Page 1
Dasar Teori
Teknis aseptis adalah suatu teknik (metode) dalam memindahkan (mentransfer) kultur
bakteri dari suatu tempat ke tempat lain agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke
dalam kultur. Teknis aseptis sangat esensial dan merupakan kunci keberhasilan prosedur
mikrobial yang harus diketahui dalam melakukan penelitian mikrobiologi (Hadioetomo, 1993).
Menurut Schlegel (1994) sterilisasi adalah pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup
atau stadium istirahatnya. Suatu alat atau benda dikatakan dan dipandang dari sudut mikrobiologi
artinya bebas dari mikroorganisme hidup. Sterilisasi (pasteurisasi) dapat dicapai dengan
menggunakan pemanasan lembab, pemanasan bertahap, filtrasi, perebusan, ataupun bahan kimia
sehingga mikroba dapat disingkirkan.
Tujuan Praktikum
Mengenal berbagai macam alat-alat laboratorium dan alat sterilisasi serta cara penggunaannya.
Alat dan Bahan
Alat :
1. Alat-alat laboratorium : petri dish, pipet ukur, bulb, erlenmeyer, hot plate, jarum ose,
gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur,
sumbat, pinset, autoklaf, oven, inkubator, lemari es, bunsen,
gunting, sprayer, neraca, bak.
2. Alat-alat sterilisasi : autoklaf dan oven
Bahan : kertas merang, kapas, kain kasa, aquades, alkohol , plastic, karet gelang,
label, tisu, korek api
Cara Kerja
Pengenalan Alat Laboratorium
1. Perhatikan dan catat jenis-jenis alat laboratorium serta penggunaannya.
2. Perhatikan dan catat jenis-jenis alat sterilisasi serta penggunaannya.
3. Gambar semua alat-alat yang diamati.
Sterilisasi Alat dan Bahan
1
ACARA 1
PRINSIP TEKNIS ASEPTIS
Page 2
Sterilisasi Alat
1. Siapkan alat-alat yang akan disterilisasi.
2. Bungkus alat dengan menggunakan kertas merang kemudian dibungkus lagi
dengan menggunakan plastik.
3. Sterilisasi alat-alat tersebut ke dalam autoklaf selama 30 menit.
4. Setelah sterilisasi di autoklaf selesai, masukkan alat-alat tersebut ke dalam
oven.
Sterilisasi Bahan
1. Masukkan 9 ml aquades ke dalam tabung reaksi.
2. Tutup tabung reaksi dengan sumbat dan bungkus dengan kertas merang.
3. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit.
4. Setelah sterilisasi di autoklaf selesai, biarkan aquades agak dingin. Kemudian
masukkan ke dalam lemari es.
Hasil Pengamatan
Tabel Peralatan yang Diperkenalkan
No. Gambar Alat Fungsi Alat Sterilisasi
1.
Nama Alat :
Dst
.
Nama Alat :
Tabel Peralatan yang Disterilisasi
No. Nama Alat Keterangan
1.
2.
Dst
.
2
Page 3
Dasar Teori
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Substansi kimia organik dan
anorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari
lingkungan, kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di dalam sel nutrisi
diolah sehingga menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Suriwaria, 2005).
Untuk mikroorganisme yang dibiakkan di dalam laboratorium pada bahan nutrien yang disebut
medium. Banyak sekali medium yang tersedia, dimana macamnya yang dipakai tergantung pada
banyak faktor, salah satunya ialah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelczar dan
Chan, 2008).
Tujuan Praktikum
Membuat medium dasar untuk pertumbuhan bakteri
Alat dan Bahan
Alat : gelas kimia, gelas ukur, tabung reaksi, rak tabung reaksi, hot plate, neraca,
spatula, erlenmeyer, autoklaf, lemari es, sumbat, bunsen, sprayer, pipet
tetes
Bahan : nutrien agar, potatoes dextrosa agar, karet gelang, plastik, air, kertas
merang, alkohol
Cara Kerja
Pembuatan Medium Padat (Nutrien Agar Tegak dan Miring)
1. Timbang 20 gram nutrien agar dan tambahkan 1000 ml air.
2. Panaskan medium dengan menggunakan hot plate hingga homogen.
3. Setelah masak, sebagian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan sebagian lagi
dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi besar dan 5 tabung reaksi kecil yang masing-
masing isinya 5 ml.
4. Medium yang berada di erlenmeyer dan tabung reaksi ditutup dengan menggunakan
sumbat dan dibungkus dengan kertas merang.
5. Sterilisasi medium dengan autoklaf.
6. Medium yang di erlenmeyer dibiarkan dingin.
3
ACARA 2
MEDIUM PERTUMBUHAN
Page 4
7. Medium yang berada di tabung reaksi yang besar biarkan dingin (media tegak),
sedangkan di tabung reaksi kecil dimiringkan (media miring).
8. Setelah selesai, semua media dimasukkan ke dalam lemari es.
9. Gambar media yang berada di erlenmeyer dan tabung reaksi.
Pembuatan Medium Padat Potatoes Dextrosa Agar (PDA)
1.Timbang 29 gram potatoes dextrosa agar dan tambahkan 1000 ml air.
2.Panaskan medium dengan menggunakan hot plate hingga homogen.
3.Setelah masak, masukkan medium ke dalam erlenmeyer dan ditutup dengan sumbat.
4.Sterilisasi medium dengan autoklaf.
5.Setelah sterilisasi, biarkan medium dingin. Kemudian masukkan ke dalam lemari es.
6.Gambar medium yang berada di erlenmeyer.
Pembuatan Medium Cair (Nutrien Broth)
1. Timbang 8 gram media nutrien broth dan tambahkan 1000 ml air.
2. Panaskan medium dengan menggunakan hot plate hingga homogen.
3. Setelah masak, masukkan medium ke dalam tabung reaksi dan tutup dengan sumbat.
4. Sterilisasi medium dengan autoklaf.
5. Setelah sterilisasi, biarkan medium dingin. Kemudian masukkan ke dalam lemari es.
6. Gambar medium yang berada di tabung reaksi.
Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Pembuatan Medium
No. Jenis Medium Jumlah Gambar Sterilisasi
1.
2.
4ACARA 5
ISOLASI BAKTERI
Page 5
Dasar Teori
Mikrobia yang hidup di alam terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai biakan murni. Pada
umumnya, mikrobia tumbuh dalam populasi campuran. Untuk mengidentifikasi mikrobia termasuk
pengujian morfologi, fisiologi, dan serologi sebelumnya perlu dilakukan isolasi dari habitatnya.
Menurut Dwidjoseputro (2005) isolasi mikrobia adalah memindahkan mikrobia tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Dalam
melakukan isolasi bakteri perlu diperhatikan faktor-faktor dalam melakukan isolasi mikrobia, antara
lain sifat jenis mikrobia, cara inkubasi, cara menanam, cara menguji bahan mikrobia, dan cara
memelihara mikrobia tetap menjadi biakan murni (Volk dan Wheeler, 1993).
Tujuan Praktikum
1. Mengisolasi bakteri dan jamur dari berbagai bahan
2. Mengisolasi bakteri untuk mendapatkan biakan murni
3. Melihat morfologi koloni bakteri
Alat dan Bahan
Alat : tabung reaksi, rak tabung reaksi, bunsen, sprayer, pipet ukur, bulb, petri
dish, sumbat, inkubator, jarum ose, erlenmeyer, serbet, lemari es, sprayer,
hot plate
Bahan : media NA (tegak dan miring), media PDA, aquades steril, kertas merang,
tisu, label , korek api, alkohol, bahan uji (tanah, sawi, bakso, air tahu, air
susu, air minum, air parit, udara)
Cara Kerja
Isolasi Bakteri
1. Lakukan pengenceran bertingkat dilakukan dengan cara :
1) Encerkan 1 gram agregat bahan padat dengan 1 ml aquades atau ambil 1 ml
bahan cair.
2) masukkan agregat bahan padat yang sudah encer atau 1 ml bahan cair ke
dalam 9 ml aquades steril yang ada di tabung reaksi I. Untuk agregat padat
tabung reaksi I merupakan ekstrak sedangkan bahan cair sudah masuk
pengenceran 10-1.
5
Page 6
3) Selanjutnya, 1 ml ekstrak bahan padat diambil dari tabung reaksi I dan
dimasukkan ke dalam tabung II yang juga berisi 9 ml aquades steril. Tabung
reaksi II merupakan pengenceran 10-1 untuk bahan padat dan 10-2 untuk bahan
cair. Pengenceran yang sama selanjutnya dilakukan sampai pengenceran 10-4.
2. Masukkan 1 ml masing-masing pengenceran bertingkat (10-3 - 10-4) ke dalam cawan
petri steril yang berbeda dan buat dua kali ulangan.
3. Tuangkan media cair NA dan PDA secukupnya ke dalam masing-masing cawan petri
secara aseptis, lalu dihomogenkan dengan cara menggerakkan cawan petri
membentuk angka delapan.
4. Biarkan cawan petri sampai dingin dan padat.
5. Beri cawan petri tersebut label keterangan, kemudian dibungkus dengan kertas
merang dengan membalik terlebih dahulu cawan petri.
6. Inkubasi cawan petri selama 24 jam.
7. Setelah diinkubasi, amati masing-masing cawan petri ciri morfologi koloni bakteri
yang tumbuh yang meliputi bentuk koloni, warna koloni, kenampakkan dari samping
(elevasi), dan bentuk tepian koloni.
8. Hitung jumlah bakteri dengan menggunakan metode plate count. Pada perhitungan
dengan cara ini diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu:
1) Jumlah koloni tiap cawan petri antara 30-300 koloni, jika memang tidak ada
yang memenuhi syarat dipilih yang jumlahnya mendekati 300.
2) Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas cawan petri,
koloni tersebut dikenal sebagai spreader.
3) Perbandingan jumlah bakteri dari hasil pengenceran yang berturut-turut antara
pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran sebelumnya, jika sama atau
lebih kecil dari 2 hasilnya dirata-rata; tetapi jika lebih besar dari 2 yang dipakai
jumlah mikrobia dari hasil pengenceran sebelumnya.
Streak Plate Method
1. Ambil 1 ose bakteri yang sama morfologinya dari biakan bakteri pada petri dish.
2. Oleskan bakteri di atas media miring yang ada di tabung reaksi dengan teknik zig-
zag dari bagian dalam ke luar. Sedangkan untuk media tegak jarum ose yang sudah
ada bakterinya di tanamkan dengan cara ditancapkan ke dalam media (jangan sampai
kena dasar tabung reaksi). Setiap jenis media dibuat 2 kali ulangan.
3. Inkubasi tabung reaksi selama 24 jam.
4. Setelah diinkubasi, amati dan gambar morfologi koloni bakterinya.
6
Page 7
Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Isolasi Bakteri pada Petri dish selama 24 jam
No.Jenis
MediaPengenceran Ulangan
Morfologi Koloni Bakteri Jumlah
Bentuk Elevasi Tepian Warna
1.1
2
2.1
2
Dst.
Tabel Pengamatan Isolasi Jamur pada Petri dish selama 24 jam
No. Jenis
Media
Pengenceran Ulangan Morfologi Koloni Bakteri Jumlah
Bentuk Elevasi Tepian Warna
1.1
2
2.1
2
Dst.
Tabel Pengamatan Streak Bakteri pada Tabung Reaksi selama 24 jam
No.Jenis
MediaPengenceran Ulangan
Morfologi Koloni Bakteri
Bentuk Elevasi Tepian Warna
1.1
2
2.1
2
Dst.
Lampiran
7
Page 8
Morfologi Koloni Bakteri
8
Page 9
Morfologi Koloni Bakteri pada Medium Tegak dan Miring
9
Page 10
10
ACARA 4
PEWARNAAN BAKTERI
Page 11
Dasar Teori
Mengamati sel bakteri dalam keadaan hidup sangatlah sulit. Selain karena ukuran yang
kecil, tetapi warna sel bakteri juga transparan. Untuk memudahkan dalam mengamati sel-sel
bakteri, maka metode pewarnaan dapat membantu dalam pewarnaan bakteri. Menurut Sandjaja
(1992) pewarnaan Gram merupakan cara pengecatan yang sangat penting dan paling banyak
dipakai untuk membantu identifikasi dan determinasi bakteri.
Tujuan Praktikum
Mengamati bentuk bakteri dengan menggunakan pewarnaan Gram dan menggolongkannya ke
dalam bakteri Gram positif atau Gram negatif.
Alat dan Bahan
Alat : gelas kimia, bunsen, jarum ose, hair drayer, penjepit, kaca objek, pipet
tetes, mikroskop, fotomikroskop, LCD, kamera mikroskop, bak, botol
semprot, stopwatch
Bahan : Gram A, Gram B, Gram C, Gram D, alkohol, aquades, tisu, label, biakan
bakteri, korek api, air
Cara Kerja
1. Bersihkan kaca objek dengan alkohol, kemudian panggang di atas nyala api bunsen.
2. Ambil koloni bakteri dengan ose secara aseptis dan letakkan di atas kaca objek. Fiksasi di
atas nyala bunsen.
3. Teteskan larutan Gram A sebanyak 2 tetes pada permukaan preparat lapisan tipis bakteri
sampai tertutup semua dan biarkan selama 1 menit.
4. Setelah 1 menit, cuci lapisan tipis preparat bakteri yang tertutup larutan Gram A dengan air
mengalir dan kering-anginkan.
5. Setelah kering, teteskan larutan Gram B dan biarkan selama 1 menit.
6. Setelah 1 menit, cuci lapisan tipis preparat bakteri yang tertutup larutan Gram B dengan air
mengalir dan kering-anginkan.
7. Setelah kering, teteskan larutan Gram C dan biarkan selama 30 detik.
8. Setelah 30 detik, cuci lapisan tipis preparat bakteri yang tertutup larutan Gram C dengan
air mengalir dan kering-anginkan.
9. Setelah kering, teteskan larutan Gram D dan biarkan selama 1 menit.
11
Page 12
10. Setelah 1 menit, cuci lapisan tipis preparat bakteri yang tertutup larutan Gram D dengan air
mengalir dan kering-anginkan.
11. Lakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat.
12. Foto hasil pengamatan pewarnaan bakteri.
Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Pewarnaan Bakteri
No. Jenis Media Gambar Bentuk Bakteri Jenis Bakteri
1.
2.
Dst.
12
ACARA 3
MORFOLOGI JAMUR BENANG
Page 13
Landasan Teori
Jamur adalah organisme unik yang umunya berbeda dari Eukariotik lainnya ditinjau dari
cara memperoleh makanan, organisasi struktural, serta pertumbuhan dan reproduksi (Campbell,
2005). Jamur mempunyai ciri-ciri morfologi yang spesifik baik secara mikroskopis maupun
makroskopis. Ciri-ciri tersebut dapat dipakai untuk identifikasi dan determinasi. Untuk
mengidentifikasi, langkah awalnya yaitu pengamatan secara makroskopis terhadap morfologi
hifanya, bentuk percabangan hifa, ada tidaknya sekat hifa, rhizoid, stolon, sel kaki dan buah,
pendukung buah, dan bentuk spora (Pelczar dan Chan, 2008).
Tujuan Praktikum
Mengetahui morfologi jamur benang baik secara mikroskopis.
Alat dan Bahan
Alat : fotomikroskop, mikroskop, gelas kimia, jarum pentul, pipet tetes, kaca
objek, kaca penutup, jarum pentul, LCD
Bahan : jamur, tisu, label, air
Cara Kerja
1. Ambil jamur dan letakkan di atas kaca objek.
2. Tetesi dengan 1 tetes air, kemudian tutup dengan kaca penutup.
3. Amati dengan mikroskop.
Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Morfologi Jamur Benang
No. Jenis JamurGambar
(Praktikum)
Gambar
(Literatur)Genus Keterangan
1.
Dst.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2008). Persyaratan Sementara Cemaran Mikroba dalam Makanan. Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan. Jakarta : Dirjen POM Dep. Kes RI.
13
Page 14
Campbell, N. (2005). Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro, O. (2005). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.
Hadioetomo, R. S. (1993). Mikrobiologi Pangan. Jakarta : PAU dan Gizi ITB.
Nur Hidayat, Masdiana C. Padaga, dan Sri Suhartini. (2006). Mikrobiologi Industri. Yogyakarta : ANDI.
Pelczar, Michael J dan E. C. S Chan. (2008). Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta : Press.
Schlegel, Hans G. (1994). Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Bandung : Gajah Mada University Press.
Suriwaria, U. (2005). Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.
Volk dan Wheeler. (1993). Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
14