Top Banner
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT CONE HOPS DAN LATIHAN ZIG- ZAG DRILL TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT SMP NEGERI 02 MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGAYAR TAHUN 2010 Oleh : SKRIPSI Oleh : RANGGI IRAWAN K 4605035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
64

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

Apr 21, 2019

Download

Documents

vobao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT CONE HOPS

DAN LATIHAN ZIG- ZAG DRILL TERHADAP PENINGKATAN POWER

OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER

PENCAK SILAT SMP NEGERI 02 MOJOGEDANG

KABUPATEN KARANGAYAR

TAHUN 2010

Oleh :

SKRIPSI

Oleh :

RANGGI IRAWAN

K 4605035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

ii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT CONE HOPS

DAN LATIHAN ZIG- ZAG DRILL TERHADAP PENINGKATAN POWER

OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER

PENCAK SILAT SMP NEGERI 02 MOJOGEDANG

KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2010

Oleh :

RANGGI IRAWAN

K 4605035

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2010

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Heru Suranto, M. Pd Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes NIP. 19491109 198010 1 001 NIP. 19630608 199010 2 001

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Jumat

Tanggal : 2 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Agus Mukholid, M. Pd

Sekretaris : Sri Santoso Sabarini, S. Pd, M. Or

Anggota I : Drs. Heru Suranto, M. Pd

Anggota II : Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

v

ABSTRAK

Ranggi Irawan. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT CONE HOPS DAN LATIHAN ZIG- ZAG DRILL TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT SMP NEGERI 02 MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh latihan

pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot

tungkai pada siswa putra ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang

Kabupaten Karanganyar. (2) Hasil latihan mana yang lebih tinggi pengaruhnya

antara latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap

peningkatan power otot tungkai pada siswa putra ekstrakurikuler pencak silat SMP

Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian adalah

siswa putra ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010, berjumlah 20 siswa. Dalam penelitian ini tidak

menggunakan teknik sampling karena seluruh populasi diteliti. Dari 20 siswa

tersebut, setelah diadakan tes awal, dirangking kemudian dipasangkan dengan

ordinal pairing dan terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 diberi pelakuan latihan

pliometrik front cone hops dan kelompok 2 diberi perlakuan latihan pliometrik zig-

zag drill. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Untuk mengukur

power otot tungkai diukur dengan tes lompat jauh tanpa awalan (Standing Broad

Jump) dari American Alliance For Health, Physical Education, Recreation, and

Dance (AAHPRD 1976; Johnson & Nelson,1986). Dengan Validitas: 0.607,

Reliabilitas: 0.963, dan Objektivitas: 0.96. Teknik analisis data yang digunakan

adalah t-test.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagi berikut: (1) Tidak

terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan pliometrik front cone

hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada siswa

putra ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

vi

Karanganyar Tahun 2010, karena thitung sebesar 1.216, sedangkan angka batas

penolakan hipotesis nol dalam ttabel adalah 1.83, ternyata thitung yang diperoleh < dari

angka penolakan hipotesis nol dalam ttabel.

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

vii

MOTTO

“ Suro Diro Joyo Ningrat, Lebur Dening Pangastuti” Yang bermakna, Segala Bentuk Kedzaliman dan Kejahatan, Akan Musnah Dengan Kebaikan Dan Keadilan.

( Eyang Syuro )

“ Sepiro Gedhening Sengsoro, Yen Tinompo Amung Dadi Cobo” Yang Bermakna, Seberapa Besarnya Kesengsaraan, Apabila Diterima Akan Menjadi Sebuah Cobaan.

( Imam Koesoepangat )

“ Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, Dengan seni kehidupan menjadi indah, Dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna”

( A.H. Mukti Ali )

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Ø Bapak dan Ibu tercinta

Ø Sitta, Silvy saudaraku tersayang

Ø ”Zera Ayu Fatmawati” yang dengan sabar

menemaniku dalam segala hal

Ø Teman-teman Angkatan 2005

Ø Teman teman JPOK FKIP UNS dan

Ø Almamater

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin penulisan

skripsi.

2. Drs. H. Agus Margono, M. Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan yang telah memberikan persetujuan skripsi.

3. Drs. H. Sunardi, M. Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi yang telah memberikan izin penulisan skripsi.

4. Drs. Heru Suranto, M. Pd., pembimbing I dan Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes.

selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan

dalam penyusunan skripsi.

5. Ibu Sri Santoso Sabarini, S. Pd, M. Or., Pembimbing Akademik, yang telah

memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan- masukan kepada saya.

7. Kepala SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

8. Rekan- rekan Penjaskesrek 05’ yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang

membantu dan memberi warna selama menjadi mahasiswa dan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

x

9. Siswa putra ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang sebagai

sampel penelitian.

10. Berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini, yang tidak

mungkin saya sebutkan satu persatu.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, 2 juli 2010

Penulis

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................. v

MOTTO ...................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 8

1. Pencak Silat ..................................................................... 8

a. Definisi Pencak Silat .................................................. 8

b. Unsus- Unsur Dalam Pencak Silat ............................. 9

c. Sifat- Sifat Pencak Silat ............................................. 11

d. Teknik Dalam Pencak Silat ....................................... 11

2. Power Otot Tungkai ......................................................... 12

a. Definisi Power Otot Tungkai ..................................... 12

b. Jenis- Jenis Power ...................................................... 13

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xii

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Power Otot

Tungkai ...................................................................... 13

d. Peranan Power Otot Tungkai Terhadap Kecepatan

Tendangan .................................................................. 14

3. Karakteristik Siswa SMP ................................................. 14

4. Latihan ............................................................................. 15

a. Pengertian Latihan ..................................................... 15

b. Prinsip- Prinsip Dasar Latihan Fisik .......................... 16

c. Latihan Untuk Meningkatkan Power Otot Tungkai .. 18

d. Latihan Fisik .............................................................. 19

5. Latihan Pliometrik ........................................................... 20

a. Tujuan Latihan Pliometrik ......................................... 20

b. Dasar Fisiologis Latihan Pliometrik .......................... 21

c. Penyusunan Program Latihan Pliometrik .................. 22

6. Latihan Pliometrik Front Cone Hops .............................. 23

a. Pengertian Latihan Pliometrik Front Cone Hops ...... 23

b. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Front Cone Hops ... 24

c. Pengaruh Latihan Pliometrik Front Cone Hops ........ 24

d. Kelebihan Dan Kekurangan Latihan Front Cone

Hops ........................................................................... 25

7. Latihan Pliometrik Zig- Zag Drill .................................... 25

a. Pengertian Latihan Pliometrik Zig- zag Drill ............ 25

b. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Zig- Zag Drill ......... 26

c. Pengaruh Latihan Pliometrik Zig- Zag Drill ............. 27

d. Kelebihan Dan kekurangan Latihan Zig- Zag Drill ... 27

B. Kerangka Pemikiran ........................................................... 28

C. Perumusan Hipotesis .......................................................... 29

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 30

B. Populasi dan sampel ........................................................... 30

C. Teknik pengumpulan data ................................................... 30

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xiii

D. Rancangan Penelitian .......................................................... 32

E. Teknik Analisis Data Data .................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 38

A. Deskripsi Data .................................................................... 38

B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................... 38

1. Uji Reliabilitas .............................................................. 39

2. Uji Normalitas .............................................................. 40

3. Uji Homogenitas ........................................................... 40

C. Pengujian Hipotesis ............................................................ 41

D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 42

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 46

A. Simpulan ............................................................................. 46

B. Diskusi ............................................................................. 46

C. Implikasi ............................................................................. 47

D. Saran ............................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 49

LAMPIRAN ............................................................................................... 51

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Latihan Pliometrik Front Cone Hops ……………………...

Gambar 2. Latihan Pliometrik Zig- Zag Drill.. ……………………........

24

26

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Standing Broad Jump Kelompok 1

dan Kelompok 2. ……………………………...……………

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data………………………...

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas…………………………………...

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors……………………......

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data…………….............

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir

Kelompok 1….………………………………….…………...

Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir

Kelompok 2…………………………………………….……

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir pada Kelompok 1

dan Kelompok 2.…………. ………………………………...

Tabel 9. Ringkasan Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Dalam

Persen Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.…….…………

38

39

39

40

40

42

42

43

44

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Hasil Tes Awal Standing Broad Jump………….…...

Lampiran 2. Data Hasil Tes Akhir Standing Broad Jump..….……….....

Lampiran 3. Rekapitulasi data tes awal dan tes akhir……………..……...

Lampiran 4. Rekapitulasi data tes awal berdasar rangking…........……...

Lampiran 5. Kelompok sampel penelitia dan kualifikasinya..……..........

Lampiran 6. Rekapitulasi data tes awal, tes akhir dan peningkatan..........

Lampiran 7. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Standing Broad Jump........

Lampiran 8. Uji Normalitas Data Tes Awal Standing Broad Jump

Kelompok 1 latihan front cone hops......................................

Lampiran 9. Uji Normalitas Data Tes Awal Standing Broad Jump

Kelompok 1 latihan zig- zag drill...........................................

Lampiran 10. Uji Homogenitas data tes awal Satnding Broad Jump...........

Lampiran 11. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara

hasil tes awal kelompok 1 dan kelompok 2...........................

Lampiran 12.Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara data

tes awal dan pada tes akhir kelompok 1…........................…

Lampiran 13. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara data

tes awal dan pada tes akhir kelompok 2…........................…

Lampiran 14. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara data

tes awal dan pada tes akhir kelompok 1 dan kelompok 2.....

Lampiran 15. Menghitung peningkatan power otot tungkai dalam persenn

pada kelompok 1 dan kelompok 2.........................................

Lampiran 16. Petunjuk Pelaksanaan Tes Standing Broad Jump................

Lampiran 17. Program Latihan pliometrik front cone hops ..…..................

Lampiran 18. Program Latihan pliomtrik zig- zag drill...........................…

Lampiran 19. Jadwal Pelaksanaan Treatment……………..…………….....

Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian……………………......

52

53

54

55

56

57

58

62

63

64

67

69

71

73

75

77

78

79

80

81

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xvii

Lampiran 21. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta…………………………………………………......

Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 02

Mojogedang Kabupaten Karanganyar………………………

Lampiran 23. Surat Keterangan Pengujian Alat Ukur……………………

Lampiran 24. Data Tes Awal Standing Broad Jump………………………

Lampiran 25. Data Tes Akhir Standing Broad Jump……………………..

83

89

91

92

93

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xviii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencak silat merupakan cabang olahraga bela diri yang dikenal luas dalam

tataran regional (Asia Tenggara Dan Asia) bahkan sudah berkembang pada tataran

dunia internasional. Dalam Kejuaraan Dunia Pencak Silat, peserta tidak lagi hanya

berasal dari kawasan Asia, tetapi juga utusan dan wakil negara di setiap benua. Hal

ini menandakan bahwa pecak silat telah memberikan warna tersendiri dalam

perkembangan olahraga secara global.

