Top Banner
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN SEDERHANA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR BRUNER DI KELAS III SD NEGERI 2 TIJAYAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Dita Putri Susilasakti NIM 13108241177 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
220

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

Feb 22, 2018

Download

Documents

vuongthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN SEDERHANA

MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR BRUNER DI

KELAS III SD NEGERI 2 TIJAYAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Dita Putri Susilasakti

NIM 13108241177

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017

Page 2: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

ii

Page 3: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dita Putri Susilasakti

NIM : 13108241177

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul TAS : Peningkatan Hasil Belajar pada Pecahan Sederhana

melalui Penerapan Teori Belajar Bruner di Kelas III SD

Negeri 2 Tijayan

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan

orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya

ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 21 Maret 2017

Yang menyatakan,

Dita Putri Susilasakti

NIM.13108241177

Page 4: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

iv

Page 5: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

v

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.s. Al-Insyirah : 6-7)

“Sejatinya kegagalan bukan sebuah halangan untuk menuju kesuksesan”

(Penulis)

Page 6: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kesempatan sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ayah dan ibu serta keluarga yang telah memberikan dukungan, doa, dan

semangat.

3. Universitas Negeri Yogyakarta yang saya banggakan.

Page 7: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

vii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PECAHAN SEDERHANA MELALUI

PENERAPAN TEORI BELAJAR BRUNER DI KELAS III SD NEGERI 2

TIJAYAN

Oleh

Dita Putri Susilasakti

NIM 13108241177

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada materi

pecahan sederhana melalui penerapan teori belajar Bruner di kelas III SD Negeri 2

Tijayan. Pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Bruner melalui tiga

tahapan yaitu tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan selama dua siklus. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan

Mc. Taggart (dalam Suwarsih Madya, 2009:67). Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas III yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan

18 siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar

pecahan sederhana dengan menerapkan teori belajar Bruner. Teknik yang

digunakan untuk pengumpulan data adalah tes, observasi, dan dokumentasi.

Instrumen penelitian menggunakan tes tertulis, pedoman observasi guru, pedoman

observasi siswa dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar dengan menerapkan

teori belajar Bruner pada materi pecahan sederhana mengalami peningkatan. Hal

ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar pada pra tindakan belum ada siswa yang

mencapai ketuntasan, pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 83,34% dan pada

siklus II ketuntasan belajar meningkat menjadi 95,83%. Nilai rata-rata pada pre

test adalah 51,63, pada post test 1 mencapai 82,92, dan pada siklus II meningkat

menjadi 85. Peningkatan hasil belajar tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang

menerapkan tahapan teori belajar Bruner dan menggunakan alat peraga yang

dapat membantu pola pikir siswa

Kata kunci: hasil belajar pecahan dan teori belajar Bruner

Page 8: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Peningkatan Hasil Belajar pada Bilangan Pecahan Sederhana melalui

Penerapan Teori Belajar Bruner di Kelas III SD Negeri 2 Tijayan” ini dengan

lancar.

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penyusunan skripsi ini tidak

lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan

untuk melaksanakan penelitian.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta ysng

telah memberikan ijin dan rekomendasi untuk keperluan penulisan skripsi.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan

rekomendasi dan bantuan dari awal pembuatan proposal hingga

terselesainya skripsi ini.

4. Bapak Petrus Sarjiman, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan

Page 9: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

ix

petunjuk dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan lancar.

5. Ibu Surtini, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tijayan yang telah

memberikan ijin penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

6. Ibu Sumarni, S.Pd selaku Guru Kelas III yang telah mengijinkan penulis

melakukan penelitian.

7. Ayah dan ibu yang selalu memberikan do’a, semangat, dan dukungan.

8. Teman-teman PGSD angkatan 2013, terutama kelas A UPP I yang telah

memberikan semangat dan dukungan.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan terselesaikannya skripsi ini.

Semoga apa yang telah mereka berikan senantiasa mendapat

balasan yang baik dari Allah SWT. Penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 20 Maret 2017

Penulis

Page 10: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i

PERSETUJUAN ……………………………………………..….....................… ii

SURAT PERNYATAAN ……………………………………………………..... iii

HALAMAN PENGESAHAN...……………………………………………....… iv

MOTTO ………………………………………………………………………..…v

PERSEMBAHAN …………………………………………………………….… vi

ABSTRAK …………………………………………………………………...… vii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………........ viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL ……………………………………………………......…… xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………...….... ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………...… xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6

C. Batasan Masalah........................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

F. Manfaat penelitian ........................................................................................ 8

G. Definisi Operasional ....................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Hasil Belajar Bilangan Pecahan ................................................... 11

1. Tinjauan Hasil Belajar Bilangan Pecahan .............................................. 11

a. Pengertian Belajar .................................................................................. 11

Page 11: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

xi

b. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................... 12

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................................. 12

2. Kajian Tentang Pembelajaran Matematika di SD ................................ 144

a. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar .......................................... 20

b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Kelas III ........................... 21

3. Bilangan Pecahan Sederhana .................................................................... 21

a. Pengertian Bilangan Pecahan ..................................................................... 21

b. Pengertian Bilangan Pecahan Sederhana ................................................... 24

c. Pembelajaran Bilangan Pecah di Kelas III SD ....................................... 24

B. Karakteristik Siswa SD .............................................................................. 47

C. Teori Belajar Bruner .................................................................................. 49

D. Langkah pembelajaran matematika di sekolah dasar ................................. 53

E. Pengaruh Teori Belajar Bruner Terhadap Hasil Belajar Pecahan Sederhana

.....................................................................................................................55

F. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 56

G. Kerangka Pikir ............................................................................................ 56

H. Hipotesis Tindakan..................................................................................... 57

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 58

B. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................... 59

C. Setting Penelitian .......................................................................................... 59

D. Model Penelitian ........................................................................................... 60

E. Rancangan Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 60

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 63

G. Instrumen penelitian ................................................................................... 64

H. Teknik analisis data .................................................................................... 69

F. Indikator Keberhasilan .................................................................................. 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian .............................................................................................. 74

1. Deskripsi lokasi penelitian ......................................................................... 74

Page 12: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

xii

2. Deskripsi subjek penelitian ........................................................................ 75

3. Deskripsi penelitian tahap awal ................................................................. 75

4. Deskripsi hasil tindakan siklus 1 ............................................................... 79

5. Deskripsi hasil tindakan siklus II ............................................................... 99

B. Pembahasan ................................................................................................ 117

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 123

B. Saran ......................................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 125

LAMPIRAN ........................................................................................................ 127

Page 13: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Hasil rata-rata nilai UTS siswa .............................................. 4

Tabel 2. Penjabaran SK, KD, dan Indikator ........................................ 20

Tabel 3. Model untukpecahan dan cara membandingkannya .............. 36

Tabel 4. Jadwal pelaksanaan penelitian .............................................. 59

Tabel 5. Kisi-kisi soal pre-test .............................................................. 64

Tabel 6. Kisi-kisi soal evaluasi siklus I ................................................ 65

Tabel 7. Kisi-kisi soal evaluasi siklus I ................................................ 66

Tabel 8. Lembar observasi mengajar guru ........................................... 67

Tabel 9. Lembar observasi kegiatan siswa ........................................... 68

Tabel 10. Panduan konversi nilai .......................................................... 72

Tabel 11. Kegiatan Penelitian Tahap awal............................................. 73

Tabel 12. Hasil pre test siswa ................................................................ 76

Tabel 13. Klasifikasi hasil pre test ........................................................ 77

Tabel 14. Jadwal pelaksanaan penelitian .............................................. 78

Tabel 15. Hasil belajar siswa pada siklus I ............................................ 90

Tabel 16. Klasifikasi Hasil belajar siswa pada siklus I .......................... 91

Tabel 17. Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1............. 93

Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan

siklus 1 ....................................................................................

93

Tabel 19. Refleksi pembelajaran pada siklus 1........................................ 98

Tabel 20. Hasil belajar siswa siklus II .................................................... 108

Tabel 21. Klasifikasi Hasil belajar siswa siklus II .................................. 109

Tabel 22. Perbandingan Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II .......... 111

Tabel 23. Perbandingan Hasil belajar siswa pre tes, siklus I, dan siklus

II ..............................................................................................

112

Page 14: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peragaan konsep pecahan 1

2 ..................................................... 25

Gambar 2. Peragaan konsep pecahan 1

4 ..................................................... 26

Gambar 3. Peragaan penjumlahan berpenyebut sama ( 1

4 +

1

4 ) ................. 31

Gambar 4. Peragaan penjumlahan berpenyebut sama ( 1

3 +

1

3 ) ................. 31

Gambar 5. Peragaan penguranganan berpenyebut sama ( 2

4−

1

4 ) ............ 33

Gambar 6. Cuisenaire Rods .................................................................... 38

Gambar 7. Lipatan pertama 1

3, lipatan

2

6..................................................... 39

Gambar 8. Panjang dari1

2 setara dengan panjang

2

4 ,setara dengan panjang

3

6, dan

4

8 . ...................................................................................

40

Gambar 9. Model daerah ......................................................................... 41

Gambar 10. Penerapan Pecahan Senilai melalui melipat kertas ................ 42

Gambar 11. cara membandingkan bagian dari keseluruhan ....................... 42

Gambar 12. Model daerah.......................................................................... 43

Gambar 13. Contoh model himpunan........................................................ 44

Gambar 14. Model himpunan menggunakan gambar apel dan jeruk.......... 46

Gambar 15. Proses Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart

(Suwarsih Madya, 2009:67).......................................................

60

Gambar 16. Grafik hasil belajar siswa pada pre-test ................................... 77

Gambar 17. Tahap enaktif, ikonik, dan simbolik yang dilakukan oleh

guru...........................................................................................

83

Gambar 18. Tahap enaktif oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 1................ 84

Gambar 19. Tahap ikonik oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 1................. 84

Gambar 20. Tahap simbolik oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 1............. 85

Gambar 21. Tahap enaktif, ikonik, dan simbolik yang disampaikan guru

pada pertemuan kedua .............................................................

86

Page 15: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

xv

Gambar 22. Tahap enaktif oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 2 ............. 87

Gambar 23. Tahap ikonik oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 2 ............... 87

Gambar 24. Tahap simbolik oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 2 .......... 88

Gambar 25. Tahap ikonik pengurangan pecahan oleh siswa pada siklus 1

pertemuan 2 ...........................................................................

89

Gambar 26. Tahap simbolik pengurangan pecahan oleh siswa pada siklus

1 pertemuan 2 ...........................................................................

89

Gambar 27. Grafik Hasil belajar siswa siklus 1 ........................................... 92

Gambar 28. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Tindakan

dan Siklus I ..............................................................................

94

Gambar 29. Siswa memperagakan tahap enaktif, ikonik, dan simbolik

memalui mengerjakan LKS....................................................

96

Gambar 30. Kegiatan apersepsi menggunakan kertas lipat ......................... 101

Gambar 31. Pecahan senilai dari 1

3 yang dilakukan oleh siswa .................. 102

Gambar 32. Tahap enaktif yang dilakukan oleh siswa pada siklus 2

pertemuan 1 ............................................................................

103

Gambar 33. Tahap ikonik yang dilakukan oleh siswa pada siklus 2

pertemuan 1 .............................................................................

104

Gambar 34. Tahap simbolik yang dilakukan oleh siswa pada siklus 2

pertemuan 1 ..............................................................................

104

Gambar 35. Tahap enaktif oleh siswa pada siklus 2 pertemuan 2 ............ 106

Gambar 36. Tahap ikonik dan simbolik oleh siswa pada siklus 2

pertemuan 2 ...........................................................................

107

Gambar 37. Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siklus II ............................... 110

Gambar 38. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra

Tindakan, Siklus I dan Siklus II .........................................

113

Page 16: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa ...................................................................... 128

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II ........... 129

Lampiran 3. Soal pre-test, post test I, dan post test II ........................................ 166

Lampiran 4. Hasil belajar siswa ....................................................................... 177

Lampiran 5. Lembar observasi ......................................................................... 181

Lampiran 6. Dokumentasi aktivitas siswa dan aktivitas guru ......................... 198

Lampiran 7. Surat ijin penelitian ...................................................................... 200

Page 17: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir, kemampuan berargumentasi, dan dapat

mengembangkan kreativitas berpikir siswa. Menurut Soedjadi (dalam Heruman,

2008:1), hakikat matematika yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Guru sebagai posisi kunci dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak

yang berpengaruh besar dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu

menempatkan diri sebagai motivator, fasilitator, dan organisator di dalam kelas.

Guru juga harus mampu model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran

yang dimaksud adalah model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan

siswa dan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam menemukan

sebuah konsep matematika.

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar

sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas dalam Ahmad Susanto (2015:190)

adalah sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.

Page 18: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

2

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut Ahmad Susanto (2015:191), Pada proses pembelajaran matematika

perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini dikarenakan hasil-hasil

penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika masih belum

menunjukkan hasil yang dikatakan memuaskan. Pada penelitian sumarno dkk

yang dilakukan pada tahun 1999 (Ahmad Susanto, 2015:191) mengatakan bahwa

hasil belajar matematika siswa Sekolah Dasar belum memuaskan, juga adanya

kesulitan belajar yang dihadapi siswa dan kesulitan yang dihadapi guru dalam

mengajarkan matematika. Begitu juga hasil penelitian yang dilakukan oleh

Soedjadi pada tahun 2000 (Ahmad Susanto, 2015:191) mengemukakan bahwa

daya serap rata-rata siswa sekolah dasar untuk mata pelajaran matematika hanya

sebesar 42%.

Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui keadaan awal pembelajaran

matematika di kelas III SD Negeri 2 Tijayan, Manisrenggo, Klaten. Berdasarkan

hasil observasi kegiatan belajar mengajar matematika di kelas III SD tersebut hal-

hal yang ditemui adalah:

Siswa di SD tersebut merupakan siswa yang berjumlah 24 siswa. Jika dilihat

dari segi siswa, hampir semua siswa di kelas III selalu memperhatikan guru pada

Page 19: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

3

saat menjelaskan materi sehingga sebagian besar siswa dapat mengerjakan LKS

setelah mendengarkan penjelasan contoh dari guru.

Hal kedua yang peneliti temukan adalah siswa selalu mematuhi perintah

guru. Misalnya jika siswa diminta oleh guru untuk mengerjakan soal maka siswa

akan mengerjakannya sampai selesai walaupun masih ada hasil pekerjaan yang

kurang tepat. Jika siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaan maka siswa

akan mengumpulkan hasil pekerjaannya.

Pada saat guru menjelaskan perhatian siswa terpusat kepada guru. Tidak ada

siswa yang mengerjakan pekerjaan lain ketika guru menjelaskan dan jarang

terdapat siswa yang gojek/mengobrol dengan temannya sehingga suasana kelas

sangat kondusif.

Jika dilihat dari segi guru, guru menjelaskan materi secara detail dan pelan.

Guru juga selalu memberikan contoh dari konsep yang diajarkan. Hal tersebut

dapat mendorong siswa untuk dapat memahami dan mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru. Selain itu guru selalu mengecek pekerjaan siswa secara

berkeliling sehingga guru mengerti siswa yang kurang paham dan yang sudah

paham. Siswa yang kurang paham diberikan sedikit penjelasan agar ia dapat

mengerjakan.

Namun dari hal-hal yang sudah diuraikan diatas terdapat hal-hal yang

peneliti anggap perlu sedikit variasi dalam pembelajaran matematika. Hal tersebut

dapat dilihat pada uraian berikut:

Page 20: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

4

Pertama, Guru masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dan

penugasan secara dominan. Pada awal pembelajaran guru menggunakan metode

ceramah dan sedikit tanya jawab dilanjutkan untuk memberi contoh suatu konsep

matematika. Kemudian dilanjutkan dengan penugasan seperti contoh yang

diberikan oleh guru. Dalam hal ini, guru juga dapat menggunakan metode di

mana siswa dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya.

Sehingga siswa akan memahami apa yang sudah diperolehnya dan apa yang ia

pelajari akan lebih dimengerti karena bukan sekedar hafalan.

Kedua, Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran

matematika. Sebagian besar anak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi

namun siswa tersebut berperan pasif. Seharusnya dalam suatu proses

pembelajaran siswa dapat berperan aktif tidak hanya mendengarkan penjelasan

guru dan mengerjakan soal di buku tugas saja tetapi siswa juga perlu aktif dalam

kegiatan pembelajaran dan aktif dalam menemukan konsep matematika sendiri.

Ketiga, rendahnya hasil belajar matematika siswa. Hal ini selain dipengaruhi

oleh faktor internal maupun eksternal juga dapat dipengaruhi oleh metode yang

diterapkan guru dalam pembelajaran. Karena dalam pembelajaran anak belajar

dengan menghafal bukan memahami. Berikut ini disajikian tabel hasil Ulangan

Tengah Semester I (UTS) SD Negeri 2 Tijayan:

Tabel 1. Hasil rata-rata nilai UTS siswa

No Mata Pelajaran KKM Rata-Rata Nilai

1. Bahasa Indonesia 60 73

2. Matematika 50 66

3. IPA 60 68

Page 21: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

5

Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata matematika lebih rendah dari rata-

rata mata pelajaran yang lain. Rendahnya hasil belajar matematika pada siswa

tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkannya.. Faktor tersebut

dapat digolongkan kedalam faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang bersumber dari diri peserta didik itu sendiri. Contoh dari

faktor internal adalah kecerdesan, minat, perhatian, motivasi belajar, sikap

kebiasaan belajar, ketekunan, dan kondisi fisik, sedangkan faktor eksternal adalah

faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang dapat mempengaruhi yaitu

kondisi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu penananaman konsep dasar, pemahaman konsep, dan pembinaan

keterampilan. Menurut Heruman (2008:3) dalam kegiatan pembelajaran konsep

dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu

kemampuan pola pikir siswa. Namun yang terjadi di lapangan, guru belum

memanfaatkan media atau alat peraga yang ada. Pembelajaran akan lebih menarik

apabila guru menyampaikan pembelajaran dengan teori Bruner yaitu melalui

tahap enactive (melalui benda nyata), iconic, (melalui gambar)dan symbolic

(simbol atau notasi matematika).

Page 22: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

6

Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan pengembangan dan

peningkatan mutu dalam pembelajaran matematika. Peningkatan mutu dalam

pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan

belajar yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satunya

yakni menggunakan metode belajar dengan menerapkan teori belajar Bruner.

Teori belajar Bruner merupakan teori belajar yang meliputi tiga tahap yaitu

enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap pertama adalah dengan menggunakan contoh

benda-benda konkret (enactive), tahap kedua semi konkret/gambar (iconic) dan

tahap ketiga berupa abstrak (symbolic). Dengan menggunakan media

pembelajaran seperti yang disebutkan diatas, siswa dapat lebih mudah dalam

memahami suatu konsep matematika. Siswa juga akan terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Selain itu, penerapan teori bruner dalam pembelajaran matematika

sesuai dengan perkembangan anak dari berpikir konkrit sampai ke abstrak. Oleh

karena itu, peneliti akan bekerjasama dengan guru kelas III untuk menerapkan

teori belajar Bruner.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang ada dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Guru masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dan penugasan

secara dominan.

Page 23: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

7

2. Guru belum menggunakan alat peraga atau media untuk membantu

kemampuan pola pikir siswa.

3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran matematika.

4. Beberapa siswa mengobrol dengan temannya dan kurang memperhatikan

penjelasan guru.

5. Rendahnya hasil belajar matematika khususnya materi bilangan pecahan

sederhana.

6. Guru belum menggunakan teori belajar Bruner dalam pembelajaran

matematika khususnya materi pecahan sederhana.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah,

sebagai fokus dari penelitian ini yaitu tentang bagaimana peran guru dalam upaya

meningkatkan hasilbelajar pada pecahan sederhana melalui penerapan teori

belajar Bruner siswakelas III SD Negeri 2 Tijayan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dari penelitian ini yaitu “Bagaimana meningkatkan hasil belajar

pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 2 Tijayan melalui

implementasi teori belajar Bruner?”.

Page 24: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

8

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar konsep pecahan

sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 2 Tijayan melalui implementasi teori

belajar Bruner.

F. Manfaat penelitian

Rumusan manfaat penelitian yang dilaksanakan di kelas III SD Negeri 2

Tijayan adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru:

a. mempunyai pengalaman melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

menerapkan teori bruner pada materi pecahan, dan

b. mengetahui upaya untuk meningkatkan hasil belajar konsep pecahan siswa

kelas iv melalui implementasi teori belajar bruner.

2. Bagi siswa:

a. siswa dapat menemukan konsep pecahan sederhana melalui penerapan teori

belajar bruner,

b. memperoleh hasil belajar yang tinggi khususnya pada materi pecahan, dan

c. mendapat pengalaman aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3. Bagi sekolah:

a. memberikan informasi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah, khususnya pada pembelajaran matematika, dan

b. bangga mempunyai siswa yang mempunyai hasil belajar matematika yang

tinggi.

Page 25: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

9

G. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud adalah pencapaian nilai siswa dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa pada materi pecahan sederhana dan

diukur dengan menggunakan tes hasil belajar. Hasil belajar dikatakan berhasil bila

nilai rata-rata hasil tes siswa ≥70.

2. Bilangan Pecahan Sederhana

Bilangan pecahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi

mengenal/memahami konsep pecahan sederhana pada kelas III semester 2, dengan

materi pokok: 1) mengenal pecahan sederhana (setengah, seperdua, sepertiga,

seperempat, seperlima), 2) membaca dan menulis pecahan yang berpenyebut

sama, 3) menjumlahkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama, 4)

mengurangkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama, 5) membandingkan

dua pecahan, dan 6) memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan. Skor

hasil belajar bilangan pecahan sederhana dapat dilihat pada tes hasil belajar pada

pada akhir proses pembelajaran setelah dilakukan tindakan.

3. Teori Belajar Bruner

Dalam teori belajar Bruner ini, siswa akan belajar melalui tiga tahapan

pembelajaran yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Pada tahap enaktif siswa secara

langsung terlibat dalam memanipulasi objek. Objek yang dimaksud dapat berupa

kertas lipat. Pada tahap ikonik kegiatan yang dilakukan siswa adalah berhubungan

dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek – objek yang

Page 26: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

10

dimanipulasinya, misalnya dengan menggambar kertas lipat. Tahap yang terakhir

yaitu tahap simbolik, siswa akan mampu menggunakan notasi tanpa

ketergantungan terhadap objek nyata / alat peraga.

Page 27: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Hasil Belajar Bilangan Pecahan

1. Tinjauan Hasil Belajar Bilangan Pecahan

a. Pengertian Belajar

Menurut R. Gagne (Ahmad Susanto, 2015: 1) belajar adalah suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar

dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

Menurut W.S. Winkel (Ahmad Susanto, 2015: 4) belajar adalah suatu

aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan

lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan

berbekas.

Menurut Ahmad Susanto (2015:4) belajar adalah suatu aktivitas yang

dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh

suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan

seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,

merasa, maupun dalam bertindak.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan

Page 28: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

12

tingkah laku yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan

lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, serta nilai sikap yang dilakukan seseorang secara

sadar.

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Winkel (Purwanto, 39) Hasil belajar adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Menurut Nawawi (Ahmad Susanto, 2015: 5) hasil belajar adalah tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu.

Menurut Ahmad Susanto, (2015: 5) hasil belajar adalah perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang mengakibatkan perubahan pada aspek kognitif, afektif,

dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Wasliman dalam (Ahmad Susanto, 2015: 12) hasil belajar yang

dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

Page 29: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

13

mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal. Uraian mengenai faktor

internal dan eksternal adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal:

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta

didik itu sendiri yang mempengarui kemampuan belajarnya. Faktor internal dapat

digolongkan ke dalam: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,

ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik

yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal antara lain: keluarga, sekolah,

dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

misalnya perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan

sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam keidupan seari-hari

berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Ruseffendi dalam Ahmad Susanto (2015:14) mengidentifikasi faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam yaitu kecerdasan,

kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi,

pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dapat berasal dari faktor intenal (dari dalam diri peserta didik),

faktor eksternal (dari luar diri peserta didik).

Page 30: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

14

2. Kajian Tentang Pembelajaran Matematika di SD

a. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Menurut ahmad susanto (2015:184) kata matematika berasal dari bahasa

Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”

sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti yang

kesemuanya berkaitan dengan penalaran.

Matematika dapat diartikan sebagai sebagai ilmu deduktif, matematika juga

dapat diartikan sebagai bahasa, seni, dan ratunya ilmu, matematika adalah ilmu

tentang struktur yang teroganisasikan dengan baik, dan matematika adalah ilmu

tentang pola dan hubungan.

1) Matematika sebagai ilmu deduktif

Menurut kelompok matematikawan dalam ruseffendi (1992:27) matematika

adalah ilmu tentang sruktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik , akurat,

abstrak , ketat dan sebagainya. Menurut Reys dkk. (dalam Ruseffendi

1992:27) mengatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan

hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa , dan suatu alat.

