Top Banner
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH : SMP NEGERI BINAAN KHUSUS KOTA DUMAI KELAS / SEMESTER : VIII / II (GENAP) TAHUN PELAJARAN : 2011 – 2012 SK : TP 1 Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rumu!" K#m$%&%"' B' !" B'm*'" !" M!&%+' P%" %m*!" !" K, K% '!&!" A,#-!' .!-&u P%"',!'!" Sum*%+ B%,! !+ K%& L! !"!" P%" u-u" u" ' T% "'- B%"&u- - Memahami secara lebih luas dan mendalam kaidah- kaidah ajaran yang dianutnya. - Meyakini kaidah- kaidah ajaran agama yang dianutnya. - Menjalankan kaidah-kaidah ajaran yang dianutnya. Pribadi Keutamaan ilmu Agama !!! Penguasaan k"nten #imp. data Aplikasi !nstrumen tasi Pemahaman dan Pencega han $ % &'()aiseg )aijapen )aijapan Tugas m"dul *K M"dul *K *uku yang rele+an K"lab"- rasi dengan guru agama K!+!-&%+ '3! !" ' !+!$-!" : ,eligius ujur T"leransi /isiplin Kerja Keras Kreati+ Mandiri ,asa !ngin Tahu0 Menghargai Prestasi *ersahabat1K"munikati+ 2inta /amai 0 Peduli )ingkungan Peduli 3"sial0 gemar membaca0
139

Perangkat Bk Berkarakter

Oct 06, 2015

Download

Documents

Lily Cotto

ytr
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

SEKOLAH : SMP NEGERI BINAAN KHUSUS KOTA DUMAIKELAS / SEMESTER : VIII / II (GENAP)TAHUN PELAJARAN : 2011 2012

SK : TP 1 Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Rumusan KompetensiBidang BimbinganMateri PengembanganKlsKegiatanAlokasi WaktuPenilaianSumber BelajarKet

LayananPendukungFungsiTehnikBentuk

- Memahami secara lebih luas dan mendalam kaidah-kaidah ajaran yang dianutnya.- Meyakini kaidah-kaidah ajaran agama yang dianutnya.- Menjalankan kaidah-kaidah ajaran yang dianutnya.

PribadiKeutamaan ilmu AgamaVIIIPenguasaan kontenHimp. dataAplikasiInstrumentasiPemahaman dan Pencegahan1 x 40LaisegLaijapenLaijapanTugasmodul BKModul BKBukuyang relefanKolabo-rasidengan guru agama

Karakter siswa yang diharapkan : Religius; Jujur;Toleransi; Disiplin; Kerja Keras; Kreatif; Mandiri;Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi; Bersahabat/Komunikatif; Cinta Damai;, Peduli Lingkungan Peduli Sosial, gemar membaca, Tanggung-jawab,menghargi prestasi

SK : TP 2 Mempersiapkan diri menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.

Rumusan KompetensiBidang BimbinganMateri PengembanganKelasKegiatanAlokasi WaktuPenilaianSumber BelajarKet

LayananPendukungFungsiTehnikBentuk

- Memahami perubahan fisik dan psikisnya yang terjadi pada diri sendiri.- Menerima perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.- Memahami pola hidup sehat.- Menjalankan pola hidup sehat PribadiPerkembangan BiologisPerkembangan Psikis,Perkembangan minat

VIIIInformasiHimp. dataAplikasiInstrumntasiPemahaman dan Pencegahan3 x 40LaisegLaijapenLaijapanTugasmodul BKModul BKBukuyang relefanKerja samadengan guru/wali kelas

Karakter siswa yang diharapkan : ` Religius; Jujur;Toleransi; Disiplin; Kerja Keras; Kreatif; Mandiri;Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi; Bersahabat/Komuniktif; Cinta Damai;, Peduli Lingkungan Peduli Sosial,,gemar membaca Tanggung-jawab,menghargai prestasi

SK : TP 3 Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita

Rumusan KompetensiBidang BimbinganMateri PengembanganKelasKegiatanAlokasi WaktuPenilaianSumber BelajarKet

LayananPendukungFungsiTehnikBentuk

1. Memahami peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita2. Menerima peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita3. Menjalankan peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita

Belajar1. Materi perananan pemuda dalam pembangunan bangsa2. Agar remaja tidak mudah dipengaruhi narkoba IXInformasiHimp. dataAplikasiInstrumntasiPemahaman dan Pencegahan2 x 40LaisegLaijapenLaijapanTugasmodul BKModul BKBukuyang relefanKerja samadngn guru/wali kelas

Karakter siswa yang diharapkan : ` Religius; Jujur;Toleransi; Disiplin; Kerja Keras; Kreatif; Mandiri;Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi; Bersahabat/Komuniktif; .Cinta Damai;, Peduli Lingkungan , Peduli Sosial,,gemar membaca, Tanggung-jawab,menghargai prestasi

SK : TP 4 Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas.

Rumusan KompetensiBidang BimbinganMateri PengembanganKelasKegiatanAlokasi WaktuPenilaianSumber BelajarKet

LayananPendukungFungsiTehnikBentuk

1. Memahami pengaruh hubungan dalam kehidupan yang lebih luas terhadap kegiatan belajar2. Mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif dari hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar

Belajar1. Tehnik-tehnik belajar yang baik2. Jadwal belajar efektif

IXPembelaja-ranHimp. dataAplikasiInstrumntasiPemahaman dan Pencegahan2 x 40LaisegLaijapenLaijapanTugasmodul BKModul BKBukuyang relefanKerja samadngn guru/wali kelas

Karakter siswa yang diharapkan : ` Religius; Jujur;Toleransi; Disiplin; Kerja Keras; Kreatif; Mandiri;Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi; Bersahabat/Komuniktif; .Cinta Damai;, Peduli Lingkungan , Peduli Sosial,,gemar membaca, Tanggung-jawab,menghargai prestasi

SK : TP 5 Mengenal kemampuan bakat, minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi

Rumusan KompetensiBidang BimbinganMateri PengembanganKelasKegiatanAlokasi WaktuPenilaianSumber BelajarKet

LayananPendukungFungsiTehnikBentuk

1. Memahami pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar,2. Memahami pengaruh positif kevenderungan karir terhadap kegiatan belajar,3. memahami pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajarKarier1. Perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menentukan ,masa depan IXInformasiHimp. dataAplikasiInstrumntasiPemahaman dan Pencegahan1 x 40LaisegLaijapenLaijapanTugasmodul BKModul BKBukuyang relefanKerja samadngn guru/wali kelas

Karakter siswa yang diharapkan : ` Religius; Jujur;Toleransi; Disiplin; Kerja Keras; Kreatif; Mandiri;Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi; Bersahabat/Komuniktif; .Cinta Damai;, Peduli Lingkungan , Peduli Sosial,,gemar membaca,Tanggung-jawab,menghargai prestasi

SK : TP 6 Mengembangkan Pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.

Rumusan KompetensiBidang BimbinganMateri PengembanganKelasKegiatanAlokasi WaktuPenilaianSumber BelajarKet

LayananPendukungFungsiTehnikBentuk

1. Mampu mengkaitkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh di SMP dengan karir-karir tertentu.2. Mampu mengkaitkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh di SMP dengan pengembangan karir tertentu3. Mampu menyelenggarakan pengembangan persiapan karir.4. Mampu memanfaatkan peranan dalam kehidupan masyarakat untuk pengembangan persiapan karir.Karier1. Merencanakan pengembangan pengetahuan dan karir IXInformasiHimp. dataAplikasiInstrumntasiPemahaman dan Pencegahan1 x 40LaisegLaijapenLaijapanTugasmodul BKModul BKBukuyang relefanKerja samadngn guru/wali kelas

Karakter siswa yang diharapkan : ` Religius; Jujur;Toleransi; Disiplin; Kerja Keras; Kreatif; Mandiri;Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi; Bersahabat/Komuniktif; .Cinta Damai;, Peduli Lingkungan , Peduli Sosial,,gemar membaca,Tanggung-jawab,menghargai prestasi

SK : TP 7 Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi

Rumusan KompetensiBidang BimbinganMateri PengembanganKelasKegiatanAlokasi WaktuPenilaianSumber BelajarKet

LayananPendukungFungsiTehnikBentuk

1. Memahami pengaruh positif dari gamabaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi2. Mampu mewujudkan pengaruh positif dari gamabaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi

Sosial1. Mengenal emosi2. Pengertian Emosi3. Ciri-ciri pikiran emosiIXInformasiHimp. dataAplikasiInstrumntasiPemahaman dan Pencegahan3 x 40LaisegLaijapenLaijapanTugasmodul BKModul BKBukuyang relefanKerja samadngn guru/wali kelas

Karakter siswa yang diharapkan : ` Religius; Jujur;Toleransi; Disiplin; Kerja Keras; Kreatif; Mandiri;Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi; Bersahabat/Komuniktif; .Cinta Damai;, Peduli Lingkungan , Peduli Sosial,,gemar membaca,Tanggung-jawab,menghargai prestasi

SK : TP 8 Mengenal Sikap Etika Dan Nilai Bagi Pedoman Hidup Sebagai Pribadi, Anggota Masyarakat Dan Warga Negara

Rumusan KompetensiBidang BimbinganMateri PengembanganKelasKegiatanAlokasi WaktuPenilaianSumber BelajarKet

LayananPendukungFungsiTehnikBentuk

1. Memiliki kesadaran dan perlunya sistim etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi dan anggota masyarakat.2. Memiliki dorongan yang kuat untuk berperilaku sesuai dengan sistim etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi dan anggota masyarakat.3. Memahami aspek-aspek sosial dalam sistim etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara.4. Mewujudkan pengaruh sistim etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagi pribadi, anggota masyarakat dan warga negara.

Sosial4. Mengenal sikap dan nilaiIXInformasiHimp. dataAplikasiInstrumntasiPemahaman dan Pencegahan2 x 40LaisegLaijapenLaijapanTugasmodul BKModul BKBukuyang relefanKerja samadngn guru/wali kelas

Karakter siswa yang diharapkan : ` Religius; Jujur;Toleransi; Disiplin; Kerja Keras; Kreatif; Mandiri;Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi; Bersahabat/Komuniktif; .Cinta Damai;, Peduli Lingkungan , Peduli Sosial,,gemar membaca,Tanggung-jawab,menghargai prestasi

RPP BK 2012

Classic Classic Flipcard Magazine Mosaic Sidebar Snapshot Timeslide1. Jan5

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Arti dan DefinisiKepribadian Agustus 7, 2007 pukul 4:42 am | Ditulis dalam Psikologi Kepribadian | 41 Komentar Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.Kepribadian secara umumPersonality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai baik atau buruk karena bersifat netral.Kepribadian menurut PsikologiUntuk menjelaskan kepribadian menurut psikologi saya akan menggunakan teori dari George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian tersebut.Dari sebagian besar teori kepribadian diatas, dapat kita ambil kesamaan sbb(E. Koswara):1. sebagian besar batasan melukiskan kerpibadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai organisasi yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku kita.2. sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah kepribadian, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui study tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan atau khas pada diri setiap orang.3. sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut sejarah hidup, perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, menurut teoris kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan subyek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor genetic atau biologis, pengalaman-pengalaman social, dan perubahan lingkungan. Atau dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan dan lingkungan.

Posted 4 days ago by Basuki 0 Add a comment 2. Jan4

Permendiknas No.41/2007

PERATURANMENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIANOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSESUNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Badan Standar Nasional PendidikanTahun 2007

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayahNya, sehingga Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyelesaikan Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar ini dikembangkan oleh tim adhoc selama delapan bulan pada tahun 2006. Tim adhoc ini dibentuk oleh BSNP, dan anggota tim ini terdiri dari para ahli dan praktisi bidang pendidikan. Alhamdulillah standar proses ini telah menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 tahun 2007, tentang Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Pengembangan standar proses ini melalui perjalanan yang cukup panjang yaitu: temu awal, pengakajian bahan dasar, pengumpulan data lapangan, pengolahan data lapangan, penyusunan naskah akademik, per,.yusunan draf standar, reviu draf standar dan naskah akademik, validasi draf standar dan naskah akademik, lokakarya pembahasan draf standar dan naskah akademik, pembahasan draf standar dengan Unit Utama Depdiknas, finalisasi draf standar dan naskah akademik untuk uji publik, uji publik yang melibatkan pihak-pihak terkait dalam skala yang lebih luas, finalisasi draf standar dan naskah akademik, dan terakhir rekomendasi draf final standar proses dan naskah akademik. BSNP juga membahas dalam setiap perkembangan draf standar dan naskah akademik.BSNP menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada semua anggota tim ad hoc yang telah bekerja giat dengan semangat yang tinggi serta kepada semua pihak yang telah memberi masukan pada draf standar proses dan naskah akademiknya. Semoga buku ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pendidikan di setiap tingkat dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Jakarta, November 2007, Ketua,

Prof. Djemari Mardapi, Ph.D

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... DAFTAR ISI....................................................................... ..............................................SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANGSTANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.................................................LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41TAHUN 2007 TANGGAL 23 NOVEMBER 2007 STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.................................................I. PENDAHULUAN.............................

II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN ....................................................A. Silabus .............................................................................................................B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...........................................................C. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP ................................................................

III. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN .............................................A. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran .........................................B. Pelaksanaan Pembelajaran ............................ ............................................IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN ...............................................................V. PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN .... .............................................A. Pemantauan.............................................................................................B. Supervisi ............................................................... ..............................C. Evaluasi ................................................................ ..............................D. Pelaporan.............................................................. ..............................E. Tindak lanjut......................................................... ..............................

GLOSARIUM ................................................................. ..............................

iiiv

1

55

77811

121214

18181819192020

21

SALINANPERATURANMENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIANOMOR 41 TAHUN 2007TENTANGSTANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASARDAN MENENGAHDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN ASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) ; 3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, clan Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 4. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 31/P Tahun 2007;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.

Pasal 1(1) Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

(2) Standar Proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 23 November 2007

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional, Kepala Bagian Penyusunan RancanganPerundang-undangan dan Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.H.NIP 131479478

SALINANLAMPIRANPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONALNOMOR 41 TAHUN 2007TANGGAL 23 NOVEMBER 2007STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHI. PENDAHULUAN

Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, balk pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

A. Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan divas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.Komponen RPP adalah 1. Identitas mata pelajaranIdentitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.3. Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didikdalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.4. Indikator pencapaian kompetensi Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.5. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.6. Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.7. Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. 8. Metode pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/M I.9. Kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. PenutupPenutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.10. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.11. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

C. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.2. Mendorong partisipasi aktif peserta didikProses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.5. Keterkaitan dan keterpaduanRPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pernlielajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasiRPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

III. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1. Rombongan belajarJumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:a. SD/MI : 28 peserta didik b. SMP/MT : 32 peserta didik c. SMA/MA : 32 peserta did 1k d. SMK/MAK : 32 peserta didik

2. Beban kerja minimal gurua. beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan;b. beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah se kurang-kurang nya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

3. Buku teks pelajarana. buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari bukubuku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;b. rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran;c. selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya;d. guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

4. Pengelolaan kelasa. guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, sertaaktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;b. volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik;c. tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;d. guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik; e. guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dankeputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;f. guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;h. guru menghargai pendapat peserta didik;i. guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;j. pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya; dank . guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

B. Pelaksanaan PembelajaranPelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru:a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai silabus. 2. Kegiatan IntiPelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.a. EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

b. ElaborasiDalarn kegiatan elaborasi, guru:1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;6) rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan r iasi; kerja individual maupun kelompok;8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.c. KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru:1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;b) membantu menyelesaikan masalah;c) memberi acuan agar peserta didik dapatmelakukan pengecekan hasil eksplorasi;d) memberi informasi untuk bereksplorasi Iebih jauh;e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan PenutupDalam kegiatan penutup, guru:a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas balik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofoiio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

V. PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Pemantauan1. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.2. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.3. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.

B. Supervisi1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.2. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. 3. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.

C. Evaluasi1. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.2. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:a. membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses,b. mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

D. Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

E. Tindak lanjut1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.2. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.3. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran Iebih lanjut.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional, Kepala Bagian Penyusunan RancanganPeraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.HNIP. 131479478

GLOSARIUMAfektif:Berkaitan dengan sikap, perasaan dan nilai.

Alam takambang jadi guru:Menjadikan alam dalam lingkungan sekitarsebagai sumber belajar, tempat berguru.

beban kerjaguru:1. Sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam satu minggu, mencakup kegiatan pokok merencana kan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan (UU No. 14Tahun 2005 Pasal 35 ayat 1 dan 2).2. Beban maksimal dalam mengorganisasikan proses belajar dan pembelajaran yang bermutu : SD/MI/SDLB 27 jam @ 35 menit, SMP/MTs/SMPLB 18 jam @ 40 men it, SAM/MIIISMK/MAK/SMALB 18 jam @ 45 menit (Standar Proses).

Belajar:Perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadiseseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya.

belajar aktif:Keg iatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis,mendiskusikan, merefleksi rangsangan, dan memecahkan masalah.

belajar mandiri:Kegiatan alas prakarsa sendiri dalam menginternalisasi pengetahuan, sikap dan keterampilan, tanpa tergantung atau mendapat bimbingan langsung dari orang lain.

Budayamembacamenulis:Semua kegiatan yang berkenaan dengan kemampuan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). Proses penulisan dilakukan dengan keterlibatan peserta didik dengan tahapan kegiatan: pra penulisan,buram 1, revisi, buram 2, pengecekan tanda baca, dan terakhir publikasi di mana peserta didikmenentukan karyanya dimuat di buku kelas, mading, majalah sekolah, atau majalah yang ada di daerah setempat.

Daya saing:Kemampuan untuk menunjukkan hasil lebih baik, lebih cepat atau Iebih bermakna.

indikatorkompetensi:Bukti yang menunjukkan telah dikuasainya kompetensi dasar

klasikal:Cara mengelola kegiatan belajar dengan

sejumlah peserta didik dalam suatu kelas, yang memungkinkan belajar bersama, berkelompok dan individual.

kognitif:Berkaitan dengan atau meliputi proses rasional

untuk menguasai pengetahuan dan pemahamankonseptual. Periksa taksonomi tujuan belajarkognitif.

kolaboratif:Kerjasama dalam pemecahan maalah dan atau

penyelesaian suatu tugas dimana tiap anggotamelaksanakan fungsi yang saling mengisi danmelengkapi.

kolokium:Suatu kegiatan akademik dimana seseorang

mempresentasikan apa yang telah dipelajarikepada suatu kelompok atau kelas, dan menjawab pertanyaan mengenai presentasinya darianggota kelompok atau kelas.

kompetensi:1. Seperangkat tindakan cerdas, penuh

tanggung jawab yang dimiliki seseorangsebagai syarat untuk dianggap mampu olehmasyarakat dalam melaksanakan tugastugas di bidang pekerjaan tertentu.2. Keseluruhan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dinyatakan dengan ciri yang dapat diukur.

kompetensidasar (KD):Kemampuan minimal yang diperlukan untukmelaksanakan tugas atau pekerjaan denganefektif,

kooperatif:Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok demiuntuk kepentingan bersama (mutual benefit).

metakognisi:Kognisiyanglebihkomprehensif,meliputipengetahuan strategik (mampu membuat ringkasan,menyusun struktur pengetahuan), pengetahuantentang tugas kognitif (mengetahui tuntutankognitif untuk berbagai keperluan), dan pengetahuan tentang diri (Briggs menggunakan istilah"prinsip").

paradigma:Cara pandang dan berpikir yang mendasar.

pembelajaran:(1) Proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas);(2) Usaha sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (terma suk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan yang berpu sat pada kepentingan peserta didik.

Posted 5 days ago by Basuki 0 Add a comment 3. Jan3

RPBK Kls 7

RINCIAN PEKAN EEKTIF DAN RENCANA PROGRAMBIMBINGAN KONSELING SMP NEGERI 1 BABATTAHUN PELAJARAN 2011-2012

PROGRAM : BIMBINGAN KONSELING SATUAN PENDIDIKAN : SMP NEGERI 1 BABATKELAS / SEMESTER : VII / 2 ( Genap ) A. Perhitungan Alokasi Waktu1. Banyaknya pekan dalam semester 2 :

NONAMA BULANBANYAKNYA PEKAN

1Jauari 20124

2Februari 20124

3Maret 20124

4April 20124

5Mei 20124

6Juni 2012 2

Jumlah 22

2. Banyaknya Pekan Tidak Efektif

NoNama BulanBanyaknya PekanKeterangan

1Januari 2012\1

2Februari 2012-

3Maret 2012\1

4April 201\21

5Mei 201122

6Juni 2011\22

Jumlah7

3. Banyaknya Pekan Efektif ( 22 Pekan 6 Pekan ) = 16 Pekan

B. Rincian jumlah Jam Bimbingan KonselingRincian jumlah jam sesuai PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Pasal 54 ayat (6) Beban kerja guru Bimbingan dan Konseling atau konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan masalah tambahan adalah mengampung bimbimngan dan konseling paling sedikit 150 ( seratus lima puluh ) peserta didik pertahun pada satuan atau lebih satuan pendidikan dalam penjelasan pasal 54 ayat 6 yang dimaksud dengan mengapu layanan bimbingan dan konsleing adalah pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150 peserta didik yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadawal di kelas dan layanan perseoranagan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan yang memerlukan. Kelebihan jumlah peserta didik dapat diharagai dengan ketetntuan sebagai berikut :

10 15 peserta didik = 2 jam 61 75 peserta didik = 10 jam16 30 peserta didik = 4 jam 76 90 peserta didik = 12 jam31 45 peserta didik = 6 jam 91 105 peserta didik = 14 jam46 60 peserta didik = 8 jam 106 atau lebih = 16 jam Jumlah peserta didik kelas VII C,D, I, VIII A, = 162 siswa 2. Penugasan Pengasuhan Peserta Didik Kepada Konselor Sekolah : SMP Negeri 1 Babat Tahun Pelajaran : 2011 - 2012 Kelas / Semester : VII / II ( Genap ) Konselor : Drs. Muad NoKelasJumlah SiswaKeterangan

1VII C30

2VII D30

3VII I33

4VIII A30

5IX D35

162 Siswa

C. Jumlah jam pelayanan selama 1 semester dalam pekan efektif

26 jam x pekan efektif = jam pelayanan

NoJenis KegiatanButir KegiatanAlokasi Waktu

1Persiapan1.1 Penyusunan Program1.2 Konsultasi Program1.3 Penyediaan Fasilitas / Sarpras1.4 Pembagian Tugas Guru BK

jam jam jam jam

2Pelaksanaan Program2.1 Layanan Orientasi2.2 Layanan Informasi2.3 Layanan Penempatan Penyaluran2.4 Layanan Penguasaan konten2.5 Layanan Konseling Perorangan2.6 Layanan Bimbingan Kelompok2.7 Layanan Konseling Kelompok2.8 Layanan Konsultasi2.9 Layanan Mediasi2.10 Aplikasi Instrumentasi 2.11 Himpunan Data2.12 Konferensi Kasus2.13 Kunjungan Rumah2.14 Tampilan Kepustakaan2.15 Alih Tangan Kasus / Referal

jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam

3Evaluasi, Analisis Hasil Evaluasi dan Tindak Lanjut Pelaksanaan BK3.1 Pelaksanaan Evaluasi3.2 Pelaksanaan Analisis Hasil Evaluasi3.3 Pelaksanaan Tindak Lanjut

jam jam jam

4Pelaporan4.1 Laporan Bulanan4.2 Laporan Semester4.3 Laporan Tahunan

jam jam jam

5Pengembangan ProfesiMGP/MGBK,Forum BK, Seminar, Work Shop, Diklat jam

Jumlah jam

Babat, Januari 2012MengetahuiKepala SMP Negeri 1 Babat Guru BK

Drs. H. Muhammad Shodiq, M.Pd Drs. MuadPembina Tk. I NIP. 19620807 199003 1 017NIP. 19610718 198303 1 013

RENCANA PELAKSANAAN LAYANANBIMBINGAN KONSELING SMP NEGERI 1 BABAT

Bulan : Januari 2012 Juni 2012 Kelas/ Semester : VII / II ( GENAP ) Tahun Pelajaran : 2011 - 2012

Bulan / Minggu keBidang PengembanganJenis LayananIsi Layanan / Materi PengembanganSasaran

Januari Ke 1 Januari Ke 3

Pribadi

Penguasaan Konten

1. Macam-macam emosi dan cara mengendalikannya 2. Ciri utama pikiran emosional3. Tumbuhnya emosi,cara menghadapoi dan strategi, menguasai emosi

KelasVII

Januari ke 4 - Pebruari 2

Pribadi

Penguasaan Konten

1. Pengertian sikap positif2. Langkah-langkah menumbuhkan sikap positif

KelasVII

Februari Ke 3 Maret ke 1

Sosial

Informasi

1. Etika pergaulan dengan orang yang lebih tua dan Sebaya2. Etika pergaulan menunjukkan kepribadian seseorang.3. Langkah-langkah memelihara etika pergaulan

KelasVII

Maret Ke 2 April Ke 2

Pribadi

Pencegahan dan pengentasan

1. Remaja Berprestasi2. Sukses dengan prestasi di sekolah3. Mengatur waktu4. Yang harus dilakukan dalam belajar

KelasVII

April Ke 3 Mei Ke 2

Karier

Informasi

1. Usaha mencapai cita-cita 2. mengatasi hambatan dalam dan luar3. Mengubah Hambatan menjadi peluang

KelasVII

Mei Ke 3 Mei Ke 4

Sosial

Informasi

1. Sikap mental dan perilaku terhadap lingkungan2. Perilaku memelihara, menjaga dan memanfaatkan lingkungan

KelasVII

Babat, Januari 2012MengetahuiKepala SMP Negeri 1 Babat Guru BK

Drs. H. Muhammad Shodiq, M.Pd Drs. MuadPembina Tk. I NIP. 19620807 199003 1 017NIP. 19610718 198303 1 013

PELAKSANAAN LAYANANBIMBINGAN KONSELING SMP NEGERI 1 BABAT

Bulan : Januari 2012 Juni 2012 Kelas/ Semester : VII / II ( GENAP ) Tahun Pelajaran : 2011 - 2012

HariKegiatan Yang DilaksanakanMateri LayananJumlah SiswaSasaran

Kamis Dan Sabtu

Bimbingan : PribadiLayanan : Penguasaan Konten

1. Macam-macam emosi dan cara mengendalikannya2. Ciri utama pikiran emosional3. Tumbuhnya emosi,cara menghadapoi dan strategi, menguasai emosi

KelasVII

Kamis Dan Sabtu

Bimbingan : PribadiLayanan : Penguasaan Konten

1. Pengertian sikap positif2. Langkah-langkah menumbuhkan sikap positif

KelasVII

Kamis Dan Sabtu

Bimbingan : SosialLayanan : Informasi

1. Etika pergaulan dengan orang yang lebih tua dan Sebaya2. Etika pergaulan menunjukkan kepribadian seseorang.3. Langkah-langkah memelihara etika pergaulan

KelasVII

Kamis Dan Sabtu

Bimbingan : PribadiLayanan : Penguasaan Konten

1. Remaja Berprestasi2. Sukses dengan prestasi di sekolah3. Mengatur waktu4. Yang harus dilakukan dalam belajar

KelasVII

Kamis Dan Sabtu

Bimbingan : KarierLayanan : Informasi

1. Usaha mencapai cita-cita 2. mengatasi hambatan dalam dan luar3. Mengubah Hambatan menjadi peluang

KelasVII

Kamis Dan Sabtu

Bimbingan : SosialLayanan : Informasi

1. Sikap mental dan perilaku terhadap lingkungan2. Perilaku memelihara, menjaga dan memanfaatkan lingkungan

KelasVII

JADWAL PEMBERIAN LAYANAN KLASIKALBIMBINGAN KONSELINGSMP NEGERI 1 BABAT TAHUN PELAJARAN 2011 - 2012

Semester : 2 / Genap

Jam keWaktuSeninSelasaRabuKamisJumatSabtuKet

107.00-07.40UB

207.40-08.20PembinaanVIII A

308.20-09.00VII I

409.00-09.40

Istirahat

510.00-10.40VII C

610.40-11.20VII D

711.20-12.00

812.00-12.40IX D

Babat, Januari 2012MengetahuiKepala SMP Negeri 1 Babat Guru BK

Drs. H. Muhammad Shodiq, M.Pd Drs. MuadPembina Tk. I NIP. 19620807 199003 1 017NIP. 19610718 198303 1 013

Peran Konselor Dalam Pendidikan Karakter Peran Konselor Sekolah Dalam Pendidikan Karakter

PENDAHULUANBimbingan dan konseling di Indo-nesia secara formal masuk dalam sis-tem pendidikan nasional mulai tahun 1975, yaitu pada saat diberlakukannya kurikulum 1975 di sekolah-sekolah se-luruh Indonesia. Hal ini berarti bahwa sejak saat itu di mulai diakuinya profesi bimbingan dan konseling di sekolah. Suatu profesi yang diharapkan akan da-pat membantu dan mendukung me-ngembangkan seluruh kemampuan pe-serta didik sesuai dengan potensinya melalui layanan bimbingan dan konse-ling yang bersifat psiko-pedagogis. De-ngan demikian, layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan untuk pencapaian tujuan pendidikan. Harap-an besar ditumpukan pada para penye-lenggara layanan bimbingan dan kon-seling di sekolah (konselor). Di dalamperjalanan mengemban tugas tersebut, bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi yang secara legal formal relatif masih muda, banyak mengalami gang-guan dan hambatan. Beragam ganggu-an dan hambatan tersebut, mulai dari jumlah tenaga yang masih terbatas se-hingga semua orang merasa diperbo-lehkan melaksanakan tugas tersebut sampai dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang belum optimal.Akibat berbagai gangguan dann hambatan tersebut menjadi fakta yang terjadi di sekolah selama ini yang me-nunjukkan bahwa konselor sekolah (gu-ru pembimbing) masih banyak atau se-ring dipersepsikan secara negatif, se-pertiguru pembimbing sebagai polisi se-kolah, guru pembimbing menakutkan, guru pembimbing hanya menangani anak bermasalah. Kondisi tersebut ten tu sangat sulit untuk dapat menuaikan tugas secara umum layanan bimbingan dan konseling dengan baik dan kom-prehensif, terlebih untuk melaksanakan pendidikan karakter. Penyelenggaraan pendidikan karakter banyak memerlu-kan pendekatan personal, baik dalam arti guru pembimbing harus kompeten dan layak untuk dicontoh, disamping itu juga pada umumnya para siswa akan respek kepada mereka yang me-miliki kedekatan secara pribadi sehing-ga memudahkan terjadinya penyampai-an pesan-pesan atau informasi tentang pendidikan karakter. Ada banyak fak-tor penyebab terjadinya kesalahan per-sepsi tentang konselor sekolah tersebut di atas, salah satunya kinerja konselor sekolah yang belum maksimal atau be-lum bisa menunjukkan tugas dan peran yang seharusnya dikerjakan sebagai se-orang konselor (Sofyan, 2008).

Test Bakat Skolastik (TBS) Tes Bakat Skolastik

Top of FormPenilaian Pengguna:/6 BurukTerbaikBottom of Form

TEST BAKAT SKOLASTIK ( TBS)

Tes Bakat Skolastik (TBS) adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang di bidang keilmuan. Tes ini juga dapat mencerminkan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) seseorang. Tes bakat skolastik ini sebenarnya adalah adopsi dari tes SAT (Scholastic Aptitude Test) yang sudah menjadi standar ujian masuk Perguruan Tinggi di Amerika dan dunia. Di Indonesia, tes ini telah menjadi salah satu tes standar ujian masuk Perguruan Tinggi maupun tes penyaringan untuk keperluan lainnya.Adapun, Tes bakat skolastik ini umumnya memiliki empat jenis soal. Yaitu, tes verbal atau bahasa, tes numerik atau angka, tes logika, dan tes spasial atau gambar.

Tes bahasa berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang di bidang kata dan bahasa. Tes ini meliputi tes sinonim (persamaan kata), tes antonim (lawan kata), tes padanan hubungan kata, dan tes pengelompokan kata.Tes angka berfungsi mengukur kemampuan seseorang di bidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi tes aritmetik (hitungan), tes seri angka, tes seri huruf, tes logika angka dan tes angka dalam cerita.Tes logika berfungsi mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran dan pemecahan persoalan secara logis atau masuk akal. Tes logika ini meliputi tes logika umum, tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme), tes logika cerita dan tes logika diagram.Sedangkan tes spasial atau tes gambar, berfungsi mengukur daya logika (imajinasi) ruang yang dimiliki seseorang. Tes ini terdiri dari tes padanan hubungan gambar, tes seri gambar, tes pengelompokan gambar, tes bayangan gambar dan tes identifikasi gambar.Sumber: http://www.tesbakatskolastik.com/

KOMPETENSI LINTAS BUDAYA Kompetensi Lintas Budaya dan Tujuannya \

Basuki Widjaya

Friday, 06 Januari 2011

I. Kesadaran Konselor akan Nilai-nilai pada Kebudayaannya dan Bias yang mungkin munculA. Sikap dan Keyakinan1. Konselor yang handal telah menyadari keberadaan budaya dan sensitif terhadap kebudayaan yang diwarisinya, menilai dan menghargai perbedaan 2. Konselor yang handal sadar bahwa latar belakang kebudayaan yang dimilikinya, pengalaman sikap, nilai, dan bias mempengaruhi proses psikologis 3. Konselor yang handal mampu mengenali batas kemampuan dan keahliannya 4. Konselor yang handal merasa nyaman dengan perbedaan yang ada antara dirinya dan klien dalam bentuk ras, etnik, kebudayaan, dan kepercayaan

B. Pengetahuan1. Konselor yang handal memiliki pengetahuan tentang ras dan kebudayaannya sendiri dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi secara personal dan profesional pandangannya tentang normal dan abnormal dan proses dalam konseling2. Konselor yang handal mengetahui dan memahami bahwa tekanan, ras, diskriminasi, dan stereotipe mempengaruhi mereka secara personal dan dalam pekerjaannya. 3. Konselor yang handal mengetahui dampak sosialnya terhadap orang lain. Pengetahuan mereka tentang perbedaan komunikasi, bagaimana gaya komunikasi ini mungkin akan menimbulkan perselisihan atau membantu perkembangan dalam proses konseling pada klien minoritas, dan bagaimana cara mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi pada orang lain

C. Keterampilan

1. Konselor yang handal mencari: pendidikan, konsultasi, dan pengalaman pelatihan untuk memperbaiki pemahaman dan keefektifan dalam bekerja dengan populasi dari budaya yang berbeda. Mengenali keterbatasan, mereka: a) mencari konsultasi, b) mencari pelatihan dan pendidikan lebih lanjut, c) menjadi individu yang berkualifikasi atau berwawasan, atau d) kombinasi dari ketiganya2. Konselor yang handal secara konsisten mencari pemahaman terhadap diri mereka sebagai ras dan kebudayaan dan secara aktif mencari identias non-ras

II. Kesadaran Konselor terhadap Pandangan Klien

A. Sikap dan Keyakinan1. Konselor yang handal sadar bahwa reaksi emosional yang negatif terhadap ras lain dan kelompok etnik yang bisa menggangu klien dalam konseling. Mereka hendaknya mempertentangkannya antara sikap dan keyakinan mereka dengan sikap dan keyakinan klien dengan cara yang tidak memberikan penilaian.2. Konselor yang handal sadar stereotip mereka dan mempertimbangkan dugaan-dugaan yang mereka simpan terhadap ras lain dan kelompok etnik minoritasA. Pengetahuan1. Konselor yang handal memiliki pengetahuan dan informasi yang spesifik tentang kelompok yang diajak bekerja sama. Mereka menyadari pengalaman, kebudayaan yang diwariskan, latar belakang sejarah klien dari kebudayaan yang berbeda2. Konselor yang handal memahami bagaimana ras, kebudayaan, etnik, dsb mungkin mempengaruhi struktur kepribadian, pilihan karir, manifestasi gangguan psikologis, perilaku mencari bantuan, dan kecocokan dan ketidakcocokan dari pendekatan konseling3. Konselor yang handal memahami dan memiliki pengetahuan tentang sosiopolitik mempengaruhi yang bergeseran dengan kehidupan ras, etnik minoritas. Isu imigrasi, kemiskinan, rasisme, stereotipe, dan ketidakberdayaan semuanya meninggalkan kesan buruk yang mungkin mempengaruhi proses konseling

B. Keterampilan

1. Konselor yang handal seharusnya terbiasa dengan penelitian yang relevan dan penemuan terbaru mengenai kesehatan mental dan gangguan mental dari berbagai kelompok etnik dan ras.2. Konselor yang handal menjadi aktif terlibat dengan individu yang berasal dari luar setting konseling (even komunitas, fungsi sosial dan politik, perayaan, pertemanan, bertetangga, dsb) sehingga perspektif mereka mengenai kaum minoritas tidak hanya sekedar akademik atau pelatihan saja.

III. Strategi Intervensi yang Cocok Berdasarkan Kebudayaan

A. Sikap dan Keyakinan1. Konselor yang handal menghargai agama, keyakinan dan nilai yang dimiliki oleh klien, termasuk atribut dan hal-hal yangbersifat tabu, karena hal tersebut mempengaruhi kemenduniaan pandangan mereka, fungsi psikososial, dan eksresi terhadap stress2. Konselor yang handal menghargai ketulusan pertolongan dan menghargai jaringan pertolongan instrinsik kaum minoritas 3. Konselor yang handal menghargai bilingualisme dan tidak memandang bahasa asing sebagai penghalang dalam konseling (monolingual sebagai penjahat)B. Pengetahuan1. Konselor yang handal memiliki pengetahuan yang jelas dan eksplisit dan memahami karakteristik umum dari konseling dan terapi (batasan dalam budaya, batasan dalam kelas, dan monolungual) dan bagaimana mereka memiliki pertentangan dengan nilai kebudayaan dari berbagai kelompok minoritas lainnya2. Konselor yang handal menyadari hambatan instistusional yang menghambat kaum minoritas dalam mendapatkan pelayanan kesehatan mental3. Konselor yang handal memiliki pengetahuan tentang potensi bias dalam intsrumen asesmen dan penggunaan prosedur dan interpretasi yang ditemukan dalam budaya dan karakteristik bahasa dari klien4. Konselor yang handal memiliki pengetahuan tentang struktur keluarga, hirarki, nilai dan keyakinan. Mereka memiliki pengetahuan yang cukup mengenai karakteristik komunitas dan sumber-sumber komunitas seperti keluarga5. Konselor yang handal sebaiknya menyadari bahwa perbedaan tingkat sosial dan komunitas dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada populasi yang diberikan pelayanan

C. Keterampilan

1. Konselor yang handal mampu memberikan respon berupa verbal maupun nonverbal dalam memberikan pertolongan. Mereka mampu memberikan dan menerima kedua pesan tersebut secara tepat dan akurat2. Konselor yang handal mampu melatih keterampilan intervensi institusi pada klien pada umumnya. Mereka dapat memahami apakah akar permasalahan adalah rasisme atau bias diantara mereka (konsep paranoid) sehingga klien tidak salah dalam mengenali permasalahannya 3. Konselor yang handal tidak menolak untuk berkonsultasi dengan pengobatan tradisional tokoh dan pemimpin agama, pratiktisi dalam memberikan tretman terhadap klien dari budaya yang berbeda jika diperlukan4. Konselor yang handal bertanggung jawab terhadap interaksi bahasa yang diinginkan klien dan jika tidak mungkin untuk dilakukan maka mengalihkan kepada yang lain. Permasalahan yang serius akan muncul apabila bahasa konselor tidak cocok dengan bahasa klien. Dalam kasus ini, konselor sebaiknya a) mencari penterjemah dengan pengetahuan tentang budaya dan latar belakang professional yang sesuai, dan b). mengalihtangankan pada konselor yang lebih berkompeten dan berpengetahuan dalam dwi bahasa 5. Konselor yang handal telah terlatih dan ahli dalam menggunakan berbagai intsrumen dan tes. Mereka tidak hanya sekedar mampu menggunakan tetapi mereka juga menyadari keterbatasan kebudayaan. 6. Konselor yang handal sebaiknya bermaksud untuk menghilangkan bias, prejudis, dan pendiskriminasian7. Konselor yang handal bertanggung jawab dalam mendidik kliennya kepada intervensi psikologis, seperti tujuan, harapan, hak-hak, dan orientasi konselor

Menyusun PTK

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

ARTIKEL ILMIAHDisusun untuk disampaikan dalam Forum IlmiahGuru SLTP, SMA/SMK Kab.Lamongan

Oleh: Basuki Widjaya

Abstrak: Makalah, skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah, laporan ilmiah (PTK), biografi merupakan beberapa contoh karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan di atas disusun berdasarkan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Teknik penggalian datanya dapat menggunakan teknik observasi, eksperimen, studi pustaka, studi dokumentasi, penyebaran angket, dan interview. Pemilihan teknik penggalian data tersebut disesuaikan dengan data yang diinginkan.Kata Kunci: Karya Tulis, PTK, metodologi

Banyak cara untuk dapat meraih prestasi. Salah satunya dengan selalu menyusun Karya Tulis Ilmiah selanjutnya disebut KTI. Dengan menyusun KTI, seorang guru akan terbiasa untuk berpikir ilmiah, melakukan eksperimen, menelaah buku-buku pengetahuan, memecahkan masalah pembelajaran, berinovasi dalam metode dan teknik pembelajaran, dan menulis laporan dengan runtun dan benar. Kegiatan tersebut tentunya diharapkan dapat mengangkat derajat guru sebagai tenaga profesional sehingga dapat meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (pasal 4, UU No. 14 tahun 2005).Untuk dapat menyusun KTI (dalam hal ini PTK), seorang guru harus memiliki knowladge tentang pengertian PTK, karakteristik PTK, prosedur PTK, sistematika PTK, analisis data PTK, dan bagian- bagian laporan PTK. Dengan pemahaman tersebut diharapkan penelitian yang dilakukan tidak rancu dengan bentuk penelitian yang lain. Selain itu, penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran benar-benar dapat terejawantah yang pada akhirnya dapat membantu anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diamanatkan dalam KTSP.Tentunya, kita semua sepakat bahwa yang menjadi kajian dalam PTK adalah masalah pembelajaran. Masalah yang dimaksud di sini adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretis maupun praktis. Hanya saja, tidak semua masalah perlu dikaji dalam sebuah penelitian. Masalah yang dipilih hendaknya memenuhi empat kriteria, yaitu: 1) harus sesuai dengan minat peneliti, 2) harus dapat dilaksanakan, 3) harus tersedia faktor pendukung, dan 4) harus bermanfaat (Arikunto, 1999:26). Penelitian tidak akan dapat dilaksanakan apabila faktor pendukung tidak memadai, misalnya literatur yang kurang menunjang, dana, waktu, sarana dan prasarana yang tidak sesuai, dan sebagainya.PTK (class room action research) saat ini sedang menjadi bentuk penelitian yang sedang naik daun di Indonesia, khususnya di kalangan guru. Dalam lomba karya tulis bagi guru tingkat nasional, bentuk penelitian ini biasanya berhasil meraih juara. Begitu juga karya tulis yang diajukan untuk kenaikan pangkat ke IV b ke atas pada umumnya berbentuk PTK. Mengapa demikian? Bentuk penelitian ini menawarkan pendekatan dan prosedur yang memiliki dampak langsung kepada guru dan anak didik, yaitu (1) perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas, (2) implementasi berbagai program di sekolah dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses (Natawijaya, 1999). Selain itu, PTK selalu menghasilkan berbagai inovasi media, teknik, dan metode pembelajaran yang diharapkan dapat memenuhi paradigma baru dalam pembelajaran, yaitu dari teacher centered menuju student centered.PENELITIAN TINDAKAN KELASSalah satu perbedaan antara PTK dengan bentuk karya tulis ilmiah lainnya (penelitian eksperimen) adalah adanya siklus dalam setiap tahapan. Setiap tahapan mengandung beberapa kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi/analisis, dan refleksi. Menurut Stephen dan Mc Taggart (1988), analisis dan refleksi merupakan dua kegiatan yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Sebaliknya, pada penelitian eksperimen, untuk mengukur keberhasilan tindakan yang diteliti diperlukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal itu tidak diperlukan dalam PTK. Keberhasilan suatu metode, teknik, atau media yang diujikan dalam PTK dapat dilihat dari perkembangan secara kualitatif maupun kuantitatif hasil yang diperoleh siswa dalam setiap siklusnya.

Pengertian PTKPenelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat praktis, bukan penelitian eksperimen yang cenderung menguji pengaruh maupun hubungan antara dua variabel atau lebih. PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru sebagai pelaku tindakan dalam bentuk kajian yang bersifat reflektif untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan yang dilakukan serta untuk memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran.PTK bukan penelitian yang dilakukan dalam sekejap atau dalam sekilas pandang. Dalam PTK, peneliti menyajikan materi untuk perbaikan, subjek didik dites atau disuruh mengisi kuesioner, dan akhirnya peneliti menulis laporan praktik pembelajaran. PTK harus dilakukan secara terus-menerus untuk memperoleh hasil praktik pembelajaran yang optimal. Untuk memperoleh hasil yang optimal, peneliti perlu melakukan prosedur tertentu secara berulang-ulang, baik melalui perbaikan maupun dengan modifikasi tindakan yang dilakukan pada siklus selanjutnya.PTK merupakan salah satu bentuk penelitian ilmiah yang memiliki karakteristik sebagai berikut.a. Kegiatan PTK dipicu permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola program pembelajaran di kelas atau sebagai jajaran staf pengajar di sekolah.b. PTK dilakukan secara kolaboratif dengan ciri dilakukan secara konsisten, terampil sebagai bentuk kerja sama kolegial (kesejawatan) dengan guru lain maupun para praktisi pendidikan dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan PTK, mulai identifikasi permasalahan serta diagnosis keadaan, perancangan tindakan perbaikan, sampai pada pengumpulan serta analisis data dan refleksi mengenai temuan dan laporan.c. Pengenalan masalah pembelajaran serta upaya yang dirancang untuk mengatasi masalah tersebut. Aktivitas penerapannya dalam PTK dilakukan secara eksplisit dan sistematis. Penyebarluasan laporan dilakukan sebagai kegiatan bagian dari interaksi dan titik kesejawatan (peer review) yang kondusif bagi pertumbuhan profesionalisme.

Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kopkins (dalam Targart, 1994:57-61), ada enam prinsip dalam PTK, yaitu sebagai berikut.1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan apa pun metode PTK yang diterapkannya seyogyanya tidak berdampak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.2. 3. Analisis

1. Rencana

2. Tindakan

Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.3. Catatan

3. Refleksi

metodologi yang digunakan harus reliabel sehingga memungkinkan guru mengiden-tifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan dan bertolak dari tanggung jawab profesional.5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya.6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara utuh.Langkah-Langkah PTKSeperti yang telah diuraikan di atas, sebagai salah satu bentuk karya ilmiah, PTK harus dilakukan sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah ilmiah. Langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan oleh guru yang sedang melakukan PTK? Berikut ini disajikan secara ringkas tentang langkah-langkah PTK.

a. Mengidentifikasi Masalah PenelitianMasalah merupakan kajian dalam setiap kegiatan penelitian. Masalah yang akan dikaji tentunya masalah riel dan praktis dalam praktik pembelajaran di kelas, misalnya: Mengapa siswa kurang memiliki partisipasi dalam pembelajaran berbicara di SD? Bagaimana menjelaskan garis bujur dan letak astronomis objek geografis pada peta konversional? Bagaimana efektivitas pemanfaatan VCD player sebagai media pencampuran warna pada pembelajaran fisika di SMP? Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar Geografi melalui metode 2 TT dengan media korbel di SMA? Dan Bagaimana meningkatkan speed reading siswa melalui metode e-learning?Untuk mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran yang perlu diangkat dalam sebuah PTK, guru dapat menggunakan pertanyaan: (1) masalah apa sajakah yang menjadi keprihatinan guru dalam praktik pembelajaran di kelas selama ini? (2) mengapa masalah itu menjadi keprihatinan guru? (3) apa alasan masalah itu memprihatinkan sehingga perlu diangkap dalam penelitian, dan (4) bagaimanakah bentuk pemecahannya (metode, teknik, media)?b. Menganalisis dan Merumuskan MasalahHasil kegaiatan identifikasi berupa daftar seperangkat permasalahan. Permasalah-permasalahan tersebut perlu dipilih, dianalisis, dan dirumuskan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan peneliti.Untuk mencapai hal di atas diperlukan seperangkat panduan, antara lain: (1) masalah yang dipilih hendaknya benar-benar penting, bermanfaat, dan bermakna, serta memerlukan pemecahan atau perbaikan segera, (2) masalah hendaknya sesuai dengan kemampuan peneliti berdasarkan akumulasi pengetahuan yang dimiliki, dan (3) masalah yang dipilih hendaknya benar-benar menyangkut minat dan kepentingan guru dan siswa.Setelah masalah dipilih, peneliti dapat merumuskan masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan itu bertujuan sebagai arah penelitian yang akan dilakukan. Dengan rumusan ini diharapkan peneliti dapat menentukan data yang diiginkan, teknik pengumpulan data yang akan dilakukan, serta instrumen pengumpulan data yang diperlukan. Data yang dihasilkan dalam PTK selanjutnya dijadikan bahan refleksi dalam siklus berikutnya.c. Menentukan Tindakan yang akan dilakukanMenentukan tindakan yang dimaksud dalam artikel ini adalah seperangkat kegiatan yang harus dilakukan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian dengan model tertentu. Ada 4 model dalam PTK, yaitu model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc Taggart, model John Elliott, dan model Hopkin. Uraian berikut akan disajikan model tindakan PTK yang disampaikan Kemmis dan Mc Taggart dari Universitas Deakin Australia. Model tersebut memiliki 4 langkah, yaitu (i) rencana, (ii) tindakan, (iii) observasi/analisis, dan (iv) refleksi.Setelah menentukan model yang dipilih, peneliti mulai merencanakan langkah tindakan atau menentukan skenario pembelajaran. Skenario tindakan praktik pembelajaran dilakukan di dalam kelas sebagai tindakan awal (siklus pertama). Dengan demikian, pada siklus pertama sudah ada tindakan yang dilakukan peneliti untuk mengubah hasil pembelajaran melalui kegiatan perencanaan, tindakan, analisis, dan refleksi.d. Mengidentifikasi Komponen Pendukung PTKKomponen pendukung PTK merupakan salah satu penentu keber-hasilan tindakan praktik pembelajaran di kelas. Komponen tersebut antara lain: alat tulis yang dibutuhkan, materi yang diperlukan, tempat pelaksanaan, penataan tempat duduk, instrumen pengumpulan dan pengolahan data, dan penentuan kelompok. Untuk itu, peneliti harus melakukan inventarisasi semua kebutuhan yang diperlukan sebelum melakukan PTK dan diusahakan untuk dilengkapi melalui bekerja sama dengan pihak lain.e. Merencanakan Waktu PTKPerencanaan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru sebelum melakukan PTK. Melalui perencanaan yang matang diharapkan akan dihasilkan PTK yang benar-benar berkualitas melalui penelitian yang dilakukan secara matang dan bukan dilakukan secara serta merta. Perencanaan waktu PTK dapat dibuat dalam bentuk matrik berikut.NOKEGIATANBULAN 1BULAN 2BULAN 3

123412341234

1.Pra PTK

a. Penyusunan proposal

b. Pelaksanaan studi pendahuluan

c. Penyusunan instrumen penelitian

d. dst........

2.Pelaksanaan PTK

a. Siklus 1

(1) tindakan praktik pembelajaran

(2) observasi dan refleksi

(3) perencanaan untuk siklus berikutnya

b. Siklus 2

(1) tindakan praktik pembelajaran

(2) observasi dan refleksi

(3) perencanaan untuk siklus berikutnya

c. dst ..........

3.Penyusunan Laporan

a. Penulisan konsep

b. Pengetikan

c. editing

d. finishing

f. Pelaksaan Tindakan dan ObservasiSkenario tindakan yang telah direncanakan selanjutnya dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran secara nyata. Pada saat bersamaan, kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi yang diikuti dengan kegiatan refleksi untuk menentukan bentuk kegiatan pada siklus berikutnya.SISTEMATIKA PTKIsi Bagian Awala. Halaman SampulHalaman sampul berisi: judul laporan secara lengkap dan ditulis dengan huruf kapital, jenis karya tulis, misalnya: laporan akhir, makalah, skripsi, dsb., nama lengkap dan NIS, lambang sekolah atau Pondok, nama lengkap sekolah atau Pondok, dan tahun. Semua ditulis dengan huruf kapital dan disusun secara simetris, rapi dan serasi.

b. Halaman JudulHalaman judul memuat: (1) judul laporan secara lengkap yang diketik dengan huruf kapital, (2) tujuan penulisan, misalnya: Disusun untuk diajukan sebagai persyaratan pemenuhan angka kredit kenaikan pangkat ke IVb (3) nama dan NIP guru diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf-huruf pertama nama dan NIP. (4) nama lengkap sekolah/instansi, diketik dengan huruf kapital, bulan serta tahun.c. Lembar PersetujuanHalaman persetujuan memuat: (1) teks Laporan akhir oleh .. telah disetujui dan disahkan pada , (2) pengesahan oleh kepala sekolah.d. Kata PengantarKata pengantar berisi ucapan puji syukur, tujuan penulisan, ucapan terima kasih, serta harapan-harapan. Ucapan terima kasih ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan pihak-pihak lain yang telah banyak membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan laporan.Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda. Panjang teks tidak lebih dari dua halaman dan diakhir teks dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama terang dan ditempatkan di pojok kanan bawah.e. AbstrakPada bagian awal teks abstrak dicantumkan identitas laporan yang meliputi: nama penulis, tahun, judul penelitian yang ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata pada judul (kecuali konjungsi dan preposisi), jenis karya tulis (PTK), dan nama sekolah.Bagian kedua abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah identitas laporan. Jumlah kata kunci tidak lebih dari lima kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci, kita dapat menemukan judul-judul laporan beserta abstraknya dengan mudah.Bagian selanjutnya adalah teks abstrak yang berisi inti sari laporan yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan (kalau ada) saran yang diajukan.Abstrak ini diketik satu spasi atau spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih dari dua halaman kertas kuarto atau A4. Abstrak ini berfungsi untuk membantu pembaca dalam mengetahui isi pokok dari sebuah laporan.f. Daftar IsiDi dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul sub-bab, dan judul anak sub-bab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul sub-bab dan anak sub-bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi laporan. Spasi yang digunakan adalah spasi ganda.g. Daftar TabelHalaman daftar tebel memuat: nomor tabel, judul tabel serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan yang terdapat di dalam laporan. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.h. Daftar GambarPada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam laporan. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.i. Daftar LampiranDaftar lampiran memuat nomor lampiran serta halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.

Isi Bagian Intia. PendahuluanPendahuluan merupakan bab pertama dari sebuah laporan yang berisi jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan dalam laporan paling sedikit memuat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan batasan istilah.Latar Belakang MasalahDi dalam sub-bab ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritis maupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah PTK. Kondisi ini merupakan hasil renungan dan identifikasi guru terhadap masalah pembelajaran yang telah dilakukan.Rumusan masalahRumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya dalampenelitian. Rumusan masalah dapat juga dikatakan sebagai pernyataan yang lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel, dan subejk penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara impirik, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban pendek tidak dapat digunakan dalam rumusan masalah.Rumusan masalah dapat juga dibedakan menjadi dua, yaitu rumusan umum dan rumusan khusus. Tetapi, hal ini bukan merupakan keharusan, apalagi untuk penelitian-penelitian yang kurang begitu kompleks.Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian terhadap masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian. Hanya saja, jika masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kata tanya, masalah rumusan tujuan penelitian diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataanb. Kajian PustakaKajian Pustaka atau Landasan Teori merupakan bagian kedua (Bab II) dalam sebuah PTK. Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti, dan argumentasi atas hipotesis yang diajukan.Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji biasanya didasarkan pada dua kriteria, yaitu (1) prinsip kemutakhiran (recency) kecuali untuk penelitian historis, dan (2) prinsip relevansi (relevance). Bahan kajian pustaka dapat diangkat dari buku teks, makalah, laporan-laporan sebelumnya, laporan seminar, jurnal-jurnal penelitian, dan diskusi-diskusi ilmiah.c. Metode PenelitianMetode penelitian adalah tahapan-tahapan cara untuk melaksanakan penelitian. Gunakanlah rancangan PTK yang telah lazim digunakan.Contoh:Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom based action research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambaran keefektifan tindakan yang dilakukan. Peningkatan rancangan dilakukan dengan menggunakan kelas yang sama pada pertemuan berikutnya dengan perubahan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Remidi dilakukan dalam bentuk yang ditetapkan setelah diketahui kesulitan belajar yang dialami siswa, dilakukan apabila tindakan belum memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan.d. Hasil Penelitian dan PembahasanDisesuaikan dengan rumusan dan temuan datae. PenutupPenutup berisi simpulan dan saran. Isi kesimpulan penelitian yang utama adalah yang terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan dapat ditarik dari hasil pembahasan (Bab IV) dan merupakan rangkuman semua hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab tersebut.Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.Saran dapat diajukan kepada perguruan tinggi, instansi, dinas, jawatan, lembaga pemerintahan maupun swasta, atau yang lain yang dianggap layak.

