Top Banner
Universitas Gadjah Mada 1 BAB II PENYAKIT PADA RONGGA MULUT Gangguan di daerah rongga mulut dibedakan menjadi 3 macam yaitu : (1) Perkembanaan yang abnormal dan gangguan yang bersifat kongenital (2) Abnormalitas herediter serta (3) Lesit perolehan. Gangguan kongenital bisa berupa : fisura, celah mulut (cleft), pigmentasi yang lain dari biasanya, serta kelainan fisiologis. Meskipun relatif jarang, kelainan tersebut bisa saja muncul dan menjadi keluhan pemilik hewan. Bibir : Beberapa ras anjing memiliki fisura mulut (rima oris) lebih kecil dari pada ras lainnya dan menyebabkan peka terhadap cheilitis (radang bibir). Sebagai contoh : ras Spaniel memiliki lipatan bibir lateral yang spesifik dan dapat berkembang menjadi cheilitis. Lidah : Gangguan kongenital dapat berupa "protrusio lateralis" yang tidak terlihat tanpa lidah dijulurkan. Masalah ini meskipun tidak mengganggu proses makan dan tidak menyebabkan gangguan yang berarti, kadang-kadang dokter hewan perlu melakukan eksisi untuk mengkoreksi kelainan tersebut. Abnormalitas yang bersifat herediter dibagian mulut dapat berupa : Harelip, bibir atas yang tertarik, Rahang bawah yang terlalu panjang (brachignatismus), jumlah gigi yang tidak sesuai (oligodontia), rahang bawah yang terlalu pendek (prognatismus), hipertropi gusi keturunan dan gigi desiduata yang menetap. Lesi perolehan disertai infeksi kuman saprofit dan patogenik sering terjadi pada anjing. Infeksi tersebut biasanya berhubungan dengan kejadian supurasi, nekrosis, hiperplasia epitel, pembentukan jaringan granulasi dan fistula. Macam penyakit pada rongga mulut 1. Papilomatosis oral Infeksi alamiah dari papilomatosis oral pada anjing pertama kali diketahui tahun 1898. Pada tahun 1930 pertumbuhan tumor tersebut dapat dipindahkan dengan menyuntikkan material yang terdapat pada kutil, setelah disaring terlebih dahulu. Papilomatosis oral biasa timbul pada anjing muda dengan masa inkubasi 30 hari atau lebih lama. Biasanya papilomata muncul setelah 2-6 minggu dan kesembuhan dapat terjadi setelah timbul respon imun pada infeksi ulang. Gejala yang timbul antara lain : disfagia, disoreksia, dismasesia, hipersalivasi dan hemoragi. Jaringan tumor dapat tumbuh dimana saja di daerah mulut, namun biasanya tidak sampai ke faring. Warna jaringan keabu-abuan dengan ukuran bervariasi dari kecil sampai besar dengan permukaan yang kasar. Penanganan untuk menghilangkan jaringan tumor dapat dengan cara operasi, namun penanganan secara operatif membutuhkan ketelatenan dan kemungkinan akan terjadi cukup banyak perdarahan. Penggunaan elektrosurgery akan sangat membantu mencegah terjadinya perdarahan. Pelaksanaan operasi sebaiknya dilakukan dengan menggunakan anestesi umum, dari golongan barbiturat atau yang non barbiturat. Penggunaan otovaksin dari jaringan kutil dapat
14

Penyakit Pada Rongga Mulut

May 26, 2017

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 1

BAB II

PENYAKIT PADA RONGGA MULUT

Gangguan di daerah rongga mulut dibedakan menjadi 3 macam yaitu : (1)

Perkembanaan yang abnormal dan gangguan yang bersifat kongenital (2) Abnormalitas

herediter serta (3) Lesit perolehan. Gangguan kongenital bisa berupa : fisura, celah mulut

(cleft), pigmentasi yang lain dari biasanya, serta kelainan fisiologis. Meskipun relatif jarang,

kelainan tersebut bisa saja muncul dan menjadi keluhan pemilik hewan. Bibir : Beberapa ras

anjing memiliki fisura mulut (rima oris) lebih kecil dari pada ras lainnya dan menyebabkan

peka terhadap cheilitis (radang bibir). Sebagai contoh : ras Spaniel memiliki lipatan bibir

lateral yang spesifik dan dapat berkembang menjadi cheilitis. Lidah : Gangguan kongenital

dapat berupa "protrusio lateralis" yang tidak terlihat tanpa lidah dijulurkan. Masalah ini

meskipun tidak mengganggu proses makan dan tidak menyebabkan gangguan yang berarti,

kadang-kadang dokter hewan perlu melakukan eksisi untuk mengkoreksi kelainan tersebut.

Abnormalitas yang bersifat herediter dibagian mulut dapat berupa : Harelip, bibir atas yang

tertarik, Rahang bawah yang terlalu panjang (brachignatismus), jumlah gigi yang tidak sesuai

(oligodontia), rahang bawah yang terlalu pendek (prognatismus), hipertropi gusi keturunan

dan gigi desiduata yang menetap. Lesi perolehan disertai infeksi kuman saprofit dan

patogenik sering terjadi pada anjing. Infeksi tersebut biasanya berhubungan dengan kejadian

supurasi, nekrosis, hiperplasia epitel, pembentukan jaringan granulasi dan fistula.

Macam penyakit pada rongga mulut

1. Papilomatosis oral

Infeksi alamiah dari papilomatosis oral pada anjing pertama kali diketahui tahun 1898.

Pada tahun 1930 pertumbuhan tumor tersebut dapat dipindahkan dengan menyuntikkan

material yang terdapat pada kutil, setelah disaring terlebih dahulu. Papilomatosis oral biasa

timbul pada anjing muda dengan masa inkubasi 30 hari atau lebih lama. Biasanya

papilomata muncul setelah 2-6 minggu dan kesembuhan dapat terjadi setelah timbul respon

imun pada infeksi ulang. Gejala yang timbul antara lain : disfagia, disoreksia, dismasesia,

hipersalivasi dan hemoragi. Jaringan tumor dapat tumbuh dimana saja di daerah mulut,

namun biasanya tidak sampai ke faring. Warna jaringan keabu-abuan dengan ukuran

bervariasi dari kecil sampai besar dengan permukaan yang kasar. Penanganan untuk

menghilangkan jaringan tumor dapat dengan cara operasi, namun penanganan secara

operatif membutuhkan ketelatenan dan kemungkinan akan terjadi cukup banyak perdarahan.

Penggunaan elektrosurgery akan sangat membantu mencegah terjadinya perdarahan.

Pelaksanaan operasi sebaiknya dilakukan dengan menggunakan anestesi umum, dari

golongan barbiturat atau yang non barbiturat. Penggunaan otovaksin dari jaringan kutil dapat

Page 2: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 2

dicoba untuk dipergunakan, yaitu dengan mengambil beberapa jaringan yang dianggap

mengandung virus yang cukup banyak, jaringan dicuci, dibersihkan untuk kemudian

dipotong-potong dan digerus dengan mortir. Jaringan yang telah digerus kemudian diberi

pelarut alami (NaCl fisiologis steril) kemudian disaring dengan kertas saring. Larutan hasil

penyaringan diberi antibiotika kemudian diinjeksikan secara subkutan. Reaksi yang baik

akan timbul pada 1 - 2 minggu, dimana jaringan tumor yang ada dimulut akan lepas satu

demi satu tergantung dari kekebalan yang dihasilkan melalui pemberian vaksin tersebut.

2. Granuloma piogenik

Inflamasi kronis dari jaringan mulut dapat berkembang menjadi proliferasi dari jaringan

granulasi yang biasanya dikenal sebagai granuloma piogenik / bernanah. Infeksi kecil

dengan atau tanpa benda asing kemungkinan merupakan faktor pemacu munculnya

granuloma. Proliferasi dari granulasi kemungkinan merupakan perkembangan dari

pernanahan permukaan mukosa pada fase awal, namun biasanya terjadi akibat reaksi

radang kronis yang melanjut dan mengakibatkan pertumbuhan abnormal dari sel epitel

mukosa mulut. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa : adanya lesi dengan ukuran yang

bervariasi tergantung lama infeksi, banyaknya iritasi, tipe mikroorganisme dan resistensi

jaringan; disfagia, hipersalivasi, fetor oral dan gejala lain seperti hilangnya nafsu makan dan

minum serta stres. Jaringan granulasi yang masih baru berwarna merah kecoklatan,

bernanah dan sulit diambil dari permukaan mukosa mulut. Jaringan granulasi tua berwarna

merah muda dengan permukaan yang halus dan tumpul. Dengan bantuan anestesi umum,

operasi dapat dijalankan untuk mengambil jaringan granulasi secara total disertai dengan

penyinaran dengan sinar X dosis 150-300 rontgen unit per detik atau selama 3 hari berturut-

turut setiap harinya 1 kali treatmen.

3. Benda asing

Anjing sering dengan tidak disengaja menelan benda asing yang masuk bersama

makanan karena cepatnya anjing dalam mengambil dan menelan makanan tersebut, atau

kondisi kelaparan yang amat sangat. Benda asing yang masuk bisa berupa potongan kayu,

jarum, tulang, mata kail, kawat bahkan potongan besi maupun mur-baut.

Pengalaman dalam praktek pernah didapati seekor anjing jenis Tekel/ Daschhund mati

akibat menelan mur dan baut yang cukup besar, sehingga menyebabkan pemuntiran

sekaligus intususepsi hingga membuntui saluran usus. Benda asing yang masuk dimulut

seringkali terselip diantara gigi premolar dan molar, namun juga kadang-kadang menancap

pada gusi di sekitar vestibulum.

Gejala klinis yang mungkin muncul adalah : disfagia, disoreksia, hipersalivasi, disertai

dengan bau busuk di mulut (halitosis). Bila diketahui kondisi dan penyebabnya, penanganan

Page 3: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 3

masalah ini sangatlah mudah, karena benda asing tinggal dikeluarkan dari mulut dan

masalah kemudian dapat terselesaikan, namun kadang-kadang kondisi baru diketahui ketika

benda asing yang menancap telah menyebabkan gangguan lain seperti perdarahan atau

infeksi / abses atau bahkan sampai menunjukkan tanda-tanda lainnya yang kadang-kadang

mengaburkan diagnosis. Bila kondisi mulut terlihat parah, disertai gejala agresivitas perlu

dicurigai kemungkinan anjing menderita rabies, meskipun untuk saat sekarang pemilik anjing

telah memperhatikan keadaan hewan kesayangannya dengan lebih baik yaitu secara rutin

anjing divaksinasi rabies. Lesi lain yang mungkin dapat ditemukan sebagai bagian dari

gangguan oleh benda asing dalam mulut adalah adanya jaringan yang berproliferasi tumbuh

menjadi jaringan granulasi. Penanganan dapat dilakukan dengan bantuan anestesi umum

dan jaringan granulasi harus dieksisi. Bila eksisi dilakukan pada granulasi yang kecil, maka

penanganan setelah jaringan diinsisi, kemudian ditekan dengan kasa yang diberi antiseptika

atau jika jaringan granulasi yang dieksisi terlalu besar, maka diperlukan jahitan dengan

benang catgut pada lesi hasil pengambilan jaringan granulasi tersebut.

4. Tumor

Kejadian tumor mulut pada anjing cukup sering terjadi. Data statistik menunjukkan

bahwa setiap 1000 ekor anjing, 1 ekor dipastikan menderita tumor mulut seperti : epulis

fibromatous, hiperplasia gusi atau papilomatosis. Diantara jenis-jenis tumor maka melanoma

malignan merupakan jenis tumor yang. paling sering didapati pada anjing jantan tua. Jenis

tumor daerah mulut pada anjing yang telah diketahui :155 jenis bersifat ganas dan 146 jenis

lainnya bersifat tidak ganas / jinak. Kecuali epulis (tumor jinak yang biasa terjadi pada gusi

daerah tepi gigi), hiperplasia gusi dan papiloma, kejadian tumor jinak pada anjing sangat

jarang. Apabila ditemukan jenis tumor yang ada mungkin berupa: adamantinoma, adenoma,

fibroma, hemangioma, histiositoma, lipoma, melanoma, odontoma, dan papiloma yang

disebabkan agen yang bukan virus. Perlu diingat, tumor jinak ditandai dengan: (1) lambatnya

pertumbuhan jaringan, terlokalisir, (2) tidak terasa sakit, (3) berkapsula, serta (4) tidak

bermetastasis dan pedunkulasi.

Penanganan dilakukan dengan bantuan anestesi umum, kemudian jaringan tumbuh

ganda dieksisi dengan skalpel atau dengan elektrosurgery. Catgut digunakan untuk ligasi

dan menjahit jaringan yang diinsisi cukup dalam, namun bila luka yang ditimbulkan melalui

insisi tidak terlalu dalam atau kita menggunakan elektrokoagulasi, maka luka dapat ditangani

tanpa dijahit. Berbeda dengan letak tumor jinak, tumor ganas (malignan) ditemukan pada

jaringan sekitar rongga mulut. Tanda-tanda jaringan tumor ganas adalah : (1) Cepatnya

pertumbuhan jaringan, (2) Difus, (3) Infiltratif, (4) Sakit, ada ulserasi. indurasi. perdarahan

dan (5) Pembesaran nodus limfatikus regional. Gejala umum berupa batuk, dispnea, dan

emasiasi muncul bila kondisi sudah cukup parah.

Page 4: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 4

Diagnosis positif didasarkan dengan pemeriksaan histopatologis potongan jaringan

tumor dengan mikroskop. Untuk menuntaskan permasalahan, pemeriksaan radiografi daerah

thorax sangat penting artinya, mengingat keganasan pertumbuhan jaringan mungkin telah

menyebabkan penyebaran sel tumor didaerah paru-paru. Penyebaran yang diketahui sangat

bermanfaat dalam menentukan prognosis dari anjing tersebut, sangat perlu untuk diketahui.

Hasil foto rontgen dari thorax akan dapat membantu untuk mengetahui ada atau tidaknya

metastasis. Beberapa jenis tumor ganas yang sering menyerang anjing adalah : melanoma

malignan, squamous cell carcinoma, adenokarsinoma, basal-sel karsinoma, fibrosarkoma,

kondrosarkoma, osteosarkoma, rabdomiosarkoma dan osteogenik sarkoma.

Penanganan tumor ganas didasarkan atas kondisi secara keseluruhan dari hewan

yang menderita. Berkaitan dengan kemampuan metastasisnya, prognosis hampir dipastikan

selalu jelek/ infausta. Hal ini sangat perlu dijelaskan pada pemilik agar pemilik memahami

kondisi hewan yang disayanginya pada saat itu. Bila metastasis sudah sampai ke paru-paru

dan kondisi hewan sudah menunjukkan kelemahan, maka tindakan yang paling tepat adalah

dengan melakukan etanasi dengan tujuan mengurangi/ menghentikan penderitaan. Apabila

masih memungkinkan, maka tindakan operasi dengan mengeksisi jaringan tumor utama

adalah tindakan yang paling sering dilakukan, namun sedapat mungkin pengambilan

jaringan dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar jaringan tumor bisa secara keseluruhan

diangkat. Karena pembentukan jaringan tumor disertai dengan pembentukan pembuluh-

pembuluh darah yang baru, maka penggunaan electrosurgery / pisau dengan cauter sangat

bermanfaat untuk mengurangi perdarahan. Jika biopsi jaringan tumor membuktikan adanya

pertumbuhan sel ganas, maka operasi harus dilakukan dengan segera, karena

keterlambatan penanganan beresiko terjadinya metastasis di daerah organ vital tubuh.

5. Gangguan pada gigi

Seperti telah disinggung didepan, kesehatan gigi saat ini merupakan trend yang sudah

mulai membudaya bagi pemilik hewan kesayangan. Kesadaran akan kedekatan hewan

peliharaan tersebut dengan tuannya merupakan alasan pemilik untuk tetap memelihara

kebersihan hewan termasuk kebersihan gigi. Dalam menangani masalah gigi, seorang

dokter hewan wajib menguasai berbagai masalah yang berkaitan dengan organ yang akan

dihadapinya. Masalah anatomi merupakan hal pertama yang harus dikuasai, seperti halnya

penanganan organ lainnya. Pada masalah gigi, hal pertama yang harus diketahui adalah

berapa jumlah gigi dan bagaimana gigi tersebut tumbuh. Pada umumnya, bayi anjing

memiliki 28 gigi desiduata (gigi sementara) yang berupa gigi insisivus, kaninus dan premolar.

Anak anjing tidak memiliki molar, dengan suatu perkecualian, anak anjing lahir tanpa gigi.

Gigi desiduata pertama (kaninus) muncul setelah anak anjing berumur 3-4 minggu.

Page 5: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 5

Berikutnya baru muncul insisivus dan premolar. Premolar terakhir kemudian mengalami

erupsi kira-kira umur 6 minggu.

Anak anjing memiliki gigi tetap setelah berumur 4-5 bulan dengan urutan

pergantiannya adalah insisivus, kaninus dan premolar. Molar terakhir akan muncul pada

umur 6-7 bulan. Pada saat proses pergantian gigi, akar gigi sementara akan diserap dan gigi

dewasa akan tumbuh menggantikan gigi sebelumnya. Kadang-kadang pada pergantian gigi

tersebut, gigi sementara tetap berada pada tempatnya semula, sehingga perlu untuk dicabut

agar tidak mengganggu proses menggigit si anjing. Untuk itu, disarankan kepada pemilik

untuk selalu melakukan pemeriksaan secara rutin pada umur anak anjing 3-6 bulan.

Pemeriksaan itu tidak perlu ke dokter hewan, namun bisa dilakukan sendiri di rumah dengan

pengamatan terhadap cara mengunyah hewan atau memeriksa gigi secara langsung.

Gambar 2. Skema gigi anjing : I. Mahkota gigi; II. Leher gigi; III. Akar gigi. (1) Email

(2) Dentin (3) Pulpa (4) Mukosa (5) Alveolar plate.

Prediksi umur dengan melihat gigi

Pada umumnya (meskipun dengan variasi berbeda) kita bisa menafsirkan umur anjing

dengan melihat gigi anjing tersebut. Metoda penafsiran didasarkan atas gambaran yang

terlihat pada gigi seri. Anjing pada umur 1,5 tahun biasanya separo bawah dari sisi

pemotong dari gigi seri terlihat datar dengan sedikit tar-tar pada gigi taringnya. Gambaran

perkembangan kondisi tersebut itulah yang sering dipergunakan untuk memprediksi umur

anjing, semakin aus dan banyak tar-tar berarti semakin tua. Selain gambaran tersebut,

jumlah gigi anjing dewasa seringkali memang tidak sama. Meskipun pada umumnya gigi

anjing dewasa berjumlah 42, namun anjing dengan ras moncong pendek kadang-kadang

Page 6: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 6

memiliki gigi yang lebih sedikit. Jumlah yang berkurang ini karena berkaitan dengan kondisi

rahangnya yang pendek. Anjing jenis doberman pincher mungkin memiliki gigi premolar lebih

sedikit dibanding anjing pada umumnya.

Gambaran kebalikan adalah bertambahnya jumlah gigi. Beberapa kasus dilapangan

menunjukkan bahwa gigi seri anjing biasanya sering memiliki jumlah lebih banyak, sehingga

menyebabkan gigi memuntir dan terkesan overlapping. Kelebihan gigi ini semestinya harus

dicabut sebab saat ini jumlah gigi yang tidak seharusnya sering dipermasalahkan dalam

setiap kontes anjing kesayangan, karena dianggap suatu kelainan dan tidak masuk dalam

kategori ras yang standar. Pada umumnya rumus gigi anjing adalah :

Gigi desiduata/sementara : 3 1 3 I : Insisivus

2 ( I - C - P) = 28 C : Caninus

3 1 3 P : Premolar

Gigi permanen/ dewasa : 3 1 4 2

2 ( I - C - P - M ) = 42

3 1 4 2

Kalkulus gigi

Kalkulus gigi adalah endapan keras dan kompak pada permukaan gigi yang berwarna

coklat kehitaman. Terbentuknya kalkulus merupakan hasil kalsifikasi dari plak yang

menempel pada permukaan gigi. Plak sendiri adalah suatu lapisan tipis seperti gel yang

melekat pada permukaan gigi yang terdiri dari gabungan bakteri, produk organik dan

an organik hasil sekresi mulut dan sel epitel mukosa mulut. Faktor predisposisi dari kalkulus

adalah : (1) Permukaan kasar dari gigi; (2) Malposisi / letak tidak teratur dari gigi; (3)

Kebersihan mulut yang kurang; (4) Pengaruh pH dari mulut dan (5) Terjadinya proses

mikrobiologis yang komplek pada mulut.

Proses kejadian dan mekanisme terjadinya kalkulus atau karies digambarkan secara

singkat sebagai reaksi antara gula dari pakan dengan bakteri dalam plak serta unsur gigi

(email atau dentin) yang kemudian setelah dimetabolisme lebih lanjut oleh bakteri akan

terbentuklah karies (demineralisasi). Karbohidrat (gula) yang merupakan salah satu unsur

dalam makanan hewan merupakan bahan yang dapat menurunkan pH mulut secara

perlahan-lahan. Keasaman (pH) mulut sangat penting diperhatikan karena faktor penurunan

pH dibawah 5,5 dapat menyebabkan proses mineralisasi dari gigi berhenti. Disamping itu,

gula (sukrosa, glukosa) setelah dimetabolisme membentuk polisakarida akan membantu

memudahkan bakteri melekat pada gigi dan dapat dipergunakan oleh bakteri sebagai

Page 7: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 7

cadangan energi metabolisme pembentukan karies (kariogenik). Selain gula, bakteri juga

berperan aktif dalam membentuk karies gigi. Streptococcus mutan dan laktobasilus adalah

bakteri yang bersifat kariogenik karena membentuk banyak sekali polisakarida dan tentunya

menimbulkan karies. Plak bakteri adalah suatu struktur bakteri yang terorganisir dan lengket

pada permukaan gigi. Pendukung utama yang memudahkan penempelan plak adalah

kondisi gigi itu sendiri. Karies biasanya tumbuh didaerah yang memiliki fisural lekukan.

Fisura sendiri akan muncul didaerah gigi yang mengalami proses erupsi, karena permukaan

gigi yang kasar tersebut sangat memudahkan plak yang berbentuk seperti gel untuk

menempel. Dipermukaan gigi yang halus meskipun lapisan plak bisa saja menempel, namun

biasanya karena perlekatan yang tidak kuat penempelan akan mudah terlepas bersamaan

dengan hewan mengadakan proses kegiatan menggigit tulang sebagai suatu kegiatan rutin.

Secara ringkas konsep terjadinya kalkulus / tar-tar dibedakan menjadi 3 tahap : (1)

Penggabungan dan pengikatan bahan (2) Pengembangan plak dan (3) Mineralisasi plak

Page 8: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 8

Cara penanganan

Penanganan tar-tar sebenarnya sangatlah mudah. Namun, untuk dapat mengambil tar-

tar hewan harus dianestesi umum terlebih dahulu. Hal ini berbeda dengan pada manusia,

yang tidak memerlukan anestesi karena manusia bisa mentaati perintah membuka mulut

sedemikian rupa sehingga penggunaan agen anestesi hanya diperlukan saat pencabutan

gigi. Penggunaan anestesi umum pada hewan tentunya harus tetap memperhatikan syarat-

syarat hewan yang boleh dibius umum, termasuk hewan harus dipuasakan 6-12 jam

sebelum pelaksanaan. Untuk menjaga keamanan, setelah hewan terbius, endotracheal tube

dipasang agar pernapasan dapat langsung melalui pipa endotrecheal yang terpasang

tersebut dan operator tidak perlu kawatir pernapasan hewan yang dianestesi akan berhenti.

Posisi hewan pada umumnya rebah lateral kiri atau kanan tergantung kebutuhan. Cara

selanjutnya adalah membuka mulut hewan kemudian mulai membersihkan gigi dengan kain

kasa yang dibasahi dengan sedikit air. Plak yang masih berbentuk jelly sangat mudah

dibersihkan namun karena sangat berbau, maka operator diharapkan menggunakan masker

dan sarung tangan pada kegiatan tersebut. Tar-tar yang sudah mengeras tidak akan bisa

dibersihkan dengan kain kasa, maka penggunaan peralatan bedah disini berperanan

penting. Arteri klem, needle holder, sonde gigi, ekskavator / pahat gigi dan bor bilamana

perlu. Plak yang mengeras dijepit dengan arteri klem atau needle holder pada bagian dasar,

yaitu bagian yang berhubungan dengan gusi sedemikian rupa sehingga plak akan pecah.

Penggunaan bor low atau high speed kadang-kadang dipergunakan untuk memecah

kalkulus yang sangat keras. Segera setelah plak mengeras tersebut hilang, gigi sehat akan

segera tampak terlihat. Plak didaerah lekukan, misalnya disela-sela gigi dikuret dengan

ekskavator yaitu pahat dengan ujung tajam atau dengan scraper yang dapat dibeli di toko-

toko penjual alat kedokteran agar bersih dan terbebas dari tar-tar. Pecahan tar-tar diambil

dengan kasa setengah basah, kemudian gusi yang berdarah akibat pengambilan kalkulus

ditekan dengan tampon yang diberi antiseptika. Pada kelukaan dengan perdarahan yang

hebat, penggunaan adrenalin yang diaplikasikan secara topikal langsung pada gusi dan

penekanan dengan tampon cukup baik hasilnya untuk menghentikan perdarahan tersebut.

Apabila dijumpai gigi yang telah sangat goyah, maka sebaiknya gigi tersebut dicabut dengan

tang gigi atau cukup dengan needle holder saja. Kadang-kadang bila dijumpai gigi yang

masih memiliki akar kuat, hanya permukaannya saja yang rusak dan dinilai masih bisa

dipertahankan, maka upaya penambalan / restorasi sering pula dilakukan di dunia

kedokteran hewan, mengingat pencabutan menyebabkan hewan tidak memiliki gigi dan

proses mastikasi sehari-hari ketika makan akan terganggu.

Page 9: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 9

Ekstraksi gigi

Pilihan terhadap ekstraksi merupakan suatu pilihan yang terpaksa harus dilakukan

karena gigi hewan sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Ekstraksi gigi anjing saat ini masih

dilakukan dengan teknik konvensional. Prinsip dasar pencabutan gigi meliputi :

(1) Pemilihan tang / forcep yang benar :

Memilih tang gigi harus tepat mengingat pemilihan yang keliru dapat menyebabkan

penanganan tidak berjalan dengan baik. Ada 3 kategori tang yang perlu diperhatikan yaitu :

a) Tang dengan lengkung terlalu besar akan memotong / merusak korona gigi. b) Tang

dengan ujung terlalu kecil akan menghancurkan korona gigi. c) Tang dengan ujung yang

tepat dan sesuai dengan besar gigi, akan secara akurat mencabut baik bagian korona

maupun akar gigi (lihat gambar 3).

Gambar 3 : Memilih tang/ forcep yang benar

(a) lengkung terlalu besar (b) Lengkung terlalu kecil (c) Ukuran forcep yang

tepat (Hickman and Walker, 1973)

(2) Ruptur dari membran peridontal :

Membran peridontal gigi mengikat akar dengan sampai dengan dinding alveoli. Pada

beberapa kasus proses mencabut gigi memerlukan pengelupasan membran peridontal

kemudian dengan elevator kita melonggarkan kantong gigi sebelum gigi di ekstraksi.

Elevator yang sudah masuk ke antong gigi, kemudian dipergunakan untuk mencongkel ujung

akar, menahan kemudian dengan tang gigi dicabut (Gambar 4).

Page 10: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 10

(3) Mencabut gigi :

Pada saat menggunakan tang, setelah membran peridontal dikelupas, gerakan

mencabut gigi tersebut harus didasarkan atas bentuk akar gigi. Gerakan memutar dalam

mencabut hanya dipergunakan dalam mencabut gigi dengan bentuk akar conus/ lancip-

tunggal. Bagian yang tajam dari tang diaplikasikan paralel dengan axis panjang akar, ditekan

dibawah gusi dan alveolus, sampai gurat akar terlihat kemudian baru dicabut (Gambar 5).

Gambar 5. Pisau elevator disisipkan melalui sela-sela antara gusi/ alveolus dan akar gigi,

elevator ditekan dan dipergunakan untuk melepas perlekatan antara gigi

dengan gusi sesuai dengan keinginan. Bila akar gigi tertanam terlalu dalam,

membrana mukosa diinsisi sepanjang axis sentral dan lateral untuk

mengekspos alveolus,selanjutnya alveolus gigi dikelupas dan gigi dicabut.

Page 11: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 11

Restorasi gigi dan bahan restorasi

Restorasi/ perbaikan/ penambalan gigi adalah tindakan yang dilakukan untuk

memperbaiki fungsi gigi yang terganggu akibat karies atau fraktur gigi. Tujuan utama

restorasi adalah : (1) menghilangkan penyakit (2) mencegah timbulnya karies gigi dan (3)

memperbaiki fungsi gigi. Dalam melakukan restorasi, berbagai bahan dapat digunakan dan

saat ini telah tersedia berbagai bahan restorasi yang tersedia di toko-toko penjual alat dan

perlengkapan kedokteran gigi. Syarat bahan adalah yang mudah digunakan dan tahan lama.

Sifat utama bahan yang disukai adalah : (1) Tidak larut (2) Tidak korosif (3) Tidak toksik (4)

Mudah dipotong / dipoles (5) Derajad keausan harus sama dengan email (6) Adesif terhadap

gigi (7) Warna sama dengan gigi aslinya (8) Mampu melindungi gigi dari karies sekunder dan

(9) Murah harganya.

Saat ini tersedia 2 macam bahan restorasi yaitu :

1. Plastis : Lunak sebelum digunakan, contoh : amalgam

2. Rigid : Keras meskipun belum digunakan, contoh : emas

Amalgam

Dibuat dengan mencampur aloi Ag-Sn dan Hg

Reaksi : Ag3Sn + Hg Ag2Hg3 + Sn7Hg

Sifat tidak menguntungkan Sn7Hg : meningkatkan korosifitas dan melemahkan kekuatan.

Untuk dapat lebih baik kemudian diberi dengan Cu

Reaksi : AgSnCu + Hg Ag2Hg3 + Cu6Sn5

Resin

Bahan utama resin adalah bisgama, produk reaksi dan bisfenol A dan glisidil

metakrilat. Didalamnya ditambah monomer volatil trietilen glikol dimetakrilat (TEDMA) atau

metil metakrilat yang tersimpan dalam kemasan kedap cahaya. Polimerasi dengan panjang

gelombang 470 nm.

Page 12: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 12

Semen

Didasari oleh terbentuknya reaksi antara kaca silikat dengan asam. Keuntungan

pemakaian : warna sama dengan gigi dan cocok untuk gigi anterior. Preparat semen yang

tersedia : (1) semen silikat dan (2) Semen ionomer kaca. Semen ionomer kaca sering

digunakan untuk manusia, pada hewan pemakaiannya juga pernah dilaporkan dengan hasil

yang baik. Proses pengerasan seperti amalgam dimana asam bereaksi dengan partikel kaca

membentuk lapisan semen tipis yang secara bersama-sam mengikat inti partikel kaca yang

tidak bereaksi. Mula-mula terbentuk garam kalsium, berikutnya ion kalsium diganti dengan

aluminium dan membentuk semen yang keras. Sifat lainnya yang menguntungkan adalah

sifat adesinya sangat bagus.

