Top Banner
PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN BILATERAL KOREA SELATAN - INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh Dafi Hifzillah 109083000047 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
107

PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN

DALAM HUBUNGAN BILATERAL

KOREA SELATAN - INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

oleh

Dafi Hifzillah

109083000047

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …
Page 3: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …
Page 4: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …
Page 5: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

iv

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisa tentang dampak Hallyu bagi hubungan bilateral

Korea Selatan dan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis

dampak Hallyu sebagai instrumen diplomasi Korea Selatan terhadap Indonesia.

Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara dengan pihak

terkait. Peneliti menemukan, bahwa Hallyu digunakan oleh pihak Korea Selatan

sebagai sarana untuk mempererat hubungan kerjasama dengan Indonesia dan demi

mencapai kepentingan nasional Korea Selatan. Ketertarikan masyarakat Indonesia

terhadap Hallyu mengundang respon pemerintah Korea Selatan untuk

menggunakan Hallyu sebagai sarana mencapai kerjasama yang lebih erat di

berbagai bidang; politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Skripsi menggunakan

metode kualitatif dan sumber datanya berasal dari buku, jurnal, surat kabar, dan

berbagai artikel yang relevan serta wawancara dengan peneliti yang pernah

membahas hal terkait. Data yang dikumpulkan akan dianalisis dalam bentuk

analisa deskriptif.

Kerangka teori yang digunakan dalah skripsi ini yaitu teori diplomasi

budaya, diplomasi publik, dan konsep soft power. Dari hasil analisa menggunakan

teori dan konsep tersebut, dapat disimpulkan bahwa Hallyu merupakan instrumen

diplomasi kontemporer yang melahirkan berbagai kerjasama antara Korea Selatan

dan Indonesia.

Page 6: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT serta junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Hallyu Bagi Korea Selatan Dalam

Hubungan Bilateral Korea Selatan - Indonesia”. Selanjutnya, ucapan terima

kasih yang tidak terhingga kepada orang tua (Ayahanda, Drs H. M. Shufi Mughni

M.Ag dan Ibunda, Dra Ida Yanti) yang senantiasa sabar dalam memberi dukungan

moral, motivasi serta perhatian dengan penuh rasa cinta kasih sayang yang tulus

kepada penulis, dan memberikan dukungan materi serta mengiringi penulis

melalui doa dan restunya.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide dan pemikiran. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Arisman, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan

bimbingan, masukan, serta motivasi yang sangat berharga hingga

selesainya penulisan skripsi ini disela-sela berbagai kesibukannya.

2. Ibu Debbie Affianty, M. Si selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Seluruh Bapak/IbuDosen dan Staff Jurusan Hubungan Internasional,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengajarkan berbagai ilmu dan

telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas sebagai

mahasiswa.

Page 7: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

vi

4. Seluruh staff Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada. Serta seluruh

narasumber, terima kasih bantuan literature maupun kesediaannya

untuk melakukan sharing wawancara dengan penulis.

5. Ega Fiyanti, Ibnu Rusydi, Sarah Fidiyanti, dan Muhammad Fidyan

Genial kakak dan adik yang selalu memberikan motivasi dan perhatian

kepada penulis.

6. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Ramadhany Sapta T, Dwita Aprinta

C, Dewi Agustiani, dan Nuzulul Dina (sahabat kampus), teman-teman

Mabush, Dwina beserta keluarga (sahabat sejak SMA) terima kasih

telah menjadi sahabat setia penulis sejak awal. Terima kasih untuk

dorongan kalian yang tak putus terhadap penulis.

7. Teman-teman yang dipertemukan di kampus UIN Jakarta, Fajar,

Edwin, Nabil, Andri, Amar, Corry, Arif. Motivasi dan semangat serta

doa kalian turut andil besar dalam melahirkan skripsi ini.

8. Teman-teman HI 2009, khususnya kelas B. Marina untuk bantuannya

mengkoreksi kesalahan teknis. Mirna dan Ismet atas motivasinya.

Fadli, ketua kelas terbaik atas segala bantuannya. Dan teman-teman

lain. Maaf tidak bisa menyebutkan satu per satu.

9. Teman-teman komunitas cover dance, terutama team Boys’

Generation Indonesia dan kru, terima kasih untukpersahabatan,

perjalanan, dan semua inspirasi kalian.

10. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini

namun tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih.

Terima kasih atas segala bantuan yang tidak ternilai harganya. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan

kedepan.

Jakarta, 24 Juni 2014

Dafi Hifzillah

Page 8: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................

DAFTAR GAMBAR...............................................................................

DAFTAR TABEL.....................................................................................

DAFTAR GRAFIK..................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

DAFTAR ISTILAH..................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Pernyataan Masalah................................................

1.2. Pertanyaan Penelitian..............................................

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...............................

1.4. Tinjauan Pustaka.....................................................

1.5. Kerangka Pemikiran...............................................

1.6. Metode Penelitian...................................................

1.7. Sistematika Penelitian.............................................

BAB II KEBIJAKAN DIPLOMASI KOREA SELATAN

2.1. Sejarah Hallyu dan Perkembangannya...................

2.2. Diplomasi Budaya Korea Selatan.........................

BAB III DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL KOREA

SELATAN DAN INDONESIA

3.1. Hubungan Bidang Ekonomi dan Politik..............

3.2. Hubungan Bidang Sosial dan Budaya..................

3.3. Perkembangan Hallyu Di Indonesia......................

BAB IV ANALISA PERAN HALLYU TERHADAP

HUBUNGAN BILATERAL KOREA SELATAN

DAN INDONESIA

4.1. Peran Pada Bidang Ekonomi………….….........

4.2. Peran Pada Bidang Sosial dan Budaya...............

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan ..........................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv

v

vii

viii

ix

x

xi

xii

1

7

7

8

9

19

19

21

28

37

44

47

56

65

75

xiii

Page 9: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

viii

DAFTAR GAMBAR

2.1. Peta Penonton KPOP pada Situs YouTube Tahun 2011

Hal. 35

Page 10: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

ix

DAFTAR TABEL

2.1.. Fase Penyebaran Hallyu

3.2. Jumlah Penayangan Drama Korea di Indonesia

3.3. Total Ekspor Film Korea Ke Indonesia

3.4. Peran Hallyu terhadap hubungan bilateral Korea Selatan -

Indonesia

Hal. 22

Hal. 48

Hal. 49

Hal. 55

Page 11: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

x

DAFTAR GRAFIK

4.1. Jumlah Wistawan Indonesia ke Korea Selatan

4.2. Data Impor Produk Korea Selatan ke Indonesia

Hal. 62

Hal. 64

Page 12: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1.1. The 1st Meeting of Joint Commission on Cultural Cooperation

Page 13: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xii

DAFTAR ISTILAH

AMI : Anugerah Musik Indonesia

APEC : Asia Pasific Economic Cooperation

ARF : ASEAN Regional Forum

ASEAN : The Association of Southeast Asia Nation

ASEAN+3 : ASEAN + China, Japan, Korea

ASEM : Asia Europe Meeting

BIFF : Busan International Film Festival

CJ E&M : CJ Entertainment & Media

FTA : Free Trade Agreements

NGO : Non-Governmental Organization

USIA : The United States Information Agency

KBRI : Kedutaan Besar Republik Indonesia

KBRK : Kedutaan Besar Republik Korea

KCC : Korean Cultural Center

KOCCA : Korea Culture and Content Agency

KOCIS : Korea Cultural and Information Service

KOICA : Korea International Cooperation Agency

KPOP/K-POP : Korean Pop

KSC : Korean Studies Center

KTO : Korean Tourism Organization

Page 14: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xiii

MCST : The Ministry of Culture, Sports and Tourism

MEST : The Ministry of Education, Science and Technology

MOFAT : The Ministry of Foreign Affair

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

PPAK : Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetik

PUSKO/PUSKOR : PusatStudi Korea

SNS : Social Network Service

Page 15: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pernyataan Masalah

Diplomasi merupakan elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam

ilmu hubungan internasional. Melalui diplomasi, maka sistem hubungan antar

negara-negara dapat terjalin. Kegiatan diplomasi sendiri telah berkembang dengan

begitu pesat dimana berasal dari praktek surat menyurat yang dilakukan oleh

Bangsa Romawi dalam urusan kenegaraan yang berkaitan dengan negara lain

(Roy, 1991, hal. 1-2) hingga praktek diplomasi yang digunakan sekarang.

Diplomasi sendiri terbagi atas dua bagian, hard diplomacy dan soft diplomacy.

Diplomasi yang pertama menekankan kepada instrumen kekuatan (militer),

sedangkan diplomasi kedua bersifat negosiasi damai tanpa menggunakan

kekerasan. Persamaan dari kedua diplomasi tersebut adalah kepala negara sebagai

aktor utama.

Dalam menjalankan praktek diplomasi, kepala negara pasti berhubungan

dengan aktor lain, baik kepala negara lain, maupun aktor nonnegara, seperti non-

governmental organization (NGO) dan masyarakat sipil, atau bahkan individu.

Melalui diplomasi yang dijalankan oleh aktor non negara inilah, diplomasi

dilakukan dengan cakupan yang lebih luas dan mengenai berbagai lapisan yang

bukan hanya negara. Istilah yang tepat untuk menggambarkannya adalah istilah

diplomasi publik. Jika sebagaimana dijelaskan oleh Hamilton dan Langhorne,

diplomasi tradisional atau dengan istilah lain dikenal sebagai first track diplomacy

Page 16: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

2

adalah praktek diplomasi yang melibatkan peran negara-negara atau antar

pemerintah dengan pemerintah serta dilakukan dengan proses regularisasi dan

prosedural (Brian White dalam The Globalization of World Politics, 2005), maka

diplomasi publik cenderung lebih memberi penekanan kepada interaksi manusia

dengan manusia, atau lebih mudah dikatakan bahwa diplomasi publik tidak hanya

mempertimbangkan aspek hubungan antar pemerintah, namun aspek-aspek lain

diluar interaksi kedua pihak tersebut. Aktifitas diplomasi juga dilakukan oleh

organisasi non pemerintah maupun individu yang mewakili negaranya dalam

berinteraksi dengan aktor non negara lainnya (publicdiplomacy.org, 2011).

Menurut Planning Group for Integration of USIA (The United States Information

Agency), diplomasi publik adalah diplomasi yang bertujuan mempromosikan

kepentingan nasional negara melalui pemahaman, penginformasian, dan

pemberian pengaruh kepada masyarakat asing (Gilboa, E: 2006).

Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan perekonomian paling

makmur di Asia, jika melihat posisinya sebagai negara dengan perekonomian

terkuat di dunia urutan ke 13 (bbc.co.uk, 7 Juni 2013). Hal ini ditopang tentu

melalui berbagai sektor, salah satunya adalah sektor budaya. Diplomasi budaya

adalah termasuk bagian dari diplomasi publik dimana berbagai cakupan seni dan

ide menjadi instrumen utama sebagai sarana diplomasi (Joseph L, 2010).

Diplomasi budaya inilah yang sekarang banyak dapat kita lihat disekitar kita.

Setelah Amerika Serikat dan Jepang tampil menjadi aktor utama dalam diplomasi

budaya melalui film, musik, gaya hidup dan media selama bertahun-tahun, kini

dalam dekade terakhir muncul aktor yang berasal dari belahan dunia lain, yakni

Page 17: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

3

Korea Selatan (Visser, 2012). Korea Selatan terhitung sejak tahun 1990-an telah

menjadi pusat kebudayaan baru di wilayah Asia dengan menyebarkan nilai-nilai

kebudayaan mereka dari Jepang sampai Indonesia. Fenomena meningkat

tajamnya minat negara lain terhadap kebudayaan Korea Selatan kemudian dikenal

sebagai istilah Hallyu. Secara bahasa, Hallyu berarti Korean Wave atau

Gelombang Korea yang mengacu pada masuknya budaya Korea ke berbagai

belahan dunia melalui populernya film dan musik yang berasal dari negara yang

terkenal akan Gingseng-nya tersebut

“The Korean Wave is phenomenon sweeping through Southeast Asia,

China, and Japan. Intensified by the sudden surge in Korea’s national image

brought on by the 2002 FIFA World Cup, the Korean Wave started with the

raising popularity of Korean pop stars overseas. Most recently it extended to

boom in Korea – made TV dramas and movies and others” (Dynamic Korea,

Korea National Tourism Organization, 2000:17).

Terjemahan:

“Gelombang budaya pop Korea merupakan fenomena yang menyebar di

kawasan Asia Tenggara, Cina, dan Jepang. Citra negara Korea semakin

meningkat setelah festival Piala Dunia 2002.Gelombang ini dimulai dengan

peningkatan popularitas bintang pop Korea di luar negeri yang dalam beberapa

waktu terakhir diperluas dengan kepopuleran drama seri serta film Korea”

(Dynamic Korea, Korea National Tourism Organization, 2000:17).

Perkembangan Hallyu bagi Korea Selatan sendiri bukan sekedar

perkembangan popularitas yang tidak membawa keuntungan terhada negara.

Page 18: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

4

Karena terhitung pada tahun 2004, ekspor film dan program televisi bersama

dengan pariwisata dan produk Hallyu menghasilkan pendapatan total hampir

US$2 miliar (Voa News, 1 Juni 2006). Popularitas seni drama Korea berembang

sejak tahun 1990-an dan meningkat pesat dengan semakin mudahnya penyebaran

karya dari negara tersebut, dengan dukungan kerjasama Free Trade Agreements

(FTA) dengan berbagai negara (Shim, 2012).

Disamping bidang seni melalui drama dan olahraga melalui perhelatan

Piala Dunia yang pernah digelar, Korea Selatan juga memiliki akses lain yang

potensial dijadikan jembatan kerjasama dengan negara lain, yakni bidang musik.

Musik pop Korea Selatan atau yang hari ini akrab dengan istilah Korean Pop (K-

POP) menyebar dengan sangat baik ke seluruh wilayah Asia, terutama Jepang,

China, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan tentu saja Indonesia. Popularitas bintang

KPOP meningkat sangat cepat dan tajam sejak akhir 1990-an seiring

meningkatnya popularitas grup seperti H.O.T, serta pada era 2000-an melahirkan

nama besar seperti penyanyi solo BoA dan nama-nama grup penyanyi seperti

Girls’ Generation, Super Junior, TVXQ, SHINee, T-ARA, F(x), dan lain-lain yang

sudah sangat akrab terutama dikalangan remaja (Shim, 2012). Menurut statistik

Bank Of Korea dari bidang ekspor budaya dan jasa hiburan, industri musik K-pop,

bagian dari fenomena Hallyu, telah menghasilkan US$637 juta di tahun 2010 dan

mengalami peningkatan sebesar 25% menjadi US$794 juta tahun 2011, seiring K-

pop semakin diminati oleh masyarakat internasional(chosun.com, 7 Februari

2012).

Page 19: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

5

Di Indonesia, fenomena Hallyu melalui KPOP dengan sangat mudah kita

lihat hampir di setiap minggunya dimana ratusan remaja berkumpul dalam

kegiatan gathering para pencinta KPOP (Yudhistira, Liputan6.com, 19 Februari

2012), bahkan para bintang pun mulai banyak datang ke Indonesia menggelar

konser dan Showcase seperti yang dilakukan oleh 2PM, Wonder Girls,

manajemen artis SM Town,dan Big Bang (Suhendra, Kompas.com, 6 Agustus

2012). Media-media baik online, televisi, radio maupun cetak, juga mulai rutin

memuat berbagai ulasan mengenai bintang-bintang KPOP kenamaan.

Popularitas Hallyudi Indonesia menurut penulis menjadi menarik dan

relevan untuk dibahas dalam ranah kajian Hubungan Internasional dengan melihat

diselenggarakannya serangkaian kegiatan pameran kebudayaan Korea Selatan

sejak tahun 2009 yakni “Korea-Indonesia Week” dimana merupakan bentuk

kerjasama yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Korea Selatan dengan Republik

Indonesia. Pergelaran budaya tersebut diselenggarakan untuk memperkuat

hubungan bilateral di bidang sosial kebudayaan karena melihat respon positif

masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea Selatan. Di samping itu, Pemerintah

Korea Selatan membangun Pusat Kebudayaan Korea (Korean Cultural Center

Indonesia) di Jakarta agar dapat berfungsi sebagai pusat informasi kebudayaan

Korea Selatan, dimana hingga saat ini pusat kebudayaan tersebut cukup padat

dengan berbagai kegiatan yang dengan antusias dilakukan sebagian besar oleh

remaja Indonesia(Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia).

Hubungan kedua negara sebenarnya memang sudah baik. Hubungan

keduanya telah terjalin sejak 1973 dimana Korea Selatan membangun perwakilan

Page 20: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

6

diplomatik di Indonesia. Namun kerjasama dalam bidang budaya sendiri baru

muncul pada 2007, dan berkembang pesat sejak 2009, tahun dimanaHallyumulai

masuk dan diterima di Indonesia (Korean Cultural Center). Hal ini dapat dilihat

dari berbagai interaksi yang dijalin keduanya dalam pembahasan tentang hal

terkait hubungan budaya, yang bukan hanya direspon oleh masyarakat

sebagaimana telah dibahas sebelumnya, namun juga oleh perwakilan dari masing-

masing negara. Diantaranya pada 2010 dimana Duta Besar Korea Selatan untuk

Indonesia Kim Ho Young mengutarakan harapan Korea Selatan dan Indonesia

untuk memanfaatkan jalur budaya demi mempererat kerja sama ekonomi kedua

negara (B. Kunto Wibisono, antaranews,com, 11 Oktober 2010). Kemudian

kunjungan dari mantan Perdana Menteri Korea Selatan, Kim Suk-soo kepada

Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono. Mantan PM Korea Selatan ini juga

mengutarakan ajakan kepada Indonesia untuk meningkatkan hubungan terutama

di bidang budaya (Afwan Albasit, Metrotvnews.com, 17 Mei 2013). Dari pihak

Indonesia sendiri, Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI mengutarakan hal yang

serupa dimana mengharapkan munculnya kerjasama yang lebih erat antara

Indonesia dengan Korea Selatan di bidang Budaya. Ketua DPD RI Irman Gusman

mengutarakan hal tersebut dalam sambutannya pada Perayaan Tahun

Persahabatan Korea-Indonesia 2013 di Balai Kartini, Jakarta (Friederich Batari,

Jurnas.com, 08 Maret 2013).

Melihat kesuksesan Korea Selatan menggunakan budaya baik sebagai

diplomasi budaya maupun sebagai instrumen memperkuat perekomian mereka,

juga melihat antusias masyarakat Indonesia terhadap diplomasi budaya baik oleh

Page 21: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

7

pemerintah Korea Selatan maupun oleh aktor non pemerintah seperti media

maupun pelaku seni, membuat penulis sangat tertarik untuk melihat lebih dalam,

bagaimana Korea Selatan mampu membentuk Hallyu menjadi alat yang

digunakan sebagai sarana diplomasi? Bagaimana Hallyu masuk dan berkembang

di Indonesia? Serta bagaimana Hallyu mebantu Korea Selatan dalam mendapatkan

kepentingannya di Indonesia? Skripsi ini akan membahas sejarah dinamika

hubungan Korea Selatan dan Indonesia sejak awal dibuka hubungan diplomasi,

dan melakukan pembatasan pada bagian analisa dimana pembahasan akan fokus

pada tahun 2009-2014, saat minat Indonesia terhadap Hallyu mulai direspon oleh

pihak swasta dan pemerintah Korea Selatan, dengan melihat mulai diadakannya

berbagai acara pertukaran budaya antar kedua negara (Marenia, 2013: 81-82).

2. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana peran Hallyu bagi Korea Selatan dalam hubungan bilateral

dengan Indonesia?

3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perkembangan Hallyu di Indonesia.

2. Mengetahui peran Hallyu bagi Korea dalam hubungan kerjasama dengan

Indonesia.

Manfaat penelitian antara lain:

Page 22: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

8

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Hubungan Internasional.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pembaca

mengenai fenomena Hallyu yang terjadi di Indonesia.

3. Diharapkan dapat menjadi bahan pendukung bagi Indonesia dalam upaya

mengunakan budaya sebagai instrumen diplomasi sebagaimana yang dilakukan

oleh Korea Selatan.

4. Diharapkan dapat menjadi bahan bagi pembuat kebijakan Indonesia dalam

mempelajari Korea Selatan menggunakan budaya sebagai instrumen diplomasi

mereka, sehingga Indonesia kelak dapat melakukan hal serupa.

4. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji masalah Diplomasi Budaya,

antara lain:

1. Skripsi Balora Rahman, Universitas Indonesia Jurusan Hubungan

Internasional, tahun 2012 dengan judul “Diplomasi Hip Hop Sebagai Diplomasi

Budaya Amerika Serikat”. Dalam skripsinya, Rahman menggunakan pendekatan

soft diplomacy dan diplomasi budaya

2. Skripsi Adina Dwirezanti, Universitas Indonesia Jurusan Hubungan

Internasional, tahun 2012 dengan judul “Budaya Populer Sebagai Alat Diplomasi

Publik: Analisa Peran Korean Wave Dalam Diplomasi Publik Korea Periode

2005-2010”. Dalam skripsinya, Dwirezanti menggunakan pendekatan Diplomasi

Page 23: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

9

Publik, Diplomasi Kebudayaan, dan Konsep Pop Culture. Yang membedakan

penelitian penulis dengan skripsi Dwirezanti adalah tidak adanya fokus hubungan

bilateral Korea Selatan dengan Indonesia.

3. Skripsi Nesya Amellita, Universitas Indonesia Jurusan Bahasa dan

Kebudayaan Korea, tahun 2010 dengan judul “Kebudayaan Populer Korea:

Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia”. Perbedaan penelitian yang dilakukan

Amellita dengan penulis adalah sudut pandang yang digunakan dimana Amellita

merupakan mahasiswa Bahasa sehingga tidak menggunakan pendekatan

Hubungan Internasional seperti yang dilakukan penulis. Amellita juga hanya

membahas perkembangan Hallyu di Indonesia namun tidak menganalisa dampak

kerjasama yang dihasilkan melalui perkembangan Hallyu.

5. Kerangka Pemikiran

1. Diplomasi Publik

Diplomasi bukanlah sebuah kebijakan, melainkan lembaga untuk memberikan

pengaruh terhadap kebijakan tersebut. Namun kebijakan dan diplomasi

merupakan dua hal yang saling melengkapi karena seseorang tidak bisa bertindak

tanpa kerjasama satu sama lain. Dalam urusan kenegaraan, diplomasi tidak dapat

dipisahkan dengan politik luar negeri karena diplomasi sendiri bertujuan kepada

kebijakan yang dikeluarkan oleh negara (Suryokusumo, 2004: 7-8). Diplomasi

lebih jauh merupakan kegiatan internasional yang saling berpengaruh dimana baik

pemerintah maupun organisasi internasional berusaha mencapai tujuan mereka

melalui perwakilan diplomatik maupun melalui sarana-sarana lainnya.

Page 24: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

10

Seiring perkembangannya sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa

diplomasi telah meluas tidak hanya mencakup hubungan antar aktor negara,

namun kini meliputi aktor lain yang bersifat non negara. Bentuk diplomasi yang

banyak digunakan antara lain adalah diplomasi publik. Diplomasi publik pertama

kali oleh Emund Gullion pada Fletcher School of Law and Diplomacy di Tuffs

University.Diplomasi publik merupakan bentuk opini yang ikut membentuk dan

mengarahkan kebijakan yang diambil suatu negara.Lebih jauh, publik juga dinilai

mampu mengarahkan opini masyarakat negara-negara lain mengenai negaranya

(Papp, 1997: 442-443). Hans N. Tuch, penulis buku Communicating With the

World (New York, 1990) mendefinisikan diplomasi publik:

“Official government efforts to shape the communications environment

overseas in which American foreign policy is played out, in order to reduce

the degree to which misperceptions and misunderstandings complicate

relations between the U.S. and other nations.”

“Upaya resmi pemerintah untuk membentuk lingkungan komunikasi luar

negeri dimana kebijakan luar negeri Amerika dimainkan, dengan tujuan untuk

mengurangi potensi salah persepsi dan kesalahpahaman yang akan

memperumit hubungan antara AS dan negara lain.”

(pdaa.publicdiplomacy.org).

Dari penjelasan Tuch yang mengambil kasus Amerika, dapat disimpulkan

bahwa Tuch mendefinisikan diplomasi publik sebagai sebuah proses komunikasi

pemerintah dengan masyarakat luar negeri. Komunikasi dijalin dengan tujuan

membentuk suatu kesepahaman akanide dan kebijakan suatu negara (didalamnya

termasuk kesepahaman mengenai budaya) yang mengarah kepada kepentingan

nasional negara tersebut. Kelemahan definisi Tuch adalah, pembahasan yang

dibatasi akan interaksi antar aktor negara, padahal aktor non negara juga ikut

berperan dalam diplomasi publik (Primayanti, 2013: 121).

Page 25: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

11

Dilihat dari sumbernya, diplomasi publik dapat menghasilkan gambaran

menyeluruh suatu negara. Menyeluruh dalam arti tidak hanya memberikan

gambaran positif suatu negara, namun juga sisi negatif. Ini dikarenakan aktor

yang berperan dalam diplomasi publik bukan merupakan dominasi negara

sehingga kontrol negara terhadap opini yang dihasilkan berkurang. Diplomasi

publik menekankan bukan hubungan government to government melainkan

government to people, atau bahkan people to people dengan proses yang tidak

hanya melibatkan diplomat antar negara namun proses apapun yang dapat

mempengaruhi opini pihak lain dan kebijakannya serta aktivitas aktor manapun

yang membawa akibat terhadap publik internasional (Baylis dan Smith, 2005:192-

193).

Beberapa tujuan dari diplomasi publik (Leonard, 2002:9-10) antara lain:

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai suatu negara, dalam hal

ini membuat mereka memikirkannya, menambah gambaran mengenai

negara tersebut, dan merubah pendapat mereka mengenai negara tersebut.

2. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap suatu negara, dalam hal ini

meningkatkan persepsi positif mereka serta memberi pengaruh untuk

menyamakan opini mereka dengan negara tersebut mengenai suatu isu.

3. Meningkatkan hubungan dengan suatu negara dalam berbagai aspek

seperti pendidikan, mendorong masyarakat untuk mengunjungi negara

tertentu, mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi produk dari negara

tertentu, dan sebagainya.

Page 26: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

12

4. Mempengaruhi masyarakat sehingga mempermudah mendapatkan

keuntungan seperti mendapatkan investasi dari perusahaan, atau

menunjukan posisi kita, atau dengan tujuan mengajak aktor politik untuk

menyesuaikan dengan diri kita atas dasar kerjasama.

Pada dasarnya tujuan-tujuan diatas tidak lepas dari tujuan diplomasi yang

dijelaskan oleh Holsti (1992) dimana negosiasi diplomatik dilakukan dengan

tujuan propaganda, tidak hanya sebagai sarana mencapai kesepakatan atas isu

melainkan upaya menarik pihak luar untuk berpihak dengan pihaknya dengan

demikian akan mengurangi posisi tawar-menawar terhadap lawan-lawannya

(Holsti, 1992: 251).

Dalam pembahasan mengenai penelitian Hallyu, Sumiko Mori lebih jauh

menjelaskan dalam Japan’s Public Diplomacy And Regional Integration in East

Asia: Using Japan’s Soft Power (2006) bahwa Hallyu yang merupakan bentuk

dari popular culture atau pop culture (budaya pop) merupakan bagian dari

diplomasi publik dimana meskipun mungkin tidak dilakukan dengan sengaja,

namun budaya pop mulai dari berita, fashion, gaya hidup, film, musik, dan lain-

lain melaui internet ikut memberikan dampak pada kebijakan luar negeri suatu

negara, serta berdampak pula pada kebijakan keamanan, perdagangan, pariwisata,

dan kepentingan nasional lainnya. Maka dapat disimpulkan, konsep diplomasi

publik akan mampu menjelaskan fenomena Hallyu dalam penelitian ini.

2. Diplomasi Budaya

Tulus Warsito dan Kartikasari (2007) mengenai diplomasi budaya

menjelaskan bahwa diplomasi tersebut merupakan upaya dari negara-negara

Page 27: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

13

berkembang. Diplomasi budaya merupakan bagian dari diplomasi lain yang

bertujuan sama yakni mencapai tujuan nasional mereka, dengan pembedaan dari

segi cara yang menggunakan pendekatan kebudayaan seperti pendidikan, seni,

ilmu pengetahuan, dan olahraga dan lain-lain yang tidak mengandung unsur

politik, ekonomi, maupun militer (Warsito dan Kartikasari, 2007: 2). Diplomasi

budaya tidak hanya dilakukan antar pemerintah, namun bisa juga melibatkan aktor

non pemerintah baik individual maupun kolektif. Tujuan utama diplomasi budaya

adalah mempengaruhi pendapat umum guna mendukung suatu kebijakan politik

luar negeri tertentu, dengan sasaran pendapat umum, baik level nasional maupun

internasional (Warsito dan Kartikasari, 2007: 4).Diplomasi budaya sering pula

disebut sebagai Software Diplomacy dengan didasarakan penggunaan instrumen

kesenian sebagai sarana diplomasinya, bertentangan dengan Hardware Diplomacy

yang menggunakan mesin dan dekat dengan diplomasi jalan perang (Mohsin,

2010: 47).Penggunaan instrumen budaya membuat jalur diplomasi ini memiliki

peran yang signifikan karena kebudayaan memiliki unsur universal dan bersifat

komunikatif.Kebudayaan secara aktif digunakan dalam diplomasi bilateral untuk

meningkatkan pemahaman budaya dan dialog antar bangsa karena dapat

menembus batas-batas geografis, politik, ideologi dan sosial (Sidabutar: 160).

Diplomasi budaya sendiri terdiri dari beberapa bentuk (Warsito dan

Kartikasari, 2007: 19-26):

1. Eksebisi

Eksebisi atau pameran merupakan bentuk diplomasi budaya yang paling

konvensional karena dilakukan secara terbuka dan transparan dan dilakukan baik

Page 28: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

14

di dalam negeri maupun di luar negeri, baik dilakukan oleh satu negara maupun

mulitinasional. Biasanya eksebisi dilakukan dalam bentuk perdagangan, bersifat

pendidikan, melalui program pariwisata, dan lain sebagainya. Bentuk diplomasi

budaya eksebisi dilakukan oleh dua aktor dalam penelitian ini dalam pelaksanaan

acara tahunan Korea – Indonesia Week maupun berbagai acara yang dilakukan

pihak swasta dengan instrument budaya populer.

2. Propaganda

Sedikit banyak sama dengan eksebisi dimana propaganda merupakan upaya

penyebaran informasi baik melalui kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

maupun nilai-nilai sosial ideologis suatu bangsa kepada bangsa lain. Akan tetapi,

propaganda biasanya tidak dilakukan secara langsung dan terbuka seperti melalui

instrumen media massa, bahkan secara awam berkonotasi negatif. Penyebaran

secara propaganda dianggap sebagai bentuk dasar dan cikal bakal diplomasi

budaya karena penyebaran ideologi dan nilai-nilai suatu bangsa melupakan hal

pokok dan mendasar yang perlu disebarkan ke negara lain dengan tujuan tertentu.

3. Kompetisi

Merupakan diplomasi budaya dengan jalan persaingan atau pertandingan.

4. Penetrasi

Penetrasi dapat dikatakan merupakan upaya perembesan yang dilakukan

melalui bidang-bidang perdagangan, ideologi, dan militer. Dalam bidang ideologi

penetrasi sama dengan propaganda.

5. Negosiasi

Page 29: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

15

Negosiasi mencerminkan keinginan pihak-pihak terkait untuk saling

memperkenalkan, mengakui, menghormati, dan menghargai kebudayaan masing-

masing bangsa yang dilakukan dengan berbagai cara seperti pertukaran budaya.

6. Pertukaran ahli

Hal ini mencakup masalah pertukaran kebudayaan secara lebih mendalam,

seperti pertukaran kerjasama beasiswa sampai pertukaran ahli berbagai bidang

tertentu.

3. Soft Power

Konsep soft power pertama kali diperkenalkan oleh Joseph S. Nye, seorang

pemikir dari Harvard University pada 1990 (Primayanti, 2013: 120). Konsep

power sendiri menurut Nye adalah kemampuan dalam hal mempengaruhi pihak

lain demi mencapai apa yang kita inginkan. Ada 3 cara dalam mengaplikasikan

power itu sendiri, yakni dengan paksaan, bujukan dengan insentif tertentu, dan

dengan menarik perhatian. Dua hal pertama masuk kedalam golongan hard power,

dalam hal ini melibatkan instrumen militer dan ekonomi. Hal terakhir masuk

dalam golongan soft power, dimana Nye menyebutkan bahwa soft power

merupakan kemampuan untuk mendapatkan apapun yang diinginkan dengan cara

ketertarikan (attraction) (Nye, 2004: 5) Alexander L. Vuving membedakan hard

power merupakan kemampuan mengubah prilaku orang lain dengan mengubah

keadaan merka, sedangkan disisi lain, soft power mengubah prilaku pihak lain

dengan mengubah preferensi mereka (Vuving, 2009: 6). Vuving juga menjelaskan

ada 3 hal yang membangun soft power (Vuving, 2009: 9 – 11). Pertama adalah

benignity, yang terkait dengan cara pengguna power memperlakukan orang lain

Page 30: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

16

terutama target dari dijalankannya soft power tersebut. Hal ini akan melahirkan

simpati yang merupakan dasar dari instrumen soft power. Dalam kasus fenomena

Hallyu, Korea Selatan berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan

informasi dan hiburan mengenai Hallyu dengan membuka kantor cabang Pusat

Kebudayaan Korea dan mengadakan berbagai acara yang semakin mendekatkan

peminat Hallyu Indonesia dengan idolanya. Hal ini menarik simpati masyarakat

Indonesia terhadap Korea Selatan dan tidak hanya berdampak pada bidang

hiburan namun peningkatan pada industri lain. Kedua adalah brilliance,

menyangkut cara kerja pengguna power di depan target penggunaan power.

Dengan melakukan hal-hal secara baik dan mendapatkan berbagai tujuan yang

diharapkan, brilliance akan melahirkan rasa kagum dan kecenderungan untuk

mempelajari keberhasilan yang di dapat oleh penguna power, sehingga lebih

membuka kemungkinan mereka akan mengikuti apa yang dilakukan pengguna

soft power tersebut. Korea Selatan dalam mengadakan acara baik pihak

pemerintah maupun swasta selalu bersikap profesional (contoh agenda selalu

berjalan tepat waktu). Disamping itu, kesuksesan para bintamng Hallyu terutama

musik KPOP didasari oleh ketatnya proses trainee (pelatihan) sebelum mereka

akhirnya menjadi penyanyi. Hal tersebut mengundang kekaguman masyarakat

Indonesia akan cara kerja masyarakat Korea Selatan. Ketiga adalah beauty,

kaitannya erat dengan visi, cita-cita, nilai maupun latar belakang. Corak budaya

Asia dari kedua negara dalam pembahasan penelitian ini mempermudah penetrasi

Hallyu di Indonesia karena cenderung tidak jauh berbeda dengan budaya asli

Indonesia. Vuving menjelaskan saat satu pihak melihat adanya kesamaan akan

Page 31: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

17

hal-hal tersebut, maka akan melahirkan kecenderungan untuk bersatu dan bekerja

sama. Beauty menghasilkan instrumen soft power berupa inspirasi.

Soft power yang dimiliki suatu negara pada dasarnya dinilai dari 3 parameter

(Primayanti, 2013: 120-121 dan Nye,2004: 11):

1. Budaya (culture)

Budaya merupakan seperangkat nilai dan konteks kegiatan yang bermakna

bagi masyarakat.Budaya sendiri dibagi atas 2 bagian, yakni high culture

mencakup seni, sastra dan edukasi, dan popular culture yang cepat menyebar

di kalangan luas. Budaya kemudian akan melahirkan ketertarikan dari pihak

lain karena budaya yang dapat dipromosikan secara universal dan diterima

masyarakat luas bahkan diluar negara asalnya akan menghasilkan outcomes

yang baik bagi negara asalnya.

2. Nilai-Nilai Politik (political ideas)

Mengacu kepada seperangkat nilai dan pelaksanaan dari nilai-nilai tersebut

dalam tindakan politik pemerintah di dalam negeri. Dapat dikatakan, nilai-

nilai yang bersifat regional dapat mempengaruhi pandangan publik

internasional terhadap negara tersebut.

3. Kebijakan Luar Negeri (Policies)

Merupakan tindakan pemerintah di luar negeri yang dampaknya dirasakan

oleh publik internasional.

Menurut Vuving, pertukaran pergelaran kebudayaan, pertukaran berbagai

program, penyiaran, atau pendidikan bahasa suatu negara kepada negara lain serta

promosi sering diartikan sebagai alat dari soft power. Padahal, hal tersebut tidak

Page 32: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

18

secara langsung melahirkan soft power. Namun lebih kepada melahirkan

kesepahaman dan memberi gambaran positif terhadap suatu negara. Hal tersebut

yang dilakukan Korea Selatan terhadap Indonesia dengan Hallyu. Kemudian

setelah mencapai tahap tersebut, masuk ke tahap awal yang terpenting dalam

melahirkan soft power yakni sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya

dalam benignity, beauty, dan brilliance (Vuving, 2009: 15).

4. Konsep Peran

Konsep Peran pertama kali diperkenalkan oleh Holsti (1970) (Thies, 2009:

2) pada tahun 1970an dimana peran individu dapat menjelaskan tindakan sebuah

negara dalam mengambil keputusan. Konsep Peran menjelaskan mengenai

tindakan kebijakan luar negeri dengan dikendalikan oleh individu untuk

menentukkan putusan, komitmen, peraturan, dan tindakan lainnya.

Menurut Holsti (1987) (Sekhri 2009: 424) Konsep Peran selalu dikaitkan

dengan pendekatan perilaku individu. Namun tidak hanya individu (pengambil

kebijakan) yang memainkan peran dalam negara sebagai kebijakan luar negerinya.

Aktor yang bersangkutan sebelum bertindak dalam mengambil perannya, maka

aktor tersebut sebelumnya mencoba memposisikan dirinya di posisi orang lain dan

mencoba untuk memahami apa yang diharapkan oleh orang lain tersebut. Dengan

menyerasikan diri dengan harapan – harapan dan sudut pandang orang lain, maka

interaksi mungkin akan terjadi. Dengan kata lain, aktor tersebut harus

menyerasikan pola kelakuannya sesuai dengan harapan masyarakat dalam

menjalankan suatu peran dalam masyarakat (Soekanto 1990). Dalam pembahasan

mengenai Hallyu, pemerintah Korea Selatan terus berusaha mendekatkan

Page 33: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

19

instrument budayanya dengan Indonesia di berbagai kesempatan, baik bidang

kebudayaan maupun ekonomi bisnis. Dengan cara tersebut, maka Indonesia akan

semakin terbiasa dengan interaksi Hallyu dari Korea Selatan sehingga Hallyu

lebih mudah mengambil peran di bidang-bidang lain yang lebih luas.

7. Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penilitan kualitatif. Punch

menjelaskan, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang tidak melibatkan

angka, namun dengan menggunakan teknik analisa dengan pendekatan tertentu.

Metode penelitian ini, dalam kebanyakan kasus, tidak menggunakan data dalam

bentuk angka-angka, namun lebih kepada data deskriptif menggunakan kata-kata

dan kalimat (Punch, 2004: 3-4).

Sebagai teknik pengumpulan data terdapat dua sumber; primer dengan

melakukan wawancara dengan pihak terkait seperti wawancara dengan staff

Korean Culture Center dan lokasi terkait, dan sumber sekunder berupa data-data

tertulis yang terkait dengan persoalan yang dibahas dalam penilitian ini seperti

buku, jurnal, buletin, textbook, ebook, artikel, surat kabar cetak dan online dan

didukung dengan wawancara dari peneliti yang pernah membahas mengenai

Hallyu dari Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada.

8. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1. Pernyataan Masalah

2. Pertanyaan Penelitian

Page 34: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

20

3. Kerangka Pemikiran

1. Diplomasi Publik

2. Diplomasi Budaya

3. Soft Power

4. Konsep Peran

4. Metode Penelitian

5. Sistematika Penelitian

BAB II KEBIJAKAN DIPLOMASI BUDAYA KOREA SELATAN

1. Sejarah Hallyu dan Perkembangannya

2. Diplomasi Budaya Korea Selatan

BAB III DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL KOREA SELATAN -

INDONESIA

1. Hubungan Bidang Ekonomi

2. Hubungan Bidang Sosial Budaya

3. Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia

BAB IV ANALISA PERAN HALLYU TERHADAP HUBUNGAN

BILATERAL KOREA SELATAN – INDONESIA

1. Peran pada Bidang Ekonomi.

2. Peran pada Bidang Sosial Budaya.

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 35: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

21

BAB II

KEBIJAKAN DIPLOMASI BUDAYA KOREA SELATAN

Bab kedua penelitian ini akan membahas tentang sejarah dan fakta

mengenai Hallyu. Data untuk mengisi bab ini diambil dari buku, website resmi,

artikel terkait, serta berbagai jurnal. Pembahasan mengenai Hallyu akan dibagi

menjadi 2 sub-bab. Sub pertama akan membahas mengenai sejarah Hallyu itu

sendiri, dimulai dari sejarah kemunculan hingga perkembangannya. Sub-bab

pertama ini akan menitik beratkan perkembangan Hallyu di negara asalnya yakni

Korea Selatan. Kemudian pada sub-bab selanjutnya akan mulai membahas

mengenai Diplomasi Budaya Korea Selatan. sub-bab ini akan menjelaskan aktor-

aktor yang berperan dalam penggunaan Hallyu sebagai instrumen diplomasi

budaya Korea Selatan, apakah sekedar fenomena budaya populer yang menyebar

ataukah pemerintah dan pihak lain turut aktif dalam menyebarkan pengaruh Korea

Selatan melalui Hallyu.

2.1 Sejarah Hallyu dan Perkembangannya

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang penelitian, Hallyu

atau yang juga dikenal dengan istilah Korean Wave (Gelombang Korea)

merupakan istilah yang digunakan dalam menggambarkan fenomena peningkatan

minat terhadap kebudayaan Korea Selatan. Namun jika dirunut melalui asal mula

pemilihan kata Hallyu¸ kata tersebut bukan dilahirkan oleh bangsa Korea Selatan,

melainkan istilah yang digunakan oleh seorang jurnalis Beijing, pada pertengahan

1997. Jurnalis tersebut memilih kata Hánliú" (韓流) (Han merupakan sebutan

Page 36: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

22

bagi bangsa Korea Selatan, Liu merupakan arus atau gelombang) dalam

menjelaskan gelombang minat yang meningkat dari warga Cina terhadap

masuknya budaya Korea Selatan (Ravina 2009: 4). Jadi dapat dikatakan, negara

yang ‘merasakan’ gelombang Korea untuk pertama kali adalah Cina.

Tabel II.I

Fase Penyebaran Hallyu

Fase I Fase II Fase III

Produk Drama, Musik, Film K-POP, Drama, Film Budaya Korea

Negara Cina, Taiwan, Jepang Asia, Amerika, Eropa Seluruh dunia

Sumber: Raditya 2013: 13

Produk yang menyebarkan Hallyu secara garis besar terbagi atas 2, yakni

penyebaran melalui drama Korea (yang terbagi atas 2 produk, yakni drama seri

dan film) dan musik Pop Korea (K-POP) (Kim dan Ryoo 2007 119). Namun,

setelah kedua produk tersebut menjadi konsumsi masyarakat global, imbas yang

diterima oleh Korea Selatan bukan hanya meningkatnya popularitas budaya

populer mereka, namun juga peningkatan minat masyarakat global akan Budaya

Korea. Produk Hallyu lebih dulu sukses menyebar adalah drama. Terhitung pada

2002, stasiun TV Cina menayangkan sekitar 67 drama Korea. Bahkan pada 2004

sudah mencapai angka 100 drama. Namun kesuksesan drama Korea yang paling

besar adalah drama Jewel in the Palace dan Winter Sonata, dimana ditayangkan

di Cina pada 2005 (Ramesh, 2005: 3) dan membawa gelombang Korea kembali

menyebar dan mulai masuk ke negara-negara Asia Tenggara serta Jepang (Kim

dan Ryoo 2007 119).