Menurut Ruseffendi (1992:28) metode mencari kebenaran yang di pakai

oleh matematika adalah metode deduktif. Sebagai contoh yaitu jumlah dua buah

bilangan ganjil adalah bilangan genap. Untuk ini pembuktian deduktif dari hal

tersebut adalah sebagai berikut: misalkan m dan n adalah sembarang buah

bilangan bulat, maka 2m + 1 dan 2n + 1 masing – masing merupakan bilangan

ganjil, jika kita jumlahkan :

Page 31: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

15

(2m + 1) + ( 2n + 1) = 2(m + n + 1)

Karena m dan n bilangan bulat, maka (m + n + 1) bilangan bulat, sehingga

2(m + n + 1) adalah bilangan genap, jadi jumlah dua buah bilangan ganjil selalu

genap.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika dapat

diartikan sebagai ilmu deduktif karena metode mencari kebenaran yang di pakai

oleh matematika adalah metode dekdutif.

2) Matematika sebagai bahasa, seni, dan ratunya ilmu

Matematika adalah bahasa internasional, karena di setiap saat, di setiap

jenjang sekolah dan di setiap negara tentunya akan mengerti apa yang di maksud

dengan 2 + 6 = 8. Bahasa matematika tersebut, untuk siapa saja kapan saja dan di

mana saja pasti akan mempunyai pengertian yang sama. Jadi bahasa matematika

adalah bahasa yang universal dan berlaku secara umum yang sudah di sepakati

secara internasional.

Selain sebagai bahasa internasional, matematika dapat disebut dengan

bahasa simbol, karena dalam matematika itu banyak digunakan simbol-simbol

seperti -, +, √, , %, x, ̰ , ∞, dan sebagainya.

Matematika adalah seni karena dalam seni terlihat unsur-unsur keindahan,

keteraturan dan keterurutan. Konsep fungsi dalam matematika mempunyai

keteraturan dan keterurutan dalam aturan yang didefinisikannya yang dipakai

untuk mengaitkan dua buah himpunan dengan syarat-syarat tertentu yang

konsisten untuk membedakan dengan konsep lain.

Page 32: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

16

Matematika dapat disebut dengan ratunya ilmu, matematika adalah bahasa

yang tidak tergantung pada bidang studi lain yang mengunakan simbol dan istilah

yang cermat yang disepakati secara universal sehingga mudah dipahami.

3) Matematika adalah ilmu tentang struktur yang teroganisasikan dengan baik

Menurut Ruseffendi belajar matematika adalah belajar tentang konsep-

konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta

mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut.

4) Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan

Matematika dapat juga disebut sebagai ilmu tentang pola dan hubungan

karena dalam matematika kita sering mencari keseragaman agar dapat membuat

generalisasinya. Dalam mencari hubungan pola itu kita perlu memperlihatkan

keteraturan, keterurutan, keterkaikan (hubungannya), kecenderungannya

(menebak dan menduga). Setelah melakukan hal-hal tersebut kita akan mendapat

pola dari suatu konsep matematika. Contoh:

10 adalah jumlah dari bilangan prima 3 dan 7

18 adalah jumlah dari bilangan prima 7 dan 11

30 adalah jumlah dari bilangan prima 13 dan 17, dan seterusnya

Dengan menggeneralisasikan contoh-contoh kita akan mendapatkan pola

atau hubungannya sehingga sampailah pada kebenaran pertayaan: “Setiap

bilangan genap lebih besar dari dua dapat dinyatakan sebagai jumlah dari dua

bilangan prima”.

Page 33: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

17

Ebbutt dan Straker dalam jurnal Marsigit (2000:9-12), memberikan

pedoman bagi revitalisasi pendidikan matematika:

1) Matematika adalah kegiatan penelusuran pola dan hubungan.

Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah:

a) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penemuan dan

penyelidikan pola-pola untuk menentukan hubungan yang mungkin terjadi .

b) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan

berbagai cara menurut cara mereka sendiri.

c) mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan, perbedaan, perbandingan,

pengelompokan, dari aktivitas yang siswa lakukan.

d) mendorong siswa dapat menarik kesimpulan umum dari aktivitas yang siswa

lakukan.

e) membantu siswa dapat mengetahui dan menemukan hubungan antara

pengertian satu dengan yang lainnya.

2) Matematika adalah kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan

penemuan.

Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :

a) Melalui kegiatan penemuan dapat mendorong inisiatif siswa dan memberikan

kesempatan berpikir yang berbeda dengan yang lain.

b) Dapat mendorong rasa ingin tahu siswa, menimbulkan keinginan untuk

bertanya, kemampuan menyanggah dan kemampuan memperkirakan atau

memprediksi.

Page 34: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

18

c) Menghargai penemuan yang muncul diluar perkiraan sebagai hal bermanfaat

d) Melalui kegiatan yang mengasah kreativitas dapat mendorong siswa

menemukan struktur dan desain matematika.

e) mendorong siswa menghargai penemuan siswa yang lainnya karena hal yang

ditemukan oleh siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lainnya.

f) mendorong siswa dapat berfikir refleksif.

3) Matematika adalah kegiatan problem solving

Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :

a) menyediakan lingkungan belajar matematika yang dapat merangsang

timbulnya persoalan matematika bagi siswa.

b) membantu siswa memecahhkan persoalan matematika yang siswa temukan

menggunakan caranya sendiri .

c) membantu siswa untuk mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan

persoalan matematika.

d) mendorong siswa untuk berpikir logis, konsisten, sistematis.

e) mengembangkan kemampuan dan ketrampilan siswa untuk dapat

memecahkan persoalan yang mereka temukan.

f) membantu siswa mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan berbagai

alat peraga matematika seperti : jangka, kalkulator, dsb.

4) Matematika merupakan alat berkomunikasi

Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah :

a) mendorong siswa untuk dapat mengenal sifat-sifat matematika.

Page 35: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

19

b) mendorong siswa untuk dapat membuat contoh sifat matematika.

c) mendorong siswa untuk dapat menjelaskan sifat matematika.

d) mendorong siswa memberikan alasan mengapa kegiatan matematika itu perlu.

e) mendorong siswa untuk terbiasa membicarakan persoalan matematika.

f) mendorong siswa untuk terbiasa membaca dan menulis matematika.

Menurut depdiknas (2001: 9, dalam Ahmad Susanto 2015: 190) kompetensi

atau kemampuan umum pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagai

berikut:

1) Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan

pecahan,

2) Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang

sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.

3) Menentukan sifat simetri, kesebangunan dan sistem koordinat.

4) Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, dan penaksiran

pengukuran.

5) Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran tertinggi,

terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikannya.

6) Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan

gagasan secara matematika

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar

sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas dalam Ahmad Susanto

(2015:190) adalah sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan

dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 36: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

20

b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Kelas III

Salah satu Standar Kompetensi matematika di Sekolah Dasar adalah

Kompetensi Dasar adalah Standar Kompetensi 3. Memahami pecahan sederhana

dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Dalam Standar Kompetensi ini

terdapat tiga Kompetensi Dasar yaitu: 3.1 Mengenal pecahan sederhana, 3.2

membandingkan pecahan sederhana , dan 3.3 memecahkan masalah yang

berkaitan dengan pecahan sederhana. Berikut merupakan penjabaran indikator

dari Kompetensi Dasar tersebut:

Tabel 2. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Matematika Kelas III SD

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

3.Memahami pecahan

sederhana dan

penggunaannya

dalam pemecahan

masalah

3.1 Mengenal

pecahan sederhana

3.1.1 Mengenal pecahan

sederhana (setengah, sepertiga,

seperempat, seperlima)

3.1.2 membaca dan menulis

pecahan yang berpenyebut sama

3.1.3 menjumlahkan dua

bilangan pecahan yang

berpenyebut sama

3.1.4 mengurangkan dua

bilangan pecahan yang

berpenyebut sama

Page 37: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

21

3.2 Membandingkan

pecahan sederhana

3.2.1 menyajikan nilai pecahan

menggunakan berbagai gambar

3.2.1 membandingkan dua

pecahan

3.3 memecahkan

masalah yang

berkaitan dengan

pecahan sederhana

3.3.1 memecahkan masalah yang

berkaitan dengan pecahan

3.3.2 menjumlahkan pecahan

3.3.3 mengurangkan pecahan

3. Bilangan Pecahan Sederhana

a. Pengertian Bilangan Pecahan

Menurut Heruman (2007:43) pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari

sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksudkan adalah

bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian yang

diarsir tersebut dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian

yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut.

Menurut Darhim, dkk (1991:163) bilangan pecahan adalah bilangan yang

lambangnya dapat ditulis dengan 𝑎

𝑏 di mana a dan b ≠ 0. Pada pecahan

𝑎

𝑏 , a

disebut pembilang dan b disebut penyebut pecahan tersebut.

Page 38: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

22

Menurut Lisnawaty Simanjuntak dkk (1992:153) pecahan pada matematika

Sekolah Dasar dapat didasarkan atas pembagian suatu benda atau himpunan atas

beberapa bagian yang sama.

Menurut Yuwanto (2009:4) Pecahan merupakan bilangan yang dinyatakan

oleh bilangan bulat (pembilang) yang dibagi oleh bilangan bulat yang lain

(penyebut). Pecahan juga dapat disebut sebagai bilangan rasional karena pecahan

merupakan perbandingan (rasio) bilangan bulat.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pecahan

merupakan bagian dari sesuatu yang utuh yang lambangnya dapat ditulis dengan

𝑎

𝑏. Pada pecahan

𝑎

𝑏, a disebut pembilang dan b disebut penyebut.

b. Bentuk pecahan

Beberapa bentuk pecahan menurut Mutijah dan Ifada (2009:97) adalah sebagai

berikut:

1) Pecahan biasa

Pecahan biasa adalah pecahan yang bentuk penulisannya a

b dengan a dan b adalah

bilangan cacah dan b ≠ dengan 0 serta a < b. Dalam hal ini a dan b bisa

mempunyai faktor persekutuan atau tidak mempunyai faktor persekutuan.

2) Pecahan yang ekuivalen

Pecahan 1

2 =

2

4 =

3

6 merupakan pecahan yang ekuivalen, artinya ketiga pecahan

tersebut menyatakan bilangan yang sama. Pecahan ekuivalen juga disebut pecahan

senilai atau pecahan seharga atau pecahan yang sama.

Page 39: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

23

3) Pecahan paling sederhana

Bentuk pecahan disebut paling sederhana jika pembilang dan penyebutnya tidak

mempunyai faktor persekutuan.

Contoh:

Bentuk pecahan 1

3,

2

3,

5

7, dan

4

5 merupakan pecahan-pecahan paling sederhana.

4) Pecahan senama

Pecahan disebut senama jika mempunyai penyebut yang sama.

Contoh:

Pecahan-pecahan 1

6,

3

6, dan

4

6 merupakan pecahan senama.

5) Pecahan campuran

Pecahan campuran adalah pecahan yang pembilangnya lebih besar dari

penyebutnya sehingga jika disederhanakan akan menghasilkan bentuk bulat

pecahan.

Menurut Yuwanto Nugroho (2013:4), pecahan dapat dibedakan menjadi berikut:

1) Pecahan wajar adalah pecahan yang memiliki pembilang lebih kecil daripada

penyebut. Contoh 1

2,

1

5,

3

4,

3

6

2) Pecahan tak wajar adalah pecahan yang memiliki pembilang lebih besar dari

penyebut. Contoh 3

2,

7

3,

10

4,

11

5

3) Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri atas bilangan bulat dan

pecahan. Contoh 11

2, 2

3

4, 3

4

5, 7

1

5

Page 40: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

24

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa macam-macam pecahan

adalah sebagai berikut: pecahan biasa, pecahan yang ekuivalen (pecahan

senilai/seharga), pecahan paling sederhana, pecahan senama, pecahan

campuran, dan pecahan wajar (pecahan sederhana).

c. Pengertian Bilangan Pecahan Sederhana

Pecahan sederhana yaitu pecahan yang memiliki pembilang lebih kecil dari

penyebutnya. Dalam Yuwanto Nugroho (2009:3) pecahan sederhana juga disebut

pecahan wajar.

Menurut Mutijah dan Ifada (2009:97) bentuk pecahan disebut paling

sederhana jika pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan.

Contoh:

Bentuk pecahan 1

3,

2

3,

5

7, dan

4

5 merupakan pecahan-pecahan paling sederhana.

Oleh karena itu, pecahan paling sederhana adalah pecahan yang pembilang dan

penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali 1.

d. Pembelajaran Bilangan Pecah di Kelas III SD

1) Mengenal pecahan sederhana

a) Penanaman Konsep

Media yang diperlukan: Kertas lipat

Langkah kegiatan pembelajaran:

Page 41: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

25

(1) Dalam pengenalan pecahan 1

2, siswa melipat kertas lipat menjadi dua bagian

yang sama. Siswa memberi garis bekas lipatan dan mengarsir salah satu

bagian lipatan.

Kertas utuh

Gambar 1. Peragaan konsep pecahan 𝟏

𝟐

(2) Siswa kemudian diberi beberapa pertanyaan:

(a) Berapa bagian kertas yang telah dilipat? (Jawaban yang diharapkan adalah 2

bagian)

(b) Berapa bagian kertas yang diarsir? (Jawaban yang diharapkan adalah 1

bagian)

(c) Berapa bagian kertas yang diarsir dari semua bagian? (Jawaban yang

diharapkan adalah 1 dari 2)

Apabila ditulis dalam bentuk pecahan: 1

2

(3) Untuk memberi pengenalan pecahan 1

4, guru dapat memberikan permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan.

(4) Siswa melakukan peragaan melalui melipat kertas lipat menjadi dua bagian

yang sama. Kemudian, siswa melipat lagi dengan arah yang berbeda. Siswa

dilipat menjadi

dua bagian

salah satu

bagian diarsir

Page 42: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

26

memberi garis bekas lipatan tersebut dan mengarsir salah satu bagian lipatan

dari 4 lipatan yang terbentuk.

Kertas utuh

Gambar 2. Peragaan konsep pecahan 𝟏

𝟒

(1) Siswa kemudian diberi beberapa pertanyaan:

(a) Berapa bagian kertas yang telah dilipat? (Jawaban yang diharapkan adalah

4 bagian)

(b) Berapa bagian kertas yang diarsir? (Jawaban yang diharapkan adalah 1

bagian)

(c) Berapa bagian kertas yang diarsir dari semua bagian? (Jawaban yang

diharapkan adalah 1 dari 4). Apabila ditulis dalam bentuk pecahan: 1

4

Dilipat menjadi dua

bagian

Dilipat lagi

menjadi dua bagian Salah satu bagian

diarsir

Page 43: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

27

b.Pemahaman Konsep

Siswa diminta menunjukan pecahan 1

2 dan

1

4 dari gambar yang disajikan.

Gambar dapat berbentuk persegi atau lingkaran ataupun bentuk bangun datar

yang lain, misalnya:

(1) Berilah tanda √ pada gambar yang menunjukkan pecahan 1

2 !

(2) Berilah tanda √ pada gambar yang menunjukkan pecahan 1

4 !

... ...

... ...

...

... ...

...

Page 44: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

28

c. Pembinaan Keterampilan

Pembinaan keterampilan tentang konsep pecahan 1

2 dan

1

4 ini dapat dilakukan

dengan kegiatan berikut.

(1) Bagilah dan arsirlah masing-masing gambar di bawah ini untuk menunjukkan

pecahan 1

2 !

(2) Bagilah dan arsirlah masing-masing gambar di bawah ini untuk menunjukkan

pecahan 1

4 !

...

...

Page 45: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

29

2) Membaca dan menulis pecahan yang berpenyebut sama,

Menurut Yuwanto Nugroho (2009:3) Setiap pecahan memiliki sebuah

bilangan atas dan sebuah bilangan bawah. Bilangan atas sebuah pecahan disebut

pembilang dan bilangan bawah sebuah pecahan disebut penyebut.

1

4

pembilang

penyebut

Menurut Yuwanto Nugroho (2009:3) Bilangan atas sebuah pecahan adalah

nama depannya. Bilangan ini menerangkan berapa banyak potongan, disebut

pembilang. Garis pada pecahan memiliki arti “dibagi oleh”. Sehingga 1

4 sama

artinya dengan 1 : 4. Bilangan bawah merupakan nama belakang. Bilangan ini

menerangkan berapa ukuran potongan, dinamakan penyebut. Bilangan 1

4 dibaca

satu perempat, 1

12 dibaca satu perduabelas (atau seperduabelas),

1

4 dibaca satu

perdua atau seperdua atau setengah, dan seterusnya. Jadi, pembacaan nama

pecahan adalah dengan aturan: “pembilang” + “per+Penyebut”

3) Menjumlahkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama

a) Penanaman Konsep

Media yang diperlukan: Kertas lipat

Langkah kegiatan pembelajaran:

(1) Siswa diingatkan kembali tentang nilai pecahan dan pecahan senilai.

Siswa diminta menunjukkan pecahan 1

2 melalui arsiran satu bagian lipatan kertas.

Kemudian siswa melipat lagi kertas tersebut menjadi 4 bagian.

Page 46: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

30

(2) Pada peragaan penjumlahan pecahan guru menyediakan dua lembar kertas

lipat, siswa diminta untuk melipat menjadi empat bagian yang sama pada

lembar kertas pertama dan kertas kedua kemudian salah satu bagian diarsir

untuk menunjukan pecahan 1

4.

(3) Siswa memperhatikan dua kertas hasil lipatan yang telah diarsir.

kertas pertama kertas kedua

1

4

1

4

Kertas utuh Dilipat menjadi

dua bagian Lipatan pertama,

bagian yang diarsir : 1

2

bagian

Dilipat lagi

menjadi dua bagian

Lipatan kedua, bagian

yang diarsir : 1

2 bagian

Page 47: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

31

(4) Siswa melakukan peragaan dengan memotong salah satu arsiran dan

menempelkan pada kertas yang satunya sehingga siswa akan menunjukkan

hasil penjumlahan dari 1

4 +

1

4 seperti gambar berikut ini:

1

4

1

4+

1

4=

1+1

4=

2

4

Gambar 3. Peragaan penjumlahan berpenyebut sama ( 1

4 +

1

4 )

(5) Siswa kemudian mencoba menunjukkan penjumlahan 1

3+

1

3= ⋯

dipotong dan ditempelkan pada kertas yang satunya

1

3

1

3 +

1

3 =

1+1

3 =

2

3

Gambar 4. Peragaan penjumlahan berpenyebut sama ( 1

3 +

1

3 )

dipotong dan ditempelkan pada kertas yang satunya

dua penyebut digabung

menjadi satu

Page 48: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

32

Siswa diberi penekanan bahwa dalam penulisan proses penjumlahan ini

adalah pada penulisan penyebut tidak dijumlahkan. Penulisan dua penyebut

menjadi satu penyebut harus dilakukan agar terbentuk dalam pemikiran siswa

bahwa bilangan penyebut harus sama dan tidak dijumlahkan.

a) Pemahaman Konsep

Agar mengetahui apakah siswa benar-benar memahami topik penjumlahan

pecahan kita dapat memberikan contoh soal dengan jawaban yang benar dan salah

sebagai berikut.

Benar atau salahkan pernyataan dibawah ini?

a. 1

4+

1

4 =

1+1

4 +4=

2

8 c.

1

3 +

1

3 =

1+1

6=

2

6

b. 1

6 +

1

6 =

1+1

6=

2

6 d.

1

8 +

2

8 =

1+2

8=

3

8

b) Pembinaan Keterampilan

Pembinaan keterampilan dapat dilakukan dengan pemberian latihan soal,

termasuk soal cerita.

(1) Fafa dan Dio masing-masing mempunyai 1

7 bagian kue. Berapa banyaknya kue

Fadly dan Imran?

(2) Dion telah menyelesaikan 1

6 pekerjaan, sedangkan Robi telah menyelesaikan

2

6

bagian. Berapa bagian pekerjaan yang telah diselesaikan oleh mereka berdua?

Page 49: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

33

4) Mengurangkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama.

a) Penanaman Konsep

Media yang diperlukan: Kertas lipat

Langkah kegiatan pembelajaran

(1) Siswa diingatkan kembali tentang penjumlahan pecahan yang berpenyebut

sama.

(2) Siswa melipat kertas menjadi empat bagian yang sama kemudian mengarsir

dua bagian untuk menunjukkan pecahan 2

4 .

2

4

(3) Siswa melakukan peragaan pengurangan 2

4 −

1

4 sebagai berikut:

2

4−

1

4=

2−1

4=

1

4

Gambar 5. Peragaan penguranganan berpenyebut sama ( 2

4−

1

4 )

satu bagian yang diarsir dihapus

Page 50: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

34

(4) Siswa melakukan peragaan dengan pecahan yang lain, misalnya 2

3−

1

3= ⋯

satu bagian yang diarsir dihapus 2

3−

1

3=

2−1

3=

1

3

Gambar 6. Peragaan penguranganan berpenyebut sama (2

3−

1

3)

Penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus dilakukan agar

terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan penyebut harus sama dan tidak

dikurangkan.

b) Pemahaman Konsep

Untuk mengetahui apakah siswa benar-benar memahami materi

pengurangan pecahan kita dapat memberikan contoh soal dengan jawaban yang

benar dan salah sebagai berikut.

Benar atau salahkan pernyataan dibawah ini?

(1) 2

4−

1

4=

2−1

4=

1

4 (3)

2

5−

1

5=

2−1

5=

3

5

(2) 3

6−

1

6 =

3−1

6−6=

2

0 (4)

5

6−

1

6=

5−1

6=

4

6

Page 51: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

35

c) Pembinaan Keterampilan

Pembinaan keterampilan dapat dilakukan dengan pemberian latihan soal,

termasuk soal cerita.

(1) Nana mempunyai 3

5 bagian kue. Kue tersebut diberikan pada Dina sebanyak

2

5

bagian. Berapa bagian sisa kue Nana?

(2) Pekerjaan yang harus diselesaikan Reno dalam sebuah kelompok adalah 3

4

bagian. Apabila ia telah menyelesaikan pekerjaan sebanyak 1

4 bagian, berapa

bagian pekerjaan Reno tersisa?

5. Kesamaan dan Pecahan Senilai

Pecahan senilai menurut Yoppy Wahyu Purnomo (2015:21) merupakan

pecahan yang mewakili kuantitas yang sama dengan angka berbeda. Menentukan

konsep pecahan senilai dapat diilustrasikan dengan model daerah, model panjang,

ataupun model himpunan. Berikut disajikan tabel perbandingan perbedaan antara

model daerah, model panjang, dan model himpunan Menurut Van De Walle

(2014:313):

Page 52: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

36

Tabel 3. Model for fraction concepts and how they compare

Model What defines the

whole

What defines

the parts

What the fraction means

Area The area of the

defined region

Equal area The part of the area

covered, as is relates to

the whole unit

Length or

number

line

The unit of distance

or length

Equal

distance/length

The location of a point in

relation to 0 and other

values on the number line

Set Whatever value is

determined as one

set

Equal number of

objects

The count of objects in the

subset, as it relates to the

defined whole

Table 3. Model untuk konsep pecahan dan perbandingannya

Model Apa yang

mendefinisikan

keseluruhan

Apa yang

mendefinisikan

bagian

Arti pecahan

Daerah Daerah yang

didefinisikan

bagian

Daerah yang

sama

Bagian dari daerah yang

tertutup karena

berhubungan dengan

seluruh unit

Panjang Satuan jarak atau

panjang

Jarak/panjang

yang sama

Lokasi titik dalam

kaitannya dengan 0 dan

nilai-nilai yang lain dalam

garis bilangan

himpunan Nilai apapun yang

ditentukan sebagai

suatu himpunan

Jumlah yang

sama dari suatu

objek

Hitungan benda pada sub-

himpunan yang

digambarkan secara

keseluruhan

a. Model panjang (length models).

Menurut Van De Walle (2014:313) “With length models, lengths or

measurements are compared instead of areas. Either lines drawn and subdivided

Page 53: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

37

or physical materials are compared on the basis of length.” Dengan model

panjang, panjang atau ukuran yang dibandingkan bukan daerah. Setiap garis

digambarkan dan dibagi lagi/bahan dibandingkan dari dasar panjang.

Model panjang yang dapat digunakan meliputi tiga benda yaitu: balok cuisenaire,

lipatan kertas, dan garis bilangan.

1) Balok cuisenaire mempunyai potongan panjang dari 1 sampai dengan 10 yang

diukur dalam hal potongan paling kecil/balok. Setiap panjang mempunyai

warna yang berbeda untuk memudahkan siswa dalam mengidentifikasi.

Menurut Van De Walle (2014:314)“Rods or strips provide flexibility

because any length can represent the whole.” Balok cuisenaire ini menyediakan

sifat yang fleksibel karena setiap panjang dapat merepesentasikan/mewakili dari

keseluruhan. Sebagai contoh jika kita ingin siswa mengerjakan pecahan 1

4 dan

1

8

pilihlah balok cuisenaire yang berwarna coklat dengan unit panjang 8. Oleh

karena itu balok ke-4 (ungu) menjadi 1

2, balok yang ke-2 (merah) menjadi

1

4, dan

balok yang ke-1 berwarna putih menjadi 1

8. Untuk menyelidiki

1

12 taruh balok

berwarna oranye dan balok merah secara bersama-sama untuk membuat

keseluruhan yang terdiri dari 12 untit panjang. Kegiatan siswa yang memanipulasi

langsung objek tersebut termasuk dalam kegiatan enaktif. Siswa kemudian dapat

diminta untuk menggambarkan peragaan yang sudah mereka lakukan (tahap

ikonik) dan menuliskan simbol pecahannya (tahap simbolik).

Page 54: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

38

Number of

units:

1. white

2. red

3. lime green

4. purple

5. yellow

6. dark green

7. black

8. brown

9. blue

10. orange

Gambar 6. Balok cuisenaire (cuisenaire rods)

2) Garis bilangan

Menurut Van De Walle (2014:313) “The number line is significantly more

sophisticated measurements model.” (Bright, Behr, Post, & Waschmucth, 1988).

Garis bilangan dengan mantap lebih berpengalaman dalam contoh ukuran. Untuk

menegaskan bahwa pecahan adalah satu bilangan, garis bilangan memberikan

perbandingan dengan ukuran yang relatif ke bilangan yang lain, dimana hal

tersebut tidak secara jelas ketika menggunakan model daerah. Selain itu, garis

bilangan dapat memperkuat bahwa akan selalu ada satu atau lebih pecahan yang

dapat ditemukan diantara dua pecahan.

3) Melipat strip kertas (lihat gambar 6)

Di mana setiap melipat 2 bagian yang sama memunculkan nama yang

berbeda dari pecahan, tetapi pecahan tersebut memiliki nilai yang sama. Lipatan

Page 55: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

39

pertama adalah 1

2, lipatan kedua adalah

2

4, dan lipatan ketiga adalah

4

8, dengan

1

2 =

2

4 =

4

8.

Selain melipat secara genap, kita dapat memperagakan dengan melipatnya

menjadi ganjil yang sama. Sebagai contoh, lipatan pertama 1

3, lipatan

2

6

Gambar 7 lipatan pertama 1

3, lipatan

2

6

dan seterusnya. Kegiatan siswa dalam melipat kertas tersebut termasuk pada tahap

enaktif. Pecahan senilai seperti yang dimodelkan dengan kertas lipat diatas secara

lengkap dapat dimodelkan dengan model strip/bar/batang pecahan seperti yang

diilutrasikan oleh gambar 7. Perhatikan bahwa panjang dari 1

2 setara dengan

panjang 2

4 ,setara dengan panjang

3

6, dan

4

8.

1

2

1

6

1

8

1

2

2

4

3

6

4

8

1

1

2

1

4

1

4

1

4

1

4

1

6

1

6

1

6

1

6

1

6

1

8

1

8

1

8

1

8

1

8

1

8

Page 56: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

40

Gambar 8. panjang dari 1

2 setara dengan panjang

2

4 ,setara dengan panjang

3

6, dan

4

8.

Pada kegiatan tersebut diatas siswa menggambar kesamaan pecahan

tersebut secara individu dan kegiatan tersebut termasuk ke dalam tahap ikonik.

Setelah siswa memperagakan tahap ikonik siswa menuliskan simbol

masingmasing pecahan dan tahap ini disebut tahap simbolik.

b. Model daerah (area models)

Menurut Van De Walle (2014:313) “Circular fraction piece models are

the most commonly used area model. One advantage of the circular model is that

it emphasizes the part-whole concept of fractions and the meaning of the relative

size of a part to whole.” (Cramer et al., 2008)

Model pecahan yang berbentuk lingkaran adalah model yang paling biasa

digunakan pada model daerah. Salah satu keuntungan dari model lingkaran adalah

bahwa model ini menekankan bagian dari keseluruhan konsep dari pecahan dan

mempunyai arti/ makna ukuran yang relatif dari bagian untuk keseluruhan.

Model yang lain pada gambar 9 yang mendemostrasikan bagaimana

perbedaan bentuk dapat menjadi keseluruhan. kertas grid, terutama bersifat

fleksibel dan tidak memerlukan pengelolaan bahan. Model daerah dapat

digunakan pada berbagai macam variasi termasuk model lingkaran dan potongan

segiempat.

1

8

Page 57: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

41

Gambar 9. Model daerah (area models)

Menurut Van De Walle (2014:313) “Area models are good place to begin

understanding equivalence”. Model daerah adalah bagian yang baik untuk

mengawali pemahaman tentang kesamaan. Berikut ini disajikan penerapan

menggunakan lipatan kertas (paper folding) pada model daerah untuk

menentukan pecahan senilai:

Siswa diminta menunjukkan pecahan 1

2 melalui arsiran satu bagian lipatan

kertas. Siswa kemudian melipat lagi kertas tersebut menjadi empat bagian

Kertas utuh

Dilipat menjadi dua

bagian

Lipatan pertama, bagian

yang diarsir 1

2 bagian

Dilipat lagi menjadi

2 bagian

Page 58: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

42

Gambar 10. Penerapan pecahan senilai melalui melipat kertas (paper folding)

Setelah memperagakan siswa diberi beberapa pertanyaan:

1) Berapa nilai pecahan pada arsiran lipatan pertama? (jawaban yang diharapkan

1

2)

2) Setelah lipatan kedua, kertas terdiri atas berapa bagian? (jawaban yang

diharapkan 4 bagian)

3) Berapa bagian kertas yang diarsir? (jawaban yang diharapkan 2 bagian)

4) Dari peragaan diatas guru dan siswa kemudian menyimpulkan bahwa ½

senilai dengan pecahan 2

4 jadi

1

2=

2

4.

Menurut Yoppy Wahyu Purnomo (2015:22) Menentukan pecahan senilai

dengan model daerah yaitu dengan cara membandingkan bagian dari keseluruhan

untuk masing masing daerahnya seperti yang nampak pada gambar 8.

Gambar 11. cara membandingkan bagian dari keseluruhan

=

3

4

9

12

Lipatan kedua, bagian yang

diarsir 2

4 bagian

Page 59: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

43

Apabila cara pandang yang dipilih adalah kolom memanjang, maka dari

kedua gambar di atas sama-sama dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 dari 4

kolom memanjang secara keseluruhan. Namun jika cara pandang ditujukan pada

bagian persegi panjang yang lebih kecil, maka terdapat 9 dari 12 persegi panjang

kecil secara keseluruhan, yang mana luas daerah dari (9

12) setara dengan luas

daerah dari (3

4).

Situasi tertentu mungkin menuntut kita untuk menuliskan pecahan ke

dalam pecahan senilai yang secara numerik berbeda. Misalnya, menuliskan

pecahan senilai dari (3

4) dapat ditulis sebagai

6

8,

9

12,

12

16,

15

20, dan seterusnya. Hal ini

dapat diverifikasi dengan model daerah yang diilustrasikan sebagai berikut.

Gambar 12. Model daerah

Setiap model di atas menunjukkan bahwa pecahan senilai dapat diperoleh

dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan sembarang bilangan tak nol

yang sama. Secara simbolis dapat ditulis sebagai berikut.

Langkah fundamental untuk menentukan pecahan senilai:

= = =

3

4=

3 × 2

4 × 2=

6

8

3

4=

3 × 3

4 × 3=

9

12

3

4=

3 × 4

4 × 4=

12

16

3

4=

3 × 5

4 × 5=

15

20

Page 60: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

44

Semisal 𝑎

𝑏 sembarang pecahan dan k sembarang bilangan tak nol, maka pecahan

senilai dari 𝑎

𝑏 adalah

𝑎 × 𝑘

𝑏 × 𝑘.

c. Model himpunan (set models)

Menurut Van De Walle (2014:315) “In set models, the whole is

understood to be a set of objects, and subsets of the whole make up fractional

parts.” Pada model himpunan, secara keseluruhan dianggap menjadi sebuah

himpunan jika objek, dan sub-himpunan dari keseluruhan menunjukkan bagian

pecahan. Model himpunan membantu siswa menyusun hubungan yang penting

dengan beberapa benda konkret menggunakan pecahan dan dengan konsep

perbandingan. Gambar 12 mengilustrasikan beberapa model himpunan dari

pecahan.

Gambar 13. Contoh model himpunan

Page 61: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

45

Menurut Yoppy Wahyu Purnomo (2015:24) Selain model daerah dan

model panjang, mengenalkan konsep pecahan senilai dapat dilakukan dengan

menggunakan model himpunan. Sebagai contoh, sediakan kumpulan keping dua

warna, warna merah mewakili apel dan warna putih mewakili jeruk. Mintalah

siswa untuk menentukan jumlah keping dari warna merah dan putih, semisal 12

hitam dan 6 putih. Keseluruhan dari keping adalah 18, yang mewakili keseluruhan

jumlah buah. Tanyakan kepada siswa berapa perbandingan jumlah apel terhadap

jumlah keseluruhan buah. Selanjutnya, bimbing siswa untuk melakukan

pengelompokan keping keping tersebut yang setiap kelompoknya memiliki

jumlah keping yang sama dan sejenis. Guru dapat mengarahkan siswa untuk

mengelompokan keping tersebut dimulai dengan jumlah yang terkecil untuk

setiap kelompok. Siswa diminta untuk mencatat setiap kejadian yang dihasilkan

pada setiap pengelompokan.

Aktivitas ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh kepada siswa

untuk memisahkan setiap 2 keping jenis. Tanyakan kepada siswa, berapa

perbandiangan antara jumlah kelompok apel terhadap jumlah kelompok buah

secara keseluruhan, tanyakan pula untuk kelompok jeruk. Sebagai contoh, berapa

jumlah kelompok apel terhadap jumlah keseluruhan kelompok? Siswa akan

menyadari bahwa terdapat 6 dari 9 kelompok 2-an, hal ini berarti bahwa jumlah

apel adalah 6

9 dari keseluruhan. Bagaimana dengan jumlah kelompok jeruk? Siswa

akan melihat bahwa terdapat 3 dari 9 kelompok 2-an, ini berarti bahwa jumlah

Page 62: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

46

jeruk adalah 3

9 dari keseluruhannya. Guru dapat melanjutkan dengan pertanyaan

serupa untuk mengelompokan keping kedalam 3-an, 4-an, 5-an, 6 an, dan

seterusnya. Sebagai contoh, bagaimanakah jika keping keping ini di kelompokan

menjadi 3-an, apa yang terjadi? berapa jumlah kelompok apel dari keseluruhan

kelompok? bagaimana jika keping keping ini kita kelompokkan menjadi 4-an, apa

yang terjadi?

12

18 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑝𝑒𝑙

6

18 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑒𝑟𝑢𝑘

18 keping=1 cacahan

12 6

6

9 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑝𝑒𝑙

6

9 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑒𝑟𝑢𝑘

Buat 12 ke dalam 6 kelompok 2-an dan 3 kelompok 2-

an dari lainnya sehingga tepat 8 keping

4

6 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑝𝑒𝑙

2

6 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑒𝑟𝑢𝑘

Buat 12 ke dalam 4 kelompok 3-an dan 2 kelompok 3-

an dari lainnya sehingga tepat 18 keping

2

3 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑝𝑒𝑙

1

3 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑒𝑟𝑢𝑘

Buat 12 ke dalam kelompok 6-an dan 1 kelompok 6-an

dan 1 lainnya sehingga tepat 18 keping

Page 63: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

47

Gambar 14. Model himpunan

Ketika siswa mencoba, siswa akan menyadari bahwa keping-keping

tersebut tidak dapat dikelompokkan menjadi 4-an dan 5-an. Siswa dibimbing

untuk menyimpulkan mengapa demikian. Pada tahap mencoba tersebut, siswa

melakukan tahap enaktif. Siswa dapat diminta untuk menggambar kegiatan

pengelompokan yang sudah mereka lakukan tentunya pada lembar kerja yang

sudah disediakan oleh guru, pada tahap ini siswa berada pada tahap ikonik.

Siswa kemudian dapat menuliskan simbol pecahannya (tahap simbolik).

Siswa akan mendapatkan bahwa dari beberapa pengelompokan yang telah

dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa jumlah apel adalah 12

18 =

6

9 =

4

6 =

2

3 dari

jumlah keseluruhan buah dan jumlah jeruk adalah 6

18 =

3

9 =

2

6 =

1

3 dari jumlah

keseluruhan buah.

B. Karakteristik Siswa SD

Masa usia sekolah dasar juga disebut masa kanak-kanak akhir. Masa ini

dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja

awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini anak sudah matang

bersekolah dan masuk sekolah dasar.

Usia anak sekolah dasar umumnya antara 7-11 tahun. Usia ini Menurut

Piaget dalam (Ahmad Susanto, 2012:77) termasuk pada tahap operasional

konkret. Pada tahap ini peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek

kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah; mempunyai kemampuan

Page 64: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

48

memahami cara mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi

tingkatannya. Selain itu, peserta didik sudah mampu berpikir sistematis mengenai

benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.

Menurut Ahmad Susanto (2012:79) rentang anak usia 7-11 tahun

menunjukkan perilaku belajar yang berkembang, yang ditandai dengan ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek

ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara

serentak.

2. Anak mulai berpikir secara operasional, yakni anak mampu memahami

aspek-aspek kumulatif materi, seperti: volume, jumlah, berat, luas,

panjang, dan pendek. Anak juga mampu memahami tentang peristiwa-

peristiwa yang konkret.

3. Anak dapat menggunakan cara berpikir operasional konkret untuk

mengklasifikasikan benda-benda yang bervariasi beserta tingkatannya.

4. Anak mampu membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-

aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan menggunakan sebab akibat.

5. Anak mampu memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang,

pendek, lebar, luas, sempit ringan, dan berat.

Menurut Rita Eka dkk (2013:114) Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi

dua fase:

1. Masa kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7

tahun – 9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah

Dasar, dan

2. masa kelas tinggi sekolah dasar yang berlangsung antara usia 9//10

tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4,5, dan 6

sekolah dasar

Adapun ciri-ciri anak masa kelas rendah Sekolah Dasar menurut Menurut Rita

Eka dkk (2013:114) adalah:

1. Terdapat hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah,

2. Anak suka memuji diri sendiri,

Page 65: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

49

3. Jika tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau

pekerjaan itu mereka anggap tidak penting.

4. Suka membandingkan dirinya dengan anak yang lain, jika hal itu

menguntungkan dirinya, dan

5. Anak suka meremehkan orang lain

C. Teori Belajar Bruner

Menurut bruner (Hudoyo, 1988:56), belajar matematika adalah belajar

tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam

materi yang dipelajari serta mencari hubungan – hubungan antara konsep-konsep

dan struktur-struktur matematika.

Siswa dapat memahami materi dengan mudah dan komprehensif melalui

pemahaman terhadap konsep dan struktur. Siswa juga dapat lebih mudah

mengingat materi bila yang dipelajari mempunyai pola terstruktur. Dengan

memahami konsep dan struktur akan mempermudah terjadinya transfer.

Menurut Ruseffendi (1992: 109) Jarome Bruner dalam teorinya menyatakan

bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan

kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan

yang diajarkan di samping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan

struktur-struktur.

Pada proses belajar, siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk

memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut, siswa dapat

Page 66: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

50

melihat secara langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam

benda yang sedang diperhatikannya. Kemudian keteraturan tersebut oleh siswa

dihubungkan dengan keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya.

Anak didik dalam belajar harus terlibat secara aktif mentalnya yang dapat

diperlihatkan dari keaktifan fisiknya. Bruner melukiskan anak-anak berkembang

melalui tiga tahap perkembangan mental, yaitu:

1. Tahap enaktif

Pada tahap ini siswa menggunakan atau memanipulasi objek-objek konkret

secara langsung. Anak belajar melalui benda riil. Anak dalam belajar masih

menggunakan cara gerak refleks, coba-coba, dan belum harmonis. Ia melakukan

maipulasi benda-benda dengan cara menyusun, menjejerkan, mengutak-atik, atau

gerak lain yang bersifat mencoba.

2. Tahap ikonik

Pada tahap ini, kegiatan anak didik mulai menyangkut mental yang

merupakan gambaran dari objek-objek konkret. Anak didik tidak memanipulasi

langsung objek-objek konkret seperti pada tahap enaktif, namun sudah dapat

memanipulasi dengan memakai gambaran dari objek-objek yang dimaksud. Anak

telah dapat mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda riil dalam

bentuk bayangan mental di benaknya.

3. Tahap simbolik

Pada tahap ini siswa sudah memahami simbol-simbol dan dapat

menjelaskan bayangan mentalnya dalam bentuk simbol dan bahasa. Tahap ini

Page 67: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

51

merupakan tahap memanipulasi symbol-simbol secara langsung dan tidak lagi ada

kaitannya dengan objek konkret.

Menurut Bruner (dalam Ruseffendi 1992:110-113), dalam belajar

matematika ada beberapa teori yang berlaku yang disebutnya dengan dalil. Teori

tersebut antara lain adalah dalil penyusunan (construction theorem), dalil notasi

(notation theorem), dalil pengkontrasan dan keanekaragaman (contrast and

variation theorem), dalil pengaitan (connectivity theorem).

1. Dalil penyusunan

Menurut dalil penyusunan siswa selalu ingin mempunyai kemampuan dalam

hal menguasai konsep, teorema, definisi, dan sebagainya. Pembelajaran suatu

konsep matematika sebaiknya dilakukan dengan cara menyusun penyajiannya.

Dalam hal ini siswa diajak untuk mendapatkan ide/pesan pelajaran melalui

konstruksi yang dibuatnya sendiri berdasarkan kegiatan kontak dengan benda

nyata. Siswa hendaknya dilatih untuk melakukan penyusunan representasinya.

Untuk menguasai suatu konsep matematis hendaknya siswa mencoba dan

melakukan sendiri kegiatan yang mengacu pada perumusan dan penyusunan

konsep tersebut. Anak akan lebih mudah untuk mamahami ide atau konsep jika

dalam proses perumusan dan penyusunan tersebut disertai bantuan objek-objek

konkret. Selain itu, ide / konsep tersebut lebih tahan lama dalam ingatannya. Guru

hendaknya benar-benar memberi kesempatan anak untuk melaksanakan tahap

enaktif.

Page 68: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

52

2. Dalil notasi

Dalil notasi menyatakan bahwa dalam penyajian konsep matematis, notasi

memegang peranan yang sangat penting. Pengunaan notasi dalam menyatakan

konsep matematis tertentu harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak

didik. Penggunaan notasi-notasi sebaiknya diberikan tahap demi tahap dan

sifatnya berurutan dimulai dari notasi yang paling sederhana sampai yang

kompleks/paling sulit.

3. Dalil pengkontrasan dan keanekaragaman

Menurut Sri Subarinah (2006:4) Penyajian konsep matematika dari yang

konkret ke yang lebih abstrak sebaiknya dilakukan melalui kegiatan

pengkontrasan dan keanekaragaman. Hal ini karena banyak konsep matematika

yang bertolak belakang, misalnya bilangan ganjil dan genap, bilangan rasional dan

irasional, bilangan prima dan komposit, dan sebagainya.

Dalam dalil ini diperlukan contoh yang banyak sehingga siswa mampu

mengetahui secara tepat karakteristik konsep tersebut. Salah satu cara

pengkontrasan adalah dengan menyajikan contoh dan bukan contoh. Misalnya

untuk menjelaskan pengertian tentang persegi panjang dapat juga disertai dengan

bentuk segi empat lainnya. Siswa dapat mengetahui pengertian/karakteristik dari

persegi panjang.

Keanekaragaman juga dapat membantu siswa dapat memahami suatu

konsep matematika. Misalnya dalam menjelaskan segitiga siku-siku, dapat

diberikan gambar-gambar yang sisi miringnya tidak dalam keadaan miring,

Page 69: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

53

misalnya dalam keadaan vertikal atau horizontal. Dengan cara ini siswa dapat

memeriksa apakah segitiga yang disajikan termasuk segitiga siku-siku ata tidak.

4. Dalil pengaitan

Konsep-konsep dalam matematika saling berkaitan maka penyajian kaitan-

kaitan pembelajaran matematika merupakan hal yang sangat penting dan lebih

diutamakan dibandingkan penyajian konsep-konsep yang terpisah-pisah. Dalil ini

menyatakan bahwa antara konsep matematika yang satu dengan konsep yang lain

mempunyai kaitan yang erat, baik dari segi isi maupun dari segi penggunaan

rumus-rumus. Suatu konsep digunakan untuk menjelaskan konsep yang lain.

Misalnya rumus luas jajar genjang merupakan materi prasyarat untuk penemuan

rumus luas segitiga yang diturunkan dari rumus luas jajargenjang.

Pada penelitian ini akan menggunakan tiga langkah pembelajaran Teori

Bruner yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik sedangkan dalil

penyusunan (construction theorem), dalil notasi (notation theorem), dalil

pengkontrasan dan keanekaragaman (contrast and variation theorem), dalil

pengaitan (connectivity theorem) tidak digunakan dalam penelitian ini. Pada tahap

enaktif dapat menggunakan kertas lipat, tahap ikonik dapat menggunakan gambar

kertas lipat dan pada tahap simbolik siswa dapat menggunakan simbol pecahan

sederhana itu sendiri.

D. Langkah pembelajaran matematika di sekolah dasar

Menurut Heruman (2008:3), tiga langkah pembelajaran matematika yang

ditekankan pada konsep-konsep matematika di sekolah dasar antara lain:

Page 70: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

54

1) Penanaman konsep dasar (penanaman konsep),

2) Pemahaman konsep, dan

3) Pembinaan keterampilan.

1. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep)

Penanaman konsep dasar (penanaman konsep) merupakan pembelajaran

suatu konsep baru matematika oleh siswa yang belum pernah mempelajari konsep

tersebut. Konsep ini dicirikan dengan kata “mengenal” pada isi kurikulum.

Pembelajaran penanaman konsep dasar dapat menghubungkan kemampuan

kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam

kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat

digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

2. Pemahaman konsep

Pemahaman konsep bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep

matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan

kelanjutan dari pembelajaran penamaman konsep dalam satu pertemuan. Kedua,

pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda tetapi

masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.

3. Pembinaan keterampilan

Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil

dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Pembinaan keterampilan

terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran

penanaman konsep dan pemahaman konsep yang dilakukan dalam satu

Page 71: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

55

pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada

pertemuan yang berbeda tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan

pemahaman konsep.

E. Pengaruh Teori Belajar Bruner Terhadap Hasil Belajar Pecahan

Sederhana

Menurut Dahar (1996:103) salah satu model instruksional kognitif

yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome S Bruner (1996) yang

dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery learning). Bruner

menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan

secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang

paling baik.

Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan

beberapa kelebihan.

1. Pengetahuan dapat bertahan lama atau lama dapat diingat atau lebih mudah

diingat, bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-

cara lain.

2. Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada

hasil belajar lainnya. Dengan perkataan lain, konsep-konsep dan prinsip-prinsip

yang sudah dipelajari seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi

baru.

3. Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.

Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif

siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang

lain.

Page 72: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

56

Belajar penemuan juga dapat membangkitkan keingintahuan dalam diri

siswa, memberi motivasi menemukan jawaban-jawaban, mengajarkan

keterampilan-keterampilan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, dan

meminta para siswa untuk menganilisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya

menerima saja. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan langkah pembelajaran bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa

F. Penelitian yang Relevan

1. Peningkatan Hasil Belajar pada Bilangan Pecahan melalui Penerapan Teori

Belajar Bruner Siswa Kelas IV SD Negeri Depok I Sleman Yogyakarta Tahun

Ajaran 2012/2013.

2. Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Pecahan Melalui

Implementasi Teori Belajar Bruner Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Wiro

Kabupaten Klaten.

G. Kerangka Pikir

Pada kondisi awal hasil belajar siswa di kleas III SD Negeri 2 Tijayan

berdasarkan hasil nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) 1 tahun ajaran 2015/2016

menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa tersebut termasuk rendah.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat pra tindakan hasil belajar siswa

yang rendah tersebut dapat dikarenakan dalam penyampaian materi guru masih

menggunakan metode ceramah dan penugasan secara dominan. Selain itu anak

kurang terlibat dalam pembelajaran dan guru juga belum menerapkan teori belajar

Bruner, sehingga hasil belajar siswa masih kurang.

Page 73: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

57

Berdasarkan data tersebut, diperlukan adanya suatu tindakan agar dapat

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika yaitu salah satunya

adalah dengan menerapkan teori belajar Bruner. Dalam pembelajaran matematika

menurut Bruner dalam teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses belajar

siswa sebaiknya diberi kesempatan dalam memanipulasi alat-alat peraga. Pada

tahap pembelajaran dengan menerapkan teori Belajar Bruner, pertama kali siswa

belajar melalui tahap enaktif ( melalui benda-benda konkret/nyata), kemudian ke

tahap kedua yaitu ikonik (melalui gambar), dan tahap terakhir adalah tahap

simbolik (melalui simbol matematika).

Teori belajar Bruner sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran matematika

dikelas III karena pengetahuan yang didapat siswa dapat bertahan lama, selain itu

juga dapat meningkatkan penalaran siswa untuk memecahkan masalah. Pada

siswa kelas III SD tersebut siswa tergolong pada masa operasi konkret dimana

anak dapat melakukan pekerjaan dengan bantuan benda-benda konkret. Dengan

menerapkan ketiga tahapan pembelajaran dengan Teori Bruner, diharapkan hasil

belajar pada bilangan pecahan sederhana dapat meningkat.

H. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu melalui penerapan langkah Teori

Belajar Bruner yang menggunakan tiga tahapan belajar ( tahap enaktif, tahap

ikonik, dan tahap simbolik) dapat meningkatkan hasil belajar pada pecahan

sederhana pada siswa kelas III SD Negeri Tijayan 2.

Page 74: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

58

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Suharsimi Arikunto (2015:1), Penelitian tindakan kelas adalah adalah

penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus

memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan

dampak dari perlakuan tersebut.

Menurut Burns (Suwarsih Madya 2009:8) penelitian tindakan merupakan

penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan

pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya,

yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi, dan orang

awam.

Menurut Bodgan & Biklen (Suwarsih Madya 2009:8) penelitian tindakan

merupakan pengumpulan informasi yang sistematik yang dirancang untuk

menghasilkan perubahan sosial.

Menurut Suhardjono (2015:124) mengatakan penelitian tindakan kelas

adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki

mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

Berdasarkan definisi penelitian tindakan kelas yang diberikan oleh beberapa

pakar di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian

Page 75: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

59

tindakan kelas ialah pengumpulan informasi yang melibatkan kolaborasi dan

kerjasama oleh peneliti dan guru untuk menghasilkan perubahan sebagai mutu

praktik pembelajaran di kelasnya

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2

Tijayan yang berjumlah 24 siswa. Jumlah tersebut terdiri dari 6 siswa laki-laki

dan 18 siswa perempuan. Adapun objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil

belajar pecahan sederhana dengan menerapkan teori belajar Bruner.

C. Setting Penelitian

Pelaksanaan tindakan :

1. Waktu : pada bulan Januari

2. Tempat : kelas III SD Negeri 2 Tijayan kecamatan Manisrenggo,

Kabupaten Klaten

3. Jumlah Peserta : 24 siswa

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Siklus Hari,

tanggal

Waktu

penelitian

Indikator

I Jumat, 13

Januari 2017

07.30-08.45 3.1.1 Mengenal pecahan sederhana

(setengah, sepertiga, seperempat,

seperlima)

3.1.2 membaca dan menulis pecahan

yang berpenyebut sama

Senin, 16

Januari 2017

09.00-10.45

3.1.3 menjumlahkan dua bilangan

pecahan yang berpenyebut sama

3.1.4 mengurangkan dua bilangan

pecahan yang berpenyebut sama

Page 76: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

60

II Jumat, 20

Januari 2017

07.30-08.45

dan 09.00-

09.35

3.2.1 pecahan senilai

3.2.2 membandingkan dua pecahan

Senin, 23

Januari 2017

09.00-10.45 3.3.1 memecahkan masalah yang

berkaitan dengan pecahan

3.3.2 menjumlahkan pecahan

3.3.3 mengurangkan pecahan

D. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart seperti yang tampak pada

berikut ini:

Gambar 15. Proses Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart

(Suwarsih Madya, 2009:67).

E. Rancangan Pelaksanaan Penelitian

0. Rencana Pratindakan

a. permintaan izin di SD Negeri 2 Tijayan yang dilakukan pada hari Kamis, 27

Oktober 2016

Keterangan:

0. Pra tindakan

Siklus 1:

1. Perencanaan I

2. Tindakan dan observasi I

3. Refleksi I

Siklus 2:

1. Perencanaan II

2. Tindakan dan observasi II

3. Refleksi II

Page 77: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

61

b. melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran matematika yang

berlangsung di dalam kelas III pada hari Selasa, 1 November 2016

c. Menganalisis hasil observasi

d. Menentukan metode dan media pembelajaran untuk penelitian

1. Rencana Siklus 1

Langkah-langkah penyusunan rencana tindakan pada siklus 1 adalah sebagai

berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

langkah-langkah teori belajar Bruner pada materi mengenal pecahan

sederhana, membaca dan menulis pecahan yang berpenyebut sama,

menjumlahkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama, dan

mengurangkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama.

1) Mempersiapkan media yang akan digunakan dan menyusun Lembar Kerja

Siswa (LKS)

2) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi kegiatan pembelajaran

berdasarkan teori Bruner

3) Menyusun dan mempersiapkan soal post-test.

4) menyiapkan lembar evaluasi

2. Pelaksanaan siklus 1

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Guru menjelaskan materi pelajaran dari tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.

3) Pada pertemuan pertama materi mengenal pecahan sederhana, tahap enaktif

guru menggunakan alat peraga berupa kertas lipat, tahap ikonik menggunakan

alat peraga gambar kertas lipat, dan simbolik menggunakan simbol

matematika. Setelah guru menjelaskan melalui tiga tahapan teori belajar

Bruner, siswa kemudian melakukan peragaan mulai dari enaktif, ikonik, dan

simbolik secara individu.

Page 78: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

62

4) Pada pertemuan kedua materi membaca dan menulis pecahan dengan penyebut

sama, tahap enaktif guru menggunakan kertas lipat, tahap ikonik menggunakan

alat peraga gambar kertas lipat, dan simbolik menggunakan simbol

matematika. Siswa kemudian melakukan peragaan mulai dari enaktif, ikonik,

dan simbolik secara individu.

5) Siswa mengerjakan LKS individu, jika sudah selesai siswa mengerjakan LKS

kelompok yang dilakukan secara berpasangan.

3. Observasi siklus 1

Observasi merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi atau data

melalui media pengamatan. Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran

sedang berlangsung yaitu pada saat guru menyampaikan materi dan kegiatan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Observasi mempunyai fungsi untuk

melihat dan mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek

penelitian.

4. Refleksi Siklus I

Refleksi merupakan langkah peneliti dalam menilai kembali kondisi setelah

subjek yang diteliti memperoleh treatment secara sistematis. Refleksi dapat

digunakan untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan

terhadap subjek dan telah dicatat dalam lembar observasi. Peneliti dapat menggali

lagi proses, masalah, dan hambatan yang muncul disertai dengan rencana tindakan

yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.

Page 79: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

63

5. Siklus 2

Siklus II dilaksanakan dengan tahapan yang sama seperti pada siklus I mulai

dari perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Apabila hasil belajar

belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian dan aktivitas siswa belum

teramati dengan baik maka dilakukan tahap berikutnya yaitu pelaksanaan siklus

III.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 2

Tijayan pada materi mengenal pecahan sederhana, membaca dan menulis pecahan

berpenyebut sama, menjumlahkan pecahan berpenyebut sama, dan mengurangkan

pecahan berpenyebut sama. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus. Tes tersebut

berupa tes tertulis yang berisi 10 oal isisan singkat.

2. Observasi

Menurut Sugiyono (2013:203) teknik pengumpulan data dengan observasi

digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala alam, dan apabila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi

karena penelitian ini mengamati proses mengajar guru dengan menerapkan teori

belajar Bruner dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Page 80: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

64

3. Dokumentasi

Dokumentasi dapat berupa tulisan maupun gambar. Dokumentasi berbentuk

tulisan dapat berupa Lembar tes tertulis per siklus dan Lembar hasil tes, berisi

tentang hasil tes per siklus. Dokumentasi berbentuk gambar dapat berupa Gambar

kegiatan pembelajaran yang didokumentasikan dalam bentuk foto.

G. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian. Menurut

Sugiyono (2013:148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan dokumentasi.

1. Tes

a. Kisi-kisi soal pretest pra tindakan

Tabel 5 Kisi-kisi soal pretest pra tindakan

Standar

Kompete

nsi

Kompeten

si Dasar

Indikator Bent

uk

soal

No

soa

l

3.Memaha

mi

pecahan

sederhana

dan

penggunaa

nnya

dalam

pemecaha

n masalah

3.1

Mengenal

pecahan

sederhana

3.1.1 Mengenal pecahan sederhana

(setengah, sepertiga, seperempat,

seperlima)

Isian

singk

at

1,2

3.1.2 membaca dan menulis pecahan

yang berpenyebut sama

Isian

singk

at

3,4

3.1.3 menjumlahkan dua bilangan

pecahan yang berpenyebut sama

Isian

singk

at

5,6

3.1.4 mengurangkan dua bilangan

pecahan yang berpenyebut sama

Isian

singk

at

7,8

3.2

membandi

ngkan

3.2.1 menyajikan nilai pecahan

menggunakan berbagai gambar

Isian

singk

at

9,1

0

Page 81: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

65

pecahan

sederhana

3.2.1 membandingkan dua pecahan Isian

singk

at

11,

12

3.3

memecahk

an masalah

yang

berkaitan

dengan

pecahan

sederhana

3.3.1 memecahkan masalah yang

berkaitan dengan pecahan

Isian

singk

at

13,

14

3.3.2 menjumlahkan pecahan Isian

singk

at

15

i. mengurangkan

pecahan

Isian

singk

at

16

b. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I

Lembar Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I

Standar Kompetensi :

3.Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

Tabel 6. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I

No. Kompetensi

Dasar

Indikator Bentuk

soal

No soal

1. 3.1

Mengenal

pecahan

sederhana

3.1.1 Mengenal pecahan

sederhana (setengah,

sepertiga, seperempat,

seperlima)

Isian

singkat

1, 2,

3.1.2 membaca dan menulis

pecahan yang berpenyebut

sama

Isian

singkat

3,4

3.1.3 menjumlahkan dua

bilangan pecahan yang

berpenyebut sama

Isian

singkat

5,6,7

3.1.4 mengurangkan dua

bilangan pecahan yang

berpenyebut sama

Isian

singkat

8,9,10

a. Kisi-kisi post test siklus II

Lampiran lembar kisi-kisi soal evaluasi siklus II

Page 82: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

66

Standar kompetensi :

3.Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

Tabel 7. Kisi-kisi post test siklus II

No. Kompetensi

Dasar

Indikator Bentuk

soal

No soal

1. 3.2

membandingkan

pecahan

sederhana

3.2.1 menyajikan nilai

pecahan menggunakan

berbagai gambar

Isian

singkat

1, 2,

3.2.1 membandingkan dua

pecahan

Isian

singkat

3, 4,

2. 3.3

memecahkan

masalah yang

berkaitan

dengan pecahan

sederhana

3.3.1 memecahkan masalah

yang berkaitan dengan

pecahan

Isian

singkat

5, 6,

3.3.2 menjumlahkan

pecahan

Isian

singkat

7, 8,

3.3.3 mengurangkan

pecahan

Isian

singkat

9, 10

2. Observasi

Observasi mempunyai arti pengamatan terhadap treatment yang diberikan

pada kegiatan tindakan.Untuk melakukan observasi dapat menggunakan pedoman

observasi yang sudah dibuat. Pada lembar observasitersebut dapat diketahui tahap

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan kegiatan siswa dalam

pembelajaran.

a. Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN MENGAJAR GURU

Materi :

Pokok Bahasan :

Hari, tanggal :

Page 83: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

67

Tabel 8. Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru

No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan

Ya Tidak

1. Kegiatan awal

a. Guru melakukan apersepsi sebelum memulai

pembelajaran

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

hari ini.

c. Guru memberikan motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan inti

Kegiatan enaktif

a. Guru menggunakan media berupa benda

konkret

b. Guru menggunakan media yang menarik

bagi siswa

c. Guru menggunakan media pembelajaran

yang mudah dimengerti siswa

d. Guru menggunakan media yang berukuran

besar sehingga semua siswa dapat melihat

dengan jelas

Kegiatan ikonik

a. Guru dalam kegiatan ikonik menggunakan

gambar sesuai dengan benda (alat peraga)

aslinya

b. Guru menggunakan gambar dengan ukuran

yang sesuai

c. Guru memperagakan gambar secara jelas

sehingga mudah dipahami oleh siswa

Kegiatan Simbolik

a. Guru memberikan penjelasan tentang cara

menuliskan nilai pecahan dalam bentuk

simbol

b. Guru memastikan siswa dapat menuliskan

berbagai bentuk simbol matematika

berdasarkan penjelasan guru

c. Guru membimbing siswa dalam menulis

pecahan dengan benar.

d. Guru membimbing siswa dalam membaca

pecahan dengan benar

4 Kegiatan akhir

Guru membimbing siswadapat menyimpulkan isi

pembelajaran yang telah dipelajari

Page 84: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

68

a. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA

Tabel 9. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa

No

.

Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan

Ya Tidak

1 Kegiatan enaktif

a. Siswa memperhatikan guru memperagakan

pecahan menggunakan kertas lipat

b. Siswa dapat mendemonstrasikan pecahan

sederhana menggunakan benda nyata

2 Kegiatan ikonik

a. Siswa memperhatikan guru menggambar

pecahan berdasarkan benda nyata (kertas

lipat)

b. Melalui kegiatan mengamati, siswa dapat

menggambar pecahan berdasarkan benda

nyata (kertas lipat)

3 Kegiatan simbolik

a. Melalui kegiatan mengamati, siswa dapat

membaca lambang pecahan dengan benar

b. Melalui kegiatan mengamati, siswa dapat

menuliskan lambang pecahan dengan benar

4. Kegiatan akhir

Siswa dengan bimbingan guru dapat

menyimpulkan kegiatan yang sudah

dipelajari

4 Pengamatan Suasana Kelas

a. Siswa menyimak penjelasan dan contoh dari

guru dengan baik

b. Siswa bersemangat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran

c. Siswa aktif dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran

d. Siswa dapat berdiskusi dengan kelompoknya

e. Siswa dapat mengkomunikasikan

pendapatnya

f. Siswa dapat menghargai pendapat temannya

g. Siswa mempunyai rasa percaya diri untuk

mengkomunikasikan gagasannya

Page 85: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

69

3. Dokumentasi

Menurut Sukardi (2013:47) sumber informasi dokumentasi memiliki peran

penting dan perlu mendapat perhatian bagi peneliti. Data ini memiliki objektivitas

yang tinggi dalam memberikan informasi kepada para guru sebagai tim peneliti.

Dokumentasi dapat digolongkan ke dalam dokumentasi resmi dan tidak resmi.

Dokumentasi resmi contohnya silabus dan skema kerja, dan tes evaluasi yang

digunakan beserta hasilnya. Tes evaluasi tersebut berupa tes yang dikerjakan

secara individu yang berbentuk soal isian singkat dan dilaksanakan pada akhir

siklus.

Dokumentasi tidak resmi contohnya lembar kerja siswa, bab-bab yang berisi

materi pembelajaran yang dianjurkan guru maupun yang berasal dari buku teks,

dan sampel dari pekerjaan siswa. Selain itu dokumentasi juga dapat berupa

gambar yaitu berupa foto yang diambil saat proses kegiatan belajar mengajar.

H. Teknik analisis data

Menurut Sugiyono (2013:334) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain.

Menurut sukardi (2013:73) proses analisis data pada penelitian tindakan

mengandung beberapa langkah yang saling berkaitan yaitu menghimpun data,

menampilkan data, melakukan koding, mereduksi data, melakukan verifikasi, dan

melakukan interpretasi untuk menuju pada kesimpilan

Page 86: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

70

1. Menghimpun data

Langkah yang pertama dari proses menganalisis data adalah menghimpun

(assembling) data yang telah dikumpulkan dari sumber data. Data-data yang telah

dikumpulkan tersebut dihimpun dalam kelompok-kelompok yang sejenis dengan

mengacu pada fokus penelitian atau pertanyaan penelitian.

2. Melakukan koding

Kode dibuat sebelum terjun ke lapangan dengan list yang dibuat atas dasar

konsep kisi-kisi kerja misalnya rumusan masalah, hipotesis, batasan masalah, dan

variabel kunci yang digunakan oleh peneliti selama proses penelitian. Kegiatan ini

mempunyai fungsi yang salah satunya yaitu dapat membantu mengunmpulkan

data agar lebih terfokus

3. Menampilkan data

Peneliti menyusun data yang ada sehingga menjadi informasi yang dapat

disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan cara menampilkan dan

membuat hubungan antar variabel.

4. Mereduksi data

Proses analilis data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber. Langkah selanjutnya yaitu memilih data atas dasar tingkat

relevansi dan kaitannya dengan setiap kelompok data dan menyusun data dalam

satuan yang sejenis.

Page 87: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

71

5. Verifikasi data

Kegiatan verifikasi data mengarah pada penarikan kesimpulan. Pada

langkah verifikasi peneliti sebaiknya masih tetap menuju ke arah kesimpulan yang

sifatnya terbuka dan masih dapat menerima masukan dari peneliti lain.

6. Menginterpretasi data

Langkah terakhir pada proses kegiatan analisis data adalah interpretasi data.

Interpretasi data mempunyai tujuan antara lain: menjadikan data lapangan yang

telah diadministrasi, dikelompokkan dan dikoding ke dalam deskripsi yang

tersusun, dan dapat mengungkap tindakan perbaikan.

Menurut suharsimi arikunto (2013:213), apabila datanya sudah terkumpul,

lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kuantitatif yang

berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau

simbol. Analisisis data kuantitatif digunakan untuk menghitung rerata nilai tes

siswa dan analisis data kualitiatif digunakan untuk mengetahui hasil penelitian

yang dilakukan berdasarkan observasi selama pembelajaran berlangsung.

1. Analisisis data kuantitatif berupa analisis hasil belajar matematika siswa

a. Menghitung rata-rata nilai

Menurut Anas Sudijono (2010:77) rata-rata adalah tiap bilangan yang dapat

dipakai sebagai wakil dari rentetan nilai rata-rata itu wujudnya dalah satu bilangan

saja. Namun dengan satu bilangan itu akan dapat tercermin gambaran secara

Page 88: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

72

umum mengenai kumpulan atau deretan bahan keterangan yang berupa angka atau

bilangan itu.

Untuk mencari rata-rata dapat menggunakan rumus:

MX = Σ𝑋

𝑁

Keterangan

MX = mean yang kita cari

Σ𝑋 = jumlah dari skor-skor (nilai-nilai ) yang ada

N= number of cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)

b. menghitung presentase siswa yang tuntas KKM menggunakan rumus sebagai

berikut:

Ketuntasan= 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

c. Menggolongkan nilai siswa ke dalam kriteria dari sangat baik sampai

dengan kurang, dapat menggunakan tabel.

Tabel 10. Panduan Konversi Nilai

No. Range Keterangan

1. 86-100 Sangat Baik

2. 71-85 Baik

3. 56-70 Cukup

4. 41-55 Kurang

5. 0-40 Sangat Kurang

2. Analisis data kualitatif berupa analisis data observasi

Untuk menganalisis data hasil observasi, peneliti melakukan refleksi dengan

melihat pada pedoman observasi. Peneliti dapat memberi argumentasi untuk tanda

centang pada kolom “tidak”, apa sebab yang diisi kolom “tidak”.

Page 89: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

73

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila nilai rata-rata hasil tes

siswa ≥ 70. Banyaknya siswa yang mengerjakan soal-soal mendapat nilai ≥70

minimal mencapai 75% dari jumlah seluruh siswa.

Page 90: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari

pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi bilangan pecahan sederhana

dengan menerapkan teori belajar Bruner pada siswa kelas III SD Negeri 2 Tijayan.

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017. Penelitian ini

dilaksanakan dalam 2 siklus dimana terbagi menjadi empat kali pertemuan yaitu

masing-masing siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama

pada siklus I dilaksanakan pada 13 Januari 2017, pertemuan kedua pada tanggal

16 Januari 2017. Sedangkan siklus II, pertemuan pertama dilaksanakan pada 20

Januari 2017 dan pertemuan kedua pada tanggal 23 Januari 2017.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tijayan. SD

tersebut terletak di dusun Sutomenggalan, desa Tijayan, kecamatan Manisrenggo,

Kabupaten Klaten. Di SD ini terdapat 6 ruang kelas, 1 kantor (kepala sekolah,

guru dan ruamg tamu), 1 ruang UKS, 1 perpustakaan, 1 ruang dapur, 1 ruang

gudang, dan 3 kamar mandi.

Jumlah siswa SD Negeri 2 Tijayan adalah 141 siswa sedangkan guru di

SD Negeri 2 Tijayan berjumlah sebanyak 9 guru dengan perincian sebagai

Page 91: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

75

berikut: 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, dan 1 guru olah raga.

Selain itu, di SD tersebut juga memiliki 1 karyawan penjaga sekolah.

2. Deskripsi subjek penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2

Tijayan, tahun pelajaran 2016/2017. Siswa kelas III tersebut berjumlah 24 siswa

dengan rincian siswa laki-laki 8 siswa dan siswa perempuan berjumlah 16 siswa.

3. Deskripsi penelitian tahap awal

Kegiatan penelitian pada tahap awal dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. kegiatan penelitian tahap awal

Hari, tanggal Keterangan

Kamis, 27 Oktober 2016 Meminta izin kepada Kepala sekolah dan guru kelas

III dalam rangka penelitian tugas akhir skripsi.

Selasa, 1 November 2016 Melakukan observasi kegiatan pembelajaran

matematika di kelas III

Senin, 9 Januari 2017 Pelaksanaan pre-test untuk mengetahui kemampuan

awal siswa kelas III pada materi bilangan pecahan

sederhana

Peneliti menggunakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal hasil

belajar siswa pada bilangan pecahan sederhana. Berikut ini adalah data pretest

hasil belajar siswa materi bilangan pecahan sederhana:

Page 92: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

76

Tabel 12. hasil pre test siswa kelas III pada materi pecahan sederhana

No. Nomor

Induk

Nama

Siswa

Nilai Tuntas Belum

Tuntas

1 731 ABIS 37,5 √

2 744 PRK 50 √

3 763 FAP 56,25 √

4 770 PS 68,75 √

5 772 ZN 43,75 √

6 773 WT 50 √

7 778 VF 68,75 √

8 780 L 56,25 √

9 782 K 62,5 √

10 783 NDS 31,25 √

11 784 ONI 43,75 √

12 786 AAW 62,5 √

13 787 APC 68,75 √

14 788 FTW 62,5 √

15 789 ER 37,5 √

16 790 AES 37,5 √

17 791 NWPF 37,5 √

18 792 PAA 62,5 √

19 793 WAS 37,5 √

20 796 MI 56,25 √

21 797 SE 56,25 √

22 799 RA 56,25 √

23 800 SR 43,75 √

24 833 AKP -

Jumlah 1187,5 0 23

Rata-rata 51,63

Nilai terendah 31,25

Nilai tertinggi 68,75

Ketuntasan 0% 100%

Dari data diatas dapat diketahui bahwa semua siswa mendapatkan nilai

dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 70. Rata-rata hasil pretest siswa tersebut

adalah 51,63 Klasifikasi hasil belajar matematika materi bilangan pecahan

sederhana kelas III SD Negeri 2 Tijayan sebelum tindakan dapat disajikan dalam

tabel sebagai berikut.

Page 93: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

77

Tabel 13. Klasifikasi hasil pre test

No. Rentang Keterangan Jumlah

Siswa

Presentase

nilai

1. 86-100 Sangat Baik - -

2. 71-85 Baik - -

3. 56-70 Cukup 12 52,17%

4. 41-55 Kurang 5 21,74%

5. 0-40 Sangat Kurang 6 26,09%

Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang

mendapat nilai 86-100 kriteria sangat baik dan nilai 71-85 kriteria baik, dua belas

siswa mendapat nilai 56-70 kriteria cukup, lima siswa mendapatkan nilai 41-55

kriteria kurang, dan enam siswa mendapat nilai 0-40 kriteria sangat kurang.

Keadaan atau kemampuan awal siswa mengenai bilangan pecahan sederhana

dapat digambarkan pada diagram batang di bawah ini:

Gambar 16. Grafik hasil belajar siswa pada pre-test

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa interval nilai 0-40 dengan

frekuensi 6, interval nilai 41-55 dengan frekuensi 5, interval nilai 56-70 dengan

0

2

4

6

8

10

12

14

0-40 41-55 56-70 71-85 86-100

Hasil Belajar Siswa pada Pre Test Pra Tindakan

pre test

Page 94: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

78

frekuensi 12, interval nilai 71-85 dengan frekuensi 0 dan 86-100 dengan frekuensi

0 (tidak ada).

Berdasarkan tabel nilai pre-test pra tindakan dapat diketahui bahwa semua

siswa belum mencapai KKM atau belum berhasil mencapai kriteria keberhasilan.

Peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan guru kelas III SD Negeri 2

Tijayan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar bilangan pecahan sederhana

melalui penerapan Teori Belajar Bruner. Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari

2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Siklus 1

dilaksanakan selama 5 jam pembelajaran sedangkan siklus 2 dilaksanakan selama

6 jam pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran di

kelas III SD Negeri 2 Tijayan. Jadwal pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 14. Jadwal pelaksanaan penelitian

Siklus Hari,

tanggal

Waktu

penelitian

Indikator

I Jumat, 13

Januari 2017

07.30-08.45 3.1.1 Mengenal pecahan sederhana

(setengah, sepertiga, seperempat,

seperlima)

3.1.2 membaca dan menulis pecahan

yang berpenyebut sama

Senin, 16

Januari 2017

09.00-10.45 3.1.3 menjumlahkan dua bilangan

pecahan yang berpenyebut sama

3.1.4 mengurangkan dua bilangan

pecahan yang berpenyebut sama

II Jumat, 20

Januari 2017

07.30-08.45

dan 09.00-

09.35

3.2.1 pecahan senilai

3.2.2 membandingkan dua pecahan

Page 95: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

79

Senin, 23

Januari 2017

09.00-10.45 3.3.1 memecahkan masalah yang

berkaitan dengan pecahan

3.3.4 menjumlahkan pecahan

3.3.5 mengurangkan pecahan

Berikut ini adalah beberapa catatan mengenai kondisi kelas III berdasarkan hasil

observasi:

a. ketika proses belajar mengajar pada awal pembelajaran berlangsung sebagian

besar siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi namun semakin

lama menjelaskan ada beberapa siswa yang ngobrol dengan teman

sebangkunya kemudian ditegur oleh guru.

b. Pada saat mengerjakan lembar kerja siswa sebagian besar siswa dapat

mengerjakan secara cepat dan ada beberapa yang mengerjakan secara lambat.

