-
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MELALUI
METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS III
MI NEGERI TIRTO KECAMATAN SALAM
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
TRI WAHYUNI HIDAYATI
NIM : 11410209
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2012
-
Drs. H. Imam Baehaqi, M.Ag
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lampiran : 4 (empat) Naskah
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :
Nama : Tri Wahyuni Hidayati
NIM : 11410209
Program Pendidikan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
FIQIH MELALUI METODE INDEX CARD
MATCH PADA SISWA KELAS III MI
NEGERI TIRTO, KECAMATAN SALAM,
KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat
segera diajukan untuk sidang munaqosah.
Demikian untuk menjadi periksa
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 13 Agustus 2012
Pembimbing
Drs. H. Imam Baehaqi, M.Ag
NIP. 19571108 19870301 001
-
SKRIPSI
PENINGKATAN PR ESTASI BELAJAR FIQIH MELALUI METODE
INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS III MI NEGERI TIRTO
KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
DISUSUN OLEH
TRI WAHYUNI HIDAYATI
NIM: 11410209
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,
pada
tanggal 01 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna
memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : H.Agus Waluyo, M.Ag
Sekretaris Penguji : Nafis Irkhami, M.Ag.M.A
Penguji I : Drs Juzan M.Hum
Penguji II : Drs. Bahroni, M.Pd
Penguji III : Drs. H . Imam Baehaqi, M.Ag
Salatiga, 01 september 2012
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
NIP . 19580827 198303 1 002
-
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tri wahyuni Hidayati
NIM : 11410209
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.
Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 13 Agustus 2012
Yang menyatakan,
Tri Wahyuni Hidayati
NIM. 11410209
-
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(Q.S. Al-Mujadalah: 11)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis
persembahkan
skripsi ini kepada :
1. Ayah tercinta (Muh Dawam) atas doa dan suportnya;
2. Almarhumah Ibunda tercinta ( Sumijati ), semoga Allah
senatiasa menjadikan
penulis anak yang Sholekhah yang doanya sampai kepadamu;
3. Suamiku Miftakhul Ulum tercinta yang memberikan dukungan dan
doa yang
memotifasi untuk lebih maju;
4. Anak-anakku tersayang Nabilla Ardelia Najla dan Danika Naira
Safitri;
5. Kepala MI Negeri Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang
tempat
mengajar dan segenap Dewan Guru, serta Karyawan;
6. Sahabat-sahabat STAIN Salatiga;
-
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul: Peningkatan Prestasi belajar
Fiqih Melalui
Metode Index Card match Pada Siswa Kelas III MI Negeri Tirto
Kecamatan Salam
Kab. Magelang Tahun pelajaran 2011/2012.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang
senantiasa
mengharapkan syafaatnya di akhirat nanti.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan
dari
pembimbing, para dosen, dan semua pihak yang menjadi motivator
dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu perkenankanlah penulis
menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga;
2. Bapak Drs. Djoko Soetopo, selaku Ketua Program Ekstensi PAI
STAIN
Salatiga;
3. Bapak Drs Imam Baehaqi, M.Ag. selaku pembimbing yang dengan
penuh
kesabaran selalu memberikan bimbingan pengarahan sehingga
skripsi ini
dapat diselesaikan;
4. Bapak Abdul Azis S.Ag, selaku Kepala MI Negeri Tirto
Kecamatan Salam
yang telah menyediakan sekolahnya untuk kegiatan penelitian;
5. Suami tercinta ( Miftakhul Ulum ) yang selalu memberikan
dukungan dan
doa yang memotivasi untuk lebih maju;
-
6. Anak-anak tersayang (Nabilla Ardelia Najla dan Danika Naira
Safitri) yang
senantiasa memberikan doa;
7. Sahabat-sahabat yang secara langsung maupun tidak langsung
membantu
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berdoa semoga yang telah diberikan kepada penulis
menjadi amal
sholeh yang digandakan Allah SWT. Penulis berharap semoga
skripsi ini
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 13 Agustus 2012
Peneliti
Tri Wahyuni Hidayati
NIM. 11410209
-
ABSTRAK
Hidayati, Tri Wahyuni (11410209). Peningkatan Prestasi Belajar
Fiqih
melalui Metode Index Card Match Pada Siswa kelas III MI Negeri
Tirto,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012.
Skripsi.
Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah
Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Imam Baehaqi,
M.Ag.
Kata kunci: prestasi belajar fiqih dan metode index card
match.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi
belajar Fiqih
dengan metode Index card match di kelas III MI Negeri Tirto
Kecamatan Salam
Kabupaten Magelang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui
penelitian ini
adalah, apakah penerapan metode Index card match dapat
meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih di kelas III MI Negeri
Tirto Kecamatan
Salam Kabupaten Magelang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut
maka
penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas.
Peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom
Action
Reaserch ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
sejauhmana
penggunaan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Hal ini dapat kita ketahui dari meningkatnya keaktifan siswa
dalam proses belajar
mengajar, baik keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan,
mengemukakan
pendapat, maupun dalam mengerjakan soal latihan.
Subjek Penelitian adalah siswa kelas III MI Negeri Tirto,
Kecamatan
Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah 23
siswa.
Teknik pelaksanaan diawali dari pengumpulan data yang meliputi
dokumentasi,
tes (pretes dan post tes) dan pengamatan serta dianalisa secara
deskriptif dan
kualitatif. Tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tiga
siklus/tahap. Setiap
tindakan terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi yang
dilaksanakan bersama seorang rekan kerja yang membantu
pelaksanaan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian siswa terhadap
mata
pelajaran Fiqih meningkat dari 26,09% pada siklus I menjadi
56,52% pada siklus
II, serta 86,96% pada siklus III. Keaktifan Siswa juga meningkat
dari 39,13% pada
siklus I, menjadi 48,91% pada siklus II, 60,33% pada siklus III.
Prestasi hasil
belajar juga meningkat dari 56,52% pada siklus I menjadi 78,26%
pada siklus II,
serta 86,97% pada siklus III. Maka penerapan metode Index Card
Match dapat
meningkatkan prestasi belajar Fiqih pada siswa kelas III MI
Negeri Tirto,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2011/2012.
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
ii
PENGESAHAN KELULUSAN.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.
v
KATA PENGANTAR.
vi
ABSTRAK..
viii
DAFTAR ISI .
ix
DAFTAR TABEL ...
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
-
A. Latar Belakang Masalah .. 1
B. Rumusan Masalah.. 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 6
E. Kegunaan Penelitian... 9
F. Definisi Operasional .. 10
G. Metode Penelitian .. 12
H. Sistematika Penulisan 19
BAB II LANDASAN TEORI
I. Kajian Pustaka
II. Kerangka Berfikir
A. Belajar dan Prestasi Belajar 22
1. Pengertian Belajar 23
2. Teori Belajar 28
3. Ciri-ciri Belajar .... 27
4. Jenis Belajar . 31
5. Faktor-faktor yang memengaruhi Prestasi Belajar... 33
B. Fiqih .................. 34
1. Pengertian Fiqih ... 34
2. Objek dan Tujuan mempelajari Fiqih
.................................. 39
3. Mata Pelajaran Fiqih di MI ......... 40
C. Metode Index Card Match . 47
D. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih melalui metode Index
Card
-
Match..51
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .. 54
1. Perencanaan . 54
2. Pelaksanaan . 55
3. Pengamatan / Pengumpulan data . 56
4. Refleksi 56
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
................................................57
1. Perencanaan . 57
2. Pelaksanaan . 58
3. Pengamatan / Pengumpulan data . 59
4. Refleksi 59
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
............................................... 60
1. Perencanaan . 60
2. Pelaksanaan . 60
3. Pengamatan / Pengumpulan data . 61
4. Refleksi. 62
D. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus .. 63
1. Deskripsi Siklus I ... 63
2. Deskripsi Siklus II .. 66
3. Deskripsi Siklus III . 70
-
B. Pembahasan .. 73
E. BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .. 76
B. Saran 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perhatian Siswa Siklus I ....... 64
Tabel 2 : Keaktifan Siswa Siklus I ...... 65
Tabel 3 : Hasil Belajar Siklus I .... 65
Tabel 4 : Perhatian Siswa Siklus II ...... 67
Tabel 5 : Keaktifan Siswa Siklus II ..... 68
Tabel 6 : Hasil Belajar Siklus II .. 68
Tabel 7 : Perhatian Siswa Siklus III .. 70
Tabel 8 : Keaktifan Siswa Siklus III 71
Tabel 9 : Hasil Belajar Siklus III . 72
Tabel 10 : Perhatian Siswa Siklus I,II dan III 74
Tabel 11 : Keaktifan Siswa Siklus I,II dan III . 75
Tabel 12 : Hasil Belajar Siklus I,II dan III .. 75
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
2 Lembar Konsultasi
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
6 Latihan Soal PTK Siklus I
7 Latihan Soal PTK Siklus II
8 Latihan Soal PTK Siklus III
9 Lembar Observasi Perhatian Siswa
10 Lembar Observasi Keaktifan Siswa
11 Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa
12 Contoh Kartu Soal Jwaab Index Card Match
13 Profil Madrasah
14 Data Personila Guru
15 Daftar Riwayat Hidup
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan semua insan. Ada banyak cara
yang dapat ditempuh untuk memperoleh pendidikan, salah satunya
melalui
pendidikan formal. Pendidikan formal dirasakan urgensinya ketika
keluarga
tidak mampu lagi memberikan pendidikan secara terus menerus
kepada
anak-anaknya.