Page 37: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

23

Jika didalami lebih lanjut, ada beberapa faktor yang menyebabkan

kesuksesan drama Korea di berbagai negara. Salah satunya adalah isi dari drama

tersebut. Drama Korea jika dibandingkan dengan drama buatan negara lain seperti

Taiwan, dinilai lebih bersifat kontemporer. Bercerita tentang isu-isu yang

cenderung baru dan tidak terus-menerus membahas tentang kekerasan

sebagaimana drama seri Taiwan. Isu yang dibahas cenderung tentang isu yang

ditemukan sehari-hari seperti masalah keluarga sehingga penonton dapat dengan

mudah masuk kedalam cerita yang dibawakan. Disamping itu, pemilihan aktor

dan aktris yang pas dengan selera pasar, dan sangan berbakat dalam

menyampaikan cerita, serta ditambah dengan sentuhan fashion yang tepat pada

masanya juga memegang peranan penting dalam suksesnya sebuah drama Korea

(Ramesh, 2005: 2). Disamping tentang isi, harga yang relatif murah dari drama

Korea dinilai juga memiliki andil besar. Para produser dari negara-negara Asia,

yang pada tahun 2000-an tengah menghadapi krisis, cenderung lebih memilih

untuk membeli produk budaya Korea. Pada tahun 2000, harga drama Korea

seperempat dari harga drama Jepang. Bahkan, sepersepuluh dari harga drama

buatan Hongkong. Hal ini memicu cepat tersebarnya drama Korea di berbagai

negara Asia (Sung 2008: 15).

Popularitas yang dibawa oleh drama Korea melahirkan minat yang besar

terhadap penikmat dari negara lain, karena pada dasarnya drama Korea juga

mempromosikan negara mereka, dari mulai makanan khas Korea, pakaian adat

maupun fashion up to date, sampai kepada promosi bahasa Korea (Shim, 2006:

65). Dampak tersebut tentu meningkatkan minat terhadap barang-barang, seperti

Page 38: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

24

makanan asal Korea, serta membuat Korea menjadi destinasi turis utama di Asia,

dimana sebelumnya Korea bukan lokasi yang benar-benar diperhitungkan dari

segi pariwisata (Onishi 2005). Sebagai contoh, pada tahun 2004 untuk bulan

Oktober saja sebanyak 257.000 turis asal Jepang mengunjungi Korea.

Kepopuleran drama Korea pada masa itu bahkan mendorong pihak penyedia jasa

wisata asal negara-negara Asia seperti China, Jepang, dan Taiwan untuk

menyediakan jasa ‘Hallyu Tour Package’ yang dalam kegiatannya mengunjungi

set drama, konser musik, maupun stasiun TV. Meningkatnya minat akan

pariwisata Korea terlihat akan jumlah pengujung Korea yang mulanya berjumlah

2,8 juta pengunjung pada 2003 meningkat menjadi 3,7 juta pengunjung pada 2004

(Wiseman, 2004).

Produk lain yang berperan besar dalam penyebaran gelombang Korea

adalah musik pop Korea, atau yang lebih akrab dengan istilah K-POP. Musik pop

Korea pertama yang menarik minat negara lain adalah grup H.O.T. Grup yang

berasal dari salah satu perusahaan hiburan paling sukses di Korea, SM

Entertainment. Kesuksesan H.O.T dapat dilihat dari kesuksesan mereka dalam

segi penjualan album dimana menempati posisi pertama tangga lagu populer

Taiwan dan Cina. Selain itu, kesuksesan mereka juga dibuktikan dengan habisnya

penjualan tiket konser di Beijing pada tahun 2000 yang kembali ikut membawa

Hallyu tertanam lebih kuat di negara-negara Asia (Korea Joongang Daily 2012).

Pada tahun 2002, penyanyi solo wanita BoA yang juga berasal dari label yang

sama, SM Entertainment, menjadi musisi Korea pertama yang berhasil menjual

album sebanyak satu juta kopi di Jepang (riaj.or.jp 2002).

Page 39: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

25

Pada tahun-tahun berikutnya, nama-nama KPOP lain lahir seperti grup

SS501 dan TVXQ yang ikut sukses di Jepang. Sejak tahun 2000an melalui K-POP,

Hallyu kembali melebarkan popularitas mereka dengan melahirkan nama-nama

baru di tahun 2005 sampai 2007 seperti Super Junior, Girls’ Generation, Kara, Big

Bang, dan lain-lain (Korea Joongang Daily 2012). K-POP berhasil membawa

Hallyu dengan cepat melebarkan popularitasnya bukan hanya di wilayah Asia,

namun juga Australia, Amerika Utara terutama Meksiko (Cave 2013) dan

Amerika Selatan, Timur Tengah (sanat.milliyet.com.tr 2013), bahkan sampai ke

Eropa dan Afrika (Russel 2012). Fakta tersebut senada dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama dalam pidatonya di

Hankuk University. Obama menyebutkan bahwa Hallyu merupakan fenomena

yang lahir dari era kemudahan teknologi, dimana kegiatan pertukaran informasi

menjadi jauh lebih mudah dan bebas. Atas keadaan itulah, menurut Obama,

zaman sekarang hampir semua orang dapat merasakan gelombang budaya Korea

atau Hallyu (whitehouse.gov 2012). Sekertaris Jendral PBB, Ban Ki Moon dalam

kesempatan lain juga menyebutkan dalam pidatonya di Seoul, bahwa Korea telah

mencapai kesuksesan bertaraf global melalui kesuksesan penyebaran Hallyu di

seluruh dunia. Bahkan, Korea melalui Hallyu dinilai sebagai pemilik kekuatan soft

power baru berskala besar, yang dapat digunakan untuk mempengaruhi para

pemimpin negara lain dalam menyelesaikan berbagai isu-isu global, dengan

menjadikan Korea sebagai panutan penyelesaian masalah mereka. Lebih jauh

mengenai perkembangan Hallyu, Moon menyebutkan

Page 40: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

26

“As is clear with the recent rise of Psy’s “Gangnam Style”, the Hallyu-

wave and Korean pop music, Korean culture is making its mark on the

world. Korea also showed its potential in sports in the London Summer Olympics,

which impressed the global sports community. This youthful, creative and

dynamic Korea is rising as a new hope in the world.” (un.org, 2012)

“Sebagaimana naiknya popularitas lagu ‘Gangnam Style’ dari PSY,

gelombang Hallyu dan musik KPOP, budaya Korea telah memebuat sejarah dunia.

Korea juga menunjukan potensinya dalam bidang olahraga di acara London

Summer Olympics, yang telah membuat kagum komunitas olahraga secara global.

Korea yang berjiwa muda, kreatif dan dinamis ini sedang berkembang menjadi

harapan baru bagi dunia.” (un.org, 2012)

Sebagai indikasi lain yang menunjukan kesuksesan diterimanya Hallyu di

dunia dapat dibuktikan dengan berbagai hal lain seperti tingginya minat warga

negara dunia terhadap acara musik para artis K-POP yang digelar di negara

mereka. Sebagai contoh, kesuksesan SM Entertainment membawa artis-artis

mereka seperti Super Junior, Girls’ Generation, SHINEe, F(x), TVXQ dan lain-

lain untuk menggelar konser di Madison Square Garden, New York dengan tiket

yang terjual habis pada 2011 (Caramanica 2011). Sebanyak 15.015 orang

memadati Madison Square Garden (Benjamin 2013) dan ini merupakan salah satu

indikasi yang menunjukkan bahwa Hallyu telah tersebar secara global dan

diterima oleh masyarakat di berbagai negara di dunia.

Page 41: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

27

Budaya Korea adalah produk terakhir yang muncul dan diminati oleh

masyarakat penikmat produk Hallyu sebelumnya. Konsumsi produk-produk

Korea Selatan mulai diminati mulai dari kuliner, elektronik, kosmetik hingga

fashion (Raditya 2013: 16). Terhitung pada 2012, total pendapatan dari ekspor

produk industri kreatif mencapai angka 14.136,4 milyar won (13 juta dolar)

(Wibowo 2012: 25). Peningkatan minat akan industri keratif Korea Selatan

merupakan salah satu indikasi akan semakin banyaknya masyarakat dunia yang

memilih gaya hidup Korea-sentris (Raditya 2013: 16). Industri kreatif Korea

Selatan juga semakin kreatif dalam mengkombinasikan warisan kultural dan nilai-

nilai tradisional pada setiap produk mereka sehingga seiring meningkatnya minat

akan produk asal negara tersebut, secara perlahan meningkat pula ketertarikan

masyarakat dunia sebagai konsumen akan budaya Korea Selatan (Wibowo 2012:

27). Peminat dalam mempelajari Korea Selatan lebih dalam juga ditunjukkan

dengan dibukanya Pusat Studi Korea di berbagai negara dunia. Sebagai contoh,

atas dukungan anggaran dari pemerintah Korea Selatan, pada tahun 2011 dibuka

Pusat Studi Korea di berbagai negara seperti Australia, Indonesia, Filipina dan

Spanyol. Dari sini dapat dilihat bahya Hallyu sudah semakin tumbuh dari sekedar

idiom yang menggambarkan popularitas budaya Korea Selatan, menjadi

instrumen yang turut membantu perluasan penerimaan budaya, membantu

meningkatkan perkembangan ekonomi, dan juga berkontribusi dalam membangun

citra Korea Selatan sendiri di mata dunia (David 2013: 35). Dalam penyebaran

Budaya Korea Selatan, Hallyu dapat dikatakan telah berhasil mencapai 3 hal.

Pertama, setelah melihat berbagai indikasi yang telah disebutkan, Hallyu telah

Page 42: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

28

diterima oleh masyarakat dunia sebagai salah satu produk budaya populer unggul

yang mampu bersaing dengan produk budaya populer dengan negara lain. Kedua,

Hallyu berhasil meningkatkan minat masyarakat global untuk mempelajari bahasa

Korea Selatan. Dapat dilihat dari berbagai produk Hallyu baik drama maupun

musik, yang tetap mempertahankan penggunaan bahasa asli namun tidak

kehilangan penikmat bahkan terus mengalami peningkatan. Dan yang terakhir,

Hallyu berhasil memberi ketertarikan khusus masyarakat dunia untuk lebih dalam

mengenal Korea Selatan dan memberi negara tersebut citra positif yang memberi

implikasi terhadap berdatangannya warga asing untuk berkunjung ke Korea

Selatan (David 2013: 35-36).

2.2 Diplomasi Budaya Korea Selatan

Strategi Korea Selatan dalam penyebaran dan pengembangan diplomasi

budaya selalu berusaha keras mempertahankan budaya lokal. Hal ini dimaksudkan

pemerintah agar pembangunan kebudayaan senantiasa berlandaskan pada nilai-

nilai dan karakter budaya sejati mereka. Secara sederhana, penyebaran produk

Hallyu seperti drama maupun musik berusaha mempertahankan penggunaan

Hangul, yakni Bahasa Korea. Hal ini didasari oleh sifat dasar Korea Selatan yang

kurang menyukai dominasi kebudayaan asing dan memegang teguh kebudayaan

leluhur (Wibowo 2012: 25). Korea Selatan selalu sadar, semangat pembangunan

di segala bidang tidak lantas menghapuskan nilai-nilai karakter dan kearifan lokal.

Sebagai hasilnya, berdasarkan indikasi yang sebelumnya telah disebutkan, budaya

Korea Selatan tidak hilang bahkan ikut menyebar dan dapat dinikmati oleh

Page 43: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

29

masyarakat internasional bersamaan dengan budaya populer mereka melalui

Hallyu.

Penyebaran budaya baik budaya asli maupun budaya pop Korea Selatan

tidak lepas dari peran pemerintah didalamnya. Secara umum, diplomasi budaya

Korea Selatan diselenggarakan oleh tiga kementerian, yakni the Ministry of

Foreign Affairs and Trade (MOFAT), the Ministry of Culture, Sports and Tourism

(MCST), dan the Ministry of Education, Science, and Technology (MEST). Dari

sini dapat dilihat bahwaPemerintah Korea Selatan tidak memberatkan tugas

diplomasi kepada Kementerian Luar Negeri dan para diplomat saja, namun juga

melibatkan semua sektor dalam pemerintahan (David 2013: 33). Seperti yang

disebutkan sebelumnya akan sifat Korea Selatan yang kurang menyukai dominasi

budaya asing, pada era pemerintahan Park Chung-Hee (1963-1979), pemerintah

secara ketat mengotrol perkembangan produksi dan distribusi produk-produk

kebudayaan negara tersebut. Pemerintah Korea Selatan menyadari bahwa sebagai

salah satu negara di Asia Timur, mereka berada pada 2 kekuatan besar, yakni Cina

dan pemerintahan kolonial Jepang terutama pada tahun 1945. Derasnya pengaruh

kedua negara baik dalam perekonomian sampai ke bidang budaya membuat pada

pemerintahan Presiden Park mengontrol ketat masuk dan keluarnya pengaruh

kebudayaan di Korea Selatan demi melindungi keaslian kebudayaan mereka.

Namun pada pemerintahan selanjutnya, Presiden Kim Young Sam mulai

mengambil neoliberalisme sebagai ideologi dasar Korea Selatan dan mulai ikut

membuka Korea Selatan akan budaya-budaya asing. Korea Selatan menyadari dan

mempelajari kesuksesan Hollywood dalam bidang industri hiburan pada tahun

Page 44: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

30

1980-an dan berusaha membuat kesuksesan yang sama dalam negara mereka

sehingga Korea Selatan nantinya akan mampu muncul sebagai negara yang

memiliki kekuatan baru baik dalam meraih keuntungan ekonomi maupun

menyebarkan pengaruh kebudayaan terutama diantara himpitan Cina dan Jepang,

dan diantara negara-negara Asia pada umumnya (Yang 2012: 116). Lebih jauh,

Korea Selatan sebagai negara middle power menyadari betul bahwa mereka tidak

dapat menjadi balance of power diantara Jepang dan China dengan mengandalkan

hard power, sehingga pemberdayaan soft power dianggap penting. Untuk itulah

pemerintah Korea Selatan sangat serius membentuk Hallyu sebagai soft power

(Nye, 2009: 93-95).

Kebebasan berekspresi baru dirasakan pada era demokrasi dibawah

pemerintahan Kim tahun 1993 dimana dukungan mulai diberikan dalam

memproduksi dan menyebarkan produk kebudayaan seiring dengan kesadaran

pemerintah akan potensi dan peluang ekonomi yang dapat dihasilkan oleh industri

kreatif. Dukungan awal pemerintah lebih bersifat koordinatif terhadap usaha-

usaha yang bertujuan mendorong penyebaran produk kultural Korea Selatan (Kim,

2013; Shim, 2006).

Pada fase selanjutnya, pemerintah mulai membentuk serangkaian regulasi

yang lebih bersifat mengatur dan promotif. Kebijakan regulasi meliputi

pengaturan kuota tayangan asing dan menyediakan kuota khusus bagi penyedia

konten bermuatan budaya lokal dan tradisional. Sedangkan kebijakan promosi

meliputi dukungan bagi kegiatan ekspor produk industri kreatif melalui kantor-

kantor perwakilan pemerintah di luar negeri, pembangunan pusat pendidikan dan

Page 45: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

31

pelatihan kerja industri kreatif, dan penyelenggaraan even promosi internasional

seperti Busan International Film Festival (BIFF) (Wibowo 2012: 24). Selanjutnya

dibawah MCST, Presiden Kim pada 1995 membentuk Cultural Industry Bureau

yang diikuti olek keputusan untuk melonggarkan biaya pajak bagi para pelaku

industri kreatif (Kim 2013). Pada masa pemerintahan selanjutnya dibawah

Presiden Kim Dae-Jung (1998-2003), Korea Selatan mengusung visi ‘teknologi

kebudayaan’ yang berisi upaya pengembangan secara selaras warisan budaya

tradisional dan budaya populer sebagai salah satu dari enam komoditas kunci

Korea Selatan (Wibowo, 2012: 24). Dalam upaya mewujudkan maksud tersebut,

dibentuklah Korea Culture and Content Agency (KOCCA), masih dibawah

MCST pada 2001 (Shim 2006). Tujuan utama KOCCA adalah menggunakan

Hallyu sebagai sarana menarik minat masyarakat internasional dalam mempelajari

Bahasa Korea dan ikut mendukung promosi Hallyu dalam taraf internasional

(Kim, 2013). KOCCA juga menyediakan pinjaman bagi perusahaan industri kecil

dalam memproduksi produk kreatif seperti program televisi, drama, dan games

(koreaexim.go.kr).

Pada masa pemerintahan selanjutnya, dibawah pemerintahan Presiden Roh

Moo-hyun (2003-2008), Korea Selatan lebih berambisi untuk terus menyebarkan

kebudayaan Korea Selatan ke seluruh dunia. Pemerintah berencana untuk

mendorong tidak hanya industri film dan drama namun juga industri musik

sebagai inti dari industri kebudayaan mereka dengan menganggarkan subsidi

sampai dengan 40 miliar won sebagai bentuk dukungan pemerintah pada 2007.

Bahkan pemerintah berinvestasi sebesar 2 triliun won pada tahun 2008 untuk

Page 46: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

32

menciptakan "Korean Wave Hollywood" sebagai upaya menciptakan Korea

Selatan sebagai kiblat kebudayaan populer asia sebagaimana Hollywood di

Amerika Serikat. Tindakan tersebut mencerminkan ambisi Korea Selatan dibawah

Presiden Roh Moo-hyun untuk mengubah negaranya menjadi kekuatan budaya

global (Xuezhe, 2007: 5).

Presiden Roh dibawah MCST menerapkan kebijakan Han Style. Kebijakan

tersebut dirancang untuk mengangkat budaya tradisional masyarakat Korea

Selatan menjadi budaya yang bersifat global.Kebijakan ini juga menjadi salah satu

kebijakan yang penting, kerena penyebaran Hallyu menjadi lebih fokus menitik

beratkan pada penyebaran nilai-nilai tradisional.Dalam prakteknya, pemerintah

menekankan kepada enam pilar budaya asli Korea Selatan; Hangeul (abjad dalam

bahasa Korea Selatan), Hansik (masakan Korea Selatan), Hanbok (pakaian adat),

Hanok (bentuk arsitektur tradisional), Hanji (kertas Korea Selatan yang

melambangkan kegigihan bangsa dalam budaya tulis) dan Hangeuk Eumak (music

tradisional) (Lukmanda, 2013: 93). Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemerintah tidak memanfaatkan Hallyu hanya sebagai kebijakan yang digunakan

sebagai instrumen budaya dan pariwisata, namun juga berupaya keras mendidik

masyarakat Korea Selatan untuk senantiasa mengembangkan budaya secara

kreatif dengan nilai-nilai tradisional yang tidak dilepaskan. Kebijakan tersebut

menunjukan hasil yang positif karena nilai promosi budaya Korea Selatan

meningkat seiring dengan meningkatnya popularitas Hallyu di dunia. Direktur

The Korean Wave Research Center, Han Koo-Hyun menyatakan bahwa “The

Korean wave is having positive influence on a variety of fields such as

Page 47: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

33

international trade and politics.” Pernyataan tersebut didukung oleh fakta bahwa

pada tahun 2008 saja pemerintah Korea Selatan mendapat keuntungan sebesar 4,4

milyar dolar dari bisnis Hallyu (Al-Aziz, 2013: 67).

Selain kuat dalam penggunaan unsur tradisional, pemerintah Korea

Selatan juga kerap kali menggunakan artis-artis mereka (Hallyu stars) sebagai

duta pariwisata dalam rangka mempromosikan sektor pariwisata mereka, seperti

penunjukan Hallyu Idol Girls’ Generation sebagai Duta Bandara Internasional

Icheon tahun 2010 (allkpop.com, 2010) dan penunjukkan grup yang sama oleh

Korea Selatan sebagai Ambassador of Visit Korea Year tahun 2010 – 2013

(asiaenglish.visitkorea.or.kr). Upaya pemerintah dalam menyebarkan Hallyu juga

dilakukan dengan bentuk memberi dukungan nyata akan upaya menyebarkan

budaya Korea Selatan ke negara-negara lain dengan secara khusus memberi

anggaran sebesar hampir 1 juta dolar bagi penyediaan pusat-pusat kebudayaan

Korea Selatan di luar negeri dibawah MCST (Wibowo, 2012: 24) bekerja sama

dengan Korean Cultural and Information Service (KOCIS) yang dibentuk pada

Desember 1971 yang juga masih berada dibawah MCST. Saat ini telah berdiri 36

Korean Cultural Center (KCC) dan Culture and Information Officers yang

tersebar di 31 negara (Al Aziz, 2013: 66). Dari penjelasan diatas, sangat jelas

dukungan pemerintah Korea Selatan dalam mengupayakan penyebaran diplomasi

budaya baik menggunakan instrumen budaya lokal yang bersifat tradisional

maupun mengunakan instrumen budaya populer Hallyu dengan menjalin

kerjasama yang baik dengan pelaku industri kreatif.

Page 48: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

34

Selain pemerintah, pihak swasta juga berperan aktif dalam menyebarkan

diplomasi budaya Korea Selatan ke luar negeri. CJ Entertainment & Media (CJ

E&M) merupakan salah satu perusahaan yang ikut membawa Hallyu diterima di

berbagai belahan dunia. CJ E&M merupakan perusahaan hiburan yang bergerak

dalam produksi film, musik, investasi, distribusi, dan pameran. Tidak hanya

berproduksi di dalam negeri, perusahaan ini juga mengekspor hasil produksi

mereka keluar negeri dengan berbagai sarana, pertama televisi kabel melalui

cabang perusahaan CJ CGV. Cabang perusahaan ini telah tersebar ke berbagai

negara besar dunia, seperti Cina, Jepang dan Amerika Serikat (Al Aziz 2013: 67).

Disamping itu, CJ E&M juga memiliki cabang perusahaan lain, yakni Mnet

Media. Mnet Media merupakan saluran Tv kabel yang fokus pada hiburan musik.

Mnet Media membantu menyebarkan Hallyu ke berbagai belahan dunia melalui

berbagai program musik mereka. Jangkauan Mnet Media lebih luas karena selain

menjangkau Cina, Jepang dan Amerika Serikat, juga sudah mencakup negara-

negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam (Al Aziz 2013:

67).

Korea Selatan menunjukkan bahwa era globalisasi teknologi jika

dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadisarana untuk menyebarkan pengaruh

kepada bangsa lain. Korean Tourism Organization (KTO) menyebutkan diantara

dukungan berbagai aktor dalam menyebarkan Hallyu ke seluruh dunia, peran

internet cukup besar di dalamnya terutama penyebaran melalui SNS (Social

Network Services). Dengan penggunaan situs-situs berbagi gratis seperti YouTube,

situs jejaring sosial Facebook, Tumblr, Twitter dan lain-lain dinilai mampu

Page 49: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

35

membantu penyebaran Hallyu dengan cepat ke seluruh belahan dunia. Penyebaran

dengan cara ini, disadari baik oleh Pemerintah Korea Selatan maupun pihak

swasta, menguntungkan karena cenderung tidak membutuhkan biaya yang besar

(Korean Culture and Information Services, 2011: 44). Berikut dilampirkan peta

persebaran Hallyu dilihat dari jumlah penonton pada channel YouTube tahun

2011.

Gambar II.I

Peta Penonton KPOP pada Situs YouTube Tahun 2011

Sumber: Samsung Economic Research Institutes, 2012

Dari fakta tersebut, pemerintah mengklaim bahwa hasil yang dihasilkan

telah maksimal, karena dengan semakin tersebar luasnya Korean Wave, produk-

produk budaya Korea telah membentuk global audience, dimana karakteristik

Korea Selatan justru menjadi daya tarik tersendiri dan mampu menjadi leading

trends (Republic of Korea, Ministry of Culture, Sports and Tourism, 2011: 79).

Page 50: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

36

Selain itu maka dapat disimpulkan bahwa, penyebaran Hallyu secara global

ditunjang dari akses atas informasi segala sesuatu yang berkaitan dengan Hallyu,

terutama menyangkut idola-idola Korea Selatan, sangatlah dipermudah baik dari

pihak swasta Korea Selatan maupun dari pihak pemerintahan, sehingga untuk

semakin menyebarkannya tidak akan terlalu mementingkan aspek-aspek copyright

(Shin, 2003).

Page 51: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

37

BAB III

DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL KOREA SELATAN DAN

INDONESIA

Bab ketiga dari penelitian ini akan membahas mengenai hubungan yang

telah terjalin antara Korea Selatan dan Indonesia dengan memaparkan fakta dan

sejarah berdasarkan data yang diambil dari buku, website resmi pemerintah,

danberbagai jurnal sebagai data pendukung. Bab ini akan menitik beratkan

hubunganyang telah terjalin sebelum dan sesudah munculnya fenomena Hallyu di

Indonesia, dengan tujuan perbandingan perkembangan kerjasama yang terjalin

antara kedua negara setelah masuknya fenomena tersebut. Bab ini akan dibagi

menjadi tiga sub-bab. Sub-bab pertama akan membahas hubungan yang telah

dijalin, termasuk diantaranya kerjasama yang sudah diadakan oleh Korea Selatan

dan Indonesia menyangkut 2 bidang, yakni bidang ekonomi dan politik.

Selanjutnya pada sub-bab kedua akan membahas tentang kerjasama yang

dilakukan kedua negara menyangkut bidang sosial dan budaya.Kemudian pada

sub-bab terakhir akan berisi pembahasan mengenai fenomena Hallyu di Indonesia,

mencakup proses masuk hingga perkembangan Hallyu di Indonesia dan faktor-

faktor apa sajakah yang juga mendorong berkembangnya Hallyu di Indonesia,

dengan pembatasan rentang waktu sejak tahun 2009 hingga 2013.

2.1. Hubungan Bidang Ekonomi

Korea Selatan dan Indonesia merupakan dua negara yang memiliki

beberapa persamaan dalam hal sejarah politik, dimana keduanya pernah

Page 52: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

38

mengalami masa penjajahan, masa perjuangan dalam upaya mempertahankan

kemerdekaan negara, sama-sama dikuasai oleh negara kolonial dalam kurun

waktu yang cukup lama, serta pernah mengalami masa-masa pemerintahan sipil

dan sama-sama mampu mengendalikan unsur-unsur kekerasan dalam negeri

(Yang, 2013: 3). Namun, meskipun memiliki beberapa kesamaan tersebut, kedua

negara pada masa pasca Perang Dunia II tidak memiliki kedekatan politik. Hal

tersebut dipicu kebijakan luar negeri Korea Selatan yang diterapkan oleh presiden

pertama mereka, Rhee Syngman. Kebijakan tersebut berisi sikap Korea Selatan

yang secara mutlak menyatakan anti terhadap komunisme, serta mengambil sikap

keras terhadap negara-negara komunis. Disamping itu, pemerintahan Rhee juga

tidak mau membuat perbedaan sikap terhadap negara komunis dan negara non-

blok dimana pada masa tersebut Indonesia masuk didalamnya (Yang, 2013: 4).

Hal tersebut diperparah dengan sikap Indonesia dibawah Presiden Soekarno.

Indonesia tidak memiliki minat untuk dekat dengan negara Asia Timur selain

Jepang. Dan pada masa tersebut, Korea Selatan juga tidak memiliki kedekatan

dengan Jepang. Ini membuat Indonesia memiliki kecurigaan terhadap Korea

Selatan. hal tersebut dibuktikan dengan penolakan Presiden Soekarno terhadap

tawaran bantuan politik Korea Selatan kepada Indonesia dalam upaya

pemberantasan kaum separatis di Sumatera Selatan pada tahun 1958. Indonesia

berusaha mencegah adanya intervensi asing, terlebih intervensi tesebut datang dari

Korea Selatan yang lebih dekat dengan blok Barat. Lebih jauh, Indonesia dibawah

Soekarno dalam penolakannya mulai menerapkan kebijakan diplomatik anti

Korea Selatan (Yang, 2013: 11).

Page 53: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

39

Pada masa pemerintahan setelahnya, yakni pemerintahan Presiden Park

Chung-Hee, Korea Selatan mulai menghapuskan sikap diplomasi pro-Barat dan

mulai menjalin diplomasi dengan beberapa negara, khususnya dengan negara-

negara non-blok yang belum banyak memiliki hubungan dengan Korea Selatan.

begitu pula dengan Indonesia, masa pemerintahan Orde Baru dibawah Presiden

Soeharto memiliki pandangan politik berbeda dari pemerintahan sebelumnya.

Sejalan dengan hal tersebut,bisa dikatakan hubungan baru benar-benar terjadi

antar Korea Selatan dengan Indonesia pada tahun 1966, dimana pada 1 Desember

1966 Korea Selatan membuka secara resmi kantor Konsulat Jendral di Jakarta.

Kemudian diikuti oleh pembukaan kantor Konsulat Jendral Indonesia di Seoul

pada 1 Juni 1968 (idn.mofa.go.kr). Dimulai pada masa itu, kedua negara

melakukan kunjungan bolak-balik yang dilakukan oleh para pemimpin politik,

ekonomi, sosial, dan budaya dalam rangka memajukan pengertian dan persamaan

pandangan dalam berbagai bidang, dan memanfaatkan kesepahaman yang lahir

sebagai salah satu pertimbangan pengambilan kebijakan dalam menghadapi

masalah nasional dan internasional.

Salah satu kunjungan penting adalah kunjungan tahun 1973 oleh Adam

Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia pada masa itu serta kunjungan dari Korea

Selatan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Dong-Jo, yang

membahas mengenai konflik Semenanjung Korea, serta dukungan Indonesia

dalam menyelesaikan konflik tersebut (Yang, 2013: 14). Pada tahun 1973 pula,

kedua negara sepakat untuk meningkatkan hubungan antara mereka dengan

mengubah tingkat hubungan kenegaraan dari tingkat konsuler ke tingkat

Page 54: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

40

diplomatik penuh. Pada 18 September 1973, kedua negara mulai menempatkan

Duta Besar mereka. Konsulat Jenderal kedua negara berubah menjadi Kedutaan

Besar Republik Korea (KBRK) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)

(hatta-rajasa.info 2013).

Setelah resmi menjalin hubungan diplomasi penuh, kedua negara secara

berlanjut terus mengadakan kunjungan dan pertemuan, tidak hanya oleh masing-

masing Menteri Luar Negeri, namun berbagai Menteri bidang lain, sampai

kunjungan tingkat kepala negara. Salah satu kunjungan kepala negara yang

memiliki makna cukup penting adalah kunjungan Presiden Megawati

Soekarnoputri pada 30 Maret – 2 April 2002. Pertemuan Megawati menjadi

istimewa karena sebelumnya Presiden Indonesia tersebut telah mengunjungi

Korea Utara. Kunjungan Presiden Indonesia ke Korea Utara diharapkan mampu

memberi kontribusi dalam membuka kembali hubungan kedua belah pihak Korea.

Peluang yang dimiliki Megawati cukup besar, karena selain Indonesia dan Korea

Utara pada masa Perang Dingin dan Orde Baru cukup dekat, juga hubungan

Megawati yang merupakan anak dari presiden terdahulu, Soekarno. Presiden

Soekarno dan presiden Korea Utara terdahulu, Kim Il-Sung merupakan pendiri

gerakan non-blok.Presiden Korea Utara pada masa kunjungan Presiden Megawati,

Kim Jong-Il, juga merupakan putra dari presiden Korea Utara pada masa

Soekarno menjabat (bumn.go.id, 2002). Karena eratnya hubungan Korea Utara –

Indonesia pada masa itu dari sisi ideologis dan bidang politik, serta kedekatan

Korea Selatan – Indonesia pada masa setelahnya, yakni pada masa pemerintahan

Presiden Soeharto dan Park Chung-Hee, menjadikan pertemuan tersebut menjadi

Page 55: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

41

penting dan menarik bagi masyarakat internasional (Yang, 2013: 16). Setelah

kunjungan tersebut, Presiden Indonesia baru kemudian mengunjungi Korea

Selatan didampingi Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dengan pembahasan

utama menyangkut penyelesaian konflik Semenanjung Korea (bumn.go.id, 2002).

Jika melihat perkembangan diatas mulai dari dibukanya hubungan bilateral

kedua negara, terutama dalam bidang politik terbilang sangat baik. Hal tersebut

juga nampak dalam hubungan bidan ekonomi. Hubungan keduanya didukung oleh

keikutsertaan mereka dalam berbagai organisasi-organisasi baik yang bersifat

regional maupun internasional, seperti ASEAN (The Association of Southeast

Asian Nations), ARF (ASEAN Regional Forum), ASEAN+3 (ASEAN + China,

Japan, Korea), APEC (Asia Pasific Economic Cooperation), ASEM (Asia-Europe

Meeting), Non Blok, dan PBB.

Dalam bidang ekonomi, hubungan keduanya dapat dikatakan saling

melengkapi, dimana keduanya memiliki keunggulan yang saling mengisi satu

sama lain (Yang, 2005). Hal tersebut dinilai dari keunggulan kedua negara yang

kurang dimiliki negara lain, yakni Indonesia dengan keungulannya dibidang

sumber daya alam yang melimpah, pasar yang potensial, serta tenaga kerja yang

mudah dilatih. Korea Selatan sendiri unggul dalam hal keahlian, teknologi, dan

modal. Kedua negara dapat menggunakan keunggulannya masing-masing dalam

mengembangkan kerjasama, mengolah sumber daya alam, dan pada akhirnya

membawa kemakmuran bagi kedua belah pihak (Hatta-Rajasa.info, 2013).

Page 56: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

42

Dalam upaya meningkatkan kerjasama terutama bidang ekonomi antar

kedua negara, pada 28 November 2000 Presiden Kim Dae-Jung mengunjungi

Jakarta menemui Presiden Abdurrahman Wahid (radioaustralia.net.au, 2000).

Dalam kunjungannya, kedua presiden membicarakan tentang upaya-upaya yang

dapat dilakukan kedua negara dalam menyikapi dampak dari krisis Asia.

Pembicaraan tersebut melahirkan kesepakatan yang mempererat kerjasama

ekonomi bilateral keduanya. Kedua negara menyepakati hal-hal penting yang

berkaitan dengan isu-isu perdagangan, sektor otomotif, telekomunikasi, konstruksi,

minyak dan energi (Anwar, 2013: 24). Disamping itu, Presiden Abdurrahman

Wahid juga menyampaikan harapan kepada pihak Korea Selatan untuk senantiasa

mendorong para investor datang ke Indonesia.

Kesepakatan kerjasama dalam upaya meningkatkan hubungan ekonomi

Korea Selatan – Indonesia mulai menampakkan hasil. Hal tersebut dapat dilihat

pada tahun 2000, baru terdapat sekitar 600 perusahaan Korea Selatan di Indonesia.

Perusahaan tersebut bergerak di berbagai bidang seperti industri tekstil, garmen,

sepatu, alat olahraga, kayu, elektronik, kimia, peralatan berat, otomotif, dan baja

(Anwar, 2013: 24). Peningkatan terjadi dan menurut data Kedutaan Besar Korea

di Indonesia, pada 2006 perusahaan Korea Selatan yang berdiri di Indonesia sudah

mencapai ribuan. Perusahaan-perusahaan tersebut mampu menyerap tenaga kerja

Indonesia sebanyak 400.000 hingga 500.000 orang (Korean Embassy, 2006).

Demi terus memperkuat hubungan kerjasama ekonomi yang baik antar

kedua negara, pada 4 Desember 2006 Korea Selatan dan Indonesia kembali

Page 57: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

43

melakukan pertemuan dan menandatangani Deklarasi Bersama untuk Kemitraan

Strategis untuk Mengembangkan Persahabatan dan Kerjasama di Abad 21 (Joint

Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in

the 21st Century). Ini adalah momentum yang kembali membuka peluang-peluang

kerjasama ekonomi bilateral Korea Selatan – Indonesia (MOFAT.go.kr, 2007).

Selanjutnya pada Maret 2007, kedua negara yang diwakili oleh presiden pada

masanya, Roh Moo-Hyun dari Korea Selatan dan Susilo Bambang Yudhoyono

dari Indonesia kembali membuka pertemuan yang juga membahas kerjasama

ekonomi. Kali ini kerjasama membidik beberapa sektor, seperti sektor energi,

manufaktur, pertanian, dan jasa perdagangan (balipost.co.id, 2007). Kedua negara

meresmikan Gugus Tugas Kerjasama Ekonomi Indonesia dan Korea Selatan

(MOFAT.go.kr, 2007). Menteri Perdagangan Indonesia, Mari Elka Pangestu

menilai Korea Selatan sangat serius dalam menjalin kerjasama yang lebih erat

dengan Indonesia. Hal tersebut dilihat dari niat Korea Selatan untuk menurunkan

bea masuk produk Indonesia ke Korea Selatan hingga 90% pada 2009. Menteri

Mari Elka juga menyebutkan hal tersebut merupakan peluang yang sangat baik

bagi ekonomi Indonesia, mengingat posisi Korea Selatan sebagai negara dengan

perekonomian terkuat ke 3 di Asia setelah Cina dan Jepang (balipost.co.id, 2007).

Dengan lahirnya berbagai kesepakatan antara kedua negara, hubungan

Korea Selatan dan Indonesia dalam bidang pembangunan ekonomi semakin kuat

dan meluas menjangkau berbagai sektor yang sebelumnya belum tersentuh,

mencakup teknologi informasi, pekerja asing, energi perikanan dan kelautan,

Page 58: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

44

kehutanan, usaha kecil dan menengah serta kerjasama di bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi (MOFAT.go.kr, 2007).

2.2 Hubungan Bidang Sosial dan Budaya

Hubungan kedua negara dalam bidang sosial dan budaya pada tahun 2000-

an dapat dikatakan belum maksimal. Kegiatan yang dijalin baru dalam tahap

pengenalan seni budaya masing-masing negara satu sama lain mengenai barang-

barang kerajinan, makanan, tarian, dan objek wisata yang dilakukan oleh masing-

masing kedutaan besar. Kegiatan lebih cenderung bersifat government to

government dimana kedua negara saling memperkenalkan kebudayaan dalam

acara-acara tingkat duta besar, dan melalui organisasi negara lain seperti Dharma

Wanita Persatuan yang seringkali diundang mewakili Indonesia dalam berbagai

festival yang diadakan oleh pemerintah Korea. Kunjungan Presiden Kim Dae-

Jung pada November 2000 mulai perlahan membuka jalan hubungan kebudayaan

yang lebih lebar namun masih belum menjangkau lapisan yang lebih luas karena

kegiatan yang dihasilkan baru sebatas kerjasama antar kedua museum nasional

tiap-tiap negara dalam hal pertukaran benda-benda purbakala. Selain itu masing-

masing negara juga mengirimkan pejabat kementerian terkait dalam rangka

mempelajari sejarah tiap-tiap negara. Lagi-lagi hal ini menunjukan tingkat

hubungan yang dijalin dalam bidang sosial budaya masih dalam tingkat antar

negara (Kedutaan Besar RI Seoul, 2000: 95). Adapun hubungan yang dilakukan

diluar hubungan antar negara memang terjadi namun masih terbatas institusi,

seperti institusi pendidikan. Sebagai contoh sumbangan alat musik tradisional

Page 59: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

45

Indonesia dari pimpinan Kelompok Tari Tabuh “Sanggar Gita Lestari” Bali

kepada Fakultas Musik Tradisional Universitas Choong-Ang pada tahun 2001

(Kedutaan Besar RI Seoul, 2001: 96). Dapat dikatakan, pertukaran alat kesenian

tradisional ini dapat terjadi karena dukungan dari Duta Besar RI di Seoul sehingga

belum menunjukkan peningkatan hubungan yang lebih mendalam dari hubungan

antar pemerintah.

Dalam upaya kedua negara mebuka hubungan dalam bidang sosial dan

budaya yang bersifat lebih luas dan lebih mudah menjangkau berbagai lapisan,

Indonesia dan Korea Selatan menandatangani nota kesepahaman / MoU yang

membahas tentang kerjasama bidang sosial kebudayaan / Persetujuan Kerjasama

Kebudayaan (Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and

the Government of the Republic of Korea on Cultural Cooperation) pada 28

November 2000. MoU yang diratifikasi oleh presiden dari kedua negara tersebut

memiliki tujuan untuk memberikan kemudahan dan meningkatkan kerjasama di

bidang kebudayaan dan kesenian. Disamping itu, kedua negara melalui MoU

tersebut juga berupaya menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan, termasuk

kegiatan akademis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan masyarakat,

media massa informasi dan pendidikan, olah raga dan kewartawanan dengan tujuan

untuk meningkatkan pengetahuan rakyat tentang kebudayaan dan kegiatan-kegiatan

masing-masing negara di bidang-bidang tersebut (Peraturan Presiden Republik

Indonesia No 92 Tahun 2007). Dengan nota kesepahaman tersebut, kedua belah

pihak sepakat untuk mempermudah kegiatan pertukaran kunjungan para ahli, serta

pengadaan kegiatan terkait yang bertujuan saling memperkenalkan kebudayaan

Page 60: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

46

masing-masing negara atau dengan kata lain memperkuat komitmen kedua negara

untuk lebih memperkuat hubungan persahabatan tidak hanya dalam tingkat

government to government, melainkan juga menjangkau tingkat people to people

(kemlu.go.id). Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, pada Mei 2008

telah diadakan Pertemuan Komite Budaya Indonesia Korsel di Yogyakarta (the

First Cultural Committee Meeting RI–ROK). Kedua kesepakatan kerjasama

tersebut kemudian menjadi pondasi awal yang membuka kerjasama-kerjasama

Indonesia – Korea Selatan di tahun-tahun mendatang (id.korean-culture.org).

Dalam bidang pendidikan, jumlah pusat studi Korea Selatan pra masuknya

Hallyu dapat dibilang terbatas. Pada tahun 1995 Universitas Gajah Mada (UGM)

mulai memperkenalkan Bahasa Korea sebagai mata kuliah pilihan, begitu pula

yang diterapkan di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1996. UGM kemudian

membentuk Pusat Studi Korea (Puskor UGM) pada tahun 1996 dan membuka

Program Diploma 3 Bahasa Korea pada 2003 dan pendirian Program S1 Bahasa

Korea oleh UI pada 2006. Sedangkan untuk universitas swasta, Universitas

Nasional (UNAS) lebih dulu mulai membuka kursus Bahasa Korea sebagai cikal

bakal Pusat Studi Korea pada tahun 1987 (Nugroho, 2013: 109). Maka dapat

dikatakan, di Indonesia baru terbatas pada pengenalan dan pengajaran bahasa pada

tahun 80an hingga pertengahan 90an, itupun terbatas pada beberapa universitas

saja.

Page 61: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

47

3.3 Perkembangan Hallyu di Indonesia

Dalam kasus masuknyaHallyu ke Indonesia, Indonesia termasuk negara

yang mengenal Hallyu secara luas melalui karya-karya kontemporer negara

gingseng tersebut. Ditengah popularitas budaya Amerika, India, Jepang, dan

bahkan Taiwan, pada 2002 Indonesia mulai mengenal Hallyu melalui drama yang

mulai diputar di stasiun TV Indonesia. Berdasarkan wawancara yang dilakukan

dengan Reza Lukmanda, seorang peneliti Pusat Studi Korea di Universitas Gajah

Mada, juga dapat disimpulkan hal senada bahwa Indonesia mulai mengenal

Hallyu pada tahun 2002 melalui berbagai drama. Drama-drama tersebut

membantu memperkenalkan Indonesia dengan kebudayaan tradisional Korea

Selatan.Sebagai contoh, drama Korea Selatan kerap menampilkan pakaian

tradisional Hanbok dan berbagai macam makanan tradisional serta sikap

santunnya dalam menghormati orang yang lebih tua dalam kehidupan keseharian

masyarakat mereka.Selain itu, sebagaimana kesuksesan drama Korea di belahan

dunia lain seperti Jepang, kesuksesan drama Korea di Indonesia juga dilatar

belakangi oleh isi dari drama tersebut yang menceritakan beragam kisah yang

lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, serta menonjolkan

keindahan dari Korea itu sendiri, seperti daerah pariwisata tertentu, penggunaan

pakaian adat Korea (Hanbok), pengenalan terhadap makanan khas Korea, dan

lain-lain. Sehingga masyarakat Indonesia semakin tertarik tidak hanya kepada isi

dari drama namun kepada Korea keseluruhan. Hal ini senada dengan kebijakan

Han Style yang diterapkan oleh pemerintah Korea Selatan.

Page 62: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

48

Winter Sonata dan Endless Love merupakan 2 drama Korea yang pertama

di putar di Indonesia (Shim, 2006: 28). Berdasarkan survey dari AC Nielsen

Indonesia (Kompas Online 14 Juli 2003 dalam Nugroho, 2011: 45) drama Endless

Love mendapatkan rating 10 atau ditonton sekitar 2,8 juta orang di lima kota besar

di Indonesia. Pencapaian ini mengalahkan rating drama Taiwan dan Jepang

manapun yang pernah tayang di Indonesia.Kesuksesandrama tersebut mendorong

TV Indonesia semakin banyak memutarkan drama Korea, seperti Full House,

Boy’s Before Flower, You’re My Destiny dan Dream High. Untuk beberapa tahun

(2000-2006), Hallyu di Indonesia sebagian besar dinikmati masyarakat Indonesia

melalui drama. Hal ini dapat dilihat dari terus ditayangkannya drama-drama Korea

di berbagai stasiun TV swasta Indonesia (Nugroho, 2011: 43).

