Penilaian Sekuritas Penilaian Saham • Saham Preferen • Saham Biasa
Jan 10, 2016
Penilaian Sekuritas
Penilaian Saham
• Saham Preferen
• Saham Biasa
Sasaran :
1. Mengidentifikasikan karakterisktik dasar dan sifat saham preferen
2. Menghitung nilai saham preferen3. Mengidentifikasikan karakteristik dasar dan
sifat saham biasa4. Menghitung nilai saham biasa5. Menghitung tingkat pengembalian yang
diharapkan dari saham Preferen & saham Biasa
6. Hubungan antara pendapatan perusahaan dengan nilai saham biasa
1. Mengidentifikasikan karakterisktik dasar dan sifat saham preferen
Saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang ditetapkan dan devidennya tetap jumlahnya.
Karakteristik Saham Preferen : • Saham preferen memiliki berbagai kelas• Saham preferen memiliki prioritas untuk
menagih aktiva dan pendapatan dibanding saham biasa
Karakteristik Saham Preferen (2) :
• Deviden kumulatif; jika belum dibayarkan spt yg dijanjikan, harus dibayar sblm deviden saham biasa dibayar
• Persyaratan perlindungan; mis memberikan hak suara jika deviden tidak dibayar
• Konvertibilitas ; saham preferen dapat berubah / konvertibilitas untuk menjadi saham biasa
Beberapa saham preferen
• Tingkat deviden dapat disesuaikan (adjustable) ketika tingkat bunga berubah
• Pemegang saham preferen diijinkan untuk berpartisipasi dalam laba perusahaan dalam situasi tertentu
• Pemegang saham preferen boleh menerima deviden dalam bentuk saham, yaitu dengan memperoleh saham PIK (Payment in Kind / Pembayaran dalam Natura)
2. Menghitung nilai saham preferen
Saham preferen (preferren stock) adalah saham yang memberikan sejumlah deviden yang tetap jumlahnya dan telah dinyatakan sebelumnya.
Jadi deviden saham preferen merupakan suatu annuity. Karena saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo, maka annuity tersebut memiliki periode sampai tak terhingga atau merupakan suatu perpetuity
Nilai Saham Preferen =
Deviden
Tingkat Pengembalian yg diharapkan
D
Vps =
kps
Vps = Nilai Saham Preferen
D = Deviden
Kps = Tingkat pengembalian yang
disyaratkan investor
Contoh :
AT & T menerbitkan saham Preferen dengan membayar deviden tahunan sebesar Rp. 364.000. Saham2 tersebut tidak memiliki tanggal jatuh tempo, (perpetuity). Tingkat pengembalian yang disyaratkan investor 7,28%
Hitunglah nilai ekonomis atau nilai intrinsik dari saham preferen tsb.
Jawab:
D
Vps =
kps
= 364.000/ 0,0728
= Rp. 5.000.000
3. Mengidentifikasikan karakteristik dasar dan sifat
saham biasa
• Menunjukkan kepemilikan perusahaan
Karakteristik Saham Biasa:
1. Tagihan terhadap Pendapatan: Memiliki hak untuk sisa pendapatan setelah pemegang obligasi dan saham preferen memperoleh pembayaran
Karakteristik Saham Biasa (2)
2. Tagihan terhadap Aset jika terjadi likuidasi setelah pemegang obligasi dan saham preferen
3. Memiliki hak suara4. Hak didahulukan (Preemptive rights) : Hak
pemegang saham biasa untuk mempertahankan proporsii saham kepemilikan dalam perusahaan. Ketika saham baru diterbitkan, pemegang saham biasa memiliki kesempatan pertama membeli
5. Tanggungjawab terbatas
4. Menghitung nilai saham biasa
Saham biasa berbeda dengan saham preferen dalam hal pembayaran deviden. Pada saham biasa, deviden tidak pasti dan tidak tetap jumlahnya.
Dt
Vcs =
t=1 (1 + kcs)t
00 1 1 2 2 33 44 5 5
Rp. DRp. Dtt Rp. D Rp. Dtt Rp. DRp. Dtt Rp. DRp. Dtt Rp. D Rp. Dtt Rp. D Rp. Dtt
Dt = Deviden periode ke t
Vcs = Harga saham yang diharapkan
Kcs = tingkat keuntungan yg disyaratkan investor dalam saham
1. Penilaian Saham Biasa – Periode pemegang Tunggal
(Single Holding Period) D1 P1
Vcs = +
(1 + kcs) (1 + kcs)Contoh :Seorang investor sedang merencanakan untuk membeli saham biasa Semen Cibinong pada awal tahun ini. Deviden pada akhir tahun yang diharapkan adalah Rp. 1.640, dan harga pasar pada akhir tahun diproyeksikan sebesar Rp. 22.000. Jika tingkat pengembalian yang disyaratkan investor adalah 18%, nilai ekonomis saham akan menjadi
D1 P1
Vsc = +
(1 + kcs) (1 + kcs)
= 1.640 + 22.000
(1 + 0,18) (1 + 0,18)
= Rp. 1.390 + Rp. 18.644
= Rp. 20.034
2. Penilaian Saham biasa - periode pemilikan berganda
(Multiple Holding Periods)
Deviden tidak tetap dan sulit diprediksi. Agar dapat menghitung nilai saham biasa, dapat digunakan 3 pendekatan :
a. Pendekatan Zero Growthb. Constant growthc. Nonconstant growth
a. Zero growth (Deviden tidak bertumbuh)D1=D2=D3=…D=DSama dengan mencari nilai saham preferen (devidennya sama)
D
Vcs =
kcs
Contoh :
Saham perusahaan BETA diprediksi memberikan deviden sebesar Rp. 100 per lembar setahun mendatang. Calon pembeli saham tersebut mensyaratkan suatu tingkat keuntungan pada saham sebesar 10% pertahun dan deviden diperkirakan tidak bertumbung (g=0) atau tetap sebesar Rp. 100.a. Berapa harga saham yang bersedia dibayar calon pembli tersebut?b. Berapa harga saham tersebut jika deviden diberikan setiap 3 bulan sebesar Rp 100 dan tidak pernah bertumbuh (g=0) sedangkan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor 12% pertahuan atau 3% per 3 bulan?
Jawab :
a. Vcs = D/kcs
= 100 / 0.1
= Rp. 1.000
b. Vcs = D/kcs
= 100 / 0,03
= Rp. 3.333,33
b. Constant growth
Deviden diasumsikan Tumbuh secara konstan
Deviden dalam tahun 1
Vcs =
Tingkat pengembalian yang disyaratkan – tingkat pertumbuhan
D0 (1 + g) D1
Vcs = =
kcs - g kcs - g
Contoh :
Pertimbangkan penilaian suatu saham biasa yang membayar deviden Rp. 2.000 pada akhir tahun lalu dan diharapkan untuk membayar deviden tunai setiap tahun dari sekarang hingga seterusnya dengan tingkat pertumbuhan 10%. Berdasarkan pada suatu taksiran dari resiko saham biasa, tingkat pengembalian yang disyaratkan investor adalah 15%. Berapa nilai saham biasanya?
Jawab :
Deviden yang diterima tahun berikutnya :
D1 = D0 (1+g) = 2.000 ( 1+ 0,10) = 2.200
Vcs = D1 / (kcs – g)= 2.200 / (0,15 – 0,10)= Rp. 44.000
c. Nonconstant growth
Deviden bertumbuh secara tidak konstan
Vcs = PV (D1) + PV (D2)…. + PV(Vcs,t)
Contoh : Deviden Saham B diharapkan bertumbuh secara konstan sebesar 30% pada 3 tahun pertama. Setelah itu deviden akan bertumbuh 10% setiap tahun untuk selamanya. Deviden terakhir yang dibayarkan adalah 1,82. Berapa harga saham B jika para investor mensyaratkan tingkat keuntungan pada saham tersebu sebesar 16% ?
