Top Banner
PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA PEMASANGAN NIPPLE KE MANIFOLD BLOCK DI PT. YAMATA MACHINERY Oleh Susanto NIM: 04201405006 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2018
117

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

Nov 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA

PEMASANGAN NIPPLE KE MANIFOLD BLOCK DI PT. YAMATA MACHINERY

Oleh Susanto

NIM: 04201405006

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai

Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri

2018

Page 2: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

iv

ABSTRAK

Quick Mold Change System merupakan produk auto clamping di mesin injeksi. PT.

Yamata Machinery adalah agen resmi produk QMCS merk Kosmek di Indonesia.

Dalam pemasangan satu set clamping ada satu proses yang menyebabkan beberapa

bagian tubuh karyawan mengalami rasa sakit setelah pemasangan. Proses tersebut

adalah pemasangan nipple ke manifold block. Jika permasalahan tidak segera

ditangani, maka dapat mengakibatkan cidera permanen dimasa yang akan datang.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab rasa sakit karyawan dan mecari

solusi untuk meminimalkan atau menghilangkan keluhan. Metode yang digunakan

adalah RULA yang berfungsi untuk menilai postur kerja. Kemudian dilanjutkan

dengan KANO yang berfungsi mengkategorikan atribut yang memberikan

kepuasan pelanggan dan dikombinasikan dengan QFD yang berfungsi untuk

menerjemahkan customer needs kedalam respon teknis. Hasil analisa penyebab rasa

sakit disebabkan postur kerja yang mempunyai skor penilaian RULA sebesar 7.

Solusinya merubah postur kerja dari duduk membungkuk menjadi berdiri dan

menggunakan alat bantu jig JXblock + meja + ragum yang ergonomi. Hasilnya nilai

postur kerja menjadi 4, dari rasa sakit pada 10 bagian tubuh menjadi 1 bagian

berdasarkan Nordic Questionare, Dampak lain adalah terjadi penurunan waktu

pemasangan dari rata-rata 8.45 menit menjadi 2.35 menit.

Kata Kunci: Auto calmping, Mesin injeksi, Manifold block, postur kerja, customer needs, alat bantu

Page 3: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu pekerjaan, tingkat keoptimalan kegiatan dipengaruhi oleh salah satu

aspek yaitu kinerja dari pekerja atau operator yang bersangkutan. Sedangkan untuk

pekerja tersebut dalam melakukan pekerjaannya dipengaruhi oleh banyak faktor

seperti kondisi kerja, tempat kerja, postur kerja dan metode kerja. Faktor-faktor

tersebut pada dasarnya akan mempengaruhi kenyamanan dan keselamatan kerja.

Tingkat keamanan dan kenyamanan pekerja yang buruk salah satunya akan

mengakibatkan musculoskeletal disorders (MSDs). Akibat tersebut berupa cidera

otot urat syaraf, urat daging, tulang, persendian tulang, tulang rawan yang

disebabkan oleh aktivitas kerja. Sedangkan pekerja atau operator merupakan salah

satu aset dari perusahaan yang mana perlu dijaga dan dilindungi.

Dalam dunia industri yang semakin lama serba otomatis, terdapat sebuah produk

yaitu Quick Mold Change Sytem (QMCS), QMCS merupakan produk Automatic

clamping menggunakan system hydraulic, Pneumatics dan dilengakapi dengan

sytem safety yang langsung disambungkan ke mesin injeksi, Sehingga hanya perlu

menekan tombol, proses clamping mold di mesin injeksi lebih cepat dan aman dari

pada manual yaitu pengencangan dengan baut biasa. Produsen-produsen untuk

produk ini berasal dari Taiwan, Jepang, China, Eropa yang saling bersaing baik dari

segi harga ataupun dari segi kualitas.

PT. YAMATA MACHINERY merupakan perusahaan yang fokus pada distribusi

dan pemasangan equipment produk Auto Clamping untuk menjepit molding pada

mesin injeksi plastik. PT. YAMATA MACHINERY adalah Authorized distributor

Indonesia untuk produk QMCS asal Jepang dengan merk Kosmek. PT. YAMATA

MACHINERY bertanggung jawab atas semua produk Kosmek yang ada di

Page 4: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

2

Indonesia, baik dari segi pemasaran, instalation, service maupun complaint untuk

produk tersebut.

Di PT. YAMATA MACHINERY untuk proses instalation satu set clamping terdiri

dari dua proses yaitu instalation mekanik yang meliputi hydraulic, pneumatics, dan

instalation electic. Dalam proses instalation satu set clamping, proses instalation

mekanik sangat penting karena memerlukan banyak waktu. Selain membutuhkan

tenaga yang lebih juga membutuhkan ketelitian supaya tidak terjadi kesalahan dan

mengganggu proses selanjutnya. Dalam satu project rata-rata terdapat 12 manifold

yang digunakan dengan 5 jenis manifold yang berbeda yaitu type JX4021, JX6021,

JX6020-01, JX6030-01 dan JX9021, tetapi tipe yang paling banyak digunakan

adalah JX4021. Pada proses pemasangan nipple ke manifold block, karyawan

mengeluhkan posisi saat pemasangan yang tidak nyaman, cepat mengalami

kelelahan serta membuat beberapa bagian tubuhnya terasa sakit yang ditunjukan

pada lampiran kuesioner 1 dan Standard Nordic Questionaire.

Dari semakin banyaknya project yang diterima PT. YAMATA MACHINERY,

karyawan akan semakin sering mengalami sakit pada beberapa bagian tubuhnya.

Hal ini tentu akan berbahaya atau mengalami cidera permanen pada kondisi tubuh

karyawan dimasa yang akan datang. Selain masalah pada karyawan, waktu

pemasangan nipple ke manifold membutuhkan waktu rata-rata 101 menit dari total

waktu kerja 480 menit atau 21% dari total waktu kerja dalam sehari dengan jumlah

manifold sebanyak 12 pieces. Hal ini mempengaruhi kinerja karyawan pada saat

pemasangan satu set clamp di customer.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada proses instalation produk

Kosmek di mesin injeksi tersebut, maka dibutuhkan studi untuk mengetahui

penyebab rasa sakit yang dialami karyawan dan cara meminimalkan atau

menghilangkan keluhan sakit pada karyawan.

Page 5: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

3

1.2. Rumusan Masalah

Hal-hal yang menjadi pokok-pokok penelitian pada permasalahan yang dihadapi

PT. YAMATA MACHINERY adalah

a. Apakah penyebab rasa sakit yang dialami karyawan pada proses pemasangan

nipple ke manifold block?

b. Bagaimana cara meminimalkan atau menghilangkan rasa sakit yang berkaitan

dengan proses pemasangan nipple ke manifold block?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui penyebab rasa sakit yang dialami karyawan pada proses

pemasangan nipple ke manifold block.

b. Mencari solusi untuk meminimalkan atau menghilangkan rasa sakit yang

berkaitan dengan proses pemasangan nipple ke manifold block.

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

a. Hanya Melakukan design untuk alat bantu ke manifold tipe JX4021, JX6021,

JX6020-01, JX6030-01 dan JX9021.

b. Tidak membahas pemilihan material.

1.5. Asumsi

Beberapa asumsi yang digunakan adalah:

a. Lokasi perusahaan sudah ditentukan.

b. Harga dari supplier menjadi patokan dalam menghitung biaya pengadaan alat

bantu.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab pendahuluan menjabarkan hal-hal yang menjadi latar belakang

penulis melakukan pengamatan dan penelitian di PT. YAMATA

MACHINERY, rumusan masalah, tujuan, serta batasan-batasan dan

Page 6: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

4

asumsi yang digunakan untuk mempermudah dalam proses

penelitian.

BAB II Landasan Teori

Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang digunakan

dalam proses pengolahan data untuk melakukan pemecahan

permasalahan yang ditemukan di PT. YAMATA MACHINERY.

Teori-teori yang digunakan khususnya yang berkaitan dengan

pembuatan alat bantu.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tahap-tahap yang dilakukan dalam

melaksanakan penelitian. Tahapan dimulai dengan

pengidentifikasian masalah, perumusan masalah, penetapan tujuan,

pembatasan masalah, pengumpulan dan pengolahan data, analisis,

serta simpulan dan saran.

BAB IV Data dan Analisis

Pada bab ini dimulai dengan pengumpulan data yang diperlukan

sebagai bahan untuk perancangan design dan pembuatan alat bantu

pemasangan nipple ke manifold block yang lebih ergonomic, dan

mengurangi atau menghilangkan keluhan karyawan.

BAB V Simpulan dan Saran

Bab terakhir memberikan simpulan dan pemecahan masalah dari

hasil penelitian yang dilakukan penulis, serta memberikan saran-

saran sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki

permasalahan di PT. YAMATA MACHINERY dan proses

penelitian berikutnya.

Page 7: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Sistem menurut (Mcleod, 2010, Management Information

adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang

sama untuk mencapai tujuan.

Sistem menurut (Romney and Steinbart, 2012, Accounting

sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dua atau lebih

komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Tiap sistem

terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.

Sistem menurut (Bodnar and Hopwood, 2003, 1) dalam bukunya yang berjudul

sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2. Pengertian Sistem Kerja

Sistem kerja yaitu suatu sistem yang komponen-komponen kerja, seperti mesin,

manusia, material, lingkungan fisik, fasilitas kerja yang saling berinteraksi untuk

mencapai tujuan tertentu. (Suhardi, 2008, 87),

Berdasarkan (Sutalaksana,2006,6-7). Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu

yang terdiri dari teknik - teknik dan prinsip - prinsip untuk mendapatkan rancangan

terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini

digunakan untuk mengatur komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan

sifat dan kemampuannya, peralatan kerja, bahan serta lingkungan kerja sedemikian

rupa sehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan

serta aman, sehat dan nyaman bagi pekerja.

Page 8: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

6

2.3. Tool Design

Tool design merupakan proses perancangan dan juga pengembangan alat, teknik

dan metode yang digunakan untuk memperbaiki efisiensi dan produktifitas dalam

proses manufaktur. Hal ini dapat Ini dapat memberikan mesin industri dan special

tool yang dibutuhkan untuk keberlangsungan proses produksi sehari-hari dengan

kecepatan dan volume yang tinggi. Hal ini akan meningkatkan kualitas produksi

dan lebih ekonomis, agar dapat menjamin biaya produk tetap kompetitif. Selama

tidak ada satu-pun tool atau proses yang dapat menghasilkan semua bentuk

manufaktur yang diinginkan, desain tool akan selalu berubah dan berkembangnya

proses kreatifitas pemecahan masalah. Tujuan utama dari tool design adalah

menurunkan biaya manufaktur, dengan mempertahankan kualitas produk dan

meningkatkan produksi. Untuk meraihnya, tool designer harus memenuhi tujuan

berikut: (Hoffman,1996,5).

1. Menyajikan design tool yang simple dan mudah di operasikan untuk

mendapatkan efisiensi maksimum.

2. Mengurangi biaya manufaktur dengan memproduksi parts dengan biaya sekecil

mungkin.

3. Design tools yang secara konsisten dapat memproduksi parts dengan kualitas

tinggi.

4. Meningkatkan tingkatan produksi dengan adanya machine tools.

5. Design tool agar sangat mudah dalam pembuatannya dan mencegah kesalahan

dalam penggunaannya.

6. Pilih material yang sesuai agar mendapatkan umur tool yang dibutuhkan.

7. Mempertimbangkan keselamatan pekerja dalam mendesain tool.

2.4. Jigs and fixtures

Jigs and fixtures merupakan alat bantu pemegang benda kerja produksi yang

digunakan dalam rangka membuat pengadaan komponen secara akurat. Jigs

merupakan alat khusus untuk mencekam, menyangga atau ditempatkan pada

komponen mesin. Jig merupakan alat bantu produksi yang tidak hanya digunakan

Page 9: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

7

sebagai penempatan dan pencekam benda kerja tetapi juga sebagai guides alat

potong ketika proses permesinan. (Hoffman,1996,8)

Jigs dapat dibagi menjadi 2 kelasifikasi umum:

1. Jigs bor

Jigs yang digunakan untuk mengebor lubang dengan ukuran lubang yang

sangat besar

2. Jigs drill

Jigs yang digunakan untuk drilling, meluaskan lubang (reaming),

mengetap, champer, counterbore, countersink, reverse countersink, reverse

spotface.

2.5 Rapid Upper Limb Assessment Methode (RULA)

a. Pengertian Rapid Upper Limb Assessment

Dr. Lynn McMcAtamney dan Dr. Nigel Corlett adalah ergonom yang berasal dari

. Mereka

mengembangkan metode Rapid Upper Limb Assessment pertama kali pada tahun

1993. Rula dijabarkan ke dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi(Lueder,1996).

Rapid Upper Limb Assessment merupakan metode yang masuk dalam bidang

ergonomi. RULA dipakai untuk mnginvestigasi dan juga menilai posisi tubuh

bagian atas pada saat bekerja. RULA tidak membutuhkan alat khusus untuk

melakukan pengukuran pada postur punggung, leher, serta tubuh bagian atas, searah

dengan beban eksternal yang diterima oleh tubuh dan juga fungsi otot. Menilai

dengan menggunakan metode RULA memerlukan beberapa waktu untuk

melakukan penilaian umum dalam daftar aktivitas yang menunjukan adanya

pengurangan resiko diakibatkan beban fisik yang dilakukan oleh operator. Rapid

Upper Limb Assessment mencakup secara luas pada bidang ergonomi.

(McMcAtamney,1993).

RULA dalam ergnomi menilai sikap atau postur, aktivitas otot yang menyebabkan

cidera yang diakibatkan perulangan aktivitas. Penerapan ergonomi dilakukan untuk

menilai hasil pendekatan yang disajikan dalam skor risiko. Skor resiko tersebut

Page 10: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

8

antara satu sanpai dengan tujuh, dimana skor tujuh merupakan level resiko yang

paling besar dalam bekerja. Tetapi walaupun skor terendah bukan berarti ada

jaminan pekerjaan bebas dari bahaya ergonomi. Maka dari itu, RULA dilakukan

untuk mengetahui resiko kerja dan segera memperbaiki postur kerja bila terdapat

resiko yang tinggi. (Lueder, 1996).

b. Pertumbuhan Rapid Upper Limb Assessment

Berikut ini adalah tujuan dikembangkanya metode Rapid Upper Limb Assessment:

1) Dapat Memberikan metode yang dapat memeriksa populasi pekerja dengan

cepat, yang paling utama terhadap resiko ganguan yang dialami tubuh bagian

atas yang disebabkan karena pekerjaan.

2) Penentuan nilai pergerakan otot yang berkaitan dengan sikap kerja, tenaga yang

dikeluarkan, kerja yang bersifat statis dan repetitif akibat otot yang bekerja.

3) Dapat memberikan hasil yang mana dapat dipergunakan dalam pengukuran

ergonomi yang meliputi faktor fisik, mental, lingkungan, epidemiologis dan

faktor organisional, lebih khususnya untuk pencegahan terjadinya gangguan

pada bagian tubuh atas yang desbabkan karena pekerjaan.

Dalam proses penialaian RULA, tahap-tahap penggunaanan metode Rapid Upper

Limb Assessment adalah sebagai berikut: (McAtemey dan Corlett,1993)

1) Langkah 1, Langkah untuk pencacatan postur saat bekerja.

Untuk mendapatkan metode yang cepat, bagian tubuh dikelompokan menjadi 2

bagian, yaitu group A dan group B. Group A terdiri dari lengan bawah, lengan

atas dan pergelangan tangan. Untuk group B terdiri dari badan, leher, dan kaki.

Kedua group ini dapat memastikan bahwa semua sikap tubuh tercatat sehingga

postur tubuh yang terbatas dan mungkin dapat mempengaruhi penilaian tubuh

bagian atas dapat masuk pada pemeriksaan. Perkiraan pergerakan untuk tiap

bagian tubuh terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan kriteria dari

penjabaran literatur yang berhubungan. Beberapa bagian tersebut diberi skor

mulai dari angka 1 yang merupakan kisaran postur kerja yang mempunyai faktor

resiko minimal. Untuk angka yang diatas satu diberikan pada bagian gerakan

Page 11: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

9

postur tubuh yang menunjukan faktor resiko lebih besar dan menghasilkan beban

terhadap struktur bagian tubuh. Sistem scoring di setiap postur tubuh,

menghasilkan urutan angka yang akan mudah untuk diingat. Supaya

mempermudah identifikasi perkiraan postur setiap bagian tubuh diperlihatkan

dalam bentuk bidang sagital. Pengukuran akan dimulai dengan mengobservasi

operatot saat bekerja untuk beberapa periode kerja yang bertujuan untuk

penentuan postur pengukuran. Siklus kerja paling lama mungkin akan dipilih

karena mempunyai beban kerja terbesar. Pengukuran RULA dapat dilakukan

terhadap setiap posisi kerja dalam siklus kerja. Postur tubuh lengan atas, lengan

bawah, pergelangan tangan termasuk dalam group A. Studi yang telah dilakukan

oleh (McMcAtamney dkk,1993) menemukan kisaran sudut dan scoring pada

bagian lengan atas sebagai berikut.

a. Postur lengan atas (Upper Arm)

Penilaian pada sudut kisaran lengan atas mempunyai empat kondisi seperti pada

gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Postur Bagian Lengan Atas

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Dalam Studi yang dilakukan (McMcAtamney dkk,1993), penilaian dilakukan

pada sudut jangkauan lengan atas yang dibentuk pada saat melakukan pekerjaan.

Skor untuk sudut kisaran lengan tangan ditampilkan pada tabel 2.1.

Page 12: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

10

Tabel 2.1 Skor Upper Arm (Lengan Atas)

Skor Pergerakan Sudut

1 Ekstensi 200 - fleksi 200

2 Ekstensi >200 / fleksi 200 - 450

3 Sudut 450-900

4 Sudut >900 Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Penilaian skor lengan tangan tersebut dapat berubah sesuai dengan keadaan pada

saat aktivitas. Skor tersebut dapat naik ataupun turuh berdasarkan keadaan

tambahan. Keadaan yang dapat mempengaruhi skor penilaian ditampilkan pada

gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Postur yang Dapat Mengubah Skor Lengan Atas

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Skor perubahan untuk keadaan gerakan pada gambar 2.2 ditampilkan pada tabel

2.2. Tabel 2. 2 Skor Perubahan Untuk Lengan Atas

Skor Postur Tubuh

+ 1 Apabila diangkat atau lengan diputar atau dirotasi

+ 1 Apabila lengan diangkat menjauh dari badan

- 1 Apabila berat lengan ditopang Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Page 13: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

11

b. Postur lengan bawah (Lower Arm)

Gambar 2. 3 Postur Bagian Lengan Bawah

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Penilaian pada sudut kisaran lengan bawah mempunyai tiga kondisi seperti pada

gambar 2.3. Untuk skor penilaian sudut gerakan pada lengan bawah ditampilkan

pada tabel 2.3. Tabel 2. 3 Skor penilaian Lengan Bawah (Lower Arm)

Skor Perkiraan Sudut

1 Sudut 600-1000

2 Sudut <600 atau >1000 Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Peningkatan postur pada lengan bawah (upper arm) dilakukan apabila lengan

bawah diposisi garis tengah tubuh atau ke samping. Keadaan yang dapat

mempengaruhi skor penilaian ditampilkan pada gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Posisi yang Berpengaruh pada Skor Lower Arm

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Skor perubahan untuk keadaan gerakan pada gambar 2.4 ditampilkan pada tabel

2.4.

Page 14: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

12

Tabel 2. 4 Skor Perubahan Lengan Bawah

Skor Posisi Tubuh + 1 Apabila lengan bawah bekerja pada luar sisi tubuh + 1 Apabila lengan bawah bekerja menyilang dari garis tengah tubuh

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

c. Postur pergelangan tangan

Penilaian dilakukan pada sudut pergerakan pergelangan tangan yang dibentuk pada

saat melakukan pekerjaan. Sudut kisaran pergelangan tangan dapat dilihat pada

gambar 2.5.

