PERANCANGAN ALAT BANTU JALAN (KRUK) YANG PRAKTIS DAN ERGONOMIS 1. Definisi Masalah Dunia industri manufaktur pada era globalisasi yang kompetitif selalu dituntut berinovasi mengembangkan teknologi yang tepat guna dalam peningkatan produksi secara praktis, efisien, dan ekonomis tanpa mengabaikan standarisasi kualitas maupun kuantitasnya melalui optimalisasi potensi manusia didukung elemen teknologi digital sebagai proses rekayasa dan pengembangan produk. Dalam menggunakan suatu produk kita akan selalu mencari yang lebih praktis baik dalam penggunaan maupun dalam penyimpanan, karena hal tadi akan sangat meringankan beban kita dalam menggunakannya. Seiring dengan perkembangan jaman suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Karena keberhasilan industri dalam menghadapi persaingan ditentukan oleh keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut dalam beradaptasi/merespon perubahan keinginan konsumennya. (Widodo, 2006) Pada umumnya kita sering mendengar istilah alat bantu, di dunia kesehatan ada alat bantu jalan untuk orang cacat atau bagi mereka yang lagi sakit tidak bisa jalan, yaitu kruk. Kruk adalah suatu alat bantu jalan yang berupa JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERANCANGAN ALAT BANTU JALAN (KRUK) YANGPRAKTIS DAN ERGONOMIS
1. Definisi Masalah
Dunia industri manufaktur pada era globalisasi yang kompetitif selalu dituntut
berinovasi mengembangkan teknologi yang tepat guna dalam peningkatan produksi
secara praktis, efisien, dan ekonomis tanpa mengabaikan standarisasi kualitas maupun
kuantitasnya melalui optimalisasi potensi manusia didukung elemen teknologi digital
sebagai proses rekayasa dan pengembangan produk.
Dalam menggunakan suatu produk kita akan selalu mencari yang lebih praktis
baik dalam penggunaan maupun dalam penyimpanan, karena hal tadi akan sangat
meringankan beban kita dalam menggunakannya. Seiring dengan perkembangan jaman
suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Karena keberhasilan industri dalam menghadapi persaingan ditentukan oleh
keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut dalam beradaptasi/merespon
perubahan keinginan konsumennya. (Widodo, 2006)
Pada umumnya kita sering mendengar istilah alat bantu, di dunia kesehatan ada
alat bantu jalan untuk orang cacat atau bagi mereka yang lagi sakit tidak bisa jalan, yaitu
kruk. Kruk adalah suatu alat bantu jalan yang berupa tongkat dengan pegangan ditengah
supaya dapat digunakan sebagai pegangan. Pemakaiannya dengan cara dijepit diketiak,
alat ini sangat dibutuhkan bagi mereka yang baru saja kecelakaan yang mengakibatkan
kakinya sakit (patah) atau mereka yang cacat sehingga sulit dalam berjalan atau dalam
kata lain kruk adalah alat penopang kaki pemakainya. Kruk sendiri ada beberapa macam
mulai yang terbuat dari besi sampai yang terbuat dari alumunium. Sebelum
menggunakan alat tersebut pemakai harus menyesuaikan dengan ukuran tubuhnya
terlebih dahulu karena alat ini terdiri dari beberapa macam ukuran. Untuk orang yang
sakit misalnya kecelakaan, mereka kalau sudah sembuh pasti tidak akan mengunakan
alat ini lagi, sehingga alat tersebut akan disimpan atau diberikan kepada mereka yang
membutuhkan. Permasalahannya kalau diberikan kepada orang lain apakah orang tersebut
sama dengan ukuran data antropometri pengguna sebelumnya.
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 1
Pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan produk yang paling tampak
nyata aplikasinya adalah melalui pemanfaatan data anthropometri (ukuran tubuh) guna
menetapkan dimensi ukuran geometris dari produk dan juga bentuk-bentuk tertentu dari
produk yang disesuaikan dengan ukuran maupun bentuk (feature) tubuh manusia
pemakainya. Data anthropometri yang menyajikan informasi mengenai ukuran maupun
bentuk dari berbagai anggota tubuh manusia --- yang dibedakan berdasarkan usia, jenis
kelamin, suku-bangsa (etnis), posisi tubuh pada saat bekerja, dan sebagainya --- serta
diklasifikasikan dalam segmen populasi pemakai (presentile) perlu diakomodasikan
dalam penetapan dimensi ukuran produk yang akan dirancang guna menghasilkan
kualitas rancangan yang “tailor made” dan memenuhi persyaratan “fittnes for use”.
( Wignjosoebroto, 1997).
2. Ide Produk
Berdasarkan masalah diatas, penulis mencoba memberikan solusi yang dapat
digunakan untuk merancang alat bantu jalan (kruk) yang praktis dan ergonomis yang bisa
digunakan untuk semua umur. Ide yang dicoba untuk dituangkan dalam laporan ini
berupa sebuah produk alat bantu jalan yang memiliki beberapa fungsi yang dapat
menggantikan fungsi dari beberapa barang lain yang ada seperti kursi roda.
3. Batasan Masalah
Produk ini dapat digunakan oleh semua lapisan masyarakat dan untuk semua
umur. Orang-orang yang memiliki biaya yang kecil, maupun orang yang menginginkan
sebuah alat bantu yang praktis dan ergonomis, produk terbuat dari alumunium dan
produk yang dirancang tidak untuk anak-anak.
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 2
Fungsi Produk
Produk ini dibuat untuk tempat pembibitan tanaman yang pada umumnya
menggunakan plastik polybag yang hanya bisa digunakan sekali setelah itu akan
menjadi limbah plastik. Namun produk yang akan dibuat tidak menghasilkan limbah
plastik karena menggunakan material PVC serta dapat digunakan berulang kali .
Gambar 1. Blok Fungsi
si
Gambar 2. Diagram Blok Fungsi
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 3
Tempat Pembibitan Tanaman
Energi
Material Material
Energi
Beri Energi
Ubah Energi
sentuh
Dengan Tangan
Aktifkan Hasil/produk
energi
Kriteria Perancangan
Dalam perancangan tempat pembibitan ini, kriteria perancangan yang harus
dipenuhi ada dua macam, yaitu kriteria must dan kriteria want. Adapun kriteria- kriteria
tersebut adalah :
Kriteria must:
1. Desain
- Dapat digunakan berulang kali.
- Menggantikan plastik polybag yg dapat menghasilkan limbah plastic.
- Merupakan desain yang praktis dan ergonomis.
2. Harganya relatif lebih mahal dariproduk pembibitan menggunakan plastik
polybag
- Karena ramah lingkungan dan tidak menghasilkan limbah plastik.
- Menggunakan material PVC yang harganya lebih mahaldari plastik
polybag, tetapi desainnya lebih menarik karena juga dapat juga
digunakan sebagai pot hias.
3. Kepraktisan
- Dalam satu desain pot dapat menampung lebih dari 1 bibit tanaman
secara bersamaan.
4. Kemudahan operasi
- Merupakan produk yang bisa langsung dipakai dengan cara bongkar
pasang.
5. Tahan lama
- Karena menggunakan material PVC, produk ini tidak mudah rusak
karena perubahan cuaca.
6. Kemudahan perawatan
- Produk ini merupkan produk yang praktis sehingga perawatannya sangat
mudah.
7. Keamanan
- Karena produk ini tidak mengandung racun dan tidak mudah terbakar.
- Penutup alas menggunakan bahan karet sehingga tidak terpeleset.
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 4
8. Berat produk
- Produk menggunakan material PVC sehingga cukup ringan pada saat
digunakan.
9. Kemudahan pembuatan
- Produk ini menggunakan engsel yang berfungsi untuk membuka dan
menutup pada saat pemindahan tanaman dari pot pembibitan ke dalam
media tanah, sehingga produk ini cukup mudah dalam ppembuatanya.
Kriteria want:
1. Ramah lingkungan
- Dibuat dari material PVC yang tidak menghasilkan limbah plastik.
2. Perawatan mudah
- Produk dapat dibersihkan dengan air dan kain pembersih.
- Merupakan produk yang praktis dan sederhana.
3. Perakitan mudah
- Pemasangan dapat dilakukan dengan obeng dan tangan.
4. Keamanan
- Dibuat dari material PVC yang aman dan tidak beracun.
