Top Banner
PERAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI MODERATING VARIABLE DARI PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Vinola Herawaty Dosen Universitas Trisakti dan mahasiswa Pasca Sarjana Program Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia The objective of the empirical studi is to examine the role of Corporat Governance Practises as a variabel that moderates the effect of Earnings Management to the value of the firm and to answer the effectinessness of Corporate Governance Practises in controlling the company’s management’s ability with Earnings Management that affect the Firm Value. Four proxies used for Corporate Governance Practices are Manajerial Ownership, Institusional Ownership, Outside Independent Director, Audit Quality. Company size is use as a control variable. The value of the firm is measured by using proxy Tobin’s Q Model. The analysis method used is Ordinary Least Square, t-test and F-test. The sample of this empirical study is the company that listed in Jakarta Stock Exchange in the period of 2004-2006. The result gives the evidence that Corporate Governace Practises that have a signifikan impact to the value the firm are Outside Independent Director and Institusional Ownership, in the model regression with moderating variable. It also indicates that Outside Independent Director, Audit Quality and Institusional Ownership are moderating variables of the relationship between Earnings Managementt and the value of the firm, but not the Manajerial Ownership. Thus, Earnings Management can be minimized with the monitoring
57

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Jan 14, 2017

Download

Documents

lythien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

PERAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI

MODERATING VARIABLE DARI PENGARUH EARNINGS

MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Vinola Herawaty

Dosen Universitas Trisaktidan mahasiswa Pasca Sarjana Program Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia

The objective of the empirical studi is to examine the role of Corporat Governance Practises as a variabel that moderates the effect of Earnings Management to the value of the firm and to answer the effectinessness of Corporate Governance Practises in controlling the company’s management’s ability with Earnings Management that affect the Firm Value. Four proxies used for Corporate Governance Practices are Manajerial Ownership, Institusional Ownership, Outside Independent Director, Audit Quality. Company size is use as a control variable. The value of the firm is measured by using proxy Tobin’s Q Model. The analysis method used is Ordinary Least Square, t-test and F-test. The sample of this empirical study is the company that listed in Jakarta Stock Exchange in the period of 2004-2006. The result gives the evidence that Corporate Governace Practises that have a signifikan impact to the value the firm are Outside Independent Director and Institusional Ownership, in the model regression with moderating variable. It also indicates that Outside Independent Director, Audit Quality and Institusional Ownership are moderating variables of the relationship between Earnings Managementt and the value of the firm, but not the Manajerial Ownership. Thus, Earnings Management can be minimized with the monitoring mechanism i.e. (1) Outside Independent Director that can monitor the management of the company in aligning the interest of principal and agent, (2) Institusional Ownership shareholders - the sophitisticed investor that also monitor the management to decrease the motivation of management to manipulate Earnings and (3) Audit Quality with the role of auditors to give the credibility of the reported financial statement by management. The result also shows that Manajerial Ownership does not represent the moderating variable of the realtionship between Earnings Management and Firm Value, it proves that the role of manajerial ownership is not significant to minimize the management’s ability to manipulate Earnings that affects the Firm Value

Keywords: Corporate Governance, Earnings Management, Manajerial Ownership, Outside Independent Director, Institusional Ownership, dan Audit Quality..

Page 2: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu cara yang dilakukan manajemen dala proses penyusunan

laporan keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan adalah

Earnings Management yang diharapkan dapat meningkatkan Nilai Perusahaan

pada saat tertentu. Tujuan Earnings Management adalah meningkatkan

kesejahteraan pihak tertentu walaupun dalam jangka panjang tidak terdapat

perbedaan laba kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat diidentifikasikan

sebagai suatu keuntungan (Fischer dan Rosenzweirg, 1995), Scot 1997: 294.

Earnings Management yang dilakukan manajemen perusahaan akan

meningkatkan nilai perusahaan (Tobin’s Q) lalu kemudian akan turun (Morck,

Scheifer & Vishny (1988). l

Earnings Management dapat menimbulkan masalah masalah keagenan

(agency cost) yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan

kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan pengelola / manajemen

perusahaan (agent). Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki informasi

tentang perusahaan lebih banyak dan lebih dahulu daripada pemegang saham

sehingga terjadi asimetri informasi yang memungkinkan manajemen melakukan

praktek akuntansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja

tertentu. Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya oportunistik manajemen

yang akan mengakibatkan laba yang dilaporkan semu, sehingga akan

menyebabkan nilai perusahaan berkurang dimasa yang akan datang ,

Teori agensi memberikan pandangan bahwa masalah Earnings

Management dapat diminimumkan dengan pengawasan sendiri melalui Good

Corporate Governance. Praktek Earnings Management oleh manajemen dapat

diminimumkan melalui mekanisme monitoring untuk menyelaraskan (alignment)

perbedaan kepentingan pemilik dan manajemen antara lain dengan;(1)

memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (manajerial

ownership) (Jensen Meckling, 1976); (2) kepemilikan saham oleh institusional

karena mereka dianggap sebagai sophisticated investor dengan jumlah

kepemilikan yang cukup signifikan dapat memonitor manajemen yang berdampak

Page 3: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

mengurangi motivasi manajer untuk melakukan Earnings Management. (Pratana

dan Mas’ud,2003); (3) peran monitoring yang dilakukan dewan komisaris

independen (Barnhart & Rosenstein, 1998); (4) kualitas audit yang dilihat dari

peran auditor yang memiliki kompetensi yang memadai dan bersikap independen

sehingga menjadi pihak yang dapat memberikan kepastian terhadap integritas

angka-angka akuntansi yang dilaporkan manajemen (Mayangsari, 2003).

Hubungan praktek Corporate Governance memiliki hubungan yang

signifikan terhadap Earnings Management seperti penelitian yang dilakukan

Watfield et al., 1995, Gabrielsen, et al, 1997, Wedari 2004, Midiastuty dan

Machfoedz, 2003. Sedangkan menurut Siregar dan Bachtiar, 2004; Darmawati,

2003, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara praktek Corporate

Governance terhadap Earnings Manajement. Konflik keagenan yang

mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan mengakibatkan

rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan

pembuatan keputusan kepada para pemakainya seperti para investor dan kreditor,

sehingga nilai perusahaan akan berkurang.

Berdasarkan uraian tentang praktek Earnings Management terdapat

potensi bahwa peran corporate governance sebagai pereda praktek Earnings

Management yang dilakukan manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan

nilai perusahaan, sehingga pertanyaan penelitian adalah:

Apakah Earnings Management berpengaruh positif terhadap Nilai

perusahaan ?

Apakah praktek Corporate Governance berpengaruh positif baik secara

bersama-sama maupun parsial terhadap Nilai perusahaan?

Apakah pengaruh Earnings Management terhadap Nilai perusahaan

diperlemah dengan praktek Corporate Governance yang diproksi dengan

komisaris independen, kepemilikan manajerial, Kepemilikan Institusional

dan kualitas audit?

Page 4: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris (1) pengaruh

Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan. (2) pengaruh praktek

Corporate Governance berpengaruh baik secara bersama-sama maupun parsial

terhadap Nilai Perusahaan. (3) pengaruh praktek Corporate Governce terhadap

hubungan antara Earnings Management dan Nilai Perusahaan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada

(1) para pemakai laporan keuangan dan manajemen perusahaan dalam memahami

peranan praktek Corporate Governance terhadap praktek Earnings Management

yang dilakukan yang perusahaan dalam upaya meningkatkan Nilai Perusahaan. (2)

pengembangan ilmu mengenai positif accounting theory khususnya agency theory

dan corporate governance theory, sehingga dapat memperoleh permodelan-

permodelan praktek Corporate Governance yang secara konseptual berpengaruh

terhadadap Earnings Management serta dampaknya pada Nilai perusahaan.

Telaah Literatur dan Hipotesa

1. Teori Agensi Perspektif teori agensi digunakan merupakan dasar yang digunakan guna

memahami isu Corporate Governanace dan Earnings Management. Adanya

pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agen dalam

sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenen diantara principal

dan agen. Jensen dan Meckling (1976), Watts & Zimmerman (1986) menyatakan

bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan

dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan

laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggung jawaban

kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh

Page 5: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

mana agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya dan serta

sebagai dasar pemberian kompensasi kepada agen.

Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori

keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberi keyakinan

kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang mereka

investasikan. Corporate Governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin

bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer

tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-

proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana /kapital yang telah

ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para investor

mengendalikan para manajer (Sheifer dan Vishny, 1997).

Corporate Governanace

Penelitian mengenai corporate governance menghasilkan berbagai mekanisme

yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras dengan

kepentingan shareholders (terutama minority interest). Mekanisme corporate

governance dibagi menjadi dua kelompok: (1) berupa internal mechanism

(mekanisme internal) seperti komposisi dewan direksi/ komisaris, kepemilikan

manajerial dan kompensasi eksekutif. (2) external mechanisms seperti

pengendalian oleh pasar dan level debt financing.(Barnhart & Rosentein, 1998).

Utama (2003) prinsip-prinsip CG yang diterapkankan memberikan manfaat

diantaranya yaitu : (1) meminimalkan agency costs dengan mengontrol konflik

kepentingan yang mungkin terjadi antara prinsipal dengan agen; (2)

meminimalkan cost of capital dengan menciptakan sinyal positif kepada para

Page 6: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

penyedia modal; (3) meningkatkan citra perusahaan; (4) meningkatkan nilai

perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang rendah, dan (5)

peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa depan

perusahaan yang lebih baik.

Earnings Management

Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih beberapa alternatif dalam

mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada dalam perlakuan

akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh manajemen perusahaan untuk

mengelola laba. Perilaku manajemen yang mendasari lahirnya manajemen laba

adalah perilaku opportunistic manajer dan efficient contracting. Sebagai perilaku

ooportunistic manajer memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapai kontrak

kompensasi dan hutang, dan political cost (Scott, 2000). Perilaku opportunis ini

direflesikan dengan melakukan rekayasa keuangan dengan menerapkan income

increasing atau income decreasing decretionary accrual. Sedangkan sebagai

efficient contracting yaitu meningkatkan keinformatifan laba dalam

mengkomunikasikan informasi privat. Perilaku manajemen oportunis dikenal

dengan istilah Earnings Management., oleh Healy dan Wahlen (2000: 368)

didefinisikan sebagai berikut :Earnings management terjadi ketika manajemen

menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan yang dapat merubah laporan

keuangan sehingga menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

perusaaan.

Nilai Perusahaan

Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan

adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor

Page 7: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena

menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian

dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio-q diatas satu, ini menunjukkan

bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang

lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan meransang investasi baru.

Jika rasio-q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik.

Jadi rasio-q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif

manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Copeland (2002), Lindenberg dan Ross (1981)

yang dikutip oleh Darmawati (2004), menunjukkan bagaimana rasio-q dapat

diterapkan pada masing-masing perusahaan. Mereka menemukan bahwa beberapa

perusahaan dapat mempertahankan rasio-q yang lebih besar dari satu. Teori

ekonomi mengatakan bahwa rasio-q yang lebih besar dari satu akan menarik arus

sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio-q mendekati satu. Seringkali sukar

untuk menentukan apakah rasio-q yang tinggi mencerminkan superioritas

manajemen atau keuntungan dari dimilikinya hak paten.

Earnings Management dan Nilai Perusahaan

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi

internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding pemilik

(pemegang saham) sehingga menimbulkan asimetri informasi. Manajer

diwajibkan memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.

Sinyal yang diberikan merupakan cerminan nilai perusahaan melalui

pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan

tersebut penting bagi pengguna ekternal perusahaan karena kelompok itu berada

dalam kondisi yang paling tidak tinggi tingkat kepastiannya.( Ali, 2002)

Asimetri antara manajemen dan pemilik memberikan kesempatan pada

manajer untuk melakukan manajemen laba (Earnings Management) guna

meningkatkan nilai perusahaan pada saat tertentu sehingga dapat menyesatkan

Page 8: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

pemilik (pemegang saham) mengenai nilai perusahaan sebenarnya. Sloan (1996)

menguji sifat kandungan informasi komponen akrual dan komponen aliran kas

apakah terefleksi dalam harga saham. Terbukti bahwa kinerja laba yang berasal

dari komponen akrual sebagai aktifitas Earnings Management memiliki

persistensi yang lebih rendah dibanding aliran kas. Laba yang dilaporkan lebih

besar dari aliran kas operasi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan saat ini

Hipotesa 1 : Earnings Management berpengaruh positif terhadap Nilai

perusahaan.

Corporate Governanace Dan Nilai Perusahaan

Dalam perspektif teori agensi, agen yang risk adverse dan cenderung

mementingkan dirinya sendiri akan mengalokasikan resources (berinvestasi) dari

investasi yang tidak meningkatkan nilai perusahaan ke alternative investasi yang

lebih menguntungkan. Permasalahan agensi akan mengindikasikan bahwa nilai

perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku

manajemen agar tidak menghamburkan resources perusahaan, baik dalam bentuk

investasi yang tidak layak maupun dalam bentuk shirking. Corporate Governance

merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang

diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para

pemegang saham. Dengan demikian, penerapan Good Corporate Governance

dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Silveira dan Barros (2006) meneliti pengaruh kualitas CG terhadap nilai

pasar atas 154 perusahaan Brazil yang terdaftar di bursa efek pada tahun 2002.

Mereka membuat suatu governance index sebagai ukuran atas kualitas CG.

Sedangkan ukuran untuk market value perusahaan adalah dengan menggunakan

dua variabel yaitu Tobin’s Q dan PBV. Temuan yang diperoleh menunjukkan

Page 9: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

adanya pengaruh kualitas CG yang positif dan signifikan terhadap nilai pasar

perusahaan

Black, Jang, and Kim (2005) membuktikan bahwa CG index secara

keseluruhan merupakan hal penting dan menjadi salah satu faktor penyebab yang

dapat menjelaskan nilai pasar bagi perusahaan-perusahaan independen di Korea.

Johnson dkk (2000) memberikan bukti bahwa rendahnya kualitas

Corporate Governace dalam suatu negara berdampak negatif pada pasar saham

dan nilai tukar mata uang negara bersangkutan pada masa krisis di Asia. Dengan

ukuran variabel Corporate Governance yang digunakan seperti La Porta dkk

(1998) yang terdiri dari judicial efficiency, corruption, rule of law, enforceable

minority shareholder rights, antidirector rights, creditor rights dan accounting

standars, menunjukkan bahwa variabel-variabel corporate lebih bisa menjelaskan

variasi perubahan nilai tukar mata uang dan kinerja pasar modal, dibanding

dengan variabel-variabel makro.

Klapper dan Love (2002) menemukan adanya hubungan positif antara

Corporate Governance dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan return on

asets (ROA) dan Tobin’s Q. Penemuan penting lainnya adalah bahwa penerapan

corporate governance di tingkat perusahaan lebih memiliki arti dalam negara

berkembang dibandingkan dalam negara maju. Hal tersebut menunjukkan bahwa

perusahaan yang menerapkan corporate governance yang baik akan memperoleh

manfaat yang lebih besar di negara-negara yang lingkungan hukumnya buruk.

Hipotesa 2 : praktek Corporate Governance berpengaruh positif baik secara

bersama-sama maupun parsial terhadap Nilai perusahaan

Page 10: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Corporate Governance, Earnings Management dan Nilai Perusahaan

Dengan alasan meningkatkan nilai perusahaan, manajemen melakukan

tindakan oportunis dengan melakukan Earnings Management. Oleh karena itu

adanya praktek Corporate Governance di perusahaan akan membatasi Earnings

Management karena adanya mekanisme pengendalian dalam perusahaan tersebut.

Praktek Corporate Governance dapat diproksi dengan komisaris independen,

kepemilikan manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kualitas Audit.

a. Kepemilikan Institusional

Investor institusional yang sering sebut sebagai investor yang canggih

(sophisticated) sehingga seharusnya lebih dapat menggunakan informasi periode

sekarang dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non instusional.

Balsam dkk (2002) menemukan hubungan yang negatif antar discretionary

accrual yang tidak diekspektasi dengan imbal hasil di sekitar tanggal

pengumuman karena investor institusional mempunyai akses atas sumber

informasi yang lebih tepat waktu dan relevan yang dapat mengetahui keberadaan

pengelolaan laba lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan investor individual.

Hasil penelitian Jiambavo dkk (1996) menemukan bahwa nilai absolut

diskresioner berhubungan negatif dengan kepemilikan institusional. Hasil hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa ada efek feedback dari kepemilikan

instusional yang dapat mengurangi pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan.

Jika pengelolaan laba tersebut efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi

akan meningkatkan pengelolaan laba tetapi jika pengelolaan laba yang dilakukan

perusahaan bersifat oportunis maka kepemilikan institusional yang tinggi akan

mengurangi Earnings Management.

b. Kepemilikan manajerial

Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa kepemilikan manajerial

berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer

dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang

saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan

pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer

Page 11: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya.

Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan

terjadinya perilaku oprtunistik manajer akan meningkat (Shleifer dan Vishny,

1986). Warfield et al (1995) dalam penelitiannya yang menguji kepemilikan

manajerial dengan discretionary accrual dan kandungan informasi laba

menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan dengan negatif

dengan discretionary accrual. Demikian halnya penelitian oleh Midiastuty dan

Machfoedz (2003) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah

satu mekanisme yang dapat membatasi perilaku oprtunistik manajer dalam bentuk

Earnings Management, walaupun Wedari (2004) menyimpulkan bahwa

kepemilikan manajerial juga memiliki motif lain . Dalam penelitian ini mengacu

pada teori yang ada yang menyatakan kepemilikan manajerial dapat berfungsi

sebagai mekanisme Corporate Governanace sehingga dapat mengurangi tindakan

manajer dalam memanipulasi laba, hal ini berarti kepemilikan manajerial

berhubungan negatif dengan Earnings Management.

c. Kualitas audit

Penelitian yang dilakukan Becker dkk (1998) menemukan bahwa klien

dari auditor Non Big 6 melaporkan discretionary accrual yang secara rata-rata

lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh klien auditor Big 6. Berarti dapat

disimpulkan klien dari auditor non Big 6 cenderung lebih tinggi dalam melakukan

Earnings Management. Teoh dan Wong (1993) berargumen bahwa kualitas audit

berhubungan positif dengan kualitas earnings yang diukur dengan Earnings

Response Coeficient (ERC). Karena pada saat penelitian ini Big 6 telah berubah

Page 12: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

menjadi Big 4, juga diduga bahwa klien dari auditor non Big 4 cenderung lebih

tinggi dalam melakukan Earnings Management. Hal ini berarti kualitas audit

berhubungan negatif dengan Earnings Management. Walaupun demikian untuk

kasus Indonesia sebagaimana penelitian yang dilakukan Siregar dan Utama (2006)

tidak menemukan pengaruh yang signifikan dengan Earnings Management yang

dilakukan perusahaan.

d. Komisaris independen

Klein (2002a) dalam penelitiannya membuktukan bahwa besarnya

discretionary accrual lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki komite audit

yang terdiri dari sedikit komisaris independen dibanding perusahaan yang

menpunyai komite audit yang terdiri banyak komisaris independen. Hal ini

mendukung penelitian Dechow dkk (1996) bahwa perusahaan memanipulasi laba

lebih besar kemungkinannya apabila memiliki dewan komisaris yang didominasi

oleh manajemen dan lebih besar kemungkinannya memiliki Chief Executive

Officer (CEO) yang merangkap menjadi chairman of board. Hal ini berarti

tindakan memanipulasi akan berkurang jika struktur dewan direksi berasal dari

luar perusahaan. Jika fungsi independensi dewan direksi cenderung lemah, maka

ada kecendrungan terjadinya moral hazard yang dilakukan oleh para direktur

perusahaan untuk kepentingannya melalui pemilikan perkiraan-perkiraan akrual

yang berdampak pada manajemen laba dan konsisten dengan Wedari (2004) yang

menyimpulkan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap discretionary accruals.

Perusahaan yang menyelenggarakan sistem Corporate Governance

diyakini akan membatasi pengelolaan laba yang oportunis. Oleh sebab itu,

Page 13: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

semakin tinggi kualitas audit , semakin tinggi proporsi komisaris independen,

kepemilikan manajerial, semakin kecil kemungkinan Earnings Management

dilakukan, Sehingga hubungannya negatif antara Corporate Governanace dan

Earnings Management ini dapat memperlemah pengaruh antara Earnings

Management dan Nilai Perusahaan

Hipotesa 3 : Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai perusahaan

diperlemah dengan adanya praktek Corporate Governance

Metode Penelitian

Rancangan Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

metode random sampling. Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan random sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan non keuangan yang telah listing di Bursa Efek Jakarta tahun 2004,

2005, dan 2006.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) yang berakhir

pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan 2004, 2005, dan 2006.

Proses pengambilan dilakukan secara random.

3. Perusahaan yang memiliki data mengenai komisaris independen, Kepemilikan

Institusional, kepemilikan manajerial dan auditor.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder berupa

data kuantatif yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek

Indonesia yang berupa Laporan Tahunan yang dikeluarkan perusahaan-

Page 14: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

perusahaan yang terdaftar di BEJ, Indonesian Capital Market Directory (ICMD),

JSX Statistics, Fact Book dan Daftar Kurs Efek (DKE).