Gambar 2. 5 Postur Sudut Pergelangan Tangan

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Dari gambar 2.8, untuk skor penilaian sudut gerakan pada pergelangan tangan dapat

dilihat dalam tabel 2.5. Tabel 2. 5 Skor Pergelangan Tangan

Skor Perkiraan Sudut 1 Apabila posisi netral 2 Sudut 00-150 3 Sudut >150

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Penilaian skor pergelangan tangan dapat berubah jika posisi tubuh seperti yang

ditampilkan pada gambar 2.6.

Gambar 2. 6 Postur yang Dapat Mempengaruhi Nilai Pergelangan Tangan

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Page 15: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

13

Skor perubahan untuk keadaan gerakan pada gambar 2.6 ditampilkan pada tabel

2.6. Tabel 2. 6 Skor Perubahan Pada Pergelangan Tangan

Skor Posisi Tubuh

+ 1 Apabila Pergelangan tangan mengalami deviasi posisi kekanan ataupun ke kiri

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

d. Postur Putaran pergelangan tangan

Untuk posisi putaran pergelangan ditampilkan pada gambar 2.7.

Gambar 2. 7 Postur Putaran Pergelangan Tangan

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Penilaian untuk posisi pergelangan tangan yang ditampilkan pada gambar 2.7

dapat dilihat pada tabel .7

Tabel 2. 7 Skor Perputaran Pergelangan Tangan

Skor Postur Tubuh 1 Apabila pergelangan tangan pada kisaran putaran

2 Apabila pergelangan tangan pada atau dekat ujung jangkauan twist

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Setelah menilai postur tubuh group A, Selanjutnya dilanjutkan dengan menilai

postur tubuh group B. Group B terdiri dari posisi leher, batang tubuh dan postur

kaki. Menurut (McAtamney dkk,1993) penilaian skor dan jangkauan untuk group

B adalah sebagai berikut:

Page 16: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

14

a. Postur leher

Penilaian dilakukan pada sudut postur leher yang dibentuk pada saat melakukan

pekerjaan. Sudut kisaran pada postur tubuh dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2. 8 Postur Leher

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Berdasarkan gambar 2.8, untuk skor penilaian sudut pada postur leher dapat dilihat

dalam tabel 2.8. Tabel 2. 8 Skor Posisi Leher

Skor Kisaran Sudut 1 Sudut 00-100 2 Sudut 100-200 3 Sudut >200 4 Apabila leher pada posisi ekstensi

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Peningkatan postur pada leher dilakukan apabila leher memutar atau membungkuk.

Keadaan yang dapat mempengaruhi skor penilaian ditampilkan pada gambar 2.9.

Gambar 2. 9 Postur yang Dapat Mempengaruhi Skor Leher

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Skor perubahan untuk keadaan gerakan pada gambar 2.9 ditampilkan pada tabel

2.9.

Page 17: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

15

Tabel 2. 9 Skor Perubahan Postur Leher

Skor Posisi Tubuh + 1 Apabila leher dalam posisi berputar + 1 Apabila leher dibengkokan

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

b. Postur batang tubuh (trunk)

Penilaian dilakukan pada sudut postur batang tubuh yang dibentuk pada saat

melakukan pekerjaan. Sudut kisaran pada postur batang tubuh dapat dilihat pada

gambar 2.10.

Gambar 2. 10 Postur Batang Tubuh

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Berdasarkan gambar 2.10, untuk skor penilaian sudut pada postur batang tubuh

dapat dilihat dalam tabel 2.10. Tabel 2. 10 Penilaian Posisi Batang Tubuh

Nilai Sudut Kisaran

1 Apabila posisi duduk dengan kedua kaki yang tertopang dengan baik, dan juga sudut diantara badan dan tulang pinggul yang membentuk sudut 00

2 Sudut 00-200 3 Sudut 200-600 4 Sudut 600 atau lebih

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Peningkatan postur pada batang tubuh dilakukan apabila batang tubuh memutar

atau menekuk. Keadaan yang dapat mempengaruhi skor penilaian ditampilkan pada

gambar 2.11.

Page 18: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

16

Gambar 2. 11 Postur yang Dapat Mempengaruhi Skor Batang Tubuh

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Perubahan nilai untuk keadaan gerakan pada gambar 2.11 ditampilkan pada tabel

2.11. Tabel 2. 11 Nilai Perubahan Postur Batang Tubuh

Skor Postur Tubuh + 1 Apabila badan membungkuk atau memuntir + 1 Apabila batang tubuh menekuk

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

c. Postur kaki

Penilaian dilakukan pada postur kaki yang terjadi saat melakukan pekerjaan. Postur

kaki dapat dilihat pada gambar 2.12.

Gambar 2. 12 Postur Kaki

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Penilaian untuk posisi kaki yang ditampilkan pada gambar 2.12 dapat dilihat

pada tabel 2.12.

Page 19: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

17

Tabel 2. 12 Skor Postur Kaki

Nilai Postur Tubuh

1 Apabila kaki dan telapak kaki tertopang dengan baik saat duduk

1 Apabila berdiri dengan berat badan yang terdistribusi dengan merata oleh kedua kaki, terdapat ruang gerak yang cukup memadai untuk merubah posisi

2 Apabila kaki dan telapak kaki tidak tertopang dengan baik atau berat badan yang tidak terdistribusi dengan seimbang

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

2) Langakah ke 2, mengelompokkan nilai postur bagaian tubuh.

Kelompok A dan B dapat mewakili pembebanan pada postur dari sistem

muskulosketel yang ada kaitanya dengan kombinasi dari postur pada bagian tubuh.

Group A dan group B akan menghasilkan nilai tunggal berdasarkan tabel masing-

masing group. Kemudian masing-masing nilai tersebut akan dijumlahkan dengan

skor aktivitas dan skor beban.

a. Skor postur tubuh untuk group A.

Penilaian untuk skor group A mempunyai urutan penilaian yang didasarkan pada

tabel 2.13.

Page 20: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

18

Tabel 2. 13 Skor Untuk Postur Tubuh Group A

Lengan Atas

Lengan Bawah

Pergelangan Tangan 1 2 3 4

Putaran Pergelangan

Tangan

Putaran Pergelangan

Tangan

Putaran Pergelangan

Tangan

Putaran Pergelangan

Tangan 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4

2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5

3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5

4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6

5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8

6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

b. Skor postur tubuh untuk group B

Penilaian untuk skor group B mempunyai urutan penilaian yang didasarkan pada

tabel 2.14. Tabel 2. 14 Skor Untuk Postur Tubuh Grup B

Leher

Batang Tubuh 1 2 3 4 5 6

Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Page 21: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

19

c. Skor penggunaan aktivitas (muscle)dan beban (force).

Setelah skor group A atau group B diperoleh, selanjutnya skor tersebut

ditambahkan dengan skor aktivitas dan beban. Penilaian penggunaan aktivitas dan

beban dijelaskan sebagai berikut:

1) Nilai + 1 apabila postur aktivitas yang statis (dipertahankan dalam 1 menit) atau

penggunaan postur aktivitas dilakukan berulang kali yaitu lebih dari 4 kali dalam

waktu 1 menit.

2) Penambahan skor beban yang didapatkan berdasarkan tabel 2.15, yaitu sebagai

berikut:

Tabel 2. 15 Skor Penggunaan Beban Atau Kekuatan

Skor Kisaran 0 Pembebebanan sesekali atau tenaga <2kg dan ditahan 1 Pembebanan sesekali 2-10kg 2 Pembebanan statis 2-10kg atau yang dilakukan berulang 2 Pembebanan sekali tetapi >10kg

3 Pembebanan dan pengerahan tenaga secara repetitive atau statis

3 Pengeluaran tenaga dan pembebanan yang berlebihan dan cepat Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Skor aktivitas dan skor beban pada masing-masing group yaitu group A dan group

B dicatat. Kemudian skor tersebut ditambahkan dengan skor yang dihasilkan dari

tabel 2.13 dan 2.14, yaitu sebagai berikut:

a. Skor tabel A + skor aktivitas group A + skor beban group A = Total skor group

A.

b. Skor tabel B + skor aktivitas group B + skor beban group B = Total skor group

B.

3) Langkah ke 3, Penentuan grand total dan respon tindakan.

Tujuan pada langkah ini adalah untuk menggabungkan total skor dari group A dan

total skor group B. Dari penggabungan ini akan menghasilkan skor grand total,

yang mana nilai ini dijadikan panduan untuk prioritas observasi berikutnya. Pada

grand total terdiri dari skor 1-7 yang mana nilai ini berdasarkan estimasi resiko

cidera dalam kaitanya dengan pembebanan yang diterima muskuloskeletal. Tabel

penilaian grand total ditampilkan pada tabel 2.16.

Page 22: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

20

Tabel 2. 16 Grand Total skor

Skor Group A

Skor Group B 1 2 3 4 5 6 7+

1 1 2 3 3 4 5 5 2 2 2 3 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 6 4 3 3 3 4 5 6 6 5 4 4 4 5 6 7 7 6 4 4 5 6 6 7 7 7 5 5 6 6 7 7 7

8+ 5 5 6 7 7 7 7 Sumber: McAtamney, L & Corlett E.N, 1993, Dalam Skripsi Dewi Masitoh,2016

Berdasarkan nilai grand total skor pada tabel 2.16, terdapat 4 level tindakan yang

dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Action level 1, score 1 atau 2 mempunyai resiko yang minimum dan postur

tersebut dapat diterima selama tidak dilakukan secara berulang-ulang untuk

waktu yang lama.

b. Action level 2, score 3 atau 4 mempunyai resiko yang kecil dan menunjukkan

bahwa penyelidikan lebih lanjut dibutuhkan dan mungkin juga perubahan

diperlukan.

c. Action level 3, score 5 atau 6 mempunyai resiko yang sedang dan menunjukkan

bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan segera.

d. Action level 4, score 7 mempunyai resiko tinggi dan menunjukkan bahwa

penyelidikan dan perubahan dibutuhkan sesegera mungkin (mendesak).

2.6 Nordic Body Map (NBM)

Nordic body map merupakan salah satu alat ukur yang sederhana dalam ergonomic.

NBM ini digunakan untuk mengetahui sember penyebab dari rasa sakit yang

dialami. Dari hasil Nordic body map dapat diketahui tingkat keluhan dari yang tidak

sakit sampai yang terasa sangat sakit (Corlett,1992). Nordic body map questionare

ditampilkan pada tabel 2.17 dibawah ini.

Page 23: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

21

Tabel 2. 17 Quisionaire Nordic Body Map

No Jenis Keluhan 1 2 3 4 Peta Bagian Tubuh

0 Sakit bagian leher bagian atas 1 Sakit bagian leher bagian bawah 2 Sakit bagian bahu kiri 3 Sakit bagian bahu kanan 4 Sakit bagian lengan atas kiri 5 Sakit bagian punggung 6 Sakit bagian lengan atas kanan 7 Sakit bagian pinggang 8 Sakit bagian bokong 9 Sakit bagian Pantat

10 Sakit bagian Siku kiri 11 Sakit bagian siku kanan 12 Sakit bagian lengan bawah kiri 13 Sakit bagian lengan bawah kanan 14 Sakit bagian pergelangan tangan kiri

15 Sakit bagian pergelangan tangan kanan

16 Sakit bagian tangan kiri 17 Sakit bagian tangan kanan 18 Sakit bagian paha kiri 19 Sakit bagian paha kanan 20 Sakit bagian lutut kiri 21 Sakit bagian lutut kanan 22 Sakit bagian betis kiri 23 Sakit bagian betis kiri 24 Sakit bagian pergelangan kaki kiri 25 Sakit bagian pergelangan kaki kanan 26 Sakit bagian kaki kiri 27 Sakit bagian kaki kanan

Sumber: Tarwaka,2011, Dalam Skripsi Dina Meliana,2009 Keterangan: 1 = Tidak sakit

2 = Sedikit sakit 3 = Sakit 4 = Sangat sakit

2.7 Model Kano

Model kano dikembangkan oleh Noriaki Kano. Menurut (Kano, 1984), model kano

adalah model yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk

maupun jasa berdasarkan seberapa baik produk tersebut mampu memuaskan

kebutuhan pelanggan. Atribut-atribut layanan dapat dibedakan menjadi beberapa

Page 24: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

22

kategori, pada kategori must be atau basic needs, pelanggan menjadi tidak puas

apabila kinerja dari atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi kepuasan pelanggan

tidak akan meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut

tinggi. Dalam kategori one dimensional atau performance needs, tingkat kepuasan

berhubungan linear dengan kinerja atribut, sehingga pada kinerja atribut yang tinggi

akan mengakibatkan tingginya kepuasan pelanggan pula. Sedangkan kategori

atractive atau excitement needs, tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sangat

tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi penurunan kinerja atribut

tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan.

Semua kategori telah dialihkan kedalam bahasa inggris menggunakan berbagai

nama yang berbeda, akan tetapi semua mengacu kepada artikel asli yang ditulis oleh

Dr. Kano. Kano model menitikberatkan pada penurunan fitur produk yang

difokuskan pada kebutuhan pelanggan. Kano juga menghasilkan metodologi untuk

memetakan respon pelanggan pada kuesioner. Atribut-atribut layanan dapat

dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu:

1. Must be atau basic needs

Pelanggan menjadi tidak puas apabila kinerja dari atribut yang bersangkutan

rendah. Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh diatas netral

meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi.

2. One dimensional atau performance needs

Tingkat kepuasan berhubungan linear dengan kinerja atribut, sehingga pada

kinerja atribut yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan pelanggan

pula.

3. Atractive atau excitement needs

Tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sangat tinggi dengan

meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan

menyebabkan penurunan tingkat kepuasan. Pengolahan data ini bertujuan agar

data mentah yang diperoleh bisa dianalisa dan kemudian memudahkan dalam

mengambil kesimpulan atau menjawab permasalahan yang sedang dialami

sehingga dapat melakukan perbaikan kualitas.

Page 25: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

23

4. Indifferent

Pelanggan tidak peduli dengan adanya atribut yang ditawarkan sehingga ada

atau tidaknya atribut tersebut tidak akan berpengaruh terhadap kenaikan atau

penurunan tingkat kepuasan pelanggan.

5. Kategori Reverse

Pelanggan akan merasa tidak puas apabila atribut yang berada pada kategori ini

diberikan, sebaliknya kepuasan pelanggan akan muncul apabila atribut tersebut

tidak ada.

6. Kategori Questionable

Atribut kebutuhan yang berada pada kategori ini tidak dapat diterjemahkan

dengan jelas karena terjadi kontradiksi antara jawaban pelanggan dengan

pertanyaan yang saling berpasangan. Kategori ini mengidikasikan bahwa terjadi

kebingungan dan kesalahpahaman antara pertanyaan yang diajukan dengan

jawaban yang diberikan. Berikut merupakan gambar mengenai pengelompokan

atribut kebutuhan pada Model Kano berdasarkan kepuasan pelanggan.

Gambar 2. 13 Diagram Kano

Sumber: Sauerwein et.,1996, Dalam Skripsi Putri P. D., 2015

Page 26: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

24

Penentuan kategori atribut untuk setiap responden dilakukan dengan melihat

ketentuan pada tabel evaluasi kano yaitu pada tabel 2.18.

Tabel 2. 18 Evaluasi Kano

Need Customer

Disfungsional 1 2 3 4 5

Suka Harap Netral Toleransi Tidak Suka

Fungsional

1 Suka Q A A A O 2 Harap R I I I M 3 Netral R I I I M 4 Toleransi R I I I M 5 Tidak Suka R R R R Q

Sumber: Sauerwein et.,1996, Dalam Skripsi Putri P. D., 2015

Penjelasan:

A = Attractive M = Must be

O = One dimensional I = Indifferent

R = Reverse Q = Questionable

Selanjutnya menganalisis hasil proses dengan memposisikan setiap pernyataan.

Dimana kebutuhan pelanggan yang masuk kategori Must Be (M), Attractive (A),

Reverse (R), One Dimensional (O), Indifferent (I), atau Questionable (Q). Dan

klasifikasi atribut model kano tersebut ditampilkan dalam gambar 2.14.

Gambar 2. 14 Proses Evaluasi Model Kano

Sumber: Walden., 1993, Dalam Skripsi Putri P. D., 2015

Page 27: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

25

Pen

berdasarkan (walden,1993) sebagai berikut:

a. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) > jumlah nilai

(indiferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh nilai paling

maksimum dari (one dimensional, attractive, must be)

b. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) < jumlah nilai

(indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh yang paling

maksimum dari (indifferent, reverse, questionable).

c. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) = jumlah nilai

(indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh yang paling

maksimum diantara semua kategori kano yaitu (one dimensional, attractive,

must be dan indifferent, reverse, questionable)

Alasan menggunakan formula ini karena pada dasarnya model Kano terdiri dari 3

kategori yaitu attractive, one dimensional, dan must be. Akan tetapi respon

konsumen akan selalu ada dan muncul kategori indefferent, questionable, dan

reverse. Alasan menggunakan formula ini karena pada dasarnya model Kano terdiri

dari 3 kategori yaitu attractive, one dimensional, dan must be. Akan tetapi respon

konsumen akan selalu ada dan muncul kategori indefferent, questionable, dan

reverse. Indefferent (netral), kategori dimana jika ada tidaknya layanan tidak akan

berpengaruh pada kepuasan konsumen. Reverse (kemunduran), derajat kepuasan

konsumen lebih tinggi jika layanan berlangsung tidak semestinya dibandingkan

kepuasan terhadap layanan yang berjalan lebih baik., questionable (diragukan),

kadangkala konsumen puas atau tidak puas jika layanan itu diberikan.

Page 28: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

26

Memposisiskan atribut melalui perhitungan nilai Extent of Satisfaction dan Extent

of Dissatisfaction ke dalam bentuk diagram kano seperti yang terlihat pada

gambar 2.15.

Gambar 2.15 Memposisikan Atribut

Sumber: Walden., 1993, Dalam Skripsi Putri P. D., 2015

Dari hasil tabel kemudian dievaluasi menggunakan koefisien kepuasan pelanggan

yang dicari menggunakan rumus:

Extent of Satisfaction

1) (2-1)

Extent of Disatisfaction

2) (2-2)

Nilai untuk koefisien positif yaitu perkiraan dari 0 sampai dengan 1, jika semakin

mendekati 1 semakin tinggi juga pengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan nilai

0 menunjukan bahwa sedikit yang berpengaruh. Nilai untukkoefisien negatif

mendekati -1, dan jika 0 menandakan tidak mempengaruhi ketidakpuasan walaupun

tidak terpenuhi.

Page 29: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

27

2.8 Quality Fucntion Deployment (QFD)

Quality Function Deployment (QFD) yaitu pendekatan sistematik yang menentukan

tuntutan ccustomer needs dan kemudian menerjemahkannya secara akurat kedalam

desain teknis, perencanaan produksi, dan manufaktur yang tepat untuk

memungkinkan perusahaan dapat melebihi harapan pelanggan. Aktivitas pada

metode QFD adalah sebagai berikut: (Wijaya,2011)

1. Identifikasi Customer needs pada atribut produk atau jasa melaui penelitian pada

pelanggan.

2. Membuat matriks perencanaan (Planning Matrix)

a. Tingkat kepentingan konsumen (Importance to Customer)

Penentuan tingkat kepentingan konsumen digunakan untuk mengetahui

sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau harapan dari kebutuhan

konsumen yang ada.

b. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk (Current

Satisfaction Performance)

Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dimaksudkan

untuk mengukur bagaimana tingkat kepuasan konsumen setelah pemakaian

produk yang akan dianalisa. Dihitung dengan rumus,

Weighted Average Performance =

(2-3)

c. Nilai target (Goal)

Nilai target ini ditentukan oleh pihak perusahaan untukmewujudkan tingkat

kepuasan yang diinginkan oleh konsumen.

d. K Value

K value ditentukan menurut nilai kebebasan pada hasil atribut kategori kano.

Dimana k value didefinisikan sebagai 0,5, 1, 1,5 dan 0 untuk masing-masing

atribut kategori Must-be (M), One Dimensional (O). Attractive (A) dan

Indifferent (I).

Page 30: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

28

e. Adjustment Factor

Nilai adjustment factor merupakan nilai yang digunakan untuk menghitung

nilai adjusted improvement ratio.

Adjustment Factor = max([CS],[CD]) (2-4)

Dimana, CS = Customer Satisfaction

DS = Customer Dissatisfaction

f. Rasio Perbaikan (Improvement Ratio)

Improvement ratio merupakan nilai yang bertujuan untuk mengukur derajat

kepuasan konsumen pada setiap pengguna atribut untuk masing-masing

kualitas yang tercantum. Sedangkan nilai improvement ratio dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Improvement Ratio, R0 = (2-5)

Dimana, t = User Satisfaction target (goal)

u = User importance

g. Adjusted Improvement Ratio

Nilai ini merupakan langkah perhitungan yang digunakan untuk

menghubungkan parameter dalam metode kano ke dalam matriks QFD.

Hasil ini dapat memberikan kepentingan mutlak untuk memperoleh analisis

akhir. Adapun rumus perhitungan adjusted improvement ratio adalah

sebagai berikut.

RI = (1+f)k x R0 (2-6)

Dimana, f = Adjustment factor

k = Kano category

R0 = Improvement ratio

h. Adjustment Importance

Hasil nilai ini dapat memberikan pemahaman yang jelas tentang

memprioritaskan kualitas yang diharapkan oleh pengguna. Adapun rumus

perhitungan Adjustment Importance adalah sebagai berikut:

Adjustment importance = adjusted improvement ratio x user importance.

Page 31: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

29

2.9. House of Quality (HOQ)

Proses QFD melibatkan pembuatan satu atau lebih matriks (disebut juga tabel

kualitas). Matriks pertama yang dibuat disebut House of Quality (HOQ). Matriks

ini memperlihatkan kebutuhan pelanggan dan karakteristik teknis dari tim

pengembang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut

(Cohen, 1995).

HOQ adalah sebuah struktur, ekspresi sistematis dari produk atau proses yang

dilakukan oleh tim pengembang untuk memahami aspek-aspek pada keseluruhan

proses perencanaan produk baru, pelayanan atau proses (Cohen, 1995). Bentuk

umum dari setiap bagian matriks House of Quality ditampilkan dalam gambar 2.16.

Gambar 2. 16 House of Quality

Sumber:Cohen,1995, Dalam Skripsi Putri P. D., 2015

Page 32: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

30

Dalam menggunakan matriks House of Quality harus melalui prosedur sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut produk

Pada tahap ini akan diuji sampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen

terhadap suatu produk. Umumnya konsumen terhadap suatu produk. Umumnya

konsumen menyatakan pendapatnya mengenai suatu produk ke dalam atribut-

atribut yang sangat umum, sehingga yang terpenting dalam tahap ini adalah

mengidentifikasi pernyataan konsumen dengan baik untuk menghindari

kesalahan interpretasi.

2. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut-atribut

Penentuan peringkat atribut ini dapat dilakukan dengan memberikan bobot

persentase pada masing-masing atribut dengan menggunakan skala prioritas.

3. Mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing

Performansi dari pesaing dianalisis, keterangan mengenai atribut yang

diprioritaskan pesaing dikaji.

4. Membuat matriks perlawanan antara atribut produk dengan karakteristik

Atribut-atribut yang telah diterjemahkan ke dalam karakteristik teknis pada

tahap di atas dimasukkan ke dalam suatu matriks, dimana atribut diletakkan

vertikal pada tepi sebelah kiri, sedangkan karakteristik teknis diletakkan

horisontal pada tepi atas.

Karakteristik teknis yang dipilih harus nyata dan dapat diukur.

5. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknis dan atribut produk

Untuk menyatakan hubungan yang terjadi antara karakteristik teknis dan

atribut, biasanya menggunakan skor, dimana skor yang tertinggi

menggambarkan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim perancang untuk

mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling berpengaruh pada kepuasan

konsumen dan sebaliknya.

6. Mengidentifikasi interaksi yang relevan di antara karakteristik teknis

Dalam House of Qualty, besaran diletakkan pada bagian roof. Bekerja dengan

matriks roof seperti ini dapat memudahkan dalam memeriksa interaksi yang

terjadi pada setiap pasangan karakteristik teknis.

Page 33: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

31

7. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai untuk karakteristik teknis

Pada tahap ini tim perancang menentukan target yang ingin dicapai untuk

pengukuran parameter karakteristik teknis dalam memuaskan keinginan

konsumen dan meningkatkan produknya melebihi produk pesaing.

2.10 Perancangan Dan Pengembangan Produk

Perancangan dan pengembangan produk dapat diterjemahkan sebagai serangkaian

aktifitas yang saling berkaitan yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

pasar, sampai ke tahap produksi, penjualan serta pengiriman produk.

Selama ini dimensi laba bagi investor merupakan dimensi yang banyak digunakan

untuk menilai usaha pengembangan produk. Akan tetapi terdapat lima dimensi

spesifik antara lain dalam perancangan dan pengembangan produk, antara lain

(Ulrich&Eppinger, 2001),

a. Kualitas Produk

Hal ini meliputi seberapa baik produk yang dihasilkan, apakah produk tersebut

telah memuaskan keinginan pelanggan dan apakah produk tersebut kuat serta

handal.

b. Biaya Produk

Biaya produk ini merupakan biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta

biaya produksi setiap unit produk. Biaya ini akan menentukan besanya laba yang

dihasilkan pada volume penjualan dan pada harga tertentu.

c. Waktu Pengembangan Produk

Dimensi ini akan menentukan kemampuan dalam berkompetisi yang mana

waktu dan pengembangan produk menunjukkan daya tanggap terhadap

perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan

untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha pengembangan yang

dilakukan.

d. Biaya Pengembangan

Page 34: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

32

Biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan produk dan merupakan salah satu

komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

e. Kapabilitas Pengembangan

Dimensi ini menunjukkan kemampuan pengembang yang lebih baik untuk

mengembangkan produk masa depan sebagai hasil pengalaman yang diperoleh

saat ini.

Menurut (Ulrich&Eppinger,2001) terdapat tiga fungsi penting dalam proyek

pengembangan produk, yaitu,

1. Pemasaran

Fungsi pemasaran di dalam pengembangan produk adalah untuk menjembatani

antara tim pengembang produk dengan pelanggan. Bentuk riilnya dengan

memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, identifikasi segmen pasar dan

identifikasi kebutuhan pelanggan, menetapkan target produk, merancang

peluncuran dan promosi produk.

2. Perancangan

Fungsi perancangan merupakan fungsi penting dalam mengidentifikasi bentuk

fisik produk agar dapat memenuhi keinginan pelanggan. Tugas bagian

perancangan ini meliputi desain engineering (mekanik, elektrik, dll) dan desain

industri (estetika, ergonomi, dll).

3. Manufaktur

Fungsi manufaktur bertanggungjawab untuk merancang dan mengoperasikan

sistem produksi pada proses produksi produk untuk menghasilkan produk.

2.11. Manual Work Design

Manual work design pertama kali diperkenalkan oleh Gilberths melalui studi gerak

dan prinsip gerak ekonomi, dan kemudian dikembangkan secara ilmiah oleh

spesialis faktor manusia untuk aplikasi militer. Prinsip-prinsip tersebut secara

tradisional dipecah menjadi tiga subdivisi dasar: (Freivalds and Niebel, 2009,125)

1. Penggunaan tubuh manusia.

2. Pengaturan dan kondisi di tempat kerja.

3. Perancangan alat dan peralatan.

Page 35: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

33

Lebih penting lagi, walaupun dikembangkan secara empiris, prinsip-prinsip

tersebut sebenarnya didasarkan pada prinsip anatomis, biomekanik, dan fisiologis

yang mapan dari tubuh manusia. Mereka membentuk dasar ilmiah untuk ergonomi

dan desain kerja. Selanjutny, prinsip tradisional ekonomi gerak telah diperluas dan

sekarang disebut prinsip dan pedoman untuk desain kerja.

2.11.1 Principle of Work Design

Menurut (Freivalds and Niebel, 2009,125),dalam mendesain suatu pekerjaan,

prinsip-prinsip yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Mencapai kekuatan otot yang maksimal pada pertengahan rentang gerakan.

2. Mencapai kekuatan otot yang maksimal dengan gerakan lambat.

3. Gunakan momentum untuk membantu pergerakan pekerja.

4. Rancangan tugas untuk mengoptimalkan kemampuan kekuatan manusia.

5. Gunakan otot yang kuat untuk tugas yang membutuhkan kekuatan.

6. Pastikan tetap di bawah 15% dari kekuatan otot maksimal.

7. Gunakan siklus kerja-istirahat pendek dan sering.

8. Rancangan tugas berdasarkan sebagian besar populasi pekerja.

9. Gunakan gaya yang minimal untuk gerakan yang tepat.

10. Jangan segera mencoba gerakan yang tepat.

11. Gunakan gerakan balistik untuk kecepatan.

12. Mulailah dan akhiri gerakan dengan kedua tangan secara bersamaan.

13. Gerakkan tangan secara simetris dan serentak ke dan dari pusat tubuh.

14. Gunakan tempo alami tubuh.

15. Gunakan gerakan melengkung terus menerus.

16. Gunakan klasifikasi pergerakan praktis terendah.

17. Bekerja dengan tangan dan kaki secara bersamaan.

18. Minimalkan fiksasi mata.

Prinsip pertama kemampuan manusia berasal dari sifat kontraksi otot berbentuk

terbalik yang ditunjukkan pada Gambar 2.17.

Page 36: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

34

Gambar 2. 17 Force Length Relationship of Skeletal Muscle

Sumber: Freivalds and Niebel, 2009

Pada panjang istirahat, ikatan optimal terjadi antara filamen tebal dan tipis. Dalam

keadaan membentang, ada tumpang tindih atau ikatan minimal antara filamen tebal

dan tipis, yang menghasilkan gaya otot yang jauh menurun (hampir nol). Demikian

pula, dalam keadaan berkontraksi penuh, terjadi interferensi antara filamen tipis

lawan, sekali lagi mencegah ikatan optimal dan penurunan gaya otot. Kekayaan otot

ini biasanya disebut hubungan gaya-panjang. Oleh karena itu, tugas yang

membutuhkan otot cukup besar harus dilakukan pada posisi optimum. Sebagai

contoh, posisi netral atau lurus akan memberikan kekuatan pegangan kuat untuk

gerakan pergelangan tangan.Untuk fleksi siku, posisi terkuat akan bersandar dengan

siku agak di luar posisi 90 °.Untuk fleksi plantar (yaitu menekan pedal), sekali lagi

posisi optimum sedikit di atas 90 °.Aturan kasar untuk menemukan gerakan tengah

adalah dengan mempertimbangkan postur yang diasumsikan oleh seorang astronot

dalam kondisi tanpa bobot ketika kedua otot agonis dan antagonis yang

mengelilingi sendi paling rileks dan tungkai mencapai posisi netral yang

ditampilkan pada gambar 2.18.

Page 37: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

35

Gambar 2. 18 Typical Relaxed Posture Assumed by People in Weightless Conditions

Sumber: Freivalds and Niebel, 2009

Kemampuan kekuatan manusia bergantung pada tiga faktor tugas utama:

1. Jenis kekuatan.

2. Gerakan otot atau sendi yang digunakan.

3. Postur tubuh.

Ada tiga jenis pengerahan tenaga otot, yang didefinisikan terutama dengan cara

kekuatan penguapan diukur. Pengaburan otot-otot yang menghasilkan gerakan

tubuh dihasilkan dari kekuatan dinamis. Ini kadang-kadang disebut

isotoniccontractions, karena segmen beban dan tubuh diangkat secara nominal

mempertahankan kekuatan eksternal konstan pada otot. (Namun, gaya internal yang

dihasilkan oleh otot bervariasi karena geometri lengan momen efektif.) Dengan

demikian, pengukuran kekuatan dinamis biasanya dilakukan dengan menggunakan

dynamometer kecepatan konstan (isokinetik), seperti Cybex atau Mini-Gym.

Page 38: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

36

Dalam kasus di mana gerak tubuh terkendali, diperoleh kekuatan isometrik atau

statik. Kekuatan isometrik tentu lebih besar daripada kekuatan dinamis karena

ikatan yang lebih efisien dalam filamen otot geser yang lebih lambat. Beberapa

kekuatan otot isometrik perwakilan untuk berbagai postur diberikan pada gambar

2.19.

Gambar 2. 19 Static Muscle Strength Moment Data for 25 Men and 22 Women

Sumber: Freivalds and Niebel, 2009

Untuk kekuatan pengangkatan perwakilan untuk 551 pekerja industri dalam postur

yang berbeda ditunjukkan pada gambar 2.20.

Gambar 2. 20 Static Strength Position and Results for 443 Males,108 Female

Sumber: Freivalds and Niebel, 2009

Page 39: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

37

Gambar 2. 20 Static Strength Position and Results for 443 Males,108 Female

(Lanjutan)

Sumber: Freivalds and Niebel, 2009

Gambar 2. 20 Static Strength Position and Results for 443 Males,108 Female

(Lanjutan)

Sumber: Freivalds and Niebel, 2009

2.12. Pengertian Ergonomics

Ergonomic berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu, ergon yang

berarti ilmu dan nomos yang berarti hukum. Secara sederhana, ergonomi adalah

study tentang interaksi antara manusia dan object yang digunakan kemudian dengan

lingkungan tempat yang digunakan. Definisi ini mencakup unsur yang paling

penting yaitu, manusia, object, lingkungan dan juga interaksi yang komplek antara

bagian tersebut. Design for human use kata lain untuk mendefinisikan ergonomic

dan penekananya pada penggunaan peralatan, mesin dan system buatan manusia.

Ahli ergonomic sering menggunakan istilah human Engineerd untuk

menggambarkan bentuk yang sesuai dengan harapan manusia atau yang digunakan

manusia tanpa menimbulkan stress (Pulat, 1997, 1).

Page 40: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

38

NOMOS

(hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspekaspek manusia

dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, psikologi, fisiologi,

engineering, manajemen dan perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan

optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat

kerja, dirumah, dan rekreasi (Nurmianto,1996, 1).

Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-

informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang

suatu sistem kerja sehingga orang dapat bekerja pada system itu dengan baik, yaitu

mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan

nyaman (Sutalaksana, 1979, 61).

Ergonomi merupakan penerapan pengetahuan terpilih tentang manusia secara

sistematis dan perancangan sistem manusia benda, manusia-fasilitas dan manusia

lingkungan. Dengan kata lain perkataan ergonomic adalah suatu ilmu yang

mempelajari manusia dengan berinteraksi dengan obyek-obyek fisik dalam

berbagai kegiatan sehari-hari (Madyana, 1996, 4)

2.13. Anthropometry

Anthropometry merupakan study tentang dimensi tubuh manusia. Manusia lahir

dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Teknik yang menggunakan

informasi dan pengembangan baru mengenai hal tersebut disebut teknik

antropometri (Pulat, 1997,126)

Survei awal dimensi manusia dilakukan pada akhir abad ke-14. Data antropometri

yang lengkap ada sejak tahun 1800an. Metode pengukuran distandarisasi beberapa

kali selama awal dan pertengahan abad ke-20. Standarisasi terbaru terjadi pada

tahun 1980 oleh International Standards Organization (ISO). Metode standar

mengasumsikan postur tubuh dan penunjuk, hanya pda beberapa dekade terakhir

ini dilakukan secara khusus untuk penggunaan teknik. Aplikasi data antropometri

Page 41: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

39

adalah untuk desain pakaian, desain tempat kerja, desain lingkungan, desain

pelaratan dan mesin, yang terakhir adalah desain produk (Pulat,1997,127).

Manusia mempunyai ukuran tubuh yang bervariasi, yang membedakanya dapat

berasal dari etnis, suku, dan kebangsaan. Dalam kelompok yang sama, juga dapat

berbeda dikarenakan perbedaan gen. gambar 2.21 menyajikan data variabilitas

berkenaan dengan antropometri antar berbagai bangsa dengan nilai percentil 5 dan

95%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa ada variabilitas 10-15% antar

kelompoketnis dengan jenis kelamin yang sama. Seseorang juga dapat

menyimpulkan bahwa 25-30% perbedaan dapat diharapkan dalam ukuran populasi

satu karakteristik antropometri pada jenis kelamin, etnis, dan rentang persentil

dipertimbangkan secara bersamaan (Pulat,1997,129-130).

Gambar 2. 21 Human Variability Range ( 5th and 95th percentiles)

Sumber: Pulat,1997

Pedoman utama untuk merancang tempat kerja yang mengakomodasi sebagian

besar individu sehubungan dengan ukuran struktur tubuh manusia. Ilmu untuk

mengukur tubuh manusia disebut antropometri dan biasanya menggunakan

berbagai perangkat seperti caliper dalam pengukuranya. Misalnya, perawakan dan

panjang lengan bawah. (Freivalds and Niebel, 2014,181)

Page 42: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

40

2.13.1. Faktor yang Mempengaruhi Data Antropometri

Seorang perangcang harus memperhitungkan factor yang mempengaruhi data

antropometri. Faktor yang paling penting adalah sebagai berikut: (Pulat,1997,132-

133)

1. Umur

Secara umum dimensi manusia meningkat dari mulai lahir sampai dewasa

yaitu sekitar umur 20tahun. Roche dan Davila mempelajari sample orang

amerika dan menunjukan bahwa mereka yang mencapai usia dewasa

merekapada usia rata-rata 21,2 tahun untuk pria dan 17.3 tahun untuk

wanita. Namun sekitar 10% dari lelaki mencapai usia dewasa pada usia 23.5

tahun dan untuk 10% wanita setelah usia 21.1 tahun. Setelah usia itu tidak

ada perubahan bentuk tubuh. Trotter dan gleser memperlihatkan bahwa kita

mulai menyusut pada usia 40tahun keatas. Oleh karena itu penting bagi

perancang untuk menentukan populasi pengguna dalam merancang sesuatu

yang berkaitan dengan umur kedua jenis kelamin tersebut.

2. Jenis kelamin

Pada umumnya laki-laki memiliki ukuran dimensi yang lebih besar dari

pada wanita kecuali bagian pinggul dan paha. Wanita juga mempunyai kulit

yang lebih lembut dari pada laki-laki.

3. Posisi tubuh

Posture mempengaruhi ukuran tubuh. Untuk alasan ini posisi standar harus

digunakan selama survei. Pada saat posisi berdiri atau posisi duduk harus

mempertimbangkan posisi ini selama perancangan. Restraints juga

mempengaruhi dalam penerapan data. Inilah alasan mengapa dimensi

fungsional lebih besar dari pada static dimension. Dimensi static harus

dapat disesuaikan untuk gerakan bebas selama bekerja.

4. Pakaian

Pakaian memberikan tambahan untuk ukuran tubuh manusia. Dampak

lainya adalah mempersempit ruang gerak. Pada gambar 2.22 dibawah ini

diperlihatkan bahwa dengan pakaian berbeda saat bekerja maka berbeda

pula data ukuran yang didapat.

Page 43: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

41

Gambar 2. 22 Perbedaan Ukuran Dengan Pakaian Berbeda

Sumber: Pulat,1997

2.13.2 Dimensi Anthropometri Umum

Menurut (Wignjosoebroto, 1995) Data anthropometri dapat dimanfaatkan untuk

menetapkan dimensi ukuran produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan

dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya. Pengukuran dimensi struktur

tubuh yang biasa diambil dalam perancangan produk maupun fasilitas dapat dilihat

pada gambar 2.23 di bawah ini.

Gambar 2. 23 Antropometri Untuk Perancangan Produk Atau Fasilitas

Sumber: Wignjosoebroto, 1995, Dalam Skripsi Rosvita F. D.,201 Keterangan gambar 2.19 di atas, yaitu,

1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung

kepala).

