BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas semua makhluk hidup adalah memiliki protoplasma, yaitu substansi mejemuk yang terdiri dari berbagai bahan meliputi air, garam-garam mineral dan banyak senyawa organik, diantaranya adalah karbohidrat, protein dan lipid. Protoplasma bersifat pekat (kental), jernih (terang) dan koloid polifasis. Para cendekiawan sepakat bahwa hidup berada dalam protoplasma, seperti yang semula dikemukakan Dujardin 1835, Purkinje 1854, membawa pengertian yang sama bagi tumbuhan (Brotowidjoyo, 1989). Kita membedakan benda hidup dari benda mati berdasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh protoplasma, yaitu sebagai tempat berlangsungnya regulasi proses biokimia, tanggap terhadap rangsangan, tumbuh dan berkembang biak. Komposisi protoplasma adalah tetap, jadi bukanlah sebagai suatu senyawa. Sifat-sifat kimia, fisik dan biologis protoplasma suatu jenis organisme berbeda dengan sifat kimia, fisik dan biologis protoplasma organisme lain (Brotowidjoyo, 1989). Secara struktural tubuh makhluk hidup terdiri atas sel-sel sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hudup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi. Jadi, kegiatan tiap-tiap sel itulah yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ciri khas semua makhluk hidup adalah memiliki protoplasma, yaitu substansi
mejemuk yang terdiri dari berbagai bahan meliputi air, garam-garam mineral dan
banyak senyawa organik, diantaranya adalah karbohidrat, protein dan lipid.
Protoplasma bersifat pekat (kental), jernih (terang) dan koloid polifasis. Para
cendekiawan sepakat bahwa hidup berada dalam protoplasma, seperti yang semula
dikemukakan Dujardin 1835, Purkinje 1854, membawa pengertian yang sama bagi
tumbuhan (Brotowidjoyo, 1989).
Kita membedakan benda hidup dari benda mati berdasarkan pada sifat-sifat
yang dimiliki oleh protoplasma, yaitu sebagai tempat berlangsungnya regulasi proses
biokimia, tanggap terhadap rangsangan, tumbuh dan berkembang biak. Komposisi
protoplasma adalah tetap, jadi bukanlah sebagai suatu senyawa. Sifat-sifat kimia,
fisik dan biologis protoplasma suatu jenis organisme berbeda dengan sifat kimia,
fisik dan biologis protoplasma organisme lain (Brotowidjoyo, 1989).
Secara struktural tubuh makhluk hidup terdiri atas sel-sel sehingga sel disebut
satuan struktural makhluk hudup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi. Jadi, kegiatan tiap-
tiap sel itulah yang membentuk organisme. Karena itu, sel juga disebut sebagai
satuan fungsional makhluk hidup. Semua sel makhluk hidup mampu berkembang
biak untuk memperbanyak diri. Perkembangbiakan itu melalui pembelahan sel.
Pembelahan dilakukukan baik oleh organisme bersel satu maupun bersel banyak.
Organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung, sedangkan bersel
banyak mengalami pembelahan secara mitosis (Taryono, 1996).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati bentuk-bentuk sel mati
dan bagian-bagian sel yang hidup pada tumbuhan dan hewan serta untuk mengenali
perbedaan antara sel sel tumbuhan dan sel hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan
proses kehidupan. Baik secara struktural maupu fungsional. Sel terdiri dari organ-
organ seperti membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel-organel yang
mempunyai fungsi khusus secara bersamaan bentuk sistem yang kompak. Ada
makhluk hidup yang tubuhnya terdiri atas satu sel (uniselular), tetapi ada juga yang
terdiri dari banyak sel (multiselular). Dengan begitu dapat dipahami bahwa sel
merupakan bagian terkecil dari makhluk hidup (Subowo, 1992).
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel yang merupakan unit fungsional dan
herediter terkecil dari makhluk hidup. Makhluk hidup ada yang tersusun atas satu sel
saja yang disebut makhluk hidup uniselular dan tersusun atas jutaan bahkan milyaran
sel yang disebut makhluk hidup multiselluler. Makhluk hidup tingkat tinggi yang
termasuk dalam kingdom hewan dan tumbuhan tersusun atas milayaran sel. Sel
tersebut dapat bekerja bersama-sama sesuai dengan tugas masing-masing sehingga
makhluk hidup itu dapat hidup dan melaksanakan aktivitasnya (Wibowo, 2005).
Sel sendiri sebagai dasar penyusun suatu organisme yang terdiri dari inti yang
terbungkus oleh membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari
pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel sebelumnya. Sel disirikan oleh
adanya molekul makro sitoplasma sehingga ruang antar selnya kosong (Purnomo,
2003).
Pada bagian luar sel tumbuhan terdapat dinding sel, tetapi pada hewan tidak.
Adanya dinding sel inilah yang menyebabkan sel-sel tumbuhan memiliki sifat keras
dan kaku. Pada tumbuhan, dinding sel berfungsi antara lain untuk melindungi
protoplasma, sebagai penguat tanaman dan mencegah terjadinya dehidrasi.
Komponen utama penyusun dinding sel adalah polisakarida. Dinding sel tumbuhan
muda masih terlihat tipis yang terdiri atas selaput zat pektin. Setelah sel tumbuhan
bertambah tua, maka dinding sel akan menebal dan zat pembentuknya adalah
selulosa. Dinding sel bagian dalam berhubungan langsung dengan membran plasma.
Membran ini bisa terlihat apabila sel berada di dalam larutan yang lebih pekat
daripada larutan dalam sel, sehingga membran plasma akan lepas (Wibowo, 2005).
Selain itu, organela khas yang terdapat pada sel hewan dan tidak banyak
terdapat pada sel tumbuhan adalah sentrosom dan lisosom. Struktur sentrosom bisa
dilihat dengan jelas apabila menggunakan mikroskop elektron. Struktur sentrosom
seperti rakitan batang-batang yang menyusun bangunan sekunder, sembilan batang
membentuk bangun silinder, satu batang berada di pusat silinder (Wibowo, 2005).
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan
Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang
dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang
berarti rongga atau ruangan (Wibowo, 2005).
Pada tahun 1835, sebelum teori Sel merupakan unit organisasi terkecil yang
menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan
seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi (Wibowo, 2005).
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk
semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan
besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri. Sel-
sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-
sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang
sangat rapi (Wibowo, 2005).
Sel mengandung materi genetik yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk
hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada
keturunannya. Sifat-sifat makhluk hidup tergantung pada sifat sel secara individual