Operasional Variabel

1. Earnings Management

Earnings Management diproksi dengan Discretionary accrual dengan

menggunakan model Jones yang dimodifikasi (Dechow et.al, 1995)

TAC = NIit – CFOit 1)

Nilai total Akrual (TA) diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai berikut:

TAit/Ait-1 = β1 (1/Ait-1 ) + β2 (∆ Revit/Ait-1 ) + β3 (PPEit/Ait-1 ) + e 2)

Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary accruals

(NDA) dapat dihitung dengan rumus :

NDAit = β1(1/Ait-1 ) + β2(∆Revit/Ait-1-∆Recit/Ait-1) + β3(PPEit/Ait-1) + e 3)

DAit = TAit /Ait-1 – NDAit-1 4)

2. Corporate Governance

Corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang menetapkan

hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, karyawan serta

pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak

dan kewajiban mereka atau sistem yang mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan. Yang termasuk dalam praktek corporate governance adalah

Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan

Kualitas Audit.

2.1. Komisaris independen

Komisaris independen yang memiliki sekurang-kurangnya 30% (tiga

puluh persen) dari jumlah seluruh anggota komisaris, berarti telah memenuhi

Page 15: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

pedoman good corporate governance guna menjaga independensi, pengambilan

keputusan yang efektif, tepat, dan cepat.

2.2. Kepemilikan Institusional

Adanya Kepemilikan Institusional dapat memantau secara profesional

perkembangan investasinya maka tingkat pengendalian terhadap manajemen

sangat tinggi sehingga potensi kecurangan dapat ditekan.

2.3. Kepemilikan manajerial

Kepemilikan manajerial adalah besarnya jumlah saham yang dimiliki

manajemen dari total saham yang beredar. Kepemilikan saham yang besar dari

segi nilai ekonomisnya memiliki insentif menyelaraskan kepentingan dengan

principals

2.4. Kualitas Audit

Untuk mengukur kualitas audit digunakan Ukuran Kantor Akuntan

Publik (KAP). Jika perusahaan diaudit oleh KAP Besar pada saat penelitian ini

yaitu KAP Big4 maka kualitas auditnya tinggi dan jika diaudit oleh KAP Non

Big 4 (KAP kecil) maka kualitas auditnya rendah. Banyak penelitian menemukan

kualitas audit berkorelasi positif dengan kredibilitas auditor dan berkorelasi

negatif dengan kesalahan laporan keuangan. Laporan keuangan yang berkualitas

merupakan salah satu elemen penting dari Corporate Governance.

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan variabel dependen yang diukur dengan

menggunakan Tobin’s Q yang dihitung dengan menggunakan rumus:

MVE + D Q ________________

BVE + D

Page 16: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Q= Nilai perusahaanMVE = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value)D= Nilai buku dari total hutang BVE = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value)

Market Value Equity (MVE) diperoleh dari hasil perkalian harga saham dan

penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada

akhir tahun. BVE diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total

kewajibannya.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan diukur dari natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan

pada akhir, yaitu jumlah saham beredar pada akhir tahun dikalikan dengan harga

pasar saham akhir tahun.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi berganda. Dalam

melakukan analisi regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi

klasik (asumsi heteroskedasitas dan otokorelasi, multikolinearitas antar variabel

independen) agar memenuhi sifat estimasi regresi bersifat BLUES (Best Linear

Unbiased Estimator).

Model Penelitian

Berdasarkan pengembangan hipotesis diatas maka dapat diterapkan model

regresi berganda sebagai berikut:

Qit = α0 + α1 EMit+α2 UPit Qit = α0 + α1 KomIndit + +α2 KepManit + α3KAit+ α4 KepInstit + α5 UPit

Qit = α0 + α1 EMit +α2 KomIndit + α3 KepManit + α4KAit+ α5 KepInsit+ α6 EM*KomIndit + α7 EM*KepManit + α8

EMit*KAit+ α9 EMit* KepInsit +α10 UPit

EM = Earnings Management diproksi dengan Akrual abnormal

Page 17: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

(DA).KomInd = Persentase komisaris independen dibanding total dewan

komisaris yang adaKepMan = Kepemilikan Manajerial = dummy variable dengan nilai 1

jika ada kepemilikan manajerial dan 0 sebaliknyaKA = Kualitas Audit = dummy variable dengan nilai 1 jika diaudit

oleh KAP Big 4 dan 0 sebaliknyaKepIns = Kepemilikan Institusional = berapa besar presentase

Kepemilikan Institusional dalam struktur saham perusahaanQ = Tobin’s Q = proksi dari Nilai perusahaanUP Ukuran Perusahaan diproksi dengan Log natural nilai pasar

ekuitas perusahaan pada akhir tahun, yaitu jumlah saham beredar pada akhir tahun dikalikan denga harga pasar saham akhir tahun.

Berikut adalah kerangka konseptual berdasarkan telaah literatur

diatas, yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram skematik

sebagai berikut :

: Gambar Model Penelitian

Analisis HasilStatistik deskriptif

Rata-rata Earnings Management adalah -0.013005 dan standar deviasi

0.2404 yang berarti rata-rata perusahaan dalam sampel penelitian cenderung

melakukan strategi decreasing income. Nilai Tobin’s Q rata-rata sebesar 1.423

dengan standar deviasi 0.776. Komisaris independen yang dibentuk oleh

Variabel independenEarnings Managementt Variabel Dependen

Nilai Perusahaan(Tobin’s Q)

Variabel kontrolUkuran Perusahaan

Praktek Corporate Governanance :-komisaris independen,-kepemilikan manajerial-Kepemilikan Institusionalonal-kualitas audit

Page 18: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

perusahaan telah memenuhi persyaratan independesi.Rata-rata Komisaris

Independen adalah 37.917% dan standar deviasi 0.1127 yang berarti komisaris

independen yang dibentuk oleh perusahaan telah memenuhi persyaratan

independesi. Ukuran independensi tersebut dilihat dari sudut pandang peraturan

yaitu minimal jumlah komisaris independen sebesar 30% dari jumlah dewan

komisaris.Rata-rata Kepemilikan Institusional 22.83% dengan standar deviasi

32.38%. Proporsi audit oleh Big 4 dalam sampel penelitian sebesar 60.4% dan

non Big 4 sebesar 39.6%. Rata-rata ukuran perusahaan 26.98 dengan standar

deviasi 1.944. Proporsi perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dalam

sampel penelitian hanya sebesar 11.5% dan yang tidak memiliki kepemilikan

manajerial sebesar 88.5%. Rata-rata ukuran perusahaan 26.98 dengan standar

deviasi 1.944. Analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 1

Uji Asumsi Klasik

Pengujian alat statistik regresi berganda mensyaratkan dilakukannya

pengujian asumsi klasik. Pada model 1 dan Model 2 telah lolos uji asumsi klasik,

tetapi untuk Model 3 terdapat masalah multikolinearitas. Multikolinearitas dalam

model regresi tersebut dapat diabaikan karena korelasi antar variable independen

tersebut terjadi disebabkan oleh interaksi antar variabel independennya. Juga

terdapat masalah autokorelasi karena Nilai Durbin Watson untuk model regresi 3

dengan adanya variabel moderating senilai 2.418. berada pada daerah tanpa

keputusan. Uji heteroskedasitas dilakukan dengan menggunakan Uji White.

Hasilnya dari ketiga model regresi, variabel-variabel independennya selain

Kualitas Audit tidak mengalami masalah heteroskedasitas. Kualitas Audit

Page 19: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

mengalami masalah heteroskedasitas karena umumnya perusahaan masih

menggunakan kantor akuntan publik yang sama dengan KAP tahun sebelumnya

selama belum batas melewati 5 tahun.

Uji HipotesisHasil pengujian model pertama menunjukkan bahwa variabel Eanings

Management, variabel kontrol Ukuran Perusahaan yang secara statistik signifikan.

Earnings Management berpengaruh secara negatif terhadap Nilai Perusahaan

artinya penggunaan Earnings Management akan menurunkan Nilai Perusahaan

yang bertentangan dengan hipotesa. Perusahaan dalam sampel penelitian ini

menggunakan Earnings Management bukan sebagai strateginya meningkatkan

Nilai Perusahaan.

Tabel 3Variabel Prediksi Model 1 Model 2 Model 3Variabel dependen : Tobin’s QVariabel Indenpenden Koefisien

(t stat)Koefisien

(t stat)Koefisien

(t stat)C -2.966

(-2.968**)-2.128

(-1.959*)-0.377

(-.0355)EM + -0.622

(-2.080**)4.948

(2.042**)OwnIns + 0.154

(0.629)1.514

(4.129***)OwnMgr + -0.394

(-1.804*)-3.159

(-1.467)KA + 0.381

(2.612**)0.086

(0.431)Komind + -0.790

(-1.229)-3.159

(-2.929***)UP + 0.160

(4.321***)0.135

(3.349***)0.093

(2.340**)EMxOwnIns - 10.133

(4.266***)EMxOwnMgr - 0.443

(0.436)EMxKomInd - (-16.413)

-2.613**EMxKA -2.490

-2.367**N 96 96 96Adjusted R squared 0.185 0.23 0.452F-statistic 11.804 6.681 8.833P value (F-statistic) 0.000 0.000*** 0.000****** signifikan 1%, ** signifikan 5%,*signifikan 10% (two tail)

Page 20: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Pada pengujian model regresi kedua, Kepemilikan Manajerial dan Kualitas

audit berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Dengan demikian dari

empat variabel Praktek Corporate Governance, hanya dua variabel yang

berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan dengan arah yang berbeda.

Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan

sedangkan Kualitas audit berpengaruh positif. Hasil penelitian ini menyatakan

adanya kepemilikan manajerial akan menurunkan Nilai Perusahaan dimungkin

karena belum banyak manajemen perusahaan di Indonesia (khususnya perusahaan

dalam sampel) memiliki saham perusahaan yang dikelolanya dengan jumlah yang

cukup signifikan. Hal ini berlawanan dengan hipotesa bahwa adanya kepemilikan

manajerial akan meningkatkan nilai perusahaan sebagaimana hasil penelitian Ross

et.all (1999) dalam Tarjo (2002) bahwa semakin besar proporsi kepemilikan

manajemen dalam perusahaan maka manajemen cenderung berusahan lebih giat

untuk kepentingan pemegang saham yang juga termasuk dirinya. Kualitas Audit

yang berpengaruh secara positif terhadap Nilai Perusahaan artinya Nilai

Perusahaan akan meningkat jika diaudit oleh auditor yang berasal dari KAP besar

(Big 4). Hal ini mendukung hipotesa yang berarti mekanisme fungsi pengawasan

dan kontrak yang bertujuan untuk mengatasi terjadinya konflik kepentingan antara

agen dan principal melalui audit atas laporan keuangan agar tingkat kepercayaan

pihak eksternal perusahaaan (salah satunya Principal) terhadap

pertanggungjawaban semakin tinggi dapat dilakukan melalui penggunaan jasa

pihak ketiga (auditor) yang berasal dari KAP dengan berkualitas. (KAP Big 4).

Tingkat kepercayaan pihak pemakai informasi keuangan yang diaudit terutama

Page 21: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

pihak ekternal perusahaan tersebut dipengaruhi oleh kualitas audit dari auditor.

Sebagaimana hasil penelitian Piot (2001), Teoh dan Wong (1993), Jang dan Lin

(1993) bahwa pengguna laporan keuangan lebih percaya pada hasil audit dari

auditor yang berkualitas. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif

terhadap Nilai Perusahaan, menunjukkan semakin besar perusahaan semakin

besar tingkat Nilai Perusahaannya.

Hasil pengujian model ketiga menghasilkan koefisien yang lebih konsisten

dengan hipotesa. Variabel Eanings Management berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Dua dari variabel Praktek Corporate

Governance berpengaruh secara signifikan dengan arah yang berbeda, dimana

Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

sedangkan Komisaris Independen berpengaruh negatif. Dari penelitian ini terbukti

Praktek Corporate Governance sebagai moderating variable atas hubungan

Earning Management terhadap Nilai perusahaan. Koefisien Earning Management

yang positif diperlemah dengan adanya Audit oleh Big 4 dan Komisaris

Independent sebagai variabel pemoderasi hubungan Earnings Management dan

Nilai Perusahaan. Kualitas audit sebagai variabel moderating sesuai dengan yang

diprediksi teori bahwa digunakannya KAP Big4 akan dapat mengurangi aktifitas

manajemen laba demikian halnya Komisaris Independen, sesuai dengan yang

diprediksi semakin besar proporsi komisaris independen dapat mengurangi

aktivitas manajemen laba. Walaupun demikian, tidak sepenuhnya Praktek

Corporate Governance dapat memperlemah hubungan keduanya karena

Kepemilikan Institusional justru secara signifikan memperkuat dan kepemilikan

Page 22: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

manajerial juga memperkuat hubungan tersebut walaupun tidak signifikan.

Dengan demikian maka semakin besar Kepemilikan Institusional akan semakin

mendorong manajemen untuk melakukan Earnings Management, merupakan

sesuatu yang bertentangan dengan harapan fungsi dari praktek Corporate

Governance.

Angka adjusted R square untuk model regresi 3 seperti yang disajikan dalam

tabel 4 adalah sebesar 0.452 lebih besar dibandingkan dengan model 1 (0.183) dan

model 2 (0.23) menunjukkan model 3 dengan menggunakan moderating variabel

lebih bagus menjelaskan variasi Nilai Perusahaan.

Dari uji ANOVA atau F test, F hitung untuk ketika model tersebut

menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Karena probabilitasnya (0.000)

jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi

Nilai Perusahaan atau bisa dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan

oleh masing-masing model regresi tersebut secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dengan tiga model regresi ditemukan:

1. Earnings Management berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai

Perusahaan. Besarannya negatif dalam model regresi tanpa memasukkan

variabel Corporate Governance, sebaliknya koefisien Earnings

berpengaruh positif terhada Nilai Perusahaan dalam model regresi yang

mempertimbangkan variabel praktek Corporate Governance

Page 23: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

2. Variabel Corporate Governance yang mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Nilai perusahaan bervariasi tergantung model

regresinya. Untuk model regresi yang menggunakan moderating variabel,

Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Nilai perusahaan, sedangkan model

regresi tanpa moderating variable, Kualitas Audit dan Kepemilikan

Manajerial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Kepemilikan Manajerial akan menurunkan Nilai Perusahaan sedangkan

Kualitas Audit akan meningkatkan Nilai Perusahaan sehingga hasil

pengujian ini tidak sepenuhnya konsisten dengan prediksi yang

diharapkan.

3. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa Komisaris Independen,

Kualitas audit dan Kepemilikan Institusional merupakan variabel

pemoderasi antara Earnings Management dan Nilai Perusahaan,

sedangkan Kepemilikan Manajerial bukan merupakan variabel

pemoderasi.

4. Earnings Management dapat diminimumkan dengan mekanisme

monitoring oleh; (1) komisaris independen dapat memonitor manajemen

dalam rangka menyelaraskan perbedaan kepentingan pemilik dan

manajemen (2) Kualitas auidt dengan peran auditor menjadi pihak yang

dapat memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi

yang dilaporkan manajemen. Tetapi kepemilikan saham institusional yang

merupakan sophisticated investor yang juga dapat memonitor manajemen

Page 24: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

yang berdampak mengurangi motivasi manajemen untuk melakukan

Earnings Management justru memperkuat hubungan Earnings

Management dan Nilai Perusahaan. Kepemilikan manajerial bukan

sebagai variabel pemoderasi membuktikan bahwa perannya belum

siginifikan dalam meminimalisir tindakan manajemen dalam

memanipulasi laba.

5. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan di setiap

model regresi yang dilakukan. Artinya semakin besar perusahaan semakin

besar Nilai Perusahaan.

Keterbatasan penelitian

Dari hasil penelitian ini, beberapa keterbatasan yang terdapat ini antara lain:

1. Data CG yang digunakan pada tahun yang sama dengan Nilai Perusahaan,

sehingga mungkin belum dirasakan efek dari praktek CG dalam waktu

singkat terhadap Nilai Perusahaan.

2. Adanya masalah heteroskedasitas pada data kualitas audit, karena memang

dalam kenyataan sebagian perusahaan menggunakan KAP yuang sama

dengan tahun sebelumnya selama belum sampai 5 tahun periode audit.

3. Ada masalah kurang teratasinya multikorelasi pada model regresi 3

dengan variabel moderating, maka hasil penelitian ini kurang sempurna.

4. Pemilihan tahun penelitian yaitu 2004-2006 dan jumlah sampel yang

hanya 96 perusahaan dalam 3 tahun dikarenakan keterbatasan waktu yang

dimiliki oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 25: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

DAFTAR PUSTAKA

Ali Irfan. (2002). Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi Vol XIX. No 2 Juli 2002.

Arsjah, Regina Jansen. (2002). Pengaruh Corporate Covernance pada kinerja perusahaan di BEJ. Thesis., Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Barnhart, Scott & Rosentein, Stuart. (1998) Board Composition, Managerial Ownership and Firm Performance : An Empirical Analysis. The Financial Review; November 1998, 33-34.

Balsam, S., E. Bartov and C. Marquardt. (2002). Accrual Management, Investor Sophisticated, and Equity Valuation: Evidence from 10-Q Fillings. Journal of Accounting Research Vol.40 No.4, p.987-1012.

Black, Bernard S.; H. Jang dan W Kim. (2003). Does Corporate Governance affect Firm Value? Evidence from Korea. http://papers.ssrn.com

Darmawati, Deni dkk. (2004). Hubungan Corporate Governance Dan Kinerja perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, 2-3 Desember 2004.

Dechow, P. (1995). Accounting Earnings and Cash flow as Measures of Firm Performance: The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and Economics 18: p.2-42.

Dechow, P., R.G. Sloan, and A.P. Sweeney (1996). Causes and Consequences of earnings Manipulation: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Actions by SEC. Contemporary Accounting Research Vol. 13 No.1, p.1-36.

Fischer, Marly dan Kenneth Rozenzweigg (1995). Attitude of Student Practitiones Concerting the Ethical Acceptability of Earnings Management, Journal of Business Ethic 14 ; 433-444.

Gabrielsen, Gorm., Jeffrey D. Gramlich dan Thomas Plenborg. (1997). Managerial Ownership, Information Content of Earnings, and Discretionary Accruals in a Non US Setting. Jurnal of Bussiness Finance and Accounting, Vol 29. No. 7 &8. September/Oktober, p. 967-988.

Page 26: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Heally, P.M and Wahlen, J.M. (1999). A Review of The Earnings Management Literature and its Implication for Standard Setting, Accounting Horizon (December), 365-383

Jehsen, Michael C. & W.H. Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behaviuor, Agency Cost and Ownwership Structure. Journal of Financial Economics 3. pp. 305-360.

Johnson, Simon; P. Boone; A. Breach; dan E. Friedman. (2000). Corporate Governance in Asian Financial Crisis. Journal of Financial Economics, 58. hal 141-186.

Jiambavo, J. (1996). Discussion of Causes and Consequenses of Earnings Manipulation. Contemporary Accounting Research. Vol 13. Spring, p 37-47.

Klapper, Leora. F. & I. Love. (2002). Corporate Governance, Investor Protection and Performance in Emerging Market. World Bank Working Paper. http:// ssrn. com.

Klein, A (2002a). Audit Committee, Board of Directors characteristic and Earning management. Journal of Accounting and Economics 33, p. 375-400.

Mayangsari, Sekar. (2003). Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI, pp 1255-1267.

Morck, R. And A. Shleifer, and R.W. Vishny (1988), Management Ownership and Market Valuation: An Empirical Analysis. Journal of Financial Economics, 20, 293-315.

Pratana Puspa Midiastuty dan Mas’ud Machfoed (2003). Analisa Hubungan Mekanisme Corporate Governanace dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI. IAI, 2003.

Scott, William R. (2006). Financial Acconting theory”. 4th Edition. Canada Inc : Pearson Education.

Silveira and Barros (2006). Corporate Governance Quality and Firm Value in Brazil. http: //papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=923310

Sloan, Richard G. (1996). Do Stock fully Reflect Information in Accrual and Cash Flow About Future Earning, the Accounting Review, p.289-315.

Page 27: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas’ud (2006), Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.

Shleifer, A dan R.W. Vishny (1997). A Survey of Corporate Governance. Journal of Finance. Vol 52. No.2 Juni. 737-783.

Siregar,Sylvia Veronica N.P & Bachtiar, Yanivi S.(2004). Good Corporate Governance, Information Asymmetry, and Earnings Management”, Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar-Bali : hal 57-69.

Siregar,.Sylvia. Veronica N.P, dan Utama, Siddharta. (2006) Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management), Journal Riset Akuntansi Indonesia Vol 9 No.3. Hal 307-326

Tarjo, 2002. “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Mempublik di Indonesia”. Tesis S2 Program Pasca sarjana UGM, Yogyakarta.

Teoh, Siew Hong dan T,J, Wong, 1993. Perceived Auditor Quality and the Earnings ResponseCoefficient. The Accounting Review. 346-366.

Utama, Siddharta (2003). Corporate Governance, Disclosure and its Evidence in Indonesia. Usahawan no.04 th XXXII. hlm. 28-32

Utama, Siddharta dan Afriani, Chyntia (2005). Praktek Corporate Governance dan Penciptaan Nilai Perusahaan : Studi Empiris di BEJ. Usahawan no.88 th XXXIV.

Watts R. and J.L. Zimmerman. (1986). Positive Accounting Theory. New York: Prentice Hall.

Watfield, Terry D., J.J. Wild dan K.L Wild (1995). Managerial Ownership, Accounting Choices, and Informativesness of Earning. Journal of Accounting and Economics 20, hal 61-91.

Wedari, L.K.(2004). Analisis Pengaruh Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba. Makalah SNA VII. Denpasar. 963-974

Page 28: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Tabel 1 Descriptive Statistics

96 -.778 1.736 -.13005 .24042396 .485 3.908 1.42377 .77565496 .000 .980 .22834 .32386396 .000 1.000 .11458 .32019096 .200 .670 .37917 .11275296 .000 1.000 .60417 .49159696 23.400 31.380 26.98542 1.94481496 -.193 .010 -.02380 .04521696 -.516 1.736 -.00475 .20079096 -.259 .579 -.04964 .08313996 -.778 .349 -.08390 .13869896

Earning ManagementTobin's QInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxkaValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Proporsi (Dummy=1) Proporsi (Dummy=0)KA 60.4% 39.6%Kepemilikan Manajerial 11.5% 88.5%

Tabel 2Variabel VIFEarnings Management (EM) 97.734Kepemilikan Institusional (Own Inst) 4.059Manajerial Ownership (OwnMgr) 1.657Komisaris Independen (KAI) 4.260Kualitas Audit (KA) 2.755Ukuran Perusahaan (UP) 1.714EM x OwnIns 3.323EM x OwnMgr 11.00EM x KomInd 78.556EM x KA 6.132

*)dari hasil regresi model 3

Page 29: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Lampiran 1

Regression Model 1 dgn variabel independen Earnings Management & Ukuran Perusahaan sebagai kontrol variabel.

Correlations

1.000 -.206 .407-.206 1.000 -.032.407 -.032 1.000

. .022 .000.022 . .377.000 .377 .

96 96 9696 96 9696 96 96

Tobin's QEarning ManagementSizeTobin's QEarning ManagementSizeTobin's QEarning ManagementSize

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Tobin's QEarning

Management Size

Model Summaryb

.450a .202 .185 .700107 .202 11.804 2 93 .000 2.171Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-W

atson

Predictors: (Constant), Size, Earning Managementa.

Dependent Variable: Tobin's Qb.

ANOVAb

11.572 2 5.786 11.804 .000a

45.584 93 .49057.156 95

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Size, Earning Managementa.

Dependent Variable: Tobin's Qb.

Page 30: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Coefficientsa

-2.966 .999 -2.968 .004 -4.950 -.982-.622 .299 -.193 -2.080 .040 -1.215 -.028 -.206 -.211 -.193 .999 1.001.160 .037 .400 4.321 .000 .086 .233 .407 .409 .400 .999 1.001

(Constant)Earning ManagementSize

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Tobin's Qa.

Charts

Scatterplot

Dependent Variable: Tobin's Q

Regression Standardized Predicted Value

210-1-2-3-4-5

Reg

ress

ion

Stu

dent

ized

Res

idua

l

4

3

2

1

0

-1

-2

-3

Page 31: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Lampiran 2

Hasil regresi CG& UP sbg independent var

Regression

Model Summaryb

.520a .271 .230 .680553 .271 6.681 5 90 .000 2.084Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-W

atson

Predictors: (Constant), Size, Managerial Ownership, Komisaris Independent, Audit Quality, Institusional Ownershipa.

Dependent Variable: Tobin's Qb.

ANOVAb

15.472 5 3.094 6.681 .000a

41.684 90 .46357.156 95

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Size, Managerial Ownership, Komisaris Independent, AuditQuality, Institusional Ownership

a.

Dependent Variable: Tobin's Qb.

Coefficientsa

-2.128 1.086 -1.959 .053 -4.286 .031.154 .245 .064 .629 .531 -.333 .642 .209 .066 .057 .771 1.296

-.394 .218 -.163 -1.804 .075 -.828 .040 -.183 -.187 -.162 .998 1.002-.790 .643 -.115 -1.229 .222 -2.068 .487 -.094 -.128 -.111 .927 1.079.381 .146 .241 2.612 .011 .091 .670 .329 .265 .235 .949 1.053.135 .040 .337 3.349 .001 .055 .214 .407 .333 .301 .799 1.252

(Constant)Institusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySize

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Tobin's Qa.

Charts

Page 32: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Scatterplot

Dependent Variable: Tobin's Q

Regression Standardized Predicted Value

3210-1-2-3

Reg

ress

ion

Stu

dent

ized

Res

idua

l

4

3

2

1

0

-1

-2

Page 33: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Lampiran 3Hasil Regresi dgn CG sbg moderating variable

Descriptives

Descriptive Statistics

96 -.778 1.736 -.13005 .24042396 .485 3.908 1.42377 .77565496 .000 .980 .22834 .32386396 .000 1.000 .11458 .32019096 .200 .670 .37917 .11275296 .000 1.000 .60417 .49159696 23.400 31.380 26.98542 1.94481496 -.193 .010 -.02380 .04521696 -.516 1.736 -.00475 .20079096 -.259 .579 -.04964 .08313996 -.778 .349 -.08390 .13869896

Earning ManagementTobin's QInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxkaValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Regression

Page 34: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Correlations

1.000 -.206 .209 -.183 -.094 .329 .407 .047 -.060 -.175 -.407-.206 1.000 .077 .133 -.006 -.046 -.032 .097 .823 .971 .460.209 .077 1.000 -.022 .244 .108 .424 -.712 -.008 .048 .067

-.183 .133 -.022 1.000 -.006 -.043 -.027 .079 -.066 .151 -.007-.094 -.006 .244 -.006 1.000 -.086 .072 -.198 .003 -.206 .088.329 -.046 .108 -.043 -.086 1.000 .190 -.081 -.072 -.013 -.492.407 -.032 .424 -.027 .072 .190 1.000 -.015 -.116 -.010 .045.047 .097 -.712 .079 -.198 -.081 -.015 1.000 .024 .150 .117

-.060 .823 -.008 -.066 .003 -.072 -.116 .024 1.000 .789 .078-.175 .971 .048 .151 -.206 -.013 -.010 .150 .789 1.000 .416-.407 .460 .067 -.007 .088 -.492 .045 .117 .078 .416 1.000

. .022 .020 .037 .180 .001 .000 .323 .282 .044 .000.022 . .228 .098 .477 .330 .377 .173 .000 .000 .000.020 .228 . .415 .008 .147 .000 .000 .469 .321 .257.037 .098 .415 . .477 .338 .397 .222 .261 .070 .472.180 .477 .008 .477 . .203 .242 .027 .487 .022 .196.001 .330 .147 .338 .203 . .032 .216 .242 .448 .000.000 .377 .000 .397 .242 .032 . .441 .131 .463 .332.323 .173 .000 .222 .027 .216 .441 . .408 .072 .127.282 .000 .469 .261 .487 .242 .131 .408 . .000 .226.044 .000 .321 .070 .022 .448 .463 .072 .000 . .000.000 .000 .257 .472 .196 .000 .332 .127 .226 .000 .

96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 9696 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

Tobin's QEarning ManagementInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxkaTobin's QEarning ManagementInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxkaTobin's QEarning ManagementInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxka

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Tobin's QEarning

ManagementInstitusionalOwnership

ManagerialOwnership

KomisarisIndependent Audit Quality Size emxownin emxownmg emxkoimi emxka

Page 35: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Model Summaryb

.714a .510 .452 .574235 .510 8.833 10 85 .000 2.418Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-W

atson

Predictors: (Constant), emxka, Managerial Ownership, Size, Komisaris Independent, emxownmg, emxownin, Audit Quality, InstitusionalOwnership, emxkoimi, Earning Management

a.

Dependent Variable: Tobin's Qb.

ANOVAb

29.127 10 2.913 8.833 .000a

28.028 85 .33057.156 95

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), emxka, Managerial Ownership, Size, KomisarisIndependent, emxownmg, emxownin, Audit Quality, Institusional Ownership,emxkoimi, Earning Management

a.

Dependent Variable: Tobin's Qb.

Coefficientsa

-.377 1.063 -.355 .724 -2.491 1.7364.948 2.423 1.534 2.042 .044 .131 9.765 -.206 .216 .155 .010 97.7341.514 .367 .632 4.129 .000 .785 2.242 .209 .409 .314 .246 4.059-.347 .237 -.143 -1.467 .146 -.818 .124 -.183 -.157 -.111 .604 1.657

-3.159 1.078 -.459 -2.929 .004 -5.303 -1.014 -.094 -.303 -.222 .235 4.260.086 .199 .054 .431 .668 -.310 .481 .329 .047 .033 .363 2.755.093 .040 .233 2.340 .022 .014 .172 .407 .246 .178 .584 1.714

10.133 2.375 .591 4.266 .000 5.410 14.856 .047 .420 .324 .301 3.323.443 1.016 .115 .436 .664 -1.578 2.464 -.060 .047 .033 .083 11.999

-16.413 6.281 -1.759 -2.613 .011 -28.901 -3.925 -.175 -.273 -.198 .013 78.556-2.490 1.052 -.445 -2.367 .020 -4.581 -.398 -.407 -.249 -.180 .163 6.132

(Constant)Earning ManagementInstitusional OwnershipManagerial OwnershipKomisaris IndependentAudit QualitySizeemxowninemxownmgemxkoimiemxka

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Tobin's Qa.

Page 36: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

Coefficient Correlationsa

1.000 .538 -.192 .084 .826 .066 .781 .098 .177 -.514.538 1.000 -.069 -.090 .597 .091 .451 .127 -.054 -.205

-.192 -.069 1.000 -.060 -.168 -.436 -.252 -.551 -.088 .167.084 -.090 -.060 1.000 .027 -.258 .053 -.310 .861 -.755.826 .597 -.168 .027 1.000 .199 .668 .225 .109 -.491.066 .091 -.436 -.258 .199 1.000 .123 .819 -.296 .159.781 .451 -.252 .053 .668 .123 1.000 .115 .084 -.361.098 .127 -.551 -.310 .225 .819 .115 1.000 -.272 .126.177 -.054 -.088 .861 .109 -.296 .084 -.272 1.000 -.911

-.514 -.205 .167 -.755 -.491 .159 -.361 .126 -.911 1.0001.106 .134 -.008 .095 .883 .165 .163 .038 1.169 -1.310.134 .056 -.001 -.023 .144 .051 .021 .011 -.081 -.117

-.008 -.001 .002 -.003 -.007 -.041 -.002 -.008 -.022 .016.095 -.023 -.003 1.163 .029 -.660 .011 -.123 5.831 -1.972.883 .144 -.007 .029 1.033 .481 .135 .084 .697 -1.210.165 .051 -.041 -.660 .481 5.642 .058 .713 -4.422 .918.163 .021 -.002 .011 .135 .058 .040 .008 .105 -.174.038 .011 -.008 -.123 .084 .713 .008 .134 -.625 .112

1.169 -.081 -.022 5.831 .697 -4.422 .105 -.625 39.448 -13.859-1.310 -.117 .016 -1.972 -1.210 .918 -.174 .112 -13.859 5.869

emxkaManagerial OwnershipSizeKomisaris IndependentemxownmgemxowninAudit QualityInstitusional OwnershipemxkoimiEarning ManagementemxkaManagerial OwnershipSizeKomisaris IndependentemxownmgemxowninAudit QualityInstitusional OwnershipemxkoimiEarning Management

Correlations

Covariances

Model1

emxkaManagerialOwnership Size

KomisarisIndependent emxownmg emxownin Audit Quality

InstitusionalOwnership emxkoimi

EarningManagement

Dependent Variable: Tobin's Qa.

Charts

Scatterplot

Dependent Variable: Tobin's Q

Regression Standardized Predicted Value

43210-1-2-3

Reg

ress

ion

Stu

dent

ized

Res

idua

l

3

2

1

0

-1

-2

Uji heteroskedascity

Page 37: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

White Heteroskedasticity Test:F-statistic 1.757303 Probability 0.056929Obs*R-squared 27.95341 Probability 0.062768

Test Equation:Dependent Variable: RESID^2Method: Least SquaresDate: 05/28/08 Time: 17:34Sample: 1 96Included observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.001241 0.000741 1.674248 0.0981

EM/UP 0.092916 0.124911 0.743855 0.4592(EM/UP)^2 9.895730 6.763746 1.463055 0.1475

OI/UP 0.028793 0.027061 1.064010 0.2906(OI/UP)^2 -0.241931 0.805394 -0.300389 0.7647

OM/UP -0.070119 0.059505 -1.178374 0.2423(OM/UP)^2 1.673782 1.586563 1.054974 0.2947

KI/UP -0.135895 0.094417 -1.439303 0.1541(KI/UP)^2 3.084920 3.013579 1.023673 0.3092

KA/UP -0.044656 0.038012 -1.174805 0.2437(KA/UP)^2 1.388877 0.997748 1.392011 0.1679

MOI/UP 0.072788 0.152280 0.477988 0.6340(MOI/UP)^2 -13.99970 20.44920 -0.684609 0.4956

MOM/UP -0.072878 0.067767 -1.075425 0.2855(MOM/UP)^2 -6.555593 5.401363 -1.213692 0.2286

MKI/UP -0.188315 0.343906 -0.547578 0.5856(MKI/UP)^2 -24.58789 26.47949 -0.928564 0.3560

MKA/UP -0.094772 0.068450 -1.384536 0.1702(MKA/UP)^2 -9.014041 5.490331 -1.641803 0.1047

R-squared 0.291181 Mean dependent var 0.000404Adjusted R-squared 0.125484 S.D. dependent var 0.000578S.E. of regression 0.000541 Akaike info criterion -12.03209Sum squared resid 2.25E-05 Schwarz criterion -11.52457Log likelihood 596.5405 F-statistic 1.757303Durbin-Watson stat 1.885550 Prob(F-statistic) 0.046929

Page 38: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...

PERAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI

MODERATING VARIABLE DARI PENGARUH EARNINGS

MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Dibuat Oleh:VINOLA HERAWATY

Dosen Universitas Trisakti& mahasiswa Program Doktor Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi

Universitas Indonesia

2008

Page 39: Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable ...