PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DIMADRASAH IBTIDAIYAH DDI BONTO PANNO KECAMATAN TANRALILI KABUPATEN MAROS SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agam Islam Universitas Muhammadiyah Makassar JAMALUDDIN 105 1901270 11 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H/2015M
89
Embed
PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DIMADRASAH
IBTIDAIYAH DDI BONTO PANNO KECAMATAN TANRALILI KABUPATEN MAROS
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agam Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
JAMALUDDIN 105 1901270 11
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1436 H/2015M
ii
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl.sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra Lantai 4.Tlp.861914 fax (0411) 865588 Makassar
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul skripsi : Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan Pembelajaran Dimadrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros
Nama penulis : JAMALUDDIN
Nim : 105 19 01270 11
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Agama Islam
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka Skripsi
ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan
dihadapan tim penguji ujian skripsi Fakultas Agama Islam Unismuh
Penguji II : Drs. Markas Iskandar, M.Pd.I (..........................)
Makassar , 29 Agustus 2015 Dekan
Drs. H. Mawardi Pawangi, M. Pd.I
NBM: 554 612
vi
KATA PENGANTAR
واشـهـد ان ان لااله الاالله. د ـاشــه لعـبا ده شــزع الا حــكم لحمد لل الذي ا
ـهـم صل وسـل ـداعـبده ورسـىله.الـ ـا بعد يـه وعـلى اله وصـحبه محــم اجمعه ام
Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
skripsi dapat di selesaikan,serta salam dan salawat atas junjungan
nabiullah Muhammad SAW. Segala kerendahan hati penulis menyadari
bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak hambatan dan rintangan
yang menghadang sehingga wajarlah jika terdapat kekurangan dan
kekeliruan, namun berkat tekad yang pasti serta usaha yang keras
akhirnya rintangan dan hambatan dapat teratasi.
Penulis menyadari pula bahwa dalam penulisan skripsi ini,tidak
mungkin terwujud tanpa bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh
karena itu,sepantasnyalah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis Ayahanda Dg. Tammi dan ibunda DG. Dina
tercinta yang telah membesarkan dan melimpahkan kasih sayang yang
tak terhingga, serta memberikan nasehat, materi,dan motivasi selama
menempuh pendidikan.
2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Bapak Drs. Mawardi pawangi, M.Pd.I,Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas muhammadiyah makassar.
vii
4. Ibu Dra. Amirah Mawardi M.Si ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ibu Dr.Hj. Maryam, M.Th.I dan Dra. St. Rajiah Rusyidi, M.Pd.I
pembimbing I dan pembimbing II yang penuh perhatian dalam
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak / ibu dosen Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan
ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap intelek kepada penullis.
7. Bapak kepala sekolah MI DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili
Kabupaten Maros beserta seluruh jajarannya yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta seluruh
responden yang telah memberikan informasinya yang berhubungan
dengan masalah yang di teliti.
8. Terakhir ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu.
Akhirnya kepada Allah kami memohon semoga semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan bimbingannya senantiasa memperoleh
balasan di sisi-Nya,amin
Makassar, 14 Dzulqaidah 1436 H 29 Agustus 2015 M
Peneliti
JAMALUDDIN
viii
ABSTRAK
Jamaluddin (105 19 01270 11). “Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan Pembelajaran Di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros” (Dibimbing oleh Hj. Maryam dan St.Rajiah Rusydi)
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui peranan kepala sekolah dalam meningkatkan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros, untuk mengetahui peranan kepala sekolah sebagai supervisor dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghamabat dalam meningkatkan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
Jenis penelitian adalah penelitian lapangan survey dan merupakan penelitian kualitatif dengan mengesplorasi data dilapangan dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Peneliti mengambil lokasi penelitian di MI DDI Bonto Panno Kabupaten Maros. Mengingat bahwa populasi di sekolah ini kurang dari 100 orang maka penetapan sampel pada penelitian adalah sampel populasi atau keseluruhan dari populasi yaitu 74 orang. Penulis menggunakan instrumen, observasi, wawancara, angket dan dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Pengelolaan penyajian dalam bentuk tabel, teknik pengelolaan data yang dipakai adalah analisis data.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa peranan kepala sekolah dalam meningkatkan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros yaitu mengatur semua kegiatan yang ada di sekolah mulai pengaturan program tahunan,program semester dan pembagian tugas para guru yang menjadi tanggung jawabnya. mengawasi, membangun, membina, mengoreksi, memberi arahan dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah berdasarkan sebaran angket 14 orang atau atau 66,67 % yang menjawab sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor penghamabat kepala sekolah karena banyaknya beban tugas yang harus diselesaikan.
.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................ iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .............................................. iv
HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................ 7
D. Manfaat / Kegunaan Penelitian .................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 9
A. Pengertian Kepala Sekolah ......................................... 9
B. Pengertian Supervisi ................................................... 20
2). Fungsi supervisi pendidikan ..................................... 22
D. Pengertian Pembelajaran ............................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 31
A. Jenis Penelitian .......................................................... 31
B. Lokasidan Objek Penelitian ........................................ 31
C. Variabel penelitian ...................................................... 32
D. Defenisi Operasional Variabel .................................... 32
E. Populasi dan Sampel .................................................. 33
F. Instrumen Penelitian .................................................. 36
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 37
x
H. Teknik Analisis Data ................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 40
A. Kondisi Objektif MI DDI Bonto Panno Kecamatan
Tanralili Kabupaten Maros ............................................ 40
B. Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto
Panno Kecamatan Tanralili Kabuapaten Maros .......... 45
C. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam
Meningkatkan Pembelajaran Di MI DDI Bonto Panno
Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros ....................... 48
D. Faktor Pendukung Dan Penghambat Kepala Sekolah
Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan
Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto
Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. ........... 56
BAB V PENUTUP ............................................................................ 62
A. Kesimpulan ................................................................. 62
B. Saran .......................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Keadaan populasi madrasah ibtidaiyah DDI Bonto
Panno
34
2. KeadaanTenaga PendidikMI DDI Bonto Panno 43
3. Keadaan Siswa MI DDI Bonto Panno 44
4. Pendapat siswa tentang peranan kepala sekolah
dalam meningkatkan pembelajaran
46
5. Pedapat siswa tentang peranan kepala sekolah
sebagai supervisor dalam meningkatkan pembelajaran
49
6. Pernyataan siswa tentang kepala sekolah sebagai
supervisor bermanfaat terhadap pemahaman
kurikulum
51
7. Pernyataan siswa tentang kunjungan kelas kepala
sekolah dalam rangka supervisi membantu
memperbaiki cara mengajar untuk meningkatkan
pembelajaran
52
8. Pernyataan siswa tentang kunjungan kelas kepala
sekolah dalam rangka supervisi membantu
memperbaiki cara mengajar untuk meningkatkan
pembelajaran
53
9. Pernyatan siswa tentang kepala sekolah sebagai
supervisor Memberikan Manfaat Terhadap Kinerja
Guru Dalam Meningkatkan Pembelajaran
55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran disekolah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan adalah proses
bimbingan bagi manusia. Untuk mencapai ketentraman batin dan
kesehatan mental dan derajat yang lebih tinggi serta untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat harus dengan ilmu yang dicapai melalui
pendidikan. Firman Allah SWT dalam Q.S Al Mujadalah(59) :11
...
Terjemahannya:
...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...(Kementerian Agama RI 2011 : 543)
Berdasarkan ayat diatas maka dapat diambil satu kesimpulan
tentang perlunya di wujudkan pendidikan. Baik itu pendidikan keluarga,
pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat. Pendidikan merupakan
bimbingan hidup yang lebih baik. Bertujuan membina manusia agar
menjadi hamba-hamba Allah yang shaleh.
2
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan,
menurut sahertian (2008 : 1), guru merupakan komponen sumber daya
manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus- menerus.
Pembentukan profesi guru di laksanakan melalui program pendidikan dan
pelatihan. Tidak semua guru yang dididik dilembaga pendidikan terlatih
dengan baik dan kualitas. Potensi sumber daya guru dan peningkatan
pendidikan itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat
melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan
yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mobilitas masyarakat.
Masyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada
guru untuk mendidik anaknya, tunas-tunas muda dan membantu
mengembangkan potensinya secara profesional. Kepercayaan, keyakinan
dan penerimaan ini merupakan subtansi dari pengakuan masyarakat
terhadap potensi profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut
masyarakat guru harus memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya
pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi
yang dimiliki, baik kompetensi personal, profesional maupun
kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan pendidikan.
Hal tersebut karena guru merupakan penentu keberhasilan
pendidikan melalui kinerjanya pada tataran intrusional dan eksperiensial,
sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek
3
guru dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas
keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam suatu manajemen
pendidikan yang profesional.
Tujuan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di Negara ini
dapat tercapai apabila semua komponen dalam sistem pendidikan
berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing dan mampu bersinergi
dengan komponen yang lain dalam sistem pendidikan tersebut, termasuk
setiap jalur pendidikan di mana pendidikan tersebut dilaksanakan, baik
lingkungan formal, nonformal, maupun informal. Dalam undang-undang
SIKDIKNAS pasal 13 tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan
disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, informal
dan nonformal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Oleh
karena itu, di kembangkanlah berbagai bentuk pendidikan yang
dilaksanakan dalam ketiga jalur tersebut dengan harapan agar tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai dan meningkatnya prestasi peserta
didik serta sumber daya manusia mereka
Adapun pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
4
Ditengah gugatan terhadap dunia pendidikan (termasuk
didalamnya madrasah) atas penyimpangan-penyimpangan dan
pelanggaran-pelanggaran, nilai-nilai, seperti kerupsi, kolusi dan
nepotisme, guru menjadi tergugat, ia memiliki peran sentral untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Guru secara khusus sering diibaratkan
sebagai “jiwa” bagi “tubuh” pendidikan. Namun demikian peranan tenaga
kependidikan seperti kepala sekolah / Madrasah, pengawas adalah juga
merupakan elemen-elemen penting. Dalam dirjen kelembagaan Agama
Islam (2004 : 1 ), kemampuan kerja kolektif oleh semua elemen menjadi
kunci suksesnya proses pendidikan sebuah madrasah/ Sekolah.
Hubungan pengawas, kepala sekolah dan guru harus berbentuk sebagai
hubungan timbal balik yang sistematis, yakni pengawas, kepala sekolah
dapat memberikan umpan balik kepada guru atas permasalahan-
permasalahan yang telah diidentifikasi melalui supervisi dalam hal ini tentu
yang paling berperan sebagai supervisi adalah kepala sekolah.
Pada dasarnya menurut Syamsul Hadi (2001 : 37), ada dua
macam supervisi yang dapat dilakukan dan dikembangkan kepala sekolah
untuk melakukan pengawasan kegiatan sekolah. Yaitu supervisi akademik
dan supervisi administrasi. Supervisi akademik menekankan pada aspek-
aspek akademik, yaitu secara langsung berkenaan dengan proses belajar
mengajar. Sedangkan supervisi administrasi yaitu berfungsi sebagai
pendukung terlaksananya pembelajaran. Kedua hal ini dapat dilakukan
5
bersama-sama untuk menjamin proses pembelajaran berjalan secara
efektif dan efisien.
Oleh sebab itu diperlukan kepala sekolah yang memiliki pola
pelaksanaan yang baik dalam supervisi. Apabila tidak ada pola yang baik
dalam supervisi, tentunya juga akan berimbas pada tidak tercapainya
tujuan yang akan dicapai. Kenyataan ini tentunya menjadi problema besar
dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama islam
Tingginya peranan dan tugas kepala sekolah tentunya menurut
keterampilan dan kualitas yang dimilikinya, sehingga menurut Kimbal
Wiles dalam Syamsul Hadi ( 2001 : 37), seorang kepala sekolah yang
baik memiliki lima keterampilan dasar yaitu , keterampilan dasar dalam
hubungan-hubungan kemanusian, keterampilan dalam proses kelompok,
keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan dan keterampilan dalam
mengatur personalia sekolah serta keterampilan dalam evaluasi.
Dengan demikian penulis menarik suatu kesimpulan seorang
kepala sekolah harus mampu bertindak sebagai manajer dan pemimpin
yang efektif. Sebagai manajer yang baik, kepala sekolah harus mampu
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang diinginkan. Kepala
sekolah harus mampu menciptakan kondisi guru yang mendukung
pembelajaran yang berumtu. Kepala sekolah melakukan supervisi
kunjungan kelas adalah salah satu teknik untuk meningkatkan kinerja guru
dalam pembelajaran. Khususnya dalam penyajian program pembelajaran
meningkatkan mutu pendidikan, penggerak terjadinya perubahan dan
6
pemberi bantuan bimbingan dalam pengembangan situasi belajar
mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.
Sebagaimana pendidikan umum lainnya, dalam usaha
meningkatkan pembelajaran di MI DDI Bonto Panno Kab. Maros. Sejajar
dan bersaing dengan sekolah lainnya. Juga menghadapi tantangan yang
semakin berat seiring dengan perubahan masyarakat karena adanya arus
globalisasi. Maka sekolah ini berkomitmen untuk menghasilkan out put
yang berkualitas. Dalam rangka menghasilkan out put yang berkualitas
tentunya dituntut pengelola proses belajar mengajar yang berkualitas pula.
Disinila peranan kepala sekolah yang sangat penting sebagai salah satu
faktor untuk mencapai pendidikan yang berkualitas tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan yaitu seorang
kepala sekolah tidak menjalankan fungsinya sebagai seorang kepala
sekolah dan supervisor kalau ada guru yang malas masuk mengajar tidak
pernah memberikan teguran guna kelancaran proses pendidikan.
Berangkat dari realita diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengangkat satu judul penelitian Peranan
Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan Pembelajaran
di Madrasa Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten
Maros.
7
B. Rumusan Masalah
Setelah dikemukakan secara sederhana latar belakang diatas,
maka permasalahan yang menarik untuk diteliti dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana peranan kepala sekolah dalam meningkatkan
pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan
Tanralili Kabupaten Maros ?
2. Bagaimana peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam
meningkatkan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI Bonto
Panno kecamatan tanralili Kabupaten Maros?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah sebagai
supervisor dalam meningkatkan pembelajaran di madrasah
ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang akan penulis kaji, maka penelitian
ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui peranan kepala sekolah dalam meningkatkan
pembelajaran di MI DDI Bonto Panno Kec. Tanralili Kab. Maros.
2. Untuk mengetahui peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam
meningkatkan pembelajaran di MI DDI Bonto Panno Kab. Maros.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kepala
sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan pembelajaran di MI
DDI Bonto Panno Kab. Maros.
8
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu,
kegunaan ilmiah, kegunaan praktis dan kegunaan institusional.
1. Kegunaan Ilmiah
Manfaat yang bersifat teoritik berkaitan dengan pengembangan
pengetahuan, khasanah pengetahuan, khususnya pada Pendidikan
Agama Islam. Manfaat yang bersifat teoritis tersebut berupa sambungan
hasil penelitian, yaitu dapat menambah khasanah pengetahuan atau
mengembangkan wawasan terutama dalam hal peningkatan kedisiplinan
terhadap tata tertib sekolah dan memberikan masukan guna
pengembangan dunia pendidikan serta memberikan masukan atau
informasi bagi para kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan
pembelajaran.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini berguna untuk memberikan motivasi atau dorongan
agar seluruh komponen yang ada disekolah lebih terpacu lagi dalam
melaksanakan tugas demi tercapainya pendidikan yang lebih baik.
Selanjutnya penelitian ini berguna untuk memperbaiki dan mengintropeksi
terhadap kemampuan kepala sekolah, terutama dalam memberikan
arahan dan masukan kepada para guru untuk lebih giat lagi dan lebih
inovatif dalam mengajar.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kepala Sekolah
Kata kunci yang dapat digunakan sebagai landasan dalam
memahami lebih lanjut tentang defenisi kepala sekolah, kata tersebut
adalah kepala dan sekolah. Departemen Pendidikan Nasional (1988 :
420), kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu
organisasi atau lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga
dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.
Kepala sekolah adalah pemimpin sebuah sekolah atau sebuah
lembaga pendidikan. Kepala sekolah merupakan personil yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang diselenggarakan
disekolah. Baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan lainnya
yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan dan memajukan
sekolah yang dipimpingnya, Nabi Muhammad SAW bersabda:
سهى قبل: قبل ل الله صم الله عهيو سس أبي ىشيشةسضي الله عنو أ كهكى ع
Dari abu Hurairah Radiallahu anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,” “masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Imam itu pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang laki-laki pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Wanita itu pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Pelayan itu pemimpin dalam harta tuannya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Ia berkata, saya menduga bahwa Rasulullah telah berkata bahwa laki-laki itu pemimpin dalam harta ayahnya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Masing-masing kamu pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinanny”.( H.R Bukhari muslim dan Turmudzi dalam Moh. Zuhuri 1998 : 26).
Berdasarkan hadis diatas semua manusia adalah pemimpin oleh
karena itu kepala sekolah juga harus melibatkan stecholder didunia
pendidikan. Daryanto (2011 : 80) menyatakan bahwa kepala sekolah
memiliki tanggung jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan
pendidikan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan pencapaian hasil
pendidikan dan pelajaran disekolah. Inisiatif dan kreatifitasnya yang
mengarah pada kemajuan sekolah merupakan tanggung jawabnya.
Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah (2) : 30
Terjemahannya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
11
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Kementerian Agama RI 2011 : 6)
Berdasarkan ayat diatas, maka dapat dipahami bahwa kepala
sekolah merupakan sosok yang sangat menentukan kemajuan dan
kemunduran dari sekolah yang dipimpinnya, Nabi Muhammad SAW
bersabda:
سهى قبل: قبل دعب أني ل الله صم الله عهيو سس أبي ىشيشةسضي الله عنو أ ع
Dari abu Hurairah Radiallahu anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,”barang siapa yang mengajak kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang mengikutinya dan pahala mereka tidak kurang sedikit pun. Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa separti orang yang mengikutinya, dan dosa mereka tidak dikurangi sedikit pun,”(H.R Muslim)
Berdasarkan hadis di atas, bahwa apabila kita mengajak semua
manusia dewasa atau anak-anak, laki-laki maupun perempuan, tuan atau
pelayanan seluruhnya tidak mengurangi sedikit pun pahala kita karena
pemimpin yang memikul tanggung jawabnya masing-masing oleh sebab
itu kepala sekolahlah yang bertanggung jawab penuh kepada Negara
secara legal formal dan pertanggung jawabannya secara spiritual
dihadapan Allah SWT.
Sudarwan Danim ( 2007 : 212), kepala sekolah harus mampu menjalani komunikasi dengan masyarakat, mengelola sumber-sumber, bekerja sama dengan orang tua murid dan keluarga, serta
12
membuat kebijakan dan praktek kerja yang manjur bagi perbaikan prestasi belajar siswa.
Selain itu kepala sekolah harus mampu melihat perkembangan
dan tuntunan zaman yang dibutuhkan masyarakat sehingga out put dari
sekolah yang di pimpinnya dapat diterima di masyarakat dan dunia kerja.
Wahjosumidjo (2002 : 106) mencatat ada delapan rangkaian
peran pemimpin kepala sekolah yaitu:
1. Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan
kepada sikap guru , staf dan para siswa yang menpunyai latar
belakang kehidupan, kepentingan dan tingkat sosial budaya berbeda
sehingga tidak mustahil terjadi konflik antara individu bahkan antara
kelompok. Dalam menghadapi hal semacam itu kepala sekolah
harus bertindak arif, bijaksana dan adil. Tidak ada pihak yang
dikalahkan atau dianak emaskan. Dengan kata lain seorang
pemimpin kepala sekolah harus mampu memperlakukan
bawahannya sehingga tidak terjadi diskriminasi. Sebaliknya dapat
diciptakan semangat kebersamaan antara mereka yaitu guru, staf
dan para siswa (Arbritrating).
2. Suggesting, sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan
dalam melaksanakan tugas, para staf, guru dan siswa suatu sekolah
hendaknya selalu mendapatkan sarana , anjuran dari kepala sekolah
sehingga dengan sarana tersebut dapat memelihara bahkan dapat
meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam
melaksanakan tugas masing-masing.
13
3. Supplying Objectives, dalam mencapai tujuan setiap organisasi
memerlukan dukungan, dana, sarana dan sebagainya. Demikian
pula sekolah sebagai suatu organisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang telah digariskan memerlukan sebagai dukungan. Kepala
sekolah bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan
dukungan yang di perlukan oleh para guru dan staf tersebut, baik
berupa dana, sarana dan waktu yang mendukung. Tanpa adanya
dukungan yang disediakan oleh kepala sekolah sumber daya
manusia yang ada tidak mungkin melaksanakan tugasnya dengan
baik.
4. Kepala sekolah sebagai katalisator, dalam arti mampu memberi,
menimbulkan dan menggerakkan semangat baru, staf dan siswa
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah semangat,
kehilangan kepercayaan diri harus dapat dibangkitkan kembali oleh
kepala sekolah.
5. Providing security, rasa aman merupakan salah satu kebutuhan
setiap individu maupun kelompok, oleh sebab itu seorang kepala
sekolah harus mampu menciptakan rasa aman tersebut dalam
lingkungan sekolah. Sehingga seluruh komponen sekolah merasa
tentram melaksanakan tugas, bebas dari perasaan gelisah,
kekhawatiran, serta memperoleh jaminan keamanan dari kepala
sekolah.
14
6. Representing, seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan
menjadi pusat perhatian, artinya semua pandangan akan tertuju
padanya, sebagai orang yang mewakili sekolah dimana dan kemana,
kesempatan apapun. Oleh penampilan seorang kepala sekolah
harus dijaga integritasnya, selalu terpercaya, dihormati baik
sikapnya, perilakunya dan perbuatannya.
7. Inspiring, kepala sekolah pada hakekatnya adalah sumber semangat
bagi para guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus
selalu membangkitkan semangat, percaya diri sehingga mereka
menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja
secara tanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah.
8. Praising, setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara
pribadi meupun kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan dan
dipenuhi, maka orang tersebut akan merasa tenang dan senang.
Untuk itu kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai
apapun yang dihasilkan oleh para mereka yang diberi tanggung
jawab. Penghargaan dan pengakuan ini dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan
mengikuti pendidikan dan sebagainya.
Selain faktor diatas, faktor pengalaman akan sangat
mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah terutama dalam
mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap
pelaksanaan tugasnya. Pengalaman selama menjadi guru, menjadi wakil
15
kepala sekolah atau menjadi anggota organisasi kemsyarakatan sangat
mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melakukan
pekerjaannya demikian halnya pelatihan dan penataran yang perna
diikutinya.
Kepemimpinan adalah prilaku seorang pemimpin untuk
mengarahkan, mempengaruhi dan menjelaskan kepada bawahan,
berinisiasi dan menjaga kekompakan kelompok, sikap konsisten agar
setiap anggota dapat memberikan sumbangan secara efektif kepada
organisasi demi tercapainya tujuan.
Pada zaman moderen seperti sekarang ini, tidak mungkin lagi
seseorang kepala atau pemimpin menjalankan semua peranan yang
diperlukan oleh kelompoknya. Kecakapan seorang pemimpin pada
dewasa ini terutama terletak pada kecakapan memilih pembantu-
pembantu, orang yang memiliki kecakapan tertentu atau keahlian tertentu
dalam menunjang tugas. Sedangkan Mulyasa (2005 : 83), Menyatakan
bahwa kepala sekolah merupakan the key person keberhasilan
peningkatan kualitas pendidikan disekolah. Ia diberikan tanggung jawab
untuk mengelola dan memperdayakan berbagai potensi masyarakat serta
orang tua untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.
Husnah Asmara (1985 : 18) dalam implementasi manajemen
berbasisi sekolah (MBS), kepala sekolah harus berperan sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah sebagai Edukator (pendidik)
16
Kepala sekolah berperan sebagai pendidik dalam meningkatkan
prestasi siswa. Berkenaan dengan hal ini kepala sekolah harus mampu
menjadi pemimpin yang dapat memberi contoh dalam memotivasi peserta
didik untuk mengingatkan rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan.Firman
Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah(2) : 31
Terjemahannya:
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" ( Kementerian Agama RI 2011 : 6)
Berdasarkan ayat diatas kita diwajibkan untuk memberikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik dan sebagai pendidik, sebagimana
Rasulullah SAW Bersabda:
يشدانـهو بو سهى: ي يت سضي الله عنو قبل: قبل سسل الله عهيو يعب ع
)يتفق عهيو( ي خيشايفقيو في انذ
Artinya:
Dari Muawiyah Radiallahu Anhu ia berkata,”Rasulullah SAW bersabda, barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka dia akan dipahamkan dalam urusan agamanya”(Muttafaq Alaih).
Berdasrkan hadis pada hakekatnya Kepala Sekolah merupakan
guru yang mendapatkan tugas tambahan dan diberikan kesempatan untuk
17
mengelola suatu lembaga pendidikan. Jadi di sini kedudukan kepala
sekolah dan guru sebagai tenaga kependidikan adalah sama yaitu
bagaimana upaya untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pendidikan.
Kepala sekolah merupakan profil sentral sebagai pemimpin dalam
dunia pendidikan. Kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai kepala
yang selalu berhak menonjolkan kekuasaannya saja, akan tetapi lebih
diutamakan fungsinya sebagai pemimpin. Lembaga pendidikan
senantiasa mendambakan profil pemimpin yang ideal dan dapat dijadikan
contoh bagi kelompok yang dipimpinnya. Maka kepala sekolah harus
mampu menjadi contoh bagi para tenaga kependidikan yang ada
disekolahnya.
2. Kepala sekolah sebagai Manajer
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,
Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memperdayakan
tenaga kependidikan melalui kerjasama atau keoperatif. Memberi
kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan
dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Firman Allah
SWT dalam Q.S Al-An’am (6) : 165
...
Terjemahannya:
18
...Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu...(Kementerian Agama RI 2011: 150)
Berdasarkan ayat ditersebut seorang pemimpin adalah penguasa
dibumi dan diwajibkan untuk mencari ilmu agar ketika memimpin selalu
berpedoman kepada perintah Allah SWT, sebagaimana Nabi Muhammad
SAW bersabda:
سهك سهى قبل: ي ل الله صهي الله عهيو سس أبي ىشيشة سضي الله عنو أ ع
ب سيم الله نو بو طش يقب أن س فيو عه ي انجنت)ساه يسهى( طشيقب يهت
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW besabda,”Barang siapa menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga.”(H.R Muslim).
Berdasarkan hadis di atas, pria dan wanita akan diberikan
kemudahkan jalannya untuk belajajar berbagai macam ilmu pengetahuan
baik ilmu duniawi (umum) atau pun ilmu ukhrawi (agama) oleh sebab itu
manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan usaha para
anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kepala Sekolah sebagai administrator
Sebagai administrator pendidikan kepala sekolah secara spesifik
harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola
Salah satu tugas kepala sekolah dalam meningkatkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai supervisor. Kinerja kepala sekolah sebagai
supervisor menuntut kemampuan kepala sekolah dalam melakukan
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kualitas tenaga
kependidikan. Kegiatan supervisi dapat dilakukan melalui teknik individu
dan teknik kelompok.
Teknik individu dapat dicontohkan dengan kunjungan atau
observasi kelas, percakapan pribadi, dan lain-lain. Sedangkan untuk
teknik kelompok adalah diskusi, seminar, rapat, dan lain sebagainya.
5. Kepala sekolah sebagai leader
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan
tugas. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam
sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan
keputusan, berjiwa besar, emosi stabil dan mampu menjadi teladan.
Dalam implementasinya, kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalisis dari tiga sifat kepemimpinannya yakni demokratis, otoriter dan
laissez faire. Ketiga sifat tersebut sering memiliki secara bersamaan oleh
seorang leader, sehingga dalam melaksanakan kepemimpinannya, sifat-
sifat tersebut muncul secara situsional. Oleh karena itu kepala sekolah
sebagai leader mungkin bersifat demokratis, dan laissez faire.
20
Dengan kemampuan kepala sekolah dalam memanfaatkan
seluruh komponen diatas maka yang dapat menimbulkan motivasi kerja
dan pencapaian tujuan yang maksimal.
B. Pengertian Supervisi
Suharsimi Arikunto (2004 : 4 ) mengatakan bahwa dilihat dari
kelahirannya supervisi berasal dari kata bahasa inggris yaitu super dan
vison. Super berarti diatas dan vision yang berarti melihat. Masih
serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan dalam artian
kegiatan yang dilakukan oleh atasan atau orang yang berposisi diatas
terhadap bawahannya.
Pelaksanaan supervisi bukan mencari-cari kesalahan, tetapi lebih
banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang
sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya. Pada dasarnya
supervisi ada dua macam yaitu supervisi tradisional dan supervisi ilmiah.
Supervisi tradisional yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam
pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan
untuk diperbaiki. Sedangkan supervisi ilmiah adalah sistematis, artinya
dilaksanakan secara teratur, kontinyu. Objektif dalam artian ada data yang
didapatkan berdasarkan observasi nyata bukan atas tafsiran pribadi.
Supervisi adalah suatu usaha untuk menstimulasi mengkoordinasi
dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan para guru disekolah baik
secara individu maupun kolektif. Supervisi pada hakekatnya adalah
bantuan dan bimbingan profesional bagi guru dalam melaksanakan tugas
21
instuksional. Pemberian bimbingan diharapkan memberikan perbaikan
dalam hal mengajar, sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
سهى قبل سسل انـهو صهي انـهو عهيو عبذ انــهو سضي الله عنو ع جببش ب ع
بل)ساه يسهى( يأكم بش يطب انــش بل فأ لتأكه اببنش
Artinya:
Dari Jabir bin Abdullah r.a dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,”Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, karena sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kiri.”(H.R Muslim)
Dari hadis atas, dijelaskan bahwa kita diwajibkan mengawasi dan
mendidik serta memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik sejak
dini oleh karena itu supervisi yang dilaksanakan secara kontinyu akan
melahirkan guru yang disiplin dan murid yang patuh kepada sistem
pendidikan yang dijalankan dan disepakati bersama sekolah. Maka
tercipta proses pembelajaran yang bermutu yang berimbas pada
keberhasilan pendidikan disekolah.
1.Tujuan suervisi pendidikan.
Departemen agama RI direktorat jendral kelembagaan agam islam
(2004 : 28)
Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses pembelajaran secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human relation yang baik kepada semua pihak yang terkait.
Berdasarkan rumusan diatas, maka kegiatan supervisi pada
dasarnya diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:
22
a). Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai
sekolah dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan
baik.
b). Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar mengajar
yang baru dalam proses pembelajaran yang lebih baik dan lebih
sesuai.
c). Mengembangkan kerja sama yang baik dan harmonis antara guru
dengan siswa, guru dengan sesama guru, guru dengan kepala
sekolah dan seluruh staf sekolah yang berada dalam lingkungan
sekolah yang bersangkutan.
d). Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru
dan pegawai sekolah dengan cara mengadakan pembinaan
secara berkala, baik dalam bentuk work shop, seminar dll.
Semua yang di maksudkan untuk memberikan pelayanan prima
kepada personal yang berada dibawah tanggung jawab dan kewenangan
para supervisor/ pengawas yang bersangkutan.
2. Fungsi supervisi pendidikan.
Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor karena
dia adalah pemimpin. Begitu pula pengawas yang tugas pokoknya
melakukan pengawasan. Sedangkan fungsi pelaksana terdapat pada
supervisor, karena ia adalah para pelaksana dilapangan yang dalam
istilah bakunya adalah pejabat fungsional, sama halnya dengan guru dan
kepala sekolah.
23
Untuk memperoleh sekedar gambaran tentang rincian dari fungsi
tersebut, dapat di simak pada uraian berikut :
a) Dalam fungsi kepemimpinan seorang supervisor hendaknya
melaksanakan hal sebagai berikut :
1) Meningkatkan semangat kerja kepala sekolah, guru dan seluruh
staf sekolah yang berada dibawah tanggung jawab dan
kewenangannya.
2) Mendorong aktifitas dan kreatifitas serta dedikasi seluruh
personil sekolah.
3) Mendorong terciptanya suasana kondusif didalam dan diluar
lingkungan sekolah.
4) Menampung, melayani, dan mengakomodir segala macam
keluhan aparat kependidikan disekolah tersebut dan berusaha
membantu pemecahannya.
5) Membantu mengembangkan kerjasama dan kemitraan kerja
dengan semua unsur terkait.
6) Membantu mengembangkan kegiatan intra dan ekstrakulikuler
disekolah.
7) Membimbing dan mengarahkan seluruh personil sekolah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran pada sekolah
tersebut.
24
8) Menampilkan sikap keteladanan sebagai supervisor dengan
berpedoman pada filsapat pendidikan, yaitu ingngarso sung
tulodo, ing madio mangun karso, tut wuri handayani.
9) Menampilkan sikap seorang pemimping yang demokratis.
10) Harus memiliki komitmen yang tinggi bahwa kepala sekolah,
guru, dan seluruh staf sekolah bukan bawahan, akan tetapi
merupakan mitra kerja.
b) Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, seseorang supervisor
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
1) Mengamati dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas
kepala sekolah, guru, dan seluru staf sekolah diketahui dengan
jelas tugas yang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana atau
tidak.
2) Memantau perkembangan pendidikan pengajaran disekolah
yang menjadi tanggung jawab dan kewarganegaraannya
termasuk belajar siswa pada sekolah yang bersangkutan.
3) Mengawasi pelaksanaan administrasi sekolah secara
keseluruhan yang di dalamnya terdapat administrasi personil,
administrasi materil, administrasi kurikulum.
4) Mengendalikan penggunaan dan pendistribusian serta
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di
sekolah tersebut.
25
5) Mengawasi dengan seksama berbagai kegiatan yang
dilaksanakan disekolah, terutama dalam rangka melaksanakan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
6) Disamping mengawasi, para supervisor juga melaksanakan
fungsi penilaian dan pembinaan terhadap berbagai aspek yang
menjadi tugas pokoknya.
c) Dalam melaksanakan fungsi pelaksana, seorang supervisor
1) Melaksanakan tugas-tugas supervisi/ pengawasan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2) Mengamankan berbagai kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
3) Melaporkan hasil supervisi / pengawasan kepada pejabat yang
berwenang untuk di analisis dan tindak lanjuti.
C. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Di dalamnya
terjadi interaksi antara berbagai komponen, yaitu guru, siswa dan materi
pelajaran Zayadi dalam Heri Gunawan (2012 : 108) menyatakan:
Secara etimologis pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa inggris, instruction yang bermakna upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang, melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sedangkan secara terminologis yaitu suatu totalitas yang melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam
26
desai intruksional (intructional design) untuk membuat siswa atau peserta
didik belajar secara aktif (studen active learning) yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Karena pembelajaran pada dasarnya adalah
merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang
seseorang agar bisa belajar dengan baik, agar tercapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Firman Allah SWT dalam Q.S
Luqman (31):13
Terjemahannya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”( Kementerian Agama RI 2011 : 412)
Berdasarkan ayat diatas, bahwa proses pembelajaran
mengharuskan adanya interaksi dianatara keduanya, yakni pendidik
(teacher / murabbi) yang bertindak sebagai pengajar dan peserta didik
(student / murid) yang bertindak sebagai orang yang belajar. Karena
mengajar pasti merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan
indidvidu peserta didik. Hal ini disebabkan karena guru yang mengajar
dan peserta didik yang belajar merupakan “dwi tunggal” dalam perpisahan
raga bersatu antara guru dan pesrta didik.
27
Dalam peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar
pendidikan Nasional pada pasal 19-24 dijelaskan tentang standar proses
pembelajaran sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara intraktif, insipiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi,
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatif dan kemandirian sesuai bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
2. Dalam proses pembelajaran pendidik harus memberikan
keteladanan.
3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien ( berkualitas).
4. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
sumber belajar dan penilaian hasil pembelajaran.
5. Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah
maksimal pesrta didik perkelas dan beban mengajar maksimal setiap
pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik
dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik.
28
6. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai.
7. Teknik penilaian dapat berupa tes tulis, observasi, tes praktek, dan
penguasaan perorangan atau kelompok.
8. Untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, teknik penilaian observasi secara individu sekurang-
kurangnya dilaksanakan satu kali dalam semester.
9. Pengawasan dalam proses pembelajaran meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan dan pengambilan langkah tindak lanjut
yang diperlukan.
10. Standar perencanaan pelaksanaan proses pembelajaran. Menilai
hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan materi.
Proses pembelajaran tersebut sangat di perlukan, mengingat
semakin banyak dan tingginya tuntutan kehidupan masyarakat. Semakin
tinggi taraf perkembangan masyarakat, maka semakin tinggi dan banyak
tuntutan yang harus dipenuhi mulai TK, SD, SMP, SMA/SMK, PT bahkan
sampai pascasarjana disediakan untuk menyiapkan peserta didik agar
mampu memenuhi tuntutan tersebut. Firman Allah SWT Dalam Q.S An
Nisa (4) :58
29
Terjemahannya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. ( Kementerian Agama RI 2011: 437)
Berdasarkan ayat di atas, bahwa apabila kita mendaptkan suatu
amanat maka kita harus mengerjakannya sebagai pemimpin diwajibkan
untuk selalu belajar agar tugas dan tanggung jawabnya di laksanakan
sesuai dengan perintah Allah SWT. Oleh sebab itu kita sebagai Hamba
Allah diwajibkan untuk selalu belajar dan mengajarkan ilmu yang
kitaketahui kepada orang lain agar ilmu yang kita miliki bernilai ibadah
dihadapan Allah sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
سهى قبل خيشكى ي اننبي صم الله عهيو سضي الله عنو ع عفب ب ب عث ع
و)ساه انبخبسي( عه تعهى انقشآ
Artinya:
Dari utsman bin Affan r.a dari nabi Muhammad SAW bersabda,”Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.”(H.R Bukhari)
Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW tersebut bahwa proses
pembelajaran merupakan suatu upaya pengembangan seluruh
30
keperibadian individu, baik segi fisik maupun psikis, sejalan dengan Bloom
dalam Ahamad Tafsir ( 2007 : 134), menekankan bahwa pendidikan pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses pembelajaran
disekolah sasaran belajar sering dirumuskan dalam bentuk tujuan
pembelajaran.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian lapangan survey dan merupakan
penelitian kiualitatif dengan mengesplorasi data dilapangan dengan
metode analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran
secara cepat tepat tentang peranan kepala sekolah sebagai supervisor
dalam meningkatkan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto
Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Suharsimi Arikunto
(2010:117) Mengemukakan bahwa:
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriftif yakni penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan memberikan gambaran mendalam terhadap suatu organisasi atau lembaga tertentu, yang akan diamati.
B. Lokasi dan Obyek Penelitian
Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno adalah salah satu sekolah
yang menjadi favorit para orang tua dan para alumni Madrasah ibtidaiyah.
Sekolah ini terletak di Desa Toddopulia Kecamatan tanralili kab. Maros .
Sekolah ini menjadi lokasi penelitian bagi penulis dengan beberapa
pertimbangan :
1. Penulis mendapatkan permasalahan bahwa kepala sekolah tidak
menjalankan tugasnya sebagai seorang kepala sekolah di MI DDI
Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
32
2. Penulis ingin mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala sekolah
di MI DDI Bonto Panno ini.
3. Penulis ingin mengetahui tugas kepala sekolah sebagai supervisor
dalam mengawasi dan mengoreksi para bawahannya di MI DDI
Bonto Panno .
Sedangkan Objek penelitian yaitu kepala sekolah, tenaga pendidik
serta beberapa faktor pendukung yang ada disekolah tersebut dan di
anggap bisa memberi keterangan tentang peranan kepala sekolah.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek
penelitian Arikunto (2010 : 159). Jadi variabel dalam penelitian adalah
peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan
Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yakni variabel bebas
dan variabel terikat :
a. Variabel bebas dari penelitian ini adalah peranan kepala sekolah
sebagai supervisor.
b. Variabel terikat dari penelitian ini adalah menigkatkan pembelajaran.
D. Defenisi Operasional Variabel
Untuk memudahkan dan agar terhindar dari salah tafsir dalam
memahami judul ini, maka penulis mengemukakan pengertian judul
sebagai berikut :
33
Peranan kepala sekolah sebagai supervisor, adalah keterlibatan
kepala sekolah kapasitasnya sebagai pemimpin atau yang bertanggung
jawab atas segala yang terjadi terhadap dipimpinnya. Kepala sekolah
memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh untuk penyelenggaraan
seluruh kegiatan pendidikan. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung
jawab terhadap kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademik,
akan tetapi segala kegiatan, keadaan linkungan sekolah serta
hubungannya dengan masyarakat sekitar
Meningkatkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
melibatkan kepala sekolah untuk mencapai interaksi pembelajaran antara
guru dan siswa sehingga akan terpadu dua kegiatan yaitu, kegiatan
mengajar dan kegiatan belajar yang berguna untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
Berdasarkan pengertian diatas, maka yang dimaksud Peranan
Kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan pembelajaran di
Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kab. Maros adalah keterlibatan
kepala sekolah kapasitasnya sebagai pemimpin atau yang bertanggung
jawab atas segala yang terjadi terhadap yang dipimpinnya menjadikannya
lebih baik, lebih bermanfaat dan lebih bernilai.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam melakukan sebuah penelitian, populasi adalah faktor yang
menjadikan tujuan penelitian tercapai dengan maksimal. Beberapa pakar
34
mendefinisikan bahwa Arikunto (2006 ; 115) populasi adalah jumlah
keseluruhan obyek yang diteliti. Demikian pula Margono (2004 ; 118)
mengemukakan bahwa:
Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu lingkup dan waktu yang ia butuhkan, menurutnya populasi berhubungan dengan data bukan manusianya, jika manusia memberikan suatu data, maka banyaknya populasi akan sama dengan banyaknya manusia.
Menurut Nana Sudjana ( 1989 : 4 ) memberikan pengertian
tentang populasi yaitu : “populasi berkaitan dengan elemen unit tempat
perolehan informasi, elemen-elemen tersebut bisa individu, keluarga,
rumah tangga, kelompok-kelompok sosial, kelas, organisasi dan lain-lain”.
Populasi adalah seluruh individu atau penduduk yang menjadi
objek penelitian yang memiliki data-data yang diperlukan. Berkaitan
dengan hal ini, penulis mengadakan penelitian tentang peranan kepala
sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan pembelajaran di
Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno, dengan jumlah populasi yang
akan diteliti sebanyak 9 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah dan 8
pendidik.
Tabel 1 Jumlah populasi peserta didik Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno
2015/2016
No
Guru dan Siswa
Jenis kelamin
Jumlah Perempuan Laki-laki
1 Kepala sekolah - 1 1
2 Guru 6 2 8
3 Kelas 1 5 5 10
4. Kelas 2 6 6 12
5 Kelas 3 7 4 11
6 Kelas 4 4 7 11
35
7 Kelas 5 3 7 10
8 Kelas 6 5 6 11
Jumlah 74
Sumber data MI DDI Bonto Panno 2015
2. Sampel
Penelitian yang jumlah populasinya banyak, memerlukan sampel
yang benar-benar mewakili keseluruhan populasi yang merupakan obyek
penelitian tempat penulis memperoleh data yang diperlukan.
Menurut Arikunto (2002 : 131) jika kita akan hanya meneliti
sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian
sampel. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1975 : 70) sampel merupakan
sebagian individu yang diselidiki. Menurut Nawawi dalam Wasito (1992 :
70) sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data,
sebagian dari populasi untuk mewakili populasi. Arikunto (2002 : 112):
Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya lebih dari 100, dapat diambil sampel antara 10-15 persen atau 20-25 persen.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari
populasi yang ada dan menjadi sumber data bagi penulis dalam
penelitiannya.
Namun yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya kelas 5
dan 6 karena hanya kelas ini yang dapat menjawab angket yang peneliti
sebarkan yaitu dengan jumlah 21 orang dan guru 9 orang. Untuk lebih
jelasnya liat tabel dibawah ini:
36
No Guru dan Siswa Jenis kelamin Jumlah
Perempuan Laki-laki
1 Kepala sekolah - 1 1
2 Guru 6 2 8
3 Kelas 5 3 7 10
4 Kelas 6 5 6 11
Jumlah 30
Sumber data MI DDI Bonto Panno
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh
peneliti dalam melaksanakan tugas yang disesuaikan dengan instrument
yang digunakan. Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan
bertujuan mendapatkan data dan informasi yang dapat dipertanggung
jawabkan. Instrument ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam
melaksanakn penelitian dan mempermudah mendapatkan informasi guna
melengkapi hasil penelitian.
Adapun instrumen penelitian yang penulis gunakan adalah
sebagai berikut:
1. Pedoman observasi
Pedoman observasi adalah sebagai usaha mengamati fenomena-
fenomena yang akan diselidiki baik itu secara langsung maupun secara
tidak langsung dengan menfungsikan setiap alat indera terutama
penglihatan untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan,
kemudian setelah melakukan observasi maka peneliti mencatatnya.
37
2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara merupakan sejumlah pertanyaan yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan wawancara dengan
responden,untuk memperjelas masalah yang diangkat sebagai variabel
penelitian.
3. Pedoman Angket
Angket merupakan pertanyaan tertulis yang akan disebar pada
responden secara logis yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti.
