Universitas Gadjah Mada 1 BAB II PENYAKIT PADA RONGGA MULUT Gangguan di daerah rongga mulut dibedakan menjadi 3 macam yaitu : (1) Perkembanaan yang abnormal dan gangguan yang bersifat kongenital (2) Abnormalitas herediter serta (3) Lesit perolehan. Gangguan kongenital bisa berupa : fisura, celah mulut (cleft), pigmentasi yang lain dari biasanya, serta kelainan fisiologis. Meskipun relatif jarang, kelainan tersebut bisa saja muncul dan menjadi keluhan pemilik hewan. Bibir : Beberapa ras anjing memiliki fisura mulut (rima oris) lebih kecil dari pada ras lainnya dan menyebabkan peka terhadap cheilitis (radang bibir). Sebagai contoh : ras Spaniel memiliki lipatan bibir lateral yang spesifik dan dapat berkembang menjadi cheilitis. Lidah : Gangguan kongenital dapat berupa "protrusio lateralis" yang tidak terlihat tanpa lidah dijulurkan. Masalah ini meskipun tidak mengganggu proses makan dan tidak menyebabkan gangguan yang berarti, kadang-kadang dokter hewan perlu melakukan eksisi untuk mengkoreksi kelainan tersebut. Abnormalitas yang bersifat herediter dibagian mulut dapat berupa : Harelip, bibir atas yang tertarik, Rahang bawah yang terlalu panjang (brachignatismus), jumlah gigi yang tidak sesuai (oligodontia), rahang bawah yang terlalu pendek (prognatismus), hipertropi gusi keturunan dan gigi desiduata yang menetap. Lesi perolehan disertai infeksi kuman saprofit dan patogenik sering terjadi pada anjing. Infeksi tersebut biasanya berhubungan dengan kejadian supurasi, nekrosis, hiperplasia epitel, pembentukan jaringan granulasi dan fistula. Macam penyakit pada rongga mulut 1. Papilomatosis oral Infeksi alamiah dari papilomatosis oral pada anjing pertama kali diketahui tahun 1898. Pada tahun 1930 pertumbuhan tumor tersebut dapat dipindahkan dengan menyuntikkan material yang terdapat pada kutil, setelah disaring terlebih dahulu. Papilomatosis oral biasa timbul pada anjing muda dengan masa inkubasi 30 hari atau lebih lama. Biasanya papilomata muncul setelah 2-6 minggu dan kesembuhan dapat terjadi setelah timbul respon imun pada infeksi ulang. Gejala yang timbul antara lain : disfagia, disoreksia, dismasesia, hipersalivasi dan hemoragi. Jaringan tumor dapat tumbuh dimana saja di daerah mulut, namun biasanya tidak sampai ke faring. Warna jaringan keabu-abuan dengan ukuran bervariasi dari kecil sampai besar dengan permukaan yang kasar. Penanganan untuk menghilangkan jaringan tumor dapat dengan cara operasi, namun penanganan secara operatif membutuhkan ketelatenan dan kemungkinan akan terjadi cukup banyak perdarahan. Penggunaan elektrosurgery akan sangat membantu mencegah terjadinya perdarahan. Pelaksanaan operasi sebaiknya dilakukan dengan menggunakan anestesi umum, dari golongan barbiturat atau yang non barbiturat. Penggunaan otovaksin dari jaringan kutil dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Universitas Gadjah Mada 1
BAB II
PENYAKIT PADA RONGGA MULUT
Gangguan di daerah rongga mulut dibedakan menjadi 3 macam yaitu : (1)
Perkembanaan yang abnormal dan gangguan yang bersifat kongenital (2) Abnormalitas
herediter serta (3) Lesit perolehan. Gangguan kongenital bisa berupa : fisura, celah mulut
(cleft), pigmentasi yang lain dari biasanya, serta kelainan fisiologis. Meskipun relatif jarang,
kelainan tersebut bisa saja muncul dan menjadi keluhan pemilik hewan. Bibir : Beberapa ras
anjing memiliki fisura mulut (rima oris) lebih kecil dari pada ras lainnya dan menyebabkan
peka terhadap cheilitis (radang bibir). Sebagai contoh : ras Spaniel memiliki lipatan bibir
lateral yang spesifik dan dapat berkembang menjadi cheilitis. Lidah : Gangguan kongenital
dapat berupa "protrusio lateralis" yang tidak terlihat tanpa lidah dijulurkan. Masalah ini
meskipun tidak mengganggu proses makan dan tidak menyebabkan gangguan yang berarti,
kadang-kadang dokter hewan perlu melakukan eksisi untuk mengkoreksi kelainan tersebut.
Abnormalitas yang bersifat herediter dibagian mulut dapat berupa : Harelip, bibir atas yang
tertarik, Rahang bawah yang terlalu panjang (brachignatismus), jumlah gigi yang tidak sesuai
(oligodontia), rahang bawah yang terlalu pendek (prognatismus), hipertropi gusi keturunan
dan gigi desiduata yang menetap. Lesi perolehan disertai infeksi kuman saprofit dan
patogenik sering terjadi pada anjing. Infeksi tersebut biasanya berhubungan dengan kejadian
supurasi, nekrosis, hiperplasia epitel, pembentukan jaringan granulasi dan fistula.
Macam penyakit pada rongga mulut
1. Papilomatosis oral
Infeksi alamiah dari papilomatosis oral pada anjing pertama kali diketahui tahun 1898.
Pada tahun 1930 pertumbuhan tumor tersebut dapat dipindahkan dengan menyuntikkan
material yang terdapat pada kutil, setelah disaring terlebih dahulu. Papilomatosis oral biasa
timbul pada anjing muda dengan masa inkubasi 30 hari atau lebih lama. Biasanya
papilomata muncul setelah 2-6 minggu dan kesembuhan dapat terjadi setelah timbul respon
imun pada infeksi ulang. Gejala yang timbul antara lain : disfagia, disoreksia, dismasesia,
hipersalivasi dan hemoragi. Jaringan tumor dapat tumbuh dimana saja di daerah mulut,
namun biasanya tidak sampai ke faring. Warna jaringan keabu-abuan dengan ukuran
bervariasi dari kecil sampai besar dengan permukaan yang kasar. Penanganan untuk
menghilangkan jaringan tumor dapat dengan cara operasi, namun penanganan secara
operatif membutuhkan ketelatenan dan kemungkinan akan terjadi cukup banyak perdarahan.
Penggunaan elektrosurgery akan sangat membantu mencegah terjadinya perdarahan.
Pelaksanaan operasi sebaiknya dilakukan dengan menggunakan anestesi umum, dari
golongan barbiturat atau yang non barbiturat. Penggunaan otovaksin dari jaringan kutil dapat
Universitas Gadjah Mada 2
dicoba untuk dipergunakan, yaitu dengan mengambil beberapa jaringan yang dianggap
mengandung virus yang cukup banyak, jaringan dicuci, dibersihkan untuk kemudian
dipotong-potong dan digerus dengan mortir. Jaringan yang telah digerus kemudian diberi
pelarut alami (NaCl fisiologis steril) kemudian disaring dengan kertas saring. Larutan hasil
penyaringan diberi antibiotika kemudian diinjeksikan secara subkutan. Reaksi yang baik
akan timbul pada 1 - 2 minggu, dimana jaringan tumor yang ada dimulut akan lepas satu
demi satu tergantung dari kekebalan yang dihasilkan melalui pemberian vaksin tersebut.
2. Granuloma piogenik
Inflamasi kronis dari jaringan mulut dapat berkembang menjadi proliferasi dari jaringan
granulasi yang biasanya dikenal sebagai granuloma piogenik / bernanah. Infeksi kecil
dengan atau tanpa benda asing kemungkinan merupakan faktor pemacu munculnya
granuloma. Proliferasi dari granulasi kemungkinan merupakan perkembangan dari
pernanahan permukaan mukosa pada fase awal, namun biasanya terjadi akibat reaksi
radang kronis yang melanjut dan mengakibatkan pertumbuhan abnormal dari sel epitel
mukosa mulut. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa : adanya lesi dengan ukuran yang
bervariasi tergantung lama infeksi, banyaknya iritasi, tipe mikroorganisme dan resistensi
jaringan; disfagia, hipersalivasi, fetor oral dan gejala lain seperti hilangnya nafsu makan dan
minum serta stres. Jaringan granulasi yang masih baru berwarna merah kecoklatan,
bernanah dan sulit diambil dari permukaan mukosa mulut. Jaringan granulasi tua berwarna
merah muda dengan permukaan yang halus dan tumpul. Dengan bantuan anestesi umum,
operasi dapat dijalankan untuk mengambil jaringan granulasi secara total disertai dengan
penyinaran dengan sinar X dosis 150-300 rontgen unit per detik atau selama 3 hari berturut-
turut setiap harinya 1 kali treatmen.
3. Benda asing
Anjing sering dengan tidak disengaja menelan benda asing yang masuk bersama
makanan karena cepatnya anjing dalam mengambil dan menelan makanan tersebut, atau
kondisi kelaparan yang amat sangat. Benda asing yang masuk bisa berupa potongan kayu,
jarum, tulang, mata kail, kawat bahkan potongan besi maupun mur-baut.
Pengalaman dalam praktek pernah didapati seekor anjing jenis Tekel/ Daschhund mati
akibat menelan mur dan baut yang cukup besar, sehingga menyebabkan pemuntiran
sekaligus intususepsi hingga membuntui saluran usus. Benda asing yang masuk dimulut
seringkali terselip diantara gigi premolar dan molar, namun juga kadang-kadang menancap
pada gusi di sekitar vestibulum.
Gejala klinis yang mungkin muncul adalah : disfagia, disoreksia, hipersalivasi, disertai
dengan bau busuk di mulut (halitosis). Bila diketahui kondisi dan penyebabnya, penanganan
Universitas Gadjah Mada 3
masalah ini sangatlah mudah, karena benda asing tinggal dikeluarkan dari mulut dan
masalah kemudian dapat terselesaikan, namun kadang-kadang kondisi baru diketahui ketika
benda asing yang menancap telah menyebabkan gangguan lain seperti perdarahan atau
infeksi / abses atau bahkan sampai menunjukkan tanda-tanda lainnya yang kadang-kadang
mengaburkan diagnosis. Bila kondisi mulut terlihat parah, disertai gejala agresivitas perlu
dicurigai kemungkinan anjing menderita rabies, meskipun untuk saat sekarang pemilik anjing
telah memperhatikan keadaan hewan kesayangannya dengan lebih baik yaitu secara rutin
anjing divaksinasi rabies. Lesi lain yang mungkin dapat ditemukan sebagai bagian dari
gangguan oleh benda asing dalam mulut adalah adanya jaringan yang berproliferasi tumbuh
menjadi jaringan granulasi. Penanganan dapat dilakukan dengan bantuan anestesi umum
dan jaringan granulasi harus dieksisi. Bila eksisi dilakukan pada granulasi yang kecil, maka
penanganan setelah jaringan diinsisi, kemudian ditekan dengan kasa yang diberi antiseptika
atau jika jaringan granulasi yang dieksisi terlalu besar, maka diperlukan jahitan dengan
benang catgut pada lesi hasil pengambilan jaringan granulasi tersebut.
4. Tumor
Kejadian tumor mulut pada anjing cukup sering terjadi. Data statistik menunjukkan
bahwa setiap 1000 ekor anjing, 1 ekor dipastikan menderita tumor mulut seperti : epulis
fibromatous, hiperplasia gusi atau papilomatosis. Diantara jenis-jenis tumor maka melanoma
malignan merupakan jenis tumor yang. paling sering didapati pada anjing jantan tua. Jenis
tumor daerah mulut pada anjing yang telah diketahui :155 jenis bersifat ganas dan 146 jenis
lainnya bersifat tidak ganas / jinak. Kecuali epulis (tumor jinak yang biasa terjadi pada gusi
daerah tepi gigi), hiperplasia gusi dan papiloma, kejadian tumor jinak pada anjing sangat
jarang. Apabila ditemukan jenis tumor yang ada mungkin berupa: adamantinoma, adenoma,
fibroma, hemangioma, histiositoma, lipoma, melanoma, odontoma, dan papiloma yang
disebabkan agen yang bukan virus. Perlu diingat, tumor jinak ditandai dengan: (1) lambatnya
pertumbuhan jaringan, terlokalisir, (2) tidak terasa sakit, (3) berkapsula, serta (4) tidak
bermetastasis dan pedunkulasi.
Penanganan dilakukan dengan bantuan anestesi umum, kemudian jaringan tumbuh
ganda dieksisi dengan skalpel atau dengan elektrosurgery. Catgut digunakan untuk ligasi
dan menjahit jaringan yang diinsisi cukup dalam, namun bila luka yang ditimbulkan melalui
insisi tidak terlalu dalam atau kita menggunakan elektrokoagulasi, maka luka dapat ditangani
tanpa dijahit. Berbeda dengan letak tumor jinak, tumor ganas (malignan) ditemukan pada
jaringan sekitar rongga mulut. Tanda-tanda jaringan tumor ganas adalah : (1) Cepatnya