Top Banner
' ,'fo! · .. . .. ... .. Menimbang Mengi ngat PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt- T AHU N 2· 011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUH.AN YANG MAHA ESA B'-;JPATI JAYAWlJAYA, bahwa untu k menindak-la njuti kete ntua n Pasal 11 P eraturan Daera h N omor 2 Tahu n 2011 tentang Pajak Daerah , maka perlu ditetapkan Peraturan Bupat i Jayawij aya tentan g Ta ta Ca ra Pen gelo laan Pajak Hotel; 1. Undang-Unuang Nomor 12 Tahun1969 tentang P embent uk an Prov in si Oto-n om Ir ian Ba ra t dan K.a bupaten· K abupa t en Otonom di P rbvinsi Iria n Ba rat (Lembaran N egara Rep ub lik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47); 2. Undang- Undan g Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pe na gihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Rep ublik Indone sia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara R epublik Ind onesia Nomor 3686) sebaga im ana telah di ubah de n gan Undang-U ndang Nomor 19 Tahun 2000 tentang P er u bahan At as Und ang - Unda ng Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pe nagihan Paja k dengan Sur at P ak sa (Lembaran Ne ga ra Republik Ind one sia Tahun 20 00 Nomor 29, Ta m bahan Lem b aran Neg ara Rep ublik Indonesia Nomor 3987) ; 3. Undang-U ndang Nomor 21 T ahun 2001 t'entang Oton o mi Khusus Ba gi Provins i Pa p ua (Lemba ran Negara Republik Indonesia Tahun 2 001 Nomor 135, T am b aha n Lembara n Neg ara Republik Ind onesia Nomor 4152), sebaga iman a telah di ubah de nga n Undang -Unda ng Nomor 35 Ta hun 20 08 (Lembaran Negara Republik Indone sia Tahun 2 001 Nomor 112 , Tambahan Lembara n Neg ara Republik Indones ia Nomor 4884) ; 4. Undan g·- Undang Nomor 14 tahun 2002 t en t ang Pengadilan Pajak ( Lembara n Ne ga ra Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lem ba ran Negara Republi k Indone sia Nomor 4189) ; 5. Un dang-U ndang Nomor 17 ta h un 2003 tentang Keua n gan Negara (Lemba ran Negara Republik Indonesia Tahu n 2003 Nomor 47, T ambah an Lembaran Neg ara Repub lik Indon esia Nomor 4389 ); 6. Undan g-Undang Nomor 10 Tah'un 2004 ten tang Pe mbentukan Peratura n P er u ndan g-Und anga n (Le mbara n Negara Republik Indonesia Tahun 2 004 Nomor 53 , Tambahan Le mb aran Negara Nomor 4- 389) ; 7. Unda ng-U n dang Nomor 32 T ahun 2004 tentang Pemerintahan Dae rah (Lem baran Negara Republik Indonesia I a hun 2004 Nomor 125 , Tambah an Lembaran Neg ara R epubl ik Indones ia Nor.1or 44 37) sebaga i mana telah diubah beberap a kali terakhi r deng an Undang -Undang No mor 12 Tah un 200'8 te nt ang P erubahan K edu a A tas Nomor 3.2 Tah un 2004 tefltang Peme r intah an Daerah Nega ra Republ1k Indonesia Tahun 2005 Nomor 59 , Tamba han Lembaran Negara Repu blik In donesia Nomo r 4844 ); ..
16

PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Mar 11, 2019

Download

Documents

lekien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

' ,'fo! · .. . ~ .. ... :·

..

Menimbang

Mengingat

PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA

NOMOR rt- T AHU N 2·011

TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK HOTEL

DENGAN RAHMAT TUH.AN YANG MAHA ESA

B'-;JPATI JAYAWlJAYA,

bahwa untuk menindak-lanjuti ketentuan Pasal 11 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, maka perlu ditetapkan Peraturan Bupati Jayawijaya tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Hotel;

1. Undang-Unuang Nomor 12 Tahun1969 tentang Pembentukan Provinsi Oto-nom Irian Barat dan K.abupaten·Kabupaten Otonom di Prbvinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47);

2. Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang­Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 t'entang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Neg ara Republik Indonesia Nomor 4152), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884) ;

4. Undang·- Undang Nomor 14 tahun 2002 ten tang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189) ;

5. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 10 Tah'un 2004 ten tang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4-389) ;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia I a hun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nor.1or 4437) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir deng an Undang-Undang Nomor 12 Tahun 200'8 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undan~ Nomor 3.2 Tahun 2004 tefltang Pemerintahan Daerah (Lemba ran~. Negara Republ1k Indonesia Tahun 2005 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); . .

