LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA TAK TERPERINCI disusun dalam rangka pelaporan kegiatan PPK di RS Grhasia Blok Kesehatan Jiwa Oleh: Nama : Muthia Addina 08711225 Widhowati Destiathree 08711148 Rima Adifusi Sando 08711060 Nurhayati 08711237 Deiny Harendra Putri 08711011 Hadi Salmi 08711 Kelompok : 6 Tutor : dr. Irene
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA TAK TERPERINCI
disusun dalam rangka pelaporan kegiatan PPK di RS Grhasia
Blok Kesehatan Jiwa
Oleh:
Nama : Muthia Addina 08711225
Widhowati Destiathree 08711148
Rima Adifusi Sando 08711060
Nurhayati 08711237
Deiny Harendra Putri 08711011
Hadi Salmi 08711
Kelompok : 6
Tutor : dr. Irene
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan Jiwa adalah suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh
perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu lain.
Menurut UU Pokok Kesehatan RI (1960), kesehatan adalah keadaan yang meliputi
kesehatan badan, mental, dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit,
cacat, dan kelemahan, adapun menurut UU No. 23 Tahun 1992, Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Diperkirakan bahwa 2-3% dari jumlah penduduk Indonesia menderita ganggaun
jiwa berat. Namun masih banyak persepsi masyarakat yang salah tentang gangguan
jiwa. Gangguan jiwa masih diidentikkan sebagai suatu yang memalukan, bersifat mistis,
dan tidak dapat disembuhkan. Sehingga penanganan gangguan jiwa sering terlambat
dan akhirnya memberikan prognosis yang buruk. Bahkan kadang-kadang masyarakat
berusaha menyembuhkan dengan cara-cara yang tidak manusiawi seperti dipasung
(Maramis, 2009).
Menyikapi hal tersebut perlu dilakukan pengenalan dini mengenai kesehatan jiwa
yang ada di masyarakat. Dalam hal ini peran para pekerja kesehatan sangat dibutuhkan.
Kami sebagai calon dokter, melalui Program Pengenalan Klinik (PPK) ditempatkan
dalam suatu situasi yang sesungguhnya dalam masyarakat dan bagaimana kami
menyikapi hal tersebut berdasar dari teori – teori yang telah kami dapatkan pada bangku
kuliah. Setelah kegiatan PPK ini berjalan, diharapkan kami bisa dapat lebih memahami
apa itu gangguan jiwa dan bagaimana penanganannya.
Dalam kegiatan PPK kali ini, kami ditempatkan di Rumah Sakit Ghrasia Sleman
Yogyakarta. Kasus yang kami tangani adalah skizofrenia tak terperinci. Kelainan
Skizofrenia tak terperinci termasuk dalam subtipe dari gangguan skizofrenia. Gangguan
skizofrenia ditandai dengan khas oleh adanya waham yang aneh atau waham bizzare,
halusinasi dan telah berlangsung selama paling tidak 1 bulan.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ib. W
Jenis Kelamin : P
Umur : 54 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa/Suku : Jawa
Alamat : Tegalrejo, Tamantirto, Kasihan,Bantul
No RM : 044099
Tanggal masuk RS : 16 Oktober 2010
II. ALLOANAMNESIS
Alloanamnesis diperoleh dari :
Nara Sumber Keterangan
Nama M. Priyatno Priharjo
Alamat Tegalrejo, Tamantirto, Kasihan,Bantul
Pendidikan SD
Pekerjaan Buruh
Umur 56 th
Hubungan Saudara kandung
Lama Kenal Sejak lahir
Sifat Kenal Dekat
II.1 Sebab Dibawa ke Rumah Sakit
Pasien mengamuk dan merusak rumah tetangga dengan melempar
batu
II.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Menurut keluarganya terjadi perubahan tingkah laku sudah lama sekali
(keluarga tidak ingat). Namun 4 bulan SMRS terjadi peningkatan gejala
merusak barang-barang, mengamuk, bicara sendiri, dan tertawa sendiri.
pasien masih mau mandi dan makan. pasien juga suka keluyuran,
melempar batu ke tetangga. gejala ini timbul perlahan-lahan.
II.3 Anamnesis Sistem
OS mengaku menderita hipotensi yang mempengaruhi fungsi sosial dan
kemadiriannya. OS merasa karena penyakitnya dia menjadi tidak bisa
menikah karena tidak ingin menjadi beban untuk suaminya kelak dan
penyakitnya itu menyebabkan dia sering bergantung pada ibunya.
II.4 Grafik Perjalanan Penyakit
Gejala Klinis
Mental Health Line/Time
Fungsi Peran
II.5 Hal – Hal yang Mendahului Penyakit
II.5.1 Faktor Organik
OS tidak pernah mengalami kejang, panas tinggi, trauma
dan keracunan.
II.5.2 Faktor Psikososial (stressor psikososial)
Menurut pengakuan saudara OS, OS mengalami patah
hati akibat ditolak lawan jenis. Hal ini berlawanan dengan
pengakuan OS yang mengaku bahwa dia menolak lawan
jenis yang melamarnya.
II.5.3 Faktor Predisposisi
OS berasal dari kalangan keluarga dengan tingkat sosial
ekonomi menengah kebawah. OS merupakan anak ke 5
dari 5 bersaudara. Ibunya meninggal beberapa bulan yang
lalu. Ayahnya berselignkuh dan kemudian menikah lagi
saat OS masih kecil. OS sendiri belum menikah dan belum
mempunyai calon suami.
OS cenderung berkepribadian manja. Selama ini ketika OS
membutuhkan sesuatu terbiasa segalanya terpenuhi oleh
orangtu dan kakak - kakaknya terutama ibunya yang
merawatnya selama ini
II.5.4 Faktor Presipitasi
beberapa hari yang lalu mengalami peningkatan gejala
mengamuk, berteriak – teriak, menangis, dan melempari
rumah tetangga dengan batu.
II.6 Riwayat Penyakit Dahulu
II.6.1 Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya
Pasien belum pernah mengalami penyakit yag serupa
maupun sejenis sebelumnya.
II.6.2 Riwayat Sakit Berat/ Opname
OS tidak pernah menderita sakit hingga harus mondok di
rumah sakit.
II.7 Riwayat Keluarga
II.7.1 Pola Asuh Keluarga
OS adalah anak terakhir dan perempuan satu – satunya,
hal ini membentuk pola asuh yang memanjakan OS. Sejak
kakak – kakaknya berkeluarga OS hanya tinggal dengan
ibunya dan segala kebutuhan OS dipenuhi oleh ibunya.
II.7.2 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak terdapat riwayat penyakit serupa pada anggota
keluarganya.
II.7.3 Silsilah Keluarga
= wanita = OS
= laki - laki
II.8 Riwayat Pribadi
II.8.1 Riwayat Kelahiran
Riwayat kehamilan dan persalinan OS tidak ada kelainan.
Kehamilan OS dikehendaki. OS lahir spontan dirumah
dengan dibantu dukun bayi.
II.8.2 Latar Belakang Perkembangan Mental
OS yang merupakan bungsu dari 5 bersaudara dan wanita
satu – satu nya terbiasa diperlakukan manja. Saat masih
kecil ayahnya menikah lagi dan mereka tinggal bersama
satu keluarga. Sejak ayahnya meninggal dan saudara –
saudaranya telah berkeluarga OS hanya tinggal dengan
ibunya yang merawatnya.
II.8.3 Perkembangan Awal
Riwayat perkembangan awal tidak didapatkan informasi
yang rinci, namun menurut keterangan OS, pertumbuhan
dan perkembangan OS sama seperti anak – anak
seusianya.
II.8.4 Riwayat Pendidikan
OS bersekolah hingga bangku SD.
II.8.5 Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja
II.8.6 Riwayat Perkembangan Seksual
OS tidak ada kelainan identitas seksual dan merasakan
tertarik dengan lawan jenisnya. Perkembangan seksualnya
sama seperti wanita normal.
II.8.7 Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual
OS beragama Islam. Sejak kecil sampai sekarang OS rajin
melaksanakan ibadah sholat lima waktu.
II.8.8 Riwayat Perkawinan
OS belum pernah menikah.
II.8.9 Riwayat Kehidupan emosional
OS pernah patah hati saat perasaannya ditolak oleh lawan
jenis. Sejak itu OS mulai menunjukkan perubahan tingkah
laku. Sekitar 4 bulan sebelumnya Ibu OS meninggal dunia
sehingga OS harus hidup sendiri di rumahnya dan
perubahan tingkah laku semakin terlihat.
II.8.10 Hubungan Sosial
Sebelum sakit OS berhubungan baik dengan para
tetangganya. OS tidak pernah berbuat jahat atau
mengganggu tetangganya.
II.8.11 Kebiasaan
OS suka berjalan – jalan disekitar lingkungan tetangganya.
II.8.12 Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi OS tergolong menengah kebawah.
II.8.13 Riwayat Khusus
OS tidak pernah berurusan dengan polisi dan tidak pernah
mempunyai pengalaman militer.
II.9 Tingkat Kepercayaan Alloanamnesis
Alloanamnesis dapat dipercaya.
II.10 Kesimpulan Alloanamnesis
Dihadapkan pada seorang penderita perempuan berusia 54 tahun,
alamat Tegalrejo, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, belum
menikah, tidak bekerja, pendidikan terakhir SD. OS mengalami
perubahan tingkah laku sejak ditolak oleh lawan jenis yakni mudah
tersinggung dan marah – marah, kemudian sejak Ibunya meninggal
OS mulai merusak barang-barang, mengamuk, bicara sendiri, dan
tertawa sendiri. OS dibawa ke RS Grhasia karena terjadi
peningkatan gejala seperti berteriak-teriak, menangis, mengamuk
hingga melempar rumah tetangga dengan batu.
Faktor organik yang mendahului penyakit tidak ada
Faktor psikososial ada.
Status sosial merupakan keluarga mampu.
Pola asuh pasien kurang baik.
Riwayat persalinan dan kelahiran baik.
Pola kepribadian pasien skizoid.
Pasien tidak ada retardasi mental.
III. STATUS PRAESENS
III.1 Status Internus
Keadaan umum : Baik
Bentuk Badan : Normotrofik
Tinggi Badan : 155 cm
Tanda Vital
Tek Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5 C
Nadi : 80 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
Kepala : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : limfonodi teraba (-), nyeri tekan (-)
Thorax
Sistem CV : bising jantung (-), suara jantung tambahan
(-), konfigurasi normal
Sistem Respi : sonor, vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen
Sistem GI : teraba massa (-), hepar dan lien tidak
teraba, nyeri tekan abdomen (-)
Sistem Urogenital : tidak dilakukan
Sistem Musculoskeletal : deformitas (-), akral dingin (-)
Sistem Integumentum : hiperemis (-), oedem (-), luka (-)
Kelainan khusus : tidak ada
Kesan Status Internus : tidak ada kelainan organik
III.2 Status Neurologis
Meningeal Sign : negatif
N. Cranial : dbn
Kekuatan otot : dbn
Sensibilitas : dbn
Refleks Fisiologis : dbn
Reflek Patologis : negatif
Gangg Keseimbangan dan : negatif
Koordinasi gerak
Kesan status neurologis : dalam batas normal
III.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
IV. STATUS PSIKIATRI
Tanggal Pemeriksaan : 3 November 2010
No Status Psikiatri Hasil Keterangan
1 Kesan Umum Tampak sakit jiwa
2 Kesadaran
Kuantitatif
Kualitatif
GCS E4 V5 M6
Tidakberubah
Pasien sadar sepenuhnya
saat diajak komunikasi.
3 Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
Situasi
Baik
Baik
Baik
Baik
Mengerti nama teman satu
kamar dan mengerti siapa
pemeriksa.
Dapat mengerti pagi, siang,
sore, malam.
Mengerti di RS dan bangsal
mana pasien tinggal.
Dapat membedakan situasi
dimana ramai dan sepi
misalnya pasar dan
dirumah.
4 Penampilan dan rawat
diri
Baik Terkesan cukup bersih.
5 Sikap dan tingkah laku Kooperatif dan
normoaktif
Dapat berinteraksi dengan
baik dengan sikap dan
tingkah laku yang wajar
tidak berlebihan selayaknya
orang normal.
6 Roman muka normomimik Menunjukkan ekspresi
wajah yang normal dan
sesuai dengan suasana
hatinya
7 Afek Tumpul Kurang sesuai dalam
mengekspresikan
perasaannya.
8 Proses pikir
Bentuk pikir
Isi pikir
Progresi pikir
Non realistik
Waham magik mistik
Waham kendali pikir
Waham agama
Kuantitatif:
Logorrhoe
Kualitatif:
irelevan, koheren, dan
asosiasi longgar
Percaya dirinya
dikendalikan oleh bisikan –
bisikan dari luar yang
mengendalikan dirinya.
Percaya dirinya dikirim guna
– guna oleh seseorang
yang jahat hingga sekarang.
Percaya pikirannya dan
tindakannya dikendalikan
oleh suatu kekuatan dari
luar melalui bisikan –
bisikan.
Percaya bahwa saat
mendesak sholat
diperbolehkan hanya sujud
saja
Jika ditanya menjawab
dengan baik tetapi terus
bicara banyak hal.
Dapat menjawab
pertanyaan dengan baik
dan dapat dimengerti.
Tetapi kadang susah
dimengerti dan tidak sesuai
dengan pertanyaan.
10 Persepsi
Halusinasi H. Visual Riwayat pernah melihat
cahaya keluar dari makam
kakeknya dan pernah
melihat cahaya yang
melingkupi tubuhnya.
Ilusi
H. Auditorik
H. Olfaktorik
H. Taktil
Kerap mendengar suara –
suara bisikan yang
mengganggu.
Riwayat pernah mencium
bau air kencing manusia
pada malam hari.
Riwayat pernah merasakan
sakit seperti tangannya
diiris hendak dipotong
hingga berdarah.
Pernah melihat seseorang
yang tiba – tiba berubah
menjadi seekor kucing.
11 Mood dan Interest Dalam batas normal Pasien tidak menunjukkan
emosi yang abnormal
seperti murung atau terlalu
gembira.
12 Hubungan jiwa Mudah Pemeriksa dan pasien
berinteraksi dengan baik.
13 Perhatian Mudah ditarik dan
dicantum
Dapat menjawab spontan
pertanyaan dan pemeriksa
mengerti jawaban pasien.
14 Memori Jangka pendek : baik
Jangka panjang : baik
Bisa mengingat menu
makanan yang tadi dimakan
Pasien mengerti alamat
rumah dan dengan siapa
pasien dulu tinggal.
15 Gangguan intelegensi
sesuai umur dan
pendidikan
Tidak ada Sekolah terakhir SD dan
pasien mampu membaca
dan menulis.
16 Insight Baik Pasien sudah merasa
dirinya mengalami sakit
jiwa.
V. RANGKUMAN DATA YANG DIDAPATKAN PADA PENDERITA
V.1 Tanda – Tanda (Sign)
Sikap perilaku : normoaktif
Afek : tumpul
Roman muka : normomimik
V.2 Gejala (Symptom)
Bentuk pikir : non realistik
Isi Pikir : waham kendali pikir, waham magik mistik
Progresi pikir : logorrhoe, irelevan, koheren, dan asosiasi longgar