Siswa yang mengerjakan dengan lambat kurang dimotivasi oleh guru.

c. Guru hanya menggunakan buku paket yang tersedia dan jarang menggunakan

media pembelajaran.

d. Dari jumlah 24 siswa ada enam siswa yang kurang serius dalam mengikuti

pembelajaran.

e. Dari jumlah 24 siswa yang aktif adalah 6 siswa (25%)

4. Deskripsi hasil tindakan siklus 1

a. Perencanaaan tindakan siklus 1

Kegiatan pembelajaran matematika pada siklus I, pertemuan pertama

menjelaskan materi mengenal pecahan sederhana dan cara membaca serta menulis

Page 96: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

80

pecahan sederhana sedangkan pada pertemuan kedua menjelaskan menjumlahkan

dan mengurangkan dua pecahan sederhana berpenyebut sama mengunakan

penerapan teori belajar Bruner. Pada siklus I ini setiap siswa belajar secara

individu dapat melakukan Tahapan belajar Bruner, siswa juga belajar secara

kelompok dalam mengerjakan lembar kerja sedangkan guru berperan sebagai

fasilitator, motivator, dan organisator.

Perencanaan pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rpp pada materi a) mengenal pecahan sederhana, b) membaca dan

menulis pecahan berpenyebut sama, c) menjumlahkan dua bilangan pecahan

berpenyebut sama, d) mengurangkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut

sama. Pembuatan RPP menekankan pada keaktifan siswa. RPP disusun

sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

2) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan guru

3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) individu dan kelompok

4) Menyiapkan alat peraga yaitu berupa kertas lipat, spidol, dan penggaris.

5) Menyiapkan soal evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus I

6) Mempersiapkan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru

ketika pembelajaran berlangsung

b. Pelaksanaan tindakan siklus 1

1) Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1

Penelitian pada siklus 1 ini mempunyai materi pokok yaitu mengenal

pecahan sederhana serta menjumlahkan dan mengurangkan dua bilangan pecahan

Page 97: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

81

yang berpenyebut sama. Siklus pertama ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan.

Pertemuan pertama dilakukan selama 2x35 menit dan pertemuan kedua dilakukan

selama 3x35 menit.

Pertemuan pertama dilakukan pada hari jumat, 13 Januari 2017. Guru

menyampaikan kegiatan awal pembelajaran kemudian guru menjelaskan konsep

pecahan sederhana dan cara menulis pecahan sederhana menggunakan tahapan

teori belajar Bruner. Media yang digunakan yaitu kertas lipat, pensil, bolpoin, dan

penggaris.

a) Kegiatan awal

guru membuka pelajaran dengan salam dan mengajak siswa berdoa. Guru

menanyakan kegiatan pembelajaran yang lalu dan melakukan apersepsi yaitu

“Mas Kus mempunyai satu buah roti. Roti itu mau diminta oleh adiknya. Karena

mas Kus juga ingin memakannya, apa yang akan dia lakukan?” siswa menjawab

“Rotinya dibagi menjadi dua, Bu”. Guru kemudian bertanya lagi. “ya, bagaimana

cara membaginya?” siswa menjawab “dengan cara dipotong, bu”. Guru kemudian

menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu 1) mengenal pecahan sederhana dan 2)

membaca dan menulis pecahan yang berpenyebut sama. Setelah itu, guru

menyampaikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran dan mengajak siswa untuk tepuk semangat.

Page 98: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

82

b) kegiatan inti

Guru menjelaskan materi mengenal pecahan sederhana menggunakan

kertas lipat. Sebelum memperagakan konsep pecahan guru memberikan sebuah

permasalahan.

Guru : “Ibu mempunyai satu lembar kertas lipat, kertas ini akan dibagi

menjadi dua bagian yang sama dengan mas kus. Mas kus mendapat

berapa bagian?”

Siswa : “Mendapat 1 bu.”

Guru : “Apa benar mendapat satu? Coba kita peragakan dulu. Bagaimana

cara membaginya ya?

Siswa : “Dibagi dua bu”

Guru : “Ya. Pertama kita melipat kertas menjadi dua bagian. Kita beri

garis bekas lipatan. Bagian yang akan ibu berikan kepada mas kus

ini ibu arsir” (sambil memperagakan)

Guru : “Coba perhatikan, berapa bagian kertas yang telah dilipat?”

Siswa : “Dua.”

Guru : “Berapa bagian kertas yang diarsir?”

Siswa : “Satu.”

Guru : “Berapa bagian kertas yang diarsir dari semua bagian?”

Siswa : “1 dari 2, bu.”

Guru : “Hebat, Apabila ditulis dalam bentuk pecahan yaitu?”

Siswa : “ 1

2 ”

Page 99: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

83

Guru : “Jadi bagian yang ibu berikan kepada mas kus berapa bagian?”

Siswa : “Satu bagian dari dua bagian yang sama ”

Guru kemudian menempelkan kertas yang sudah diarsir tersebut di papan

tulis. Pada tahap ikonik guru menggambarkan kertas lipat tersebut yang telah

dibagi menjadi dua beserta arsirannya. Pada tahap simbolik guru menuliskan

pecahan 1

2 di sebelah gambar.

Gambar 17. Tahap enaktif, ikonik, dan simbolik yang dilakukan oleh guru

Guru : “Satu perdua merupakan bilangan pecahan. setiap pecahan

mempunyai bilangan atas dan bawah. Bilangan atas disebut

pembilang dan bilangan bawah disebut penyebut. Pembilang

menerangkan banyak potongan dan penyebut menerangkan jumlah

keseluruhan potongan. Lalu pecahan satu perdua manakah

pembilangnya?”

Siswa : “Satu bu”

Guru : “Manakah penyebutnya?”

Siswa : “Dua bu.”

Guru : “Ya. Jadi, cara membaca bilangan pecahan adalah “pembilang+

“per+penyebut”

Page 100: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

84

Setelah guru memberikan penjelasan kepada siswa dengan tahapan belajar

Bruner tersebut, Siswa secara individu memperagakan pecahan 1

3,

1

4, dan

3

4 pada

lembar yang sudah disediakan oleh guru (tahap enaktif).

Gambar 18. Tahap enaktif oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 1

Siswa memperagakan satu persatu pecahan dengan melipat kemudian

memberi garis bekas lipatan dan mengarsirnya. Pada tahap ikonik siswa

menggambar kertas lipat tersebut sesuai dengan pecahannya.

Gambar 19. Tahap ikonik oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 1

Pada tahap simbolik siswa menuliskan simbol pecahan dengan tepat.

Siswa kemudian mengerjakan LKS secara berpasangan terkait dengan materi

membuktikan pecahan sederhana serta membaca dan menulis pecahan sederhana.

Page 101: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

85

Gambar 20. Tahap simbolik oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 1

c) Kegiatan akhir

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum

dipahami. Siswa menyimpulkan kegiatn yang telah dipelajari dengan bantuan

guru.

2) Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin, 16 Januari 2017. Materi yang

diajarkan pada pertemuan ini yaitu menjumlahkan dua bilangan pecahan yang

berpenyebut sama dan mengurangkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut

sama.

a) Kegiatan awal

Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 09.00-10.45. Kegiatan diawali

dengan berdoa bersama dan presensi siswa. Guru menanyakan kegiatan yang

sudah dipelajari dan melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada

siswa “Tegar dan Nisa masing-masing mempunyai 1

4 kertas lipat, kalau ditanyakan

berapakah jumlah semua kertas lipat tegar dan nisa dijumlah atau dikurangkan?”.

Siswa menjawab “dijumlahkan bu”. guru kemudian menyampaikan tujuan

Page 102: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

86

pembelajaran pada hari tersebut. Guru memberikan motivasi kepada agar

semangat dalam pembelajaran dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

b) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti guru memperagakan penjumlahan 1

4 +

1

4 menggunakan

kertas lipat. Pada tahap enaktif, penjumlahan dilakukan dengan cara

menggunting bagian 1

4 kertas lipat dan ditempelkan pada kertas yang satunya.

Gambar 21. Tahap enaktif, ikonik, dan simbolik yang disampaikan guru

pada pertemuan kedua

Kertas lipat tersebut kemudian ditempelkan di papan tulis. Pada tahap

ikonik, guru menggambarkan penjumlahan tersebut di papan tulis. Pada tahap

simbolik guru menuliskan penjumlahan pecahan beserta hasilnya berdasarkan

peragaan kertas lipat yang sudah dilakukan.

Setiap siswa dibagikan dua lembar kertas lipat. Pada kegiatan enaktif

Siswa kemudian memperagakan penjumlahan 1

3 +

1

3 secara individu.

Page 103: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

87

Gambar 22. Tahap enaktif oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 2

Guru membimbing siswa dalam kegiatan tersebut dengan metode tanya jawab.

Setelah anak melipat kemudian mengarsir sesuai pecahan yang dimaksud. Siswa

kemudian memotong salah satu arsiran dari kedua kertas lipat dan ditempelkan

pada kertas lipat yang satunya. Pada kegiatan ikonik siswa menggambarkan

peragaan dari penjumlahan pecahan tersebut pada lembar yang sudah disediakan

oleh guru.

Gambar 23. Tahap ikonik oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 2

Pada tahap simbolik siswa menuliskan lambang dari penjumlahan pecahan

yang sudah diperagakan.

Page 104: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

88

Gambar 24. Tahap simbolik oleh siswa pada siklus 1 pertemuan 2

Kegiatan selanjutnya adalah pengurangan pecahan sederhana. Pada tahap

enaktif guru memperagakan pengurangan pecahan 2

4 –

1

4 dengan cara kertas lipat

diarsir 2 bagian dari empat bagian kemudian dihapus salah satu arsiran dari kertas

tersebut. Kertas tersebut ditempel di papan tulis agar siswa dapat melihatnya.

Guru tidak melakukan secara sendiri peragaan pengurangan namun juga dengan

cara bertanya jawab dengan siswa. Pada tahap ikonik guru menggambarkan

pergaan pengurangan tersebut di papan tulis. Pada tahap simbolik guru

menuliskan pengurangan pecahan dari peragaan tersebut bersama siswa.

Setelah siswa mengamati penjelasan guru, masing-masing siswa kemudian

dibagikan satu kertas lipat. Pada tahap enaktif Siswa dengan bimbingan guru

memperagakan pengurangan 3

4 -

1

4. siswa kemudian melipat kertas lipat menjadi

empat bagian dan mengarsir 3 bagian dengan menggunakan pensil. Setelah semua

siswa memperagakan pecahan 3

4 siswa diminta untuk menunjukkan pekerjaannya

dengan cara mengangkatnya keatas bersama-sama. Setelah itu Siswa menghapus

salah satu arsiran dari kertas lipat. Pada tahap ikonik siswa menggambarkan

peragaan pengurangan pecahan 3

4 -

1

4 pada kertas yang sudah disediakan

menggunakan penggaris.

Page 105: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

89

Gambar 25. Tahap ikonik pengurangan pecahan oleh siswa pada siklus 1

pertemuan 2

Pada tahap simbolik siswa menuliskan simbol matematika dari peragaan

pengurangan pecahan tersebut.

Gambar 26. Tahap simbolik pengurangan pecahan oleh siswa pada siklus

1 pertemuan 2

Siswa secara berpasangan dengan teman sebangkunya diberikan lembar

kerja dan enam lembar kertas lipat. Siswa kemudian mengerjakan soal di lembar

kerja. Dalam mengerjakan lembar kerja tersebut siswa berdiskusi dengan

kelompoknya untuk memperagakan penjumlahan dan pengurangan pecahan

sederhana. Setelah semua siswa selesai mengerjakan lembar kerja, perwakilan

siswa diminta untuk ke depan kelas menunjukkan hasil pekerjaannya. Guru

kemudian mengkomfirmasi hasil pekerjaan siswa.

Page 106: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

90

c) Kegiatan akhir

Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Siswa dengan

bantuan guru menyimpulkan kegiatan yang sudah dilakukan. Guru kemudian

memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. Siswa diberi

motivasi untuk dapat mengerjakan sendiri sesuai dengan kemampuannya.

Soal evaluasi yang diberikan kepada siswa berupa tes tertulis isisan

singkat. Soal tersebut berisi 10 soal. Hasil belajar siswa melalui penerapan teori

belajar Bruner pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Hasil belajar siswa pada siklus I

No. Nomor

Induk

Nama

Siswa

Nilai Tuntas Belum

Tuntas

1 731 ABIS 80 √

2 744 PRK 60 √

3 763 FAP 70 √

4 770 PS 95 √

5 772 ZN 90 √

6 773 WT 95 √

7 778 VF 65 √

8 780 L 85 √

9 782 K 85 √

10 783 NDS 60 √

11 784 ONI 95 √

12 786 AAW 95 √

13 787 APC 90 √

14 788 FTW 80 √

15 789 ER 75 √

16 790 AES 75 √

17 791 NWPF 88 √

18 792 PAA 65 √

19 793 WAS 82 √

20 796 MI 95 √

21 797 SE 95 √

22 799 RA 100 √

23 800 SR 80 √

Page 107: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

91

24 833 AKP 90 √

Jumlah 1990 20 4

Rata-rata 82,92

Nilai terendah 60

Nilai tertinggi 100

Ketuntasan 83,34% 16,67%

Berdasarkan tabel di atas, terdapat empat siswa yang mendapat nilai di

bawah KKM. Nilai rata-rata pada kelas tersebut adalah 82,92 sedangkan nilai

tertinggi 100 dan nilai terendah 60.

Berikut ini adalah tabel klasifikasi hasil belajar matematika materi

pecahan sederhana pada siklus I.

Tabel 16. Klasifikasi hasil belajar pada siklus 1

No. Rentang Keterangan Jumlah

Siswa

Presentase

nilai

1. 86-100 Sangat Baik 11 45,83%

2. 71-85 Baik 8 33,34%

3. 56-70 Cukup 5 20,83%

4. 41-55 Kurang - -

5. 0-40 Sangat Kurang - -

Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa banyaknya siswa

yang mendapatkan nilai antara 86-100 kriteria sangat baik 11 siswa (45,83%),

nilai antara 71-85 kriteria baik 8 siswa (33,34%), nilai antara 56-70 kriteria cukup

5 siswa (20,83%), tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 41-55 kriteria

kurang dan nilai antara 0-40 kriteria sangat kurang.

Page 108: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

92

Berdasarkan hasil belajar matematika materi mengenal pecahan sederhana

dari hasil post test di siklus I setelah diklasifikasikan dapat disajikan dalam bentuk

grafik berikut.

Gambar 27. Grafik Hasil belajar siswa siklus 1

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa interval nilai 0-40

frekuensi 0, interval nilai 41-55 frekuensi 0, interval nilai 56-70 frekuensi 5,

interval nilai 71-85 frekuensi 8 dan interval nilai 86-100 frekuensi 11. Dari hasil

tes siklus I yang dilaksanakan pada akhir siklus I menunjukkan hasil belajar

selama siklus I pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan teori belajar

Bruner mengalami peningkatan yang cukup baik. Perbandingan hasil belajar

matematika pra tindakan dengan siklus I adalah sebagai berikut.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0-40 41-55 56-70 71-85 86-100

Hasil belajar siswa siklus I

Series 1

Page 109: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

93

Tabel 17. Perbandingan hasil belajar matematika pra tindakan dan siklus 1

Jumlah

siswa

Pra Tindakan Siklus 1

T % BT % T % BT %

24 0 0 23 100% 20 83,34% 4 16,67

Rata-

Rata

51,63 82,92

Nilai

Terendah

31,25 60

Nilai

Tertinggi

68,75 100

Berdasarkan tabel di atas perbandingan hasil belajar matematika 23 siswa

pada pra tindakan belum ada siswa yang mencapai KKM. Pada siklus I yang telah

tuntas sebanyak 20 siswa (83,34%) sedangkan yang belum tuntas adalah 4 siswa

(16,67). Untuk mengetahui perbandingan klasifikasi hasil belajar matematika

kelas III pra tindakan dan siklus I dapat disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 18. Perbandingan klasifikasi hasil belajar pra tindakan dan siklus 1

No. Rentang Klasifikasi Frekuensi presentasi

Pra

tindakan

Siklus

1

Pra

tindakan

Siklus

1

1. 86-100 Sangat Baik - 11 - 45,83%

2. 71-85 Baik - 8 - 33,34%

3. 56-70 Cukup 12 5 52,17% 20,83%

4. 41-55 Kurang 5 - 21,74% -

5. 0-40 Sangat

Kurang

6 - 26,09% -

Jumlah 23 24 100% 100%

Page 110: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

94

Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisis bahwa banyaknya siswa yang

mendapat nilai antara 86-100 kriteria sangat baik pada awal tidak ada (0%) naik

pada siklus 1 menjadi 11 siswa (45,83%). Nilai 71-85 kriteria baik pada awal

tidak ada (0%) naik pada siklus I menjadi 8 siswa (33,34%). Nilai 56-70 kriteria

cukup pada awal 12 siswa (52,17%) turun pada siklus I menjadi 5 siswa

(20,83%). Nilai 41-55 kriteria kurang pada awal 5 siswa (21,74%) turun pada

siklus I menjadi tidak ada (0%). Nilai 0-40 kriteria sangat kurang pada awal 6

siswa (26,09%) turun pada siklus I menjadi tidak ada (0%). Perbandingan

klasifikasi hasil belajar matematika materi pecahan sederhana kompetensi dasar

Mengenal pecahan sederhana pra tindakan dan siklus I tersebut dapat disajikan

pada grafik di bawah ini:

Gambar 28. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Tindakan

dan Siklus I

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa interval nilai 0-40

frekuensi 6 pra tindakan, interval nilai 41-55 frekuensi 5 pra tindakan, interval

0

2

4

6

8

10

12

14

0-40 41-55 56-70 71-85 86-100

pre test

siklus 1

Page 111: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

95

nilai 56-70 frekuensi 12 pra tindakan dan 5 pada siklus I, interval nilai 71-85

frekuensi 8 pada siklus I, serta interval nilai 86-100 frekuensi 11 pada siklus I.

Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I yang telah diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar matematika materi bilangan pecahan sederhana

pada Kompetensi Dasar mengenal pecahan sederhana telah mengalami

peningkatan. Pada siklus I ini sudah mencapai indikator keberhasilan dari

penelitian yaitu nilai nilai rata-rata hasil tes siswa ≥ 70 dan banyaknya siswa yang

mengerjakan soal-soal mendapat nilai ≥70 minimal mencapai 75% dari jumlah

seluruh siswa. Namun, peneliti memiliki tanda tanya besar apakah keberhasilan

disebabkan karena perlakuan yang diberikan atau karena faktor lain. Oleh karena

itu penelitian harus dilakukan pada siklus II untuk menjawab pertanyaan tersebut.

c. Hasil observasi siklus 1

Pada pertemuan pertama, awal pembelajaran siswa lebih bersemangat

dalam mengikuti pembelajaran. Semangat siswa dapat dilihat ketika guru

memotivasi siswa untuk melakukan tepuk semangat. Semua siswa melakukan

tepuk semangat dengan tepukan dan suara yang lantang.

Pada saat apersepsi semua siswa mendengarkan cerita guru tentang

pembagian kue menjadi dua.

Pada saat kegiatan inti guru dan siswa sudah melakukan tahapan sesuai

teori belajar bruner. Sebagai awalan, guru memberi contoh kepada siswa

meperagakan materi mengenal pecahan sederhana dengan metode tanya jawab

yaitu peragaan pecahan 1

2. Setiap siswa kemudian diberikan 3 lembar kertas lipat

Page 112: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

96

dan diberi kesempatan untuk memperagakan pecahan 1

3,

1

4, dan

3

4 secara individu.

ketika siswa sedang memperagakan ada beberapa siswa masih kesulitan dalam

melipat kertas menjadi 3 sehingga banyak siswa yang bertanya kepada guru. Guru

kemudian mengajarkan cara melipat kertas menjadi 3 di depan kelas. Semua siswa

memperhatikan sehingga dapat memperagakan pecahan 1

3.

Gambar 29. Siswa memperagakan tahap enaktif, ikonik, dan simbolik

memalui mengerjakan LKS

Siswa kemudian mengerjakan LKS secara berpasangan. Sebagian besar

kelompok sudah mengerjakan sesuai dengan pembagian kerja yang sesuai. Namun

ada kelompok siswa yang dikerjakan oleh satu siswa dan satu siswa yang lain

sibuk bermain sendiri. Guru kemudian menegur dan menekankan pembagian kerja

serta sikap kerjasama. Pada kegiatan akhir sebagian siswa sudah dapat

menyimpulkan kegiatan yang sudah mereka lakukan.

Pada pertemuan kedua dengan materi menjumlahkan serta mengurangkan

pecahan berpenyebut sama siswa semakin semangat dalam pembelajaran. Pada

saat guru memasuki kelas siswa sudah duduk dengan rapi kemudian ketua kelas

Page 113: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

97

memimpin doa bersama. Siswa juga mendengarkan apersepsi guru yang berupa

cerita tentang penjumlahan pecahan.

Pada kegiatan inti siswa mengamati guru dalam mendemonstrasikan

penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Kondisi kelas ketika guru menjelaskan

kondusif. Guru menggunakan metode tanya jawab dalam menjelaskan sehingga

siswa juga dapat aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kertas

lipat yang digunakan sudah berukuran lebih besar dari sebelumnya sehingga dapat

terlihat sampai belakang. Siswa juga memperhatikan guru dalam menggambar

pecahan serta menulis simbol pecahan.

Siswa kemudian mendemonstrasikan penjumlahan 1

3 +

1

3. Sebagian besar

sudah dapat mandiri melakukan peragaannya sendiri. Siswa kemudian

menggambar peragaannya tersebut. Ada beberapa siswa yang masih kurang

paham dalam menggambar peragaan penjumlahan pecahan. guru kemudian

memberikan penekanan kembali di depan kelas.

Siswa kemudian mengamati guru memperagakan pengurangan pecahan.

Sebagian besar siswa menyimak apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga pada

saat mereka memperagakan semua sudah dapat melakukannya secara mandiri.

Siswa kemudian mengerjakan LKS secara berpasangan. Sebagian besar siswa

sudah mengerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya dengan

pembagian yang sesuai. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan perwakilan

siswa maju ke depan untuk menampilkan hasil pekerjaannya. Siswa sudah berani

maju ke depan namun saat berbicara suara siswa masih kurang keras sehingga

Page 114: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

98

siswa bagian belakang kurang mendengar secara jelas. Guru kemudian meminta

siswa untuk mengulangi membaca lagi. Sebagian besar siswa memperhatikan

siswa yang maju ke depan ketika menampilkan hasil pekerjaannya.

Pada kegiatan akhir siswa sudah dapat menyimpulkan pembelajaran yang

sudah dilaksanakan dengan bimbingan guru. Siswa juga mengerjakan soal

evaluasi dengan mandiri sesuai dengan kemampuannya

d. Refleksi siklus 1

Berikut ini adalah beberapa hal yang ditemukan pada saat siklus I beserta

rancangan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus 2:

Tabel 19. Refleksi pembelajaran pada siklus I

No. Masalah yang ditemukan pada

saat siklus I

Rancangan perbaikan yang akan

dilakukan pada siklus II

Permasalahan dari siswa

1 Kertas lipat digunakan untuk

mainan oleh siswa

Tidak meletakkan kertas lipat diatas

meja, namun di tempat yang

tertutup. Memberikan kertas lipat

sesuai kebutuhan siswa (tidak ada

yang kelebihan)

2. Pembagian kerja dalam kelompok

yang kurang seimbang

Memberikan pembagian kerja secara

jelas dan menekankan sikap

kerjasama kelompok

3. Siswa sudah selesai mengerjakan

LKS mengobrol dan berlarian di

kelas

Memberi sedikit tugas tambahan

untuk siswa yang sudah

menyelesaikan lembar kerja lebih

awal

Permasalah dari guru

1. Pada saat menjelaskan materi

kurang melibatkan siswa

Lebih melibatkan siswa ketika

menjelaskan materi, siswa diminta

untuk maju ke depan.

2. Kertas lipat yang ditempel di

depan kelas ukurannya kurang

besar

Menggunakan kertas lipat yang

ukurannya lebih besar agar terlihat

sampai ke belakang

3. Kurang dapat membagi waktu

secara efisien sehingga pengerjaan

waktu untuk evaluasi kurang

Membagi waktu secara tepat

Page 115: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

99

5. Deskripsi hasil tindakan siklus II

a. Perencanaaan tindakan siklus II

Kegiatan pembelajaran matematika pada siklus II, pertemuan pertama

materi yang dibahas yaitu pecahan senilai dan membandingkan dua pecahan

sedangkan pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah memecahkan

masalah yang berkaitan dengan pecahan mengunakan penerapan teori belajar

Bruner. Pada siklus I ini setiap siswa belajar secara individu dapat melakukan

Tahapan belajar Bruner, siswa juga belajar secara kelompok dalam mengerjakan

lembar kerja sedangkan guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan

organisator.

Perencanaan pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rpp pada materi a) pecahan senilai, b) membandingkan dua

pecahan, c) memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan, d)

menjumlahkan pecahan, e) mengurangkan pecahan dengan menerapkan teori

belajar Bruner. Pembuatan RPP menekankan pada keaktifan siswa. RPP

disusun sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan guru

3) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) individu dan kelompok

4) Mempersiapkan alat peraga yaitu berupa kertas lipat, sedotan, spidol, dan

penggaris.

5) Mempersiapkan soal evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus II

Page 116: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

100

6) Mempersiapkan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru

ketika pembelajaran berlangsung

b. Pelaksanaan tindakan siklus II

1) Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1

Tindakan pada siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan dengan

waktu 6 jam pelajaran (6x35 menit) yang dilaksanakan pada hari Jumat, 20

Januari 2017 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran (3x35 menit) pukul 07.30-

08.45 WIB kemudian dilanjutkan pada pukul 09.00-09.35. Sedangkan pertemuan

kedua dilaksanakan pada hari Senin, 23 Januari 2017 dengan alokasi waktu 3 jam

pelajaran (3x35 menit) yaitu pukul 09.00-10.45 WIB.

a) Kegiatan pendahuluan

Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran guru dan siswa

berdoa bersama dilanjutkan komunikasi tentang kehadiran siswa. Siswa

mendengarkan guru menanyakan pelajaran yang telah lalu dan menyampaikan

appersepsi. Pada saat apersepsi guru membawa dua kertas lipat yang bernilai 1

2

dan 1

4 bertanya kepada siswa “ibu mempunyai dua kertas lipat, masing-masing

kertas lipat bernilai berapa?”. Siswa menjawab “1

2 dan

1

4 bu”. guru menanggapi “ya

benar, 1

2 dan

1

4. Lalu manakah kertas lipat yang lebih besar?”.

Page 117: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

101

Gambar 30. Kegiatan apersepsi menggunakan kertas lipat

Siswa menjawab “1

2 bu”. guru kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran pada hari ini yaitu membandingkan dua pecahan. siswa

mendengarkan guru memberi motivasi agar memperhatikan dalam pelajaran dan

siswa juga melakukan tepuk semangat.

b) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti siswa mengamati guru membawa satu lembar kertas

lipat. Guru kemudian melipat kertas tersebut menjadi dua bagian dan diarsir 1

bagian. Siswa ditanyai tentang berapa nilai pecahan dari kertas lipat tersebut.

Siswa kemudian menjawab 1

2. Guru kemudian melipat kertas tersebut menjadi 4

bagian. Siswa diberi serangkaian pertanyaan

Guru : “Berapa nilai pecahan pada arsiran lipatan pertama?”

Siswa : “1

2, bu.”

Guru : “Setelah lipatan kedua, kertas terdiri atas berapa bagian?”

Siswa : “Empat bagian”

Page 118: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

102

Guru : “Berapa bagian kertas yang diarsir?”

Siswa : “Dua bu”

Guru : “Berapa nilai setelah kertas dilipat menjadi empat bagian?”

Siswa : “2

4 “

Guru : “Kalau begitu apakah 1

2 sama dengan

1

4 ?”

Siswa : “Sama bu”

Guru kemudian menggambarkan nilai pecahan 1

2 dan

2

4 dari peragaan yang

sudah dilakukan. Guru memberikan simbol pecahan di papan tulis.

Siswa kemudian dibagikan satu lembar kertas lipat dan memperagakan

pecahan senilai dari 1

3 . setelah peragaan menggunakan kertas lipat siswa dapat

menemukan pecahan senilai dari 1

3 yaitu

2

6.

Gambar 31. Pecahan senilai dari 1

3 yang dilakukan oleh siswa

Setelah siswa mengetahui tentang pecahan senilai siswa kemudian

mengamati peragaan tentang membandingkan pecahan. guru menyediakan dua

lembar kertas lipat. Satu kertas dilipat menjadi dua bagian yang sama, dan salah

Page 119: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

103

satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan 1

2. Kemudian perwakilan siswa

diminta untuk maju memperagakan 1

4 dengan cara kertas tersebut dilipat menjadi

empat bagian yang sama dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan

pecahan 1

4.

Kedua kertas tersebut ditempelkan di papan tulis agar siswa dapat

mengamati. Guru kemudian meminta siswa untuk menggambarkan gambar

pecahan 1

2 dan

1

4 dari kertas lipat tersebut. Guru dan siswa bertanya jawab tentang

nilai pecahan tersebut dan membandingkannya. Siswa kemudian menjawab 1

2

lebih besar dari 1

4. Guru memberikan beberapa simbol yang dapat digunakan yaitu

> dibaca lebih besar dari, < lebih kecil dari, = dibaca sama dengan. Siswa

kemudian dapat mengetahui bahwa 1

2 >

1

4.

Siswa dibagikan lembar kerja individu dan dua kertas lipat. Siswa

kemudian diminta memperagakan perbandingan antara 1

3 dan

1

6 (tahap enaktif).

Gambar 32. Tahap enaktif yang dilakukan oleh siswa pada siklus 2 pertemuan 1

Page 120: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

104

Siswa melipat kertas lipat yang pertama menjadi tiga bagian dan diarsir

salah satu bagian untuk menunjukkan pecahan 1

3. Kemudian kertas lipat yang

satunya dilipat menjadi enam dan diarsir satu bagian untuk menunjukkan pecahan

1

6. Pekerjaan siswa tersebut ditempel pada kolom yang sudah ditentukan. Dibawah

kolom untuk menempel kertas tersebut siswa menggambarkan masing-masing

pecahan sesuai bentuk kertas lipat yang ia peragakan (tahap ikonik).

Gambar 33. Tahap ikonik yang dilakukan oleh siswa pada siklus 2 pertemuan 1

Siswa kemudian melengkapi gambar tersebut dengan masing-masing nilai

pecahan dari peragaan dan gambar tersebut. Siswa kemudian dapat menuliskan

1

3 >

1

6 (tahap simbolik).

Gambar 34. Tahap simbolik yang dilakukan oleh siswa pada siklus 2 pertemuan 1

Page 121: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

105

Setelah siswa mengerjakan lembar kerja individu, siswa kemudian

mengerjakan lembar kerja siswa secara berkelompok dengan teman sebangkunya.

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, perwakilan siswa maju ke depan

untuk menunjukkan hasil pekerjaannya. Guru mengkonfirmasi hasil pekerjaan

siswa.

Pada kegiatan akhir, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya

mengenai mateti yang belum dipahami. Siswa dan guru kemudian dapat

menyimpulkan kegiatan pelajaran pada hari tersebut.

Pada pertemuan kedua, pada kegiatan awal guru mengajak siswa berdoa

bersama. Guru kemudian mengecek kehadiran siswa. Siswa mendengarkan guru

bertanya tentang apa yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Siswa

mendengarkan guru menyampaikan apersepsi tegar mempunyai satu buah kue,

kemudian tegar mau membagikan kue tersebut kepada empat orang temannya.

Dibagi menjadi berapakah kue tegar? Siswa menjawab “Dibagi menjadi empat

bu”. Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari tersebut.

Pada kegiatan inti perwakilan siswa diminta untuk maju ke depan

memperagakan soal cerita yang dibacakan oleh guru. Guru membacakan soal

cerita “Viki mempunyai satu lembar kertas lipat. Kertas lipat tersebut akan

dibagikan kepada tiga orang teman Viki. Mendapat berapa bagian kah masing-

masing teman Viki?” Siswa memperagakan kertas lipat yang dibagi tiga.

Page 122: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

106

Kemudian iya mendapat jawaban bahwa setiap anak mendapatkan sepertiga kertas

lipat.

Siswa dibagikan empat lembar kertas lipat untuk menjawab tiga soal. Soal

nomor satu, siswa memperagakan pemecahan masalah yang berkaitan dengan

pecahan. soal kedua siswa memperagakan tentang penjumlahan dua pecahan dari

soal cerita. soal ketiga, siswa memperagakan pengurangan dari soal cerita (tahap

enaktif).

Gambar 35. Tahap enaktif oleh siswa pada siklus 2 pertemuan 2

Pada setiap peragaan, siswa kemudian menggambar peragaan tersebut pada kertas

yang telah tersedia (tahap ikonik) dan menuliskan simbol pecahannya (tahap

simbolik).

Page 123: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

107

Gambar 36. Tahap ikonik dan simbolik oleh siswa pada siklus 2 pertemuan 2

Setelah semua siswa selesai mengerjakan, siswa kemudian mengerjakan

soal secara berkelompok dengan teman sebangkunya. Pekerjaan tersebut berisi

tentang pemecahan masalah yang berkaitan dengan pecahan, menjumlahkan

pecahan dan pengurangan pecahan melaui soal cerita. Setelah semua siswa selesai

mengerjakan, perwakilan siswa menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas.

Guru mengkonfirmasi hasil pekerjaan siswa.

Pada kegiatan akhir, guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Siswa dengan bantuan guru

Page 124: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

108

kemudian dapat menyimpulkan kegiatan pada hari tersebut. Siswa mengerjakan

soal evaluasi yang dibagikan oleh guru.

Berikut ini merupakan tabel hasil belajar siswa siklus II:

Tabel 20. Hasil belajar siswa siklus II

No. Nomor

Induk

Nama

Siswa

Nilai Tuntas Belum Tuntas

1 731 ABIS 80 √

2 744 PRK 70 √

3 763 FAP 70 √

4 770 PS 100 √

5 772 ZN 90 √

6 773 WT 100 √

7 778 VF 70 √

8 780 L 90 √

9 782 K 90 √

10 783 NDS 60 √

11 784 ONI 100 √

12 786 AAW 100 √

13 787 APC 90 √

14 788 FTW 80 √

15 789 ER 70 √

16 790 AES 80 √

17 791 NWPF 90 √

18 792 PAA 70 √

19 793 WAS 70 √

20 796 MI 100 √

21 797 SE 100 √

22 799 RA 100 √

23 800 SR 80 √

24 833 AKP 90 √

Jumlah 2040 23 1

Rata-rata 85

Nilai terendah 60

Nilai tertinggi 100

Ketuntasan 95,83% 0,416%

Berdasarkan tabel di atas bahwa > 95,83% hasil belajar siswa sudah

melebihi KKM. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas yaitu 85

Page 125: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

109

dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Berikut ini adalah tabel

klasifikasi hasil belajar matematika materi pecahan sederhana pada siklus II.

Tabel 21. Klasifikasi Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Siklus II

No. Rentang Keterangan Jumlah

Siswa

Presentase

nilai

1. 86-100 Sangat Baik 13 54,17%

2. 71-85 Baik 4 16,67%

3. 56-70 Cukup 7 29,16%

4. 41-55 Kurang - -

5. 0-40 Sangat Kurang - -

Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang

mendapatkan nilai antara 86-100 kriteria sangat baik 13 siswa (54,17%), nilai

antara 71-85 kriteria baik 4 siswa (16,67%),nilai antara 56-70 kriteria cukup 7

siswa (29,16%), tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 41-55 kriteria

kurang dan nilai 0-40 kriteria sangat kurang. Berdasarkan hasil belajar matematika

materi membandingkan pecahan sederhana dari hasil post test di siklus II setelah

diklasifikasikan dapat disajikan dalam bentuk grafik berikut.

Page 126: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

110

Gambar 37. Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa interval nilai 0-40

frekuensi 0 (tidak ada), interval nilai 41-55 frekuensi frekuensi 0 (tidak ada),

interval nilai 56-70 frekuensi 7, interval nilai 71-85 frekuensi 4 dan interval nilai

86-100 frekuensi 13. Dari hasil tes siklus II yang dilaksanakan setelah proses

pembelajaran pada siklus II menunjukkan hasil belajar selama siklus I pada mata

pelajaran matematika dengan menerapkan teori belajar Bruner mengalami

peningkatan yang cukup baik. Perbandingan hasil belajar matematika pra tindakan

dengan siklus I adalah sebagai berikut.

0

2

4

6

8

10

12

14

0-40 41-55 56-70 71-85 86-100

Grafik Hasil Belajar Siklus II

Series 3

Page 127: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

111

Tabel 22. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Tindakan, Siklus I,

dan siklus II

Jumlah

siswa

Pra Tindakan Siklus 1 Siklus II

T % B

T

% T % B

T

% T % B

T

%

24 0 0 2

3

100

%

2

0

83,34

%

4 16,

67

2

3

95,83

%

1 0,416

%

Rata-

Rata

51,63 82,92 85

Nilai

Terend

ah

31,25 60 60

Nilai

Tertin

ggi

68,75

100 100

Keterangan: T= Tuntas, BT=Belum Tuntas

Berdasarkan tabel di atas perbandingan hasil belajar matematika tidak ada

siswa pada pra tindakan yang telah tuntas dan jumlah siswa adalah 23 siswa. Pada

siklus I yang telah tuntas sebanyak 20 siswa (83,34%) sedangkan yang belum

tuntas adalah 4 siswa (16,67%). Pada siklus II yang telah tuntas sebanyak 23

siswa (95,83%) sedangkan hanya 1 siswa yang belum tuntas (4,16%).

Peningkatan hasil belajar matematika pada pra tindakan dengan siklus 1 sebanyak

31,29 (dengan rata-rata nilai pada pra tindakan sebesar 51,63 sedangkan pada

siklus I sebesar 82,92). Peningkatan hasil belajar matematika dari siklus I dan

siklus II sebesar 2,08 (dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 82,92 sedangkan

pada siklus II sebesar 85). Sementara peningkatan hasil belajar matematika materi

pecahan sederhana dari sebelum diberi tindakan sampai dengan siklus II sebesar

33,37 (dengan rata-rata nilai pada pra tindakan sebesar 51,63 sedangkan pada

Page 128: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

112

siklus II sebesar 85). Untuk mengetahui perbandingan klasifikasi hasil belajar

matematika kelas III pra tindakan, siklus I dan siklus II dapat disajikan pada tabel

di bawah ini.

Tabel 23. Perbandingan Hasil Belajar Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

No.

Range

Keterangan

Frekuensi Presentase nilai

Pra

tinda

kan

Sikl

us I

Sikl

us II

Pra

tinda

kan

Sikl

us I

Sikl

us II

1. 86-

100

Sangat Baik - 11 13 - 45,8

3%

54,1

7%

2. 71-85 Baik - 8 4 - 33,3

4%

16,6

7%

3. 56-70 Cukup 12 5 7 52,17

%

20,8

3%

29,1

6%

4. 41-55 Kurang 5 - - 21,74

%

- -

5. 0-40 Sangat

Kurang

6 - - 26,09

%

- -

Jumlah 23 24 24 100% 100

%

100

%

Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisis bahwa banyaknya siswa yang

mendapat nilai antara 86-100 kriteria sangat baik pada awal tidak ada (0%) naik

pada siklus I menjadi 11 siswa (45,83%) dan pada siklus II menjadi 13 siswa

(54,17%). Nilai 71-85` kriteria baik pada awal tidak ada siswa (0%) naik pada

siklus I menjadi 8 siswa (33,34%) dan pada siklus II menjadi 4 siswa (16,67%).

Nilai 56-70 kriteria cukup pada awal 12 siswa (50%) turun pada siklus I menjadi

5 siswa (20,83%) dan pada siklus II menjadi 7 siswa (29,16%). Nilai 41-55

Page 129: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

113

kriteria kurang pada awal 5 siswa (21,74%) turun pada siklus I menjadi 0 siswa

(0%) dan pada siklus II menjadi 0 siswa (0%). Nilai 0-40 kriteria sangat kurang

pada awal 6 siswa (26,09%) turun pada siklus I menjadi 0 siswa (0%) dan pada

siklus II juga tidak ada siswa 0%. Perbandingan klasifikasi hasil belajar

matematika materi pecahan sederhana standar kompetensi memahami pecahan

sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah pada pra tindakan,

siklus I, dan siklus II tersebut dapat disajikan pada grafik di

bawah ini.

Gambar 38. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Tindakan,

Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa interval nilai 0-

40 frekuensi 6 pra tindakan, tidak ada pada siklus I dan tidak ada pada

siklus II, interval nilai 41-55 frekuensi 5 pra tindakan, tidak ada pada

siklus I, dan tidak ada pada siklus II, interval nilai 56-70 frekuensi 12 pra

tindakan, 5 pada siklus I dan 7 pada siklus II, interval nilai 71-85 frekuensi

0

2

4

6

8

10

12

14

0-40 41-55 56-70 71-85 86-100

Series 1

Series 2

Series 3

Page 130: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

114

0 pra tindakan, 8 pada siklus I dan 4 pada siklus II, serta interval nilai 86-

100 frekuensi 0 (tidak ada) pra tindakan, 11 pada siklus I dan 13 pada

siklus II. Dari hasil tindakan siklus I yang telah teurai seperti di atas maka

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika materi pecahan

sederhana pada standar kompetensi memahami pecahan sederhana dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah mengalami peningkatan.

2) hasil observasi siklus 2

Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah membandingkan

pecahan. Namun sebelum membandingkan pecahan siswa harus mengenal tentang

pecahan senilai terlebih dahulu. Ketika guru memperagakan tentang pecahan

senilai sebagian besar siswa memperhatikan sehingga siswa dapat memperagakan

pecahan senilai dari 1

3. Siswa kemudian mengerjakan latihan soal sebagai

pemahaman konsep secara mandiri. Semua siswa dapat mengerjakan secara

mandiri. Siswa berebut dengan temannya saat diminta untuk menampilkan hasil

pekerjaannya didepan. Guru kemudian memilih siswa untuk maju ke depan.

Siswa kemudian mengamati guru memperagakan perbandingan pecahan

dengan dibantu oleh seorang siswa. Sebagian besar siswa aktif menjawab dan

memperhatikan karena guru menggunakan metode tanya jawab. Siswa juga

memperhatikan guru ketika menggambarkan peragaan yang sudah dilakukan dan

menuliskan lambang pecahannya. Setiap siswa kemudian memperagakan

perbandingan 1

3 dan

1

6. Mereka kemudian menempel pada kertas yang tersedia dan

menggambarnya. Bentuk yang digambar siswa sudah rapi namun ada yang

Page 131: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

115

membaginya kurang sesuai. Setelah sesesai memperagakan siswa mengerjakan

soal latihan sebagai pemahaman konsep. Beberapa siswa masih bertanya kepada

guru tentang jawaban mereka. Banyak siswa yang ingin maju ke depan sehingga

guru harus memilih beberapa siswa. Guru kemudian mengkonfirmasi hasil belajar

siswa.

Siswa kemudian mengerjakan LKS secara berpasangan, semua anggota

kelompok sudah berperan dalam tugasnya. Perwakilan siswa maju ke depan untuk

menampilkan hasil pekerjaannya. Sebagian siswa memperhatikan temannya yang

maju ke depan. Kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai waktu yang ditentukan.

Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah pemecahan masalah

yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Pada kegiatan appersepsi guru

menceritakan tentang pembagian sebuah kertas lipat. Pada kegiatan inti guru

meminta perwakilan siswa untuk maju ke depan untuk memperagakan pemecahan

masalah dari soal cerita. Guru membimbing siswa dan menggunakan metode

tanya jawab sehingga suasana kelas menjadi aktif. Siswa kemudian dibagikan

empat lembar kertas lipat untuk menyelesaikan soal cerita di LKS secara individu.

ketika siswa melaksanakan tahap ikonik sebagian besar siswa sudah dapat

menggambar secara rapi. Sebagian besar siswa sudah dapat menuliskan hasil

lambang pecahan dari peragaan dan gambar secara tepat.

Siswa kemudian mengerjakan soal di LKS secara berpasangan. Semua

anggota kelompok sudah bekerja sesuai dengan tugasnya. Perwakilan siswa maju

ke depan untuk menampilkan pekerjaannya. Suara siswa sudah terdengar jelas

Page 132: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

116

sampai ke belakang. Semua siswa memperhatikan teman yang menyampaikan

hasil pekerjaannya. Sehingga guru sangat mudah untuk mengonfirmasi jawaban

siswa secara bersama-sama.

Pada kegiatan akhir guru menanyakan kepada siswa apakah kegiatan hari

ini menyenangkan. Sebagian besar siswa menjawab menyenangkan dan ada siswa

yang menjawab dengan menyenangkan sekali. Waktu yang digunakan ketika

kegiatan evaluasi pun cukup sehingga pengelolaan waktu dapat dikatakan sudah

baik.

3) Refleksi siklus 1

Berikut ini merupakan refleksi yang terdapat pada siklus II:

(1) media yang digunakan sudah tidak digunakan untuk bermain oleh beberapa

siswa

(2) pembagian tugas antar anggota kelompok yang sudah seimbang

(3) penjelasan materi yang sudah melibatkan siswa untuk meperagakan di depan

kelas sehingga antara guru dan siswa bukan hanya bertanya jawab saja

(4) media yang digunakan sudah berukuran besar

(5) penggunaan waktu yang sudah efisien sehingga dapat melaksanakan evaluasi

dengan waktu yang cukup

(6) adanya peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat pada post test siklus II

Page 133: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

117

B. PEMBAHASAN

Pada tahap pra tindakan peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui

data awal hasil belajar siswa pada materi bilangan pecahan sederhana. Hasil dari

pretest tersebut menunjukkan bahwa dari 23 siswa kelas III SD Negeri 2 Tijayan

tidak ada yang mencapai KKM yaitu 70. Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa

masih tergolong rendah.

Berdasarkan kegiatan observasi yang dilakukan sebelum tindakan peneliti

memperoleh data bahwa hasil belajar yang rendah tersebut dikarenakan pada saat

menjelaskan materi guru menggunakan metode ceramah secara dominan sehingga

kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa berperan pada

mendengarkan guru dan menghafalkan materi yang sebenarnya bisa ia peroleh

dengan menemukan sendiri konsep matematika melalui bimbingan guru. Menurut

Heruman (2008:4) dalam pembelajaran matematika guru harus lebih banyak

berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu. Guru di SD

tersebut juga kurang memanfaatkan media atau alat peraga. Menurut Ruseffendi

(1992:140) manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika

adalah alat peraga dapat menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk

konkret. Menurut Heruman (2008:2) dalam pembelajaran matematika yang

abstrak siswa memerlukan alat bantu yang berupa media dan alat peraga yang

dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat

dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Page 134: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

118

Penelitian di SD Negeri 2 Tijayan ini dilaksanakan selama dua siklus yang

pada setiap siklusnya menerapkan tindakan berupa penerapan teori belajar Bruner

pada materi bilangan pecahan sederhana. Pada siklus I tahap enaktif dilakukan

dengan menggunakan peragaan dengan kertas lipat yang dibagi sesuai pecahan

yang diminta untuk mengenalkan pecahan sederhana pada pertemuan 1 dan

peragaan menggunting serta menghapus arsiran pada materi menjumlahkan serta

mengurangkan dua pecahan yang berpenyebut sama pada pertemuan kedua.

Tahap ikonik dilakukan melalui gambar kertas lipat yang ditempel di papan tulis

serta tahap simbolik siswa dapat membaca serta menuliskan lambang pecahan

yang berkaitan dengan materi.

Pada pertemuan 1 siklus 1 guru terlebih dahulu menjelaskan materi

pengenalan pecahan sederhana dengan peragaan menggunakan kertas lipat lalu

digambar dan ditulis simbol pecahannya. Siswa dibagikan LKS dan tiga kertas

lipat. Pada LKS tersebut termuat tiga kegiatan sesuai dengan langkah teori belajar

Bruner. Pada pengerjaan LKS yang menerapkan teori belajar bruner tersebut dapat

meningkatkan keingintahuan siswa untuk menemukan jawaban. Hal ini senada

dengan yang dikemukakan oleh Dahar (1996:103) bahwa belajar penemuan dapat

membangkitkan keingintahuan dalam diri siswa, memberi motivasi menemukan

jawaban-jawaban dan mengajarkan keterampilan-keterampilan memecahkan

masalah tanpa bantuan orang lain. Pada pengerjaan LKS siswa melakukan

kegiatan praktek sehingga siswa mengalami pengalaman langsung yang dapat

membuat siswa menjadi lebih memahami pecahan sederhana hal ini senada

Page 135: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

119

dengan yang diungkapkan oleh Lisnawaty Simanjuntak (1992:81) bahwa

pengalaman peserta didik melalui kerja praktek merupakan hal yang diutamakan,

pengalaman langsung yang dialami peserta didik akan membawanya pada tingkat

memahami.

Selanjutnya siswa melakukan peragaan dengan kertas lipat untuk dapat

mengenal pecahan sederhana selain yang sudah dilakukan oleh guru (tahap

enaktif). Siswa kemudian menggambar dari peragaannya (tahap ikonik) dan

menulis simbol pecahannya pada LKS secara individu (tahap simbolik). setelah

selesai siswa kemudian mengerjakan LKS secara kelompok. Pada LKS tersebut

siswa bersama kelompoknya menuliskan nama pecahannya dan memperagakan

pecahan yang diminta menggunakan kertas lipat.

Pertemuan II siklus I membahas materi tentang menjumlahkan dan

mengurangkan dua pecahan yang berpenyebut sama. Pada tahap enaktif siswa

dapat melipat dan menggunting kertas lipat secara langsung yang bersifat coba-

coba. Menurut Pitadjeng (2006:4) pada tahap enaktif anak melakukan manipulasi

benda-benda dengan menyusun, menjejerkan ataupun mengutak-atik. Pada

pertemuan II siswa terlihat aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa merasa tertarik karena guru menggunakan alat peraga kertas lipat yang

berwarna-warni. Menurut Ruseffendi (1992:140) dengan adanya alat peraga anak

akan senang, terangsang, tertarik, dan bersikap positif terhadap pengajaran

matematika.

