Top Banner
Praktikum preskripsi III Kelompok genap : 1. Irsan fahmi (201210410311171) 2. Ririn puspita (201210410311175) 3. Evy febri firdaus (201210410311183) 4. Tri rahmi (201210410311187) 5. Dzati iliah istiqomi (201210410311188) 6. Ratna endah lestari (201210410311192) 7. Irman arri putra (201210410311194) 8. Nina restu juliana (201210410311197) 9. Ayu linda lestari (201210410311202) 10. Mahfudoh (201210410311206) 11. Mely utami widayanti (201210410311208) Program studi farmasi ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Maret 2015
22

Penyakit Lambung

Dec 24, 2015

Download

Documents

Irsan Fahmi A

Berisi penjelasan mengenai penyakit lambung beserta obat-obatnya dan interaksinya dengan obat lain
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penyakit Lambung

Praktikum preskripsi IIIKelompok genap :

1. Irsan fahmi (201210410311171)

2. Ririn puspita (201210410311175)

3. Evy febri firdaus (201210410311183)

4. Tri rahmi (201210410311187)

5. Dzati iliah istiqomi (201210410311188)

6. Ratna endah lestari (201210410311192)

7. Irman arri putra (201210410311194)

8. Nina restu juliana (201210410311197)

9. Ayu linda lestari (201210410311202)

10. Mahfudoh (201210410311206)

11. Mely utami widayanti (201210410311208)

Program studi farmasi ilmu kesehatanUniversitas Muhammadiyah Malang

Maret 2015

Page 2: Penyakit Lambung

PENYAKIT SALURAN PERCERNAAN

Page 3: Penyakit Lambung

PATOFISIOLOGI

Penyakit saluran cerna yang paling sering terjadi

adalah radang kerongkongan (reflux oesophagitis), radang

mukosa lambung (gastritis), tukak lambung-usus. Sebelum

membahas obat-obat yang digunakan untuk mengobati

penyakit-penyakit tersebut, untuk lebih mendapat

pengertian yang baik, terlebih dahulu akan dibahas secara

singkat etiologi, gejala, sifat-sifat lain dan penanganannya.

Page 4: Penyakit Lambung

1. Radang kerongkongan (oesophagitis)

Kerongkongan tahan terhadap ludah, tetapi peka

terhadap getah lambung dan getah duodenum. Bila otot

penutup cardia (dipermulaan lambung) tidak menutup

dengan sempurna dan peristaltik tidak bekerja dengan baik,

dapat terjadi aliran balik dari isi lambung ke oesofagus. Bila

reflux ini berlangsung sering atau untuk jangka waktu yang

cukup lama, mukosanya dapat dirusak oleh asam lambung-

pepsin. Luka (erosi) yang timbul berubah menjadi

peradangan (oesophagitis) dan akhirnya bahkan dapat

berkembang menjadi tukak.

Page 5: Penyakit Lambung

Gejala yang ditimbulkan :

• perasaan terbakar (pyrosis, heartburn)

• perih di belakang tulang dada

• rasa asam atau pahit di mulut

Terapi Nonfarmakologi :

• menaikkan bagian kepala dari tempat tidur dengan 10-15 cm

• jangan mengenakan pakaian ketat

• Jangan membungkukkan badan ke depan

Terapi farmakologi :

• zat-zat yang menetralkan asam lambung (antasida)

• obat penghambat produksi asam (H-2 blockers dan penghambatan

pompa-proton)

1. Radang kerongkongan (oesophagitis)

Page 6: Penyakit Lambung

2. Radang Lambung (gastritis)

Mukosa lambung seringkali atau dalam waktu cukup lama

bersentuhan dengan aliran balik getah duodenum yang bersifat alkalis,

peradangan sangat mungkin terjadi dan akhirnya malah berubah

menjadi tukak lambung.

Gejala – gejala :

• umumnya tidak ada atau kurang nyata

• gangguan pada pencernaan (indigesti, dispepsia)

• nyeri lambung

• muntah-muntah

Pengobatan :

Pengobatan spesifik tidak diperlukan, kadang-kadang hanya diberikan

H2-blockers untuk mengurangi sekresi asam.

Page 7: Penyakit Lambung

Tukak lambung dan tukak usus seringkali

menghinggapi orang berusia antara 20 dan 50 tahun

(terutama lansia) dan empat kali lebih banyak dari

pada pria daripada wanita. Rata-rata 90% dari

semua tukak lambung diakibatkan oleh infeksi

kuman

H. Pylori, dibandingkan dengan

100% dari tukak usus.

3. Tukak lambung-usus (ulcus pepticum)

Page 8: Penyakit Lambung

A. Tukak lambung

a. infeksi Helicobacter pylori dengan peradangan dan

kerusakan sel sebagai penyebab utama, masih ada

beberapa faktor ulcerogen yang menstimulasi terjadinya

tukak lambung.

b. Terdapatnya gastritis kronis seperti diuraikan diatas

c. Gangguan motilitas lambung, khususnya terhambatnya

peristaltik dan penggosongan lambung

d. Stress, ketegangan psikis dan emosional dengan

produksi kortisol berlebihan dan merokok

Page 9: Penyakit Lambung

B. Tukak usus

Duodenum tahan terhadap garam empedu,

lisolesitiri dan tripsin, tetapi peka terhadap asam. Akibat

hiperreaktivas lambung, gangguan dalam motilitas

dan/atau gangguan fungsi pylorus, isi lambung yang

asam dapat diteruskan ke usus terlampau cepat dan

dalam jumlah yang berlebihan.

Page 10: Penyakit Lambung

4. Kanker lambung

Helicobacter pylori juga memegang peranan kausal pada

semua tumor ini: banyak pengidap kanker lambung semula

menderita tukak lambung. Kuman H.pylori melalui gastritis kronis

dan atrofia sel diduga berangsur-angsur menyebabkan

berkembangnya tumor ganas.

Faktor risiko akan kanker

lambung meningkat dengan a.l.

merokok, alkohol dan makanan yang

mengandung banyak garam dan nitrat.

Page 11: Penyakit Lambung

Etiologi Asam lambung

Mukosa lambung, pilorus dan kardia, mengeluarkan mukus,

sehingga mukosanya tahan asam lambung. Sel parietal di fundus

dan korpus mengeluarkan HCL dan chief cell mengeluarkan

pepsinogen. Pepsinogen dikatalis oleh HCL menjadi pepsin,suatu

enzim proteolitik.

Bila produksi asam lambung dan pepsin yang bersifat

korosif tidak berimbang dengan sistem pertahanan gastroduodenal

maka akan terjadi tukak peptik di esofagus, lambung dan atau

duodenum. Pada tukak lambung produksi asam lambung normal

atau menurun ini menimbulkan dugaan bahwa faktor primer ialah

menurunnya resistensi mukosa. Pada tukak duodenum produksi

asam rupanya memgang peranan penting.

Page 12: Penyakit Lambung

Etiologi Tukak Peptik

Ulkus peptikum dipicu oleh asam dan pepsin ketika terdapat H. Pylori, NSAID, atau faktor lain yang menganggu pertahanan mukosa. Kebanyakan ulkus duodenum terjadi pada bagian pertama dari usus dua belas jari (duodenum)

Mukosa lambung, pilorus dan Kardi, mengeluarkan mukus, sehingga mukosanya tahan asam lambung. Sel parietal di fundus dan korpus mengeluarkan HCl dan chief cell mengeluarkan pepsinogen. Pepsinogen di katalisis oleh HCl menjadi pepsin, suatu enzim proteolitik.

Bila produksi asam lambung dan pepsin yang bersifat korosi tidak berimbang dengan sistem pertahanan gastroduodenal maka akan terjadi tukak peptik di esofagus, lambung dan/atau duodenum.

Page 13: Penyakit Lambung

ANTASIDA

Antasid ialah obat yang menetralkan asam lambung

sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri tukak peptik.