( Harsokoesoemo, H. Darmawan, 2004)
Metode Quality Function Development
Metode Quality Function Development (QFD) adalah suatu metodologi desain
yang mengandalkan keahlian dan profesionalisme untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
konsumen, dalam prosesnya mengetahui aspek harapan konsumen dan mengidentifikasi
tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi ketentuan konsumen. Diagram ini
memperlihatkan hubungan antara parameter-parameter yang ada.
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 5
Langkah-langkah metode QFD akan menghasilkan rumah kualitas (house of
quality) sebagaimana digambarkan pada gambar di bawah ini :
Gambar 3. Rumah Kualitas atau QFD Diagram
( Harsokoesoemo, H. Darmawan, 2004)
Langkah Apa (What) merupakan daftar yang terdiri dari keinginan pelanggan.
Langkah Bagaimana (How) merupakan daftar yang berisi mengenai spesifikasi teknis
yang terukur atau memiliki satuan, seperti panjang, berat, gaya, dan lain-lain. Berikut
adalah daftar dari langkah Apa dan Bagaimana:
1. Parameter Apa (What):
- Desain
- Harga terjangkau
- kepraktisan
- Mudah pengoprasiaan
- Tahan lama
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 6
HOW
WHAT VS HOW
HOW VS NOW
HOW MANY
WHATWHO VS WHAT
NOW VS WHAT
WHO NOW
- Mudah perawatan
- Faktor keamanan
- Berat suatu produk
- Ramah lingkungan
2. Parameter Bagaimana (How)
- Produk tersebut dapan dipanjang pendekkan
- Rata-rata berat pengguna (kg)
- Rata-rata tinggi pemakai (cm)
- Material yang digunakan
Dari daftar diatas maka dapat dibuat diagram QFD untuk mengetahui hubungan
antara parameter-parameter tersebut. Berikut ini adalah diagram QFD Apa Vs
bagaimana (What Vs How) yang menunjukkan hubungan antara parameter Apa dan
parameter bagaimana:
BagaimanaApa
Dimensi produk
Rata-rata berat
Rata-rata tinggi
Material
Desain
Harga
Kepraktisan
Pengoprasiaan
Tahan lama
Perawatan
Keamanan
Berat produk
Ramah lingkungan
Tingkat keterkaitan:
= tidak ada keterkaitan
= hubungan kuat
= hubungan sedang
= hubungan lemah
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 7
Matriks Morfologi
Berikut ini akan ditampilkan matriks morfologi dimana akan dapat disusun
beberapa varian konsep produk yang mungkin dibuat.
Tabel 1. Matriks Morfologi
Bahan baku penyusun
pada produk (A)
A.1 Plastik
A.2 Bambu
A.3 PVC
Penyetelan bongkar
pasang (B)
B.1 Dapat dibongkar B.1.1 engsel
B.2 Tidak dapat dibongkar
Kapasitas jumlah Bibit
(C)
C.1 1
C.2 Lebih dari 1
Jenis tanaman (D) D.1 Semua jenis tanaman
D.2 Hanya tanaman kecil
recycle (E) E.1 Hanya sekali pakai
E.2 Dapat dipakai berulang kali
Konsep yang dapat dibuat dari matriks morfologi diatas adalah sebagai berikut :
Konsep 1 : A1 + B2 + C1 + D1 + E1
Konsep 2 : A2 + B2 + C3 + D2 + E2
Konsep 3 : A3 + B1 + B1.1 + C2 + D1 + E2
Perancangan konsep Produk
Konsep produk yang akan dirancang berupa media penanaman bibit tanaman
yang dapat dibongkar pasang pada saat akan di pindah ke media tanah. Konsep-konsep
ini dibuat dalam bentuk sketsa yang digambar secara sederhana dengan tangan dan
belum diberi dimensi. Diharapkan dengan membuat sketsa dari konsep-konsep produk
tersebut maka akan dapat dianalisa dan ditemukan solusi konsep produk yang paling
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 8
baik untuk dapat dikembangkan lagi baik dari segi teknologi maupun dari segi biaya
pembuatannya dan memenuhi keinginan pelanggan.
Berikut ini adalah rancangan konsep-konsep produk yang mungkin dibuat
berdasarkan matriks morfologi:
3.1 Konsep produk 1
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 9
Gambar 4. Konsep Produk I
Keterangan:
Konsep produk ini berupa tempat pembibitan tanaman berupa plastik polybag,
plastik polybag sendiri adalah plastik dominasi berwarna hitam yang digunakan untuk
menyemai tanaman dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan jenis tanaman dan
tujuuan dari persemaian. Cara menggunakan plastik polybag ini cukup mudah, yaitu
dengan cara memasukkan tanah yang telah dipupuk kedalam plastik lalu dimasukkan
benih yang akan ditanam. Karena produk ini berbentuk seperti pot tanaman, maka
produk ini dapat menghemat lahan dan juga memudahkan saat akan memindahkan
tanaman ke media tanah karena plastik ini dapat diangkat dengan kedua tangan.
3.2 Konsep produk
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 10
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 11
Gambar 5. Konsep Produk II
Keterangan:
Konsep produk ini berupa tempat pembibitan tanaman yang dibuat dari material
bambu yang berbentuk horizontal.kelebihan dari sistem penanaman ini adalah sistem
penanaman ini lebih efisien dalam penggunaan lahan,karena jumlah tanaman yang
ditanam lebih banyak dibandingkan sistem konvensional dan juga lebih menghemat
lahan.
3.3 Konsep produk 3
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 12
Gambar 6. Konsep Produk III
Keterangan:
Konsep produk ini berupa tempat pembibitan tanaman yang dibuat dari material
PVC berbentuk seperti pot yang memanjang yang bisa dibuka dan ditutup agar
mempermudah pada saat pemindahan tanaman dari media pot ke media tanah.
Kelebihan dari produk ini adalah bisa menampung tanaman lebih dari 1,juga dapat
menghemat lahan tanaman karena berbentuk seperti pot tanaman dan juga produk ini
dapat digunakan berulang kali dalam proses pembibitan tanaman
Pemilihan Konsep Produk
Untuk pemilihan konsep produk dari beberapa rancangan yang telah ada, dibuat
sebuah matriks keputusan dasar yang bertujuan untuk memilih produk mana yang
paling memenuhi kriteria. Matriks ini dibuat dengan konsep produk 1 sebagai acuan
pemberian skor atau nilai. Alasan memilih produk 1 sebagai referensi adalah karena
produk 1 memiliki rancangan yang paling umum dan sederhana. Berikut ini adalah
matriks keputusan dasar yang dibuat:
Tabel 2. Pembobotan Nilai Konsep Produk
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 13
NO Kriteria seleksi bobot
Konsep
1 2 3
1 Desain 7 R
e
f
e
r
e
n
s
i
+ +
2 Kepraktisan 10 - S
3 Kemudahan operasi 9 S S
4 Life time 8 S +
5 Kemudahan perawatan 8 S +
6 Keamanan 8 + +
7 Harga 9 - -
8 Berat 9 - -
9 Kemudaha pembuatan 8 + S
Total + 0 3 4
Total S 0 3 3
Total - 0 3 2
Total X Bobot 0 -5 13
Dari matriks keputusan dasar diatas dapat dilihat bahwa produk yang memiliki
skor tertinggi adalah konsep produk 3, yaitu dengan skor 13, sedangkan konsep produk
lainnya memiliki skor yang relatif rendah, yaitu untuk konsep produk 2 dengan skor
-5. Sehingga konsep produk 3 lah yang akan dikembangkan lebih lanjut untuk
merancang alat pembibitan tanaman.
4. Analisa dan Perhitungan
Proses perancangan selanjutnya adalah melakukan analisa perhitungan pada
produk yang telah digambar secara teknik. Adapun parameter dasar dari tempat tidur
multi fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
- Batas tinggi kruk maksimum = 140 cm
- Batas tinggi kruk minimum = 110 cm
- Berat maksimum pengguna = 100 kg
- Berat total = < 5 kg
- Setelan jangkauan tangan bawah = 50 cm
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 14
- Setelan jangkauan tangan atas = 41 cm
- Panjang penompang ketiak = 20 cm
- Panjang genggaman tangan = 20 cm
- Diameter genggaman tangan = 4 cm
- Kapasitas alat bantu jalan = 1 orang
Analisa Massa Produk
diameter pipa = 2 cm ≈ 0.02 m jadi r = 0.01 m
tebal pipa = 5mm ≈ 5x10-4 m
massa jenis alumunium = 2.7 x 103 kg/m3
1. Massa rangka :
Gambar 7. Rangka Alat Bantu Jalan
Dimana total panjang rangka tersebut = 188 cm ≈ 1.88 m
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 15
Volume rangka diatasa adalah
V1 = π.r2.t
= 3.14 x (0.01)2 x 1.88
= 5.9 x 10-4 m3
Jadi massa rangka tersebut adalah
mrangka = ρ x Vselubung
= 2.7 x 103 kg/m3 x 5.9 x 10-4 m3
= 1.594 kg
2. Massa plat penyangga ketiak
Gambar 8. Plat Penyangga Ketiak
Dimana Panjang = 10 cm ≈ 0.1 m
Lebar = 5 cm ≈ 0.05 m
Tinggi = 2 cm ≈ 0.02 m
Vplat = p.l.t
= 0.1 x 0.05 x 0.02
= 1 x 10-4 m3
Jadi massa plat tersebut adalah
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 16
mplat = ρ x V
= 2.7 x 103 kg/m3 x 1 x 10-4 m3
= 0.27 kg
3. Massa rangka penyangga ketiak
Gambar 9. Rangka Penyangga Ketiak
Dimana panjang rangka tersebut = 30 cm ≈ 0.3 m
Volume rangka diatas adalah
V1 = π.r2.t
= 3.14 x (0.01)2 x 0.3
= 9.42 x 10-5 m3
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 17
Jadi massa rangka tersebut adalah
mrangka = ρ x Vselubung
= 2.7 x 103 kg/m3 x 9.42 x 10-5 m3
= 0.25 kg
4. Massa rangka genggaman tangan
Gambar 10. Rangka Genggaman Tangan
Dimana panjang rangka tersebut = 20 cm ≈ 0.2 m
Volume rangka diatas adalah
Valumunium = π.r2.t
= 3.14 x (0.01)2 x 0.2
= 6.28 x 10-5 m3
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 18
Jadi massa rangka tersebut adalah
mrangka = ρ x Valumunium
= 2.7 x 103 kg/m3 x 6.28 x 10-5 m3
= 0.170 kg
5. Massa panjang rangka bawah
Gambar 11. Panjang Rangka Bawah
Dimana panjang rangka tersebut = 55 cm ≈ 0.55 m
Volume rangka diatas adalah
V1 = π.r2.t
= 3.14 x (0.01)2 x 0.55
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 19
= 1.73 x 10-4 m3
Jadi massa rangka tersebut adalah
mrangka = ρ x Vselubung
= 2.7 x 103 kg/m3 x 1.73 x 10-4 m3
= 0.47 kg
Jadi massa total dari produk tersebut adalah
= (1.594 + 0.27 + 0.25 + 0.170 + 0.47)kg
= 2.754 kg
Simulasi Analisa Tegangan pada kruk menggunakan SolidWorks 2007
Hasil Simulasi Pembebanan pada rangka kruk
Setelah part di assembling langkah selanjutnya adalah mensimulasikan tegangan
yang terjadi apabila diberi pembebanan 1000 N, dimana untuk mengetahui pembebanan
maksimal untuk pemakaian. Dimana bobot diambil dari berat badan pengguna
sebanding dengan dengan gravitasi (10 m/s2). Dapat dilihat dari gambar-gambar
dibawah ini yang menunjukan deformasi dan tegangan-tegangan yang terjadi.
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 20
Gambar 12. rangka kruk yang telah di assembling.
Pembebanan Aktual
Beban aktual yang akan diberikan pada rangka kruk sebesar 100 kg, beban
tersebut diambil karena memperkirakan beban maksimal pengguna.
Aluminium 1060 alloy
Aluminium 3003 alloy
Aluminium 6061 alloy
Gambar 13. rangka kruk dengan material aluminium alloy.
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 21
Gambar 14. kruk yang ditahan pada bagian bawah.
Gambar 15. pemberian beban pada penumpu ketiak.
Simulasi pembebanan pada rangka kruk
Aluminium 1060 alloy
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 22
Gambar 16. hasil simulasi tegangan pada rangka kruk
Material aluminium 1060 pada desain kruk ini dipilih untuk menghindari adanya
kelelahan bahan (fatigue) akibat merima beban 1000 N karena nilai dari hasil simulasi
terlihat bahwa tegangan luluh aluminium 1060 alloy mencapai 27,57 MPa. Nilai
tegangan von misses maksimal yang terjadi pada rangka kruk sebesar 12,21 MPa. Hal
ini dikarenakan terjadi perubahan bentuk pada bagian batang samping. Dikarenakan
nilai von misses yang terjadi lebih kecil dibanding tegangan luluh maka bahan akan
mengalami deformasi elastis.
Safety factor yang didapat sebesar 2,26 (aman). Untuk memperoleh saftey
faktor yang lebih besar maka bobot bisa dikurangi atau perubahan pada penampang atau
ukuran batang pada kerangka kruk tersebut.
Simulasi pembebanan pada rangka kruk
Aluminium 3003 alloy
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 23
Gambar 17. hasil simulasi tegangan pada rangka kruk.
Material aluminium 3003 alloy pada desain kruk ini dipilih untuk menghindari
adanya kelelahan bahan (fatigue) akibat merima beban 1000 N karena nilai dari hasil
simulasi terlihat bahwa tegangan luluh aluminium 3003alloy mencapai 41,36 MPa.
Nilai tegangan von misses maksimal yang terjadi pada rangka kruk sebesar 12,21 MPa.
Hal ini dikarenakan terjadi perubahan bentuk pada bagian batang samping. Dikarenakan
nilai von misses yang terjadi lebih kecil dibanding tegangan luluh maka bahan akan
mengalami deformasi elastis.
Safety factor yang didapat sebesar 3,38 (aman). Nilai keamanan dari bahan
aluminium 3003 alloy lebih besar dari pada aluminium 1006 alloy akan tetapi masih
dikategorkan aman. Dalam menentukan faktor keamanan harus ditimbang dari dua hal,
pertama pelampauan kekuatan pakai (bahaya fatal) dan yang kedua terhadap kelayakan
dan nilai komponen tersebut.
Simulasi pembebanan pada rangka kruk
Aluminium 6061 alloy
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 24
Gambar 18. simulasi tegangan pada rangka kruk
Material aluminium 6061 alloy pada saat merima beban 1000 N hasil simulasi
terlihat bahwa tegangan luluh aluminium 6061 alloy mencapai 55,15 MPa. Nilai
tegangan von misses aktual yang terjadi pada rangka kruk sebesar 12,21 MPa. Hal ini
dikarenakan terjadi perubahan bentuk pada bagian batang samping dan sambungan baut.
Dikarenakan nilai von misses yang terjadi lebih kecil dibanding tegangan luluh maka
bahan akan mengalami deformasi elastis.
Nilai safety faktor pada pembebanan 1000 N pada material aluminium 6061
alloy yaitu 4,5 dikategorikan aman, akan tetapi dengan nilai faktor kemanan yang cukup
besar dimungkinkan pemakain material yang boros sehingga bisa menambah massa dari
rangka kruk tersebut.
Perbandingan Material Pembuat Rangka Kruk
Dalam pembuatan rangka kruk material yang digunakan haruslah memiliki
massa yang ringan dan kuat, untuk menentukan material yang tepat dalam pembuatan
kerangka kruk diperlukan adanya analisa mengenai material-material yang
direkomendasikan. Dari simulasi pembebanan diatas material yang digunakan yaitu
aluminium alloy 1060, aluminium alloy 3003, dan aluminium 6061 alloy , ternyata dari
hasil simulasi tersebut didapatkan nilai yield strength, von misses actual dan safety
factor nya.
JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS DIPONEGORO 25
Pembebanan yang diberikan pada simulasi sebesar 1000 N meskipun
pembebanan tersebut dalam kenyataannya bisa bervariasai tergantung berat badan
pengguna namun pada simulasi ini pembebanan yang diambil yaitu 1000 N. Berikut
merupakan tabel perbandingan dari kedua material tersebut.
Tabel 3. Perbandingan material
No Material Aluminium 1060 Aluminium 3003 Aluminium 6061