Top Banner

of 80

PERANCANGAN PROTOTYPE SISTEM PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR EFEK HALL BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16.pdf

Oct 09, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PERANCANGAN PROTOTYPE SISTEM PENGENDALIAN

    KETINGGIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR EFEK HALL

    BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16

    Oleh

    NIDAUL MUIZ AUFA

    H1E009031

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

    JURUSAN MIPA PROGRAM STUDI FISIKA

    PURWOKERTO

    2014

  • i

    PERANCANGAN PROTOTYPE SISTEM PENGENDALIAN

    KETINGGIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR EFEK HALL

    BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16

    SKRIPSI

    Oleh

    NIDAUL MUIZ AUFA

    H1E009031

    Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

    Program Studi Fisika pada Jurusan MIPA

    Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

    JURUSAN MIPA PROGRAM STUDI FISIKA

    PURWOKERTO

    2014

  • ii

  • iii

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

    PERANCANGAN PROTOTYPE SISTEM PENGENDALIAN

    KETINGGIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR EFEK HALL

    BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16 adalah benar

    merupakan hasil karya saya sendiri dan semua sumber data serta informasi

    yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa

    kebenarannya.

    Bila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi pencabutan

    gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

    Skripsi ini terdaftar dan tersedia di perpustakaan Program Studi Fisika dan

    terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada Penulis dengan

    mengikuti aturan yang berlaku di Universitas Jenderal Soedirman. Referensi

    kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya

    dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk

    menyebutkan sumbernya.

    Purwokerto, 30 Mei 2014

    Nidaul Muiz Aufa

    H1E009031

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Seperti yang telah kita ketahui, kebutuhan air dalam mendukung kelangsungan

    hidup manusia memegang peranan yang sangat penting. Air sebagai penuhan

    kebutuhan konsumsi cairan tubuh dan sebagai sebuah bencana alam yang dapat

    membahayakan kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu, sangat diperlukan

    alat yang dapat mendeteksi ketersediaan air disuatu wilayah yang tersimpan pada

    bendungan. Skripsi ini membahas pembuatan prototype sistem sensor pendeteksi

    dan pengendalian ketinggian permukaan air. Sistem ini diharapkan dapat

    diterapkan dan mampu mengendalikan ketinggian permukaan air pada bendungan

    secara otomatis.

    Skripsi ini terdiri atas 5 bab. BAB I PENDAHULUAN membahas

    mengenai pentingnya dirancang sebuah sistem untuk mendeteksi ketinggian

    permukaan air pada bendungan dan pengendaliannya beserta beberapa penelitian

    yang sebelumnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA membahas teori yang

    mendasari pembuatan prototype sistem pendeteksi dan mengendalian ketinggian

    air. BAB III METODE PENELITIAN membahas metode yang digunakan agar

    sistem sensor dapat mendeteksi perubahan dan merespon perubahan ketinggian air

    dan cara mengkarakterisasi sistem sensor. BAB IV HASIL DAN

    PEMBAHASAN membahas sistem sensor yang telah dibuat beserta karakterisasi

    sistem sensor. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN membahas ringkasan dari

    tujuan yang telah dicapai dan saran-saran untuk penelitian lanjutannya.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga

    skripsi ini bisa menambah wawasan bagi mahasiswa fisika lainnya dan bisa

    memunculkan ide-ide baru yang bermanfaat. Kritik dan saran sangat penulis

    perlukan demi perbaikan selanjutnya.

    Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak terdapat

    kekurangan dan kekeliruan. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

    menambah wawasan pengetahuan fisika dan ide-ide baru bagi mahasiswa fisika.

  • v

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi yang berjudul PERANCANGAN PROTOTYPE SISTEM

    PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR EFEK

    HALL BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16. Skripsi ini disusun

    sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Fisika,

    Jurusan MIPA, Fakultas Sains dan teknik, Universitas Jenderal Soedirman.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat

    dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Bapak Sapta Rahmadi Widodo, Alief Sukma Abi Perwira serta keluarga di

    Tegal dan Ngawi yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

    2. Hartono M.Si selaku Pembimbing I dan Moderator dalam seminar, atas

    bimbingan dan memberikan masukan.

    3. Farzand Abdullatif, M.Si selaku Pembimbing II, atas bimbingan dan

    arahannya.

    4. Agus yanto, M.Si selaku Penelaah yang telah memberikan masukan dan saran

    dalam penulisan skripsi ini.

    5. Dr. Eng Mukhtar Effendi selaku Pembimbing Akademik yang selalu

    membimbing penulis selama masa perkuliahan.

    6. Jamrud Aminuddin, M.Si selaku penguji skripsi yang telah mengevaluasi

    penulisan skripsi ini.

    7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staff Administrasi Program Studi Fisika yang

    tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

    8. Rekan-rekan Komunitas elins (lingga, evi, tomo) atas kerjasamanya dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini.

    9. Rekan-rekan Komunitas material (sukron, ajun, fikar) atas kerjasamanya

    dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

  • vi

    10. Rekan-rekan Komunitas geofisika (ega, fakih, candra, subhi, nendra, yulia)

    atas kebersamaan dan berbagi semangat.

    11. Keluarga besar MAMIRA La Grande Volata yang telah bersama belajar

    tentang arti kehidupan di alam Indonesia.

    Purwokerto, 30 Mei 2014

    Nidaul Muiz Aufa

    NIM. H1E009031

  • vii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

    PERNYATAAN .............................................................................................. iii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

    UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... v

    DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

    DAFTAR SINGKATAN DAN NOTASI ...................................................... xi

    ABSTRAK ...................................................................................................... xii

    ABSTRACT ..................................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2

    1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 3

    1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

    1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

    2.1 Efek Hall ................................................................................................ 4

    2.2 Sensor Efek Hall .................................................................................... 6

    2.3 Sistem Konversi ..................................................................................... 7

    2.4 Hukum Archimedes ............................................................................... 10

    BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 12

    3.1. Karakterisasi Sensor Efek Hall (UGN 3503)........................................ 13

    3.2. Pembuatan Prototype Sistem Sensor..................................................... 13

    3.2.1. Lengan Apung ............................................................................ 14

    3.2.2. Sistem Konversi ......................................................................... 15

    3.3 Pembuatan Program Mikrokontroler ................................................... . 15

    3.4 Pengambilan Data.................................................................................. 20

    3.5 Karakterisasi Sistem Sensor................................................................... 20

    3.5.1. Tahap Kalibrasi .......................................................................... 20

    3.5.2. Tahap Karakterisasi Sistem ........................................................ 20

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 26

    4.1 Karakterisasi Sensor Efek Hall .............................................................. 26

    4.2 Pembuatan Prototype Sistem Sensor ..................................................... 27

    4.3 Pengambilan Data .................................................................................. 29

    4.4 Pembuatan Program Mikrokontroler ..................................................... 30

    4.5 Kalibrasi dan Karakterisasi Sistem ........................................................ 33

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 38

    5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 38

    5.2 Saran ...................................................................................................... 38

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

    LAMPIRAN .................................................................................................... 41

    RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 71

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Skema aliran arus listrik pada pelat a.tanpa medan listrik,

    b. dipengaruhi medan listrik ..................................................... 4

    Gambar 2.2 Mekanisme efek hall ................................................................. 5

    Gambar 2.3 a. Betuk fisik sensor efek hall dengan 3 pena komponen,

    b. Skemakerja sensor efek hall ................................................. 7

    Gambar 2.4 a. tampilan pin UGN3503, b. blok diagram fungsi UGN3503 7

    Gambar 2.5 Sistem roda gigi ideal .............................................................. 8

    Gambar 2.6 Konfigurasi sistem roda satu poros.......................................... 9

    Gambar 2.7 Peristiwa berkaitan dengan hukum achimedes ........................ 10

    Gambar 3.1 Diagram blok sistem pengendalian ketinggian air .................. 12

    Gambar 3.2 Mekanisme karakterisasi sensor efek hall UGN3503 .............. 13

    Gambar 3.3 Rancangan sistem pemantau ketinggian air ............................. 14

    Gambar 3.4 Rancangan lengan apung ......................................................... 14

    Gambar 3.5 Sistem konversi mekanik ......................................................... 15

    Gambar 3.6 Konfigurasi pin ATmega16 ..................................................... 16

    Gambar 3.7 Skema LCD 16 x 2 .................................................................. 17

    Gambar 3.8 a. Buzzer 15 volt, b. Relay double 8 pin .................................. 17

    Gambar 3.9 Diagram alir logika program sistem pengendalian ketinggian

    air............................................................................................. 19

    Gambar 3.10 Diagram alir pelaksanaan penelitian ........................................ 25

    Gambar 4.1 Grafik Antara xo dengan VH .................................................... 26

    Gambar 4.2 Prototype Sistem pengendali ketinggian air ............................ 27

    Gambar 4.3 a. Sistem konversi, b. Lengan apung ....................................... 28

    Gambar 4.4 Sistem Mikrokontroler ............................................................. 29

    Gambar 4.5 Grafik hubungan ketinggian air H naik dan turun dengan

    tegangan hall VH ..................................................................... 30

    Gambar 4.6 Blok aturan pemprograman menggunakan Bascom avr .......... 31

    Gambar 4.7 Grafik fungsi kalibrasi sistem sensor ....................................... 34

    Gambar 4.8 Grafik kestabilan sensor .......................................................... 36

    Gambar 4.9 Waktu respon sistem sensor..................................................... 37

  • ix

    DAFTAR TABEL Halaman

    Tabel 4.1 Alat dan Bahan .............................................................................. 24

    Tabel 4.2 Data Rata-rata Fungsi Kalibrasi Sistem Sensor ............................ 33

    Tabel 4.2 Karakterisasi Statis pada Ketinggian 10, 15, 20 cm ...................... 34

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN Halaman

    LAMPIRAN I Data Karakterisasi Sensor Efek Hall UGN 3503 .............. 41

    LAMPIRAN II Data Sistem Sensor ........................................................... 44

    LAMPIRAN III Data Hasil Karakterisasi Statis Sistem Sensor .................. 50

    LAMPIRAN IV Listing Program Lengkap .................................................. 52

    LAMPIRAN V Perumusan Sistem Konversi ............................................. 58

    LAMPIRAN VI Data sheet UGN 3503 ....................................................... 61

    LAMPIRAN VII Dokumentasi penelitian ...................................................... 68

  • xi

    DAFTAR SINGKATAN DAN NOTASI

    ISTILAH

    IC : Integrated Circuit

    : voltage inputs of IC

    LCD : Liquid Crystal Display

    LED : Light Emiting Diode

    ADC : Analog to Digital Converter

    AVR : Alf and Vegard RISC

    DC : Direct Current

    NOTASI

    q : muatan listrik

    I : Arus listrik (Ampere)

    B : Induksi magnet (SI unit: Tesla, cgs unit: gauss, konversi: 1 T=10-3

    gauss)

    V : Tegangan listrik (Volt)

    VH : Tegangan hall (Volt)

    d : Tebal bahan sampel (meter)

    v : kecepatan (SI unit: m/s)

    Rh : Tetapan hall

    : Kecepatan sudut

    : Rapat bahan ( Kg/m3)

    W : Berat benda (Newton)

    : Torsi (Nm : Newton meter)

    : Pergeseran sudut ( SI unit: derajat ( ), cgs unit: radian)

    : Akar kuadrat

  • xii

    ABSTRAK

    Pengukuran ketinggian air diperlukan dalam bidang pengairan untuk mengetahui

    tinggi muka air. Pada penelitian ini telah dilakukan karakterisasi sensor magnetik

    Efek-Hall tipe UGN3503 sebuah sensor magnetik semi konduktor dan aplikasinya

    sebagai sistem pengendalian ketinggian air berbasis mikrokontroler ATmega16.

    Karakterisasi dilakukan dengan mendekatkan sensor UGN3503 pada sumber

    magnet permanen. Setelah dilakukan karakterisasi keluaran sensor terhadap jarak

    sumber, selanjutnya sistem diimplementasikan untuk mengukur ketinggian

    permukaan air. Perubahan ketinggian permukaan air akan menyebabkan sistem

    konversi yang terdiri dari roda gigi tipe SG-05 dan SG-06 merubah jarak antara

    sensor UGN3503 dengan magnet permanen. Mikrokontroler ATmega16

    digunakan untuk mengolah hasil konversi tersebut untuk kemudian ditampilkan

    dalam LCD 16 x 2 , menyalakan dan mematikan relay pompa air untuk mengatur

    ketinggian permukaan air. Prototype sistem ini dilengkapi dengan buzzer sebagai

    sinyal peringatan saat ketinggian air medekati batas maksimum. Dari pengujian

    yang dilakukan telah diketahui bahwa sistem yang telah dibuat memiliki sifat

    keluaran tegangan yang tidak linier terhadap magnet permanen. Prototype sistem

    memiliki sensitivitas 0,01 volt/cm dengan rentang pengukuran berkisar antara 0

    sampai dengan 28 cm.

    Kata kunci: Efek Hall, ATmega16, UGN3503, sistem pengendalian ketinggian

    air.

  • xiii

    ABSTRACT

    Measurement of water level in the irrigation needed to know high waters.

    Characterization Hall- effect magnetic sensor type UGN3503 and its application

    as the water level control system based microcontroller ATmega16 have been

    done . Characterisation done by drawing near sensor of UGN 3503 with source of

    permanent magnet. Then next step is implemented system to measure the height

    of the water surface. Changes in water surface elevation will cause a conversion

    system consisting of a gear type SG- 05 and SG- 06 to change the distance

    between the sensor UGN3503 with permanent magnets . The result is processed

    by ATmega16 microcontroller to later appear in the LCD 16 x 2 character , turn

    on and off the water pump relay to set the height of the water surface. Prototype

    system is equipped with a buzzer as a warning signal when the water level

    approaching maximum limit. This water level control system has been realized

    and work (can measuring equal to the reference). The height of water surface

    witch measurable is 1 - 28 cm with 1 cm accuracy scale.

    Keywords: Hall Effect, ATmega16, UGN3503, water level control system.

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Ketinggian permukaan air pada suatu tempat penampungan air, misalnya waduk,

    merupakan hal yang perlu diperhatikan. Waduk dan bendungan memiliki peran

    untuk menampung volume air yang besar. Perubahan kecil pada ketinggian air

    akan memberikan dampak perubahan volume air yang cukup besar karena area

    waduk dan bendungan yang luas. Pemantauan ketinggian air menjadi sangat

    penting apabila curah hujan mulai tinggi, karena ketinggian permukaan air di

    bendungan akan bertambah. Begitu saat curah hujan rendah maka pemantauan

    tingkat ketersediaan air perlu diperhatikan, dengan cara melihat ketinggian

    permukaan air pada waduk.

    Ketinggian permukaan air dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu dengan

    cara tradisional dan cara modern. Sebelum ditemukannya inovasi cara modern,

    pengukuran ketinggian permukaan air dilakukan dengan menempelkan batang

    berskala pada dinding. Cara tradisional ini memiliki kelemahan yaitu skala yang

    ada pada batang pengukur sulit untuk dibaca dengan jelas apabila keadaan air

    tidak tenang dan pencahayaan kurang. Sehingga memungkinkan keterlambatan

    dalam memberikan informasi bahaya kepada masyarakat.

    Penggunaan metode modern dengan memanfaatakan teknologi yang telah

    berkembang akan dapat memimalisasi tingkat kesalahan pembacaan skala dan

    keterlambatan pemberian peringatan kepada masyarakat. Hingga kini teknologi

    pendeteksi ketinggian air masih berkembang. Penelitian yang pernah dilakukan

    menggunakan tranduser ultrasonik (Saumi dan Irhamni, 2009), (Fajar, 2009) dan

    (Tegar dan Rizky, 2011), elektroda resistansi (Zuly dan Eddy, 2010) dan

    (Wiranto, 2008). Pendeteksi ketinggian air menggunakan tranduser ultrasonik

    sudah banyak dikembangkan, namun komponen-komponen yang digunakan

    belum efektif, daya pancaran yang relatif lebih dekat serta menggunakan

    rangkaian-rangkaian elektronika yang rumit. Pemanfaatan elektroda resistansi

  • 2

    sebagai pendeteksi ketinggian permukaan air masih berupa pembatasan tingkat

    ketinggian air (level), sehingga tidak dapat mendeteksi perubahan ketinggian air

    secara kontinu.

    Pada penelitian ini akan diterapkan sistem dengan menanamkan sebuah benda

    bermassa yang dapat terapung di permukan air sebagai pendeksi utama perubahan

    ketinggian air. Deteksi secara mekanik ini akan diteruskan melalui perangkat

    sistem konversi yang terhubung dengan sensor efek hall sehingga menghasilkan

    tegangan hall. Tegangan hall inilah yang akan digunakan sebagai masukan ke

    dalam sistem otomatisasi pintu air bendungan.

    Penelitian ini difokuskan pada pembuatan sistem pengendalian ketinggian air

    dan peringatan dini yang bertujuan untuk memberikan informasi bencana terhadap

    masyarakat atau pihak terkait sehingga dapat mempersiapkan diri dan

    meminimalisasi korban jiwa. Piranti elektronika yang dipakai di dalam sistem ini

    adalah sistem mikrokontroler dan sensor efek hall UGN3503. Mikrokontroler

    difungsikan sebagai pemberi perintah eksekusi melalui fungsi logika yang telah

    ditanamkan di dalamnya. Sensor efek hall UGN3503 bekerja sebagai pengubah

    besaran mekanik menjadi tegangan sebagai input mikrokontroler. Sistem sensor

    ini juga dapat digunakan pada pemantau ketinggian air sebagai solusi

    permasalahan intrusi air laut dan ketersediaan air tanah .

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dirumuskan beberapa masalah

    yang ingin diteliti dalam penelitian tugas akhir ini, yaitu:

    1. Bagaimana membuat sistem konversi ketinggian permukaan air menjadi

    sinyal digital sebagai inputan sistem otomatisasi.

    2. Bagaimana memprogram mikrokontroler agar dapat mengatur tinggi

    permukaan air dengan sebuah sensor yang dapat membaca ketinggian

    permukaan air pada penampungan air.

  • 3

    1.3. Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini peralatan yang dirancang terbatas pada pembuatan prototype

    sistem pengendalian ketinggian air skala laboratorium.

    1.4. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Membuat model sederhana skala laboratorium sistem alat pengendali

    ketinggian permukaan air menggunakan sensor efek hall berbasis

    Mikrokontroler ATmega16.

    2. Melakukan pemrograman terhadap mikrokontroler sehingga dapat

    memberikan peringatan dan kontrol terhadap ketinggian air di wilayah

    tersebut.

    3. Melakukan karakterisasi sistem meliputi waktu respon, histerisis,

    sensitivitas, threshold, resolusi, offset, bias, presisi, akurasi, error.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

    1. Sebagai salahsatu sistem pengendali ketinggian air yang dapat

    menggantikan peranan manusia dalam pengawasan perubahan ketinggian

    air di suatu wilayah.

    2. Sebagai sistem peringatan dini terhadap bencana banjir pada wilayah

    penanaman sistem.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Efek Hall

    Pada tahun 1879 E. H. Hall mengamati efek yang kemudian disebut efek hall. Dia

    menemukan sifat khusus dari tembaga dan kemudian semikonduktor yang

    lainnya. Bahan-bahan tersebut dapat menghasilkan tegangan dalam medan

    magnet. Inilah sifat utama dari germanium dan iridium. Efek hall sebenarnya

    digunakan untuk wattmeter dan gaussmeter, dan sekarang juga digunakan untuk

    aplikasi sensor jarak (proximity sensor). Efek Hall terjadi ketika konduktor

    pembawa arus tertahan pada medan magnet, medan memberi gaya menyamping

    pada muatan-muatan yang mengalir pada konduktor (Tipler, 1991).

    (a)

    (b)

    Gambar 2.1 Skema aliran arus listrik pada pelat (a) tanpa medan listrik (b)

    dipengaruhi medan listrik B

  • 5

    Efek hall terjadi karena gaya lorentz yang timbul pada sebuah penghantar

    berbentuk pelat yang dialiri arus I . Pada Gambar 2.1 terlihat bahwa muatan

    positif bergerak lurus menuju arah sumbu-x positif, sedangkan muatan negatif

    bergerak lurus berlawanan arah dengan muatan positif atau menuju sumbu-x

    negatif. Distribusi muatan di kedua sisi konduktor sama sehingga tidak ada beda

    potensial V pada ujung-ujung pelat konduktor pada sumbu-y. Apabila pelat

    konduktor diberi medan magnet B pada arah sumbu-z positif, maka muatan pada

    pelat penghantar akan mengalami gaya lorentz (Halliday dan Resnick,

    2008), (Giancoli, 2001) dan (Fraden, 1996). Muatan positif akan mengalami gaya

    lorentz kearah sumbu-y negatif dan sebaliknya muatan negatif mengalami gaya

    lorentz ke arah sumbu-y positif. Muatan-muatan yang berlawanan akan

    terdistribusi pada sisi yang berlawanan, sehingga timbul medan listrik dan beda

    potensial pada penghantar. Besarnya beda potensial ini merupakan tegangan hall

    (VH).

    Gambar 2.2 Mekanisme efek hall

    Dalam semua kasus sensor efek hall akan menghasilkan tegangan (VH)

    secara linier dengan perubahan nilai medan magnet yang mengenainya. Hal ini

    dapat dilakukan dengan menggerakkan magnet atau mengubah garis medan

    magnet tetapi nilai dari tegangan hall tidak bergantung pada pergerakan

    magnetnya namun bergantung pada medan magnetnya. Gambar 2.2

  • 6

    menunjukkan bagaimana efek hall bekerja. Sumber tegangan eksternal digunakan

    untuk menghasilkan arus (I) pada bahan konduktor. Tegangan output (VH)

    melewati bagian dari semikonduktor secara tegak lurus dengan arah arus. Ketika

    medan magnet didekatkan maka muatan negatif akan dibelokkan ke satu sisi

    untuk menghasilkan tegangan (VH). Tegangan hall dalam suatu bahan konduktor

    yang mempunyai tebal d dituliskan (Sumedi.dkk, 1996)

    d

    IB

    neVH

    1 ( 2.1)

    Faktor

    ne

    1 yang nilainya bergantung pada jenis bahan konduktor disebut

    tetapan Hall hR . Maka, persamaan (2.1) dapat dituliskan sebagai

    d

    IBRV hH (2.2)

    dengan I adalah arus yang mengalir dalam pelat konduktor (Ampere), B besarnya

    medan magnetik (Tesla), Rh konstanta yang bergantung pada material, dan d tebal

    pelat konduktor (meter). Persamaan (2.2) menyatakan bahwa HV sebanding

    dengan I dan B. Jika I konstan, HV sebanding dengan kuat medan magnetik (B).

    2.2 Sensor Efek Hall

    Semua peralatan efek hall diaktifkan oleh adanya medan magnetik. Medan

    magnetik mempunyai dua karakteristik yang penting yaitu densitas fluks dan

    polaritas. Untuk pengoperasiannya, garis fluks magnetik harus tegak lurus pada

    permukaan paket sensor dan harus memiliki polaritas yang tepat. Sensor efek hall

    yang lengkap dapat dibeli dalam bentuk IC. Salah satu contohnya adalah allegro

    UGN -3503U yang merupakan tipe sensor efek hall linier.

  • 7

    (a) (b)

    Gambar 2.3 (a) Bentuk sensor hall dengan 3 pena komponen, (b) skema

    kerja sensor efek hall

    IC ini memiliki tiga pena komponen internal yang terdiri atas elemen

    sensor efek hall, amplifier dan buffer dalam satu chip. Sensor ini memberikan

    tegangan keluaran yang sebanding dengan kuat medan magnetik. Keluaran sensor

    pada saat medan magnetik masukannya 0 gauss adalah setengah dari Vcc. Untuk

    medan positif (kutub selatan), semakin besar medan maka tegangan keluarannya

    juga semakin besar dan untuk medan negatif (kutub utara), semakin besar medan

    maka tegangan keluarannya semakin kecil.

    Gambar 2.4 (a) Tampilan pin UGN3503 dari sisi atas (b) blok diagram fungsi UGN3503

    2.3 Sistem Konversi

    Jarak maksimum sensitivitas sensor efek hall UGN 3503U hanya 1,8 cm terhadap

    sumber medan magnetik (Suryono, dkk.2009). Berkaitan dengan hal tersebut,

    (a) (b)

  • 8

    maka diperlukan sebuah sistem konversi. Sistem konversi diperlukan agar sensor

    ini dapat memiliki sensitivitas yang panjang dan cukup untuk sistem yang akan

    kita modelkan.

    Dalam sistem mekanik, transformasi gerak dari satu bentuk ke bentuk yang

    lain sering terjadi. Transformasi dari satu gerak ke bentuk gerak yang lain dikenal

    dengan sistem konversi gerak (Klafter dkk., 1991). Sistem ini akan digunakan

    untuk mengkonversi gerak sensor hall dengan lengan sehingga terjadi linieritas

    pada keduanya. Pada konversi gerak ini digunakan dua tipe sistem yaitu roda

    gigi ideal dan roda satu poros.

    Dalam sistem roda gigi ideal perlu ada asumsi-asumsi untuk menjamin

    keabsahan dari rumsus yang akan digunakan (Agus soepriadi,1998). Asumsi

    pertama adalah bahwa setiap roda gigi memiliki bentuk yang tegar, berotasi tepat

    pada poros dan memiliki gigi serta spasi (jarang antar gigi) sama. Asumsi kedua,

    bahwa roda gigi tidak memiliki momen inersia, gaya gesek diabaikan agar tidak

    terjadi kehilangan energi.

    Gambar 2.5 Sistem roda gigi ideal

    Dalam sistem ini akan timbul sebuah perbandingan antara jumlah gigi pada

    masing-masing roda dengan jari-jarinya. Sifat kesebandingan ini dapat dituliskan

    dalam persamaan

    2

    2

    1

    1

    r

    N

    r

    N (2.3)

    dengan ri adalah jari-jari roda ke i, dan merupakan jumlah gigi roda ke-i.

    Dalam hal ini jari-jari diukur dari titik pusat ke gigi terluar dan jumlah gigi adalah

    bilangan bulat.

  • 9

    2211 (2.4)

    Lintasan linier yang ditempuh oleh kedua roda sama

    2211 rr , (2.5)

    apabila jari-jari dianggap konstan, dengan deferensiasi terhadap waktu diperoleh

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    r

    r

    N

    N. (2.6)

    Sistem roda satu poros memiliki tiga konfigurasi dengan

    mengkombinasikan pasangan roda dan dan roda gigi menjadi pasangan satu

    Gambar 2.6 Konfigurasi sistem roda satu poros roda gigi

    Ketentuan fisika yang berlaku pada sistem ini adalah arah rotasi dan kecepatan

    sudut pada masing-masing roda atau roda gigi harus sama. Dari ketentuan tersebut

    diperoleh persamaan konversi sebagai berikut.

    21 . (2.7)

    Persamaan konversi untuk kecepatan linearnya adalah

    2

    112

    r

    rvv , (2.8)

    Atau dengan asumsi x

    tv maka persamaan (2.5) akan menjadi,

    (a) (b) (c)

  • 10

    2

    1

    1

    1

    2

    2

    r

    r

    t

    x

    t

    x (2.9)

    dengan 21 tt ,

    2

    112

    r

    rxx (2.10)

    2.4 Hukum Archimedes

    Pelampung pada sistem ini akan didesain agar dapat selalu mengapung pada

    permukaan air sehingga perlu ditentukan massa jenis pelampung ( yang tepat.

    Hukum archimedes menyatakan bahwa sebuah benda yang tercelup sebagian atau

    seluruhnya akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat

    cair yang di pindahkannya (Halliday,1978). Berdasarkan Hukum Archimedes,

    sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu

    gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya angkat ke atas (Fa) dari zat cair

    tersebut. Besar gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan

    (2.8).

    aa gVF , (2.8)

    dengan adalah besar gaya angkat ke atas, Va volume benda yang tercelup ( ),

    massa jenis zat cair (kg/ ) , g percepatan gravitasi ( N/kg ).

    Benda terapung

    Benda melayang

    Benda tenggelam

    Gambar 2.7 Peristiwa berkaitan dengan Hukum Archimedes

    Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya

    tersebut yaitu terapung, melayang, dan tenggelam. Pada sistem sensor yang akan

  • 11

    dirancang, kita menggunakan konsep terapung untuk diterapkan pada beban

    pelampung. Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika

    gaya angkat ke atas (Fa) lebih besar dari berat benda (W).

    WFa (2.9)

    (2.10)

    Karena maka ,

    . (2.11)

    Agar pelampung dapat terapung maka kita harus menggunakan benda yang

    memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air (1 kg/liter). Sedangkan untuk

    volume benda total dapat menggunakan persamaan

    (2.12)

    (2.13)

    f

    tbb

    VV

    x (2.14)

    Dengan Vt adalah volume benda yang tercelup kedalam zat cair dan Vb adalah

    volume benda total.

  • 12

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Sistem pengendali ketinggian air dengan memanfaatkan sensor efek hall yang

    akan dirancang dibagi menjadi empat bagian kerja yaitu, pendeteksi perubahan

    ketinggian air, sistem konversi rotasi, sistem sensor efek hall, dan sistem

    pengendali ketinggian air. Ketinggian air yang merupakan target deteksi dari

    sistem akan secara langsung dideteksi oleh lengan apung yang terhubung dengan

    roda gigi I. Pada saat ada perubahan ketinggian air, roda gigi I akan menyentuh

    roda gigi II yang akan menjalankan sistem konversi rotasi. Sistem konversi ini

    terhubung dengan sistem sensor efek hall yang akan ikut bergerak secara translasi

    (mendekat dan menjauhi magnet permanen). Pergerakan ini menyebabkan

    perubahan nilai medan magnet yang di terima oleh sensor efek hall, sehingga di

    dapat nilai tegangan hall. Sistem pengendali ketinggian air bekerja berdasarkan

    nilai tegangan hall ini untuk menyalakan relay atau mematikan relay.

    Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan

    Geofisika Program studi Fisika Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian

    dilaksanakan mulai bulan Agustus 2013 sampai Mei 2014. Penelitian dibagi

    dalam empat tahapan yaitu karakterisasi sensor efek hall (subbab 3.1), pembuatan

    prototype sistem (subbab 3.2), pembuatan program mikrokontroler (subbab 3.3),

    pengambilan data (subbab 3.4) dan kalibrasi dan karakterisasi sistem sensor

    (subbab 3.5)

    Gambar 3.1 Diagram blok sistem pengendalian ketinggian air

  • 13

    3.1 Karakterisasi sensor efek hall (UGN 3503)

    Pada tahapan ini dilakukan karakterisasi sensor efek hall dengan tujuan untuk

    mendapatkan hubungan antara xo (jarak sensor terhadap magnet permanen) dan VH

    (tegangan keluaran sensor UGN 3503). Prosedur yang dilakukan adalah dengan

    memvariasikan jarak (x) yaitu menggeser sensor mendekati dan menjauhi magnet

    permanen. UGN 3503 akan menghasilkan VH setengah dari Vi (tegangan masukan)

    (Allegro MicroSystems, Inc, Data sheet 3503 ). Sensor UGN diberi Vi sebesar 6

    Volt dan menghasilkan VH sebesar 3 Volt. Tahap ini diperlukan sebelum membuat

    sistem konversi mekanik. Apabila sensor telah merespon maka dilanjutkan dengan

    pemasangan sistem konversi berupa rangkaian roda gigi .

    Gambar 3.2 Mekanisme karakterisasi sensor efek hall UGN 3503

    3.2 Pembuatan prototype sistem sensor

    Pada tahap ini dibuat rancangan desain sistem pemantau ketinggian permukaan air

    berbasis mikrokontroler. Sistem ini terdiri atas lengan apung, sistem konversi

    gerak mekanik, sensor hall UGN 3503, magnet permanen dan sistem otomatisasi

    menggunakan mikrokontroler. Perancangan hardware seperti pada Gambar 3.2

    menggunakan bahan non logam kecuali penghubung antar bagian hardware.

    Pertimbangan menggunakan bahan non logam adalah agar sensor hanya

    mendeteksi medan magnet dari magnet permanen. Lengan apung dibuat

    menggunakan bahan plastik agar mudah mengapung di atas permukaan air.

  • 14

    Gambar 3.3 Rancangan sistem pemantau ketinggian permukaan air

    3.2.1 Lengan Apung

    Lengan apung memliki fungsi sebagai pendeteksi awal perubahan

    ketingian permukaan air. Bahan yang digunakan harus dapat mengapung

    sempurna di atas permukaan air. Poros lengan apung harus dibuat

    terhubung erat dengan roda gigi1 agar seluruh perubahan ketinggian dapat

    dikonversi oleh sistem konversi. Panjang lengan ini akan menentukan nilai

    yang diterima oleh sistem sensor sebagai masukan.

    Gambar 3.4 Rancangan lengan apung

    G1

    G2

    Sensor hall

    UGN 3503

    Magnet permanen

    1000 gauss

  • 15

    3.2.2 Sistem Konversi

    Sistem konversi ini akan dibuat dengan menggunakan perbandingan jari

    jari roda gigi yang telah diperoleh dari persamaan gerak melingkar pada

    rancangan sistem. Akan ada dua roda gigi yang digunakan dalam sistem

    konversi mekanik ini. Roda gigi 1 dan roda gigi 2 akan disusun

    bersentuhan (nilai sama). Sedangkan sistem gerak sensor efek hall akan

    dipasang dengan jarak sebesar R dari pusat roda gigi 2. Perbandingan nilai

    jari-jari dari setiap roda akan disesuaikan dengan nilai konversi yang

    diinginkan, yaitu . Roda gigi yang akan

    digunakan akan disusun seperti Gambar 3.4

    Gambar 3.5 Sistem konversi mekanik

    3.3 Pembuatan program mikrokontroler

    Mikrokontroler merupakan sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di

    dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang

    digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi

    komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan

    antarmuka I/O (Hendawan,2007). Mikrokontroler tipe ATmega16 memiliki

    G2

    G1

    Sensor hall

    UGN 3503

    Magnet permanen

    1000 gauss

    Konektor dengan

    sistem mikrokontroler

  • 16

    Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D, dengan

    masing-masing port memiliki 8 buah saluran. Port pada mikrokontroler ini akan

    difungsikan sebagai saluran masukan dan keluaran mikrokontroler. Port A.1 akan

    digunakan sebagai masukan yang berasal dari sensor hall berupa nilai analog

    tegangan hall. Masukan ini diolah oleh ADC yang memang sudah terhubung pada

    port A.1.

    Gambar 3.6 Konfigurasi Pin ATMega16

    Masukan ini diproses oleh mikrokontrol sesuai dengan logika yang telah

    ditanamkan sebelumnya. Hasil pengolahan ini divisualisikan menjadi empat

    keluaran pada Liquid Crystal Display (LCD) , Alarm dan Relay. LCD yang akan

    digunakan dalam sistem ini memiliki kapasitas tampilan karakter. Port C

    difungsikan sebagai saluran untuk menampilkan karakter pada LCD. Alarm dan

    relay ditempatkan pada pada port A sebagai salurannya. Alarm terhubung dengan

    port A.6 dan relay terhubung dengan port A.7. Pada port A ini keluaran yang

    disampaikan pada eksekutor (alarm dan relay) berupa tegangan sebagai saklar on-

    off .

  • 17

    Gambar 3.7 LCD 16 x 2

    Perancangan program mikrokontroler ATmega16 dikerjakan dengan

    menggunakan software BASCOM AVR 1.11.9.5. Software ini menggunakan

    bahasa BASIC sebagai bahasa pemrogramannya. Perancangan program sensor

    pemantau ketinggian permukaan air diawali dengan mempelajari perintah apa saja

    yang ada di dalam bahasa BASIC melalui indeks yang ada pada aplikasi ini.

    Program dibuat agar mengenal adanya masukan kontinu terhadap waktu yang

    akan dibaca oleh mikrokontroler. Masukan dari sensor ini diproses selanjutnya

    oleh logika yang telah dirancang dan ditanam ke dalam mikrokontroler

    ATmega16.

    Gambar 3.8 (a) Buzzer 15 volt, (b) relay doubel 8 pin

    Mikrokontroler ATMEGA16 yang telah terprogram dengan logika ini berperan

    sebagai pengendali ketinggian permukaan air. Pengendalian ini berupa

    pembuangan volume air ketika ketinggian permukaan air telah mencapai batas

    maksimum tempat penampungan. ATmega16 akan terus memberikan perintah

    kepada pompa air untuk beroperasi sampai ketinggian air berada pada level aman

    (a) (b)

  • 18

    kembali. Pada sistem ini ketinggian air dikelompokkan menjadi tiga yaitu aman,

    siaga dan bahaya. Level aman berkisar antara ketinggian 0 - 15 cm, ditunjukkan

    LED w j m pada LCD. LED warna

    kuning menunjukkan ketinggian air dalam level siaga (15 20 cm), begitu juga

    LCD m m L v y y

    ketinggian diatas 20 cm, sistem akan menyalakan buzzer, LED warna merah akan

    menyala sebagai indikator keadaaan bahaya, dan teks pada LCD berubah menjadi

    bahaya. Berikut diagram alir logika yang ditanamkan pada mikrokontroler sebagai

    sistem pengendalian ketinggian air.

  • 19

    Mulai

    Memproses sinyal analog menjadi digital oleh

    ADC pada mikrokontrol.

    Input:

    Sinyal analog dari sensor hall

    berupa VH (tegangan hall)

    Output:

    Sinyal digital

    Fungsi kalibrasi

    Ketinggian permukaan air

    Menampilkan nilai ketinggian air pada LCD

    Apakah ketinggian

    air > 15 cm ?

    Apakah ketinggian

    air < 15 cm ?

    Apakah ketinggian

    air > 20 cm ?

    Menyalakan LED

    warna hijauMenyalakan LED

    warna Kuning

    Menyalakan LED

    warna Merah

    Mematikan relay

    pompa air

    Menyalakan relay

    pompa air

    Ya Ya Ya

    Mematikan Alarm Menyalakan Alarm

    Tidak

    Tidak

    Aman

    Selesai

    Siaga

    Selesai

    Bahaya

    Selesai

    Tidak

    Memulai

    loop

    Gambar 3.9 Diagram Alir logika program sistem pengendalian ketinggian air.

  • 20

    3.4 Pengambilan data

    Perubahan ketinggian permukaan air akan mengakibatkan pergeseran

    sensor hall sehingga nilai tengangan keluaran Vo (tegangan hall) berubah.

    Nilai Vo diperoleh dengan memvariasikan perubahan ketinggian lengan

    apung tiap 1 cm. Pergeseran dimulai dari ketinggian 0 cm (dasar

    akuarium) sampai 28 cm (batas ketinggian akuarium) untuk data naik dan

    turun.

    Pembacaan perubahan ketinggian permukaan air menggunakan penggaris

    dengan nst 0,1 mm, sedangkan Vo diukur dengan menggunakan bantuan

    program Labview7.1 dengan nst . Data yang diperoleh berupa nilai

    perubahan ketinggian dan tegangan keluaran sensor ini digunakan untuk

    menentukan fungsi transfer, fungsi kalibrasi, sensitifitas dan histerisis.

    3.5 Karakterisasi sistem sensor

    3.5.1 Tahap Kalibrasi

    Tahap kalibrasi sistem dilakukan pada skala laboratorium. Kalibrasi

    dilakukan dengan menjalankan seluruh sistem yang telah dirancang dan

    disusun. Pada tahap kalibrasi ini, target yang ingin diperoleh adalah

    hubungan perubahan ketinggian air dengan besar tegangan hall yang

    dihasilkan oleh sensor efek hall. Data yang diperoleh akan dipetakan

    dalam bentuk grafik menggunakan microsoft excel 2010 untuk

    memperoleh fungsi transfer. Fungsi transfer sistem inilah yang akan

    digunakan untuk mendapatkan fungsi kalibrasi untuk ditanamkan pada

    logika mikrokontrol. Setelah menanamkan program, maka sistem

    otomatisasi siap dirangkaikan dengan sistem akuisisi data.

    3.5.2 Tahap Karakterisasi sistem

    Setelah kalibrasi, kemudian dilakukan karakterisasi alat yang telah dibuat.

    Karakterisasi meliputi waktu respon, histerisis, sensitivitas, threshold,

    resolusi, range(span), offset, bias, presisi, akurasi, error.

  • 21

    Waktu respon

    Waktu respon didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh sensor

    untuk menanggapi isyarat masukan dari kondisi awal ke 90% kondisi

    akhir. Waktu respon diuji dengan mengubah ketinggian permukaan air

    secara mendadak saat keluaran sensor dalam keadaan setimbang sampai

    ketinggian tertentu. Nilai keluaran sensor akan berubah menuju ke titik

    kesetimbangan. Waktu respon ditentukan dengan metode grafik dengan

    mengambil titik saat ketinggian stabil ( ) dan titik stabil berikutnya ( ).

    Waktu respon ( didapat dengan persamaan

    (3.1)

    Dengan adalah selisih waktu antara kedua titik.

    Histerisis

    Histerisis merupakan kurva perbandingan antara masukan dengan

    keluaran, untuk perubahan masukan naik dan turun. Histerisis didapatkan

    dengan menaikkan ketinggian permukaan air dari ketinggian 0 sampai

    ketinggian maksimal dengan dicatat tegangannya pada setiap perubahan

    ketinggian air. Selanjutnya memvariasikan ketinggian air divariasikan dari

    ketinggian maksimal sampai ketinggian 0 dengan dicatat tegangan

    keluarannya pada setiap perubahan ketinggian air. Selanjutnya dibuat

    kurva perbandingan antara nilai tegangan keluaran VH dan ketinggian

    permukaan air. Kurva ini yang kemudian disebut sebagai histerisis.

    Sensitivitas

    Sensitivitas adalah perbandingan keluaran alat ukur dengan masukannya.

    Cara menentukan sensitivitas adalah dengan memvariasikan ketinggian air

    (xi) setiap 1 cm lalu diukur besar tegangan keluarannya (VH). proses ini

    dilakukan dari ketinggian air minimal sampai batas maksimal (skala

    laboratorium). Nilai sensitivitas sistem diperoleh dengan membandingkan

    nilai xi dengan VH dalam sebuah grafik. Kemudian nilai slope grafik dicari.

    Nilai slope tersebut merupakan nilai sensitivitas sistem sensor.

  • 22

    Threshold

    Threshold adalah masukan terkecil yang dapat terdeteksi oleh alat ukur.

    Threshold dicari dengan cara mengubah ketinggian air (xi) secara perlahan

    mulai dari ketinggian 0 cm. Perubahan ketinggian dilakukan sampai sensor

    memperoleh tegangan keluaran VH .Nilai ketinggian air (xi) saat sistem

    merespon itulah yang disebut sebagai nilai threshold sistem.

    Resolusi

    Resolusi adalah perubahan masukan terkecil yang dapat dideteksi oleh alat

    ukur. Resolusi didapatkan dengan mengubah ketinggian air secara

    perlahan dari nilai threshold sampai sistem merespon kembali.

    Range (Span)

    Range menyatakan panjang daerah ukur yang bisa dilakukan oleh sistem.

    Range diperoleh dengan cara mengambil jarak perubahan minimum

    sampai maksimum.

    Offset

    Offset adalah range harga keluaran yang memungkinkan berasal dari

    masukan yang sama. Range didapat dengan memberikan satu masukan

    (ketinggian air xi) lalu diambil beberapa nilai tegangan keluaran VH,

    sehingga diperoleh nilai minimal dan maksimal dari tegangan keluaran VH

    untuk satu jenis masukan.

    Nilai bias, presisi, akurasi, error , standar deviasi diperoleh dengan

    menganalisis data yang diambil saat melakukan kalibrasi alat. Data yang

    diambil meliputi masukan (xi), keluaran (xo), jumlah pengambilan data (N)

    keluaran (xo) untuk setiap (xi). Persamaan yang digunakan untuk

    menentukan nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:

    Bias

    Bias adalah perbedaan harga rata-rata keluaran alat ukur untuk masukan

    yang sama dengan harga benar

    Bias = (3.2)

  • 23

    Presisi

    Presisi adalah derajat kedekatan data dalam satu kelompok data

    pengukuran untuk masukan yang sama.

    Presisi = %100x3

    1

    X

    (3.3)

    Akurasi

    Akurasi adalah derajat kedekatan harga penunjukkan alat ukur dengan

    harga benar (penunjukkan alat standar)

    Akurasi = %100x3

    1

    benarX

    bias (3.4)

    Error (kesalahan)

    Error adalah beda keluaran pengukuran dengan harga sebenarnya.

    Error = %100x3

    benarX

    bias (3.5)

    Dengan, standar deviasi

    1

    1

    2

    N

    XXN

    i i

    (3.6)

    nilai X rata-rata

    N

    XX

    N

    i i 1 (3.7)

  • 24

    Secara keseluruhan tahapan-tahapan pembuatan sistem pengendali ketinggian

    permukaan air menggunakan alat dan bahan yang diberikan pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.1 Alat dan bahan

    Alat

    Laptop

    Software BASCOM AVR 1.11.9.5

    Software LabVIEW 7.1

    Ni-USB 6001

    USB ASP downloader

    Multimeter digital (1mV)

    Adaptor (500mA , 3-12 VDC)

    Penggaris (1 mm)

    Lem tembak

    Pemotong acrylic

    Bor ( ukuran 7 dan 8 )

    Gergaji

    Bahan

    Akuarium 4 mm ( 60 x 25 x 30 ) cm

    Acrylic glass 2 mm

    Roda gigi (diameter 4,6 cm dan 9 cm)

    Magnet permanen (6000 gauss)

    Sensor Hall UGN 3503

    Konektor (socket, kabel)

    Relay double 8 pin 5 volt

    Mikrokontroler ATmega16

    Liquid Crystal Display (20 2 karakter) Pipa paralon (5/8 med)

    Piezo Transducer - 15V Buzzer (2800Hz)

  • 25

    Mulai

    Persiapan:

    - Studi pustaka

    - Alat dan Bahan

    - Install software Bascom AVR 1.11.9.5

    Merancang desain sistem pengendali ketinggian air

    menggunakan efek hall

    Membuat program pada

    Bascom avr 1.11.9.5

    Mengkarakterisasi nilai tegangan hall terhadap

    perubahan nilai medan magnet permanen

    Membuat sistem Konversi

    Membuat lengan apung

    Perubahan ketinggian air pada

    prototype

    Sistem sensor

    VH

    Tegangan hall

    Membuat fungsi transfer dan fungsi kalibrasi

    Mengkalibrasi dan mengkarakterisasi sistem

    Selesai

    Xo

    Program pengendalian

    ketinggian airFungsi kalibrasi

    Gambar 3.10 Diagram alir Pelaksanaan Penelitian

  • 26

    26

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Sistem pengendali ketinggian permukaan air dengan memanfaatkan efek hall

    dapat mendeteksi perubahan tinggi permukaan air. Sistem ini juga dapat

    mengendalikannya dengan bantuan mikrokontroler yang terintegrasi. Prototype

    sistem pengendalian ketinggian permukaan air menggunakan sensor efek hall

    berbasis mikrokontroler ATmega16 telah selesai di rancang. Pembuatan prototype

    ini melalui beberapa tahapan yaitu karakterisasi sensor efek hall, pembuatan

    sistem, pembuatan program mikrokontroler, pengambilan data dan kalibrasi serta

    karakterisasi sistem sensor.

