1 Laporan Kuliah Kerja Media PERAN REPORTER DALAM PRODUKSI BERITA JOGJA DI TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA Disusun Oleh : Argo Rohadian Saputro D1405010 TUGAS AKHIR Ditujukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya D3 Komunikasi Terapan PROGRAM D3 KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008
88
Embed
PERAN REPORTER DALAM PRODUKSI BERITA JOGJA DI …/Peran... · 2 MOTTO · With great power comes great responsibility. · Jangan pernah menyerah pada keadaan karena orang yang berhasil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Laporan Kuliah Kerja Media
PERAN REPORTER DALAM PRODUKSI BERITA JOGJA DI TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
Argo Rohadian Saputro
D1405010
TUGAS AKHIR
Ditujukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya
D3 Komunikasi Terapan
PROGRAM D3 KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2008
2
MOTTO
· With great power comes great responsibility.
· Jangan pernah menyerah pada keadaan karena orang yang berhasil di dunia
adalah orang yang bangkit dan mencari keadaan yang mereka inginkan, dan
kalau mereka tak menemukannya, mereka akan menciptakannya.
· Pengalaman adalah guru yang paling brutal. Tapi kita baru akan benar-
benar belajar dari pengalaman.
· Kita tak bisa memilih bagaimana dan kapan kita akan mati. Kita hanya bisa
memutuskan bagaimana kita akan hidup.
3
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan dengan penuh cinta kepada :
· Papa, Mama dan kakak-kakakku. Terima kasih untuk segalanya.
· Alm. Riza Andana dan Berinda Nuryadewi Mardaningtyas. Terima kasih
atas persahabatan dan cinta yang pernah singgah, semoga kalian bahagia
disana. Saksikan aku menggapai mimpiku dari atas sana.
· Orang-orang yang pernah dan masih meragukanku, ini hanyalah awal dari
pembuktianku kepada kalian.
· Orang-orang yang telah mewarnai hidupku serta semua teman diseluruh
tempat yang pernah aku singgahi, Arividerci…
4
KATA PENGANTAR
Pelaksanaan Kuliah Kerja Media yang dilakukan di LPP TVRI stasiun D.I
Yogyakarta mampu memberikan gambaran kepada penulis tentang betapa
pentingnya peran reporter dalam proses produksi jurnalistik televisi khususnya
dalam program Berita Jogja.
Dan berdasarkan pelaksanaan Kuliah Kerja Media pada periode 4 Februari
2008 sampai dengan 4 Maret 2008 itu, penulis telah menyusun Tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan program Diploma III Komunikasi Terapan
Jurusan Broadcasting Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Dalam
penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis telah dibantu oleh banyak pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
· The One and Only, Allah SWT, karena selalu ada untukku bahkan ketika
aku selalu lupa bersujud di hadapan-Mu. Terima kasih karena telah
menganugerahkan hidup dengan segala keindahan dan kegetirannya.
· Drs. H. Supriyadi, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
· Drs. A. Eko Setyanto, M.Si selaku Ketua Program D III Komunikasi
Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Sebelas
Dalam pengertian umum, berita berarti kabar yakni pemberitahuan oleh
seseorang kepada orang lain mengenai sesuatu hal atau kejadian. Pers barat
mengartikan NEWS sebagai akronim dari North, East, West, dan South yang
diartikan sebagai laporan dari mana-mana dan berbagai tempat di seluruh dunia.
Pendapat tersebut tidak salah tetapi hanya merupakan definisi berita dari satu
sudut pandang saja. Definisi berita menurut beberapa narasumber adalah :
· Laporan tercepat dari suatu peristiwa/kejadian yang faktual, penting, dan
menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan
mereka.4
· Fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi
sejumlah besar pembaca 5
· Berita adalah uraian tentang peristiwa fakta dan atau pendapat yang
mengandung nilai berita dan yang sudah disajikan melalui media massa
periodik.6
C. Nilai dan Kualitas Berita
Tidak semua kejadian dan informasi yang beredar di masyarakat bisa
dikategorikan menjadi sebuah berita. Untuk menentukan apakah suatu informasi
bernilai berita atau tidak maka harus memuat tujuh nilai berita7 sebagai berikut :
4 Mitchel V. Charnley dalam Asep Syamsul M. Romli SIP, Jurnalistik Praktis untuk pemula (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003) hlm. 34 5 Dean M Lyle Spencer dalam Ibid. 6 JB Wahyudi, Jurnalistik Televisi, tentang dan sekitar siaran berita TVRI (Bandung, Alumni, 1985) hlm. 27 7 Melvin Mencher, News reporting and writing (Brown & Benchmark, 1997) hlm. 58
16
1. Timeless : Event that are immidiate recent.
Artinya, peristiwa yang baru–baru ini terjadi atau aktual.
2. Impact : Events that are likely to effect many people.
Artinya, suatu kejadian yang dapat memberikan dampak terhadap orang
banyak.
3. Prominence : Event involving well-known pepople or institutions.
Artinya, suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang
maupun lembaga.
4. Proximity : Events geographically or emotionally close to the reader,
viewer or listener.
Artinya, suatu peristiwa yang ada kedekatannya dengan seseorang, baik
secara geografis maupun emosional.
5. Conflict : Event that reflect clashes between people or institutions.
Artinya, suatu kejadian yang mengandung pertentangan antara seseorang,
masyarakat, atau lembaga.
6. The unsual : Events that deviate sharply from the expected and the
experiences of everyday life.
Artinya, suatu peristiwa yang tidak biasanya terjadi dan merupakan
pengecualian dari pengalaman sehari-hari.
7. The currency : Events and situations that are being talked about
Artinya, hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyak.
17
Selain tujuh nilai berita tersebut, Mitchel V. Charnley juga
mengemukakan beberapa standar yang dipakai untuk mengukur kualitas berita8 :
1. Accurate : All information is verified before used.
Artinya, sebelum berita itu disebarluaskan harus dicek dulu ketepatannya.
2. Properly atributed : The reporter identifies his or her source of
information.
Artinya, semua saksi atau narasumber harus punya kapabilitas untuk
memberikan kesaksian atau informasi tentang yang diberitakan.
3. Balanced and fair : All sides in a controversy are given.
Artinya, bahwa semua narasumber harus digali informasinya secara
seimbang.
4. Objective : The news writer does not inject his or her feeling opinion.
Artinya, penulis berita harus objektif sesuai dengan informasi yang didapat
dari realitas, fakta, dan narasumber.
5. Brief and Focused: The news story gets to the point quickly.
Artinya, materi berita disusun secara ringkas, padat, dan langsung
sehingga mudah dipahami.
6. Well written : Stories are clear, direct, interesting.
Artinya, kisah beritanya jelas, langsung dan menarik.
8 Baksin. Op. Cit. hlm. 51
18
D. Jenis Berita Televisi
Dalam sebuah program berita terdapat beberapa macam corak penyajian
berita. Berita-berita tersebut dibagi menjadi empat jenis berita televisi9, yaitu :
1. Warta Berita (Straight newscast)
Jenis berita yang merupakan laporan tercepat mengenai suatu peristiwa
yang sedang terjadi di masyarakat (aktual).
2. Pandangan Mata (On the spot telecast)
Jenis berita yang merupakan siaran langsung dari tempat terjadinya
peristiwa.
3. Wawancara Udara (interview on the air)
Jenis berita dengan cara memperoleh informasi dari narasumber melalui
wawancara yang disiarkan secara langsung.
4. Komentar (Commentary)
Jenis berita yang berupa uraian yang bersifat analisis dengan titik tolak
suatu fakta yang telah disiarkan sebelumnya pada program straight
newscast.
Selain empat jenis berita diatas, juga terdapat pendapat lain yang membagi
berita berdasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data10 :
9 Onong Uchjana Effendy, Televisi siaran Teori dan Praktik (Bandung, Mandar Maju, 1993) hlm. 169 10 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik televisi:Menjadi Reporter Profesional, cetakan kedua (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005) hlm. 40
19
1. Hard news (berita berat)
Berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik
sebagai individu, kelompok maupun organisasi.
2. Soft news (berita ringan)
Sering juga disebut Feature yaitu berita yang tidak terikat dengan
aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya.
3. Investigative news (laporan penyelidikan)
Jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak diperoleh dipermukaan, tetapi
harus dilakukan berdasarkan penyelidikan sehingga penyajian beritanya
membutuhkan waktu lama dan tentu akan menghabiskan energi reporter
E. Sumber Berita
Sebuah stasiun televisi bisa mendapatkan berita yang akan disiarkan dari
sumber-sumber berikut11:
1. Nara sumber (pejabat, pakar, saksi mata, dan lain-lain) yang relevan.
2. Catatan harian redaksi.
3. Files/kliping dan kepustakaan.
4. Radio darurat (ORARI, kepolisian, dan lain-lain).
5. Politikus (anggota DPR, pimpinan partai).
6. Lembaga swadaya masyarakat (LSM).
7. Pihak oposisi.
8. Siaran langsung (reportase) radio dan televisi.
11 J.B Wahyudi , Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1996) hlm. 31
20
9. Pengumuman pemerintah.
10. Press release (humas).
11. Koresponden .
12. Kantor berita (cetak dan audiovisual).
13. Jaringan radio atau televisi (BBC,CNN,NHK, ABC,NBC, dan lain-
lain).
14. Media massa periodik lain dengan menyebutkan sumbernya.
15. Pertukaran materi berita dengan sumber lain. Misalnya, TVRI setiap
hari melakukan pertukaran berita televisi melalui satelit dengan
Broadcasters Asia-Pasifik (ABU) dan bahkan dengan Eurovision
(Broadcaster Eropa).
