hal berikut : kelelahan fisik dan

mental yang semakin mendalam (physical and psychological exhaustion),

ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan

dan sederhana, gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-

intestinal disorder) dan timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang

semakin meningkat, mudah bingung dan panik.

f. Stres tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami

serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Gambaran stres

tahap VI ini adalah sebagai berikut : debaran jantung teramat keras, susah

bernafas (sesak), sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat

bercucuran, ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan dan pingsan atau

kolaps (collapse).

2.1.5 Dampak Stress Kerja

Menurut Lubis (2006 cit. Prihatini 2007) stress kerja dapat mengakibatkan

hal-hal sebagai berikut :

a. Penyakit fisik yang diinduksi oleh stress seperti penyakit jantung koroner,

hipertensi, tukak lambung, asma, dan gangguan menstruasi.

b. Kecelakaan kerja terutama pekerjaan yang menuntut kinerja yang tinggi,

dan bekerja bergiliran.

c. Absensi kerja

Page 29: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

19

d. Lesu atau malas untuk bekerja, pegawai kehilangan motivasi bekerja.

e. Gangguan jiwa mulai dari gangguan ringan sampai ketidakmampuan yang

berat. Gangguan jiwa yang ringan misalnya mudah gugup, tegang, marah-

marah, apatis dan kurang konsentrasi. Gangguan yang lebih jelas lagi

dapat berupa depresi dang cemas.

Menurut Cox (1976 cit. Airmayanti 2009) ada lima efek stress

mempengaruhi prilaku dan kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Efek subyektif seperti cemas, apatis, jenuh, depresi, kelelahan, frustasi,

mudah tersinggung, nervous (gugup), dan rendahnya keseimbangan diri.

b. Efek perilaku seperti penyalahgunaan obat, nafsu makan hilang atau

berlebihan, merokok dan minum- minuman keras.

c. Efek kognitif seperti tidak dapat mengambil keputusan, sulit konsentrasi,

sering lupa dan mudah tersinggung.

d. Efek fisiologis seperti peningkatan tekanan darah dan kadar glukosa darah,

denyut jantung meningkat, mulut terasa kering, berkeringat, pupil melebar

dan sukar bernafas.

e. Efek organisasional seperti absenteisme, hubungan interpersonal yang

buruk, penurunan produktifitas kerja, tingginya angka kecelakaan dan

keterlambatan kerja, ketidakpuasan kerja, antagonisme pekerjaan dan iklim

perusahaan yang buruk.

2.1.6 Strategi Manajemen Stress Kerja

Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa

memperoleh dampak yang negatif. Manajemen stres lebih dari pada sekedar

Page 30: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

20

mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaptif dan efektif. Hampir

sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dan apa yang harus

dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan, sering

melampiaskan dengan cara bekerja keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara

efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari

stres, justru akan menambah masalah lebih jauh. Secara umum strategi

manajemen stres kerja dapat dikelompokkan menjadi strategi penanganan

individual, organisasional dan dukungan sosial (Munandar 2001) :

a. Strategi Penanganan individual

Yaitu strategi yang dikembangkan secara pribadi atau individual.

Strategi individual ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

1) Melakukan perubahan reaksi perilaku atau perubahan reaksi kognitif.

Artinya, jika seorang karyawan merasa dirinya ada kenaikan

ketegangan, para karyawan tersebut seharusnya time out terlebih

dahulu. Cara time out ini bisa macam-macam, seperti istirahat sejenak

namun masih dalam ruangan kerja, keluar ke ruang istirahat (jika

menyediakan), pergi sebentar ke kamar kecil untuk membasuh muka

air dingin atau berwudhu bagi orang Islam, dan sebagainya.

2) Melakukan relaksasi dan meditasi. Kegiatan relaksasi dan meditasi ini

bisa dilakukan di rumah pada malam hari atau hari-hari libur kerja.

Dengan melakukan relaksasi, karyawan dapat membangkitkan

perasaan rileks dan nyaman. Dengan demikian karyawan yang

melakukan relaksasi diharapkan dapat mentransfer kemampuan dalam

membangkitkan perasaan rileks ke dalam perusahaan di mana mereka

Page 31: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

21

mengalami situasi stres. Beberapa cara meditasi yang biasa dilakukan

adalah dengan menutup atau memejamkan mata, menghilangkan

pikiran yang mengganggu, kemudian perlahan-lahan mengucapkan

doa. Melakukan diet dan fitnes. Beberapa cara meditasi yang bisa

dilakukan adalah dengan menutup atau memejamkan mata,

menghilangkan pikiran yang mengganggu, kemudian perlahan-lahan

mengucapkan doa.

3) Melakukan diet dan fitness. Beberapa cara yang bisa ditmpuh adalah

mengurangi masukan atau konsumsi makanan mengandung lemak,

memperbanyak konsumsi makanan yang bervitamin seperti buah-

buahan dan sayur-sayuran, dan banyak melakukan olahraga, seperti lari

secara rutin, tennis, bulutangkis, dan sebagaianya.

b. Strategi Penanganan Organisasional

Strategi ini didesain oleh manajemen untuk menghilangkan atau

mengontrol penekan tingkat organisasional untuk mencegah atau

mengurangi stres kerja untuk pekerja individual. Manajemen stres melalui

organisasi dapat dilakukan dengan:

1) Menciptakan iklim organisasional yang mendukung. Banyak

organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik

yang tinggi dengan menyertakan infleksibel, iklim impersonal. Ini

dapat membawa pada stres kerja yang sungguh-sungguh. Sebuah

strategi pengaturan mungkin membuat struktur tebih terdesentralisasi

dan organik dengan pembuatan keputusan partisipatif dan aliran

komunikasi ke atas. Perubahan struktur dan proses struktural mungkin

Page 32: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

22

menciptakan Iklim yang lebih mendukung bagi pekerja, memberikan

mereka lebih banyak control terhadap pekerjaan mereka, dan mungkin

mencegah atau mengurangi stress kerja mereka.

2) Memperkaya desain tugas-tugas dengan memperkaya kerja baik

dengan meningkatkan faktor isi pekerjaaan (seperti tanggung jawab,

pengakuan, dan kesempatan untuk pencapaian, peningkatan, dan

pertumbuhan) atau dengan meningkatkan karakteristik pekerjaan pusat

seperti variasi skill, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan

timbal balik mungkin membawa pada pernyataan motivasional atau

pengalaman berani, tanggung jawab, pengetahuan hasil-hasil.

c. Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional.

Konflik peran dan ketidakjelasan diidentifikasi lebih awal sebagai

sebuah penekan individual utama. Ini mengacu pada manajemen untuk

mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional sehingga

penyebab stress ini dapat dihilangkan atau dikurangi. Masing-masing

pekerjaan mempunyai ekspektansi yang jelas dan penting atau sebuah

pengertian yang ambigi dari apa yang dia kerjakan.

d. Strategi Dukungan Sosial

Untuk mengurangi stres kerja, dibutuhkan dukungan sosial

terutama orang yang terdekat, seperti keluarga, teman sekerja, pemimpin

atau orang lain. Agar diperoleh dukungan maksimal, dibutuhkan

komunikasi yang baik pada semua pihak, sehingga dukungan sosial dapat

diperoleh.

Page 33: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

23

Ada empat pendekatan terhadap stres kerja menurut pendapat Davis dan

Newstrom (cit. Munandar 2001), yaitu :

a. Pendekatan Dukungan Sosial

Pendekatan ini dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan memberikan

kepuasan sosial kepada karyawan. Misalnya : bermain game, dan

bercanda.

b. Pendekatan melalui meditasi

Pendekatan ini perlu dilakukan karyawan dengan cara berkonsentrasi

kealam pikiran, mengondorkan kerja otot, dan menenangkan emosi.

Meditasi ini dapat dilakukan selama dua periode waktu yang masing-

masing 15-20 menit. Meditasi bisa dilakukan di ruangan khusus.

Karyawan yang beragama islam bisa melakukannya setelah Dzuhur

melalui dzikir dan doa kepada Allah SWT.

c. Pendekatan Biofeed Back

Pendekatan ini dilakukan melalui bimbingan medis. Melalui bimbingan

dokter, psikiater, dan psikolog, sehingga diharapkan karyawan dapat

menghilangkan stres yang dialaminya.

d. Pendekatan kesehatan pribadi

Pendekatan ini merupakan pendekatan preventif sebelum terjadinya stres.

Dalam hal ini karyawan secara periode waktu yang kontiyu memeriksa

kesehatan, melakukan relaksasi otot, pengaturan gizi, dan olahraga secara

teratur.

Page 34: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

24

2.2 Beban Kerja

2.2.1 Pengertian Beban Kerja

Menurut Manuaba (2000 cit. Prihatini 2007) tubuh manusia dirancang

untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Setiap pekerjaan

merupakan beban bagi pelakunya, beban-beban tersebut tergantung bagaimana

orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja, jadi definisi beban kerja

adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang

ergonomic setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang

baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan

manusia menerima beban tersebut. Beban dapat berupa beban fisik dan beban

mental. Beban kerja fisik dapat berupa berat dan banyaknya pekerjaan. Sedangkan

beban kerja mental dapat berupa sejauh mana tingkat kemampuan yang dimiliki.

Lebih lanjut menurut Munandar (2001) beban kerja adalah keadaan

dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu

tertentu. Beban kerja berlebih merupakan pembangkit stres. Beban kerja

dibedakan menjadi beban kerja kuantitatif dan beban kerja kualititif. Beban kerja

kuantitatif yaitu beban kerja yang timbul sebagai akibat dari tugas-tugas yang

diberikan harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Sedangkan beban kerja

kualitatif yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas atau

tugas tidak menggunakan keterampilan atau potensi dari tenaga kerja. Beban kerja

kuantitatif dan kualitatif yang berlebih dapat menimbulkan kebutuhan untuk

bekerja selama jumlah jam yang sangat banyak, yang merupakan sumber

tambahan dari stress.

Page 35: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

25

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Manuaba (2000 cit. Prihatini 2007) menyatakan bahwa beban kerja

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Faktor eksternal

1) Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti banyaknya tugas

yang harus dikerjakan, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja,

kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental

seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, pelatihan

atau pendidikan yang diperoleh dan tanggung jawab pekerjaan.

2) Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat, kerja

bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi,

pelimpahan tugas dan wewenang.

3) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,

lingkungan kerja biologis, dan lingkungan kerja psikologis. Ketiga

aspek ini disebut wring stresor.

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat

dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat

ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif.

Faktor internal meliputi faktor somatic (Jenis kelamin, umur, ukuran

tubuh, status gizi, kondisi kesehatan), faktor psikis (motivasi, persepsi,

kepercayaan. keinginan dan kepuasan).

Page 36: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

26

2.3 Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja

Menurut Anugrah (2009) beban kerja berlebih secara fisik maupun mental

seperti harus melakukan aktivitas yang berlebih merupakan kemungkinan sumber

stres pekerjaan. Berat atau ringannya beban kerja yang diterima seorang tenaga

kerja dapat digunakan untuk menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja

tanpa mengalami kelelahan. Dimana semakin berat beban kerja sehingga

melampaui kapasitas kerja akan menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja

bahkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pekerja.

Dalam bidang kesehatan beban kerja akan menjadi sumber stress bagi

perawat bila beban kerja tidak sebanding dengan kemampuan fisik. Karena setiap

perawat mempunyai kemampuan kerja yang normal menyelesaikan tugas yang

dibebankan kepadanya. Kemampuan berkaitan dengan keahlian, pengalaman dan

waktu yang dimiliki. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ada hubungan

yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja perawat. Stress kerja yang

timbul akibat beban pekerjaan berbeda-beda tergantung ruangan perawatan dan

kondisi pasien yang dirawat (Prihatini 2007).

Page 37: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

27

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini meliputi :

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak titeliti

: Pembagi

: Faktor yang mempengaruhi

Gambar 2.1 Gambaran hubungan mahasiswa program profesi kedokteran gigi

yang magang dengan non-magang terhadap stress kerja.

Mahasiswa Kedokteran

Gigi

Program Pendidikan Profesi

Magang

Beban kerja :

- di RSGM UNMAS

- di tempat praktek dokter

gigi

Stres Kerja

Program Pendidikan Sarjana

Non-magang

Beban kerja di RSGM UNMAS

Stres Kerja

Page 38: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

28

Sesuai dengan definisi mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2005 cit. Patriana 2007), bahwa mahasiswa merupakan individu yang

belajar di perguruan tinggi. Sedangkan Program Pendidikan Profesi Dokter Gigi

adalah pendidikan yang bersifat akademik professional yang baru boleh ditempuh

setelah lulus sarjana. Program ini berbentuk pengalaman belajar klinik

(kepaniteraan klinik) yang dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan

(RSGMP) dan pengalaman belajar lapangan, khususnya pelayanan medik di

rumah sakit pendidikan. Jadi mahasiswa program pendidikan profesi kedokteran

gigi adalah mahasiswa sarjana kedokteran gigi (skg) yang belajar di klinik atau

RSGM untuk memperoleh gelar dokter gigi. Tujuan Pendidikan Program Studi

Profesi Dokter Gigi adalah mampu mengidentifikasi, menganalisis dan

memecahkan masalah kesehatan gigi dan mulut dan meningkatkan usia harapan

hidup.

Mahasiswa kedokteran gigi UNMAS Denpasar yang menempuh Program

Pendidikan Profesi Kedokteran Gigi ada yang magang dan ada yang non-magang.

Mahasiswa program profesi kedokteran gigi di UNMAS Denpasar tersebut

magang di tempat praktek dokter gigi. Magang yang diartikan sebagai

pengalaman kerja. Dalam BPKB Jaya Giri (1990) Program magang adalah suatu

kegiatan pembinaan yang dikelola secara terpusat dan merupakan suatu program

nasional bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seorang tenaga akademik

dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yang dikoordinasikan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan. Magang adalah proses belajar dimana seseorang memperoleh

pengalaman dan menguasai keterampilan dengan jalan melibatkan diri dalam

Page 39: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

29

proses pekerjaan tanpa atau dengan petunjuk orang yang sudah terampil dalam

pekerjaan ini. Mahasiswa program profesi kedokteran gigi melakukan magang di

tempat praktek dokter gigi dengan tujuan untuk menambah pengetahuan diluar

perkuliahan, sebagai pengalaman kerja dan melatih keterampilan. Mahasiswa

yang magang memiliki beban kerja yaitu beban kerja di RSGM UNMAS dan

beban kerja di tempat praktek dokter gigi. Adanya beban dalam bekerja sehingga

memungkinkan timbul stress kerja.

Mahasiswa program profesi kedokteran gigi yang non-magang merupakan

mahasiswa yang tidak melakukan magang di tempat praktek dokter gigi. Beban

kerja yang dimiliki oleh mahasiswa non-magang yaitu beban kerja di RSGM

UNMAS. Beban yang dialami dapat memungkinkan timbulnya stress dalam kerja.

Page 40: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

30

BAB III

HIPOTESIS

Menurut Soewondo (1993 cit. Airmayanti 2009) stres kerja merupakan

keadaan yang dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Stress kerja

merupakan suatu kondisi dimana satu atau beberapa faktor di tempat kerja

berinteraksi dengan pekerja sedemikian rupa sehingga mengganggu keseimbangan

fisiologik dan psikologik. Salah satu faktor penyebab stress tersebut adalah beban

kerja yang terlalu berat.

Beban kerja timbul sebagai akibat dari tugas-tugas yang terlalu banyak

diberikan untuk diselesaikan dalam waktu tertentu. Selain itu, beban kerja akan

timbul jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas atau tidak

menggunakan keterampilan dan potensi untuk bekerja. Disamping itu beban kerja

yang terlalu banyak atau berlebih dapat menimbulkan kebutuhan untuk bekerja

selama jumlah jam yang sangat banyak, yang merupakan sumber tambahan dari

stress (Anonymous 2008).

Mahasiswa program profesi kedokteran gigi UNMAS Denpasar pada saat

di klinik, mereka dituntut untuk mampu mendiagnosa secara tepat suatu penyakit,

mengindikasikan perawatannya, melakukan tindakan perawatan secara tepat,

mengisi kartu status, mencatat perkembangan pasien dan mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan. Adanya hal tersebut, sehingga beberapa dari mahasiswa sarjana

kedokteran gigi UNMAS Denpasar yang pada saat menempuh Program

Pendidikan Profesi Kedokteran Gigi magang di tempat praktek dokter gigi

keluarga. Magang yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan

tambahan diluar perkuliahan, pengalaman kerja, melatih keterampilan dan

Page 41: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

31

bermanfaat untuk masa depannya. Di tempat praktek dokter gigi, mahasiswa yang

bertindak sebagai pemagang biasanya bertugas mempersiapkan alat-alat untuk

praktek, ikut serta menangani pasien, mendampingi pasien selama perawatan,

mencuci alat, dan membersihkan ruangan praktek. Adanya aktivitas pekerjaan

yang berlebih ini, kemungkinan ini dapat menjadi beban kerja bagi mahasiswa

tesebut. Beban kerja dapat dialami oleh mahasiswa yang magang dikarenakan

aktivitas yang berlebih sehingga dapat menimbulkan kelelahan. Hal ini dapat

menimbulkan beban secara fisik, karena harus mengerjakan dan menyelesaikan

pekerjaan, selain beban fisik juga dapat menimbulkan beban mental karena

dibutuhkan kesiapan untuk menghadapi pasien dengan penyakitnya, melakukan

tindakan perawatan secara langsung sehingga harus menghadapi resiko penularan

penyakit dari pasien, dan menghadapi keluhan-keluhan pasien.

Beban kerja berlebih secara fisik maupun mental merupakan kemungkinan

sumber stress pekerjaan. Banyak atau sedikitnya beban kerja yang diterima dapat

digunakan untuk menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja tanpa

mengalami kelelahan. Semakin berat beban kerja sehingga melampaui kapasitas

kerja akan menurunkan efisiensi dan produktivitas pekerjaan (Tarwaka et al. 2004

cit. Airmayanti 2009).

Mahasiswa program profesi kedokteran gigi yang magang memiliki

aktivitas lebih banyak dibandingkan non-magang, karena adanya aktivitas

pekerjaan yang bertambah dimana selain mengikuti perkuliahan mereka juga

harus bekerja di tempat magang sehingga beban kerja yang timbul juga lebih

besar. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diajukan suatu hipotesis bahwa

tingkat stress kerja yang dimiliki mahasiswa magang lebih tinggi dibandingkan

mahasiswa non-magang.

Page 42: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

32

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

rancangan penelitian epidemiologik analitik dengan pendekatan cross sectional.

Rancangan cross sectional digunakan pada penelitian ini karena data efek, faktor

efek dan resiko stress kerja diukur pada saat yang bersamaan.

4.2 Identifikasi Variabel

Ada dua macam variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

4.2.1 Variabel Pengaruh : Magang dan Non-magang di tempat

praktek dokter gigi

4.2.2 Variabel Terpengaruh : Stress kerja pada mahasiswa program

profesi kedokteran gigi

4.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dari tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut :

4.3.1 Magang adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa program

profesi kedokteran gigi UNMAS yang bekerja di tempat praktek dokter

gigi dimana magang yang dilakukan minimal 3 bulan.

4.3.2 Non-magang adalah mahasiswa program profesi kedokteran gigi

UNMAS yang hanya belajar di klinik atau RSGM dan tidak bekerja di

tempat praktek dokter gigi.

Page 43: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

33

4.3.3 Stres kerja adalah suatu gejala-gejala yang timbul yang terdiri dari tiga

aspek yaitu gejala psikologis seperti ada perasaan tegang saat

melakukan tindakan perawatan pada pasien, kehilangan daya

konsentrasi, bingung, panik, dan takut, gejala fisik seperti pusing,

jantung terasa berdebar-debar dan otot punggung terasa kaku setelah

melakukan tindakan perawatan, gejala prilaku seperti menghindari

pekerjaan atau tugas klinik, keinginan minum-minuman keras,

kehilangan nafsu makan dan meningkatnya absensi di klinik, yang

dialami oleh mahasiswa program profesi kedokteran gigi yang di

tempat praktek dokter gigi keluarga.

4.3.4 Mahasiswa program pendidikan profesi kedokteran gigi adalah

mahasiswa yang belajar di klinik atau RSGM untuk memperoleh gelar

dokter gigi.

4.4 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa program profesi kedokteran

gigi di klinik UNMAS Denpasar. Besar sampel yang digunakan pada penelitian

ini sebanyak 60 orang yaitu 30 mahasiswa yang magang dan 30 yang non-

magang. Digunakan sampel sebanyak 60 orang karena dalam penelitian ini

terdapat dua kategori kelompok yaitu magang dan non-magang. Pada masing-

masing kelompok jumlah sampel sebanyak 30 orang, jumlah ini merupakan

jumlah minimal dalam satu kategori kelompok pada suatu penelitian. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive

sampling disebut juga judgment sampling. Digunakan tehnik purposive sampling

karena pengambilan atau pemilihan sampel pada penelitian ini berdasarkan

Page 44: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

34

kriteria-kriteria yaitu mempunyai status gizi baik, tidak sedang sakit dan tidak

sedang hamil.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tentang stress kerja

pada mahasiswa program profesi kedokteran gigi pada masa praktikum di RSGM

UNMAS Denpasar. Proses pembuatan instrument penelitian ini terdiri dari

beberapa tahapan yaitu :

a. Membuat item-item pernyataan kuesioner berdasarkan teori Beehr dan

Newman (1978 cit. Prihatini 2007), yang membagi gejala stress kerja

menjadi tiga aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan gejala prilaku.

(a) gejala psikologis terdiri dari ; kecemasan, ketegangan, bingung, marah,

komunikasi tidak efektif, depresi, lelah mental, kehilangan daya

konsentrasi, kehilangan semangat hidup dan menurunnya rasa percaya diri.

(b) Gejala fisik seperti meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah,

gangguan gastrointestinal misalnya gangguan lambung, kematian, mudah

lelah secara fisik, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, kepala

pusing, migrain, ketegangan otot dan gangguan tidur. (c) Gejala prilaku

seperti menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas, meningkatnya

penggunaan minuman keras dan mabuk, meningkatnya frekuensi absensi,

prilaku makan yang tidak normal, kehilangan nafsu makan dan penurunan

drastis berat badan, kecenderungan prilaku berisiko tinggi misalnya

ngebut-ngebutan, berjudi dan kecendrungan untuk bunuh diri. Pernyataan

stress kerja pada penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu pernyataan

berupa stress positif dan pernyataan berupa stress negatif. Peneliti

Page 45: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

35

membuat 20 item pernyataan stress kerja tediri dari 6 item tentang gejala

psikologis, 9 item tentang gejala fisik dan 5 item tentang gejala prilaku.

b. Pembuatan alat ukur stress kerja dengan cara menyusun item-item

kuesioner dengan 4 alternatif jawaban berdasarkan skala likert yaitu tidak

pernah, pernah, kadang-kadang dan selalu. Pemberian skor pada masing-

masing alternatif jawaban pada pernyataan berupa stress positif berbeda

dengan pernyataan berupa stress negatif. Untuk pernyataan yang berupa

stress positif, skor untuk alternative jawabannya yaitu : tidak pernah (skor

4), pernah (skor 3), kadang-kadang (skor 2) dan selalu (skor 1). Dan untuk

pernyataan yang berupa stress negatif, skor untuk alternative jawabannya

yaitu : tidak pernah (skor 1), pernah (skor 2), kadang-kadang (skor 3) dan

selalu (skor 4).

c. Kemudian selanjutnya dilakukan uji coba kuesioner pada responden.

Jumlah responden untuk try out atau uji coba adalah 15 orang mahasiswa

program profesi kedokteran gigi UNMAS Denpasar. Tujuan uji coba

untuk meyakinkan peneliti bahwa pernyataan-pernyataaan mengenai stress

kerja dapat di mengerti oleh responden.

d. Setelah kuesioner diuji cobakan pada 15 responden, data hasil uji coba

tersebut dibuat dalam bentuk data Microsoft office excel.

e. Kemudian dilakukan uji validitas dengan tujuan untuk mengetahui

kuesioner yang dipergunakan mampu untuk mengukur tingkat stress kerja

mahasiswa program profesi kedokteran gigi UNMAS Denpasar. Uji

validitas dengan menggunakan tehnik Pearson Correlation dengan

ketentuan :

Page 46: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

36

1. Jika hasil pada kolom total pearson Correlation terdapat * maka

variabel tersebut valid dengan tariff signifikan 5%.

2. Jika hasil pada kolom total pearson Correlation terdapat ** maka

variabel tersebut valid dengan tariff signifikan 1%.

Untuk hasil lengkap dari uji validasi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Page 47: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

37

Tabel 4.1 Hasil uji validitas

No Pernyataan

Hasil

Pearson

Correlation

Sig. Keterangan

1

Saya merasa tegang ketika

saya akan melakukan

tindakan perawatan terhadap

pasien

0.631 0.012 Valid

2

Saya merasa kehilangan daya

konsentrasi ketika mendengar

banyak instruksi dokter gigi 0.706 0.003 Valid

3

Saya dapat menenangkan diri

walaupun menghadapi pasien

yang sedang merintih atau

mengeluh kesakitan

0.586 0.022 Valid

4

Saya merasa bingung

menghadapi pasien yang

mengerang kesakitan 0.573 0.026 Valid

5

Saya merasa panik dan

bingung saat disuruh

mengambil alat dan bahan

untuk perawatan pasien

0.864 0.000 Valid

6

Saya merasa takut ketika saya

melakukan kesalahan dalam

memberikan perawatan

kepada pasien

0.533 0.041 Valid

7

Saya dapat tidur nyenyak

meskipun banyak pekerjaan

yang sudah saya lakukan 0.733 0.002 Valid

8

Saya merasakan otot

punggung saya kaku saat atau

setelah melakukan tindakan

perawatan pada pasien

0.646 0.009 Valid

9

Saya merasa keringatan saat

memberikan tindakan

perawatan kepada pasien 0.570 0.027 Valid

10

Saya merasakan pusing atau

sakit kepala saat atau selesai

bekerja 0.887 0.000 Valid

11

Ketika akan melakukan

tindakan perawatan pada

pasien, saya merasa jantung

saya berdebar-debar

0.659 0.008 Valid

12 Saya merasakan pegal-pegal

saat atau selesai bekerja 0.709 0.003 Valid

13

Jantung saya terasa berdebar-

debar ketika mendengar

pasien tiba-tiba menjerit 0.789 0.000 Valid

14 Saya merasakan sesak nafas

saat atau selesai bekerja 0.907 0.000 Valid

15

Setelah selesai bekerja

diklinik, saya merasa lelah

secara fisik 0.608 0.016 Valid

16

Meskipun banyak aktivitas

yang saya kerjakan, saya

tidak ingin meminum-

minuman keras

0.522 0.046 Valid

17

Meskipun banyak aktivitas

yang saya kerjakan, saya

makan seperti biasa

0.492 0.062 Tidak

Valid

18

Jika saya merasa lelah, saya

memilih untuk tidak hadir di

klinik

0.623 0.013 Valid

19

Saya sering menunda-nunda

tugas kuliah jika saya merasa

kesulitan

0.744 0.001 Valid

20

Saya tidak selera makan

ketika banyak pekerjaan yang

harus saya kerjakan

0.701 0.004 Valid

37

Page 48: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

38

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 19 item kuesioner yang valid

dan hanya 1 item yang tidak valid. Maka hanya 19 item yang dapat

digunakan sebagai alat ukur stress kerja.

f. Item-item kuesioner yang telah valid, lalu dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan uji Cronbach’s Alpha. Uji realibilitas merupakan uji

kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah alat

ukur stress kerja dapat diandalkan atau dipercaya. Pengujian realibilitas

terhadap seluruh item / pernyataan stress kerja yang dipergunakan dalam

penelitian ini akan menggunakan formula cronbach alpha (koefisien alpha

cronbach), dimana secara umum yang dianggap reliabel apabila hasil

koefisien alpha cronbach > 0.6 (Ghozali 2006 cit. Fadhilah 2010). Hasil

lengkap uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Hasil uji reliabilitas

Variabel Cronbach alpha Keterangan

Stress kerja 0.936 Reliabel

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha

dari variabel yang diujikan nilainya di atas 0.6 maka dapat disimpulkan

bahwa variabel dalam penelitian ini lolos dalam uji reliabilitas dan

dinyatakan reliabel.

g. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka kuesioner siap untuk

digunakan sebagai alat ukur stress kerja pada mahasiswa program profesi

kedokteran gigi.

38

Page 49: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

39

4.6 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pulpen dan papan alas

tulis.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu diadakannya penelitian sebagai berikut :

4.6.1 Lokasi : Universitas Mahasaraswati Denpasar

4.6.2 Waktu : 15 November 2013 s.d. 29 Desember 2013

4.8 Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

a. Pelaksanaan penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahap :

1) Peneliti memperkenalkan diri, serta mengajukan tujuan dilakukannya

penelitian kepada mahasiswa program profesi.

2) Peneliti meminta kesediaan mahasiswa program profesi FKG UNMAS

Denpasar untuk menjadi sampel.

3) Meminta kesediaan sampel untuk mengisi lembar persetujuan.

4) Kuesioner dibagikan kepada setiap sampel.

5) Peneliti menginstruksikan tatacara pengisian kuesioner kepada sampel

b. Pemeriksaan data

Setelah semua hasil kuesioner terkumpul, peneliti melakukan pemeriksaan

terhadap tiap pernyataan stress kerja pada masing-masing kuesioner dan

melihat apakah semua pernyataan telah diisi.

Page 50: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

40

4.9 Analisis Data

Menurut Polit dan Hungler (2006 cit. Purwati 2012) analisis data adalah

sebuah metode yang dipakai untuk mengubah informasi menjadi memiliki arti dan

dapat dimengerti. Data pada penelitian ini dilakukan analisis deskriptif untuk

meringkas data stress kerja kedalam beberapa kategori stress. Pemilihan uji

analisa data berdasarkan jenis data dan uji normalitasnya. Data stress kerja adalah

data jenis kuantitatif tipe interval. Hasil kuesioner dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Jika data berdistribusi

normal maka menggunakan metode parametrik dan jika data yang ada tidak

berdistribusi normal, maka menggunakan metode non-parametrik. Hasil data

kuesioner stress kerja pada penelitian ini menunjukan bahwa data berdistribusi

normal sehingga digunakan uji analitik parametrik. Ada 2 jenis kelompok sampel

pada penelitian ini yaitu kelompok magang dengan kelompok non-magang yang

merupakan dua jenis sampel yang tidak berhubungan (Two Independent Sampels),

sehingga menggunakan uji statistik parametrik jenis Independent T-Test. Adapun

proses analisis data sebagai berikut :

a. Hasil kuesioner di buat dalam bentuk data Microsoft office excel. Ada 2

data yaitu data kelompok magang dan data kelompok non-magang.

b. Peneliti membagi stress kedalam tiga kategori, dengan cara melihat jumlah

skor terkecil = 19 dan jumlah skor terbesar = 76. Kategori stress terdiri

dari ringan 19 – 38, sedang 39 – 57 dan berat 58 – 76. Data ini

dimaksudkan untuk memberi gambaran bagaimana tingkat stress kerja

mahasiswa program profesi kedokteran gigi UNMAS.

Page 51: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

41

c. Kedua data pada Microsoft office excel tersebut dilakukan analisis

deskriptif.

d. Jumlah skor item setiap sampel pada 19 item kuesioner dilakukan uji

normalitas dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov pada

alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-

Smirnov lebih besar dari 0.05 berarti data berdistribusi normal.

Tabel 4.3 Hasil uji normalitas

Non-Magang Magang

Mean 35.6667 39.8667

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.903 0.550

Berdasarkan uji statistik normalitas pada tabel 4.3 menunjukkan p-

value kategori Non-magang 0.903 lebih besar dari 0.05, maka data

terdistrubusi normal dan pada kategori Magang p-value 0.550 lebih besar

dari 0.05, ini menunjukan bahwa data terdistrubusi normal.

e. Kemudian kedua data pada Microsoft office excel tersebut dilakukan uji

Independent T-Test untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tingkat

stress kerja antara mahasiswa magang dengan mahasiswa non-magang.

Data dianalisa dengan menggunakan program SPSS.

Page 52: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

42

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa program profesi

kedokteran gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar yang di bagi menjadi dua

kelompok sampel yaitu mahasiswa program profesi kedokteran gigi yang magang

di tempat praktek dokter gigi dan mahasiswa program profesi kedokteran gigi

yang tidak magang di tempat praktek dokter gigi. Jumlah responden yang

digunakan sebagai sampel penelitian sebanyak 60 mahasiswa, dimana 30

mahasiswa yang magang dan 30 mahasiswa non-magang. Teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, dimana dalam teknik ini

hanya mahasiswa-mahasiswa yang sesuai dengan pertimbangan dan syarat khusus

saja (mahasiswa program profesi kedokteran gigi) yang bisa dijadikan sampel.

Dengan data karakteristik sampel sebagai berikut :

Tabel 5.1 Karakreristik sampel berdasarkan jenis kelamin

Kelompok Jenis Kelamin Persentase (%) Total (%)

Magang L 13 43

100 P 17 57

Non-magang L 14 47

100 P 16 53

Dari Tabel 5.1 terlihat bahwa pada kelompok magang sampel terbanyak

adalah sampel dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 17 orang sedangkan

sampel dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 13 orang. Dan pada kelompok

Page 53: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

43

non-magang sampel terbanyak adalah dengan jenis kelamin perempuan berjumlah

16 orang sedangkan sampel dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang.

5.2 Analisis Data stress kerja antara mahasiswa magang dengan mahasiswa

non-magang

5.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah cara analisis dengan mendeskripsikan

atau menggambarkan hasil data stress kerja berupa jumlah sampel yang

mengalami stress dan tingkat stress yang dialami pada masing-masing

kelompok sampel. Kategori stress kerja pada kelompok magang dan non-

magang yang lebih spesifik dapat dilihat pada table 5.2 dan tabel 5.3.

Table 5.2 Kategori stress kerja mahasiswa program profesi kedokteran gigi

yang magang

No Stress Kerja Jumlah Persen

1 Ringan 9 30.0

2 Sedang 21 70.0

3 Berat 0 0.0

Jumlah 30 100.0

Dari tabel di atas didapatkan data bahwa 30% mahasiswa magang

yang mengalami stress kerja kategori ringan dan 70% stress kerja dengan

kategori sedang.

Page 54: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

44

Table 5.3 Kategori stress kerja mahasiswa program profesi kedokteran gigi

yang non-magang

No Stress Kerja Jumlah Persen

1 Ringan 24 80.0

2 Sedang 6 20.0

3 Berat 0 0.0

Jumlah 30 100.0

Dari tabel di atas didapatkan data bahwa 20% mahasiswa Non-

magang yang mengalami stress kerja kategori ringan dan 80% stress kerja

dengan kategori sedang. Dari hasil uji diatas menunjukan bahwa ada

perbedaan tingkat stress kerja antara mahasiswa program profesi

kedokteran gigi yang magang dengan yang non-magang.

5.2.2 Uji Independent T-Test

Untuk mengetahui perbedaan tingkat stress kerja antara mahasiswa

magang dengan mahasiswa non-magang maka dilakukan uji Independent

T-Test . Hipotesis pada penelitian ini yaitu :

a. Ho = Tingkat stress kerja pada kelompok magang dan non-magang

tidak berbeda secara signifikan.

b. Hi = Tingkat stress kerja pada kelompok magang dan non-magang

berbeda secara signifikan.

Dasar pengambilan keputusan untuk menguji perbedaan tingkat

stress kerja antara kelompok magang dengan kelompok non-magang pada

uji Independent T-Test adalah :

a. Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima.

b. Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak.

Page 55: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

45

Hasil uji, dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut :

Tabel 5.4 Uji Independent T-Test

Kelompok N Mean Sig. (2-tailed)

Magang 30 39.8667 0.004

Non-magang 30 35.6667 0.004

Berdasarkan hasil pada tabel 5.3 untuk stress kerja pada kelompok

magang mempunyai stress rata-rata 39.8667, yang diatas rata-rata stress

kerja kelompok non-magang, yaitu 35.6667. Hasil penelitian menunjukan

bahwa nilai probabilitas pada kelompok magang dengan kelompok non-

magang didapatkan hasil sebesar 0.004 yang berarti bahwa probabilitas

lebih kecil dari 0.05 (ρ < 0.05). Hasil pengujian ini menunjukan Ho

ditolak, artinya ada perbedaan tingkat stress kerja yang signifikan antara

kelompok magang dengan kelompok non-magang.

Page 56: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

46

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa program

profesi kedokteran gigi yang magang dengan non-magang di tempat praktek

dokter gigi pada masa praktikum di RSGM UNMAS Denpasar, hasil analisis

deskriptif menunjukan bahwa kelompok magang dan non-magang hanya

mengalami stress kerja dengan kategori ringan dan sedang. Pada kedua kelompok

tersebut tidak ada yang mengalami stress kerja dengan kategori berat, hal ini

dikarenakan mereka hanya mengalami beberapa gejala dan tidak selalu

mengalami gejala stress kerja tersebut.

Pada hasil uji independent sampel t-test pada kedua kelompok tersebut

menunjukan ada perbedaan tingkat stress kerja yang signifikan antara kelompok

magang dengan kelompok non-magang. Stress yang di alami memberikan dampak

pada diri seperti tegang, bingung, panik, takut, keringatan, otot punggung pegal-

pegal, jantung berdebar-debar dan dampak pada pekerjaan seperti : absensi di

klinik meningkat, sering menunda-nunda tugas atau pekerjaaan dan beberapa

mahasiswa yang magang memilih berhenti magang dengan alasan lelah dan tidak

bisa membagi waktu. Dapat disimpulkan bahwa stress kerja yang timbul pada

kelompok magang dengan non-magang adalah stress yang berdampak negatif.

Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa tingkat stress kerja yang lebih

tinggi terdapat pada kelompok magang, berdasarkan pengamatan peneliti,

mahasiswa yang magang dan non-magang sama-sama memiliki beban kerja.

Dimana beban kerja merupakan faktor pemicu stress kerja. Pada mahasiswa yang

magang tingkat beban

Page 57: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

47

kerjanya lebih besar dibandingkan mahasiswa yang non-magang. Karena pada

mahasiswa program profesi kedokteran gigi yang magang ditempat prakatek

dokter gigi memiliki dua bentuk beban kerja yaitu beban kerja di klinik UNMAS

dan beban kerja di tempat praktek dokter gigi. Mahasiswa program profesi

kedokteran gigi yang tidak magang ditempat prkatek dokter gigi hanya memiliki

beban kerja di klinik UNMAS Denpasar.

Mahasiswa yang magang memiliki aktivitas yang lebih padat dan beban

kerja yang lebih besar dibandingkan mahsiswa yang non-magang. Dimana selain

melaksanakan aktivitas perkuliahan, mahasiswa yang magang juga harus

melakukan pekerjaan-pekerjaan di tempat magang. Adanya beban kerja yang

lebih besar pada mahasiswa magang, sehingga memungkinkan mahasiswa yang

magang mengalami stress yang lebih tinggi saat bekerja dibandingkan mahasiswa

non-magang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Anugrah (2009)

bahwa semakin berat beban kerja sehingga melampaui kapasitas kerja akan

menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja. Dimana beban kerja berlebih secara

fisik maupun mental seperti harus melakukan aktivitas yang berlebih merupakan

kemungkinan sumber stres pekerjaan. Lebih lanjut menurut Munandar (2001)

beban kerja merupakan pemicu stress, baik beban kerja yang timbul sebagai

akibat dari tugas-tugas yang diberikan harus diselesaikan dalam waktu tertentu,

atau beban yang timbul karena orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu

tugas atau tugas tidak menggunakan keterampilan atau potensi dari tenaga kerja,

maupun beban kerja yang berlebih, hal ini dapat menimbulkan kebutuhan untuk

bekerja selama jumlah jam yang sangat banyak, yang merupakan sumber

tambahan dari stress.

Page 58: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

48

Dari hasil analisa yang telah dijelaskan maka didapatkan hasil peneilitian

bahwa terdapat perbedaan tingkat stress kerja antara mahsiswa program profesi

kedokteran gigi yang magang dengan non-magang di tempat praktek dokter gigi

keluarga pada masa praktikum di klinik UNMAS Denpasar.

Page 59: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

49

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat perbedaan tingkat stress kerja antara mahsiswa program profesi

kedokteran gigi yang magang dengan non-magang di tempat praktek dokter gigi

pada masa praktikum di RSGM UNMAS Denpasar.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, rekomendasi solusi yang

dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Tingkat stress kerja yang sedang perlu diminimalkan dan tingkat stress

kerja yang ringan agar dipertahankan dengan melakukan manajemen

stress kerja.

b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut faktor-faktor penyebab

mahasiswa program profesi kedokteran gigi yang magang mengalami

stress kerja seperti dari lingkungan atau rekan kerja di tempat magang.

Page 60: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

50

DAFTAR PUSTAKA

Anitawidanti, H. 2010, Februari 2, Analisis Hubungan Antara Stres Kerja dengan

Kepuasan Kerja Karyawan Berdasarkan Gender Studi pada PT Transindo

Surya Sarana [Homepage of eprints.undip.ac.id], [Online]. Available:

http://eprints.undip.ac.id/22995/1/SKRIPSI_STRES_KERJA_VS_KEPUAS

AN_KERJA.pdf [9 maret 2013]

Alzahem AM, HT van der Molen, Alaijan AH, Achmidt HG, Zamakhshary MH.

Stres Amongst Dental Students: A Systematic Review. European Journal of

Dental Education 2011; 15: 8-18.

Anggraeni D, Tjahajawati S, Wihardja R. Saliva Secretion Difference Before and

After Rinsing With Baking Soda on Menopause Women. Padjadjaran

Journal of Dentistry 2007; 18(1): 28-33.

Airmayanti, D. 2009, Juni 10, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja

pada Pekerja Bagian Produksi PT. ISM Bogasari Flour Mills TBK Tanjung

Priok Jakarta Utara Tahun 2009 [Homepage of perpus.fkik.uinjkt.ac.id],

[Online].

Available:http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/DIAH%20AIRMAYAN

TI.pdf [9maret 2013]

Anitawidanti, H. 2010, Juni 2, Analisis Hubungan antara Stres Kerja dengan

Kepuasan Kerja Karyawan Berdasarkan Gender [Homepage of

eprints.undip.ac.id], [Online]. Available: http://eprints.undip.ac.id/22995/1

/SKRIPSI_STRES_KERJA_VS_KEPUASAN_KERJA.pdf [9maret 2013]

Anugrah, Dewi. 2009, September 12, Tinjauan Persepsi Bahaya Psikososial

Karyawan Departemen Operational PT Repex Pondok Pinang Jakarta

Selatan tahun 2009 [Homepage of lontar.ui.ac.id], [Online]. Available:

http://lontar. ui.ac.id/file?file=digital/125452-S-5756-Tinjauan+persepsi-

HA.pdf

[9maret 2013]

BPKB Jaya Giri Lembang 1990, Mei 4, Magang Suatu Kegiatan Belajar PLS

[Homepage of jurnal.upi.edu], [Online]. Available: http://jurnal.upi.edu

/file/Hodijah.pdf [9maret 2013]

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

2013, Mei 27, Pelaksanaan Program Magang Tahun 2013 [Homepage of

luk.staff.ugm.ac.id], [Online]. Available:

http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/magang /2013/PedomanDosma2013v1.pdf

[9maret 2013]

Fausiah, F. dan Widury, J. 2007, Psikologi Abnormal, UI Press, Jakarta.

Page 61: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

51

Fadhilah, M. F. 2010, Desember 15. Analisis Pengaruh Stress Kerja Terhadap

Kpuasan Kerja Dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderating

[Homepage of eprints.undip.ac.id], [Online]. Available: http://eprints.undip.

ac.id/23053/1/Analisis_Pengaruh_Stress_Kerja_Terhadap_Kepuasan_Kerja

_Dengan_Dukungan_Sosial_Sebagai_Variabel_Mo.pdf [9 Juni 2013].

Gunarya, A. 2008, „Manajemen Stress‟, TOT Basic Study Skills Angk V&VI,

Makassar, 7-18 Januari.

Gaffar, 2012, Desember 7, Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

pada PT. BANK Mandiri (Persero) TBK Kantor Wilayah X Makassar

[Homepage of repository.unhas.ac.id], [Online]. Available:

http://repository.unhas.ac.id/

bitstream/handle/123456789/1531/SKRIPSI%20LENGKAP%20-FEB-

MANAJEMEN-%20HULAIFAH%20GAFFAR.pdf?sequence=1

[9 Juni 2013].

Hawari, D. 2001, Manajemen Stres, Cemas dan Depresi, Universitas Indonesia,

Jakarta.

Hermita, 2011, April 18, Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada

PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep [Homepage of

repository.unhas.ac.id], [Online]. Available:

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/ 123456789 /430/buat%

20PDF,,,,,.pdf?sequence=1 [15 Juni 2013].

Ilmi, B. 2003, November 21, Pengaruh Stress Kerja terhadap Prestasi Kerja dan

Identifikasi Manajemen Stress yang Digunakan Perawat di Ruang Rawat

Inap RSUD Ulin Banjarmasin [Homepage of repository.usu.ac.id],

[Online]. Available: http://repository. usu.ac.id/bitstream/123456789/17854

/2/Reference. pdf [15 Juni 2013].

Munandar, A. S. 2001, Psikologi Industri dan Organisasi, UI Press, Jakarta.

Manuaba, A. 2000, Ergonomi, Kesehatan Keselamatan Kerja, Dalam

Wygnyosoebroto.S. & Wiranto, S.E. Eds. Proceeing Seminar Nasional

Ergonomi PT. Guna Widya, Surabaya.

Margiati, L. 1999, Februari 1, Stres Kerja: Penyebab dan Alternatif

Pemecahannya [Homepage of journal.unair.ac.id], [Online]. Available:

http://journal. unair.ac. id/filerPDF/08-Lulus.pdf [9 Juni 2013].

Muharomi, E. 2010, Maret 5, Stres Kerja Ditinjau dari Persepsi Terhadap Beban

Kerja pada Guru yang Mengajar Mata Pelajaran Ujian Nasional Tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Yogyakarta [Homepage of

digilib.uin-suka.ac.id], [Online]. Available: http://digilib.uin-

suka.ac.id/4296/ 1/BAB% 20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf [23

Agustus 2013].

Page 62: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

52

Noviandari, R.R. 2007, April 19, Analisis Perbedaan Stres Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT. Pos Indonesia Persero Jakarta Timur

130000) [Homepage of www.academia.edu], [Online]. Available:

http://www.

academia.edu/3203921/Analisis_pengaruh_stres_kerja_terhadap_kinerja_

karyawan_Studi_kasus_PT._Pos_Indonesia_Persero_Jakarta_Timur_

13000_ [24 Agustus 2013].

Nugrahani, S. 2008, Januari 20, Faktor-Faktor yang Berpengaruh dengan Stres

Kerja pada Pekerja Bagian Operasional PT. Gunze Indonesia [Homepage

of lontar.ui.ac.id], [Online]. Available: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital

/122799-S-5368-Faktor-faktor-Pendahuluan.pdf [24 Agustus 2013].

Notoatmodjo, S. 2007, Februari 9, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

[Homepage of repository.ui.ac.id], [Online]. Available:

http://repository.ui.ac.id/dokumen /lihat/5848.pdf [9 Juni 2013].

Prihatini, L.D. 2007, Maret 12, Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stress

Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inao RSUD Sidikalang [Homepage of

repository.usu.ac.id], [Online]. Available: http://repository.usu.ac.id/handle

/123456789/6899 [9 Juni 2013].

Polimpung, J.A.F. 2012, Pengaruh Stres, Depresi dan Kecemasan Terhadap

Volume Saliva pada Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Patriana, P. 2007, September 27, Hubungan Antara Kemandirian Dengan

Motivasi Bekerja Sebagai Pengajar Les Privat pada Mahasiswa di

Semarang [Homepage of eprints.undip.ac.id], [Online]. Available:

http://eprints.undip. ac.id/10349/1 /SKRIPSI_PRADNYA_PATRIANA.pdf

[24 Agustus 2013].

Samosir, Z.Z. dan Syahfitri, I. 2008, Maret 29, Faktor Penyebab Stres Kerja

Pustakawan dalam Perpustakaan di Universitas Sumatra Utara [Homepage

of repository.usu.ac.id], [Online]. Available:

http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/16088/3/pus-des2008-

%20(7).pdf [27 Agustus 2013].

Septianto, D. 2010, Desember 3, Pengaruh Lingkukan Kerja Dengan Stress Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan [Homepage of eprints.undip.ac.id], [Online].

Available:

http://eprints.undip.ac.id/26382/1/Jurnal_Skripsi_Dwi_Septianto.pdf [15

Juli 2013].

Setiawan, N. 2005, Teknik Sampling, Diklat Metodelogi Penelitian Sosial,

Universitas Padjadjaran, Parung Bogor.

Page 63: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

53

Widodo, P. dan Pratiwi, A. 2008, „Hubungan Beban Kerja dengan Waktu

Tanggap Perawat Gawat Darurat Menurut Persepsi Pasien di Instalasi

Gawat Darurat RSU Pandan Arang Boyowali‟, Jurnal Berita Ilmu

Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1, no. 3, hlm. 125-130.

Yusianto, R. 2008, Maret 10, Analisis Pengaruh Stres Kerja terhadap Prestasi

Kerja Staf Pengajar (Studi Kasus Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian

Nuswantoro Semarang) [Homepage of eprints.undip.ac.id], [Online].

Available: http://journal.uii.ac.id/index.php/Teknoin/article/view/2110 [28

Agustus 2013].

Page 64: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

54

LAMPIRAN

Page 65: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

55

Lampiran 1

KUESIONER STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI

KEDOKTERAN GIGI PADA MASA PRAKTIKUM

Identitas Responden

Nama :

NPM :

Magang / Non-magang

Tujuan kuesioner

Untuk mengetahui perbedaan tingkat stress kerja antara mahasiswa

program profesi kedokteran gigi yang magang dengan non-magang di tempat

praktek dokter gigi pada masa praktikum di RSGM UNMAS Denpasar.

Petunjuk Pengisian

a. Berilah tandai √ (cawang pada lembaran jawaban yang anda pilih).

b. Apabila anda selesai, periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai ada

yang terlewati dan kerahasian jawaban anda tetap kami jaga.

Petunjuk untuk mengerjakan kuesioner

Ada dua jenis pernyataan stress kerja pada kuesioner ini yaitu :

1. Pernyataan positif, dengan skor pada alternatif jawaban :

a. Jika anda tidak pernah merasakan, berarti anda memilih tidak pernah

dengan skor 4.

b. Jika anda pernah atau sekali merasakan, berarti anda memilih Pernah

dengan skor 3.

c. Jika anda tidak setiap saat merasakannya, berarti anda memilih

Kadang-kadang dengan skor 2.

Page 66: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

56

d. Jika anda setiap saat atau selalu merasakan, berarti anda memilih

Selalu dengan skor 1.

2. Pernyataan negatif, dengan skor pada alternatif jawaban :

a. Jika anda tidak pernah merasakan, berarti anda memilih Tidak Pernah

dengan skor 1.

b. Jika anda pernah atau sekali merasakan, berarti anda memilih Pernah

dengan skor 2.

c. Jika anda tidak setiap saat merasakannya, berarti anda memilih

Kadang-kadang dengan skor 3.

d. Jika anda setiap saat atau selalu merasakan, berarti anda memilih

Selalu dengan skor 4.

Page 67: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

57

Gejala PrilakuV

No PERNYATAAN Tidak

Pernah Pernah

Kadang-

kadang Selalu

1 Saya merasa tegang ketika saya

akan melakukan tindakan

perawatan terhadap pasien

2 Saya merasa kehilangan daya

konsentrasi ketika mendengar

banyak instruksi dokter gigi

3 Saya dapat menenangkan diri

walaupun menghadapi pasien

yang sedang merintih atau

mengeluh kesakitan

4 Saya merasa bingung

menghadapi pasien yang

mengerang kesakitan

5 Saya merasa panik dan bingung

saat disuruh mengambil alat dan

bahan untuk perawatan pasien

6 Saya merasa takut ketika saya

melakukan kesalahan dalam

memberikan perawatan kepada

pasien

Page 68: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

58

Gejala Fisik

No PERNYATAAN Tidak

Pernah Pernah

Kadang-

kadang Selalu

1 Saya dapat tidur nyenyak meskipun

banyak pekerjaan yang sudah saya

lakukan

2 Saya merasakan otot punggung saya

kaku saat atau setelah melakukan

tindakan perawatan pada pasien

3 Saya merasa keringatan saat

memberikan tindakan perawatan

kepada pasien

4 Saya merasakan pusing atau sakit

kepala saat atau selesai bekerja

5 Ketika akan melakukan tindakan

perawatan pada pasien, saya merasa

jantung saya berdebar-debar

6 Saya merasakan pegal-pegal saat

atau selesai bekerja

7 Jantung saya terasa berdebar-debar

ketika mendengar pasien tiba-tiba

menjerit

8 Saya merasakan sesak nafas saat atau

selesai bekerja

9 Setelah selesai bekerja diklinik, saya

merasa lelah secara fisik

Page 69: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

59

Gejala Prilaku

No PERNYATAAN Tidak

Pernah Pernah

Kadang-

kadang Selalu

1 Meskipun banyak aktivitas yang saya

kerjakan, saya tidak ingin meminum

minuman keras

2 Jika saya merasa lelah, saya memilih

untuk tidak hadir di klinik

3 Saya sering menunda-nunda tugas

kuliah jika saya merasa kesulitan

4 Saya tidak selera makan ketika

banyak pekerjaan yang harus saya

kerjakan

Page 70: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

60

Lampiran 2

DOKUMENTASI

Klinik FKG UNMAS Denpasar

Alat dan instrument penelitian

Page 71: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

61

Peneliti memperkenalkan diri, serta menginformasikan tujuan dilakukannya

penelitian kepada responden

Responden sedang mengisi kuesioner

Page 72: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

62

Lampiran 3

Correlations

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 Total

p1 Pearson Correlation 1 .436 .000 .288 .403 .288 .242 .565* .231 .556

* .951

** .597

* .554

* .628

* .472 -.047 .245 .369 .254 .595

* .631

*

Sig. (2-tailed) .104 1.000 .297 .136 .299 .385 .028 .408 .031 .000 .019 .032 .012 .075 .869 .379 .175 .361 .019 .012

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p2 Pearson Correlation .436 1 .112 .360 .703** .405 .369 .621

* .396 .616

* .405 .608

* .635

* .464 .433 .285 .204 .317 .635

* .528

* .706

**

Sig. (2-tailed) .104 .692 .187 .003 .134 .176 .013 .144 .015 .134 .016 .011 .081 .107 .304 .466 .249 .011 .043 .003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p3 Pearson Correlation .000 .112 1 .403 .393 .227 .826** .231 .443 .393 .113 .227 .355 .623

* .194 .637

* .456 .473 .591

* .197 .586

*

Sig. (2-tailed) 1.000 .692 .137 .147 .417 .000 .407 .098 .147 .688 .417 .194 .013 .489 .011 .087 .075 .020 .482 .022

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p4 Pearson Correlation .288 .360 .403 1 .451 .544* .207 .207 .550

* .324 .300 .349 .263 .401 .555

* .388 .319 .415 .500 .099 .573

*

Sig. (2-tailed) .297 .187 .137 .092 .036 .459 .459 .034 .239 .277 .202 .344 .138 .032 .153 .247 .124 .058 .727 .026

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p5 Pearson Correlation .403 .703** .393 .451 1 .458 .530

* .485 .480 .830

** .458 .671

** .626

* .702

** .508 .492 .413 .459 .676

** .794

** .864

**

Sig. (2-tailed) .136 .003 .147 .092 .086 .042 .067 .070 .000 .086 .006 .012 .004 .053 .062 .126 .085 .006 .000 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p6 Pearson Correlation .288 .405 .227 .544* .458 1 .274 .560

* .500 .404 .178 .404 .379 .452 .673

** .091 -.021 -.093 .265 .309 .533

*

Sig. (2-tailed) .299 .134 .417 .036 .086 .322 .030 .058 .135 .525 .135 .164 .091 .006 .746 .942 .742 .341 .262 .041

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p7 Pearson Correlation .242 .369 .826** .207 .530

* .274 1 .319 .358 .660

** .274 .349 .599

* .789

** .213 .727

** .490 .443 .573

* .476 .733

**

Sig. (2-tailed) .385 .176 .000 .459 .042 .322 .247 .191 .007 .322 .202 .018 .000 .446 .002 .064 .098 .026 .073 .002

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p8 Pearson Correlation .565* .621

* .231 .207 .485 .560

* .319 1 .456 .485 .560

* .664

** .584

* .577

* .508 -.098 .000 .256 .511 .425 .646

**

Sig. (2-tailed) .028 .013 .407 .459 .067 .030 .247 .088 .067 .030 .007 .022 .024 .053 .728 1.000 .358 .052 .115 .009

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p9 Pearson Correlation .231 .396 .443 .550* .480 .500 .358 .456 1 .294 .232 .259 .214 .343 .534

* .307 .243 .158 .484 .403 .570

*

Sig. (2-tailed) .408 .144 .098 .034 .070 .058 .191 .088 .287 .405 .352 .443 .210 .040 .266 .384 .573 .067 .137 .027

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p10 Pearson Correlation .556* .616

* .393 .324 .830

** .404 .660

** .485 .294 1 .582

* .636

* .831

** .849

** .584

* .467 .395 .626

* .564

* .701

** .887

**

Sig. (2-tailed) .031 .015 .147 .239 .000 .135 .007 .067 .287 .023 .011 .000 .000 .022 .079 .145 .012 .028 .004 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Page 73: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

63

p11 Pearson Correlation .951** .405 .113 .300 .458 .178 .274 .560

* .232 .582

* 1 .610

* .593

* .640

* .497 .019 .290 .443 .265 .576

* .659

**

Sig. (2-tailed) .000 .134 .688 .277 .086 .525 .322 .030 .405 .023 .016 .020 .010 .059 .946 .295 .098 .341 .025 .008

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p12 Pearson Correlation .597* .608

* .227 .349 .671

** .404 .349 .664

** .259 .636

* .610

* 1 .443 .583

* .585

* .005 .124 .379 .522

* .612

* .709

**

Sig. (2-tailed) .019 .016 .417 .202 .006 .135 .202 .007 .352 .011 .016 .098 .022 .022 .986 .659 .164 .046 .015 .003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p13 Pearson Correlation .554* .635

* .355 .263 .626

* .379 .599

* .584

* .214 .831

** .593

* .443 1 .825

** .428 .336 .475 .530

* .455 .471 .789

**

Sig. (2-tailed) .032 .011 .194 .344 .012 .164 .018 .022 .443 .000 .020 .098 .000 .112 .220 .073 .042 .088 .076 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p14 Pearson Correlation .628* .464 .623

* .401 .702

** .452 .789

** .577

* .343 .849

** .640

* .583

* .825

** 1 .402 .476 .531

* .648

** .648

** .620

* .907

**

Sig. (2-tailed) .012 .081 .013 .138 .004 .091 .000 .024 .210 .000 .010 .022 .000 .137 .073 .042 .009 .009 .014 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p15 Pearson Correlation .472 .433 .194 .555* .508 .673

** .213 .508 .534

* .584

* .497 .585

* .428 .402 1 .021 -.088 .153 .214 .406 .608

*

Sig. (2-tailed) .075 .107 .489 .032 .053 .006 .446 .053 .040 .022 .059 .022 .112 .137 .942 .754 .587 .444 .133 .016

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p16 Pearson Correlation -.047 .285 .637* .388 .492 .091 .727

** -.098 .307 .467 .019 .005 .336 .476 .021 1 .523

* .442 .492 .221 .522

*

Sig. (2-tailed) .869 .304 .011 .153 .062 .746 .002 .728 .266 .079 .946 .986 .220 .073 .942 .045 .099 .062 .428 .046

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p17 Pearson Correlation .245 .204 .456 .319 .413 -.021 .490 .000 .243 .395 .290 .124 .475 .531* -.088 .523

* 1 .497 .281 .233 .492

Sig. (2-tailed) .379 .466 .087 .247 .126 .942 .064 1.000 .384 .145 .295 .659 .073 .042 .754 .045 .060 .311 .403 .062

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p18 Pearson Correlation .369 .317 .473 .415 .459 -.093 .443 .256 .158 .626* .443 .379 .530

* .648

** .153 .442 .497 1 .701

** .211 .623

*

Sig. (2-tailed) .175 .249 .075 .124 .085 .742 .098 .358 .573 .012 .098 .164 .042 .009 .587 .099 .060 .004 .451 .013

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p19 Pearson Correlation .254 .635* .591

* .500 .676

** .265 .573

* .511 .484 .564

* .265 .522

* .455 .648

** .214 .492 .281 .701

** 1 .459 .744

**

Sig. (2-tailed) .361 .011 .020 .058 .006 .341 .026 .052 .067 .028 .341 .046 .088 .009 .444 .062 .311 .004 .085 .001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p20 Pearson Correlation .595* .528

* .197 .099 .794

** .309 .476 .425 .403 .701

** .576

* .612

* .471 .620

* .406 .221 .233 .211 .459 1 .701

**

Sig. (2-tailed) .019 .043 .482 .727 .000 .262 .073 .115 .137 .004 .025 .015 .076 .014 .133 .428 .403 .451 .085 .004

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Total Pearson Correlation .631* .706

** .586

* .573

* .864

** .533

* .733

** .646

** .570

* .887

** .659

** .709

** .789

** .907

** .608

* .522

* .492 .623

* .744

** .701

** 1

Sig. (2-tailed) .012 .003 .022 .026 .000 .041 .002 .009 .027 .000 .008 .003 .000 .000 .016 .046 .062 .013 .001 .004

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 74: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

64

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 15 100.0

Excludeda 0 .0

Total 15 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.936 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 38.67 123.952 .588 .933

p2 38.87 121.552 .667 .932

p3 38.87 124.981 .541 .934

p4 38.60 125.829 .530 .934

p5 38.93 116.352 .840 .928

p6 38.73 125.067 .479 .935

p7 39.33 119.952 .693 .931

p8 38.53 123.124 .602 .933

p9 38.73 126.638 .531 .934

p10 39.13 115.838 .867 .928

p11 38.73 122.638 .615 .933

p12 38.33 121.667 .670 .932

p13 39.13 120.695 .761 .930

p14 39.27 116.352 .892 .928

p15 38.20 121.886 .550 .934

p16 39.00 121.714 .442 .938

p17 39.27 125.924 .435 .936

p18 38.93 123.781 .578 .934

p19 38.60 121.543 .711 .931

p20 38.60 119.971 .655 .932

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

40.87 134.695 11.606 20

Page 75: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

65

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Magang Non_Magang

N 30 30

Normal Parametersa,,b

Mean 39.8667 35.6667

Std. Deviation 6.31765 4.54353

Most Extreme Differences Absolute .145 .104

Positive .099 .104

Negative -.145 -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .797 .568

Asymp. Sig. (2-tailed) .550 .903

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Frequencies

Statistics

Magang Non_Magang

N Valid 30 30

Missing 0 0

Frequency Table

Magang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 9 30.0 30.0 30.0

Sedang 21 70.0 70.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Non_Magang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 24 80.0 80.0 80.0

Sedang 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Page 76: PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI5.pdf · PERBEDAAN STRESS KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI ... memberi dukungan dan

66

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Stress Non Magang 30 35.6667 4.54353 .82953

Magang 30 39.8667 6.31765 1.15344

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Stress Equal

variances

assumed

2.537 .117 -2.956 58 .004 -4.20000 1.42075 -7.04395 -1.35605

Equal

variances not

assumed

-2.956 52.667 .005 -4.20000 1.42075 -7.05009 -1.34991