Top Banner
Pentingnya peran pemberi kode (coders) klasifikasi (penyakit, mortalitas) dalam pemahaman pentahapan case mix Gemala Hatta Program Studi Rekam Medis UGM 19 Juni 2010
30

Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Jun 21, 2015

Download

Documents

Gemala Hatta
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Pentingnya peran pemberi kode (coders) klasifikasi (penyakit,

mortalitas) dalam pemahaman pentahapan case mix

Gemala Hatta Program Studi Rekam Medis UGM

19 Juni 2010

Page 2: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Yang akan dibahas

1. Peraturan yang terkait dg klasifikasi 2. Peran praktisi kode klasifikasi3. Berbagai Jenis buku klasifikasi FIC WHO4. Clinical pathway, case mix, DRG 5. Pekerjaan baru :

– the medical billing and coding profession

Page 3: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

1. Peraturan yang mengikat

– SK DirJen Pelayanan Medik • HK.00.05.1.4.00744 tentang Penggunaan ICD-10 di RS (19

Februari 1996)

– SK Menteri Kesehatan RI• 50/MENKES/SK/I/1998 tentang Pemberlakuan Klasifikasi

Internasional mengenai Penyakit Revisi Kesepuluh (13 Januari 1998)

WHO : kode operasi gunakan International Classification of Health Intervention (ICHI - 2005) (www.who.org)

CCHI – 2007 (Australia)

Page 4: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Dit Jen yang melaksanakan ICD

• Dit. Jen. Pelayanan Medik : pelatihan ICD-10 di RS

• Dit. Jen. BinKesmas (1998) :– Pedoman Penyusunan Laporan Puskesmas tttg

Morbiditas (LB01) berdasarkan Daftar Tabulasi Morbiditas ICD-10 dan Gejala Penyakit

Page 5: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

2. Praktisi kode

• PERAN ?? hanya bisa berarti bila diri dibekali dengan beberapa hal

• Pertama : harus menguasai keilmuan dasar kesehatan : a. anatomi dan fisiologi b. pathophisiologi dan pharmakologi c. terminologi medis d. mengerti bahasa Inggeris e. bekali dg atlas anatomi, buku ilmu kesehatan f. Pelajari pengklasifikasian penyakit/ mortalitas ke- dalam kodefikasi

Page 6: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Persiapan diri seorang coderKedua • Pemilih kode klasifikasi (coders)

– mempunyai sikap kerja yang baik • tidak “enggan mania” • tidak malas membuka dan membaca catatan rekam

medis (RKE) dan mencari informasi lampau• tidak penakutan (minder) terhadap tenaga medis• cermat dan punya pendirian dalam memilih• rajin bertanya dan mencari referensi terbarukan• Tidak asal sorak jadi “selesai kerja kode aku hari ini” !

– mengerti strategi pengkodean

Page 7: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Pemberi kode (coder)

• Coder ikut bertanggungjawab = berperan dalam : = proses rekaman :

• Coder-lah yg paling merasakan baik/buruknya data/informasi yang baik/“ribet”

= coder harus menguasai teknik pengkodean : penyakit/prosedur/tindakan dan mortalitas

• Kepala MIK kerjasama dengan Unit Manajemen Berisiko dalam mengurangi meningkatnya malpraktek di RS.

Page 8: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Klasif kode perlu REKAM MEDIS yg baik & benar

• RM yang baik harus memuat 7 hal yaitu terbaca, dapat dipercaya, tepat, lengkap, konsisten, jelas dan tidak kedaluwarsa

• RKE dapat memberi dampak positif pd kualitas pelayanan kesehatan HANYA BILA informasi rekamannya memang berkualitas baik

• Pimp saryankes bertanggungjawab atas mutu rekaman tenaga kesehatannya : CDI !

Page 9: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny
Page 10: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

3. Berbagai Jenis buku klasifikasi Family of International Classifications - WHO

• Family of International Classifications (WHO-FIC) (www.who.int/classifications/

Page 11: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Int Statistical Class of Diseases and Related Health Problems 10 ed.2

• I - Certain infectious and parasitic diseasesII - NeoplasmsIII - Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders involving

• the immune mechanismIV - Endocrine, nutritional and metabolic diseasesV - Mental and behavioural disordersVI - Diseases of the nervous systemVII - Diseases of the eye and adnexaVIII - Diseases of the ear and mastoid processIX - Diseases of the circulatory systemX - Diseases of the respiratory systemXI - Diseases of the digestive systemXII – Diseases of the skin and subcutaneous tissueXIII - Diseases of the musculoskeletal system and connective tissueXIV - Diseases of the genitourinary systemXV - Pregnancy, childbirth and the puerperiumXVI - Certain conditions originating in the perinatal periodXVII - Congenital malformations, deformations and chromosomal abnormalitiesXVIII - Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, not elsewhere

• classifiedXIX - Injury, poisoning and certain other consequences of external causesXX - External causes of morbidity and mortality XXI - Factors influencing health status and contact with health services

• XXII - Codes for special purposes (BARU) ( U 04.9 untuk SARS )

Page 12: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

• International Classification of Functioning Disability and Health (ICF)

• International Classification of Health Intervention (ICHI) :

ICHI merupakan kode operasi yang diperkenalkan tahun 2005 sebagai pengganti International Classification of Procedures in Medicine (ICPM) yg terbit tahun 1978, di Indonesia dikenal sebagai ICOPIM dan stop 1989

• CCHI : Condensed Classification of Health Intervention (Australia)

Page 13: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

MASIH BANYAK LAGI• ICD-O-3 (oncology)• ICECI (external cause injury)• ICHI (health intervention)• ICPC-2 (primary care)• ICD DA (dentistry and stomatology adapted)• ICD NA (neurology adapted)• ICD R&O (rheumatology and orthopaedics)• ICMSD (musculoscletal disorders)• Klasifikasi mortalitas MMDS (medical mortality data

system), dll

Page 14: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Peran Klasifikasi dalam yankesCek dan analisis data kode dg TOLOK UKUR• Persentase pemakaian tempat tidur RS 75 – 80 %• Rata2 lamanya pasien di rawat max 12 hari• Ratio angka kematian (gross) 3 – 4 %• Ratio angka kematian anestesi max

1/5000• Ratio kematian pasca bedah 1 – 2 %• Ratio kematian ibu melahirkan 1 – 2 o/oo• Ratio kematian bayi baru lahir 20 o/oo• Ratio angka kematian otopsi (gross) 30 – 40 %• Ratio angka kematian bedah cesarea (sectio) 5 %• Ratio infeksi silang 1 – 2 %• Banyaknya konsultasi di rumah sakit 15 – 20 %

Page 15: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

4. Clinical pathway, case mix, DRG

Page 16: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Clinical pathway

• clinical pathway sebagai alat tata laksana layanan kesehatan pasien yang akan menjamin / menjaga mutu layanannya, dengan catatan telah didiskusikan dan disepakati dengan seluruh stakeholder terkait lainnya, baik terhadap alur proses – jumlah - jenis utilisasi layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien

Page 17: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

• Rekam medis pasien digali untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik pasien, jenis dan jumlah tindakan, jenis dan jumlah bahan dan obat habis pakai serta jenis dan jumlah waktu yang dalam setiap tindakan. Membuat coding untuk memudahkan pengelompokan data. Pengambilan data dari rekam medis pasien bertujuan untuk mendapatkan clinical pathway.

Page 18: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

No Clinical Pathway U DC IC TC UC U X UC

1 Admission

2 Diagnostic

3 Pra Therapy

4 Therapy

5 Follow Up

6 Discharge

Cost of treatment/DRG

Dummy Table.2U = jumlah dan jenis utilisasi, DC = Direct Cost, IC = Indirect Cost, TC = Total Cost, UC = Unit st,

Page 19: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Apa itu case mix

• The term Casemix refers to the type or mix of patients (co morbidity / co mortality) treated by a hospital or unit.

• Casemix based funding is the key funding model currently used in health care services for reimbursement of the cost of patient care.

Page 20: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

b

• Casemix is a system that measures hospital performance, aiming to reward initiatives that increase efficiency in hospitals. It also serves as an information tool that allows policy makers understand the nature and complexity of healthcare delivery.

Page 21: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

c

• Diagnosis Related Groups (DRGs) is the best-known classification system that is used in this funding model. It classifies acute inpatient episodes into a number of manageable categories based on clinical condition and resource consumption. A single acute episode of inpatient care is allocated to one DRG using coded clinical information derived from the patient’s medical record.

Page 22: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

d

• Information is coded by the Health Information Managers in order to allocate a DRG.

• Each DRG is allocated a ‘weight’, which is dependent on the average cost of inputs (e.g. nursing, diagnostic services, procedures) required to achieve the appropriate patient outcome. The facility is reimbursed a predetermined amount for each patient episode.

Page 23: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

• Permasalahan utama yang ada di Indonesia sampai saat ini adalah:

Belum adanya model perhitungan biaya untuk cara pembayaran perawatan di rumah sakit, mulai dari pasien masuk sampai pasien sembuh dan keluar dari rumah sakit berdasarkan diagnosis yang dideritanya (cost of treatment per diagnosis) dimana pola pembiayaan penyakit di rumah sakit masih berdasarkan fee for service

(Ronnie Rivany, 2008)

Page 24: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

• Australia sebagai salah satu negara yg berusaha mengelompokkan kembali semua penyakit yang ada dalam ICD-X tersebut kedalam Major Diagnostic Categories (MDC) yang berjumlah 23. Dengan pengelompokkan MDC tadi, Australia menjabarkan dengan rinci menjadi 661 DRG’s.

Page 25: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Pola Pikir INA-DRG (Rivany, 2008)

Page 26: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

• dengan diketahui secara standar jumlah dan jenis utilisasi layananan medis dan non medis yang diberikan kepada pasien, maka akan dapat dihitung dengan akurat besaran biaya yang dibutuhkan (cost of treatment).

• Pemberi kode berperan dalam mencermati apakah diagnosis yg ditegakkan setara dengan SOP pelayanan medis yang diberikan dan diterima pasien ? Beda ? Masukkan sbg temuan! Lapor kpd tim audit medis !

Page 27: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Ronnie Rivany (1998)

clinical pathway activity based costing & case mix

INA - DRG

1. KONFIRMASI 2. HITUNG

Page 28: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

5. Pekerjaan baru :

the medical billing and coding profession

Di AS terdapat asosiasi pemberi kode klasifikasi

Page 29: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Kesimpulan• Rekaman berkualitas minimal 7 kriteria• Peran pemberi kode (coders) semakin meningkat dg

berkembangnya bermacam keilmuan yg mengitari kesehatan!

• Pemberi kode wajib terus dibina dan ditingkatkan edukasi dan kesiapan mentalnya

• Konsep critical pathway, casemix, DRG terus berkembang : coder wajib tahu dan ikut berperan panjang : kualitas rekaman, penggunaan SOP, masukan utk audit medis !

Page 30: Pentingnya Peran Coders Klasifikasi Peny

Saran

• Peran dan eksistensi praktisi pemberi kode (coder)meningkat memerlukan dukungan pimpinan saryankes dan Kementerian Kesehatan;

• Pendidikan coder perlu digalakkan dan dikaderisasikan;

• Perlu dibentuk “clinical documentation program” (CDI) demi tertibnya kualitas rekaman di setiap sarana pelayanan kesehatan .