Teknik restorasi

Gigi yang mempunyai karies diekspose, diamati dan bilamana perlu dianalisis

kerusakannya dengan foto rontgen. Apabila terdapat hiperplasia gusi, sebaiknya dilakukan

reseksi kemudian gusi dijahit kembali. Lesi dan jaringan infeksi diambil menggunakan bor

kecepatan tinggi / high speed ukuran kecil, sementara yang sulit digosok dengan kondisioner

asam poliakrilat. Syarat gigi yang akan ditambal adalah : (a) bersih, (b) bebas noda darah

dan (c) bebas dari kelembaban yang berlebihan. Setelah bersih, penambalan dapat

dilakukan dengan bahan yang tersedia kemudian permukaannya dihaluskan. Apabila bahan

yang dipergunakan adalah amalgam, setelah permukaan halus maka tambalan divernis

untuk memperkuat tambalan, namun bila menggunakan ionomer kaca permukaannya tidak

perlu divernis kembali karena bahan sudah cukup kuat.

Kasus kerusakan gigi

Gangauan Email

Infeksi bakteri dalam masalah gigi pada hewan kesayangan tidaklah sama

sebagaimana pada manusia. Gangguan lapisan gigi email pada kebanyakan kasus

disebabkan oleh : (1) Penyakit; (2) Trauma dan (3) Atrisia. Masalah tersebut jika tidak segera

ditangani kejadiannya akan semakin berat, terjadi ekpose dari pulpa, dan akhirnya gigi

tanggal. Hampir setiap gangguan pada gigi dapat ditangani / diperbaiki melalui proses

restorasi / penambalan. Sebagai persiapan, pemeriksaan dengan radiografi sangat

membantu untuk mengetahui ukuran dan kedalaman lesi pada gigi. Jika lesi sudah

mencapai pulpa (lihat skema gigi), maka terapi endodontik sangat diperlukan sebelum

penambalan. Bahan tambalan dapat menggunakan amalgama perak atau resin kompositus

yang merupakan bahan paling mudah diperoleh dan paling mudah dipergunakan. Cara

penambalan : hewan dianestesi umum terlebih dahulu, dengan boor high speed lesi

dibersihkan, permukaan diratakan dan email maupun dentin yang sudah rapuh dihilangkan.

Page 13: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 13

Ruang celah pada gigi kemudian dibersihkan dari debu dentin dan debris. Bahan tambalan

yang dipersiapkan kemudian ditambalkan pada gigi, kemudian permukaan dihaluskan. Untuk

memperkuat tambalan, permukaan kemudian divernis agar bahan tambalan menjadi lebih

kuat.

Lesi odontoklas Pada kucing

Sering disebut juga dengan feline neck lesion, feline dental resorptive lesion, external

osteoclastic lesion, idiopathic bucco-cervical tootle lesion, chronic subgingival tooth lesion,

cervical line lesion. Merupakan gangguan gigi tepatnya pada gigi. Kejadian yang terutama

dijumpai pada kucing tersebut biasanya terdapat pada gigi premolar dan molar. Gigi taring

dan gigi seri jarang terjadi. Lesi sering dijumpai pada daerah bagian gigi dekat dengan pipi

dan bibir, sedangkan bagian yang menghadap palatum jarang terjadi. Masalah ini diduga

melibatkan faktor predisposisi seperti jenis kelamin, ras dan umur. Gigi kucing yang terkena

akan mengalami pembusukan akar dan apabila sudah mencapai gusi dan terjadi gingivitis,

maka gigi akan tanggal. Gejala yang muncul adalah : rasa sakit, anoreksia, hipersalivasi,

gingivitis, hiperplasia gusi, perdarahan, gusi bergeser, dan gigi menyembul (keluar dan

rongga mulut). Pengobatan dilakukan berdasarkan gejala fisik yang ditemukan : apabila

masih stadium I atau II cukup dengan pengobatan profilaksis namun bila mencapai stadium

III / IV maka gigi harus dicabut. Berikut adalah klasifikasi lesi odontoklas dan kemungkinan

penanganannya :

Klasifikasi odontoklas dan kemunakinan penanganannya

No Stadium Gejala fisik penanganan

1 I Erosi sebagian email, namun

belum mencapai dentin

Dental profilaksis, diolesi

dengan j senyawa fluorida/

2 II Resorpsi email, hingga

mencapai dentin namun belum

ke daerah pulpa

Dental profilaksis, pengobatan

endodontik, penambalan

dengan glass ionomer atau

diekstraksi

3 III Resorpsi email, dentin hingga

mencapai pulpa

Dental profilaksis, pengobatan

endodontik, penambalan

dengan glass ionomer atau

ekstraksi

4 IV Resorpsi kronis disertai dengan

hilangnya struktur gigi,

rusaknya akat gigi dan terjadi

ankilosis/ kaku akar gigi

Ekstraksi gigi

Page 14: Penyakit Pada Rongga Mulut

Universitas Gadjah Mada 14

Gambar 6. Stadium kerusakan gigi, I. Stadium I; 2. Stadium II; 3. Stadium III