Top Banner
3 PENDAHULUAN Skripsi merupakan sebuah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya (KBBI, 2008). Salah satu tujuan penulisan skripsi adalah agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang keilmuannya. Dengan menyusun skripsi mahasiswa akan mempelajari cara menuangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan ilmiah, sehingga dengan tulisan ilmiah dari seorang mahasiswa, orang lain bisa mengetahui dampak dari ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa selama kuliah (http://indonesiayouthsays.com). Hal ini menunjukkan bahwa skripsi merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang sudah diperoleh selama perkuliahan, sehingga hasilnya dapat dipahami dan bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca skripsi tersebut. Memasuki masa skripsi, mahasiswa akan mulai menggunakan kemampuan berpikirnya (kognitif) untuk melakukan penelitian secara mandiri, seperti kemampuan berpikir kreatif dalam menentukan topik penelitian, kemampuan merumuskan masalah, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data, sampai kemampuan mahasiswa untuk menarik suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukannya, kemudian menyampaikan hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan ilmiah juga dalam bentuk penyampaian lisan (Puspitasari, 2008). Ketika menyusun skripsi mahasiswa mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya selama perkuliahan, sehingga menghasilkan pembahasan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidangnya masing-masing. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi artinya mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Hal ini menunjukkan bahwa skripsi atau tugas akhir menjadi cerminan hasil pembelajaran
19

Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

Mar 24, 2019

Download

Documents

dangmien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

3

PENDAHULUAN

Skripsi merupakan sebuah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh

mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya

(KBBI, 2008). Salah satu tujuan penulisan skripsi adalah agar mahasiswa

mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang

keilmuannya. Dengan menyusun skripsi mahasiswa akan mempelajari cara

menuangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan ilmiah, sehingga dengan

tulisan ilmiah dari seorang mahasiswa, orang lain bisa mengetahui dampak

dari ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa selama kuliah

(http://indonesiayouthsays.com). Hal ini menunjukkan bahwa skripsi

merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan

dan kemampuan yang sudah diperoleh selama perkuliahan, sehingga hasilnya

dapat dipahami dan bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca skripsi

tersebut.

Memasuki masa skripsi, mahasiswa akan mulai menggunakan

kemampuan berpikirnya (kognitif) untuk melakukan penelitian secara

mandiri, seperti kemampuan berpikir kreatif dalam menentukan topik

penelitian, kemampuan merumuskan masalah, mengumpulkan, mengolah dan

menganalisis data, sampai kemampuan mahasiswa untuk menarik suatu

kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukannya, kemudian

menyampaikan hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan ilmiah juga dalam

bentuk penyampaian lisan (Puspitasari, 2008).

Ketika menyusun skripsi mahasiswa mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang telah diperolehnya selama perkuliahan, sehingga

menghasilkan pembahasan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan di bidangnya masing-masing. Mahasiswa yang mampu menulis

skripsi artinya mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam

memahami, menganalisis, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang

berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Hal ini menunjukkan

bahwa skripsi atau tugas akhir menjadi cerminan hasil pembelajaran

Page 2: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

4

mahasiswa selama menerima ilmu di perkuliahan dan hasil kemampuan

berpikir mahasiswa, sehingga menjadi penting bagi mahasiswa untuk

menyusun dan menyelesaikan skripsi (Puspitasari, 2008).

Untuk menyusun skripsi, mahasiswa harus memiliki keyakinan diri

bahwa ia bisa menyelesaikan skripsinya, karena pada dasarnya setiap

mahasiswa pasti memiliki kemampuan dalam dirinya untuk menyelesaikan

skripsinya. Keyakinan akan kemampuan diri untuk menguasai atau

menyelesaikan suatu tugas disebut juga dengan self-efficacy. Menurut

Bandura (1977) self-efficacy adalah keyakinan seorang individu mengenai

kemampuannya dalam mengorganisasi dan menyelesaikan suatu tugas yang

diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Self-efficacy yakni keyakinan

bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan mendapatkan hasil positif.

Menurut Bandura (dalam Baron & Byrne, 2000), self-efficacy adalah

penilaian seseorang akan kemampuannya atau menampilkan kompetensi,

meraih tujuan, atau mengatasi suatu hambatan.

Semakin tinggi pencapaian orang tersebut, semakin meningkat pula

self-efficacy individu. Self-efficacy dapat diperoleh melalui social modeling,

yaitu proses individu dalam mengamati pengalaman pencapaian orang lain

sebagai model yang dianggap memiliki kompetensi setara. Semakin tinggi

pencapaian tugas yang dikerjakan orang tersebut, semakin meningkat pula

self-efficacy individu. Orang tua merupakan salah satu role model yang

utama, dalam proses social modeling, individu tidak hanya mengimitasi sikap

dan perilaku role model melalui observasi saja, namun juga dapat melalui

instruksi verbal (Denler.H, Wolters.C, Benzon.M, 2013). Selain social

modeling, social persuasion juga mempengaruhi academic self-efficacy

individu. Semakin tinggi status maupun otoritas orang yang memberikan

persuasi pada individu, maka semakin besar pengaruhnya terhadap academic

self-efficacy individu (Bandura, 1997, dalam Feist & Feist, 2006, h. 416-418).

Dalam penelitian ini orang yang menjadi model dan juga memberikan social

persuasion pada individu adalah orang tua individu, sebab orang tua secara

konsisten diasosiasikan dengan pencapaian akademik anaknya

Page 3: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

5

(Bogenschneider, 1997; Hara & Burke, 1998; Hill& Craft, 2003; Marcon,

1999; McWayne, Hampton, Fantuzzo, Cohen, & Sekino, 2004;Miedel&

Reynolds, 1999; Stevenson & Baker, 1987. Selain itu, penelitian yang

dilakukan oleh David R, Topor (2007) menyebutkan bahwa keterlibatan

orang tua menunjukkan hubungan positif yang signifikan terhadap performa

akademis siswa. Ini berarti bahwa orang tua memiliki peran penting dalam

pencapaian maupun performa akademis individu sehingga orang tua menjadi

figur yang dapat menjadi social model maupun memberikan social

persuasion yang dapat mempengaruhi self-efficacy individu.

Orangtua adalah pendidik yang pertama untuk anaknya (Berger, 1995).

Oleh karena itu dapatlah dipahami jika orangtua merupakan faktor yang

utama dalam pendidikan, terutama sewaktu anak belum masuk sekolah.

Tetapi karena kompleksnya masalah pendidikan, yang di antaranya ialah

harus dilaksanakan di sekolah dan adanya faktor-faktor lain yang ikut

berperan, maka orangtua menghadapi situasi yang kadang-kadang sulit bagi

mereka untuk berperan dalam pendidikan.

Orang tua sarjana adalah gelar akademik yang diberikan kepada lulusan

program pendidikan sarjana (S-1). Untuk mendapatkan gelar sarjana. Secara

normatif dibutuhkan waktu selama 4 (empat) sampai 6 (enam) tahun, tapi ada

juga yang menyelesaikannya dalam 3,5 (tiga setengah) tahun ataupun lebih

dari 6 (enam) tahun. Sedangkan orang tua non sarjana adalah gelar akademik

yang hanya diperoleh pada tingkat sekolah tidak sampai pada tingkat

Perguruan Tinggi (S-1).

Penelitian skripsi Dewi (2005) menyatakan bahwa terdapat perbedaan

motivasi untuk melanjutkan studi ke jenjang strata dua ditinjau dari tingkat

pendidikan orang tua pada mahasiswa universitas Kristen Satya Wacana.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi melanjutkan pendidikan

ketingkat strata dua pada mahasiswa yang pendidikan orang tuanya non

sarjana, sarjana strata satu, dan sarjana strata dua. Penelitian ini bermaksud

untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Self-Efficacy mahasiswa untuk

menyelesaikan skripsi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua (sarjana atau

Page 4: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

6

tidak sarjana). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Topor (2007),

Topor melakukan penelitian mengenai mekanisme keterlibatan orang tua

dalam sekolah yang akan meningkatkan performa akademis anak.

TUJUAN PENELITIAN

Sejalan dengan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara Self-

Efficacy untuk menyelesaikan skripsi berdasarakan tingkat pendidikan orang

tua sarjana atau non sarjana.

TINJAUAN PUSTAKA

Self-Efficacy

Self-efficacy sebagai keyakinan manusia pada kemampuan mereka

untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan

kejadian-kejadian di lingkungannya Bandura (dalam Feist & Feist, 2006).

Menurut Bandura (dalam Indarti & Rostiani, 2008) mendefinisikan efikasi

diri sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dari sebagian besar penelitian yang meneliti mengenai efikasi diri

akademik, beberapa memfokuskan diri pada pengidentifikasian 4 faktor

efikasi diri dalam seting akademik (Zimmerman, 2000). Beberapa penelitian

empiris telah menguji 4 sumber informasi tersebut dalam perkembang-an

efikasi diri akademik. Empat Sumber tersebut meliputi performance

accomplishment, vicarious experience, verbal persuasion dan emotional

arousal. Menurut Bandura (1997) terdapat tiga komponen dari self-efficacy

pada diri manusia, yaitu : Tingkatan (Level), yaitu Adanya perbedaan self-

efficacy yang dihayati oleh masing-masing individu mungkin dikarenakan

perbedaan tuntutan yang dihadapi. Tuntutan tugas merepresentasi-kan

bermacam-macam tingkat kesulitan atau kesukaran untuk mencapai

performansi optimal. Jika halangan untuk mencapai tuntutan itu sedikit, maka

aktivitas lebih mudah untuk dilakukan, sehingga kemudian individu akan

Page 5: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

7

memiliki self-efficacy yang tinggi. Keadaan umum (Generality), yaitu

Individu mungkin akan menilai diri merasa yakin melalui bermacam-macam

aktivitas atau hanya dalam daerah fungsi tertentu. Keadaan umum bervariasi

dalam jumlah dari dimensi yang berbeda-beda, diantaranya tingkat kesamaan

aktivitas, perasaan dimana kemampuan ditunjukkan (tingkah laku, kognitif,

afektif), ciri kualitatif situasi, dan karakteristik individu menuju kepada siapa

perilaku itu ditujukan. Pengukuran berhubungan dengan daerah aktivitas dan

konteks situasi yang menampakkan pola tingkat generality yang paling

mendasar berkisar tentang apa yang individu susun pada kehidupan mereka.

