Top Banner
PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN TESTIS ANAK TIKUS USIA PRAPUBERTAS RESYA SOFFIANA BINTI YASSIN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
34

PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Mar 18, 2019

Download

Documents

vanbao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN

TESTIS ANAK TIKUS USIA PRAPUBERTAS

RESYA SOFFIANA BINTI YASSIN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.
Page 3: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Peran Ekstrak Tempe

terhadap Kinerja Organ TestisAnak Tikus Usia Prapubertas” adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Resya Soffiana Yassin

NIM B04088014

Page 4: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

ABSTRAK

RESYA SOFFIANA YASSIN. Peran Ekstrak Tempe terhadap Kinerja Organ

TestisAnak Tikus Usia Prapubertas. Dibimbing oleh NASTITI KUSUMORINI

dan ARYANI SISMIN SATYANINGTIJAS.

Tempe merupakan produk olahan kedelai hasil fermentasi Rhizopus sp., dan

mengandung fitoestrogen yang berasal dari kelompok isoflavon. Penelitian ini

dilakukan untuk melihat potensi pemberian ekstrak tempe terhadap perkembangan

reproduksi tikus jantan (Rattus norvegicus) usia prapubertas. Tikus dibagi menjadi

dua kelompok, yaitu kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan dan

kelompok perlakuan yang diberi esktrak tempe sebanyak 0.25g/kgBB/haridari

umur 21 hari sampai 48 hari. Pada saat berumur 28, 42, dan 56 hari diambil

sampel dari testis, dan darah tikus jantan. Parameter yang diamati meliputi bobot

basah, bobot kering organ reproduksi jantan, total kadar DNA dan RNA, serta

konsentrasi testosteron. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan t-test

dengan selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan

hormon testosteron pada umur 42 dan 56 hari, total kadar RNA pada umur 28 dan

42 hari, tetapi terjadi penurunan total kadar DNA pada tikus yang diberikan

fitoestrogen.

Kata kunci: fitoestrogen, tempe, testis, testosteron, total DNA dan RNA

ABSTRACT

RESYA SOFFIANA YASSIN. The Role of Tempe Extract Treatment

inPrepuberty RatsTestesPerformance.Supervised by NASTITI KUSUMORINI

and ARYANI SISMIN SATYANINGTIJAS.

Tempe is a fermented soy product from Rhizopus sp., and it contain

phytoestrogens derived from the isoflavones group. This research was conducted

to study the potential of tempe extract to the reproduction performance of

prepuberty male rats (Rattus norvegicus). Rats were divided into two groups,

which were control group without given any therapy and treatment group that has

been given 0.25 g/kgBW/day of tempe extract from the age of 21-days old until 48

days-old. At the age of 28, 42, and 56 days, samples of testes, and blood were

collected from male rats. The parameters observed were the wet and dry weight,

the total of DNA and RNA, and testosterone concentration. Data were analysed

using an Independent Samples T-Test method with 95% confidence interval.

Results showed that increasing of the rates of testosterone hormone at the age of

42 and 56 days, increasing in total of RNA at the age 28 and 42 days, but

decreasing in total of DNA rats given phytoestrogen therapy.

Keywords: phytoestrogens, tempe, testes, testosterone, total of DNA and RNA

Page 5: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN

TESTISANAK TIKUS USIA PRAPUBERTAS

RESYA SOFFIANA BINTI YASSIN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.
Page 7: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Judul Skripsi: Peran Ekstrak Tempe terhadap Kinerja Organ TestisAnak Tikus Usia Prapubertas

Nama : Resya Soffiana Yassin NIM : B04088014

Oisetujui oleh

Dr Ora Nastiti Kusumorini Dr Drh Aryani Sismin Satyaningtijas. M.Sc Pembimbing I Pembimbing II

APVet

29 APR 2014Tanggal Lulus :

Page 8: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Judul Skripsi : Peran Ekstrak Tempe terhadap Kinerja Organ TestisAnak Tikus

Usia Prapubertas

Nama : Resya Soffiana Yassin

NIM : B04088014

Disetujui oleh

Dr Dra Nastiti Kusumorini

Pembimbing I

Dr Drh Aryani Sismin Satyaningtijas. M.Sc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Drh Agus Setiyono, MS, PhD, APVet

Wakil Dekan

Tanggal Lulus:

Page 9: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian

dilaksanakan sejak bulan Januari – Juni 2013 dengan judul “Peran Ekstrak Tempe

terhadap Kinerja Organ Testis Anak Tikus Usia Prapubertas”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr Dra Nastiti

Kusumorini selaku dosen pembimbing skripsi dan akademik serta Ibu Dr Drh

Aryani Sismin S, MSc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing,

mengarahkan dan memberi saran positif kepada penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada

Ibu Ida, Ibu Sri, dan Pak Edi yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada

ayahanda Yassin, ibunda Wan Masamah, kakanda Lisa Sabrina, adinda Alfi dan

Nadeem, seluruh keluarga tercinta, teman-teman Geochelone, dan teman-teman

PKPMI atas segala doa dan kasih sayangnya. Penghargaan penulis sampaikan

kepada teman satu penelitian Novia Puspitasari, Noorsyakilah, dan ST. Nurul

Muslinah, yang telah banyak membantu selama pengumpulan data, serta sahabat

terbaik penulis Farhan, Syamimi, Sufi, Ashley, Dela, Farah, Hani, Mimi, Zati, dan

Adib .

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014

Resya Soffiana

Page 10: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Biologi Umum Tikus 2

Isoflavon pada Tempe 3

Estrogen dalam Reproduksi Jantan 3

METODE 4

Waktu dan Lokasi Penelitian 4

Bahan dan Alat 4

Materi Penelitian 4

Prosedur Analisis Data 4

Parameter yang Diamati dan Teknik Pengukuran 5

Analisis Statistik 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Pengaruh Pemberian Ekstrak Tempe terhadap Kinerja Organ Testis Anak

Tikus Usia 28 Hari 6

Pengaruh Pemberian Ekstrak Tempe terhadap Kinerja Organ Testis Anak

Tikus Usia 42 Hari 7

Pengaruh Pemberian Ekstrak Tempe terhadap Kinerja Organ Testis Anak

Tikus Usia 56 Hari 9

SIMPULAN DAN SARAN 11

Simpulan 11

Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 16

RIWAYAT HIDUP 23

Page 11: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

DAFTAR TABEL

1 Bobot basah, bobot kering, total DNA dan RNA organ testis serta

konsentrasi testosteron anak tikus usia 28 hari 6

2 Bobot basah, bobot kering, total DNA dan RNA organ testis serta

konsentrasi testosteron anak tikus usia 42 hari 8

3 Bobot basah, bobot kering, total DNA dan RNA organ testis serta

konsentrasi testosteron anak tikus usia 56 hari 10

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan Prosedur Penelitian 5

DAFTAR LAMPIRAN

2 Metode penentuan kadar DNA 16

3 Metode penentuan kadar RNA 16

4 Hasil analisis kinerja organ testis anak tikus usia 28 hari 17

5 Hasil analisis kinerja organ testis anak tikus usia 42 hari 19

6 Hasil analisis kinerja organ testis anak tikus usia 56 hari 21

Page 12: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Reproduction merupakan gabungan kata dari re yaitu kembali, dan

production berarti membuat atau menghasilkan, sehingga reproduksi mempunyai

arti suatu proses kehidupan manusia maupun hewan dalam menghasilkan

keturunan demi kelestarian hidup (Efendi dan Makhfudli 2009). Proses ini

dimulai dengan bersatunya sel telur dari betina dan sel spermatozoa dari jantan

yang membentuk zigot. Anak kemudian akan lahir dari pertumbuhan zigot selama

masa kebuntingan. Saat melakukan fungsinya, sistem reproduksi memerlukan

kehadiran hormon yaituhormon steroid yang dihasilkan oleh testis dan

ovariumseperti testosteron dan estrogen.

Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada testis akan

menghasilkan hormon testosteron yang penting dalam merangsang pertumbuhan

dan perkembangan organ reproduksi serta ciri seks sekunder (Cochran 2004).

Umur pubertas dan perkembangan testis sangat dipengaruhi oleh produksi

testosteron.Fungsi testosteron yaitu menimbulkan kelakuan kelamin (libido),

selain itu juga berpengaruh terhadap kemampuan hewan jantan untuk ereksi dan

ejakulasi (Hastono 2007). Testosteron diproduksi sebagai respon terhadap LH

(Luteinizing Hormone) dari kelenjar pituitari anterior, namun khusus pada hewan

jantan hormon ini disebut sebagai ICSH (interstitial cell stimulating hormone).

Sedangkan FSH (Follicle Stimulating Hormone) pada hewan jantan yang juga

berasal dari kelenjar pituitary anterior berperan dalam spermatogenesis, atau

pembentukan spermatozoa dalam tubulus seminiferi (Neal 2006).

Dewasa ini, penggunaan bahan alami asal tumbuhan yang mengandung

hormon atau fitohormon telah banyak dikembangkan.Fitoestrogen ialah substansi

asal tumbuhan yang menyerupai hormon estrogen yang memiliki struktur mirip

dengan 17-β-estradiol dan dapat berinteraksi dengan reseptor estrogen (RE).

Kedelai merupakan salah satu tanaman yang mengandung fitoestrogen yang

disebut isoflavon (Muchtadi 2010).Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2 –

4 mg/g kedelai (Winarsi 2005).

Tempe adalah makanan tradisional yang sangat digemari masyarakat

Indonesia dan merupakan produk olahan kedelai hasil fermentasi jamur Rhizopus

sp. (Purwoko dkk 2001). Pada tempe, terdapat fitoestrogen yang berasal dari

kelompok isoflavon. Isoflavon ini terdiri atas tiga komponen yaitu daidzein,

genistein, dan glisitein (Rishi 2002).Namun, hanya genistein dan daidzein yang

merupakan komponen utama isoflavon.Di dalam kedelai atau produk olahannya,

kandungan daidzein berkisar antara 10.5-8.5 mg/100gBKsedangkan genistein

antara 26.8-120.5 mg/100gBK (Widodo 2005).Genistein dapat menjadi inhibitor

kuat untuk protein tirosin kinase (Akiyama et al. 1987) yang berkaitan dengan

reseptor sel untuk faktor-faktor pertumbuhan seperti mempengaruhi pengaturan

proliferasi sel (Kim et al. 1998).

Penelitian tentang genistein sebagai senyawa antifertilitas yang terkait

dengan sistem reproduksi jantan telah dilakukan. Hasil penelitian

menunjukkanbahwa pemberian genistein pada tikus jantan saat masa pubertas

dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee et al. 2004a),

Page 13: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

2

serta menyebabkan hiperplasia sel Leydig (Lee et al.2004b).Opalka et al. (2004)

juga menjelaskan bahwa pemberian genistein pada ayam dapat menurunkan

sekresi hormon testosteron.Sedangkan menurut Bajpai et al. (2003) pemberian

genistein mampu menghambat aktivitas protein tirosin kinase pada saat kapasitasi

dan motilitas spermatozoa.Sejalan dengan penelitian terdahulu, Astuti (2009)

menjelaskan bahwa pemberian tepung kedelai kaya isoflavon pada dosis 3

mg/ekor/hari tidak memberikan pengaruh terhadap konsentrasi spermatozoa dan

perkembangan bobot testis, tetapi bila dosis ditingkatkan menjadi 6mg/ekor/hari

dapat mengganggu fungsi dan kualitas spermatozoa.Berdasarkan hal tersebut,

perlu dilakukansuatu penelitian untuk mempelajari peran ekstrak tempe yang

mengandung isoflavon pada anak tikus jantan usia prapubertas terhadap kinerja

organ testis dengan melihat kadar testosteronnya yang dihubungkan dengan kadar

DNA dan RNA testis.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak

tempe pada anak tikus jantan usia prapubertas terhadap kinerja organ testis berupa

kadar DNA dan RNA testis, serta kadar hormon testosteron.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai efektivitas

senyawa isoflavon pada tempe yang diberikan pada anak tikus jantan prapubertas

terhadap pertumbuhan reproduksi jantan. Data yang diperoleh diharapkan dapat

mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang biologi

reproduksi.

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Umum Tikus

Hewan percobaan adalah hewan model yang dipilih berdasarkan syarat atau

standar dasar yang diperlukan dalam suatu penelitian biologis dan biomedis.Tikus

putih sering digunakan sebagai hewan percobaan (Ridwan 2013).Pada penelitian

ini, digunakan tikusputih (Rattus norvegicus)strain Sprague-Dawley jantan yang

mempunyai daya tahan terhadap penyakit dan cukup agresif dibandingkan strain

lainnya.

Menurut Smith & Mangkoewidjojo (1988) tikus memiliki masa kawin pada

saat berumur delapan sampai sembilan minggu. Tikus merupakan hewan

poliestrus dan berkembang biak sepanjang tahun. Periode estrus lebih sering

terjadi pada malam hari dan biasanya terjadi selama dua belas jam. Kelahiran anak

pada tikus putih dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi iklim dan

Page 14: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

3

cuacayang optimal (khususnya suhu), pakan yang melimpah, sarang yang baik,

umur, dan kondisi induk yang optimal.

Isoflavon pada Tempe

Di Indonesia, kedelai merupakan salah satu pangan utama setelah padi dan

jagung. Menurut Muchtadi (2010), tempe dan tahu merupakan produk olahan

kedelai yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk golongan menengah dan

bawah. Kedelai juga mengandung isoflavon, yang merupakan salah satu golongan

flavonoid.Isoflavon berasal dari tumbuhan alami dan merupakan subgrup dari

fitoestrogen yang memiliki struktur mirip dengan 17-β-estradiol dan dapat

berikatan dengan reseptor estrogen (Pilsakova et al. 2010). Namun afinitas

reseptor estrogen (RE) ligan tersebut lebih rendah dibanding estrogen endogen sel

epitel dari jaringan reproduksi seperti kelenjar susu, ovari, dan testis yang

merupakan subyek dari aksi isoflavon (Astuti 2009).

Aktivitas estrogenik ini terjadi karena adanya gugus OH pada fitoestrogen,

estradiol, dan dietilstilbesrol. Isoflavon sebagai estrogen like, mengawali kerjanya

dengan meniru cara kerja estrogen (Winarsi 2005). Isoflavon berasal dari

tanaman bersifat inaktif, dan berada dalam bentuk glikosida yang kemudian

mengalami fermentasi oleh mikroflora usus yang mengubah biochanin A dan

formonetin oleh glucosidase menjadi unsur genistein, dan daidzein yang aktif.

Seterusnya, unsur daidzein akan menjadi equol dan O-desmethylangiolensin (O-

DMA), sedangkan genestein menjadi heterocyclicphenolic yang strukturnya

mempunyai persamaan dengan hormon estrogen melalui sistem enzim yang

kompleks dalam usus (Biben 2012).Menurut Mitchell et al. (2001), pada pria

berumur 18-46 tahun yang mengonsumsi produk olahan kedelai yang

mengandung isoflavon pada dosis rendah yaitu 40-70 mg/g tidak akan

mempengaruhi kualitas spermatozoa.

Estrogen dalam Sistem Reproduksi Jantan

Dewasa ini, testosteron dan estrogen sangat penting baik pada hewan jantan,

maupun hewan betina.Pada tahun 1970, telah ditemukan reseptor estrogen pada

testis dan epididimis, namun estrogen bukan merupakan hormon steroid yang

utama pada saluran reproduksi jantan (Danzo et al. 1975).Hipotesa ini berubah

pada tahun 90-an yang menyatakan bahwa estrogen tidak hanya penting pada

saluran reproduksi jantan, tetapi estrogen juga penting untuk fertilitas normal.

Cytochrome P450 aromatase pada hewan jantan, memiliki kemampuan untuk

mengubah androgen menjadi estrogen dalam testis sehingga dapat ditemukan

estradiol pada rete testis dalam konsentrasi yang tinggi (Setchell et al.

1983).Estrogen pada hewan jantan dapat dihasilkan dalam jumlah yang besar

melalui testis, akibat adanya stimulasi dari otak (Roselli et al. 1997).Pada awalnya,

dilaporkan bahwa sumber utama hormon estrogen pada hewan prapubertas adalah

melalui sel Sertoli(Van der Molen et al. 1981).Namun, pada testis hewan jantan

dewasa, sel Leydig terbukti menghasilkan aromatase (P450) dan aktif mensintesis

estradiol dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan sel Sertoli (Payne et al. 1987).

Page 15: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

4

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Unit Pengelola Hewan Laboratorium (UPHL)

dan Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi,

Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pengambilan data

dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juni 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraktempe yang

berasal dari tempe hasil ekstraksi menggunakan penambahan larutan ekstraksi

etanol 70% buatan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balitro),

aquades, formalin, dan eter. Dalam pengujian kadar RNA digunakan TCA 5%,

KOH 1 N, H2O, HCl 1 N, FeCl3 0.1%, orcinol dan standar RNA. Sedangkan

dalam pengujian kadar DNA digunakan Genomic DNA Mini Kit (Tissue) yang

mengandung GT buffer, GBT buffer, wash buffer, elution buffer dan Proteinase K.

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang tikus plastik

ditutup kawat kasa, timbangan analitik, sonde lambung, spoid 1 ml dan 3 ml, alas

bedah tikus, scalpel, pinset, gunting bedah, pot organ, tabung ependorf ,alat

sentrifugasi,mortar dan stamper, tabung reaksi, kit DRG Testosteroneenzyme

linked immunabsorbant assay (ELISA) EIA-1559 produksi DRG Instruments

GmbH, Germany, dan spektrofotometer Hitachi tipe U-2001.

Materi Penelitian

Hewan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah 18 ekortikus

putih (Rattus norvegicus) jantan umur 21 hari yaitu umur lepas sapih. Penelitian

menggunakan kandang plastik berukuran 30x20x12 cm dilengkapi kawat kasa

penutup di bagian atasnya serta diberi alas sekam yang diganti secara

berkala.Selama penelitian,pakan dan minum diberikanad libitum.

Ekstrak tempe yang diberikan mengandung 87.55 mg isoflavon per 100

gram ekstrak tempe yang terdiri atas 83.30 mg daidzein dan 4.25 mg genestin.

Prosedur Analisis Data

Sebanyak 18 ekor tikus putih jantan yang telah disapih pada umur 21 hari

dibagi menjadi 2 kelompok percobaan yaitu, kelompok kontrol (K) yang tidak

diberikan ekstrak tempe sebanyak 9 ekor, dan kelompok perlakuan(P) juga

sebanyak 9 ekor yang diberikanekstrak tempe dengan dosis 0.25 g/KgBB/hari

dalam volume 0.5 ml.Ekstrak tempe diberikan secara force feeding menggunakan

sonde lambung selama 28 hari dimulai pada saat anak tikus berumur 21 hari

sampai 48 hari. Pada saat tikus berumur 28, 42, dan 56 hari, 3 ekor dari setiap

kelompok dinekropsi dan diambil sampel darah dan testis.Bagan prosedur

penelitian disajikan pada Gambar 1.

Page 16: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

5

Gambar 1 Bagan prosedur penelitian

Parameter yang Diamati dan Teknik Pengukuran

Bobot organ

Bobot basah organ testis ditimbang menggunakan timbangan analitik yang

dinyatakan dalam gram.Testis kemudian dimasukkan ke dalam botol berisi larutan

NBF (Neutral Buffered Formalin).Selanjutnya, organ testis dikeringkan

menggunakan oven dalam suhu 60oC selama 3 hari.Organ yang telah kering

ditimbang menggunakan timbangan analitik untuk mendapatkan data bobot

kering.Kemudian digerus untuk keperluan analisis DNA dan RNA.

Kadar DNA dan RNA Testis

Metode pengujian konsentrasi DNA dilakukan menggunakan Genomic DNA

Mini Kit (Tissue)dengan mengikuti instruksi prosedur perusahaan Geneaid (PT

Genetika Science Indonesia) seperti yang tertera dalam Lampiran 1. Sedangkan

pada penentuan kadar RNA dilakukan berdasarkan metode yang digunakan oleh

Manalu dan Sumaryadi (1998) seperti dalam Lampiran 2. Perhitungan total kadar

DNA dan RNA dapat diperoleh dengan rumus:

- Total kadar DNA (mg) = Konsentrasi DNA (mg/g) X Bobot kering (g)

- Total kadar RNA (mg) = Konsentrasi RNA (mg/g) X Bobot kering (g)

Konsentrasi hormon testosteron

Konsentrasi hormon testosteron didapat dari serum darah. Pengukuran

menggunakan teknik ELISA dengan memakai kit komersial. Pelaksanaan

dilakukan di Laboratorium Hormon, Unit Reproduksi dan Rehabilitasi,

Kontrol (K):

Tidak diberi

perlakuan

(9 ekor)

Perlakuan (P):

Diberi ekstrak

tempe

(9 ekor)

Anak tikus jantan prapubertas disapih umur 21 hari

Usia28

hari

(3 ekor)

Usia 42

hari

(3 ekor)

Usia56

hari

(3 ekor)

Koleksi sampel (testis) dan darah

Diukur bobot basah testis, bobot kering testis,

kadar DNA dan RNA testis dan kadar

testosteron pada darah

Usia28

hari

(3 ekor)

Usia42

hari

(3 ekor)

Usia56

hari

(3 ekor)

Page 17: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

6

Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, FKH-IPB.Hasil yang diperoleh

dinyatakan dalam satuan ng/mL.

Analisis Statistik

Parameter hasil pengukuran hormon reproduksi dan kadar DNA dan RNA

testis akan dinyatakan dengan rataan ± simpangan baku. Perbedaan antar

kelompok akan diuji secara statistika dengan uji independent sample t-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Tempe Terhadap Kinerja Organ Testis Anak

Tikus Usia 28 Hari

Pengaruh pemberian ekstrak tempe terhadap kinerja organ testis anak tikus

jantan usia 28 hari dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Hasil yang diberikan

merupakan rataan ± SD.

Tabel 1Bobot basah, bobot kering, total kadar DNA dan RNA organ testis serta

konsentrasi testosteron anak tikus usia 28 hari

Parameter

Kelompok

Kontrol

Perlakuan

Bobot Basah (g) 0.129±0.023 0.133±0.023

Bobot Kering (g) 0.020±0.003 0.022±0.004

Total Kadar DNA (mg) 16.822±5.665 13.963±1.375

Total Kadar RNA (mg) 72.469±11.929a

104.630±14.763b

Kadar Hormon Testosteron (ng/ml) 0.461 ± 0.085 0.391 ± 0.049

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang

samamenunjukkan hasil berbeda nyata pada taraf uji 5%.

Dari hasil analisis statistik, bobot basah dan bobot kering testis anak tikus

berumur 28 hari menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0.05). Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tempe belum mempengaruhi bobot testis.

Tidak berpengaruhnya ekstrak tempe terhadap bobot testis diduga karena dosis

isoflavon yang diberikan selama 7 hari masih sedikit.Pada usia 28 hari, jumlah

ekstrak tempe yang masuk kedalam tubuh hewan baru mencapai 1.75

g/kgBB/ekor yang setara dengan 1.53 mg/ekor isoflavon. Berdasarkan penelitian

Astuti (2009), peningkatan bobot testis, motilitas spermatozoa dan konsentrasi

spermatozoa baru dapat terjadi dengan pemberian dosis isoflavon 1.5

mg/ekor/hari selama 2 bulan.

Sejalan dengan bobot testis, kadar DNA tikus jantan usia 28 hari juga tidak

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak tempe. Analisis kadar DNA dilakukan untuk

mengetahui terjadinya proliferasi sel. Menurut Ge et al. (2006), pada saat tikus

Page 18: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

7

berumur 14-28 hari, terjadi pembelahan progenitor sel Leydig dan berubah

menjadi sel Leydig muda pada usia 35 hari. Progenitor dan sel Leydig yang belum

matang mempunyai kapasitasi untuk mengaktivasi mitotik, sedangkan sel Leydig

yang sudah matang memiliki kapasitasi penuh pada steroidogenik (Payne dan

Hales 2004).

Berbeda dengan DNA, kadar RNA testis tikus jantan usia 28 hari terlihat

memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0.05). Analisis kadar RNA dilakukan

untuk mengetahui terjadinya proses aktivitas sintesis sel.Menurut Dewantoro

(2001), fungsi dari sintesis protein yang terjadi di dalam sel terkait erat dengan

perubahan konsentrasi RNA. Molekul androgen akan berikatan dengan reseptor

androgen khusus yang ada di sitoplasma sel sertoli, kompleks reseptor androgen

tersebut kemudian ditranslokasi ke dalam inti dan berikatan dengan daerah

tertentu dalam kromatin. Melalui proses yang terjadi dalam inti, akhirnya

dihasilkan mRNA untuk sintesis protein, yang selanjutnya menghasilkan

Androgen Binding Protein (ABP) (Zaneveld dan Chatterton 1982).Pada penelitian

Hess (2003) menunjukkan bahwa fitoestrogen berupa isoflavon dengan kadar

yang cukup dapat membantu testosteron berikatan dengan ABP (androgen-

binding protein) sehingga hormon tersebut dapat masuk ke dalam cairan tubulus

seminiferus untuk pematangan sperma.Hal ini merupakan penyebab aktivitas

RNA polymerase meningkat diikuti dengan peningkatan sintesis protein (Squires

2003).

Berbeda dengan kadar RNA, pemberian ekstrak tempe tidak menyebabkan

tejadinya perubahan kadar hormon testosteron.Hasil penelitian ini berbeda dengan

yang dilakukan oleh Weber et al. (2001) dan Opalka et al. (2004)yang

menyatakan bahwa isoflavon dapat merusak steroidogenesis sel Leydig, sehingga

menyebabkan penurunan kadar plasma testosteron.Selain itu, Akinola et al.

(2007) juga menunjukkankadar testosteron tikus jantan menurun secara berarti

dengan pemberian isoflavon 1.5 mg/kg/ekor/hari selama 8 minggu.Menurut

Wahyuni (2012), berkurangnya testosteron dalam sel Leydig dapat mengakibatkan

terganggunya meiosis, sehingga pembentukan spermatid dan proses seterusnya

jugaakan terganggu.

Sistem reproduksi jantan maupun betina baru mulai berkembang saat

dilahirkan, namun belum mengalami pematangan dan sel Leydig masih dalam

keadaan inaktif sehingga kadar testosteron yang dihasilkan masih sedikit.Hormon

gonadotropin (FSH dan LH) yang dihasilkan olehGonadotropinReleasing

Hormone (GnRH) dari hipotalamus akan mengaktifkan sel Leydig sehingga

testosteron dapat dihasilkan. Setelah mencapai umur tertentu hewan secara fisik

dan fisiologi siap untuk melakukan perkawinan dan berkembang biak yang

disebut sebagai pubertas. Menurut Malole & Pramono (1989) usia pubertas tikus

adalah pada 50-60 hari setelah kelahiran, dan akan dewasa kelamin dan siap untuk

dikawinkan pada usia 65-110.

Pengaruh Pemberian Ekstrak Tempe Terhadap Kinerja Organ Testis Anak

Tikus Usia 42 Hari

Pengaruh pemberian ekstrak tempe terhadap kinerja organ testis anak tikus

jantan usia 42 hari dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Page 19: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

8

Tabel 2Bobot basah, bobot kering, total kadar DNA dan RNA organ testis serta

konsentrasi testosteron anak tikus usia 42 Hari

Parameter

Kelompok

Kontrol

Perlakuan

Bobot Basah (g) 0.462±0.095 0.806±0.199

Bobot Kering (g) 0.067±0.016 0.106±0.024

Total Kadar DNA (mg) 13.845±3.525 12.216±2.128

Total Kadar RNA (mg) 237.050±51.808a

370.830±61.747b

Kadar Hormon Testosteron (ng/ml) 0.329 ± 0.046 0.426 ± 0.117

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama

menunjukkan hasil berbeda nyata pada taraf uji 5%.

Pada anak tikus jantan usia 42 hari, didapatkan bahwa bobot basah dan

bobot kering testis cenderung meningkat pada kelompok perlakuan sebanyak dua

kali walaupun hasil tidak berbeda nyata (P>0.05). Hal ini diduga karena testis

mulai mengalami proses perkembangan saat tikus jantan berumur 42 hari.

Peningkatan ini juga diduga karena aksi isoflavon yang terjadi pada jaringan

reproduksi yaitu testis.Isoflavon yang diberikan dapat berikatan dengan reseptor

estrogen, dengan sifatnya yang agonis ataupun antagonis (Hess 2003). Reseptor

estrogen dapat dibagi menjadi dua dalam jaringan tubuh dengan tempat distribusi

yang berbeda-beda, yaitu reseptor estrogen α (REα) yang lebih banyak terdistibusi

pada jaringan penyusun organ reproduksi dan reseptor estrogen β (REβ) yang

lebih terdistribusi di luar jaringan reproduksi (Matthews dan Gustafsson 2003).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (1999),

yang menyatakan adanyaperubahan bobot testis setelah perlakuan genistein

diberikan secara injeksi dengan dosis 4 mg/kgBB/hari selama 40 hari. Namun

demikian, hasil penelitian tidak sejalan dengan Wahyuni (2012) yang melaporkan

bahwa terjadinya penurunan bobot testis tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

pada pemberian isoflavon dosis 3.78 mg/200gBB selama 48 hari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total kadar DNA anak tikus jantan usia

42 hari masih belum memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05).Bylund et al.

(2000) pernah melaporkan bahwa isoflavon pada kedelai dapat menyebabkan anti

proliferasi.Selain itu, fitoestrogen dilaporkan dapat mengurangi meiosis sintesis

DNA pada spermatosit primer (Svechnikov et al. 2005).Fitoestrogen mempunyai

kemampuan untuk berinteraksi dengan enzim dan reseptor, dan dapat menembus

membran sel karena memiliki struktur yang stabil dan berat molekular rendah

(Adlercreutz 1998).Interaksi ini menyebabkan ikatan pada estrogen reseptor,

sehingga dapat mengganggu metabolisme atau aksi hormon steroid, dan

mengubah struktur endoplasmik retikulum dan mempengaruhi transkripsi (Santti

et al. 1998).

Dengan meningkatnya bobot testis, total kadar RNA pada tikus jantan usia

42 hari juga meningkat secara signifikan.Sejalan dengan penelitian Mc Donald

(1980) yang melaporkan bahwa jika plasma testosteron dalam tubuh mencukupi,

maka daya retensi nitrogen sebagai protein tetap berlangsung, hal ini

memungkinkan terjadinya peningkatan bobot organ tubuh. Perkembangan tubuh

Page 20: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

9

biasanya tidak terjadi secara seragam dan dengan mekanisme yang kompleks,

yaitu melalui proses proliferasi sel (hiperplasia) dan pembesaran (hipertrofi) sel

(Linder 1992). Selama berlangsungnya proses hipertrofi, sel-sel bertambah besar

ukurannya dan harus diimbangi dengan kadar dan mutu protein yang meningkat

(Winarno 1996). Menurut Shanet al. (1997), reseptor androgen mRNA dan kadar

protein paling tinggi terdapat pada hewan prapubertas sehingga penemuan ini

menyatakan bahwa perubahan sel Leydig menjadi matang dapat menjadi

androgen-sensitive dalam diferensiasi sel Leydig.

Sejalan dengan hasil analisis DNA, konsentrasi hormon testosteron pada

anak tikus jantan usia 42 hari juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata

karena proliferasi dan diferensiasi sel belum maksimal sehingga belum dapat

meningkatkan konsentrasi testosteron. Hal ini karena tikus-tikus yang digunakan

masih dalam tahap pertumbuhan dan fungsi sel Leydig dalam menghasilkan

androgen tetap berjalan normal dengan pemberian tempe.Fritz et al. (2003)

menyatakan bahwa pemberian genistein pada dosis 5 mg/kg/hari mengakibatkan

terjadi penurunan aktivitas aromatase testis tikus yang mengubah testosteron

menjadi estradiol. Pada penelitian ini, pemberian ekstrak tempe dengan dosis 0.25

g/kgBB/hari dapat meningkatkan kadar RNA yang diduga menyebabkan

terjadinya peningkatan ABP dan sedikit peningkatan testosteron.Menurut

Watanabeet al. (2006), pemberian isoflavon tidak akan mempengaruhi hormon

reproduksi pria, dan ukuran testis. Pernyataan yang sama juga dinyatakan oleh

Committee on Toxicity of Chemicals in Food, Consumer Products and the

Environment yang telah menyelidiki bahwa pemberian suplemen isoflavon (40

mg/hari) selama 2 bulan terhadap pria non-vegetarian berusia 18-35 tahun tidak

mempengaruhi kadar estradiol, testosteron, LH, FSH, volume semen, jumlah

semen, motilitas, dan morfologi sperma, ataupun besar testis (Hughes dan Woods

2003).

Pengaruh Pemberian Ekstrak Tempe Terhadap Kinerja Organ Testis Anak

Tikus Usia 56 Hari

Pengaruh pemberian ekstrak tempe terhadap kinerja organ testis anak tikus

jantan usia 56 hari dapat dilihat pada Tabel 3. Secara umum, hasil analisis bobot

basah testis, bobot kering testis, kadar DNA dan RNA tikus jantan usia 56 hari

yang diberikan ekstrak tempe menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata

(P>0.05). Hal ini kemungkinan karena pengaruh fitoestrogen semakin berkurang

setelah pemberian ekstrak tempe dihentikan pada usia 48 hari sehingga

perkembangan tubuh berjalan secara normal. Jumlah isoflavon yang sudah

memasuki tubuh tikus adalah sebanyak 7 g/kgBB/ekor ekstrak tempe yang setara

dengan 6.13 mg/g isoflavon.Menurut Safrida (2008), isoflavon yang terdapat

dalam tempe memiliki struktur yang serupa dengan estrogen sehingga mampu

berikatan dengan reseptor estrogen dan menggantikan fungsi dari estrogen.Namun,

ikatan antara isoflavon dan reseptor estrogen lebih lemah dibandingkan dengan

estrogen endogenous sehingga dibutuhkan jumlah isoflavon yang relatif banyak

untuk memperoleh efek yang memadai seperti estrogen endogenous (Tanu 2005).

Tabel 3Bobot basah, bobot kering, total kadar DNA dan RNA organ testis serta

konsentrasi testosteron anak tikususia 56 Hari

Page 21: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

10

Parameter

Kelompok

Kontrol

Perlakuan

Bobot basah (g) 1.130±0.576

1.389±0.419

Bobot kering (g) 0.146±0.071 0.176±0.045

Total Kadar DNA (mg) 12.591±2.650 11.853±0.418

Total kadar RNA (mg) 443.240±196.508 599.790±135.205

Kadar Hormon Testosteron (ng/ml) 0.610 ± 1.468 1.453 ± 0.630

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama

menunjukkan hasil berbeda nyata pada taraf uji 5%.

Squires (2003) dan Bearden et al. (2004), menjelaskan bahwa testosteron

disintesis di dalam testis oleh sel-sel Leydig yang distimulasi oleh LH dari

kelenjar hipofisis. Setelah masuk ke sel-sel target pada hipotalamus, kelenjar

hipofisis, dan testis, testosteron langsung diikat oleh reseptor androgen (AR).

Selanjutnya kompleks testosteron dan AR mengikat gen pada rantai urutan DNA

tertentu dan mengatur kejadian transkripsi gen. Hal ini dapat memicu dan

mengatur proses spermatogenesis, dan merangsang libido. Secara umum,

spermatogenesis merupakan proses yang dikendalikan oleh sistem saraf melalui

poros hipotalamus-hipofisis-testis (HHT). Spermatogenesis dapat terganggu

apabila ada hormon atau anti hormon yang mengganggu poros HHT (Tadjudin

1986). Fitoestrogen akan bekerja seperti estrogen endogen yaitu akan memacu

proses sintesis DNA. DNA membangun protein secara tidak langsung sehingga

memerlukan RNA sebagai jembatan perantara dan sintesis protein.

Total kadar DNA testis tikus menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata

diduga karena tikus usia 56 hari akan mencapai pubertas sehingga isoflavon yang

diberikan dapat bersifat antagonis terhadap reseptor estrogen. Abney & Myers

(1991) menyatakan kemampuan estrogenik yang didapatkan dalam genistein

sehingga dapat berikatan dengan reseptor estrogen dalam sel Leydig

menyebabkan hambatan terhadap enzim P450 17α-hidroksilase sehingga

terhambatnya proses steroidogenesis sehingga testosteron tidak terbentuk.Hardy et

al. (1990), telah melaporkan bahwa adanya diferensiasi progenitor sel Leydig

menjadi dewasa yang tidak matang secara in vitro tergantung pada keberadaan LH

dan dihydrotestosteron.

Total kadar RNA tikus berumur 56 hari, menunjukkan bahwa proses sintesis

protein dalam sel berjalan secara normal karena tikus akan memulai pelepasan

spermatozoa. Setelah spermatogenesis selesai, maka produksi ABP tidak

diperlukan lagi, dan sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi

umpan balik kepada hipofisa agar menekan sekresi FSH dan LH (Lestari 2007).

Kohn dan Clifford (2002) menyatakan bahwa perkembangan reproduksi tikus

mencapai dewasa sekitar 6 minggu, atau pada saat umur 40-60 hari. Berdasarkan

penelitian Sengupta (2011), pubertas pada tikus jantan tercapai saat tikus berumur

42 hari, sedangkan spermatogenesis bermula saat tikus berumur 5 hari dan

berlangsung selama 53 hari, dan terdapat kehadiran sperma pada epididimis pada

saat tikus berumur 55 hari.

Hasil analisis konsentrasi testosteron tidak berbeda nyata, tetapi cenderung

meningkat sebanyak dua kali. Pada penelitian yang dilakukan Astuti et al. (2008),

Page 22: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

11

melaporkan bahwa pada konsentrasi isoflavon 22.2 mg/100gBB selama 2 bulan

dapat memberikan peningkatan kadar testosteron pada tikus jantan. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Karahalil (2006), salah satu dampak

negatif yang ditimbulkan akibat pemberian fitoestrogen yang tinggi adalah

terjadinya penurunan kadar testosteron yang menyebabkan penurunan kualitas

spermatozoa. Glover dan Assinder (2006) juga menyimpulkan bahwa dengan

pemberian diet kaya fitoestrogen pada tikus jantan dewasa Sprague-Dawley, kadar

testosteron dan androestenidiondalam jangka pendek menurun secara signifikan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemberian ekstrak tempe dengan dosis 0.25 g/kgBB/hariyangdiberi sejak

usia tikus 21 haricenderungmeningkatkan hormon testosteron pada umur 42 dan

56 hari (P>0.05). Esktrak tempe dengan dosis 0.25 g/kgBB/hari

meningkatkansintesis protein pada testis dengan adanya peningkatantotal kadar

RNA pada tikus usia 28 dan 42 hari.

Saran

Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut pada saat tikus jantan memasuki usia dewasa kelamin

dengan dosis yang bertingkat sehingga dapat diketahui secara pasti pengaruh

pemberian fitoestrogen terhadap perkembangan reproduksi jantan.

DAFTAR PUSTAKA

Abney TO, Myers RB. 1991. 17β estradiol inhibition of leydig cell regeneration in

the ethane dimethyl sulfonate treated mature rat. J Androl. 12:295-304.

Adlercreutz H. 1998. Evolution, nutrition, intestinal microflora,and prevention of

cancer: a hypothesis. Proc Soc Exp Biol Med.217: 241–246.

Akinola OB, Akinlolu AA, Adekeye NA, Oladosu OS, Dosumu OO, Olatunji

LA.2007. Effect of Methanol Extract of Soy on Testicular Morphometry and

Plasma Testosterone Levels. Pak J Pathol 18(1):120-124.

Akiyama T, Ishida J, Nakagawa S, Ogawara H, Watanabe S, Itoh N, Shibuya M,

Fukami Y. 1987. Genistein, a specific inhibitor of tyrosine-specific protein

kinases.J Biol Chem 262(12):5592-5595.

Astuti S. 1999. Pengaruh tepung kedelai dan tempe dalam ransum terhadap

fertilitas tikus percobaan.[Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Astuti S, Muchtadi D, Astawan M, Purwantara B dan Wresdiyati T. 2008.

Pengaruh pemberian tepung kedelai kaya isoflavon, seng (Zn) dan vitamin E

Page 23: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

12

terhadap kadar hormon testosteron serum dan jumlah sel spermatogenik pada

tubuli seminiferi testis tikus jantan. JIlmu Ternak dan Vet13(4):288-293.

Astuti S. 2009. Kualitas spermatozoa tikus jantan yang diberi tepung kedelai kaya

isoflavon. Majalah Kedokteran Bandung. 41(4):180-186.

Bajpai, M., Asin, S., Doncel, G. 2003.Effect of Tyrosine Kinase Inhibitors on

Tyrosine Phosphorylation and Motility Parameters in Human Sperm.Arch

Androl 49:229-246

Bearden HJ, John WF, Scott TW. 2004. Applied Animal Reproduction. 6th

ed. New

Jersey (US): Pearson Prentice Hall.

Biben, H. A. 2012. Fitoestrogen: Khasiat Terhadap Sistem Reproduksi, non

Reproduksi dan Keamanan Penggunaannya.Proceeding Seminar. Penelitian

Kesehatan. Bandung (ID). Pp 1-7

Bylund A, Zhang JX, Bergh A, Damber JE, Widmark A, Johansson A,

Adiercreutz H, Aman P, Shepherd MJ, Hallmans G. 2000. Rye bran and soy

protein delay growth and increase apoptosis of human LNCaP prostate

adenocarcinoma in nude mice. Prostate 42(4): 304-14

Cochran PE. 2004. Laboratory Manual for Comparative Veterinary Anatomy and

Physiology. New York (US): Delmar of Thomson Learning Inc.

Danzo BJ, Eller BC, Judy LA, Trautman JR & Orgebin-Crist MC. 1975.Estradiol

binding in cytosol from epididymides of immature rabbits.Mol Cell

Endocrinol2: 91-105.

Dewantoro E. 2001. Rasb RNA/DNA, karaker morfometrik dan komposisi daging

ikan mas (Cyprinus carpio L.) strain sinyonya, karper kaca dan hibridanya.

[Tesis]. Bogor (ID): lnstitut Pertanian Bogor.

Efendi F, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta (ID): Penerbit Salemba Medika.

Fritz, W.A., M.S. Cotroneo, J. Wang, I.E. Eltoum dan C.A. Lamartiniere. 2003.

Dietary diethylstilbestrol but not genistein adversely affects rat testicular

development. J Nutr 133: 2287-2293

Ge RS, Dong Q, Sottas CM, Papadopoulos V, Zirkin BR, Hardy MP. 2006. In

search of rat stem Leydig cells: identification, isolation, and lineage-specific

development. Proc Natl Acad Sci (USA) 103:2719-2724

Glover A, Assinder SJ. 2006. Acute exposure of adult male rats to dietary

phytoestrogens reduces fecundity and alters epididymal steroid hormone

receptor expression. J Endocrinol. 189:565-573.

Hardy MP, Kelce WR, Klinefelter GR, Ewing LL. 1990.Differentiation of Leydig

cell precursors in-vitro: a role for androgen. Endocrinol 127:488-490.

Hastono.2007. Kandungan Hormon Testosteron pada Berbagai Aktivitas Seksual

Domba Garut Jantan.Seminar Nasional.Bogor (ID): Balai Penelitian Ternak.

Hess R. A. 2003. Estrogen in The Adult Male Reproductive Tract : A Review.

Reprod Biol Endocrinol1: 52

Hughes I,Woods HF, 2003. Phytoestrogen and Health: Committe on Toxicity of

Chemicals in Food,Consumer Product and The Environment.London

(USA):Crown Copyright

Karahalil B. 2006. Benefits and Risk of Phytoestrogens.In Phytoestrogens in

functional foods. Edited by Yildiz F, Florida (US): CRC Press Taylor &

Francis Group 33-210

Page 24: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

13

Kim H, Peterson TG, Barnes S. 1998. Mechanism of action of the soyisoflavone

genestein: emerging role of its effects through transforming growth factor beta

signaling. Am J Clin Nutr68:1418S-1425S.

Kohn DF, Clifford CB. 2002. Biology and diseases of rats. 2nd

ed. Fox JG,

Anderson LC, Loew FM, Quimby FW, editor. New York (US): Academic

Press.

Lee BJ, Kang JK, Jung EY, Yun YW, Baek IJ, Yon JM, Lee YB, Sohn HS, Lee

JY, Kim KS, Nam YS. 2004a. Exposure to genistein does not adversely affect

the reproductive system in adult male mice adapted to a soy baed commercial

diet. J Vet Sci 5(3):227-234.

Lee BJ, Kang JK, Jung EY, Yun YW, Baek IJ, Yon JM, Lee YB, Sohn HS, Lee

JY, Kim KS, Nam YS. 2004b. Effect exposure to genistein during pubertal

developmant on the reproducive system of male mice. J Reprod Develop

50(4):399-409.

Lestari TD. 2007. Peran Inhibin pada Proses Reproduksi Ternak. Bandung (ID) :

Universitas Padjajaran

Linder MC 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta (ID): Penerbit UI

Press

Malole MBM, Pramono CS. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan

Laboratorium. Bogor (ID): Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi.

Institut Pertanian Bogor.

Manalu W, Sumaryadi MY. 1998. Maternal serum progesterone concentration

during gestation and mammary gland growth and development at parturition in

javanese thin-tail ewes with carrying a single or multiple fetuses.Small Rum

Res 27:131-136.

Matthews J, Gustafsson JA. 2003. Estrogen Signaling: a subtle balance between

ER alpha and ER beta. Mol Interv 3:281-292.

Mc Donald, G.W. 1980. Veterinary Endocrynology and Reproduction.

Philadelphia (USA): Lea and Febiger.

Mitchell JH, Elizabeth C, Kinnibeurgh D, Provan A, Collins AR, Irvin DS. 2001.

Effect of phytoestrogen food supplement on reproducting health in normal

males. Clin Sci 100(6):8-618.

Muchtadi D. 2010.Kedelai Komponen Bioaktif untuk Kesehatan. Bandung (ID):

Penerbit Alpabeta.

Neal MJ. 2006. At a Glance Farmakologi Medis. 5th

ed. Jakarta (ID): Erlangga.

Opalka M, Kaminska B, Ciereszko R, Dusza L. 2004. Genistein affects

testosterone secretion by Leydic cells in roosters (Gallus gallus domesticus).

Biol Reprod 4(2):185-193.

Payne AH, Perkins LM, Georgiou M and Quinn PG. 1987.Intratesticular site of

aromatase activity and possible function of testicular estradiol.Steroids 50:

435-448.

Payne AH, Hales DB. 2004. Overview of steroidogenic enzymes in the pathway

from cholesterol to active steroid hormones. Endocr Rev 25:947-970

Pilsakova, L., Riecansky, I and Jagla, F. 2010.The Physiological Actions of

Isoflavone Phytoestrogens.Physiol Res 59: 651 – 664

Purwoko T, Suyanto P, Indrawati G. 2001. Biotransformasi isoflavon oleh

Rhizopus oryzae.BioSMART 3(2):524.

Page 25: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

14

Ridwan E. 2013. Etika pemanfaatan hewan percobaan dalam penelitian kesehatan.

Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB). J Indon

Med Assoc. 63(3):112-116.

Rishi KR. 2002. Phytoestrogens in health and illness.IndJ Phar. 34:311-320.

Roselli CE, Abdelgadir SE, & Resko JA. 1997. Regulation of aromatase gene

expression in the adult rat brain. Brain Res Bull44: 351-357.

Safrida. 2008. Perubahan kadar hormon estrogen pada tikus yang diberi tepung

kedelai dan tepung tempe.[Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Santti R, Mäkelä S, Strauss L, Korkman J, Kostian M-L. 1998. Phytoestrogens:

potential endocrine disruptors in males. Toxicol Ind Health14: 223–237.

Sengupta P. 2011. A scientific review of age determination for a laboratory rat:

how old is it in comparison with human age? Biomed Int(2):81-89.

Setchell BP, Laurie MS, Flint AP & Heap RB. 1983. Transport of free and

conjugated steroids from the boar testis in lymph, venous blood and rete testis

fluid. J Endocrinol 96: 127-136.

Shan LX, Bardin CW &Hardy MP. 1997. Immunohistochemical analysis of

androgen effects on androgen receptor expression in developing Leydig and

Sertoli cells.Endocrinol 138(3); 1259-1266.

Smith JB, Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan

Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.

Squires EJ. 2003. Applied Animal Endocrinology. Wallingford (UK): Cabi

Publishing.

Svechnikov K, Supornsilchai V, Strand ML, Wahlgren A, Seidlova-Wittke D,

Wuttke W, Soder O. 2005. Influence of long-term dietary administration of

procymidone, a fungicide with anti-androgenic effects, or the phytoestrogen

genistein to rats on the pituitary-gonadal axis and Leydig cell steroidogenesis. J

Endocrinol 187: 117-24.

Tadjudin, MK. 1986. Cara Keluarga Berencana Hormonal pada Pria.Prosiding

kongres Nasional 1. Jakarta (ID): Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

Tanu I. 2005.Farmakologi dan Terapi. 4th

ed. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.

Van der Molen HJ, Brinkmann AO, de Jong FH & Rommerts FF.

1981.Testicularoestrogens.J Endocrinol 89: 33P-46P.

Wahyuni RS. 2012. Pengaruh isoflavon kedelai terhadap kadar hormon

testosteron berat testis diameter tubulus seminiferus dan spermatogenesis tikus

putih jantan (Rattus norvegicus).[Tesis]. Padang (ID): Universitas Andalas

Padang.

Watanabe S, Gang ZV, Melby MK, Ishiwata N, Kimira M. 2006. Systematic

review of intervention using isoflavon supplement and proposal for further

studies.Soy in health and disease prevention. Sugono M, editor. Florida (US) :

CRC Press Taylor & Francis Group LLC.

Weber KS, Setchell KD, Stocco DM, Lephart ED.2001. Dietary soy-

phytoestrogens decrease testosterone levels and prostate weight without

altering LH, prostate 5alpha-reductase or testicular steroidogenic acute

regulatory peptide levels in adult male Sprague-Dawley rats. J Endocrinol

170:591-599

Widodo J. 2005. Isoflavon, makanan ajaib.http://www.pdpersi.co.id [28

Desember 2013]

Page 26: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

15

WinarnoFG.1996. Gizi Bayi dan Balita, Kaitannya pada Kecerdasan.Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor

Winarsi. 2005. Isoflavon, Berbagai Sumber, Sifat dan Manfaatnya pada Penyakit

Degeneratif. Yogyakarta (ID): UGM University Press.

Zaneveld LJD, Chatterton RT. 1982. Biochemistery of Mammalian Reproduction.

New York (US): A Wiley-Interscience Publication.

Page 27: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

16

Lampiran 1 Metode penentuan kadar DNA (PT Genetika Science Indonesia

2008)

Lampiran 2 Metode penentuan kadar RNA (Manalu dan Sumaryadi 1998)

Ekstraksi sampel dalam oven (50-60oC)

• Digerus dan dihomogenkan dalam micropastle

Ditambahkan 200 µl larutan GT buffer

• Dihomogenkan dengan pengilingan

Ditambahkan 20 µl larutan proteinase K

• Diaduk kuat dan diinkubasi selama 30 menit

Ditambahkan 200 µl GBT buffer

• Dihomogenkan (5 detik) dan diinkubasi (60oC selama 20 menit)

Ditambahkan 200 µl larutan etanol

• Dihomogenkan (10 detik) dan dipindahkan ke GD column dan disentrifus dengan kecepatan 1500 rpm selama 2 menit

Ditambahkan 400 µl larutan WI buffer

• Disentrifus pada kecepatan 1500 rpm (30 detik)

Ditambahkan 600 µl Wash buffer + etanol

• Disentrifus pada kecepatan 1500 rpm (30 detik)

Column matrix dari GD column disentrifus kemudian ditambahkan 100 µl larutan

elution buffer yang telah dipanaskan dan dibiarkan

selama 5 menit

Eluen disentrifus dengan kecepatan 1500

rpm selama 30 detik

Dibaca dengan spektrofotometer U-

2001 Merk Hitachi 670 µm pada panjang

gelombang 260 µm

Ekstraksi sampel dalam oven (50-60oC)

• Digerus dan dihomogenkan dalam tabung reaksi

Ditambahkan 10 ml KOH 1 N

• Diletakkan pada penangas air 37oC (5 jam)

Diletakkan di wadah berisi es ditambahkan 100 µl HCl 6 N

Ditambahlan 5 ml TCA 5%

• Disentrifus dengan kecepatan 2500 rpm selama 10 menit

Supernatan yang dihasilkan dituang pada tabung 15 ml

dan disimpan

Pelet yang diperoleh diekstraksi ulang dengan 5 ml TCA 5%

• Disentrifus dengan kecepatan 2500 rpm selama 15 menit

Supernatan hasil ekstraksi pertama dan kedua

diencerkan sampai volume 15 ml dengan TCA 5%

Tabung reaksi diberi label blank, standar, dan sampel

untuk pewarnaan dan pengujian kadar RNA

Diisi reagen FeCl3 0.1% dan 100 µl orcinol 10.75% (kuning)

Ditutup dengan aluminium foil dan

diletakkan pada penangas selama 30

menit (hijau)

Dibaca dengan spektrofotometer U-

2001 Merk Hitachi 670 µm pada panjang

gelombang 280 µm

Page 28: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Lam

pir

an 3

H

asil

anal

isis

kin

erja

org

an t

esti

s an

ak t

ikus

usi

a 28 h

ari

Gro

up

Sta

tist

ics

K

EL

OM

PO

K

N

Mea

n

Std

. D

evia

tio

n

Std

. E

rro

r M

ean

Bo

bo

t B

asah

K

ontr

ol

3

.12

933

.02

297

9

.01

326

7

Per

lakuan

3

.1

33

20

.02

281

4

.01

317

2

Bo

bo

t K

erin

g

Ko

ntr

ol

3

.01

967

.00

300

9

.00

173

7

Per

lakuan

3

.0

21

83

.00

410

2

.00

236

8

To

talK

adar

DN

A

Ko

ntr

ol

3

1.6

822

0E

1

5.6

648

08

3

.27

05

78

Per

lakuan

3

1

.39

63

7E

1

1.3

749

39

.7

93

82

1

To

tal

Kad

ar R

NA

K

ontr

ol

3

7.2

469

0E

1

11

.928

803

6

.88

70

98

Per

lakuan

3

1

.04

63

4E

2

14

.762

602

8

.52

31

93

Kad

ar H

orm

on T

esto

ster

on

K

ontr

ol

3

.46

100

.08

487

0

.04

900

0

Per

lakuan

3

.3

91

00

.04

849

7

.02

800

0

17

Page 29: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Ind

epen

den

t S

am

ple

s T

est

Leven

e's

Tes

t fo

r

Eq

ual

ity o

f

Var

iance

s

t-te

st f

or

Eq

ual

ity o

f M

eans

F

Sig

. t

df

Sig

. (2

-

tail

ed)

Mea

n

Dif

fere

nce

Std

. E

rro

r

Dif

fere

nce

95

% C

onfi

dence

Inte

rval

of

the

Dif

fere

nce

Lo

wer

U

pp

er

Bo

bo

t

Bas

ah

Eq

ual

var

iance

s as

sum

ed

.01

1

.92

1

-.2

07

4

.8

46

-.0

03

86

7

.01

869

5

-.0

55

77

2

.04

803

9

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

-.2

07

4

.00

0

.84

6

-.0

03

86

7

.01

869

5

-.0

55

77

3

.04

804

0

Bo

bo

t

Ker

ing

Eq

ual

var

iance

s as

sum

ed

.59

8

.48

3

-.7

38

4

.5

02

-.0

02

16

7

.00

293

7

-.0

10

32

1

.00

598

8

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

-.7

38

3

.66

9

.50

5

-.0

02

16

7

.00

293

7

-.0

10

61

9

.00

628

6

To

tal

Kad

ar D

NA

E

qual

var

iance

s as

sum

ed

3.8

48

.12

1

.84

9

4

.44

4

2.8

583

33

3

.36

55

36

-6

.48

58

94

1

2.2

02

560

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

.84

9

2.2

35

.47

7

2.8

583

33

3

.36

55

36

-1

0.2

57

69

9

15

.974

365

To

tal

Kad

ar R

NA

E

qual

var

iance

s as

sum

ed

.32

5

.59

9

-2.9

35

4

.04

3

-32

.16

533

3

10

.957

962

-6

2.5

89

51

2

-1.7

41

154

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

-2.9

35

3.8

31

.04

5

-32

.16

533

3

10

.957

962

-6

3.1

25

88

1

-1.2

04

785

Kad

ar H

orm

on

Tes

tost

ero

n

Eq

ual

var

iance

s as

sum

ed

1.2

63

.32

4

1.2

40

4

.28

3

.07

000

0

.05

643

6

-.0

86

69

1

.22

669

1

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

1.2

40

3.1

80

.29

8

.07

000

0

.05

643

6

-.1

03

97

9

.24

397

9

18

Page 30: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Lam

pir

an 4

H

asil

anal

isis

kin

erja

org

an t

esti

s an

ak t

ikus

usi

a 42 h

ari

Gro

up

Sta

tist

ics

K

EL

OM

PO

K

N

Mea

n

Std

. D

evia

tio

n

Std

. E

rro

r M

ean

Bo

bo

t B

asah

K

ontr

ol

3

.46

177

.09

524

5

.05

499

0

Per

lakuan

3

.8

05

63

.19

905

7

.11

492

6

Bo

bo

t K

erin

g

Ko

ntr

ol

3

.06

717

.01

589

7

.00

917

8

Per

lakuan

3

.1

05

53

.02

400

4

.01

385

9

To

tal

Kad

a rD

NA

K

ontr

ol

3

1.3

845

7E

1

3.5

245

39

2

.03

48

94

Per

lakuan

3

1

.22

16

7E

1

2.1

278

20

1

.22

84

97

To

tal

Kad

ar R

NA

K

ontr

ol

3

2.3

705

6E

2

51

.808

120

2

9.9

11

432

Per

lakuan

3

3

.70

83

2E

2

61

.746

971

3

5.6

49

630

Kad

ar H

orm

on T

esto

ster

on

K

ontr

ol

3

.32

933

.04

606

9

.02

659

8

Per

lakuan

3

.4

26

33

.11

689

5

.06

748

9

19

Page 31: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Ind

epen

den

t S

am

ple

s T

est

Leven

e's

Tes

t fo

r

Eq

ual

ity o

f

Var

iance

s t-

test

fo

r E

qual

ity o

f M

eans

F

Sig

. t

df

Sig

. (2

-

tail

ed)

Mea

n

Dif

fere

nce

Std

. E

rro

r

Dif

fere

nce

95

% C

onfi

dence

Inte

rval

of

the

Dif

fere

nce

Lo

wer

U

pp

er

Bo

bo

t B

asah

E

qual

var

iance

s as

sum

ed

3.0

06

.15

8

-2.6

99

4

.0

54

-.3

43

86

7

.12

740

4

-.6

97

59

7

.00

986

4

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

-2.6

99

2

.87

0

.07

7

-.3

43

86

7

.12

740

4

-.7

59

90

0

.07

216

6

Bo

bo

t K

erin

g

Eq

ual

var

iance

s as

sum

ed

.82

8

.41

4

-2.3

08

4

.0

82

-.0

38

36

7

.01

662

3

-.0

84

51

8

.00

778

5

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

-2.3

08

3

.47

1

.09

2

-.0

38

36

7

.01

662

3

-.0

87

42

7

.01

069

3

To

tal

Kad

ar D

NA

E

qual

var

iance

s as

sum

ed

.86

7

.40

5

.68

5

4

.53

1

1.6

290

00

2

.37

69

72

-4

.97

05

34

8

.22

85

34

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

.68

5

3.2

87

.53

8

1.6

290

00

2

.37

69

72

-5

.57

53

92

8

.83

33

92

To

tal

Kad

ar R

NA

E

qual

var

iance

s as

sum

ed

.11

5

.75

2

-2.8

75

4

.0

45

-13

3.7

756

67

4

6.5

35

899

-2

62

.98

00

36

-4

.57

12

97

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

-2.8

75

3

.88

3

.04

7

-13

3.7

756

67

4

6.5

35

899

-2

64

.53

23

99

-3

.01

89

34

Kad

ar H

orm

on

Tes

tost

ero

n

Eq

ual

var

iance

s as

sum

ed

1.9

38

.23

6

-1.3

37

4

.2

52

-.0

97

00

0

.07

254

1

-.2

98

40

7

.10

440

7

Eq

ual

var

iance

s no

t as

sum

ed

-1.3

37

2

.60

7

.28

6

-.0

97

00

0

.07

254

1

-.3

48

87

5

.15

487

5

20

Page 32: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Lam

pir

an 5

H

asil

anal

isis

kin

erja

org

an t

esti

s an

ak t

ikus

usi

a 56 h

ari

Gro

up

Sta

tist

ics

K

EL

OM

PO

K

N

Mea

n

Std

. D

evia

tio

n

Std

. E

rro

r M

ean

Bo

bo

t B

asah

K

ontr

ol

3

1.1

300

3

.57

608

7

.33

260

4

Per

lakuan

3

1

.38

86

0

.41

944

5

.24

216

7

Bo

bo

t K

erin

g

Ko

ntr

ol

3

.14

580

.07

090

8

.04

093

9

Per

lakuan

3

.1

76

17

.04

544

6

.02

623

8

To

tal

Kad

ar D

NA

K

ontr

ol

3

1.2

591

2E

1

2.6

500

09

1

.52

99

83

Per

lakuan

3

1

.18

53

0E

1

.41

841

5

.24

157

2

To

tal

Kad

ar R

NA

K

ontr

ol

3

4.4

324

0E

2

19

6.5

07

71

5

11

3.4

53

78

2

Per

lakuan

3

5

.99

79

8E

2

13

5.2

04

73

7

78

.060

491

Kad

ar H

orm

on T

esto

ster

on

K

ontr

ol

3

.61

000

.14

680

9

.08

476

0

Per

lakuan

3

1

.45

26

7

.62

929

9

.36

332

6

21

Page 33: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

Ind

epen

den

t S

am

ple

s T

est

Leven

e's

Tes

t fo

r

Eq

ual

ity o

f V

aria

nce

s t-

test

fo

r E

qual

ity o

f M

eans

F

Sig

. t

df

Sig

. (2

-

tail

ed)

Mea

n

Dif

fere

nce

Std

. E

rro

r

Dif

fere

nce

95

% C

onfi

dence

Inte

rval

of

the

Dif

fere

nce

Lo

wer

U

pp

er

Bo

bo

t B

asah

E

qual

var

iance

s as

sum

ed

.15

8

.71

1

-.6

28

4

.5

64

-.2

58

56

7

.41

142

5

-1.4

00

865

.8

83

73

1

Eq

ual

var

iance

s no

t

assu

med

-.6

28

3

.65

5

.56

7

-.2

58

56

7

.41

142

5

-1.4

44

628

.9

27

49

5

Bo

bo

t K

erin

g

Eq

ual

var

iance

s as

sum

ed

.33

0

.59

6

-.6

25

4

.5

66

-.0

30

36

7

.04

862

5

-.1

65

37

2

.10

463

8

Eq

ual

var

iance

s no

t

assu

med

-.6

25

3

.40

6

.57

2

-.0

30

36

7

.04

862

5

-.1

75

18

7

.11

445

3

To

tal

Kad

ar D

NA

E

qual

var

iance

s as

sum

ed

11

.069

.02

9

.47

7

4

.65

9

.73

820

0

1.5

489

37

-3

.56

23

39

5

.03

87

39

Eq

ual

var

iance

s no

t

assu

med

.47

7

2.1

00

.67

9

.73

820

0

1.5

489

37

-5

.63

22

00

7

.10

86

00

To

tal

Kad

ar R

NA

E

qual

var

iance

s as

sum

ed

.14

8

.72

0

-1.1

37

4

.31

9

-15

6.5

584

33

1

37

.71

420

0

-53

8.9

143

51

2

25

.79

748

4

Eq

ual

var

iance

s no

t

assu

med

-1.1

37

3.5

47

.32

7

-15

6.5

584

33

1

37

.71

420

0

-55

8.9

690

24

2

45

.85

215

8

Kad

ar H

orm

on

Tes

tost

ero

n

Eq

ual

var

iance

s as

sum

ed

7.8

76

.04

8

-2.2

59

4

.08

7

-.8

42

66

7

.37

308

2

-1.8

78

508

.1

93

17

5

Eq

ual

var

iance

s no

t

assu

med

-2.2

59

2.2

17

.14

0

-.8

42

66

7

.37

308

2

-2.3

06

325

.6

20

99

1

22

Page 34: PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA ORGAN … · Pada hewan jantan, sel interstitial (sel Leydig) pada. ... dapat menurunkan jumlah sperma dalam testis dan epididymis(Lee . et al.

RIWAYAT HIDUP

Resya Soffiana Binti Yassin dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1990 di

Hospital Queen Elizabeth, Sabah, Malaysia.Merupakan putri dari pasangan Yassin

Muhammad dan Wan Masamah Wan Abedin.Anak kedua dari empat

bersaudara.Penulis menjalani Pendidikan Menengah Rendah dan Atas di Sekolah

Menengah Kebangsaan Tebobon Sabah pada tahun 2003-2007.Pada tahun 2008

penulis diterima masuk ke Program Tingkat Persiapan Bersama (TPB), Institut

Pertanian Bogor.Pada tahun 2009, penulis masuk sebagai mahasiswa Fakultas

Kedokteran Hewan di Institut Pertanian Bogor untuk melanjutkan pendidikan

sarjana.

23