Arah dan sasaran pendidikan adalah tercapainya keseimbangan
antara
kecerdasan intelektual dan kecerdasan moral. Prestasi akademik
bukan
tujuan akhir pendidikan. Tapi bagaimana prestasi akademik yang
dicapai
didasari oleh moral agar siswa benar-benar menjadi manusia yang
berimtaq
dan beriptek.
Dalam pendidikan formal, guru mengambil alih peran
pendidikan.
Guru memegang peranan penting dalam mengarahkan
keberprestasian
peserta didik menempuh pendidikan. Untuk mencapai keseimbangan
antara
kecerdasan intelektual dan kecerdasan moral, seorang guru
dituntut untuk
komitment terhadap profesi analisme dalam mengembangkan
tugasnya.
Seorang dikatakan profesional, bilamana pada dirinya melekat
sikap
dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap komitment
terhadap mutu
proses dan prestasi kerja, serta sikap continuous improvement
yakni selalu
berusaha memperbaiki dan memperbaharui model-model atau cara
kerjanya
sesuai dengan tuntutan zamanya (Muhaimin, 2004: 210).
-
Secara umum kondisi dunia pendidikan di Indonesia masih
memprihatinkan, terutama di madrasah-madrasah. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh pada tuntutan
dunia
pendidikan, dalam era globalisasi saat ini, menutut dunia
pendidikan untuk
selalu melakukan perubahan dalam mengatasi masalah-masalah
pendidikan.
Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses belajar mengajar
diselenggarakan secara efektif , efisien dan menarik. Menurut
Pribadi (2009:
19) pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu
membawa
siswa mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
diharapkan.
Sedangkan makna dari pembelajaran yang efesien adalah
aktifitas
pembelajaran yang berlangsung menggunakan waktu dan sumber daya
yang
relative sedikit. Pembelajaran perlu diciptakan peristiwa yang
menarik agar
mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran di kelas, hubungan guru dan siswa
harus
bersikap edukatif. Interaksi edukatif adalah suatu proses
hubungan timbal
balik yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk mendewasakan
anak didik
agar nantinya dapat berdiri sendiri, dapat menemukan kediriannya
secara
utuh. Guru sebagai pembimbing harus mau dan dapat menempatkan
siswa
sebagai anak didik di atas kepentingan yang lain. Guru juga
memikul
tanggung jawab membawa peserta didik kepada tingkat
keberprestasiannya.
Proses belajar mengajar yang efektif, efesien, dan menarik
sering kali
sulit diwujudkan dalam praktek belajar mengajar. Hal ini
disebabkan karena
proses belajar mengajar yang melibatkan antara guru dan
siswa
-
pelaksanaanya masih belum maksimal. Seperti halnya proses
pembelajaran
Fiqih masih ditemui adanya gejala rendahnya minat belajar siswa
sehingga
prestasi belajar dari mata pelajaran Fiqih masih rendah. Hal ini
bisa dilihat
dari prestasi belajar siswa yang nilainya masih di bawah KKM.
Tahun
Pelajaran 2011/2012 Mata Pelajaran Fiqih kelas III MI Negeri
Tirto,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang KKM-nya 65, sedang prestasi
Tes
Kendali Mutu Semester Gasal yang nilanya kurang dari KKM 50%
yaitu
duabelas orang.
Rendahnya minat belajar Fiqih disebabkan karena dipahami
oleh
siswa bahwa materi pembelajaran Fiqih dianggap kurang menarik
dan
membosankan karena dalam pelajaran Fiqih banyak mempelajari
tentang
hukum-hukum ibadah yang sulit untuk menghafalnya, di samping itu
metode
pembelajarannya bersifat monoton. Dengan demikian mengakibatkan
anak
menjadi kurang memperhatikan ketika guru sedang menerangkan.
Menganggap materi kurang menarik bahkan memberatkan,
akibatnya
pembelajaran tidak interaktif, kurang menarik dan terkesan hanya
mengejar
target penyelesaian pokok bahasan.
Penggunaan metode pembelajaran yang monoton merupakan faktor
utama gagalnya proses pembelajaran. Maka dari itu perlu dicari
suatu
strategi pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat
yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan
mempertimbangkan
keadaan peserta didik sebagai objek pembelajaran.
-
Pada intinya, pemilihan beberapa metode bertujuan
mengantarkan
sebuah pembelajaran ke arah tujuan tertentu yang ideal, tepat
dan cepat
sesuai yang diinginkan, karenanya terdapat suatu prinsip di mana
dalam
memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat
dilaksanakan
dalam suasana yang menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan
dan
motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah
diterima
oleh peserta didik (Ismail, 2008: 18)
Prestasi belajar Fiqih akan tercapai sesuai dengan yang
diharapkan
apabila ada kesesuaian metode belajar dengan materi ajar dan
dalam proses
pembelajarannya terjadi interaksi antara siswa dengan
lingkunganya
sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku kearah yang
lebih baik.
Oleh karena itu, diujicobakan penerapan berbagai metode
belajar
yang nantinya untuk mengetahui dampak bagi proses dan
prestasi
pendidikan. Untuk memahami masalah ini, perlu kiranya pengkajian
melalui
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya dengan
menerapkan
metode Index Card Match.
Mencermati permasalahan di atas, maka peneliti memandang
perlu
untuk mengatasi hal tersebut dengan penelitian dengan judul
Peningkatan
Prestasi Belajar Fiqih Melalui Metode Index Card Match Pada
Siswa Kelas
III MI Negeri Tirto Kecamatan Salam Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran
2011/2012.
-
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat
dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah penerapan metode Index Card Match dapat
meningkatkan
perhatian siswa dalam mata pelajaran Fiqih di kelas III MI
Negeri Tirto
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2011/2012?
2. Apakah penerapan metode Index Card Match dapat
meningkatkan
keaktifan siswa dalam mata pelajaran Fiqih di kelas III MI
Negeri Tirto
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2011/2012?
3. Apakah penerapan metode Index Card Match dapat
meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih di kelas III
MI Negeri
Tirto Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2011/2012?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam kegiatan penelitian
ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui apakah metode Index Card Match dapat
meningkatkan perhatian belajar Fiqih siswa kelas III MI Negeri
Tirto
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2011/2012
2. Untuk mengetahui apakah metode Index Card Match dapat
meningkatkan keaktifan belajar Fiqih siswa kelas III MI Negeri
Tirto
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2011/2012?
-
3. Untuk mengetahui apakah metode Index Card Match dapat
meningkatkan prestasi belajar belajar Fiqih siswa kelas III MI
Negeri
Tirto Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2011/2012?
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan
bersifat
teoritis. Dalam metode penilitian, hipotesis adalah alat yang
mempunyai
kekuatan dalam proses inkuiri (Sukardi, 2005: 41). Menurut
Arikunto ( 2008
;71) Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang
terkumpul (Arikunto,2008:71)
Dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan hipotesis
sebagai
berikut : Penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan
prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih di kelas III MI Negeri
Tirto
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2011/2012.
D. Indikator Keberhasilan
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dikategorikan menjadi
tiga
bidang, yakni bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebagai
tujuan yang
hendak dicapai ketiga-tiganya harus nampak sebagai prestasi
belajar siswa.
Oleh karena itu ketiga aspek tersebut dipandang sebagai prestasi
belajar dari
proses pengajaran yang nampak dalam perubahan tingkah laku.
Secara teknik
dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan
pengajaran
(tujuan instruksional) (Sudjana, 2005: 49).
-
Maka dari itu dalam proses belajar mengajar tentang suatu
bahan
pengajaran dinyatakan berprestasi apabila tujuan intruksional
tersebut dapat
dicapai.
Adapun indikator yang dijadikan tolok ukur dalam menyatakan
bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berprestasi
apabila:
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai
prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok ;
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan instruksional telah
dapat dicapai
siswa, baik secara individu maupun klasikal (Usman dan
Setiawati,
1993:8)
Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
siswa
terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan juga
untuk
mengetahui keberprestasian mengajar, guru dapat menggunakan
acuan
tingkat keberprestasian sejalan dengan kurikulum yang berlaku
sebagai
berikut :
1) Istimewa/maksimal, yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang
diajarkan
itu dapat dikuasai siswa.
2) Baik sekali/optimal, yaitu apabila sebagian besar (85%-94%)
bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.
3) Baik/minimal, yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan
hanya 75%-
84% dikuasai siswa.
4) Kurang, yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang
dari 75%
yang dikuasai siswa.
-
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap
siswa
dalam belajar dan prosentase keberprestasian siswa dalam
mencapai
indikator tersebut, dapat diketahui tingkat keberprestasian
proses belajar
mengajar yang dilakukan siswa dan guru. (Usman dan Setiawati,
1993 : 8).
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti bahwa penerapan
metode
Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sehingga
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis maupun
praktis, yaitu:
1. Secara teoritis, dapat memberikan konstribusi dan masukan
positif
terhadap pengetahuan khususnya tentang penerapan metode Index
Card
Match agar terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran
lainya di
madrasah dan bagi lembaga dapat menjadi literatur tambahan
bagi
pengembangan pendidikan.
2. Secara praktis, prestasi penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi:
a. Siswa
Siswa dapat memporoleh pembelajaran Fiqih dengan lebih
menarik dan menyenangkan sehingga prestasi belajar
meningkat.
b. Guru
Guru mendapat tambahan wawasan dan ketrampilan dalam
memperbaiki sistem pembelajaran sehingga kualitas mengajar
meningkat serta dapat membantu permasalahan yang dihadapi
siswa.
-
c. Madrasah
Dapat memberikan masukan positif dalam meningkatkan
mutu Pendidikan.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari berbagai persepsi yang keliru dalam
penggunaan
kata pada judul dan timbulnya kesalahpahaman pembahasan
dalam
penelitian, perlu penulis jelaskan kata kunci yang terkandung
dalam judul
skripsi ini menjadi variable penelitian. Istilah yang perlu
penulis jelaskan
adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih
a. Peningkatan
Berasal dari kata tingkat yang artinya berjenjang dari suatu
yang bersusun. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan
meningkatkan (Purwadarminta, 2007: 1281)
b. Prestasi
Prestasi adalah prestasi yang telah dicapai, dilakukan
(Purwadarminta, 2007: 910)
c. Belajar
Belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat
kepandaian (Purwadarminta, 2007: 121). Sedangkan yang
dimaksud peningkatan prestasi belajar oleh penulis adalah
suatu
proses perbuatan untuk meningkatkan prestasi yang dilakukan
oleh
siswa agar mendapatkankan pengetahuan yang lebih
dibandingkan
sebelumnya
-
d. Fiqih
Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran agama Islam
yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah. Mata pelajaran Fiqih
pada
tingkat Madrasah Ibtidaiyah berisi tentang pembahasan pada
ibadah
untuk dipahami , dimengerti dan untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan setiap harinya.
2. Metode Index Card Match
a. Metode
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah
ditentukan.
Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis
untuk
mencapai tujuan tertentu.
b. Metode Index Card Match
Metode Index Card Match adalah salah satu strategi
pembelajaran berbasis active learning dengan cara mencari
jodoh
kartu tanya jawab, dengan tujuan untuk melatih peserta didik
agar
lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu
materi
pokok (Ismail, 2008: 82).
Metode index card match adalah suatu metode pembelajaran
dimana siswa diberikan kartu dan siswa diminta untuk mencari
-
pasangan dari kartu yang telah dipegang. Metode index card
match
merupakan salah satu metode yang baru cukup menyenangkan dan
suatu metode yang dapat meningkatkan aktivitas siswa di
dalam
kelas.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa
sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah
kelas besar secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh
guru atau
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. (Arikunto,
2008: 3).
Maka sesuai dengan jenis penilitian yang dipakai yaitu
penelitian
tindakan, maka ini menggunakan metode penelitian dari Hopkins,
1993
dengan menggunakan model spiral dari siklus yang satu ke siklus
yang
berikutnya. Daur ulang dari penelitian diawali dengan
perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi
dan
mengevaluasi proses dan prestasi tindakan (observation and
evaluation),
dan melakukan refleksi (reflektif) (Supardi, 2008: 104).
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan pengamatan, dan refleksi pada siklus I
dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Siklus
-
spiral dari tahap tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat
pada
gambar berikut :
Gambar. 3.1 Alur PTK
Penjelasan gambar alur PTK di atas adalah :
a. Rencana awal sebelum melakukan penelitian, peneliti
menyusun
rencana rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tujuan
termasuk instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran ;
b. Pelaksanaan tindakan meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti
sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa ;
c. Pengamatan/observasi mengamati prestasi dari
diterangkannya
metode Index card Match;
PERENCANAAN
PELAKSANAANREFLEKSI SIKLUS I
PENGAMATAN
PERENCANAAN
PELAKSANAANREFLEKSI SIKLUS II
PERENCANAAN
PENGAMATAN
GAMBAR ALUR PTK
-
d. Refleksi, peneliti mengkaji dan mempertimbangkan prestasi
dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi
oleh pengamat .
e. Rencana Perbaikan/direvisi, berdasarkan prestasi refleksi
dari
pengamat, membuat rencana yang direvisi untuk melaksanakan
pada
siklus berikutnya.
Observasi dibagi menjadi tiga siklus yaitu, siklus I, II, dan
III
dimana masing-masing siklus memiliki alur kegiatan yang sama
dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
formatif di
akhir masing-masing siklus.
Dibuat tiga siklus dengan maksud untuk memperbaiki sistem
pengajaran yang telah dilaksanakan.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dikenai tindakan kelas adalah siswa
kelas
III di MI Negeri Tirto , Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang
Tahun
Pelajaran 2011/2012. Dengan jumlah 23 siswa terdiri atas 13
siswa laki-
laki dan 10 siswa perempuan. Latar belakang pendidikan orang
tua
sebagian besar berpendidikan SD/MI, juga ada beberapa orang
tua
berpendidikan SLTP/MTs. Mata pencaharian mereka kebanyakan
sebagai buruh petani.
Dasar pertimbangan pelaksanaan penelitian pada mata
pelajaran
Fiqih dengan subjek siswa kelas III di MI Negeri Tirto,
Kecamatan
-
Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah
karena
prestasi Fiqih masih sangat rendah.
3. Langkah-langkah
a. Siklus 1
Rencana Awal
1) Menyiapkan materi pelajaran meliputi RPP yang dilengkapi
dengan
media, bahan, alat evaluasi, dan instrumen observasi serta
refleksi ;
2) Melaksanakan apersepsi berupa pre tes terhadap materi
pelajaran
yang akan disampaikan ;
3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran Fiqih dengan metode
konvensional (ceramah, tanya jawab, penugasan).
Tindakan
1) Melaksanakan post tes berupa uji kompetensi sebagai umpan
balik
guru setelah proses pembelajaran dengan menggunakan alat
evaluasi yang biasa digunakan ;
Pengamatan
1) Sebagian siswa tidak memperhatikan dan berbicara dengan
teman
dekatnya ;
2) Prestasi belajar kurang memuaskan masih banyak siswa yang
nilainya dibawah standar.
Refleksi
-
1) Bagaimana membuat siswa dapat memahami materi pelajaran
Fiqih, sehingga dapat mengerjakan uji kompetensi dengan
nilai
yang memuaskan/diatas standar.
b. Siklus II
Rencana yang direvisi
1) Mengubah skenario pembelajaran dari skenario pembelajaran
konvensional diganti dengan skenario active learning dengan
menerapkan metode Index card Match.
Tindakan
1) Memperkenalkan metode Index card Match dalam pembelajaran
Fiqih.
Pengamatan
1) Masih terdapat siswa yang pasif dalam pelaksanaan
pembelajaran
Fiqih dengan metode Index card Match.
2) Siswa perlu penjelasan lebih rinci tentang pelaksanaan
pembelajaran active learning dengan metode Index card Match.
Refleksi
1) Bagaimana membuat siswa memahami dan aktif dalam
pelaksanaa
pembelajaran active learning Index card Match
2) Bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga
siswa merasa nyaman dan rileks.
c. Siklus III
Rencana yang direvisi
-
Menjelaskan lebih rinci tentang pelaksanaan pembelajaran
active
learning dengan menerapkan metode Index card Match.
pelaksanaan
metode dilakukan dengan variasi.
4. Instrumen Penelitian
a) Observation atau Pengamatan
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan kelas mencapai
sasaran
(Supardi, 2008 : 127) yaitu dengan lembar observasi.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
rencana pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru
dalam
mengajar dan disusun sebelum proses pembelajaran.
c) Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
5. Pengumpulan Data
a) Dokumentasi
Untuk melihat nilai Fiqih sebelum penerapan penelitian
tindakan kelas (PTK) sehingga dapat mengetahui prestasi
belajar
siswa.
b) Tes
Menggunakan lembar tes, yang dikerjakan siswa baik
berupa tes awal (pre tes) secara lisan, maupun tes akhir (post
tes)
check point dan essay.
-
c) Pengamatan
Menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti untuk memperoleh data penelitian aktivitas siswa
selama
proses pembelajaran.
6. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
a) Tahap deskriptif, yaitu suatu tahap di mana peneliti
mendekripsikan
atau memaparkan data-data yang diperoleh.
b) Tahap kualifikasi, yaitu tahap pengolahan data-data yang
telah
dideskripsikan sesuai dengan permasalahan.
c) Tahap analisis, yaitu tahap menganalisa data-data berdasarkan
teori
yang ada, dalam tahap ini membahas tentang data yang ada,
kendala-kendala yang muncul selama tindakan maupun cara
mengatasi kendala tersebut.
d) Tahap interpretasi, yaitu tahap pemahaman dan penafsiran
terhadap
analisis dan penelitian.
e) Tahap evaluasi, yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap
prestasi
interpretasi.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan
bagian akhir.
Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut :
-
1. Bagian Awal
Cakupan bagian awal meliputi: Sampul, Lembar Berlogo, Judul
(sama dengan sampul), Persetujuan Pembimbing, Pengesahan
Kelulusan,
Pernyataan Keaslian Tulisan, Moto dan Persembahan, Kata
Pengantar,
Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar
Lampiran.
2. Bagian Inti
Bagian inti mencakup :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian dan Indikator
Keberprestasian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,
Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian,
Langkah-langkah, Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data,
Analisis Data), dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi uraian tentang prestasi belajar serta materi Fiqih
dan
Metode Index card Match.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi tentang Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (Rencana,
Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan Data, dan Refleksi),
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi Pelaksanaan
Siklus
III, dan Seterusnya.
BAB IV PRESTASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
-
Berisi tentang Deskripsi Per Siklus (Data hasil
Pengamatan/Wawancara, Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan),
dan Pembahasan.
BAB V PENUTUP
Terdiri dari Kesimpulan dan saran
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir memuat:
Pendukung serta bukti-bukti terkait dengan aktivitas penulisan
karya
ilmiah ini.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Prestasi belajar Fiqih akan tercapai sesuai dengan yang
diharapkan
apabila ada kesesuaian metode belajar dengan materi ajar dan
dalam proses
pembelajarannya terjadi interaksi antara siswa dengan
lingkunganya
sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik.
Oleh karena itu, diujicobakan penerapan berbagai metode
belajar
yang nantinya untuk mengetahui dampak bagi proses dan
prestasi
pendidikan. Untuk memahami masalah ini, perlu kiranya
pengkajian
melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya
dengan
menerapkan metode Index Card Match.
Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka, ternyata ada
banyak
penelitian tindakan Kelas ( PTK ) yang sejalan dengan penelitian
ini, akan
tetapi belum ada penelitian yang secara khusus meneliti tentang
Upaya
peningkatan prestasi Belajar Fiqih Pada siswa Kelas III MI
Negeri Tirto
Salam Magelang.
1. Penelitian Tindakan Kelas yang menerapkan metode Index card
Match
penulis ketemukan di Perpustakaan Universitas Negeri Semarang ,
yaitu
penelitian yang dilakukan Ahmini; Peningkatan Kualitas
Pembelajaran
IPA Melalui Strategi Index Card Match Pada Siswa Kelas III
SDN
Kandri 01 Kota Semarang. Skripsi 2011. Penelitian ini
mengambil
subyek penelitian siswa kelas III SDN Kandri 01 Kota Semarang
dan
-
yang menjadi bahan penelitian adalah mata pelajaran IPA
sehingga
penelitian ini akan berbeda dengan penelitian penulis
nantinya.
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa pelaksanaan
pembelajaran melalui strategi Index Card Match pada siswa kelas
III
SDN Kandri 01 Kota Semarang pada siklus I dapat meningkatkan
keterampilan guru dengan kategori cukup dengan skor 18, pada
siklus
II keterampilan guru meningkat dengan skor 21 dan masuk
dalam
kategori baik, sedangkan pada siklus III keterampilan guru
meningkat
dengan skor 25 dengan kategori baik. Aktivitas siswa
mengalami
peningkatan dalam setiap siklusnya, pada siklus I keaktifan
siswa
mendapatkan skor 26,03 , pada siklus II mendapatkan skor 28,6
dan
pada siklus III aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan
skor
31,2. Sedangkan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan,
pada
siklus I hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 59,38%,
pada siklus
II hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 71,88% dan pada
siklus III
hasil belajar siswa secara klasikal meningkat dengan skor
84,38%.
Sesuai data yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
melalui
strategi Index Card Match kualitas pembelajaran IPA dapat
meningkat
( Ahmini: Skripsi :2011 )
2. Ada juga hasil penelitian yang menerapkan Metode Index card
Match
yaitu penelitian yang dilakukan Naimah ; Peningkatan
Prestasi
Belajar Al Quran Hadits Pada Siswa Kelas V MI Al Huda
Ngendrokilo Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010,
-
Skripsi ( Tidak Diterbitkan ), Fakultas Tarbiyah, STAIN,
Salatiga,
2010. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar
Al
Quran hadits melalui metode Index card Match. Subyek penelitian
ini
adalah siswa kelas V MI Al Huda Ngendrokilo Kaliangkrik
Magelang
yang berjumlah 22 Siswa. Pelaksanaan penelitian dilakukan
melalui
tiga siklus yang dilaksanakan bersama seorang rekan kerja
yang
membantu pelaksanaan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian siswa terhadap
mata
pelajaran Al Quran Hadist meningkat dari 27,27 % pada siklus
I
menjadi 45,45 % pada siklus II, serta 68,18% pada siklus III.
Aktifitas
siswa dalam belajar meningkat dari 37,50 % pada siklus I, 53,41%
pada
siklus II, serta 67,04% pada siklus III. Prestasi belajar siswa
juga
meningkat dari 59% pada siklus I, 68,87% pada siklus II, serta
79%
pada siklus III. Maka penerapan metode Index card Match
dapat
meningkatkan prestasi belajar Al Quran Hadist pada siswa kelas V
MI
Al Huda Ngendrokilo Kaliangkrik Magelang ( Naimah :2010 )
Berdasarkan kajian tersebut di atas maka peneliti ingin
mengadakan uji coba melalui penerapan metode Index card
Match
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi terutama dalam
peningkatan prestasi belajar Fiqih pada siswa kelas III MI
Negeri Tirto
kecamatan Salam Kabupaten Magelang.
B. Kerangka Berfikir
1. Belajar dan Prestasi Belajar Fiqih
-
Belajar mengajar merupakan aktifitas pembelajaran menuju
hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Belajar selalu berkenaan
dengan
perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu
mengarah
kepada yang lebih baik atau yang kurang baik, direncanakan
maupun
tidak.
a. Pengertian Belajar
Secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu, perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil
interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh
aspek
tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Ahmadi & Supriyanto,1991: 121).
Definisi tentang belajar itu tidak sama antara ahli yang
satu
dengan yang lainya dalam memberikan arti maupun
pengertiannya,
namun dari berbagai definisi tersebut dapat memberikan
keleluasaan
dalam memberikan kesimpulan dari arti belajar.
Sebagai landasan mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar, dibawah ini dikemukakan beberapa definisi belajar
menurut
para ahli:
1) Definisi belajar yang dikutip oleh Muhibin Syah,
(2004:90-91)
-
(1) Menurut Caplin 1972 dalam Dictionary of Psychology
membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan
pertama berbunyi, acquisitions of any relatively permanent
change in behavior as a result of practice and experience
(belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang
relative mantap sebagai akibat latihan dan pengalaman).
Rumusan keduanya adalah process of acquiring responses
as a result special practice (belajar ialah proses
memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan
khusus).
(2) Belajar menurut Witting (1991) dalam bukunya Psychology
of Learning mendefinisikan belajar sebagai any relatively
permanent change in an organisms behavioral repertoire
that occurs as result of experience. (belajar ialah
perubahan
yang relatif menetap terjadi dalam segala macam /
keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman).
2) Definisi belajar yang dikutip oleh Muh. Uzer Utsman, (1993
:
4-5)
(1) Menurut W.H Burton, dalam buku The Guidance Of
Learning Activities (1984) menyatakan bahwa, Learning
is a change in the individual due to instruction of that
individual and his environtment, which fells a need and
-
makes him more capable of dealing adequately with his
environtment (belajar dapat diartikan sebagai perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara individu dengan individu dan individu dengan
tingkah lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkunganya).
(2) Belajar menurut Ernest R. Hilgard (1948) dalam bukunya
Introduction to Psychology mengemukakan: We may
define learning as the process by which an activity
originates or is changed through responding to asituation,
provide the change cannot be attributed to growth or the
temporary state of the organisme (as fatique or under
drugs) (belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan
atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi suatu
keadaan. Perubahan itu tidak disebabkan oleh proses
pertumbuhan (kematangan) atau keadaan organisme yang
sementara (seperti kelelahan atau karena pengaruh obat-
obatan).
3) Berikut ini definisi belajar yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto:
(2003: 84), yaitu:
(1) Menurut Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of
Learning
(1975), mengatakan Belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu
yang
-
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat
dijelaskan
atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan,
pengaruh obat, dan sebagainya.)
(2) Menurut Gagne, dalam buku the Conditions of Learning
(1977)
menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi
stimulus sama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatanya (performance-nya)
berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu
sesudah ia mengalami situasi tadi.
(3) Menurut Morgan, dalam buku intruduction to psychology (
1978 ) mengemukakan bahwa Belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
(4) Menurut Witherington, dalam buku Educational psychology,
mengemukakan , belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian, atau suatu pengertian.
4) Definisi belajar yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata (2005:
231)
(1) Menurut Cronbach didalam bukunya Educational Psychology
(1954) menyatakan bahwa, Learning is shown by a change in
-
behavior as a result (belajar yang sebaik-baiknya adalah
dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar
mempergunakan panca indranya).
(2) Mc Geoh dalam skinner (1954) menyatakan bahwa, Learning
is a change in performance as a result of practice (Belajar
adalah suatu perubahan penampilan sebagai hasil dari
pelatihan)
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi melalui latihan
atau
pengalaman langsung. Belajar merupakan usaha memperoleh
sejumlah ilmu pengetahuan yang dilakukan melalui proses
perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang berorentasi
pada
lingkungan sehingga apabila belajar maka responnya akan baik
begitu juga sebaliknya. Belajar pada intinya membedakan
antara
sebelum belajar dan sesudah melakukan belajar serta
dilakukan
lewat kegiatan atau usaha dan praktek yang disengaja.
Dalam perspektif keagamaan ( belajar dalam Islam ) belajar
merupakan kewajiban setiap muslim agar memperoleh ilmu
pengetahuan sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan
mereka. Hal ini dinyatakan dalam Al Quran Surat Mujadalah ( 58
)
: 11
-
Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang
kamu kerjakan.
( Departemen Agama RI, 1998 : 190 )
1. Teori Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 17-27), ada beberapa
tentang teori belajar, yaitu:
a. Teori Tanggapan
Menurut teori tanggapan belajar adalah memasukkan
tanggapan sebanyak-banyaknya berulang-ulang dan sejelas-
jelasnya. Banyak tanggapan berarti dikatakan pandai, sedikit
tanggapan berarti dikatakan kurang pandai. Maka orang pandai
berarti yang banyak mempunyai tanggapan yang tersimpan dalam
otaknya.
-
b. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Daya
Ahli-ahli Ilmu Jiwa Daya mengemukakan suatu teori bahwa
jiwa manusia mempunyai daya-daya. Daya-daya ini adalah
kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan semua
daya
itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan
ketika
dipergunakan untuk mengenal sesuatu hal. Daya-daya itu
misalnya
daya mengenal, daya mengingat, daya pikir, daya fantasi, dan
sebagainya.
c. Teori belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne dalam bukunya The
Conditioning of Learning (1977) memberikan dua definisi
yaitu:
1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2) Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh
dari instruksi.
d. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Dalam belajar yang terpenting adalah penyesuaian pertama
yaitu mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat. Belajar
yang
terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari,
tetapi
mengerti atau memperoleh insight. Belajar dengan pengertian
lebih
dipentingkan daripada hanya memasukkan sejumlah kesan.
e. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
-
Teori Ilmu Jiwa Asosiasi berpandapat bahwa keseluruhan
itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau
unsure-
unsurnya. Dari ilmu jiwa asosiasi muncul dua teori yang
sangat
terkenal, yaitu teori Conectionisme dari Thorndike dan teori
Conditioni dari Ifan P. Pavlov
Sedangkan teori belajar yang dikutip M. Dalyono (2001:
211) yaitu:
1) Witheringtone, dalam buku Educational Psychology
mengemukakan: Belajar adalah suatu perubahan didalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
dari
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian
atau suatu pengertian
2) Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978)
mengemukakan: Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
dari latihan atau pengalaman
2. Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimaksudkan ke dalam
ciri-ciri
belajar.
Berikut ciri-ciri belajar menurut Baharuddin dan Esa, (2008:
15) yaitu :
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah (change
behaviour). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya
dapat
diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah
laku,
-
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi
terampil. Tanpa mengganti tingkah laku hasil belajar, kita
tidak
akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
b. Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk
waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi,
perubahan
tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup;
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati
pada
saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku
tersebut bersifat potensial;
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman;
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Sesuatu
yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan
untuk mengubah tingkah laku.
3. Jenis-jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam
kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan
lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam
aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan.
Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia
pendidikan
sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-
macam. Jenis-jenis belajar tersebut (Dalyono, 2001:225-228)
yaitu :
-
a. Belajar Abstrak
Belajar abstak adalah belajar yang menggunakan cara-
cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh
pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.
b. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan
gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat
syaraf dan otot-otot/neuromuscular. Tujunnya adalah
memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniyah tertentu.
c. Belajar Sosial
Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah
dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.
Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan
dalam memecahkan masalah sosial.
d. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan
metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,
teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh
kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan maslah
secara rasional, lugas, dan tuntas.
e. Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan
kemampuan berpikir secara logis dan rasional. Tujuannya
ialah
-
untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep.
f. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-
kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah
ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan
kebiasaan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan
positif.
g. Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa
memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa
(affective skills).
h. Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara
melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan
tertentu. Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah
informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang
berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar (eksternal).
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (Usman dan Setyawati,
1993:
9-10) adalah:
-
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) yaitu:
1) Faktor jasmaniah, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh.
2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun
diperoleh
yang terdiri atas (1) faktor intelektual yang meliputi
faktor
potensial yaitu kecerdasan dan bakat serta kacakapan, dan
(2)
faktor non-intelektual yaitu unsur-unsur kepribadian seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuham, motivasi, dan
penyesuaian
diri.
b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) yaitu:
1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga,
sekolah,
masyarakat, dan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi
dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah dan
fasilitas
belajar.
4) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.
Dengan demikian faktor internal dan eksternal yang saling
berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi prestasi belajar siswa, dalam hal ini adalah
prestasi
belajar Fiqih.
-
2. Fiqih
a. Pengertian Fiqih
Menurut Ustadz Abdul Hamid Hakim dalam kitabnya
Sulam Fiqih yang dikutip oleh Sidi Nazar Bakry, Fiqih
menurut
bahasa: Faham, maka tahu aku akan perkataan engkau, artinya
faham aku. Secara definisi ilmu Fiqih adalah suatu ilmu yang
mempelajari bermacam-macam syariat atau hukum Islam dan
berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat
individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial
(Bakry,2003:8).
Menurut al-Jurjani dalam kitabnya At-Tarifat yang dikutip
oleh Ahmad Hanafi, Fiqih menurut bahasa, berarti faham
terhadap
tujuan seseorang pembicara dari pembicaraannya. Menurut
istilah
Fiqih ialah mengetahui hukum-hukum syara yang mengenai
perbuatan dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci.
Fiqih
adalah ilmu yang dihasilkan oleh fikiran serta ijtihad
(penelitian)
dan memerlukan kepada pemikiran dan perenungan. Oleh karena
itu
Tuhan tidak bisa disebut sebagai Faqih (ahli dalam Fiqih),
karena
bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tidak jelas (Hanafi,1998:
10).
Bila kita mencermati definisi Fiqih yang telah dikemukakan
para ahli Fiqih dalam berbagai masa perkembangannya jelaslah
bahwa definisi Fiqih telah mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan zamannya masing-masing :
1) Definisi Fiqih pada abad I (pada masa sahabat)
Definisi Fiqih pada masa ini ialah ilmu pengetahuan
yang tidak mudah diketahui oleh masyarakat umum. Sebab
-
untuk mengetahui Fiqih atau Ilmu Fiqih hanya dapat diketahui
oleh orang yang mempunyai ilmu agama yang mendalam
sehingga mereka dapat membahas dengan meneliti buku-buku
yang besar dalam masalah Fiqih. Mereka inilah yang disebut
Liyataqqabufiddin yaitu untuk mereka yang bertafaqquh dalam
agama Islam.