4. Catatan dokumentasi
Catatan dokumentasi adalah mencatat atau mengambil data-data
atau arsip yang ada di MI DDI Bonto Panno, yang digunakan sebagai
sumber data yang mengambarkan kondisi ideal kepala sekolah yang
menjadi subjek dalam penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan
mengadakan komunikasi secara langsung dengan sumber informasi
(informan) tentang kondisi lokasi penelitian, dalam hal ini peneliti
berkomunikasi dengan kepala sekolah dan pendidik.
38
2. Angket
Metode pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan
tertulis dalam bentuk multiple choice kepada informan untuk memperoleh
data yang diperlukan dalam penelitian.
3. Wawancara
Metode yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau
percakapan dengan para responden data, baik dengan menggunakan
daftar pertanyaan atau pun percakapan bebas yang berhubungan dengan
permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.
4. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang
berhubungan dengan permasalahan melalui dokumen-dokumen tertulis
maupun arsip.
Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dua
sumber yakni:
a. Data primer, data yang dikumpulkan lewat metode interview atau
wawancara langsung kepada obyek analisis penelitian yakni kepala
sekolah dan pendidik.
b. Data sekunder, data yang diperoleh melalui refrensi yang
berhubungan dengan permasalahan yang telah ada, data yang
bersumber pada informan yang tidak berhubungan langsung dengan
permasalahan peneliti, seperti informan pelengkap yakni aparat
pemerintah dan pemuka masyarakat setempat.
39
H. Teknik Analisis Data
Setelah mengumpulkan dan mengolah data, maka penulis
menganalisis data dengan jenisnya. Dalam menganalisis data kualitatif,
penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1. Metode kompratif yaitu menganalisis data dengan cara
membandingkan antara satu sumber atau pendapat dengan
pendapat lain yang relefan dengan permasalahan kemudian menarik
kesimpulan.
2. Metode deduktif yaitu suatu metode pengolahan data dari yang
bersifat umum dan mengambil kesimpulan yang bersifat khusus.
3. Metode induktif yaitu metode pengolahan data dari yang bersifat
khusus kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat umum.
Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan
metode analisis kuantitatif dalam teknik deskriptif kualitatif yang akan
menggambarkan data yang terkumpul dengan cara penggambaran
melalui tabel-tabel sederhana dengan rumus sebagai berikut:
Rumus tabel sederhana (rumus persentase)
P = F/N x 100%
Keterangan :
P = Angka presentase
F = frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu.
40
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Objektif MI DDI Bonto Panno Kec. Tanralili Kab. Maros
1. Sejarah berdirinya
Sebelum penulis melangkah dan membahas lebih jauh tentang
Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten
Maros, maka selayaknya penulis mengulas terlebih dahulu asal-usul
berdirinya, sebab dengan mengetahui asal-usul berdirinya akan
memudahkan untuk mengetahui apa dan bagaimana Madrasah Ibtidaiyah
DDI tersebut.
Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno atau sering disingkat MI
DDI Bonto Panno adalah salah satu Madrasah Ibtidaiyah yang terletak
didesa Toddopulia kecamatan tanralili kabupaten maros.
MI DDI Bonto Panno mulanya adalah Madrasah Ibtidaiyah yang
berstatus swasta didirikan pada tahun 2008 dengan nama MI DDI Bonto
Panno. Awal mulanya Madrasah ini cuman proses belajar mengajar
dilakukan disalah satu rumah warga yang terletak didaerah tersebut
karena prestasi dan kemajuan yang dicapai selama melangsungkan
proses pembelajaran, maka Menteri Agama memberikan bantuan kepada
sekolah tersebut yaitu berupa gedung belajar pada tahun 2012 sebanyak
dua kelas hingga sampai sekarang belum ada penambahan gedung untuk
madrasah tersebut. Jadi, sampai sekarang tahun 2015 ruang belajar
masih berjumlah dua kelas.
41
Adapun Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah DDI Panno
Tersebut yaitu:
a. Visi Madrasah
Mewujudkan Madrasah yang berkualitas, kompetitif, dan Islami
b. Misi Madrasah
1. Menumbuh kembangkan sikap dan amalia Islam
2. Menumbuhkan dan meningkatkan minat baca tulis Al-Qur’an
3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang inofatif dan
berkualitas
4. Meningkatkan pencapaian rata-rata nilai Ujian Nasional (UN)
5. Mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan bahasa Inggris
6. Meningkatkan pencapaian pretasi akademik dan non akademik
7. Memberdayakan lingkungan Madrasah sebagai sumber belajar
8. Menerapkan manajemen berbasis Madrasah dengan melibatkan
seluruh steakholder Madrasah dan Komite Madrasah
9. Membangun citra Madrasah sebagai mitra terpercaya masyarakat.
c. Tujuan Madrasah
1. Memberikan dasar-dasar keimanan, ketaqwaan, dan akhlakuk
karimah, sehingga siswa mampu mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Memberikan dasar-dasar keilmuan secara optimal, sehingga siswa
mampu memecahkan masalah dan mempunyai kepekaan sosial.
42
3. Meningkatkan kegiatan yang dapat menumbuh kembangkan budaya
baca tulis Al-Qur’an.
4. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM) sehingga siswa mampu mencapai prestasi
akademik dan non akademik serta optimal.
5. Mengoptimalkan pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan
sehingga siswa mampu meningkatkan rata-rata nilai Ujian Nasional
(UN) serta berkompetensi pada tingkat nasional.
6. Meningkatkan tingkat sarana dan prasarana sebagai penunjang
proses pembelajaran sehingga siswa betah berada di lingkungan
Madrasah.
7. Menerapkan manajemen pengendali mutu Madrasah sehingga dapat
meningkatkan animo siswa baru, transparansi, dan akuntabilitas.
2. Keadaan TenagaPendidik MI DDI Bonto Panno
Dalam proses belajar mengajar seorang guru mempunyai tugas
memberi motivasi membimbing dan memberi fasilitas belajar kepada anak
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran karena itu guru bukan semata-
mata sebagai pengajar tetapi sebagai pendidik yang mampu memberikan
pengarahan dan tuntunan kepada anak didik oleh karena itu. Guru
diharapkan memiliki kreativitas yang dapat meningkatkan keberhasilan
pembelajaran anak didik siswa
Untuk tenaga edukatif, MI DDI Bonto Panno memiliki 8 orang
tenaga pendidik yang sebagian belum menyelesaikan S1 masih dalam
43
tahap penyelesaian. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan oleh Bapak
Kepala Sekolah MI DDI Bonto Panno Pada tanggal 09 februari 2015:
Adapun nama-nama tenaga pengajar dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel2 Keadaan Tenaga Pendidik MI DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili
Kabupaten MarosTahun Pelajaran 2015/2016
No Nama Status/jabatan Kelas/ bidang studi
yang di ajarkan
1. Muh.Sukma, S.Pd Kepala sekolah BK
2. Halijah Gty Guru kelas 1
3. Nurhaeda, S.Pd Gty Guru kelas 2
4 Hasbia Gty Guru kelas 3
5 Rahmawati Gty Guru kelas 4
6 Abd. Rahman Gty Guru kelas 5
7 Jamaluddin Gty Guru kelas 6
8 Muliati Gty Guru PAI kelas 1,2 dan 3
9 Sira, S.Pd.I Gty Guru Pai kelas 4,5 dan 6
10 Dg. Udding Keamanan -
Sumber data MI DDI Bonto Panno 2015
3. Kedaan Siswa MI DDI Bonto Panno
Jumlah peserta didik (siswa) di MI DDI Bonto Panno desa
Toddopulia KecamaatanTanralili kabupaten maros pada tahun ajaran
2014/2015 mulai Kelas 1 sebanyk 10 siswa, kelas 2 sebanyak 12 siswa,
kelas 3 sebanyak 11, kelas 4 sebanyak 11 siswa, kelas 5 sebanyak 10
siswa, dan kelas 6 sebanyak 11 jadi jumlah keseluruhan adalah 65,
Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut :
44
Tabel 3
Keadaan Siswa MI DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten
Maros
No
Populasi
Jenis kelamin
Jumlah Perempuan Laki-laki
1 Kelas 1 5 5 10
2 Kelas 2 6 6 12
3 Kelas 3 7 4 11
4. Kelas 4 4 7 11
5 Kelas 5 3 7 10
6 Kelas 6 5 6 11
Jumlah 30 35 65
Sumber data MI DDI Bonto Panno 2015
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa madrasah
ibtidaiyah DDI Bonto Panno kecamatan tanralili kabupaten maros tahun
ajaran 2014/2015 sebanyak 65 orang.
4. Keadaan Sarana dan Prasarana MI DDI Bonto Panno
Sarana dan Prasarana belajar merupakan salah satu faktor
pendukung dalam mewujudkan suasana belajar yang nyaman dan
menyenangkan. Karena lingkungan fisik tempat belajar mempunyai
pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. lingkungan fisik yang
dimaksud adalah:
1. Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus
memungkinkan semua siswa bergerak dengan leluasa, tidak
berdesak-desakan dan tidak saling mengganggu antara siswa pada
saat melakukan aktifitas belajar.
45
2. Pengaturan tempat duduk. Pengaturan tempat duduk yang penting
adalah memungkinkan terjadinya tatap muka sehingga guru dapat
mengontrol tingkah laku siswa.
3. Ventilasi dan pengaturan cahaya. Hal ini penting untuk terciptanya
suasana belajar yang nyaman.
4. Pengaturan penyimpanan barang-barang. Barang-barang atau
sarana belajar hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu gerak kegiatan siswa.
Adapun keadaan sarana dan prasarana di MI DDI Bonto Panno
kecamatan tanralili kabupaten maros sebagai berikut:
Keadaan Sarana Dan Prasarana MI DDI Bonto Panno
Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa sarana dan prasarana
di MI DDI Bonto Panno tidak memungkinkan untuk dibuatkan tabel
berhubung karena ruang belajar hanya ada 2 ruangan kelas dan yang
lainnya masih menunggu kebijaksanaan pemerintah.
B. Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabuapaten Maros.
Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Ia mempunyai
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh
kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang di pimpinnya agar
sekolah yang dipimpinnya dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
46
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran
jalannya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi segala
kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya
serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung
jawabnya pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada perkembangan
dan kemajuan sekolah adalah merupakan tugas dan tanggung jawab
kepala sekolah.
Tabel 4 Pendapat siswa tentang peranan kepala sekolah dalam meningkatkan
pembelajaran di madrasah ibtidaiya DDI Bonto Panno kecamatan tanralili kabupaten maros.
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat baik 10 47,62 %
2 Baik 9 42,86 %
3 Kurang baik 2 9,52 %
Jumlah 21 100 %
Sumber data: Angket Nomor 1
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 21 orang siswa yang di
jadikan sampel terdapat 10 orang atau 47,62 % menjawab peranan kepala
sekolah dalam meningkatkan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI
bonto panno kecamatan tanralili kabupaten maros sangat baik, 9 orang
siswa atau 42,86 % menyatakan baik, dan 2 orang siswa atau 9,52 %
yang menyatakan kurang baik.
Pernyataan tersebut didukung wawancara penulis dengan
Nurhaeda, guru Madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan tanralili
kabupaten maros yang mengemukakan bahwa:
47
Peranan kepala sekolah dalam meningkatkan pembelajaran adalah usaha memajukan sekolah dan menanggulangi kesulitan yang di alami sekolah baik yang berupa atau bersifat material seperti perbaikan gedung, penambahan ruangan, dan penambahan perlengkapan maupun yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah tidak dapat bekerja sendiri. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan para guru yang dipimpinnya (wawncara 09 maret 2015)
Dari hasil wawancara di atas, penulis dapat menjelaskan bahwa
kepala sekolah adalah pemimpin yang harus menentukan kemajuan suatu
sekolah baik perlengkapan belajar mengajar yang harus di persiapkan
dalam melengkapi kebutuhan di lingkungan pendidikan seorang kepala
sekolah tidak bisa menjalankannya sendiri oleh karena itu tugas kepala
sekolah agar bisa maksimal maka tugasnya harus menerima bantuan dari
bawahannya atau para staf sekolah.
Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan
kepada sikap guru , staf dan para siswa yang mempunyai latar belakang
kehidupan, kepentingan dan tingkat sosial budaya berbeda sehingga tidak
mustahil terjadi konflik antara individu bahkan antara kelompok. Dalam
menghadapi hal semacam itu kepala sekolah harus bertindak arif,
bijaksana dan adil.Tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianak emaskan.
Dengan kata lain seorang pemimpin kepala sekolah harus mampu
memperlakukan bawahannya sehingga tidak terjadi diskriminasi.
Sebaliknya dapat diciptakan semangat kebersamaan antara mereka yaitu
guru, staf dan para siswa.
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan
kegiatan-kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan
48
dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang
jelas bagi guru-guru yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan
pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
yang tepat serta memberi petunjuk, mendorong semangat kerja,
menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya agar mereka
dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam
petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan
Pernyataan tersebut didukung wawancara penulis dengan
Muhammad Sukma , kepala sekolah Madrasah ibtidaiyah DDI bonto
Panno kecamatan tanralili kabupaten maros yang mengemukakan bahwa:
Kepala sekolah mempunyai tugas yaitu mengatur semua kegiatan yang ada di sekolah mulai pengaturan program tahunan,program semester pembagian tugas para guru yang menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat tercapai proses pembelajaran yang maksimal.(wawancara tanggal 09 maret 2015)
Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis dapat menarik suatu
kesimpulan bahwa kegiatan di sekolah merupakan tanggung jawab
seorang pemimpin baik dari segi prasarana hingga pelaksanaan
pembelajaran dan pembagian tugas para guru ditentukan oleh kepala
sekolah semua itu tidak bisa berjalan dengan baik jika pemimpin tidak
bekerja sama dengan bawahannya.
C. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan Pembelajaran Di MI DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor yaitu memberi masukan
kepada tenaga pendidik yang masih dirasa perlu dibenahi dibina dan
49
ditingkatkan kemampuan dan keterampilannya. Tindakan ini untuk
mencegah agar para tenaga pendidik tidak melakukan kesalahan dan
berhati-hati dalam menjalankan pekerjaan mereka. Peranan supervisi
kepala sekolahlah yang di harapkan dapat memberikan masukan, saran
meningkatkan motivasi dan semangat para guru agar tidak patah
semangat dalam mencoba menerapkan gagasan pengetahuan dan
keterampilan mereka di kelas.
Tabel 5 Pendapat siswa tentang peranan kepala sekolah sebagai supervisor
dalam meningkatkan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat baik 14 66,67%
2 Baik 5 23,81%
3 Kurang baik 2 9,52%
Jumlah 21 100%
Sumber data: Angket Nomor 2
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 21 orang siswa yang di
jadikan sampel terdapat 14 orang atau 66,67 % menjawab peranan kepala
sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan pembelajaran di
madrasah ibtidaiyah DDI bonto panno kecamatan tanralili kabupaten
maros sangat baik, 5 orang siswa atau 23,81 % menyatakan baik, dan 2
orang siswa atau 9,52 % yang menyatakan kurang baik.
Pernyataan tersebut didukung wawancara penulis dengan
Rahmawati guru Madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan tanralili
kabupaten maros yang mengemukakan bahwa:
50
Peran kepala sekolah sebagai supervisor adalah memberi bantuan, bimbingan dan arahan kepada guru dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh guru dikelas dan mencari jalan keluar dari setiap permasalahan tersebut secara bersama-sama. (wawncara 24 april 2015).
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa peran kepala
sekolah sebagai supervisor sangat memberi manfaat kepada guru dalam
mencari solusi dari setiap permasalahan yang mereka hadapi dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan bantuan yang
diberikan oleh kepala sekolah yang berupa bimbingan, dan arahan,
diharapkan agar guru lebih profesional dan mampu meningkatkan
kinierjanya.
Tugas kepala sekolah sebagi supervisor salah satunya adalah
melakukan kunjungan kelas untuk melihat atau mengamati seorang guru
yang sedang mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru
mengajar, termasuk mengetahui tentang pengetahuan guru mengenai
kurikulum yang berlaku saat ini. Dengan kata lain, untuk melihat apa
kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki dan
ditata sedemikian rupa sehingga apa yang masing-masing di inginkan
sesuai dengan kenyataan yang mereka lihat. Oleh karena itu supervisi
yang di lakukan oleh kepala sekolah sangat dibutuhkan oleh guru
sebagaimana wawancara penulis dengan Halija Di Madrsah Ibtidaiyah
DDI Bonto Panno Kecamatan Tanraliili Kabupaten Maros yang
menyatakan bahwa :
Kepala sekolah sebagai supervisor sangat bermanfaat terhadap pemahaman kurikulum yang berlaku saat ini. Selain itu, kepala
51
sekolah sebagai supervisor juga memberi solusi atau jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul dikelas. (wawancara tanggal 20 maret 2015).
Wawancara di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai
supervisor mempunyai pengaruh positif bagi guru karena guru dapat
mengetahui bagaimana perkembangan kurikulum, guru juga dapat
bertanya langsung mengenai permasalahan yang muncul dikelas, baik
permasalahan yang muncul dari siswa maupun permasalahan yang
muncul dari guru itu sendiri yang kemudian di carikan solusi dan jalan
keluar yang tepat. Keterbukaan antara kepala sekolah sebagai supervisor
dan guru sebagai pihak yang di supervisi akan membuat keduanya mudah
menyelesaikan masalah yang muncul dikelas. Guru tanpa ragu akan
mengatakan masalahnya, sebaliknya kepala sekolah sebagai pemimpin
yang baik dan bijaksana akan mudah mendengarkan dan memberikan
jalan keluarnya.
Tabel 6 Pernyataan siswa tentang kepala sekolah sebagai supervisor bermanfaat
terhadap pemahaman kurikulum saat ini di MI DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1. Sangat bermanfaat 10 47,61 %
2. Bermanfaat 6 28,58 %
3. Kurang bermanfaat 5 23,81%
Jumlah 21 100 %
Sumber data : Angket Nomor 3
Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 21 orang siswa yang di
jadikan sampel terdapat 10 orang siswa atau 47,61 % menjawab bahwa
kepala sekolah sebagai supervisor sangat bermanfaat terhadap
pemahaman kurikulum di madrasah ibtidiyah DDI Bonto Panno
52
Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros, 6 orang siswa atau 28,58 % yang
menjawab bahwa kepala sekolah sebagai supervisor bermanfaat terhadap
pemahaman kurikulum yang berlaku saat ini, dan 5 orang siswa atau
23,81% yang menjawab kurang bermanfaat.
Pernyataan di atas di dukung wawancara penulis dengan Rahman
sebagai berikut :
Kepala sekolah hendaknya dapat membimbing para guru untuk dapat meneliti dan memilih bahan-bahan mana yang baik yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat. (Wawancara Tanggal 20 maret 2015).
Wawancara tersebut menujukkan bahwa kehadiran atau
keberadaan kepala sekolah didalam kelas ketika guru mengadakan
proses belajar mengajar, mau tidak mau memberi pengaruh positif bagi
guru dan siswa. Ketika guru akan di supervisi, tentunya guru akan
mempersiapkan diri dan materi pelajaran yang akan diajarkan akan
dikuasainya dengan baik. Sebagai guru yang baik, dia tentunya tidak akan
mau mendapat banyak kritikan dari kepala sekolah hanya karena materi
yang diajarkan tidak dikuasai.
Tabel 7 Pernyataan siswa tentang kunjungan kelas kepala sekolah dalam rangka
supervisi untuk meningkatkan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI bonto panno kecamatan tanralili kabupaten maros.
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1. Sangat setuju 11 52,38 %
2. Setuju 7 33,34 %
3. Tidak setuju 3 14,28 %
Jumlah 21 100 %
Sumber data : Angket nomor 4
53
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 21 orang siswa yang
dijadikan sampel terdapat 11 orang siswa atau 52,38 % menjawab sangat
setuju bahwa kunjungan kelas kepala sekolah dalam rangka supervisi
membantu memperbaiki proses belajar mengajar untuk meningkatkan
pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI Bonto panno kecamatan tanralili
kabupaten maros, 7 orang siswa atau 33,34 % menyatakan setuju, dan 3
orang siswa atau 14, 28 siswa yang menyatakan tidak setuju.
Pernyataan di atas di dukung wawancara penulis dengan Muliati
sebagai berikut:
Kunjungan kelas kepala sekolah dalam rangka supervisi berpengaruh bagi semua guru di sekolah. Supervisi kepala sekolah memberikan bimbingan, motivasi, dan semangat bagi guru untuk berusaha memperbaiki pengajaran. (Wawancara Tanggal 20 maret 2015).
Berdasaran pendapat di atas, penulis dapat jelaskan bahwa
kunjungan kelas kepala sekolah dalam rangka supervisi sangat di
butuhkan oleh guru di madrasah ibtidaiyah DDI bonto panno kecamatan
tanralili kabupaten maros karena supervisi kepala sekolah membantu guru
bersikap profesional dalam menjalankan tugas mereka sebagai pendidik.
Tabel 8 Pernyataan siswa tentang keberhasilan guru dalam mengajar salah
satunya karena hasil dari supervisi kepala sekolah di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili
Kabupaten Maros
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1. Sangat setuju 16 76,19 %
2. Setuju 4 19,04 %
3. Tidak setuju 1 4,77 %
Jumlah 21 100%
Sumber data : Angket Nomor 7
54
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 21 orang siswa yang di
jadikan sampel terdapat 16 orang siswa atau 76,19 % yang menyatakan
sangat setuju bahwa keberhasilan guru dalam mengajar salah satunya
karena hasil dari supervisi kepala sekolah di madrasah ibtidaiyah DDI
bonto panno kecamatan tanralili kabupaten maros, 4 orang siswa atau
19,04 % yang menyatakan setuju, dan 1 orang siswa yang atau 4, 77 %
yang menyatakan tidak setuju.
Hasil wawancara penulis dengan Sira di madrasah ibtidaiyah DDI
Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros menyatakan sebagai
berikut :
Manfaat dari supervisi kepala sekolah sudah begitu banyak, di antaranya adalah guru dapat mengetahui cara menyusun kurikulum, cara mengevaluasi, dan penggunaan metode pembelajaran secara benar. Hal itu yang membuat guru mudah menerapkan metode pembelajaran dan peserta didik pun mudah memahaminya. (hasil wawancara tanggal 20 maret 2015).
Berdasarkan pendapat di atas, penulis juga dapat menjelaskan
bahwa supervisi kepala sekolah memang sangat diperlukan untuk
menunjang proses belajar mengajar disekolah. Selain itu kepala sekolah
sebagai supervisor juga sangat membantu dan memberikan masukan
bagi guru dalam meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah sebagai
pendidik, memang harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya.
55
Tabel 9 Pernyataan siswa tentang kepala sekolah sebagai supervisor Memberikan
Manfaat Terhadap Kinerja Guru Dalam Meningkatkan Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan
Tanralili Kabupaten Maros
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1. Sangat setuju 13 61,91 %
2. Setuju 5 23,81 %
3. Tidak setuju 3 14,28 %
Jumlah 21 100 %
Sumber data : angket nomor 11
Tabel tersebut membuktikan bahwa dari 21 siswa yang dijadikan
sampel terdapat 13 orang siswa atau 61,91 % yang menyatakan sangat
setuju bahwa kepala sekolah sebagai supervisor memberikan manfaat
terhadap kinerja guru dalam meningkatkan pembelajaran di madrasah
ibtidaiyah DDI bonto panno kecamatan tanralili kabupaten maros, 5 orang
siswa atau 23, 81 % yang menjawab setuju, 3 orang siswa atau 14,28 %
yang menyatakan tidak setuju.
Uraian tabel tersebut kemudian didukung oleh wawancara penulis
dengan Hasbia sebagai berikut :
Kepala sekolah sebagai supervisor pada umumnya membimbing guru untuk lebih disiplin dan berhati-hati dalam menjalankan tugas-tugasnya di sekolah. Supervisi kepala sekolah banyak mengandung unsur pembinaan agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki sehingga kinerja guru yang disupervisi dapat meningkat. (wawancara tanggal 21 maret 2015).
Dari hasil wawancara di atas, penulis dapat jelaskan bahwa
kepala sekolah sebagai supervisi sudah jelas dapat meningkatkan kinerja
56
guru karena supervisi kepala sekolah bersikap membina dan membimbing
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu,
kepala sekolah juga memberikan arahan-arahan yang sikapnya
membangun dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh guru dikelas.
Berdasarkan permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa
peranan kepala sekolah sebagai supervisor dimadrasah ibtidaiyah DDI
bonto panno kecamatan tanralili kabupaten maros adalah mengawasi,
membangun, membina, mengkoreksi, memberi arahan dan mencari
inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pendidikan yamg dilaksanakan
dilingkungan sekolah. Dengan demikian, pelaksanaan pengajaran dapat
berjalan sesuai dengan prosedur yang diharapkan.
D. Faktor Pendukung Dan Penghambat Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
Dalam melaksanakan berbagai macam kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari, belum tentu apa yang kita harapkan sesuai dengan kenyataan
yang terjadi akan ada faktor pendukung dan penghambat. Begitu pula
dalam pelaksanaan tugas kepala sekolah sebagai sebagai supervisor di
madrasah ibtidaiyah DDI bonto panno kecamatan tanralili kabupaten
maros.
1. Adapun faktor pendukung kepala sekolah adalah sebagai berikut:
a. Faktor Siswa
Siswa merupakan obyek utama dalam proses belajar mengajar.
Siswa belajar dari pengalaman mereka, dan kualitas pendidikannya
57
bergantung pada pengalamannya, kualitas pengalamannya, sikap-sikap
termasuk sikap-sikapnya pada pendidikan adalah dipengaruhi oleh orang
yang dikaguminya.
Dalam hal murid-murid tidak berbeda dengan manusia lain karena
dalam kenyataannya pengalaman murid diluar program akademis dalam
rangka pengaruh pendidikan dan intelektual yang dipelajarinya pada
kurikulum reguler. Oleh karena itu kehadiran murid merupakan faktor
pendukung kepala sekolah karena tanpa murid proses pembelajaran tidak
bisa tercapai sesuai dengan apa yang kita harapkan yaitu terciptanya
proses pembelajaran yang baik.
b. Faktor Kurikulum
Kurikulum dalam arti yang luas adalah semua program dan
kehidupan dalam sekolah.Kurikulum sekolah dapat dipandang sebagai
bagian kehidupan. Oleh karena itu kurikulum sangat berpengaruh sekali
pada maju mundurnya pendidikan. Kurikulum sifatnya tidak statis akan
tetapi dinamis yakni senantiasa dipengaruhi oleh berbagai perubahan-
perubahan dalam pendidikan yang mendasarinya.
Hasil wawancara penulis dengan Hasbia di MI DDI Bonto Panno
Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros sebagai berikut :
Kurikulum adalah semua program dalam sekolah. Kurikulum sekolah dapat dipandang sebagai bagian kehidupan. Oleh karena itu kurikulum sangat berpengaruh sekali pada maju mundurnya pendidikan dengan adanya kurikulum kita dimudahkan untuk membuat silabus dan RPP.(Wawancara tanggal 21 maret 2015).
58
Apalagi kita mengadakan pembaharuan dalam pendidikan, kita
harus memperhatikan kurikulum yang sudah dirumuskan. Kalau
pendidikan diperbaharui maka secara otomatis kurikulumnya pun harus
berubah. Adapun faktor hambatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Faktor kepala sekolah
Di dalam menjalankan tugas, kepala sekolah adalah seorang
pemimpin atau seorang manager yang perlu mengetahui fungsi-fungsi
manajemen. Kepala sekolah harus membuat suatu perencanaan sekolah
setiap tahunnya. Perencanaan program sekolah tersebut yang
menyangkut tujuan yang dicapai, materi belajar baik yang bersifat
akademis maupun yang bersifat praktis, serta perencanaan tenaga
pendidik baik yang ada maupun yang harus dikontrak dari luar seperti
tenaga pengajar keterampilan. Kemudian kepala sekolah perlu melakukan
pengawasan atau penilaian serta pengendalian terhadap seluruh kegiatan
disekolah sesuai dengan program yang telah ditentukan setiap harinya.
Misalnya jika seorang guru kurang disiplin, kurang memberikan
penanaman nilai-nilai atau kurang menguasai ilmu yang di ajarkan, maka
kepala sekolah perlu mengambil tindakan perbaikan. Kepala sekolah
dapat juga melakukan pertemuan setiap harinya setelah jam sekolah
selesai untuk membicarakan berbagai hal sebagai pelaksanaan tugas
supervisi.
Selain itu kepala sekolah juga bertugas merumuskan tujuan dan
sasaran-sasaran sekolah, mengevaluasi kinerja guru, mengevaluasi kerja
59
staf sekolah, menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi
sekolah, membangun dan menciptakan iklim psikologis yang baik antar
komunitas sekolah, menjalin hubungan dan ketersentuhan kepedulian
terhadap masyarakat, membuat perencanaan bersama staf dan komunitas
Mengingat banyaknya tugas yang di embang oleh kepala
sekolah, maka terasa dan tampak jelas kesulitan bagi kepala sekolah
untuk membagi waktu dalam pelaksanaan supervisi dalam meningkatkan
pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI bonto panno kecamatan tanralili
kabupaten maros.
Hasil wawancara penulis dengan Rahman di madrasah ibtidaiyah
DDI bonto panno kecamatan tanralili kabupaten maros sebagai berikut :
Hambatan yang alami oleh kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi di madrasah ibtidaiyah DDI bonto panno kecamatan tanralili kabupaten maros adalah beban kerja kepala sekolah terlalu banyak. (wawancara tanggal 20 maret 2015)
Hasil wawancara di atas membuktikan bahwa banyaknya tugas
kepala sekolah memang menjadi faktor penghambat terlaksananya
kegiatan supervisi di madrasah ibtidaiyah DDI bonto panno kecamatan
tanralili kabupaten maros. Banyaknya tugas tersebut menyebabkan
kepala sekolah kesulitan melakukan kunjungan kelas secara teratur dalam
rangka melihat dan membantu guru saat mengajar.
b. Faktor guru
60
Profesi sebagai seorang guru hingga kini tetap menempati posisi
terhormat pada starata sosial masyrakat kita. Karena itu, tidak heran ada
adagium yang mengatakan bahwa guru ditiru dan digugu. Artinya, selain
guru sebagai orang yang dipercaya dan di muliakan juga menjadi suri
tauladan, terlebih bagi para anak didik. Sayangnya dan entah kenapa, kita
masih melihat dan mendengar ternyata masih banyak oknum guru yang
berperilaku yang dapat menyebabkan citra dunia pendidikan tercemar
,baik dengan melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji, termasuk
bersikap malas dan bahkan suka bolos dalam mengajar di tempat
sekolahnya.
Ada beberapa faktor penyebab malasnya guru masuk kelas yaitu:
1. Rendahnya penguasaan materi pelajaran.
Guru yang tidak menguasai pelajaran lambat laun akan
kewalahan menghadapi siswa-siswinya di kelas.pada akhirnya apabila
persoalan rendahnya penguasaan materi pelajaran ini tidak di tanggulangi
dengan segera, maka akan mengakibatkan guru malas masuk mengajar.
2. Guru tidak menguasai metode mengajar
Penguasaan materi pelajaran saja tidak cukup. Guru juga harus
mempunyai kemampuan mengajar dengan baik. Sehingga penguasaan
metode mengajar yang inovatif dan bervariasi mutlak di kuasai oleh guru.
Minimnya variasi mengajar guru mengakibatan siswa cepat bosan.
3. Faktor lingkungan
61
Seorang guru muda baru lulus dan memiliki semangat mengajar
yang tinggi secara tidak sadar dapat menjadi guru pemalas apabila
berada pada sekolah yang tidak disiplin. Masuk atau tidak masuk kelas
tidak pernah dipermasalahkan. Berada dilingkungan yang demikian akan
membuat seorang guru idealis menjadi guru pemalas.
4. Guru memiliki usaha lain yang lebih menjanjikan secara finansial .
Dengan adanya usaha sampingan ini membuat guru kehilangan
fokus terhadap profesi utamanya sebagai pengajar. Mengajar hanya
dijadikan pekerjaan sampingan, sementara bisnis atau usahanya di
utamakan.Perilaku dari oknum guru diatas jelas sangat menghambat
kegiatan supervisi kepala sekolah dimadrasah ibtidaiyah DDI bonto panno
kecamatan tanralili kabupaten maros karena akan sulit mempertemukan
antar keduanya.
Dari pembahasan tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa
terdapat dua faktor yang menjadi penghambat supervisi kepala sekolah
dimadrasah ibtidaiyah DDI bonto panno kecamatan tanralili kabupaten
maros yaitu faktor dari kepala sekolah itu sendiri yang menyangkut
banyaknya beban tugas kepala sekolah sehingga kesulitan membagi
waktu. Penghambat yang kedua adalah faktor guru yaitu guru yang malas
masuk kedalam kelas dan tidak bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pengajaran disekolah.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat
menyimpulkan :
1. Kepala sekolah mempunyai tugas yaitu mengatur semua kegiatan
yang ada di sekolah mulai pengaturan program tahunan,program
semester pembagian tugas para guru yang menjadi tanggung
jawabnya sehingga dapat tercapai proses pembelajaran yang
maksimal.
2. Peranan kepala sekolah sebagai supervisor di madrasah ibtidaiyah
DDI bonto panno kecamatan tanralili kabupaten maros adalah
mengawasi, membangun, membina, mengoreksi, memberi arahan
dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pendidikan
yang dilaksanakan dilingkungan sekolah.
3. Faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah sebagai
supervisor sebagai berikut :
a. Faktor pendukung
Yang menjadi faktor pendukung kepala sekolah sebagai supervisor
di madrasah ibtidaiyah DDI Bonto Panno kecamatan tanralili
kabupaten maros yaitu faktor siswa atau masyarakat dan faktor
kurikulum.
62
63
b. Faktor penghambat
Yang menjadi faktor penghambat kepala sekolah sebagai supervisor
di madrasah ibtidaiyah DDI Bonto Panno kecamatan tanralili
kabupaten maros ada dua yaitu faktor dari kepala sekolah itu sendiri
yang menyangkut banyaknya beban tugas kepala sekolah sehingga
kesulitan membagi waktu. Penghambat yang kedua adalah faktor
guru yang malas masuk ke kelas dan tidak bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pengajaran di sekolah.
B. Saran-saran
1. Diharapkan kepala sekolah agar selalu mengatur program
tahunan,program semester pembagian tugas para guru.
2. Kepala sekolah sebagai supervisor di tuntut untuk mengawasi,
membangun, membina, mengoreksi, memberi arahan dan mencari
inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan dilingkungan sekolah.
3. Di harapkan kepala sekolah dapat memanfaatkan faktor pendukung
kepala sekolah itu sendiri dan dapat mengatasi semua kendala yang
dapat menghambat jalannya proses pendidikan agar menghasilkan
generasi penerus yang berkualitas untuk bangsa ini.
4. Semua unsur turut bertanggung jawab tentang kemajuan sekolah
dalam arti memfasilitasi sekolah dalam bentuk finansial dan
menjalankan proses pembelajaran yang menyenangkan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Alqur’an Al-karim
Arikunto, Suharsmi, 2006, prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet. XIII, PT. Rineka Cipta, Jakarta.s
Asmara, Husna. 1985, Pengantar kepemimpinan pendidikan.Ghlib Indonesia, bogor
Danin, Sudarwan, 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Uni Birokrasi keLembaga Akademik.PT. Bumi Aksara, Jakarta
Daryanto, Ibrahim. 2006. Administrasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Kementerian Agama RI Direktorat. Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2004, Pedoman administrasi dan supervisi pendidikan
Kementerian Agama RI, 2011. Al Qur’an dan Terjemahan. PT Sygma Examedia Arkanleema, Bogor
Departemen Pendidikan Nasional, 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. III, Jakarta :Balai Pustaka.
Hadi, Sutrisno, 1975, statistik,jilid II, YayasanPsikologi UGM, Yogyakarta
Hady, M. Samsul. 2001. Manajemen Madrasah, Proyek Emis Dirjen Kelembagaan Agama Islam. Depag RI, Jakarta
Heri Gunawan, 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Alfabeta. Bandung
Margono, S. 2004. MetodePenelitian. Cet. IV, PT. RinekaCipta. Jakarta
…………….., 2002, ManajemenPendidikan , Cet V, PT. Rinekacipta Jakarta
Moh. Zuhuri, 1998. Himpunan Khutbah Jum’at, Hari Raya Dan Gerhana. Pustaka Amani. Jakarta
Mulyasa, E, 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, Rosda Karya. Bandung
Riyanto, Yatim 2001. Cet 2 metodologi penelitian. surabaya: sic
Sujana, Nana. 1989. Penelitiandan Pendidikan. Sinar Baru. Bandung
65
Wahjosumidjo, 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Raja Grfindo Persada. Jakarta
Zuhirini, 2012. Filsafat Pendidikan Islam. Pt. Bumi Aksara. Jakarta.
ANGKET PENELIATIAN
PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH
DDI BONTO PANNO KECAMATAN TANRALILI KABUPATEN MAROS
JAMALUDDIN
I. Keterangan angket
1. Angket ini di maksudkan untuk memperoleh data objektif dari guru
dalam rangka penyusunan skripsi
2. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami
dalam penyelesaian studi.
II. Petunjuk Pengisian Angket
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan,
terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah tersedia.
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang
( X) pada jawaban yang diaggap paling tepat.
3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua
soal dapat dijawab. Dan sebelumnya, kami tidak lupa ucapkan terima
kasih atas segala bantuannya.
III. Identitas Siswa
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin : Perempuan / Laki-Laki
4. Kelas :
IV. Daftar pertanyaan
1. Bagaimana menurut anda tentang peran kepala sekolah dalam
meningkatkan pembelajran di madrasah ibtidaiyah DDI bonto panno
kecamtan tanralili kabupaten maros?
a. Sangat baik c. Kurang baik
b. Baik
2. Bagaimana menurut anda tentang peran kepala sekolah sebagai
supervisor di madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan
tanralili kabupaten maros?
a. Sangat baik c. Kurang baik
b. Baik
3. Manurut anda apakah kepala sekolah sebagai supervisor
bermanfaat terhadap pemahaman kurikulum saat ini di madrasah
ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
a. Sangat bermanfaat c. Kurang bermanfaat
b. Bermanfaat
4. Apakah anda merasa terawasi dengan kunjungan kelas kepala
sekolah ketika jam belajar di madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno
kecamatan tanralili kabupaten maros?
a. Sangat terawasi c. Kurang terawasi
b. Terawasi
5. Apakah anda memerlukan kunjungan kelas kepala sekolah dalam
rangka supervisi di madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan
tanralili kabupaten maros?
a. Sangat memerlukan c. Kurang memerlukan
b. Memerlukan
6. Kunjungan kelas kepala sekolah dalam rangka supervisi membantu
memperbaiki cara belajar untuk meningkatkan pembelajaran di
madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan tanralili kabupaten
maros?
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju
7. Keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya karena hasil dari
supervisi kepala sekolah di madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno
kecamatan tanralili kabupaten maros?
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju
8. Dalam memberikan supervisi, kepala sekolah memberikan
bimbingan kepada anda untuk memecahkan masalah yang di
hadapi dikelas di madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan
tanralili kabupaten maros?
a. Sangat setuju c. Tida setuju
b. Setuju
9. Kepala sekolah telah bertindak demokratis dalam memberikan
supervisi kepada anda ?
a. Sangat setuju c. Tida setuju
b. Setuju
10. Dalam memberikan supervisi, kepala sekolah tidak mencari-cari
kesalahan anda tapi justru memecahkan masalah secara bersama-
sama?
a. Sangat setuju c. Tida setuju
b. Setuju
11. Kepala sekolah sebagai supervisor memberikan manfaat terhadap
peningkatan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno
kecamatan tanralili kabupaten maros?
a. Sangat setuju c. Tida setuju
b. Setuju
12. Apakah anda sering dibimbing oleh kepala sekolah untuk
meningkatkan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI bonto
Panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
a. Sangat sering d. Tidak pernah
b. Sering
13. Apakah kehadiran kepala sekolah dalam rangka supervisi sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan pembelajaran di madrasah
ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
a. Sangat di butuhkan c. Kurang dibutuhkan
b. Dibutuhkan
14. Menurut anda, apakah kepala sekolah mengetahui tugasnya yang
harus di lakukan di madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan
tanralili kabupaten maros?
a. Sangat mengetahui c. Kurang mengetahui
b. Mengetahui
15. Apakah supervisi kepala sekolah sangat memotivasi dalam
meningkatkan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI bonto
Panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
a. Sangat memotivasi c. Kurang memotivasi
b. Memotivasi
16. Apakah anda memerlukan supervisi kepala sekolah dalam
meningkatkan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI bonto
Panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
a. Sangat memerlukan c. Kurang memerlukan e. Ragu-ragu
b. Memerlukan d. Tidak memerlukan
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH
DDI BONTO PANNO KECAMATAN TANRALILI KABUPATEN MAROS
JAMALUDDIN
I. Petunjuk Wawancara
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan,
terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah tersedia.
2. Jawablah tes wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian
karena jawaban bapak/ ibu guru akan sangat membantu
kelengkapan data yang penulis butuhkan. Dan sebelumnya tak lupa
kami ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.
II. Identitas Guru
Nama :
Jabatan :
Kelas yang di ajar :
Lengkapi tes wawancara dengan: hari / tanggal dan waktu
wawancara!
III. Daftar pertanyaan
1. Menurut bapak/ ibu guru bagaimana peran kepala sekolah dalam
meningkatkan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI bonto
panno kecamatan tanralilikabupaten maros?
2. Apa saja tugas kepala sekolah dalam meningkatkan
pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI bonto panno
kecamatan tanralilikabupaten maros?
3. Apakah supervisi kepala sekolah sangat memotivasi dalam
meningkatkan pembelajaran dimadrasah ibtidaiyah DDI bonto
panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
4. Apa saja tugas kepala sekolah sebagai supervisor dalam
meningkatkan pembelajaran dimadrasah Ibtidaiyah DDI Bonto
Panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
5. Menurut bapak / ibu apakah supervisi kepala sekolah dapat
meningkatkan pembelajaran di madrasah ibtidaiyah DDI Bonto
Panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
6. Manfaat apa saja yang yang diperoleh bapak/ ibu dari supervisi
yang di lakukan kepala sekolah dimadrasah ibtidaiyah DDI bonto
panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
7. Apakah bapak / ibu memerlukan supervisi kepala sekolah dalam
meningkatkan pembelajaran dimadrasah ibtidaiyah DDI bonto
panno kecamatan tanralili kabupaten maros? Jelaskan!
8. Apakah kepala sekolah sebagai supervisor selalu melakukan
kunjungan kelas ketika proses pembelajaran berlangsung di
madrasah ibtidaiyah DDI bonto Panno kecamatan tanralili
kabupaten maros?
9. Menurut bapak / ibu guru faktor pendukung apa saja yang dapat
meningkatkan pembelajaran di madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto
Panno Kecamatan Tanralili kabupaten maros?
10. Menurut bapak / ibu guru apa saja faktor penghamabat kepala
sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan pembelajaran di
Madrasah Ibtidaiyah DDI Bonto Panno Kecamatan Tanralili
Kabupaten Maros?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH
PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH
DDI BONTO PANNO KECAMATAN TANRALILI KABUPATEN MAROS
JAMALUDDIN
I. Petunjuk Wawancara
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan,
terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah tersedia.
2. Jawablah tes wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena
jawaban bapak/ ibu guru akan sangat membantu kelengkapan data
yang penulis butuhkan. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan
terima kasih atas segala bantuannya.
II. Identitas Kepala sekolah
Nama :
Jabatan :
Jenis kelamin : laki-laki / perempuan
Lengkapi tes wawancara dengan: hari / tanggal dan waktu wawancara!
III. Daftar pertanyaan
1. Apa saja peran bapak sebagai kepala sekolah dimadrasah
ibtidaiyah DDI Bonto Panno kecamatan tanralili kabupaten maros?
2. Apa saja peranan bapak sebagai supervisor dalam meningkatakan
pembelajaran dimadrasah ibtidaiyah DDI Bonto Panno kecamatan
tanralili kabupaten maros?
3. Apakah supervisi yang bapak lakukan dapat meningkatkan
pembelajaran dimadrasah ibtidaiyah DDI Bonto Panno kecamatan
tanralili kabupaten maros?
4. Apa saja faktor pendukung bapak untuk meningkatkan
pembelajaran dimadrasah ibtidaiyah DDI Bonto Panno kecamatan
tanralili kabupaten maros?
5. Apa saja faktor penghambat bapak untuk meningkatkan
pembelajaran dimadrasah ibtidaiyah DDI Bonto Panno kecamatan
tanralili kabupaten maros?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Jamaluddin, Lahir Di Kampung Beru Dusun
Kacici Desa Toddolimae Kecamatan Tompo Bulu
Kabupaten Maros pada tanggal 20 mei 1991.
Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Dg.
Tammi dengan Dg. Dina. Penulis mulai duduk
dibangku Sekolah Dasar No 23 Inpres
Toddopulia tahun 1997 dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan pendidikan di sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Tanralili dan tamat pada tahun 2007. Kemudian pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
Indonesia Maros dan tamat pada tahun 2010. Penulis tidak langsung
melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi tapi, pada tahun 2011
penulis melanjutkan Studi Strata Satu (S1) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah