Top Banner
Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database) untuk Validasi Surat Keterangan Kelahiran (Studi Kasus Kantor Catatan Sipil Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti: Julianne Moore (672012208) Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Agustus 2016
25

Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

Apr 07, 2019

Download

Documents

duongnguyet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

Perancangan Database Terdistribusi (Distributed

Database) untuk Validasi Surat Keterangan Kelahiran

(Studi Kasus Kantor Catatan Sipil Salatiga)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Julianne Moore (672012208)

Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Agustus 2016

Page 2: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

Perancangan Database Terdistribusi (Distributed

Database) untuk Validasi Surat Keterangan Kelahiran

(Studi Kasus Kantor Catatan Sipil Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Julianne Moore (672012208)

Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Agustus 2016

Page 3: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)
Page 4: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)
Page 5: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)
Page 6: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)
Page 7: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)
Page 8: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)
Page 9: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

1

1. Pendahuluan

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Salatiga merupakan dinas yang

berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri, yang berpotensi dalam

bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Sehubungan dalam proses melayani

masyarakat, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas

melaksanakan urusan kependudukan, salah satunya yaitu mengeluarkan dokumen

kependudukan, seperti dokumen akta kelahiran.

Salah satu syarat untuk membuat akta kelahiran adalah orang tua wajib

melampirkan surat keterangan kelahiran dari rumah sakit yang menyatakan bahwa

benar pada tanggal yang bersangkutan telah lahir dengan selamat bayi yang akan

diurus akta kelahirannya sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri

dalam Negeri RI No 9 Tahun 2016 Tentang Percepatan Peningkatan Cakupan

Kepemilikan Akta Kelahiran pada Bab II Bagian Kesatu Pasal 3. Pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri tertulis bahwa Persyaratan Pencatatan Kelahiran

sebgaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dengan memenuhi syarat berupa: (a).

surat keterangan lahir dari dokter/bidan/penolong kelahiran; (b). akta

nikah/kutipan akta perkawinan; (c). KK dimana penduduk akan didaftarkan

sebagai anggota keluarga; (d). KTP-el orang tua/wali/pelapor; atau (e). paspor

bagi WNI bukan penduduk dan orang asing.

Pada umumnya, setiap bayi yang lahir di Indonesia harus memiliki akta

kelahiran. Akta kelahiran didapatkan apabila orang tua bayi telah mempersiapkan

seluruh persyaratan yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam hal ini dilakukan

oleh Kantor Catatan Sipil yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan akta

kelahiran dari bayi yang bersangkutan. Surat keterangan kelahiran dari pihak

rumah sakit atau bidan merupakan bukti bahwa benar pada tanggal yang

bersangkutan telah lahir dengan selamat bayi yang akan diurus akta kelahirannya.

Selama ini pihak catatan sipil tidak melakukan pengecekan pada surat

keterangan kelahiran yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit atau bidan

sehingga hal ini menimbulkan kekuatiran bagi Kantor Catatan Sipil dalam

mengeluarkan akta kelahiran. Oleh karena itu Kantor Catatan Sipil membutuhkan

suatu sistem baru untuk mengatasi kecurangan atau pemalsuan data. Implementasi

database terdistribusi memungkinkan pihak kantor catatan sipil dapat melakukan

validasi dari surat keterangan kelahiran apakah benar dikeluarkan oleh pihak

rumah sakit secara sah ataukah tidak. Hal ini memungkinkan pihak catatan sipil

dapat melakukan pengecekan keabsahan surat keterangan, dikarenakan setiap data

yang diisikan oleh pihak rumah sakit secara otomatis akan disalin atau diduplikasi

ke dalam data Kantor Catatan Sipil, sehingga pihak catatan sipil tidak perlu

melakukan validasi secara manual kepada pihak rumah sakit, atau pihak catatan

sipil dapat menyatakan bahwa surat keterangan kelahiran yang dikeluarkan oleh

pihak rumah sakit dan dilampirkan oleh orang tua bayi sebagai persyaratan

pembuatan akta kelahiran adalah sah atau tidak. Pengecekan ini juga berfungsi

untuk meminimalkan alur kerja pengumpulan surat keterangan kelahiran yang

dikeluarkan oleh rumah sakit karena secara otomatis surat keterangan kelahiran

bayi dapat dicek pada server admin dalam hal ini server Kantor Catatan Sipil.

Page 10: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

2

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan penelitian

yang berjudul Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database) untuk

Validasi Surat Keterangan Kelahiran pada Kantor Catatan Sipil Salatiga.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi dalam hal sebagai

berikut: (1) Aplikasi dirancang menggunakan Visual Studio 2008 dan berbasis

desktop (2) Proses Database Terdistribusi menggunakan metode Replication–

Fragmentation Data. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang Database

Terdistribusi untuk proses validasi dan pengecekan surat keterangan kelahiran

oleh Kantor Catatan Sipil Salatiga. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk

menghasilkan sistem Database Terdistribusi untuk proses validasi dan

pengecekan surat keterangan kelahiran oleh Kantor Catatan Sipil Salatiga.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang pernah dilakukan terkait pembuatan sistem akta kelahiran,

dan database terdistribusi, yang menjadi acuan penelitian yang akan dilakukan,

dijelaskan sebagai berikut. Penelitian berjudul Aplikasi Pembuatan Akta kelahiran

di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Ende Menggunakan Mircrosoft Visual Basic

6.0, menjelaskan bahwa diperlukan sebuah sistem yang berfungsi untuk

membantu kantor catatan sipil Kabupaten Ende dalam membuat dan menyimpan

informasi mengenai pencatatan akta kelahiran. Objek dari penelitian ini

difokuskan pada pembuatan sebuah Aplikasi Pembuatan Akta Kelahiran di Kantor

Catatan Sipil Kabupaten Ende. Data yang diperlukan dalam pembahasan Aplikasi

Pembuatan Akte Kelahiran adalah data yang berkaitan dengan lokasi atau objek

penelitian di kantor catatan sipil yaitu data primer dan sekunder. Aplikasi yang

dibuat berbasis desktop ini dapat membantu kantor catatan sipil Kabupaten Ende

dalam melakukan administrasi data akta kelahiran yang terjadi di kabupaten Ende

[1].