Antasid tidak mengurangi volume HCL yang dikeluarkan

lambung, tetapi peninggian ph akan menurunkan aktivitas

pepsin. Beberapa antasid, misalnya alumunium hidroksida,

diduga menghambat pepsin secara langsung. Kapasitas

menetralkan asam dari berbagai antasid pada dosis tetap

bervariasi, tetapi umumnya ph lambung tidak sampai di atas 4,

yaitu keadaan yang jelas menurunkan aktivitas pepsin, kecuali

bila pemberiannya sering dan terus menerus. Mula kerja antasid

sangat bergantung pada kelarutan dan kecepatan netralisasi

asam,sedangkan kecepatan pengosongan lambung sangat

menetukan masa kerjanya.

Page 14: Penyakit Lambung

Umumnya antasid merupakan basa lemah. Senyawa

oksi-alumunium (basa lemah) sukar untuk meninggikan ph

lambung lebih dari 4, sedangkan basa yang lebih kuat seperti

magnesium hidroksida secara teoritis dapat meninggikan ph

sampai 9, tetapi kenyataan tidak terjadi. Semua antasid

meningkatkan produksi HCL berdasarkan kenaikan ph yang

meningkatkan aktivitas gastrin.

ANTASIDA

Page 15: Penyakit Lambung

Tanggal penulisan resep / copy resep : 2 maret 2015Sediaan yang diminta : - Ranitidine 150 mg tab

- Antasida DOEN Tab  Data penulisan resep/copy resep : dr. Istiana IrnaAturan pakai : - Ranitidine 150 mg 2 kali sehari

- Antasida DOEN tab 3 kali sehari Tanda tangan penulis resep/ copy resep:Catatan lain :

A. MENERIMA & MENGINTERPRETASIKAN RESEP

Page 16: Penyakit Lambung

• Validitas prescriber :• Validitas pasien :

B. ANALISIS ASPEK LEGAL

Page 17: Penyakit Lambung

C. Analisis Aspek Keselamatan Pasien

Ranitidin• Komposisi : Ranitidin 150 mg • Indikasi : Menurunkan sekresi asam lambung, tukak lambung,zollinger ellison

syndrom,dipepsia,strees ulcer,luka lambung dan usus,dipepsia.• Dosis : -150 mg –setiap pagi dan malam

-300 mg-atau sebelum tidur• Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap ranitidin [A to Z]• Efek Samping : Pankreatitis, gangguan pergerakan, interstisial nefritis, alopecia

(rambut rontok) [BNF 61 hal 53]• Perhatian : Gangguan fungsi ginjal dan hati. Hamil, Ibu menyusui, anak, dan

manula. [A to Z]• Interaksi obat : Diazepam: efek farmakologis akan menurun karena penurunan absorpsi di GI oleh ranitidin.Ethanol: Meningkatkan kadar ethanol dalam plasmaGlipzide: Kemungkinan meningkatkan efek hipoglikemiKetokonazole: Menurunkan efek ketokonazoleLidocaine: Meningkatkan level lidocaineWarfarin: Mengganggu klirens warfarin, meningkatkan efek Hypoprothrombinemic [A to Z]

Page 18: Penyakit Lambung

DRPs yang ditemukan PenyelesaianKombinasi Rantidin dan Antasida menurunkn absorpsi Ranitidin 33%. 

Diberi jeda pada pemakaiannya

Antasida mempengaruhi pH lambung sehingga kombinasinya dengan obat lain mempengaruhi absorbsi. 

Diberi jeda 2-3 jam

Makanan dapat mempengaruhi absorbsi Ranitidin dan antasida. 

Diminum 1 jam sebelum/sesudah makan

Pada pasien dengan gangguan ginjal dan hati dilakukan pengurangan dosis (<150 mg). 

Penggunaanbya Ranitidin ½ dosis normal

Pada pasien ibu menyusui Ranitidin akan masuk ke ASI 

Hindari penggunaan Ranitidin

Pada ibu hamil sebaiknya dihindari penggunaannya Hindari penggunaan Ranitidin

Apabila timbul alergi berat Hentikan pengobatan

DRP yang Ditemukan dan Penyelesaiannya

Page 19: Penyakit Lambung

Komposisi Alumunium hidroksida 200mg/tab* Magnesium hidroksida 200mg/tab**

ISO INDONESIA Hal 439

indikasi Ganguan pencernakan, rasa panas pada ulu hati,lambung perih,meredakan hiperasiditas yang berhubungan dengan tukak lambung,gastritis,esofagitis peptik dan hernia hital; meredakan gejala kembung, nyeri perut akibat penimbunan gas pasca operasi, untuk pemeriksaan endoskopi

MENGENAL PENYAKIT ORGAN CERNA BY Misnadiarly Hal.54

Dosis Tablet : 1-2 tablet kunyah Larutan : 1-2 sendok teh. Larutan forte : 1-2 sendok teh Diberikan 1 jam sesudah makan dan sebelum makan cara penggunaan tablet denagn cara dikunyah

MENGENAL PENYAKIT ORGAN CERNA BY Misnadiarly Hal.54

Kontraindikasi Pasien dengan ganguan ginjal Martindale 36thed. Hal 1707

Efek samping Diare,konstipasi akan tetapi jarang terjadi, apabila pemakaian jangka panjang akan menimbulkan hipofostemia

Martindale 36thed. Hal 1706

perhatian Hiperkalsemia dapat terjadi pada pasien gagal ginjal yang mengkonsumsi > 4 gram /hari, pada pasien clearance creatinine < 30ml/menit tidak boleh mengkonsumsi antasid yang mengandung maagnesium karena ekskresi magnesium terganggu.

MENGENAL PENYAKIT ORGAN CERNA BY Misnadiarly Hal.55

farmakokinetik given orally, reacts relatively rapidly with hydrochloric acid in the stomach to form magnesium chloride and water. About 30% of the magnesium ions are absorbed from the small intestine, as described for Magnesium Salts, p.1680.**

Martindale 36thed. Hal 1743

Antasida DOEN

Page 20: Penyakit Lambung

DRP yang Ditemukan dan Penyelesaiannya

No DRPs yang ditemukan Penyelesaian

1 Antasida dapat megganggu absorbs obat-obat tertentu antasida diberikan setelah selang waktu 2-3 jam (martindale)

2 Terjadi interaksi antara ranitidine dan antasida (bioavaibilitas ranitidine berkurang hingga 26%)

ranitidine diminum 2-3 jam sesudah atau sebelum antasida(stockley)

3 Antasida bekerja maksimum saat asam lambung berada pada jumlah yang tinggi

antasida diberikan setelah makan, karena makanan dapat memperpanjang aktivitas netralisir (martindale)

4 Antasida dengan kandungan AlOH3 dapat menyebabkan konstipasi dan menghambat pengosongan lambung

kombinasi dengan MgOH3 yang memiliki efek samping berkebalikan; setelah sakit hilang, hentikan penggunaan (martindale)

5 Pemberian ranitidine dan antasida setelah Itraconazole pada pasien transplantasi paru-paru dapat menyebabkan kadar itraconazole bervariasi

kadar itraconazole ditingkatkan agar mencapai kadar plasma yg diinginkan (stoockley,217)

6 Penggunaan antasida pada ibu hamil dilaporkan terjadi fetal distress (10kasus dari 150 kehamilan)

hentikan penggunaan setelah sakit hilang (meyler’s side effect of drugs,456)

7 Antsida jika diminum dengan susu atau minman yang mengandung kalsium dapat terjadi milk-alkali syndrome berupa hiperkalsemi, insufisiensi ginjal dan alkalosis

antasida jangan diminum dengan susu (stockley, 961)

8 Antasida doen untuk penderita dispepsia digunakan setelah makan

Page 21: Penyakit Lambung

• Diambil 10 tablet Ranitidine 150 mg masukkan

plastik klipklop, berikan etiket dan label.

• Diambil 10 tablet kunyah antasida masukkan

plastik klipklop, berikan etiket dan label.

Cara peracikan :

Page 22: Penyakit Lambung

Untuk Ranitidine 150 mg:• Etiket putih, No. Resep : 001, tanggal : 2 maret 2015• Nama pasien : Tn. Arif• Aturan pakai : sehari 2 kali• Label : tidak boleh diulang tanpa resep dokter • Untuk antasida• Etiket putih, No. Resep : 001, tanggal : 2 maret 2015• Nama pasien : Tn. Arif• Aturan pakai : tablet dikunyah sehari• Label : tidak boleh diulang tanpa resep doker. Turunan resep :• Perlu / tidak : perlu• Alasan :

Etiket & label: