Top Banner
ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 31 ISSN: 2503-0221 20 Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis, Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T. PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR BEBEK OTOMATIS 1 Dedi Supriyadi, 2 Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan 3 Agung Surya Wibowo, S.T., M.T. 123 Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom ¹[email protected] , ²[email protected], ³[email protected] Abstrak Kestabilan suhu dan kelembaban serta proses pembalikan berperan penting dalam proses penetasan telur bebek. Suhu yang dibutuhkan pada masa penetasan telur adalah 36° C - 38° C dengan kelembaban kelembaban 60% - 70%. Selain itu proses pembalikkan telur yang dibutuhkan adalah minimal 3-6 kali dalam satu hari. Untuk menangani kondisi tersebut, dibutuhkan sebuah alat penetas yang mampu bekerja secara otomatis dalam menjaga kestabilan suhu ruang dan proses pembalikan telur. Pada penelitian ini dibuat sebuah inkubator penetas telur yang dapat bekerja secara otomatis. Inkubator ini dapat mengendalikan suhu dan kelembaban, serta melakukan pembalikkan telur secara otomatis. Metode logika fuzzy digunakan pada sistem pengendali suhu dan kelembaban ruang inkubator. Sistem yang dirancang menggunakan lampu pijar dan humidifier sebagai aktuator dan sensor yang digunakan adalah sensor suhu dan kelembaban. Pada pengujian, sistem ini dapat bekerja dengan baik, hal ini dapat ditunjukkan bahwa sistem dapat menjaga suhu dan kelembaban ruang inkubator pada rentang suhu 36° C - 38° C dan kelembaban 60% - 70%. Selain itu conveyor dapat bekerja secara otomatis setiap pukul 07:00, 10:00, 13:00, 16:00, 19:00, 21:00. Tingkat keberhasilan penetasan pada pengujian pertama sebesar 91,6 %, sedangkan tingkat keberhasilan penetasan pengujian kedua sebesar 41,6 %. Kata Kunci : penetasan, suhu, kelembaban, logika fuzzy. Abstract The stability of temperature and humidity and the reversal process plays an important role in the process of hatching duck eggs. The required temperature during egg hatching period is 36 ° C - 38 ° C with humidity 60% - 70%. In addition the required egg reversal process is at least 3-6 times in one day. To handle the condition, it takes a hatching device that is able to work automatically in keeping room temperature stability and egg reversal process. In this final project is made an incubator hatching egg that can work automatically. This incubator can control the temperature and humidity, and do the egg reversal automatically. Fuzzy logic method is used on the temperature control system and humidity of the incubator chamber. Systems designed using incandescent and humidifiers as actuators and sensors used are temperature and humidity sensors. In testing, this system can work well, it can be shown that the system can maintain the temperature and humidity of the incubator chamber in the temperature range 36 ° C - 38 ° C and humidity 60% - 70%. In addition the conveyor can work automatically every 07:00, 10:00, 13:00, 16:00, 19:00, 21:00. The success rate of hatching in the first test was 91.6%, while the second hatching success rate was 41.6%. Keywords : hatching, temperature, humidity, fuzzy logic. Makalah dikirim 23 Februari 2017; Revisi 15 Mei 2017; Diterima 1 Juli 2017
12

PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

Nov 13, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 20

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR BEBEK OTOMATIS

1Dedi Supriyadi, 2Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan 3Agung Surya Wibowo, S.T., M.T. 123Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

¹[email protected] , ²[email protected], ³[email protected]

Abstrak

Kestabilan suhu dan kelembaban serta proses pembalikan berperan penting dalam proses

penetasan telur bebek. Suhu yang dibutuhkan pada masa penetasan telur adalah 36° C - 38° C

dengan kelembaban kelembaban 60% - 70%. Selain itu proses pembalikkan telur yang

dibutuhkan adalah minimal 3-6 kali dalam satu hari. Untuk menangani kondisi tersebut,

dibutuhkan sebuah alat penetas yang mampu bekerja secara otomatis dalam menjaga kestabilan

suhu ruang dan proses pembalikan telur. Pada penelitian ini dibuat sebuah inkubator penetas

telur yang dapat bekerja secara otomatis. Inkubator ini dapat mengendalikan suhu dan

kelembaban, serta melakukan pembalikkan telur secara otomatis. Metode logika fuzzy digunakan

pada sistem pengendali suhu dan kelembaban ruang inkubator. Sistem yang dirancang

menggunakan lampu pijar dan humidifier sebagai aktuator dan sensor yang digunakan adalah

sensor suhu dan kelembaban. Pada pengujian, sistem ini dapat bekerja dengan baik, hal ini dapat

ditunjukkan bahwa sistem dapat menjaga suhu dan kelembaban ruang inkubator pada rentang

suhu 36° C - 38° C dan kelembaban 60% - 70%. Selain itu conveyor dapat bekerja secara

otomatis setiap pukul 07:00, 10:00, 13:00, 16:00, 19:00, 21:00. Tingkat keberhasilan penetasan

pada pengujian pertama sebesar 91,6 %, sedangkan tingkat keberhasilan penetasan pengujian

kedua sebesar 41,6 %.

Kata Kunci : penetasan, suhu, kelembaban, logika fuzzy.

Abstract

The stability of temperature and humidity and the reversal process plays an important role in the

process of hatching duck eggs. The required temperature during egg hatching period is 36 ° C -

38 ° C with humidity 60% - 70%. In addition the required egg reversal process is at least 3-6 times

in one day. To handle the condition, it takes a hatching device that is able to work automatically

in keeping room temperature stability and egg reversal process. In this final project is made an

incubator hatching egg that can work automatically. This incubator can control the temperature

and humidity, and do the egg reversal automatically. Fuzzy logic method is used on the

temperature control system and humidity of the incubator chamber. Systems designed using

incandescent and humidifiers as actuators and sensors used are temperature and humidity

sensors. In testing, this system can work well, it can be shown that the system can maintain the

temperature and humidity of the incubator chamber in the temperature range 36 ° C - 38 ° C and

humidity 60% - 70%. In addition the conveyor can work automatically every 07:00, 10:00, 13:00,

16:00, 19:00, 21:00. The success rate of hatching in the first test was 91.6%, while the second

hatching success rate was 41.6%.

Keywords : hatching, temperature, humidity, fuzzy logic.

Makalah dikirim 23 Februari 2017; Revisi 15 Mei 2017; Diterima 1 Juli 2017

Page 2: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 21

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

1. Pendahuluan

Bebek merupakan salah satu unggas yang ketika selesai bertelur akan meninggalkan

telurnya begitu saja. Hal ini membuat para peternak harus menetaskan telur bebek sendiri, baik

itu dengan menitipkan telur pada indukan ayam ataupun menetaskan telur secara manual

maupun menggunakan mesin penetas telur. Namun mesin penetas telur yang beredar dipasaran

masih kurang optimal. Mesin penetas yang menggunakan heater sebagai pemanas masih kurang

merata pada ruangan. Begitupun dengan mesin penetas konvensional yang mana suhu ruang

hanya bergantung pada panas yang dihasilkan oleh lampu pijar tersebut. Sehingga tidak ada

pengaturan suhu agar tetap stabil pada kondisi yang seharusnya.

Selain itu dalam proses penetasan konvesional penetas dihadapkan pada penjadwalan

pembalikan telur yang harus dilakukan selama 3 - 6 kali dalam 1 hari [1]. Hal ini menjadi satu

masalah penting, jika saja penetas lupa untuk membalikkan telur maka embrio pada telur bisa

mati karena telur terlalu lama pada posisi tersebut yang mengakibatkan kuning telur akan

menempel pada cangkang telur. Dan juga penetasan dengan mesin penetas yang sudah

melakukan pembalikan otomatis, pembalikan hanya berupa memiringkan sudut wadah dari telur

sejauh 45°. Hal ini masih dapat menyebabkan masih ada sebagian kuning telur yang akan

menempel di cangkang telur yang terkadang menyebabkan anakan bebek menjadi cacat atau

bahkan gagal menetas.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut, pada penelitian ini dibuat sebuah inkubator

mesin penetas telur yang bertujuan untuk tetap menstabilkan suhu dan kelembaban inkubator

secara otmatis. Sistem inkkubator ini menggunakan beberapa lampu yang dapat diatur hidup

matinya, serta humidifier untuk menjaga kelembaban. Dan juga pada sistem ini akan

menggunakan sebuah papan dengan alas khusus yang berfungsi untuk pembalik telur. Alat ini

akan bekerja secara otomatis berdasarkan respon perubahan suhu pada ruang inkubator yang

akan dideteksi oleh sensor suhu. Kemudian kontroler akan memproses perubahan tersebut dan

akan memberikan luaran sesuai dengan program yang dibuat.

2. Metode Penelitian

2.1 Telur

Telur merupakan salah satu produk pangan hewani yang lengkap kandungan gizinya.

Selain itu telur merupakan bahan makanan yang mudah dicerna. Sebutir telur terdiri dari 11 %

kulit telur, 58% putih telur dan 31% kuning telur [2]. Telur mempunyai kandungan air, protein,

lemak, karbohidrat dan abu berturut-turut sebesar 66,5; 12,01; 10,5; 0,9; dan 10,9% [3].

Telur bebek itu sendiri merupakan telur yang berasal dari bebek, telur ini mempunyai

kadar air yang lebih tinggi sehingga mempunyai warna yang lebih pekat. Di dalam sebutir telur

bebek mentah terdapat 46% asupan selenium, 15% zat besi dan 22% kandungan fosfor. Proses

penetasan telur bebek inipun memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan telur ayam.

Telur tetas mempunyai struktur tertentu dan dan masing-masing berperan penting untuk

perkembangan embrio sehingga menetas. Agar dapat menetas telur sangat tergantung pada

keadaan telur tetas dan penanganannya [4].

Seleksi telur yang baik untuk ditetaskan dapat meningkatkan daya tetas sebesar 5%.

