Top Banner
PERANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KLAUSA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT MAJEMUK MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Media Pembelajaran Disusun oleh : Kusmiati (5520120059) PRODI S2 MTP UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIYAH 2013
54

Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

Oct 23, 2015

Download

Documents

Dewi Lufi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

PERANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KLAUSA DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT MAJEMUK

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Media Pembelajaran

Disusun oleh :

Kusmiati (5520120059)

PRODI S2 MTP

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIYAH

2013

Page 2: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas kuasa-Nya kami

dapat menyelesaikan Makalah “Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran

Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran

Menulis Kalimat Majemuk” ini dengan waktu sesuai yang diharapkan.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu

tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran.

Hal ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari semua pihak yang telah ikut

membantu terselesaikannya makalah ini. Oleh karena itu kami sampaikan

terimakasih.

Tak ada yang sempurna, kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan

makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan berbagai hal.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi perbaikan pada penyusunan makalah selanjutnya. Harapan

kami, makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca pada

umumnya dan penyusun khususnya.

Serang, November 2013

Penyusun

i

Page 3: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Makalah............................................................................................3

D. Kegunaan Makalah.......................................................................................4

E. Prosedur Makalah.........................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................5

A. Pengertian Menulis.......................................................................................5

B. Kalimat Tunggal...........................................................................................7

C. Kalimat Majemuk.........................................................................................8

D. Media Pembelajaran....................................................................................11

1. Definisi Media Pembelajaran..................................................................11

2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran...............................................13

3. Fungsi Media Pembelajaran....................................................................16

E. Desain Media Pembelajaran........................................................................17

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................21

A. Penggunaan Media Kartu Klausa dalam Pembelajaran Menulis Kalimat

Majemuk.............................................................................................................21

B. Perancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Media kartu klausa.....22

1. Media Gambar.........................................................................................22

2. Metode Kontekstual....................................................................................22

3. Teknik (Model) Pembelajaran Mind Mappin..........................................23

ii

Page 4: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

4. Rancangan pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model Mind

Mapping menggunakan media kartu klausa...................................................24

BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................30

A. Kesimpulan.................................................................................................30

B. Saran............................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv

iii

Page 5: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks, yang meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan  (Sanjaya, 2010:204), oleh

karena itu, permasalah yang dihadapi dalam pembelajaran pun beragam. Satu di

antaranya adalah motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia.

Pembelajaran Bahasa Indonesia ditinggkat SMA sederajat memiliki lima

kompetensi berbahasa, di antaranya menyimak, berbicara, membaca, menulis,

dan sastra. Pembelajaran bahasa dimaksudkan agar siswa mampu menggunakan

bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai kaidah bahasa yang berlaku.

Selanjutnya, pembelajaran sastra dimaksudkan agar siswa dapat menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas

wawasan kehidupan, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,

serta siswa mampu menghargai dan membanggakan sastra Indonesia (Mulyasa,

2007:262). Selain itu, pembelajaran sastra mempunyai fungsi utama, yaitu untuk

menghaluskan budi, meningkatkan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial,

menumbuhkan apresiasi budaya dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi

secara kreatif, dan konstruktif, baik secara lisan maupun tulisan (Depdiknas,

2006).

Menulis merupakan keterampilan bahasa yang erat sekali hubungannya

dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Oleh karena itu, penguasaan

kemampuan menulis sangat penting bagi siswa. Kegiatan menulis dapat

diterapakan dalam berbagai hal, satu di antaranya ialah menulis kalimat

majemuk. Kalimat majemuk adalah suatu bentuk kalimat luas hasil

penggabungan dua klausa atau lebih.

Dalam pembelajaran menulis, seringkali siswa mengalami hambatan.

Baik hambatan yang berkaitan dengan kemampuan siswa ataupun hambatan

yang berkaitan dengan ketidaktersedianya media pembelajaran yang dapat

1

Page 6: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

membantu memperjelas dan mempermudah  siswa dalam belajar. Secara umum

rata-rata siswa kurang tertarik terhadap keterampilan menulis, terlebih dalam

pembelajaran menulis kalimat majemuk. Ketika siswa diberi tugas oleh guru

menulis kalimat majemuk dan mengidentifikasi struktur gramatikalnya, mereka

saling mengeluh. Hal ini disebabkan siswa kurang tertarik dengan pembelajaran

menulis kalimat majemuk yang dianggap terlalu sulit dan membosankan.

Kesulitan siswa yaitu pada saat  mengidentifikasi struktur gramatikal, terutama

kesulitan dalam membedakan antara objek dan pelengkap. Selain itu, siswa

masih kesulitan dalam membedakan  induk kalimat dan anak kalimat serta

makna konjungsi dalam kalimat majemuk.

Sebenarnya permasalahan di atas dapat diatasi dengan pembelajaran yang

inovatif, kreatif, dan menyenangkan.  Salah satunya dengan penggunaan media

yang tepat dan menerapkan metode atau teknik pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik siswa sehingga siswa termotivasi dan bersemangat dalam

kegiatan belajar mengajar.

Satu di antara peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai

fasilitator. Sebagai fasilitator, guru berkewajiban memanfaatkan dan

menggunakan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk

memanfaatkan dan menggunakan berbagai media yang bertujuan memperjelas

materi pembelajaran. Pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya

disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini hanya akan menjadikan siswa

mengetahui kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam

kata tersebut. Ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu,

guru perlu mengkonkretkan pesan yang disamapaikan agar mencapai tujuan

yang diinginkan. Salah satu caranya dengan penggunaan media atau pun metode

pembelajaran yang tepat. 

Media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu

untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Akan tetapi, penentuan

media harus sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik daerah. Apabila

pemilihan media yang tepat ditunjang dengan metode pembelajaran yang sesuai

maka tercapailah tujuan pembelajaran secara maksimal.

2

Page 7: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

Dalam pembelajaran menulis kalimat majemuk, guru bisa berperan

sebagai perencana (planer) atau desainer (designer) pembelajaran, sebagai

implementator atau keduanya. Sebagai perencana, guru dituntut untuk

memahami secara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa, fasilitas

dan sumber daya yang ada. Sebaliknya peranannya sebagai implementator, guru

bukan hanya sebagai model atau teladan bagi siswa tetapai sebagai pengelola

pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan tersebut guru sebagai

fasilitator dan motivator, harus dapat membantu siswa terampil dalam menulis

guna menghindari kebosanan dan meningkatkan minat menulis para siswa.

Sehingga pembelajaran bahasa Indonesia tidak lagi menjemukan tetapi tercipta

suasana pembelajaran yang hidup dan siswa dapat merasakan keasyikan dalam

pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis kalimat majemuk.

Dengan demikian, guru memberikan cara alternatif untuk merangsang

siswa agar tidak bosan belajar. Satu di antaranya ialah penggunaan media kartu

klausa dengan ditunjang metode CTL yang difokuskan pada teknik Mind

Mapping. Dengan menggunakan media dan metode tersebut, diharapkan mampu

membantu siswa dalam menulis kalimat majemuk.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan kartu klausa dalam pembelajaran menulis

kalimat majemuk.

2. Media gambar.

3. Metode kontekstual.

4. Model pembelajaran Mind Mapping.

5. Rancangan pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model Mind

Mapping menggunakan media kartu klausa.

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui bagaiman penggunaan kartu klausa dalam

pembelajaran menulis kalimat majemuk.

2. Untuk mengetahui apa itu media gambar.

3. Untuk mengetahui apa itu metode kontekstual.

4. Untuk mengetahui model pembelajaran Mind Mapping.

3

Page 8: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

5. Untuk mengetahui bagaimanakah Ranjangan Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan model Pembelajaran Mind Mapping menggunakan kartu

klausa.

D. Kegunaan Makalah

Setelah menyusun makalah ini diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Manfaat dari makalah ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat

praktis. Manfaat teoritis dari makalah ini diharapkan hasilnya dapat bermanfaat

dalam pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan dan

mempertinggi interaksi terutama dalam meningkatkan keterampilan

berkomunikasi. Sedangkan manfaat praktisnya yaitu mengimplementasikan teori

yang ada menjadi sebuah soft skill dalam berkomunikasi.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan

menguraikan problematika yang dibahas jelas dan komprehensif. Data teoritis

dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka,

artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang

relevan dengan tema makalah. Penulis pun menggunakan metode online atau

browsing dalam mengumpulkan data yang terkait.

4

Page 9: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Menulis

 Aktifitas menulis merupakan satu bentuk manifestasi kemampuan (dan

keterampilan) berbahasa paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah

kemampuan mendengar, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan

berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh

penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun (Nurgiantoro, 1988:270—271).

Hal itu disebabkan penguasaan menulis menghendaki penguasaan berbagai

unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi

karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa

sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu.

Keterampilan dalam bahasa terbagi dalam empat komponen: yaitu a)

keterampilan menyimak, b) keterampilan berbicara, c) keterampilan membaca,

dan d) keterampilan menulis. Berdasar empat rana tersebut keterampilan

menulislah yang merupakan keterampilan paling kompleks dan sangat penting

dikuasai.

Menulis berarti menuangkan pikiran dan perasaan kepada orang lain

dalam bentuk tulisan. Tulisan merupakan suatu sistem komunikasi secara tidak

langsung. Dengan demikian saat menulis, seseorang telah menuangkan pikiran

dan perasaan dalam bentuk tulisan sehingga orang lain dapat memahami pesan

yang dimaksud tanpa harus bertatap muka dengan penulis. Sejalan dengan hal

tersebut dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2002: 1219) menulis

diartikan melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.

Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan

karena menulis merupakan ungkapan, isi pikiran, sikap dan fakta-fakta secara

jelas melalui tulisan kepada pembaca. Tarigan (1982:20) mengatakan bahwa

tulisan dipergunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan,

melaporkan serta memengaruhi orang lain, dan maksud serta tujuan tersebut

hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang-orang (para penulis) yang dapat

menyusun pikirannya serta mengutarakan dengan jelas  (mudah dipahami),

5

Page 10: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

kejelasan tersebut ada pada pikiran, susunan organisasi, penggunaan kata-kata,

dan struktur kalimat yang jelas.

Menulis merupakan suatu proses kemampuan yang diperoleh secara

bertahap. Artinya, keterampilan menulis tidak akan  datang secara otomatis

melainkan harus melalui praktik dan latihan yang banyak dan teratur. Menurut

Tarigan (1982:6—7) tulisan yang baik memiliki beberapa ciri dalam

mencerminkan kemampuan penulisanya, diantaranya: 1) mempergunakan nada

yang serasi, 2) menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan

yang utuh, 3) menulis dengan jelas tidak samar-samar dengan memanfaatkan

struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan

yang diingkan oleh penulis. Dengan demikian pembaca tidak susah payah

memahami makna yang tersurat dan tersirat, 4) menulis secara meyakinkan,

menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta

mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat. Dalam hal ini

hindari penggunaan kata-kata yang tidak penting. Setiap kata haruslah

menunjang pengertian yang serasi, sesuai yang diinginkan oleh si penulis, 5)

menjadi bahan perbaikan dari naskah atau tulisan sebelumnya, tulisan yang baru

harus dapat merevisi naskah pertama, hal inilah yang menjadi kunci, dan 6)

bersedia menggunakan ejaan dan tanda baca secara seksama, memeriksa makna

kata dan hubungan keterbahasaan dan kalimat-kalimat sebelum menyajikan

kepada para pembaca. Penulis yang baik menyadari benar-benar bahwa hal-hal

kecil seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik terhadap karyanya.