Di sisi lain, seiring dengan perkembangan pencak silat yang berakar dari

budaya bangsa Indonesia, tentunya sangat perlu dikenalkan dan dipelajari oleh

segenap lapisan masyarakat, terlebih lagi para siswa sekolah. Dengan demikian,

perkembangan pencak silat telah semakin dikenal, baik sebagai olahraga kompetitif,

sebagai budaya bangsa, maupun sebagai salah satu kegiatan dalam pendidikan

jasmani, sehingga dapat mencapai keselarasan yang seimbang antara fisik dan mental

bagi para siswa. Pencak silat juga masuk dalam kurikulum di sekolah, yang

mempunyai tujuan, yaitu supaya siswa memiliki pengetahuan dan pengertian tentang

olahraga pencak silat, memiliki kemampuan dan keterampilan melakukan olahraga

pencak silat serta dapat mengembangkan sikap sportif dan berpartisipasi aktif.

Pencarian bibit- bibit atlet yang tepat adalah di sekolah – sekolah. Siswa di

sekolah merupakan sasaran yang sangat strategis bagi pembinaan peningkatan

prestasi olahraga untuk masa depan. Hal ini dapat dimengerti bahwa anak usia

sekolah bila dilihat dari segi fisik masih memungkinkan untuk berkembang lebih

besar lagi, sehingga dapat berprestasi secara maksimal. Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa sekolah merupakan sarana untuk menjaring bibit atlet yang dapat

berprestasi setinggi- tingginya.

SMP Negeri 02 Mojogedang adalah salah satu lembaga sekolah yang berada

Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Di sekolah tersebut memiliki

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xix

banyak kegiatan di luar jam pelajaran yang betujuan untuk dapat meningkatkan

potensi dan prestasi siswa, salah satu dari kegiatan tersebut adalah pencak silat.

Selain masuk dalam kurikulum wajib pencak silat juga masuk dalam kegiatan

ekstrakurikuler sekolah tersebut, dan banyak diminati oleh siswa. Di dalam latihan

ekstrakurikuler siswa di didik dan di latih untuk menjadi calon atlet yang berprestasi.

Untuk mencapai prestasi tersebut banyak faktor yang ikut menentukan. Menurut

Sudjarwo (1991: 7), secara umum ada dua faktor yang menentukan pencapaian

prestasi yaitu:

1. Faktor Indogen a) Bentuk proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang yang dipilihnya. b) Kemampuan fisik seperti, kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan

dan sebagainya. c) Kesehatan fisik maupun mental. d) Penguasaan teknik dan taktik. e) Pengalaman bertanding.

2. Faktor Eksogen a) Kerjasama antar pelatih, atlet, dan semua pihak yang terlibat dalam

kepelatihan. b) Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana cabang olahraga yang

tersedia. c) Lingkungan hidup atlet yang menunjang. d) Fasilitas- fasilitas yang menjamin kehidupan atlet.

Latihan kondisi fisik merupakan salah satu unsur yang sangat penting

sehingga perlu diperhatikan. Hal ini sesuai pendapat M. Sajoto (1995: 8) bahwa “

Kondisi fisik adalah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan

prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak

dapat ditunda atau di tawar- tawar lagi. Dengan kondisi fisik yang baik banyak

manfaat yang di peroleh. Ada berbagai bentuk serangan dalam pencak silat,

diantaranya adalah pukulan, tendangan, bantingan, tangkisan, dan sebagainya.

Tendangan merupakan pola serangan yang efektif untuk mendapatkan poin dalam

pertandingan, dalam hal ini kemampuan power otot tungkai sangat berperan penting.

Latihan power otot tungkai merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan

tendangan, dalam latihan hendaknya mengacu pada karakteristik gerakan pencak

silat dan siswa yang dilatih. Selain power komponen yang berpengaruh dalam

kondisi fisik diantaranya adalah Kecepatan, Daya Tahan, Kelincahan, Kelentukan,

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xx

Ketepatan, keseimbangan dan koordinasi. Dari berbagai koponen kondisi fisik saling

mendukung satu sama lain, Tidak hanya power otot tungkai yang dominan di dalam

pencapaian prestasi olah raga pencak silat, akan tetapi Dalam hal ini power yang

akan dikaji dan diteliti adalah power anggota gerak bawah khususnya power otot

tungkai.

Dalam kegiatan olahraga, power otot tungkai dibutuhkan pada cabang

olahraga yang melibatkan kerja otot-otot tungkai secara maksimal dalam waktu yang

singkat. Menurut M. Sajoto (1995:33) “ Daya ledak otot (Muscular Power) adalah

kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang di

kerahkan dalam waktu yang sependek- pendeknya”. Berdasarkan jenisnya power

diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu, power anggota gerak atas, batang tubuh

dan power anggota gerak bawah.

Dari hasil pengamatan latihan ekstrakurikuler pencak silat di SMP Negeri

02 Mojogedang masih perlu dilakukan evaluasi yang mengarah pada kendala-

kendala yang di hadapi oleh pelatih. Karena pelatih sebagai pengarah dan pembentuk

unsur teknik, fisik, taktik dan mental. Untuk membentuk unsur-unsur diatas

diperlukan metode yang tepat, jadi disini pelatih harus pandai-pandai memilih

metode yang baik dan mempunyai cara dan strategi untuk melatih teknik, taktik, fisik

dan mental atlet, di antaranya adalah: terbatasnya jam latihan yang dilakukan,

metode latihan yang belum terprogram, dan kurangnya sarana dan prasarana latihan,

belum pernah dilakukan latihan untuk meningkatkan kemampuan power otot tungkai

pada latihan ekstrakurikuler pencak silat di SMP Negeri 02 Mojogedang.

Karakteristik siswa ekstrakurikuler sekolah lain yang memiliki

ekstrakulikuler pencak silat yang sudah berjalan lama antara lain; memiliki kekuatan

power otot tungkai yang sudah terlatih, dengan mental yang baik. Hal ini karena

mereka sudah berjalan lama dalam latihan sehingga sudah terlatih teknik, fisik,

mentalnya dengan baik. Sehingga dalam latihan siswa ini hanya tinggal

pengembangan agar teknik bertanding yang mereka kuasai semakin baik dan

sempurna.

Karakteristik ini berbeda dengan siswa ekstrakurikuler pencak silat SMP

Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar yang kebanyakan masih baru dalam

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxi

olahraga pencak silat karena merupakan rekrutan dari siswa yang baru mengikuti

ekstrakulikuler pencak silat, sehingga masih memiliki kondisi fisik yang kurang,

mental yang kurang mantap. Selain itu alasan pengambilan sampel ini selain karena

karakteristik tersebut, juga selama ini belum pernah dicoba cara baru untuk melatih

power otot tungkai siswa dengan cara lain yang lain mungkin lebih sesuai dengan

karakter siswa diatas dan belum pernah diuji hasil power otot tungkai siswa. Selain

itu dengan kondisi geografis siswa yang didaerah dataran tinggi dan lingkungan yang

masih alami dengan alat transportasi dan sarana pendukung yang cukup baik apakah

hal ini berpengaruh terhadap peningkatan prestasi dan power otot tungkai siswa.

Dari karakteristik siswa putra ekstrakurikuler pencak silat tersebut perlu

diadakan latihan yang dapat dilakukan dari beban yang mudah dan secara bertahap

ditingkatkan sampai beban latihan yang sebenarnya. Jadi dalam latihan akan terjadi

adaptasi dari yang mudah ke yang sukar. Sehingga siswa tidak akan merasakan

beban latihan yang langsung berat yang akhirnya siswa tidak merasa sanggup dan

malas untuk melakukan latihan. Ada berbagai jenis latihan untuk meningkatkan

kemampuan power otot tungkai diantaranya adalah Pliometrik,, Weight Training,

Interval Training, Cirkuit Training. Metode latihan yang cukup efektif untuk

meningkatkan kemampuan power otot tungkai adalah latihan pliometrik.

Pliometrik adalah suatu metode lathan untuk mengembangkan daya ledak

otot, suatu komponen penting dari sebagian besar prestasi atau kinerja olahraga.

Gerakan pliometrik dirancang untuk menggerakan otot pinggul dan tungkai, dan

merupakan perpaduan antara kecepatan dan power. Tipe gerakan dalam latihan

pliometrik adalah cepat, kuat, eksplosif dan reaktif. Oleh karena itu latihan

pliometrik merupakan latihan yang sangat cocok untuk meningkatkan daya ledak

(power)

Di dalam latihan harus mempertimbangkan apakah siswa telah memiliki

keterampilan motorik yang dibutuhkan untuk melakukan latihan pliometrik.

Beberapa bentuk latihan pliometrik yang dapat di gunakan untuk meningkatkan daya

ledak anggota gerak bawah antara lain: “bounding, leapping, standing jump, multiple

hop and jump, skipping, dan ricochet.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxii

Bentuk latihan pliometrik yang akan di kaji dan diteliti untuk meningkatkan

kemampuan power otot tungkai siswa putra ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri

02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar tahun 2010 yaitu bentuk latihan front cone

hops dan latihan zig-zag drill, merupakan jenis latihan dari bentuk latihan Pliomertik

Multiple hop and jump. Latihan pliometrik front cone hops adalah latihan

melompat- lompat dengan menggunakan alat atau objek yang berupa cone (kerucut) ,

dan bisa bervariasi dengan ketinggian 8- 12 inci. Yang berjumlah 6- 10 kerucut yang

ditata segaris, menekankan pada beban tubuh yang yang bertumpu dengan kedua

kaki, sedangkan latihan pliometrik zig- zag drill adalah latihan melompat ke samping

dan ke depan diantara garis satu dengan satunya dengan jarak dua garis yang sejajar

antara 24- 42 inci dengan panjang 10 meter, melompat dengan satu kaki,

menekankan pada beban tubuh yang bertumpu dengan satu kaki yang sama. Akan

tetapi dari kedua latihan tersebut belum diketahui mana yang lebih memberi

pengaruh lebih tinggi terhadap penigkatan power otot tungkai.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

selanjutnya dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut ; Latihan teknik,

fisik, taktik dan mental, peran dan kemampuan pelatih/pembina, sarana dan

prasarana yang digunakan dalam latihan, peningkatan power otot tungkai dengan

latihan plioimetrik front cone hops dan latihan zig- zag drill, dan siswa putra

ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar

tahun 2010.

Dari masalah-masalah diatas, selanjutnya dalam penelitian ini akan dibatasi

pada masalah berikut: 1)Latihan pliometrik front cone hops. 2) Latihan pliometrik

zig- zag drill. 3) Power otot tungkai. 4) Siswa putra ekstrakurikuler pencak silat SMP

Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar tahun 2010.

Dari keterangan diatas maka akan dicari latihan mana yang lebih tinggi

hasilnya untuk meningkatkan power otot tungkai siswa putra ekstrakurikuler pencak

silat SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar tahun 2010. Untuk

mengetahui hal diatas maka penelitian ini membahas tentang ” Perbedaan Pengaruh

Latihan Pliometrik Front Cone Hops Dan Latihan Zig- Zag Drill Terhadap

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxiii

Peningkatan Power Otot Tungkai Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Pencak Silat

SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas dapat

dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan antara latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig-

zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada Siswa Purta

Ekstrakurikuler Pencak Silat SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang di rumuskan di atas maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig-

zag drill pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Pencak silat SMP Negeri 02

Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka

setelah penelitian ini selesai diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Untuk menentukan latihan mana yang lebih tinggi hasilnya antara latihan

pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill untuk melatih power otot

tungkai bagi siswa putra ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02

Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun 2010.