Telur tetas yang normal berbentuk bulat telur atau oval dengan berat antara 65 – 75 gram [6].

Telur dengan bentuk bulat atau terlalu lonjong merupakan telur abnormal sehingga

mempengaruhi posisi embrio menjadi abnormal yang mengakibatkan telur banyak yang tidak

menetas.

Page 3: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 22

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

2.2 Penetasan Telur

Penetasan terlur merupakan suatu proses/usaha untuk menetaskan telur

unggas. Proses ini mencakup perkembangan embrio di dalam telur sampai telur pecah

dan menghasilkan anakan. Dalam proses penetasan telur, dapat dilakukan secara alami

oleh indukan atau secara buatan (artifisial) menggunakan mesin penetas buatan [1].

Penetasan Telur Dengan Induk Ayam.

Proses penetasan telur dengan induk ayam dilakukan dengan cara mengerami telur

secara alami. Jadi semua proses penetasan ditumpukan sepenuhnya pada indukan ayam itu

sendiri. Yang perlu disiapkan untuk proses ini adalah tempat penetasan telur yang kelak akan

menghasilkan individu baru. Tempat penetasan ini biasa disebut sarang atau sangkar.

Penetasan Telur Dengan Mesin Penetas.

Berbeda dengan proses penetasan secara alami, proses penetasan dengan mesin

penetas ini seluruh proses penetasan membutuhkan campur tangan manusia. Sehingga indukan

tidak tahu menahu masalah penetasan. Proses penetasan dilakukan dengan menggunakan alat

mesin tetas atau yang biasa disebut inkubator. Proses penetasan ini pun mengadopsi dari

penetasan alami, yaitu penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai dengan jenis telur. Hal ini

bertujuan agar embrio dalam telur dapat berkembang secara optimal, sehingga telur dapat

menetas.

2.3 Logika Fuzzy [7]

Himpunan fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965.

Kata fuzzy itu sendiri memiliki beebrapa definisi seperti, kabur, remang-remang, dan samar.

Sedangkan untuk suatu sistem, fuzzy merupakan sebuah sistem yang dibangun berdasarkan

dengan teori logika fuzzy. Sehingga logika fuzzy itu sendiri merupakan suatu metode perhitungan

yang menggunakan bahasa (lingusitik) sebagai pengganti perhitungan menggunakan bilangan

atau angka. Pada teori himpunan fuzzy, peranan derajat keanggotaan sebagai penentu

keberadaan elemen dalam suatu himpunan sangatlah penting. Nilai keanggotaan atau derajat

keanggotaan atau membership function menjadi ciri utama dalam penalaran dengan logika fuzzy

tersebut. Nilai derajat keanggotaan pada himpunan fuzzy berada antara 0 dan 1.

Fuzzyfication Proses fuzzyfication yaitu mengubah masukan-masukan yang memiliki nilai kebenaran

yang pasti kedalam set variablefuzzy. Pada proses fuzzyfication berupa penentuan fungsi

keanggotaan (membership function) dengan membuat suatu kurva yang menunjukkan pemetaan

setiap nilai input kedalam derajat keanggotaan yang memiliki interval nilai antara 0 dan 1.

Fuzzy Inference Fuzzy Inference atau aturan fuzzy merupakan sebuah tahapan yang melakukan

sebuah penalaran menggunakan inputfuzzy yang telah ditentukan, sehingga akan

menghasilkan suatu outputfuzzy. Pada tahapan inference atau aturan fuzzy ini memiliki

bentuk aturan IF antacendent Then consequent. Pada tahap ini terdapat tiga model

aturan fuzzy yang digunakan dalam berbagai aplikasi yaitu model Tsukamoto, Mamdani

dan Sugeno.

Page 4: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 23

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

Defuzzyfication Pada tahapan defuzzyfication dilakukan suatu pemetaan output fuzzy menjadi suatu crisp

value berdasarkan fungsi keanggotaan yang sudah ditentukan. Jadi pada proses ini hasil

himpunan nilai keluaran akan diterjemahkan menjadi himpunan tegas kembali.

2.4 Desain Sistem

Perancangan hardware merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan penelitian

ini. Karena dengan adanya hardware maka sistem dapat diuji secara nyata, apakah alat ini dapat

bekerja dengan baik atau tidak. Secara garis besar, diagram blok dari inkubator ini ditunjukkan

pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Diagram Blok Umum.

Gambaran umum sistem ini dapat dilihat pada Gambar 1 di atas. Sistem penetasan telur

bebek otomatis ini menggunakan sensor suhu dan kelembaban dengan metode pengontrolannya

menggunakan fuzzy logic. Dalam perancangan inkubator penetas telur ini ada beberapa

perangkat yang digunakan, seperti : sensor suhu dan kelembaban, Real Time Clock, LCD,

TRIAC, motor servo, lampu pijar, humidifier serta mikrokontroler (arduino). Masing-masing dari

perangkat/komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada sistem ini, sensor suhu

dan kelembaban berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban pada ruang inkubator. Sensor

suhu dan kelembaban yang digunakan dalam sisem ini adalah DHT11. Suhu dan kelembaban

ruang yang terbaca oleh sensor akan dibandingkan dengan setpoint yang ada. Pada penelitian

ini juga menggunakan mikrokontroler arduino yang berfungsi untuk membaca masukan dari suhu

dan kelembaban yang akan diproses dengan fuzzy logic. Setelah itu nilai perbedaan dari suhu ini

yang manjadi acuan untuk pengaturan intensitas cahaya pada ruang menggunakan TRIAC.

