Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal adalah rheumatoid arthritis. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum 1
43

Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

Dec 11, 2015

Download

Documents

Talha Shah

makalah kesehatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

BAB I

PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan

semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga

usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak

pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya

dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik.

Salah satu golongan penyakit reumatik yang menimbulkan gangguan

muskuloskeletal adalah rheumatoid arthritis. Reumatik dapat mengakibatkan

perubahan otot hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang

menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnnya

usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak

selalu mengalami atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya kejadian

reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik

bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu sindrom. Golongan

penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak,

namun semua menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para

ahli dibidang rematologi, rematik dapat terungkap sebagai keluhan atau tanda.

Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal

yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan serta adanya tiga tanda utama

yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot dan gangguan gerak. (sonarto,1982)

Dari berbagai masalah ksehatan itu ternyata gangguan muskuloskletal

menempati urutan kedua 14,5 % setelah pnyakit kardiovaskuler dalam pola

1

Page 2: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

penyakit masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on Health,1996) dan

berdasarkan WHO di jawa ditemukan bahwa rheumatoid arthritis menempati

urutan pertama ( 49% ) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et.al, 1991).

Sehingga perawat mengambil tema tentang asuhan keperawatan pada klien

rematoid artritis.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan rheumatoid arthritis?

2. Apa etiologi rheumatoid arthritis?

3. Apa manifestasi klinis rheumatoid arthritis?

4. Bagaimana patofisiologi rheumatoid arthritis?

5. Jelaskan pathway rheumatoid arthritis?

6. Apa saja komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit rheumatoid

arthritis?

7.  Bagaimana prognosis rheumatoid arthritis?

8. Apa saja pemeriksaan penunjang rheumatoid arthritis?

9. Bagaimana pencegahan rheumatoid arthritis?

10. Bagaimana penatalaksanaan rheumatoid arthritis?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep dasar penyakit dan asuhan

keperawatan pada klien dengan penyakit rematoid artritis.

2. Tujuan Khusus

1. Menjelaskan pengertian rheumatoid arthritis.

2

Page 3: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

2. Menjelaskan etiologi rheumatoid arthritis

3. Menjelaskan manifestasi klinis rheumatoid arthritis.

4. Menjelaskan patofisiologi rheumatoid arthritis.

5. Menjelaskan pathway rheumatoid arthritis.

6. Menjelaskan komplikasi rheumatoid arthritis.

7. Menjelaskan prognosis rheumatoid arthritis.

8. Menjelaskan pemeriksaan penunjang rheumatoid arthritis?

9. Menjelaskan pencegahan rheumatoid arthritis.

10.Menjelaskan penatalaksanaan rheumatoid arthritis 

.D.  METODE PENULISAN

Penulisan makalah ini menggunakan berdasarkan literatur yag diperoleh dari

buku ataupun sumber dari internet.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini terdiri dari 3 bab yang disusun dengan sistematika penulisan

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Isi yang terdiri dari pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi,

pathway, komplikasi, pemeriksaan penunjang, pencegahan dan

penatalaksanaan rematoid artritis.

BAB III : Asuhan Keperawatan pada klien Rematoid Artritis

BAB IV : Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran

 

3

Page 4: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. PENGERTIAN

1. ARTHRITIS

Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti

sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang

sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana

persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga

terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan

bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998) mengatakan bahwa,

rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis

dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi diartroidial.

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang

terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang

mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang

persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada

membran sinovial dan struktur – struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan

tulang.

Arthritis rheumatoid adalah penyakit sistemik dengan gejala ekstra –

artikuler. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. 2001).

B. ETIOLOGI

Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun

faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen – antibodi), faktor

metabolik dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

4

Page 5: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

Agen spesifik penyebab arthritis rheumatoid belum dapat dipastikan, tetapi

jelas ada interaksi faktor genetik dengan faktor lingkungan. (Maini dan Feldmann,

1998 : Blab et al, 1999).

C.  MANIFESTASI KLINIS

Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan energi,

kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi serta kekakuan

otot dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi hari. Disamping itu juga

manifestasi klinis rheumatoid arthritis sangat bervariasi dan biasanya

mencerminkan stadium serta beratnya penyakit. Rasa nyeri, pembengkakan,

panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan gambaran klinis yang klasik

untuk rheumatoid arthritis (Smeltzer & Bare, 2002). Gejala sistemik dari

rheumatoid arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu, takikardi, berat badan

menurun, anemia (Long, 1996).

D.  PATOFISIOLOGI

Peradangan AR berlangsung terus-menerus dan menyebar ke struktur-struktur

sendi dan sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan kapsul fibrosa sendi.

Ligamentum dan tendon meradang. Peradangan ditandai oleh penimbunan sel

darah putih, pengaktivan komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan

jaringan parut. Peradangan kronik akan menyebabkan membran sinovium

hipertrofi dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan

nekrosis sel dan respons peradangan berlanjut. Sinovium yang menebal kemudian

dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar ke

seluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan pembentukan

5

Page 6: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

jaringan parut. Proses ini secara lambat merusak sendi dan menimbulkan nyeri

hebat serta deformitas.

E. KOMPLIKASI

1. Osteoporosis

2. Gangguan jantung

3. Gangguan paru

F. PROGNOSIS

Pada umumnya pasien artritis reumatoid akan mengalami manifestasi

penyakit yang bersifat monosiklik (hanya mengalami satu episode artritis

reumatoid dan selanjutnya akan mengalami remisi sempurna). Tapi sebagian besar

penyakit ini telah terkena artritis reumatoid akan menderita penyakit ini selama

sisa hidupnya dan hanya diselingi oleh beberapa masa remisi yang singkat (jenis

polisiklik). Sebagian kecil lainnya akan menderita artritis reumatoid yang

progresif yang disertai dengan penurunan kapasitas fungsional yang menetap pada

setiap eksaserbasi.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwasannya penyakit ini bersifat

sistemik. Maka seluruh organ dapat diserang, baik mata, paru-paru, jantung,

ginjal, kulit, jaringan ikat, dan sebagainya. Bintik-bintik kecil yang berupa

benjolan atau noduli dan tersebar di seluruh organ di badan penderita. Pada paru-

paru dapat menimbulkan lung fibrosis, pada jantung dapat menimbulkan

pericarditis, myocarditis dan seterusnya. Bahkan di kulit, nodulus rheumaticus ini

bentuknya lebih besar dan terdapat pada daerah insertio dan otot-otot atau pada

daerah extensor. Bila RA nodule ini kita sayat secara melintang maka kita akan

dapati gambaran: nekrosis sentralis yang dikelilingi dengan sebukan sel-sel radang

6

Page 7: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

mendadak dan menahun yang berjajar seperti jeruji roda sepeda (radier) dan

membentuk palisade. Di sekitarnya dikelilingi oleh deposit-deposit fibrin dan di

pinggirnya ditumbuhi dengan fibroblast. Benjolan rematik ini jarang dijumpai

pada penderita-penderita RA jenis ringan. Disamping hal-hal yang disebutkan di

atas gambaran anemia pada penderita RA bukan disebabkan oleh karena

kurangnya zat besi pada makanan atau tubuh penderita. Hal ini timbul akibat

pengaruh imunologik, yang menyebabkan zat-zat besi terkumpul pada jaringan

limpa dan sistema retikulo endotelial, sehingga jumlahnya di daerah menjadi

kurang. Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gratitis dan

ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi

nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (desease modifying

antiremathoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan

mortalitas utama pada artritis reumatoid. Komplikasi saraf yang terjadi tidak

memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikular

dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat

ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

G.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes faktor reumatoid positif, antinuclear antibody (ANA), posotif

bermakna pada sebagian penderita.

2. LED naik pada penyakit aktif : Umumnya meningkat pesat ( 80 – 100

mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala – gejala meningkat;

anemia; albumin serum rendah dan fosfatase alkali meningkat.

3. Rontgen menunjukkan erosi terutama pada sendi – sendi tangan, kaki dan

pergelangan pada stadium dini; kemudian, pada tiap sendi.

7

Page 8: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

4. Kelainan destruktif yang progresif pada sendi dan disorganisasi pada

penyakit yang berat.

5. Kadar asam urat lebih dari 7 mg/dl.

H. PENCEGAHAN

Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari – hari,

sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat

pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa

mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga secara

berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan makanan selalu

seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan laut.

Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung

Omega 3. Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara

persendian agar tetap lentur.

I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Memberikan Pendidikan

Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologi,

penyebab dan prognosis penyakit termasuk komponen penatalaksanaan regimen

obat yang kompleks. Pendidikan tentang penyakit ini kepada pasien, keluarga dan

siapa saja yang berhubungan dengan pasien.