Page 2: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Menetapkan

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan An tara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republ:k Indonesia Nomor 5049);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11 . Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerin tahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik In-donesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Neg ara Republik Indonesia Nomor 4737);

12. Pera turan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tE:ntang Urusan Pemerintahan Kabupaten Jayawijaya (Lembaran Daerah Kabupaten .Jayawij aya Tahun 2008 Nomor 5) ;

13. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 ten tang Organisasi Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jayawijaya Tahun 2008 Nomor 7) ;

14. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran 0'8erah Kabupaten Jayawijaya Tahun 201 1 Nomor 2) ;

MEMUTUSKAN:

PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA P'ENGEl..OLAAN PAJAK HOTEL

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan BUPA Tl ini ya ng dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Jayawijaya.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jayawijaya

3. Bupati adalah Bupati Jayawijaya. 4. Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset yang .:ielanjutnya cfisingkat

DPPKA adalah Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan Jan Aset Kabupaten Jayawijaya . ~ .

5. Kas Da~rah adalah Kas Pemerintah Kabupate'n Jayawijay< 6. Subjekfajak adalah orang pribad i atau badan yang dapat <enakan Pajak Oaerah.

7. Wajib ~·ajak adalah Orang Pribad i atau Badan yang men ;·ut ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Daerah) diwaj ib· ,n untuk melakukan Pembayaran Pajak yang terutang termasuk pemungut at2 ,Jemotong Pa i ~'i K.

s·. Penanggung Pajak adalah Orang Pri badi atau Badan ·· , ~ bertnnggung jawab atas Pembayaran Pajak, termasuk wakil yang menja: an H .. tk dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut ketentu an Peraturan ·ajakan Daerah.

9. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal ,. . ~· merLii)akan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan terbatas, Perseroan Komanditer, Pe·rseroan laiililr:~ya, tBa.dan Usa~ ~~Mit Negara . atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, . Kope:asi , dana pension, persa~an perkumpulan, Yayasa~ atau Organisasi yang }. ~ seJems, Lembaga, bentuk usaha~ietap serta bentuk badan la1nnya. /._ -

2

Page 3: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

10. Mas a Pajak adalah jangka waktu yang lam any-a sam a dengan 1 (satu) bulan takwim a tau jangka waktu lain yang drtetapkan dengan Keputusan Walikota.

11 . Tahun Pajak adalah jangka waktu yc:mg lamanya 1 (satu) tahun takwim kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.

12. Pajak Hotel adalah Pungu tan Daerah atas pelayan an Hotel.

13. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran , yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pes-anggrahan, rumah penginapan dan seje·nisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepu luh) dalam satu pengusahaan Wajib Pajak.

14. Pengusaha Hotel adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan Usaha Hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

15. Sural Pendaftaran Objek Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPOPD adalah surat yang digunakan Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri dan melaporkan Objek Pajak atau Usahanya ke DPPKA/Sadan.

16. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat NPWPD, adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam Administrasi Perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atas ld·entitas Wajib Pajak dan untuk Wajib Pajak dalam melaksanakan Hak dan Kewajiban Perpajakan Daerah.

17. Surat Pemberitahuan T agihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah surat yang oleh Wajib Pajak diguna~an untuk melaporkan Perhitungan dan/atau Pembayaran Pajak, dan/atau obyek pajak, menurut ketentuan peraturan perundang -u ndan~an perpajakan daerah.

18. Sural Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat ketetapan pajak yang menen tukan besamya jumlah pajak terutang dan belum bersifat final.

19. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Sayar yang selanjutnya disingkat SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

20. Sural Ketetapan Pajak Daerah Kurang Sayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKPDKST adalah sural ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan.

21 . Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak, atau pajak tidak terutang dan hdak ada kred it pajak.

22. Su ral Ketetapan Pajak Daerah Lebih Sayar yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah sural ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak ka rena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

23. Sural T agihan Pajak Daerah yang lebih sela-njutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan Tagihan Pajak dan/atau sanksi Administrasi b'erupa bunga dan/atau bunga dan/atau denda.

24 . Pembayaran Pajak Daerah adalah besamya kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak sesuai dengan SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKST, SKPDLS da~ STPD ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditunjuk sesuai deng an jangka waktu yang telah ditentukan .

3

Page 4: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

25. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta , kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan danpenyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi un tuk periode Tahun Pajak tersebut.

26. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan , dan/atau bukti yang dilaksan akan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuK menguj i kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daer~h dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

27 . Bon Penjualan adalah dokumen bukti pembayaran atas pelayanan yan·g telah diberikan Wajib Pajak/Pengelola;

28. Menghitung P·ajak Send iri (MPS)/Self Asse-sment, adalah cara penghitungan pajak yang memberi kepercayaan kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak untuk menghitung dan menyetor sendiri pajak yan·g terutang sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

29. Cara Taksasi (Non MPS)/Officia/ Assesmerrt, adalah cara penghitungan pajak, dimana jumlah pajak terutang setiap Wai ib Pajak atau Penanggung Pajak ditetapkan langsung oleh Kepala DPPKA.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Peraturan Bu pati in i mengatu r hal-h al sebagai berikut :

a. Pendaftaran dan Pelaporan;

b. Pemungutan Pajak mel ipu ti :

1) Tata Cara Pemungutan;

2) Su ral Tagihan Pajak;

3) Tata Cara Pembayaran dnn Penagihan;

4) Keberatan dan Band ing;

5) Pembetulan, Pembatalan , Pengura·ngan Ketetapan , Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi;

c. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak;

d. Kedaluarsa Penag ihan ;

e. Pembukuan dan Pemeriksaan ;

f. lnsentif Pemun·gutan .