Dalam proses keterampilan menulis merupakn produk dari keterampilan

menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini sesuai dengan sifatnya yang

produktif dan ekspresif. Karena merupakan produ dari keterampilan lainnya

maka keterampilan menulis tidak dapat dikuasai secara langsung tanpa

penguasaan keterampilan lainnya. Selaras dengan hal tersebut Tarigan (1982:4)

berpendapat bahwa keterampilan menulis tidak dating secara tiba-tiba melainkan

harus melalui pelatihan dan praktik secara teratur.

Dalam pembelajaran disekolah kegiatan menulis merupakan rutinitas

yang tidak dapat dihindari. Adanya kebeagaman yang diajarkan disekolah

merupakan media bagi siswa untuk melatih dan mempraktikkan keterampilan

6

Page 11: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

menulisnya. Hal ini harus di dukung dengan keberagaman suasana belajar,

sehingga siswa tidak mengalami kejemuan.

B. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari dua unsur inti dan

boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur tambahan, asal unsur-unsur

tambahan itu tidak boleh membentuk pola yang baru (Keraf, 1980:151). Berikut

ini contohnya.

(1) Adik Menangis.

Kalimat (1) merupakan kalimat tunggal yang hanya terdiri atas dua unsur

inti, yaitu adik (subjek) dan menagis (predikat). Menurut Efendi (1994:63).

Kalimat ialah kaliamat  yang terdiri atas sebuah klausa mandiri yang unsur-

unsurnya tidak atau berpewatas dan berketerangan atau yang bersubjek dan

berpredikat tunggal atau majemuk. Kalimat berikut adalah contohnya.

(2) Yansin menengok.

(3) Ayah dan ibu sedang pergi.

(4) Ia ingin menjerit, melawan desakan itu.

Kalimat (2) bersubjek dan berpredikat tunggal, yaitu Yansin (subjek) dan

menengok (predikat). Kalimat (3) bersubjek majemuk, yaitu ayah dan ibu.

Kalimat (4) berpredikat majemuk, yaitu menjerit dan melawan. Selanjutnya,

Ramlan (2001:43) menyebut kalimat tunggal sebagai kalimat sederhana, yaitu

kalimat yang terdiri dari satu klausa, seperti tampak pada kalimat berikut.

(5) Kisah ini sungguh-sungguh terjadi.

(6) Pengusaha itu berusia 45 tahun.

Kedua kalimat (5) dan (6) itu merupakan kalimat yang terdiri atas satu

klausa. Sejalan dengan itu, Alwi dkk, (2003:338) menyatakan bahwa kalimat

tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal itu berarti bahwa

konstituen tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanya satu atau

merupakan satu kesatuan, seperti contoh kalimat berikut.

(7a) Kami akan pergi.

Kalimat (7a) juga merupakan kalimat tunggal karena terdiri atas satu

klausa, yaitu satu subjek (kami) dan satu predikat (akan pergi). Selain itu,

dijelaskan pula bahwa tidak mustahil ada unsur manasuka, seperti keterangan

7

Page 12: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

tempat, waktu, dan alat dalam kalimat tunggal yang ada keterangan tempatnya,

yaitu ke Surabaya.

(7b) Sepeda itu akan dikirim ke Surabaya.

C. Kalimat Majemuk

Keraf (1980:166) mengatakanbahwa kalimat majemuk adalah kalimat-

kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Selain itu, ia membagi

kalimat majemuk atas kalimat majemuk (a) setara, (b) bertingkat, dan (c)

campuran (Keraf, 1980:167—169).

a. Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang hubungan kedua pola

kalimatnya sederajat, seperti kalimat (8) berikut.

(8) Ayah memanjat pohon mangga, lalu dipetiknya beberapa buah.

b. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan pola-polanya

tidak sederajat, seperti tampak pada kalimat berikut.

(9) Ia tidak mengetahui bahwa kami telah pergi meninggalkan tempat itu.

c. Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang dapat terdiri atas

sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya dua pola pahlawan atau

sekurang-kurangnnya dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan.

Contohnya dapat dilihat pada kalimat berikut.

(10) kami telah menyelenggarakan sebuah malam kesenian, yang

dimeriahkan oleh para artis ibu kota, serta dihadiri pula oleh para

pembesar kota itu.

Demikian halnya dengan Efendi (1944:66—70) membagi kalimat

majemuk atas tiga jenis juga, yaitu kalimat majemuk (a) setara, (b) bertingkat,

dan (c) setara-bertingkat. Berikut ini adalah uraianya.

a. Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua buah klausa

mandiri atau lebih yang dihubungkan dengan kata penghubung setara

atau, dalam bahasa tulis, dengan tanda koma atau titik koma, berikut ini

contohnya.

(11) Komputer ini di jual saja atau kita perbaiki, lalu kita pakai terus.

Kalimat (11) tersebut terdiri atas 3 klausa mandiri yang dibungkan

dengan kata penghubung atau dan lalu.

8

Page 13: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

b. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas sebuah

klausa mandiri dan sebuah klausa bergantung atau lebih yang

dihubungkan dengan kata penghubung taksetara. Dalam kalimat

majemuk bertingkat, klausa mandiri merupakan klausa utama untuk

induk kalimat dan klausa bergantung merupakan klausa bawahan atau

anak kalimat. Berikut ini contoh kalimat majemuk bertingkat.

(12) Taslim dipanggil dan diperintahkan supaya pindah ke staf maulai

hari itu. 