Tabel III.II

Jumlah Penayangan Drama Korea di Indonesia

Tahun

Total Program yang

Ditayangkan

Biaya Rata-Rata per Program (dalam

US$)

2001 26 620

2002 80 1.060

2003 299 1.680

2004 320 1.350

Sumber: Lukmanda. 2013. Hallyu Sebagai Soft Power Korea Selatan.Hal 111

Terhitung pada tahun 2011 saja sudah lebih dari 50 judul drama diputar di

Indonesia, dan masih meningkat di setiap tahunnya (Institut Seni Indonesia

Denpasar, 2011). Seiring dengan meningkatnya popularitas drama Korea Selatan

Page 63: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

49

di Indonesia, berbagai showcase drama digelar demi mempertemukan sang

bintang dengan penggemar di Indonesia, seperti yang diadakan oleh TV Korea

Showcase bekerja sama dengan stasiun TV swasta Indonesia (Al Aziz 2013: 75).

Selain drama, film juga merupakan instrumen Hallyu yang ikut masuk ke

Indonesia. Kurun waktu film menjadi produk penting dalam promosi Hallyu

adalah antara tahun 2006 – 2008 (Nugroho, 2011: 43). Ketertarikan Indonesia

dalam film Korea Selatan tidak terlepas dari kesuksesan drama Korea Selatan itu

sendiri. Meski demikian, terdapat sedikit penurunan dari segi jumlah. Hal ini,

masih dari wawancara yang penulis lakukan dengan Reza Lukmanda, dipicu

dengan maraknya aktifitas pembajakan yang terjadi di Indonesia.

Tabel III.III

Total Ekspor Film Korea ke Indonesia

Tahun

Total Ekspor

Film

Biaya Rata-Rata per Program (dalam US$)

2001 23 9.182

2002 22 9.826

2003 29 7.500

2004 14 N/A

Sumber: Lukmanda. 2013. Hallyu Sebagai Soft Power Korea Selatan.Hal 111

Sineas perfilman Indonesia, Garin Nugroho menyebutkan, berhasilnya

drama dan film Korea Selatan masuk Indonesia karena keunikan yang mereka

miliki.Adat tradisi yang kental dalam drama dan film Korea Selatan menjadi poin

Page 64: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

50

tersendiri.Disamping itu, karakter jiwa dan emosi Asia yang dekat dengan

karakter orang Indonesia membuat penikmat drama dan film Korea Selatan di

Indonesia lebih mudah mengikuti cerita yang ditawarkan (Nugroho, 2011: 46).

Ditandai sejak tahun 2009, musik KPOP yang merupakan instrumen lain

dari Hallyu mulai banyak dinikmati masyarakat Indonesia, dengan peminat utama

remaja.Bahkan, KPOP dapat dikatakan mengambil kendali penuh sebagai produk

utama yang mempromosikan Hallyu di Indonesia (Nugroho, 2011: 43).Salah satu

indikasi ialah mulai munculnya media cetak Indonesia yang khusus membahas

seputar tentang musik KPOP (Purwanto 2012).Dalam upaya menyebarkan Hallyu

melalui instrumen KPOP, para pelaku seni bidang tersebut juga mulai

berdatangan ke Indonesia. Kedatangan penyanyi KPOP pertama ke Indonesia

dilakukan oleh BoA dan Jang Nara dalam acara Anugerah Musik Indonesia (AMI)

Samsung Awards pada 2004, meskipun antusiasme masyarakat Indonesia belum

tinggi (Marenia 2013: 75).

Selain dilakukan oleh para pelaku seni, pemerintah Korea Selatan juga

ikut berperan dalam menyebarkan Hallyu di Indonesia dengan KPOP.Pemerintah

Korea Selatan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia menyelenggarakan

pekan Korea-Indonesia Week sejak tahun 2009. Kegiatan tersebut merupakan

kegiatan resmi tahunan yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik

Korea di Indonesia.Korea-Indonesia Week dengan menampilkan beragam budaya

Korea dari musik tradisional, pameran kerajinan tradisional Korea hingga

pementasan konser K-Pop yang menjadi daya tarik utama bagi peserta pameran

tersebut.Kegiatan tersebut menunjukan bahwa pemerintah Korea Selatan mulai

Page 65: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

51

menyadari ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap Hallyu. Lebih lanjut Pada

tahun 2010, Kedutaan Besar Republik Korea bekerja sama dengan Pemerintah

Indonesia menggelar Indonesia-Korea Friendship Sharing Concertyang masuk

dalam rangkaian acara tahunan Korea-Indonesia Week.Acara tersebut

mengundang tidak saja nama besar penyanyi lokal Indonesia seperti Gita Gutawa,

namun juga artis KPOP besar seperti SHINEe dan Girl’s Day. Acara yang digelar

atas kerjasama kedua negara tersebut mendapat apresiasi luar biasa meriah dari

masyarakat Indonesia terutama kaum muda (Al Aziz 2013: 75). Sejak saat itu,

baik pihak swasta maupun kerjasama antar duapemerintahan dapat dikatakan

cukup rutin menggelar kegiatan pertukaran kebudayaan dengan menyertakan

instrumen KPOP di dalamnya (Korea – Indonesia Culture Week, Konser SM

Entertainment, Konser Girls’ Generation, Konser Big Bang, dan lain-lain)

(Marenia, 2013: 81-82).

Dalam bidang pendidikan, perkembangan minat terhadap kebudayaan

Korea Selatan mulai terlihat pada universitas lain di Indonesia, dengan mulai

memperkenalkan studi Korea Selatan kepada mahasiswa mereka, baik melalui

pembukaan Pusat Studi Korea, pembukaan kelas pilihan Bahasa Korea, sampai

pembukaan Program Jurusan Bahasa Korea seperti yang dilakukan oleh

Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM), Kalimantan pada 2006 dalam

pendirian PUSKO (Pusat Sudi Korea-Center for Korean Sudies), pembukaan

kelas Bahasa Korea sebagai mata kuliah pilihan di Universitas Hasanuddin

(UNHAS) Makassar pada 2007, dan pembukaan KSC (Korean Studies Center) di

Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang pada 2007 (Nugroho, 2013: 13-14).

Page 66: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

52

Pengajaran yang diberikan (terutama yang diberikan oleh masing-masing pusat

studi Korea) bukan lagi hanya tentang bahasa, namun juga mulai mencakup

budaya Korea Selatan seperti tarian dan lagu tradisional serta pertukaran

informasi terkini melalu negara tersebut. Pembukaan sarana mempelajari Korea

Selatan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan Duta Besar Korea Selatan untuk

Indonesia, dan KOICA (Korea International Cooperation Agency) atau Badan

Kerjasama Internasional Korea yakni badan pemerintahan milik Korea Selatan

yang berdiri guna memberikan bantuan dan mempererat hubungan dengan negara-

negara berkembang.

Page 67: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

53

BAB IV

ANALISA PERAN HALLYU TERHADAP HUBUNGAN BILATERAL

KOREA SELATAN – INDONESIA

Sebelumnya telah dijelaskan bagaimana Hallyu muncul dan berkembang

di Korea Selatan, menyebar di berbagai negara di dunia, serta dibentuk menjadi

instrumen diplomasi yang kompleks oleh pemerintah. Hal tersebut didasari oleh

kesadaran pemerintah akan potensi Hallyu setelah melihat beberapa keberhasilan

yang terjadi di berbagai wilayah seperti China, kemudian menyebar ke berbagai

wilayah Asia lain termasuk Indonesia. Pemerintah Korea Selatan melihat minat

masyarakat Indonesia terhadap budaya Hallyu yang kemudian menjembatani

berbagai kerjasama yang mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Munculnya Hallyu di Indonesia tidak terlepas dari tingginya minat

masyarakat Indonesia akan produk Hallyu itu sendiri. Drama, film, dan musik

KPOP semakin banyak dan mudah dijumpai di berbagai media Indonesia.Salah

satu indikasi yang dapat dilihat adalah acara pertemuan para pencinta Hallyu yang

semakin rutin diadakan terutama oleh kaum remaja Indonesia (sriwijayatv.com, 6

Desember 2010). Pihak swasta melihat tingginya minat masyarakat Indonesia

terhadap budaya Hallyu sebagai suatu peluang yang menguntungkan. Mereka

kemudian kerap kali membawa idola Korea Selatan yang adalah para penyebar

Hallyu ke Indonesia untuk mengadakan fanmeeting, showcase, bahkan konser

(tempo.co, 31 Desember 2013). Pemerintah Korea Selatan sendiri juga ikut

merespon peningkatan minat terhadap budaya bentukan bangsanya tersebut.

Page 68: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

54

Dalam upaya memudahkan masyarakat Indonesia mendapatkan berbagai

informasi mengenai Korea Selatan, pemerintah meresmikan kantor Korea

Tourism Organization (KTO) cabang Jakarta. Pendirian kantor KTO di Jakarta

bertujuan untuk mempererat kerjasama antar kedua negara terutama menyangkut

urusan pariwisata (suarapembaruan.com, 8 Juli 2011). Tidak hanya peresmian

KTO, pemerintah Korea Selatan juga meresmikan kantor Korean Cultural Center

(KCC) di Jakarta. Pendirian pusat kebudayaan ini dibuka langsung oleh Dubes

Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Young-sun. Secara jelas Dubes Kim

menjelaskan, pembangunan kantor KCC Jakarta merupakan respon pemerintah

Korea Selatan atas tingginya minat masyarakat Indonesia mengenai Hallyu.

Pemerintah Korea Selatan menyediakan KCC sebagai sarana one-stopservice bagi

masyarakat Indonesia yang tertarik dengan berbagai kebudayaan Korea Selatan

(news.bisnis.com, 19 Juli 2011).

Page 69: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

55

Tabel IV.III

Peran Hallyu Terhadap Hubungan Bilateral Korea Selatan –

Indonesia

Peran Hallyu

Ekonomi 1. Pembukaan Gerai Bebas Pajak pertama di

Indonesia, yang merupakan gerai pertama

yang dibuka di luar Korea Selatan

2. Peningkatan angka penjualan dalam sector

industri kosmetik dan teknologi (televise)

3. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan

Indonesia ke Korea Selatan, menempatkan

Indonesia sebagai negara dengan peningkatan

jumlah kunjungan ke Korea Selatan tertinggi

diantara negara-negara ASEAN.

4. Peningkatan data impor produk Korea Selatan

ke Indonesia.

Sosial Budaya 1. Digelarnya acara tahunan dalam rangka

memperkenalkan budaya Korea Selatan ke

masyarakat Indonesia secara umum

2. Digelarnya berbagai acara di bidang hiburan

seperti konser musik baik dilakukan oleh

pemerintah maupun pihak swasta

3. Muncul prilaku meniru dari masyarakat

Indonesia yang lahir dari kekaguman atas

idola Hallyu Korea Selatan melalui kegiatan

cover dance.

4. Pergeseran minat masyarakat Indonesia

menyangkut budaya pop.

5. Peningkatan minat terhadap pendidikan

Bahasa dan Budaya Korea Selatan.

Page 70: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

56

Melihat respon yang diberikan berbagai pihak Korea Selatan (pemerintah

dan swasta) terhadap minat Indonesia atas Hallyu, bab ini akan membahas

mengenai peran yang diberikan Hallyu di Indonesia. Sebagaimana dinamika

hubungan kedua negara yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya yang dibagi

atas 2 sub-bab, bab ini juga akan membagi peran Hallyu kepada 2 sub-bab

sehingga akan menghasilkan perbandingan hubungan antara kedua negara

sebelum dan sesudah masuknya Hallyu.

4.1 Peran pada Bidang Ekonomi

Narasumber Reza Lukmanda yang adalah salah seorang peneliti di Pusat

Studi (Puskor) UGM, mengatakan bahwa muara akhir dari ekspansi Hallyu ke

Indonesia adalah lebih ke ekonomi. Lebih jauh beliau berpendapat, bahwa

dampak politik yang dibawa oleh Hallyu adalah dampak pencitraan dimana

Hallyu melahirkan rasa ketertarikan, kekaguman, dan menghasilkan pencitraan

baik dari Indonesia sehingga mempermudah lahirnya kerjasama. Lukmanda

memberi contoh kasus studi Hallyu di Taiwan:

“Hallyu memang tidak terlihat berpengaruh ke bidang politik, karena memang

muaranya adalah perekonomian Korea. Namun, efek pencitraan yang diciptakan

Hallyu bisa mempengaruhi hubungan poitik Korea. contohnya, Taiwan, dulu

kedua negara ini berkonflik karena peralihan hubungan diplomatik Taiwan ke

China tahun 92, tapi sekarang ketegangannya menurun karena popularitas Hallyu

di Taiwan.”

Untuk kasus Hallyu di Indonesia, hubungan kedua negara memang

tergolong baik, sehingga lebih banyak peluang untuk mengembangkan

kerjasama antara keduanya.Minat masyarakat Indonesia terhadap Hallyu

dijelaskan oleh Nye merupakan karakteristik dari soft power. Nye

Page 71: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

57

menyebutkan bahwa soft power, dalam hal ini Hallyu, dapat digunakan untuk

meraih hal-hal yang diinginkan dengan berdasarkan kepada ketertarikan

(attraction)(Nye, 2004: 5). Dalam membentuk ketertarikan itu sendiri, suatu

bangsa perlu ditopang oleh citra ataupun reputasi negaranya.Sehingga menjadi

penting bagi pihak Korea Selatan untuk terus merespon minat Indonesia

terhadap Hallyu. Masuknya Hallyu sebagai instrumen diplomasi budaya Korea

Selatan kepada masyarakat Indonesia merupakan sebuah langkah dasar untuk

membangun citra baik mereka sekaligus dapat mempererat hubungan

bilateralnya dengan Indonesia sehingga kedepan banyak peluang kerjasama

yang lebih mudah terjalin.

Sebagai salah satu sarana pelaksanaan kegiatan diplomasi, Korea Selatan

secara aktif menggunakan peran Hallyu, termasuk di Indonesia. Hal tersebut

dapat terlihat pada saat Pemerintah Korea Selatan menjalin kerjasama militer

bersama dengan Indonesia. Pada kunjungan kenegaraan dari pihak militer

Korea ke Indonesia bersama dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia,

Kim Young-san, pada bulan Oktober 2011 mengikutsertakan aktor Korea

Selatan. Ikon Hallyu yakni aktor Hyun Bin yang sedang menjalani kegiatan

wajib militer, ditunjuk menjadi duta militer Korea Selatan. Menurut Kepala

Dinas Penerangan TNI-AL Laksamana Pertama Untung Suropati, kedatangan

Hyun Bin merupakan bentuk diplomasi yang oleh pemerintah Korea Selatan

untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia (Media Indonesia, 24

Desember 2011). Dengan melihat pilihan Korea Selatan untuk menggunakan

Hyun Bin, dapat dikatakan bahwa Korea Selatan mengunakan Soft power

Page 72: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

58

mereka dalam membuka hubungan dengan Indonesia.Popularitas Hyun Bin di

Indonesia membuka peluang yang lebih besar dalam usaha Korea Selatan

menjalankan kepentingan nasional mereka di Indonesia. Soft power

menjelaskan prilaku Korea Selatan sebagai kemampuan mengguanakan

ketertarikan sebagai power. Nye menyebutkan bahwa soft power merupakan

kemampuan untuk mendapatkan apapun yang diinginkan dengan cara

ketertarikan (attraction) (Nye, 2004: 5).

Seperti yang telah dijelaskan, muara kerjasama Hallyu tertuju utamanya

kepada kepentingan ekonomi. Hal tersebut diperkuat dengan penyataan Mr.

Kim Do Hyung, first secretary of Republic of Korea Embassy in Indonesia,

Beliau mengungkapkan bahwa:

“Kepentingan nasional utama lainnya yang ingin dicapai Korea Selatan di

Indonesia adalah di bidang ekonomi. Korea Selatan ingin mempromosikan

kerjasama substansial menengah dan rencana ekonomi pembangunan

jangka panjang di Indonesia. Korea Selatan sedang berusaha untuk

memperluas perannya dalam masyarakat internasional dengan melakukan

modernisasi ekonomi dan kebudayaan guna memberikan pengalaman dan

keahliannya dengan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia

(Wawancara dengan first secretary of Republic of Korea Embassy, dalam

skripsi Wahyudiya).”

Dari penjelasan Mr Do Hyung dapat disimpulkan fokus Korea Selatan

merupakan pencapaian kerjasama ekonomi yang lebih erat dengan Indonesia.

Salah satu contoh pencapaian diplomasi budaya Korea Selatan menggunakan

Hallyudalam bidang ekonomi adalah peresmian Lotte Duty Free, atau gerai bebas

pajak asal Korea Selatan di Jakarta, tepatnya di Bandara Soekarno-Hatta (Al Aziz,

2013: 76). Pembukaan Lotte Duty Free merupakan cabang luar negeri yang

pertama dibuka di luar Korea Sealatan. Dalam peresmiannya, pihak Korea

Page 73: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

59

Sealatan menggunakan idola Hallyu, yakni Choi Ji Woo, aktor yang terkenal

melalui drama Winter Sonata dan Ok Taecyeon yang merupakan anggota dari

grup 2PM (moodiereport.com: 01 Februari 2012). Selain itu, idola Hallyu lain,

Eru, dipilih sebagai brand ambassador Lotte Duty Free untuk Indonesia tahun

2014 (gatra.com: 24 April 2014). Marketing Director Lotte Duty Free Korea, Kim

Bo Jun, dalam jumpa pers di Jakarta, 23 April 2014 menjelaskan:

"Pemilihan Eru sebagai brand ambassador Lotte Duty Free di Indonesia, sebagai

bagian dari strategi Hallyu marketing. Selain itu kami juga mengadakan alliance

dengan Garuda Indonesia, Bank Mandiri, dan China Eksibisi."

(gatra.com: 24 April 2014)

Pernyataan Mr. Jun senada dengan apa yang dijelaskan oleh konsep

diplomasi publik. Popularitas bintang-bintang Hallyu tersebut dinilai mampu

mempengaruhi opini publik Indonesia demi mencapai kepentingan nasional Korea

Selatan.

Industri lain yang menunjukan meningkatnya minat masyarakat Indonesia

terhadap Hallyu adalah industri kosmetik. Daya tarik para idola Hallyu Korea

Selatan tidak terlepas dari kosmetik yang digunakan. Hal ini ikut berpengaruh

dalam meningkatnya minat masyarakat dunia terhadap kosmetik yang mereka

gunakan. Konsumen membeli kosmetik di Korea Selatan pada tahun 2011 senilai

10,82 triliun Won, naik hampir 10% dari 2010. Menurut penjelasan Badan

Statistik Korea, dengan gencarnya penyebaran Hallyu di seluruh dunia, jumlah

wisatawan asing yang telah berkunjung ke Korea Selatan semakin bertambah pula

untuk membeli kosmetik buatan Korea Selatan (rki.kbs.co.kr: 13 Februari 2012).

Page 74: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

60

Peningkatan penjualan kosmetik Korea Selatan ditopang langsung oleh ikon

Hallyu. Sebagai contoh, pada tahun 2013 produk kosmetik Face Shop menempati

urutan pertama dalam penjualan produk setelah mengangkat Bae Suzy sebagai

brand ambassador mereka dengan total penjualan naik 30% dari tahun 2012

sebesar 308.400.000.000 Won (koreanindo.net: 29 Desember 2013). Untuk

Indonesia, meskipun belum menerbitkan data rinci mengenai angka penjualan

produk kosmetik asal Korea Selatan, namun secara umum sudah dapat terlihat

ketertarikan masyarakat akan produk kosmetik asal negeri Hanbok tersebut.

Merk-merk asal Korea Selatan seperti Etude, The Face Shop, Tony Moly, dan

Nature Republic telah mulai banyak membuka gerai di pusat perbelanjaan

Indonesia. Hal ini menunjukan respon produsen terhadap ketertarikan masyarakat

Indonesia. Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetik (PPAK)

Indonesia, Putri K. Wardani mengungkapkan, datangnya pemain asing dalam

perdagangan bebas memang tidak bisa dibendung. Indonesia secara perlahan

mulai bergeser dari brand asal Amerika ataupun Eropa, ke brand-brand asal

Korea Selatan. Putri memaparkan, industri kosmetik tidak jauh dari budaya.

"Masuknya kosmetik Korea seiring dengan penetrasi budaya Korea di Indonesia.

Hal tersebut tidak bisa di halangi. Satu hal yang bisa dilakukan industri lokal

adalah meningkatkan daya saing. Tapi, tentu harus didukung pemerintah (Jawa

Pos dalam Kemenperin.go.id)."

Penggunaan idola Hallyu dalam promosi penjualan industri selanjutnya

adalah industry teknologi.Penulis mengambil contoh penjualan produk perusahaan

besar Korea Selatan, Samsung dan LG. LG menggunakan aktor kenamaan Won

Page 75: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

61

Bin dalam mempromosikan produk ‘LG Infinia Cinema 3D’ sedangkan Samsung

menggunakan aktor Hyun Bin dalam mempromosikan produk ‘Samsung Smart

TV’. Lembaga survey Jerman, German for Knowledge (GFK) (dalam Lukmanda,

2013: 112) menyebutkan LG Infinia mendominasi 46% pangsa pasar TV 3D di

Indonesia. Disamping faktor kecanggihan teknologi, kepopuleran aktor Won Bin

di Indonesia tentu ikut berperan dalam angka penjualan produk LG dimana

akhirnya mempengaruhi minat konsumen Indonesia terhadap produk tersebut.

Disamping LG, produk televisi Samsung juga menunjukan peningkatan angka

penjualan. Penjualan Smart TV menurut data lembaga riset IHS iSuppli dari

California, AS, naik 27 persen mencapai 66 juta unit sepanjang 2012. Bahkan,

IHS iSuppli memprediksi per tumbuhannya pada 2015 naik 55 persen atau

mencapai 141 juta unit. Hal tersebut dibenarkan Managging Director PT Samsung

Electronics Indonesia Yoo Young-kim. ”Gambaran globa terjadi di Indonesia.

Kebutuhan dan ketergantungan masyarakat Indonesia ter hadap internet membuat

permintaan smart TV meningkat pesat.” (pasundanekspres.co.id, 27 April 2013).

Kerjasama lain yang masih terkait dengan perekonomian kedua negara

adalah pariwisata. Bidang pariwisata penting untung disorot karea melalui Hallyu,

minat Indonesia terhadap objek pariwisata Korea Selatan meningkat dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2013, minat masyarakat Indonesia terhadap Korea dalam hal

pariwisata tercatat mengalami peningkatan paling tinggi dibanding dengan

peningkatan negara-negara lain sebagaimana dijelaskan oleh Direktur KTO Kwon

Joong Sool (merdeka.com, 20 Juni 2013). Pertumbuhan minat masyarakat

Page 76: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

62

Indonesia terhadap objek wisata Korea Selatan secara stabil terus meningkat sejak

tahun 2010.

Grafik IV.I

Sumber: merdeka.com

Grafik diatas merupakan bentuk dari trend analysis. Secara sederhana,

trend analysis merupakan bentuk analisa yang membandingkan pencapaian yang

telah dicapai di waktu-waktu tertentu, sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah

pencapaian mengalami peningkatan atau penurunan (Helsel dan Hilsch: 324).

Dalam grafik diatas dapat dilihat, pada Tahun 2010, jumlah wisatawan Indonesia

ke Korea hanya mencapai 95.239. Angka kunjungan meningkat 57 persen pada

tahun 2011 (republika.co.id: 26 April 2014) dan pada paruh pertama 2013

meningkat 16%. Peningkatan ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

peningkatan jumlah wisatawan ke Korea Selatan diantara negara-negara ASEAN

95.239

149.525

173.449

Jumlah Wisatawan Indonesia Ke Korea

Jumlah Wisatawan IndonesiaKe Korea Selatan

2010 2011 2013 (semester I)

Page 77: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

63

( Singapura 5,7%, Malaysia 3,7%, Indonesia 16% dan Filipina 12,7%)

(merdeka.com, 20 Juni 2013).

Peningkatan jumlah kunjungan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari

peran Hallyu di dalamnya. Sebagai instrumen soft power, Hallyu memiliki kedua

sifat yang dicakup dalam parameter budaya.High Culture yang berisikan sastra

dan kesenian yang bersifat edukatif dimana pemerintah Korea Selatan

mempertahankan kebudayaan tradisional mereka melalui kebijakan Han Style dan

Popular Culture yang ikut meningkatkan minat masyarakat negara lain dengan

jalur budaya popular seperti drama (Primayanti, 2013: 120-121 dan Nye,2004: 11).

Perwakilan agen perjalanan Korea Selatan, Kevin Wo menjelaskan masyarakat

Indonesia yang melakukan perjalanan pariwisata ke Korea Selatan kerap

mengunjungi sejumlah lokasi pembuatan drama seperti Nami Island, latar drama

Winter Sonata (bisnis.com, 28 Maret 2014) dan memperkirakan peningkatan akan

terus tumbuh seiring meningkatnya minat akan mengenal lebih jauh berbagai

kebudayaan Korea Selatan mulai dari produk budaya popular sampai budaya

tradisional (solopos.com: 28 Maret 2014). Direktur KTO menyampaikan hal

serupa bahwa minat masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke Korea beberapa

tahun ini semakin berkembang, terutama dengan makin diterimanya budaya Korea

yang masuk melalui film, serial drama dan musik (suarapembaruan.com: 8 Juli

2011). Disamping itu, salah satu agen pariwisata Indonesia, Aneka Kartika Tours

& Travel Service melalui Operasional Manager Ronald Gunawan,menilai

permintaan perjalanan wisata ke Korea memang sedang tinggi. Pertumbuhan

minat masyarakat mencapai angka 20% sampai 30% (bisnis.com: 28 Maret 2014).

Page 78: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

64

Meningkatnya minat masyarakat Indonesia dengan produk Korea Selatan juga

dapat dilihat dari angka statistik impor Indonesia terhadap Korea

Selatan.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dimana terjadi peningkatan

besar pada era sebelum dan sesudah masuknya Hallyu di Indonesia:

Grafik IV.II

Sumber: Badan Pusat Statisik (bps.go.id)

Pada tahun sebelum Hallyu berkembang di Indonesia (2008 – 2009),

angka impor Indonesia terhadap produk Korea Selatan masih berkisar antara 4-6

Milyar USD. Dampak peningkatan minat terhadap Hallyu mulai dapat dilihat

pada 2010 dimana penerimaan masyarakat Indonesia terhadap produk Korea

Selatan meningkat seiring masuk dan dikenalnya Hallyu di Indonesia.

Peningkatan terlihat jelas pada 2011 dibanding tahun sebelumya. Pada 2010,

angka impor Indonesia terhadap produk Korea Selatan adalah USD

7.702.999.621.Pada 2011 terjadi peningkatan hingga mencapai angka

12.999.749.865 (Al Aziz, 2013: 77). Meskipun setelah 2012 terjadi penurunan

0

2.000.000.000

4.000.000.000

6.000.000.000

8.000.000.000

10.000.000.000

12.000.000.000

14.000.000.000

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Axi

s Ti

tle

Data Impor Produk Korea Selatan Ke Indonesia

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Page 79: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

65

namun angka masih diatas 10 Milyar USD.Dapat disimpulkan bahwa Hallyu

merupakan salah satu faktor pendorong meningkatnya angka impor produk Korea

Selatan ke Indonesia. Penggunaan ikon Hallyu sebagai alat diplomasi pada bab

sebelumnya telah dijelaskan sebagai salah satu tujuan dari diplomasi publik,

dimana opini publik dapat mempengaruhi masyarakat negara tujuan demi

mendapat keuntungan dalam bidang ekonomi (Leonard, 2002:9-10).

4.2 Peran pada Sosial dan Budaya

Hubungan bidang kebudayaan antara Indonesia dan Korea Selatan

didukung oleh kesepakatan antara kedua negara yang telah dibentuk sejak Mei

2008. Pertemuan Komite Budaya Indonesia Korea Selatan di Yogyakarta (the

First Cultural Committee Meeting RI–ROK) menjadi upaya dari kedua negara

untuk memfasilitasi kegiatan kedua pihak juga sepakat untuk memperkuat

kerjasama kebudayaan pada sektor warisan budaya (cultural heritage), kesenian

(arts), film, arkeologi, permuseuman, sejarah, kelitbangan dan kediklatan, serta

industri budaya (id.korean-culture.org). Pihak Korea Selatan juga meminta

dukungan Indonesia dalam hal penyelenggaran beberapa kegiatan di Indonesia,

yaitu: a) Pekan Budaya Korea, b) Festival Porselin Korea dan c) Pameran Foto

dan telah disepakati oleh pemerintah Indonesia.Kelanjutan dari kesepakatan

tersebut adalah mulai digelarnya acara Indonesia – Korea Week pada tahun 2009.

Kegiatan pertukaran kebudayaan ini bertujuan untuk saling memperkenalkan

kebudayaan satu sama lain secara lebih dekat ke masyarakat, karena acara dibuka

bersifat umum.

Page 80: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

66

5. Indonesia – Korea Week 2009

Pekan Kebudayaan Indonesia Korea pertama diadakan pada 9-18 Oktober

2009.Pada rangkaian kegiatan, Korea Selatan memperkenalkan tarian

tradisional kebanggaan mereka yang telah berumur 2000 tahun. Selain itu

Korea Selatan juga memperkenalkan masyarakat Indonesia instrumen musik

tradisional mereka (thejakartapost.com: 06 Oktober 2009). Disamping seni

musik, Korea Selatan juga memperkenalkan seni bordir, produk agrikultur

(seperti gingseng, apel, dan pir), produk kehutanan (jamur dan kenari) serta

pameran kuliner tradisional. Korea Selatan juga menayangkan lima produk

industry film mereka, yaitu “The Divine Weapon”, “Beyond The Years”,

“Christmas in August”, “Seven Days”, dan “The Show Must Go On”

(koreanindo.net: 10 Oktober 2009).

6. Indonesia – Korea Week 2010

Pekan kebudayaan kedua diadakan pada 12-17 Oktober 2010.Pada pembukaan

acara tahunan ini, kedua negara saling memperkenalkan kebudayaan bidang

pakaian, dimana diadakan melalui acara pameran busana Hanbok dari Korea

Selatan dan Batik dari Indonesia. Pameran ini melibatkan 300 perancang

busana dari kedua negara (arirang.co.kr: 13 Oktober 2010). Selanjutnya Korea

Selatan juga memperkenalkan seni kerajinan keramik mereka dalam acara

“Korean Ceramic Beauty of 1000 years” (Seputar Indonesia dalam

pakuwon.com). Selain masih mengadakan pameran bidang kesenian seperti

tahun sebelumnya, yakni pameran makanan tradisional, pemutaran film dan

pertunjukan alat music tradisional, pada tahun ini pemerintah Korea Selatan

Page 81: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

67

berusaha untuk memperkenalkan negaranya kepada kaum muda Indonesia

dengan mengadakan pertunjukan musik yang menampilkan bintang-bintang

pop Hallyu seperti SHINee dan Girl’s Day dalam acara “Indonesia Korea

Friendship Sharing Concert 2010” (koreaboo.com). Korea Selatan juga

mengadakan acara olahraga berupa pertandingan persahabatan cabang bulu

tangkis (penulis165.esq-news.com) dan acara Job Fair yang melibatkan

sejumlah perusahaan asal kedua negara (gelorabungkarno.co.id).

7. Indonesia – Korea Week 2011

Pada tahun 2011, kegiatan tahunan ini diadakan pada 28 September – 3

Oktober 2011.Acara ini dihelat sekaligus merayakan 38 tahun berjalannya

hubungan diplomatic antara Korea Selatan dan Indonesia. Duta Besar Korea

Selatan untuk Indonesia menjelaskan, kesepahaman akan budaya bagi kedua

negara, yakni Indonesia dan Korea Selatan sangatlah penting sebagai landasan

pembangunan kerjasama (thejakartapost.com: 01 Oktober 2011). Selain

seperti pada tahun sebelumnya dimana festival melibatkan ikon pop Hallyu,

festival makanan dan pakaian tradisional serta festival film, tahun ini juga

digelar pameran lukisan tradisional, dengan maksud memperkenalkan

kebudayaan Korea Selatan dalam bidang seni rupa (koreanindo.net: 9 Oktober

2011). Pada bidang olahraga, digelar pertandingan dalam cabang olahraga

taekwondo yang melibatkan perwakilan dari 33 provinsi di Indonesia

(thejakartapost.com)

Page 82: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

68

8. Indonesia – Korea Week 2012

Festival digelar pada tanggal 3 – 9 Oktober 2012 (cosmogirl.co.id: 05 Oktober

2012). Kegiatan yang berbeda dari festival tahunan sebelumnya adalah

digelarnya Gangnam Style Cover Contest, dimana mengapresiasi minat anak

muda Indonesia terhadap musik pop Korea Selatan. Selain itu, pihak Korea

Selatan menaruh apresiasi yang sangat tinggi terhadap meningkatnya jumlah

wisatawan Indonesia ke negara mereka.Untuk itu, pihak Korea Selatan

menggelar Korea Winter Tour Fair 2012 (gayahidup.plasa.msn.com, 05

Oktober 2012).Antusias masyarakat Indonesia dalam kebudayaan Korea

Selatan dapat dilihat dari partisipasi mereka dalam acara ini. Pada festival

Hanbok yang diadakan di salah satu mall di Jakarta, acara yang digelar dalam

3 hari tersebut mampu menyedot hingga lebih dari 500 orang dari berbagai

kalangan usia (antaranews.com: 6 Oktober 2012). Hal ini menjadi salah satu

indikasi lain bahwa Hallyu telah banyak mendapat perhatian dari berbagai

kalangan usia di Indonesia, terutama kaum muda.

Sejak tahun 2013, kegiatan digelar kegiatan bertajuk K-Festival atau

Korea Festival dengan fokus kepada promosi sector pariwisata Korea Selatan.

9. K- Festival 2013

Festival digelar pada 19-21 April 2013. Selain mengadakan Korean Travel

Fair, festival juga menggelar cover dance competition dan hanbokphoto

sessionuntuk menarik minat masyarakat Indonesia terutama kaum muda.

Selain itu kegiatan baru dari festival sebelumnya adalah diadakannya skin care

Page 83: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

69

& make up demonstration yang bertujuan mempromosikan industry kosmetik

Korea Selatan (asiaenglish.visitkorea.co.kr).

10. K-Festival 2014

Festival digelar pada 25-27 April. Selain masih mengadakan Korean Travel

Fair, festival juga menggelar cover dance competition dan hanbokphoto

session, Korea Selatan menggunakan idolHallyu Eru untuk menarik minat

masyarakat dengan mengadakan kegiatan fanmeeting. Disamping itu,

penyelenggara juga membuka booth menulis Hangeul untuk memperkenalkan

bahasa tradisional mereka kepada Indonesia. Pihak penyelenggara juga masih

mengadakan demo make up dan kembali menggelar pameran kuliner khas

Korea Selatan (akun jejaring sosial resmi KTO Jakarta).

Kegiatan pertukaran budaya yang rutin dilakukan antara kedua negara

sebelumnya telah dijelaskan dalam konsep diplomasi budaya.Eksebisi atau

pameran merupakan bentuk diplomasi budaya yang paling sering diterapkan oleh

pemerintah Korea Selatan terhadap Indonesia.Melalui eksebisi, Korea Selatan

dapat secara terbuka memperkenalkan kebudayaan mereka terhadap Indonesia di

berbagai bidang mulai dari kebudayaan tradisional, hingga budaya populer sampai

bidang pariwisata.

Dampak sosial lainnya yang mudah dilihat terkait masuknya Hallyu ke

Indonesia adalah cover dance. Cover dance merupakan salah satu kegiatan yang

lahir dari minat terhadap musik KPOP. Cover dance sendiri merupakan kegiatan

dimana para pelakunya menirukan secara detail apa yang idola mereka lakukan,

dalam hal tarian dan gaya berpakaian, hingga melakukan Lip sync (billboard.com,

Page 84: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

70

18 Oktober 2011). Secara sederhana, semakin mirip dan sama akan apa yang

mereka lakukan sebagaimana idola mereka lakukan, itu semakin baik. Salah satu

contoh Korea Selatan mengapresiasi kegiatan cover dance adalah diadakannya

KPOP Cover Dance Festival sejak 2011. Acara ini diselenggarakan oleh

pemerintah Korea Selatan langsung melalui MCST. Melalui acara ini, timcover

dance diseluruh dunia berpartisipasi mengirimkan tarian mereka melalui video

(coverdance.seoul.co.kr). Pada tahun 2011, KPOP Cover Dance Festival berhasil

menarik 1,700 peserta dari 64 negara di seluruh dunia (billboard.com), dimana hal

ini menjadi indikasi bahwa cover dance merupakan salah satu dampak sosial yang

cukup besar dari berkembangnya Hallyu.

Di Indonesia, cover dance juga ikut masuk dan menjadi tren baru terutama di

kalangan remaja. Hal ini dapat dilihat sejak awal tahun 2010, hampir di setiap

event gathering para pencinta budaya Korea Selatan, menampilkan cover dance

sebagai salah satu hiburannya, baik yang diadakan oleh kelompok non pemerintah,

sampai yang melibatkan peran pemerintah Korea Selatan didalamnya

(kompasiana.com, 29 Juni 2012). Berdasarkan wawancara dengan saudara

Lukmanda, cover dance merupakan salah satu dampak dari soft power, yakni

peniruan. Sebagaimana penjelasan Vuving, soft power dibangun salah satunya

melalui brilliance yang melahirkan kekaguman (Vuving, 2009: 10). Rasa

kekaguman remaja Indonesia diekspresikan dalam bentuk munculnya kegiatan

cover dance. Lebih jauh masih sebagaimana yang dijelaskan Vuving, bahwa 3

pilar pembangun, salah satunya ialah brilliance, akan melahirkan instrumen soft

power itu sendiri. Sebagai contoh, pihak swasta Korea Selatan melihat kekaguman

Page 85: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

71

remaja Indonesia yang diekspresikan melalui cover dance, mengadakan acara

pembukaan salah satu gerai perusahaan Lotte Shopping Avenue.Dalam acara

tersebut, sekaligus digelar audisi untuk cover dance competition tahunan yang

diadakan pemerintah Korea Selatan, dengan mengirim juara dari tiap negara ke

acara final di Korea Selatan. Dengan ikut mengundang idola hallyu seperti grup

Vixx dan Glam (kavenyu.com, 26 Juni 2013), Korea Selatan menggunakan soft

power untuk mencapai kepentingan mereka, dalam hal ini adalah bidang ekonomi

dengan secara intens menggunakan nuansa hallyu sejak awal pembukaan gerai

Lotte tersebut dengan tujuan mendapat perhatian dan apresiasi dari masyarakat

pencinta hallyu di Indonesia (female.kompas.com, 23 Juni 2013).

Sebagai bagian dari budaya populer, peran Hallyu juga mempengaruhi budaya

populer Indonesia. Hal yang paling mudah dilihat adalah pembahasan secara rutin

segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya populer Korea Selatan oleh berbagai

media hiburan Indonesia baik media cetak maupun elektronik. Media elektronik

Indonesia seperti detik.com, kapanlagi.com, dan liputan6.com menyediakan

halaman khusus yang membahas secara rutin mengenai kebudayaan populer

Korea Selatan. Hal ini tentu dipengaruhi oleh minat masyarakat Indonesia yang

begitu besar sehingga menjadi pertimbangan para pemilik media elektronik untuk

menyediakan halaman khusus mengenai Hallyu pada media mereka. Hal yang

sama juga terjadi pada media cetak khusus hiburan di Indonesia. Disamping itu,

corak KPOP mulai masuk dan diadaptasi oleh Indonesia. Mulai maraknya grup

musik dengan konsep boyband atau girlband menggambarkan pengaruh KPOP

terhadap industri musik Indonesia.

Page 86: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

72

Dampak Hallyu juga dapat dilihat dalam bidang pendidikan. Sebagaimana

telah disebutkan sebelumnya, pemerintah Korea Selatan telah membangun kantor

KTO dan KCC di Jakarta. KCC sendiri selain sebagai penyedia informasi

mengenai kebudayaan Korea Selatan, juga membuka kelas bagi masyarakat

Indonesia untuk mempelajari bahasa nasional Korea Selatan. Maria Margareta,

selaku koordinator media sosial KCC menyebutkan bahwa pelajar yang terdaftar

di KCC sudah mencapai lebih dari 500 siswa. Margareta menjelaskan ketertarikan

para pelajar rata-rata dilatar belakangi oleh ketertarikan terhadap produk

Hallyubaik musik maupun drama.Terlebih, KCC seringkali dilibatkan dalam

berbagai acara yang melibatkan bintang Hallyu seperti fanmeeting maupun konser.

KCC mendapatkan beberapa tiket yang secara acak diberikan kepada pelajar

beruntung.Hal tersebut menambah daya tarik bagi para pelajar KCC yang

didominasi oleh kaum muda.

Selain meningkatnya jumlah pelajar yang menekuni bahasa tradisional Korea

Selatan, peningkatan juga terjadi pada keanggotaan perpustakaan KCC. Meskipun

narasumber menolak memberikan data yang mendetail karena ketentuan pihak

KCC, namun beliau menyebutkan bahwa keanggotaan perpustakaan terus

mengalami peningkatan. Ini dikarenakan perpustakaan KCC yang tergolong

lengkap mulai dari pembahasan mengenai budaya Korea Selatan yang bersifat

tradisional hingga budaya populer yang dekat dengan industry entertain. Berbagai

majalah, CD idola Hallyu, photo book, dan lain-lain melengkapi koleksi

perpustakaan KCC di bidang budaya populer yang menambah daya tarik bagi

pelajar Indonesia.

Page 87: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

73

Universitas-universitas di Indonesia, sebagaimana pada bab sebelumnya telah

dijelaskan, telah banyak memperkenalkan Korea Selatan terutama bidang bahasa

kepada mahasiswanya, baik dalam bentuk kelas pilihan jurusan, maupun pusat

studi bahasa. Universitas Nasional (UNAS) adalah universitas pertama yang

memperkenalkan kelas pilihan bahasa Korea pada 1987 (Nugroho, 2013: 7).

Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI ) masing-masing

membuka jurusan Bahasa dan Sastra Korea pada 2003 dan 2006 (Nugroho, 2013:

5-7) dimana sebagai respon atas tingginya peminat kelas piliihan Bahasa Korea

yang telah dibuka sebelumnya. Lebih jauh, UGM merupakan salah satu

universitas yang membuka pusat studi Korea tertua di Indonesia (tahun 1996)

dilanjutkan dengan pembukaan INAKOS (The International Association of

Korean Studies in Indonesia) pada 2009 (Nugroho, 2013: 10). Tidak seperti

jurusan maupun pusat studi yang ada sebelumnya, UGM melalui INAKOS yang

didukung oleh berbagai pihak seperti Korea Foundation, Korean Embassy in

Indonesia, KOICA, dan Akademi Bahasa Korea tidak lagi hanya fokus terhadap

pendidikan bahasa, melainkan sudah berkembang kepada bidang lain yang

berkaitan erat dengan budaya baik popular maupun tradisional (Nugroho, 2013:

10). Hal ini dapat dilihat dari penerbitan buku-buku yang berisi kumpulan hasil

penelitian yang berkaitan dengan hubungan Korea Selatan dengan Indonesia,

terutama dalam bidang budaya. Selain itu, pembukaan pusat studi Korea di

berbagai universitas lain (UNLAM pada 2006; Universitas Dipenogoro pada 2007,

dan Universitas Ilmu Komputer pada 2012) menunjukan pergeseran fokus

Page 88: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

74

pendidikan mengenai Korea Selatan tidak hanya kepada pengajaran bahasa namun

mulai merambah kepada bidang budaya yang lebih luas.

Jumlah pelajar yang menuntut ilmu di Korea Selatan sendiri juga mengalami

peningkatan.Data yang didapat dari KBRI di Seoul pada 2004, hanya 70 orang

Indonesia yang belajar ke Korea Selatan. Pada Desember 2013, jumlah tersebut

meningkat hingga mencapai 904 orang (kbriseoul.kr). Hal tersebut menunjukan

minat pelajar Indonesia terhadap Korea Selatan juga mengalami

peningkatan.Diplomasi publik menjelaskan pencitraan baik mampu meraih

apresiasi dari pihak lain, serta mempererat hubungan di berbagai aspek termasuk

pendidikan (Leonard, 2002:9-10) sebagaimana yang terjadi dimana Korea Selatan

mendapat citra yang baik dari masyarakat Indonesia.

Page 89: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

75

BAB V

KESIMPULAN

Korea Selatan memiliki instrumen kebudayaan yang lahir melalui

perpaduan antara kebudayaan populer, diperkuat dengan mempertahankan

kearifan kebudayaan lokal melalui kebijakan Han Style. Hallyu berkembang

menjadi alat diplomasi kontemporer Korea Selatan.Korea Sangat serius dalam

menggunakan budaya sebagai diplomasi mereka. Hal ini dapat dilihat dari peran

serta pemerintah dalam pelaksanaan diplomas budaya, yang diselenggarakan oleh

tiga kementerian, yakni the Ministry of Foreign Affairs and Trade (MOFAT), the

Ministry of Culture, Sports and Tourism (MCST), dan the Ministry of Education,

Science, and Technology (MEST).Selain itu pihak swasta dengan kontrol dan

dukungan pemerintah juga turut berperan aktif dalam menyebarkan kebudayaan

Korea Selatan ke luar negeri.

Indonesia mulai mengenal Hallyu melalui produk drama Korea Selatan.

Drama dari negeri hanbok tersebut mulai mencuri perhatian pencinta drama

Indonesia yang sebelumnya didominasi oleh produk Taiwan dan Amerika

Latin.Drama Korea Selatan pertama kali ditayangkan pada 2002.Selanjutnya

hingga 2005, drama merupakan produk Hallyu yang diterima oleh masyarakat

Indonesia. Fase selanjutnya adalah antara tahun 2006-2008 dimana produk film

Korea Selatan mulai masuk ke Indonesia. Berhasilnya drama dan film Korea

Selatan masuk Indonesia karena keunikan yang mereka miliki. Adat tradisi yang

kental dalam drama dan film Korea Selatan menjadi poin tersendiri. Hal tersebut

Page 90: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

76

merupakan cerminan dari kebijakan pemerintah untuk mempertahankan kearifan

budaya lokal dalam produk budaya, sehinga menghasilkan ketertarikan terutama

bagi konsumen negara lain.

Fase selanjutnya sejak 2009, dimana musik KPOP yang mulai masuk dan

diterima masyarakat Indonesia sebagai produk lain dari Hallyu, dengan peminat

utama remaja.Dalam fase ini, KPOP dapat dikatakan mengambil kendali penuh

sebagai produk utama yang mempromosikan Hallyu di Indonesia.Mulai pada fase

ini pula pemerintah Korea Selatan mulai merespon ketertarikan masyarakat

Indonesia terhadap Hallyu. Melalui kegiatan pameran budaya baik yang diadakan

pemerintah (acara tahunan Korea-Indonesia Week) hingga berbagai acara yang

diadakan pihak swasta (konser dan showcase idola Hallyu), Indonesia mulai

semakin dalam mengenal budaya Korea Selatan, dan semakin terlihat penerimaan

masyarakat Indonesia terhadapnya.Pihak Korea Selatan meresmikan kantorKorea

Tourism Organization (KTO) cabang Jakarta dan kantor Korean Cultural Center

(KCC) di Jakarta sebagai sarana informasi masyarakat Indonesia terhadap

berbagai hal mengenai kebudayaan Korea Selatan.

Penerimaan masyarakat Indonesia terhadap Hallyu dimanfaatkan Korea

Selatan sebagai power dalam mencapai keuntungan bagi negara mereka.Berbagai

kerjasama baru mulai lahir dengan Hallyu. Dalam bidang politik, Hallyu

digunakan sebagai sarana pembangun pencitraan Korea Selatan.Salah satu

kegiatan yang dapat menjadi contoh adalah pengikutsertaan aktor Korea

SelatanHyun Bindalam kunjungan kerjasama militer antara kedua

negara.Selanjutnya Hyun Bin ditunjuk menjadi duta militer Korea

Page 91: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

77

Selatan.Ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap aktor Hyun Bin digunakan

oleh Korea Selatan sebagai bentuk diplomasi dengan tujuan memperkuat

hubungan dengan Indonesia dalam hal ini di bidang militer.

Dalam bidang ekonomi, penggunaan instrumen Hallyu lebih mudah dilihat.

Hallyu digunakan dalam berbagai kerjasama ekonomi, seperti pembukaan

perusahaan Lotte cabang Indonesia. Disamping itu, berbagai industri juga

menggunakan Hallyu sebagai sarana menarik perhatian masyarakat Indonesia,

diantaranya industri kosmetik yang mulai banyak digemari, industri elektronik

yakni penjualan produk televisi dari dua perusahaan elektronik besar Korea

Selatan, Samsung dan LG, serta industri pariwisata dimana peningkatan

kunjungan Indonesia ke Korea Selatan merupakan peningkatan terbesar pada

tahun 2010 sampai 2013. Hal ini tidak terlepas dari ketertarikan masyarakat

Indonesia untuk mengunjungi daerah wisata yang berkaitan dengan produk Hallyu

seperti lokasi pembuatan drama dan film.

Di bidang sosial dan budaya, Korea Selatan secara gencar terus

memperkenalkan berbagai kebudayaan mereka kepada Indonesia. Melalui acara

tahunan Korea-Indonesia Week yang digelar sejak 2009, Korea telah

memamerkan kebudayaan mereka bukan hanya budaya populer, namun juga

budaya tradisional mulai dari musik, kuliner, pakaian adat, tarian, lukisan, hingga

kramik. Dalam hal budaya populer, remaja Indonesia mengenal kegiatan baru

yang menjadi salah satu tren yakni cover dance.Cover dance lahir dari kekaguman

remaja Indonesia terhadap idola KPOP Korea Selatan hingga mereka melakukan

kegiatan peniruan/cover idola mereka. Tren cover dance juga dimanfaatkan Korea

Page 92: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

78

Selatan dalam mempromosikan pariwisata mereka seperti mengadakan eventcover

dance competition dengan hadiah berlibur ke Korea, serta menggunakancover

dance sebagai sarana memperkenalkan produk ekonomi mereka, seperti

pembukaan dan peresmian Lotte Shopping Avenue.

Dalam bidang pendidikan, dengan adanya hallyu yang berkembang di

Indonesia, minat pelajar Indonesia untuk mempelajari bahasa tradisional dan

mengenal kebudayaan Korea Selatan juga mengalami peningkatan.Hal tersebut

dapat dilihat dari indikasi meningkatnya minat peserta didik dalam lembaga

kursus bahasa Korea Selatan seperti yang terjadi di KCC, begitu pula dengan

keanggotaan perpustakaan KCC.

Berdasarkan dari berbagai kerjasama yang sebelumnya telah dijelaskan,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Hallyu merupakan aset strategis Korea

Selatan. Hallyu bukan hanya menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian

Korea Selatan namun juga menghasilkan penyebaran yang memberi dampak akan

peningkatan preferensi masyarakat Indonesia terhadap produk Korea Selatan.

Masyarakat Indonesia yang semula tidak menyukai kebudayaan Korea Selatan

secara perlahan juga mengkonsumsi produk Korea Selatan, hal ini dipengaruhi

oleh gencarnya pemerintah Korea Selatan dalam membawa pengaruhnya ke

Indonesia melalui Hallyu. Penerimaan masyarakat Indonesia terutama remaja

dapat tercermin dari kegiatan gathering dan cover dance yang terus diadakan

secara rutin oleh remaja Indonesia. Hal ini memberi gambaran bahwa remaja

Indonesia terus menunjukan peningkatan minat terhadap kebudayaan Korea

Selatan. Kegiatan cover dance yang merupakan kegiatan peniruan juga

Page 93: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

79

merupakan cerminan akan penerimaan dan kekaguman remaja Indonesia terhadap

budaya populer Korea Selatan terutama dalam bidang music KPOP. Disamping

itu daya kunjung wisata ke Korea Selatan yang semakin meningkat juga

mencerminkan minat Indonesia untuk mengenal Korea Selatan jauh lebih

mendalam.

Page 94: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Baylis, John dan Steve Smith. 2005. The Globalization of World Politics: An Introduction to

International Relations. New York: Oxford University Press.

Gilboa, E. 2006. Public Diplomacy: The Missing Component in Israel’s Foreign Policy.

Israel Affairs.

Holsti, K. J. 1992. International Politics: A Framework for Analysis. New Jersey: Prentice

Hall, Inc.

Horton, Paul B., L.Hunt, Chester. 1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga

Jones, Joseph L. 2010. Hegemonic Rythms: The Role of Hip Hop Music in 21st Century. New

York: American Public Diplomacy.

Kedutaan Besar Republik Indonesia Seoul. 2000. “Laporan Tahunan 1999/2000 Kedutaan

Republik Indonesia Seoul”. KBRI Seoul

Kedutaan Besar Republik Indonesia Seoul. 2001. “Laporan Tahunan 2001 Kedutaan

Republik Indonesia Seoul”. KBRI Seoul

Leonard, Mark. 2002. Public Diplomacy. London: Foreign Policy Centre.

Mochsin, Aiyub. 2010. “Diplomasi. Teori dan Praktek serta Kasus-Kasus”. Diktat Intern.

Nye Jr., Joseph S. 2004. The Benefits of Soft Power. Harvard Business School

Punch, Keith F. 2000. Developing Effective Research Proposals. London: SAGE

Publications.

Papp, Daniel S. 1997. Contemporary International Relations, Frameworks, for

Understandings. United States of America: Allyn and Bacon.

Roy, S.L.. 1991. “Diplomasi”. Jakarta: Rajawali Pers.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Sung, Sang-Yeon, 2008. “Why Are Asians Attracted to Korean Pop Culture”. Seoul:

Jimoondang.

Suryokusumo, Sumaryo. 2004. “Praktek Diplomasi”. Depok: Penerbit STIH “IBLAM”.

Gracia I. Caroline Sidabutar. “Diplomasi Kebudayaan: Konsep dan Relevansinya terhadap

Pelaksanaan Politik Luar Negeri”. Divisi Litbang Sekdilu Angkatan XXXII.

Indonesia dan Dunia: Refleksi Pemikiran Diplomat Muda Indonesia. Jakarta:

Kemenlu RI.

Page 95: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xiv

Visser, D. 2002. ‘What Hip Asians Want: A Little Bit of Seoul; From Films to Fashion,

Korean Pop Culture Becomes “Kim Chic” across Continent’, Washington Post, 10

Maret.

Warsito, Tulus dan Wahyuni Kartikasari. 2007. “Diplomasi Kebudayaan, Konsep, dan

Relevansi Bagi Negara Berkembang: Studi Kasus Indonesia. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Yanti, R.P., 2010. “Diplomasi Publik Korea Selatan di Kawasan Asia Timur: Pemanfaatan

Hallyu sebagai Sumber Soft Power”. Tesis S-2 HI Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Yang, Seung-Yoon. 2005. “40 Tahun Hubungan Indonesia-Korea Selatan”. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Jurnal

Al Aziz, Azizah. 2013. “Hallyu: Sarana Peningkatan Daya Tarik Korea” dalam Maman

Mahayana, M. Hum dkk (ed.), Budaya Hallyu Korea. Yogyakarta: Pusat Studi Korea

Universitas Gajah Mada.

Anwar, Ratih Pratiwi. 2013. “40 Tahun Kerjasama Ekonomi Indonesia-Korea Selatan:

Pencapaian, Tantangan, dan Prospek ke Depan” dalam Maman Mahayana, M. Hum dkk

(ed.), 40 Tahun Hubungan Indonesia-Korea Selatan.Yogyakarta: Pusat Studi Korea

Universitas Gajah Mada.

David, Muhammad. 2013. “Diplomasi Budaya dan Hallyu dalam Pertukaran Pelajar

Indonesia-Korea” dalam Maman Mahayana, M. Hum dkk (ed.), Budaya Hallyu Korea.

Yogyakarta: Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada.

Kim, Eun Mee dan Jiwon Ryoo. “South Korean Culture Goes Global: K-pop and the Korean

Wave” University of Hawaii, 2007; tersedia di

http://kossrec.org/board/imgfile/KSSJ%20Vol.34.no.1(Eun%20Mee%20Kim%26Jiwon

%20Ryoo)).pdf; diunduh pada 29 Juni 2013.

Lukmanda, Reza. 2013. “Hallyu Sebagai Soft Power Korea Selatan di Indonesia” dalam

Maman Mahayana, M. Hum dkk (ed.), Budaya Hallyu Korea. Yogyakarta: Pusat Studi

Korea Universitas Gajah Mada.

Marenia, Dorote. 2013. “Maraknya Konser Artis Korea di Indonesia: Gambaran Nyata

Hubungan Budaya Kontemporer Indonesia-Korea?” dalam Maman Mahayana, M. Hum

dkk (ed.), 40 Tahun Hubungan Indonesia-Korea Selatan.Yogyakarta: Pusat Studi Korea

Universitas Gajah Mada.

Mori, Sumiko. “Japan’s Public Diplomacy And Regional Integration in East Asia: Using

Japan’s Soft Power” Harvard University, 2006. Tersedia di

http://www.wcfia.harvard.edu/us-japan/research/pdf/06-10.mori.pdf; Diunduh pada 23

November 2012.

Nugroho, Suray Agung. 2013. “Studi Korea di Indonesia: Keadaan Saat Ini dan Masa

Depannya” dalam Maman Mahayana, M. Hum dkk (ed.), 40 Tahun Hubungan

Indonesia-Korea Selatan.Yogyakarta: Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada.

Page 96: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xv

Nugroho, Suray Agung, 2011. “The 10th Korea Forum: Korean Wave”; tersedia di

https://www.academia.edu/1701329/The_10th_Korea_Forum_Korean_Wave; diunduh

pada 12 Juli 2013.

Nye, Joseph S. Why South Korea Should Go Soft. Korea 2020: Global Perspective for the

Next Decade. Seoul: Random House Korea.

Primayanti, Reza. 2013. “Diplomasi Publik Korea Selatan di Kawasan Asia Timur: Hallyu

Sebagai Sumber Soft Power” dalam Maman Mahayana, M. Hum dkk (ed.), Budaya

Hallyu Korea. Yogyakarta: Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada.

Raditya, Damar. 2013. “Hallyu, Citra Korea di Mancanegara” dalam Maman Mahayana, M.

Hum dkk (ed.), Budaya Hallyu Korea. Yogyakarta: Pusat Studi Korea Universitas Gajah

Mada.

Ramesh, Bharadwaj. “A Hallyu Story” National Tactical Planning Director China, 2005.

Ravina, Mark. “Introduction: Conceptualizing Korean Wave” Emory University, 2009;

tersedia di http://www.uky.edu/Centers/Asia/SECAAS/Seras/2009/02_Ravina_2009.pdf;

diunduh pada 03 Maret 2014.

Sekhri, Sofiane. 2009. “The role approach as a theoretical framework for the analysis of

foreign policy in third world countries”. African Journal of Political Science and

International Relations Vol. 3 (10), pp. 423-432. Algeria: Algiers University.

Shim, D. “Globalization and Cinema Regionalization in East Asia” The International Journal

of Cultural Policy, vol 14, no 3, 2006.

Shim, Doobo. “Hybridity and the rise of Korean popular culture in Asia”. National University

of Singapore, 2012; tersedia di http://ruraleconomics.fib.ugm.ac.id/wp-

content/uploads/Doobo-Shim-Hybridity-and-the-rise-of-Korean-popular-culture-in-

Asia.pdf; Diunduh pada 27 November 2012.

Theis, Cameron G. 2009. “Role Theory and Foreign Policy”. USA: University of Ilowa.

Tuch, Hans N. 1990. “Communicating With The World” (Online). Tersedia di

http://pdaa.publicdiplomacy.org/?page_id=6, diakses pada 11 April 2014.

Vuving, Alexander L. 2009. “How Soft Power Works” (Online).

(http://www.apcss.org/Publications/Vuving%20How%20soft%20power%20works%20A

PSA%202009.doc, diakses pada 11 April 2014).

Wibowo, Wahyudi. 2013. “K-Drama, Industri Kreatif Berbasis Budaya Populer” dalam

Maman Mahayana, M. Hum dkk (ed.), Budaya Hallyu Korea. Yogyakarta: Pusat Studi

Korea Universitas Gajah Mada.

Xuezhe, Liu. 2007. “The Rising Korean Wave among Chinese Youth” (Online); tersedia di

http://fxqw820.tripod.com/AWS.pdf, diakses pada 27 Agustus 2014.

Page 97: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xvi

Yang, Jonghoe. 2012. “The Korean Wave (Hallyu) in East Asia: A Comparison of Chinese,

Japanese and Taiwanese Audiences Who Watch Korean TV Dramas” Sungkyunkwan

University (Online); tersedia di http://isdpr.org/isdpr/publication/journal/41_1/05.pdf.

Diakses pada 27 Agustus 2014.

Yang, Seung-Yoon. 2013. “Hubungan Diplomatik Korea Selatan – Indonesia: Sejarah dan Isu

Pokok Kerja Sama” dalam Maman Mahayana, M. Hum dkk (ed.), 40 Tahun Hubungan

Indonesia-Korea Selatan.Yogyakarta: Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada.

Skripsi

Wahyudiya, Ayu Riska. 2012. “Pengaruh Soft Diplomacy dalam Membangun Citra Korea

Selatan di Indonesia”. Skripsi Program Studi Hubungan Internasional, Universitas

Hasanuddin, 2012.

Internet

“2014 K-Pop Cover Dance Festival” coverdance.org; tersedia di

http://www.coverdance.org/intro; diunduh pada 2 Mei 2014.

“About U.S Diplomacy”. Public Diplomacy Alumni Association; tersedia di

http://publicdiplomacy.org; Diunduh pada 27 November 2012.

“A Look Inside the K-Pop Cover Dance Trend” billboard.com, 18 Oktober 2011; tersedia di

http://www.billboard.com/articles/news/465675/a-look-inside-the-k-pop-cover-dance-

trend; diunduh pada 2 Mei 2014.

Albasit, Afwan. “Mantan PM Korsel Ajak Boediono Tingkatkan Kerjasama Budaya”.Metro

TV news, 2013; tersedia di

http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/05/17/7/154413/Mantan-PM-

Korsel-Ajak-Boediono-Tingkatkan-Kerjasama-Budaya; Diunduh pada 29 Juni 2013.

“Album Selling” Riaj.or.jp, 2002 [Database Online]; tersedia di

http://www.riaj.or.jp/data/others/million_list/2002.html; diunduh pada 12 Februari 2014.

“All about Korea Indonesia Week 2011” koreanindo.net, 9 Oktober 2011; tersedia di

http://koreanindo.net/2011/09/20/all-about-korea-indonesia-week-2011/; diunduh pada

16 April 2014.

“Antre berfoto mengenakan hanbok di Korea Indonesia Week” antaranews.com, 6 Oktober

2014; tersedia di http://www.antaranews.com/berita/337169/antre-berfoto-mengenakan-

hanbok-di-korea-indonesia-week; diunduh pada 30 April 2014.

“Asia Goes Crazy Over K-Pop”. VOA News, 2006; tersedia di

http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2006/01/07/2006010761003.html; Diunduh

pada 29 Juni 2013.

“Bagaimana Efek Suzy Miss A Terhadap Penjualan Kosmetik?” koreanindo.net, 29

Desember 2013; tersedia di http://koreanindo.net/2013/12/29/bagaimana-efek-suzy-

miss-a-terhadap-penjualan-kosmetik; diunduh pada 3 Februari 2014.

Page 98: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xvii

Batari, Friederich. “RI-Korea Perkuat Kerjasama Kebudayaan” 2013; tersedia di

http://www.jurnas.com/news/84683/RI-

Korea_Perkuat_Kerja_Sama_Kebudayaan/1/Sosial_Budaya/Humaniora; Diunduh pada

29 Juni 2013.

Benjamin, Jeff. “Kpop Hits Madison Square Garden at SMTown Live” Billboard, 2013;

tersedia di http://www.billboard.com/articles/news/465545/k-pop-hits-madison-square-

garden-at-smtown-live; diunduh pada 27 Januari 2014.

Caramanica, Jon. “Korean Pop Machine, Running on Innocence and Hair Gel” New York

Times, 2011; tersedia di http://www.nytimes.com/2011/10/25/arts/music/shinee-and-

south-korean-k-pop-groups-at-madison-square-garden-

review.html?adxnnl=1&adxnnlx=1385924465-NRtz0HNMonC5cbPUugP7kg; diunduh

pada 3 Januari 2014.

Cave, Damien. “For Migrants, New Land of Opportunity is Mexico” New York Times, 2013;

tersedia di http://www.nytimes.com/2013/09/22/world/americas/for-migrants-new-land-

of-opportunity-is-mexico.html?pagewanted=all&_r=0; diunduh pada 12 Februari 2014.

“Data Ekspor Impor” Badan Pusat Statistik, tersedia di http://www.bps.go.id/exim-

frame.php?kat=2; diunduh pada 12 Mei 2014.

“Eru Duta Lotte Duty Free” Gatra.com, 24 April 2014; tersedia di

http://www.gatra.com/entertainmen/apa-siapa/51418-eru-jadi-model-dan-brand-

ambassador-lotte-duty-free.html; diunduh pada 1 Mei 2014.

Fathiyah, Alia. “Yang Dilakukan K-Poppers untuk Idolanya”, Tempo.co 2012; tersedia di

http://id.berita.yahoo.com/yang-dilakukan-k-poppers-untuk-idolanya-121959039.html

Diunduh pada 30 November 2012.

“Gathering Kpop Lovers Palembang Ajang Kumpul Para Pencinta Korean Pop”

sriwijayatv.com, 6 Desember 2010; tersedia di

http://www.sriwijayatv.com/detBerita.php?ref=isi&ix=85; diunduh pada 13 April 2014.

“Gelaran Korea – Indonesia Week 2010 di Gandaria City” pakuwon.com; tersedia di

http://www.pakuwon.com/gelaran-korea-indonesia-week-2010-di-gandaria-city; diunduh

pada 10 Mei 2014.

“Girls’ Generation” visitkorea.co.kr [Database Online], tersedia pada

http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/HA/HA_EN_7_7_18.jsp; diunduh pada 04 Maret

2014.

“Gurita Budaya Populer Korea di Indonesia” Institut Seni Indonesia Denpasar, 2011; tersedia

di http://www.isi-dps.ac.id/berita/%E2%80%98gurita%E2%80%99-budaya-populer-

korea-di-indonesia; diunduh pada 03 Juli 2013.

“Hallyu Brides Gap, but Rift with China Remains” Korea Jongang Daily, 2012; tersedia di

http://koreajoongangdaily.joinsmsn.com/news/article/Article.aspx?aid=2958467;

diunduh pada 27 Agustus 2013.

Page 99: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xviii

Helsel, D. R. dan R.M. Hirsch. “Statistical Methods in Water Resources” USA: United States

Geological Survey; tersedia di http://pubs.usgs.gov/twri/twri4a3/pdf/chapter12.pdf;

diunduh pada 27 Agustus 2014.

“Hubungan Bilateral Korea-Indonesia” [database online] Korean Culture Center; tersedia di

http://id.korean-

culture.org/navigator.do?siteCode=null&langCode=null&menuCode=201105180021;

diunduh pada 30 November 2013.

“Indonesia-Korea Week Kicks Off in Jakarta” arirang.co.kr, 13 Oktober 2010; tersedia di

http://www.arirang.co.kr/News/News_View.asp?code=Ne2&nseq=107908; diunduh

pada 10 Mei 2014.

“Indonesia – South Korea, a 40 years Complementary Relation” Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, 2013; tersedia di http://hi.umy.ac.id/indonesia-korea-selatan-40-tahun-

bersama-saling-mengisi/; Diunduh pada 25 Oktober 2013.

“Investasi Korsel Rp 30 Triliyun” Bali Post, 2 Mei 2007; tersedia di

http://www.balipost.co.id/Balipostcetak/2007/5/2/e1.htm; diunduh pada 2 Desember

2013.

“Joint Statement between The Republic of Korea and The Republic of Indonesia” [database

online]; tersedia di

http://www.mofat.go.kr/webmodule/htsboard/template/read/korboardread.jsp?typeID=12

&boardid=8588&seqno=305331; diunduh pada 30 November 2013.

Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia. Tersedia di

http://idn.mofat.go.kr/worldlanguage/asia/idn/bilateral/politik/sejarah/index.jsp; Diunduh

pada 29 Juni 2013.

“Kerjasama Sosbud” kbriseoul.kr; tersedia di http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-

01-07-15-02-52/sosbud; diunduh pada 10 Mei 2014.

Kim, Ji-soo. “KOCCA, King Sejong Institute to Promote Hallyu Together”

KoreaTimes.co.kr, 2013; tersedia di

http://www.koreatimes.co.kr/www/news/culture/2013/03/386_132744.html; diunduh

pada 03 Maret 2014.

Kim, Yoon Mi. 2011. “K-Pop’s Second Wave” tersedia di

http://www.koreaherald.com/entertainment/Detail.jsp?newsMLId=20110821000264.

Diakses pada tanggal 12 Mei 2013.

“Kompas Gramedia Group Tertular Virus Kpop” kompasiana.com, 29 Juni 2012; tersedia di

http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2012/06/29/kompas-gramedia-group-

tertular-virus-kpop-467925.html; diunduh pada 2 Mei 2014.

“Konser KPOP Warnai Jakarta Tahun 2013” tempo.co, 31 Desember 2013; tersedia di

http://www.tempo.co/read/news/2013/12/31/112541210/Konser-K-Pop-Warnai-Jakarta-

Tahun-2013; diunduh pada 1 Februari 2014.

Page 100: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xix

“Korea Agresif Bidik Wisatawan Indonesia” bisnis.com, 28 Maret 2014; tersedia di

http://travelling.bisnis.com/read/20140328/224/214985/korea-agresif-bidik-wisatawan-

indonesia; diunduh pada 1 Mei 2014.

“Korea Indonesia Week 2012” cosmogirl.co.id; tersedia di

http://www.cosmogirl.co.id/artikel/read/922/Korea-Indonesia-Week-2012; diunduh pada

20 April 2014.

“Korea Selatan” [database online] Kementerian Luar Negeri, tersedia di

http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=BilateralCooperation&IDP=68&

P=Bilateral&l=id; diunduh pada 12 Agustus 2013.

“Korea Selatan Agresif Bidik Wisatawan Indonesia” solopos.com, 28 Maret 2014; tersedia di

http://www.solopos.com/2014/03/28/wisata-korea-selatan-korea-selatan-agresif-bidik-

wisatawan-indonesia-499269; diunduh pada 1 Mei 2014.

“Korea Tourism Organization Buka Cabang di Jakarta” suarapembaruan.com, 8 Juli 2011;

tersedia di http://www.suarapembaruan.com/home/korea-tourism-organization-buka-

cabang-di-jakarta/8771; diunduh pada 1 Februari 2014.

“Korea Winter Travel Fair 2012 Hadir di Mal Taman Anggrek” gayahidup.plasa.msn.com, 5

Oktober 2012; tersedia di http://gayahidup.plasa.msn.com/hang-

out/tabloidbintang/korea-winter-travel-fair-2012-hadir-di-mal-taman-anggrek-3; diunduh

pada 21 April 2014.

Korean Cultural Center Indonesia. Tersedia di http://id.korean-

culture.org/navigator.do?siteCode=null&langCode=null&menuCode=201105180021;

Diunduh pada 29 Juni 2013.

“Korean Culture Week in Jakarta” koreanindo.net, 10 Oktober 2009; tersedia di

http://koreanindo.net/2009/10/10/korean-culture-week-in-jakarta/; diunduh pada 10 Mei

2014.

“Kpop: A New Force in Pop Music” 2011, Korean Culture and Information Service.

“KPop Festival in Gangwon Jakarta with Glam and Vixx” kavenyu.com, 26 Juni 2013;

tersedia di http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/2013-01-07-15-02-52/sosbud;

diunduh pada 12 Mei 2014.

“K-POP İstanbul'u sallayacak! Kore Kültür Merkezi, son zamanlarda Türkiye'de de fazlaca

rağbet gören Kore Pop Müziğini tanıtmak amaçlı bir festival düzenliyor”

Sanat.milliyet.com.tr, 2013; tersedia di http://www.milliyet.com.tr/k-pop-istanbul-u-

sallayacak--editoruntavsiyesi-1727058/; diunduh pada 12 Februari 2014.

“K-Pop Leads Record Earnings from Cultural Exports” Chosun Ilbo, 2012; tersedia di

http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/02/07/2012020700892.html Diunduh

pada 29 Juni 2013.

“Kunjungan Presiden Megawati” Bumn.go.id, 2002; tersedia di

http://www.bumn.go.id/17193/publikasi/berita/menjelang-perjalanan-presiden-

megawati-soekarnoputri/; diunduh pada 30 November 2013.

Page 101: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xx

“Lotte Duty Free’s New Jakarta Airport T2 Stores: First Images” moodiereport, 01 Februari

2012; tersedia di http://www.moodiereport.com/document.php?c_id=6&doc_id=29868;

diunduh pada 3 Februari 2014.

“Lotte Shopping Avenue, Dept Store bernuansa Korea” kompas.com, 23 Juni 2013; tersedia

di http://female.kompas.com/read/2013/06/23/22074552/Lotte.Shopping.Avenue.Dept-

Store.Bernuansa.Korea; diunduh pada 10 Mei 2014.

“New Growth Industry Finance” Korea Exim Bank; tersedia pada

http://www.koreaexim.go.kr/en/banking/new.jsp; diunduh pada 04 Maret 2014.

Onishi, Norimitsu. “South Korea Adds Culture to Its Export Power” The NewYork Times,

2005; tersedia di http://www.nytimes.com/2005/06/28/world/asia/28iht-korea.html?_r=0;

diunduh pada 15 Januari 2014.

“Pekan Pertukaran Budaya Indonesia dan Korea 2010” penulis165.esq-news.com, 12 Oktober

2010; tersedia di http://penulis165.esq-news.com/seni-budaya/2010/10/12/pekan-

pertukaran-budaya-indonesia-dan-korea-2010.html; diunduh pada 12 April 2014.

“Peningkatan Kunjungan Wisatawan RI ke Korea Tertinggi se-ASEAN” merdeka.com, 20

Juni 2013; tersedia di http://www.merdeka.com/peristiwa/peningkatan-kunjungan-

wisatawan-ri-ke-korea-tertinggi-se-asean.html; diunduh pada 13 Februari 2014.

“Penjualan Kosmetik Korsel Meningkat Drastis Berkat Demam Hallyu” KBS World, 13

Februari 2012; tersedia di

http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Ec_detail.htm?No=25962&id=Ec&page=31;

diunduh pada 3 Februari 2014.

“Peringati 40 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Korea Perkuat Kerjasama Ekonomi”

Hatta-Rajasa, 25 September 2013; tersedia di http://hatta-rajasa.info/read/2190/peringati-

40-tahun-hubungan-diplomatik-indonesia-korea-perkuat-kerjasama-ekonomi; diunduh

pada 2 Februari 2014.

“Presiden RI dan Korsel Bertemu di Jakara” Radio Australia, 28 November 2000; tersedia di

http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2000-11-28/presiden-ri-dan-korsel-bertemu-

di-jakarta/793136; diunduh pada 30 November 2013.

Purwanto, Didik. “Mari Pangestu; Ipop Harus Saingi Kpop” Kompas.com, 30 April 2011;

tersedia di http://oase.kompas.com/read/2012/04/30/14332957/; diunduh pada 12

November 2013.

“Pusat Kebudayaan Korea Resmi Dibuka” bisnis.com, 19 Juli 2011; tersedia di

http://news.bisnis.com/read/20110719/79/43300/pusat-kebudayaan-korea-resmi-

dibuka; diunduh pada 1 Februari 2014.

Page 102: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xxi

“Remarks by President Obama at Hankuk University” WhiteHouse.gov, 2012 [Database

aOnline]; tersedia di http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2012/03/26/remarks-

president-obama-hankuk-university; diunduh pada 27 Januari 2014.

Russel, Mark James. “The Gangnam Phenom” ForeignPolicy.com, 2012; tersedia di

http://www.foreignpolicy.com/articles/2012/09/27/the_gangnam_phenom; diunduh pada

14 Januari 2014.

“Samsung Kuasai Pasar Smart TV” pasundanekspres.co.id, 27 April 2013; tersedia di

http://www.pasundanekspres.co.id/ekbis/8793-samsung-kuasai-pasar-smart-tv; diunduh

pada 12 April 2014.

“Schedule” asiaenglish.visitkorea.co.kr; diunduh pada 30 April 2014.

“SHINEe arrives in Jakarta for Korean-Indonesia Friendship Concert” koreaboo.com, 11

Oktober 2010; tersedia di http://www.koreaboo.com/index.html/_/general/shinee-

arrives-in-jakarta-for-korean-indonesia-r220; diunduh pada 12 April 2014.

“SHINEe Ramaikan Indonesia Korean Week 2010” gelorabungkarno.co.id, 10 Oktober 2010;

tersedia di http://www.gelorabungkarno.co.id/news/education/shinee-ramaikan-

indonesia-korean-week-2010/; diunduh pada 12 April 2014.

“S. Korean Embassy to Kick Off Cultural Week in Jakarta” thejakartapost.com, 1 Oktober

2011; tersedia di http://www.thejakartapost.com/news/2009/10/06/s-korean-embassy-

kick-cultural-week-jakarta.html; diunduh pada 16 April 2014.

“SNSD Are Ambassador for Incheon Airport Customs” Allkpop.com, 2010; tersedia pada

http://www.koreaexim.go.kr/en/banking/new.jsp; diunduh pada 04 Maret 2014.

“Soft Diplomacy ala Korea Selatan” Media Indonesia, 24 Desember 2011; tersedia di

http://idsps.org/en/idsps-news-indonesia/berita-media/soft-diplomacy-ala-korea-selatan/;

diunduh pada 3 Februari 2014.

“South Korea Profile” BBC News; tersedia di http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-

pacific-15289563; Diunduh pada 29 Juni 2013.

Suhendra, Ichsan. “September, Senayan Akan Dilanda Gelombang Korea”; Kompas.com,

2012; tersedia di

http://entertainment.kompas.com/read/2012/08/06/21381292/September.Senayan.Akan.

Dilanda.Gelombang.Korea?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=;

Diunduh pada 30 November 2012.

“Susahnya Kosmetik Lokal Berjaya di Nusantara: Bahan Baku Impor 70 Persen” Jawa Pos;

tersedia di http://www.kemenperin.go.id/artikel/6018/kode-etik; diunduh pada 13

Februari 2014.

“Tahun Ini Korea Incar 220Ribu Wisatawan Indonesia” republika.co.id, 26 April 2014;

tersedia di http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/04/26/n4lrhe-tahun-

ini-korea-incar-220-ribu-wisatawan-indonesia; diunduh pada 1 Mei 2014.

Page 103: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xxii

“The United Nations and Korea: Together, Building the Future We Want” UN.org, 2012

[Database Online]; tersedia di http://www.un.org/sg/statements//index.asp?nid=6398;

diunduh pada 27 Januari 2014

Wibisono, B Kunto. “Indonesia-Korsel Perkuat Kerjasama Ekonomi Lewat Budaya”

Antaranews.com, 2010; tersedia di

http://www.antaranews.com/berita/1286816222/indonesia-korsel-perkuat-kerja-sama-

ekonomi-lewat-budaya; Diunduh pada 29 Juni 2013.

Wiseman, Paul. “Korea’s Romantic Hero Holds Japan in Thrall” USAtoday.com, 2004;

tersedia di http://usatoday30.usatoday.com/news/world/2004-12-09-korean-

actor_x.htm; diunduh pada 12 November 2013.

Yudhistira, Andrie. “Ribuan Kpop Lovers Berkumpul di LaPiazza” Liputan6.com, 2012;

tersedia di http://showbiz.liputan6.com/read/378116/ribuan-k-pop-lovers-berkumpul-di-

la-piazza; Diunduh pada 30 November 2012.

Page 104: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xxiii

LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAPORAN KEGIATAN

Sidang Pertama Komisi Bersama Kebudayaan

(The 1st Meeting of Joint Commission on Cultural Cooperation)

Indonesia-Korea Selatan

Pada tanggal 13-15 Mei 2008 di Yogyakarta

Latar Belakang

1. Indonesia telah memiliki payung kerjasama dengan Korea Selatan (Republic of

Korea/ROK) di bidang kebudayaan melalui sebuah perjanjian (Agreement between

the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of

Korea on Cultural Cooperation) yang ditandatangani pada 28 November 2000.

2. Dalam rangka mempercepat implementasi dari Agreement tersebut, maka kedua

pemerintahan telah membentuk Eminent Persons’ Group (EPG). Di Indonesia

pertemuan EPG pertama berlangsung pada 10 November 2006.

3. Pada tanggal 4 Desember 2006 kedua kepala negara menandatangani Joint

Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the

21st century yang isinya mencakup 32 bidang kerjasama yang dikelompokkan ke

dalam 4 bidang utama di mana salah satunya adalah bidang sosial budaya.

4. Dua dari 7 bidang kerjasama sosial budaya yang tercantum dalam Joint Declaration

dan juga menjadi prioritas EPG adalah perlunya membentuk dan melaksanakan Joint

Cultural Commision (JCC) sebagai dasar berdirinya Cultural and Information Service

Centre.

5. Pemerintah Indonesia telah mengesahkan (ratifikasi) Agreement tersebut melalui

Peraturan Presiden No. 92 Tahun 2007.

6. Dalam rangka mengimplementasikan Agreement tahun 2000, hasil-hasil rekomendasi

dari EPG RI-ROK dan berdasarkan Prepres No. 92 tahun 2007, maka

diselenggarakanlah suatu pertemuan pertama komisi bersama untuk kerjasama

kebudayaan (The 1st Meeting of Joint Commission on Cultural Cooperation/JCC).

Page 105: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xxiv

Joint Commission on Cultural Cooperation.

1. Sidang Komisi Bersama Kebudayaan/JCC ke-1 tersebut berlangsung pada 13-15 Mei

2008 di Yogyakarta, dengan melibatkan 5 Departemen terkait (Kemenpora,

Depkominfo, Depdiknas, Deplu dan Depbudpar) di mana lingkup kerja JCC ke-1

berada dalam tahapan identifikasi kebutuhan untuk penyusunan “Plan of Actions”

melalui exchange of views (establishment and discussion).

2. Delegasi RI diketuai oleh Dr. Muchlis Paeni, pejabat eselon I SAM bidang Pranata

Sosial Depbudpar. Sedangkan delegasi ROK dipimpin oleh Mr. Bae Jae-hyun,

Director General of Cultural Affairs Bureau Ministry of Foreign Affairs and Trade of

the Republic of Korea.

3. Kerjasama di bidang kepemudaan dan keolahragaan yang diusulkan RI meliputi:

program semaul udong; program relawan/magang wirausaha muda ke ROK;

workshop kewirausahaan pemuda dan pengembangan industri olahraga dan industri

unggulan di ROK; pengiriman/rekruitmen atlit; pelatih dan wasit; pertukaran para

pakar olah raga; penyelenggaraan seminar tentang industri olahraga; studi/pelatihan

dalam rangka industri olahraga; dan bantuan pembangunan gedung olahraga di 10

provinsi dan 10 kabupaten di Indonesia.

4. Isu kerjasama pendidikan yang diangkat dalam pertemuan ini adalah: 1. International

Standard School (Sister School Facilitation, Reciprocal School Accredited,

International Content Subjects Facilitated by South Korea (IT, automotive, etc); 2.

Teacher empowering program (Teachers Training, Collaboration, Seminar and

workshop); 3. World Class University (Double/dual degree between Indonesia

universities and Korea universities, Joint research, Student and Professor exchange,

Seminar and Workshop, Indonesia language for foreigners, Darmasiswa Scholarship

program by Indonesian Government, Guest Lectures (being an Indonesian language

lecture in some universities in South Korea).

5. Untuk bidang kebudayaan, isu-isu yang dibahas dalam JCC ke-1 tersebut mencakup

substansi kerjasama arkeologi, konservasi benda-benda purbakala, film, HRD, R&D,

Cultural Content, dan bidang-bidang kebudayaan terkait lainnya.

6. Untuk bidang Litbang Kebudayaan isu-isu yang diajukan adalah: penyusunan kamus

bahasa Indonesia-Korea dan Korea-Indonesia; mendirikan bidang studi bahasa Korea

di Indonesia (Universitas Indonesia) dan bidang studi bahasa Indonesia di Universitas

terkemuka di ROK; memberikan beasiswa bagi publik maupun mahasiswa untuk

memperdalam kebudayaan melalui pendidikan di bidang seni musik, senia teater,

film, animasi dan busana. Adapun sebaliknya Indonesia menawarkan kepada Korea

pendidikan di bidang seni tari, seni musik (angklung, gamelan, suling,kolintang), seni

pahat serta seni batik; melakukan penerjemahan dan penerbitan karya sastra

Page 106: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xxv

kontemporer untuk generasi muda dan sejarah maritime; pengembangan khasanah

kuliner tradisional (penataan,pengolahan dan pengemasannya) khas Indonesia dan

Korea; melakukan kajian kebijakan kebudayaan di kedua negara, khususnya

berhubungan dengan upaya-upaya untuk mempertahankan tradisi di segala bidang;

menyelenggarakan pekan film Indonesia-Korsel di negara masing-masing; dan

menyelenggarakan diskusi tentang multikulturalisme dan globalisasi.

7. Isu tentang perlindungan Kekayaan Budaya menjadi salah satu poin penting dalam

pembahasan siding JCC ke-1 ini, mengingat Agreement Kebudayaan RI-ROK tidak

mencantumkan klausul perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (IPR)

sehingga Indonesia merasa perlu mengangkat isu ini agar hasil-hasil karya budaya

anak bangsa dapat dilindungi dari pemanfaatan/eksploitasi ekonomi oleh pihak-pihak

asing mana pun, baik bagi Indonesia maupun Korea.

8. Di samping itu, dilakukan pertukaran pandangan (exchange of views) tentang lingkup

kerja dan tanggung jawab Komite Kebudayaan, hal tersebut menjadi isu sentral

mengingat saat ini Indonesia belum memiliki model pengembangan Pusat

Kebudayaan, sehingga diharapkan dari hasil pembahasan dalam pertemuan bilateral

ini, didapati suatu model yang dapat dijadikan contoh bagi pengembangan kerjasama

bilateral Indonesia dengan negara-negara mitra.

Hasil Kesepakatan

1. Kedua pihak sepakat untuk mengkonkritkan kerjasama bilateral secara konstruktif

dengan menekankan perlunya ditingkatkan saling kunjung antar pejabat dan ahli.

2. Kedua pihak juga sepakat untuk bekerjasama dalam peningkatan capacity building

dan sumber daya manusia. Dalam hal ini Pemerintah Indonesia menyambut baik

komitmen Pemerintah ROK serta mengapresiasi bantuan berbagai program beasiswa

yang diberikan Korea kepada Indonesia untuk meningkatkan hubungan bilateral

kedua negara.

3. Kedua Pihak sepakat untuk mendorong terbentuknya pusat studi Indonesia di

universitas-universitas terkemuka di Korea Selatan dan juga sebaliknya pusat studi

Korea di Indonesia.

4. Untuk itu, kedua Pihak akan mempercepat finalisasi MoU Kerjasama Pendidikan.

5. Pihak Korea juga menyambut permintaan pihak Indonesia untuk percepatan finalisasi

Arrangement on Youth and Sport Cooperation.

Page 107: PERAN HALLYU BAGI KOREA SELATAN DALAM HUBUNGAN …

xxvi

6. Di bidang Komunikasi dan Informasi, kedua Pihak menekankan perlunya menjalin

kerjasama dan koordinasi yang lebih erat, termasuk dalam hal berbagi informasi dan

teknologi.

7. Secara prinsip kedua pihak juga sepakat untuk memperkuat kerjasama kebudayaan

pada sektor warisan budaya (cultural heritage), kesenian (arts), film, arkeologi,

permuseuman, sejarah, kelitbangan dan kediklatan, serta industri budaya. Dalam hal

ini, pihak Indonesia dapat mengajukan proposal program/proyek kepada pihak Korea.

8. Pihak Korea juga meminta dukungan Indonesia dalam hal rencana pihak Korea

menyelenggarakan beberapa event di Indonesia, yaitu: a) Pekan Budaya Korea, b)

Festival Porselin Korea dan c) Pameran Foto. Dalam hal ini, pihak Indonesia

menyatakan kesediannya membantu.

9. Berkaitan dengan kerjasama kota/provinsi kembar, kedua Pihak sepakat untuk

mengintensifkannya dengan meningkatkan jumlah pertukaran program/proyek di

bidang kebudayaan, pendidikan dan olah raga.

10. Untuk melindungi semua kesepakatan kerjasama tersebut, kedua Pihak mengakui

perlunya menerapkan perlindungan Intelectual Property Rights (IPR) sesuai dengan

perundangan yang berlaku.

Catatan

1. Semua isu dan usulan program kerjasama yang telah disampaikan pada JCC pertama

ini dapat ditindaklanjuti dalam rincian program dan selanjutnya dikomunikasinnya

dengan pihak Korea.

2. Berdasarkan Agreed Minutes yang telah disusun kedua Pihak tersebut, setiap instansi

terkait dimungkinkan melakukan negosiasi langsung dalam mengimplementasi

kesepakatan-kesepakatan JCC I tersebut dengan pihak Korea melaui saluran

diplomatik yang dapat ditujukan langsung ke Duta Besar Republik Korea di Jakarta

dengan tembusan ke Biro KSLN Depbudpar dan Direktur Astimpas Deplu RI.

KERJASAMA BILATERAL

BIRO KSLN