2. Dapat digunakan untuk melatih power otot tungkai dengan syarat subyek yang

dilatih memilki karakteristik yang sama dengan siswa putra ekstrakurikuler

pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun 2010.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxiv

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pencak Silat

a. Definisi Pencak Silat

Pencak silat pada dasarnya adalah cara membeladiri dan mampu

mempertahankan diri dari suatu hal yang membahayakan jiwa kita. PB IPSI yang

dikutip Srihati Waryati dan Agus Mukholid (1992:15) menjelaskan bahwa : ”Pencak

silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela dan mempertahankan

eksistensinya (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan

hidup dan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan

iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Hal ini senada dikemukakan Joko

Subroto dan Moch Rohadi (1996: 9) bahwa ”Pencak silat adalah suatu metode

beladiri yang diciptakan oleh bangsa indonesia guna mempertahankan diri dari

bahaya-bahaya yang mengancam keselamatan dan kelangsungan hidupnya”.

Berdasar pendapat tersebut dapat disimpulkan, pencak silat merupakan hasil

budaya manusia Indonesia yang mempunyai tujuan untuk membela dan

mempertahankan diri dari segala marabahaya untuk mencapai keselarasan dan

keselamatan hidup dan meningkatkan rasa taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu pencak silat adalah olahraga beladiri yang mempunyai

karakteristik yang berbeda dari beladiri-beladiri lainya, mengingat pencak silat

merupakan budaya bangsa sehingga unsur ”seni” dan ”budaya” masih terus

dipertahankan sesuai dengan kategorinya.

b. Unsur-Unsur Dalam Pencak Silat

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxv

1) Unsur Olahraga

Segala kegiatan atau usaha yang mendorong, membangkitkan,

mengembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rokhani bagi setiap

manusia dapat digolongkan sebagai olahraga. Usaha-usaha untuk

mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat dalam pencak silat sebagai

olahraga umum, dapat dibagi dalam intensitasnya yaitu ( a) olahraga

pendidikan, ( b) olahraga prestasi, (c) olahraga rekreasi atau massal (Srihati

Waryati & Agus Mukholid, 1992:17)

Sekarang ini pencak silat telah menjadi kurikulum wajib di sekolah-

sekolah karena untuk mengembangkan olahraga asli Indonesia dan pencak silat

menanamkan rasa kepercayaan pada diri sendiri serta sifat-sifat budi pekerti

yang luhur, dan ditekankan pada pembinaan keterampilan jasmani, terutama

pembentukan sikap dan gerak serta mengembangkan pembinaan mental/

rohani.

Pencak silat sebagai olahraga prestasi, pencak silat dibina sesuai dengan

asas dan norma olahraga, yaitu disamping mengembangkan pembinaan fisik dan

teknik, diutamakan pula dalam memupuk sifat-sifat ksatria dalam

pelaksanaanya. Sekarang ini pencak silat mulai banyak dipertandingkan baik

dari tingkat daerah sampai ke tingkat internasional.

Sebagai olahraga rekreasi atau massal, penampilan gerak pencak silat

merupakan suatu yang dinikmati oleh khalayak ramai dengan mengutamakan

keindahan gerak dan irama. Pertunjukan pencak silat rekreasi ini dapat dipadu

dengan unsur kesenian dalam bentuk tunggal, permainan ganda atau secara

massal.

2) Pencak Silat Sebagai Seni

Ciri lain dari pencak silat adalah mengandung unsur seni karena

keselarasan, keseimbangan, keserasian antara irama, rasa dan raga lebih bisa

terasa. Di daerah-daerah tertentu terdapat perubahan iringan musik khas. Pada

kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang meerupakan suatu

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxvi

pendalaman khusus, oleh karena itu pencak silat adalah merupakan bagian dari

kesenian.

3) Pencak Silat Sebagai Beladiri

Pencak silat sebagai alat untuk membela diri dari marabahaya untuk

menjaga keselamatan jiwa dan keselamatan orang lain di sekitar.lebih

menekankan pada penjagaan dan memupuk rasa rendah hati, tidak sombong dan

mempunyai jiwa ksatria. Seperti yang dikutip Joko Subroto dan Moch Rohadi

(1996: 11) bahwa ”Terampil dalm gerak yang efektif untuk menjamin

kesamaptaanya/ kesiapsiagaan fisik dan mental, dengan dilandasi sikap ksatria

dan pengendalian diri”.

Pencak silat di Indonesia mengutamakan pembelaan diri daripada

menyerang. Oleh karena itu pencaksilat disebut seni beladiri bukan seni

menyerang. Kemampuan membela diri dari kelompok-kelompok perorangan

dapat dimanfaatkan untuk menjaga keamanan bersama.

4) Pencak Silat Sebagai Sarana Pendidikan Mental Kerohanian

Pencak silat sebenarnya adalah sarana untuk membiasakan diri untuk

pergerakan pembelaan-pembelaan diri namun tidak dapat dipungkiri kekuasaan

hanyalah pada Tuhan YangMaha Esa, pencak silat mengajarkan kita untuk

selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena sebenarnya kita

hanyalah mahluk yang lemah.

Srihati Waryati & Agus Mukholid (1992:19) menyatakan bahwa

”pencak silat mengajarkan budi pekerti luhur, yang ada pada dasarnya adalah

mengembangkan sifat dan sikap selalu (a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, (b) Menghormati harkat martabat sesama manusia, (c) Meletakkan

kepentingan persatuan diatas kepentingan pribadi, (d) Menggunakan jalan

musyawarah di dalam memecahkan permasalahan bersama dan (e) Memberikan

dharma bakti bagi kepentingan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat”.

c. Sifat-Sifat Pencak Silat

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxvii

Sifat Khusus pencak silat menurut Srihati Waryati dan Agus Mukholid

(1992:16) adalah sebagai berikut :

Sikap tenang, lemas. 1) Mempergunakan kelentukan, kelincahan, kecepatan , saat dan sasaran

yang tepat dengan gerak yang cepat untuk menguasai lawan. 2) Menggunakan prinsip timbang badan, permainan posisi dengan

memindahkan titik berat badan. 3) Memanfaatkan setiap serangan lawan dan tenaga lawan. 4) Mengeluarkan tenaga sendiri sedikit mungkin, menghemat dan

menyimpan tenaga.

Berdasar sifat-sifat yang dimiliki dalam pencak silat menunjukan bahwa,

pada dasarnya pencak silat merupakan olahraga yang halus, lentuk dan lemas,

sehingga setiap gerakan yang dilakukan terdapat seni yang enak dilihat.

Meskipun begitu bukan berarti gerakan gerakan dalam pencak silat tidak

mempunyai tenaga, namun sebaliknya terdapat juga tenaga. Karena dalam

penilaian pada pertandingan pencak silat tendangan yang dihitung harus ada

suara pada saat perkenaan kaki dengan daerah sasaran yang diatur dalam

pertandingan pencak silat. Selain itu dalam pertandingan pencak silat katergori

tanding mempunyai aspek keterampailan dasar yang dominan ynag harus di

kuasai seorang atlet pencak silat atau pesilat yaitu menggunakan teknik dan

kaidah-kaidah dalam pencak silat antara lain sikap pasang, dan pola langkah.

Menurut Johansyah Lubis (2003:78) ”Aspek keterampilan dasar yang dominan

dimiliki atlet pencak silat pada kategori tanding adalah kemampuan sikap

pasang, pola langkah, tangkisan, elakan, serangan tangan, serangan kaki dan

menjatuhkan”.

d. Teknik Dalam Pencak Silat

Penguasaan teknik merupakan suatu landasan dalam usaha mencapai

prestasi yang optimal dalam pencak silat. Menurut Suharno HP. (1985:42)

bahwa ”teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek

sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga”.

Teknik pencak silat dapat dikuasai dengan baik melalui latihan secara tekun dan

berulang-ulang. Seperti Pendapat dari Joko Subroto (1996: 47) bahwa ” Teknik-

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxviii

teknik pencak silat tidak bisa dikuasai sekaligus, melainkan harus dilatih tahap

demi tahap”.

Pencak silat berbeda dengan baladiri-beladiri lainya, karena pencak silat

memiliki pola gerak dan kaidah-kaidah tertentu. Adapun teknik-teknik yang

perlu dikembangkan dalam pencak silat menurut Murhananto (1993:89) antara

lain adalah :

a) langkah dan pola langkah, b) sikap pasang dan pengembanganya, c) teknik belaan, d) teknik serangan, e) teknik jatuhan, dan f) teknik kuncian

Imam suyudi dan Aip syaifudin (1978: 158) mengemukakan ” Gerakan

dalam pencak silat tidak hanya sekedar merentang, meregang, melangkah saja

tetapi setiap gerakan mempunyai arti makna seperti memukul, menampar,

meninju, menendang, menghindar, menangkis dan sebagainya”.oleh karena itu

pencak silat sangat berbeda karakteristiknya bila dibandingkan dengan beladiri

lainya.

2. Power Otot Tungkai

a. Definisi Power Otot Tungkai

Pengertian power otot tungkai biasanya mengacu pada kemampuan seseorang

dalam melakukuan kekuatan maksimal dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu

sependek-pendeknya. Beberapa definisi power menurut para ahli adalah sebagai

berikut :

1) Menurut Harsono (1988:200) bahwa ”Power adalah kemampuan otot untuk

mengerahkan kekuatan maksimal, dalam waktu yang sangat cepat”.

2) Menurut M. Sajoto (1995:8) bahwa “ Power adalah kemampuan seseorang

untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan dalam

waktu sependek-pendeknya”.

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxix

Berdasar pendapat-pendapat diatas menunjukan bahwa, power adalah

kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan dan kecepatan dalam waktu yang

relative singkat. Berdasarkan hal terssebut maka dapat dirumuskan bahwa power otot

tungkai adalah kemampuan otot atau sekelompok otot-otot tungkai untuk melakukan

kerja atau melawan beban atau tahanan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Power di butuhkan dalam semua cabang olahraga, termasuk pencaksilat. Dalam hal

ini Harsono (1988:8) menyatakan bahwa “Power diperlukan dalam semua cabang

olah raga oleh karena di dalam power kecuali ada strength terdapat pula kecepatan”.

b. Jenis-Jenis Power

Bompa (1990:258) Membedakan power dalam dua bentuk yakni “(1) Power

Asikilik (2) Power Siklik”. Perbedaan jenis power ini dilihat dari segi kesesuaian

jenis latihan atau ketrampilan gerak. Dalam kegiatan olahraga kedua power tersebut

dapat dikenali dari perananya pada suatu cabang olahraga.

Cabang olah raga yang memerlukan power asiklik secara dominan adalah

melempar, dan melompat pada atletik, unsur-unsur gerakan senam, beladiri, loncat

indah dan permainan. Sedangkan cabang-cabang seperti lari cepat dayung, renang,

bersepeda dan sejenisnya memerklukan power siklik yang dominan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power Otot Tungkai.

Dalam upaya untuk meningkatkan power otot yang dimiliki pada atletnya,

pelatih perlu mempelajari mengenai seluk beluk power otot. Hal ini sangat penting

dan perlu diketahui begitu juga faktor-faktor yang mempengaruhi power otot

tungkai. Dalam hal ini Suharno HP (1993:59-60) menjelaskan bahwa faktor-faktor

penentu power otot sebagai berikut :

1) Banyak sedikitnya fibril otot putih dari atlet. 2) Kekuatan dan kecepatan otot atlet. 3) Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan. 4) Penguasaan teknikgerak yang benar.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa unsur utama power otot adalah

kecepatan dan kekuatan. Power juga dipengaruhi oleh serabut otot yang dimiliki.

Serabut otot tersebut merupakan faktor bawaan. Jenis serabut otot yang dimiliki atlet

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxx

sejak lahir pada dasarnya ada dua macam yaitu ”serabut otot cepat dan serabut otot

lambat” (Sadosa Sumosardjuno, 1990: 15).

Cenderung serabut otot putih, maka atlet tersebut berpotensi untuk gerakan-

gerakan yang memerlukan kemampuan fisik dengan waktu kontraksi pendek seperti,

kecepatan power. Sebaliknya jika jenis serabut otot yang dimiliki atlet cenderung

merah, maka atlet tersebut berbakat untuk gerakan-gerakan yang memerlukan waktu

kontraksi yang relatif lama atau daya tahan.

Di lihat dari unsur terbentuknya power yaitu kekuatan dan kecepatan. maka

bentuk latihan harus mempunyai unsur dan ciri- ciri tertentu. Menurut Suharno HP

(1993 : 59). Ciri- ciri latihan eksplosive power antara lain :

1) Melawan beban relatif ringan, berat badanya sendiri, dapat pula ditambah beban luar yang ringan.

2) Gerakan latihan aktif, dinamis dan cepat. 3) Gerakan- gerakan merupakan satu gerak yang singkat, serasi dan utuh. 4) Bentuk gerakan bisa cyclic maupun acyclic. 5) Intensitas kerja sub maksimal/ maksimal.

d. Peranan Otot Tungkai Terhadap Kecepatan Tendangan

Power merupakan unjuk kerja otot-otot tubuh untuk melakukan gerakan yang

eksplosive yaitu dengan mengerahkan kekuatan dan kecepatan yang dilakukan dalam

waktu yang singkat dalam satu rangkaian yang utuh. Keberadaan power otot tungkai

merupakan bagian yang penting untuk menghasilkan kecepatan tendangan.

3. Karakteristik Siswa SMP

Dalam masa sekarang ini rata-rata anak SMP berumur antara 12-15 tahun,

walupun ada beberapa anak yang berumur lebih atau kurang dari batasan tersebut.

Menurut Harold Albert yang dikutip oleh Husdarta dan Yudha M, Saputra (2000: 57)

menyatakan bahwa periode masa remaja itu didefinisikan sebagai suatu periode

dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang semenjak berakhirnya

masa kanak-kanak sampai awal masa dewasa.

Sebagian besar masa remaja berlangsung antara 11-13 tahun sampai 18-20

tahun, menurut umur kalender kelahiran seseorang, dalam rentang waktu yang cukup

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxxi

panjang yaitu sekitar 6-7 tahun. Ternyata diperoleh beberapa indikator yang

menunjukkan perbedaan yang berarti, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Perbedaan bersifatkuantitatif, dalam karakteristik dari beberapa aspek

perilaku dan pribadi pada tahun-tahun permulaan dan tahun-tahun terakhir masa

remaja. Berkenaan dengan hal terrsebut, para ahli mengadakan pembagian yang lebih

khusus, antara masa remaja awal antara usia 11-13 tahun samapi usia 14-16 tahun

sampai usia 18-20 tahun. Bahkan Charlote Buhler menambah adanya masa transisi

antar usia 10-12 tahun sebagai masa pra-remaja.

Siswa sekolah SMP rata-rata memiliki rentangan umur antara 12-15 tahun.

Walaupun ada sebagian kecil siswa yang memiliki umur kurang atau lebih dari

rentangan itu, tapai itu hanya sedikit.

Dari pengelompokan umur tersebut dapat kita lihat bahwa usia anak sekolah

SMP adalah umur 12-13 tahun. Yang memilki kondisi fisik dan psikologis yang

masih kurang stabil dan masih kurang dalam pengalaman. Begitu juga dengan siswa

ekstrakurikuler pencak silat SMP N 02 Mojogedang yang kebanyakan masih

memiliki kondisi fisik dan psikologis yang kurang baik karena masih muda, jadi

masih belum memiliki latar belakang kemampuan yang baik dalam latihan pencak

silat.

4. Latihan

a. Pengertian Latihan

Latihan memegang peranan penting dalam mengembangkan unsur-unsur

yang diperlukan dalam pencapaian prestasi. Menurut Bompa (1990:4) “latihan harus

menambah kapasitas kerja organisme cadangan ketrampilan, melakukan hal yang

sama dengan mengembangkan ciri kejiwaan yang kuat akan meningkatkan prestasi

seseorang”. Adapun Nossek (1982:13) “latihan adalah suatu proses atau

dinyatakannya dengan kata lain periode waktu yang berlangsung selama beberapa

tahun sampai olahragawan atau olahragawati mencapai standar penampilan yang

tertinggi”. Menurut M. Sajoto (1995:31) “latihan juga mengandung unsur

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxxii

peningkatan atau penambahan beban kerja secara progresif. Peningkatan beban

latihan dilakukan secara periodik segera setelah tiba saat untuk ditambah bebannya”.

b. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan Fisik

Prinsip latihan menurut M. Sajoto (1995: 30) adalah : “1 ) prinsip beban

lebih(over load principles), (2) prinsip penggunaan beban secara progresif, (3)

prinsip pengaturan latihan, (4) prinsip kekhususan program latihan “ sedangkan

prinsip latihan menurut harsono (1998: 12) adalah prinsip beban lebih (over load

principles),(2) prinsip perkembangan menyeluruh ,(3) prinsip spesialisasi ,(4) prinsip

individualisasi”

1) Prinsip beban lebih

Prinsip latihan ini merupakan latihan yang mendasar yang harus di pahami

oleh pelatih dan atlet. Menurut Harsono (1998: 103 ) ” beban latihan yang diberikan

kepada atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, serta harus diberikan berulang –

ulang kali dengan intensitas yang cukup tinggi ”. Dengan melakukan latihan secara

periodik dan sistematis, maka tubuh atlet akan mampu beradaptasi menerima beban

latihan yang di berikan. Sehingga beban latihan akan ditingkatkan pada tingkat yang

maksimal terhadap latihan yang lebih berat.

2) Prinsip penggunaan beban secara progresif

Peningkatan beban secara progresif merupakan peningkatan beban secara

teratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Menurut Suharno HP (1993: 14)

”peningkatan beban jangan dilakukan setiap kali latihan, sebaiknya dilakukan dua

atau tiga kali latihan, bagi atlet masalah ini sangat penting karena ada kesempatan

untuk beradaptasi terhadap beban latihan sebelumya yang memerlukan waktu paling

sedikit dua puluh empat jam agar timbul superkompensasi”. Latihan pada saat

permulaan latihan dengan beban latihan yang berat, atlet akan mengalami kesulitan

karena tubuh belum mampu beradaptasi. Dengan melakukan latihan yang berulang –

nulang, maka beban terasa ringan maka beban latihan harus dutambah. Hal yang

harus ditambah dalam ini adalah beban latihan yang berat dengan meningkatkan

beban secara teratur. Dengan memberikan beban latihan yang terlalu berat

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxxiii

mengakibatkan tibuh atlet tidak mampu beradaptapsi sehingga prestasi tidak

mungkin bisa diraih.

3) Prinsip pengaturan latihan

Pemberian beban latihan yang harus dilakukan secara tersusun dan

terprogram sehingga latihan tersebut dapat memberikan hasil yang nyata.supaya

latihan tersebut bisa tercapai hendaknya melakukan latihan pada otot yang ingin

dilatih. M. Sajoto (1995:31) berpendapat ” latihan hendaknya diatur sedemikian rupa

sehingga otot – otot besar dulu yang dilatih, sebelim otot yang lebih kecil. Hal ini

dilakukan agar kelompok otot kecil tidak mengalami kelelahan lebih dulu”.

4) Prinsip perkembangan menyeluruh

Pada prinsip ini pelatih tidak harus membatasi atlet dengan latihan-latihan

yang mengarah pada kekhususan. Dengan memberikan kebebasan pada atlet untuk

melakukan aktivitas yang lain, diharapkan dapat memiliki dasar-dasar yang lebih

kuat dalam menunjang ketrampilan kekhususan. Dasar perkembangan menyeluruh

merupakan salah satu syarat untuk tercapainya perkembangan fisik khusus dan

penguasaan ketrampilan yang sempurna dari cabang olahraga.

5) Prinsip spesialisasi

Prinsip spesialisasi merupakan pemusatan kemampuan pada satu cabang olah

raga tertentu. Dengan melakukan hal itu seorang atlet akan mendapatkan prestasi

yang tinggi dalam olahraga yang dipilihnya. Menurut Ozolin yang dikutip Bompa

(1994:33) terdapat yang harus diperhatikan dalam spesialisasi yaitu ”1) latihan

khusus sesuai dengan karakteristik cabang olahraga ,2) latihan untuk

mengembangkan kemampuan biomotorik ”.supaya latihan dapat memberikan hasil

yang nyata maka latihan harus diarahkan pada latihan yang lebih khusus.dalam

penerapan spesialisasi sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dengan memegang

prinsip perkembangan menyeluruh sebagai dasar dari perkembangan spesialisasi.

6) Prinsip individulisasi

Setiap individu memiliki perbedaan baik secara fisiologis maupun secara

psikologis. Oleh sebab iu dalam berlatih beban latihan harus dusesuaikan dengan

kemampuan dan karakteristik dari individu. Mennurut Harsono (1998:112) ”faktor-

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxxiv

faktor seperti umur, jenis, bentuk tubuh , kedewasaan , latar belakang pendidikan,

lamamya berlatih, tingkat kesegaran jasmani, ciri psikologisnya, semua harus ikut

dipertimbankan dalam mensain program latihan bagi atlet ”. Latihan harus

direncanakan dan di sesuaikan dengan setiap individu supaya memberikan hasil yang

terbaik.

c. Latihan Untuk Meningkatkan Power Otot Tungkai

Dalam latihan kondisi fisik dikelompokkan menjadi empat kelompok. Seperti

yang diungkapkan Bebelicnk yang disitir oleh M. Sajoto. Untuk lebih jelasnya akan

dibagi dala bagan dibawah ini.

1) Kekuatan, terdiri atas ; a) isometrik (statis) b) isotonic (eksplosif)

2) Koordinasi motorik, terdiri atas ; a) kecepatan b) tenaga

c) keseimbangan d) keterampilan

3) Ketahanan , a) lokal b) otot terdiri atas , - statis - dinamis c) kardiorespirasi, - erobik (dengan oksigen) - an-erobik (tanpa oksigen)

4) Kecepatan terdiri atas; a) lari b) gerakan-gerakan anggota gerak.

Dari bagan diatas hal yang kita akan kupas lebih lanjut adalah kelompok

ketahanan yang masuk dalam ketahanan kardiorespirasi. Pada latihan yang

menggunakan kemampuan ketahanan kardiorespirasi dibagi dalam:

1. Aerobik, menurut Sadoso Sumosarjuno (1994 :89) bertalian erat dengan aktivitas

atau latihan yang dilakukan dengan adanya oksigen yaitu adanya kemampuan

pada yang bersangkutan untuk menggunakan oksigen yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan dalam olahraga.

2. An-aerobik, menurut Sadoso Sumosarjuno (1994 :90) adalah suatu kegiatan suatu

aktivitas atau olahraga yang dilakukan tanpa adanya oksigen. Jadi dalam latihan

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxxv

bentuk ini pelaksanaannya dilakukan dengan cepat dan tanpa penggunaan

oksigen.

Hal senada juga diungkapkan Junusul Hairy (1989:108) latihan dapat

dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :

1) Latihan dengan menggunakan waktu yang cepat. Dalam latihan ini peran sistem aerobik sangat berperan dalam proses sirkulasi dan respirasi. Selain itu oksigen juga berperan dalam proses pengangkutan limbah kimia dari serabut-serabut otot. Ciri-ciri dalam latihan system ini adalah :

a) ntesitasnya relatif rendah b) berlangsung dalam waktu yang lama (lebih dari 30 menit) c) Jumlah otot yang berkontraksi sedikit. d) dibatasi unjuk kerja jantung pembuluh darah, darah jantung dan paru.

2) Latihan menggunakan waktu yang cepat. Dalam latihan ini kegiatan yang dapat dilakukan dengan melibatkan kontraksi otot tanpa menggunakan system pernapasan aerobik. Ciri-ciri dalam latihan ini adalah:

a) Intensitasnya tinggi. b) berlangsung dengan cepat(tidak lebih dari 2 menit). c) jumlah otot yang berkontraksi banyak. d) tidak dibatasi unjuk kerja jantung pembuluh darah, darah jantung dan

paru.

Dilihat dari pendapat dan teori penggunaan kemampuan kardiorespirasi yang

telah duraikan diatas latihan ketepatan servis atas merupakan latihan an-aerobik,

karena dalam pelaksanaan latihan ini dilakukan dengan cepat dan tanpa penggunaan

kemampuan aerobik. Selain itu latihan ketepatan servis atas juga dilakukan dengan

kontraksi otot yang banyak yaitu otot lengan dan otot perut.

d. Latihan Fisik

Kondisi fisik yang baik merupakan faktor yang mendasar untuk

mengembangkan faktor lainya, sehingga akan mnendukung pencapaian prestasi yang

optimal. Sudjarwo (1995:24) menyatakan. ”Latihan kondisi fisik merupakan salah

satu kegiatan dalam usaha peningkatan prestasi”. Sebagai keperluan yang mendasar

untuk merih prestasi olahraga, maka harus dilatih dengan baik dan benar.

Latihan fisik pada prinsipnya adalah memberikan beban fisik pada tubuh

secara teratur, sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxxvi

meningkatkan kemampuan didalam melakukan kerja. Latihan fisik yang teratur,

sistematik, berkesinambungan yang dituangkan dalam suatu program latihan akan

meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Ada beberapa unsur fisik yang harus

dikembangkan kemampuanya melalui latihan-latihan yang baik. Menurut Sudjarwo

(1995: 24-25) ”Unsur-unsur (komponen) kondisi fisik tersebut adalah :

1) Kekuatan (strength) 2) Kecepatan (speed) 3) Daya Tahan (endurance) 4) Kelincahan (agility) 5) Kelentukan (Flexibility) 6) Ketepatan, keseimbangan, dan koordinasi.

Sedangkan Menurut M. Furqon (2002: 32) ”Komponen fisik terdiri dari

kecepatan, kekuatan dan daya tahan, kelincahan, kelentukan, waktu reaksi, power,

koordinasi dan lain-lain”.

Latihan fisik merupakan salah satu unsur latihan olahraga secara menyeluruh,

yaitu untuk meningkatkan prrestasi olahraga serta untuk meningkatkan kesegaran

jasmani. Dalam pelaksanaan latihan fisik dapat ditekankan pada salah satu komponen

kondisi fisik tertentu misalnya, power otot tungkai, maka latihan fisik harus

ditekankan pada peningkatan unsur-unsur kondisai fisik power otot tungkai. Latihan

yang dilakukan harus bersifat spesifik sesuai dengan karakteristik komponen kondisi

fisik yang dikembangkan.

5. Latihan Pliometrik

a. Tujuan Latihan Pliometrik

Pengertian latihan pliometrik tidak terlepas dari pengertian latihan pada

umumnya. Adapun pengertian latihan atau training secara umum menurut Harsono

(1988:101) adalah ”Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan

secara berulang – ulang dengan kian hari kian menambah beban latihannya atau

pekerjaannya”. Adapun menurut A. Hamidsyah Noer ( 1995:9) bahwa: ”Latihan

adalah suatu proses penyesuaian tubuh yang dilakukan dengan berulang-ulang secara

sistematis dan ajeg dengan penambahan beban secara bertahap untuk mencapai

prestasi maksimal”. Latihan dalam olahraga meliputi latihan fisik, teknik, taktik

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxxvii

Latihan pliometrik merupakan metode latihan yang relatif masih baru.

Menurut Chu D. A. (1992) bahwa, ”Pliometrik adalah latihan yang dilakukan

dengan sengaja untuk meningkatkan kemampuan atlet, yang merupakan perpaduan

latihan kecepatan dan kekuatan”. Sedangkan pendapat M. Furqon (2002: 24) bahwa

”Latihan pliometrik merupakan bentuk latihan fisik yang bertujuan untuk

meningkatkan power”. Perpaduan antara kecepatan dan kekuatan merupakan

perwujudan dari daya ledak otot. Oleh karena itu pliometrik merupakan metode

latihan yang sangat efektif untuk meningkatkan daya ledak otot dan tendangan

dalam pencak silat.

b. Dasar Fisiologis Latihan Pliometrik

Tipe kerja latihan pliometrik yaitu dengan adanya kontraksi – kontraksi otot

yang dilakukan dengan cepat dan kuat. Menurut Radcliffe & Farentinos (1985:2)

bahwa ”Pliometrik mengacu pada latihan – latihan yang ditandai dengan kontraksi –

kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat dan

dinamis atau peregangan otot – otot yang terlibat”.

Ciri khas latihan pliometrik adalah adanya peregangan pendahuluan (pre-

stretching) dan tegangan awal (pre-tension) pada saat melakukan kerja. Dari uraian

diatas dapat dikemukakan bahwa latihan pliometrik adalah cepat, kuat, eksplosif dan

reaktif. Tipe-tipe seperti ini merupakan tipe dari kemampuan daya ledak. Sarwono

dan Ismaryati (1999:21) berpendapat ”Hops (meloncat-loncat) selain merupakan

bentuk latihan untuk mencapai kecepatan dan ketinggian maksimum dari gerakan

tungkai, juga untuk menambah jarak horisontal tubuh. Latihan ini untuk

mengembangkan power otot-otot pinggul dan tungkai”. Oleh karena itu latihan

pliometrik merupakan latihan yang sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan

tendangan.

c. Penyusunan Program Latihan Pliometrik

Agar dalam pelaksanaan latihan Pliometrik dapat berjalan lancar sesuai

dengan yang diinginkan dan mandapat hasil yang maksimal, maka perlu disusun

program latihan yang sesuai dengan karakterisistik calon atlet. Program latihan harus

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxxviii

disusun dengan teliti dan seksama dengan memperhatikan prinsip- prinsip latihan

yang benar. M. Sajoto berpendapat bahwa dalam latihan ada hal-hal yang harus

diperhatikan, antara lain: “ 1) jumlah beban, 2) repetisi dan set, 3) frekuensi dan lama

latihan.

1. Jumlah beban latihan dalam latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag

drill ini adalah.

a. Beban latihan peningkatan power otot tungkai ini adalah repetisi, adalah

ulangan melakukanlatihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag

drill.

b. Set adalah suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi.

2. Repetisi adalah jumlah ulangan dalam melakukan latihan, sedangkan set adalah

suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi. Dalam menentukan set dan repetisi ini

harus ditentukan dengan tepat.

Secara garis besar beban latihan untuk meningkatkan daya ledak, menurut

Suharno H.P. (1985 : 38) : (a) volume 4- 6 set, (b) repetisi kurang dari 50% RM, (c)

istirahat 2- 3 menit, (d) gerakan selaras dan dinamis.

Respon reflek yang terbesar dicapai jika otot dibebani secara cepat (Radeliffe

& Farentinos, 1985: 21). Agar memperoleh hasil yang maksimal latihan pliometrik

harus dikerjakan dengan intensitas sedang sampai tinggi.

3. Frekuensi dan Lama Latihan

Dalam latihan agar tubuh dapat beradaptasi dalam latihan dan keadaan

tubuh tidak kembali ke keadaan sebelumnya selama jeda latihan hari pertama dan

hari berikutnya maka perlu adanya pengaturan jarak hari dalam perminggu. Bompa

(1994: 30) berpendapat: “High intensity activity, such as plyometrik training, which

places a high demand on the CNS, my need even more than 24 hours, and sometimes

as much as 36 hours for overcompensation to occur. Maka agar terjadi

overcompensasi latihan latihan perminggu perlu diatur dan diberi jarak latihan.

Masing-masing kelompok diberi perlakuan 18 kali pertemuan dengan 3 kali dalam

seminggu, selama 6 minggu sesuai dengan pendapat Harsono (1988: 195). Dengan

melalui rangsangan stimuli maksimal atau hampir maksimal dimana beban latihan

semakin meningkat berat bebannya, maka akan terjadi perubahan positif terhadap

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xxxix

sistem organisme tubuh secara keseluruhan. Penambahan beban latihan harus

dilakukan tahap demi tahap secara teratur setelah melakukan 2-3 kali pertemuan.

Menurut Junusul Hairy (1989: 217) jumlah sesion latihan perminggu yang

diperlukan untuk menghasilkan pengembangan kapasitas an-aerob yang terbesar

adalah tiga atau lima sesion perminggu. Lama latihan yang sudah menampakkan

hasil latihan kurang lebih adalah enam minggu.

Dari penelitian para ahli faal olahhraga, bahwa enzim akan menurun dalam

waktu 48 jam jika otot yang bersangkutan tidak dilatih. Dan setelah satu minggu lagi

tidak berlatih, maka energi aerobik dari otot tersebut sama dengan otot yang tidak

terlatih. Sadoso Sumosardjuno (1990 : 4).

Dari pendapat diatas maka dalam penelitian ini latihan dilakukan sebanyak 3

kali seminggu dan diberi jeda 1 hari agar tidak merusak tubuh anak karena kelelahan

yang berat dan kondisi anak tidak kembali ke keadaan semula (overcompensasi).

Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu karena kemungkinan

latihan akan sudah akan menampakkan hasil.

6. Latihan Pliometrik Front Cone Hops

a. Pengertian Latihan Pliometrik Front Cone Hops

Bentuk latihan pliometrik Front Cone Hops adalah merupakan bentuk latihan

melompat- lompat dengan menggunakan alat berupa cone (kerucut), dalam bentuk

latihan melompati cone lurus ke depan, dimana kerucut berjumlah 6- 10 ditata

segaris. Menurut Chu Donald A. Bahwa, “Ukuran tinggi cone 8- 12 inchi, dengan

jarak antar cone 3- 6 kaki”. Adapun ukuran cone (kerucut) yang digunakan dalam

latihan ini adalah tinggi cone 12 inchi, dengan jarak tiap kerucut adalah 3 kaki.

b. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Front Cone Hops

Pelaksanaan gerakan dari latihan ini diawali dengan berdiri, kaki dibuka

selebar bahu, lompat melalui tiap rintangan (cone), mendarat dengan kedua kaki

yang bersamaan. Lompatan memakai ayunan kedua lengan bersamaan dan bekerja

untuk mengurangi waktu yang keluar diatas tanah di tiap rintangan. Lompatan-

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xl

lompatan tersebut dilakukan secara memantul dari cone pertama hingga cone

terakhir. Otot- otot yang terlibat dalam gerakan melompat ini terutama adalah otot

quadriceps femoris (terutama rektus femoris), otot triceps surae dan tendo achilis.

Secara lebih jelas mengenai pelaksanaan latihan Front Cone Hops ini dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 1. latihan pliometrik Front Cone Hops

( Chu Donald A. , 1992: 37)

c. Pengaruh Latihan Pliometrik Front Cone Hops

Dengan latihan pliometrik Front Cone Hops akan memungkinkan dapat

meningkatkan power otot tungkai, sebab selama latihan otot-otot tungkai dituntut

untuk melompati cone (kerucut) secara berulang-ulang. Dari bentuk latihan

pliometrik Frront Cone Hops diyakini berdasarkan kontraksi refleks serabut-serabut

otot sebagai akibat pembebanan yang cepat (serabut-serabut otot-otot yang sama).

Jadi latihan ini dapat mengembangkan kemampuan kekuatan dan kecepatan dengan

maksimal, sehingga dengan latihan ini akan dapat dikembangkan power otot tungkai

yang cukup besar. Dengan latihan Front Cone Hops tersebut otot-otot tungkai

dituntut bekerja untuk mengangkat tubuh untuk mendarat selanjutnya melompat

kembali, sehingga otot-otot tungkai harus dikerahkan semaksimal mungkin baik

kekuatan maupun kecepatannya.

d. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Front Cone Hops

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xli

Berdasarkan bentuk gerakan latihan front cone hops dapat di identifikasikan

kelebihan dan kekuranganya. Kelebihan latihan front cone hops antara lain:

1. Latihan front cone hops dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan yang

menghasilkan power otot tungkai.

2. Pelaksanaan latihan cukup mudah dan gerakanya cukup dinamis.

3. Latihan front cone hops dilakukan lompatan dengan kedua kaki sehingga power

otot tungkai akan seimbang antara kaki kana dan kaki kiri.

Di samping kelebihan tersebut, latihan pliometrik juga memiliki kelemahan sebagai

berikut:

1. Gerakan front cone hops cukup berat, karena melewati cone atau penghalang

sehingga gerakan yang sempurna akan sulit di capai.

2. Siswa akan merasa cepat lelah karena gerakan memantul dan eksplosif, sehingga

hasil kurang optimal.

3. Siwa akan merasa takut karena cone (kerucut) ujungnya agak lancip.

7. Latihan Pliometirk Zig- Zag Drill

a. Pengertian Latihan Pliometrik Zig- Zag Drill

Bentuk latihan pliometrik Zig- Zag Drill adalah merupakan bentuk untuk

meningkatkan kecepatan dan kekuatan otot tungkai yang akan menghasilkan

eksplosif power dengan gerakan latihan melompat ke samping dan ke depan diantara

garis satu dengan satunya dengan jarak dua garis yang sejajar antara 24- 42 inci

dengan panjang 10 meter. Lompatan selalu menggunakan satu kaki dari awal

sampai finish. Mendarat dengan menjaga keseimbangan diantara garis- garis

tersebut. Setelah melewati garis finish, kaki yang tidak sebagai tumpuan tidak boleh

menyentuh tanah.

b. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Zig- Zag Drill

Gerakan latihan pliometrik zig- zag dril diawali dengan berdiri dibelakang

garis awal, melompat dengan tumpuan satu kaki dengan posisi zig- zag, lompatan

selalu menggunakan satu kaki yang sama dari awal sampai finish. Mendarat dengan

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xlii

menjaga keseimbangan diantara garis- garis tersebut disertai dengan ayunan lengan.

Kedua lengan diayun dari belakang ke depan untuk memperoleh keseimbangan.

Latihan ini dilakukan dengan kaki yang dianggap paling kuat untuk melakukan

tumpuan.

Penekanan latihan pliometrik zig- zag drill yaitu pada saat siswa melakukan

gerakan melompat dan melewati dua garis sejajar lurus kedepan dengan satu kaki

yang sama dan diikuti dengan ayunan kedua lengan dari belakang ke depan. Dengan

gerakan ini dimungkinkan dapat meningkatkan power otot tungkai, juga

pengembangan saat berada di udara dengan adanya ayunan lengan untuk koordinasi

keseimbangan.

Pelaksanaan latihan Pliometrik Zig- Zag Drill tersebut dapat dilihat pada

gambar sebagai berikut:

Gambar 2. latihan pliometrik Zig- Zag Drill.

( Chu Donald A. , 1992: 41)

c. Pengaruh Latihan Pliometrik Zig- Zag Drill

Dengan latihan pliometrik Zig- Zag Drill akan memungkinkan dapat

meningkatkan power otot tungkai, Selama latihan otot- otot tungkai dituntut untuk

melompat-lompat secara berulang-ulang. Pelaksanaan latihan ini yaitu melompat-

lompat dengan tumpuan dan pendaratan dengan satu kaki yang sama, maka beban

tubuh diangkat akan lebih berat. Hal ini menyebabkan pengembangan kekuatan otot

tungkai yang cukup besar. Dalam latihan ini gerakanya dilakukan dengan memantul

secara zig- zag, sehingga sangat menuntut kecepatan dan keseimbangan gerak. Jadi

latihan ini dapat mengembangkan kemampuan kekuatan dan kecepatan dengan

maksimal , sehingga dengan latihan ini akan dapat dikembangkan power otot

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xliii

tungkai yang cukup besar. Otot- otot yang terlibat dalam gerakan melompat ini

terutama adalah otot quadricep femoris (terutama otot paha bagian samping), otot

triceps surae dan tendo achilis.

d. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Zig- Zag Drill

Berdasarkan bentuk gerakan latihan zig- zag drill dapat di identifikasikan

kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan latihan zig- zag drill antara lain:

1. Latihan zig- zag drill dapat menghasilkan power otot tungkai yang besar.

2. Bertumpu dengan satu kaki yang sama menyebabkan pengembangan power

otot tungkai lebih cepat dan maksimal.

3. Otot paha akan berkontraksi dan menahan beban tubuh, Dengan demikian

power otot tungkai menjadi meningkat.

4. Melatih pengembangan koordinasi untuk keseimbangan yang di butuhkan

dalam pencak silat.

5. Gerakan cukup mudah dilakukan, karena hanya melompat melewati dua garis

yang sejajar.

Di samping kelebihan di atas, latihan pliometrik juga memiliki kelemahan sebagai

berikut:

1. Gerakan latihan zig- zag drill dilakukan dengan satu kaki yang sama maka

hal ini jika tidak diperhatikan akan menyebabkan perkembangan power otot

tungkai yang tidak seimbang antara kaki kiri dan kaki kanan.

2. Resiko cidera dan kelelahan lebih besar, karena tumpuan hanya dengan satu

kaki, beban kaki menjadi lebih berat.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Karakteristik siswa ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang

Kabupaten Karangayar Tahun 2010 adalah sebagai berikut:

a. Masih baru dalam olahraga pencak silat.

b. Memiliki kemampuan power otot tungkai yang masih rendah.

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xliv

c. Belum memiliki latar belakang kemampuan yang baik.

2. Power otot tungkai adalah kemampuan seseorang dalam melakukuan kekuatan

maksimal dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya.

3. Latihan pliometrik front cone hops dapat digunakan untuk meningkatkan power

otot tungkai. Kelebihannya antara lain sebagai berikut :

a. Beban tubuh bertumpu pada kedua kaki pelaksanaanya cukup mudah dan

gerakanya cukup dinamis.

b. Perkembangan power otot tungkai akan seimbang antara kaki kanan dan kaki

kiri.

c. Latihan front cone hops dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan yang

menghasilkan power otot tungkai.

Kelemahan latihan front cone hops antara lain sebagai berikut :

a. Gerakan front cone hops cukup berat, karena melewati cone atau penghalang

sehingga gerakan yang sempurna akan sulit di capai.

b. Siswa akan merasa cepat lelah karena gerakan memantul dan eksplosif,

sehingga hasil kurang optimal.

4. Latihan plliometrik zig- zag drill dapat digunakan untuk meningkatkan power otot

tungkai. Dalam latihan ini dapat di identifikasikan kelebihan latihan zig- zag drill

antara lain sebagai berikut:

a. Latihan zig- zag drill dapat menghasilkan power otot tungkai yang besar.

b. Bertumpu dengan satu kaki yang sama menyebabkan pengembangan power

otot tungkai lebih cepat dan maksimal.

c. Otot paha akan berkontraksi dan menahan beban tubuh, Dengan demikian

power otot tungkai menjadi meningkat.

d. Melatih pengembangan koordinasi untuk keseimbangan yang di butuhkan

dalam pencak silat.

e. Gerakan cukup mudah dilakukan, karena hanya melompat melewati dua garis

yang sejajar.

Kelemahan latihan zig- zag drill antara lain sebagai berikut :

a. Resiko cidera dan kelelahan lebih besar, karena tumpuan hanya dengan satu

kaki, beban kaki menjadi lebih berat.

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xlv

b. perkembangan power otot tungkai akan tidak seimbang antara kaki kanan dan

kaki kiri.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran, maka disusun

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik front cone hops dan zig-

zag dill terhadap peningkatan power otot tungkai pada Siswa Putra

Ekstrakurikuler Pencak Silat SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010.

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xlvi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Aula SMP Negeri 02 Mojogedang, Kabupaten

Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan dimulai dari tanggal

22 bulan Februari sampai tanggal 9 bulan April 2010.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra

ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar

yang berjumlah 20 orang.

2. Sampel

Dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik sampling. Karena seluruh

anggota populasi diteliti.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes

dan pengukuran. Untuk mengukur kemampuan power otot tungkai digunakan alat

ukur tes lompat jauh tanpa awalan (Standing Broad Jump) dari (AAHPRD 1976;

Johnson & Nelson, 1986). Dengan Validitas: 0.607, Reliabilitas: 0.963, dan

Objektivitas: 0.96. Petunjuk Pelaksanaan tes terlampir.

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xlvii

1. Jenis Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent variable) dan

satu variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas (independent) yaitu

variabel yang mempengaruhi variabel lain. Yang termasuk variabel bebas dalam

penelitian ini adalah cara latihan (latihan front cone hops dan latihan zig- zag drill).

Variabel terikat (dependent variable ) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah Peningkatan Power Otot

Tungkai.

2. Definisi operasional variable

1) Latihan Front Cone Hops

Latihan Front Cone Hops adalah latihan melompat- melompat ke atas dan

ke depan melewati cone (kerucut). Gerakan diawali dengan berdiri dibelakang garis

awal, kaki dibuka selebar bahu, melompat dengan kedua kaki bersamaan, melompati

tiap rintangan atau kerucut. Setiap lompatan dilakukan secara memantul. Pada saat

mendarat posisi seperti awalan dan bersiap untuk meloncati kerucut berikutnya

hingga mencapai kerucut yang terakhir.

2) Latihan Zig- Zag Drill

Latihan pliometrik zig- zag drill adalah latihan melompat melewati dua garis

yang sejajar. Gerakan diawali dengan berdiri dibelakang garis awal, melompat

dengan tumpuan satu kaki yang sama dengan posisi zig- zag, lompatan selalu

menggunakan satu kaki dari awal sampai finish. Mendarat dengan menjaga

keseimbangan diantara garis- garis tersebut disertai dengan ayunan lengan.

3) Peningkatan Power Otot Tungkai

Power otot tungkai adalah kemampuan seseorang untuk mengerahkan

kekuatan dan kecepatan secara maksimal dari otot- otot tungkai untuk mengatasi

tahanan, beban, atau melakukan kerja dalam waktu yang secepat mungkin.

D. Rancangan Penelitian

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xlviii

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dasar

penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan

pretest dan treatment kepada subyek yang diakhiri dengan posttest guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1995:21)

menyatakan “tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada tidaknya

hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut dengan cara

memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen yang hasilnya

dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan atau diberi

perlakuan yang berbeda”.

Rancangan dalam peneltian ini adalah “Pretest Posttest Design” gambar

rancangan penelitian sebagai berikut:

K 1 Treatment A Posttest

S Pretest OP

K 2 Treatment B Posttest

Setelah dilakukan pretest subyek dipisahkan dalam dua kelompok yang

seimbang. Pengelompokan yang seimbang menggunakan “Ordinal pairing” sample

yang memiliki kemampuan setara dipasangkan, kemudian anggota tiap pasang

dipisah dalam dua kelompok.

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan power otot

tungkai pada saat pretest. Setelah hasil awal dirangking kemudian subyek yang

memiliki kemampuan setara dipasangkan ke dalam kelompok 1 (K 1, latihan front

cone hops) dan dalam kelompok 2 (K 2, latihan zig- zag drill). Dengan demikian

kedua kelompok tersebut diberi perlakuan yang berbeda. Apabila pada akhirnya

terdapat perbedaan maka disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.

Adapun teknik pembagian kelompok dengan cara ordinal pairing menurut

Sutrisno Hadi (1995 : 485) adalah :

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

xlix

Kelompok 1 Kelompok 2

1 2

4 3

5 6

8 7

9 dan seterusnya.

Keterangan:

S : Subyek

Pretest : Tes awal kemampuan power otot tungkai

OP : Ordinal Pairing

K 1 : Kelompok 1

K 2 : Kelompok 2

Treatment A : Latihan Pliometrik Front Cone Hops

Treatment B : Latihan Pliometrik Zig – Zag Drill

Posttest : Tes akhir kemampuan power otot tungkai

Sebelum diberi perlakuan kelompok 1 dan kelompok 2 perlu diuji perbedaan

agar berangkat dari titik tolak kemampuan yang sama. Dari hasil analisis data yang

dilakukan sebelum diberikan perlakuan diperoleh nilai t antara tes awal pada

kelompok 1 dan kelompok 2 = 1.286 sedangkan t tabel = 1.83. Ternyata t yang

diperoleh < t dalam tabel yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian

kelompok 1 dan kelompok 2 berangkat dari titik tolak kemampuan yang sama.

Perlakuan yang digunakan kedua latihan tersebut dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Latihan dilaksankan sebanyak 3 kali pertemuan dalam seminggu selama

6 minggu sesuai dengan pendapat M. Sajoto (1995:35).

2. Recovery antar set adalah 2-3 menit, Suharno H.P.(1985:38)

3. Ulangan gerakan dalam satu set tidak boleh lebih dari 50% dari

kemapuan maksimal repetisi (MR). Suharno H.P.(1985:38)

4. Volume latihan dalam satu sesi 4-6 set, Suharno H.P.(1985:38)

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

l

5. Intensitas rendah atau menengah, artinya 40%-60% dari kemampuan

maksimal atau sepertiga berat badan atlet, pada latihan tanpa tambahan

berat beban atlet itu sendiri. Suharno H.P.(1985:38)

6. Irama gerakan merupakan suatu gerakan yang selaras, dinamis, dan

eksplosif. Suharno H.P.(1985:38)

Selain prinsip latihan diatas, kedua latihan memiliki perlakuan yang berbeda,

antara lain latihan front cone hops, latihan melompat- melompat melewati cone

(kerucut), yang ditata segaris. Menggunakan tumpuan kedua kaki pada saat

melompat ataupun mendarat.

Sedangkan latihan zig- zag drill, latihan melompati dua garis yang sejajar,

melopati garis dengan posisi zig- zag dengan menggunakan satu kaki yang sama

sebagai tumpuan saat melompat ataupun mendarat.

Pada dasarnya kedua bentuk latihan tersebut mempunyai prinsip yang relatif

sama dalam program latihanya. Yang membedakan hanya bentuk gerakan, media alat

atau objek penghalang dari masing- masing bentuk latihan. Pada awal pertemuan

intensitas latihanya 50% dari repetisi maksimal (RM), sebagai beban awal latihan.

Untuk meningkatkan beban latihan adalah 5% dari beban awal dan diberikan setelah

3 kali pertemuan. Program latihan ini berdasarkan pada prinsip individu. Sehingga

beban latihan masing- masing individu berbeda- beda.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam

penelitian, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas dari

Mulyono. B (2001:423). dengan rumus sebagai berikut:

A

WA

MsMSMS

R-

=

Keterangan:

R = Koefisien reliabilitas

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

li

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSw = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasarat Analisis

Analisis data yang digunakan adalah t-test (uji perbedaan). Adapun syarat

untuk memenuhi t-test adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dari

Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut:

1) Pengamatan x1, x2,.......xn dijadikan bilangan baku baku z1, z2,.....zn dengan

menggunakan rumus :

S

xxZ i

i

-=

Keterangan:

x = Dari variable masing-masing sample

x = Rata-rata

S = Simpangan baku

2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi)

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,……, zn yang lebih kecil atau sama dengan

zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).

Maka ( ) n

zzzzBanyaknyaS in

Zi

£=

yang ,...,, 21

4) Hitung selisih F(zi) S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutkan harga Lo.

b. Uji Homogenitas

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lii

Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih

besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (1982: 386) rumusnya

adalah:

Fdbvb: dbvk = ktSDbsSD

2

2

Keterangan:

Fdbvb: dbvk = Derajat kebebasan KE1 dan KE2

bsSD2 = Standard deviasi KE1

ktSD2 = Standard deviasi KE2

3. Uji Perbedaan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan (t-test) dari

Sutrisno Hadi (1995: 457) Sebagai berikut:

)1(

2

-

NN

d

Mt d

Keterangan:

T = Nilai uji perbedaan

dM = Mean perbedaan dari pasangan

å 2d = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan

N = Jumlah pasangan

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut:

N

DM d

å=

Keterangan: D = Perbedaan masing-masing subyek N = Jumlah pasangan

Untuk menghitung prosentase peningkatan power otot tungkai antara latihan

pliometrik front cone hops dan latihan pliometrik zig- zag drill

menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

liii

%100pretestMean

differentMean n peningkata Prosentase ´=

Mean different = mean posttest – mean pretest

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

liv

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data power otot tungkai yang dilakukan dengan tes

lompat jauh tanpa awalan (Standing Broad Jump) dari American Alliance For

Health, Physical Education, Recreation, and Dance, (AAHPRD 1976; Johnson &

Nelson, 1986). Dengan Validitas: 0.607, Reliabilitas: 0.963, Objektivitas: 0.96. pada

kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Standing Broad Jump Kelompok 1 dan Kelompok

2.

Kelompok Tes N Hasil

Terendah

Hasil

Tertinggi

Mean SD

Kelompok 1 Awal 10 152 209 178.10 16.41

Akhir 10 187 232 210.70 14.02

Kelompok 2 Awal 10 155 207 179.60 16.26

Akhir 10 183 257 216.40 22.76

Dari hasil perhitungan yang diperoleh dari kedua kelompok adalah kelompok

1 untuk tes awal mean sebesar 178.10, SD sebesar 16.41, nilai minimal sebesar 152

dan maksimal 209, sedangkan untuk tes akhir mean sebesar 210.10, SD sebesar

14.02, nilai minimal sebesar 187 dan maksimal 232. Untuk kelompok 2 tes awal

mean sebesar 179.60, SD sebesar 16.26, nilai minimal sebesar 155 dan maksimal

207, sedangkan untuk tes akhir mean sebesar 216.40, SD sebesar 22.76, nilai

minimal sebesar 183 dan maksimal 257.

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lv

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis t-tes, data perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis. Pengujian persyaratan analisis dilakukan dengan uji reliabilitas, normalitas

dan uji homogenitas

1. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes lompat jauh tanpa awalan

(Standing Broad Jump). dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan

akhir lompat jauh tanpa awalan (Standing Broad Jump) yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data

Hasil Tes Reliabilitas Kategori

Awal 0.797 Cukup

Dari tabel diatas didapat koefisien korelasi power otot tungkai pada tes awal

sebesar 0.797 dan tes akhir sebesar Reliabilitas power otot tungkai pada tes awal

dikategorikan cukup dan tes akhir dikategorikan , sehingga tes tersebut dapat

dijadikan sebagai alat ukur.

Adapun dalam pengertian kategori koefisien reliabilitas tes tersebut

menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Matthew seperti dikutip

Mulyono B. (1993: 22) yaitu:

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas

Tinggi Sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak Signifikan

0,80 – 1,0

0,70 – 0,79

0,50 – 0,69

0,30 – 0,49

0,00 – 0,39

0,90 – 1,0

0,80 – 0,89

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,00 – 0,39

0,95 – 1,0

0,85 – 0,94

0,70 – 0,84

0,50 – 0,69

0,00 – 0,49

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lvi

2. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode liliefors. Hasil uji normalitas

data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah

sebagai berikut :

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok N M SD L hitung L %5t

K1 10 178.10 16.41 0.1546 0.258

K2 10 179.60 16.26 0.1015 0.258

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada K1 diperoleh L hitung = 0.1546

dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikasi 5%

yaitu 0.258. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada K1 termasuk

berdistribusi normal. Sedangkan pada dari hasil uji normalitas data pada K2

diperoleh L hitung 0.1015 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan

pada taraf signifikasi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pada data K2 termasuk berdistribusi normal.