Siapa yang dikehendaki Allah, mereka akan
memperoleh pengetahuan (Fiqih) secara mendalam, yaitu
semasa sebelum berpegang pada suatu madzhab dari seorang
mujtahid. Sabda Nabi Muhammad saw. yang berbunyi :
( )
Artinya : Barang siapa dikehendaki Allah akan diberikan
kebaikan dan keutamaan niscaya diberikan kepadanya faham
yang mendalam dalam rukun agama. (HR. Bukhori dan
Muslim).
2) Definisi Fiqih pada abad II (masa telah lahirnya mazhab-
mazhab)
Dikemukakan oleh Abu Hanifah, bahwa ahli agama dan
mujtahid besar dan tertua pada masa sahabat dan tabiin
mengatakan
Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban.
Yang dimaksud dengan definisi diatas yaitu, Ilmu Pengetahuan
yang menerangkan dari segala yang diwajibkan, disunatkan,
dimakruhkan, dan yang dibolehkan oleh ajaran agama Islam.
-
3) Definisi Fiqih menurut Ahli Ushul dari Ulama-ulama
Hanafiah
Definisi Fiqih menurut Ulama-ulama Hanafiah ialah :
Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan
dengan amalan para mukallaf.
Menurut pendapat Alaudin Al-Kasani Al-Hanafi
mengenai ilmu Fiqih yang dikemukakannya pada tahun 587 H,
adalah :
.
Tidak ada ilmu sesudah marifat dan sifat-sifat-Nya, yang lebih
mulia dari ilmu Fiqih, itulah ilmu yang dinamai dengan ilmu
Halali wal Harami wasy Syarai wal ahkami, ilmu halal haram,
syariat dan hukum. Untuk itulah dibangkitkan Rasul dan diturunkan
kitab-kitab. Hukum-hukum Allah itu tidak dapat
diketahui dengan akal semata-mata, perlu perlu pertolongan
naqal. 4) Definisi Fiqih yang dikemukakan oleh pengikut-pengikut
Imam
Syafi ialah :
Ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan
perbuatan para mukallaf yang dikeluarkan (diistimbatkan)
dari dalil-dalil yang jelas (tafshily).
5) Definisi Fiqih menurut Ibnu Khaldun, dalam Muqaddimah al
Mubtada wal khabar ialah :
-
a
.
Fiqih itu ialah ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah
yang berhubungan dengan segala pekerjaan mukallaf baik yang
wajib, haram, sunnah, dan makruh, dan yang harus (mubah)
yang
diambil (diistinbatkan) dari al-Kitab dan as-Sunnah dan dari
dalil-
dalil yang telah ditegaskan syara seperti qiyas umpamanya.
Apabila dikeluarkan hukum-hukum dengan jalan ijtihad dari
dalil-
dalil, maka yang dikeluarkan itu dinamai Fiqih.
6) Definisi Fiqih menurut Jalalul Malali, sebagai berikut :
Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara (ilmu yang menerangkan
segala hukum syara) yang berhubungan dengan amaliyah yang
diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang
jelas (tafsili).
7) Definisi Fiqih menurut Al Imam Ibnu Hazam
Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat yang diambil dari
Al-Quran dari Kalam Rosul yang diutus membawa syariat yang
hanya dari padanya hukum-hukum itu.
Kita ambil tafsirnya yaitu mengetahui hukum-hukum Al-Quran,
Nasikh, Mansukh, Hukum-hukum perkataan rosul, Nasikh
nasikhnya yang sahih datang dari rosul dan yang tidak sahih.
Dan
menerangkan apa yang diijmakan ulama, apa yang mereka
perselisihkan dan dikembalikan perselisihan kepada Al-Quran
dan
As-Sunnah.
-
8) Para ahli Ijtihad Islam (ulama) lainnya mengemukakan definisi
Fiqih :
Suatu ilmu yang dengan ilmu itu kita mengetahui hukum-hukum
syara yang amaliyah yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang
bersifat tafsil . (Nazar Bakry, 2003:15).
b. Objek dan Tujuan mempelajari Fiqih
1. Objek Ilmu Fiqih
Objek pembahasan Fiqih adalah meliputi perbuatan orang-
orang mukallaf dalam masalah ubudiyah, muamalah, jinayah
(uqubah) mengenai hukum wajib, sunat, haram, mubah, sah, dan
batal, atau fasid (Malijuddin, 1995:4)
Hal senada diungkapkan oleh Hasbi Ash-Shiddieqy, bahwa
walaupun hukum syara mengenai perbuatan manusia, seperti
wajib, haram, sunat, makruh, mubah, sah, batal, atau
lainnya,
namun dalam kenyataannya, tersusun dari dua bagian. Pertama
hukum-hukum, syara amaliyah, dan kedua, dalil-dalil
lafdiliyah
(yang jelas) mengenai hukum itu. (Hasbi,1997:17).
Jadi objek pembahasan dalam Fiqih adalah perbuatan
mukallaf dilihat dari sudut ilmu syara. Perbuatan itu
dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu : ibadah,
muamalah dan uqubah. Bagian ibadah mencakup segala perbuatan
yang berkaitan dengan urusan akhirat misalnya sholat, puasa,
haji.
Bagian muamalah mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
harta misalnya: jual beli, sewa menyewa,pinjam meminjam.
Sedangkan bagian uqubah mencakup segala hal persoalan yang
-
mencakup tindak pidana seperti pembunuhan, pencurian,
perampokan.
Sedangkan tujuan mempelajari Fiqih adalah :
1) Untuk mengetahui sesuatu yang diperintah Allah dan yang
dilarang-Nya serta sesuatu yang diperbolehkan-Nya.
2) Untuk mengetahui hal-hal yang sah diperbuatdan yang batal
atau fasad.
3) Untuk mengetahui cara-cara beribadah kepada Allah swt
agar
dapat diterima-Nya dan diberi pahala yang setimpal.
c. Mata Pelajaran Fiqih di MI
1. Pengertian Mata pelajaran Fiqih
Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan
salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqih
ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman
tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya
dalam kehidupan sehari-hari, serta Fiqih muamalah yang
menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai
ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,
khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam
meminjam melalui keteladanan dan pembiasaan. Meskipun
demikian, para pendidik MI tampaknya harus mempertimbangkan
perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan
intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkrit
-
(piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga
merupakan masa social imitation (usia 6-9 tahun) atau masa
mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi
contoh contoh dan teladan yang baik dari orang-orang
sekitarnya
(keluarga, pendidik, dan teman-teman sepermainan), usia 9-12
tahun sebagai masa second star of individualisation atau
masa
individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa social
adjustment atau penyesuaian diri secara sosial.
Pada hakekatnya mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi
dalam memberikan pengalaman riil pada aspek spiritual dari
praktik ibadah dalam Islam yang dihadapi dengan sepenuh
jiwa.
Namun, dikarenakan seringnya para pendidik agama Islam
mengabaikan aspek spiritual, dan terlalu menekankan pada
aspek
legal formalnya, maka pembelajaran Fiqih di Madrasah
Ibtidaiyah
terkesan hanya bersifat dogmatis . Akibatnya pembelajaran
Fiqih
seperti terlepas dari ruhnya yang bisa menjadi pembentuk al-
akhlak al-karimah lewat pembiasaan berdisiplin dalam
beribadah
dan penghayatannya. Disamping itu pada aspek muamalah bisa
dikatakan sebagai implementasi dari aspek spiritual yang
dibumikan dalam bentuk hubungan dengan sesama manusia yang
harmonis, yang aturannya dalam Islam sudah sedemikian
lengkap. Fiqih bukan sesuatu yang terpisah dari materi yang
-
lainnya, ia adalah bagian integral dari materi Pendidikan
Agama
Islam yang lain.
Jika aspek spiritual dalam ibadah ini bisa ditanamkan pada
diri para peserta didik Madrasah Ibtidaiyah, hal ini berarti
penanaman secara lebih dini pada penghayatan ibadah telah
dilakukan. Penanaman nilai-nilai spiritual pada anak didik
secara
lebih dini ini dan ditambah dengan kompetensi akademik pada
aspek ibadah dan muamalahnya, akan menjadi pondasi yang
kokoh dan membentuk generasi yang memiliki kedalaman
spiritual plus unggul secara intelektual dan keluhuran
akhlak.
Sebuah generasi yang siap mengarungi tantangan globalisasi
dan
krisis multidimensional yang melanda bangsa dan negara
Indonesia.
2. Fungsi
Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi :
1) Menyiapkan pengetahuan praktis tentang ajaran Islam dalam
aspek hukum, baik dalam tata cara beribadah maupun
muamalah sebagai pedoman kehidupan untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat;
2) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengamlkan
ajaran Islam yang diperoleh pada pendidikan sebelumnya untuk
dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik;
-
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya, terutama
dilingkungan Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan
dasar yang bercirikan Islam, yang dituntut memiliki
penguasaan bidang keislaman lebih dibandingkan dengan SD;
4) Menanamkan sikap dan nilai keteladanan terhadap kediaman
dan kedisiplinan dalam menjalankan praktik ibadah bagi
teman-
teman sebayanya di luar MI;
5) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada
Allah Swt yang telah ditanamkan sejak usia pra sekolah dan
pendidikan di lingkungan keluarga agar dapat memperbaiki
kesalahan, kelemahan dan kekurangan serta mampu menangkal
hal-hal negatif dari lingkungan peserta didik atau budaya
lain
yang dapat membahayakan dan menghambat perkembangan
dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya ( Kementerian
Agama RI,2010: 14).
3. Tujuan
Mata pelajarn Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat :
1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum
Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah
untuk dijadikan pedoman hidup dalam pribadi dan sosial ;
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentaun hukum islam
dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dan
-
menjalankan ajaran agama islam baik dalam hubungan manusia
dengan Allah swt, dengan diri manusia itu sendiri, sesama
manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan
lingkungan.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi :
1) Fiqih ibadah, yang menyangkut : pengenalan dan pemahaman
tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik,
seperti : tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah
haji ;
2) Fiqih muamalah, yang menyangkut : pengenalan dan
pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan
minuman yang halal dan haram, khit an, kurban, serta tata
cara
pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
5. Standar kompetensi
Kompetensi mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
adalah sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai
peserta didik selama belajar, yang tercermin dari prilaku
afektif,
dan psikomotorik peserta didik dengan didukung oleh kwalitas
akademis, yang memadai. Adapun standar mata pelajaran Fiqih
kelas III (Tiga) dijabarkan sebagai berikut :
-
PEMETAAN Kompetensi Dasar
MAPEL FIQIH KLS III SMT 1 & 2
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1
Mengenal shalat sunnah
rawatib
1.1. Menjelaskan ketentuan shalat sunah rawatib
1.2. Mempratekkan tata cara shalat rawatib
2 Mengenal shalat jumat
2.1. Mengenal ketentuan shalat Jumat
2.2. Membiasakan mengikuti shalat Jumat
3
Mengenal tata cara shalat
bagi orang yang sakit
3.1. Menjelaskan tata cara shalat bagi orang yang sakit
3.2. Mendemonstrasikan cara shalat dalam keadaan sakit
4
Mengenal puasa
Ramadhan.
4.1. Menjelaskan ketentuan puasa
Ramadhan
4.2. Menyebutkan hikmah puasa
Ramadhan
5
Mengenal amalan-amalan
di bulan Ramadhan
5.1. Menjelaskan ketentuan shalat
tarawih.
5.2. Menjelaskan ketentuan shalat witir.
5.3. Menjelaskan keutamaan-keutamaan
yang ada dalam Bulan Ramadhan
-
6. Penilaian
Untuk mengetahui penguasaan masing-masing kompetensi mata
pelajaran Fiqih di atas, diperlukan rambu-rambu penilaian
sebagai
berikut :
1) Penilaian digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi
peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar
dan memperbaiki proses pembelajaran
2) Penilaian dilakukan mencakup kemajuan belajar dan hasil
belajar, yang terdiri atas ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik ;
3) Penilaian kemajuan belajar merupakan kumpulan informasi
tentang tingkat kemajuan yang dicapai peserta didik dalam
menguasai sebuah kompetensi dasar setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dalam waktu tertentu ;
4) Penilaian hasil belajar Fiqih adalah kumpulan iformasi
untuk
menentukan tingkat penguasaan suatu standar kompetensi yang
meliputi ;pengetahuan, sikap, dan nilai. Penilaian hasil
belajar
ini digunakan untuk menentukan seorang peserta didik bisa
atau tidak memasuki jenjang pendidikan selanjutnya ;
5) Penilaian hasil belajar Fiqih dilakukan dengan melalui
pengamatan terhadap perubahan prilaku dan sikap untuk
menilai perkembangan afeksi dan keprbadian peserta didik;
-
serta ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur
aspek
kognitif peserta didik ;
6) Penilaian hasil belajar Fiqih oleh pendidik bisa
menggunakan
berbagai teknik penilaian, seperti : tes, unjuk kerja
(performance), penugasan (project), observasi, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik dan tingkat perkembangan peserta didik.
C. Metode Index Card Match
1. Pengertian Metode
Salah satu penentu dalam proses pembelajaran adalah
metode. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran tidak akan
dapat
berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar
kearah
yang ingin dicapai. Strategi pembelajaran yang tidak tepat
akan
menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar
mengajar.
Oleh karena itu, metode yang ditetapkan oleh seorang guru
baru
mendapat suatu hasil yang optimal, jika metode itu dapat
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Berikut ini pendapat beberapa ahli tentang pengertian
metode, yaitu :
a. Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa
Yunani
methodos. Kata ini terdiri atas dua suku kata yaitu metha
yang berarti melalui atau melewati hodos yang berarti jalan
-
atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan (Armai Arief, 2002: 40).
b. Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara
optimal. ( Sanjaya, 2006: 7).
c. Metode adalah cara yang di dalamnya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru
(metode
mengajar) maupun bagi murid (metode belajar) ( Surakhmad,
1994: 96).
Dari beberapa definisi tentang metode di atas bahwa metode
adalah merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan.
Makin baiknya dan tepat sebuah metode digunakan makin baik
pula
dalam pencapaian tujuan, sehingga hasilnya akan maksimal
sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Metode Index Card Match
Telah diuraikan dimuka bahwa penggunaan metode dapat
mempengaruhi terhadap proses belajar-mengajar serta
keberhasilan
dan hasil belajar yang dicapai, maka disini peneliti atau
penulis
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa
kelas
III (Tiga) Madrasah Ibtidaiyah dengan menggunakan metode
Active
Learning yaitu metode Index Card Match / pencocokan kartu
indeks dengan harapan agar terjadi peningkatan hasil
belajar.
-
Metode Index Card Match merupakan sebuah strategi
pembelajaran yang membantu siswa untuk mendapatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif, serta
menjadikan
belajar tidak terlupakan dengan cara meninjau ulang materi
pelajaran
yang telah dipelajari. Cara ini memungkinkan siswa untuk
berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada temannya.
Strategi pembelajaran ini digunakan dengan melibatkan siswa
dengan harapan agar materi yang telah disampaikan dapat
lebih
banyak melekat di dalam pikiran dari pada materi yang tidak, hal
itu
karena pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk
memikirkan
kembali informasi tersebut dan menemukan cara untuk
menyimpannya di dalam otak. (Silberman, 2006: 250).
Langkah-langkah penerapan metode Index Card Match yaitu
sebagai berikut :
a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam
kelas
dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok.
b. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diperlukan
sebelumnya
pada potongan kertas yang telah dipersiapkan, setiap kertas
satu
pertanyaan.
c. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari
pertanyaan-
pertanyaan yang telah dibuat.
d. Kocoklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur
antara
soal dan jawaban.
-
e. Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini
aktifitas
yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta aka mendapatkan
soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.
f. Mintalah peserta untuk mencari pasangannya jika sudah ada
yang
menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk
berdekatan jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi
yang mereka dapatkan kepada teman lain.
g. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan mintalah setiap pasangan bergantian membacakan
soal
yang diperoleh secara bergantian kepada teman-teman lainnya.
Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya, demikian
seterusnya.
h. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta
tindak
lanjut. (Ismail , 2008: 81-82).
Tujuan penerapan strategi pembelajaran Index Card Macth ini
adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan
kuat
pemahamannya terhadap suatu materi pokok pelajaran.
Dengan cermat dan kuatnya pemahaman siswa serta
pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang tepat
memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik
dan
mampu memberikan peningkatan prestasi belajar bagi siswa.
-
D. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Melalui Metode Index
Card
Match
Prestasi belajar Fiqih dapat ditingkatkan melalui penggunaan
metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi di Madrasah.
Penggunaan metode yang sesuai dapat mempengaruhi dalam
proses
belajar mengajar. Melalui metode Index card match prestasi
belajar,
terutama dalam mata pelajaran Fiqih dapat ditingkatkan,
karena
metode Index card match adalah salah satu metode yang mudah
untuk
diterapkan dan dipahami baik oleh guru maupaun siswa.
Metode Index card match merupakan metode pemecahan
masalah yang digunakan dalam meningkatkan aktivitas dan
hasil
belajar siswa. Metode pembelajaran Index Card Match dapat
memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan
mencocokkan kartu indeks yang ada di tangan mereka. Proses
pembelajaran ini lebih menarik karena siswa mencari pasangan
sambil
belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan.
Dalam metode ini siswa harus mengerjakan banyak tugas.
Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan
masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar juga
harus
gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa
bahkan
sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa
dan
berfikir keras.
-
Dengan demikian metode ini membuat siswa terbiasa aktif
mengikuti pembelajaran sehingga aktivitas siswa meningkat.
Metode
pembelajaran Index Card Match dapat melatih pola pikir siswa
karena
dengan metode ini siswa dilatih kecepatan berpikirnya dalam
mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu
jawaban
atau kartu soal, setiap siswa pasti mendapat pasangan kartu yang
cocok
lalu mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah
dicocokkan oleh siswa bersama pasangannya dan siswa lainnya.
Melalui diskusi bersama pasangannya maka siswa akan lebih
mengerti dengan konsep materi yang sedang dipelajari. Karena
pembelajaran ini dilakukan dalam suasana yang menyenangkan,
maka
diharapkan dapat meningkatkan semangat dan aktivitas siswa
dalam
belajar siswa dalam kegiatan belajar.
Pembelajaran Index Card Match adalah merupakan suatu
metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk
mengulang
materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi
baru
pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan,
peserta
didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan
terlebih
dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki
bekal
pengetahuan.
Berdasarkan uraian di atas, metode pembelajaran Index Card
Match merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa
untuk
-
bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
atas
apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa
saling
bekerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan
pertanyaan
dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan
belajar
bersama ini dapat membantu memacu belajar aktif dan
kemampuan
untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil
yang
memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan
materi.
Dengan demikian metode pembelajaran Index Card Match
adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk meninjau ulang
materi
pelajaran dengan teknik mencari pasangan kartu indeks yang
merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu
konsep
atau topik dalam suasana menyenangkan.
Prestasi belajar juga akan meningkat karena melalui
penggunaan
metode Index Card Match siswa akan lebih bersemangat dalam
belajar. Dengan suasana yang rileks dan menyenangkan maka
siswa
akan lebih mudah untuk memahami dan menghafalkan materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu maka
dapat
disimpulkan bahwa melalui penggunaan metode Index Card Match
dapat meningkatkan prestasi belajar terutama pada mata
pelajaran
Fiqih pada siswa kelas III MI Negeri Tirto Kecamatan Salam
Kabupaten Magelang tahun Pelajaran 2011/2012.
-
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Penelitian dilaksanakan di MI Negeri Tirto Kecamatan Salam
pada
kelas III dengan mata pelajaran Fiqih . Siklus I penelitian ini
dilaksanakan
pada tanggal 24 Mei 2012 dengan pokok bahasan tentang Puasa
Romadhon
yang diikuti oleh 23 siswa,yaitu 10 putra dan 13 putri. Tahapan
dan langkah-
langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini mencakup beberapa kegiatan antara lain
sebagai berikut:
a. Refleksi awal yaitu peneliti melakukan perenungan
berdasarkan
pemantauan dan evaluasi terhadap pembelajaran Fiqih yang selama
ini
dilakukan. Hasilnya menunjukkan adanya kelemahan serta
kurangnya
minat siswa dalam belajar. Hal itu dapat dilihat dari hasil
belajar siswa
yang nilainya kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ),
secara
klasikal itu menunjukkan belum adanya ketuntasan belajar;
b. Menentukan akar permasalahan dan mengkaji metode yang selama
ini
dipergunakan, yaitu kurangnya minat dan hasil belajar siswa
karena
strategi proses belajar mengajarnya monoton dan masih
menggunakan
metode konvensional ( ceramah, tanya jawab, tugas );
c. Menyusun kegiatan penelitian yang dilengkapi dengan
Rencana
Program Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan
-
instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini
dilaksanakan;
d. Menyiapkan bahan ajar dan buku-buku lain yang relevan dengan
materi
yang akan disampaikan.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian ini, kegiatan belajar mengajar
masih
menggunakan strategi pembelajaran sesuai dengan Rencana
Program
Pembelajaran (RPP) yang masih menggunakan metode
konvensional
(metode ceramah, Tanya jawab, penugasan).
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi:
a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam;
b. Guru mengabsen siswa;
c. Guru melakukan apersepsi;
d. Guru menerangkan materi pembelajaran Fiqih dengan pokok
bahasan
tentang puasa Romadhon;
e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal
yang belum jelas;
f. Kemudian guru bertanya kepada siswa dan mereka menjawab
pertanyaan dari guru;
g. Selanjutnya guru memberikan tugas secara individu berupa soal
chek
point dan Essay;
h. Setelah selesai guru membahas soal-soal latihan bersama siswa
untuk
mengetahui sejauhmana penguasaan siswa terhadap materi yang
telah
disampaikan;
i. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
-
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar
Fiqih
dengan menggunakan metode konvensional (metode ceramah, tanya
jawab,
penugasan). Dalam observasi ini peneliti bekerjasama dengan wali
kelas kelas
III yaitu Bapak Nur Sodik, peneliti bertindak sebagai pengamat
sedang guru
pengampu bertindak sebagai tutor. Hasilnya, kebanyakan siswa
yang duduk di
belakang kurang memperhatikan. Mereka ada yang berbicara dengan
teman
yang duduk disebelahnya. Sementara itu justru ada yang asyik
bermain
sendiri. Ketika ditanya tentang materi Fiqih yang telah
disampaikan,
kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak paham sehingga
mereka tidak
menjawab pertanyaan.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
pada
siklus I, hasil belajar siswa belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Nilai
rata-rata dari kegiatan pembelajaran sebagian siswa masih di
bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Baru sebagian kecil siswa yang aktif
dalam
bertanya serta menjawab pertanyaan selama pembelajaran
berlangsung. Ada
sebagian siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, siswa
terlihat sibuk
sendiri, dan suasana kelas menjadi gaduh.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I
dengan
menggunakan metode konvensional belum dapat meningkatkan hasil
belajar
siswa dalam proses pembelajaran Fiqih. Maka pada siklus II
peneliti mencoba
memperkenalkan strategi pembelajaran baru yaitu Active Learning
dengan
menerapkan metode Index Card Match.
-
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus II ini penelitian dilaksanakan di MI Negeri
Tirto
Kecamatan Salam pada tanggal 31 Mei 2012 dengan mata pelajaran
Fiqih yang
diikuti oleh 23 siswa,yaitu 11 putra dan 12 putri dengan pokok
bahasan
tentang Puasa romadhon. Tahapan dan langkah-langkah yang
dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tercakup kegiatan sebagai berikut:
a. Refleksi kedua, peneliti melakukan perenungan
pembelajaran
berdasarkan hasil evaluasi terhadap pembelajaran Fiqih pada
siklus
pertama yang masih ada kelemahan;
b. Menentukan akar permasalahan dan mengkaji kelemahan
pembelajaran
pada siklus I, yang sebagian besar siswa masih kurang
memperhatikan
proses belajar mengajar Fiqih. Peneliti mencoba menggunakan
strategi
pembelajaran baru yaitu Active Learning dengan menggunakan
metode
Index Card Match;
c. Menyusun perbaikan Rencana Program Pembelajaran (RPP)
sesuai
dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama
penelitian tindakan ini dilaksanakan;
d. Mempersiapkan potongan-potongan kertas sejumlah siswa dalam
kelas,
yang sebagian berisi pertanyaan bagian yang lain berisi
jawaban.
-
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian pada siklus II ini peneliti
menggunakan strategi pembelajaran active learning dengan
menggunakan
metode Index Card Match.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi:
a. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam;
b. Guru mengabsen siswa;
c. Guru melakukan apersepsi;
d. Guru memperkenalkan dan menjelaskan pelaksanaan strategi
pembelajaran active learning yang menggunakan metode Index
Card
Match;
e. Kemudian guru melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan
cara
membagikan potongan-potongan kertas yang berisi pertanyaan
dan
potongan-potongan kertas lain yang berisi jawaban;
f. Selanjutnya siswa mencari pasangan masing-masing yang
sesuai
dengan pertanyaan dan jawaban;
g. Setelah semua peserta menemukan pasangannya, kemudian
siswa
duduk berdekatan dan setiap pasangan secara bergantian
membacakan
soal dan jawaban yang diperoleh dengan suara keras kepada
teman
yang lain, sampai semua siswa mendapatkan giliran;
h. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
maupun
mengutarakan pendapatnya terhadap hasil pelaksanaan strategi
pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match;
-
i. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa secara
individu
berupa soal check Point dan Essay.
j. Guru mengklarifikasi dan membuat kesimpulan serta tindak
lanjut;
k. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan
hasil
belajar Fiqih. Dalam observasi ini peneliti bekerja sama dengan
wali kelas
III, peneliti be