Kalimat (12) terdiri atas satu klausa mandiri sebagai induk kalimat dan

satu klausa bergantung sebagai anak kalimat (bercetak miring) yang

dihubungkan dengan kata penghubung supaya.

c. Kalimat majemuk setara-bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas dua

klausa mandiri atau lebih dan satu klausa bergantung atau lebih, seperti

kalimat berikut.

(13) Meskipun malam makin larut, dia terus bekerja dengan mesin tulis

tuanya dan istrinya pun tetap setia menemainya.

Kalimat (13) terdiri atas satu klausa bergantung (bercetak miring ) dan

dua klausa mandiri yang dihubungkan dengan kata penghubung dan.

Berbeda dengan Keraf dan Effendi, Ramlan (2001:44—51) menyebut

kalimat majemuk sebagai kalimat luas karena masing-masing terdiri atas dua

kluasa. Selain itu, ia membagi kalimat luas atas dua golongan, yaitu kalimat luas

(a) setara dan (b) tidak setara, berikut ini adalah uraianya.

a. Kalimat luas setara adalah kalimat yang masing-masing klausanya

berdiri sendiri sebagai klausa setara dan tidak merupakan bagian dari

klausa yang lainya.

(14) Badanya kurus dan mukanya pucat.

Kalimat (14) merupakan kalimat luas setara karena kedua klausanya

berdiri sendiri sebagai klausa setara dan dihubungkan dengan kata

penghubung dan.

b. Kalimat luas tidak setara adalah kalimat yang salah satu klausanya

merupakan bagian dari klausa lainya. Klausa yang merupakan bagian

dari klausa lainya itu disebut sebagai klausa bawahan, sedangkan klausa

9

Page 14: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

lainya disebut sebagai klausa inti. Jadi, kalimat luas yang tidak setara

terdiri atas klausa inti dan klausa bawahan.

(15) Ketika tiba di Selarong, pangeran Diponegoro sangat terharu.

Kalimat (15) terdiri atas dua klausa, yaitu klausa bawahan dan klausa

inti. Klausa bawahan adalah ketika tiba di Selarong, sedangkan klausa

inti adalah pangeran Diponegoro sangat terharu.

Dalam Alwi dkk. (2003:386—387) dijelaskan bahwa kalimat majemuk

setara adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalusa-klausa

tersebut digabungkan dengan cara koordinatif sehingga terbentuklah kalimat

majemuk setara. Karena klausa-klausa dan kalimat majemuk yang digabungkan

dengan cara koordinatif mempunyai kedudukan setara atau sama, kalusa itu

merupakan klausa utama.

(16a) Ia masuk ke kamar.

(16b) Ia berganti pakaian.

(16c) Ia masuk ke kamar lalu berganti pakaian.

Kalusa (16a) dan (16b) digabung dengan cara koordinatif sehingga

terbentuk kalimat majemuk setara (16c). Kedua klausa tersebut setara atau sama.

Klausa yang satu bukan merupakan bagian dari klausa yang lain, melainkan

mempunyai kedudukan yang sama dan di hubungkan konjungtor lalu.

Selain lalu, ada beberapa konjungtor lain untuk menyusun hubungan koordinatif,

yaitu atau, dan serta, kemudian, dan sedangkan. Selanjutnya dijelaskan pula

bahwa kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang di susun

dengan cara subordinatif. Dalam kalimat majemuk yang di susun dengan cara

subordinatif terdapat klausa yang berfungsi sebagai konstituen klausa yang lain.

Hubungan antara klausa-klausa itu bersifat hierarki. Dengan kata lain, klausa-

klausa dalam kalimat majemuk yang di susun dengan cara subordinatif itu tidak 

mempunyai kedudukan yang setara (Alwi dkk, 2003:388).

(17a) Orang tua mengatakan (sesuatu).

(17b) Anak gadisnya mencintai pemuda itu sepenuh hati.

(17c) Orang tua itu mengatakan bahwa anak gadisnya mencintai pemuda

itu sepenuh hati.

10

Page 15: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

Klausa (17a) dan klausa (17b) di gabungkan dengan cara subordinatif

sehingga terbentuk kalimat majemuk bertingkat (17c).

Sehubungan dengan penjelasan kalimat majemuk dari beberapa pakar

bahasa tersebut, dalam penelitian ini yang di maksud dengan kalimat majemuk

adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih yang mengandung satu

pengertian.

D. Media Pembelajaran

1. Definisi Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medio atau medius. Dalam

bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Sedangkan dalam bahasa

Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Media yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang

secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah

segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi

kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang

komunikasi. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat

komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa

informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga

peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat

apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat

dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang

dari isi dan tujuan pembelajarannya. Media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta

perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi

(Sadiman,2002:6).

Nana Sudjana (2001:14), menyatakan bahwa media pengajaran

(pembelajaran) adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi

edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan

11

Page 16: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki

manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi

pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik

perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang

kegiatan belajar siswa.

Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media

komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi.

Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media

pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu

sendiri.

Sedangkan media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus,

maksudnya media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk

mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus.

Tidak semua media pendidikan adalah media pembelajaran, tetapi setiap

media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan. Alat peraga, alat

bantu guru (teaching aids), alat bantu audio visual (AVA), atau alat bantu

belajar yang selama ini sering juga kita denga pada dasamya, semua istilah

itu dapat kita masukkan dalam konsep media, karena konsep media

merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep konsep tersebut.

Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk

memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak

lebih nyata/ konkrit. Alat bantu adalah alat (benda) yang digunakan oleh

guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar. Audio Visual Aids

(AVA) mempunyai pengertian dan tujuan yang sama hanya saja

penekanannya pada peralatan audio dan visual. Sedangkan alat bantu

belajarpenekanannya pada fihak yang belajar (pembelajar). Semua istilah

tersebut, dapat kita rangkum dalam satu istilah umum yaitu media

pembelajaran.

Satu konsep lain yang sangat berkaitan dengan media pembelajaran

adalah istilah sumber belajar. Media belajar erat kaitannya dengan sumber

ber belajar, Sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas daripada

media belajar. Sumber belajar bisa berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik

12

Page 17: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

clan latar/lingkungan. Apa yang dinamakan media sebenarnya adalah bahan

dan alat belajar tersebut. Bahan sering disebut perangkat lunak software,

sedangkan alat juga disebut sebagi perangkat keras hardware. Transparansi,

program kaset audio dan program video adalah beberapa contoh bahan

belajar.

Jadi salah satu atau kombinasi perangkat lunak (bahan) dan

perangkat keras (alat) bersama sama dinamakan media. Dengan demikian,

jelaslah bahwa media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar.

Dengan demikian, kalau saat ini kita mendengar kata media, hendaklah kata

tersebut diartikan dalam pengertiannya yang terakhir, yaitu meliputi alat

bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar

ke penerima pesan belajar ( siswa ). Sebagai penyaji dan penyalur pesan,

media belajar dalam hal hal tertentu, bisa mewakili guru menyajikan

informasi belajar kepada siswa.

2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran

a. Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran,

adalah sebagai berikut :

1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas.

2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

3) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan

belajar.

4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat media pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antar guru dengan siswa sehingga kegiatan

pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusu

manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut.

1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang

berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya

kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.

13

Page 18: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,

gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga

membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih

hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara

aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai

secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin.

Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang,

sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih

mudah memahami pelajaran.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap

materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar

informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran,

tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,

merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa

akan lebih baik.

6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana

saja dan kapan saja

Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa

sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih

leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang

guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan

waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi

dan proses belajar

14

Page 19: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga

mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar

mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak

mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek

edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,

pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain

Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar

2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat

lebih di pahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar

menguasai tujuan pengajaran dengan baik

3) metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,

pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

4) pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab

tidak hanya mendengarkan penjelasa dari pengajar saja, tetapi

juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainya.

Selain sebagai alat bantu dalam proses pendidikan, media

pembelajaran juga dapat bermanfaat bagi pengajar dan pembelajar.

Yaitu :

1) Manfaat Media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:

a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan

b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajarn dengan baik

c) Memberikan kerangka sistematis secara baik.

d) Memudahkan kembali pengajar terhadap materi

pembelajaran

15

Page 20: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

e) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian dalam

pembelajaran.

f) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.

g) Meningkatkan kualitas pembelajaran

2) Manfaat media  pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:

a) meningkatkan motivasi belajar pembelajar

b) memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar

c) memberikan struktur materi pelajaran

d) memberikan inti informasi pelajaran

e) merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis.

f) menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.

g) pelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis

yang disajikan pengajar .

3. Fungsi Media Pembelajaran

Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui,

yaitu :

a. Fungsi media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran.

Setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.

Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi

di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa

media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain

berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan

tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa

bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami

oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar

tersebut abstrak dan rumit/kompleks. Sebagai alat bantu, media

mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan

pembelajaran.

Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran

dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa

dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar

16

Page 21: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil

belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

b. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.

Media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala

sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran

untuk belajar peserta didik tersebut berasal.

 Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori,

yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan

media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber

belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya

pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan

siswa.

Adapun mengapa media pembelajaran yang tepat dapat

membawa keberhasilan belajar dan mengajar di kelas karena media

pembelajaran khususnya media visual memiliki empat fungsi yaitu:

1) Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian

siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang

berkaitandengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai

teks materi dan pelajaran.

2) Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

3) Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami

dan mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa

yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran

yang disajikan dengan teks atau secara verbal

E. Desain Media Pembelajaran

Desain Sistem Pembelajaran (DSP) adalah prosedur yang terorganisasi

yang meliputi langkah-langkah: 1) penganalisaan, yaitu proses perumusan apa

yang akan dipelajari; 2) perancangan, yaitu proses penjabaran bagaimana hal

tersebut akan dipelajari; 3) pengembangan, yaitu proses penulisan dan

pembuatan atau produksi bahan-bahan pembelajaran; 4) pelaksanaan, yaitu

17

Page 22: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

pemanfaatan bahan dan strategi yang bersangkutan; dan 5) penilaian, yaitu

proses penentuan ketepatan pembelajaran (Seels dan Richey, 1994: 33).

1. Pendekatan desain pembelajaran

Langkah dalam Desain Sistem Pembelajaran (DSP) yang pertama

adalah merumuskan materi yang akan dipelajari siswa. Perlu dirumuskan

aspek-aspeknya.Pertama, apa saja materinya, apakah bersifat kognitif,

afektif atau psikomotorik, berapa porsinya, dan sebagainya.Kedua,

bagaimana metode instruktur dalam media Online Learning dalam proses

pembelajarannya, prasyarat apa saja yang perlu diberikan kepada siswa dan

sebagainya. Ketiga, sarana tambahan apa yang perlu diberikan. Keempat,

lingkungan maya yang  bagaimana yang diperlukan untuk mendukung

pelajaran tersebut. 

2. Aspek strategi pembelajaran

Aspek ini pada dasarnya adalah menjawab bagaimana materi

Online Learning tersebut dipelajari. Pada aspek inilah teori belajar

mempunyai peran yang sangat signifikan. Ide-ide dalam artikel di atas dapat

diimplementasikan pada perancangan aspek Strategi Pembelajaran ini.

3. Aspek desain bahan pembelajaran

Langkah ketiga dalam Mendesaian Sistem Pembelajaran adalah

pengembangan, yaitu proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-

bahan pembelajaran. Proses penulisan bahan pembelajaran harus

memperhatikan hal-hal berikut:

a. Kejelasan tujuan pembelajaran (realistis dan terukur);

b. Relevansi tujuan pembelajaran dengan kurikulum/SK/KD;

c. Ketepatan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan dan materi

pembelajaran;

d. Kesesuaian materi, pemilihan media dan evaluasi (latihan, test, kunci

jawaban) dengan tujuan pembelajaran;

e. Sistematika yang runut, logis, dan jelas;

f. Interaktivitas;

g. Penumbuhan motivasi belajar;

h. Kontekstualitas;

18

Page 23: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

i. Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar;

j. Kejelasan uraian materi, pembahasan, contoh, simulasi, latihan;

k. Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran;

l. Relevansi dan konsistensi alat evaluasi;

m. Pemberian umpan balik terhadap latihan dan evaluasi;

Proses pemanfaatan bahan dan strategi tersebut harus

memperhatikan hal-hal berikut :

a. Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media

pembelajaran;

b. Reliabilitas (kehandalan);

c. Maintainabilitas (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah);

d. Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam

pengoperasiannya);

e. Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk

pengembangan;

f. Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan

diberbagaih ard w a re dan software yang ada)

g. Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam

eksekusi;

h. Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi:

petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas,

terstruktur, dan antisipatif), desain  program (jelas dan

menggambarkan alur kerja program); 

i. Reusabilitas (sebagian atau seluruh program media pembelajaran

dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media

pembelajaran lain). 

4. Aspek pemanfaatan bahan

Selain harus memperhatikan aspek-aspek di atas, langkah

pemanfaatan juga dapat menggunakan komunikasi visual sebagai strategi

pembelajaran, dengan memperhatikan hal- hal berikut:

a. Komunikatif: visualisasi mendukung materi ajar, agar mudah dicerna

oleh siswa

19

Page 24: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

b. Kreatif: visualisasi diharapkan disajikan secara unik dan tidak klise

(sering digunakan), agar menarik perhatian

c. Sederhana: visualisasi tidak rumit, agar tidak mengurangi kejelasan

isi materi ajar dan mudah diingat

d. Unity: menggunakan bahasa visual yang harmonis, utuh, dan senada,

agar materi ajar dipersepsi secara utuh (komprehensif)

e. Penggambaran objek dalam bentuk image (citra) yang representatif

f. Pemilihan warna yang sesuai, agar mendukung kesesuaian antara

konsep kreatif dan topik yang dipilih Tipografi (font dan susunan

huruf), untuk memvisualisasikan bahasa verbal agar  mendukung isi

pesan, baik secara fungsi keterbacaan maupun fungsi psikologisnya

g. Tata letak (lay-out): peletakan dan susunan unsur-unsur visual

terkendali dengan baik,  agar memperjelas peran dan hirarki masing-

masing unsur tersebut

h. Unsur visual bergerak (animasi dan/atau movie), animasi dapat

dimanfaatkan untuk  mensimulasikan materi ajar dan video untuk

mengilustrasikan materi secara nyata

i. Navigasi (icon) yang familiar dan konsisten agar efektif dalam

penggunaannya. 

5. Penilaian, Umpan Balik dan Perbaikan Terus Menerus

Langkah kelima dalam mendesain sistem pembalajaran adalah

penilaian, yaitu proses penentuan ketepatan pembelajaran. Setiap bab

menyajikan rangkuman/kesimpulan dan atau soal latihan untuk mengukur

keberhasilan belajar peserta didik dan sekaligus mengevaluasi ketepatan

strategi pembelajaran. Penilaian ini mutlak dilakukan sebagai sistem

manajemen mutu dan pengendalian proses belajar mengajar sehingga terjadi

umpan balik dan perbaikan secara terus menerus (continous improvement).

20

Page 25: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

BAB III

PEMBAHASAN

A. Penggunaan Media Kartu Klausa dalam Pembelajaran Menulis Kalimat

Majemuk.

 Dalam pendidikan formal menulis sudah menjadi bagian dari

pembelajaran bahasa. Namun selama bertahun-tahun kebanyakkan guru, para

ahli berasumsi bahwa pembelajaran tidak perlu direncanakan tersendiri bahkan

ada anggapan bahwa keterampilan menulis akan dikuasai dengan sendirinya

apabila pembelajaran lainnya sudah berjalan baik. Pengkajian, penalaran dan

tentang keterampilan menulis pun masih jarang dijumpai, terutama menulis

kalimat majemuk.

Kenyataan di atas menimbulkan berbagai kepincangan. Pada gilirannya

bukan merumuskan tentang apa dan bagaimana siswa harus memahami bahasa

tulis, tetapi penjabaran menulis dalam bentuk program pembelajaran belum

dilaksanakan secara optimal. Bahkan siswa masih belum mempunyai

kemampuan yang optimal dalam materi menulis.

Mengingat pentingnya menulis sebagai produk keterampilan berbahasa

yang lain, disini seorang guru harus bisa memilih media (serta metode)

pembelajaran yang tepat untuk siswa sehingga siswa lebih senang untuk belajar.

Materi menulis kalimat majemuk merupakan materi yang menjemukan

bagi siswa. Namun, dengan penggunaan media kartu klausa yang ditunjang

dengan metode yang tepat atau sesuai dengan kemampuan siswa sehingga akan

menghasilkan proses belajar yang memuaskan dan menyenangkan baik siswa

maupun gurunya sendiri.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi

informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi media

pembelajaran, media bukan hanya sekadar sebagai peraga guru, tetapi pembawa

informasi atau pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa, media yang

dimaksudkan dalam penelitian ini ialah media kartu klausa yang berupa klausa

yang dicetak pada sebuah kartu buffalo warna-warni yang dipotong-potong

sesuai dengan ukuran.