16. Tokoh masyarakat atau public figur.
F. Penyusunan Program Berita
Penyusunan program berita televisi adalah pekerjaan tim yang
melibatkan banyak orang di banyak bagian. Video tape yang berisikan
materi-materi berita siap siar masih harus diputar di ruang playback yang
berada di bagian telecine pada saat siaran berita. Penyiar berita yang telah
dirias akan duduk di ruang studio di hadapan sedikitnya tiga kamera yang
akan dioperasikan oleh tiga juru kamera (cameraman). Ruang studio juga
harus memperoleh intensitas pencahayaan cukup sehingga diperlukan juru
lampu (lightingman) yang harus stand by setiap saat untuk menghasilkan
efek obyek baik kontras maupun silouet. Demikian pula untuk mengatur
21
volume suara musik, suara wawancara di studio maupun suara yang
terekam di dalam gambar (natural sound) diperlukan seorang juru suara
(sound-man). Sementara untuk memadukan tulisan-tulisan (credit title)
dari Video Type Writer maupun Telop dengan gambar-gambar visual
memerlukan seorang switcher.
Semua crew yang terlibat tersebut akan dikomandoi oleh seorang
pengarah acara (Program director) yang duduk di ruang Production
Control dan dibantu oleh Floor Director (Pengarah lapangan/studio)
dengan naskah acuan yang disebut rundown. Ini berarti semua crew harus
aktif mengikuti saat sedang berlangsungnya siaran berita12.
Tanggung jawab setiap hari bagi seorang reporter berakhir setelah
berita itu ditayangkan. Usai penayangan berita biasanya dilakukan rapat
redaksi untuk mengevaluasi tayangan berita hari itu. Berikut beberapa
crew beserta tugasnya13 :
· Program Director
Bertugas memimpin siaran dan serta mengarahkan jalannya
produksi siaran berita televisi. Memimpin dari mulai persiapan
produksi, editing sampai pelaksanaan siaran berita televisi.
· Assistant Program Director
Membantu program director dalam pelaksanaan siaran berita
televisi.
12 Dedy Iskandar Muda, Op.Cit. Hal.161 13 Ibid. Hal.181
22
· Technical Director
Bertanggung jawab terhadap masalah tekhnik siaran berita televisi.
· Video Enginnering
Bertanggung jawab dalam pengaturan gambar (kamera) atau
mengatur CCU (camera control unit).
· Audioman
Bertanggung jawab dalam pengaturan audio dari penyiar dan
dubbing.
· Swicher
Bertugas memadukan gambar menjadi satu teknik pengaturan
gambar (visual) dari hasil editing ke dalam rangkaian siaran berita
televisi.
· Kameramen
Bertugas mengambil gambar penyiar pada saat siaran berita
televisi.
· VTR
Bertugas mem-playback materi atau merekam siaran berita televisi.
· Penyiar
Bertugas menyiarkan berita kepada audiens dalam siaran berita
televisi.
23
G. Reporter
a. Definisi Reporter
Berikut ini adalah beberapa definisi reporter :
· Seorang yang mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah, dan
menyajikan berita14.
· Seorang wartawan aktif yang bertugas mengumpulkan berita dari berbagai
sumber, lalu menyusunnya ke dalam format penulisan berita kemudian
disiarkan15
· Wartawan media elektronik/cetak yang bertugas mencari fakta atau data
dan menyusunnya dalam format tulisan berita untuk media dimana ia
bekerja16
· The person who covers the day events with a photographer and makes
sure the stories are written and edited properly for the evening newcast.17
Artinya, seseorang yang meliput suatu peristiwa dengan fotografer serta
menulis peristiwa tersebut dengan benar kemudian mengedit sebagaimana
mestinya untuk siaran berita.
b. Tugas Reporter
Dalam pekerjaannya, reporter mempunyai beberapa tugas sebagai berikut 18 :
14 J.B. Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1994) hlm. 21 15 Iskandar Muda Op. Cit. hlm. 14 16 Darwanto Sastro Subroto, Produksi acara televisi (Duta Wacana University, 1994) hlm. 157 17 Ray White, TV News:Building career in Broadcast Journalism (Boston London, Focal Press, 1990) hlm. 41 18 Husain Junus dan Aripin Bansuru, Seputar Jurnalistik:Pedoman pendidikan dasar bagi calon Wartawan ( Solo, Aneka. 1996) hlm. 22
24
1. Peliput
Meliput setiap peristiwa yang terjadi untuk bahan berita.
2. Penyusun
Peristiwa yang sudah diliput akan disusun menjadi suatu berita yang
menarik untuk publik.
3. Penyebar Informasi
Berita yang telah disusun akan disampaikan kepada publik, berita itu akan
menjadi informasi untuk mereka.
c. Stand Up Reporter
Dalam menyajikan sebuah berita, terkadang seorang reporter diharuskan
melakukan stand up untuk melaporkan suatu kejadian atau kondisi obyek berita
langsung dari tempat. Stand up bagi reporter dimungkinkan karena adanya sistem
ROSS yang berlaku dalam dunia jurnalistik televisi19 :
· Reporter On the Spot and on the Screen.
Seorang reporter berada di lokasi kejadian dan ketika ditayangkan tampak
di layar televisi.
· Reporter On the Spot but off the Screen
Reporter berada di lokasi kejadian tapi tidak ditampilkan di layar televisi
ketika berita ditayangkan.
· Reporter off the Spot and on the Screen
Reporter tidak berada di lapangan tapi ketika berita disiarkan maka dia
muncul di layar televisi dengan menggunakan teknik blue screen.
19 Wahyudi Op. Cit. hlm. 37
25
· Reporter Off the Spot and off the Screen
Reporter tidak berada di lokasi kejadian dan juga tidak muncul di layar
televisi.
Stand up tidak dilakukan dengan tujuan untuk membuat seorang reporter
terkenal. Ketika reporter mempersiapkan suatu paket berita, maka ia dihadapkan
pada keputusan perlu tidaknya melakukan stand up pada suatu reportase di depan
kamera. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa reporter perlu melakukan
stand up20 :
1. Menunjukkan Lokasi
Penampilan reporter di depan kamera menunjukkan bahwa reporter
tersebut benar-benar berada di lokasi kejadian. Penonton lalu mengetahui
bahwa informasi yang disampaikan berasal dari reporter yang langsung
berada di tempat kejadian dan langsung menyaksikan peristiwa yang
tengah berlangsung.
2. Pendalaman Berita
Jika seorang reporter mempunyai informasi yang mendalam dan detil
tentang suatu berita, maka stand up merupakan cara yang bagus untuk
menjelaskan informasi tersebut dengan kata-kata. Jadi stand up dapat
digunakan untuk membantu mengilustrasikan berita yang kekurangan
gambar.
20 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Ghalia Indonesia, 2004) hlm. 60
26
3. Keseimbangan Berita.
Stand up dapat digunakan untuk membuat keseimbangan berita. Apabila
seseorang menolak untuk diwawancarai, maka reporter bisa
menyampaikan hal tersebut kepada penonton melalui stand up. Kenyataan
bahwa seseorang menolak memberikan komentar memberikan kesan
kepada penonton bahwa narasumber tersebut tengah menyembunyikan
sesuatu.
4. Menunjukkan Cara
Stand up merupakan cara yang sangat efektif dalam membantu reporter
TV menunjukkan kepada penonton mengenai cara kerja atau proses kerja
suatu alat.
5. Sebagai Penyambung
Stand up berfungsi untuk menghubungkan dua peristiwa yang berada di
dua lokasi yang berbeda. Perbedaan lokasi perlu dijembatani agar
penonton tidak merasa tersentak dengan perbedaan suasana yang kontras
antara dua lokasi tersebut.
d. Tujuan dan Jenis Wawancara
Dalam mengumpulkan data di lapangan, reporter mencari dan
mengumpulkan fakta melalui pengamatan/observasi, wawancara atau melakukan
riset dokumentasi. Berikut ini adalah tujuan wawancara :
· Wawancara digunakan untuk mendapatkan pernyataan/statement dari
pihak yang bersangkutan dalam fakta yang diliput. Disamping itu untuk
27
memperoleh keakuratan data dari berbagai pihak yang menjadi bagian dari
obyek peliputan berita.21
· Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan keterangan langsung dari
sumber berita atau keterangan aktual dari pelaku atau saksi
kejadian/peristiwa itu.22
Untuk mencapai tujuan dan maksud tersebut, wawancara dibagi menjadi
tiga jenis23, yakni :
1. Information Interview
Wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan/info mengenai
suatu peristiwa.
2. Feature Interview
Wawancara dimaksudkan untuk mengorek kehidupan seseorang.
3. Opini Interview
Wawancara untuk mendapatkan pendapat/opini satu atau lebih sumber
berita.
e. Jenis Penulisan Reportase
Ada empat jenis penulisan reportase yang lazim digunakan24 :
1. Reportase sederhana (straight reporting)
Laporan suatu fakta atau peristiwa yang dibuat berdasarkan data atau
informasi yang diperoleh secara sederhana.
21 Ibid, hal. 46 22 Wahyudi Op. Cit. hlm. 102 23 FX. Koesworo, JB. Margantoro, Ronnie S. Viko, Dibalik tugas kuli tinta (Sebelas Maret University Press, Surakarta dan Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta, 1994) hlm. 100 24 LPPAI UII, Dasar-dasar Jurnalistik (Yogyakarta, LPPAI UII, 2001) hlm. 49
Sehubungan dengan perubahaan status tersebut, kini TVRI semakin
ditantang untuk mulai mandiri khususnya dalam memproduksi acara, mengingat
sudah ditiadakannya anggaran negara untuk penyelenggaraan produksi siaran
televisi.
C. Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran Tugas TVRI
a. Visi
Terwujudnya TVRI sebagai media independen, profesional, terpercaya
dan pilihan bangsa Indonesia, dalam keberagaman usaha dan program serta
jaringan penyiaran berkualitas yang ditujukan untuk melayani kepentingan
masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan melestarikan nilai budaya bangsa untuk memperkuat
kesatuan nasional
b. Misi
1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan
kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang
utama.
3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan
hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah
serta memperhatikan komunitas terabaikan.
4. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan
negara Indonesia di dunia internasional.
38
c. Tujuan Penyiaran TVRI
Memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa
yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan
kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri,
demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
( Pasal 3 UU No.32/Th.2002, tentang Penyiaran )
d. Tujuan dan Sasaran
1. Terciptanya program yang menarik.
2. Terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan.
3. Meningkatnya kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi informasi.
4. TVRI menjadi pusat sarana pembelajaran sekolah dan luar sekolah.
e. Meningkatnya sistem dan prosedur pada TVRI.
5. Meningkatnya kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah.
6. Terciptanya pemancar yang berkualitas dan Berteknologi tinggi.
7. Meningkatnya jangkauan siaran.
e. Tugas TVRI Sebagai TV Publik
Memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,
kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan
seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang
menjangkau seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
( Pasal 4 PP. No.13 Th.2005)
39
D. Arti Logo TVRI
Makna :
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan publik yang
informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan
misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan
perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari
huruf TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan
informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :
1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “memberikan layanan
informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam
upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ”membawa
perubahan ke arah yang lebih sempurna”
3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ”merupakan perintis atau
cikal bakal pertelevisian Indonesia”
40
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ”merupakan
lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di
bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”
5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ”menjadi pilihan
alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan
masyarakat”
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet
yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat
dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI
memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan
perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna
elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga
ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan
untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna :
Semangat dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.
Khusus untuk TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, dibawah logo tersebut
dicantumkan identitas lokal, yakni kata Jogja seperti yang tercantum dalam tulisan
Jogja Never Ending Asia, yang berupa tulisan tangan Sri Sultan
Hamengkubuwono X. Hal ini mengandung makna sebagai penghormatan terhadap
Kraton Yogyakarta sebagai pusat budaya dan cikal bakal pengembangan wilayah
DIY serta untuk turut mempromosikan ikon wisata DIY baik di kancah regional,
nasional dan internasional.
41
Hal lain lagi, bahwa dengan pencantuman tulisan Jogja ini, diharapkan
TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan misinya selaku TV Publik yang
mempunyai kepedulian dan keberpihakan terhadap publik DIY.
E. Sejarah TVRI Stasiun D.I Yogyakarta
TVRI Stasiun D.I Yogyakarta merupakan TVRI stasiun daerah pertama
kali yang berdiri di tanah air yakni tahun 1965. Pertama berdiri di Yogyakarta
berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Yogyakarta dipimpin oleh
Kepala Stasiun yang pertama yakni IR. Dewabrata. Konon untuk mendirikan
Menara Pemancar dibangun dari bahan bambu. Selanjutnya di tahun 1970 menara
pemancar TVRI Yogyakarta menempati lokasi baru di Jalan Magelang Km. 4,5
Yogyakarta, seluas 4 hektar, sampai dengan saat ini.
Siaran perdana TVRI Stasiun DIY pada tanggal 17 Agustus 1965 adalah
menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-20 oleh
Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.
Pada awalnya TVRI Stasiun DIY mengudara tiga kali dalam satu minggu
yang masing-masing berdurasi dua jam. Pada saat itu jangkauan siaran masih
terbatas pada area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10 Kw,
42
begitu pula format siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973, TVRI
Stasiun DIY telah mulai melakukan siaran setiap hari. Siaran produksi lokal TVRI
Stasiun DIY tiap harinya mencapai 2,5 hingga 3 jam, setelah dikumulasikan
dengan penyiaran terpadu dari TVRI Pusat Jakarta.
Karena faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul
maupun di Kulonprogo, saat ini terdapat beberapa daerah yang belum dapat
menerima siaran TVRI Stasiun DIY, oleh karenanya TVRI Stasiun DIY
berencana membangun tower pemancar didaerah Bukit Pathuk, Gunung Kidul
guna memperluas jangkauan siarannya.
Sejak didirikan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sampai dengan saat ini telah
dilakukan beberapa kali pergantian jabatan Kepala Stasiun yaitu sebagai berikut :
NAMA PERIODE
1. Ir. Dewabrata 1965 – 1971
2. R.M. Soenarto 1971 – 1975
3. Drs. Darjoto 1975 – 198 3
4. M. Djaslan, B.A 1983 – 1985
5. Drs. Ishadi SK, M.Sc 1985 - 1988
6. Drs. Semyon Sinulingga 1988 – 1990
7. Drs. Suryanto 1990 – Juli 1995
8. Drs. Bakaroni A.S. Agustus–Desember 1995
9. Sunjoto Suwarto Januari 1995 – 1998
10. Drs. Pudjatmo 1998 – 2000
11. Drs. Sutrimo MM, M.Si 2000
12. Drs. Sudarto HS 2000 – 2003
13. Drs. Bambang Winarso M.Sc 2003 – 2007
14. Drs. Tribowo Kriswinarso 2007 - sekarang
43
F. Visi dan Misi TVRI D.I Yogyakarta
a. Visi
Terwujudnya TVRI D.I Yogyakarta sebagai media Televisi Publik yang
independen, profesional, terpercaya dan pilihan masyarakat DIY, dalam
keberagaman usaha dan program yang ditujukan untuk melayani kepentingan
masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan masyarakat, dan melestarikan nilai budaya yang berkembang di DIY
dalam rangka memperkuat kesatuan nasional melalui jejaring TVRI Nasional.
b . Misi
1. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi media perekat sosial sekaligus
media kontrol sosial yang dinamis.
2. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi pusat layanan informasi yang
utama serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi
daerah dan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di DIY.
3.Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi pusat pembelajaran
demokratisasi dan transparansi informasi dalam rangka mewujudkan masyarakat
madani.
4. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta sebagai Televisi Publik yang bertumpu
pada keseimbangan informasi dengan tetap memperhatikan komunitas terabaikan.
5. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi media untuk membangun citra
positif DIY sebagai pusat budaya, pendidikan dan pariwisata ditingkat nasional,
regional maupun di dunia internasional melalui jejaring TVRI Nasional.
44
G. Prestasi TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
Beberapa penghargaan yang pernah di raih oleh TVRI D.I Yogyakarta diantaranya
adalah :
NO. THN NAMA
PENGHARGAAN PRESTASI KATAGORI
1. 1984 GATRA KENCANA JUARA II SIARAN PENDIDIKAN
2 1985 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN PENDIDIKAN
3 1986 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN KESENIAN
TRADISIONAL
4 1986 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN PENDIDIKAN
5 1987 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN KESENIAN
TRADISIONAL
6 1989 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN SPOT PROGRAM
7 1990
FESTIVAL
SINETRON
INDONESIA
UNGGULAN MUSIK TRADISIONAL
VIDEO NON CERITA
8 1990 FESTIFAL FILM
INDONESIA UNGGULAN SINEMA ELEKTRONIK
9 1992 GATRA KENCANA JUARA III DOKUMENTER
FEATURE
10 1992 GATRA KENCANA JUARA II SIARAN NEGERI
TERCINTA NUSANTARA
45
11 1993 GATRA KENCANA JUARA II CERITA ANAK
12 1995 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SINETRON NON
CERITA SEMI
DOKUMENTER
13 1996 GATRA KENCANA JUARA II SIARAN PARIWISATA
14 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
PRODUSER SINETRON
NON CERITA
BUDAYA TERBAIK
15 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
PRODUSER SINETRON
NON CERITA
PARIWISATA
TERBAIK
16 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
PRODUSER SINETRON
NON CERITA SEMI
DOKUMENTER
TERBAIK
17 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SUTRADARA
SINETRON NON
CERITA BUDAYA
TERBAIK
18 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SUTRADARA
SINETRON NON
CERITA SEMI
DOKUMENTER
TERBAIK
46
19 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SUTRADARA
SINETRON NON
CERITA PARIWISATA
TERBAIK
20 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
CAKRAWALA
BUDAYA TENUN
LURIK SINETRON
NON CERITA
21 1996 GATRA KENCANA JUARA II SIARAN KARYA
TEPAT GUNA
22 1996 GATRA KENCANA JUARA III CAKRAWALA
BUDAYA
23 1998 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN VIDEO KLIP
24 1998 GATRA KENCANA JUARA III ACARA PEDESAAN
25 1999 GATRA KENCANA PENGHARGAAN
PENILAIAN
ADMINISTRASI
TERBAIK
26 2000 GATRA KENCANA JUARA II PAKET ACARA
DRAMA
27 2002
MUSEUM REKOR
INDONESIA
(MURI)
PENGHARGAAN
PENYELENGGARA
BURSA INSIDENTAL
MOBIL BEKAS DENGAN
PESERTA TERBANYAK
47
28 2005 JAPAN PRIZE/ NHK NOMINE
PAKET FEATURE
DOKUMENTRY TTG
TSUNAMI
29 2006 INDONESIA WOW JUARA I PAKET ACARA
BUDAYA
30 2007 PENGHARGAAN
GUBERNUR DIY
PERAN SERTA DALAM
PENANGANAN
BENCANA ALAM
GEMPA DIY
SIARAN
PENANGANAN
BENCANA DAN
RELAWAN BENCANA
Setelah TVRI Nasional menjadikan Riset Media AC Nielsen untuk
memonitor siarannya, maka TVRI D.I. Yogyakarta menjadi salah satu stasiun
televisi yang menjadi obyek risetnya diantara berbagai stasiun TVRI Lainnya.
Dalam hal ini, prestasi yang baru saja diraih berkaitan dengan Riset AC Nielsen
ini adalah bahwa pada bulan April 2006, TVRI D.I Yogyakarta memperoleh
channel share terbaik diantara Stasiun TVRI se-Indonesia yakni 4,9 point.
H. Pola Siaran TVRI Stasiun D.I Yogyakarta
Sejak awal dioperasikannya TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, pola siaran
yang mengacu pada pola siaran TVRI Nasional, disebut pola acara terpadu. Hal
ini dikarenakan TVRI dibawah salah satu manajemen penyiaran, sehingga stasiun
TVRI daerah harus mengikuti pola acara terpadu dari pusat.
Acara yang diproduksi TVRI Stasiun D.I.Y disebut pola acara harian. Pola
acara harian disusun berdasarkan pola acara tahunan dari TVRI Pusat Jakarta.
48
Setelah diterima oleh TVRI Stasiun D.I.Y pola acara tersebut disebut pola acara
tahunan. Hal ini berarti pola acara tahunan TVRI Stasiun D.I.Y merupakan hasil
kombinasi antara pola acara pusat dengan daerah. Karena sistematis ini wajib,
maka siaran relay dari Pusat pasti selalu ada. Disamping itu apabila terjadi
kekosongan produksi siaran, stasiun TVRI daerah bisa langsung merelay dari
TVRI Nasional.
I. Ruang Lingkup
a. Jangkauan Siaran
Jangkauan siaran TVRI stasiun D.I.Y meliputi seluruh propinsi DIY dan
sebagian wilayah propinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Magelang, kota
Magelang, Temanggung, Wonosobo,sebagian Klaten, Sebagian Purworejo,
sebagian Karanganyar
b. Target Audiens
Acara-acara stasiun televisi ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat
propinsi DIY dan sebagian masyarakat Jawa Tengah yang tercakup dalam
jangkauan siaran TVRI Stasiun DIY. Oleh karenanya desain program TVRI
Yogyakarta tidak mengenal istilah Prime Time, sebab dari realita di lapangan,
kapanpun suatu acara ditayangkan, asalkan bagus dan berkualitas, ia akan tetap
mendapat tempat dihati pemirsa. Sehingga kenyataan ini mematahkan anggapan
bahwa pukul 7 hingga 9 malam adalah waktu prime time penayangan acara
unggulan suatu acara Televisi. Bulan Juli 2007, Tim Universitas Kristen Duta
Wacana Yogyakarta melakukan penelitian kecil dengan menyebar angket secara
acak pada 100 warga di DIY. Dari angket ini diperoleh hasil bahwa 64 orang atau
49
64 prosen warga DIY masih melihat TVRI Jogja. Meski penelitian ini perlu
ditindaklanjuti dengan penelitian lain yang lebih komprehensif, karena pada
realitanya masih banyak warga DIY yang menyukai tayangan TVRI Jogja.
J. Fungsi Publik
Sebagai stasiun televisi yang bervisikan budaya, pendidikan dan kerakyatan,
maka TVRI Yogyakarta berusaha untuk ikut lebur bersama dinamika kehidupan
masyarakat. Untuk itu selain melalui acara-acara talkshow yang memberi ruang
luas bagi pemirsa untuk ikut menyuarakan aspirasinya, TVRI juga memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas di TVRI
Yogyakarta untuk kegiatan pendidikan, seni budaya, serta kegiatan ekonomis.
a. Otobursa TVRI
Kegiatan jual beli mobil bekas ini dilaksanakn di halaman TVRI Yogyakarta,
Jl. Magelang Km.4,5 Yogyakarta setiap hari Minggu. Kegiatan ini diawali bulan
Maret 2002, saat itu hanya diikuti oleh 21 mobil. Minggu selanjutnya naik
menjadi 41 mobil Dan saat ini, dengan fasilitas parkir hampir 3 hektar, mampu
menampung 900 mobil dan pada bulan november 2004 masuk Museum Rekor
Indonesia sebagai penyelenggara insidental jual beli mobil bekas terbesar.