3.Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians antara kelompok

1 denga kelompok 2. Uji homogenitas ini berfungsi sebagai persyaratan dalam

pengujian perbedaan, dimana jika perbedaan itu benar-benar merupakan perbedaan

nilai rata-rata. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah

sebagai berikut :

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok N SD 2 F hitung F %5t

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lvii

K1 10 242.29 1.018 3.18

K2 10 238.04

Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai F hitung 1.018, sedangkan db= 9

lawan 9, angka F tabel %5 = 3.18. sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan

kelompok 2 memiliki varians yang homogen. Dengan demikian apabila nantinya

antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan maka benar-benar karena

adanya perbedaan rata-rata yang diperoleh.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk menguji apakah

pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis dapat diterima atau

ditolak. Setelah diadakan penaksiran terhadap hasil analisis data seperti di atas, maka

pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil uji t data tes akhir kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh :

1. Dari hasil analisis data yang dilakukan setelah diberikan perlakuan hasil

penghitungan sebesar 1.216, sedangkan angka batas penolakan hipotesis nol

dalam t tabel adalah 1.83, ternyata t yang diperoleh < dari angka penolakan

hipotesis nol. Dengan demikian hipotesis nol diterima yang berarti bahwa tidak

ada perbedaan signifikan antara kelompok 1 dan kelompok 2.

2. Dari penghitungan persentase peningkatan di dapat kelompok 1 mengalami

peningkatan 18.30 % dan kelompok 2 mengalami peningkatan 20.49 %. Dengan

demikian kelompok 2 mengalami peningkatan lebih yang besar dari kelompok

1. Akan tetapi, perbedaan tersebut dibawah t tabel dari t tes.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 (Latihan Front Cone

Hops)

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lviii

Setelah masing-masing kelompok mendapat perlakuan, untuk membuktikan

perubahan diadakan penghitungan statistik dengan menggunakan rumus t-tes.

Adapun hasil penghitungan t-tes untuk tes awal dan tes akhir pada kelompok 1

sebesar 19.864 lebih besar dari t tabel 1.83 yang berarti hipotesis nol (Ho) ditolak.

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal

dan akhir pada latihan kelompok 1.

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1

Kelompok N M Md t hitung t tabel

Awal 10 178.10 32.6 19.864 1.83

Akhir 10 210.7

2. Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 (Latihan Zig- Zag Drill)

Hasil penghitungan t-tes untuk tes awal dan akhir pada kelompok 2 sebesar

10.342 lebih besar dari t tabel sebesar 1.83 yang berarti hipotesis nol (H0) ditolak.

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal

dan akhir pada latihan kelompok 2.

Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2

Kelompok N M Md t hitung t tabel

Awal 10 179.60 36.8 10.342 1.83

Akhir 10 216.4

3. Analisis Data Tes Akhir Kelompok 1 (Latihan Front cone hops ) dan

kelompok 2 (Latihan Zig- Zag Drill)

Hasil tes akhir setelah diadakan perlakuan dapat digunakan sebagai dasar

untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari perlakuan tersebut. Selanjutnya untuk

mengetahui perbedaan pengaruh latihan front cone hops dan latihan zig- zag drill

terhadap peningkatan power otot tungkai dapat diketahui dengan penghitungan

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lix

statistik dengan rumus t-tes. Adapun hasil penghitungan t-tes untuk tes awal dan

akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2 sebesar 1.216 lebih kecil dari t tabel sebesar

1.83 yang berarti hipotesis nol (Ho) diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan pada tes akhir peningkatan power otot tungkai pada kelompok 1

dan kelompok 2.

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir pada Kelompok 1 dan Kelompok

2.

Kelompok N M Md t hitung t tabel

Awal 10 210.70 5.7 1.216 1.83

Akhir 10 216.40

Sedangkan peningkatan power otot tungkai pada kelompok 1 dan kelompok 2

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Prosentase peningkatan power otot tungkai = %100xtmeanpretes

entmeandiffer

Peningkatan power otot tungkai pada kelompok 1 dengan latihan Front Cone

Hops dapat dihitung sebagai berikut :

Mean test awal = 178.10

Mean tes akhir = 210.70

Mean different = 32.60

Prosentase peningkatan = %100xtmeanpretes

entmeandiffer

= %10010.17860.32

x = 18.30%

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lx

Penghitungan prosentase peningkatan power otot tungkai pada kelompok 1

dengan latihan Front Cone Hops mengalami peningkatan sebesar 18.30%.

Sedangkan peningkatan power otot tungkai pada kelompok 2 dengan latihan Zig-

Zag Drill meningkat sebesar 20.49% dengan rincian penghitungan sebagai berikut:

Mean test awal = 179.60

Mean tes akhir = 216.40

Mean different = 36.80

Prosentase peningkatan = %100xtmeanpretes

entmeandiffer

= %10040.21660.179

x = 20.49%

Tabel 9. Ringkasan Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Dalam Persen Antara

Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok N Mean

Pre-Test

Mean

Post -Test

Mean

Different

Presentase

Peningkatan

K1 10 178.10 210.70 32.60 18.30%

K2 10 179.60 216.40 36.80 20.49%

Jadi pada kelompok 1 dengan menggunakan latihan Front Cone Hops

mengalami peningkatan sebesar 18.30% dan pada kelompok 2 dengan menggunakan

latihan Zig- Zag Drill mengalami peningkatan sebesar 20.49%. Dari penghitungan

besarnya prosentase peningkatan dari kedua kelompok tersebut diketahui bahwa

kelompok 2 menggunakan latihan Zig- Zag Drill memiliki peningkatan yang lebih

tinggi dibanding dengan kelompok 1 menggunakan latihan Front Cone Hops.

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lxi

BAB V

SIMPULAN, DISKUSI, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan

dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :

3. Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan pliometrik

front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot

tungkai pada siswa putra ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02

Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun 2010, karena t hitung sebesar

1.216, sedangkan angka batas penolakan hipotesis nol dalam t tabel adalah 1.83,

ternyata t hitung yang diperoleh < dari angka penolakan hipotesis nol dalam t

tabel.

B. Diskusi

Dari penelitian yang dilakukan hipotesis tidak teruji kebenarannya. Hal ini

dapat disebabkan karena faktor-faktor yang sulit terkontrol oleh peneliti, misalnya :

1. Setelah selesai latihan dan pulang peneliti tidak bisa mengontrol kegiatan yang

dilakukan siswa, apakah salah satu kelompok berlatih sendiri dirumah.

2. Ada kemungkinan siswa melakukan aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi

hasil latihan yang dilakukan. Semua itu tidak dapat dikontrol tetapi akan

mempengaruhi hasil latihan yang dilakukan siswa. Sehingga hipotesis tidak

teruji kebenarannya.

3. Kondisi psikologis dari siswa, ada kemungkinan psikologis dari salah satu siswa

lebih baik dari kelompok yang lain. Jadi saat pelaksanaan tes salah satu

kelompok memiliki mental yang lebih baik.

4. Kondisi siswa sebelum pelaksanaan tes standing broad jump yang tidak bisa

dikontrol, maka peneliti hanya dapat menyarankan agar dipersiapkan kondisi

fisiknya untuk menghadapi tes.

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lxii

C. Implikasi

Berdasarkan hasil peneliltian dan hasil analisis data yang telah dilakukan

maka diperoleh implikasi sebagai berikut; Perbedaan kedua latihan tersebut tidak

signifikan, akan tetapi dalam usaha peningkatan power otot tungkai pada siswa putra

ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang Tahun 2010 dapat

menggunakan latihan Pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill. Karena

kedua latihan tersebut dapat meningkatkan power otot tungkai pencak silat. Tetapi

secara persentase latihan zig- zag drill memiliki hasil sedikit lebih tinggi dari pada

latihan front cone hops.

D. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan,

maka kepada para pengajar dan pelatih ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02

Mojogedang disarankan sebagai berikut :

1. Latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill dapat diterapkan

dalam latihan meningkatkan power otot tungkai pada siswa putra ekstrakurikuler

pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun 2010,

karena kedua latihan tersebut dapat meningkatkan power otot tungkai pada siswa

putra ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 02 Mojogedang. Sehingga kedua

latihan tersebut dapat dilakukan semua.

2. Kedua latihan dapat dikombinasikan secara bergantian mengingat bahwa hasil

kedua bentuk latihan tersebut memiliki peningkatan yang hampir sama.

3. Latihan zig- zag drill dapat dilakukan lebih sering daripada latihan front cone

hops, mengingat secara prosentase latihan zig- zag drill memiliki hasil sedikit

lebih tinggi dibanding latihan front cone hops.

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lxiii

DAFTAR PUSTAKA

Bompa, Tudor O. 1990. Theory and Metodology of Training. Dubuque, Iowa: Kendall Hunt Publishing Company.

Chu, Donald A. 1992. Jumping Into Plyometrics. California: Leisure Press Champaign, Illions.

Harsono. 1998. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Choacing. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti.

Imam Suyudi, Aip Syarifuddin. 1978. Olahraga II Untuk SGO. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Johansyah Lubis. 2003. Panduan Praktis Pencak Silat. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Joko Subroto. 1996. Pembinaan Pencak Silat. Surakarta: CV. Aneka

Joko Subroto, Moch Rohadi. 1996. Kaidah-kaidah Pencak Silat. Surakarta: CV. Aneka.

Junusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga. Depdikbud. Dirjen Dikti.

M. Furqon H & Muchsin Doewes. 2002. Pliometrik untuk Meningkatkan Power. Surakarta: Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana UNS.

M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Murhananto. 1993. Menyelami Pencak Silat. Jakarta : Pustaka Pembangun Swada.

Nossek, Josef. 1982. General Theory of Training. Lagos : National Institute for Sports.

Pyke F.S. 1991. Better Coaching. Australia: Australian Coaching Council Incorporated

Sadoso Sumosardjuno. 1990. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sarwono dan Ismaryati. 1993. Laporan Hasil Penelitian. Program Metode Kombinasi Latihan Sirkuit Pliometrik Berat Badan dan Waktu Reaksi Terhadap Kelincahan. Surakarta: FKIP UNS.

Srihati Waryati dan Agus Mukholid. 1992. Olahraga Pilihan (Pencak Silat). Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah, Direktoral Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru Pendidikan Jasmani dan Kessehatan.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsita.

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK FRONT … · ii perbedaan pengaruh latihan pliometrik front cone hops dan latihan zig- zag drill terhadap peningkatan power otot tungkai pada

lxiv

Sudjarwo. 1995. Ilmu Kepelatihan. Surakarta: UNS Perss.

Sugiyanto. 1994. Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS.

Suharno HP. 1985. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta : Yayasan STO.

Sutrisno Hadi. 1989. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

___________. 1982. Metodologi Research Jilid IV. Yogyakarta: Andi Offset.

Yusuf Hadisasmita, Aip Syarifuddin 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.