Page 136: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

120

Pada tindakan yang dilakukan siklus 1 menunjukkan bahwa jumlah siswa

yang tuntas belajar meningkat dari pre test pra tindakan. Pada tahap pra tindakan

skor terendah yang dicapai siswa adalah 31,25 skor tertinggi 68,75, rata-rata 51,36

dan ketuntasan belajar 0%. Setelah dilakukan tindakan dalam siklus 1 skor

terendah siswa yang awalnya 31,25 menjadi 60, skor tertinggi dari 68,75 menjadi

100 dan rata-rata kelas meningkat dari 51,36 menjadi 82,92. Ketuntasan belajar

meningkat menjadi 83,34 ketuntasan belajar tersebut sudah sesuai dengan

indikator keberhasilan yang diharapkan oleh peneliti namun penelitian tetap harus

dilanjutkan ke siklus selanjutnya karena aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran belum teramati dengan baik karena baru satu siklus.

Pada siklus II pelaksanaan penelitian juga dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan. Pertemuan pertama membahas tentang membandingkan dua pecahan

dan pertemuan kedua membahas tentang pemecahan masalah yang berkaitan

dengan pecahan. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 juga melalui tahapan

teori belajar Bruner meliputi: tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif

dilaksanakan melalui peragaan membandingkan pecahan dengan menggunakan

kertas lipat. Tahap ikonik melalui kegiatan menggambar kertas lipat yang sudah

diperagakan hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ruseffendi (1992:110)

pada tahap ikonik kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan mental,

yang merupakan gambar dari objek yang dimanipulasi. Tahap simbolik melalui

simbol matematika yang berkaitan dengan peragaan yang sudah dilakukan.

Menurut Pitadjeng (2006:4) pada tahap simbolik anak dapat menyatakan

Page 137: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

121

bayangan mentalnya dalam bentuk simbol dan bahasa sehingga mereka sudah

memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya.

Pada siklus II ini siswa dilibatkan secara langsung dalam peragaan

membandingkan pecahan dimana seorang siswa diminta membantu untuk

memperagakan. Siswa kemudian dibagikan LKS dan dua lembar kertas lipat

untuk memperagakan perbandingan pecahan secara individu. Dalam LKS tersebut

termuat tiga kegiatan sesuai dengan tahap teori belajar Bruner yaitu enaktif,

ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif pada kegiatan tersebut yaitu peragaan dua

pecahan yang berbeda menggunakan kertas lipat. Hal ini senada dengan yang

diungkapkan oleh Ruseffendi (1992:109) bahwa pada proses belajar, siswa

sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga)

sehingga siswa akan dapat melihat secara langsung keteraturan yang terdapat

dalam benda yang sedang diperhatikannya kemudian dapat dihubungkan dengan

keteraturan intuitif yang ada pada dirinya. Tahap ikonik yaitu kegiatan

menggambar dua kertas lipat sesuai dengan pecahannya. Tahap simbolik yaitu

siswa menuliskan lambang pecahan dari peragaan serta gambar dan menuliskan

simbol perbandingannya.

Pertemuan II siklus II materi yang dibahas adalah pemecahan masalah

yang berkaitan dengan pecahan. Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa siswa

semakin bersemangat dan lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat

dibuktikan ketika siklus II banyak anak yang sudah berani bertanya kepada guru

dan ingin maju ke depan menampilkan hasil pekerjaannya. Pada pertemuan II ini

Page 138: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

122

nilai terendah yang dicapai oleh siswa adala 60. Nilai tertinggi yang dicapai oleh

siswa adalah 100 dan rata-rata yang dicapai siswa adalah 85. Dari 24 siswa yang

sudah tuntas belajar 23 siswa dan yang belum tuntas 1 siswa. Presentase

ketuntasan mencapai 95,83%. Dengan demikian siklus II ini juga sudah

mencapai indikator keberhasilan karena sudah memenuhi ketuntasan belajar siswa

yang sudah ditetapkan yaitu > 70%.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil evaluasi terhadap pembelajaran

bilangan pecahan sederhana yang sudah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Bruner mampu

meningkatkan hasil belajar bilangan pecahan sederhana pada siswa kelas III SD

Negeri 2 Tijayan, kabupaten Klaten.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan memiliki keterbatasan yaitu hasil belajar

yang ditingkatkan hanya terbatas pada kognitif siswa sedangkan hasil belajar pada

ranah psikomotorik tidak ditingkatkan.

Page 139: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran matematika materi bilangan pecahan sederhana melalui

penerapan teori belajar Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III

SD Negeri 2 Tijayan. Peningkatan tersebut dikarenakan dalam pembelajaran

menggunakan tahap teori belajar Bruner yang meliputi tiga tahap pembelajaran

yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif siswa memanipulasi secara

langsung alat peraga hal ini karena siswa yang masih ada pada tahap operasi

konkret akan dapat memahami operasi (logis) dalam konsep matematika dengan

dibantu oleh benda-benda konkret. Tahap ikonik siswa sudah dapat memanipulasi

dengan menggunakan gambar kertas lipat yang berbentuk persegi. Tahap simbolik

siswa dapat menggunakan simbol pecahan yang sesuai.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari post test siklus I dan post

test siklus II. Nilai rata-rata kelas sebelum tindakan 51,63 dan tidak ada siswa

yang tuntas belajar. Pada siklus I meningkat dengan nilai rata-rata kelas 82,92 dan

jumlah siswa tuntas belajar 20 siswa (83,34%). Pada siklus ke-2 semakin

meningkat dengan nilai rata-rata kelas 85 dan siswa tuntas belajar 23 siswa

(95,83%).

Page 140: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

124

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka dapat diberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah

Kepala sekolah hendaknya dapat memberikan pengarahan kepada guru agar

dapat menggunakan media khususnya pada mata pelajaran matematika agar

dapat membantu pola berikir siswa sehingga hasil pembelajaran dapat

meningkat. Kepala sekolah juga dapat mendukung guru dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teori belajar bruner.

2. Bagi guru

Guru hendaknya dapat menyediakan media konkret dan semi konkret sesuai

dengan teori belajar Bruner karena media dapat digunakan sebagai alat bantu

dalam menyampaikan materi. Selain itu guru juga dapat lebih kreatif agar dapat

menggunakan metode yang sesuai dan metode yang bervariasi agar siswa tidak

merasa bosan dalam pembelajaran

3. Bagi siswa

Siswa hendaknya selalu fokus dalam belajar serta lebih aktif lagi dalam

pembelajaran agar hasil belajar dapat meningkat.

Page 141: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

125

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Cholis Sa’dijah. (1999). Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Dahar Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Darhim, dkk. (1991). Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Izzati Rita Eka, dkk. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY

Press

Marsigit. (2000). Revitalisasi Pendidikan Matematika: Jurnal Pendidikan.

Diakses dari http://staff.uny.ac.id pada tanggal 2 Desember 2016 jam

11.30WIB.

Muchtar A. Karim, dkk. (1996). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Mutijah dan Ifada Novikasari. 2009. Bilangan dan Aritmatika. Yogyakarta:

Grafindo Litera Media

Nur Widayati. (2014). Peningkatan Hasil Belajar pada Bilangan Pecahan

melalui Penerapan Teori Belajar Bruner Siswa Kelas IV SD Negeri

Depok I Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Digilib UNY

Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

Purnomo Yoppy Wahyu. 2015. Pembelajaran Matematika untuk PGSD. Jakarta:

Erlangga

Page 142: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

126

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Pelajar

Ruseffendi. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

Simanjuntak Lisnawaty (1992). Metode Mengajar Matematika Jilid 1. Jakarta:

Rineka Cipta

Simanjuntak Lisnawaty (1993). Metode Mengajar Matematika Jilid 2. Jakarta:

Rineka Cipta

Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen

Dikti.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Susanto Ahmad. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah

Dasar.Jakarta: Prenadamedia Group

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas

Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan

Pengembangannya. Yogyakarta: Bumi Aksara

Suwarsih Madya. (1994). Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga

Penelitian IKIP.

Suwarsih Madya. (2009). Teori dan Prakrik Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:

Alfabeta

Tim Penulis. (2007). Model Silabus Tematik Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta:

Grasindo

Tim Matematika. (2007). Cerdas Matematika Kelas 3 SD Semester Kedua. Bogor:

Yudhistira

Van De Walle Karp Bay-Williams. 2014. Elementary and Middle School

Mathematics Teaching Developmentally Van De Walle Karp Bay-Williams

Eight Edition. Pearson: England

Yuwanto Nugroho. 2013. Bilangan Pecahan. Yogyakarta: Empat Pilar

Pendidikan

Page 143: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

127

LAMPIRAN

Page 144: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

128

LAMPIRAN 1. DAFTAR NAMA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 TIJAYAN

No. Nomor

Induk

Nama Siswa

1 731 ABIS

2 744 PRK

3 763 FAP

4 770 PS

5 772 ZN

6 773 WT

7 778 VF

8 780 L

9 782 K

10 783 NDS

11 784 ONI

12 786 AAW

13 787 APC

14 788 FTW

15 789 ER

16 790 AES

17 791 NWPF

18 792 PAA

19 793 WAS

20 796 MI

21 797 SE

22 799 RA

23 800 SR

24 833 AKP

Page 145: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

129

LAMPIRAN 2.1 RPP SIKLUS 1 PERTEMUAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I Pertemuan I

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Tijayan

Kelas/ Semester : III (Tiga)/ II (Dua)

Tema : Teknologi

Hari/ Tanggal : Jumat, 13 Januari 2017

Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Matematika

: 3.Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

PKn : 4. Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

IPS : 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

B. Kompetensi Dasar

Matematika : 3.1 Mengenal pecahan sederhana

PKn : 4.1 mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan,

kekayaan alam, keramahtamahan.

IPS : 2.2 Memahami pentingnya semangat kerja

C. Indikator

Matematika

3.1.1 Mengenal pecahan sederhana (setengah, sepertiga, seperempat, seperlima)

3.1.2 Membaca dan menulis pecahan yang berpenyebut sama

PKN

4.1.1 Siswa dapat mendeskripsikan letak geografis Indonesia

4.1.2 Siswa dapat menyebutkan hasil hutan dan manfaatnya

IPS

Page 146: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

130

2.2.1 Siswa dapat menjelaskan pentingnya semangat kerja

2.2.2 Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan melakukan demonstrasi siswa dapat membuktikan pecahan sederhana

(setengah, sepertiga, seperempat, seperlima) dengan tepat.

2. Setelah melakukan eksplorasi dengan gambar siswa dapat membaca dan

menulis pecahan yang berpenyebut sama dengan benar

F. Materi Pokok

1. Konsep pecahan

2. Cara menulis pecahan

G. Metode Pembelajaran (Penerapan Teori Belajar Bruner)

Ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar

mereka

b. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-

masing

c. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

d. Guru melakukan appersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum

melaksanakan pembelajaran inti

e. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan

f. Siswa mendengarkan penjelasan guru kegiatan yang akan dilakukan hari ni

dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang

sederhana dan dapat dipahami

Page 147: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

131

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Siswa mengamati guru memperagakan pecahan 1

2 menggunakan kertas lipat

dengan cara satu kertas lipat dibagi dua kemudian salah satu sisinya diarsir.

(tahap enaktif )

b. Siswa mengamati guru menggambar pergaan pecahan 1

2 (tahap ikonik)

c. Siswa mengamati guru menuliskan simbol 1

2 (tahap simbolik)

Elaborasi

d. Siswa dibagikan LKS individu dan tiga kertas lipat. Pada tahap enaktif siswa

melakukan peragaan pecahan (1

3,

1

4,

3

4) dengan menggunakan kertas lipat

e. Tahap ikonik siswa menggambar peragaan pecahan (1

3,

1

4,

3

4)

f. Tahap simbolik siswa dapat menuliskan simbol pecahan melalui peragaan dan

kegiatan menggambar, siswa juga dapat membaca pecahan sederhana yaitu

dengan cara “pembilang” + “per+Penyebut”

g. Siswa mengerjakan LKS secara berpasangan

h. Siswa mencatat ha-hal pokok yang sudah ia amati

i. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi tersebut

Konfirmasi

j. Siswa menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas

k. Guru mengonfirmasi jawaban siswa

3. Kegiatan Akhir

a. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil

ketercapaian materi)

Page 148: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

132

b. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama

pertemuan

c. Guru memberi evaluasi

d. Guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran

e. Guru menyampaikan pesan dan motivasi kepada siswa

f. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing

(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

I. Media dan Sumber Belajar

Media :

1. kertas lipat

2. spidol

Sumber belajar:

Fajariyah Nur dan Defi Triratnawati. Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI

kelas III. 2008. Jakarta: DEPDIKNAS

Page 149: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

133

Page 150: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

134

Materi

Konsep pecahan dan cara menulis pecahan

d. Penanaman Konsep

Media yang diperlukan: Kertas lipat

Kegiatan Pembelajaran:

(2) Dalam pengenalan pecahan 1

2, siswa menyediakan kertas berbentuk

persegi panjang, kemudian kertas tersebut dilipat menjadi dua bagian

yang sama. Siswa memberi garis bekas lipatan dan mengarsir salah

satu bagian lipatan.

Kertas utuh

Gambar 1. Peragaan konsep pecahan 𝟏

𝟐

(3) Siswa kemudian diberi serangkaian pertanyaan:

(d) Berapa bagian kertas yang telah dilipat? (Jawaban yang diharapkan

adalah 2 bagian)

(e) Berapa bagian kertas yang diarsir? (Jawaban yang diharapkan adalah 1

bagian)

(f) Berapa bagian kertas yang diarsir dari semua bagian? (Jawaban yang

diharapkan adalah 1 dari 2)

Apabila ditulis dalam bentuk pecahan: 1

2

dilipat menjadi

dua bagian

salah satu

bagian diarsir

Page 151: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

135

(4) Untuk memberi pengenalan pecahan 1

4, guru dapat memberikan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

pecahan seperti berikut:

(5) Dalam peragaan dengan kertas, siswa menyediakan kertas berbentuk

persegi panjang, lalu kertas tersebut dilipat menjadi dua bagian yang

sama. Kemudian, lipat lagi dengan arah yang berbeda. Berilah garis

bekas lipatan tersebut dan arsir salah satu bagian lipatan dari 4 lipatan

yang terbentuk.

Kertas utuh

Gambar 2. Peragaan konsep pecahan 𝟏

𝟒

(6) Siswa kemudian diberi serangkaian pertanyaan:

(b) Berapa bagian kertas yang telah dilipat? (Jawaban yang diharapkan adalah

4 bagian)

(c) Berapa bagian kertas yang diarsir? (Jawaban yang diharapkan adalah 1

bagian)

Dilipat menjadi dua

bagian

Dilipat lagi menjadi

dua bagian

Salah satu bagian

diarsir

Page 152: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

136

(d) Berapa bagian kertas yang diarsir dari semua bagian? (Jawaban yang

diharapkan adalah 1 dari 4). Apabila ditulis dalam bentuk pecahan: 1

4

Page 153: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

137

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN 1

INDIVIDU

Nama :

No. Presensi :

No. Kertas lipat yang ditempel Gambar kertas lipat Nilai

pecahan

1.

2.

3.

Page 154: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

138

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN I

KELOMPOK

Nama Kelompok:

1. ..................................................................

2. ..................................................................

Petunjuk:

1. Tulislah nama pecahan dari setiap lambang pecahan!

2. Tempellah dengan rapi kertas yang dibagikan oleh gurumu kemudian

arsirlah sesuai nilai pecahan yang diminta!

3. Kerjakan dengan kelompokmu (satu bangku)!

No. Nilai

pecahan

Nama

pecahan

Keterangan gambar pecahan

1

𝟏

𝟑

2

𝟑

𝟒

3

𝟐

𝟑

4

𝟑

𝟓

5

𝟒

𝟓

Page 155: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

139

LAMPIRAN 2.2 RPP SIKLUS 1 PERTEMUAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I Pertemuan II

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Tijayan

Tema : Teknologi

Kelas/ Semester : III (Tiga)/ II (Dua)

Hari/ Tanggal : Senin, 16 Januari 2017

Waktu : 3 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Matematika : 3 Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya

dalam pemecahan masalah

IPA : 4 Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya

dengan energi dan sumber

Bahasa Indonesia : 5 Memahami cerita dan teks drama anak yang

dilisankan

B. Kompetensi Dasar

Matematika : 3.1 Mengenal pecahan sederhana

IPA : 4.1 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda

dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran

Bahasa

Indonesia

: 5.1 Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita

pengalaman taman yang didengarnya

C. Indikator

Matematika

3.1.3 Menjumlahkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama

3.1.4 Mengurangkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama

IPA

Page 156: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

140

4.1.1 Siswa dapat mengidentifikasi berbagai gerak benda melalui percobaan

4.1.2 Siswa dapat mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

Bahasa Indonesia

5.1.1 Siswa menanggapi masalah yang terjadi di sekitar kita

5.1.2 Siswa mendengarkan pembacaan cerita

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melakukan demonstrasi dengan benda nyata siswa dapat

menjumlahkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama dengan tepat

2. Setelah melakukan demonstrasi dengan benda nyata siswa dapat

mengurangkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama dengan tepat

F. Materi Pokok

1. Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama

2. Pengurangan pecahan yang berpenyebut sama

G. Metode Pembelajaran

Implementasi Teori Belajar Bruner, Ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar

mereka

b. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing

c. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

d. siswa diingatkan kembali tentang nilai pecahan dan pecahan senilai.

e. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan

Page 157: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

141

f. Siswa mendengarkan penjelasan guru kegiatan yang akan dilakukan hari

ni dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa

yang sederhana dan dapat dipahami

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Pada tahap enaktif siswa mengamati guru menyediakan dua helai kertas

lipat, lembar kertas pertama dilipat menjadi empat bagian yang sama, dan

salah satu bagian diarsir untuk menunjukan pecahan 1

4 . Kemudian, kertas

kedua dilipat menjadi 4 bagian yang sama, dan salah satu bagian juga

diarsir untuk menunjukkan pecahan 1

4 . Pada tahap ikonik guru

menjelaskan penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dengan

memotong salah satu arsiran dan ditempelkan pada kertas yang satunya

dan akan didapatkan hasil pecahan2

4.

b. Pada tahap ikonik siswa mengamati guru menggambar peragaan

penjumlahan pecahan berpenyebut sama

c. Pada tahap simbolik siswa mengamati guru menuliskan simbol

matematika dari penjumlahah pecahan yang sudah diperagakan dan sudah

digambar.

Elaborasi

d. Siswa dibagikan LKS individu dan kertas lipat

e. Siswa memperagakan penjumlahan pecahan 1

3 +

1

3 Dengan media kertas

lipat melalui bimbingan guru (tahap enaktif)

f. Siswa menggambarkan peragaan penjumlahan yang sudah ia lakukan.

(tahap ikomik)

g. Siswa menuliskan penjumlahan pecahan dengan benar (tahap simbolik)

h. Siswa mengamati guru memperagakan pengurangan pecahan 2

4−

1

4, guru

melipat kertas menjadi empat bagian yang sama, dua bagian diarsir untuk

Page 158: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

142

menunjukkan pecahan 2

4 . Kemudian salah satu bagian yang diarsir

dihapus. Maka didapatkan 2

4−

1

4=

2−1

4=

1

4

i. Siswa mengamati guru menggambarkan hasil peragaannya dan juga

menuliskan simbol pecahannya

j. Siswa memperagakan pengurangan pecahan 3

4−

1

4 Dengan kertas lipat

secara individu

k. Siswa menuliskan simbol pecahannya

l. Siswa mengerjakan LKS kelompok

m. Siswa mencatat ha-hal pokok yang sudah ia amati

n. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi tersebut

Konfirmasi

o. Siswa menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas

p. Guru mengkonfirmasi hasil pekerjaan siswa

3. Kegiatan Akhir

a. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui

hasil ketercapaian materi)

b. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar

selama pertemuan

c. Guru memberi evaluasi

d. Guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran

e. Guru menyampaikan pesan dan motivasi kepada siswa

f. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-

masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

I. Media dan Sumber Belajar

Media:

1. kertas lipat

Page 159: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

143

2. spidol

Sumber belajar:

Fajariyah Nur dan Defi Triratnawati. Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI

kelas III. 2008. Jakarta: DEPDIKNAS

J. Evaluasi

1. Teknik penilaian : tes tertulis

2. Bentuk instrumen : isian singkat

3. Rubrik penilaian soal evaluasi yang berupa isian singkat:

No. soal Kunci jawaban Bobot skor

1. Tiga pertujuh Skor 10

2. 8

11

Skor 10

3. 2

3

Skor 10

4. 1

6

Skor 10

5. 1

4 +

1

4=

2

4 Skor total 10 jika tiga jawaban benar

Skor 7 jika dua jawaban benar

Skor 3 jika satu jawaban benar

6.

Dipotong dan ditempel

Skor total 10 jika dua jawaban benar

Skor 5 jika satu jawaban benar

7. 4

5

Skor 10

8. 2

7

Skor 10

Page 160: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

144

9. 1

5

Skor 10

10. 2

4

Skor 10

Skor maksimal 100

K. Skor

Soal dengan isian singkat masing-masing nomor memiliki skor penilaian 10.

Nilai maksimal 100

L. Kriteria Keberhasilan

Siswa dikatakan berhasil apabila telah mencapai KKM yaitu 70.

Page 161: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

145

Materi

Menjumlahan pecahan berpenyebut sama

Siswa menyediakan dua helai kertas lipat, lembar kertas pertama dilipat menjadi

empat bagian yang sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukan pecahan

1

4 . Kemudian, kertas kedua dilipat menjadi 4 bagian yang sama, dan salah satu

bagian juga diarsir untuk menunjukkan pecahan 1

4 . Siswa memperhatikan dua

kertas hasil lipatan yang telah diarsir.

kertas pertama kertas kedua

1

4

1

4

(6) Dalam peragaan berikut, kita akan menunjukkan hasil penjumlahan

1

4 +

1

4=

1

4

1

4+

1

4=

1+1

4=

2

4

dipotong dan ditempelkan pada kertas yang satunya

Page 162: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

146

Mengurangkan pecahan berpenyebut sama

(5) Siswa melipat kertas menjadi empat bagian yang sama, dua bagian

diarsir untuk menunjukkan pecahan 2

4 .

2

4

(6) Dengan peragaan kita akan menunjukkan pengurangan 2

4 −

1

4 = …

2

4−

1

4=

2−1

4=

1

4

satu bagian yang diarsir dihapus

Page 163: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

147

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN 2

INDIVIDU

Nama :

No. Presensi :

1. Gambarkan peragaan penjumlahan pecahan 1

3 +

1

3 dari peragaan yang sudah

dilakukan menggunakan kertas lipat!

2. Gambar peragaan pengurangan pecahan 3

4 -

1

4 dari peragaan yang sudah

dilakukan menggunakan kertas lipat

Page 164: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

148

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN 2

KELOMPOK

NAMA KELOMPOK:

1. .......................................................

2. .......................................................

PETUNJUK:

Peragakan penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama

dengan menempelkan kertas lipat yang dibagikan oleh guru dengan cara

menempel kertas tersebut pada kolom yang tersedia!

1. 𝟏

𝟒+

𝟐

𝟒=

Page 165: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

149

2. 𝟐

𝟓+

𝟏

𝟓=

3. 𝟒

𝟔−

𝟏

𝟔=

4. 𝟓

𝟕−

𝟏

𝟕

Page 166: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

150

LAMPIRAN 2.3 RPP SIKLUS II PERTEMUAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II Pertemuan I

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Tijayan

Tema : Hidup Hemat

Kelas/ Semester : III (Tiga)/ II (Dua)

Hari/ Tanggal : Jumat, 20 Januari 2017

Waktu : 3 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Matematika : 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

PKn : 3. Memiliki harga diri sebagai individu

IPS : 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

B. Kompetensi Dasar

Matematika : 3.2 membandingkan pecahan sederhana

PKn : 3.2 Memberi contoh bentuk haraga diri, seperti menghargai diri

sendiri, mengakui kelabihan dan kekurangan diri sendiri dan

lain-lain

IPS : 2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan

2.3 Memahami kegiatan jual bei di lingkungan rumah dan

sekolah

C. Indikator

Matematika

Page 167: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

151

3.2.1 Menyajikan nilai pecahan menggunakan berbagai gambar

3.2.2 Membandingkan dua pecahan

PKn

3.2.1 Siswa dapat mengidentifikasikan perilaku yang menceritakan harga diri

3.2.2 Siswa dapat menjelaskan cara agar dihargai orang lain

IPS

2.1.1 Siswa dapat membuat kliping tentangjenis-jenis pekerjaan baik

menghasilkan barang/ jasa

2.1.2 Siswa dapat menjelaskan tujuan jual beli

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melakukan demonstrasi siswa dapat menyajikan nilai pecahan

menggunakan benda nyata secara tepat

2. Dengan mengamati benda konkrit siswa dapat menyajikan nilai pecahan

menggunakan gambar secara tepat

3. Dengan demonstrasi siswa dapat membandingkan dua pecahan secara tepat

F. Materi Pokok

1. Nilai pecahan

2. Perbandingan dua pecahan

G. Metode Pembelajaran

Implementasi Teori Belajar Bruner, Ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar

mereka

Page 168: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

152

b. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing

c. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

d. siswa diingatkan kembali tentang nilai pecahan dan pecahan senilai.

e. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan

f. Siswa mendengarkan penjelasan guru kegiatan yang akan dilakukan hari

ni dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa

yang sederhana dan dapat dipahami

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Sebelum masuk ke materi perbandingan pecahan siswa mengamati guru

memperagakan pecahan senilai dari ½ dengan kertas lipat dengan cara

menunjukkan pecahan ½ kemudian kertas tersebut dilipat lagi menjadi 4

bagian hingga dapatlah pecahan 2/4

b. Siswa memperagakan pecahan senilai dari 1/3

c. Siswa diberi sedikit soal untuk pemahaman konsep dan pembinaan

keterampilan

d. Siswa mengamati guru memperagakan perbandingan pecahan ½ dan ¼

menggunakan kertas lipat (tahap enaktif)

e. Siswa mengamati guru menggambarkan perbandingan pecahan ½ dan ¼

menggunakan kertas lipat (tahap ikonik)

f. Siswa mengamati guru menuliskan simbol matematika (tahap simbolik)

Elaborasi

g. Siswa melakukan peragaan dengan membandingkan pecahan 1/3 dan 1/6

di LKS yang sudah tersedia

h. Siswa menggambar peragaan yang telah ia lakukan kemudian menuliskan

simbol pecahan dan simbol perbandingannya

i. Siswa mengerjakan LKS bersama dengan kelompoknya

j. Siswa mencatat ha-hal pokok yang sudah ia amati

Page 169: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

153

k. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi tersebut

konfirmasi

l. siswa menampilkan hasil pekerjaan bersama kelompoknya

m. guru mengkonfirmasi hasil pekerjaan siswa

3. Kegiatan Akhir

a. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui

hasil ketercapaian materi)

b. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar

selama pertemuan

c. Guru memberi evaluasi

d. Guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran

e. Guru menyampaikan pesan dan motivasi kepada siswa

f. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-

masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

I. Media dan Sumber Belajar

Media:

1. kertas lipat

2. spidol

Sumber belajar:

Fajariyah Nur dan Defi Triratnawati. Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI

kelas III. 2008. Jakarta: DEPDIKNAS

Page 170: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

154

Page 171: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

155

Materi

Membandingkan pecahan

1. Siswa menyediakan dua lembar kertas. Satu kertas dilipat menjadi dua

bagian yang sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan

pecahan ½. Kemudian kertas yang satu lagi dilipat menjadi empat bagian

yang sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan ¼.

2. Siswa kemudian membandingkan dua kertas hasil lipatan yang telah

diarsir.

Pecahan 1

2 lebih besar dari pecahan

1

4, ditulis

1

2 >

1

4

Page 172: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

156

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS 2 PERTEMUAN 1

INDIVIDU

Nama :

No Presensi :

Lengkapilah tabel dibawah ini sesuai perintah dari guru!

KERTAS LIPAT YANG DITEMPEL

GAMBAR KERTAS LIPAT

NILAI PECAHAN

BANDINGKAN PECAHAN TERSEBUT!

Page 173: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

157

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS 2 PERTEMUAN 1

NAMA KELOMPOK: 1. .............................................................

2. .............................................................

A. Tujuan:

Siswa dapat membandingkan dua pecahan

B. Alat dan bahan:

1. Sedotan

2. Gunting

C. Langkah kerja:

1. Ambillah sedotan kuning dan merah.

2. Bagilah empat dengan menandai masing-masing sedotan tersebut!

3. Sedotan kuning digunting 1 bagian

4. Sedotan merah digunting 2 bagian

5. Tempelkan bagian yang digunting pada kertas yang tersedia!

6. Gambarlah sedotan sebelum digunting dar arsirlah bagian yang digunting

dari masing-masing bagian sedotan kemudian tulislah lambang

pecahannya!

D. Kesimpulan

Tulislah dua pecahan diatas menggunakan simbol, > untuk lebih dari, =

untuk sama dengan, < untuk kurang dari : ...

Sedotan kuning :

Sedotan merah:

Gambar sedotan Lambang

pecahan

Sedotan kuning :

Sedotan merah:

3. Spidol

4. lem

Page 174: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

158

LAMPIRAN 2.4 RPP SIKLUS II PERTEMUAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II Pertemuan II

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Tijayan

Tema : Hidup Hemat

Kelas/ Semester : III (Tiga)/ II (Dua)

Hari/ Tanggal : Senin, 23 Januari 2017

Waktu : 3 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Matematika : 3.Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya

dalam pemecahan masalah

IPA : 5. Menerapkan konsep energi gerak

Bahasa Indonesia : 5. Memahami cerita dan teks drama anak yang

dilisankan

B. Kompetensi Dasar

Matematika : 4.2 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan

pecahan sederhana

IPA : 5.2 Membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk

energi angin dapat diubah menjadi energi gerak

Bahasa Indonesia : 5.1 Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita

pengalaman taman yang didengarnya

C. Indikator

Matematika

3.3.1 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan

3.3.2 Menjumlahkan pecahan

Page 175: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

159

3.3.3 Mengurangkan pecahan

IPA

5.2.1 Siswa dapat membuat salah satu benda yang dapat bergerak oleh angin

5.2.2 Siswa dapat menentukan rancangan yang akan dibuat

Bahasa Indonesia

5.1.1 Siswa dapat mendengarkan bacaan yang berisi simbol lalu lintas

5.1.2 Siswa dapat membuat percakapan melalui telepon dengan teman

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah demonstrasi siswa dapat memecahkan masalah yang berkaitan

dengan pecahan dengan benar

2. Dengan demonstrasi siswa dapat memecahkan masalah yang berkaitan

penjumlahan pecahan berpenyebut sama dengan benar

3. Dengan mengamati benda nyata siswa dapat memecahkan masalah yang

berkaitan pengurangan pecahan berpenyebut sama dengan benar

4. Dengan mengamati benda nyata Siswa dapat memecahkan masalah yang

berkaitan pengurangan pecahan berpenyebut sama

5. Dengan mengamati gambar siswa dapat memecahkan masalah yang

berkaitan pengurangan pecahan berpenyebut sama

F. Materi Pokok

1. penjumlahan pecahan berpenyebut sama, dan

2. pengurangan pecahan berpenyebut sama

G. Metode Pembelajaran

Implementasi Teori Belajar Bruner, Ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Page 176: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

160

1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar

mereka

b. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing

c. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

d. siswa diingatkan kembali tentang nilai pecahan dan pecahan senilai.

e. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan

f. Siswa mendengarkan penjelasan guru kegiatan yang akan dilakukan hari

ni dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa

yang sederhana dan dapat dipahami

3. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Pada tahap enaktif siswa mengamati Guru mencontohkan suatu

pemecahan dari soal cerita menggunakan benda nyata berupa kertas lipat.

Elaborasi

b. Pada tahap ikonik siswa mencoba menggambar nilai pecahan pada kertas

lipat yang sudah diperagakan.

c. Pada tahap simbolik siswa mengerjakan soal latihan untuk

menggambarkan nilai suatu pecahan maupun mengisi nilai pecahan dari

beberapa gambar.

d. Siswa mencatat ha-hal pokok yang sudah ia amati

e. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi tersebut

Konfirmasi

f. Siswa mencoba mengerjakan soal pada lembar kerja secara berpasangan

Page 177: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

161

3. Kegiatan Akhir

a. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil

ketercapaian materi)

b. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama

pertemuan

c. Guru memberi evaluasi

d. Guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran

e. Guru menyampaikan pesan dan motivasi kepada siswa

f. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-

masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

I. Media dan Sumber Belajar

Media:

1. kertas lipat

2. spidol

Sumber belajar:

Fajariyah Nur dan Defi Triratnawati. Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI

kelas III. 2008. Jakarta: DEPDIKNAS

J. Evaluasi

1. Teknik penilaian: tes tertulis

2. Bentuk instrumen: isian singkat

3. Rubrik soal evaluasi yang berbentuk isian singkat

Page 178: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

162

No. soal Kunci jawaban Bobot skor

1.

Skor 10

2.

Skor 10

3. 2

4 <

3

4 Skor 10

4. 3

4 >

1

4 Skor 10

5. Adik atau 2

4 Skor 10

6. Kakak Skor 10

7. 1

4 +

1

4 =

2

4

Skor 10

8. 1

6 +

2

6 =

3

6

Skor 10

9. 2

3 -

1

3 =

1

3

Skor 10

10. 2

5 -

1

5=

1

5 Skor 10

Skor maksimal 100

K. Skor

Soal evaluasi dengan bentuk isian singkat masing-masing nomor memiliki skor

penilaian 10. Nilai maksimal 100

L. Kriteria Keberhasilan

Siswa dikatakan berhasil apabila telah mencapai KKM yaitu 70.

Page 179: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

163

Page 180: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

164

LKS SIKLUS 2 PERTEMUAN 2

INDIVIDU

Nama :

Jawablah soal dibawah ini dengan peragaan menggunakan kertas lipat kemudian

gambarlah peragaan tersebut dan berilah keterangan nilai pecahannya!

1. Hana mempunyai satu lembar kertas lipat. Kertas lipat itu dibagikan kepada 8

orang temannya. Berapa bagiankah nilai masing-masing potongan kertas?

2. Sasa dan Rina masing-masing mempunyai 1

2 bagian kertas lipat. Berapa

banyak semua kertas lipat Sasa dan Rina?

3. Damar mempunyai 5

6 bagian kertas lipat. Kertas lipat tersebut diberikan pada

Dika sebanyak 1

6 bagian, berapa bagian sisa kertas lipat Damar?

Page 181: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

165

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS 2 PERTEMUAN 2

NAMA KELOMPOK:

KERJAKAN SOAL DI BAWAH INI BESERTA CARANYA!

1. Dio mempunyai pita sepanjang 2

3 m. Nia mempunyai pita sepanjang

1

2 m. Siapa

yang mempunyai pita lebih panjang?

2. Ibu menyiapkan satu baskom adonan kue. Adonan kue tersebut akan dibagi

menjadi tiga warna yaitu putih, merah, dan hijau. Berapa bagiankah adonan kue

untuk tiap-tiap warna?

3. Rara mempunyai sebuah kue. Kue itu dibagikan kepada 10 orang temannya.

Berapa bagiankah nilai masing-masing potongan?

4. Rian telah menyelesaikan 1

5 pekerjaan, sedangkan Roni telah menyelesaikan

2

5

pekerjaan. Berapa bagian pekerjaan yang telah diselesaikan oleh mereka berdua?

5. Pekerjaan yang harus diselesaikan Rino dalam sebuah kelompok adalah 3

4

pekerjaan. Apabila ia telah menyelesaikan pekerjaan sebanyak 1

4 pekerjaan,

berapa bagian pekerjaan Rino yang tersisa?

Page 182: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

166

LAMPIRAN 3.1 KISI-KISI SOAL PRETEST PRA TINDAKAN

KISI-KISI SOAL PRETEST PRA TINDAKAN

Standar

Kompete

nsi

Kompeten

si Dasar

Indikator Bent

uk

soal

No

soa

l

3.Memaha

mi

pecahan

sederhana

dan

penggunaa

nnya

dalam

pemecaha

n masalah

3.1

Mengenal

pecahan

sederhana

3.1.1 Mengenal pecahan sederhana

(setengah, sepertiga, seperempat,

seperlima)

Isian

singk

at

1,2

3.1.2 membaca dan menulis pecahan

yang berpenyebut sama

Isian

singk

at

3,4

3.1.3 menjumlahkan dua bilangan

pecahan yang berpenyebut sama

Isian

singk

at

5,6

3.1.4 mengurangkan dua bilangan

pecahan yang berpenyebut sama

Isian

singk

at

7,8

3.2

membandi

ngkan

pecahan

sederhana

3.2.1 menyajikan nilai pecahan

menggunakan berbagai gambar

Isian

singk

at

9,1

0

3.2.1 membandingkan dua pecahan Isian

singk

at

11,

12

3.3

memecahk

an masalah

yang

berkaitan

dengan

pecahan

sederhana

3.3.1 memecahkan masalah yang

berkaitan dengan pecahan

Isian

singk

at

13,

14

3.3.2 menjumlahkan pecahan Isian

singk

at

15

i. mengurangkan

pecahan

Isian

singk

at

16

Page 183: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

167

LAMPIRAN 3.2 SOAL PRE TEST PRA TINDAKAN

Soal pre test

Nama :

No. Presensi:

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Pecahan 2

3 dibaca ...

2. Pecahan 3

5 dibaca ...

3. Daerah yang diarsir di bawah ini merupakan pecahan dari ...

4. Bagian yang berwarna pada gambar di bawah ini menunjukkan pecahan ...

5. tulislah simbol pecahan dari penjumlahan berikut!

1

3

1

3

6. 1

4 +

1

4=

7. 3

5 -

2

5 =

8. 3

5 -

1

5 =

9. Arsirlah gambar di bawah ini sehingga menunjukkan pecahan 2

8!

10. Arsirlah gambar di bawah ini sehingga menunjukkan pecahan 2

8!

= + ....

Page 184: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

168

11. Bandingkan pecahan dari daerah yang diarsir berikut ini dengan mengisi

titik-titik dengan tanda “<”, “>”, atau “=”!

...

12. Isilah titik-titik dengan tanda “<”, “>”, atau “=”!

1

5 ...

3

5

13. Dona mempunyai pita sepanjang 1

3 meter sedangkan Dian mempunyai pita

sepanjang 2

3 meter, siapakah yang mempunyai tali pita lebih panjang?

14. Lisa mempunyai 1

4 semangka. Neo mempunyai

3

4 semangka. Siapa yang

mempunyai semangka lebih sedikit?

15. Nino dan Fina masing-masing mempunyai 1

3 kue. Berapa banyak semua

kue Andin dan Via?

16. Riko telah menyelesaikan 3

6 pekerjaan, sedangkan Doni telah

menyelesaikan 2

6 pekerjaan. Berapa bagian pekerjaan yang telah

diselesaikan oleh mereka berdua?

Page 185: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

169

LAMPIRAN 3.3 KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST PRA TINDAKAN

No. Soal Kunci jawaban Bobot skor

1. Dua pertiga Skor 10

2. Tiga perlima Skor 10

3. 1

4

Skor 10

4. 1

5

Skor 10

5. 2

3

Skor 10

6. 2

4

Skor 10

7. 1

3

Skor 10

8. 2

5

Skor 10

9.

Skor 10

10.

Skor 10

11. > Skor 10

12. < Skor 10

13. Dian Skor 10

14. Lisa Skor 10

15. 2

3

Skor 10

16. 5

6

Skor 10

Page 186: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

170

LAMPIRAN 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I

Lembar Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I

Standar Kompetensi :

3.Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

No. Kompetensi

Dasar

Indikator Bentuk

soal

No soal

1. 3.1

Mengenal

pecahan

sederhana

3.1.1 Mengenal pecahan

sederhana (setengah,

sepertiga, seperempat,

seperlima)

Isian

singkat

1, 2,

3.1.2 membaca dan menulis

pecahan yang berpenyebut

sama

Isian

singkat

3,4

3.1.3 menjumlahkan dua

bilangan pecahan yang

berpenyebut sama

Isian

singkat

5,6,7

3.1.4 mengurangkan dua

bilangan pecahan yang

berpenyebut sama

Isian

singkat

8,9,10

Page 187: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

171

LEMBAR 3.5 SOAL POST TEST SIKLUS 1

SOAL EVALUASI SIKLUS I

Nama :

No. Presensi :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Pecahan 3

7 dibaca ...

2. Delapan persebelas ditulis ...

3. Daerah yang diarsir di bawah ini merupakan pecahan dari ......

4. Bagian yang berwarna pada gambar di bawah ini menunjukkan pecahan ...

5. Tulislah simbol pecahan dari penjumlahan berikut!

6. Gambarkan penjumlahan pecahan 1

3 +

1

3= (misal berbentuk persegi/

persegi panjang / lingkaran)!

7. 3

5 +

1

5 = ...

8. 3

7 -

1

7 = ...

...

+ =

+

9. 2

5 -

1

5 = ...

10. 3

4 -

1

4 = ...

Page 188: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

172

LEMBAR 3.6 KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS 1

No. Soal Kunci jawaban Bobot skor

1. Tiga pertujuh Skor 10

2. 8

11

Skor 10

3. 2

3

Skor 10

4. 1

6

Skor 10

5. 1

4 +

1

4=

2

4 Skor total 10 jika tiga jawaban benar

Skor 7 jika dua jawaban benar

Skor 3 jika satu jawaban benar

6.

Dipotong dan ditempel

Skor total 10 jika dua jawaban benar

Skor 5 jika satu jawaban benar

7. 4

5

Skor 10

8. 2

7

Skor 10

9. 1

5

Skor 10

10. 2

4

Skor 10

Skor maksimal 100

Page 189: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

173

LEMBAR 3.7 KISI-KISI POST TEST SIKLUS 2

Lampiran Lembar Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II

Standar Kompetensi :

3.Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

No. Kompetensi

Dasar

Indikator Bentuk

soal

No soal

1. 3.2

membandingkan

pecahan

sederhana

3.2.1 menyajikan nilai

pecahan menggunakan

berbagai gambar

Isian

singkat

1, 2,

3.2.1 membandingkan dua

pecahan

Isian

singkat

3, 4,

2. 3.3

memecahkan

masalah yang

berkaitan

dengan pecahan

sederhana

3.3.1 memecahkan masalah

yang berkaitan dengan

pecahan

Isian

singkat

5, 6,

3.3.2 menjumlahkan

pecahan

Isian

singkat

7, 8,

3.3.3 mengurangkan

pecahan

Isian

singkat

9, 10

Page 190: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

174

LAMPIRAN 3.8 SOAL POST TEST SIKLUS 2

Soal evaluasi

Siklus II

Nama :

No. Presensi:

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Arsirlah gambar di bawah ini sehingga menunjukkan pecahan 5

8 !

2. Arsirlah gambar di bawah ini sehingga menunjukkan pecahan 3

8 !

3. Bandingkan pecahan dari daerah gambar yang diwarnai berikut!

.... .... ....

4. Bandingkan pecahan dari daerah gambar yang diwarnai berikut!

..... .... .....

5. Ibu membeli kue. Bagian 1

4 dimakan kak Dika dan

2

4 dimakan adik.

Siapakah yang makan bagian kue paling banyak?

6. Kakak mempunyai semangka 1

3 bagian. Adik mempunyai semangka

2

3

bagian. Siapa yang mempunyai semangka lebih sedikit?

7. Andin dan Via masing-masing mempunyai 1

4 kue. Berapa banyak semua

kue Andin dan Via?

Page 191: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

175

8. Rian telah menyelesaikan 1

6 pekerjaan, sedangkan Roni telah

menyelesaikan 2

6 pekerjaan. Berapa bagian pekerjaan yang telah

diselesaikan oleh mereka berdua?

9. Pekerjaan yang harus diselesaikan Adi dalam sebuah kelompok adalah 2

3

pekerjaan. Apabila ia telah menyelesaikan pekerjaan sebanyak 1

3

pekerjaan, berapa bagian pekerjaan Adi yang tersisa?

10. Nana mempunyai 2

5 kue. Kue tersebut diberikan pada Nia sebanyak

1

5 kue,

berapa bagian sisa kue Nana?

Page 192: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

176

LAMPIRAN 3.9 KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS II

No. soal Kunci jawaban Bobot skor

1.

Skor 10

2.

Skor 10

3. 2

4 <

3

4 Skor 10

4. 3

4 >

1

4 Skor 10

5. Adik atau 2

4 Skor 10

6. Kakak Skor 10

7. 1

4 +

1

4 =

2

4

Skor 10

8. 1

6 +

2

6 =

3

6

Skor 10

9. 2

3 -

1

3 =

1

3

Skor 10

10. 2

5 -

1

5=

1

5 Skor 10

Skor maksimal 100

Page 193: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

177

LAMPIRAN 4.1 HASIL NILAI PRE-TEST SISWA

No. Nomor

Induk

Nama

Siswa

Nilai Tuntas Belum

Tuntas

1 731 ABIS 37,5 √

2 744 PRK 50 √

3 763 FAP 56,25 √

4 770 PS 68,75 √

5 772 ZN 43,75 √

6 773 WT 50 √

7 778 VF 68,75 √

8 780 L 56,25 √

9 782 K 62,5 √

10 783 NDS 31,25 √

11 784 ONI 43,75 √

12 786 AAW 62,5 √

13 787 APC 68,75 √

14 788 FTW 62,5 √

15 789 ER 37,5 √

16 790 AES 37,5 √

17 791 NWPF 37,5 √

18 792 PAA 62,5 √

19 793 WAS 37,5 √

20 796 MI 56,25 √

21 797 SE 56,25 √

22 799 RA 56,25 √

23 800 SR 43,75 √

24 833 AKP -

Jumlah 1187,5 0 23

Rata-rata 51,63

Nilai terendah 31,25

Nilai tertinggi 68,75

Ketuntasan 0% 100%

Page 194: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

178

LAMPIRAN 4.2 NILAI POST-TEST 1

No. Nomor

Induk

Nama

Siswa

Nilai Tuntas Belum

Tuntas

1 731 ABIS 80 √

2 744 PRK 60 √

3 763 FAP 70 √

4 770 PS 95 √

5 772 ZN 90 √

6 773 WT 95 √

7 778 VF 65 √

8 780 L 85 √

9 782 K 85 √

10 783 NDS 60 √

11 784 ONI 95 √

12 786 AAW 95 √

13 787 APC 90 √

14 788 FTW 80 √

15 789 ER 75 √

16 790 AES 75 √

17 791 NWPF 88 √

18 792 PAA 65 √

19 793 WAS 82 √

20 796 MI 95 √

21 797 SE 95 √

22 799 RA 100 √

23 800 SR 80 √

24 833 AKP 90 √

Jumlah 1990 20 4

Rata-rata 82,92

Nilai terendah 60

Nilai tertinggi 100

Ketuntasan 83,34% 16,67%

Page 195: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

179

LAMPIRAN 4.3 HASIL NILAI POST-TEST 2

No. Nomor

Induk

Nama

Siswa

Nilai Tuntas Belum

Tuntas

1 731 ABIS 80 √

2 744 PRK 70 √

3 763 FAP 70 √

4 770 PS 100 √

5 772 ZN 90 √

6 773 WT 100 √

7 778 VF 70 √

8 780 L 90 √

9 782 K 90 √

10 783 NDS 60 √

11 784 ONI 100 √

12 786 AAW 100 √

13 787 APC 90 √

14 788 FTW 80 √

15 789 ER 70 √

16 790 AES 80 √

17 791 NWPF 90 √

18 792 PAA 70 √

19 793 WAS 70 √

20 796 MI 100 √

21 797 SE 100 √

22 799 RA 100 √

23 800 SR 80 √

24 833 AKP 90 √

Jumlah 2040 23 1

Rata-rata 85

Nilai terendah 60

Nilai tertinggi 100

Ketuntasan 95,83% 0,416%

Page 196: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

181

LAMPIRAN 4.4 PERBANDINGAN HASIL NILAI PRE-TEST, POST-TEST

I, DAN POST-TEST II

No. Nomor

Induk

Nama

Siswa

Pre-Test Post-Test I Post-Test

II

1 731 ABIS 37,5 80 80

2 744 PRK 50 60 70

3 763 FAP 56,25 70 70

4 770 PS 68,75 95 100

5 772 ZN 43,75 90 90

6 773 WT 50 95 100

7 778 VF 68,75 65 70

8 780 L 56,25 85 90

9 782 K 62,5 85 90

10 783 NDS 31,25 60 60

11 784 ONI 43,75 95 100

12 786 AAW 62,5 95 100

13 787 APC 68,75 90 90

14 788 FTW 62,5 80 80

15 789 ER 37,5 75 70

16 790 AES 37,5 75 80

17 791 NWPF 37,5 88 90

18 792 PAA 62,5 65 70

19 793 WAS 37,5 82 70

20 796 MI 56,25 95 100

21 797 SE 56,25 95 100

22 799 RA 56,25 100 100

23 800 SR 43,75 80 80

24 833 AKP - 90 90

Jumlah 1187,5 1990 2040

Rata-rata 51,63 82,29 85

Nilai terendah 31,25 60 60

Nilai tertinggi 68,75 100 100

Ketuntasan 0% 83,34% 95,83%

Page 197: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

182

Page 198: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

183

Page 199: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

184

Page 200: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

185

Page 201: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

186

Page 202: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

187

Page 203: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

188

Page 204: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

189

Page 205: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

190

Page 206: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

191

Page 207: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

192

Page 208: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

193

Page 209: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

194

Page 210: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

195

Page 211: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

196

Page 212: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

197

Page 213: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

198

Lampiran 6. Dokumentasi kegiatan pembelajaran

Pre-test

Peneliti mengawasi siswa

dalam mengerjakan soal pre tes

Siswa mengerjakan soal pre-test pra

tindakan

SIKLUS I

Tahapan enaktif yang dilakukan oleh

siswa

Tahapan ikonik yang dilakukan oleh

siswa

Tahapan simbolik yang dilakukan oleh siswa

Page 214: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

199

Guru menyampaikan materi sebelum

siswa melakukan peragaan

Tahapan enaktif oleh siswa

Tahapan ikonik dan simbolik dengan

mengerjakan LKS

Siswa menampilkan hasil pekerjaannya

Siswa mengerjakan soal pos test II

Page 215: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

200

LAMPIRAN 7. SURAT-SURAT PENELITIAN

Page 216: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

201

Page 217: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

202

Page 218: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

203

Page 219: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

204

Page 220: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PECAHAN ...Perbandingan hasil belajar pada pre test dan siklus 1..... 93 Tabel 18. Perbandingan Klasifikasi hasil belajar pada pre test dan siklus 1

205