BAB Ill

PEN DAFT ARAN DAN PELAPORAN

Pasal 3

(1) Setiap Wajib Pajak, wajib mendaftarkan usahanya dengan menggunakan formulir SPOPD ke DPPKA paling lambat 3 (tiga) bulan sejak perusahaan tersebut beroperasi .

(2)

(3)

SPOPD diambil sendiri oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak di DPPKA atau dapat dian tar oleh petugas DPPKA.

SPOPD harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap dan ditandatangani oleh 9f Wajib Pajak atau Penanggu ng Pajak serta disampaikan ke DPPKA paling lambat ~ 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterimanya SPOPD.

4

Page 5: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

(4) Wajib Pajak yang telah mendaftarkan wsahanya s·ebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan NPWPD, Sural Penunjukkan sebagai Wajib Pungut dan Pengukuhan sebagai Wajib Pajak serta diberikan Maklumat yang berisi pemberitahuan kepada konsumen tentang (Yeligenaan Pajak.

(5) Kepala DPPKA dapat menerbitkan NPWPD se'Cora jabatan, apabila Wajib Pajak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ).

Pasal4

( 1) Setiap Wajib Pajak, wajib melaporkan k·egiatan us-ahanya dengan menggunakan formu lir SPTPD yang telah diisi dengan benar, jelas, lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak ke DPPKA.

(2) Penyampaian SPTPO sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) di lakukan paflng lambat 20 (dua puluh) hari kalender setelah berakhir masa pajak.

(3) Apabila batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, maka batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari kerja berikutnya.

(4) Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai deng·an keterangan transaksi .

(5) SPTPD dianggap tidak disampaikan, apabila tidak ditandatangani oleh Wajib Pajak a tau Penanggung Pajak sebagaimana d1maksud pad a ayat ( 1) dan/atau tidak disertai keterangan transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) .

Pasal5

(1) BUPATI a tau Pejabat yang ditunjuk atas permohonan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak, dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPTPD paling lama 1 (satu) bulan setelah akh ir mas·a pajak.

(2) Apabila batas waktu penyarnpaian SPTP'D pada akhir bu lan sebag·aimana dimaksud pad a ayat (1) jatuh pad a hari libur, maka batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari kerja berikutnya.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), diajukan secara tertulis kepada BUPATI atau pejabat yang ditunjuk, paling lambat sebelum berakhirnya batas wak u penyampaian SPTPD.

Pasal6

Wajib Pajak ·yang menyampaikan SPTPD setelah tanggal sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 5 ayat (2), dikenakan sanksi berupa teguran tertulis .

Pasal7

(1) Wajib Pajak a tau Penanggung Pajak dengan kemauan send iri dapat membetulkan SPTPD yag telah disampaikan, dengan menyampaikan surat pernyataan tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sesudah berakhi rnya masa Pajak, sepanjang DPPKA belum melakukan tindakan pemeriksaan .

(2) Dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung Pajak membetulkan sendiri SPTPD sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), yang mengakibatkan hutang pajak menjadi lebih besar, maka kepadanya dikenakan sanksi administrasi berupa denda s~besa r 2% (dua persen) per bu lan at_as jumlah pajak ya~g kurang dibayar, y d1h1tu ng seJak berakh1 rnya penyampamn SPTPD sampa1 dengan tanggal L pembayaran karena pembetu lan SPTPD. T.

5

'· ' a,._

Page 6: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BABIV

PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL

Bagian Kesatu Tata Cara Pemungutan

Pasal8

Pajak Hotel dipungut dan/atau dengan cara menghitung Pajak Sendiri (MPS)/Se/f Assesment dan atau cara Taksasi (Non MPS)/Officia/ Assesment.

Pasal 9

(1) Untuk Menghitung Pajak Se·ndiri (MPS)/Se/f Assesment, Wajib Pajak atau Penanggung Pajak diwaj ibkan menggunakan Nota/Faktur Penjualan .

(2) Nota/Faktur Penjualan sebagaimana dimak:sud pada ayat (1) digunakan untuk setiap transaksi pelayanan di Hotel, kecuali ditetapkan lain dengan Keputusan Bupati.

(3) Wajib Pajak yang tidak menggunakan NotafFaktur Penjualan sebagairnana dimaksud pad a ayat (1 ) dan ayat (2) dikenakan sanksi berupa teguran tertulis .

( 1)

(2)

Pasal1 0

Cara Taksasi (Non MPS)/Officia/ Assesment, dikenakan berdasarkan taksiran omzet yang ditetapkan secara Jabatan yang dituangkan dalam SKPD dan/atau SKPDT.

i c.ara Taksasi (Non MPS)/ q~~icia / A~sesment sebagaiman dimaks.ud pada aya~ (2) d1berlakukan kepada Waj lb Pajak atau Penanggung Pajak yang t1dak menggunakan cara Meng ~hung Pajak Sendiri (MPS)/Se/f Assesment.

Bagian Kedua Sural Ta-gihan Pajak

Pasal11

(1) Penagihan Pajak dilakukan terhadap pajak ycmg terutang dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Sural Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Pengadilan.

(2) Penagihan pajak s-ebagaimana dirnaksud p-ada ayat (1), dilakukan den·gan terlebih dahulu memberikan surat te~uran apabila telah melewati batas waktu pembayaran yang Ielah ditetapkan,

(3) Sural Teg uran sekurang-kurangnya memuat:

a. nama wajib pajak dan atc.u penanggung pajak;

b. besarnya hutang pajak; c. perintah untuk membayar;

d. saat pelunasan hu tang pajak.

Bagian Ketiga T ata Cara Pembayaran dan Penagihan

Paragraf Kesatu Tata Cara Pembayaran

Pasal12

( 1) Pembayaran pajak dilakukan melalui Kas Daerah a tau tempat lain yang ditunjuk

',"

',•

•' . \ .

oleh Bupati dengan menggunakan media SPTPD (hanya digunakan untu~ £. pembayaran yang dilakuka: melalui transfer langsung/kliring oleh Wajib Pajak)/C;-: ',:i,,·.~::

f

Page 7: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

SKPD, SKPDKB dan STPO s·esuai w-aktu yang dit'entukan dalam SKPD, SKPDKB dan STPD.

(2) Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain y.ang ditunjuk, hasfl penerimaan pajak harus diselor ke Kas Daerah paling lambat 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.

Pasal1 3

( 1) Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus a tau lunas.

(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, atas permohonan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan, dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur dan/atau menunda pajak dalam kurun waktu tertentu.

(3) Angsuran pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan denda sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang dibayar.

(4) Bupati dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur dan/atau menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan dengan dikenakan denda berupa denda 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

(5) Persyaratan untu k. dapat mengangsur dan/atau menunda pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) yaitu keg iatan usaha Wajib Pajak berdasarkan hasil pemeriksaan meng·alami kesulitan keuangan yang antara lain dibuktikan dengan perhitungan Acid Test Ratio/Quick Ratio kurang dari 1.

Paragraf Kedua Tata Cara Penagihan

Pasal1 4

(1) Penagihan Pajak dapat dilakukan seketika dan sekaligus tanpa menunggu tang gal jatuh tempo pembayaran, apabila berdasarkan laporan dari Wajib Pajak dan/atau instansi yang berwenang diketahui :

t

a. Wajib Pajak atau Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama~lamanya, atau berniat untuk itu;

b. Wajib Pajak atau Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia;

c. diindikasikan terdapat tanda-tanda bahwa Wajib Pajak atau Penanggung Pajak akan membubarkan usahanya, atau menggabungkan usahanya, atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya;

d. badan usaha akan dibubarkan oleh negara; e. terjadi penyitaan atas barcmg wajib pajak atau penanggung pajak oleh pihak

ketiga, atau terdapat tanda-tanda kepailitan.

(2) Sural Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, sekurang-kurangnya memuat :

a. nama wajib pajak atau nama wajib pajak dan penanggung pajak;.

b. besarnya hutang pajak;

c. perin tah untuk membayar; dan

d. saat pelunasan pajak.

(3) Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus diterbitkan sebelum penerbit'atl £. surat paksa. /-r

7

Page 8: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

(4) Pelaksanaan Penagihan sekelika dan sek·aJigus, dilaksanakan sesuai dengan Peraluran Perundang·undangan yang berlaku. ·

Pasal 15

(1) Pajak yang lerulang berdasarkan SKPO, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Sural Kepulusan Pembelu lan, Sural Keputusan Keberatan , dan Pulusan Banding yang lidak alau ku rang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya, dapat ditag ih dengan Sural Paksa.

(2) Sural Paksa sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) diterbitkan , apabila :

a. waj ib pajak alau penaqggung pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan sural teguran atau sural peringatan atau sura't lain yang sejenis sesuai peraturcm perundang·undangan yang berlaku atau;

b. terhadap waj ib pajak atau penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan seketika atau sekal igus atau ;

c. wajib pajak alau penanggung pajak tidak rncmenuhi ketentuan sebagaimana lercanlum dalam kepulusan persetl.Jjuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

Pasal 16

(1) Sural Paksa diberi lahukan oleh Juru Sita Pajak dengan pernyalaan dan penyerahan Salinan Sural Paksa, kepada Wajib Pajak alau Penanggung Pajak.

(2) Pemberitahuan Sural Paksa sebagaimana dimaksud pad a ayal (1 ), dituangkan dalam Berila Acara, yang sekurang-kurangnya memual :

a. hari dan langgal pemberilahuan sural paks3; b. nama juru sila pajak; c. nama yang menerima; d. lempal pemberilahuan sural paksa.

(3) Sural Paksa lerhadap orang pribadi diberi'lahukan oleh Juru Sita Pajak kepada :

a. Wajib Pajak alau penanggung pajak di tempat linggal, tempat usaha at'au di lempat lain yang memungkinkan;

b. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja di tempal usaha penanggung pajak, apabila penanggung pajak yang bersangkutan lidak dapal di jumpai;

c. Salah seorang ahli waris alau pelaksana wasiat atau yang mengurlfs harta peninggal annya, af)abi la wajib pajak lelah meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi ;

d. Para ahli waris , apabi la: wajib pajak telah meninggal dunia dan harta warisan Ielah dibag i.

(4) Sural Paksa lerhadap Bada0 Usaha diberitahukan oleh Juru Sita Pajak kepada :

a. pengurus, kepala perwakilan , l~epa l a cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik di tempat k~dudu kan badan yang bersangkuan , di tempat linggal

I

mereka, maupun di lempal lain yang memungkinkan ; b. pegawai lelap di lempal kedudukan alau tempat usaha badan yang

bersang kutan , apabi la juru sita pajak ttdak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud pad a hu ruf a.

(5) Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan Pai lit, Sural Paksa di beri lahukan kepada Kurator, Hakim Pengawas alau Balai Harta Peninggalan , dan dalam hal Wajib Pajak dinyalakan bubar alau dalam likuidasi, Sural Paksa diberitahukan kepada ~ orang a tau Bad an Us aha yang dibebani untuk melakukan pemberesan, a tau ~. Likuidator. ~-

8

Page 9: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

.,r.-\

~

(6)

(7)

(8)

(9)

(1 0)

( 11 )

Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang 1\uasa dengan Sural Kuasa Khusus unluk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan, Sural Paksa dapal diberitahukan kepada penerima kuasa dimaksud.

Apabila pemberitahuan Sural Paksa seb·a·gairn::ma dimaksud pada ayat (3) dan ayal (4) lidak dapal dilaksanakan, Sural Paksa disampaikan melalui lembaga Pemerintah Daerah setempat.

Dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung pajak tidak diketahui tempat tinggalnya, tempat usaha, alau tempat kedudukannya, Penyampaian Surat Paksa dilaksanakan dengan cara menempelkan Surat Faksa pada papan pengufnllman Kantor Pejabat yang menerbitkannya, mengumumkan melalui Media Massa, atau cara lain yang ditetapkan dengan Kepulusan Bupati .

~alam hal Sura~ Pak~.. harus dilaksanaka.n diluar wilay~h kerja P~jabat, Pej~ba~ d1maksud mem1nta .. :nluan kepada Pejabat yang w1layah kerJanya mellput1 tempat pelaksanaan urat Paksa, kecuali ditetapkan lain oleh Bupati.

Pejabat yang meminta bantuan sebagaimana dimaksud pada ayal (9), wajib membantu dan memberilahukan lindakan yang telah dilaksanakan kepada Pejabat yang meminta bantuan.

Dalam Hal Wajib Pajak atau Penanggung Pajak alau pihak-pihak yang dimaksud pad a ayal (3) dan (4) menolak untuk men'erima Surat Paksa, Juru Sita Pajak meninggalkan Sural Paksa dimaksud dan mencatatnya dalam Berita Acara bahwa Penanggung Pajak tidak mau menerima Surat Paksa, dan surat dianggap telah diberitahukan .

(12) Pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan Surat Paksa.

Pasal 17

(1) Pelaksanaan Sural Paksa tidak dapat dilanjutkan dengan penyitaan s·ebelum lew(ilt 2 x 24 jam setelah SL!rat Paksa diberitahukan.

(2) Pelaksanaan Penagihan pajak dengan Surat Paksa, dilakukan sesuai dengan kelentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal18

(1) Apabila hutang pajak tidak dilunasi Wajib Pajak a tau Penanggung Pajak dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pejabat menerbitkan Sural Perintah melaksanakan Penyitaan .

(2) Penyitaan dilaksanakan oleh Juru Sita Pajak dengan di saksikan oleh sekurang­kurangnya 2 orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Juru Sita Pajak dan dapat dipercaya.

(3)

(4)

(5)

(6)

Setiap Pelaksanaan Penyitaan, Juru Sita Pajak membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh Juru Sita Pajak, Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dan saksi-saksi .

Walaupun Penanggung Pajak tidak hadir, penyitaan tetap dapat dilaksanakan dengan syarat seorang saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berasal dari Pemerintah Daerah .

Dalam hal penyilaan dilaksanakan titlak dihadiri oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani Juru Sita Pajak dihari lain .

Beri ta Acara Pelaksanaan Sit-a ietap mempunyai kekualan mengikat, rneskipun Penanggung Pajak menolak menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sit~ £. sebagaimana dimaksud pad a ayat (3). / .,.- .

9

Page 10: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

(4) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), harus memberikan keputusan dan menerbitkan SKPDLB dalam jangka waktu paling lama 1 bulan .

(5) Apabila dalam jangka waktu s8bagaimana dimaksud pada ayat (4) telah dilampaui dan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan, dan SKPDKB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 bulan.

(6) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pajak yang sama atau utang pajak Daerah lainnya, kelebih an pembayaran pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut.

(7) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB dengan menerbitkan Sural Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).

(8) Apabila pengembalian keleb'ihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB, Bupati atau Pejabat yang ditunjuk memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pajak.

Pasal 29 Apabila kelebih an pembayaran pajak diperhitungkan dengan hutang pajak lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (6), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan yang juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB VI

KEDALUARSA PENAGIHAN Pasal 30

(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat Terutangnya pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang Perpajakan Daerah .

(2) Kadaluarsa Penagihan Pajak seba·gaimana di maksud pada 1t (1 terrangguhkan apabila :

( 1)

(2)

( 1)

a. diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa, atau ; b. ada pengakuan utang Pajak dari Wajib Pajak baik lar _,ung rnaupun tidak

1 •. • ·'q mg.

Wafib per tar

Wa!i' Rp .;· pen·: kegi.

BAB VI I

PEMBUKUAN DAN PEMERIK'SAAN

Pasal 31

'Jk dengcm ornzet paling sedikit Rp · ·~ ."·JO.OOO,- r· IJUh puluh juta rupiah) wajib menyelenggarakan pembLJ ."I.h/

Jak yang pe ro.d 21r ::~•· • · '. 000 ,- (tujuh , ·n dengan memp Jng sebenarnya.

Pasal 32

I -· '.• . omzel pe'ljualannya dibawah tahun waj menyelenggarakan . n me nee. rninkan keadaan atau

BupD.. au Pejabat yang ditunju. . . .. ..1g, melakuka ~ pemeriksaan untuk~ menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Perpajakan Daerah dalam rangka . melaksanakan Peraturan Perundang-undangan Perpajakau11 Otrt.:~ran .

~

13

.. .. .....

Page 11: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

--------- ---

(7) Salin an Berita Acar~ Pelta· : anaan Sita dapat dltempelkan pada barang bergerak atau barang t1dak berger • yang dJSJta, atau barang bergerak atau barang tld'ak bergerak yang disita dan a au ditempaHempat umum.

Pasal19

(1) Penyi taan dilaksanakan terhadap barang milik Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang berada di tempat tinggal , tempat usaha, tempat kedudukan , atau ditempat lain termasuk yang penguasaannya berada ditangan pihak lain atau yaMg dijaminkan sebagai pelunasan uang terteniu yang dapat berupa :

a. barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito berjangka, tabungan , saldo rekening, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu , obligasi saham, atau sural berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lain ;

b. barang tidak bergerak termasuk tan ah , bangunan, dan kapal dengan isi tertentu . ·

(2) Penyitaan terhadap Wajib Pajak atau Penanggung Pajak Badan dapat dilaksanakan terhadap barang milik Perusahaan, Pengurus, Kepala Perwakilan, Kepala Cabang, Penanggung Jawab, Pemilik Modal, baik di tempat kedudukan yang bersangkutan, ditempat ti nggal mereka maupun ditempat lain .

(3) Penyitaan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan cukup oleh Juru Sita Pajak untuk melunasi hutang pajak dan biaya penag ihan pajak.

(4) Pengajuan kebemtan tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan.

Pasal 20

Penyitaan tam bah an dapat dil aksanaka11 apabila :

a. nilai barang yang disita nilainya tidak cukup wntu k melunasi biaya penagihan pajak dan hutang pajak;

b. hasil lelang barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan hutan·g pajak.

Pasal 21

Apabila hutang pajak dan/atau biaya pen·agihan pajak tidak dilunasi setelah dilaksanakan penyitaan, Pejabat berwenang melaksanakan penjualan secara lelang terhadap barang yang disita melalui Kantor Lelang Negara berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Pasal 22

(1) Lelang tetap dapat dilaksanakan walaupun keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak belum mempero leh keputusan keberatan.

(2) Lelang tetap dapat dilaksanakan tanpa dihadiri Wajib Pajak dan atau Penanggung Pajak.

(3) Lelang tidak dilaksanakan apabila Waj ib Pajak atau Penanggung Pajak telah melunasi utang pajak dan biaya penagihan, atau berdasarkan putusan pengadilan, atau putusan pengadilan pajak, atau objek lelang musnah.

, Pasa~3 (1) Daerah mempunyai hak mend·ah~lu untuk tagihan pajak alas barang·barang milik J-: ·· .. •Jt'

Wajlb Pajak dan Penanggung Pajak. ~

10

Page 12: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

(2) Ketentuan hak mendahulu sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), mellputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa kenaikan, bunga, bunga dan/atau denda, dan biaya penagihan pajak .

(3') Hak mendahulu untuk tagihan pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali :

a. biaya perkara yang semata-mata di·sebabkan suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak;

b. biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud;

c. biaya perkara, yang semata-mat'a diseb·abkan pelelangan;

d. hak lain yang ditetapkan oleh Bupati.

(4) Hak mendahulu itu hilang setelah melampaui waktu 2 tahun sejak tanggal diterbitkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, dan sural keputusan Pembetulan, Sural Keputusan Keberatan, Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, kecuali apabila dalam jangka waktu 2 tahun tersebut, Sural Paksa untuk membayar ftu diberitahukan secara resmi, atau diberikan penundaan pembayaran .

(5) Dalam hal Surat Paksa untuk membayar diberitahukan secara resmi, jangka waktu 2 tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dihitung sejak tanggal pemberitahuan Sural Paksa , atau dalam hal diberikan penundaan pembayaran, jangka waktu 2 (dua) tahun tersebut ditambah dengan jangka wa.ktu penundaan pembayaran.

Bagian Keempat Keberatan dan Banding

Pasal24

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas suatu :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

d. SKPDN /STPD;

(2) Permohon an keberatan sebag aimana dimaksud pad a ayat (1 ), harus disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB dan SKPDN diterima oleh Wajib Pajak, atau tanggal pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sebagaimana dimaksud pad a ayat ( 1). dengafl alasan yang jelas., kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

(3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Surat P·ermohonan Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima, sudah memberikan keputusan.

(4) Apabila sudah lewat waktu 12 (d~.:a belas) bu lan s·ebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati a tau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan keputusan permohonan keberatan dianggap dikabulkan.

(5) Keberatan dapat diajukan aoabila Wajib Pajak !Blah membayar paling s·ed ikit 50% (l ima puluh persen) dari jumlah yang telah ditetapkan.

Pasal 25

, .. . ' .

:\ , . • ( 1!.:; •• ; . ·~· .

.:i'

Wajib Pajak dapat mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak dalam jangka ILL_ waktu 3 (tiga) bulan setelah diterimanya keputusan keberatan. JZ ~ ,.·

(1)

II . ;. ,· ,~·.ij~~·

-- ----------------------------

Page 13: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

i!

(2) Pengajuan banding sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), tidak rnenunda kewajiban membayar pajak. ·

Pasal 26

Apabila pengajuan keberatan sebagairnana • d'imaksud dalam Pas a I 24 atau banding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan untuk pal ing lama 24 (dua puluh empat) bulan .

Bagian Kel ima Pembetulan , Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau Pengu'r·ar1gan Sanksi Admi:1istrasi

Pasal 27

(1 ) BUPATI karen a jabatan a tau atas permoh'onan Wajib Pajak dapat :

a. membetulkan SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SKPON atau SKPDLB yang dalam penerbitannya tert:lapat kesalahan tulis , kesalahan hitu ng dan atau kekeliruan dalam penErrapan peraturan perundang-undangan Perpajakan Daerah ;

b. membatalkan atau mengurangkan ketetapan pajak yang tidak benar;

c. Mengurangkan atau menghapus sanksi administrasi berupa bunga, bunga dan/atau denda dan ken aikan pajak yang terutang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya.

(2) Permohonan pembetulan , pembatalan , pengurangan ketetapan dan penghapusan atau peng urangan sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana dimaksud pad a ayat (1). harus disampaikan secara t'ertulis oleh Wajib Pajak kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk paling larnbat 30 (tiga puluh) hari sejak tang gal di terimCJ SKPD, SKPDKB, SKPDKBT atau STPD dengan memberikan alasan yang jeJ. .

(3) Bupati atau pejabat yang .. · . ~ju k paling Iaflla 12 (dua belasj bu lan s·ejak surat permohonan sebaga1man2· d1maksud pada ayat (2) d1tenma, sudah harus rnemberikan keputusan. 1

(4) Apabila setelah lewat waktu ·12 (dua belas) bul·an sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan keputusan, permohonan , pembetulan , pembatalan , pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dianggap dikabulkan.

BAB V

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 28 (1 ) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak keparla Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Permohonan sebagairnana dimaksud pad a ayat ( 1), dinyatakan secara tertulis dan

ditandatangani , dengan sekurang-kurangnya memuat :

a. bu kti setoran pajak;

b. bukti SPTPD;

c. dokumen atau keterangan yang menjadi dasar pembayaran pajak;

d. perhitungan pernbayaran pajak menurut Wajib Pajak.

Terhadap permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)y{ terlebih dahulu dilakukan ~emeri ksaan kepada Wajib Pajak untuk mengetahui -Y; · · kebenaran atas permohonan tersebut

(3)

12

Page 14: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

(4) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam j"angk"a waktu paling lama 12 bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), harus memberikan keputusan dan menerbitkan SKPDLB dalam jangka waktu paling lama 1 bulan .

(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah dilampaui dan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan, dan SKPDKB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 bulan.

(6) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pajak yang sama atau utang pajak Daerah lainnya, kelebihan pembayaran pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut.

(7) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) .

(8) Apabila pe·ngembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bu lan sejak diterbitkannya SKPDLB, Bupati atau Pejabat yang ditunjuk memberikan imbalan bun·ga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pajak.

Pasal 29

Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan hutang pajak lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (6), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan yang juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB 'v'l

KEDALUARSA PENAGIHAN

Pasal 30

(1) Hak untu k melakukan penagihan pajak, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun terh itung sejak saat T erutangnya pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang Perpajakan Daerah.

(2) Kadaluarsa Pe·nagihan Pajak sebagaimana di mAk·sud pada ayat (1 tertangguhkan apabila:

a. diterbitkan Sural Teguran dan Surat P·aksa, atau ;

b. ada pengaku'ln utang Pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung.

BAB VII

PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal31

(1) Wajib Pajak dengan omzet paling sedikit Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) per tahun wajib menyelenggarakan pembukucm.

(2) Waj ib Pajak yang peredaran usahanya ata·u omzet penjualannya dibawah Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) per tahun wajib menyelenggarakan pencatatan dengan memperlihatkan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan yang sebenarnya.

Pasal 32

(1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk berwenang , melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Perpaja~an Daerah dalam rangka d_ melaksanakan Peraturan Peru ndang·undangan Perpajakan Daerah. /T

13

Page 15: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

(2) Wajib Pajak yang di periksa wajlb :

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan b"uku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen :ain yang berhubungan dengan objek pajak yang Terutang;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Apabila dalam mengungkapk.an pembukuan, pencatatan atau dokume·n serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan , maka kewaj1ban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ).

Pasal 33

(1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dalam bentuk :

(2)

(3)

( 1)

(2)

(3)

(4)

(5)

a. pemeriksaan lengkap;

b. pemeriksaan sederhana.

Pemeriksaan lengkap sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) huruf a, dilakukan di tempat domisili atau di lokasi usaha Wajib Pajak, meliputi seluruh jenis pajak untuk tahun pajak berjalan dan atau tahun-tahun pajak sebelumnya yang dilakukan dengan menerapkan teknis pemeriksaan yang pada umumnya lazim digunakan dalam pemeriksaan. Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) huruf b dapat dilakukan :

a. di lapangan, meliputi seluruh jenis pajak untuk tahun pajak berjalan atau tahun-tahun pajak sebelumnya dengan menerapkan teknik pemeriksaan dengan bobot yang sederhana;

b. di DPPKA, mel ipu ti jenis pajak tertentu untuk tahun pajak berjalan dengan menerapkan te khn~· , . emeriksaan dengan bobot yang sederhana.

asal 34

Pemeriksaan sebaga mana dimaksud dalam Pasal 33 dilakukan dengan berpedoman pada norma pemeriksaan, yang memuat batasan terhadap pemeriksaan dan Wajib Pajak. Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), dituangkan k'e dalam Laporan Hasil Pemeriksaan .

Terhadap temuan dalam pemeriksaan yang sebagian tidak atau tidak seluruhnya disetujui oleh Wajib Pajak atau Wajib Pajak can Penanggung Pajak, dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan .

Hasil pembahasan akhi r hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Petugas Pemeriksa dan Wajib Pajak yang bersangkutan.

Berdasarkan Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan laporan hasil pemeriksaan sebagairnana dimaksud pada ayat (2) , dapat diterbitkan SKPD atau 'SKPDKB atau SKPDKBT atau SKPDN atau STPD.

Pasal 35

Norma pemeriksaan , pedoman laporan pemeriksaan dan lata cara pemeriksaan untuk setiap jenis pajak berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(1) Bupati a tau Pejabat yang ditunjuk dapat melakukan penyegelan tem-p at a tau ~ _ Pasal 36 f

ruangan tertentu , apabila :

14

Page 16: PE:RATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR rt-jayapura.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/12/8.-Perbup-Nomor-17... · Menetapkan 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

• ' ,

I .

a. Wajib Pajak tidak memen1Jhi kewajiban S'eb'a'gaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2); atau

b. Wajib Pajak memperiThatkan pembukuan, pencatatan atau dokumell lain yang palsu atau dipalsukan.

(2) Penyegel an sebagaimana dimaksud pad a ayat ( 1) dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI II KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37 Hal-hal yang belum cukup dalam Peraturan ini, s·e-panjang terkait teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Jayawijaya.

Pasal38

Peraturan Bupati ini mulai berl aku pada tan-gg al diundangkan dan berlaku surut terhitung tanggal 1 Juni 2011 .

I' ,

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintah!Ftgft\'!,pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Be rita Daerah Ka~aten Jayawijaya.

'

': :';·

0 , S.Sos. M.Par.

15

'·~. ' ' 'I J• •. ·

•. :';