2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.

3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.

4. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).

Page 44: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

42

5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam

gambar tidak ditunjukkan).

6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat

sampai dengan kepala).

7. Tinggi mata dalam posisi duduk.

8. Tinggi bahu dalam posisi duduk.

9. Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).

10. Tebal atau lebar paha.

11. Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.

12. Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari

lutut betis.

13. Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.

14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai denga

paha.

15. Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).

16. Lebar pinggul ataupun pantat.

17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan

dalam gambar).

18. Lebar perut.

19. Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam

posisi siku tegak lurus.

20. Lebar kepala.

21. Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.

22. Lebar telapak tangan.

23. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan

(tidak ditunjukkan dalam gambar).

24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.

25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.

26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai

dengan ujung jari tangan.

27. Tinggi dalam posisi berdiri dari ujung kaki hingga pantat bagian bawah.

Page 45: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

43

Berdasarkan (Roebuck and Thomson, 1975, 186) Untuk memperjelas mengenai

data anthropometri yang tepat diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk

ataupun fasilitas kerja, diperlukan pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh.

Penjelasan mengenai pengukuran dimensi anthropometri tubuh yang diperlukan

dalam perancangan dijelaskan pada gambar 2.24.

Gambar 2. 24 Pengukuran Dimensi Tubuh

Sumber: Roebuck J.A., 1975, Dalam Skripsi Rosvita F. D.,2010

Page 46: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

44

2.14. Area Kerja Berdiri

Pada desain stasiun berdiri, apabila tenaga kerja harus bekerja untuk periode yang

lama, maka faktor kelelahan menjadi utama. Meminimalkan pengaruh kelelahan

dan keluhan subjektif, maka pekerja harus dirancang agar tidak terlalu banyak

menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang

tidak alamiah. Pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan

posisi berdiri sebagai berikut: (Pullat;1997;176)

1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut.

2. Harus memegang objek yang berat (lebih dari 4,5 kg).

3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah dan ke samping.

4. Sering melakukan pekerjaan yang menekan kebawah.

5. Diperlukan mobilitas.

Beberapa faktor dimensi untuk area kerja berdiri ditujukan pada gambar 2.25.

Diperlukan minimum 10cm (4 inchi) untuk allowance lutut. Disarankan sebuah

clearance kaki 13x10cm (5x4 inch). Untuk persyaratan jangkauan keatas, jarak

jangkuan maksimum tidak boleh lebih dari 203cm (80inch). Ini adalah praktik yang

baik untuk membuat ketentuan duduk bahkan dalam pekerjaan yang memerlukan

postur tubuh berdiri. Untuk menghilangkan stress operator kadang-kadang dapat

duduk. (Pulat, 1997, 177) (Freivalds and Neibel, 2014, 188).

Gambar 2. 25 Recommended Standing Qorkplace Dimension

Sumber: Pullat,1997

Page 47: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

45

2.15. Software CATIA

Catia merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membantu proses desain,

rekayasa dan manufacture. Piranti lunak yang diusung IBM ini lazim dikategorikan

sebagai computer aided design (CAD), computer aided engineering (CAE), dan

computer aided manufacturing (CAM). Dengan menggunakan Catia, proses

pemodelan seluruhnya dilakukan secara digital sehingga tidak diperlukan lagi

gambar manual maupun model fisik. Misalkan assembly mobil atau pesawat

terbang sepenuhnya dapat dilakukan di layer komputer, bahkan sebelum produknya

jadi. Catia dikembangkan oleh Desault System untuk keperluan Desault Aviation.

Pada tahun 1982 Catia dipasarkan oleh IBM. Secara teknis, Catia sangat mudah

digunakan dan memiliki aplikasi yang lengkap dan lebih dari 140 modul untuk

berbagai keperluan industri (Pinem,2009,2).

Page 48: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Langkah - Langkah Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian, diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk

melakukanya. Langkah-langkah tersebut bertujuan supaya alur penelitian

berurutan. Berikut adalah cara membuat langkah-langkah penelitian dalam diagram

alir yang ditunjukan pada gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Diagram Metodologi Penelitian

Studi pendahuluan: Melakukan observasi permasalahan pada proses pemasangan

nipple ke manifold block. Mengamati langsung proses pemasangan. Menjabarkan permasalahan yang terjadi pada proses pemasangan.

Identifikasi masalah: Menentukan masalah yang terjadi pada proses pemasangan nipple. Menentukan batasan masalah penelitian. Menentukan metode untuk menangani permasalahan proses

pemasangan nipple. Landasan teori: Penjelasan tentang metode RULA dan REBA. Penjelasan tentang metode KANO. Penjelasan mengenai metodologi Quality Function Deployment.

Data dan analisis: Mengumpulkan data tools dan part yang pada pemasangan nipple

ke manifold. Mengumpulkan data proses pemasangan, data karyawan, postur

tubuh pemasangan, keluhan sakit, dan waktu pemasangan nipple. Menghitung nilai postur tubuh kerja karyawan dengan RULA. Menentukan atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

dengan model KANO. Menetukan spesifikasi alat bantu menggunakan QFD. Mendesain alat bantu. Menghitung nilai postur tubuh kerja dengan RULA setelah

menggunakan alat bantu. Simpulan dan saran: Menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran

Studi Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Landasan Teori

Data Dan Analisis

Kesimpulan Dan Saran

Page 49: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

47

3.2. Studi Pendahuluan

Topik permasalah yang diangkat dalam penelitian ini berdasarkan keluhan rasa

sakit pada beberapa bagian tubuh yang dialami oleh karyawan PT.YAMATA

MACHINERY pada salah satu proses instalasi satu set auto clamping di mesin

injeksi. Proses tersebut adalah proses pemasangan nipple pada manifold block.

Penelitian ini yaitu menganalisa penyebab rasa sakit yang dialami karyawan. Hal

ini sangat penting karena jika tidak segera ditangani akan menyebabkan cidera

permanen pada karyawan diwaktu yang akan datang. Selain itu berdasarkan

pernyataan karyawan tentang waktu yang dibutuhkan yaitu 2jam dari total waktu

kerja 8 jam untuk menyelesaikan 12 pieces nipple ke manifold block, maka

diperlukan perbaikan pada proses pemasangan.

Penyusunan penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pendahuluan,

diantaranya :

a. Studi kepustakaan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rasa sakit

pada suatu pekerjaan.

b. Observasi proses kerja pemasangan nipple ke manifold yang dilakukan oleh

karyawan pada waktu setelah jam kerja selesai yaitu pada jam setengah lima

sore sampai jam 6.

c. Mencoba sendiri dengan melakukan proses kerja pemasangan nipple sebanyak

12 pieces seperti yang dilakukan karyawan PT. YAMATA MACHINERY

dihari libur untuk lebih memahami masalah yang terjadi pada proses

pemasangan.

d. Menghitung waktu pemasangan untuk total 12 pieces yang dilakukan oleh

karyawan PT. YAMATA MACHINERY dihari libur.

3.3. Identifikasi Masalah

Setelah melakukan obsevasi awal dan melihat semakin meningkatnya project

pemasangan auto clamp di mesin injeksi, maka akan semakin banyak proses

pemasangan nipple ke manifold block. Merujuk pada proses pemasangan nipple ke

manifold yang sudah diobservasi diawal, setelah proses pemasangan sebanyak 12

pieces tersebut menyebabkan rasa sakit pada beberapa bagian tubuh terutama pada

Page 50: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

48

bagian bahu dan bagian bokong. Penyebab rasa sakit tersebut disebabkan oleh

postur tubuh yang tidak normal. Hal ini akan dibuktikan menggunakan metode rula

yang mana metode ini berfungsi untuk menilai postur tubuh kerja. Selain itu dari

hasil perhitungan waktu yang telah dilakukan, maka perlu adanya alat bantu yang

proses kerjanya dapat menurunkan waktu pemasangan.

Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada proses pemasangan nipple ke manifold

tidak pada proses keseluruhan pada pemasangan satu set auto clamping. Selain itu

juga manifold juga dibatasi hanya pada manifold yang sering digunakan.

Selanjutnya karena adanya pembuatan alat bantu maka perlu adanya kuesioner yang

dibagikan kepada karyawan PT. YAMATA MACHINERY dengan populasi

karyawan sebanyak 5 orang.

3.4. Landasan Teori

Studi pustaka ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk menunjang penelitian

dengan melengkapi teori teori yang digunakan sebagai landasan penelitian dan

berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap untuk memecahkan suatu

permasalahan. Landasan teori dapat berasal dari buku buku atau referensi

referensi lain yang berhubungan dengan penelitian.

Pada penelitian ini studi pustaka yang digunakan yang pertama adalah metode

RULA. Metode ini digunakan untuk menilai postur tubuh kerja karyawan. Langkah

awal menggunakan metode kano adalah dengan menentukan sudut yang dibagi

menjadi 2 bagian yaitu grup A dan grup B. Grup A meliputi lengan atas dan lengan

bawah serta pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher, badan, dan kaki.

Setelah group A dan group B ditentukan, selanjutnya 2 group tersebut

dikombinasikan dan menghasilkan skor akhir penilaian resiko postur tubuh. Skor

diklasifikasikan mulai dari 1 yang berarti memiliki resiko minimum sampai dengan

skor 7 yang memiliki resiko tinggi.

Selanjutnya untuk studi pustaka yang kedua adalah metode KANO, model kano

bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk maupun jasa

Page 51: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

49

berdasarkan seberapa baik produk tersebut mampu memuaskan kebutuhan

pelanggan. Dalam penelitian ini, karena adanya pembuatan alat bantu untuk proses

pemasangan, maka perlu adanya kuesioner yang harus dibagikan kepada karyawan

untuk mengetahui customer needs. Customer needs diklasifikasikan dalam atribut-

atribut dan dievaluasi menggunakan metode kano untuk menentukan atribut mana

yang memberikan kepuasan bagi karyawan. Untuk atribut yang masuk dalam

kategori tidak memberikan kepuasan akan dieliminasi.

Setelah metode kano dilakukan, selanjutnya studi pustaka yang digunakan adalah

metode Quality Fuction Deployment. Metode ini digunakan untuk menetukan

spesifikasi alat bantu menggunakan atribut-atribut yang sudah dipilih dari proses

metode kano. Dalam metode ini ditampilkan House of Quality sebagai patokan

dalam pembuatan alat bantu dengan membandingkan produk yang dibuat dengan

produk pesaing.

Selanjutnya setelah spesifikasi produk diketahui, studi pustaka yang digunakan

adalah antropometri yang mana masuk dalam cabang ilmu ergonomi. Metode ini

digunakan untuk menentukan standar ukuran area kerja berdasarkan ukuran tubuh

manusia. Dalam menentukan antropometri tidak dilakukan pengukuran tubuh

secara langsung, tetapi menggunakan software design tools.

3.5. Data dan Analisis

Bagian dari sistematika penelitian untuk menganalisis data, membuktikan,

menjelaskan, atau menjawab akar permasalahan penelitian. Data yang dikumpulkan

berkaitan dengan masalah proses pemasangan nipple ke manifold block. Data-data

tersebut berupa data umum didalam internal perusahaan yang tingkat kerahasiaanya

tidak terlalu tinggi namun dianggap sudah cukup untuk kemudian diolah pada tahap

selanjutnya. Kerangka penelitian untuk pengumpulan data dan analisis ditampilkan

pada gambar 3.2.

Page 52: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

50

Gambar 3. 2 Diagram Data dan Analisa

Jenis nipple, manifold, tools yang

dipakai

Analisa perhitungan nilai postur tubuh kerja

menggunakan metode RULA

Pengambilangambar postur

tubuh saat pemasangan

PenyebaranNordic

Questionaire

Perhitunganwaktu

pemasangan nipple.

Pengumpulan data

Questionare Customer

Needs

Menentukan dan menyeleksi atribut alat

bantu yang mempengaruhi

kepuasan customer dengan metode KANO

Questionare Tingkat

Kepentingan

Questionare Kano

Skorkategori

level 1 & 2

Skorkategori

level 3& 4 Harus segera diperbaiki

Postur dapat

diterima/studi lebih

lanjut

A

Page 53: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

51

Gambar 3.2 Diagram Data dan Analisa (Lanjutan)

Menentukan spesifikasi alat bantu

menggunakan langkah-langkah QFD

Menentukan tinggi area kerja berdiri

menggunakan software design tools

Mendesain alat bantu menggunakan

software CAD CATIA-P3-V5R20

Menentukan biaya pengadaan alat

bantu yang berdasarkan suplier

Perhitungan waktu pemasangan setelah menggunakan alat

bantu

Pembuatan alat bantu

Membuat HOQ

Perhitungan ulang nilai postur tubuh dengan

RULA setelah menggunakan alat bantu

Penyebaran ulang Nordic Questionaire

Trial Alat Bantu

Spesifikasilebih baik

dari pesaing

Spesifikasitidak lebih baik dari pesaing

A

Page 54: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

52

3.6. Simpulan dan Saran

Pada langkah ini adalah menyimpulkan dari perbaikan yang sudah dilakukan

terhadap keluhan pada proses pemasangan nipple ke manifold. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah bahwa penyebab rasa sakit yang dirasakan karyawan PT.

YAMATA MACHINERY disebabkan oleh postur tubuh. Dari penilaian postur

tubuh menggunakan metode RULA didapatkan skor total yaitu 7, dengan skor

tersebut berarti mempunyai resiko tinggi dan harus segera dilakukan tindakan

perbaikan. Solusi untuk masalah tersebut yaitu dengan merubah posisi kerja dari

sebelumnya posisi kerja duduk dan membungkuk serta ragum tidak diikat menjadi

posisi berdiri dengan menambahkan meja dan jig JX block.

Dari hasil penelitian ini, masih ada rasa sakit yang dialami oleh karyawan yaitu

pada lengan bawah dengan skala kesakitan yaitu 1. Walaupun dengan skala tersebut

merupakan skor yang minimal tetapi disarankan ada penelitian lain yang dapat

menghilangkan seluruh rasa sakit pada proses pemasangan nipple ke manifold block

bisa menggunakan metode OWAS atau Quick Exposure Check yang digabungkan

dengan kansei dan PDD.. Selain itu disarankan ada penelitian lain yang membahas

tentang proses lain selain pemasangan nipple ke manifold dalam pemasangan satu

set auto clamping, sehingga proses pemasangan satu set clamping menjadi optimal

secara keseluruhan.

Page 55: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

53

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

Pada bab ini diuraikan tentang pengumpulan data-data yang diperlukan. Kemudian

data tersebut akan dianalisa untuk mengetahui detail permasahan dan didapatkan

solusi dari permasalahan tersebut. Data-data awal yang dikumpulkan adalah data

yang berhubungan dengan proses pemasangan nipple ke manifold. Untuk analisa

dan pemecahan masalah dari mulai tahap desain perbaikan sampai dengan aplikasi

dari perbaikan tersebut.

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada divisi engineering melalui pengamatan langsung

dan wawancara kepada karyawan untuk mendapatkan data secara detail dari mulai

alat yang digunakan, part yang dipakai, proses kerja, keluhan karyawan, postur

tubuh karyawan sampai dengan keinginan karyawan pada alat bantu yang mereka

inginkan.

4.1.1 Jenis Manifold Block

Manifold block merupakan part yang digunakan untuk membagi oli menjadi

beberapa jalur yang datang dari satu sumber. Di bawah ini adalah beberapa jenis

manifold block yang digunakan dalam proses pemasangan manifold ke nipple:

a. Manifold JX4021

Manifold ini terdiri dari empat lubang keluaran, dengan ukuran lubang yaitu NPT

¼”. Drawing manifold block dapat dilihat pada gambar 4.1.

Page 56: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

54

Gambar 4. 1 Manifold JX4021

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

b. Manifold JX6021

Manifold block ini terdiri dari 6 lubang dan terbagi menjadi dua jalur berbeda, 3

lubang untuk jalur pertama dan 3 lubang lagi untuk jalur kedua. Sedangkan untuk

ukuran lubangnya yaitu NPT ¼”. Drawing manifold block dapat dilihat pada

gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Manifold JX6021

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

Page 57: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

55

c. Manifold JX6020-01

Manifold block ini terdiri dari 6 lubang dan terbagi menjadi dua jalur berbeda, 3

lubang untuk jalur pertama dan 3 lubang lagi untuk jalur kedua. Sedangkan untuk

ukuran lubangnya yaitu NPT ¼”. Perbedaan dengan JX6021 adalah pada jarak jalur

1 dan jalur 2 lebih lebar dari pada JX6021. Drawing manifold block dapat dilihat

pada gambar 4.3.

Gambar 4. 3 Manifold JX6020-01

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

d. Manifold JX6030-01

Manifold block ini terdiri dari 6 lubang dan terbagi menjadi dua jalur berbeda, 3

lubang untuk jalur pertama dan 3 lubang lagi untuk jalur kedua. Sedangkan untuk

ukuran lubangnya yaitu NPT 3/8”. Drawing manifold block dapat dilihat pada

gambar 4.4.

Gambar 4. 4 Manifold JX6030-01

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

Page 58: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

56

e. Manifold JX9021

Manifold block ini terdiri dari 9 lubang dan terbagi menjadi tiga jalur berbeda, 3

lubang untuk jalur pertama, 3 lubang untuk jalur kedua dan 3 lubang lagi untuk jalur

ketiga. Sedangkan untuk ukuran lubangnya yaitu NPT 1/4”. Drawing manifold

block dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4. 5 Manifold JX9021

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

4.1.2 Jenis Nipple

Nipple merupakan sebuah part yang berfungsi sebagai conector dari manifold ke

hose,dari hose ke hose atau digunakan untuk menutup lubang manifold. Dalam

pemasangan nipple ke manifold block, terdapat berbagai jenis nipple yang dipasang

sesuai dengan kebutuhan pada saat instalation. Nipple conector untuk hose maupun

conector pipa yang di dipakai disajikan pada gambar 4.6.

Page 59: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

57

Gambar 4. 6 List Nipple

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

Page 60: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

58

Gambar 4.6 (lanjutan) List Nipple

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

4.1.3 Jenis Tools

Dalam proses pemasangan nipple ke manifold block, alat yang digunakan adalah

sebagai berikut:

a. Kunci Inggris

Kunci Inggris digunakan sebagai alat pengencang nipple,karena tuasnya lebih

panjang sehingga lebih mudah pada saat proses pengencanganya. Kunci inggris

sebagai salah satu alat pengencangan dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4. 7 Kunci Inggris

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

Page 61: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

59

b. Kunci L- 6mm

Kunci L-6mm dapat di;ihat pada gambar 4.8 yang digunakan untuk mengencangkan

Plug 1/4" yang dipasang pada manifold.

Gambar 4. 8 Kunci L-6mm

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

c. Kunci Pas-Ring 17mm

Kunci Pas-ring 17mm dapat dilihat pada gambar 4.9 yang digunakan untuk

memasang nipple pada saat awal pasang, karena tuasnya tidak panjang dan tidak

berat.

Gambar 4. 9 Kunci Pas-Ring 17mm

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

d. Ragum

Ragum seperti yang terlihat pada gambar 4.10 merupakan alat yangdigunakan

untuk menjepit manifold block, supaya manifold dapat dikencangkan.

Gambar 4. 10 Ragum

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

Page 62: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

60

4.1.4 Proses Pemasangan Nipple ke Manifold Block

Proses pemasangan nipple ke manifold block dilakukan dengan menjepit manifold

di ragum yang diletakan lantai produksi tanpa diikat. Jenis nipple yang digunakan

bervariasi sesuai dengan kondisi yang ada dimesin. Manifold dijepit pada ragum

dengan posisi yang ada lubangnya menghadap ke atas, kemudian nipple dimasukan

kedalam lubang. Untuk pengencangan nipple lurus menggunakan kunci pas-ring

17mm. Sedangkan untuk nipple L/900 menggunakan kunci inggris yang tuasnya

lebih panjang sehingga proses pengencangan lebih kuat. Setelah selesai pada lubang

pertama, kemudian manifold block dirubah posisinya ke lubang yang masih belum

dipasang nipple. Proses ini dilakukan terus menerus sesuai dengan jumlah lubang

yang terdapat pada manifold block. Karena posisi ragum dibawah maka dibutuhkan

kaki untuk menyangga ragum supaya tidak mleset sekaligus sebagai tumpuan

dalam proses pengencangan. Untuk proses pengencangan plug 1/4” menggunakan

kunci L-6mm. Urutan proses pengencangan nipple pada 1 piece manifold yang

paling sering digunakan ditunjukan pada table 4.1.

Tabel 4. 1 Proses Pemasangan Nipple Pada 1 pieces Manifold

No Elemen Kerja Jenis

Block Nipple Tools Sikap Kerja

1 Memasang Block pada ragum JX4021 Ragum Duduk

membungkuk

2 Memasang Nipple ke Block JX4021

Nipple L PT1/4-PF 1/4

(9TY10330404)

Ragum, Kunci Inggris

Duduk membungkuk

3

Melepas Block dari ragum dan mengganti

posisi lubang yang dipasang nipple

JX4021 Ragum Duduk membungkuk

4 Memasang Nipple ke Block JX4021

Nipple L PT1/4-PF 1/4

(9TY10330404)

Ragum, Kunci Inggris

Duduk membungkuk

5

Melepas Block dari ragum dan mengganti

posisi lubang yang dipasang nipple

JX4021 Ragum Duduk membungkuk

6 Memasang Nipple ke Block JX4021

Nipple S PT1/4- PF 1/4

(9TY10130404)

Ragum, Kunci

Pas-ring 17mm

Duduk membungkuk

Sumber: Hasil Observasi, 2017

Page 63: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

61

Tabel 4. 1 Proses Pemasangan Nipple Pada 1 pieces Manifold (Lanjutan)

No Elemen Kerja Jenis

Block Nipple Tools Sikap Kerja

7

Melepas Block dari ragum dan

mengganti posisi lubang yang

dipasang nipple

JX4021 Ragum Duduk membungkuk

8 Memasang Nipple ke Block JX4021 Plug PT 1/4

(9BPDB02000)

Ragum, Kunci L-

6mm

Duduk membungkuk

9 Melepas Block dari ragum JX4021 Duduk

membungkuk Sumber: Hasil Observasi, 2017

4.1.5 Postur Kerja Saat Ini

Postur kerja karyawan divisi engineering pada PT. YAMATA MACHINERY

untuk proses pengencangan nipple ke manifold ditunjukan pada gambar 4.11.

Gambar 4. 11 Postur Kerja Pengencangan Nipple ke Manifold

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

Dari postur kerja pada gambar 4.11, terlihat bahwa posisi ragum hanya diletakan

ditanah kemudian postur kerja karyawan yaitu duduk sambil membungkuk dengan

kaki bertumpu pada ragum. Hal itu menyulitkan dalam proses pengencanganya, dan

juga karena manifold langsung dijepit diragum maka hanya mendapatkan satu

posisi nipple yang dapat dikencangkan. Sedangkan nipple yang dipasang dalam satu

block paling sedikit berjumlah empat pieces.

Page 64: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

62

4.1.6 Data Karyawan

Data karyawan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari divisi

engineering. Divisi Engineering sebenarnya ada lima karyawan, tetapi satu

karyawan yaitu leader engineering tidak pernah melakukan kegiatan pemasangan

nipple. Data karyawan ini berdasarkan data terakhir pada November 2017, dengan

jenis kelamin semuanya laki-laki. Data karyawan ditampilkan pada tabel 4.2.

Tabel 4. 2 Data Karyawan PT. YAMATA MACHINERY Tahun 2017

No Nama Karyawan Jenis Kelamin Tinggi

Badan Umur

Lama

Bekerja

1 Hanhan Ahmad Hanapi Laki-Laki 163 27

Tahun 9 bulan

3 Yohannes Sipayung Laki-Laki 160 23 Tahun 8 bulan

2 Suci Teguh Laki-Laki 164 25 Tahun 5 bulan

4 Indra Sinambela Laki-Laki 160 23 Tahun 5 bulan

5 Khamim Sumbono Laki-Laki 163 24 5 bulan Sumber: Hasil Observasi, 2017

4.1.7 Data Hasil Standard Nordic Questionaire

Data standard Nordic quisionare dibuat untuk mengetahui keluhan pelanggan

selama melakukan proses pengencangan nipple ke manifold. Standard Nordic

Questionaire menggolongkan sebanyak 27 keluhan yang dialami tubuh. Quisionare

ini disebarkan kepada karyawan divisi engineering pada tanggal 28 november 2017.

Karyawan diminta langsung mengisi lembar kuisioner dengan format quisionare

yang ditampilkan pada tabel 2.17. Skala kategori sakit untuk kuesioner adalah

sebagai berikut:

1. Tidak sakit 2. Sedikit sakit

3. Sakit 4. Sangat sakit

Untuk hasil standard Nordic questionaire berdasarkan lampiran 1 ditampilkan pada

tabel 4.3.

Page 65: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

63

Tabel 4. 3 Hasil Standard Nordic Questionaire Karyawan PT. YAMATA

MACHINERY

No Nama

Karyawan

Jenis

kelamin Umur

Lama

bekerja Jenis Keluhan

Skala

Kategori

Sakit

1 Hanhan Ahmad Hanapi

Laki-laki 27 tahun 9 bulan

Leher bagian atas 2 Bahu kiri 4

Bahu kanan 4 Pinggang 4

Lengan atas kanan 3 Tangan kanan 2 Tangan Kiri 2

2 Yohannes Sipayung Laki-laki 23

tahun 8 bulan

Bahu kiri 4 Bahu kanan 4 Pinggang 4

Lengan bawah kanan 3

Tangan kanan 2

3 Suci Teguh Laki-laki 25 tahun 5 bulan

Leher bagian atas 2 Bahu kiri 4

Bahu kanan 4 Pinggang 4

Lengan bawah kanan 2

Pantat 2

4 Indra Sinambela Laki-laki 23

tahun 5 bulan

Pergelangan kaki kiri 2

Bahu kiri 4 Bahu kanan 4 Pinggang 4

Lengan atas kanan 3 Tangan Kiri 2

5 Khamim Sumbono Laki-laki 24

tahun 5 bulan

Leher bagian atas 3 Bahu kiri 4

Bahu kanan 4 Pinggang 4

Lengan atas kanan 3 Pantat 2

Sumber: Hasil Qustionaire,2017

Page 66: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

64

4.1.8 Waktu Pemasangan Nipple ke Manifold

Dalam perhitungan waktu proses pemasangan, type manifold dan nipple yang

digunakan adalah yang paling sering dipakai dalam proses instalasi yaitu type

JX4021 dengan jenis Nipple L PT1/4-PF 1/4 (9TY10330404) sebanyak 2 pieces,

Nipple S PT1/4- PF 1/4 (9TY10130404) sebanyak 1 pieces, Plug PT 1/4

(9BPDB02000) sebanyak 1 pieces. Stopwatch merupakan alat yang digunakan

untuk menghitung waktu setiap pemasangan dengan jumlah perhitungan sebanyak

12 kali berdasarkan jumlah manifold yang sering digunakan. Data hasil perhitungan

waktu pemasangan ditunjukan pada tabel 4.4. Tabel 4. 4 Data Hasil Perhitungan Waktu Pemasangan

No Jenis Part Qty

(Pcs)

Waktu

Pemasangan (min)

Rata-

Rata(min)

1 8.41

8.45

2 8.14 3 8.12 4 Block JX4021 1 8.09

5 Nipple L PT1/4-

PF 1/4 (9TY10330404)

2 9.35

6 Nipple S PT1/4-

PF 1/4 (9TY10130404)

1 9.07

7 Plug PT 1/4 (9BPDB02000) 1 8.01

8 9.25 9 8.06 10 8.36 11 8.12 12 8.38

Total Waktu 101.36 Sumber: Hasil Observasi, 2017

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Tabulasi Standard Nordic Questionaire

Dari hasil tabel standard Nordic questionnaire yang disebarkan kepada empat

karyawan engineering PT. YAMATA MACHINERY, setiap jenis keluhan

kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total masing-masing keluhan dan dibuat

presentasenya dari total karyawan engineering. Tabel tarbulasi hasil kuesioner

ditunjukan pada tabel 4.5.

Page 67: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

65

Tabel 4. 5 Tabulasi Hasil Kuesioner Nordic

No Keluhan Jumlah Presentase

1 Leher bagian atas 3 60% 2 Bahu kiri 5 100% 3 Bahu kanan 5 100% 4 Pinggang 5 100% 5 Lengan atas kanan 3 60% 6 Tangan kanan 2 40% 7 Tangan Kiri 2 40% 8 lengan bawah kanan 2 40% 9 Pergelangan kaki kiri 1 20%

10 Pantat 2 40% Sumber: Pengolahan Data, 2017

4.2.2 Penilaian Postur Tubuh Kerja Karyawan Menggunakan Metode

RULA

Untuk menentukan penilaian postur tubuh kerja, dibutuhkan sudut dari masing-

masing posisi tubuh. Sudut pengukuran posisi tubuh ditunjukan pada gambar 4.12.

Gambar 4. 12 Pengukuran Sudut Metode RULA

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan gambar 4.12 menunjukan bahwa posisi bagian kanan dan kiri tubuh

karyawan saat melakukan proses kerja pengencangan nipple ke manifold block.

Oleh karena itu perhitungan cukup dilakukan sekali saja.

Perhitungan penilaian posisi kerja dijabarkan sebagai berikut:

Postur tubuh grup A

Page 68: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

66

Data penilaian sudut pada grup A adalah:

a. Lengan bagian atas

Lengan atas pada proses pengencangan nipple membentuk sudut 450-900

sehingga mempunyai skor 3.

b. Lengan bagian bawah

Untuk lengan bawah membentuk sudut > 1000 sehingga mempunyai skor 2

c. Pergelangan tangan

Pergelangan tangan membentuk sudut >150 sehingga mempunyai skor 3

d. Putaran pergelangan tangan

Posisi putaran pergelangan tangan berada di garis tengah sehingga mempunyai

skor 1

Dengan rincian tersebut maka skor penilaian untuk postur tubuh grup A di tujukan

pada tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Skor Penilaian Grup A

Lengan

Atas

Lengan

Bawah

Pergelangan Tangan

1 2 3 4

Putaran

Pergelangan

Tangan

Putaran

Pergelangan

Tangan

Putaran

Pergelangan

Tangan

Putaran

Pergelangan

Tangan

1 2 1 2 1 2 1 2

1

1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4

2

1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5

3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5

4

1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6

5

1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8

6

1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan skor penilaian postur tubuh grup A pada tabel 4.6 diperoleh nilai skor

sebesar 4.

Page 69: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

67

e. Penambahan skor aktivitas

Pada proses pemasangan nipple ke manifold, tindakan dilakukan secara

berulang-ulang sehingga skor aktivitasnya sebesar 1.

f. Penambahan skor beban

Beban yang dialami dalam proses ini sesekali antara 2 kg – 10 kg sehingga

skornya adalah 1.

Jadi total skor group A = Skor tabel group A + skor aktivitas group A + skor beban

group A

= 4+1+1

= 6

Postur tubuh grup B

Data penilaian postur tubuh grup B adalah:

a. Leher

Posisi leher pada proses pemasangan nipple membentuk sudut >200 sehingga

mempunyai skor sebesar 3.

b. Batang tubuh

Posisi batang tubuh membentuk sudut 200-600 sehingga mempunyai skor

sebesar 3.

c. Kaki

Pada proses pemasangan nipple pergerakan kaki tidak tertopang dengan baik

dan berat badan tidak seimbang, karena posisi ragum yang tidak diikat. Untuk

itu penilaian pada postur kaki adalah sebesar 2.

Untuk mengetahui nilai dari skor bagaian posisi tubuh dapat dilihat pada tabel 4.7.

Page 70: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

68

Tabel 4. 7 Skor Penilaian Grup B

Leher

Batang Tubuh

1 2 3 4 5 6

Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan skor penilaian postur tubuh grup B pada tabel 4.7 diperoleh nilai skor

sebesar 5.

d. Penambahan skor aktivitas

Pada proses pemasangan nipple ke manifold, tindakan dilakukan secara

berulang-ulang sehingga skor aktivitasnya sebesar 1.

e. Penambahan skor beban

Beban yang dialami dalam proses ini sesekali antara 2 kg – 10 kg sehingga

skornya adalah 1.

Jadi Total skor group B = Skor tabel group B + skor aktivitas group B + skor beban

group B

= 5+1+1

= 7

Selanjutnya untuk mengetahui grand total dari penilaian postur kerja pemasangan

nipple yaitu dengan cara mengkombinasikan total skor group A dan group B pada

tabel grand total seperti ditunjukan pada tabel 4.8.

Page 71: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

69

Tabel 4. 8 Grand Total Penilaian Postur Kerja

Skor

Group

A

Skor Group B

1 2 3 4 5 6 7+

1 1 2 3 3 4 5 5 2 2 2 3 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 6 4 3 3 3 4 5 6 6 5 4 4 4 5 6 7 7 6 4 4 5 6 6 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7 8+ 5 5 6 7 7 7 7

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Grand total penilaian postur kerja berdasarkan tabel 4.8 adalah sebesar 7. Dengan

nilai tersebut maka postur kerja memasang nipple ke manifold block termasuk ke

dalam kategori level resiko yang tinggi. Hal ini berarti bahwa postur kerja tersebut

memerlukan tindakan sekarang juga.

4.2.3 Usulan Perbaikan

Berdasarkan metode Rapid Upper Limb Assement (RULA) diatas, bahwa postur

kerja dalam proses mengencangkan nipple ke manifold termasuk dalam kategori

resiko tinggi karena penilaianya memiliki skor 7. Oleh sebab itu harus dilakukan

tindakan perbaikan postur tubuh kerja sekarang juga. Perbaikan yang diusulkan

dalam hal ini adalah pembuatan alat bantu untuk menciptakan postur tubuh dalam

posisi yang benar berdasarkan prinsip-prinsip ergonomi. Alat bantu tersebut dibuat

berdasarkan kebutuhan karyawan PT. Yamata Machinery. Fitur yang ada pada alat

tersebut harus dapat meminimalkan ataupun menghilangkan keluhan rasa sakit

yang dirasakan oleh karywa.

4.3 Perancangan Produk

4.3.1 Customer Needs

Pada tahap awal ini dilakukan identifikasi pada keinginan dan kebutuhan customer

dengan menyebarkan kuesioner kepada 5 orang karyawan engineering yang sudah

Page 72: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

70

terbiasa dengan proses pemasangan nipple ke manifold block. Beberapa hal yang

ditanyakan kepada karyawan adalah sebagai berikut:

1. Kesulitan apa yang dihadapi saat pemasangan Nipple ke manifold Block?

2. Keluhan apa saja yang dirasakan setelah proses pemasangan nipple ke manifold

block?

3. Jika alat bantu pemasangan nipple ke manifold block dibuat, alat seperti apa yang

anda inginkan?

4. Apa harapan anda jika alat ini terwujud?

Berdasarkan jawaban dari pertanyaan wawancara kepada 5 orang karyawan yang

ditunjukan pada lampiran 2, maka jawaban tersebut dirangkum kedalam list

customer needs yang diperlihatkan pada tabel 4.9.

Tabel 4. 9 Customer Needs

No Customer Needs

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga

2 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan 3 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet 4 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk 5 Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold

6 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal

7 Biaya pengadaan alat bantu terjangkau 8 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum 9 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold 10 Alat yang mempunyai lapisan tahan karat 11 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.9, customer needs dijabarkan menjadi 11 point yang merujuk

pada jawaban dari ke empat responden. Tabel customer needs ini akan digunakan

sebagai acuan untuk membuat kuesioner kano. Hasil kuesioner kano akan

Page 73: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

71

menggolongkan masing-masing atribut ke dalam 6 kategori yaitu attractive,

reverse, one dimensional, indifferent, must be, dan questionable.

4.3.2 Pembahasan Customer Needs Menggunakan Model KANO

Dalam penyebaran kuesioner kano, atribut yang digunakan adalah atribut yang

diambil dari customer needs yang didapatkan dari hasil kuesioner sebelumnya.

Kuesioner kano dibagi ke dalam 2 kategori yaitu fungsional dan disfungsional.

Kuesioner kano disebarkan kepada 5 karyawan engineering yang biasa melakukan

proses pemasangan nipple ke manifold block.

4.3.2.1 Evaluasi Kuesioner

Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi terhadap atribut-atribut customer needs.

Hasil dari kuesioner kano seperti terlihat pada lampiran 3 akan dievaluasi

berdasarkan pada tabel 2.18 evaluasi kano. Tabel evaluasi kano mempunyai enam

kategori yaitu:

a. M = Must be

b. O = One dimensional

c. A = Attractive

d. Q = Questionable

e. I = Indefferent

f. R = Reverse

Tabel evaluasi kano menghubungkan antara kategori fungsional dan disfungsional.

Hasil dari tabel evaluasi kano memperlihatkan setiap atribut customer needs

kedalam 6 kategori kano. Hasil dari evaluasi tabel kano berdasarkan hasil kuesioner

lampiran 3, disajikan pada tabel 4.10.

Page 74: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

72

Tabel 4.10 Evaluasi Kuesioner Kano

Atribut M O A I R Q A+O+M I+R+Q Total Kategori

1 2 3 5 0 5 O 2 3 2 5 0 5 M 3 3 1 1 4 1 5 M 4 3 1 1 4 1 5 O 5 1 2 1 1 4 1 5 O 6 2 3 5 0 5 O 7 2 3 2 3 5 I 8 3 1 1 4 1 5 M 9 3 2 3 2 5 A

10 1 4 1 4 5 I 11 3 1 1 4 1 5 M

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berikut adalah contoh penentuan kategori dalam tabel 4.10 pada nomor 1 dan

nomor 7 berdasarkan blauth’s formula:

a. Atribut nomor 1 menunjukan bahwa nilai A+O+M=5 > daripada nilai

I+R+Q=0, maka yang kategori yang dipilih adalah nilai maksimum dari A, O

atau M yaitu ketegori O dengan nilai sebesar 3.

b. Atribut nomor 7 menunjukan bahwa nilai A+O+M=2 < daripada nilai

I+R+Q=3, maka yang kategori yang dipilih adalah nilai maksimum dari I, R

atau Q yaitu ketegori I dengan nilai sebesar 3.

Merujuk hasil evaluasi kuesione kano pada tabel 4.10, berikut adalah kategori dari

masing-masing atribut customer needs.

1. Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras

tenaga (Must be and One dimensional).

2. Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan (Must be).

3. Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet (Must be).

4. Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk (One

dimensional).

5. Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold (One dimensional).

6. Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh

pegal-pegal (Must be and One dimensional).

7. Biaya pengadaan alat bantu terjangkau (Must be and Indifferent).

Page 75: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

73

8. Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum (Must be).

9. Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold (Attractive,

Indifferent).

10. Alat yang mempunyai lapisan tahan karat (Indifferent).

11. Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold (Must

be).

4.3.2.2 Memposisikan Atribut Pada Diagram Kano

Dalam Memposisikan atribut pada diagram kano, hal pertama yang harus dilakukan

adalah menghitung nilai Extent of Satisfaction dan nilai Extent of Disatisfaction.

Hasil perhitungan nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4. 11 Hasil Perhitungan Satisfaction dan disatisfaction

No Nilai Satisfaction

Nilai Disatisfaction

1 0.6 -1 2 0.4 -1 3 0.2 -0.8 4 0.8 -0.6 5 0.6 -0.6 6 0.6 -1 7 0 -0.4 8 0.2 -0.8 9 0.6 0 10 0 -0.2 11 0.2 -0.8

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berikut adalah contoh penjelasan perhitungan nilai pada tabel 4.11 pada nomor 1

berdasarkan tabel 4.10:

Nilai Satisfaction no.1 Nilai Disatisfaction no.1

= 0.6 = -1

Setelah nilai Extent of Satisfaction dan nilai Extent of Disatisfaction pada tabel 4.11

diketahui, langkah selanjutnya adalah memposisikan nilai tersebut pada diagram

=A + O

A +O +M+ I =

O+M

−(A + O+M+ I)

=0 + 3

0 + 3 + 2 + 0 =

3+ 2

−(0 + 3 + 2 + 0)

Page 76: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

74

kano. Diagram kano akan memperlihatkan kategori masing-masing dari atribut.

Posisi tiap atribut ditunjukan pada gambar 4.13.

Gambar 4. 13 Posisi Tiap Atribut pada Diagram Kano

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Posisi tiap atribut dapat terlihat jelas pada gambar 4.12. Pada diagram kano diatas,

yang masuk kedalam kategori attractive yaitu atribut nomor 9, atribut nomor 1, 4,

5, 6 masuk ke dalam kategori one dimensional, atribut nomor 7 dan 10 masuk ke

dalam kategori indifferent, kemudian yang terakhir atribut nomor 2, 3, 8, dan 11

masuk ke dalam kategori must be. Rangkuman dari data tersebut disajikan pada

tabel 4.12.

Tabel 4. 12 Rangkuman Pengelompokan Kategori

Kategori Atribut

Attractive 9. Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan sebagian tipe manifold

One

dimensional

1. Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya cepat menguras tenaga 4. Alat yang memungkinkan proses pemasangan pada posisi duduk 5. Alat yang mempersulit pemasangan nipple ke manifold 6. Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya membuat tubuh pegal-pegal

Indifferent 7. Biaya pengadaan alat bantu yang tidak terjangkau 10. Alat yang tidak mempunyai lapisan tahan karat

Must be

2. Alat bantu yang dapat memperlambat proses pemasangan 3. Alat bantu yang mempunyai bahan material tidak kuat dan tidak awet 8. Alat yang tidak dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum 11. Alat yang tidak dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

Sumber: Pengolahan Data, 2017

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Note :

0.4

0.5

0.3

0.2

0.1

0

0.6

0.7

0.8

0.9

1.0

-0.1 -0.2 -0.3 -0.4 -0.5 -0.6 -0.7 -0.8 -0.9 -1.0

Attractive One dimensional

Indifferent Must be

1

6

2

38

11

10

9

7

5

4

Page 77: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

75

Berdasarkan tabel 4.12 ada atribut yang masuk ke dalam kategori indifferent yaitu

nomor 7 dan 10. Kategori indifferent merupakan kategori yang netral yaitu tidak

akan mempengaruhi kepuasan atau ketidakpuasan customer dengan adanya atribut

tersebut. Jadi dalam perancangan produk, atribut tersebut tidak terlalu

dipertimbangkan. Selanjutnya untuk atribut selain nomor 7 dan 10 akan digunakan

dalam analisis data berdasarkan metode Quality Function Development (QFD).

4.4 Penggunaan Metode Quality Function Development (QFD)

Setelah data atribut Customer needs dievaluasi menggunakan metode kano, langkah

selanjutnya adalah membagikan kuesioner tentang tingkat kepentingan dan

kepuasan pelanggan. Kemudian data tersebut akan diolah menggunakan metode

quality function development. QFD digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan

customer kedalam respon teknik yang sesuai dengan kebutuhan customer.

4.4.1 Menentukan Customer Needs

Langkah awal dalam menggunakan metode QFD adalah penentuan customer needs.

Pada pembahasan sebelumnya sudah ditentukan customer needs untuk perancangan

alat bantu pemasangan nipple ke manifold. Customer needs yang dipakai

mempunyai sebanyak 9, karena 2 atribut sebelumnya sudah dielimisi.

4.4.2 Penyebaran Kuesioner

Langkah selanjutnya, kuesioner dibagikan kepada 5 karyawan engineering PT.

YAMATA MACHINERY. Kuesioner yang dibagikan yaitu mengenai tingkat

kepentingan terhadap atribut-atribut yang dipakai pada perancangan produk alat

bantu pemasangan nipple ke manifold.

4.4.3 Menentukan Skala Tingkat Kepentingan

Hasil dari kuesioner tingkat kepentingan tiap atribut yang dikumpulkan

menggunakan skala likert. Skala likert mempunyai kategori sebagai berikut:

1.Sangat tidak penting 2. Tidak penting 5.Sangat Penting

3.Kurang penting 4.Penting

Page 78: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

76

Hasil dari kuesioner tingkat kepentingan berdasarkan lampiran 4 ditunjukan pada

tabel 4.13. Tabel 4. 13 Rangkuman Kuesioner Tingkat Kepentingan

No Customer Needs Skala likert

Total 1 2 3 4 5

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga 2 3 5

2 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

3 2 5

3 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet

4 1 5

4 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk

1 1 3 5

5 Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold

3 2 5

6 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal

3 2 5

7 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum 1 2 2 5

8 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold

4 1 5

9 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

4 1 5

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Dari hasil rangkuman tingkat kepentingan pada tabel 4.13, selanjutnya data tersebut

digunakan untuk mencari skala tingkat kepentingan dengan cara seperti persamaan

(4-1) berikut.

(4-1)

N’ = Nilaian tingkat kepentingan tiap atribut

N = Total responden

Skala Kepentingan =N'

N

Skala Kepentingan =N'

N(1xa) + (2xb) + (3xc) + (4xd) +5xe)

5=

Page 79: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

77

Tabel 4. 14 Ranking Importance Scale

No Customer Needs Important

Scale Rank

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga 4.60 1

2 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan 4.40 2

3 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet 4.20 3

4 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk 4.40 2

5 Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold 4.40 2

6 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal 4.40 2

7 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum 4.20 3

8 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold

4.20 3

9 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

4.20 3

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berikut adalah contoh penjelasan perhitungan nilai importance scale pada tabel

4.14 di baris nomor 1 berdasarkan tabel 4.13:

= 4.60

Rangking pada tabel 4.14 ditentukan berdasarkan nilai terbesar importance scale

sampai dengan nilai yang paling kecil. Urutan rangking tingkat kepentingan yaitu

dari 1 sampai 3. Untuk rangking 1 ada pada atribut nomor 1, untuk rangking 2 ada

pada atribut 2, 4, 5, 6, dan untuk rangking 3 ada pada atribut nomor 3, 7, 8, dan 9.

4.4.4 Menentukan Nilai Target (Goal)

Langkah selanjutnya adalah menetukan nilai terget (goal). Nilai target (goal)

digunakan peneliti untuk menunjukan sasaran yang ingin dicapai untuk memenuhi

kebutuhan konsumen. Nilai target (goal) ini ditentukan untuk dengan

membandingkan dari kuesioner kano dengan asumsi pada kepuasan pelanggan.

Penilaian diberikan dengan skala 1 sampai 5. Nilai target disajikan pada tabel 4.15.

N'N

(1x0) + (2x0) + (3x0) + (4x2) +(5x3)5=

Page 80: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

78

Tabel 4. 15 Nilai Target

No Customer Needs Kano

Kategori Nilai

Target

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga O 4

2 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan M 4

3 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet M 5

4 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk O 5

5 Alat yang mempermudah pemasangan nipple ke manifold O 4

6 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal O 5

7 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum M 5

8 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold A 5

9 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold M 5

Sumber: Pengolahan Data, 2017

4.4.5 Menentukan K-Value

Penentuan nilai k value didasarkan pada kategori kano, yang mana nilai k value

didefinisikan sebagai berikut:

1. Indifferent = 0

2. Must be = 0.5

3. One dimensional = 1

4. Attractive = 1.5

Hasil dari penentuan nilai kano pada customer need ditunjujan pada tabel 4.16.

Tabel 4. 16 Nilai K-Value

No Customer Needs Kano

Kategori K -

Value

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga O 1

2 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan M 0.5

3 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet M 0.5

4 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk O 1

5 Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold O 1 Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 81: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

79

Tabel 4. 16 Nilai K-Value (Lanjutan)

No Customer Needs Kano Kategori

K -Value

6 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal

O 1

7 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum M 0.5

8 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold

A 1.5

9 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

M 0.5

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan pada nilai k value pada tabel 4.16, menunjukan bahwa hanya ada 3

kategori k value yaitu Must be, One dimensional dan Attactive.

4.4.6 Menentukan Nilai Adjusment Factor

Langkah selanjutnya ada penentuan nilai adjustment factor. Nilai ini akan

digunakan untuk menghitung nilai adjustment improvement ratio. Nilai adjustment

factor dihitung berdasarkan rumus dibawah ini:

Adjusment factor = max ([CS], [CD]) (4-2)

Note: CS = Customer Satisfaction

CD = Customer Dissatisfaction

Pada perhitungan adjustment factor, customer need dan customer dissatisfaction

diambil dari perhitungan pada pembahasan kano. Hasil dari nilai adjustment factor

ditampilkan pada tabel 4.17.

Tabel 4. 17 Adjusment Factor Value

No Customer Needs

Adjusment

Factor Value

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga 1

2 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan 1 3 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet 0.8

4 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk 0.8

5 Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold 0.6

6 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal 1

7 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum 0.8 Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 82: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

80

Tabel 4. 17 Adjusment Factor Value (Lanjutan)

No Customer Needs Adjusment

Factor

Value

8 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold 0.6

9 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold 0.8

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berikut adalah contoh penjelasan perhitungan nilai adjustment factor pada tabel

4.17 di baris nomor 1 berdasarkan tabel 4.11.

Adjusment factor = max ([CS], [CD]) (4-2)

= max ([0.6], [-1])

= 1

4.4.7 Menentukan Nilai Improvement Ratio

Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai improvement ratio. Nilai ini

bertujuan untuk mengukur derajat kepuasan pelanggan pada masing-masing

pengguna atribut pada setiap kualitas yang tercantum. Berikut adalah perhitungan

untuk nilai improvement ratio.

Improvemnet ratio, R0 = t / u (4-3)

Keterangan: t = Nilai target pengguna (Goal)

u = Nilai kepentingan pengguna

Hasil dari perhitungan nilai improvement ration ditampilkan pada tabel 4.18. Tabel 4. 18 Nilai Improvement Ratio

No Customer Needs Improvement

ratio

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga 0.87

2 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan 0.91

3 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet 1.19

4 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk 1.14

5 Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold 0.91

6 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal 1.14

7 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum 1.19 Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 83: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

81

Tabel 4. 18 Nilai Improvement Ratio (Lanjutan)

No Customer Needs Improvement ratio

8 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold

1.19

9 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

1.19

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berikut adalah contoh penjelasan perhitungan nilai improvement ratio pada tabel

4.18 di baris nomor 1 berdasarkan tabel 4.15 dan 4.14.

Improvemnet ratio = t / u (4-3)

= 4 / 4.60

= 0.87

4.4.8 Menentukan Nilai Adjustment Improvement Ratio

Langkah selanjutnya yaitu penentuan nilai adjustment improvement ratio, nilai ini

digunakan sebagai penghubung antara metode kano dengan matriks QFD. Hasil ini

memberikan kepentingan mutlak untuk mendapatkan hasil analisa akhir. Berikut

adalah perhitungan untuk nilai adjustment improvement ratio.

R1 = (1+f) k x R0 (4-4)

Keterangan: f = Adjusment factor

k = Kategori kano (k value)

R0 = Improvement ratio

Hasil dari perhitungan adjustment improvement ratio ditampilkan pada tabel 4.19. Tabel 4. 19 Nilai Adjustment Improvement Ratio

No Customer Needs Adjustment Improvement

ratio

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga

1.74

2 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan 1.29 3 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet 1.60 4 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi

duduk 2.05

5 Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold 1.45 6 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak

membuat tubuh pegal-pegal 2.27

7 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum 1.60 Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 84: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

82

Tabel 4. 19 Nilai Adjustment Improvement Ratio (Lanjutan)

No Customer Needs Adjustment Improvement

ratio 8 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe

manifold 2.41

9 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

1.60

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berikut adalah contoh penjelasan perhitungan nilai adjustment improvement ratio

pada tabel 4.19 di baris nomor 1 berdasarkan tabel 4.17, 4.16 dan 4.18:

Adjusment improvement ratio = (1+f) k x R0 (4-4)

= (1 + 1)1 x 0.87

= 1.74

4.4.9 Menentukan Nilai Adjustment Importance

Langkah selanjutnya yaitu penentuan nilai Adjustment Importance. Nilai ini

digunakan oleh untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang kualitas mana

yang lebih diprioritaskan oleh pengguna. Berikut adalah perhitungan untuk

menentukan nilai adjustmenr importance.

Adjusment importance = RI x u (4-5)

Dimana: RI = Adjustment improvement ratio

u = user importance

Hasil dari perhitungan adjustment improvement ratio ditampilkan pada tabel 4.20. Tabel 4. 20 Nilai Adjustment Importance

No Customer Needs Adjustment

Importance

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga 8.00

2 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan 5.66 3 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet 6.71

4 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk 9.00

5 Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold 6.40

6 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal 10.00

7 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum 6.71 Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 85: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

83

Tabel 4. 20 Nilai Adjustment Importance (Lanjutan)

No Customer Needs Adjustment Importance

8 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold

10.12

9 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

6.71

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berikut adalah contoh penjelasan perhitungan nilai adjustment improvement ratio

pada tabel 4.20 di baris nomor 1 berdasarkan tabel 4.19 dan 4.14:

Adjusment importance = RI x u (4-5)

= 1.74 x 4.60

= 8

4.4.10 Menghitung HOQ (House of Quality)

1. Menentukan Respon Teknis

Dalam perhitungan House of Quality, langkah pertama yang dilakukan adalah

menentukan respon respon teknis. Respon teknis ditentukan berdasarkan customer

needs. Customer needs ini diterjemahkan kedalam bentuk istilah teknis. Tabel

istilah teknis ditampilkan pada tabel 4.21.

Tabel 4. 21 Respon Teknis

No Customer Needs Spesifikasi Produk

1 Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya

tidak membuat tubuh pegal-pegal

Des

ain

Postur kerja memiliki level resiko cidera yang minimum

2 Alat yang dapat dipakai untuk

mengencangkan semua tipe manifold

Desain jig dibuat mengikuti lubang baut semua tipe manifold block dengan ukuran M6

3 Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya

tidak cepat menguras tenaga

Proses kerjanya dipasangkan dengan meja kerja + ragum + jig dengan tinggi mengikuti

ukuran standar antropometri orang asia

4 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan

dengan ragum

Lebar jig yang berpasangan dengan ragum 42mm, dan terdapat stoper di jig supaya tidak jatuh ke bawah, Panjangnya melebihi ragum

215mm Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 86: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

84

Tabel 4. 21 Respon Teknis (Lanjutan)

No Customer Needs Spesifikasi Produk

5 Alat yang Mempermudah

pemasangan nipple ke manifold

Memakai baut M6 untuk memasang manifold ke jig, dan posisi semua lubang manifold

dapat dipasang nipple dalam satu posisi

6 Alat yang memungkinkan

proses pemasangan tidak pada posisi

duduk

Fu

ng

si

Fungsi alatnya digunakan dengan posisi berdiri

7 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

Manifold diposisikan menghadap ke atas,fungsinya supaya semua lubang manifold

dapat langsung dipasang nipple dengan lebar jignya 53mm

8 Alat yang dapat dipakai untuk

memposisikan lebih dari satu manifold

Dibuat dua sisi penempatan manifold (kanan dan kiri)

9 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat

dan awet

Material Menggunakan Material besi S45C (kadar carbon 0.42-0.5%C) dengan HRC40

(Kekerasan rockwell scala C)

Sumber: Pengolahan Data, 2017

2. Matrik Korelasi Teknis

Dalam matriks korelasi teknis, ada beberapa simbol untuk menghubungkan korelasi

antara sesama karakteristik teknis. Adapun simbol-simbol yang digunakan

ditampilkan pada tabel 4.22.

Tabel 4. 22 Simbol Korelasi Teknis

No. Simbol Arti

1 Tidak ada hubungan

2

Hubungan kuat

3

Hubungan sangat kuat Sumber: Skripsi Puspita P. D., 2015

Berdasarkan tabel 4.22, ada tiga simbol yang melambangkan korelasi sesama

karakteristik teknis, yang pertama berarti tidak ada hubungan, kemudian simbol

kedua melambangkan hubungan yang kuat dan yang terakhir melambangkan

hubungan yang sangat kuat. Matriks korelasi teknis antara sesama karakteristik

teknis ditampilkan pada tabel 4.23.

Page 87: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

85

Tabel 4. 183 Matriks Korelasi Teknis

Import

an

ce t

o C

ust

om

er

Post

ur k

erja

mem

iliki

leve

l res

iko

cide

ra y

ang

min

imum

Des

ain

jig d

ibua

t men

giku

ti lu

bang

bau

t sem

ua ti

pe m

anifo

ld b

lock

de

ngan

uku

ran

M6

Pros

es k

erja

nya

dipa

sang

kan

deng

an m

eja

kerja

+ ra

gum

+ ji

g de

ngan

tin

ggi m

engi

kuti

ukur

an st

anda

r ant

ropo

met

ri or

ang

asia

Leba

r jig

yan

g be

rpas

anga

n de

ngan

ragu

m 4

2mm

, dan

terd

apat

stop

er d

i jig

supa

ya ti

dak

jatu

h ke

baw

ah, P

anja

ngny

a m

eleb

ihi r

agum

215

mm

Mem

akai

bau

t M6

untu

k m

emas

ang

man

ifold

ke

jig, d

an p

osisi

sem

ua

luba

ng m

anifo

ld d

apat

dip

asan

g ni

pple

dal

am sa

tu p

osisi

Fung

si al

atny

a di

guna

kan

deng

an p

osisi

ber

diri

Man

ifold

dip

osis

ikan

men

ghad

ap k

e at

as,fu

ngsi

nya

supa

ya se

mua

luba

ng

man

ifold

dap

at la

ngsu

ng d

ipas

ang

nipp

le d

enga

n le

bar j

igny

a 53

mm

Dib

uat d

ua si

si pe

nem

pata

n m

anifo

ld (k

anan

dan

kiri

) M

engg

unak

an M

ater

ial b

esi S

45C

(kad

ar c

arbo

n 0.

42-0

.5%

C) d

enga

n H

RC

40 (K

eker

asan

rock

wel

l sca

la C

)

Desain Fungsi Material Sumber: Pengolahan Data, 2017

3. Matrik Relasi

Matrik relasi merupakan matrik yang menghubungkan korelasi antara karakteristik

teknis dan customer needs. Adapun simbol-simbol yang digunakan ditampilkan

pada tabel 4.24.

Page 88: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

86

Tabel 4. 2419 Simbol Matrik Relasi

No. Simbol Arti Nilai

1 Tidak ada hubungan 0

2

Hubungan lemah 1

3

Hubungan sedang 3

4

Hubungan kuat 9 Sumber: Skripsi Puspita P. D., 2015

Berdasarkan tabel 4.24, ada tiga simbol yang melambangkan korelasi antara

karakteristik teknis dan customer needs, yang pertama berarti tidak ada hubungan

dengan nilai 0, kemudian simbol kedua melambangkan hubungan yang lemah

dengan nilai 1, yang ketiga melambangkan hubungan yang sedang dengan nilai 3,

dan yang keempat melambangkan hubungan yang kuat dengan nilai 9. Matrik relasi

antara karakteristik teknis dan customer needs ditampilkan pada tabel 4.25. Dalam

tabel ini diperlihatkan bahwa hubungan yang paling kuat antara spesifikasi dan

kebutuhan pelanggan adalah hubungan yang langsung mewakili customer needs.

Setelah menghubungkan karekteristik teknis dan needs customer menggunakan

simbol korelasi seperti dalam tabel 4.25. Hasil matrik relasi ini akan digunakan

untuk mencari absolute weight value.

Page 89: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

87

Tabel 4.25 Matriks Relasi

= 1 (Hubungan lemah)

= 3 (Hubungan sedang)

= 9 (Hubungan kuat)

Material

4.40

4.20

4.60

4.20

4.40

4.40

4.40

4.20

4.20

Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk

Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet

Product Requirement

Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegalAlat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifoldAlat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenagaAlat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum

Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold

Pro

duct

Car

acte

rist

ic

Impo

rtan

ce to

Cu

stom

er

Postu

r ker

ja m

emili

ki le

vel r

esik

o cid

era y

ang

min

imum

Des

ain ji

g di

buat

men

giku

ti lu

bang

bau

t sem

ua ti

pe m

anifo

ld b

lock

deng

an u

kura

n M

6Pr

oses

ker

janya

dip

asan

gkan

den

gan

meja

ker

ja +

ragu

m +

jig

deng

an ti

nggi

m

engi

kuti

ukur

an st

anda

r ant

ropo

metr

i ora

ng as

iaLe

bar j

ig y

ang

berp

asan

gan

deng

an ra

gum

42m

m, d

an te

rdap

at sto

per d

i

jig

supa

ya ti

dak

jatuh

ke b

awah

, Pan

jangn

ya m

elebi

hi ra

gum

215

mm

Mem

akai

baut

M6

untu

k m

emas

ang

man

ifold

ke j

ig, d

an p

osisi

sem

ua lu

bang

m

anifo

ld d

apat

dipa

sang

nip

ple d

alam

satu

pos

isi

Fung

si ala

tnya

dig

unak

an d

enga

n po

sisi b

erdi

ri

Man

ifold

dip

osisi

kan

men

ghad

ap k

e atas

,fung

sinya

supa

ya se

mua

luba

ng

man

ifold

dap

at lan

gsun

g di

pasa

ng n

ippl

e den

gan

lebar

jign

ya 5

3mm

Dib

uat d

ua si

si pe

nem

patan

man

ifold

(kan

an d

an k

iri)

Men

ggun

akan

Mate

rial b

esi S

45C

(kad

ar ca

rbon

0.4

2-0.

5%C)

den

gan

HRC

40

(Kek

eras

an ro

ckw

ell sc

ala C

)

Desain Fungsi

Page 90: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

88

4. Perhitungan Absolute Weight Value

Nilai perhitungan ini akan digunakan untuk memperoleh hasil prioritas customer

needs yang akan digunakan pada perancangan produk dalam tahap selanjutnya.

Untuk menghitung nilai absolute weight menggunakan rumus sebagai berikut:

Absolute weight, AW = i x r (4-6)

Dimana: i = Tingkat kepentingan customer

r = Relationship rating

Hasil perhitungan nilai absolute weight ditampilkan pada tabel 4.26. Tabel 4. 26 Nilai Absolute Weight

No

Sp

esif

ika

si

Pro

du

k

Cu

stom

er

Nee

ds

Ko

rela

si

Nil

ai

(r)

Tin

gk

at

Kep

enti

ng

an

(i)

i x

r

Ab

solu

te

Wei

gh

t

Ra

ng

kin

g

1

Postur kerja memiliki

level resiko cidera yang minimum

Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya tidak membuat

tubuh pegal-pegal

Kuat 9 4.40 39.6

57.8 3 Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya

tidak cepat menguras tenaga

Sedang 3 4.60 13.8

Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

lemah 1 4.40 4.4

2

Desain jig dibuat

mengikuti lubang baut semua tipe manifold

block dengan ukuran M6

Alat yang dapat dipakai untuk

mengencangkan semua tipe manifold

Kuat 9 4.20 37.8

46.6 7 Alat yang Mempermudah

pemasangan nipple ke manifold

Lemah 1 4.40 4.4

Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

Lemah 1 4.40 4.4

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 91: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

89

Tabel 4. 2620 Nilai Absolute Weight (Lanjutan)

No

Sp

esif

ika

si

Pro

du

k

Cu

stom

er

Nee

ds

Ko

rela

si

Nil

ai

(r)

Tin

gk

at

Kep

enti

ng

an

(i)

i x

r

Ab

solu

te

Wei

gh

t

Ra

ng

kin

g

3

Proses kerjanya

dipasangkan dengan meja

kerja + ragum + jig dengan

tinggi mengikuti

ukuran standar

antropometri orang asia

Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya tidak membuat

tubuh pegal-pegal

Sedang 3 4.40 13.2

94.2 1

Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya

tidak cepat menguras tenaga

Kuat 9 4.60 41.4

Alat yang Mempermudah

pemasangan nipple ke manifold

Sedang 3 4.40 13.2

Alat yang memungkinkan

proses pemasangan tidak pada posisi

duduk

Sedang 3 4.40 13.2

Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

Sedang 3 4.40 13.2

4

Lebar jig yang

berpasangan dengan

ragum 42mm, dan terdapat stoper di jig supaya tidak

jatuh ke bawah,

Panjangnya melebihi ragum

215mm

Alat yang dapat dipakai/dipasangkan

dengan ragum Kuat 9 4.20 37.8

42 9 Alat yang dapat dipakai untuk

memposisikan lebih dari satu manifold

Lemah 1 4.20 4.2

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 92: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

90

Tabel 4. 26 Nilai Absolute Weight (Lanjutan)

No

Sp

esif

ika

si

Pro

du

k

Cu

stom

er

Nee

ds

Ko

rela

si

Nil

ai

(r)

Tin

gk

at

Kep

enti

ng

an

(i)

i x

r

Ab

solu

te

Wei

gh

t

Ra

ng

kin

g

5

Memakai baut M6 untuk memasang

manifold ke jig, dan posisi semua lubang

manifold dapat

dipasang nipple dalam satu posisi

Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya

tidak cepat menguras tenaga

Lemah 1 4.60 4.6

48.6 5 Alat yang Mempermudah

pemasangan nipple ke manifold

Kuat 9 4.40 39.6

Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

Lemah 1 4.40 4.4

6

Fungsi alatnya

digunakan dengan posisi

berdiri

Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya tidak membuat

tubuh pegal-pegal

Sedang 3 4.40 13.2

79.8 2

Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya

tidak cepat menguras tenaga

Sedang 3 4.60 13.8

Alat yang Mempermudah

pemasangan nipple ke manifold

Sedang 3 4.40 13.2

Alat yang memungkinkan

proses pemasangan tidak pada posisi

duduk

Kuat 9 4.40 39.6

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 93: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

91

Tabel 4. 26 Nilai Absolute Weight (Lanjutan)

No

Sp

esif

ika

si

Pro

du

k

Cu

stom

er

Nee

ds

Ko

rela

si

Nil

ai

(r)

Tin

gk

at

Kep

enti

ng

an

(i)

i x

r

Ab

solu

te

Wei

gh

t

Ra

ng

kin

g

7

Manifold diposisikan menghadap

ke atas,fungsinya supaya semua

lubang manifold

dapat langsung dipasang

nipple dengan lebar jignya

53mm

Alat yang dapat dipakai untuk

mengencangkan semua tipe manifold

Lemah 1 4.20 4.2

48.4 6

Alat bantu yang memungkinkan

proses pengencanganya

tidak cepat menguras tenaga

Lemah 1 4.60 4.6

Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

Kuat 9 4.40 39.6

8

Dibuat dua sisi

penempatan manifold

(kanan dan kiri)

Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

Lemah 1 4.40 4.4

42.2 8 Alat yang dapat dipakai untuk

memposisikan lebih dari satu manifold

Kuat 9 4.20 37.8

9

Menggunakan Material besi S45C (kadar carbon 0.42-

0.5%C) dengan HRC40

(Kekerasan rockwell scala

C)

Alat yang dapat dipakai untuk

mengencangkan semua tipe manifold

Lemah 1 4.20 4.2

54.6 4 Alat yang dapat

dipakai/dipasangkan dengan ragum

Sedang 3 4.20 12.6

Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat

dan awet

Kuat 9 4.20 37.8

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berikut adalah contoh penjelasan perhitungan nilai absolute weight pada tabel 4.25

di karaketeristik teknis nomor 1 berdasarkan tabel 4.24 dan 4.14:

Absolute weight, AW = i x r (4-6)

= (9x4.4) + (3x4.6) + (1x4.4)

= 39.6 + 13.8 + 4.4

= 57.8

Page 94: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

92

Berdasarkan perhitungan absolute weight, berikut adalah urutan prioritas untuk

spesifikasi produk yang akan dibuat:

1. Proses kerjanya dipasangkan dengan meja kerja + ragum + jig dengan tinggi

mengikuti ukuran standar antropometri orang asiaPerancangan kerja alat

tidak untuk posisi duduk.

2. Fungsi alatnya digunakan dengan posisi berdiri.

3. Postur kerja memiliki level resiko cidera yang minimum.

4. Menggunakan Material besi S45C (kadar carbon 0.42-0.5%C) dengan

HRC40 (Kekerasan rockwell scala C).

5. Memakai baut M6 untuk memasang manifold ke jig, dan posisi semua

lubang manifold dapat dipasang nipple dalam satu posisi

6. Manifold diposisikan menghadap ke atas, fungsinya supaya semua lubang

manifold dapat langsung dipasang nipple dengan lebar jignya 53mm.

7. Desain jig dibuat mengikuti lubang baut semua tipe manifold block dengan

ukuran M6.

8. Dibuat dua sisi penempatan manifold (kanan dan kiri).

9. Lebar jig yang berpasangan dengan ragum 42mm, dan terdapat stoper di jig

supaya tidak jatuh ke bawah, Panjangnya melebihi ragum 215mm.

5. Analisa Benchmarking

Analisa benchmarking dilakukan dengan cara menyebarkan kesioner tingkat

kepentingan dari penggunaan ragum dan penggunaan alat bantu Jig JX block yang

dipasang diragum. Kuesioner menggunakan atribut kebutuhan pelanggan yang

sudah dijabarkan pada kesimpulan model kano. Kuesioner disebarkan kepada 5

karyawan engineering PT. YAMATA MACHINERY. Hasil dari kuesioner tingkat

kepentingan yang dibagikan berdasarkan lampiran 5 ditunjukan pada tabel 4.27.

Page 95: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

93

Tabel 4. 27 Hasil Kuesioner Tingkat Kepuasan Menggunakan Ragum dan

Mengunakan Ragum + Jig JX Block

No Customer Needs Skala likert ragum

Tota

l Skala likert ragum + jig

Tota

l

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal

4 1 5 3 2 5

2 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold

2 3 5 1 4 5

3

Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga

2 3 5 2 3 5

4 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum

3 2 5 2 3 5

5

Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold

5 5 2 3 5

6

Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk

4 1 5 1 4 5

7 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

3 2 5 2 3 5

8 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

3 2 5 1 4 5

9

Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet

5 5 4 1 5

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Setelah rangkuman kuesioner didapatkan, maka dihitung skala kepuasanya

dengan rumus seperti pada skala kepentingan. Hasil benchmarking ditampilkan

pada tabel 4.28.

Page 96: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

94

Tabel 4. 28 Analisa Benchmarking

No Customer Needs

Importance

Scale

Ragum

Importance scale

Ragum_Jig

JX block

1 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal 1.20 4.4

2 Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold 3.60 4.8

3 Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga 1.60 4.6

4 Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum 4.40 4.6

5 Alat yang Mempermudah pemasangan nipple ke manifold 2.00 4.6

6 Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk 1.40 4.8

7 Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan 2.40 4.6

8 Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold 1.40 4.8

9 Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet 4.00 4.2

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Berikut adalah contoh penjelasan perhitungan nilai importance scale pada tabel

4.28 di baris nomor 1 berdasarkan tabel 4.27 dengan mengacu pada persamaan (4-

1).

Importance scale ragum:

= 1.2

N'N

(1xa) + (2xb) + (3xc) + (4xd) +5xe)5=

(1x4) + (2x1) + (3x0) + (4x0) +(5x0)5=

Page 97: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

95

Importance scale ragum + Jig JX Block:

`

= 4.4

6. Diagram House of Quality

Setelah semua langkah-langkah telah dilakukan dari respon teknis sampai nilai

absolute importance, selanjutnya hal tersebut digabungkan ke dalam tabel house of

quality yang ditampilkan pada tabel 4.29. Pada house of quality menjelaskan secara

keseluruhan dari customer needs, spesifikasi product, hubungan antara customer

needs dan Spesifikasi, hubungan antar spesifikasi, benchmarking customer needs,

dan bench marking spesifikasi produk yang akan dibuat dengan produk yang sudah

ada. Dalam hal ini juga ditampilkan importance scale dari customer, kemudian nilai

target/goal dari perusahaan. Selain itu juga ditampilkan peringkat dari masing-

masing spesifikasi. Untuk spesifikasi peringkat pertama adalah proses kerjanya

dipasangkan dengan meja kerja + ragum + jig dengan tinggi mengikuti ukuran

standar antropometri orang asia. Walaupun hal itu merupakan peringkat pertama

dan harus ada pada alat bantu yang akan dibuat, tetapi bukan berarti yang lain tidak

terlalu penting. Semua spesifikasi sebisa mungkin disajikan dalam alat bantu

tersebut. Lebih jelasnya untuk house of quality ditampilkan pada tabel 4.29

N'N

(1xa) + (2xb) + (3xc) + (4xd) +5xe)5=

(1x0) + (2x0) + (3x0) + (4x3) +(5x2)5=

Page 98: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

96

Tabel 4.29 House of Quality

= 1 (Hubungan lemah)

= 3 (Hubungan sedang)

= 9 (Hubungan kuat)

Material

4.40 1.2 4.4

4.20 3.6 4.8

4.60 1.6 4.6

4.20 4.4 4.6

4.40 2.0 4.6

4.40 1.4 4.8

4.40 2.4 4.6

4.20 1.4 4.8

4.20 4.0 4.24 5 4 5 4 5 4 5 51 1 1 1 1 1 2 2 55 5 4 5 4 5 4 5 5

57.8 46.6 94.2 42 48.6 79.8 48.4 42.2 54.63 7 1 9 5 2 6 8 4

Postu

r kerj

a mem

iliki le

vel r

esiko

cide

ra ya

ng m

inimu

m

Desa

in jig

dibu

at me

ngiku

ti lub

ang b

aut s

emua

tipe m

anifo

ld blo

ck

de

ngan

ukur

an M

6

Pros

es ke

rjany

a dipa

sang

kan d

enga

n meja

kerja

+ rag

um +

jig de

ngan

tingg

i me

ngiku

ti uku

ran st

anda

r antr

opom

etri o

rang a

sia

Leba

r jig

yang

berp

asan

gan d

enga

n rag

um 42

mm, d

an te

rdap

at sto

per d

i jig

supa

ya tid

ak ja

tuh ke

bawa

h, Pa

njang

nya m

elebih

i rag

um 21

5mm

Mem

akai

baut

M6 u

ntuk m

emas

ang m

anifo

ld ke

jig, d

an po

sisi s

emua

luba

ng

manif

old da

pat d

ipasa

ng ni

pple

dalam

satu

posis

i

Fung

si ala

tnya d

iguna

kan d

enga

n pos

isi be

rdiri

Man

ifold

dipos

isika

n men

ghad

ap ke

atas

,fung

sinya

supa

ya se

mua l

uban

g man

ifold

dapa

t lang

sung

dipa

sang

nipp

le de

ngan

leba

r jign

ya 53

mm

Dibu

at du

a sisi

pene

mpata

n man

ifold

(kan

an da

n kiri

)

Men

ggun

akan

Mate

rial b

esi S

45C

(kad

ar ca

rbon

0.42

-0.5%

C) de

ngan

HRC

40

(Kek

erasa

n roc

kwell

scala

C)

Desain Fungsi

Product Ragum+Jig JX Block

Produk RagumNilai Goal/Target

Ben

chm

arki

ng

RagumRagum

+Jig JXblok

Absolute weight

Pro

duct

Car

acte

rist

ic

Impo

rtan

ce to

Cus

tom

er

Rangking

Alat yang memungkinkan proses pemasangan tidak pada posisi duduk

Alat bantu yang dapat mempercepat proses pemasangan

Alat yang dapat dipakai untuk memposisikan lebih dari satu manifold

Alat bantu yang mempunyai bahan material yang kuat dan awet

Product Requirement

Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak membuat tubuh pegal-pegal

Alat yang dapat dipakai untuk mengencangkan semua tipe manifold

Alat bantu yang memungkinkan proses pengencanganya tidak cepat menguras tenaga

Alat yang dapat dipakai/dipasangkan dengan ragum

Alat yang mempermudah pemasangan nipple ke manifold

Page 99: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

97

4.4.11 Menentukan Tinggi Area Kerja

Berdasarkan spesifikasi produk yang sudah dijabarkan pada tabel 4.30, terdapat faktor

yang harus dipenuhi faktor ergonominya. Faktor tersebut adalah faktor ergonomic dimana

tinggi meja kerja untuk pekerjaan dengan posisi berdiri harus sesuai dengan rekomendasi

tinggi meja kerja berdasarkan populasi diarea pekerjaan. Software design tools version

4.1.1 berdasarkan buku yang berjudul “Design Tools for methods, standards, and work

design (11th ed)” yang ditulis oleh Benjamin Niebel dan Andris Freivalds digunakan

untuk menentukan tinggi total area kerja.

Pada software yang digunakan adalah menu antropometry. Karena pada prosesnya hanya

digunakan oleh pria, maka pada tab select antropometry dipilih 95 percentil untuk pria,

kemudian karena lingkup kerja ada di negara Indonesia yang mana masuk dalam kawasan

Asia, maka pada tab select population dipilih area Asia. Pada tab select working posture

dipilih posture standing, karena pada pekerjaan ini dibutuhkan postur tubuh berdiri. Pada

tab yang terakhir yaitu select type of task dipilih heavy work, dikarenakan pada proses

pekerjaan pengencangan nipple ke manifold block termasuk kedalam pekerjaan yang

memerlukan banyak tenaga. Setelah semua tab sudah dipilih, maka didapatlah

recommended working height (s) yaitu sebesar 38,9 inches atau sebesar 988,06mm yang

ditampilkan pada gambar 4.14.

Gambar 4. 14 Recommended working height for Asia population

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 100: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

98

4.4.12 Detail Desain Alat Bantu

Dalam menggambar desain alat bantu ini, software yang digunakan yaitu software

CAD CATIA-P3-V5R20. Software ini merupakan perangkat lunak Computer Aided

Design untuk menggambar benda 3D ataupun 2D.

Setelah mengupulkan data dari kebutuhan rancangan sampai penentuan spesifikasi

produk, perancangan desain alat bantu akan mengacu pada hal tersebut. Desain

assembly dari alat bantu ditunjukan pada gambar 4.15, desain part arm block alat

bantu ditunjukan pada gambar 4.16, desain part bracket JX block alat bantu

ditunjukan pada gambar 4.17.

Gambar 4. 15 Desain Assembly Jig JX Blok

Berikut ini adalah penjelasan dari desain produk alat bantu pada gambar 4.15:

a. Dapat dipakai untuk semua type manifold block, dalam detail gambar 4.15

diatas dapat dilihat bahwa untuk posisi JX4021 dan JX6021 ditampikan dengan

warna merah, untuk JX6020-1 dan JX6030-01 ditampilkan dengan warna biru

tua, sedangkan untuk JX9021 ditampilkan dengan warna biru muda.

b. Material menggunakan bahan S45C (AISI 1045) -HRC40 (nilai kekerasan

Rockwell scala C), material ini merupakan material besi dengan kandungan

karbon 0.42-0.5% tetapi dengan adanya pengerasan sampai HRC40 material ini

Page 101: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

99

menjadi keras dan tahan gesekan. Ini juga membuat alat bantu ini awet untuk

waktu yang lama.

c. Jig dibuat dapat dipasang dua manifold block sekaligus. Dapat dipasang

disebelah kiri dan disebelah kanan dari ragum.

d. Lebar bracket jig dibuat 53mm karena manifold block paling lebar adalah 47mm

pada type JX4021 dan JX6021. Lebar ini memungkinkan nipple yang berbentuk

L dapat dikencangkan diketiga sisi tanpa menabrak body bracket. Manifold

ditempatkan menghadap ke atas sehingga semua nipple dapat langsung

dikencangkan tanpa merubah posisi manifold.

e. Jig terdiri dari 2 part, pertama adalah arm block yang langsung bersentuhan

dengan ragum. Lebar arm dibuat 42mm karena untuk menempatkan lubang baut

M6. Jika lebar arm terlalu tipis, jarak antar lubang baut terlalu sempit. Kedua

adalah bracket JX block yang dibuat lebih lebar dari arm block berrfungsi

sebagai stopper ketika dipasang diragum supaya jig tidak jatuh kebawah.

f. Proses pemasangan nipple akan lebih simple karena hanya sekali memasang 2

baut M6 pada bracker JX block, maka semua nipple bisa langsung dipasang

tanpa mencopot pasang manifold block berulang kali.

Pada desain assembly Jig JX blok terdapat dua part yaitu part arm block dan bracket

JX block. Part arm block merupakan part yang langsung dijepit dengan ragum. Part

arm block ditampilkan pada gambar 4.16.

Page 102: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

100

Gambar 4. 16 Desain Part Arm Block - Jig JX Blok

Part bracket JX Block merupakan part yang berhubungan langsung dengan

block JX serie. Part ini dipasangkan dengan part arm block menggunakan

4 baut M6 disetiap sisinya. Total baut yang digunakan sebanyak 8 pieces

untuk 2 bracket JX block seperti ditampilkan pada gambar 4.17.

Gambar 4. 17 Desain Part Bracket JX Block - Jig JX Blok

Page 103: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

101

Selanjutnya untuk memenuhi spesifikasi yang lain, yaitu proses kerja dilakukan

berdiri, dan proses kerja berdiri sesuai standar antropometri orang asia, maka perlu

adanya meja kerja. Berdasarkan ukuran yang diperoleh dari software design tools

pada gambar 4.14 dengan total tinggi area kerja adalah 988mm, berikut ukuran

tinggi keseluruhan dari meja kerja ditambah ragum kemudian ditambah tebal jig JX

bloknya yang ditampilkan pada gambar 4.18.

Gambar 4. 18 Assembly Jig JX Blok + Meja Kerja + Ragum

Gambar 4.18 Assembly Jig JX Blok + Meja Kerja + Ragum (Lanjutan)

Page 104: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

102

Selanjutnya untuk melihat posisi manifold block saat terpasang di jignya dapat

terlihat pada gambar 4.19- gambar 4.23. Pada Block JX4021 bahwa nipple dapat

dipasang langsung pada ke empat lubang yang ada pada block. Sehingga tidak perlu

copot pasang block yang dijepit diragum seperi yang diperlihatkan pada gambar

4.19.

Gambar 4. 19 Pemasangan Nipple di JX4021 Pada Jig JX Blok

Pada Block JX6021 bahwa nipple dapat dipasang langsung pada ke enam lubang

yang ada pada block. Sehingga tidak perlu copot pasang block yang dijepit diragum

seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.20.

Gambar 4. 20 Pemasangan JX6021 Pada Jig JX Blok

Pada Block JX6020 bahwa nipple dapat dipasang langsung pada ke enam lubang

yang ada pada block. Sehingga tidak perlu copot pasang block yang dijepit diragum

seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.21.

Page 105: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

103

Gambar 4. 21 Pemasangan JX6020-01 Pada Jig JX Blok

Pada Block JX6030-01, nipple juga dapat dipasang langsung pada ke enam lubang

yang ada pada block. Perbedaannya dengan JX6021 terdapat pada lubang ulirnya

yaitu untuk JX4021 mempunyai ulir 1/4” dan JX6020-1 mempunyai ulir 3/8”.

Pemasangan nipple JX6020-01 ditampilkan pada gambar 4.22.

Gambar 4. 22 Pemasangan JX6030-01 Pada Jig JX Blok

Pada Block JX9020, nipple yang dapat dipasang langsung pada block hanya tujuh

lubang dari sembilan lubang. Sehingga perlu copot pasang untuk 2 lubang yang

tersisa seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.23.

Gambar 4. 23 Pemasangan JX9021 Pada Jig JX Blok

Page 106: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

104

4.4.13 Biaya Pembuatan Alat Bantu

Dalam pembuatan alat bantu, supplier dilibatkan untuk memberikan penawaran

harga dan lama waktu pengerjaan alat bantu tersebut. Pengadaan material dan

proses produksi alat bantu semua diberikan kepada supplier. Dalam hal ini alat

bantu yang dibuat hanya satu set, tetapi akan digunakan untuk waktu yang lama

pada proses instalasi auto clamp oleh engineering PT. YAMATA MACHINERY.

Penawaran harga pengadaan alat bantu ditampilkan pada gambar 4.24.

Gambar 4. 24 Penawaran Jig JX Blok

Sumber: PT. Yamata Machinery, 2017

Page 107: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

105

Berdasarkan penawaran pada gambar 4.24, biaya pengadaan diserahkan kepada PT.

Mitsutama Technologi dengan biaya sebesar Rp.1.135.640,0 termasuk PPN. Waktu

yang dibutuhkan untuk pembuatan alat yaitu selama 1 minggu hari kerja.

4.5 Evaluasi Postur Tubuh Setelah Perbaikan

Setelah proses menentukan spesifikasi alat bantu, mendesain alat bantu dan

mengetahui biaya pembuatanya. Alat bantu dibuat oleh suplier seperti pada

penawaran yang membutuhkan waktu selama satu minggu. Setelah proses

pembuatanya selesai, maka akan diuji coba pada karyawan engineering PT.

YAMATA MACHINERY untuk mengetahui postur tubuh kerja saat ini. Posisi

kerja saat ini diperlihatkan pada gambar 4.25.

Gambar 4. 25 Postur Tubuh Sekarang

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Page 108: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

106

Postur tubuh pada gambar 4.25 kemudian dievaluasi kembali menggunakan RULA

untuk mengetahui level resiko postur tubuh, Apakah lebih baik dari yang

sebelumnya atau tidak. Pada postur tubuh yang baru, karyawan mengerjakan proses

pemasangan nipple ke manifold dengan posisi berdiri. Mengunakan meja yang

digabungkan dengan ragum sekaligus jig JX block. Evaluasi nilai resiko postur

tubuh ditampilkan pada tabel 4.30.

Tabel 4. 30 Evaluasi Nilai Resiko Postur Tubuh

No Body Posture Score End Score Total

Score

1 Lengan atas mempunyai sudut < 200 1

2

4

2 Lengan bawah mempunyai sudut 600- 1000 1

3 Pergelangan tangan mempunyai sudut 00-150 2

4 Putaran pergelangan tangan berada digaris tengah 1

5 Penambahan sakor aktivitas karena dilakukan berulang-ulang 1 Grup A

2+1+1= 4 6 Penambahan skor beban 2kg-

10kg sesekali 1

7 Leher mempunyai sudut 100-200 2 2 8 Batang tubuh 00 2

9 Kaki pada posisi seimbang 1

10 Penambahan sakor aktivitas karena dilakukan berulang-ulang 1 Group B

2+1+1= 4 11 Penambahan skor beban 2kg-

10kg sesekali 1

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Nilai grand total penilaian postur kerja pada penilaian sebelumnya yang

ditampilkan di tabel 4.8 adalah sebesar 7. Dengan kesimpulan postur kerja

memasang nipple ke manifold block termasuk ke dalam kategori level resiko yang

tinggi dan harus dilakukan perbaikan segera mungkin. Sedangkan untuk penilaian

grand total pada tabel 4.30 mempunyai nilai sebesar 4, yang berarti bahwa memiliki

resiko yang kecil dan mungkin perbaikan dilakukan diwaktu yang akan datang. Hal

ini menunjukan bahwa postur tubuh yang sekarang lebih baik dari pada postur

tubuh sebelumnya.

Page 109: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

107

4.6 Proses Pemasangan Nipple ke Manifold Block Setelah Perbaikan

Pada proses pemasangan nipple sebelumnya seperti ditampilkan pada tabel 4.1,

proses pemasangan satu manifold block memerlukan 9 urutan. Proses pemasangan

juga dilakukan dengan postur duduk dan membungkuk. Setelah dilakukan

perubahan postur tubuh dan penambahan alat bantu, proses pemasangan menjadi 6

urutan kerja dalam satu kali pasang manifold. Perubahan selanjutnya adalah pada

pasang dan lepas blok ke ragum dan jig dengan menggunakan baut M6x30

sebanyak 2pcs. Posisi pemasanganya juga dilakukan pada posisi berdiri. Perubahan

proses pemasangan ditampilkan pada tabel 4.31.

Tabel 4. 31 Proses Pemasangan Setelah Perbaikan

No Elemen Kerja Jenis

Block Nipple Tools

Sikap

Kerja

1 Memasang Block pada Jig JX Blok JX4021

Ragum, Jig JX Blok, Kunci L-

5mm

Berdiri

2 Memasang Nipple ke Block JX4021

Nipple L PT1/4-PF 1/4

(9TY10330404)

Ragum, Jig JX Blok,

Kunci Inggris Berdiri

3 Memasang Nipple ke Block JX4021

Nipple L PT1/4-PF 1/4

(9TY10330404)

Ragum, Jig JX Blok,

Kunci Inggris Berdiri

4 Memasang Nipple ke Block JX4021

Nipple S PT1/4- PF 1/4

(9TY10130404)

Ragum, Jig JX Blok,

Kunci Pas -ring 17mm

Berdiri

5 Memasang Nipple ke Block JX4021 Plug PT 1/4

(9BPDB02000)

Ragum, Jig JX Blok, Kunci L-

6mm

Berdiri

6 Melepas Block dari Jig JX Blok JX4021

Ragum, Jig JX Blok, Kunci L-

5mm

Berdiri

Sumber: Hasil Observasi, 2017

Page 110: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

108

4.7 Work Instruction Proses Pemasangan

Untuk menghindari terjadinya kesalahan pada proses pemasangan, maka

dibutuhkan suatu urutan kerja, posisi pemasangan, dan alat apa saja yang

digunakan. Proses tersebut ditampilkan dalam suatu form yang dinamakan work

instruction. Form ini digunakan sebagai panduan yang menjelaskan kegiatan atau

proses pemasangan nipple ke manifold block dari awal sampai akhir. Work

Instruction pemasangan nipple ke manifold block ditampilkan pada gambar 4.26.

Gambar 4.26 Work Instruction

sSumber: Pengolahan Data, 2017

Page 111: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

109

Gambar 4.26 Work Instruction (Lanjutan)

Sumber: Pengolahan Data, 2017

Dalam work instruction yang ditampilkan pada gambar 4.26 menunjukan proses

pemasangan pada manifold block JX4021. Dalam form tersebut mempunyai dua

bagian yaitu pertama persiapan dan yang kedua merupakan proses pemasangan.

Page 112: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

110

4.8 Waktu Proses Pemasangan Setelah Perbaikan

Dalam proses pemasangan sebelumnya yang ditampilkan pada tabel 4.4,

menunjukan rata-rata waktu pemasangan nipple ke 12 manifold block adalah 8.45

menit. Total waktu yang dibutuhkan untuk memasang nipple pada 12 manifold

sebanyak 101.36 menit. Setelah menggunakan alat bantu dan perubahan postur

tubuh kerja, waktu yang dibutuhkan untuk mengencangkan nipple ke manifold

block mempunyai rata-rata waktu sebesar 2.35 menit. Total waktu yang dibutuhkan

untuk mengencangkan nipple ke 12 manifold block sebanyak 28.18 menit atau

terjadi penurunan waktu sebesar 73% dari waktu pemasangan sebelumnya. Data

waktu pemasangan ditampilkan pada tabel 4.32.

Tabel 4. 32 Waktu Pemasangan Setelah Perbaikan

No Jenis Part Qty

(Pcs)

Waktu Pemasangan

(min)

Rata-

Rata

1 2.52

2.35

2 2.53 3 2.51 4 Block JX4021 1 2.18

5 Nipple L PT1/4-PF 1/4 (9TY10330404) 2 2.36

6 Nipple S PT1/4- PF 1/4 (9TY10130404) 1 2.35

7 Plug PT 1/4 (9BPDB02000) 1 2.46

8 2.26 9 2.33 10 2.33 11 2.19 12 2.16

Total Waktu 28.18 Sumber: Hasil Observasi, 2017

Page 113: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

111

4.9 Data Nordic Body Questionaire Setelah Perbaikan

Hasil Nordic Questionaire pada tabel 4.5 menunjukan bahwa karyawan mengalami

sakit pada beberapa bagian tubuhnya setelah melakukan pemasangan niplle ke 12

manifold block. Setelah perbaikan postur tubuh kerja dan juga pembuatan alat bantu

yaitu jig JX block, kemudian kuesioner Nordic disebarkan kembali kepada 5

karyawan engineering. Berikut adalah kategori skala sakit dalam kuesioner yang

diberikan.

1.Tidak sakit 2. Sedikit sakit

3.Sakit 4. Sangat sakit

Hasil dari kuesioner Nordic setelah perbaikan berdasarkan lampiran 6 ditampilkan

pada tabel 4.33.

Tabel 4. 33 Hasil Nordic Questionaire Setelah Perbaikan

No Nama

Karyawan

Jenis

kelamin Umur

Lama

bekerja Jenis Keluhan

Skala

Kategori

Sakit

1 Hanhan Ahmad Hanapi

Laki-laki 27 tahun 9 bulan sakit pada

lengan bawah kanan

2

2 Yohannes Sipayung Laki-laki 23 tahun 8 bulan

sakit pada lengan bawah

kanan 2

3 Suci Teguh Laki-laki 25 tahun 5 bulan sakit pada

lengan bawah kanan

2

4 Indra Sinambela Laki-laki 23 tahun 5 bulan

sakit pada lengan bawah

kanan 2

5 Khamim Sumbono Laki-laki 24 tahun 5 bulan

sakit pada lengan bawah

kanan 2

Sumber: Hasil Observasi, 2017

Pada tabel 4.33, menunjukan bahwa hanya pada bagian lengan bawah kanan yang

berasa sakit dengan kategori sakit yaitu 2 yang berarti hanya sedikit sakit setelah

melakukan proses pemasangan nipple ke 12 manifold block.

Page 114: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

112

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari langakah-langkah yang sudah ditempuh, mulai dari penentuan

masalah sampai dengan alanisa perbaikan. Didapatkan beberapa kesimpulan dari

penelitian tersebut. Kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengukuran postur tubuh menggunakan metode RULA,

didapatkan skor akhir untuk postur tubuh proses pemasangan nipple ke

manifold adalah sebesar 7 poin. Hal ini berarti postur tubuh tersebut harus

segera diperbaiki. Jadi penyebab terjadinya rasa sakit yang dialami oleh

karyawan dalam proses tersebut adalah postur tubuh yang tidak sesuai

dengan prinsip-prinsip ergonomi.

2. Berangkat dari masalah tersebut, solusi yang dilakukan adalah dengan

pembuatan alat bantu untuk menciptakan postur tubuh dalam posisi yang

benar berdasarkan prinsip-prinsip ergonomi. Pembuatan alat tersebut adalah

Jig JX Block yang dikombinasikan dengan meja dan ragum mempermudah

dan mempercepat proses pemasangan nipple ke manifold block sesuai

dengan kebutuhan karyawan. Sebelumnya posisi kerja karyawan adalah

duduk membungkuk dengan skor penilaian RULA sebesar 7, dengan

menggunakan alat bantu postur kerja berubah menjadi berdiri dengan skor

RULA sebesar 4. Dampak lainya adalah berkurangnya waktu proses dari

yang sebelumnya untuk 12 set manifold sebesar 101.36 menit menjadi 28.18

menit.

5.2 Saran

Dari penelitian yang dilakukan sampai dengan perubahan postur tubuh dan

pengaplikasian alat bantu, tentu saja masih banyak kekurangan yang belum bisa

dijabarkan dalam penelitian ini. Beberapa saran yang perlu dilakukan adalah

sebagai berikut:

Page 115: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

113

1. Walaupun sudah dilakukan pengaplikasian alat bantu dan perubahan postur

tubuh karyawan, tetapi dalam hasil kuesioner Nordic 4.31 masih ada

keluhan sakit dengan skala kesakitan sebesar 2 atau bisa dibilang sangat

kecil berasarkan skala dari Nordic questionare. Jadi perlu adanya penelitian

lain yang dapat menghilangkan keseluruhan sakit pada proses tersebut.

Penelitian bisa melanjutkan dari apa yang sudah dijabarkan dalam penelitian

ini atau dapat dilakukan penelitian ulang menggunakan metode OWAS

maupun Quick Exposure Check yang digabungkan dengan kansei dan

product design development.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut pada proses yang lain dalam

pemasangan satu set auto clamping selain proses pemasangan nipple ke

manifold block. Supaya keseluruhan proses pemasangan satu set auto

clamping lebih optimal.

Page 116: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

114

DAFTAR PUSTAKA Bodnar, George H., and William S. Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, Buku I, Salemba empat, Jakarta, 2003. Cohen Lou, Quality Function Deployment:How To Make QFD Work For You, Addison-Wesley Publishing Company, USA, 1995. Corlett, E.N., Static Muscle Loading and the Evaluation of Posture, Edited by Wilson. J.R. & Corlett, E.N., Evaluation of Human Work a Practical Ergonomics Methodology, Tailor & Francis, London, 1992. Masitoh, Dewi, Analisa Postur Tubuh Dengan Metode RULA Pada Pekerja Welding di Area Sub Assy PT. Fuji Technica Indonesia, Skrisi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2016 Freivalds, Andris, Benjamin W. Niebel, NieDesign, McGraw-Hill, New York, 2014. Hoffman, Edward G., Jig and Fixture Design, Delmar, University Michigan, 1996. Kano Noriaki, Nobuhiku Seraku, Fumio Takahashi, Shinichi Tsuji, Attractive quality and must-be quality, Journal of the Japanese Society for Quality Control, Japan, 1984. Leuder, A Purposed RULA for Computer User, Humanic ErgoSystem Inc, San Fransico, 1996. Madyana, Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi, Universitas Atmajaya Yogyakarta Press, Yogyakarta, 1996. Mcleod Jr., Raymond., George P Schell, Management Information Systems, 10th Edition, Pearson Prentice Hall, USA, 2010. Nurmianto, E., Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, ITS, PT Guna Widya, Surabaya, 1996. Pinem Mhd. Daud, Catia Si Jago Desain Tiga Dimensi Versi 5R-16, Lingua kata, Surabaya, 2009. Pulat, B. Mustafa, Fundamentals of Industrial Ergonomics Second edition, Waveland Press, Inc, United State of America, 1997. Roebuck, J.A, K.H. Kroemer,W.G.Thomson, Engineering Anthropometry Methods Wiley, U.S.A, 1975. Romney, Marshall B., Paul John Steinbart, Accounting Information System, Pearson, Arizona state university, 2012

Page 117: PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR …

115

Sauerwein E., Bailom F., Matzler K., Hinterburger H., The Kano Model: How to delight your customers, 1996. Suhardi, Bambang, Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta, 2008. Sutalaksana, I. Z., Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung Press, Bandung, 1979. Sutalaksana, Iftikar Z., Teknik Perancangan Sistem Kerja, ITB Bandung, Bandung, 2006. Tarwaka, Ergonomi Industri, Harapan Press, . Surakarta, 2011. Ulrich, Karl T., Steven D. Eppinger, Product Design and Development fifth edition, McGraw-Hill Companies, Inc, Singapore, 2012. Walden D., Berger C., Blauth R., Boger D., Bolster C., Burchill G., DuMouchel W., Pouliot F., Richter R., Rubinoff A., Shen D., Timko M., understanding customer-defined quality. The Center for Quality Management Journal, 1993. Wignjosoebroto, Sritomo., Studi Gerak dan Waktu, Prima Printing, Surabaya, 1995. Wijaya Tony, Manajemen kualitas jasa: Desain Serqual,QFD dan Kano, PT. Index, Yogyakarta, 2011.