Sedangkan perbedaan nilai pada kelembaban akan menjadi acuan pada humidifier untuk proses

pelembaban ruang inkubator. Real Time Clock pada sistem ini berfungsi untuk penunjuk waktu

berupa jam menit detik, hal ini yang akan menjadi acuan pada motor dc dalam proses pembalikan

otomatis. Data suhu, kelembaban dan proses pembalikan akan ditampilkan pada LCD.

2.5 Desain Perangkat Keras

Perancangan inkubator penetas telur ini dirancang dengan ukuran 59cm x 42cm x 70cm.

Sehingga dalam ruang inkubator ini hanya dapat menampung sebanyak 24 butir telur tetas.

Desain rangka inkubator seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini.

Page 5: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 24

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

Gambar 2. Desain incubator.

Bahan dasar untuk pembuatan rangka inkubator ini adalah alumunium berjenis beam,

hal ini dikarenakan sifat dari alumunium yang lebih tahan lama dan ringan dibandingkan kayu

biasa. Untuk bahan lapis pelindungnya akan menggunakan akrilik karena bahan akrilik akan lebih

tahan terhadap perubahan suhu luar dan bahan akrilik lebih tahan lama.

2.6 Cara Kerja Sistem

Pertama alat dihidupkan kemudian dilakukan inisialisasi setpoint. Kemudian sensor

DHT11 akan membaca suhu dan kelembaban apakah sudah sesuai dengan setpoint atau belum.

Jika belum maka lampu akan hidup atau mati sesuai dengan rentang suhu dan kelembaban. Jika

suhu dan kelembabannya kurang makan lampu dan hummidifier akan menyala dan jika

ketinggiannya melebihi setpoint maka lampu dan hummidifier akan mati. Kemudian sistem akan

melakukan pembalikan otomatis pada jam-jam tertentu sesuai dengan program yang dirancang

dengan masukan dari RTC.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

3.1 Pengujian Catu Daya

Pengujian ini dilakukan dengan cara mengukur masukan tegangan DC ke catu daya

menggunakan Digital Multimeter dan Digital Oscilloscope, selanjutnya dilakukan pengukuran

pada hasil keluaran pada catu daya menggunakan Digital Multimeter dan Digital Oscilloscope.

Tabel 1. Tabel pengujian output dari catu daya.

Hasil yang

diinginkan

Multimeter

Tegangan Input Tegangan Output Error

5 Volt 12 Volt 5,04 0,04

9 Volt 12 Volt 9,05 0,05

Dari Tabel 1 di atas, didapatkan sebuah kesimpulan bahwa tegangan output dari catu

daya yang ada telah sesuai namun masih terdapat nilai error. Hal ini dikarenakan ketidakidealan

penstabil tegangan IC LM7805 dan LM7809. Namun nilai error yang timbul masih relatif kecil

sehingga tidak terlalu menimbulkan gangguan ataupun kerusakan pada rangkaian yang akan

dicatu.

Page 6: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 25

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

3.2 Pengujian Nilai Output antara Matlab dan Arduino

Tabel 2. Tabel pengujian nilai output antara Matlab dan Arduino.

No. Nilai Suhu Nilai Kelembaban Hasil Matlab Hasil Arduino

1 40 40 0 0

2 37 40 70 70

3 30 60 180 180

4 20 80 255 255

6 37 66 120 120

Pada Tabel 2 di atas menjelaskan bahwa nilai output yang dikeluarkan dari simulasi

Matlab dan Arduino sama dan nilai yang dikeluarkan sesuai dengan rule yang ditentukan dari

awal perancangan. Dan dapat disimpulkan bahwa program fuzzy logic pada Arduino sudah

sesuai karena hasil output yang dikeluarkan sama dengan simulasi pada Matlab.

3.3 Pengujian RTC

Gambar 3. Pembacaan RTC pada LCD 16 x 2.

Dari Gambar 3 di atas hasil dari pembacaan RTC berupa nilai jam, menit, detik, tanggal

bulan dan tahun yang ditampilkan pada LCD 16 x 2. Berdasarkan hasil pengujian ini, pembacaan

nilai RTC yang berupa waktu bersifat real time dapat berfungsi dengan baik. Sehingga RTC dapat

diaplikasikan pada sistem inkubator.

3.4 Pengujian Sensor DHT11

Gambar 3. Grafik perbandingan suhu di DHT-11 dan Thermo-Hygrometer.

0

20

40

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920

suhu di DHT11

Pembacaan Pada Hygrometer

Page 7: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 26

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

Gambar 5. Grafik perbandingan suhu di DHT11 dan Thermo-Hygrometer.

Dari hasil pengujian yang ditunjukkan pada Gambar 4 dan 5 di atas bahwa pembacaan

sensor DHT11 mendekati pembacaan sensor Thermo-Hygrometer digital. Sehingga sensor

DHT11 ini dapat diaplikasikan pada sistem inkubator.

3.5 Pengujian Pembalik Telur

Tabel 3. Proses pembalikan telur pengujian 1.

Tanggal Jam hari

ke 7:00 10:00 13:00 16:00 19:00 21:00

09/06/2017 √ √ x √ x √ 1

10/06/2017 √ x √ √ √ √ 2

11/06/2017 √ √ √ √ √ √ 3

12/06/2017 √ √ √ √ √ √ 4

13/06/2017 √ √ √ √ √ √ 5

14/06/2017 √ √ √ √ √ √ 6

15/06/2017 √ √ √ √ √ √ 7

16/06/2017 √ √ √ √ √ √ 8

17/06/2017 √ √ √ √ √ √ 9

18/06/2017 √ √ √ √ √ √ 10

19/06/2017 √ √ √ √ √ √ 11

20/06/2017 √ √ √ √ √ √ 12

21/06/2017 √ √ √ √ √ √ 13

22/06/2017 √ √ √ √ √ √ 14

23/06/2017 √ √ √ √ √ √ 15

24/06/2017 √ √ √ √ √ √ 16

25/06/2017 √ √ √ √ √ √ 17

26/06/2017 √ √ √ √ √ √ 18

27/06/2017 √ √ √ √ √ √ 19

28/06/2017 √ √ √ √ √ √ 20

29/06/2017 √ √ √ √ √ √ 21

30/06/2017 √ √ √ √ √ √ 22

01/07/2017 √ √ √ √ √ √ 23

02/07/2017 √ √ √ √ √ √ 24

03/07/2017 √ √ √ √ √ √ 25

04/07/2017 √ √ √ √ √ √ 26

0

50

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

kelembaban di DHT11

Pembacaan Pada Hygrometer

Page 8: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 27

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

Tabel 4. Proses pembalikan telur pengujian 2.

Tanggal Jam hari

ke 7:00 10:00 13:00 16:00 19:00 21:00

14/06/2017 √ √ √ √ √ √ 1

15/06/2017 √ √ √ √ √ √ 2

16/06/2017 √ √ √ √ √ √ 3

17/06/2017 √ √ √ √ √ √ 4

18/06/2017 √ √ √ √ √ √ 5

19/06/2017 √ √ √ √ √ √ 6

20/06/2017 √ √ √ √ √ √ 7

21/06/2017 √ √ √ √ √ √ 8

22/06/2017 √ √ √ √ √ √ 9

23/06/2017 √ √ √ √ √ √ 10

24/06/2017 √ √ √ √ √ √ 11

25/06/2017 √ √ √ √ √ √ 12

26/06/2017 √ √ √ √ √ √ 13

27/06/2017 √ √ √ √ √ √ 14

28/06/2017 √ √ √ √ √ √ 15

29/06/2017 √ √ √ √ √ √ 16

30/06/2017 √ √ √ √ √ √ 17

01/07/2017 √ √ √ √ √ √ 18

02/07/2017 √ √ √ √ √ √ 19

03/07/2017 √ √ √ √ √ √ 20

04/07/2017 √ √ √ √ √ √ 21

05/07/2017 x x x x x X 22

06/07/2017 x x x x x X 23

07/07/2017 x x x x x X 24

08/07/2017 x x x x x X 25

09/07/2017 x x x x x X 26

Dari hasil pembalikan telur pada Tabel 3 dan 4 di atas bisa disimpulkan bahwa proses

pembalikan telur berjalan dengan baik, walaupun terdapat beberapa kegagalan proses

pembalikan pada awal sistem dibekerja. Hal ini dikarenakan terjadi error pada RTC DS1307 yang

menyebabkan data waktu tidak dapat berjalan dengan baik. Namun secara umum proses

pemmbalikkan telur otomatis bekerja dengan baik sesuai dengan perencanaan awal.

3.6 Pengujian TRIAC

Tabel 5. Pengujian rangkaian TRIAC.

Pengujian pengukuran dari keluaran TRIAC menggunakan rangkaian pembagi tegangan.

Dari hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa perbedaan yang

dihasilkan ketika diberikan nilai pwm 0 dan pwm 255.

No. Nilai PWM Vin Vout Rangkaian TRIAC

1 0 220 Volt 10.722 mVolt

2 255 220 Volt 567.63 mVolt

Page 9: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 28

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

3.7 Pengujian Kondisi Suhu dan Kelembaban Ruangan Inkubator

Gambar 6. Perbandingan suhu di dalam ruang inkubator dengan suhu di luar inkubator.

Gambar 7. Perbandingan kelembaban di dalam ruang inkubator dengan kelembaban di luar

inkubator.

Dari hasil pengujian yang ditunjukkan pada Gambar 6 dan 7 di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa sistem dapat menjaga kondisi ruang stabil pada suhu dan kelembaban yang

diinginkan. Hal ini berarti sistem bekerja dengan baik.

3.8 Pengujian Kelayakan Inkubator

Dari Tabel 6, pengujian di bawah pada saat penetasan masa pertama dengan 12 butir

telur. Dari data di bawah dapat dilihat bahwa sistem mampu menjaga suhu ruang inkubator pada

rentang 36° C - 38° C. Hal ini menunjukkan bahwa inkubator dapat bekerja dengan baik. Selain

itu, dari Tabel 6 bisa dilihat bahwa sistem juga mampu menjaga kelembaban pada rentang 60 %

– 70 %. Namun terdapat beberapa kali kondisi kelembaban di bawah batas mininum yang

ditetapkan, hal ini disebabkan karena hummidifier yang terkadang tidak dapat berfungsi dengan

baik.

0

20

40

60

80

Grafik Kelembaban Dalam dan Luar Ruangan

Series1 Series2

Page 10: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 29

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

Tabel 6. Data kondisi ruang inkubator pengujian pertama.

Pada masa pengujian penetasan pertaman ini, telur yang dimasukkan sebanyak 12 butir

dan semuanya berembrio. Hingga pada hari ke 28, terdapat 1 telur yang mulai menetas. Pada

hari ke 29 terdapat 6 telur yang menetas, namun satu diantaranya mengalami kegagalan pada

saat akan menetas yaitu anakan bebek tidak dapat memecahkan cangkan telur dengan

sempurna sehingga menyebabkan anakan bebek tersebut mati. Pada hari ke 30 terdapat 2

anakan bebek yang menetas, begitupun pada hari ke 31 terdapat 2 anakan bebek yang menetas.

Hingga pada hari ke 32 satu butir telur terakhir menetas. Adapun tingkat keberhasilan penetasan

pada pengujian pertama ini sebesar 91,6 %.

Pada masa pengujian penetasan kedua (Tabel 7), telur yang dimasukkan sebanyak 12

butir dan hanya 11 telur yang berembrio. Hingga pada hari ke 28, terdapat 1 telur yang mulai

menetas. Pada hari ke 29 terdapat 4 telur yang menetas. namun pada hari ke 30 terdapat 2 telur

yang mengalami kegagalan pada saat akan menetas yaitu anakan bebek tidak dapat

memecahkan cangkan telur dengan sempurna sehingga menyebabkan anakan bebek tersebut

mati. Hingga pada hari ke 32 tidak terdapat lagi telur yang menetas, jadi tingkat keberhasilan

penetasan pada pengujian kedua ini sebesar 41,6 %.

D L D L D L D L D L D L D L D L

1 ­ ­ 36 29,1 36 29,1 36 26 ­ ­ 40 64 61 66 67 63 12 0 0 0

2 36 27,8 36 29,4 37 28,4 36 26,2 59 64 61 63 61 70 62 69 12 1 12 0

3 36 28,1 36 29,2 36 27,9 37 27,6 42 63 42 64 38 68 64 68 12 2 12 0

4 36 27,2 37 30,4 37 28,2 36 26,8 60 66 61 59 60 69 60 67 12 3 12 0

5 37 27,2 37 29,4 37 28,9 37 27,4 60 65 61 66 60 66 61 67 12 4 12 0

6 36 26,9 37 29,8 36 29,4 37 28,6 60 61 49 59 60 64 60 66 12 5 12 0

7 36 27 36 30 37 28,7 36 27,9 61 64 66 60 60 67 63 64 12 6 12 0

8 36 27,2 37 29,3 37 29,9 36 28,8 59 64 60 63 61 63 71 66 12 7 12 0

9 36 28 37 29,2 37 29,1 36 27,4 38 63 60 64 49 67 67 67 12 8 12 0

10 37 26,7 36 30,1 36 29,2 36 28,5 60 64 59 60 42 66 62 65 12 9 12 0

11 36 27,1 36 29,2 37 28,4 37 26 60 64 60 63 60 69 59 71 12 10 12 0

12 37 28,1 37 29,1 37 28,6 36 27,7 61 62 65 63 39 67 61 66 12 11 12 0

13 36 26,4 37 29,2 37 28,4 36 27,4 61 67 67 62 60 68 62 67 12 12 12 0

14 37 27,4 36 30,2 36 29,1 37 28,7 59 64 60 59 61 66 67 65 12 13 12 0

15 37 27 37 28,9 36 28,7 36 28,4 61 62 61 66 59 66 63 66 12 14 12 0

16 37 26,7 37 29,2 36 28,6 36 27,6 63 62 61 64 38 62 60 68 12 15 12 0

17 36 28,1 36 29,7 36 28,4 36 27 60 63 62 62 60 72 62 62 12 16 12 0

18 36 26,6 37 29,1 36 28,8 36 28,6 62 64 59 62 60 66 61 66 12 17 12 0

19 37 26,7 36 30,2 36 28,4 36 27,9 61 62 60 60 61 70 48 64 12 18 12 0

20 36 25,9 37 28,8 36 29,1 37 28,8 48 66 63 66 61 65 60 66 12 19 12 0

21 37 27 37 29,4 36 28,9 36 27,4 60 61 61 65 59 66 59 67 12 20 12 0

22 37 26,9 37 29,2 37 29,2 37 28,5 59 64 60 64 60 65 60 65 12 21 12 0

23 36 26,6 37 28,7 37 27,9 37 27,7 43 66 41 65 63 69 61 66 12 22 12 0

24 36 27,6 36 29,5 37 28,2 36 28,4 61 62 66 61 68 71 61 67 12 23 12 0

25 37 26,8 37 30,1 36 29 37 27,8 60 65 60 59 64 65 62 66 12 24 12 0

26 36 27,7 36 29,6 37 28,4 37 27,4 61 66 61 61 39 67 62 68 12 25 12 0

27 37 26,6 37 29,2 37 28,6 36 28,7 66 67 39 64 41 66 42 66 12 26 12 0

28 36 28,1 36 29,1 36 28,6 36 28,2 59 63 62 64 59 66 60 67 12 27 12 11

29 36 27,8 36 29,1 36 28,8 36 29,1 60 64 59 64 41 68 60 64 12 28 12 1

30 36 27,8 37 29,2 36 28,4 36 27,6 60 63 60 64 57 66 61 66 10 29 12 6

31 36 26,9 36 29,3 36 28,7 37 27,1 60 66 63 64 60 68 61 68 5 30 12 2

32 36 27,6 36 29,1 37 29,3 36 28,6 61 64 41 63 61 64 60 66 3 31 12 2

33 36 26,8 36 29,2 36 28,2 36 28,4 61 66 59 63 61 65 59 66 1 32 12 1

ket : ( D ) = kondisi suhu dan kelembaban di dalam ruang inkubator

( L ) = kondisi suhu dan kelembaban di luar ruang inkubator

Telur

Berem

brio

Telur

menetas22:00

PENGUJAN PENETASAN 1

17:00

Kelembaban ( % )Jumlah

telur

Umur

Telur 7:00 12:00 17:00

Hari

ke-

suhu ( °C )

22:00 7:00 12:00

Page 11: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 30

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

Tabel 7. Data kondisi ruang inkubator pengujian pertama

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian pada penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya:

1. Pemilihan bibit telur yang akan ditetaskan berpengaruh terhadap keberhasilan angka penetasan telur, hal ini dikarenakan pemilihan telur yang tidak baik akan menyebabkan tidak muncul embrio pada telur di awal masa penetasan.

2. Penggunaan metode logika fuzzy dalam sistem ini dapat berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan sistem untuk menjaga suhu pada rentang 36 ° C - 38 ° C.

3. Proses penetasan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tercapainya target penetasan dengan tingkat keberhasilan penetasan pada pengujian pertama sebesar 91,6 % (11 butir telur menetas dari total 12 butir telur yang ditetaskan) dan tingat keberhasilan penetasan pada pengujian kedua sebesar 41,6 % (5 telur menetas dari 12 telur yang ditetaskan).