Pendidikan pencegahan yang diberikan pada klien berupa istirahat yang

cukup, gunakan kaos kaki atau sarung tangan sewaktu tidur malam, kurangi

aktivitas yang berat secara perlahan – lahan.

8

Page 9: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

2. Istirahat

Sangat penting karena Rematoid Artritis biasanya disertai rasa lelah yang

hebat. Oleh karena itu, pasien harus membagi waktu istirahat dan beraktivitas.

3. Latihan Fisik

Dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini

mencakup gerakan aktif dan pasif semua sendi yang sakit, minimalnya 2x sehari.

4. Termotrafi

Lakukan kompres panas pada sendi – sendi yang sakit dan bengkak

mungkin dapat mengurangi nyeri.

5. Gizi

Pemenuhan gizi pada atritis reumatoid adalah untuk mencapai dan

mempertahankan status gizi yang optimal serta mengurangi peradangan pada

sendi.

Adapun syarat – syarat diet atritis reumatoid adalah protein cukup, lemak

sedang, cukup vitamin dan mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang

dikeluarkan setiap hari. Rata – rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2 ½

L/hari, karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65 – 75% dari kebutuhan

energi total.

9

Page 10: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN REMATOID

ARTRITIS

1. Pengkajian

Sistem Muskuloskeletal

a. Inspeksi :

- Perhatian keadaan sendi-sendi pada leher, spina servikal, spina torakal,

lumbai, bahu siku, pergelangan, tangan dan jari tangan, pinggul, lutut,

ekstermitas bawah dan panggul

- Amati kemerahan dan bengkak pada jaringan lunak sekitar sendi.

b. Palpasi :

- Adanya nyeri sendi padadaerah yang disertai kemerahan / bengkak.

Dengan skala nyeri :

Ringan : 0 – 3

Sedang : 3 – 7

Berat : 7 – 10

- Temperatur hangat pada sendi yang nyeri.

 2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada yang dapat ditemukan pada klien rumatoid

arthritis (doengoes, 2000) adalah sebagai berikut :

a. Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi

cairan/ proses inflamasi/ destruksi sendi.

b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri/

ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan kekuatan

otot.

10

Page 11: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

c.   Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energy atau ketidakseimbangan mobilitas.

d.   Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,

penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak, atau depresi.

e.    Resiko tinggi kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan

dengan proses penyakit degenerative jangka panjang, system pendukung tidak

adekuat. 

f.   Kurang pengetahuan/ kebutuhan belajar mengenai penyakit, prognosis, dan

pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan

interpretasi informasi. 

2. GOUT ARTRITIS

A. Pengertian

Gout Artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler yang sudah mengalami supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat(Aru W.Sudoyo. 2009).

Gout Artritis adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai dengan hiperurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi, menyebabkan serangan akut (Hendarto Natadidjaja.1999).

Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosidium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofalangeal kaki (Muttaqin, 2008).

Jadi, Gout Artritis (asam urat)adalah suatu penyakit gangguan metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

11

Page 12: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

B. Klasifikasi

Menurut Ns. Arif Muttaqin, S.Kep (2008)1. Gout Primer

dipengaruhi oleh faktor genetik. Terdapat produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.

2. Gout Sekunderdisebabkan produksi asam urat yang berlebihan dan sekresi asam urat yang berkurang.

C. Etiologi

Penyebab gout adanya deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal. Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:

1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.

2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.

3. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat sepertiaspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.

4. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah jeroan yang dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.

D. Manifestasi Klinis (Ika Puspitasari, 2010) 1.      Nyeri pada satu atau beberapa sendi dimalam hari, makin lama

makin memburuk.2.      Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan,

kencang, licin dan hangat.3.      Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita

terjadi peningkatan denyut jantung.4.      Bila benjolan kristal di sendi pecah akan keluar massa seperti kapur.5.      Kadar asam urat dalam darah tinggi.

E. Patofisiologi

Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.

12

Page 13: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

F. Komplikasi

1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.

2. Hipertensi dan albuminuria.Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Serum asam uratUmumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.

2. Angka leukositMenunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3

selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 – 10.000/mm3.

3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)Meningkat selama serangan akut, mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.

4. Urin spesimen 24 jamJumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat

5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.

6. Pemeriksaan radiografiDilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinovial sendi.

H. Manajemen Penatalaksanaan

Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh untuk meninggikan bagian yang sakit dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit. Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang tinggi, alkohol serta pengaturan berat badan. mendorong pasien untuk minum 3 liter cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan kalkuli ginjal dan perintahkan untuk menghindari salisilat.

Asupan protein perlu dibatasi karena dapat merangsang biosintesis asam urat dalam tubuh.Pola diet yang harus diperhatikan adalah :

13

Page 14: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

1.  Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) : Hati, ginjal, otak, jantung, paru, jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng dan lain-lain.

2.   Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) : Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.

3.   Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) : Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.

4.  Bahan makanan yang diperbolehkan : a. Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermoutb. Semua jenis buah-buahan.c. Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alcohol.d. Semua macam bumbu.

5.  Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan makanan gol.A, sedangkan konsumsi gol.B dibatasi.

6.  Batasi konsumsi lemak.7.  Banyak minum air putih

I.  Asuhan Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatana.   Nyeri akut b/d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane

sinovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi sinovial dan pembentukan panus.

b.   Gangguan pola tidur b/d nyeri / ketidaknyamananc.   Hambatan mobilisasi fisik b/d penurunaan rentang gerak, kelemahan

otot dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan pembentukan panus.

d.   Hipertermia b/d infalmasi sistemik dan jaringan sinovial karena akumulasi kristal purin pada sendi

e.   Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kakidan terbenuknya tofus.

3. OSTEOSARKOMA

A. DefinisiOsteosarkoma merupakan penyakit yang sel kankernya (ganas) ditemukan

di tulang. Ini adalah yang paling umum dari jenis kanker tulang. Osteosarkoma paling sering terjadi di remaja dan dewasa muda. Kanker ini sebagian besar menyerang remaja pria yg sering mengkonsumsi obat penambah tinggi badan. anak laki-laki yang memiliki tinggi diatas rata-rata memiliki potensi yang lebih besar untuk itu. Pada anak-anak dan remaja, tumor paling sering muncul di sekitar tulang lutut. Gejala-gejala dan kesempatan untuk pemulihan pada anak-anak dan remaja yang muncul akan tampak sama. (Price-Wilson, S, L. 2002).

14

Page 15: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

B. EtiologiPenyebab tumor yaitu Radiasi dan virus onkogenik pada masa kanak-

kanak kelainan genetik pada kromosom 13 dapat menyebabkan osteosarkoma

C. Klasifikasi1. Local osteosarcoma

Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di mana kanker berasal.

2. Metastatic osteosarcomaKanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal, ke

bagian tubuh yang lain cth ke paru-paru3. Berulang

Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred) setelah itu telah dirawat.

D. Tanda Dan GejalaGejala osteosarkoma adalah rasa sakit dan bengkak di kaki atau

lengan. sering terjadi di atas atau di bawah lutut atau di lengan atas dekat bahu. Sakit di malam hari, dan benjol atau bengkak dapat mengembangkan di kawasan hingga beberapa minggu setelah mulai sakit

E.  PatofisiologiAdanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan

respons osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang). Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, beberapa tidak menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sering dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya;garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.

F.   Pemeriksaan Diagnostik1. Laboratorium

peningkatan alkaline phosphatase dan lactic dehydrogenase2. Radiodiagnosis

Biasanya gambaran radiogram dapat membantu untuk menentukan keganasan reelatif dari tumor tulang yang berada disekitarnya.

3. Pemeriksaan BiopsiBiopsi tertutup dengan menggunakan jarum halus (fine needle aspiration/FNA) dengan melakukan sitodiagnosis diagnosis pada tumor.

15

Page 16: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

G. Penatalaksanaan1. Menurut Prof. Errol, operasi ini dibagi menjadi dua:

a. Limb salvage yaitu tulang yang terkena tumor ganas disambung dengan bekas kaki pasien lain yang baru saja meninggal dunia atau tulang yang terkena tumor pada stadium dini dimatikan dulu dengan radiasi kemudian dipasang lagi.

b. Limb ablation yaitu tulang yang terkena tumor ganas di amputasi. (Errol, 2005: 29). Kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil.

2. KonservatifPenanganan kanker tulang metastasis adalah paliatif, dan sasaran terapeutiknya adalah mengurangi nyeri dan ketidaknyaman klien sebanyak mungkin

3. KemoterapiObat-obatan adalah metotreksat, adriamisin, siklofosfamid, vinkristin, dan sisplatinum. Pemberian kemotrapi biasanya dilakukan pada pre/pascaoperasi.

4. RadioterapiRadiasi dengan energi tinggi merupakan suatu cara untuk eradikasi tumor-tumor ganas yang radiosensitif dan dapat juga sebagai penatalaksanaan awal sebelum tindakan operasi dilakukan

H. PencegahanPola makan dan gaya hidup yang sehat, rajin berolahraga, terutama

di bawah sinar matahari pagi, sangat baik untuk menjaga kesehatan tulang.

16

Page 17: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOSARKOMADIAGNOSIS

a.  Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses patologik dan pembedahanb.  Resiko tinggi terjadi injury b/d fraktur patologik yang berhubungan dengan

tumorc.  Gangguan harga diri b/d hilangnya bagian tubuh atau perubahan perand.  Kurangnya pengetahuan diri b/d kurangnya pengetahuan mengenai proses

penyakit dan program terapi.e.  Intoleransi aktivitas b/d. Kelemahan umumf.  Ansietas b/d perubahan pada status kesehatan g.  Imobilitas b/d nyeri.h.  Defisit perawatan diri b/d imobilitas.

INTERVENSIa. Dx I

Tujuan: Klien dapat beradaptasi dengan nyeriIntervensi- Beri penjelasan kepada klien trentang cara pengatasi nyeri dan penyebab

nyeri- Ajarkan teknik relakssan dan distraksi- Observati TTV - Kolaborasi dalam pemberian analgetika

b. Dx IITujuan : Tidak terjadi injuryIntervensi:- Jelasklan kepada klien tentang cara mengatasi dan terjadinya injury- Batasi Aktivitas

c. Dx IIITujuan : Peningkatan harga diri dan tidak terjadi komplikasiIntervensi:- Memberikan motivasi kepada klien- Melibatkan peran keluarga

d. Dx IVTujuan : Klien dapat memahami tentang proses penyakit dan program terapiIntervensi :- Jelaskan kepada klien tentang proses penyakit dan program terapi- Beri motivasi klien untuk mematuhi program terapi

17

Page 18: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

OSTEOARTRITIS

A. DefinisiOsteoartritis adl penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun

terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087).

Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).

Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor sistemik atau infeksi. Osteoartritis merupakan penyakit sendi degenaritif yang berkaitan dengan kerusakan kartiloago sendi. Lutut, punggung, tangan, dan pergelangan kaki paling sering terkena.

B. Etiologi1. Usia/Umur

Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50tahun). Karena pada lansia pembentukkan kondrotin sulfat (substansi dasar tulang rawan) berkurang dan terjadi fibrosis tulang rawan.

2. Jenis KelaminKelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan lebih banyak pada wanita pascamenopause (osteoartritis primer). Osteoartritis sekunder lebih banyak ditemukan pada pria.

3. RasLebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan Amerika daripada kulit hitam.

4. Faktor KeturunanFaktor genetik juga berperang timbulnya OA. Bila ibu menderita OA sendi interfalang distal, anak perempuannya mempunyai kecenderungan terkena OA 2-3 kali lebih sering.

5. Faktor Metabolik/EndokrinKlien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih rentan terhadap OA. Berat badan berlebihan akan meningkatkan resiko OA, baik pada pria maupun wanita.

6. Faktor Mekanis     Trauma dan Faktor Predisposisi

Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular atau dislokasi sendi merupaan predisposisi OA. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga yang menggunakan sendi berlebihan, dan gangguan kongruensi sendi akan meningkatkan OA.

18

Page 19: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

     Cuaca dan Iklim OA lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.

7. DietSalah satu tipe OA yang bersifat umum di Siberia disebut penyakit Kashin-Beck yang mungkin disebabkan oleh menelan zat toksin yang disebut fusaria.

C. PatofisiologiProses OA terjadi karena adanya gangguan fungsi kondrosit. Kondrosit

merupakan satu-satunya sel hidup dalam tulang rawan sendi. Kondrosit akan dipengaruhi oleh faktor anabolik dan katabolik dalam mempertahankan keseimbangan sintesis dan degradasi. Faktor katabolik utama diperankan oleh sitoksin interkoukin 1β (iL-β) dan tumor necrosis factor α (TNF α), sedangkan faktor anabolik diperankan oleh transforming growth factor (TNF β) dan insulin-like growth factor 1 (IGF 1).

D. Klasifikasi

1.      Osteoartritis PrimerDitemukan pada pada wanita kulit putih, usia baya, dan umumnya bersifat poli-articular dengan nyeri akut disertai rasa panas pada bagian distal interfalang, yang selanjutnya terjadi pembengkakan tulang (nodus heberden).

2.      Osteoartritis SekunderDisebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada sinovia sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder. Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan osteoartritis sekunder sebagai berikut:

· Trauma /instabilitas.OA sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi, setelah menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama panjang, adanya hipermobilitas, instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan ketidakserasian permukaan sendi.

· Faktor Genetik/PerkembanganAdanya kelainan genetik dan kelainan perkembangan tubuh (displasia epifisial, displasia asetabular, penyakit Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan, tergelincirnya epifisis) dapat menyebabkan OA.

· Penyakit Metabolik/EndokrinOA sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/sendi (penyakit okronosis, akromegali, mukopolisakarida, deposisi kristal, atau setelah inflamasi pada sendi. (misalnya, OA atau artropati karena inflamasi).Menurut Kellgren dan Lawrence, secara radiologis Osteoartritis di klafikasikan menjasi:

19

Page 20: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

1.  Grade 0 : Normal2.  Grade 1 : Meragukan, dengan gambaran sendi normal, terdapat

osteofit minim3.  Grade 2 : Minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan

permukaan sendi menyempit asimetris.4.  Grade 3 : Moderate, adanya osteofit moderate pada beberapa

tempat, permukaan sendi menyepit, dan tampak sklerosis subkondral.5.  Grade 4 : Berat, adanya osteofit yang besar, permukaan sendi

menyempit secara komplit, sklerosis subkondral berat, dan kerusakan permukaan sendi.

E. Manifestasi Klinis1.  Rasa nyeri pada sendi2.  Kekakuan dan keterbatasan gerak3.  Peradangan4.  Mekanik (nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas

lama dan akan berkurang pada waktu istirahat)5.  Pembengkakan Sendi6.  Deformitas (disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi)7.  Gangguan Fungsi (timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk

sendi)

F. Pemeriksaan Penunjang1.  Pemeriksaan Radiologi

a)  Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian sendi yang menanggung beban.

b)  Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondralc)  Kista tulangd)  Osteofit pada pinggir sendie)  Perubahan struktur anatomi sendi

G. Penatalaksanaan1. Terapi Non-Farmakologi

a) Olahraga (misalnya berenang dan jogging)b) Menjaga sendic) Panas/dingin

Panas (mengurangi rasa sakit pada sendi dan melancarkan peredaran darah) & dingin (mengurangi pembengkakan pada sendi dan mengurangi rasa sakit)

d) Viscosupple mentation, perawatan dari Canada untuk orang yang terkena osteoarthritis pada lutut, berbentuk gel.

e)  Pembedahanf)  Akupunturg)  Pijath)  Vitamin D,C, E, dan beta karotin, untuk mengurangi laju

perkembangan osteoarthritis.i)   Teh hijau, Memiliki zat anti peradangan.

20

Page 21: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

2. Terapi Farmakologia) Acetaminophenb)  NSAIDs (nonsteroidal anti inflammatory drugs)

Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Mempunyai efeksamping, yaitu menyebabkan sakit perut dangan gangguan fungsi ginjal.

c)  Topical painDalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang terasa sakit.

d)  Tramadol (Ultram)Tidak mempuyai efek samping seperti yang ada pada acetaminophen dan NSAIDs.

e)  Milk narcotic painkillersMengandung analgesic seperti codeinatau hydrocodone yang efektif mengurangi rasa sakit pada penderita osteoarthritis.

f)  Corticosteroids, efektif mengurangi rasa sakit.g)  Hyaluronic acid

Merupakan glycosamino glycan yang tersusun oleh disaccharides of glucuronic aciddan N-acetygluosamine. Disebut jugavis cosupplementation.

h)        Glucosamine dan chondroitin sulfateMengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut.

H. Pencegahan1.  Menghindari olahraga yang bisa meyebabkan sendi terluka2.  Mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi

ringan3.  Minum obat untuk mencegah osteoarthritis

I.  Asuhan Keperawatan1. Pengkajian

a) Aktivitas/Istirahat Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress

pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.

Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.

b) Kardiovaskuler Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten,

sianosis kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.

c) Integritas Ego Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan,

ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).

21

Page 22: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya ketergantungan pada orang lain.

d)  Makanan / Cairan Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi

makanan atau cairan adekuat mual, anoreksia. Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan

pada membran mukosa.e)  Hygiene

Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada orang lain.

f)  Neurosensori Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi

g)  Nyeri/kenyamanan Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan

jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).

h)  Keamanan Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus Lesi kulit, ulkas kaki Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa

i)   Interaksi Sosial Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan

peran: isolasi.j)   Penyuluhan/Pembelajaran

Riwayat rematik pada keluarga Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit

tanpa pengujian Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.

k)  Pemeriksaan Diagnostik Reaksi aglutinasi: positif LED meningkat pesat Protein C reaktif : positif pada masa inkubasi. SDP: meningkat pada proses inflamasi JDL: Menunjukkan ancaman sedang Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun RO: menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, erosi sendi,

osteoporosis pada tulang yang berdekatan, formasi kista tulang, penyempitan ruang sendi.

2. Diagnosa Keperawatana. Nyeri b/d perubahan mekanisme sendi dalam menyangga beban tubuh

serta keterbatasan mobilitas.b. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan rentang gerak, kelemahan

otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan pada sendi besar atau pada jari tangan.

c. Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulang

22

Page 23: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

d. Defisit perawatan diri b/d perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi.

e. Gangguan citra diri b/d perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi.

f. Intoleran aktivitas b/d gaya hidup atau perubahan peran yang aktual atau dirasakan.

g. Defisit pengetahuan dan informasi b/d salah persepsi, kurang informasi.

3.  Rencana Keperawatan dan Implementasi Keperawatan

a.      Nyeri b/d perubahan mekanisme sendi dalam menyangga beban tubuh serta keterbatasan mobilitas.Tujuan Nyeri berkurang, hilang, dan teratasi.

Kriteria hasil klien melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan perilaku relaks, memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang dipelajari dengan peningkatan keberhasilan. Skala nyeri 0-1 atau teradaptasi.

Intervensi RasionalKaji lokasi, intensitas, dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang baru. Kaji nyeri dengan skala 0-4.

Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus.Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan peda nyerinonfarmokologi dan non-invasif.

Ajarkan relaksasi: tehnik mengurangi ketegangan otot rangka

Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.Beri kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan beri posisi yang nyaman.Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungkan dengan berapa lama nyeri akan berlangsung.

Kolaborasi dengan dokter untuk

Nyeri merupakan respons subjektif yang dapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera.Nyeri di pengaruhi oleh kecemasan dan peradangan pada sendi.Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan tindakan nonfarmokologi lain menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri.Mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri ke hal yang menyenangkan.Istirahat merelaksasikan semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan.Pengetahuan tersebut membantu mengurangi nyeri dan dapat membantu meningkatkan kepetuhan klien terhadap rencana tarapeutik.

23

Page 24: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

pemberian analgesik NSAID oral. NSAID menghambat sintesis prostalgladin yang mempunyai efek analgesik efektif sebagai pereda nyeri osteoartritis.

b.      Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan rentang gerak, kelemahan otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan pada sendi besar atau pada jari tangan.Tujuan Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai

dengan kemampuannya.Kriteria Hasil Klien ikut program latihan, tidak mengalami

kontraktur sendi, kekuatan otot bertambah, klien menunjukkan peningkatan mobillitas, dan mempertahankan koordinasi optimal.

Intervensi RasionalKaji mobilatas dan observasi adanya peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik.Atur posisi fisiologis.

Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit.Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi.Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik pasien.

Megetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

Pengaturan posisi fisiologis dapat membantu perbaikan sirkulasi oksigenasi lokal dan mengurangi penekanan likal jaringan.Gerakan aktif memberi massa, tonus, dan kekuatan otot, serta memperbaiki fingsi jantung dan pernapasan.Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan. Untuk mendeteksi perkembangan klien.

Kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi.

c.       Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulangTujuan Klien dapat mempertahankan keselamatan fisikKriteria Hasil Klien dapat terhindar dari resiko cedera.Intervensi RasionalKendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi

Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan membebaskan keluarga dari kekhawatiran yang konstan.

2.     

24

Page 25: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan malam siapkan lampu panggil.Memantau regimen medikasi Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan kebebasan dalam lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain, ketika pasien melamun alihkan perhatiannya ketimbang mengagetkannya.

Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat meningkatkan agitasi, mengegetkan pasien akan meningkatkan ansietas

d.      Defisit perawatan diri b/d perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi.Tujuan Membantu klien dalam melakukan aktivitas klien. Kriteria Hasil Klien dapat melakukan aktivitas Intervensi RasionalKaji tingkat fungsi fisik

Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan progran latihanKaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkunganIdentifikasikasi untuk perawatan yang diperlukan, misalnya; lift, peninggian dudukan toilet, kursi roda

 Mengidentifikasi tingkat bantuan/dukungan yang diperlukanMendukung kemandirian fisik/emosional

Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diriMemberikan kesempatan untuk dapat melakukan aktivitas secara mandiri

e.      Gangguan citra diri b/d perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi.Tujuan Citra klien meningkat.Kriteria Hasil Klien mampu menyatakan atau mengomunikasikan

dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri, mengakui dan mengabungkan perubahan dalam konsep diri dengan cara akurat tanpa merasa harga dirinya negatif.

Intervensi RasionalKaji perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidakmampuan.Anjurkan klien mengekspresikan perasaan termasuk sikap

Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi.Menunjukkan penerimaan,

25

Page 26: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

bermusuhan dan marah.Ingatkan kembalitentang realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.

Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.

Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungki hal untuk dirinya.Bersama klien mencari alternatif koping yang positif.Dukung perilaku atau usaha, seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.Pantau gangguan tidur, kesulitan konsentrasi, letargi, dan menarik diri.

Rujuk ke ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

membantu klien untuk mengenal, dan mulai menyesuaikan dengan perasaan tersebut.Membantu klien meliaht bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai keseluruhan tubuh. Mengizinkan klien merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.Menghidupkan kembali perasaan mandiri dan membantu perkembangan harga diri serta mempengaruhi proses rehabilitasi.Dukungan perawat kepada klien dapat meningkatka rasa percaya diri.Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran individu di masa mendatang.Dapat mengindikasikan terjdinya depresi sebagai pengaruh perubahan struktur tubuh sehingga memerlukan intervensi dan evaluasi lebih lanjut.Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.

f.        Intoleran aktivitas b/d penurunan kemampuan gerakTujuan Membantu aktivitas klien, agar klien dapat

melakukan aktivitasnya.Kriteria Hasil Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang

diinginkan.Intervensi RasionalPertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi, berdiri dan berjalan.Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untuk menggunakan alat bantu.

Untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan.

2.    Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.

3.    Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.

4.    Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh.

26

Page 27: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti steroid.

5.      Untuk menekan inflamasi sistemik akut.

g.      Defisit perawatan diri b/d perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi.Tujuan klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan

dirumahKriteria Hasil klien mengungkapakan pengertian tentang proses

penyakit, rencana pengobatan, dan gejala kemajuan ; mengekspresikan pengertian tentang jadwal pengobatan.

Intervensi RasionalKaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentangt perawatan di rumah.

Diskusikan tentang pengobatan ; jadwal, tujuan,jadwal, tujuan, dosis, dan efek samping.

Diskusikan tanda dan gejala kemajuan penyakit nyeri dan mobilityas.

Beri dukungan psikologis agar klien menjalankan apa yang sudah disepakati

Menjadikan data dasar bagi perawatan untuk menjelaskan sesuai pengetahuan klien dan dapat menghindari pembicaraan yang tidak perlu karena klien dan keluarga sudah mengetahuinya.

Memberi pengetahuan dasar tentang obat-obatan yang akan di gunbakan sehingga dapat mengurangi dampak komplikasi dan efek samoin

Membantu klien dan keluarga dalam penatalaksanaan perawatan klien osteotritis.

Meningkatkan kemauan klien dan keluarga tentang pentingnya perawatan di rumah.

BAB III

PENUTUP

27

Page 28: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

A.  KESIMPULAN

Arthritis rheumatoid adalah penyakit sistemik dengan gejala ekstra-artikuler. (

Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Volume 3. 2001 ).

Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai

mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan

dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane

C. Baughman. 2000 )

Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun

faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen – antibodi), faktor

metabolik dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

B.  SARAN

Sebaiknya kita menjaga aktivitas, pola tidur, diet dan yang lainnya agar

seimbang, untuk menghindari AR menyerang pada sistem imun kita. 

DAFTAR PUSTAKA

28

Page 29: Penyakit Artitis Goud Rhematoid Dan Akibatnya

Doenges E Marilynn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Kalim.Handono.1996.Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Mansjoer.Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculaapius

FKUI.

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah Edisi 8.Jakarta : EGC

29