Top Banner
1 PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNIK KULTUR JARINGAN TANAMAN DISUSUN OLEH Dr. Ir. Atra Romeida, M.Si. Dr. Ir. Usman KJS,M.Sc Dr. Ir. Rustikawati, M.Si. Dr. Ir, Sumardi, MP Ir. Marulak Simarmata, M.Sc.Ph.D Ir. Marlin, M.Sc DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BENGKULU BENGKULU 2015
33

Penuntun Praktikum Kultur jaringan

Sep 26, 2015

Download

Documents

Apollo Haloho

universitas bengkulu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    PENUNTUN PRAKTIKUM

    TEKNIK KULTUR JARINGAN TANAMAN

    DISUSUN OLEH

    Dr. Ir. Atra Romeida, M.Si.

    Dr. Ir. Usman KJS,M.Sc

    Dr. Ir. Rustikawati, M.Si.

    Dr. Ir, Sumardi, MP

    Ir. Marulak Simarmata, M.Sc.Ph.D

    Ir. Marlin, M.Sc

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS BENGKULU

    BENGKULU

    2015

  • 2

    TATA TERTIB PRAKTIKUM

    1. Setiap mahasiswa harus terdaftar sebagai peserta praktikum dan harus memiliki buku penuntun praktikum.

    2. Mahasiswa harus datang tepat waktu. Kalauterlambat akan ketinggalan pretes.

    3. Sebelum melaksanakan praktikum, mahasiswa harus sudah membaca penuntun praktikum pada acara yang bersangkutan, karenaakan diadakan pretes.

    4. Gunakan jas praktikum yang bersih dan tidak diperkenankan makan, minum, menghidupkan HP dan merokok di dalam laboratorium.

    5. Semua tas, buku, dan lainnya yang tidak digunakan untuk keperluan praktikum supaya diletakkan ditempat yang tidak mengganggu acara praktikum.

    6. Alat-alat yang dipinjam harus digunakan dengan sebaik-baiknya dan apabila ada alat-alat yang rusak, pecah, dan atau terjadi kecelakaan selama pelaksanaan praktikum, segera

    laporkan kepada dosen pengasuh praktikum, laboran, atau coass.

    7. Setelah selesai praktikum, bersihkan semua alat dan kembalikan kepada dosen pengasuh, coass atau laboran. Bahan atau benda sisa lainnya yang tidak digunakan lagi agar dibuang

    ketempat sampah. Meja praktikum harus bersih sebelum keluar ruangan.

    8. Lembar kerja pada setiap acara praktikum harus disahkan oleh dosen pengasuh praktikum sebelum praktikum berakhir.

    9. Bagi praktikan yang menghadiri kurang dari 75 % praktikum dengan alasan apapun, maka tidak diperkenankan mengikuti responsi dan nilai praktikumnya NOL.

    10. Bagi praktikan yang absen (kecuali sakit dengan memberi surat dan surat keterangan dari dokter) tidak ada praktikum susulan, nilai pretes dan nilai laporan untuk acara yang tidak

    diikuti adalah NOL.

  • 3

    JADWAL PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

    ACARA

    PRAKTIKUM

    PERTEMUAN

    KE

    JUDUL

    I I Asistensi/pengenalan umum teknik kultur jaringan

    tanaman dan kontrak praktikum

    II I Pengenalan teknik kultur jaringan tanaman

    menggunakan audio visual

    III II Pengenalan laboratorium kultur jaringan tanaman dan

    peralatan pendukung

    IV II Teknik sterilisasi ruang dan peralatan pendukung

    V III Pengenalan jenis medium kultur jaringan tanaman

    dan perhitungan penggunaan bahan kimia penyusun

    media tanaman

    VI IV Pembuatan larutan stok bahan kimua dan zat pengatur

    tumbuh

    VII V Pembuatan medium kultur jaringan tanaman dan

    teknik sterilisasi media

    VIII VI Pengenalan jenis eksplan (akar dan umbi), teknik

    sterilisasi dan penanaman pada medium in vitro

    IX VI Pengenalan jenis eksplan (batang, daun dan sulur),

    teknik sterilisasi dan penanaman pada medium in

    vitro

    X VI Pengenalan jenis eksplan (tunas, cormus, bonggol,

    dan mata tunas), teknik sterilisasi dan penanaman

    pada medium in vitro

    XI VI Pengenalan jenis eksplan (biji, embrio dan nusellus),

    teknik sterilisasi dan penanaman pada medium in

    vitro

    XII VI Pengenalan jenis eksplan (anter dan putik), teknik

    sterilisasi dan penanaman pada medium in vitro

    XIII VII Pengenalan teknik sub kultur tunas mikro, umbi

    mikro, plb, daun, buku batang, ruas batang dan

    plantlet

    XIV VIII Pengenalan teknik hardening dan aklimatisasi

    XV IX, X, XI, XII Pengamatan I, II, III, IV

    dan ferifikasi data

    XVI XIII Analisis data hasil kultur jaringan dan pembuatan

    laporan akhir

    XVII XIV Pengumpulan laporan akhir dan responsi

    XVIII XV Pengumuman nilai praktikum

    Catatan : Materi acara keenam dipilih dosen pengasuh sesuai dengan Shift yang dibimbingnya.

  • 4

    PELAKSANAAN PRAKTIKUM GENETIKA

    HARI

    PUKUL

    RUANG

    SHIFT

    CO-ASST

    DOSEN

    SENIN 10:00-12:00 KULJAR A1 Rizki Helfi Syaputra

    SENIN 10:00-12:00 KULJAR A2 Okta Atra Romeida

    SENIN 14.00 16.00 KULJAR A3 Okta Atra Romeida

    SENIN 14.00 16.00 KULJAR A4 Riski Rustikawati

    HARI

    PUKUL

    RUANG

    SHIFT

    CO-ASST

    DOSEN

    SELASA 10:00-12:00 KULJAR B1 Irwan Usman Krisjoko S.

    SELASA 10:00-12:00 KULJAR B2 Okta Catur Herison

    SELASA 14.00 16.00 KULJAR B3 Irwan Usman Krisjoko S.

    SELASA 14.00 16.00 KULJAR B4 Okta Sumardi

    HARI

    PUKUL

    RUANG

    SHIFT

    CO-ASST

    DOSEN

    RABU 12:00-14:00 KULJAR C1 Rustikawati

    RABU 12:00-14:00 KULJAR C2 Okta Catur Herison

    RABU 14.00 16.00 KULJAR C3 Okta Atra Romeida

    RABU 14.00 16.00 KULJAR C4 Deni Marulak Simarmata

  • 5

    PERTEMUAN I

    ACARA I : ASISTENSI/PENGENALAN UMUM TEKNIK KULTUR JARINGAN

    TANAMAN DAN KONTRAK PRAKTIKUM

    1.1 Tujuan :

    1. Mahasiswa mendapat gambaran tentang kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan. 2. Mahasiswa dapat memahami tahapan pelaksanaan kegiatan praktikum yang akan

    dilaksanakan.

    3. Melakukan kontrak praktikum Teknik Kultur Jaringan Tanaman

    2.1 Bahan dan Alat : Bahan dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum pertama ini adalah

    Power point, Laptop, LCD

  • 6

    PERTEMUAN I

    ACARA II : PENGENALAN TEKNIK KULTUR JARINGAN TANAMAN

    MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL

    2.1 Tujuan :

    1. untuk memberikan pengetahuan umum teknik kultur jaringan kepada mahasiswa agar

    bisa melihat secara jelas tahapan pelaksanaan kultur jaringan tanaman dan peralatan

    yang dibutuhkan pada alat pelaksanaannya.

    2. mempekenalkan teknik pelaksanaan kultur jaringan pada berbagai jenis tanaman

    2.2 Bahan dan Alat :

    Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Audiovisual ( TV +

    VCD Player ), atau Lap top dan LCD, CD tekniik kultur jaringan tanaman

    2.3 Tugas Untuk Mahasiswa :

    Tulis ringkasan materi secara terperinci Tulislah tahapan kultur jaringan pisang Tulislah tahapan perbanyakan kentang Tulislah tahapan kultur jaringan Anggrek Bagaimana teknik sterilisasi bahan tanaman sebelum dilakukan pengkulturan

  • 7

    PERTEMUAN II

    ACARA III : PENGENALAN LABORATORIUM KULTUR JARINGAN DAN

    PERALATAN PENDUKUNG

    3.1 Dasar Teori

    Laboratorium Bioteknologi tanaman memiliki pembagian ruangan sedemikian rupa

    guna meningkatkan optimalisasi dan efisiensi dalam melakukan setiap tahapan kegiatan.

    Namun demikian antara ruangan yang satu dengan yang lainnya tetap berhubungan atau tidak

    terpisahkan. Penataan ruangan di dalam Lab. Biotek tanaman dihubungkan dengan langkah-

    langkah dalam prosedur bioteknologi dan alat-alat pendukung yang dibutuhkan.

    Secara garis besar ruangan yang harus ada di dalam laboratorium bioteknologi

    tanaman adalah a) ruang persiapan, b) ruang transfer, c) ruang kultur dan d) ruang stok.

    Masing-masing ruangan memiliki kekhususan tersendiri terutama berkaitan dengan alat yang

    terdapat di dalamnya.

    a. Ruang Persiapan Ruang persiapan di laboratorium bioteknologi tanaman Fakultas Pertanian Universitas

    Bengkulu dibagi menjadi ruangan yang terpisah.

    Ruang persiapan I dipergunakan untuk penimbangan bahan-bahan kimia, untuk

    membuat media, pengenceran media, dan pengisian botol kultur.

    Ruang persiapan II digunakan untuk persiapan bahan tanam seperti pencucian kotoran

    dari lapangan, pembuangan bagian tanaman yang tidak diperlukan, serta perlakuan awal

    untuk mereduksi sumber kontaminan seperti merendam bahan eksplan didalam air yang

    mengalir.

    Peralatan yang ada di dalam ruangan persiapan I meliputi: timbangan analitik,lemari

    untuk penyimpanan bahan kimia, alat-alat seperti pinset, scalpel dan pisau, lemari

    pendingin digunakan untuk menyimpan larutan stok, senyawa kimia organik, vitamin dan

    zat pengatur tumbuh, hot plate dengan magnetic stirrer, pH meter, dan agar dispenser.

    Sedangkan pada ruang persiapan II meliputi alat untuk mencuci gelas, rak pengering,

    kereta dorong, oven, autoclave dan centrifuge.

    b. Ruang Transfer Ruang transfer adalah ruangan steril dimana kegiatan aseptik dimulai. Di ruangan ini

    dilakukan isolasi bagian tanaman, sterilisasi eksplan, dan penanaman eksplan pada media.

    Kegiatan sterilisasi ruangan ini dilakukan secara fisik dengan menggunakan cahaya ultra

    violet dan menggunakan larutan kimia yaitu formalin dan alkohol.

    Kegiatan isolasi bagian tanaman, sterilisasi dan penanaman eksplan pada media

    dilakukan didalan Laminar Airflow Cabinet (LAC) yang dilengkapi dengan filter yang

    tidak dapat dilalui oleh bakteri maupun jamur. Di ruangan ini terdapat 3 unit LAC,

    sehingga dapat melayani 5 orang mahasiswa sekaligus untuk melakukan transfer. Ruangan

    ini dilengkapi dengan Air Conditioned (AC) karena ruangan ini tertutup, sehingga AC

    merupakan sarana untuk sirkulasi udara bersih.

    Alat lain yang terdapat di dalam ruangan ini meliputi kereta dorong yang selalu

    disemprot dengan alkohol, alat-alat diseksi (scalpel, pinset, gunting dan tangkai scalpel),

    lampu spritus, petridish steril.

    c. Ruang Kultur

    Ruang kultur ini adalah ruangan yang digunakan untuk menumbuhkan eksplan yang

    telah ditransfer ke dalam botol kultur. Botol kultur disusun pada rak-rak bertingkat yang

    telah disediakan dan diberikan penerangan. Ruangan ini diupayakan selalu bersih, bebas

    dari debu dan organisme lainnya. Untuk mengatur suhu udara dalam ruangan digunakan

    AC. Untuk membantu pengendalian temperatur ruangan, sumber panas dari lampu

    (ballast/transformer ) di letakkan di luar ruangan.

  • 8

    d. Ruang Stok Untuk meningkatkan efesiensi dalam pekerjaan khususnya dalam mempersiapkan

    media kultur selalu dibuat stok media pada konsentrasi yang dipekatkan. Pada saat

    pembuatan media mahasiswa tinggal mengencerkan dari larutan stok yang ada. Pada Lab.

    Biotek Faperta UNIB, Ruang stok khusus belum ada, sehingga masih disatukan dengan

    ruang persiapan I, namun penyimpanan larutan stok di lemari pendingin.

    3.2 Tujuan : 1. Mahasiswa mengetahui dan mengenal laboratorium bioteknologi tanaman secara

    langsung dan terinci

    2. Mahasiswa dapat mengenal secara langsung alat-alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan

    3. Mahasiswa tahu cara menggunakan alat-alat yang tersedia di laboratorium Bioteknologi Tanaman

    3.3 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan adalah Lab kultur jaringan, peralatan pendukung seperti

    Laminar Airflow Cabinet, Hot plate, magnetic stirrer, sterilizer, timbangan analitik, pH

    meter, peralatan gelas(erlenmeyer, labu takar, gelas ukur, petridish, , peralatan tanam,

    autocalve, dll

    3.4 Tugas Untuk Mahasiswa :

    1. Buat denah lab kultur jaringan 2. Buat gambar sketsa masing-masing ruangan 3. Buat gambar alat dan tulis bagian-bagian peralatan secara rinci yang terdapat pada

    masing-masing ruangan

    4. Buat instruksi kerja (IK) penggunaan alat yang lengkap format terlampir dan lengkapi dengan gambar beserta rinciannya.

    Catatan : Ruang Kultur dan peralatan dibuat IK akan dibagi oleh coass setelah penjelasan

    oleh dosen pembimbing. Keterangan lebih rinci akan disampaikan pada saat asistensi

    oleh dosen pembimbing praktikum dan pelaksaaannya akan dibimbing oleh coass.

    Setelah di koreksi dan dan ditanda tangani oleh dosen pembimbing harus dilaminating

    sebagai pengganti laporan praktikum.

  • 9

    PERTEMUAN II

    ACARA IV : TEKNIK STERILISASI RUANG DAN PERALATAN PENDUKUNG

    4.1 Tujuan : 1. Mahasiswa mampu melakukan teknik sterilisasi setiap ruang kultur yang terdapat di

    Lab. Kultur jaringan tanaman.

    2. Mahasiswa mampu melakukan teknik sterilisasi setiap peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman

    4.2 Bahan dan Alat 1. Bahan dan alat yang digunakan adalah bahan sterilan (deterjent, alkohol 70%, alkohol

    96%, Bayclin, formalin), Lab kultur jaringan, peralatan pendukung seperti LAC, Hot

    plate, magnetic stirrer, sterilizer, timbangan analitik, pH meter, peralatan gelas,

    peralatan tanam, autocalve, botol kultur, vacum cleaner, dll

    4.3 Cara Kerja 1. Lab. Kultur jaringan terdiri dari ruang penunjang yang memiliki peralatan pendukung

    yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kultur jaringan tanaman. Setiap ruang

    membutuhkan standar kebersihan dan tingkat sterilitas yang berbeda oleh karena

    teknik membersihkan dan sterilisasinya memiliki perbedaan. Ruang persiapan

    merupakan tempat mempersiapkan medium tanam dan bahan tanam, oleh karena itu

    ruang tanam dapat dibersihkan dengan menyedot sampah dan debu dengan vacum

    cleaner, lalu di pel dengan perlatan yang bersih. Ruang transfer dan ruang

    pemeliharan kultur bersifat semi steril, standar kebersihan ruang kultur tetap

    diterapkan namun secara berkala harus digunakan formalin untuk mematikan

    kontaminan yang terdalam di dalam ruangan tersebut.

    2. Peralatan pendukung harus selalu dibersihkan dengan lap bersih sebelum dan sesudah digunakan. Untuk LAC sebelum dan sesudah digunakan perlu dilakukan

    penyemprotan menggunakan alkohol 96% pada semua permuaannya terutama bagian

    dalam LAC. Selama LAC tidak digunakan harus disterilkan menggunakan lampu UV.

    3. Peralatan tanam seperti gunting, pinset, scalpel, jarum oase, dll dicuci bersih dengan deterjen, selanjutkan direndam dalam bayclin 25% selama 1 jam. Selanjutnya dilap

    menggunakan tissue bersih, dibungkus menggunakan kertas lalu disterilkan

    mengunakan autoclave pada suhu 121oC, tekanan 15 psi selama 1 jam, setelah itu

    disimpan di dalam sterilzer sebelum digunakan.

    4. Peralatan gelas dan botol kultur di cuci dengan deterjen, direndam dalam bayclin 25% selama 1 jam. Selanjutnya dilap menggunakan tissue bersih, dibungkus menggunakan

    kertas lalu disterilkan mengunakan autoclave pada suhu 121oC, tekanan 15 psi selama

    1 jam, setelah itu disimpan di dalam sterilzer sebelum digunakan.

    4.4 Tugas Untuk Mahasiswa :

    1. Buat instruksi kerja (IK) teknik sterilisasi ruang dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan kultur jaringan tanaman.

    2. Setiap mahasiswa membuat IK teknik sterilsasi ruang dan peralatan yang berbeda

    Catatan : Ruang Kultur dan peralatan dibuat IK akan dibagi oleh coass setelah penjelasan

    oleh dosen pembimbing. Keterangan lebih rinci akan disampaikan pada saat asistensi

    oleh dosen pembimbing praktikum dan pelaksaaannya akan dibimbing oleh coass.

    Setelah di koreksi dan dan ditanda tangani oleh dosen pembimbing harus dilaminating

    sebagai pengganti laporan praktikum.

  • 10

    PERTEMUAN III

    ACARA V : PENGENALAN JENIS MEDIUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

    DAN PERHITUNGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA PENYUSUN

    MEDIA TANAMAN

    5.1 Tujuan : 1. Mahasiswa mampu mengenali dan menghitung kebutuhan setiap bahan kimia yang

    akan digunakan untuk membuat setiap jenis medium in vitro.

    2. Mahasiswa mengetahui jenis dan komposisi medium kultur jaringan yang digunakan untuk produksi massal tanaman secara in vitro

    5.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan adalah bahan kimia penyusun medium tanam,

    kalkulator, timbangan analitik, laptop, sambungan ke internet, dll

    5.3 Cara Kerja 1. Dosen pembimbing akan mengenalkan jenis medium tanam in vitro beserta

    komposisinya kepada peserta praktikan.

    2. Medium MS dan komposisinya akan digunakan sebagai contoh kepada mahasiswa. Mahasiswa diminta untuk mencari komposisi medium yang lain yaitu medium Woody

    Plant Medium, Gressof and Doy, White, N6, Nitch and Nicth, Knudson C, Vacint and

    Went, B5,

    5.4 Tugas Untuk Mahasiswa :

    1. Buat instruksi kerja (IK) jenis medium yang digunakan dalam pelaksanaan kultur jaringan tanaman.

    2. Setiap mahasiswa membuat IK jenis medium beserta komposisnya yang berbeda

    Catatan : Jenis medium dan komposisinya yang akan dibuat IK akan dibagi oleh coass

    setelah penjelasan oleh dosen pembimbing. Keterangan lebih rinci akan disampaikan

    pada saat asistensi oleh dosen pembimbing praktikum dan pelaksaaannya akan

    dibimbing oleh coass. Setelah di koreksi dan dan ditanda tangani oleh dosen

    pembimbing harus dilaminating sebagai pengganti laporan praktikum.

  • 11

    PERTEMUAN IV

    ACARA VI. PEMBUATAN LARUTAN STOK BAHAN KIMUA DAN ZAT

    PENGATUR TUMBUH

    6.1 Dasar Teori.

    Larutan stok dibuat untuk memudahkan pekerjaan dalam pembuatan media selanjutnya,

    antara lain :

    1. Menghemat pekerjaan menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media. 2. Mengatasi kesulitan menimbang dalam jumlah yang sangat kecil. 3. Mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlalu sering dibuka dan ditutup.

    Pembuatan media dikelompokkan berdasarkan jenis bahan kimia yang digunakan,

    sehingga jika bahan kimia tersebut dicampur tidak terjadi interaksi dan menghasilkan

    senyawa baru. Biasanya pengelompokkan dilakukan berdasarkan stok hara makro, stok

    Fe, Vitamin dan stok hormon, terutama jika larutan stok tidak disimpan terlalu lama. Stok

    hara baik mikro maupun makro dapat di simpan dalam waktu yang relatif lama yaitu 4 -8

    minggu, sedangakan stok hormon hanya baik disimpan untuk waktu 2 4 minggu.

    Setelah diperoleh larutan stok seperti yang diinginkan, selanjutnya pembuatan media

    dilakukan dengan mengencerkan larutan stok sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki.

    6.2 Tujuan

    1. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan bahan kimia dan ZPT yang akan digunakan untuk pembuatan larutan stok.

    2. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi (ppm ataupun M) setiap bahan kimia penyusun medium in vitro dan ZPT.

    3. Mahasiswa mampu membuat larutan stok tunggal dan majemuk

    6.3 Bahan Dan Alat

    Bahan kimia yang digunakan adalah NH4NO3, KNO3, FeSO4.7H2O, Na2 EDTA,

    MnSO.H2O, MgSO4.7H2O, H3BO3, KI, Na2MoO4.2H2O, CoCl2. 6H2O, CuSO4.5H2O,

    Thiamine HCl, Nicotinic Acid, Pyridoxine HCl, Glycine, IAA, NAA, IBA, 2,4-D, GA3, BAP/BA, Kinetin, 2-iP, Thidiazuron, Aquadest Steril, alkohol 98%

    Peralatan yang digunakan adalah Timbangan analitik, gelas ukur. Labu takar, pH

    meter, erlen meyer, botol semprot, spatula, magnetik stirrer, hot plate, dll.

    6.4 Cara Kerja

    Contoh pembuatan larutan stok pada media dasar Murashige and Skoog (MS).

    1. Larutan Stok A, 100 ml (konsentarsi/kepekatan 50 kali )

    Timbang persenyawaan NH4NO3 sebanyak 8.35 g

    Bahan yang telah ditimbang masukkan kedalam gelas piala (beacker glass) bersih

    yang telah berisi akuades atau air bebas ion 70 ml. Selanjutnya diaduk hingga larut

    merata, jika berhasil larutan tidak berwarna (bening).

    Larutan selanjutnya dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan akuades. Gelas piala dibilas dengan akuades dan air bilasan dimasukkan ke dalm labu

    takar. Kemudian ke dalam labu takar tambahkan air hingga volumenya tepat 100 ml.

    Larutan telah jadi, kemudian dipindahkan ke dalam gelas erlenmeyer bertutup ukuran 150 ml dan ditutup rapat dan diberi label A. Selanjutnya larutan stok disimpan di

    dalam rung pendingin.

    Alat-alat yang telah digunakan dibersihkan dengan akuades, selanjutnya semuanya disimpan ditempat penyimpanan alat.

  • 12

    2. Larutan Stok B, 100 ml ( konsentrasi/kepekatan 50 kali) Timbang persenyawaan KNO3 sebanyak 9.5 g

    Bahan yang telah ditimbang masukkan kedalam gelas piala (beacker glass) bersih

    yang telah berisi akuades atau air bebas ion 70 ml. Selanjutnya diaduk hingga larut

    merata, jika berhasil larutan tidak berwarna (bening).

    Larutan selanjutnya dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan akuades. Gelas piala dibilas dengan akuades dan air bilasan dimasukkan ke dalm labu

    takar. Kemudian ke dalam labu takar tambahkan air hingga volumenya tepat 100 ml.

    Larutan telah jadi, kemudian dipindahkan ke dalam gelas erlenmeyer bertutup ukuran 150 ml dan ditutup rapat dan diberi label B. Selanjutnya larutan stok disimpan di

    dalam rung pendingin. Alat-alat yang telah digunakan dibersihkan dengan akuades,

    selanjutnya semuanya disimpan ditempat penyimpanan alat.

    Bahan yang telah ditimbang masukkan kedalam gelas piala (beacker glass) bersih

    yang telah berisi akuades atau air bebas ion 30-40 ml secara terpisah. Selanjutnya

    diaduk hingga larut merata, jika berhasil larutan tidak berwarna (bening).

    Larutan selanjutnya disatukan dengan cara menuangkan kedua larutan ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan akuades. Gelas piala dibilas dengan akuades

    dan air bilasan dimasukkan ke dalam labu takar. Kemudian ke dalam labu takar

    tambahkan air hingga volumenya tepat 100 ml.

    Larutan telah jadi, kemudian dipindahkan ke dalam gelas erlenmeyer bertutup ukuran 150 ml dan ditutup rapat dan diberi label D. Selanjutnya larutan stok disimpan di

    dalam ruang pendingin.

    Alat-alat yang telah digunakan dibersihkan dengan akuades, selanjutnya semuanya disimpan ditempat penyimpanan alat.

    3. Larutan Stok E, 100 ml (konsentrasi/kepekatan 200 kali) Timbang 0.557 g FeSO4.7H2O dan 0.745 g Na2 EDTA Kedua Bahan kimia tersebut dilarutkan pada tempat yang terpisah, kira-kira masukkan

    akuades kedalam gelas piala 20 ml. Larutan Na2 EDTA dipanaskan hingga 40-60 oC

    selama beberapa menit, selanjutnya masukkan larutan FeSO4.7H2O dan terus diaduk

    hingga tercampur rata. Biarkan suhu kembali ke suhu ruangan ini.

    Bahan yang telah ditimbang masukkan kedalam gelas piala (beacker glass) bersih

    yang telah berisi akuades atau air bebas ion 30-40 ml secara terpisah. Selanjutnya

    diaduk hingga larut merata, jika berhasil larutan tidak berwarna (bening).

    Larutan selanjutnya disatukan dengan cara menuangkan kedua larutan ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan akuades. Gelas piala dibilas dengan akuades

    dan air bilasan dimasukkan ke dalam labu takar. Kemudian ke dalam labu takar

    tambahkan air hingga volumenya tepat 100 ml.

    Larutan telah jadi, kemudian dipindahkan ke dalam gelas erlenmeyer bertutup ukuran 150 ml dan ditutup rapat dengan alumunium foil dan diberi label E. Selanjutnya

    larutan stok disimpan di dalam ruang pendingin.

    Alat-alat yang telah digunakan dibersihkan dengan akuades, selanjutnya semuanya disimpan ditempat penyimpanan alat.

    4. Larutan Stok F, 100 ml (konsentrasi/kepekatan 200 kali) Timbang bahan bahan sumber hara mikro dengan menggunakan timbangan sebagai

    berikut:

    No Bahan Kimia Jumlah yang dibutuhkan

    1 MnSO.H2O 338 mg

    2 MgSO4.7H2O 7400 mg

    3 H3BO3 124 mg

    4 KI 16.6 mg

    5 Na2MoO4.2H2O 5.0 mg

    6 CoCl2. 6H2O 0.05 mg

  • 13

    7 CuSO4.5H2O 0.05 mg

    Bahan yang telah ditimbang masukkan kedalam gelas piala (beacker glass) bersih

    yang telah berisi akuades atau air bebas ion 30-40 ml secara terpisah. Selanjutnya

    diaduk hingga larut merata, jika berhasil larutan tidak berwarna (bening).

    Larutan selanjutnya disatukan dengan cara menuangkan kedua larutan ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan akuades. Gelas piala dibilas dengan akuades

    dan air bilasan dimasukkan ke dalm labu takar. Kemudian ke dalam labu takar

    tambahkan air hingga volumenya tepat 100 ml.

    Larutan telah jadi, kemudian dipindahkan ke dalam gelas erlenmeyer bertutup ukuran 150 ml dan ditutup rapat dan diberi label F. Selanjutnya larutan stok disimpan di

    dalam ruang pendingin.

    Alat-alat yang telah digunakan dibersihkan dengan akuades, selanjutnya semuanya disimpan ditempat penyimpanan alat.

    5. Vitamin Vitamin dan Zat Pengatur Tumbuh kesemuanya adalah bahan organic. Bahan-bahan

    organik umumnya peka terhadap cahaya dan suhu tinggi. Disamping itu bahan organik

    dalam bentuk larutan mudah mengalami perubahan, sehingga tidak awet disimpan lama.

    Oleh karena itu vitamin dan zat pengatur tumbuh harus disimpan dalam lemari es,

    sebaiknya membuatnya sedikit saja sehingga cepat habis.

    Bila vitamin bukan merupakan perlakuaan, artinya semua media menggunakan

    konsentrasi yang sama, maka larutan vitamin dapat dibuat sebagai stok campuran.

    Sebagai contoh akan dibuat media dasar (1 liter) memerlukan thiamine HCl 0.1 mg,

    nicotinic acid 0,5 mg, pyrydoxine HCl 0.5 mg dan glycine 2.0 mg. Untuk membuat

    larutan stok umumnya dibuat konsentrasi/kepekatan 1000 kali, dibuat sebanyak 100 ml.

    Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut :

    Menimbang bahan-bahan ;

    1. Thiamine HCl 10 mg

    2. Nicotinic Acid 50 mg

    3. Pyridoxine HCl 50 mg

    4. Glycine 200 mg

    Semua bahan selanjutnya dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, yang telah berisi

    akuades 25 ml. Labu takar selanjutnya dikocok hingga semua bahan larut merata,

    kemudian volume labu ditetapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan akuades.

    Selanjutnya dipindahkan ke dalam botol erlenmeyer 150 ml, ditutup rapat dan disimpan

    dalam lemari es.

    6. Myoinositol

    Kebutuhan myoinositol pada medium MS sebanyak 100 mg/L. Khusus myo inositol

    dibuat larutan stok tunggal kepektan 10 kali. Bahan ditimbang sebanyak 100 mg atau 0,1

    g selanjutnya dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, yang telah berisi akuades 25 ml.

    Labu takar selanjutnya dikocok hingga bahan larut merata, kemudian volume labu

    ditetapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan akuades. Selanjutnya dipindahkan ke

    dalam botol erlenmeyer 150 ml, ditutup rapat dan disimpan dalam lemari es.

    Contoh pembuatan larutan stok ZPT

    Zat pengatur tumbuh biasanya digunakan dalam jumlah yang sedikit dan merupakan

    perlakuan dari masing-masing kultur, sehingga stok zat pengatur tumbuh dibuat secara

    tunggal dari setiap jenis zat pengatur tumbuh.

    1. Auksin

  • 14

    Auskin digunakan untuk memacu pertumbuhan akar dan kalus. Biasanya digunakan

    dengan kisaran konsentrasi 1 -5 ppm atau tergantung jenis tanaman dan tujuan yang akan

    dicapai

    Auksin yang biasa digunakan antara lain IAA, NAA, IBA, 2,4-D.

    Umumnya dibuat larutan stok 1000 ppm. Caranya ZPT ditimbang 100 mg atau 0,1 g

    (IAA, NAA, IBA, 2,4-D.) selanjutnya dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, yang telah

    berisi akuades 25 ml. Labu takar selanjutnya dikocok hingga bahan larut merata,

    kemudian volume labu ditetapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan akuades.

    Selanjutnya dipindahkan ke dalam botol erlenmeyer 150 ml, ditutup rapat dan disimpan

    dalam lemari es. 1 ml larutan stok setara dengan 1 ppm.

    2. Giberelin Giberelin digunakan untuk memacu pertumbuhan sel dan pemanjangan ruas batang.

    Biasanya digunakan dengan kisaran konsentrasi 1 -5 ppm atau tergantung jenis tanaman

    dan tujuan yang akan dicapai

    Giberelin yang biasa digunakan adalah GA3

    Umumnya dibuat larutan stok 1000 ppm. Caranya ZPT ditimbang 100 mg atau 0,1 g GA3

    selanjutnya dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, yang telah berisi akuades 25 ml.

    Labu takar selanjutnya dikocok hingga bahan larut merata, kemudian volume labu

    ditetapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan akuades. Selanjutnya dipindahkan ke

    dalam botol erlenmeyer 150 ml, ditutup rapat dan disimpan dalam lemari es. 1 ml larutan

    stok setara dengan 1 ppm.

    3. Sitokinin Sitokinin digunakan untuk memacu pertumbuhan tunas dan kalus. Biasanya digunakan

    dengan kisaran konsentrasi 1 -5 ppm atau tergantung jenis tanaman dan tujuan yang akan

    dicapai

    Sitokinin yang biasa digunakan antara lain BAP/BA, Kinetin, 2-iP, Thidiazuron, dll

    Umumnya dibuat larutan stok 1000 ppm. Caranya ZPT ditimbang 100 mg atau 0,1 g

    (/BA, Kinetin, 2-iP, Thidiazuron) selanjutnya dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml,

    yang telah berisi akuades 25 ml. Labu takar selanjutnya dikocok hingga bahan larut

    merata, kemudian volume labu ditetapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan

    akuades. Selanjutnya dipindahkan ke dalam botol erlenmeyer 150 ml, ditutup rapat dan

    disimpan dalam lemari es. 1 ml larutan stok setara dengan 1 ppm.

    6.5 Tugas Untuk Mahasiswa :

    1. Buat instruksi kerja (IK) pembuatan larutan stok perhitungan konsentrasi bahan kimia penyusun medium dan ZPT dalam satuan ppm dan M atau M

    2. Setiap mahasiswa membuat IK pembuatan larutan stok (perhitungan konsentrasi bahan kimia penyusun medium in vitro dan ZPT) dalam satuan ppm dan M atau M yang

    berbeda

    Catatan : IK perhitungan dan pembuatan larutan stok yang akan dibuat akan dibagi oleh

    coass setelah penjelasan oleh dosen pembimbing. Keterangan lebih rinci akan

    disampaikan pada saat asistensi oleh dosen pembimbing praktikum dan pelaksaaannya

    akan dibimbing oleh coass. Setelah di koreksi dan dan ditanda tangani oleh dosen

    pembimbing harus dilaminating sebagai pengganti laporan praktikum.

  • 15

    PERTEMUAN V

    ACARA VII : MEMBUAT MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN DAN TEKNIK

    STERILISASI MEDIA

    7.1 Tujuan : 1. Mahasiswa terampil membuat media kultur jaringan 2. Mahasiswa dapat melakukan teknik sterilisasi medium

    7.2 Bahan dan Alat

    Bahan-bahan yang digunakan meliputi; stok media MS atau medium lainnya, stok ZPT

    (Auksin, Sitokonin, Giberelin) sesuai kebutuhan. Tissue gulung 1 buah, alumunium foil

    1 gulung, agar 10 g, akuades 10 liter, larutan HCl dan larutan NaOH.

    Alat-alat yang digunakan meliputi ; beacker glass 500 ml 3 buah, labu ukur 1 liter 1

    buah, analitical balance, gunting, hot plate, megnetic stirrer, agar dispenser, botol

    kultur 100 buah, pipet hisap 0.5 ml 1 buah, pipet hisap 5 ml 1 buah dan bola hisap 2

    buah, pH meter, dll.

    7,3 Cara Kerja.

    Setiap kelompok membuat 1 ( satu ) liter media MS dengan langkah -langkah sbb

    1. Sediakan beacker glaas volume 500 ml sebanyak 2 bh, volume 1500 ml 1 bh . Sediakan 1 buah labu ukur volume 1 liter

    2. Sediakan akuades sebanyak 2 liter 3. Timbang sukrosa sebanyak 20 gram 4. Timbang agar sebanyak 7 gram 5. Siapkan pipet hisap 0.5 ml 1 buah 6. Siapkan pipet hisap 5 ml 1 buah 7. Siapkan bola hisap 2 buah 8. Siapkan kertas tissue gulung 1 buah 9. Siapkan alumunium foil 1 gulung, lalu digunting bujur sangkar (besarnya

    disesuaikan dengan ukuran botol kultur)

    10. Deretkan stok media berdasarkan urutan (A,B,C,D,E,F,G),penambahan vitamin dan ZPT akan dibantu oleh Co-Asisten

    11. Pipet stok media dengan pipet hisap (dimulai dari stok A,B, dst) sesuai dengan kepekatan yang dibuat, masukkan ke dalam beacker glass yang telah disediakan.

    (setiap kali memindah pipet ke stok lainnya, pipet di cuci dengan akuades dan

    dikeringkan dengan tissue).

    12. Tambahkan gula 30 g/l 13. Lakukanlah pekerjaan poin 11,hingga semua stok telah diambil, setelah itu minta

    bantuan Co-Ass untuk menambahkan vitamin dan ZPT.

    14. Setelah semua selesai pada beacker glass yang telah memuat semua bahan nutrisi,tambahkan akuades hingga 600 ml, selanjutnya aduk dengan menggunakan

    magnetic stirer hingga larut. Setelah larut tambahkan sukrosa sambil terus

    diaduk,untuk mempercepat kelarutan tambahkan akuades hingga 800 ml sambil terus

    diaduk, Jika telah benar-benar larut pindahkan larutan ke dalam gelas labu 1 liter,

    selanjutnya tetapkan volumenya hingga tepat satu liter dengan menambahkan akuades

    secara perlahan-lahan.

    15. Pindahkan larutan media dari labu ukur ke dalam beacker glass volume 1500 ml, tetapkan pHnya menjadi 5.8 6.0 dengan menambahkan larutan HCl atau NaOH, .

    Setelah itu tambahkan agar sebanyak 7 g/l.

    16. Selanjutnya panaskan dengan hot plate magnetic stirrer,sambil dimasukkan agar. 17. Sesaat menjelang titik didih tercapai (larutan berwarna bening dengan sedikit

    gelembung) pemanasan dihentikan.

  • 16

    18. Pindahkan larutan media ke dalam botol kultur dengan menggunakan agar dispenser, sesuai dengan volume yang dibutuhkan, selanjutnya botol kultur ditutup dengan

    menggunakan alumunium foil.

    19. Media dalam botol kultur disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit.

    20. Pindahkan botol media kultur di dalam ruang transfer, setelah satu minggu media dapat digunakan untuk penanaman.

    21. Inkubasi media minimal 3 hari sebelum ditanam

    7.4 Tugas Untuk Mahasiswa :

    1. Buat instruksi kerja (IK) pembuatan medium tanam (perhitungan konsentrasi bahan kimia penyusun medium dan ZPT) dalam satuan ppm dan M atau M

    2. Setiap mahasiswa membuat IK pembuatan medium tanam (perhitungan konsentrasi bahan kimia penyusun medium in vitro dan ZPT dalam satuan ppm dan M atau M)

    yang berbeda

    Catatan : IK perhitungan dan pembuatan larutan stok yang akan dibuat akan dibagi oleh

    coass setelah penjelasan oleh dosen pembimbing. Keterangan lebih rinci akan

    disampaikan pada saat asistensi oleh dosen pembimbing praktikum dan pelaksaaannya

    akan dibimbing oleh coass. Setelah di koreksi dan dan ditanda tangani oleh dosen

    pembimbing harus dilaminating sebagai pengganti laporan praktikum.

  • 17

    PERTEMUAN VI

    ACARA VIII. PENGENALAN JENIS EKSPLAN (AKAR DAN UMBI), TEKNIK

    STERILISASI DAN PENANAMAN PADA MEDIUM IN VITRO

    8.1 Tujuan : 1. Mahasiswa mengetahui jenis eksplan yang berasal dari akar dan umbi 2. Mahasiswa dapat melakukan teknik sterilisasi eksplan yang berasal dari akar dan

    umbi yang paling tepat untuk mendapatkan bahan tanam steril

    3. Mahasiswa mengetahui teknik persiapan eksplan yang berasal dari akar dan umbi yang digunakan untuk ditanam secara in vitro

    4. Mahasiswa mampu menanam ekplan yang berasal dari akar dan umbi pada medium in vitro

    8.2 Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan adalah akar dan umbi (kentang, wortel, tomat,

    anggrek). Bahan sterilan yang digunakan meliputi fungisida (benlate, previcur N, ....),

    HgCl2, AgNO3, Natrium hypoclorite, Alkohol 96%, alkohol 70%, bethadin. Bahan yang

    digunakan selama penanaman yang meliputi spiritus, aguadest steril. Medium yang

    digunakan adalah medium MS yang dimodifikasi dengan penambahan ZPT dengan jenis

    dan konsentrasi sesuai dengan perlakuan yang akan ditetapkan oleh dosen pembimbing

    pada saat praktikum berlangsung.

    Alat-alat yang butuhkan adalah ; Peralatan gelas (Gelas piala, Erlenmeyer, gelas

    ukur, pipet ukur, labu takar, petridis, timbangan analitik, pH meter, hot plate, autoclave,

    botol kultur, alumunium foil, plastik wrap, laminar airflow cabinet, peralatan tanam,

    (gunting, pinset, scalpel+mata scalpel) kertas saring dan ruang kultur (rak kultur, lampu

    neon, termometer, AC), plastik penutup, karet gelang, aluminium foil, label.

    8.3 Cara Kerja

    Contoh : Cara Kerja eksplan cakram bawang putih.

    1. Kulit pelindung luar siung bawang putih dibuang tanpa melukai siung 2. Cuci siung-siung dengan menggunakan deterjen dan bilas dengan air sampai bersih. 3. Rendam siung dalam larutan baylin 10% selama 10 menit 4. Dalam Laminar Air Flow Cabinet, rendam siung dalam larutan alkohol 70% selama

    sepuluh detik, selanjutnya bilas siung sebanyak tiga kali dengan menggunakan sterile

    water. Masukkan siung steril kedalam petridis yang steril

    5. Dengan menggunakan alat-alat diseksi, potong siung dengan hati-hati untuk mengambil bagian cakram. Pastikan bagian meristem dan radikel tidak terbawa.

    Potong cakram menjadi bagian yang kecil-kecil 1mm

    6. Tanamkan segera eksplan ke dalam media kultur yang telah disiapkan, dengan posisi menghadap ke atas

    7. Pelihara dalam ruang kultur yang aseptik dan terkendali 8. Amati pembentukan organ tanaman yang terjadi.

  • 18

    PERTEMUAN VI

    ACARA IX. PENGENALAN JENIS EKSPLAN (BATANG, DAUN DAN SULUR),

    TEKNIK STERILISASI DAN PENANAMAN PADA MEDIUM IN

    VITRO

    9.1 Tujuan : 1. Mahasiswa mengetahui jenis eksplan yang berasal dari batang, daun dan sulur. 2. Mahasiswa dapat melakukan teknik sterilisasi eksplan yang berasal dari batang, daun

    dan sulur yang paling tepat untuk mendapatkan bahan tanam steril

    3. Mahasiswa mengetahui teknik persiapan eksplan yang berasal dari batang, daun dan sulur yang digunakan untuk ditanam secara in vitro.

    4. Mahasiswa mampu menanam ekplan yang berasal dari batang, daun dan sulur pada medium in vitro

    9.2 Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan adalah batang, daun dan sulur (anggrek, strawberry,

    tebu, akasia, kelapa sawit, dll). Bahan sterilan yang digunakan meliputi fungisida

    (benlate, previcur N, ....), HgCl2, AgNO3, Natrium hypoclorite, Alkohol 96%, alkohol

    70%, bethadin. Bahan yang digunakan selama penanaman yang meliputi spiritus,

    aguadest steril. Medium yang digunakan adalah medium MS yang dimodifikasi dengan

    penambahan ZPT dengan jenis dan konsentrasi sesuai dengan perlakuan yang akan

    ditetapkan oleh dosen pembimbing pada saat praktikum berlangsung.

    Alat-alat yang butuhkan adalah ; Peralatan gelas (Gelas piala, Erlenmeyer, gelas

    ukur, pipet ukur, labu takar, petridish, timbangan analitik, pH meter, hot plate, autoclave,

    botol kultur, alumunium foil, plastik wrap, laminar airflow cabinet, peralatan tanam,

    (gunting, pinset, scalpel+mata scalpel) kertas saring dan ruang kultur (rak kultur, lampu

    neon, termometer, AC), plastik penutup, karet gelang, aluminium foil, label.

    9.3 Cara Kerja

    Contoh : Cara kerja sterilisasi eksplan dan penanaman strawberry.

    1. Cuci sulur strawberry dengan detergen, bilas sampai bersih dibawah air mengalir 2. Rendam dalam bayclin 3-5 menit sambil diaduk, bilas sampai bersih dengan air steril. 3. Di dalam LAC, celup dalam alkohol 96% selama 5 detik, bilas dengan air steril

    minimal 3 kali.

    4. Potong semua daun yang terdapat pada sulur, potong bagian terujung dari sulur menggunakan scalpel

    5. Tanam pada medium padat yang telah diinkubasi selama minimal 1 minggu 6. Penanaman dilakukan di dalam LAC. 7. Tutup kembali botol dengan rapat, ikat dengan karet gelang supaya botol kultur tetap

    steril, wrapping mbagian mulut botol menggunakan plastic wrap

    8. Simpan botol yang sudah ditanam pada rak-rak dalam ruang kultur pada suhu sekitar 22oC, cahaya 16 jam per hari.

    9. Amati pertumbuhannya dengan mengamati perubahan yang terjadi pada eksplan selama 4 minggu.

  • 19

    PERTEMUAN VI

    ACARA X. PENGENALAN JENIS EKSPLAN (TUNAS, CORMUS, BONGGOL, DAN

    MATA TUNAS), TEKNIK STERILISASI DAN PENANAMAN PADA

    MEDIUM IN VITRO

    10.1 Tujuan : 1. Mahasiswa mengetahui jenis eksplan yang berasal dari cormus, bonggol, dan mata

    tunas.

    2. Mahasiswa dapat melakukan teknik sterilisasi eksplan yang berasal cormus, bonggol, dan mata tunas yang paling tepat untuk mendapatkan bahan tanam steril

    3. Mahasiswa mengetahui teknik persiapan eksplan yang berasal dari cormus, bonggol, dan mata tunas yang digunakan untuk ditanam secara in vitro.

    4. Mahasiswa mampu menanam ekplan yang berasal dari cormus, bonggol, dan mata tunas pada medium in vitro

    10.2 Bahan dan Alat

    Bahan tanaman yang digunakan adalah cormus, bonggol, dan mata tunas (anggrek,

    pisang, tebu, bambu, dll). Bahan sterilan yang digunakan meliputi fungisida (benlate,

    previcur N, ....), HgCl2, AgNO3, Natrium hypoclorite, Alkohol 96%, alkohol 70%,

    bethadin. Bahan yang digunakan selama penanaman yang meliputi spiritus, aguadest

    steril. Medium yang digunakan adalah medium MS yang dimodifikasi dengan

    penambahan ZPT dengan jenis dan konsentrasi sesuai dengan perlakuan yang akan

    ditetapkan oleh dosen pembimbing pada saat praktikum berlangsung.

    Alat-alat yang butuhkan adalah ; Peralatan gelas (Gelas piala, Erlenmeyer, gelas

    ukur, pipet ukur, labu takar, petridish, timbangan analitik, pH meter, hot plate, autoclave,

    botol kultur, alumunium foil, plastik wrap, laminar airflow cabinet, peralatan tanam,

    (gunting, pinset, scalpel+mata scalpel) kertas saring dan ruang kultur (rak kultur, lampu

    neon, termometer, AC), plastik penutup, karet gelang, aluminium foil, label.

    10.3 Cara Kerja

    Contoh : Cara kerja sterilisasi eksplan dan penanaman bonggol pisang.

    1. Cuci bonggol pisang yang masih berupa tunas kecil dengan detergen, bilas sampai bersih dibawah air mengalir

    2. Rendam dalam 2 g/L benlate dan 2 g/L Agrimycin selama 24 jam sambil dikocok menggunakan strirrer.

    3. Bilas 3 kali dengan air steril, selanjutnya sterilisasi dilakukan didalam LAC 4. Rendam dalam 20% bayclin steril selama 10 menit sambil diaduk, bilas sampai bersih

    dengan air steril minimal 3 kali

    5. Celup dalam alkohol 96% selama 5 detik, bilas dengan air steril minimal 3 kali. 6. Kupas tangkai daun sampai ukuran bonggol berukuaran 1 cm3, menggunakan scalpel 7. Tanam pada medium padat yang telah diinkubasi selama minimal 1 minggu. 8. Penanaman dilakukan di dalam LAC. 9. Tutup kembali botol dengan rapat, ikat dengan karet gelang supaya botol kultur tetap

    steril, wrapping mbagian mulut botol menggunakan plastic wrap

    10. Simpan botol yang sudah ditanam pada rak-rak dalam ruang kultur pada suhu sekitar 22

    oC, cahaya 16 jam per hari.

    11. Amati pertumbuhannya dengan mengamati perubahan yang terjadi pada eksplan selama 4 minggu.

  • 20

    ACARA XI. PENGENALAN JENIS EKSPLAN (BIJI, EMBRIO DAN NUSELLUS),

    TEKNIK STERILISASI DAN PENANAMAN PADA MEDIUM IN

    VITRO

    11.1 Tujuan : 1. Mahasiswa mengetahui jenis eksplan yang berasal dari biji, embrio dan nusellus. 2. Mahasiswa dapat melakukan teknik sterilisasi eksplan yang biji, embrio dan nusellus,

    daun dan sulur yang paling tepat untuk mendapatkan bahan tanam steril

    3. Mahasiswa mengetahui teknik persiapan eksplan yang berasal dari biji, embrio dan nusellus yang digunakan untuk ditanam secara in vitro.

    4. Mahasiswa mampu menanam ekplan yang berasal dari biji, embrio dan nusellus pada medium in vitro

    11.2 Bahan dan Alat

    Bahan tanaman yang digunakan adalah biji, embrio dan nusellus (anggrek, padi,

    jagung, jeruk, manggis, mangga, dll). Bahan sterilan yang digunakan meliputi fungisida

    (benlate, previcur N, ....), HgCl2, AgNO3, Natrium hypoclorite, Alkohol 96%, alkohol

    70%, bethadin. Bahan yang digunakan selama penanaman yang meliputi spiritus,

    aguadest steril. Medium yang digunakan adalah medium MS yang dimodifikasi dengan

    penambahan ZPT dengan jenis dan konsentrasi sesuai dengan perlakuan yang akan

    ditetapkan oleh dosen pembimbing pada saat praktikum berlangsung.

    Alat-alat yang butuhkan adalah ; Peralatan gelas (Gelas piala, Erlenmeyer, gelas

    ukur, pipet ukur, labu takar, petridish, timbangan analitik, pH meter, hot plate, autoclave,

    botol kultur, alumunium foil, plastik wrap, laminar airflow cabinet, peralatan tanam,

    (gunting, pinset, scalpel+mata scalpel) kertas saring dan ruang kultur (rak kultur, lampu

    neon, termometer, AC), plastik penutup, karet gelang, aluminium foil, label.

    10.3 Cara Kerja

    Contoh : Cara kerja sterilisasi eksplan dan Penanaman Biji Anggrek.

    1. Cuci buah yang sudah matang dengan detergen, bilas sampai bersih dibawah air mengalir

    2. Rendam dalam 2 g/L benlate dan 2 g/L Agrimycin selama 24 jam sambil dikocok menggunakan strirrer.

    3. Bilas 3 kali dengan air steril, selanjutnya sterilisasi dilakukan didalam LAC 4. Celup dalam alkohol 96% selama 1 detik, bakar diatas api lampu spiritus dan langsung

    direndam di dalam air steril.

    5. Potong bagian ujung dari buah anggrek menggunakan scalpel 6. Tabur biji anggrek pada medium padat yang telah diinkubasi selama minimal 1

    minggu.

    7. Penanaman dilakukan di dalam LAC. 8. Tutup kembali botol dengan rapat, ikat dengan karet gelang supaya botol kultur tetap

    steril, wrapping mbagian mulut botol menggunakan plastic wrap

    9. Simpan botol yang sudah ditanam pada rak-rak dalam ruang kultur pada suhu sekitar 22

    oC, cahaya 16 jam per hari.

  • 21

    PERTEMUAN VI

    ACARA XII. PENGENALAN JENIS EKSPLAN (ANTER DAN PUTIK), TEKNIK

    STERILISASI DAN PENANAMAN PADA MEDIUM IN VITRO

    12.1 Tujuan : 1. Mahasiswa mengetahui jenis eksplan yang berasal dari anter dan putik. 2. Mahasiswa dapat melakukan teknik sterilisasi eksplan yang anter dan putik yang

    paling tepat untuk mendapatkan bahan tanam steril

    3. Mahasiswa mengetahui teknik persiapan eksplan yang berasal dari anter dan putik yang digunakan untuk ditanam secara in vitro.

    4. Mahasiswa mampu menanam ekplan yang berasal dari anter dan putik pada medium in vitro

    12.2 Bahan dan Alat

    Bahan tanaman yang digunakan adalah anter dan putik (anggrek, padi, jagung,

    jeruk, manggis, mangga, dll). Bahan sterilan yang digunakan meliputi fungisida (benlate,

    previcur N, ....), HgCl2, AgNO3, Natrium hypoclorite, Alkohol 96%, alkohol 70%,

    bethadin. Bahan yang digunakan selama penanaman yang meliputi spiritus, aguadest

    steril. Medium yang digunakan adalah medium MS yang dimodifikasi dengan

    penambahan ZPT dengan jenis dan konsentrasi sesuai dengan perlakuan yang akan

    ditetapkan oleh dosen pembimbing pada saat praktikum berlangsung.

    Alat-alat yang butuhkan adalah ; Peralatan gelas (Gelas piala, Erlenmeyer, gelas

    ukur, pipet ukur, labu takar, petridish, timbangan analitik, pH meter, hot plate, autoclave,

    botol kultur, alumunium foil, plastik wrap, laminar airflow cabinet, peralatan tanam,

    (gunting, pinset, scalpel+mata scalpel) kertas saring dan ruang kultur (rak kultur, lampu

    neon, termometer, AC), plastik penutup, karet gelang, aluminium foil, label.

    12.3 Cara Kerja

    Contoh : Cara kerja sterilisasi eksplan dan penanaman kultur anter padi.

    1. Ambil batang padi sedang bunting, potong bagian pucuk dan akarnya. 2. Cuci batang padi yang sedang bunting dengan detergen, bilas sampai bersih dibawah

    air mengalir

    3. Rendam dalam 2 g/L benlate dan 2 g/L Agrimycin selama 1 jam sambil dikocok menggunakan strirrer.

    4. Bilas 3 kali dengan air steril, selanjutnya sterilisasi dilakukan didalam LAC 5. Celup dalam alkohol 96% selama 1 detik, bakar diatas api lampu spiritus dan langsung

    direndam di dalam air steril.

    6. Potong bagian pembungkus bunga padi menggunakan scalpel 7. Ketuk-ketuk sambil diapit diantara petridish sampai serbuk sarinya berguguran dan

    jatuh diatas media tanam yang telah diinkubasi selama minimal 1 minggu.

    8. Penanaman dilakukan di dalam LAC. 9. Tutup kembali petridish dengan rapat, dan wrapping bagian mulut botol menggunakan

    plastic wrap

    10. Simpan botol yang sudah ditanam pada rak-rak dalam ruang kultur pada suhu sekitar 18 - 22

    oC, cahaya 16 jam per hari.

  • 22

    PERTEMUAN VII

    ACARA XIII. PENGENALAN TEKNIK SUB KULTUR TUNAS MIKRO, UMBI

    MIKRO, PLB, DAUN, BUKU BATANG, RUAS BATANG DAN

    PLANTLET

    13.1 Tujuan : Mahasiswa mengetahui teknik sub kultur berbagai jenis eksplan yang sudah steril seperti

    tunas mikro, umbi mikro, plb, daun, buku batang, ruas batang dan plantlet

    13.2 Bahan dan Alat

    Bahan tanaman yang digunakan adalah berbagai jenis eksplan yang sudah steril

    seperti tunas mikro, umbi mikro, plb, daun, buku batang, ruas batang dan plantlet. Bahan

    yang digunakan selama penanaman yang meliputi spiritus, aguadest steril. Medium yang

    digunakan adalah medium MS yang dimodifikasi dengan penambahan ZPT dengan jenis

    dan konsentrasi sesuai dengan perlakuan yang akan ditetapkan oleh dosen pembimbing

    pada saat praktikum berlangsung.

    Alat-alat yang butuhkan adalah ; Peralatan gelas (Gelas piala, Erlenmeyer, gelas

    ukur, pipet ukur, labu takar, petridish, timbangan analitik, pH meter, hot plate, autoclave,

    botol kultur, alumunium foil, plastik wrap, laminar airflow cabinet, peralatan tanam,

    (gunting, pinset, scalpel+mata scalpel) kertas saring dan ruang kultur (rak kultur, lampu

    neon, termometer, AC), plastik penutup, karet gelang, aluminium foil, label.

    13.3 Cara Kerja

    Contoh : Cara kerja sub kultur tunas mikro, umbi mikro, plb, daun, buku batang,

    ruas batang dan plantlet.

    1. Keluarkan eksplan yang sudah steril berupa tunas mikro, umbi mikro, plb, daun, buku batang, ruas batang dan plantlet, taruh didalam petridish steril yang sudah diisi air

    steril dan betadin sebanyak 3 tetes.

    2. Potong-potong tunas mikro menjadi stek buku tunggal lalu ditanam pada media tanam yang telah diinkubasi selama minimal 1 minggu.

    3. Belah dua umbi mikro, bagian yang terluka diletakkan diatas medium dengan posisi menempel pada medium tanam lalu tutup kembali petridish dengan rapat, dan

    wrapping bagian mulut botol menggunakan plastic wrap

    4. Untuk Plb biasa disub kultur dengan menanam masing-masing dipisahkan menjadi 3 PLBs lalu ditanam pada medium tanam baru. Botol tutup kembali petridish dengan

    rapat, dan wrapping bagian mulut botol menggunakan plastic wrap

    5. Plantlet biasanya disub kultur dengan memisahkan per batang dan setiap botol ditanam 5 sampai 10 planlet lalu botol ditutup kembali dengan rapat, dan wrapping bagian

    mulut botol menggunakan plastic wrap. Kultur plantlet untuk dilakukan untuk

    Hardening dan pra aklimatisasi guna mendapatkan plantlet yang siap diaklimatisasi

    6. Penanaman dilakukan di dalam LAC. 7. Simpan botol yang sudah ditanam pada rak-rak dalam ruang kultur pada suhu sekitar

    18 - 22oC, cahaya 16 jam per hari.

  • 23

    PERTEMUAN VIII

    ACARA XIV. PENGENALAN TEKNIK HARDENING DAN AKLIMATISASI

    14.1 Tujuan : Mahasiswa mengetahui teknik hardening dan aklimatisasi berbagai jenis eksplan yang

    sudah steril seperti tunas mikro, umbi mikro dan plantlet

    14.2 Bahan dan Alat

    Bahan tanaman yang digunakan adalah tunas mikro, umbi mikro dan plantlet.

    Bahan yang digunakan selama penanaman yang meliputi spiritus, aguadest steril. Medium

    yang digunakan adalah medium MS yang dimodifikasi dengan penambahan gula dan ZPT

    dengan jenis dan konsentrasi sesuai dengan perlakuan yang akan ditetapkan oleh dosen

    pembimbing pada saat praktikum berlangsung.

    Alat-alat yang butuhkan adalah ; Peralatan hardening antara lain Peralatan gelas

    (Gelas piala, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, labu takar, petridish, timbangan analitik,

    pH meter, hot plate, autoclave, botol kultur, alumunium foil, plastik wrap, laminar airflow

    cabinet, peralatan tanam, (gunting, pinset, scalpel+mata scalpel) kertas saring dan ruang

    kultur (rak kultur, lampu neon, termometer, AC), plastik penutup, karet gelang,

    aluminium foil, label.

    Peralatan aklimatisasi antara lain tray plastik, sekam bakar, pupuk majemuk cair

    sebagai pupuk cair yang akan diamplikasikan melalui daun. Hand sprayer, dan rumah

    kaca

    14.3 Cara Kerja

    Contoh : Cara kerja hardening dan aklimatisasi anggrek.

    1. Keluarkan eksplan yang sudah steril berupa plantlet, taruh didalam petridish steril yang sudah diisi air steril dan betadin sebanyak 3 tetes.

    2. Plantlet ditanam pada medium in vitro untuk merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun yang kuat lalu tutup kembali petridish dengan rapat, dan wrapping bagian

    mulut botol menggunakan plastic wrap

    3. Penanaman dilakukan di dalam LAC. 4. Simpan botol yang sudah ditanam pada rak-rak dalam ruang kultur pada suhu sekitar

    18 - 22oC, cahaya 16 jam per hari. Pelihara selama 4 minggu.

    5. Minggu kelima plantlet dikeluarkan dari botol kultur, akarnya dicuci dibawak air mengalir. Plantlet2 ditanam secara berkelompok pada medium sekam bakar atau pada

    medium akar pakis yang sudah dihancurkan.

    6. Tutup bagian atas tanaman menggunakan botol kultur. Setelah 2 minggu botol kultur diangkat dan plantlet umumnya sudah menyesuaikan diri pada medium aklimatisasi

    dan sudah mulai tumbuh pada medium biasa.

    7. Pemupukan dengan pupuk untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dilakukan 2 kali seminggu.

  • 24

    PERTEMUAN IX, X, XI, XII

    ACARA XV. PENGAMATAN I, II, III, IV DAN FERIFIKASI DATA

    15.1 Tujuan : Mahasiswa mampu mencatat semua perubahan yang terjadi pada eksplan yang ditanan

    secara in vitro

    15.2 Bahan dan Alat

    Bahan dan alat yang dignakan adalah tabel pengataman, penggaris, kertas milimeter,

    jangka sorong, muncell color chart dll

    15.3 Cara Kerja

    1. Semua perubahan yang terjadi pada eksplan baik data kualitatif dan data kualitatif dicatat secermat mungkin.

    2. Pengamatan dapat dilakukan harian, mingguan dan akhir 3. Data kualitatif berupa warna kalus, warna tunas, warna daun, warna batang, warna plb,

    biasanya menggunakan muncell color chart, dll

    4. Data kuantitatif berupa saat tumbuh kalus, saat tmbuh tunas, saat tumbuh daun, jumlah daun, panjang daun, diameter batang, tinggi tanaman, jumlah akar, dll

  • 25

    PERTEMUAN XIII

    ACARA XVI. ANALISIS DATA HASIL KULTUR JARINGAN DAN PEMBUATAN

    LAPORAN

    16.1 Tujuan : 1. Mahasiswa mampu menganalisis data hasil percobaan kultur jaringan tanaman dan

    menyajikannya dalam bentuk tabel, diagram, gambar, dll.

    2. Mahasiswa mampu menginterpretasi hasil percobaan dan menulisnya dalam bentuk pembahasan hasil penelitian

    3. Mahasiswa mampu menyimpulkan fenomena hasil percobaan in vitro dengan baik 4. Mahasiswa mampu menulis laporan lengkapnya

    16.2 Bahan dan Alat

    Software analisis data (Costat, Excell, SPSS, SAS, dll), laptop, printer, kertas A4 70

    g, peralatan tulis

    16.3 Cara Kerja

    1. Semua data yang dihasilkan direkap menggunakan Excell. Data kuantitatif yang normal dapat dianalisis menggunakansoftware yang sesuai.

    2. Data ditampilkan dalam bentuk tabel, diagram, gambar, dll sesuai dengan kebutuhan 3. Hasil analisis dilakukan interpetasi dengan benar dan dibahas sesuai dengan fenomena

    hasil penelitian

    4. Pembahasan dapat didukung oleh pendapat peneliti terdahulu menggunakan jurnal hasil penelitian

    5. Tarik kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan 6. Tulis dalam bentuk laporan lengkap. 7. Format Laporan adalah

  • 26

    PERTEMUAN XIV

    ACARA XVII. PENGUMPULAN IK dan LAPORAN AKHIR DAN RESPONSI

    1. IK dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum selesai dilaksanakan 2. Laporan akhir dikumpulkan satu minggu setelah pengatan terakhir dilakukan 3. Resposi dilakukan setelah laporan akhir dilaksanakan. Praktikan boleh tidak

    mengikuti responsi apabila tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik dengan

    konversi :

    Tumbuh > 4 botol setara dengan nilai 100

    Tumbuh 4 botol setara dengan nilai 90

    Tumbuh 3 botol setara dengan nilai 80

    Tumbuh 2 botol setara dengan nilai 70

    Tumbuh 1 botol setara dengan nilai 60

    Tumbuh 0 botol setara dengan nilai 50

    PERTEMUAN XV

    ACARA XVIII. PENGUMUMAN NILAI PRAKTIKUM

    Pengumuman nilai praktikum akan diumumkan satu minggu setelah responsi atau setelah

    pelaksanaan UAS berlangsung.

  • 27

    INSTRUKSI KERJA

    PENGGUAAN PERALATAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

    (NAMA ALAT)

    Buat gambar alat dan bagiannya

    Buat secara lengakap dan rinci cara menggunakan peralatan kultur jaringan tanaman

    IK harus dibuat semenarik mungkin.

    Bengkulu

    Mengetahui

    Dosen Pembimbing Praktikum yang membuat

    _________________________ _____________________

  • 28

    INSTRUKSI KERJA

    TEKNIK PERALATAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

    (NAMA ALAT)

    Buat secara lengakap dan rinci cara melakukan teknik sterilisasi peralatan kultur jaringan

    tanaman

    IK harus dibuat semenarik mungkin.

    Bengkulu

    Mengetahui

    Dosen Pembimbing Praktikum yang membuat

    _________________________ _____________________

  • 29

    INSTRUKSI KERJA

    JENIS MEDIUM IN VITRO

    (NAMA MEDIUM)

    Buat secara lengakap dan rinci KOMPOSISI MEDIUM TANAM BESERTA

    KONSENTRASINYA PER LITER MEDIUM

    IK harus dibuat semenarik mungkin.

    Bengkulu

    Mengetahui

    Dosen Pembimbing Praktikum yang membuat

    _________________________ _____________________

  • 30

    INSTRUKSI KERJA

    PEMBUATAN LARUTAN STOK

    (NAMA MEDIUM)

    Buat secara lengakap dan rinci PEMBUATAN LARUTAN STOK

    IK harus dibuat semenarik mungkin.

    Kode

    Stok

    Bahan Kimia Kons.per

    liter

    Berat BK

    Larutan stok

    Kepekatan

    Larutan stok

    Vol. Pemi

    Petan Stok

    A

    B

    C

    D

    E

    F

    G

    H

    Bengkulu

    Mengetahui

    Dosen pembimbing Praktikum Mahasiswa

  • 31

    INSTRUKSI KERJA

    PEMBUATAN MEDIUM KULTUR JARINGAN

    Yang perlu ditulis adalah :

    1. Jenis media yang digunakan 2. Tanaman yang akan ditanam 3. Zat Pengatur Tumbuh yang digunakan 4. Taraf konsentrasi perlakuan dalam praktikum ini 5. Jumlah ulangan yang digunakan 6. Volume media perkombinasi perlakukan 7. Total init praltikum dan jumlah botol kultur yang dibutuhkan perkelompok praktikum 8. Berapa lama waktu, suhu, dana tekanan yang dibutuhkan untuk sterilisasi media

    menggunakan autoclave.

    Bengkulu

    Mengetahui

    Dosen pembimbing Praktikum mahasiswa

  • 32

    INSTRUKSI KERJA

    TEKNIK STERILISASI DAN PENANAMAN EKSPLAN

    Yang perlu ditulis adalah :

    Tahapan sterilisasi eksplan/inokulum

    1

    2

    3

    4

    PENANAMAN EKSPLAN/INOKULUM

    1. sebutkan tempat pelaksanaan penanaman 2. apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan penanaman 3. Tanaman apa yang anda gunakan 4. Bagian mana yang akan digunakan sebagai eksplan/inokulum 5. Berapa besar eksplan yang dibutuhkan dan berapa jumlah eksplan perbotol 6. Setelah selesai botol kultur ditaruh dimana 7. Apa saja persyaratan yang dibutuhkan tanaman selama dilakukan pemeliharaan 8. Peubah apa saja yang perlu diamati selama praktikum berlangsung dan berapa lama

    Bengkulu

    Mengetahui

    Dosen Pembimbing Praktikum Mahasiswa

  • 33

    LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

    KULTUR JARINGAN TANAMAN

    Pengamatan

    Pengamatan ke:

    1. Tunas Mikro

    Perlakuan STT JT JB JD TT

    Catatan : STT : saat tumbuh tunas, JT=Jumlah tunas JB=Jumlah Buku, JD=Jumlah daun,TT=Tinggi Tnm

    2. Akar

    Perlakuan STA JA JCA PA Ket

    Catatan : STA: saat tumbuh akar, JA=Jumlah Akar JCA=Jumlah Cabang Akar, PA=Panjang Akar

    3. Kalus/plb

    Perlakuan STK WK Kl.K Kn.K Ket

    Catatan : STk: saat tumbuh Kalus, WK= Warna Kalus Kl.K=Kualitas Kalus, Kn.K=Kuantitas Kalus