PERBEDAAN KADAR LIMFOS IT PAS IEN PENYAKIT GINJAL KRONIS PRE-HEMODIALIS A DAN POS T HEMODIALIS A DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RS UD Dr. MOEWARDI S URAKARTA S KRIPS I Untuk M emenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran RIGAN NDARU WICAKS ONO G0004185 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERS ITAS S EBELAS MARET S URAKARTA 2009
44
Embed
PERBEDAAN KADAR LIMFOSIT PASIEN PENYAKIT …... · Hemodialisa sebagai terapi pada penyakit ginjal kronis stadium terminal dihipotesiskan turut berperan sabagai faktor yang mmenurunkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBEDAAN KADAR LIMFOSIT PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS
PRE-HEMODIALISA DAN POST HEMODIALISA DI BAGIAN PENYAKIT
DALAM RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
RIGAN NDARU WICAKSONO
G0004185
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi Penelitian dengan judul : Perbedaan Kadar Limfosit Pre-Hemodialisa
dan Post Hemodialisa di Bagian Penyakit Dalam RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Rigan Ndaru W, G0004185, Tahun 2009
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Rigan Ndaru W., G0004185, 2009, Perbedaan kadar limfosit pasien penyakit ginjal
kronis pre-hemodialisa dan post hemodialisa dibagian penyakit dalam RSUD Dr.
Moewardi Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Sindrom penyakit ginjal yang berkembang menjadi penyakit ginjal kronis,
dalam penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit ginjal kronis stadium
terminal berada diurutan pertama dari seluruh penyakit ginjal. Penyakit ginjal kronis
menyebabkan keadaan imunodefisiensi, yang membuat pasien mudah terpapar
infeksi. Patofisiologi dari kejadian ini masih kurang dimengerti, meningkatnya kadar ureum mennyebabkan sindrom uremia yang menggangu sistim kekebalan tubuh.
Terutama gangguan pada fungsi dan jumlah sel limfosit yang berperan dalam cell-
mediated immunity. Hemodialisa sebagai terapi pada penyakit ginjal kronis stadium
terminal dihipotesiskan turut berperan sabagai faktor yang mmenurunkan sistim
immune tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar limfosit pada pasein penyakit ginjal kronis sebelum dan setelah menerima terapi hemodialisa.
Studi analisa intervensional dengan pendekatan cross-sectional dilakukan
dengan melibatkan 23 partisipan. Penelitian ini menggunakan data primer dari rekam
medis pasien hemodialisa selama bulan agustus hingga september 2009. Hasil penelitian menggunakan uji-t didapatkan nilai p=0,047 (p<0,005). Dengan nilai
indeks kepercayaan 95%, didapatkan nilai maksimum dan minimum 0,1 sampai
dengan 0,2.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada perbedaan kadar limfosit pasien penyakit ginjal kronis pre-hemodialisa dan post
hemodialisa di bagian penyakit dalam RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Kata kunci: Penyakit ginjal kronis, hemodialisis, limfosit
ABSTRACK
Rigan Ndaru W., G0004185, 2009, THE DIFFERENCE OF LYM PHOCYTE
COUNT UPON CHRONIC KIDNEY DISEASE, PRE-HEMODIALYSIS AND
POST-HEMODIALYSIS IN DEPARTEMENT OF INTERNAL MEDICINE RSUD
Dr. MOWARDI SURAKARTA, Faculty of Medicine, University of Sebelas maret, Surakarta.
Syndrome of Kidney disease, progressing into chronic kidney disease in
indonesia based on epidemiological studies, showed that end-stage chronic kidney
disease placed number one from all kidney disease. Chronic kidney disease causing a state of immunodeficiency, leading the patient more vulnerable against infectious
disease. The pathophysiology of this incident remain unclear. However, elevated
uremia causing uremic syndrome compromising body immune system. Especially in
failure of lymphocyte in regulating its function as cell-mediated immunity, in term of
circulating amount and in term of function. Hemodialysis as therapy in end-stage renal disease hipoteticly play significant factor in suppression of immune system.
This research aim to study the difference of lymphocyte count upon chronic kidney
disease, pre-hemodialisys and Post hemodialysis.
An interventional analysis with cross-sectional approach was performed, involving 23 participant. This study collected the primary data from medical record in
hemodialisys ward during august to September 2008, The result of this study, using t-
test (p<0,05) are found p=0,047. 95% confidence interval of difference lower score
0,1 and upper score 0.
The conclusion of this study showed there is significant difference in
lymphocyte count pre-hemodialisys and post hemodialysis in department of internal
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua rahmat, dan
limpahan kasih sayang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
” Perbedaan kadar limfosit pasien penyakit ginjal kronis pre-hemodialisa dan post
hemodialisa dibagian penyakit dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari berbagai hambatan
dan penulis menyadari bahwa semua ini tidak akan mungkin terwujud tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. A.A Subijanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Sri Wahjono, M.Kes selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Wachid Putranto, dr.,SpPD, selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis.
4. Slamet RIyadi, dr, M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis. 5. Bambang Purwanto, dr.,SpPD-KGH, selaku Penguji Utama yang telah
memberikan nasihat, saran, dan masukan dalam penulisan skrip si ini.
6. Sugiarto, dr.Sp.PD, selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan nasihat,
saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Staf bagian skripsi, mas Nardi dan mbak Eny, atas segala bantuan dan petunjuknya.
8. Staf SMF Penyakit dalam, yang telah membantu kelancaran skripsi ini.
9. Abdul Madjid Arsyad, Ir. dan Diah Florie Armiati, Ir. yang selalu memberikan
dukungan baik material finansial maupun mental spiritual setiap waktu.
10. A2 family (DF, Rigan, Wiwiq, Adri, Nia, Danis,Wulan, Seno, Ridhuan, QQ). 11. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini
dikarenakan keterbatasan penulis, maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
tidak hanya bagi penulis pribadi tetapi juga bagi semua pihak
Surakarta, Agustus 2009
Rigan Ndaru W
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................... i
PENGESAHAN....................................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................ iii
ABSTRACT............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………. v
DAFTAR ISI………………………………………................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ ix
DAFTAR TABEL.................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK.................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................................... 2
C. Tujuan Penelitian............................................................... 2
D. Manfaat Penelitian............................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI............................................................. 4
A. Tinjauan Pustaka.............................................................. 4
1. Penyakit Ginjal Kronis ............................................... 4
2. Sistim Imun ................................................................ 9
3. Pengaruh Hemodialisa pada sistim Imun ........................11
B. Kerangka Pemikiran.......................................................... 14
C. Hipotesis............................................................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN....................................................... 15
A. Jenis Penelitian................................................................. 15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................... 15
C. Subjek Penelitian.............................................................. 15
D. Teknik Sampling............................................................... 16
E. Identifikasi Variabel......................................................... 16
F. Definisi Operasionalisasi Variabel.................................. 16
G. Instrumentasi Penelitian.................................................... 17
H. Rancangan Penelitian......................................................... 18
I. Teknik Analisa Data........................................................... 18
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................... 19
BAB V PEMBAHASAN.................................................................... 22
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................. 24
A. Kesimpulan...................................................................... 24
B. Saran................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 25
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Patokan Penelitian
Lampiran 3 : Data Penelitian
Lampiran 4 : Perhitungan Besar Sampel
Lampiran 5 : Perhitungan Uji Statistik
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Distribusi kejadian Penyakit Ginjal Kronis menurut jenis kelamin 19
Tabel 2 : Distribusi kejadian Penyakit Ginjal Kronis menurut usia 20
Tabel 3 : Perbedaan kadar limfost Pre-hemodialisa dan post hemodialisa 20
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Perbedaan Kadar Limfosit Pre-Hemodialisa dan Post
Hemodialisa di Bagian Penyakit Dalam RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Rigan Ndaru W, G0004185, Tahun 2009
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skrip si
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Rigan Ndaru W., G0004185, 2009, Perbedaan kadar limfosit pasien penyakit ginjal
kronis pre-hemodialisa dan post hemodialisa dibagian penyakit dalam RSUD Dr.
Moewardi Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Sindrom penyakit ginjal yang berkembang menjadi penyakit ginjal kronis, dalam penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit ginjal kronis stadium
terminal berada diurutan pertama dari seluruh penyakit ginjal. Penyakit ginjal kronis
menyebabkan keadaan imunodefisiensi, yang membuat pasien mudah terpapar
infeksi. Patofisiologi dari kejadian ini masih kurang dimengerti, meningkatnya kadar
ureum mennyebabkan sindrom uremia yang menggangu sistim kekebalan tubuh. Terutama gangguan pada fungsi dan jumlah sel limfosit yang berperan dalam cell-
mediated immunity. Hemodialisa sebagai terapi pada penyakit ginjal kronis stadium
terminal dihipotesiskan turut berperan sabagai faktor yang mmenurunkan sistim
immune tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar limfosit
pada pasein penyakit ginjal kronis sebelum dan setelah menerima terapi hemodialisa. Studi analisa intervensional dengan pendekatan cross-sectional dilakukan
dengan melibatkan 23 partisipan. Penelitian ini menggunakan data primer dari rekam
medis pasien hemodialisa selama bulan agustus hingga september 2009. Hasil
penelitian menggunakan uji-t didapatkan nilai p=0,047 (p<0,005). Dengan nilai
indeks kepercayaan 95%, didapatkan nilai maksimum dan minimum 0,1 sampai dengan 0,2.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada
perbedaan kadar limfosit pasien penyakit ginjal kronis pre-hemodialisa dan post
hemodialisa di bagian penyakit dalam RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Kata kunci: Penyakit ginjal kronis, hemodialisis, limfosit
ABSTRACT
Rigan Ndaru W., G0004185, 2009, THE DIFFERENCE OF LYMPHOCYTE
COUNT UPON CHRONIC KIDNEY DISEASE, PRE-HEMODIALYSIS AND
POST-HEMODIALYSIS IN DEPARTEMENT OF INTERNAL MEDICINE RSUD
Dr. MOWARDI SURAKARTA, Faculty of Medicine, University of Sebelas maret, Surakarta.
Syndrome of Kidney disease, progressing into chronic kidney disease in
indonesia based on epidemiological studies, showed that end-stage chronic kidney
disease placed number one from all kidney disease. Chronic kidney disease causing a
state of immunodeficiency, leading the patient more vulnerable against infectious disease. The pathophysiology of this incident remain unclear. However, elevated
uremia causing uremic syndrome compromising body immune system. Especially in
failure of lymphocyte in regulating its function as cell-mediated immunity, in term of
circulating amount and in term of function. Hemodialysis as therapy in end-stage
renal disease hipoteticly play significant factor in suppression of immune system. This research aim to study the difference of lymphocyte count upon chronic kidney
disease, pre-hemodialisys and Post hemodialysis.
An interventional analysis with cross-sectional approach was performed,
involving 23 participant. This study collected the primary data from medical record in
hemodialisys ward during august to September 2008, The result of this study, using t-test (p<0,05) are found p=0,047. 95% confidence interval of difference lower score
0,1 and upper score 0.
The conclusion of this study showed there is significant difference in
lymphocyte count pre-hemodialisys and post hemodialysis in department of internal
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua rahmat, dan
limpahan kasih sayang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
” Perbedaan kadar limfosit pasien penyakit ginjal kronis pre-hemodialisa dan post
hemodialisa dibagian penyakit dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari berbagai hambatan
dan penulis menyadari bahwa semua ini tidak akan mungkin terwujud tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. A.A Subijanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Sri Wahjono, M.Kes selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Wachid Putranto, dr.,Sp.PD, selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis.
4. Slamet Riyadi, dr, M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis. 5. Bambang Purwanto, dr.,Sp.PD-KGH, selaku Penguji Utama yang telah
memberikan nasihat, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Sugiarto, dr.Sp.PD, selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan nasihat,
saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Staf bagian skripsi, mas Nardi dan mbak Eny,S.H, M.H atas segala bantuan dan petunjuknya.
8. Staf SMF Penyakit dalam, yang telah membantu kelancaran skripsi ini.
9. Abdul Madjid Arsyad, Ir. dan Diah Florie Armiati, Ir. dan Yossi Agung, dr. Dan
Ifatiyah, dr. yang selalu memberikan dukungan baik material finansial maupun
mental spiritual setiap waktu. 10. Sari yang telah menemani peneliti selama ini.
12. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini dikarenakan keterbatasan penulis, maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
tidak hanya bagi penulis pribadi tetapi juga bagi semua pihak
Surakarta, Agustus 2009
Rigan Ndaru W
DAFTAR ISI
PRAKTA.................................................................................................. v
DAFTAR ISI………………………………………................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ viii
DAFTAR TABEL.................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK.................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian............................................................... 4
D. Manfaat Penelitian............................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI............................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka.............................................................. 5
1. Penyakit Ginjal Kronis ............................................... 5
2. Sistim Imun ................................................................ 8
Pada dasarnya ada 2 type membran yang digunakan, yaitu membran yang
bersifat hidrofobik atau yang bersifat hidrofilik. Membran yang bersifat
hidrofobik memiliki kemampuan mengabsorbsi protein, lebih porotis, dan
memiliki koefisien ultrafiltrasi yang tinggi,karena itu membran hidrofobik ini
memiliki implikasi klinis yaitu eliminasi toxin yang lebih tinggi, tetapi juga
memiliki kekurangan yaitu kemungkinan kehilangan protein yang lebih tinggi
pula. Hal yang sebaliknya berlaku untuk membran yang bertipe hidrofilik. Di
unit pelayanan hemodialisa, membran yang sering digunakan adalah : Cellulose,
substitute cellulose (cellulose acetate), Cellulosynthetic (cellosyn), dan Synthetic
(polysulfone,polyamide).( Rahardjo, 2004 )
4.Pengaruh Terapi Hemodialisa Terhadap Kadar Limfosit
Berdasarkan penelitian, pada pasien hemodialisa yang berulang pada pasien
penyakit ginjal kronis yang menerima terapi hemodialisa akan ditemui kadar
limfosit yang menurun, patogenesis dan patofisiologis dari keadaan ini kurang
begitu dimengerti, hipotesis yang ada saat ini menunjukkan bahwa kadar ureum
dan toksik metabolit lainnya yang tidak bisa di eksresikan oleh ginjal
menyebabkan defek dari jumlah, fungsi dan umur limfosit tersebut .( Meiyer,
2003 )
Berkurangnya kadar limfosit yang beredar meningkatkan risiko terjadinya
infeksi pada pasien penyakit ginjal kronis stadium terminal.
Berdasarkan studi klinis, pada pasien penyakit ginjal kronis stadium terminal,
ditemukan kadar oksidan dalam darah yang meningkat disertai dengan
meningkatnya pula sitokin pro-inflamasi seperti kadar interleukin yang
10
meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya interaksi antara membran dialisa
dengan darah menginduksi terjadinya proses peradangan akut yang berujung
pada perubahan jumlah dan fungsi limfosit. ( Donati,2002 )
Dengan dilakukannya penelitian ini maka dapat diketahui sejauh mana terdapat
perbedaan kadar limfosit pada pasien penyakit ginjal kronis sebelum dan
sesudah menerima terapi hemodialisa, di RS dr Moewardi Surakarta.
11
B. Kerangka Pemikiran
Peningkatan kadar Ureum darah
Penekanan proliferasi
sumsum tulang
Penurunan Laju Filtrasi Glomerulus
Berkurangnya jumlah nefron
fungsional
Terapi Hemodialisa
Pada Pasien Penyakit ginjal Kronis stadium terminal
Pemendekan usia limfosit
Berkurangnya jumlah
limfosit total
Keadaan imunodefisinesi Umur
Jenis kelamin
Ras
Genetik Hipertensi
DM
Nutrisi
Pengelolaan GGK
Infeksi HIV
Gangguan
faal
monosit
Berkurangnya jumlah sel
darah
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian analitik eksperimental dengan pendekatan
Cross Sectional.( Bishmamurti,2003 )
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di unit bagian penyakit dalam RSUD
Dr.Moewardi Surakarta pada bulan Juni-Desember 2008
C. Subjek Penelitian
Pasien penyakit ginjal terminal dengan terapi penggantian ginjal secara
hemodialisa yang diperiksa kadar limfositnya sebelum dan setelah terapi.