Isi Bagian AkhirDaftar PustakaBahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar pustaka harus sudah disebutkan dalam teks laporan. Bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks laporan tidak boleh dimasukkan dalam daftar pustaka. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftra pustaka meliputi: nama pengarang dibalik tanpa gelar akademik, tahun penerbitan, judul, termasuk subjudul, tempat penerbitan, dan nama penerbit.Lampiran-lampiranLampiran dalam PTK sangat diperlukan. Lampiran dapat berisi materi, instrumen penelitian (tabel analisis data, pedoman wawancara, pedoman observasi), foto-foto kegiatan, dan beberapa hasil kerja siswa.KESIMPULANPenelitian Tindakan Kelas yang baik bukanlah penelitian yang rumit dan kompleks, tetapi penelitian yang dapat bermanfaat bagi siswa dan guru dan memungkinkan untuk diselesaikan. Untuk itu, perlu dipikirkan terlebih dahulu tentang sarana, prasarana, dana, waktu yang tersedia, serta yang tidak lebih pentingnya adalah kemampuan peneliti itu sendiri.KEPUSTAKAANArikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka CiptaHopkins D. 1992. A Teachers Guide to Classroom Researh. Buckingham: Open University Press.Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada pelatihan peningkatan guru di Makasar. Jakarta tahun 2005.Taggart, Robin Mc. 1994. Action Research: Philosophy, Aplication and some Methodological Concerns. Makalh Seminar Ections Research di IKIP Yogyakarta, 16 Mei 1994.

Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas1. Upaya meningkatkan kemampuan bermain drama siswa SMKN 2 Lamongan dengan inovasi model iduteinment.2. Cakram smart sebagai alat peraga efektif dalam pembelajaran Sejarah di SMKN 2Lamongan3. Model-model Mind Maping Quantum Teaching dalam rangka memotivasi siswa belajar . SMKN 2 Lamongan4. Penggunaan dinamo TL dan layar denyut dalam pembelajaran fisika di SMKN 2 Lamongan 5. Model jantung tombol sebagai alat peraga inovatif dalam pembelajaran proses peredaran darah pada manusia6. Model atum dari kardus untuk memudahkan siswa belajar ikatan kimia di SMKN 2 Lamongan7. Pemanfaatan teknologi informasi untuk mengajarkan bangun datar dan ruang sistem uji materi dalam pembelajaran matematika tingkat SMK8. Strategi pembelajaran kartu dalam rangka meningkakan kemampuan kosa kata bahasa jepang di SMKN 2 LamonganPenyusunImron Rosidi, M.Pd lahir di Surabaya, 10 Juni 1966. Lulusan D3 IKIP Surabaya, S1 IKIP Malang, S2 Universitas Negeri Malang, dan saat ini sebagai mahasiswa S3 (doktoral) semester 5 di Universitas Negeri Malang. Memiliki istri seorang perawat, Farihatullaila dengan dua anak, yaitu Pratananda Hosni Muharrom (9 tahun) dan Salsabilah Magistra Ardelia (4 tahun). Sebagai mantan guru SMAN 2 Pasuruan, Imron sekarang mengajar di SMKN 2 Pasuruan. Selain itu juga sebagai dosen di STKIP kota Pasuruan dan sampai tahun 2005 juga menjadi staf pengajar di Akper kota Pasuruan. Imron Rosidi juga mengajar di pondok Salafiyah Pasuruan dan Sidogiri Pasuruan, serta pembimbing KIR SMAN 4 Surabaya.Pada tahun 2006, Imron Rosidi terpilih menjadi salah satu peserta pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika dan telah mengunjungi 6 negera bagian di Amerika, antara lain Cichago, Alabama, Missisipi, Atlanta, Memphis, dan Washington DC. Beberapa kali menjadi finalis lomba karya ilmiah tingkat nasional dan menjadi juara 3 pada tahun 2004, juara 2 pada tahun 2006, serta juara 3 tingkat Jatim pada tahun 2005. Kegiatan tulis-menulis telah dilakukan sejak menjadi mahasiswa dan buku pertamanya terbit pada tahun 1994. Beberapa buku telah dihasilkan dan telah dipakai di tingkat nasional, antara lain Ayo Menulis Karya Ilmiah dan buku paket bahasa Indonesia untuk SMA berdasarkan KTSP yang terekomendasi Mendiknas.

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH(PENELITIAN TIDAKAN KELAS)

FORMAT PENYELESAIAN PTK

NAMA : .MATA PELAJARAN :

NOBAGIAN PTKURAIAN

1.JUDUL

Penyakit, obat, pasien, rumah sakitUpaya Meningkatkan Kemampuan Menulis dengan Pembelajaran Model Lasson Study Siswa Kelas VIII SMPN 1 Babat

2.PENDAHULUAN

Latar BelakangPentingnya penelitian dilakukan

Rumusan MasalahBerupa kalimat pertanyaan

Tujuan PenelitianMenjawab rumusan masalah

Manfaat PenelitianManfaat bagi guru, siswa, pemerhati, peneliti

3.LANDASAN TEORI

Teori-teori yang relevan dan menjadi pijakan

Dst.

4.METODE PENELITIAN

A. PerencanaanB. Prosedur Pelakanaan Tindakan dan PengamatanC. RefleksiD. Subjek dan Tempat Penelitian E. Data dan Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis DataG. Penyiapan PartisipanH. Jadwal PenelitianI. Rincian Anggaran

5.HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian (Siklus I)1. Perencanaan2. Pelaksanaan3. Pengamatan4. RefleksiB. Hasil Penelitian (Siklus II) C. Hasil Penelitian (Siklus III) D. Pembahasan (seluruh Siklus) dikaitkan dengan teori pada bab II

6.PENUTUP

KesimpulamSesuaikan dengan jumlah rumusan

SaranDisarankan kepada siapa?

7.KEPUSTAKAANBuku yg diambil teorinya

8.LAMPIRANFoto kegiatan, nama siswa, hasil kerja siswa

Posted 1 week ago by Basuki 0 Add a comment 4. Jan1

PEDOMAN PTK

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR) telah dilaksanakan oleh para guru SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan MTs (Madrasah Tsanawiyah) di berbagai provinsi di Indonesia sejak tahun 1998/1999. Oleh karena itu, PTK sudah mulai dikenal oleh para guru semenjak tahun 1999. Setelah itu, guru jenjang SD dan SMA juga mengenal dan melaksanakan PTK. Sekarang PTK malah diwajibkan oleh pemerintah kepada guru.

PTK dilakukan oleh suatu kelompok atau gugus yang beranggotakan beberapa guru, satu guru inti atau senior, pembimbing atau instruktur, dan kepala sekolah sebagai ketua tim. Jumlah anggota gugus antara 3 s.d. 13 orang. Jumlah anggota gugus dapat lebih kecil, agar setiap anggota mempunyai peran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam pelaksanaan PTK. Gugus ini mirip dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga PTK sering dianggap sebagai revitalisasi kegiatan MGMP karena masalah yang dibahas jauh lebih terfokus dan mengarah pada pengembangan kompetensi profesional guru.

Karena PTK disiapkan dan dilakukan oleh satu kelompok, penelitian ini disebut juga PTK Kolaborasi (PTKK). Masalah yang dihadapi dikelompokkan sesuai sifat dan intensitasnya, kemudian didiskusikan secara bersama-sama untuk mencari pemecahannya melalui pertemuan mingguan. Oleh karena itu, semangat yang mendasari PTK adalah membiasakan guru untuk menemukan dan memecahkan masalah sehari-hari yang mereka hadapi di kelas melalui kolaborasi atau kerjasama dengan guru-guru lainnya. Selain itu, juga membiasakan guru untuk melaksanakan pembelajaran berwawasan penelitian (learning through research).

PTK telah menjadi bagian yang penting dari pekerjaan professional guru karena mereka terbiasa menemukan masalah-masalah dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Sebelumnya mereka dianggap orang yang mempunyai masalah, tetapi tidak merasa bahwa dirinya mempunyai masalah. Dengan adanya PTK guru dapat menerapkan hasil temuan guru lain yang latar (setting) atau konteks penelitiannya mirip dengan (setting) kelasnya.

2. Pengertian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru di dalam kelas. Dikatakan demikian sebab PTK mulai dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang ditujukan untuk memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran. Ada beberapa jenis penelitian tindakan kelas, dua di antaranya adalah PTK individual yang dilakukan oleh seorang guru, dan penelitian tindakan kelas kolaborasi yang dilakukan oleh dua atau lebih guru dalam satu tim.

PTK dapat berupa penelitian kualitatif atau kuantitatif, tergantung pada masalah yang akan dipecahkan. PTK bertujuan untuk memperbaiki kinerja pembelajaran, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun, hasil PTK dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai konteksnya mirip atau cocok.

3. Perbedaan PTK dan Non PTK

Perbedaan antara penelitian formal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disajikan dalam tabel berikut ini.

Penelitian Formal

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)