Kekuatan (Strength), yaitu pengalaman memiliki pengaruh terhadap self-

efficacy yang diyakini seseorang. Pengalaman yang lemah akan melemahkan

keyakinannya pula. Individu yang memiliki keyakinan kuat terhadap

kemampuan mereka akan teguh dalam berusaha untuk mengenyampingkan

kesulitan yang dihadapi.

Alafgani (2013) menjelaskan mengenai domain/area mahasiswa

menyusun skripsi. Domain tersebut nantinya akan digunakan peneliti untuk

mengukur Self Efficacy mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Menurut

Alafgani (2013) terdapat tiga domain/area menyusun skripsi, yaitu : Proses

Bimbingan, Pengetahuan Dasar Skripsi, Lingkungan Sosial Akademis.

Skripsi

Skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh

mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya

(KBBI, 2008). Skripsi merupakan karya tulis ilmiah akhir seorang mahasiswa

dalam menyelesaikan program pendidikan S1 sebagai bukti kemampuan

akademik yang dimiliki mahasiswa dalam melakukan penelitian yang sesuai

dengan bidang studinya.

Skripsi adalah karya tulis ilmiah dengan sistematika tertentu sebagai

salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana yang disusun oleh

mahasiswa yang telah mencapai persyaratan, berdasarkan pada data yang

diperoleh, dianalisis dan diinterpretasikan dengan metode yang benar untuk

Page 6: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

8

menjawab suatu permasalahan di bawah bimbingan dosen dalam bidang

ilmunya (http://www.dianhusada.ac.id/filepenja-mu/Skripsi.pdf).

Self Efficacy Dalam Menyelesaikan Skripsi

Self Efficacy untuk menyelesaikan skripsi dapat diartikan sebagai

keyakinan individu untuk dapat menyelesaikan suatu karya ilmiah akademik

sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1-nya dengan melakukan

strategi–strategi yang diperlukan untuk mencari, menganalisa dan

menginterpretasikan sumber serta bahan yang didapat, sehingga individu

dapat menyelesaikan studinya.

Orang Tua Sarjana Dan Non Sarjana

Pendidikan orangtua bertujuan untuk memberi bekal kepada

orangtua/keluarga yang mempunyai anak sedang belajar di sekolah dalam

mengatasi persoalan-persoalan yang timbul yang berkaitan dengan

pendidikan anak. Sebagai contoh, untuk membantu orangtua dalam menjalin

komunikasi pendidikan yang baik antara orangtua dan anak.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Tingkat Pendidikan Orang

Tua adalah tingkat pendidikan menurut jenjang pendidikan yang telah

ditempuh, melalui pendidikan formal di sekolah berjenjang dari tingkat yang

paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi, yaitu dari SD, SMP, SMA

sampai Perguruan Tinggi Strata 1. Tingkat pendidikan dibagi menjadi dua;

sarjana dan non sarjana.

a. Sarjana adalah gelar akademik yang diberikan kepada lulusan program

pendidikan sarjana (S-1). Untuk mendapatkan gelar sarjana. Secara

normatif dibutuhkan waktu selama 4 (empat) sampai 6 (enam) tahun, tapi

ada juga yang menyelesaikannya dalam 3,5 (tiga setengah) tahun ataupun

lebih dari 6 (enam) tahun.

b. Tingkat pendidikan non sarjana adalah gelar akademik yang hanya

diperoleh pada tingkat sekolah tidak sampai pada tingkat Perguruan

Tinggi (S-1).

Page 7: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

9

Perbedaan Self Efficacy Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua Sarjana dan Non Sarjana

Orang tua dengan pendidikan sarjana akan memiliki pengalaman dan

pengetahuan yang lebih baik mengenai proses pendidikan perguruan tinggi

dibandingkan mereka yang non sarjana. Tingkat pendidikan orang tua tidak

sarjana akan cenderung sempit wawasannya terhadap pendidikan, sehingga

dalam memberi pengarahan kepada anak akan berbeda, karena orang tua

tersebut belum pernah mengalami jenjang pendidikan perguruan tinggi

sehingga anak tersebut tidak mempunyai keyakinan diri dalam menyelesaikan

tugas studinya, Dewi (2005).