b. Kuliah Praktek Kerja Lapangan dan Skripsi
Melaksanakan visinya di dunia pendidikan, TVRI Yogyakarta membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada para mahasiswa, utamanya yang menggeluti
dunia broadcasting untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan
skripsi, kegiatan ini dikoordinir oleh bagian Humas, tentu saja tidak setiap
50
pelamar PKL langsung bisa diterima. Hal ini mengingat formasi dan kapasitas
pembimbing di TVRI Yogyakarta. Hingga saat ini mahasiswa yang PKL dan
skripsi berasal dari Universitas Lampung, Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Merdeka Malang, STIMMINDO Malang, ISI Surakarta, Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Negeri
Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Yogyakarta,
Politeknik PPKP Yogyakarta, IST-AKPRIND Yogyakarta, Universitas Teknologi
Yogyakarta, Universitas Atmadjaya Yogyakarta, Universitas Proklamasi
Yogyakarta, Akademi Komunikasi Indonesia Yogyakarta, Akademi Komunikasi
Radya Binatama Yogyakarta, Politeknik Semarang, Universitas Satya Wacana
Salatiga.
c. Website www.tvrijogja.co.id
Mulai Januari 2005 TVRI Yogyakarta me-launching website dengan
domain www.tvrijogja.co.id dari web ini bisa diketahui berbagai acara TVRI
Yogyakarta serta profilnya.
K. Program Kerja TVRI:
1. Pembenahan Struktur Organisasi
2. Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja organisasi
3. Reevaluasi menyeluruh thd acara berita maupun non berita
4. Peningkatan acara-acara baru menjadi tontonan yang menarik
5. Promosi program-program unggulan
6. Peningkatan pelayanan kepada mitra melalui promosidan pemasaran
51
7. Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik, marketing, program, berita,
keuangan dan pelayanan
8. Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai Departemen / Lembaga
Pemerintah dan non-Pemerintah
9. Peningkatan sistem dan prosedur tata kelola perusahaan.
10. Peningkatan tertib administrasi pengelolaan penerimaan dan pengeluaran
dana.
11. Peningkatan daya pemancar
12. Revitalisasi sarana dan prasarana yang ada terutama di daerah Perbatasan
NKRI.
13. Peningkatan kemampuan Stasiun Penyiaran daerah.
L Kondisi Pegawai
Per Agustus 2007
a. Status 1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 232 2 Kontrak 41
Jumlah 273
b. Jenis Kelamin PNS
1 Laki - laki 170 2 perempuan 62
Jumlah 232
KONTRAK 1 Laki - laki 34 2 perempuan 7
Jumlah 41
52
c. Umur PNS
1 25 tahun s/d 35 tahun 5 2 36 tahun s/d 45 tahun 122 3 > 46 tahun 105
Jumlah 232
KONTRAK 1 25 tahun s/d 35 tahun 33 2 36 tahun s/d 45 tahun 7 3 > 46 tahun 1
Jumlah 41
d. Kepangkatan/Golongan 1 a. Juru Muda – I/a - b. Juru Muda Tk. I – I/b - c. Juru – I/c -
d. Juru Tk. I – I/d 1 Jumlah 1 2 a. Pengatur muda – II/a 15
b. Pengatur Muda Tk. I – II/b 12 c. Pengatur – II/c 17 d. Pengatur Tk. I – II/d 18 Jumlah 62 3. a. Penata Muda – III/a 38 b. Penata Muda Tk. I – III/b 65 c. Penata – III/c 47
d. Penata Tk. I – III/d 17 Jumlah 167 4. a. Pembina – IV/a 2 b. Pembina Tk. I – IV/b - c. Pembina Utama Muda – IV/c -
d. Pembina Utama Madya – IV/d - Jumlah 2 e. Satuan Kerja 1. Bidang Berita 1.1. Seksi Produksi Berita 32 1.2. Seksi Current Affair & Siaran OR 12
Jumlah 44
53
2. Bidang Program dan Pengembangan Usaha 1.1. Seksi Program 21 1.2. Seksi Pengembangan Usaha 40
Jumlah 61 3. Bidang Teknik 1.1. Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran 38 1.2. Seksi Teknik Transmisi 18 1.3. Seksi Fasilitas Transmisi 9
Jumlah 65 4. Bagian Keuangan 1.1. Subbagian Perbendaharaan 9 1.2. Subbagian Akuntansi 11
Jumlah 20 5. Bagian Umum 1.1. Subbagian Perlengkapan 22 1.2. Subbagian SDM 15
Jumlah 37 f. Jabatan 1. Kepala Stasiun 1 2. Kepala Bidang / Bagian 5 3. Kepala Seksi / Subbagian 11 4. Penaggung Jawab 28 5. Staf 187 Jumlah 232
g. Agama
PNS 1. Islam 186 2. Katolik 22 3. Kristen/Protestan 23 4. Hindu 1
Jumlah 232
KONTRAK 1. Islam 39 2. Katolik 1 3. Kristen/Protestan 1 4. Hindu -