    Pada bab ini akan dibahas hasil dari setiap tahapan yang telah

    dilaksanakan dalam penelitian. Subbab 4.1 membahas tentang pengkarakterisasian

    sensor efek hall UGN 3503. Subbab 4.2 membahas proses pembuatan prototype

    sistem. Subbab 4.3 menjelaskan proses pengambilan data. Subbab 4.4

    menjelaskan tentang pembuatan program mikrokontrol untuk pengendalian

    sistem. Subbab 4.5 membahas tentang kalibrasi dan karakterisasi sistem sensor.

    4.1 Karakterisasi sensor efek hall

    Gambar 4.1 Grafik Antara xo dengan VH

  • 27

    Karakterisasi dilakukan dengan memvariasikan jarak xo terhadap magnet

    permanen. Grafik pada gambar 4.1 memperlihatkan hubungan antara perubahan

    xo dengan VH keluaran sensor. Gambar 4.1 menampilkan data pergeseran sensor

    sejauh 08 cm pada sumbu absis dan tegangan hall VH pada sumbu ordinatnya

    dalam satuan volt ( . Berdasarkan data yang diperoleh (dapat di lihat pada

    lampiran I) disimpulkan jarak sensitif sensor berada pada 2 4 cm. Dengan

    melihat hasil ini maka xo sistem dibuat dengan jarak pergeseran translasi dalam

    jarak 2 cm sampai 4 cm.

    4.2 Pembuatan prototype sistem sensor

    Prototype sistem pengendali ketinggian permukaan air menggunakan sensor efek

    hall berbasis mikrokontroler ATmega16 ditunjukkan pada Gambar 4.2. Sensor

    ini terdiri dari lengan apung yang berbentuk batang berongga dengan bola

    berongga berdiameter 3,5 cm pada salah satu ujungnya sebagai pengapung.

    Batang berongga yang digunakan adalah pipa paralon dengan ukuran panjang 47

    cm. Pemilihan penggunaan batang berongga dengan bahan ringan karena

    dibutuhkan nilai b yang lebih kecil dibandingkan air sesuai persamaan (2.11).

    Lengan apung ini memiliki poros pada jarak 40 cm dari ujung pengapung. Poros

    ini yang menghubungkan dengan sistem konversi gerak pada sistem.

    Gambar 4.2 Prototype sistem pengendali ketinggian permukaan air

    Fungsi lengan apung pada sistem adalah sebagai bagian yang merespon

    secara langsung perubahan ketinggian permukaan air. Lengan apung akan

  • 28

    bergerak naik dan turun dengan persamaan gerak melingkar . Gerak melingkar

    inilah yang akan dikonversi oleh sistem konversi menjadi gerak translasi naik dan

    turun.

    Gambar 4.3 (a) Sistem konversi, (b) Lengan apung.

    Sistem konversi terdiri atas dua buah roda gigi yang tersusun saling

    bersinggungan, SG-06 yang terhubung lengan apung dengan SG-05 yang

    terhubung sensor hall. SG-06 terhubung dengan lengan apung oleh batang poros

    yang dapat bergerak bebas terhadap lubang poros. SG-06 dan lengan apung tidak

    dapat bergerak bebas terhadap batang poros. Sedangkan SG-05 dapat bergerak

    bebas terhadap batang poros yang terkunci pada lubang poros. SG-06 memiliki

    gigi sebanyak 45 buah, diameter 4,6 cm dan tebal 7 mm, sedangkan SG-05 bergigi

    100 buah, diameter 9 cm dengan tebal yang sama. Sistem ini memiliki persamaan

    konversi

    . (4.1)

    Dari persamaan ini didapatkan bahwa jarak maksimal pergeseran sensor sampai

    3,3 cm pada ketinggian 28 cm dan jarak minimal sensor 1,8 cm pada ketinggian 0

    cm.

    Gerak translasi mengakibatkan bergesernya sensor efek hall terhadap

    magnet permanen. Untuk medan positif (kutub selatan), semakin besar medan

    maka tegangan keluarannya juga semakin besar dan untuk medan negatif (kutub

    utara), semakin besar medan maka tegangan keluarannya akan semakin kecil

    (Suryono,2009). Sistem menggunakan kutub positif dari magnet permanen

    (a) (b)

  • 29

    sebagai medan magnet yang menjadi acuan sensor hall, sehingga nilai VH akan

    semakin kecil jika sensor bergerak menjauhi magnet permanen.

    Tegangan hall yang diperoleh dari bagian akuisisi perubahan ketinggian

    air akan diolah oleh mikrokontroler. Pengolahan tegangan dilakukan oleh IC

    mikrokontroler ATmega16 yang terpasang pada board minimum system.

    Selanjutnya mikrokontrol akan mendefinisikan perubahan tegangan menjadi

    perubahan ketinggian dengan persamaan yang dimasukkan ke dalam programnya

    melalui USB ASP downloader.

    Gambar 4.4 mikrokontroler sitem

    Sistem pengendalian ini menggunakan sumber listrik 220 volt AC yang

    kemudian disesuaikan dengan kebutuhan perangkat. Sensor efek hall

    membutuhkan tegangan sebesar 4 sampai 6 volt DC (allegro data sheet 3503).

    Sitem memanfaatkan adaptor 0 sampai 12 volt DC untuk mengatur masukan

    sensor. Sedangkan board mikrokontrol membutuhkan tegangan sebesar 9 volt DC

    yang didapat dari power supply. Buzzer (alarm) mengambil tegangan keluaran

    langsung dari pin mikrokontroler sebesar 5 volt DC. Pompa air yang

    membutuhkan tegangan sumber 220 volt AC akan diaktifkan oleh relay 8 pin saat

    ketinggian permukaan air mencapai batas maksimum.

    4.3 Pengambilan data

    Pengambilan data dilakukan dengan memvariasikan ketinggian permukaan air.

    Perubahan ketinggian permukaan air (H) akan mengakibatkan perubahan dua

    variabel lainnya yaitu VH dan xo. Pengambilan data variabel VH dilakukan 20 kali

    disetiap perubahan H saat naik dan turun, sedangkan untuk variabel xo dilakukan

  • 30

    sebanyak 3 kali. Nilai H divariasikan dengan interval naik 1 cm mulai dari 0

    sampai 28 cm, dan 1 cm dari 28 sampai 0 cm. Sehingga diperoleh data pada

    lampiran II yang menggambarkan perubahan nilai pada setiap variasi ketinggian.

    Gambar 4.5 Grafik hubungan ketinggian air (H) naik dan turun dengan

    tegangan hall (VH)

    Seperti terlihat pada Gambar 4.5 pada ketinggian 0 cm sistem

    memberikan keluaran sebesar 4,94 dan pada ketinggian maksimum 28 cm

    sistem memberikan keluaran VH sebesar 4,18 . Gambar 4.5 memperlihatkan

    keadaan keluaran sensor saat diberikan masukan naik dan turun. Grafik yang

    terlihat pada Gambar 4.5 merupakan grafik histerisis sistem sensor. Terlihat

    bahwa nilai keluaran sistem tidah jauh berbeda saat diberikan masukan naik dan

    turun. Grafik ini disebut juga sebagai grafik fungsi transfer sistem sensor yang

    bersifat linier. Grafik ini memiliki persamaan sebagai berikut

    . (4.4)

    Nilai menyatakan korelasi yang baik dari data-data tersebut.

    4.4 Pembuatan program mikrokontroler

    Pembuatan program mikrokontroler dilakukan dengan menggunakan software

    BASCOM AVR 1.11.9.5. Program dibuat sesuai dengan diagram alir pada

  • 31

    Gambar 3.8. Sebelum ditanamkan kedalam IC ATmega16 dengan menggunakan

    USB ASP downloader, program terlebih dahulu diuji dengan menggunakan

    simulator. Pengujian program dilakukan untuk memastikan hasil running

    program sesuai dengan yang diinginkan. Termasuk di dalamnya adalah tampilan

    pada LCD yang akan memberikan informasi kepada pengguna.

    Pembuatan program dimulai dengan membuat struktur program. Setiap

    bahasa pemprograman mempunyai standar penulisan program. Konstruksi

    dari program bahasa BASIC memiliki urutan aturan seperti pada gambar 4.6.

    Gambar 4.6 Blok aturan pemprograman menggunakan Bascom avr.

    Konstruksi ini harus dilakukan secara urut agar dapat di terjemahkan oleh

    mikrokontroler. Perintah $regfile direktif harus menjadi pernyataan pertama

    dalam program. Perintah ini merupakan pengarah preprosesor bahasa BASIC

    yang memerintahkan untuk meyisipkan file lain, dalam hal ini file m16def.dat

    yang berisi deklarasi register dari mikrokontroller ATmega16. Pengarah

    preprosesor lain yang digunakan adalah $crystal yang merupakan instruksi untuk

    memilih frekuensi kristal yang digunakan dan $baud yang merupakan instruksi

    kecepatan komunikasi IC.

    Bagian inisiasi merupakan bagian yang mendeskripsikan suatu nilai awal

    sebelum bisa digunakan dalam perintah berikutnya. Dalam program yang telah

    dibuat, pada bagian inisiasi didefinisikan nilai benar dari setiap port yang

    digunakan. Termasuk di dalamnya mengkonfigurasikan perintah internal

    mikrokontrol yang mendukung kerja program. Selanjutnya dilakukan

    pendeklarasian variabel yang digunakan dalam pemprograman. Ada lima variabel

  • 32

    yang digunakan dalam program ini. Setiap variabel didefinisikan sesuai dengan

    jenisnya dalam program.

    Perintah untuk menjalankan program terdapat pada bagian Do. Bagian ini

    hanya berisi perintah untuk memulai menjalankan setiap pernyataan-pernyataan

    yang didefinisikan di dalam bagian selanjutnya. Blok penyataan-pernyataan

    merupakan bagian inti dari pemprograman. Seluruh logika dan perintah program

    didefinisikan dalam bagian ini. Logika pertama adalah mengubah masukan yang

    berupa analog menjadi bentuk digital. Angka digital yang menggambarkan

    perubahan tegangan masukan akan dimasukkan ke dalam persamaan 4.3 yang

    merupakan persamaan kalibrasi sistem.

    . (4.3)

    Persamaan ini menghasilkan nilai ketinggian permukaan air terukur. Nilai ini yang

    selanjutnya oleh program digunakan sebagai parameter menjalankan perintah-

    perintah selanjutnya.

    Mikrokontrol akan menjalankan perintah yang dikelompokkan menjadi

    tiga jenis berdasarkan ketinggian permukaan air terukur. Pertama jika ketinggian

    terukur 0 sampai 15 cm maka lampu LED warna hijau akan menyala yang

    menandakan keadaan aman dan ditampilkan pada layar LCD. Keadaan

    selanjutnya jika ketinggian terukur melebihi 15 cm dan kurang dari 20 cm maka

    lampu LED warna kuning akan menyala sebagai tanda keadaan siaga. Peringatan

    juga ditampilkan pada layar LCD pada baris kedua sebelah kanan. Keadaan

    terakhir saat ketinggian air melebihi 20 cm maka LED warna merah akan menyala

    dan mengaktifkan pompa air untuk mengurangi ketinggian air. Pompa akan terus

    aktif sampai ketinggian air berada di bawah 15 cm.

    Sistem pengendali ketinggian permukaan air bersifat pengukuran kontinue,

    maka diperlukan perintah agar sistem dapat bekerja secara terus menerus. Perintah

    loop pada bagian selanjutnya menjadi solusi untuk masalah tersebut. Loop akan

    mengatur proses pembacaan perubahan ketinggian terus berulang-ulang dan tidak

    berhenti selama daya pada sistem terjaga. Blok terakhir adalah End , fungsi blok

    ini ialah untuk menutup seluruh perintah yang didefinisikan setelah blok Do.

    Perintah ini harus tetap dipakai walau sistem menggunakan perintah looping.

  • 33

    4.5 Kalibrasi dan karakterisasi sistem

    Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai

    yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang

    diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan

    dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu (VIM,2008) (ISO/IEC,2005).

    Kalibrasi yang dilakukan berupa kalibrasi teknis yaitu kalibrasi peralatan ukur

    yang tidak terkait dengan perdagangan. Kalibrasi sistem pengendali ketinggian

    permukaan air dilakukan dengan mengatur semua peralatan sesuai dengan data

    awal yaitu saat ketinggian 0 cm, jarak sensor 2,1 cm dan tegangan keluaran

    sebesar 4,94 volt. Setelah sistem terkalibrasi perlu diambil persamaan kalibrasinya

    untuk dimasukkan sebagai logika dalam pemprograman. Langkah ini perlu

    dilakukan untuk dapat mengubah data tegangan yang diperoleh menjadi data

    ketinggian air yang dapat langsung dipahami oleh pengamat. Persamaan kalibrasi

    diperoleh dengan menggunakan data pada tabel 4.1.

    Tabel 4.1 data rata-rata fungsi kalibrasi sistem sensor

    h (cm) Vout sistem (volt) h (cm) Vout sistem (volt)

    0 4,939 15 4,403

    1 4,886 16 4,400

    2 4,859 17 4,392

    3 4,842 18 4,387

    4 4,722 19 4,363

    5 4,699 20 4,343

    6 4,685 21 4,352

    7 4,670 22 4,325

    8 4,616 23 4,304

    9 4,570 24 4,280

    10 4,551 25 4,251

    11 4,511 26 4,228

    12 4,467 27 4,205

    13 4,441 28 4,186

    14 4,402

  • 34

    Data pada tabel 4.1 kemudian diolah menggunakan Microsoft excel 2010 untuk

    mendapatkan grafik seperti Gambar 4.7. Grafik kalibrasi yang diperoleh

    memiliki persamaan kalibrasi pada persamaan 4.3.

    Gambar 4.7 Grafik fungsi kalibrasi sistem sensor

    Karakterisasi statik untuk beberapa masukan yang tetap ditampilkan data pada

    tabel 4.2. karakterisasi statis secara lengkap pada setiap ketinggian dapat dilihat

    pada lampiran III.

    Tabel 4.2 Karakterisasi statis pada ketinggian 10, 15, 20 cm

    Data Standar

    deviasi

    ( ) Bias

    Akurasi

    (%)

    error

    (%)

    Presisi

    (%) Sebenarnya Terukur

    (rata-rata)

    10 9,989 0,188 0,011 94,249 5,751 94,355

    15 16,387 0,217 -1,387 86,417 13,583 96,034

    20 19,405 0,208 0,595 93,902 6,098 96,780

    Melakukan karakterisasi statis bertujuan untuk memberikan gambaran yang

    bermakna mengenai kualitas pengukuran. Karakteristik statis ini adalah

    karateristik yang harus diperhatikan apabila sistem ini digunakan untuk mengukur

  • 35

    suatu ketinggian permukaan air yang tidak berubah karena waktu atau hanya

    berubah secara lambat laun. Karakterisasi yang telah dilakukan meliputi standar

    deviasi ( ), bias, akurasi, error, presisi. Standar deviasi sistem ini berkisar antara

    0,056 cm sampai 0,331 cm dan untuk selisih nilai benar dengan rata-rata nilai

    terukur berada antara 0,007 cm sampai 2,356 cm. Akurasi tertinggi dan error

    terendah ada pada ketinggian permukaan air 26 cm yaitu 96,551 % dan 3,449 %,

    sedangkan pada ketinggian 1 cm menghasilkan nilai akurasi terendah dan error

    tertinggi yang masing-masing bernilai 39,255% dan 60,745%. Karakterisasi statis

    yang terakhir yaitu tingkat perbedaan yang sekecil-kecilnya antara nilai

    pengamatan dengan nilai sebenarnya. Sistem ini memiliki nilai presisi teresar

    98,268 % pada ketinggian permukaan 24 cm, 86,051% pada 1 cm sebagai nilai

    presisi terendah.

    Nilai akurasi terendah yang terjadi saat ketinggian permukaan air 1 cm disebabkan

    oleh tidak presisinya sistem konversi. Pada sistem konversi yang telah dibuat,

    antara SG-06 dengan SG-05 tidak dapat saling mengait secara sempurna. Hal ini

    disebabkan karena pembuatan lubang poros yang kurang tepat, sehingga terjadi

    selisih gerak antara SG-05 dan SG-06. Selisih gerak ini yang menyebabkan

    perbedaan nilai tegangan keluaran sensor VH dengan ketinggian permukaan air H.

    Permasalahan ini juga mengakibatkan karakterisasi dinamis sistem, khususnya

    waktu respon sensor menjadi semakin lambat.

    Berikut karakteristik dinamis untuk masukan berubah-ubah, meliputi

    sensitivitas, threshold, resolusi, range, histerisis.

    Tabel 4.3 Karakterisasi dinamis sistem sensor.

    No Jenis Karakterisasi Dinamis Nilai

    1 Sensitivitas 0,01 Volt/cm

    2 Threshold 1 cm

    3 Resolusi 1 mm

    4 Range (Span) 0 - 28 cm

    Histerisis merupakan grafik yang menggambarkan perbandingan antara keluaran

    dengan masukan sitem sensor untuk masukan naik dan turun. Berdasarkan

  • 36

    gambar 4.5 sistem tidak mengalami histerisis, karena memiliki keluaran yang

    sama pada setiap keadaan yang bernilai sama saat naik maupun turun.

    Kestabilan sensor diuji dengan menggunakan bantuan aplikasi LabView

    yang terintegrasi dengan DAQ assistant. Kestabilan sensor diuji dengan

    memberikan input ketinggian tetap pada 26 cm selama 5 menit.

    Gambar 4.8 Grafik kestabilan sensor

    Gambar 4.8 memperlihatkan bahwa sistem tersebut memiliki kestabilan yang

    cukup baik, hal ini diperlihatkan dengan tidak berubahnya nilai keluaran sistem

    secara signifikan.

    Waktu respon (t90) adalah 90% dari selang waktu yang dibutuhkan sensor

    untuk kembali stabil setelah dikenakan perubahan masukan secara tiba-tiba.

  • 37

    Gambar 4.9 Grafik waktu respon sensor (t90)

    Grafik pada Gambar 4.9 diperoleh dengan memberikan perubahan

    ketinggian secara mendadak dari keadaan stabil pada 2 cm menjadi 26 cm.

    Berdasarkan dari grafik dan analisis data, diperoleh nilai xi1 (titik stabil awal)

    berada pada tegangan 4,724 volt saat 8,617 detik dan xi2 (titik stabil akhir) berada

    pada tegangan 4,121 saat 9,714 detik.

    Waktu respon diperoleh dari .

    t90 = = ( ) = detik.

    Jadi waktu respon yang dibutuhkan sistem untuk membaca perubahan ketinggian

    air adalah detik. Sistem yang memiliki waktu respon kurang dari 1 detik

    dapat dikatakan memiliki respon yang baik terhadap perubahan masukan.

  • 38

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    V.1 Kesimpulan

    1) Desain prototype sistem pengendalian ketinggian permukaan air

    menggunakan sensor efek hall berbasis mikrokontroler ATmega16 telah

    selesai dibuat dalam skala laboratorium.

    2) Sistem pengendali ketinggian permukaan air berbasis mikrokontroler

    ATmega16 telah terprogram untuk bisa mendeteksi perubahan ketinggian

    permukaan air dan memberikan peringatan melalui buzzer dan kontrol

    terhadapnya.

    3) Karakteristik dari sistem ini adalah akan menghasilkan tegangan yang

    semakin besar seiring dengan bertambahnya ketinggian permukaan air

    terukur secara linier. Karakteristik dinamis lainnya adalah :

    a) Akurasi terbaik pada saat H = 26 cm yaitu 96,551 %

    b) Threshold yang dimiliki sistem adalah 1cm

    c) Resolusi sistem sebesar 1mm

    d) Sensitivitas 0,01 volt/cm

    e) Range (span) pengukuran berkisar antara 0 cm sampai dengan 28 cm.

    f) Sensor tidak mengalami histerisis.

    g) Kestabilan sensor baik.

    h) Waktu respon sensor (t90) adalah detik.

    V.2 Saran

    1. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan kuat medan

    magnet yang lebih besar sehingga sistem dapat memiliki range lebih

    lebar.

    2. Sebaiknya mencoba menggunakan sistem konversi dengan presisi

    yang lebih baik agar nilai akurasi sistem semakin tinggi dan

    thersholdnya semakin kecil.

  • 39

    39

    DAFTAR PUSTAKA

    Budiarso, Ir. Zuly dan Eddy Nurraharjo. 2010. Sistem Monitoring Tingkat

    Ketinggian Air Bendungan Berbasis Mikrokontroler.

    Fraden, J. 1996. Handbook of Modern Sensor 2nd edition. Springer. San Diego,

    USA.

    Giancoli DC. 2001. Fisika Jilid 2. Terjemahan Y. Hanum dan I. Arifin. Jakarta:

    Erlangga

    Haliday, D dan Resnick, R. 1984. Fisika Jilid 2. Terjemahan P. Silaban dan

    E.Sucipto. Jakarta: Erlangga

    Klafter, R.A, Chmielewski, T.A, Negin, M. 1991. Robotics Engineering and

    Integrated Approach. Prentice Hall Int

    Permana, Fajar. 2009. Pembuatan Sistem Monitoring Ketinggian Air Dengan

    Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega16. Skripsi.Universitas

    Diponegoro (UNDIP). Semarang.

    Prihantoro, Tegar Bhakti dan Rizky Charli Wijaya Husni. 2011. Alat Pendeteksi

    Tinggi Permukaan Air Secara Otomatis Pada Bak Penampungan Air

    Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler. Skripsi.

    Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) MDP.

    Palembang.

    Soebhakti, Hendawan. 2007. Basic AVR Microcontroller Tutorial. Bandung:

    Politeknik Batam

    Sulaksono, Santiko Tri. 2009. Rancangan alat ukur resistivitas karbon

    menggunakan mikrokontroller H8/3069F. Jakarta : Universitas Indonesia

    Sumedi, dkk. 1996. Analisis Efek Hall Pada Bahan Penghantar Listrik.