21

Page 26: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

Pembelajaran dengan menggunakan media kartu klausa lebih

menekankan pada nilai belajar yang diperoleh lebih dari sekadar kata-kata,

melainkan pengalaman konkret. Mengingat suasana pembelajaran yang

menyenangkan, akan memungkinkan pengalaman yang didapat lebih bermakna.

Penggunaan media kartu klausa bukan dijadikan metode dalam pembelajaran

melainkan bagian dari proses pembelajaran. Peneliti menggunakan media kartu

klausa sebagai instrumen dalam memasukkan materi menulis kalimat majemuk .

B. Perancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Media kartu klausa.

1. Media Kartu Klausa

Media kartu klausa adalah kartu yang berisikan kalimat tunggal atau

kalimat klausa yang digunakan sebagai bahan ajar dalam membuat kalimat

majemuk. Media ini digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran. media

yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah media kartu klausa yang berupa

klausa yang dicetak pada sebuah kartu buffalo warna-warni yang dipotong-

potong sesuai dengan ukuran.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang diguinakan guru untuk

menyampaikan pesan pembelajaran yang dapat merangsang, menarik

perhatian dan memudahkan siswa sehingga terjadi proses belajar yang

menyenangkan. Dengan demikian di samping berfungsi sebagai sarana yang

digunakan untuk menyalurkan pesan media pembelajaran juga berfungsi

mempermudah siswa untuk belajar.

2. Metode Kontekstual

Metode kontekstual adalah salah satu metode pembelajaran yang

menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses

belajar agar kelas lebih ‘hidup’ dan ‘bermakna’ karena siswa mengalami

sendiri apa yang dipelajarinya (Hurshadi dan Sendok, 2003:5). Pembelajaran

tersebut mengandung makna bahwa materi yang diajarkan pada siswa selalu

dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Karena

pengalaman tersebut didapatkan dari pengalaman sehari-hari, maka materi

diharapkan lebih mudah dimengerti siswa.

 Naim (2009:190) menyatakan bahwa di dalam pembelajaran

kontekstual, makna dalam pembelajaran akan mudah di lihat dengan

22

Page 27: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, yaitu konteks pribadi,

sosial, dan budayanya. Hal ini berarti dalam pembelajaran kontekstual siswa

dihadapkan dengan pembelajaran yang dikaitkan langsung dengan kehidupan

yang mereka jalani. Pembelajaran yang dikaitkan yang dikaitkan dengan

kehidupan bukan terbatas pada kehidupan siswa secara pribadi melainkan

juga kehidupan siswa dengan kehidupan sosial dan budayanya.

Berdasar pendapat kedua ahli mengenai kontekstual di muka, dapat

disimpulkan bahwa metode kontekstual adalah suatu alat dalam pembelajaran

yang dilakukan dengan cara siswa memahami konsep, pembelajaran dengan

mengaitkan kehidupan pribadi, kehidupan sosia,l dan budayanya.

3. Teknik (Model) Pembelajaran Mind Mappin.

Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke

dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping

seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti

halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang

pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita

bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui

kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.

Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan,

membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara

kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat

informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan

teknik mencatat biasa.

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan

tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking.

Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10

ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif

bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan

membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk

mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti

diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu

informasi kepada informasi yang lain.

23

Page 28: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

Metode kontekstual model pembelajaran Mind Mapping.

Pembelajaran langsung yang ditunjukkan dengan sintaks-sintaks sebagai

berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh

siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif

jawaban.

c. Membentuk kelompok yang anggotanya 3—4 orang.

d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil

diskusi.

e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil

diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai

kebutuhan guru.

f. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru

memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

4. Rancangan pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model Mind

Mapping menggunakan media kartu klausa.

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : X /2

Pertemuan ke- : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan).

I. Standar Kompetensi

Mampu membaca dan memahami berbagai teks bacaan

nonsastra dengan berbagai teknik membaca (membaca cepat,

membaca memindai [scanning]) secara ekstensif untuk berbagai

tujuan.

II. Indikator

1. Menjelaskan pengertian kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

2. Membuat contoh kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

3. Membuat kalimat majemuk dengan mempergunakan konjungsi

24

Page 29: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

yang tepat.

4. Memperluas kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk.

III. Tujuan Pembelajaran

1. Membuat Kalimat Tunggal dan Majemuk.

2. Mengubah Kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara.

IV. Materi Pembelajaran

Kalimat tunggal dan kalimat majemuk

V. Metoda Pembelajaran

Metode Pembelajaran :

- Kontekstual

Metode Langsung :

- Ceramah

- Tanya/jawab

- Diskusi

Model Pembelajaran :

- Mind Mapping

VI. Kegiatan Pembelajaran

No

.Kegiatan Belajar Mengajar

Keterangan

Penguatan NilaiWaktu

1.

Kegiatan awal

Pendahuluan

Apresepsi

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam, kemudian memeriksa kondisi kelas,

kesiapan, dan kehadiran peserta didik.

b. Melakukan apersepsi yaitu dengan

mengingatkan materi yang berhubungan dengan

materi yang diberikan.

Motivasi

a. Memotivasi siswa pentingnya kompetensi ini

Bersahabat/

Komunikatif

(20`)

25

Page 30: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

dalam menyelesaikan masalah dalam bidang

keahliannya.

b. Guru menjelaskan garis besar materi

pembelajaran baru dan kompetensi yang akan

dicapai agar peserta didik mengetahui materi

yang harus dikuasai setelah pembelajaran selesai.

2. Kegiatan Inti (85’)

a. Eksplorasi:

1. Seluruh siswa diminta untuk menggali /

menuliskan semua pengetahuan dasarnya

tentang materi yang akan diajarkan.

2. Siswa dapat menjawab pertanyaan guru tentang

kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

3. Siswa dapat menggali semua informasi dari

berbagai literatur dan sumber belajar tentang

kalimat majemuk.

b. Elaborasi:

1. Siswa mendiskusikan kaliamat majemuk.

2. Siswa diberi kesempatan untuk melihat kartu

klausa untuk membentuk sebuah kaliamat

majemuk.

c. Konfirmasi:

1. Guru melibatkan peserta didik untuk membuat

kesimpulan dari materi yang dijelaskan dan

membuat beberapa catatan penting.

2. Siswa menyimpulkan mengenai kalimat

majemuk

Cerdas, kreatif,

rasa ingin tahu,

dan tanggung

jawab

Rasa ingin tahu,

kreatif, bekerja

keras,

Mandiri,

toleransi

Bersahabat dan

Komunikatif

(85`)

(15`)

(45`)

(20`)

3. Kegiatan akhir

Penutup (30’)

1. Bersama-sama dengan peserta didik melakukan Gemar

(30`)

26

Page 31: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

refleksi tentang pembelajaran yang baru saja

dilakukan.

2. Menyimpulkan tentang kalimat tunggal dan

kalimat majemuk.

3. Menyampaikan informasi tentang materi yang

akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.

4. Guru menugaskan siswa mengerjakan tugas

yang telah diberikan dan menugaskan untuk

membaca materi yang akan disampaikan pada

pertemuan yang akan datang.

5. Penutupan pembelajaran.

membaca dan

kritis

VII. Penilaian Hasil Belajar

1. Pengamatan (terlampir)

LEMBAR PENGAMATAN

No. Nama

Siswa

Aspek PenilaianTotal

NilaiPemahaman

MateriKeaktifan Sikap

1.

2.

3.

Kriteria Penskoran :

5 = sangat baik

4 = baik

3 = sedang

2 = cukup

1 = kurang

Total Nilai= skor yang diperole h

skor maksimal×100

Contoh :4+3+3

15× 100=66,7 ≈ 67

27

Page 32: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

VIII. Alat / Media Pembelajaran

a. Modul

b. Laptop

c. Infokus

d. Power Point

e. Spidol

f. Papantulis

g. Kartu klausa

IX. Sumber Belajar

1. Buku Kompeten Berbahasa Indonesia SMA Kelas X Penerbit

Erlangga.

2. Internet

3. Modul

Serang, November 2013

Menyetujui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Nama Kusmiati

NIP. NIP.

28

Page 33: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi

komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan

secara efektif antara guru dan peserta didik.

Adapun komponen utama desain pembelajaran yaitu: 1) Tujuan

pembelajaran; 2) Pembelajar; 3) Analisis pembelajaran; 4) Strategi

pembelajaran; dan 5) Penilaian belajar.

Penggunaan media kartu klausa dalam pembelajaran dapat merangsang

para siswa untuk lebih aktif dan lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Penggunaan model mind mapping juga dapat membantu siswa lebih mudah

mengingat pembelajaran. Karena penerapannya berdasarkan apa yang telah

dipelajari dan dipraktikan secara langsung maka pembelajaran terasa sangat

menyenangkan.

B. Saran

Penggunaan media pembelajaran serta metode yang tepat dapat membuat

proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Hal tersebut

dapat membantu para pengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan

lebih efektif dan efisien.

29

Page 34: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

Badarudin. 2013. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran. [Online].

Tersedia di : http://ayahalby.wordpress.com/2011/02/23/model-

pengembangan-perangkat-pembelajaran/ ( 2 Desember 2013)

Dito, Hartan. 2012. Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Fungsi Media

Pembelajaran. [Online]. Tersedia di :

http://der-traumer.blogspot.com/2012/09/pengertian-tujuan-manfaat-dan-

fungsi.html ( 2 Desember 2013)

Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran.[Online]. Tersedia di :

http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/ ( 2 Desember

2013)

Hidayat. 2011. Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran. [Online].

Tersedia di : http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah-

langkah-pengembangan-media.html ( 2 Desember 2013)

I. Mufidah. 2012. Kartu Klausa Sebagai Media Pembelajaran Menulis Kalimat

Majemuk. [Online]. Tersedia di :

http://viemufidah.guru-indonesia.net/artikel_detail-17910.html ( 8

desember 2013)

Liska Dewiyana Nasution, dkk. 2012. Makalah Desain Pembelajaran. [Online].

Tersedia di : http://liskacahmilika.blogspot.com/2012/11/makalah-desain-

pembelajaran_9874.html ( 2 desember 2013 )

Luteheru, J. 1988. Media Pembelajaran. Jakarta: Dierjen Dikti.

Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

RosdaKarya

Mustikasari, Ardian. (2011). Mengenal Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia

di: http://media-grafika.com/mengenal-media-pembelajaran ( 2 Desember

2013)

iv

Page 35: Perancangan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Kartu Klausa Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Majemuk

Ntsir, Supardi. 2012. Model Pembelajaran Mind Mapping dan Contoh RPP.

[Online]. Tersedia di : http://supardinatsir.blogspot.com/2012/08/model-

pembelajaran-mind-mapping-dan.html ( 8 Desember 2013)

Nursyamsi, Aji. 2012. Definisi Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di:

http://neozonk.wordpress.com/2012/09/19/definisi-media-pembelajaran/

( 2 Desember 2013)

Prawiradilaga, Dewi Salma. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta :

Kencana (PT. Prenada Media Grup)

Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Erlangga

Rusma. 2011. Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional

Guru. Jakarta: Rajawali Press

Setiawan, Razali. 2012. PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA. [Online]. Tersedia di :

http://razalisetyawan.blogspot.com/2012/06/httpdarmantppekanbaru2012.h

tml ( 2 Desember 2013)

v