Jawab :
30% 30% 30% 10%
D0 D1 D2 D3 D4 D
A).
D0 = 1,82
D1 = D0 (1 + 0,3) = 2,366
D2 = D0 (1 + 0,3)2 = 3,070
D3 = D0 (1 + 0,3)3 = 3,999
D4 = D3 (1 + 0,1) = 4,399
B). Present Value dari deviden 1,2,3 adalah :PV (D1,D2,D3) =
D1 + D2 + D3
(1 + ks)1 (1 + ks)2 (1 + ks)3
= 2,040 + 2,286 + 2,562 = 6,89
Berapa PV dari deviden 4 sampai dengan deviden ? = Nilai saham tersebut pada akhir tahun ke-3 (akhir periode pertumbuhan deviden yg konstan)
C). Vcs (3)= D4 / (kcs – g)
= D3 (1 + g ) / kcs – g = 3,999 (1 + 0,1) / 0,16 – 0,1
= 73,320 1 2 3
Vcs(3) = 73,3273,32 adalah nilai pada saat 3 tahun
mendatang, oleh krn itu kita harus mencari persent value dari Vcs(3)
PV (Vcs(3)) = 73,32 / (1 + 0,16)3
= 46,97Maka nilai saham tersebut pada t=0 atau
Vcs
D). Maka nilai saham tersebut pada t=0 atau
Vcs = PV (D1) + PV (D2) + PV (D3) + PV(D4)+ .. PV (D )
= 2,040 + 2,286 + 2,562 + 46,97
= 53,86
5. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham
A.Tingkat Pengembalian yg diharapkan pemegang saham Preferen
Vps = D / kps
kps = D / Vps = Deviden tahunan / nilai intrinsik
kps = D / P0
= Deviden tahunan / harga pasar
Contoh :
Harga pasar sekarang dari saham preferen Rp. 50.000 dan membayar deviden tahunan Rp. 3.640, tingkat pengembalian yg diharapkan implisit pada harga pasar sekarang adalah :
kps = D / P0
= 3.640 / 50.000 =7,28 %Maka investor yg berada pada margin (batas) yg
membayar Rp. 50.000 / saham utk saham preferen yg menghasilkan deviden tahuan 3.640, mengharapkan tingkat pengembalian 7,28%
B. Tingkat pengembalian yg diharapkan oleh Pemegang Saham
Biasa Dt
Vcs =
t=1 (1 + kcs)t
Karena sulit melakukan diskon hingga ke tak terhingga, maka diasumsikan deviden meningkat pada tingkat pertumbuhan majemuk tahunan yang konstan g, maka
D1
Vcs = kcs - g
Kcs = (D1 / Vcs) + g
hasil deviden tingkat pertumbuhan thnan
kcs = Deviden tahun 1 / harga pasar + tk pertumbuhan
(D1 / P0) + g
Contoh :
Saham biasa suatu perusahaan mempunyai harga pasar Rp. 44.000. Jika tingkat pengemalian yang diharapkan pada akhir tahun ini adalah Rp. 2.200 dan deviden serta keuntungan tumbuh sebesar 10% per tahun (deviden tahun sebelumnya Rp. 2.000), tingkat pengembalian yang diharapkan secara implisit pada harga saham sebesar Rp. 44.000 adalah sbb :
kcs = Deviden tahun 1 / harga pasar + tk pertumbuhan
Kcs = (D1 / P0) + g
= Rp. 2.200 / 44.000 + 10%
= 15 %
Bagi Investor
• Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk sekuritas adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor yang bersedia membayar nilai pasar sekarang untuk sekuritas tersebut.
6. Hubungan antara Nilai Saham Biasa dengan Pendapatan
A. Untuk perusahaan yang tidak berkembang :
– Semua pendapatan/laba dibagi dalam bentuk deviden
– Tidak menanamkan keuntungannya untuk di investasikan kembali
Nilai saham biasa perusahaan yg tidak berkembang =
= Pendapatan per saham / tingkat pengembalian yang disyaratkan
= Deviden per saham / tingkat pengembalian yang disyaratkan
Vng = EPS1 / kcs
= D1 / kcs
Contoh : PT. AGATHA mengharapkan pendapatan per sahamnya tahun ini menjadi Rp. 12.000, yang akan dibayarkan seluruhnya kepada investor dalam bentuk deviden. Jika para investor menginginkan tingkat pengembalian sebesar 14%, maka nilai saham?
Vng = Rp. 12.000 / 0,14 = Rp. 85.714
b. Untuk perusahaan yg Berkembang / Tumbuh
D1
Vcs =
kcs - gatau
EPS1
Vcs = + PVDG
kcs
EPS1 / kcs = nilai sekarang dari arus kas dari aset yg adaPVDG = Present Value of Future Devidend Growth
NPV1 = (rEPS1ROE/kcs) - rEPS1
EPS1 NPV1
Vcs = +
kcs kcs – g
EPS1/ kcs = Nilai netto arus pendapatan dari asset perusahaan yg sudah ada
NPV1 / kcs – g = nilai sekarang dari peningkatan pembayaran deviden secara berkala dari penahanan keuntungan (laba ditahan / RE)
Contoh :
PT. Coca Cola seharusnya menghasilkan Rp. 8.000 per saham tahun ini, dengan 40% akan ditahan untuk investasi kembali dalam perusahaan dan 60% dibayarkan dalam bentuk deviden kepada para pemegang saham. Manajemen memperkirakan akan memperoleh 18% pengembalian dari dana yang ditahan, tingkat pengembalian yang disyaratkan investor 12% . Hitung berpa nilai saham PT Coca Cola dengan menggunakan model pertumbuhan deviden konstan & model PVDG.
• Model pertumbuhan Deviden konstan
D1
Vcs =
kcs - g
ROE diasumsikan konstan dan manajemen akan menahan 40% r (dari hasil setiap tahun sebagai investasi baru,
Pembayaran deviden secara berkala yg diterima investor akan meningkat 7,2% (g) setiap tahun (40% X 18%).
Deviden tahun ini akan menjadi 60 % X Rp. 8.000 = Rp. 4.800 (D1)
D1
Vcs =
kcs - g
= Rp. 4.800 / ( 12% - 7,2%)
= Rp. 100.000
Model PVDG
NPV1 = (rEPS1ROE/kcs) - rEPS1
= (40% X 8.000 X 18%) - 40% X 8.000
12%
= Rp. 1.600
EPS1 NPV1
Vcs = +
kcs kcs – g
= (Rp. 8.000 / 0,12 ) + Rp. 1.600 / 12% - 7,2%= Rp. 66.666 + Rp. 33.333= Rp. 100.000
• Nilai dari kesempatan pertumbuhan menunjukkan bagian yg cukup penting dari total nilai 33%
• Faktor2 yg mempengaruhi nilai saham biasa: – Besarnya EPS awal (berhub dg ukuran
persh)– % laba yg ditahan (keputusan manajemen)– Selisih antara pendapatan dari investasi
baru dan tingkat pengembalian yg disyaratkan investor
• Faktor yg penting adalah yg ke-3 yg merupakan kunci penciptaan kekayaan oleh manajemen.
• Bila manajemen menahan keuntungan bukan berarti bahwa kekayaan diciptakan untuk pemegang saham.
• Kekayaan terwujud hanya jika pengembalian modal dari investasi (ROE) > tingkat pengembalian yg disyaratkan investor (kcs)