D L D L D L D L D L D L D L D L

1 36 27,2 37 29,3 37 29,9 36 28,8 59 64 60 63 61 63 71 66 12 0 0 0

2 36 28 37 29,2 37 29,1 36 27,4 38 63 60 64 49 67 67 67 12 1 11 0

3 37 26,7 36 30,1 36 29,2 36 28,5 60 64 59 60 42 66 62 65 12 2 11 0

4 36 27,1 36 29,2 37 28,4 37 26 60 64 60 63 60 69 59 71 12 3 11 0

5 37 28,1 37 29,1 37 28,6 36 27,7 61 62 65 63 39 67 61 66 12 4 11 0

6 36 26,4 37 29,2 37 28,4 36 27,4 61 67 67 62 60 68 62 67 12 5 11 0

7 37 27,4 36 30,2 36 29,1 37 28,7 59 64 60 59 61 66 67 65 12 6 11 0

8 37 27 37 28,9 36 28,7 36 28,4 61 62 61 66 59 66 63 66 12 7 11 0

9 37 26,7 37 29,2 36 28,6 36 27,6 63 62 61 64 38 62 60 68 12 8 11 0

10 36 28,1 36 29,7 36 28,4 36 27 60 63 62 62 60 72 62 62 12 9 11 0

11 36 26,6 37 29,1 36 28,8 36 28,6 62 64 59 62 60 66 61 66 12 10 11 0

12 37 26,7 36 30,2 36 28,4 36 27,9 61 62 60 60 61 70 48 64 12 11 11 0

13 36 25,9 37 28,8 36 29,1 37 28,8 48 66 63 66 61 65 60 66 12 12 11 0

14 37 27 37 29,4 36 28,9 36 27,4 60 61 61 65 59 66 59 67 12 13 11 0

15 37 26,9 37 29,2 37 29,2 37 28,5 59 64 60 64 60 65 60 65 12 14 11 0

16 36 26,6 37 28,7 37 27,9 37 27,7 43 66 41 65 63 69 61 66 12 15 11 0

17 36 27,6 36 29,5 37 28,2 36 28,4 61 62 66 61 68 71 61 67 12 16 11 0

18 37 26,8 37 30,1 36 29 37 27,8 60 65 60 59 64 65 62 66 12 17 11 0

19 36 27,7 36 29,6 37 28,4 37 27,4 61 66 61 61 39 67 62 68 12 18 11 0

20 37 26,6 37 29,2 37 28,6 36 28,7 66 67 39 64 41 66 42 66 12 19 11 0

21 36 28,1 36 29,1 36 28,6 36 28,2 59 63 62 64 59 66 60 67 12 20 11 0

22 36 27,8 36 29,1 36 28,8 36 29,1 60 64 59 64 41 68 60 64 12 21 11 0

23 36 27,8 37 29,2 36 28,4 36 27,6 60 63 60 64 57 66 61 66 12 22 11 0

24 36 26,9 36 29,3 36 28,7 37 27,1 60 66 63 64 60 68 61 68 12 23 11 0

25 36 27,6 36 29,1 37 29,3 36 28,6 61 64 41 63 61 64 60 66 12 24 11 0

26 36 26,8 36 29,2 36 28,2 36 28,4 61 66 59 63 61 65 59 66 12 25 11 0

27 36 26,6 36 29,1 36 28,8 36 28,4 48 66 41 62 59 65 60 67 12 26 11 0

28 37 27,6 37 30,2 36 28,4 37 27,8 60 62 41 60 41 67 38 66 12 27 11 0

29 36 26,8 36 28,8 37 29,1 37 27,4 59 65 60 66 41 66 42 68 12 28 11 1

30 37 27,7 37 29,4 37 28,9 36 28,7 43 66 39 65 41 66 38 66 11 29 11 4

31 37 26,6 36 29,2 36 29,2 36 28,6 59 60 41 64 37 64 42 65 7 30 11 0

32 36 26,4 36 28,,8 36 29,1 36 27,8 42 63 38 57 59 63 52 67 7 31 11 0

33 36 27,1 36 29,2 36 28,1 36 26,8 39 65 42 61 42 64 59 66 7 32 11 0

ket : ( D ) = kondisi suhu dan kelembaban di dalam ruang inkubator

( L ) = kondisi suhu dan kelembaban di luar ruang inkubator

PENGUJAN PENETASAN 2

Hari

ke-

suhu ( °C ) Kelembaban ( % )Jumlah

telur7:00 12:00 17:00 22:00 7:00 12:00 17:00 22:00

Umur

Telur

Telur

Berem

brio

Telur

menetas

Page 12: PERANCANGAN INKUBATOR UNTUK PENETASAN TELUR …

ELEKTRA, Vol.2, No.2, Juli 2017, Hal. 20 – 31 ISSN: 2503-0221 31

Perancangan Inkubator untuk Penetasan Telur Bebek Otomatis,

Dedi Supriyadi, Ekki Kurniawan, S.T., M.T. dan Agung Surya Wibowo, S.T., M.T.

4. Proses pembalikkan telur otomatis dapat berjalan dengan baik, dengan presentase keberhasilan pembalikan pengujan pertama sebesar 98 % dan keberhasilan pembalikkan pengujian kedua sebesar 80 %.

Referensi [1] Setioko A.R. Penetasan Telur Itik di Indonesia. WARTAZOA Vol. 7 No. 2. Balai Penelitian

Ternak. Bogor. 1998. [2] Sudaryani, T. dan H. Santosa. Pembibitan Ayam Ras. Jakarta. Penebar Swadaya. 2000. [3] Hardini, S. Y. P. K. 2000. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Telur Konsumsi dan Telur

Biologis terhadap Kualitas Interior Telur Ayam Kampung. Laporan Hasil Penelitian.

[4] Nuryati, T. N., Sutarto, M. Khamin dan P. S. Hardjosworo. Sukses Menetaskan Telur. Jakarta.Penebar Swadaya.1998.

[5] Pengaruh Temperatur Terhadap Daya Tetas dan Hasil Tetas Telur Itik ( Anas Plathyrinchos), “ Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):347-352” , April 2013.

[6] KORTLANG, C. F. H. F. 1985 . The Incubation of Duck Egg. In : Duck Production Science and World Practice . Farrell, D.J . and Stapleton, p. (ed) . University of New England, pp . 168-177.

[7] Jang, Jyh-Shing Roger, Chuen-Tsai Sun, Eiji Mizutani, Neuro-Fuzzy and Soft Computing , ISBN 0-13-261066-3, Prentice-Hall Inc, New. Jersey USA. 1997.

[8] Anggara Andi Pratama. Perancangan dan Realisasi Prototype Sistem Kontrol Otomatis Untuk Kandang Anak Ayam Menggunakan Metode Logika Fuzzy. Tugas Akhir. Bandung. 2014