Penelitian lain yang dilakukan dalam proses pencatatan akta kelahiran

adalah penelitian berjudul Pembangunan Sistem Informasi Akta Kelahiran Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Sragen. Penelitian yang berbasis web dengan

menggunakan PHP ini menunjukkan bahwa dalam pencatatan dan penyimpanan

data kelahiran masih menggunakan cara konvensional dengan penyimpanan arsip

kelahiran disimpan dalam bentuk hardcopy yang disimpan di dalam rak arsip

sehingga proses pencarian laporan menjadi terlambat [2].

Penelitian lain yang dilakukan dalam proses pencatatan akta kelahiran

adalah Perancangan Aplikasi Pendaftaran Akta Kelahiran Berbasis Web. Metode

yang digunakan dalam pembuatan aplikasi pendaftaran akta kelahiran berbasis

web ini yaitu menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC)

dimana pada proses pembuatan aplikasi ini dimulai dari tahapan perencanaan,

analisa kebutuhan, perancangan sistem, pembangunan sistem, pengujian dan

implementasi. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman

PHP, HTML, dan Database MySQL. Hasil yang didapat dari aplikasi ini ialah

pendaftaran akta kelahiran yang dapat dilakukan secara online dimana hasil dari

pendaftaran dapat dilihat secara langsung setelah pendaftaran selesai dilakukan.

Page 11: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

3

Aplikasi ini membantu masyarakat dalam proses pendaftaran akta dan

meminimalis antrian saat proses pendaftaran akta [3].

Penelitian sebelumnya yang membahas tentang database terdistribusi adalah

Perancangan Basis Data Terdistribusi untuk Barang dan Peralatan di Balai Riset

dan Standarisasi Industri Palembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mempelajari dan menganalisis database yang sedang berjalan pada BARISTAND

Palembang, merancang sebuah sistem database untuk mendukung kebutuhan data

dalam proses pencatatan administrasi pada laboratorium dengan sistem database

yang lebih terstruktur dan terintegrasi. Sistem menghasilkan sebuah database

yang sudah terstruktur dan terintegrasi dengan masing–masing bagian, membantu

perusahaan untuk memperoleh informasi tentang permasalahan dan

menyelesaikan masalah yang ada dalam sistem database penjualan, persediaan,

pembelian, dan produksi. Selain itu kesalahan sumber daya manusia atau human

error dapat diminimalisir dengan adanya batasan-batasan yang ditetapkan dalam

program, masing-masing user dapat memanipulasi data seperti menambah,

menghapus, meng-update, dan mencari data, dengan adanya basis data ini,

database yang ada pada perusahaan terintegrasi dengan baik [4].

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya terkait pembuatan sistem akta

kelahiran, dan database terdistribusi, maka dilakukan penelitian yang membahas

tentang perancangan database terdistribusi (distributed database) untuk validasi

surat keterangan lahir pada Kantor Catatan Sipil di Salatiga, yaitu penerapan

metode Database terdistribusi pada proses validasi surat keterangan kelahiran

yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit yang kemudian akan diserahkan kepada

pihak catatan sipil. Metode yang digunakan memungkinkan pihak catatan sipil

mendapatkan informasi keabsahan surat keterangan kelahiran yang dikeluarkan

oleh pihak rumah sakit. Hal ini dikarenakan pada saat proses administrasi data

yang dilakukan oleh rumah sakit, secara otomatis pihak catatan sipil juga akan

mendapatkan updated data (data yang terbaru).

Akta Kelahiran adalah bukti sah mengenai status dan peristiwa kelahiran

seseorang yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bayi

yang dilaporkan kelahirannya akan terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK) dan

diberi Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai dasar untuk memperoleh

pelayanan masyarakat lainnya. Manfaat Akta Kelahiran adalah untuk identitas

anak, administrasi kependudukan seperti KTP dan KK, keperluan sekolah,

pendaftaran nikah di KUA, mendaftar pekerjaaan, pembuatan paspor, dan lain-

lain, sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak.

Terdapat beberapa tahapan dalam pengurusan akta kelahiran [5], yakni: (1)

mengisi formulir yang disediakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Tersedia di Kecamatan atau Kelurahan); (2) Surat Keterangan Kelahiran dari

Rumah Sakit/Bidan (Asli); (3) fotocopy KTP Orang Tua (Ayah dan Ibu); (4)

fotocopy Kartu Keluarga (NIK Anak harus sudah masuk dalam KK); (5) fotocopy

Akta Nikah atau Akta Perkawinan/Isbat dari Pengadilan Agama/putusan atau

penetapan Pengadilan Negeri; (6) melampirkan fotocopy KTP dua orang saksi

dari keluarga dekat; (7) Surat Keterangan Pelapor Kelahiran dari RT/RW dan

Page 12: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

4

Kelurahan; dan (8) Surat Kuasa bermaterai cukup bagi yang pelaporannya

dikuasakan.