Orang tua dengan tingkat pendidikan sarjana akan membagi

pengalaman yang sudah pernah dilakukan dalam menyusun skripsi, dengan

cara memberikan pengarahan kepada anaknya bagaimana cara dan strategi

dalam menyusun skripsi, seperti misalnya memberi pengarahan, membimbing

dan memberikan dorongan secara verbal untuk meningkatkan pembelajaran

(pengalaman belajar yang berhasil) dan dapat menjadi model bagi anaknya

sehingga memberikan peningkatan self-efficacy dalam menyusun skripsi.

Dari pengarahan yang sudah diberikan, anak tersebut mendapatkan

sumber informasi dan pengamatan secara tidak langsung dari orang tua dalam

menyusun skripsi yang sudah dilakukan oleh orang tuanya. Sehingga

meningkatkan motivasi anak dan akan mencoba untuk melakukan apa yang

sudah pernah orang tuanya lakukan, jadi dapat membangkitkan ekspektasi

dari pengamat bahwa mereka juga mampu dalam menyusun skripsi. Dengan

sumber pengalaman keberhasilan tersebut, orang tua dengan tingkat

pendidikan sarjana akan menjadi contoh dan panutan yang baik bagi anaknya.

Selain itu, apa yang dilakukan orang tua akan menjadi contoh atau dengan

kata lain orang tua adalah seorang “model” bagi anaknya. Dalam sistem

modeling anak diarahkan pada pembelajaran pengajaran secara langsung

dimana anak dapat melihat, mendengar dan meniru sehingga anak secara

tidak sadar sudah melakukan proses modeling. Penemuan sebelumnya juga

mencatat bahwa model merupakan sumber informasi yang penting dalam

Page 8: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

10

membentuk keyakinan diri di beberapa area, termasuk keyakinan diri

ketrampilan akademik, keyakinan diri pekerjaan, keyakinan diri sosial,

keyakinan diri matematika dan sains, serta keyakinan diri performansi atletik

(Schunk & Pajares, 2002).

Bandura (1997) menjelaskan vicarious experience (modeling) sebagai

pengalaman melihat orang lain menampilkan kegiatan yang sulit namun tanpa

konsekuensi yang merugikan, sehingga dapat membangkitkan ekspektasi dari

pengamat bahwa mereka juga akan mampu melakukan tugas tersebut, dengan

catatan apabila pengamat tekun dalam usaha mereka. Pengamat akan

mempersuasi diri mereka dengan pernyataan bahwa jika orang lain mampu

melakukannya, maka mereka seharusnya juga mampu untuk meraih kemajuan

dalam performansi mereka. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan

bahwa modeling merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan

pembelajaran (pengalaman belajar yang berhasil) dan meningkatkan

keyakinan diri akademik (Schunk, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Topor (2007) menyebutkan bahwa

keterlibatan orang tua menunjukkan hubungan positif yang signifikan

terhadap performa akademis siswa. Ini berarti bahwa orang tua memiliki

peran penting dalam pencapaian maupun performa akademis individu

sehingga orang tua menjadi figur yang dapat menjadi social model maupun

memberikan social persuasion yang dapat mempengaruhi self efficacy

individu.

Orang tua dengan tingkat pendidikan sarjana juga lebih dapat

menghargai usaha dan keberhasilan anaknya dalam melalui tahapan-tahapan

pendidikan kesarjanaan. Menurut Dewi (2005) dalam penelitiannya, tingkat

pendidikan orang tua akan menentukan cara orang tua dalam membimbing

dan mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan. Orang tua akan memberi

pengarahan, membimbing serta memberi dorongan secara verbal dalam usaha

meraih kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi. Verbal persuasion

merupakan sarana untuk memperkuat keyakinan anak mengenai kemampuan

mereka untuk meraih kesuksesan akademik. Bandura (dalam Turner & Lapan,

Page 9: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

11

2002) juga meneliti peran orang tua dalam mendorong anak secara verbal

dalam meraih tujuan akademik mereka. Siswa yang memiliki orang tua yang

memberi dorongan secara verbal dalam usaha meraih kesuksesan akademik

secara umum menunjukkan performansi yang baik di sekolah. Individu

melaporkan, mereka termotivasi oleh kata-kata yang meningkatkan keyakinan

bahwa mereka mampu untuk menunjukkan keberhasilan dalam berbagai

setting dan bidang meliputi kompetisi atletik, supervisi dan training pada

mahasiswa konseling, efikasi diri pekerjaan, efikasi diri akademik dan efikasi

diri matematika dan sains (Speight & Rosenthal, 1995).

Sedangkan dengan latar belakang tingkat pendidikan orang tua yang

non sarjana, orang tua tidak bisa menjadi model bagi anaknya, karena tidak

ada pengalaman dalam melakukan tugas-tugas akademik perguruan tinggi.

Bandura (1997) dalam sistem modeling ada 3 faktor, yaitu: (1) usia dan

keahlian, (2) kesamaan antara model dan pengamat, dan (3) kesulitan tugas

yang harus diselesaikan. Orang tua yang non sarjana tidak mempunyai

keahlian, kesamaan antara anak/ model dan tidak pernah mengalami tingkat

kesulitan, dalam hal ini pengalaman menyusun skripsi. Dalam memberikan

dukungan verbal kepada anak juga berbeda, karena orang tua yang menguasai

berbagai macam pengalaman akan lebih mengembangkan efikasi anak-

anaknya dibanding dengan mereka yang menguasai sedikit pengalaman

(Bandura, 1997). Anak yang dipersuasi oleh orang lain mengenai kemampuan

mereka untuk menuntaskan tugas pendidikan lebih mungkin untuk melakukan

usaha yang lebih besar selama waktu tertentu daripada individu yang tidak

menerima persuasi (Bandura, 1997).

Orang tua dengan tingkat pendidikan non sarjana tidak mengetahui

pentingnya untuk menumbuhkan self-efficacy anak, karena orang tua tidak

bisa memberikan pengarahan, bimbingan dan memberikan dorongan hanya

menekankan pada sebuah nilai atau hasil akhir dari sebuah tugas akademik

yang diemban oleh anak. Sehingga tingkat self-efficacy dalam menyusun

skripsi anak rendah.

Page 10: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

12

Berdasarkan pemahaman tersebut maka dapat disimpulkan bahwa anak

yang memiliki orang tua berlatar belakang tingkat pendidikan sarjana tentu

akan meningkatkan self-efficacy dalam menyusun skripsi dibandingkan orang

tua berlatar belakang pendidikan non sarjana. Pernyataan tersebut didukung

oleh Bandura (1997, dalam Feist & Feist, 2006, h. 416-418), mengemukakan

bahwa status maupun otoritas orang yang memberikan persuasi pada

individu, maka semakin besar pengaruhnya terhadap self-efficacy individu,

sehingga memiliki self-efficacy yang lebih tinggi.

HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan

antara Self-Efficacy untuk menyelesaikan skripsi berdasarakan tingkat

pendidikan orang tua sarjana atau non sarjana”.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah mahasiswa UKSW

fakultas Psikologi semua angkatan yang sedang menyusun skripsi berjumlah

275. Jumlah populasi diperoleh dari laporan pihak biro akademik

kemahasiswaan Fakultas Psikologi UKSW. Dengan mengacu Hadi (1992)

menyatakan bahwa sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya

kurang dari jumlah populasi. Sampel juga harus mempunyai paling sedikit

satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan. Sampel

dalam penelitian ini adalah mahasiswa UKSW fakultas Psikologi yang sedang

menyusun skripsi dan memiliki orangtua (Ayah dan Ibu ) dengan tingkat

pendidikan sarjana dan non sarjana. Mahasiswa yang sedang menyelesaikan

skripsi memiliki orangtua ( Ayah dan Ibu ) sarjana sebanyak 50 mahasiswa,

sedangklan mahasiswa yang sedang menyusun skripsi memiliki orangtua (

Ayah dan Ibu ) non sarjana sebanyak 50 mahasiswa. Jadi total partisipan

berjumlah 100 mahasiswa.

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, peneliti menggunakan 1

skala yaitu skala self-efficacy. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur

Page 11: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

13

self-efficacy adalah alat ukur yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan

petunjuk langkah-langkah yang disusun oleh Bandura (1997) yang

menyatakan bahwa self-efficacy merupakan sistem kemampuan yang tidak

bersifat global tetapi merupakan suatu keyakinan diri secara khusus yang

dihubungkan dengan wilayah fungsi khusus (domain). Sebelum peneliti

menentukan domain yang dikemukakan oleh Alafgani (2013), peneliti

melakukan survey mengenai area apa saja yang mahasiswa lalui dalam proses

menyusun skripsi. Peneliti menyebarkan lembar survey kepada 80 orang

responden yang memiliki karakteristik yang sama dalam penelitian ini.

Setelah melakukan survey, peneliti melakukan penentuan domain dari hasil

survey 80 responden mahasiswa fakultas Psikologi UKSW yang akan

digunakan sebagai domain dalam proses menyusun skripsi. Domain tersebut

diantaranya adalah pengetahuan dasar skripsi, proses bimbingan dan

lingkungan social akademis. Ketiga domain tersebut nantinya akan diukur

berdasarkan ketiga komponen self-efficacy yaitu, leve (tingkatan), strength

(kekuatan/keyakinan), generality (keadaan umum).

Alat ukur self-efficacy menggunakan teknik penilaian dengan interval

angka 10 sampai 100. Skala interval ini terdiri dari tiga pilihan jawaban

terdiri dari 10-30 adalah tidak dapat dilakukan sama sekali, 40-60 adalah

lumayan dapat dilakukan, 80-100 adalah sangat bisa dilakukan. Skala ini

berjumlah 45 item dan merupakan item bersifat favorable. Semakin tinggi

skor yang dipilih menunjukkan semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki

subyek dalam proses menyusun skripsi, sebaliknya semakin rendah skor

maka semakin rendah self-efficacy yang dimiliki subyek.

HASIL PENELITIAN

Dalam pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan teknik korelasi product moment yang diproses dengan

menggunakan bantuan program komputer SPSS Versi 16 dan dilakukan satu

kali putaran. Data disebut valid apabila memiliki rit ≥ 0,3 (Azwar, 2008). Dari

hasil pengujian validitas angket Self-Efficacy Menyusun Skripsi dinyatakan

Page 12: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

14

valid dan tidak ada yang gugur. Sehingga total ietm berjumlah 45 item. Hasil

validitas alat ukur menunjukkan hasil nilai item to total correlation yang lebih

besar dari 0,3 dan memiliki pergerakan nilai item to total correlation dari

nilai 0,43 sampai dengan 0,740, dan diperoleh nilai sig yang lebih kecil dari

0,05 yang memiliki reliabilitas sebesar α = 0,753.

Penelitian ini juga menggunakan uji normalitas yang bertujuan untuk

mengetahui normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing-

masing variable. Data dari variable penelitian diuji normalitasnya

menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Variabel self-efficacy untuk

mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi berdasarkan tingkat

pendidikan orang tua sarjana ternyata dapat memenuhi distribusi normal

dengan nilai sig 0,780 > 0,05 dengan demikian variabel self-efficacy untuk

mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi berdasarkan tingkat

pendidikan orang tua sarjana memiliki distribusi data yang normal, sedangkan

variabel self-efficacy untuk mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi

berdasarkan tingkat pendidikan orang tua non sarjana ternyata dapat

memenuhi distribusi normal dengan nilai sig 0,578 > 0,05 dengan demikian

self-efficacy untuk mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi

berdasarkan tingkat pendidikan orang tua non sarjana memiliki distribusi data

yang normal juga.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara Self-Efficacy untuk

menyelesaikan skripsi mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW berdasarakan

tingkat pendidikan orang tua sarjana atau non sarjana, maka digunakan uji

Independen t Test menggunakan SPSS 16 maka diperoleh hasil berikut :

Tabel 1

Uji Indipendent T Tes

Independent Samples Test

,095 ,759 2,487 98 ,015 154,82 62,248 31,290 278,350

2,487 97,027 ,015 154,82 62,248 31,275 278,365

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Pendidikan Orang Tua

Sarjana dan Non Sarjana

F Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 13: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

15

Hasil analisis data tersebut diperoleh nilai thitung sebesar 2,487 dengan

signifikansi sebesar 0,015, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

(0,015 < 0,05), yang menunjukkan perbedaan yang signifikan antara self-

efficacy untuk menyelesaikan skripsi antara mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua non sarjana dan

sarjana pada mahasiswa psikologi UKSW.

PEMBAHASAN

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara self-efficacy untuk menyelesaikan skripsi antara mahasiswa

yang sedang menyusun skripsi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua non

sarjana dan sarjana pada mahasiswa psikologi UKSW dengan nilai thitung

sebesar 2,487 dengan signifikansi sebesar 0,015, karena nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05 (0,015 < 0,05), sehingga Ha diterima hal ini berarti

menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara self-efficacy untuk

menyelesaikan skripsi antara mahasiswa yang sedang menyusun skripsi

berdasarkan tingkat pendidikan orang tua non sarjana dan sarjana pada

mahasiswa psikologi UKSW. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata

mahasiswa yang memiliki orang tua sarjana lebih memiliki self-efficacy yang

tinggi, dibandingkan mahasiswa yang memiliki orang tua tidak sarjana.

Perbedaan dua mean pada self-efficacy untuk menyelesaikan skripsi

antara mahasiswa yang sedang menyusun skripsi berdasarkan tingkat

pendidikan orang tua non sarjana dan sarjana pada mahasiswa psikologi

UKSW dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Page 14: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

16

Tabel 2

Perbedaan Self-Efficacy Untuk Menyelesaikan Skripsi Antara Mahasiswa

Yang Sedang Menyusun Skripsi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang

Tua Non Sarjana Dan Sarjana

Kelompok N Mean

Self-Efficacy Untuk Menyelesaikan

Skripsi Mahasiswa Yang Sedang

Menyusun Skripsi Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Orang Tua Non Sarjana

50 3290,18

Self-Efficacy Untuk Menyelesaikan

Skripsi Mahasiswa Yang Sedang

Menyusun Skripsi Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Orang Tua Sarjana

50 3445,00

Hasil statistik menunjukkan bahwa rata-rata jawaban responden dari

Self-Efficacy Untuk Menyelesaikan Skripsi Mahasiswa Yang Sedang

Menyusun Skripsi Yang Memiliki Orangtua Dengan Tingkat Pendidikan

Sarjana lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa Self-Efficacy mahasiswa

untuk menyelesaikan skripsi yang memiliki orang tua sarjana lebih tinggi dari

mahasiswa yang memiliki orang tua non sarjana.

Berdasarkan hasil perhitungan dari variabel self-efficacy didapatkan

hasil yang menunjukkan jika rata-rata self-efficacy mahasiswa yang memiliki

orang tua sarjana memiliki skor self-efficacy untuk menyelesaikan skripsi

yang berada pada kategori tinggi 3445,00. Sedangkan perhitungan self-

efficacy persubyek menunjukkan hasil kategori tinggi dengan prosentase

sebesar 72 %. Disamping itu terdapat 20 % responden yang memiliki skor

self-efficacy untuk menyelesaikan skripsi sangat tinggi. Dan memiliki skor

sedang sebesar 8 %. Dari hasil tersebut didapatkan dari perhitungan masing-

masing item pernyataan dari tiga komponen self-efficacy. Berikut ini table

yang menunjukkan nilai rata-rata self-efficacy mahasiswa yang memiliki

orantua sarjana:

Page 15: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

17

Tabel 3

Norma Kategoris Self-Efficacy Untuk Menyelesaikan Skripsi

Berdasarkan Orang Tua Berpendidikan Sarjana

Interval Kategori Mean F Presentase

450 ≤ x ≤ 1260 Sangat Rendah 0 0,00%

1260 ≤ x < 2070 Rendah 0 0,00%

2070 ≤ x < 2880 Sedang 4 8,00%

2880 ≤ x < 3690 Tinggi 3445,00 36 72,00%

3690 ≤ x < 4500 Sangat Tinggi 10 20,00%

Jumlah 50 100,00%

SD = 295,243 Min = 2580 Max = 3990

Hasil perhitungan dari variabel self-efficacy didapatkan hasil yang

menunjukkan jika rata-rata self-efficacy mahasiswa yang memiliki orang tua

non sarjana memiliki skor self-efficacy untuk menyelesaikan skripsi yang

berada pada kategori tinggi 3290,18. untuk menyelesaikan skripsi yang

berada pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar 84 %. Disamping itu

terdapat 8 % responden yang memiliki skor self-efficacy untuk menyelesaikan

skripsi sangat tinggi. Dan memiliki skor sedang sebesar 8 %. Dari hasil

tersebut didapatkan dari perhitungan masing-masing item pernyataan dari tiga

komponen self-efficacy. Berikut ini table yang menunjukkan nilai rata-rata

self-efficacy mahasiswa yang memiliki orantua non sarjana:

Tabel 4

Norma Kategori Self-Efficacy Untuk Menyelesaikan Skripsi Berdasar

Orang Tua Berpendidikan Non Sarjana

Interval Kategori Mean F Presentase

450 ≤ x ≤ 1260 Sangat Rendah 0 0,00%

1260 ≤ x < 2070 Rendah 0 0,00%

2070 ≤ x < 2880 Sedang 4 8,00%

2880 ≤ x < 3690 Tinggi 3290,18 42 84,00%

3690 ≤ x < 4500 Sangat Tinggi 4 8,00%

Jumlah 50 100,00%

SD = 326,457 Min = 2426 Max = 4320

Page 16: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

18

Kesemua hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa yang

memiliki orang tua sarjana lebih memiliki keyakinan diri jika skripsi yang

saat ini sedang disusun dapat dikerjakan. Selain hal tersebut mahasiswa yang

memiliki orang tua sarjana lebih memiliki pengetahuan terhadap topik,

memahami teori beserta referensi yang akan digunakan dan lebih mengetahui

metodologi penelitian. Hal ini terjadi karena Self-Efficacy dapat diperoleh

melalui social modeling, yaitu proses individu dalam mengamati pengalaman

pencapaian orang lain sebagai model yang dianggap memiliki kompetensi

setara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi (2005) menyatakan

bahwa terdapat perbedaan motivasi untuk melanjutkan studi ke jenjang strata

dua ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua pada mahasiswa universitas

Kristen Satya Wacana. Terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi

melanjutkan pendidikan ketingkat strata dua pada mahasiswa yang

pendidikan orang tuanya non sarjana, sarjana strata satu, dan sarjana strata

dua. Pernyataan tersebut didukung oleh (Bandura, 1997, dalam Feist & Feist,

2006, h. 416-418) mengemukakan bahwa status maupun otoritas orang yang

memberikan persuasi pada individu, maka semakin besar pengaruhnya

terhadap self-efficacy individu, sehingga memiliki self-efficacy yang lebih

tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Self-Efficacy

menyusun skripsi antara mahasiswa yang orangtuanya sarjana dan yang tidak

sarjana pada mahasiswa UKSW psikologi yang sedang menyusun skripsi

dengan nilai thitung sebesar 2,487 dengan signifikansi sebesar 0,015, karena

nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,015 < 0,05).

Page 17: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

19

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, dan masih banyak

kekurangan dan keterbatasan dalam melakukan penelitian ini, maka peneliti

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Orangtua

Dukungan orang tua ternyata dapat meningkatkan self-efficacy mahasiswa

dalam menyusun skripsi, oleh sebab itu bagi orang tua baik yang memiliki

gelar sarjana dan non sarjana lebih memperhatikan anaknya denganan

meluangkan waktu, untuk lebih mendukung anaknya yang sedang

menyusun sripsi. Dengan memberikan dukungan berupa perhatian,

nasehat, saran dan petunjuk sehingga dukungan orang tua mampu

memberikan efek positif dalam penyelesaian skripsi khusnya dalam self

efficacy anak.

2. Bagi Fakultas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak fakultas psikologi

UKSW Salatiga terutama dalam hal tingkat keyakinan (Self-Efficacy)

menyususn skripsi. Fakultas dapat memberikan pelatihan melalui seminar

bagi mahasiswa yang akan mengambil skripsi tentang langkah-langkah

dalam menyusun skripsi dengan baik. Dengan harapan mahasiswa dapat

mendapatkan gambaran dalam menyusun skripsi yang akan disusun,

sehingga dapat meningkatkan self-efficacy mahasiswa fakulltas Psikologi

UKSW dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara tingkat

Self-Efficacy antara mahasiswa yang sedang menyusun skripsi berdasarkan

tingkat pendidikan orang tua sarjana dan non sarjana. Oleh karena itu bagi

para mahasiswa yang tidak memiliki orang tua sarjana harus tetap

mengembangkan Self-Efficacy dari sumber lain bukan hanya dari

orangtuanya dan tetap konsisten dalam keyakinan dirinya sehingga meiliki

motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

Page 18: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

20

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan, karena hanya

mengambil subyek dari satu fakultas. Dengan demikian penelitian ini bisa

mengambil subyek dari beberapa fakultas lainnya atau bisa mengambil

subyek dari seluruh fakultas UKSW yang belum diteliti. Maka peneliti

merekomendasikan kepada peneliti yang mendatang agar ruang linkup

penelitian lebih luas dan faktor lain yang dapat mempengaruhi Self-

Efficacy mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi selain faktor

tingkat pendidikan orang tua (sarjana dan tidak sarjana). Peneliti

merekomendasikan faktor Vicarious experience (modeling), performance

accomplishment, teman sebaya, verbal persuasion yang dapat

mempengaruhi Self-Efficacy mahasiswa yang sedang menyelesaikan

skripsi sehingga hasil yang dicapai lebih cermat. Peneliti lain selanjutnya

perlu menambah jumlah sampel mahasiswa yang sedang menyusun skripsi

dari keseluruhan fakultas yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga (UKSW).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta: Rineka Cipta

Ayele Gota ABSEHA (2012). Perth, Western Australia: Effects of Parenting

Styles, Academic Self_Efficacy, and Achievment Motivation. on the

Academic Achievment of University Students in Ethiopia

A. P. Alafgani, (2013). Analisis Faktor-faktor Kesulitan Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Teknik Arsitektur Fptk Upi Dalam Penyelesaian Skripsi.

Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Indonesia

Azwar, S. (1998). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

______. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

______. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset.

Page 19: Perbedaan Self-Efficacy Mahasiswa Untuk Menyelesaikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9013/2/T1_802010709_Full... · berhubungan dengan bidang keilmuan yang ... adalah

21

Bandura, A, 1991, Self-Efficacy Mechanism in Psychological and Health-

Promoting Behavior, Prentice Hall, New Jersey.

______. (1997). Self-Efficacy (The Exercise Of Control).New York: W. H.

Freeman and Company.

______. (1999). Self-efficacy : toward a unifying theory of behavior change.

Psychological Review. No 84 : 191-215

______, Barbaranelli, C., Caprara, G. V., & Pastorelli, C. (2001). Self‐efficacy

beliefs as shapers of children's aspirations and career trajectories. Child

Dev, 72(1), 187‐206.

______, (1997). Social Foundation Of Thought and Action : A Social

Cognitive theory. New Jersey : Practice-Hall

Berger, E. H. (1995). Parents as Partners in Education. Englewood Cliffs,

New Jersey: Prentice Hall, Inc

Dewi, (2008). Perbedaan motivasi melanjutkan studi ke tingkat strata-2 antara

mahasiswa yang orang tuanya non sarjana, sarjana strata-1 dan sarjana

strata-2. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana.

Ghozali, I. (2001). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

______, (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, S. ( 1991). Statistika 1. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi Universitas Gadjah Mada

(KBBI, 2008). Arti Kata Skrips : http://kbbi.web.id/skripsi

Muller. (1995). Parental Ties to the School and Community on Mathematics

Achievement. ln Transforming Schools, Ed. Peter W. Cookson, Jr. dan

Barbara Schneider. USA: Terbitan Sendiri.

Puspitasari, (2008). Menyusun Skripsi.

Schunk, D. H. (1991). Self-efficacy and academic motivation. Educational

Psychologist, 26, 207-231.

Topor, D., Ph.D. (2007). Counselling Theory and Practice. Boston: Allyn and

Bacon