Dengan kriteria inklusi
Semua pasien laki-laki dan perempuan
Didiagnosis dengan Penyakit Ginjal Kronis Stadium terminal
Usia 18-65 tahun
Tanpa riwayat HIV
Tanpa riwayat leukemia
Pasien menerima terapi Hemodialisa
Pasien tanpa kejadian keganasan
13
D. Teknik Sampling
Jumlah sampel yang akan diambil adalah 28 orang, sampel penelitian adalah
pasien penyakit ginjal kronis stadium terminal. Pengambilan sample dilakukan
sebelum dan setelah proses hemodialisa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan secara Purposive ( Quota) Random Sampling. Karena jumlah subjek
penelitian sudah ditetapkan dan harus memenuhi kriteria tertentu yang telah
ditetapkan. Pemilihan sampel secara random . ( Dahlan, 2003 )
E. Identifikasi Variabel
1) Variabel bebas : Kadar Limfosit total
2) Variabel terikat : Pasien penyakit ginjal kronis stadium terminal
sebelum dan sesudah menerima terapi hemodialisa
3) Variabel pengganggu :
a) Terkendali : Umur, HIV, Leukemia.
b) Tak terkendali : Terapi Kortikosteroid, Keadaan Sosial Ekonomi
Pasien, Diet Pasien, terapi alternatif lainnya.
F. Definisi Operasionalisasi Variabel
1) Variabel bebas
Kadar limfosit ditentukan dengan menggunakan hasil lab RSUD Dr.
Moewardi, yang tersedia kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui
kemaknaan kadar limfosit tersebut.
2) Variabel terikat
Pasien penyakit ginjal terminal yang menerima terapi hemodialisa yang
diukur kadarnya sebelum dan setelah terapi hemodialisa.
G. Instrumentasi Penelitian
Data primer dari catatan medis (Medical Record) pasien penyakit ginjal kronis di
bagian penyakit dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diperiksa kadar
limfositnya.
14
H. Rancangan Penelitian
Pasien penyakit ginjal
kronis setelah hemodialisa
Trigliserida Tinggi
(≥ 150 mg/dl)
Populasi
Sampel
Pasien Penyakit Ginjal Kronis
sebelum Hemodialisa
Kadar Limfosit Kadar limfosit
Uji T
15
I. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diuji dengan metode statistic uji T
menggunakan program SPSS 14.0 for windows.
1) Tabel kontingensi ukuran 2 x 1
Sampel Kadar limfosit
Pasien GGK sebelum hemodialisa
a
Pasien GGK setelah hemodialisa
b
Total a + b
2) Uji T
Setelah dilakukan uji normalitas sebaran data, apabila data memiliki
sebaran normal, uji T dipilih, dan dilakukan dengan menggunakan program
statistik SPSS. Uji T dilakukan untuk mengetahui sejauh mana terdapat
perbedaan kemaknaan pada pasien penyakit ginjal kronis, sebelum dan setelah
mendapat terapi hemodialisa.
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tanggal 5-
15 September 2008. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 28
orang, kemudian ditentukan besarnya sampel penelitian sebanyak 23 sampel
berdasarkan metode purposive-random sampling. Distribusi subyek penelitian
disajikan sebagai berikut.
Tabel 1. Distribusi jenis kelamin pasien penyakit ginjal kronis
Pasien penyakit
ginjal kronis
Laki-Laki Perempuan Total
Jumlah (persentase) 14 (61%) 9 (39%) 23
Berdasarkan tabel diatas, distribusi jenis kelamin pada studi ini selaras dengan
studi epidemiologi badan statistik Depkes tahun 2008, yang menunjukkan bahwa
laki-laki memiliki frekuensi insiden penyakit ginjal kronis lebih besar daripada
perempuan.(Depkes, 2008). Pada sampel di RS Dr. Moewardi ini, frekuensi pasien
penyakit ginjal kronis yang menerima terapi hemodialisa dengan jenis kelamin laki-
laki adalah sebanyak 14 sampel (61%) dan jenis kelamin perempuan adalah 9 sampel
(39%).
Tabel 2. Distribusi status diabetik pasien penyakit ginjal kronis
Status diabetik Diabetes Mellitus Non-DM Total
Jumlah (persentase) 9(39%) 14 (61%) 23
Komplikasi mikroangiopati dari DM adalah 36% retinopati diabetik, 25%
nefropati diabetik, dan 17% neuropati diabetik.(Wiedman,2004). Distribusi pasien
penyakit ginjal kronis dengan diabetes ini mirip dengan laporan dari pusat registrasi
nasional hemodialisis tahun 2006, yang menyebutkan, bahwa penyakit ginjal kronis
stadium terminal diabetik menempati urutan ketiga (33%) dari seluruh total populasi
pasien dengan program hemodialisis intermitten.
17
Tabel 3. Distribusi kadar limfosit
Berdasarkan tabel 3 diatas, diketahui nilai rata-rata dari kadar limfosit
pasien penyakit ginjal kronis masih berada dalam rentang normal rata-rata,
meskipun menujukkan kadar yang rendah di bawah 25 persentil.
Pre-Hemodialisa Post Hemodialisa
Kadar Leukosit /ul10 x 0,73 8,3 3 /ul10 x 0,64 7,6 3
Kadar Limfosit /ul10 x 0,53 1,32 3 310 x 0,5 1,17 /ul
18
Grafik 1.
Grafik 2.
19
Untuk mengetahui kemaknaan perbedaan kadar limfosit, berdasarkan tabel
dan data diatas, dilakukan analisa statistik dengan menggunakan SPSS 14 for
windows. Karena data yang ada memiliki sebaran data yang normal, uji hipotesis
komparatif yang digunakan adalah uji T berpasangan.
Dari analisa uji hipotesis tersebut, didapatkan nilai signifikansi 0,047
(p<0,05), yang artinya terdapat perbedaan kadar limfosit yang bermakna sebelum
dan sesudah pasien penyakit ginjal kronis stadium terminal menerima terapi
hemodialisa.
Interpretasi nilai p<0,05 disini adalah, dengan menggunakan nilai indeks
kepercayaan sebesar 95%, maka jika kadar limfosit sebelum terapi hemodialisa tidak
berbeda dengan setelah menerima terapi hemodialisa, maka faktor peluang saja dapat
menerangkan 0,00% untuk memperoleh perbedaan rerata sebesar 0,108. karena
peluang untuk menerangkan hasil yang diperoleh <5%, maka hasil ini bermakna.
Peneliti percaya sebesar 95%, bahwa jika pengukuran dilakukan pada
populasi, selisih kadar limfosit sebelum dan setelah pasien penyakit ginjal kronis
stadium terminal, selisihnya adalah 0,1 s/d 0,2.
Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti terdapat perbedaan kadar limfosit yang bermakna sebelum dan sesudah
pasien penyakit ginjal kronis stadium terminal menerima terapi hemodialisa.
20
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di bagian Penyakit Dalam RSUD Dr.
Moewardi Surakarta didapatkan data-data seperti yang telah disajikan dalam tabel-
tabel pada Bab IV.
Pada tabel 1. yaitu tabel disribusi sampel menurut jenis kelamin didapatkan
sampel dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Hasil
penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian epidemiologi Depkes
tahun 2008 yang menunjukkan bahwa prevalensi kejadian penyakit ginjal kronis
stadium terminal lebih besar pada laki-laki.(Depkes, 2008). Pada penelitian lain,
Martin-Mallo (2001), berdasarkan penelitiannya menunjukkan bahwa prevalensi
kejadian penyakit ginjal kronis pada laki-laki 1,5 kali lebih besar daripada
perempuan.
Pada tabel 2. didapatkan nilai rata-rata dari kadar limfosit pasien penyakit
ginjal kronis masih berada dalam rentang normal rata-rata, meskipun menujukkan
kadar yang rendah di bawah 25 persentil. Hal ini sejalan dengan penelitian Susalit
(2003) yang menunujukkan kadar limfosit yang menurun sejalan dengan stadium
penyakit ginjal yang semakin memburuk, disertai dengan kadar uremia yang
meningkat pada saat stadium tersebut.
Pada grafik 1. dan grafik 2. setelah dilakukan meta-analisa dengan
menggunakan uji hipotesis uji T, diketahui terdapat perbedaan kadar limfosit yang
signifikan. Dari analisa uji hipotesis tersebut, didapatkan nilai signifikansi 0,047
(p<0,05), yang artinya terdapat perbedaan kadar limfosit yang bermakna sebelum dan
sesudah pasien penyakit ginjal kronis stadium terminal menerima terapi hemodialisa.
Nilai indeks kepercayaan adalah 95%adalah 0,10 s/d 0,21.
Interpretasi nilai p<0,05 disini adalah, dengan menggunakan nilai indeks
kepercayaan sebesar 95%, maka jika kadar limfosit sebelum terapi hemodialisa tidak
berbeda dengan setelah menerima terapi hemodialisa, maka faktor peluang saja dapat
menerangkan 0,00% untuk memperoleh perbedaan rerata sebesar 0,108. karena
peluang untuk menerangkan hasil yang diperoleh <5%, maka hasil ini bermakna.
21
Pada penelitian yang menggunakan marker sitokin pro-inflamasi, ditemukan
peningkatan ROS ( reactive oxygen species ), dan TNF-α pada saat proses
hemodialisa. Teori yang ada menunjukaan bahwa TNF-α yang diproduksi, utamanya
oleh makrofag, mengintervensi rantai respirasi mitikondria mengakibatkan produksi
ROS yang berlebih pada kompleks I dan komplex III rantai respirasi, dan ROS yang
terbentuk itu mengakibatkan permeabilitas membran mitikondria yang menyebabkan
pelepasan agen sitoksik (ROS, Ca 2+, cytochrome c, AIF) ke dalam sitosol sel
limfosit. Pada tes laboratorium, ditemukan bahwa TNF-α berperan penting pada
proses inhibisi respirasi mitokondria sel yang menyebabkan sel menjalani proses
apoptosis.
Proses apoptosis sel dapat berjalan melalui dua jalur, yaitu jalur intrinsik dan
jalur ekstrinsik. Jalur intrinsik yang di hipotesiskan berperan besar pada penurunan
sistim imun pada pasien penyakit ginjal kronis telah dijelaskan diatas, sedangkan
pada jalur ekstrinsik, sel dirangsang pada reseptor CD95 nya dan kemudian reseptor
tersebut akan mengaktivasi enzim pro-caspase8 menjadi caspase-8 yang akan
mempengaruhi permeabilitas sel mitokondria dan akan membocorkan sitokrom c ke
dalam sitosol dan nantinya sama seperti jalur intrinsik akan merusak sitoskeleton sel
dan DNA sel.
Hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, hal ini mungkin disebabkan
oleh : Meningkatnya kadar sitokin pro-inflamasi karena induksi darah dengan
membran dialisa mengakibatkan peradangan akut yang berujung pada penurunan
jumlah dan fungsi limfosit. (Donati, 2004). Pemberian suplemen Fe baik secara
peroral maupun intravena, terutama intravena yang mengakibatkan kerusakan
oksidatif limfosit, diakibatkan oleh stress-oksidatif dan peroksidasi lipid akibat
peningkatan bioavaibilitas Fe. Adanya variabel-variabel luar lain yang belum peneliti
ketahui.
22
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis statistik disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna pada kadar limfosit pasien penyakit ginjal kronis sebelum menerima terapi
hemodialisa dan setelah menerima terapi hemodialisa di bagian penyakit dalam RS Dr.
Moewardi Surakarta. (p<0,05)
Saran – Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan marker imun yang lebih spesifik
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam penurunan imunitas
pasien penyakit ginjal kronis stadium terminal.
2. Perlu diidentifikasi lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi sistim imun
tubh pada pasien penyakit ginjal kronis.
3. Perlu ada terobosan baru dalam penatalaksanaan penyakit ginjal kronis stadium
terminal, karena terapi yang ada saat ini dasarnya adalah untuk memp erlambat
progresi penurunan fungsi ginjal, bukan menyembuhkan.
4. Pada beberapa pasien ditemukan penurunan glukosa darah sewaktu lebih dari
30mg/dl, hal ini dapat mengakibatkan keluhan lain,yaitu pusing, sakit kepala, dan
mual pasca hemodialisa, selain itu kehilangan glukosa darah akan diikuti oleh
kehilangan asam amino akibat hiperkatabolisme protein.
5. Apakah semua anomali yang ditemukan selama penelitian perlu peneliti
masukkan dalam sebab saran dan kesimpulan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Abdul G, Rusdi L. 1999. Pendekatan Edvince Based Medicine Dalam Statistik
Kedokteran.FK UI Press. Jakarta. P : 166-190
Price SA., Wilson LM. 2004. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta, EGC, p: 964-1024
Murti, Bhisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta. p : 67,
135
Fox, Stuart Ira. 2005. Human Physiology. 7th ed. New York : The McGraw-Hill
Companies,Inc. pp : 437-455.
Sarnak MJ, Jaber BL. 2000. Mortality caused by sepsis in patients with end-stage renal
disease compared with the general population Mortality caused by sepsis in patients with end-stage renal disease compared with the general population.
Leskowitz.New York.Kidney Int 2000. p; 58: 1758–1764
Elroos O, Pasternack A, Virolainen M. 2006. Skin test sensitivity and antigen-induced
lymphocyte transformation in uraemia. Boston.Clin Exp Immunol. p ; 14: 365–370
Hartmann,B. 2008. Guidelines on Chronic Kidney Disease. http.www.NKF/DOQI.org/
guidelines/main.??http (26 april 2008)
Hurst, S.M. Wilkinson,T.S. Yamamoto, S. IL-6 and its soluble receptor orchestrate a temporal switch in the pattern of leukocyte recruitment seen during acute
Pada penelitian yang menggunakan marker sitokin pro-inflamasi, ditemukan peningkatan
ROS( reactive oxygen species ), dan TNF-α pada saat proses hemodialisa. Teori yang ada
menunjukaan bahwa TNF-α yang diproduksi, utamanya oleh makrofag, mengintervensi rantai respirasi mitikondria mengakibatkan produksi ROS yang berlebih pada kompleks I
dan komplex III rantai respirasi, dan ROS yang terbentuk itu mengakibatkan
permeabilitas membran mitikondria yang menyebabkan pelepasan agen sitoksik (ROS,
Ca 2+, cytochrome c, AIF) ke dalam sitosol sel limfosit. Pada tes laboratorium,
ditemukan bahwa TNF-α berperan penting pada proses inhibisi respirasi mitokondria sel yang menyebabkan sel menjalani proses apoptosis.
Proses apoptosis sel dapat berjalan melalui dua jalur, yaitu jalur intrinsik dan jalur
ekstrinsik. Jalur intrinsik yang di hipotesiskan berperan besar pada penurunan sistim
imun pada pasien penyakit ginjal kronis telah dijelaskan diatas, sedangkan pada jalur
ekstrinsik, sel dirangsang pada reseptor CD95 nya dan kemudian reseptor tersebut akan mengaktivasi enzim pro-caspase8 menjadi caspase-8 yang akan mempengaruhi
permeabilitas sel mitokondria dan akan membocorkan sitokrom c ke dalam sitosol dan
nantinya sama seperti jalur intrinsik akan merusak sitoskeleton sel dan DNA sel.
Selain itu faktor yang mempengaruhi proses penurunan sistim imun karena rendahnya kadar limfosti adalah faktor penggunaan cairan dialisat, cairan dialisat yang digunakan
pada penelitian ini belum dianalisa kadar bakterinya. Kadar bakteri perlu diperiksa karena
pengaruh endotoksin dalam cairan dialisat akan berpengaruh pada sistim imun pasein