Apabila syarat-syarat telah dipenuhi dengan lengkap, pemohon dapat

mengurus pembuatan akta kelahiran dan mendaftar ke loket yang ada di Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil dan kemudian petugas dari Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil akan melakukan langkah-langkah sebagai

berikut [6]: (1) penelitian berkas; (2) memasukkan data dalam komputer; 3)

pengecekan data dan diparaf oleh pemeriksa data; (4) penandatanganan oleh

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; (5) distempel atau dicap; dan (6)

penyerahan Akta Kelahiran pada Pemohon.

Database terdistribusi adalah kumpulan (elementer) yang secara logik

berkaitan dalam merepresentasikan fenomena/fakta secara terstruktur dalam

dominan tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu [7]. Contoh

penerapan database terdistribusi adalah sebuah bank yang memiliki banyak

cabang, bahkan di sebuah kota bisa terdiri dari beberapa cabang atau kantor.

Masing-masing lokasi memiliki jaringan lokal sendiri, dan semua jaringan lokal

tersebut dihubungkan satu sama lain membentuk sebuah jaringan nasional. Setiap

cabang dan pusat harus saling terhubung dalam sebuah jaringan data sehingga

proses pelaporan yang dibutuhkan oleh kantor pusat dapat dilakukan secara cepat

dan tepat. Sebuah sistem database terdistribusi hanya mungkin dibangun dalam

sebuah sistem jaringan komputer. Topologi jaringan yang digunakan dalam

membangun sebuah database terdistribusi adalah ring, star, atau bus topologi.

Ada beberapa pendekatan yang berkaitan dengan penyimpanan data atau

tabel dalam sebuah sistem basis data terdistribusi, yaitu [7]: (1) Replikasi.

Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan pendistribusian data dan

objek-objek basis data dari satu basis data ke basis data lain dan melaksanakan

sinkronisasi antara basis data sehingga konsistensi data dapat terjamin. Replikasi,

dalam database terdistribusi merupakan pemisahan database ke berbagai lokasi

(site) yang mana database satu dengan database yang lainnya memiliki struktur

data yang sama. Sistem memelihara beberapa salinan (copy) dari relasi. Setiap

salinan disimpan pada beberapa lokasi yang berbeda. Jika relasi r direplikasi,

maka sebuah salinan dari relasi r disimpan pada dua atau lebih site. Dalam kasus

yang esktrim, replikasi penuh (full replication) dapat dimiliki, dimana sebuah

salinan dari relasi r dapat disimpan pada setiap site dalam sistem; (2) Fragmentasi,

relasi dibagi ke dalam sejumlah sub relasi yang disebut fragmen-fragmen yang

kemudian disebar. Terdapat dua tipe utama fragmentasi yaitu Fragmentasi

Horizontal dan Fragmentasi Vertikal. Fragmentasi horizontal adalah relasi dibagi

menjadi fragmen-fragmen berupa subset-subset tupel dari suatu relasi.

Fragmentasi vertikal adalah relasi dibagi menjadi fragmen-fragmen berupa subset-

subset atribut dari relasi tersebut; dan (3) Replikasi dan Fragmentasi yang

merupakan kombinasi dari replikasi dan fragmentasi. Data atau tabel dipilah

dalam sejumlah fragmen. Sistem lalu mengelola sejumlah salinan dari masing-

masing fragmen tadi di sejumlah simpul.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

replikasi. Beberapa kelebihan dan kekurangan replikasi adalah: (1) availability.

Jika salah satu dari site yang berisi relasi r mengalami kegagalan, maka relasi r

Page 13: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

5

dapat ditemukan pada site lain sehingga sistem dapat melanjutkan memproses

query yang berisi r walaupun terjadi kegagalan; (2) meningkatnya pemrosesan

paralel, dalam hal sebagian besar pengaksesan terhadapa relasi r hanya

menghasilkan pembacaan relasi, maka beberapa site dapat memproses query

berisi r dalam bentuk paralel. Makin banyak replikasi r, maka semakin besar

kemungkinan data yang dibutuhkan dapat ditemukan pada site dimana transaksi

dieksekusi. Replikasi data dapat meminimalkan perpindahan data antar site; dan

(3) meningkatnya overhead terhadap update dimana sistem harus menjamin

bahwa seluruh replikasi dari sebuah relasi r adalah konsisten, jika tidak, maka

akan menyebabkan kekeliruan perhitungan. Oleh karena itu, bilamana r di-update

maka update tersebut harus disebarkan ke seluruh site yang berisi replikasi.

Akibatnya, akan meningkatkan overhead. Sebagai contoh pada sistem perbankan

dimana informasi rekening direplikasikan pada berbagai site dan diperlukan

jaminan bahwa saldo rekening sesuai pada seluruh site.

Ada beberapa ciri utama pada basis data terdistribusi yaitu: (1) data

disimpan di sejumlah tempat; (2) prosessor pada tempat yang berbeda tersebut

dihubungkan dengan jaringan computer; dan (3) sistem basis data terdistribusi

bukan terdiri dari sekumpulan file yang berada pada berbagai tempat tetapi pada

sebuah basis data di berbagai tempat.

Gambar 1 Design Database Terdistribusi [7]

Gambar 1 merupakan design database terdistribusi, dijelaskan sebagai

berikut. Pada Gambar 1, terlihat bahwa setiap komputer yang melakukan proses

bisnis saling terhubung ke dalam suatu sistem database yang saling terkoneksi

sehingga mempermudah dalam proses pencarian data antar bagian dalam suatu

perusahaan. Setiap tempat secara mandiri memproses permintaan user yang

membutuhkan akses ke data di tempat tersebut dan juga dapat memproses data

yang tersimpan di tempat lain.

Pemanfaatan basis data terdistribusi dapat memberikan manfaat bagi sistem

yang mengimplementasikannya. Hal ini disebabkan oleh kelebihan-kelebihan

yang dimilikinya, antara lain [8]: Pertama adalah Kinerja, yang lebih baik karena

data ditempatkan di tempat yang sesuai dengan kebutuhan dan komputer-

komputer dalam sistem dapat bekerja secara paralel, sehingga pembebanan pada

komputer (server) menjadi seimbang. Kedua adalah alasan Ekonomis, yaitu

bahwa merancang sistem-sistem yang terdiri atas jaringan komputer-komputer

kecil (sederhana) lebih ekonomis dibandingkan dengan mengimplementasikan

Page 14: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

6

komputer tunggal yang handal. Ketiga adalah alasan modularitas, yaitu bahwa

system-sistem yang bekerja dalam basis data terdistribusi dapat dimodifikasi,

ditambah, atau dikurangi tanpa mempengaruhi modul lain (sistem lain dalam basis

data terdistribusi). Pembagian lokasi data memberikan dampak bahwa jika terjadi

masalah atau musibah pada sistem, tidak semua data terancam, melainkan hanya

data pada tempat-tempat tertentu. Keempat adalah alasan organisasi dan otonomi

pada sistem-sistem yang berpartisipasi, misalnya pada suatu kantor perusahaan,

terdapat beberapa departemen, dengan basis data terdistribusi, data perusahaan

dapat disebar ke tiap-tiap departemen yang bertanggung jawab atasnya.

Di samping kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, basis data terdistribusi

juga memiliki kendala, antara lain: pertama, masalah kompleksitas, bukan

pekerjaan yang mudah untuk membuat basis data yang tersebar terlihat sebagai

satu kesatuan. Administrator basis data mempunyai tugas ekstra untuk menjaga

agar basis data yang tersebar di berbagai lokasi terlihat transparan. Di samping itu,

pemeliharaan sistem yang berlainan lebih kompleks daripada pemeliharaan sistem

besar yang utuh sebagai satu kesatuan. Tingginya kompleksitas juga dapat

menyebabkan pembengkakkan biaya. Kedua, masalah desain, desain yang dibuat

harus memperhatikan arsitektur komputer yang terdiri atas sistem-sistem yang

terpisah, selain itu juga memperhatikan data yang difragmentasi (dipecah-pecah)

ke dalam lokasi berlainan. Perubahan dari basis data terpusat menjadi terdistribusi

juga menjadi masalah karena belum ada standar metodologi dalam konversi

DBMS terpusat menjadi DBMS terdistribusi. Ketiga, Keamanan data, bukan

hanya satu sistem yang harus diberi proteksi keamanan data, melainkan juga

fragmen-fragmennya yang tersebar di berbagai lokasi, juga jalur komunikasi antar

sistem. Kendala mempertahankan integritas karena dalam menjaga integritas

sistem melalui jaringan juga dapat memakan resource yang besar dari jaringan.

Database terdistribusi dibagi atas dua tipe yakni heterogen dan homogen.

Dalam sistem yang homogen, semua site menggunakan product DBMS (Data

Base Management System) yang sama. Sistem homogen lebih mudah dirancang

dan diatur. Pendekatan ini memberikan perkembangan yang baik, yaitu tidak

mengalami kesulitan dalam membuat sebuah site baru pada DDBMS. Misalnya

seluruh sistem menggunakan basis data Oracle yang bertempat di satu atau

beberapa mesin. Oracle yang digunakan dapat berbeda versi, tetapi sistem harus

dapat memahami perbedaan fungsionalitas yang ada di setiap simpul (basis data)

sistem [9].

Sistem basis data heterogen yaitu sistem dimana setiap tempat yang

berbeda menjalankan DBMS yang berbeda, baik relational DBMS

(RDBMS) atau non relational DBMS. Misalnya dalam basis data

terdistribusi sedikitnya satu sistem bagian tidak menggunakan basis data Oracle.

Agar dapat saling berkomunikasi, perbedaan ini dapat dijembatani dengan

menerapkan Oracle Transparent Gateway yang menggunakan layanan heterogen

pada server Oracle (Oracle Heterogenous Services) dan agen yang spesifik

terhadap sistem pada sistem non-Oracle [9].

Page 15: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

7

3. Metode dan Perancangan Sistem

Penelitian yang dilakukan diselesaikan dalam beberapa tahapan, yaitu: (1)

tahap identifikasi masalah; (2) tahap perancangan sistem; (3) tahap perancangan

database terdistribusi; (4) tahap implementasi sistem; dan (5) tahap pengujian

sistem.

Gambar 2 Tahapan Penelitian

Gambar 2 menunjukkan tahapan penelitian, dijelaskan sebagai berikut, (1)

identifikasi masalah. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap permasalahan

yang ada, yaitu mendapatkan data dan literatur yang terkait dengan database

terdistribusi serta proses pengurusan surat keterangan kelahiran yang dikeluarkan

oleh pihak rumah sakit. Selain itu pada tahap ini dilakukan proses wawancara

dengan pihak Kantor Catatan Sipil mengenai proses pengurusan surat kelahiran.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa selama ini pihak catatan sipil tidak

melakukan validasi atau pengecekan terhadap surat keterangan kelahiran yang

dikeluarkan oleh rumah sakit maupun bidan sebelum mengeluarkan akta kelahiran

bayi; (2) perancangan sistem. Pada tahap ini dilakukan proses perancangan sistem

menggunakan Unified Modelling Language (UML) untuk mengetahui setiap

proses beserta semua aktifitas dari masing-masing user yang akan dibangun pada

sistem; (3) perancangan database, perancangan arsitektur, dan perancangan

topologi jaringan untuk database terdistribusi. Pada tahap ini dibuat semua tabel

yang akan digunakan pada sistem. Perancangan database terdistribusi pada sistem

menggunakan trigger yang akan ditempatkan pada setiap tabel yang ada di

database; (4) implementasi sistem. Tahap ini merupakan pengembangan lebih

lanjut dari tahap perancangan sistem. Sistem dibuat sesuai dengan kebutuhan yang

telah didefinisikan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini dibangun aplikasi yang

di dalamnya sudah diintegrasikan dengan database terdistribusi; (5) pengujian

sistem. Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem, yaitu menjalankan proses

implementasi sistem, dengan menguji hasil dari database terdistribusi.

Page 16: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

8

Perancangan Database terdistribusi pada sistem dapat dilihat pada Gambar

3.

Gambar 3 Rancangan Arsitektur Database Terdistribusi

Gambar 3 menunjukkan rancangan Database Terdistribusi pada sistem,

dimana terdapat dua client dan satu server. Client diartikan sebagai rumah sakit,

dan server diartikan sebagai Kantor Catatan Sipil. Setiap komputer client akan

diberikan aplikasi untuk memasukkan data surat keterangan kelahiran yang terjadi

pada rumah sakit tersebut. Masing-masing client memiliki database aplikasi

tersendiri. Setiap proses pencatatan yang terjadi pada client akan disimpan ke

dalam database client dan kemudian data tersebut akan diduplikasi atau

didistribusikan ke komputer server. Proses distribusi ini akan dilakukan melalui

trigger yang diletakkan pada masing-masing database client sehingga setiap

proses manipulasi data yang terjadi di database client akan ter-update otomatis di

sisi server.

Trigger adalah blok PL/SQL atau prosedur yang berhubungan dengan table,

view, schema atau database yang dijalankan secara implisit pada saat terjadi

sebuah event. Trigger merupakan store procedure yang dijalankan secara otomatis

saat user melakukan modifikasi data pada tabel. Modifikasi data yang dilakukan

pada tabel yaitu berupa perintah INSERT, UPDATE, dan DELETE. Perintah

INSERT, UPDATE dan DELETE dapat digabung jadi satu trigger yang

dinamakan Multiple Trigger. Tipe dari trigger adalah [10]: 1) Application trigger,

diaktifkan pada saat terjadi event yang berhubungan dengan sebuah aplikasi; 2)

Database trigger, diaktifkan pada saat terjadi event yang berhubungan dengan

data (seperti operasi Data Manipulation Language (DML)) atau event yang

berhubungan dengan sistem (misalnya logon atau shutdown) yang terjadi pada

sebuah schema atau database.

Koneksi antar database yang digunakan pada SQL Server adalah Linked

Server. Linked Server adalah suatu hubungan dari satu server ke server yang lain

yang berbeda lokasi dan server-nya. Perbedaan juga dapat terjadi terhadap

platform dari satu database dengan database yang lainnya, misalnya Server

Database SQL Server dengan Server Database Oracle atau yang lainnya. Secara

khusus, linked server dipergunakan untuk menangani query terdistribusi. Ketika

aplikasi client menjalankan query terdistribusi melalui suatu linked server, SQL

Server melakukan parse perintah dan mengirimkan permintaan ke OLE DB.

Page 17: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

9

Permintaan rowset dapat berada dalam bentuk menjalankan query terhadap

provider atau membuka suatu tabel asal dari provider tersebut.

Fungsi dari Linked Server adalah : (1) Kemampuan mengakses data dari

sisi luar SQL Server; (2) Kemampuan terhadap masalah query terdistribusi,

update, Command/perintah, dan transaksi pada sumber data yang heterogen

(berbagai platform database) di antara perusahaan; dan (3) Kemampuan untuk

mengarahkan sumber data yang berbeda secara sama.

Gambar 4 Rancangan Topologi Jaringan Database Terdistribusi

Gambar 4 merupakan rancangan topologi jaringan dalam

mengimplementasikan database terdistribusi. Topologi jarigan yang dipilih adalah

topologi star, dimana setiap perangkat atau komputer dihubungkan melalui switch

atau hub.

Perancangan proses pada sistem merupakan langkah yang harus dilakukan

untuk menjelaskan kepada pengguna mengenai alur kerja secara garis besar dari

sistem yang akan dikembangkan. Perancangan proses menggunakan diagram

UML yaitu use case diagram dan class diagram. Use case Diagram merupakan

diagram yang menjelaskan manfaat sistem, jika dilihat dari sudut pandang orang

atau sesuatu yang berada di luar sistem yang sedang dibangun (aktor). Jenis

diagram ini dapat digunakan untuk menangkap requirements sistem dan untuk

memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja [11].

Data Rumah Sakit

Data User Login

Admin

Data Kelahiran

Data Orang Tua

User

Data Dokter Data Bayi

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

Gambar 5 Use Case Diagram Sistem

Gambar 5 menunjukkan use case diagram pada sistem, dijelaskan sebagai

berikut. Sistem memiliki 2 (dua) aktor yakni user, dan admin. User adalah pihak

Rumah Sakit yang mempunyai hak untuk memasukkan data kelahiran bayi yang

meliputi data dokter, data orang tua, dan data bayi. Sedangkan admin adalah

Kantor Catatan Sipil Salatiga yang berfungsi untuk memasukkan data rumah sakit

Page 18: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

10

serta mempunyai hak untuk mengecek data kelahiran yang telah dimasukkan oleh

user.

Class diagram merupakan diagram yang membantu dalam visualisasi

struktur kelas-kelas dari suatu sistem. Pada diagram ini, diperlihatkan hubungan

antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas [11].

Gambar 6 Class Digram Sistem

Gambar 6 menunjukkan class diagram yang digunakan dalam sistem.

Pada Gambar 6, terlihat relasi antar kelas yang digunakan pada sistem. Hubungan

antar class menggunakan derajat relasi one to one dan one to many dimana derajat

relasi ini akan digunakan sebagai acuan rancangan database yang digunakan pada

sistem. Acuan ini juga nantinya akan memetakan setiap primary key dan foreign

key pada setiap tabel.

4. Pembahasan dan Hasil Pengujian

Pada sisi server, aplikasi ini hanya dapat digunakan oleh admin pada Kantor

Catatan Sipil. Oleh karena itu pada aplikasi ini dilengkapi keamanan berupa hak

akses yaitu menu login seperti pada Gambar 7.

Gambar 7 Form Menu Login

Pada Sistem ini, admin hanya diberikan beberapa menu pilihan yaitu menu

Set Up dan Cetak SK Lahir. Menu Set Up mengijinkan admin untuk

Page 19: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

11

menambahkan data rumah sakit. Surat Keterangan Kelahiran dapat dicetak pada

sisi admin kemudian dapat ditunjukkan sebagai bukti kelahiran untuk pengurusan

akta kelahiran dari pihak orang tua kepada pihak catatan sipil.

Gambar 8 Form Pencarian Data (Surat Keterangan Kelahiran)

Gambar 8 menunjukkan form pencarian surat keterangan kelahiran. Surat

keterangan kelahiran ini dapat dicek oleh pihak catatan sipil melalui sistem

dengan cara memasukkan id surat keterangan kelahiran.

Gambar 9 Contoh Surat Keterangan yang dihasilkan oleh Sistem

Gambar 9 menunjukkan salah satu contoh Surat Keterangan Kelahiran yang

dihasilkan oleh sistem. Pada surat keterangan kelahiran tersebut terlihat jelas

bahwa antar database sudah terintegrasi dan berjalan dengan baik.

Pada sisi client, aplikasi ini hanya dapat digunakan oleh user pada rumah

sakit. Oleh karena itu pada aplikasi ini juga dilengkapi keamanan berupa hak

akses yaitu menu login seperti pada sisi server. Apabila user sudah berhasil

masuk ke dalam aplikasi, user diberikan beberapa menu pilihan seperti melakukan

proses input Master Data, Set Up, Delete Data, Cetak SK Lahir dan logout.

Page 20: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

12

Gambar 10 merupakan menu untuk melakukan proses input data Bayi,

Orang Tua dan Dokter.

Gambar 10 Menu Pilihan Input Data

Pada uji coba aplikasi yang dibuat, dilihat kemampuan aplikasi dalam

melakukan layanan yang baik dan tepat pada user.

Gambar 11 Form Input Data Dokter

Gambar 11 merupakan form input data dokter. Data dokter pada setiap

rumah sakit akan disimpan pada server rumah sakit yang kemudian secara

otomatis akan diduplikasi ke server admin dalam hal ini server catatan sipil.

Proses duplikasi data ini akan dilakukan melalui trigger yang telah terpasang pada

tabel dokter.

Page 21: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

13

Gambar 12 Form Input Data Orang Tua

Gambar 12 merupakan form input data orang tua, yang digunakan untuk

memasukkan data orang tua bayi. Data orang tua yang dimasukkan pada server

user (rumah sakit) kemudian akan diduplikasikan ke server admin (catatan sipil)

melalui proses trigger yang telah terpasang pada tabel orang tua.

Gambar 13 Form Input Data Bayi

Gambar 13 merupakan form input data bayi, yang digunakan untuk

memasukkan data bayi pada sistem. Data bayi merupakan data yang dibutuhkan

oleh pihak rumah sakit untuk mengeluarkan surat keterangan kelahiran bayi. Surat

keterangan kelahiran bayi ini kemudian akan dicek keabsahannya oleh pihak

catatan sipil untuk memastikan apakah benar bayi tersebut lahir sesuai dengan

surat yang dilampirkan oleh orang tua dalam pengurusan akta kelahiran. Data ini

secara otomatis akan disalin dari server user ke server admin sehingga admin

(catatan sipil) tidak perlu melakukan pengecekan secara langsung keabsahan surat

keterangan kelahiran yang dibawa oleh orang tua sebagai persyaratan pengurusan

akta kelahiran.

Perancangan database terdistribusi pada aplikasi adalah dengan

menggunakan trigger pada setiap tabel yang ada pada sistem.