    Semarang: Universitas Diponegoro

    Suryono, dkk. 2009. Karakterisasi Sensor Magnetik Efek Hall UGN3503

    Terhadap Sumber Magnet dan Implementasinya pada Pengukuran Massa.

    Berkala Fisika: Vol 12. , No.1

    Syahreza, Saumi dan Irhamni. 2009. Rancang Bangun Sensor Ketinggian Air

    (Water Level) Menggunakan Tranduser Ultra Sonik Berbasis

    Mikrokontroler MCS51, Jurnal Rekayasa Elektrika, Vol. 8, No.1

  • 40

    Wiranto. 2008. Pengembangan Sensor Ketinggian Air (Water Level) Dengan

    Menggunakan Pendekatan Elektroda Resistansi. Skripsi. Institut Pertanian

    Bogor (IPB). Bogor.

  • LAMPIRAN I

    DATA KARAKTERISASI SENSOR

    EFEK HALL UGN 3503

  • 42

    Data Karakterisasi Sensor Efek Hall UGN 3503

    Masukan sensor hall berupa tegangan dari adaptor dengan nilai 6 Volt. xo menunjukkan nilai jarak sensor terhadap magnet permanen 6000 gauss.

    Tegangan keluaran sensor disimbolkan dengan VH.

    xo VH

    xo

    VH

    1 2 3

    1 2 3

    0 6,24 6,24 6,24

    3 4,48 4,48 4,48

    0,1 6,24 6,23 6,23

    3,1 4,33 4,33 4,33

    0,2 6,24 6,23 6,23

    3,2 4,3 4,4 4,4

    0,3 6,24 6,23 6,23

    3,3 4,26 4,26 4,26

    0,4 6,24 6,23 6,23

    3,4 4,18 4,18 4,18

    0,5 6,2 6,2 6,2

    3,5 4,19 4,19 4,19

    0,6 6,2 6,2 6,2

    3,6 4,11 4,11 4,11

    0,7 6,2 6,2 6,2

    3,7 4,05 4,05 4,05

    0,8 6,2 6,2 6,2

    3,8 4,04 4,04 4,04

    0,9 6,2 6,2 6,2

    3,9 3,99 3,99 3,99

    1 6,19 6,19 6,19

    4 3,97 3,97 3,97

    1,1 6,19 6,18 6,18

    4,1 3,89 3,89 3,89

    1,2 6,19 6,19 6,19

    4,2 3,87 3,87 3,87

    1,3 6,18 6,19 6,19

    4,3 3,84 3,84 3,84

    1,4 6,19 6,19 6,19

    4,4 3,84 3,84 3,84

    1,5 6,16 6,26 6,26

    4,5 3,82 3,82 3,82

    1,6 6,13 6,13 6,13

    4,6 3,8 3,8 3,8

    1,7 6,05 6,05 6,05

    4,7 3,78 3,78 3,78

    1,8 5,84 5,84 5,84

    4,8 3,77 3,77 3,77

    1,9 5,71 5,71 5,71

    4,9 3,75 3,75 3,75

    2 5,67 5,68 5,68

    5 3,75 3,75 3,75

    2,1 5,39 5,39 5,39

    5,1 3,71 3,71 3,71

    2,2 5,3 5,3 5,3

    5,2 3,7 3,7 3,7

    2,3 5,15 5,15 5,15

    5,3 3,7 3,7 3,7

    2,4 5 5 5

    5,4 3,68 3,68 3,68

    2,5 4,9 4,91 4,91

    5,5 3,68 3,68 3,68

    2,6 4,82 4,82 4,82

    5,6 3,66 3,66 3,66

    2,7 4,74 4,74 4,74

    5,7 3,65 3,65 3,65

    2,8 4,61 4,61 4,61

    5,8 3,64 3,64 3,64

    2,9 4,51 4,52 4,52

    5,9 3,63 3,63 3,63

  • 43

    xo VH

    1 2 3

    6 3,63 3,63 3,63

    6,1 3,61 3,61 3,61

    6,2 3,61 3,61 3,61

    6,3 3,6 3,6 3,6

    6,4 3,59 3,59 3,59

    6,5 3,59 3,59 3,59

    6,6 3,58 3,58 3,58

    6,7 3,57 3,57 3,57

    6,8 3,57 3,57 3,57

    6,9 3,56 3,56 3,56

    7 3,56 3,56 3,56

    7,1 3,55 3,55 3,55

    7,2 3,55 3,55 3,55

    7,3 3,54 3,54 3,54

    7,4 3,53 3,53 3,53

    7,5 3,53 3,53 3,53

    7,6 3,52 3,52 3,52

    7,7 3,52 3,52 3,52

    7,8 3,51 3,51 3,51

    7,9 3,51 3,51 3,51

    8 3,505 3,51 3,51

  • 44

    LAMPIRAN II

    DATA SISTEM SENSOR

  • 45

    45

    Ketinggian

    (cm)

    Data Naik - Keluaran Tegangan Sensor (volt) V rata-

    rata 1 2 3 4 5 6 7 . 13 14 15 16 17 18 19 20

    0 4,954 4,938 4,948 4,923 4,938 4,948 4,931 . 4,951 4,954 4,954 4,941 4,954 4,923 4,928 4,933 4,941

    1 4,895 4,877 4,885 4,887 4,867 4,862 4,887 . 4,875 4,885 4,890 4,890 4,877 4,875 4,892 4,872 4,878

    2 4,834 4,857 4,847 4,829 4,844 4,836 4,836 . 4,867 4,849 4,854 4,864 4,841 4,854 4,864 4,849 4,848

    3 4,841 4,841 4,836 4,862 4,849 4,862 4,836 . 4,854 4,857 4,841 4,841 4,857 4,852 4,864 4,847 4,850

    4 4,719 4,734 4,722 4,719 4,719 4,722 4,724 . 4,711 4,724 4,724 4,701 4,724 4,716 4,727 4,724 4,732

    5 4,711 4,706 4,691 4,694 4,694 4,694 4,704 . 4,683 4,709 4,686 4,694 4,668 4,678 4,711 4,694 4,694

    6 4,683 4,694 4,681 4,688 4,691 4,683 4,696 . 4,704 4,704 4,683 4,694 4,699 4,584 4,671 4,694 6,687

    7 4,683 4,678 4,671 4,699 4,686 4,668 4,696 . 4,686 4,683 4,673 4,694 4,678 4,704 4,681 4,688 4,684

    8 4,615 4,630 4,625 4,620 4,615 4,622 4,615 . 4,622 4,635 4,612 4,615 4,630 4,627 4,612 4,620 4,621

    9 4,569 4,569 4,571 4,566 4,561 4,558 4,553 . 4,561 4,581 4,584 4,579 4,558 4,564 4,556 4,576 4,569

    10 4,538 4,536 4,558 4,548 4,536 4,561 4,561 . 4,548 4,525 4,533 4,528 4,546 4,528 4,551 4,556 4,544

    11 4,507 4,502 4,507 4,500 4,510 4,495 4,523 . 4,523 4,518 4,518 4,500 4,497 4,507 4,513 4,518 4,508

    12 4,490 4,464 4,474 4,479 4,479 4,456 4,474 . 4,479 4,454 4,459 4,474 4,451 4,477 4,469 4,464 4,469

    13 4,446 4,434 4,444 4,446 4,444 4,459 4,434 . 4,472 4,444 4,459 4,439 4,441 4,441 4,454 4,449 4,448

    14 4,398 4,408 4,403 4,388 4,408 4,418 4,408 . 4,388 4,398 4,411 4,405 4,411 4,403 4,398 4,398 4,404

    15 4,395 4,403 4,411 4,411 4,383 4,408 4,411 . 4,421 4,400 4,408 4,403 4,405 4,395 4,411 4,408 4,405

    16 4,405 4,385 4,388 4,400 4,398 4,388 4,405 . 4,388 4,395 4,400 4,403 4,385 4,385 4,388 4,398 4,395

    17 4,393 4,405 4,403 4,395 4,390 4,398 4,390 . 4,365 4,403 4,377 4,398 4,405 4,390 4,413 4,403 4,397

    18 4,393 4,405 4,403 4,395 4,390 4,398 4,390 . 4,365 4,403 4,377 4,398 4,405 4,390 4,413 4,403 4,397

    19 4,362 4,375 4,383 4,380 4,360 4,377 4,367 . 4,367 4,360 4,344 4,367 4,377 4,360 4,357 4,377 4,367

    20 4,347 4,360 4,339 4,334 4,337 4,342 4,355 . 4,324 4,334 4,349 4,344 4,344 4,334 4,342 4,347 4,341

    21 4,355 4,367 4,357 4,352 4,357 4,365 4,360 . 4,360 4,355 4,357 4,362 4,367 4,367 4,370 4,352 4,358

    22 4,319 4,334 4,319 4,324 4,321 4,306 4,321 . 4,314 4,334 4,326 4,334 4,332 4,337 4,314 4,324 4,324

  • 46

    46

    23 4,301 4,311 4,304 4,311 4,296 4,291 4,309 . 4,316 4,309 4,298 4,301 4,314 4,311 4,311 4,298 4,305

    24 4,296 4,283 4,283 4,288 4,281 4,281 4,288 . 4,273 4,291 4,268 4,275 4,270 4,275 4,288 4,286 4,281

    25 4,237 4,265 4,260 4,245 4,253 4,235 4,253 . 4,258 4,270 4,255 4,255 4,255 4,270 4,275 4,263 4,255

    26 4,224 4,227 4,240 4,232 4,224 4,242 4,214 . 4,245 4,237 4,232 4,227 4,219 4,240 4,217 4,230 4,230

    27 4,214 4,209 4,204 4,186 4,196 4,204 4,199 . 4,194 4,186 4,214 4,202 4,222 4,212 4,204 4,194 4,203

    28 4,179 4,166 4,204 4,189 4,191 4,184 4,176 . 4,191 4,199 4,181 4,189 4,176 4,181 4,196 4,209 4,187

  • 47

    47

    Ketinggian

    (cm)

    Data Turun - Keluaran Tegangan Sensor (volt) V rata-

    rata 1 2 3 4 5 6 7 . 13 14 15 16 17 18 19 20

    0 4,931 4,938 4,946 4,946 4,938 4,938 4,936 . 4,926 4,948 4,943 4,933 4,920 4,920 4,926 4,926 4,936

    1 4,872 4,867 4,887 4,895 4,877 4,890 4,864 . 4,887 4,905 4,931 4,892 4,905 4,908 4,905 4,905 4,893

    2 4,862 4,877 4,880 4,867 4,877 4,859 4,882 . 4,875 4,862 4,854 4,857 4,864 4,872 4,875 4,867 4,870

    3 4,831 4,821 4,847 4,831 4,844 4,844 4,844 . 4,824 4,818 4,813 4,839 4,844 4,854 4,836 4,831 4,834

    4 4,714 4,704 4,714 4,711 4,714 4,706 4,699 . 4,691 4,722 4,732 4,719 4,711 4,716 4,709 4,719 4,712

    5 4,694 4,701 4,694 4,688 4,706 4,704 4,683 . 4,716 4,709 4,704 4,714 4,729 4,722 4,714 4,719 4,704

    6 4,686 4,683 4,686 4,688 4,671 4,709 4,701 . 4,683 4,691 4,676 4,673 4,688 4,676 4,678 4,671 4,683

    7 4,668 4,658 4,663 4,663 4,648 4,666 4,663 . 4,653 4,666 4,640 4,643 4,658 4,643 4,632 4,660 4,655

    8 4,620 4,632 4,617 4,604 4,609 4,609 4,602 . 4,594 4,609 4,604 4,617 4,594 4,617 4,625 4,594 4,610

    9 4,564 4,564 4,558 4,569 4,581 4,576 4,569 . 4,571 4,571 4,556 4,574 4,566 4,558 4,589 4,561 4,571

    10 4,558 4,564 4,571 4,569 4,541 4,564 4,566 . 4,556 4,561 4,564 4,553 4,553 4,558 4,558 4,556 4,557

    11 4,495 4,500 4,492 4,518 4,518 4,530 4,500 . 4,507 4,518 4,523 4,530 4,523 4,520 4,507 4,548 4,514

    12 4,451 4,462 4,467 4,477 4,472 4,467 4,456 . 4,469 4,451 4,456 4,456 4,479 4,451 4,449 4,474 4,466

    13 4,434 4,444 4,436 4,421 4,423 4,439 4,428 . 4,426 4,434 4,436 4,418 4,441 4,436 4,431 4,441 4,433

    14 4,367 4,344 4,388 4,428 4,385 4,408 4,400 . 4,418 4,398 4,408 4,403 4,398 4,418 4,405 4,418 4,401

    15 4,418 4,416 4,408 4,423 4,393 4,377 4,408 . 4,403 4,380 4,400 4,413 4,408 4,393 4,400 4,398 4,402

    16 4,403 4,400 4,411 4,400 4,395 4,405 4,393 . 4,416 4,403 4,408 4,408 4,411 4,385 4,421 4,413 4,405

    17 4,395 4,403 4,400 4,405 4,408 4,418 4,357 . 4,393 4,388 4,398 4,395 4,385 4,377 4,385 4,377 4,387

    18 4,377 4,377 4,365 4,362 4,372 4,372 4,383 . 4,375 4,388 4,383 4,380 4,375 4,380 4,375 4,377 4,377

    19 4,377 4,352 4,352 4,362 4,362 4,349 4,367 . 4,349 4,349 4,367 4,357 4,367 4,362 4,357 4,362 4,360

    20 4,357 4,337 4,347 4,329 4,334 4,349 4,334 . 4,332 4,342 4,362 4,347 4,344 4,362 4,337 4,352 4,345

  • 48

    48

    21 4,337 4,355 4,342 4,337 4,349 4,360 4,349 . 4,334 4,339 4,344 4,349 4,355 4,344 4,362 4,355 4,346

    22 4,334 4,324 4,309 4,326 4,324 4,316 4,342 . 4,329 4,324 4,334 4,316 4,316 4,332 4,316 4,316 4,325

    23 4,306 4,316 4,306 4,298 4,301 4,304 4,309 . 4,301 4,288 4,301 4,304 4,306 4,314 4,306 4,311 4,304

    24 4,275 4,278 4,281 4,268 4,273 4,286 4,273 . 4,291 4,281 4,286 4,265 4,270 4,288 4,275 4,273 4,279

    25 4,265 4,255 4,245 4,245 4,258 4,255 4,235 . 4,235 4,240 4,245 4,247 4,240 4,253 4,255 4,255 4,247

    26 4,235 4,232 4,222 4,224 4,217 4,232 4,232 . 4,227 4,232 4,212 4,224 4,230 4,217 4,237 4,217 4,227

    27 4,194 4,217 4,204 4,207 4,196 4,209 4,194 . 4,199 4,194 4,217 4,204 4,222 4,222 4,217 4,217 4,206

    28 4,191 4,179 4,174 4,194 4,184 4,191 4,191 . 4,166 4,184 4,186 4,191 4,181 4,176 4,181 4,184 4,185

  • 49

    Ketinggian air (cm)

    Jarak sensor xo (cm) Ketinggian air (cm)

    Jarak sensor xo (cm)

    1 2 3 1 2 3

    0 1,8 1,8 1,8 14 2,85 2,85 2,85

    0,5 1,9 1,9 1,9 14,5 2,85 2,85 2,85

    1 1,9 1,9 1,9 15 2,85 2,85 2,85

    1,5 2 2 2 15,5 2,9 2,9 2,9

    2 2,1 2,1 2,1 16 2,9 2,9 2,9

    2,5 2,2 2,2 2,2 16,5 2,9 2,9 2,9

    3 2,3 2,3 2,3 17 2,9 2,9 2,9

    3,5 2,3 2,3 2,3 17,5 3 3 3

    4 2,4 2,4 2,4 18 3 3 3

    4,5 2,4 2,4 2,4 18,5 3,05 3,05 3,05

    5 2,4 2,4 2,4 19 3,05 3,05 3,05

    5,5 2,5 2,5 2,5 19,5 3,05 3,05 3,05

    6 2,5 2,5 2,5 20 3,1 3,1 3,1

    6,5 2,65 2,65 2,65 20,5 3,1 3,1 3,1

    7 2,65 2,65 2,65 21 3,1 3,1 3,1

    7,5 2,65 2,65 2,65 21,5 3,15 3,15 3,15

    8 2,7 2,7 2,7 22 3,2 3,2 3,2

    8,5 2,7 2,7 2,7 22,5 3,2 3,2 3,2

    9 2,7 2,7 2,7 23 3,2 3,2 3,2

    9,5 2,7 2,7 2,7 23,5 3,25 3,25 3,25

    10 2,7 2,7 2,7 24 3,25 3,25 3,25

    10,5 2,7 2,7 2,7 24,5 3,25 3,25 3,25

    11 2,7 2,7 2,7 25 3,25 3,25 3,25

    11,5 2,7 2,7 2,7 25,5 3,25 3,25 3,25

    12 2,75 2,75 2,75 26 3,3 3,3 3,3

    12,5 2,75 2,75 2,75 26,5 3,3 3,3 3,3

    13 2,8 2,8 2,8 27 3,3 3,3 3,3

    13,5 2,8 2,8 2,8 27,5 3,3 3,3 3,3

    28 3,35 3,35 3,35

  • 50

    LAMPIRAN III

    DATA HASIL KARAKTERISASI

    STATIS SISTEM SENSOR

  • 51

    Data Hasil Karakterisasi Statis Sistem

    Karakterisasi statis sistem diambil pada range sistem setiap kelipatan satu. Kolom

    warna merah menunjukkan nilai minimum di setiap karakter statis sedangkan

    kuning menunjukkan nilai maksimum.

    No

    Data Standar

    deviasi Bias

    Akurasi

    (%)

    error

    (%)

    Presisi

    (%) Sebenarnya Terukur

    (rata-rata)

    1 1 1,411 0,066 -0,411 39,255 60,745 86,051

    2 2 1,993 0,062 0,007 90,418 9,582 90,725

    3 3 1,890 0,070 1,110 55,976 44,024 88,871

    4 4 4,428 0,056 -0,428 85,111 14,889 96,227

    5 5 5,048 0,088 -0,048 93,794 6,206 94,794

    6 6 5,346 0,066 0,654 85,820 14,180 96,315

    7 7 5,493 0,135 1,507 72,682 27,318 92,630

    8 8 7,419 0,080 0,581 89,731 10,269 96,757

    9 9 9,392 0,099 -0,392 92,343 7,657 96,834

    10 10 9,989 0,188 0,011 94,249 5,751 94,355

    11 11 11,666 0,151 -0,666 89,817 10,183 96,107

    12 12 13,059 0,196 -1,059 86,269 13,731 95,490

    13 13 14,427 0,165 -1,427 85,219 14,781 96,574

    14 14 16,315 0,195 -2,315 79,284 20,716 96,411

    15 15 16,387 0,217 -1,387 86,417 13,583 96,034

    16 16 16,749 0,179 -0,749 91,953 8,047 96,787

    17 17 16,712 0,123 0,288 96,127 3,873 97,786

    18 18 16,712 0,123 1,288 90,787 9,213 97,786

    19 19 17,958 0,191 1,042 91,495 8,505 96,805

    20 20 19,405 0,208 0,595 93,902 6,098 96,780

    21 21 18,644 0,118 2,356 87,099 12,901 98,107

    22 22 20,725 0,189 1,275 91,625 8,375 97,261

    23 23 21,713 0,184 1,287 92,009 7,991 97,464

    24 24 22,723 0,131 1,277 93,040 6,960 98,268

    25 25 24,886 0,284 0,114 96,137 3,863 96,578

    26 26 26,150 0,249 -0,150 96,551 3,449 97,146

    27 27 27,894 0,242 -0,894 93,996 6,004 97,394

    28 28 29,067 0,331 -1,067 92,639 7,361 96,580

  • 52

    LAMPIRAN IV

    LISTING PROGRAM LENGKAP

  • 53

    LAMPIRAN III

    Listing program Lengkap

    '==================================================================

    ' Project : Program Pengendali Ketinggian Permukaan Air Berbasis Mikrokontroler (Atmega8535 )

    ' version : 1

    ' Date : 20/12/2013

    ' Author : Nidaul Muiz Aufa (H1E009031)

    ' Place : Laboratorium Elektronika , Instrumentasi dan Geofisika

    ' Institution : Program Studi Fisika, Universitas Jenderal Soedirman

    ' Adress : Jl. Soeparno, Karangwangkal Purwokerto selatan

    ' Purpose : Mata Kuliah Tugas Akhir ( PAF000000 )

    ' Chip type : Atmega8535

    ' Program type : Application

    ' Clock frequency : 11,059200 MHz

    '==================================================================

    ' Perintah simulasi--------------------------------------------------------------

    '$sim ' ( hilangkan tanda ' ketika akan mensimulasikan program)

    ' Identifikasi hardware----------------------------------------------------------

    $regfile = "m16def.dat" ' instruksi untuk memilih spesifikasi mikrokontroler

    $crystal = 11,059200 ' instruksi untuk memilih frekuensi kristal

    $baud = 9600 ' instruksi kecepatan baud ( berhubungan dengan PC )

  • 54

    ' Inisiasi --------------------------------------------------------------------------

    Config Lcd = 16 * 2 ' mendefinisikan LCD yang digunakan

    Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.4 , Db5 = Portc.5 , Db6 = Portc.6 , Db7 = Portc.7 , E = Portc.2 , Rs = Portc.0 'port yang digunakan oleh LCD

    Config Timer0 = Timer , Prescale = 8 'mengatur timer0

    Config Timer1 = Counter , Edge = Falling 'mengatur timer1

    Config Portb.4 = Output

    Config Portb.5 = Output

    Config Portb.6 = Output

    Config Portb.7 = Output

    Led_hijau Alias Portb.4

    Led_kuning Alias Portb.5

    Led_merah Alias Portb.6

    Relay Alias Portb.7

    Speaker Alias Portb.3

    'Nilai Awal Variabel------------------------------------------------------------

    Portb.4 = 0

    Portb.5 = 0

    Portb.6 = 0

    Portb.7 = 0

  • 55

    Config Adc = Single , Prescaler = Auto ' konfigurasi Analog/Digital Converter

    ' Identifikasi variable----------------------------------------------------------

    Dim Data_tegangan As Word,

    Dim H As Single ' ketinggian permukaan air

    Dim V_sensor As Single ' tegangan sensor

    Dim H_dat As Single

    Dim H_def As String * 6

    Dim A As Single

    Dim B As Single

    Dim C As Single

    Dim X2 As Single

    Dim Ha As Single

    Dim Channel As Byte

    ' Pembuka------------------------------------------------------------------------

    Cls

    Locate 1 , 12 'lokasi menampilkan konstanta atau variabel

    Lcd " SPKPA" 'mengirim konstanta atau variabel ke LCD

    Locate 2 , 9

    Lcd "(c) affan"

    Wait 5 'mengatur delay

    Cls

    ' Program Utama------------------------------------------------------------------------

    Locate 1 , 3

    Lcd "tinggi air: "

    ' Perintah Looping------------------------------------------------------------------------

    Do 'mengulang blok statement sampai bernilai benar

  • 56

    'ADC input-------------------------------------------------------------------------------

    Data_tegangan = Getadc (1)

    V_sensor = Data_adc / 51.2 '/ 51.2 didapat dari persama