Page 22: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

14

Kode Program 1 Trigger Pada Tabel Dokter

Kode Program 1 merupakan perintah untuk trigger yang diletakkan pada

tabel dokter. Perintah pada baris-1 sampai dengana baris ke-4 merupakan perintah

untuk melakukan proses duplikasi data ke server admin dimana data yang

diduplikasi ke server admin sesuai dengan data yang dimasukkan ke server user.

Perintah pada baris ke-5 sampai ke-7 merupakan perintah yang digunakan untuk

melakukan proses penghapusan data di server admin sesuai dengan data yang

dihapus di server user. Perintah pada baris ke-8 sampai dengan baris ke-19

merupakan perintah untuk mengubah data di server admin sesuai dengan data

yang diubah pada server user. Proses tambah, hapus, dan edit pada server admin

dilakukan setelah proses tambah, hapus, dan edit dilakukan pada server user. Kode Program 2 Trigger Pada Tabel Orang Tua

Kode Program 2 merupakan perintah trigger yang diletakkan pada tabel

orang tua. Penjelasan Kode Program 2 sama seperti Kode Program 1 dimana

perintah pada baris ke-1 sampai ke-4 merupakan fungsi untuk melakukan proses

duplikasi data ke server admin, perintah pada baris ke-5 sampai baris ke-7

merupakan fungsi untuk proses delete data di server admin, dan perintah pada

1. ALTER trigger [dbo].[dokteradd] on [dbo].[Tbl_Dokter] after insert as 2. insert into db_aktaduplikasi.dbo.tbl_dokter (iddokter, nama, alamat, 3. kelamin, notelp, spesialisasi, idrs) 4. select iddokter, nama, alamat, kelamin, notelp, spesialisasi, idrs from

inserted

5. ALTER trigger [dbo].[dokterdelete] on [dbo].[Tbl_Dokter] after delete as 6. delete from db_aktaduplikasi.dbo.tbl_dokter where

7. db_aktaduplikasi.dbo.tbl_dokter.iddokter = tbl_dokter.IDDokter

8. ALTER trigger [dbo].[dokterupdate] on [dbo].[Tbl_Dokter] after update as 9. update db_aktaduplikasi.dbo.tbl_dokter 10. set iddokter = (select iddokter from inserted),

11. nama = (select nama from inserted),

12. alamat = (select alamat from inserted),

13. kelamin = (select kelamin from inserted),

14. notelp = (select notelp from inserted),

15. spesialisasi = (select spesialisasi from inserted),

16. idrs = (select idrs from inserted)

17. where

18. iddokter = (select iddokter from inserted)

19. and idrs = (select idrs from inserted)

1. ALTER trigger [dbo].[ortuadd] on [dbo].[Tbl_Ortu] after insert as

2. insert into db_aktaduplikasi.dbo.tbl_Ortu (idOrtu, nama, alamat,

3. Telp, StatusHub, idrs)

4. select idOrtu, nama, alamat, Telp, StatusHub, idrs from inserted

5. ALTER trigger [dbo].[Ortudelete] on [dbo].[Tbl_Ortu] after delete as

6. delete from db_aktaduplikasi.dbo.tbl_Ortu where

7. db_aktaduplikasi.dbo.tbl_Ortu.idOrtu = tbl_Ortu.IDOrtu

8. ALTER trigger [dbo].[Ortuupdate] on [dbo].[Tbl_Ortu] after update as

9. update db_aktaduplikasi.dbo.tbl_Ortu

10. set idOrtu = (select idOrtu from inserted), 11. nama = (select nama from inserted), 12. alamat = (select alamat from inserted), 13. Telp = (select Telp from inserted), 14. StatusHub = (select StatusHub from inserted), 15. idrs = (select idrs from inserted) 16. where 17. idOrtu = (select idOrtu from inserted) 18. and idrs = (select idrs from inserted)

Page 23: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

15

baris ke-8 sampai baris ke ke-18 merupakan perintah untuk proses edit data orang

tua di server admin. Kode Program 3 Trigger Pada Tabel Bayi

Kode Program 3 merupakan trigger yang terletak pada tabel bayi. Trigger

berfungsi untuk melakukan duplikasi data yang dimasukkan oleh pihak rumah

sakit yang kemudian akan diduplikasi ke server admin, yang dilakukan dengan

perintah pada baris ke-1 sampai baris ke-3. Perintah pada baris ke-4 sampai

dengan baris ke-6 merupakan perintah untuk proses penghapusan data bayi di

server admin sedangkan perintah pada baris ke-7 sampai dengan baris ke ke-18

merupakan perintah untuk proses update data bayi di server admin.

Selain melakukan pengujian sistem melalui pengujian aplikasi maka

dilakukan pula pengujian aplikasi menggunakan black box. Pengujian black box

merupakan pengujian yang akan menjelaskan status dari masing-masing proses

dalam sistem, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Hasil

pengujian sistem berbasis black box, ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Black Box Testing untuk Proses Output

No Poin

Pengujian Validasi Input Data Input Hasil Uji

Status

Uji

1 Pengujian

Form Login

Verifikasi

username dan

password.

Username

dan

password

Sistem akan memberikan

peringatan kepada user apabila

tidak mengisi username atau

password. Selain itu apabila

password dan username sama

dengan yang terdaftar pada

database, maka user dapat

mengakses halaman utama.

Valid

2

Pengujian

Form

Master Data

Data yang

dibutuhkan

untuk masing-

masing form.

Data yang

harus diisi

karena

merupakan

primary key

pada

Sistem akan memberikan

peringatan bahwa data yang diisi

tidak lengkap dan data tersebut

tidak akan disimpan dalam

database apabila ada data yang

tidak valid. Sebaliknya sistem

Valid

1. ALTER trigger [dbo].[bayiadd] on [dbo].[Tbl_Bayi] after insert as

2. insert into db_aktaduplikasi.dbo.tbl_Bayi (id, nama, kelamin,

Tanggallahir, Iddokter, idrs)

3. select id, nama, kelamin, Tanggallahir, Iddokter, idortu, berat, panjang,

idrs from inserted

4. ALTER trigger [dbo].[Bayidelete] on [dbo].[Tbl_Bayi] after delete as

5. delete from db_aktaduplikasi.dbo.tbl_Bayi where

6. db_aktaduplikasi.dbo.tbl_Bayi.id = tbl_Bayi.Id

7. ALTER trigger [dbo].[Bayiupdate] on [dbo].[Tbl_Bayi] after update as

8. update db_aktaduplikasi.dbo.tbl_Bayi

9. set id = (select id from inserted),

10. nama = (select nama from inserted), 11. kelamin = (select kelamin from inserted), 12. Tanggallahir = (select Tanggallahir from inserted), 13. Iddokter = (select Iddokter from inserted), 14. idortu = (select idortu from inserted), 15. berat = (select berat from inserted), 16. panjang = (select panjang from inserted), 17. idrs = (select idrs from inserted) 18. where id = (select id from inserted) and idrs = (select idrs from

inserted)

Page 24: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

16

masing-

masing tabel

yang ada di

dalam

database.

akan menyimpan data yang valid

ke dalam database.

3

Pengujian

Database

Terdistribusi

Semua Data

Semua data

dokter, bayi,

dan orang

tua

Database secara langsung akan

melakukan fungsi tambah, hapus,

dan edit pada sisi server apabila

terjadi proses tambah, hapus, dan

edit pada sisi user.

Valid

4 Pengujian

Laporan

Laporan yang

ditampilkan

Aplikasi dapat menghasilkan

Surat Keterangan Kelahiran bayi

pada sisi admin (pihak catatan

sipil) maupun pada sisi user

(rumah sakit)

Valid

Berdasarkan hasil pengujian black box dari masing-masing proses pada

Tabel 1, maka dapat disimpulkan bahwa database terdistribusi yang dibuat dapat

melakukan duplikasi data dari database user ke database admin. Hal ini dapat

dilihat dengan adanya proses tambah, hapus, dan edit data pada sisi server yang

secara real time terjadi apabila terjadi proses tambah, hapus, dan edit data pada

sisi user.

5. Simpulan

Berdasarkan pembahasan, pengujian, dan analisis sistem, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa Database Terdistribusi yang dirancang dapat

membantu pihak catatan sipil kota Salatiga dalam melakukan validasi atas surat

keterangan kelahiran yang dijadikan sebagai salah satu persyaratan pengurusan

akta kelahiran anak sehingga dapat meminimalkan tindak pemalsuan surat

keterangan kelahiran, yang sebelumnya tidak pernah dicek oleh catatan sipil

Salatiga. Saran pengembangan sistem ke depan adalah sistem dapat dibuat

terintegrasi antara sistem pengurusan akta kelahiran bayi sehingga seluruh proses

pembuatan akta kelahiran serta validasi seluruh dokumen persyaratan dapat

diintegrasikan menjadi satu kesatuan sistem yang utuh.

6. Daftar Pustaka

[1] Sai, H., 2009, Aplikasi Pembuatan Akta Kelahiran di Kantor Catatan Sipil

Kabupaten Ende Menggunakan Visual Basic 6.0, Diakses melalui http://

ie.akprind.ac.id/content/biblio/aplikasi-pembuatan-akte-kelahiran-di-kantor-

catatan-sipil-kabupaten-ende-menggunakan

[2] Suripto, M., 2014, Pembangunan Sistem Informasi Akta Kelahiran Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Sragen, IJNS - Indonesian Journal on

Networking and Security /Vol. 3/ No.3/ISSN: 2302-5700 (Print) 2354-6654

(Online).

[3] Rumiyati, F., 2014, Perancangan Aplikasi Pendaftaran Akta Kelahiran

Berbasis Web, Diakses melalui http://eprints.ums.ac.id.

Page 25: Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11464/2/T1_672012208_Full...Perancangan Database Terdistribusi (Distributed Database)

17

[4] Erico, A., 2013, Perancangan Basis Data Terdistribusi untuk Barang dan

Peralatan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Palembang, Program Studi

Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma

Palembang.

[5] Admin, 2016. Tata Cara Pengurusan Akta Kelahiran, Diakses melalui

www.bandungkab.com

[6] Admin, 2016. Prosedur Penertiban Akta Kelahiran, Diakses melalui

www.satulayanan.com.

[7] Hariyanto, B., 2004. Sistem Manajemen Basis Data, Penerbit Informatika

Bandung.

[8] Fathansyah, 2004. Sistem Basis Data, Penerbit Informatika Bandung.

[9] Lintang, 2013. Sistem Basis Data, Diakses melalui

irmarr.staff.gunadarma.ac.id/Downloads.

[10] Hari, 2010. Pengertian Trigger, Diakses melalui

http://www.haritsthinkso.com/2010/01/pengertian-trigger-pada-sql.html

[11] Nugroho, A., 2010. Mengembangkan Aplikasi Basis Data Menggunakan C#

+ SQL Server, Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.