Top Banner
PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP VEGETASI BERDASARKAN FIRE SEVERITY DAN EKONOMI DI TAMAN NASIONAL TESSO NILO, PROVINSI RIAU SLAMET NURLATIF DAROJAT DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
57

PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

Mar 06, 2019

Download

Documents

ngohuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP VEGETASI

BERDASARKAN FIRE SEVERITY DAN EKONOMI DI TAMAN NASIONAL TESSO NILO, PROVINSI RIAU

SLAMET NURLATIF DAROJAT

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

Page 2: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa
Page 3: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penilaian Dampak

Kebakaran Hutan Terhadap Vegetasi Berdasarkan Fire Severity dan Ekonomi di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan demikian saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor

Bogor, Agustus 2016

Slamet Nurlatif Darojat NIM E44120057

Page 4: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

ABSTRAK

SLAMET NURLATIF DAROJAT. Penilaian Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Vegetasi Berdasarkan Fire Severity dan Ekonomi di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau. Dibimbing oleh LAILAN SYAUFINA dan METI EKAYANI.

Kebakaran hutan yang terjadi khususnya pada tahun 2015 dikhawatirkan dapat merusak ekosistem hutan dataran rendah yang masih tersisa di pulau Sumatera yaitu TN Tesso Nilo, sehingga perlu dilakukan kajian mengenai dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan berdasarkan aspek fire severity dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tingkat keparahan kebakaran (fire severity) dan nilai kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan yang terjadi. Tingkat kebakaran hutan yang terjadi dinilai dengan menggunakan metode fire severity, sedangkan hilangnya manfaat tangible dan intangible hutan yang terdapat di TN Tesso Nilo dinilai menggunakan metode valuasi ekonomi. Berdasarkan hasil penilaian fire severity kebakaran hutan yang terjadi di TN Tesso Nilo termasuk kategori berat, dengan total skor 74. Sedangkan kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh kebakaran hutan selama tahun 2015 adalah sebesar Rp 3 811 219 622,-. Kata kunci: Fire severity, kebakaran hutan, kerugian ekonomi, TN Tesso Nilo

ABSTRACT

SLAMET NURLATIF DAROJAT. Valuation of Forest Fire Effects on Vegetations based on Fire Severity and Economic in Tesso Nilo National Park, Riau Province. Supervised by LAILAN SYAUFINA and METI EKAYANI.

Forest fires that occurred in 2015 caused damage the ecosystem of lowland

forest remaining area Sumatera island, including Tesso Nilo National Park area. Therefore a study on the impact of forest fire by fire severity and economic aspects need to be conducted. The aim of this study was to obtain data on the severity of the fire and economic losses due to forest fire. The fire severity was assessed by using the method of fire severity based on vegetation condition, while the loss of the tangible and intangible benefits of forests in Tesso Nilo National Park were assessed using economic valuation methods. The study revealed that the fire severity Tesso Nilo classified as high fire severity, with a total score of 74. On the other hand economic losses caused by forest fires at was Rp 3 811 219 622,-.

Keywords: Economic losses, fire severity, forest fires, Tesso Nilo National Park

Page 5: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada

Departemen Silvikultur

PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP VEGETASI

BERDASARKAN FIRE SEVERITY DAN EKONOMI DI TAMAN NASIONAL TESSO NILO, PROVINSI RIAU

SLAMET NURLATIF DAROJAT

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

Page 6: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa
Page 7: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa
Page 8: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2015 ini adalah Penilaian Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Vegetasi Berdasarkan Fire Severity dan Ekonomi di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Lailan Syaufina, MSc selaku dosen pembimbing I dan Dr Meti Ekayani, SHut MSc selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak arahan dan saran. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Atun Darojatun dan Ibunda Nurhayati yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menuntut ilmu di kampus IPB dengan baik. Juga kepada ketiga adik-adik penulis yaitu Aiman Nurzaman Darojat, Rafi Nursyamsi Darojat dan Satria Nuryadin Darojat terima kasih penulis ucapkan, karena keberadaan mereka merupakan motivasi penulis untuk tetap berjuang dalam menuntut ilmu. Terima kasih banyak penulis ucapkan kepada seluruh pihak Balai Taman Nasional Tesso Nilo yang telah memberikan izin dan memfasilitasi penelitian ini. Penulis ucapkan banyak terimakasih kepada Anggita Marchetiara Putri, Erig Ryanda Drajat Ginting serta Raden Roro Mega Siwi NH atas pertemanannya sehingga kehidupan penulis selama menuntut ilmu menjadi lebih bermakna. Kemudian tidak lupa kepada Silvikultur 49 khususnya Ida Sufaidah, Nabiila Ibadurrohmah dan Okta Yulia Sari penulis ucapkan terimakasih atas bantuannya dalam mengolah data.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2016

Slamet Nurlatif Darojat

Page 9: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 2

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE PENELITIAN 4

Waktu dan Tempat 4

Alat dan Bahan 4

Prosedur Penelitian 4

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Penyebab Kebakaran Hutan 9

Penilaian Fire Severity 10

Penilaian Kerugian Ekonomi 17

SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 24

RIWAYAT HIDUP 44

Page 10: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

DAFTAR TABEL

1 Matrix prosedur penelitian 4 2 Sistem skoring pada penilaian areal bekas terbakar 7 3 Kriteria penilaian kerusakan pada individu pohon 13 4 Kriteria penilaian tingkat keparahan vegetasi 13 5 Skala kualitas nilai keanekaragaman jenis (H’) dan kemerataan jenis

(E) 15

6 Kriteria penilaian keanekaragaman vegetasi 16 7 Total skoring penilaian kebakaran hutan di TN Tesso Nilo berdasarkan

indikator fire severity 16

8 Perhitungan nilai ekonomi madu hutan yang hilang di TN Tesso Nilo 18 9 Perhitungan nilai ekonomi stok karbon yang hilang di TN Tesso Nilo 19

10 Perhitungan nilai ekonomi biodiversitas tumbuhan yang hilang di TN Tesso Nilo

20

11 Nilai ekonomi total yang hilang akibat kebakaran hutan di TN Tesso Nilo berdasarkan kategori manfaat tangible dan intangible

21

DAFTAR GAMBAR

1 Rekapitulasi data luas kebakaran hutan di Provinsi Riau periode 2011-2015

1

2 Bagan kerangka pemikiran penelitian 3 3 Ilustrasi metode pengambilan data vegetasi untuk (A) tingkat pohon (20

m x 20 m), (B) tiang (10 m x 10 m), (C) pancang (5 m x 5 m), serta (D) tingkat semai (2 m x 2 m)

5

4 Ketebalan serasah di TN Tesso Nilo 10 5 Perbandingan jumlah pohon berdasarkan kondisi pohon di areal

terbakar 11

6 Jumlah pohon rusak berdasarkan lokasi kerusakan 12 7 Jumlah pohon rusak berdasarkan jenis kerusakan 12 8 Perbedaan indeks keanekaragaman jenis (H’) dan indeks kemerataan

jenis (E) di lokasi tidak terbakar dan lokasi terbakar 14

9 Rekapitulasi produksi madu hutan di TN Tesso Nilo periode 2011 – 2015

18

Page 11: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

LAMPIRAN

1 Pedoman penilaian fire severity terhadap vegetasi 24 2 Peta batas kawasan Taman Nasional Tesso Nilo 26 3 Peta lokasi penelitian 27 4 Penilaian dampak kebakaran hutan 28 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak terbakar 34 6 INP jenis pohon di lokasi tidak terbakar 35 7 INP jenis pohon di lokasi terbakar 35 8 Indeks keanekaragaman jenis (H’) dan indeks kemerataan jenis (E) di

lokasi tidak terbakar 36

9 Indeks keanekaragaman jenis (H’) dan indeks kemerataan jenis (E) di

lokasi terbakar 36

10 Kusioner penelitian nilai manfaat tangible hutan 37 11 Dokumentasi hasil penelitian 42

Page 12: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa
Page 13: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut UU RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai penyeimbang ekosistem serta penyedia berbagai kebutuhan hidup bagi manusia dan satwa liar.

Disamping manfaat hutan yang begitu banyak, gangguan terhadap hutan pun tidak kalah besar diantaranya kebakaran hutan. Kebakaran hutan di Indonesia saat ini telah menjadi perhatian banyak pihak baik di tingkat nasional maupun internasional. Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia cenderung masih belum ditangani secara serius oleh pemerintah. Hal ini terbukti bahwa setiap tahunnya kebakaran hutan di Indonesia memiliki kecenderungan mengalami peningkatan, khususnya di Provinsi Riau yang semula 74.5 hektar di tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 2 643 hektar di tahun 2015 (Gambar 1) (KLHK 2016).

Sumber: KLHK (2016). Gambar 1 Rekapitulasi data luas kebakaran hutan di Provinsi Riau periode 2011-

2015.

Gambar 1 memperlihatkan bahwa diantara periode 2011 – 2015, kebakaran hutan terluas terjadi pada tahun 2014 yaitu seluas 6 301.10 hektar. Hal ini disebabkan karena: (1) cuaca yang ekstrim, (2) mudah terbakarnya lahan gambut, (3) sebagian besar petani membuka lahan dengan cara pembakaran tidak terkendali, (4) tindakan membakar bermotif finansial, (5) pencegahan oleh aparat di tingkat bawah tidak optimal, (6) upaya pemadaman kurang cepat dan optimal, serta (7) penegakan hukum yang tidak bisa menyentuh master-mind pembakaran (Mustain 2014).

Taman Nasional Tesso Nilo merupakan salah satu hutan yang kaya akan jenis flora. Hal ini terlihat dari hasil pencacahan pada petak seluas satu hektar, total jumlah jenis pohon dan anak pohon tercatat sebanyak 360 jenis yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku dengan rincian jumlah jenis pohon 215

74.5

1 060.00 1 077.50

6 301.10

2 643.00

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

2011 2012 2013 2014 2015

Lua

s Keb

akar

an H

utan

(Ha)

Tahun

Page 14: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

2

jenis dan anak pohon 305 jenis (Purwaningsih dan Ismail 2003). Kebakaran hutan yang terjadi di Taman Nasional Tesso Nilo khususnya pada tahun 2015 dikhawatirkan dapat merusak ekosistem di kawasan tersebut. Informasi tingkat keparahan akibat kebakaran hutan mutlak diperlukan oleh pemegang keputusan agar terciptanya suatu kebijakan yang tepat dalam upaya perlindungan kawasan ekosistem, mengingat Taman Nasional Tesso Nilo merupakan salah satu blok hutan ekosistem dataran rendah yang masih tersisa di Pulau Sumatera (WWF 2011).

Informasi tingkat keparahan dapat diperoleh dengan menerapkan teknik penilaian dampak kebakaran hutan sehingga menghasilkan suatu gambaran tingkat keparahan (fire severity) yang ditimbulkan. Fire severity didefinisikan sebagai upaya penggambaran respon ekosistem terhadap api serta dampaknya terhadap ekologi (DeBano et al. 1998). Selain itu, penilaian secara ekonomi (economic valuation) perlu dilakukan untuk menaksir nilai kerugian yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu: (1) menilai tingkat keparahan dampak kebakaran (fire severity) serta (2) menghitung nilai kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu: (1) dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan atau keputusan terkait upaya perlindungan kawasan ekosistem di TN Tesso Nilo. (2) sebagai bahan referensi atau rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah areal hutan terbakar dan tidak terbakar di TN Tesso Nilo. Lokasi hutan tidak terbakar terletak pada koordinat 101057’90.98”BT sampai 0011’22.15”LS, sedangkan lokasi hutan terbakar terletak pada koordinat 101054’28”BT sampai 0012’55.17”LS, serta 101054’26”BT sampai 0013’29.4”LS.

Penelitian ini memiliki batasan, diantaranya: (1) penilaian fire severity hanya terfokus pada kriteria kondisi vegetasi dengan tiga indikator yaitu kerusakan individu pohon, tingkat keparahan vegetasi serta keanekaragaman vegetasi. (2) penilaian kerugian ekonomi terfokus pada hilangnya manfaat tangible dan intangible yang selama ini dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat, kemudian rusak atau hilang setelah terjadi kebakaran hutan. Manfaat tangible yang dimaksud adalah madu hutan, sedangkan manfaat intangible adalah jasa stok karbon serta biodiversitas tumbuhan. (3) responden dalam penelitian ini bersifat judgement sampling yaitu hanya ketua Asosiasi Petani Madu Hutan TN Tesso Nilo.

Page 15: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

3

KERANGKA PEMIKIRAN

Taman Nasional Tesso Nilo merupakan salah satu blok hutan dataran rendah yang masih tersisa di Pulau Sumatera. Kebakaran hutan yang terjadi khususnya pada tahun 2015 dikhawatirkan dapat merusak ekosistem di kawasan tersebut. Informasi tentang tingkat kebakaran (fire severity) dan total kerugian ekonomi yang ditimbulkan mutlak diperlukan oleh pemegang keputusan agar dapat menciptakan suatu kebijakan dalam upaya penyelamatan Kawasan Taman Nasional.

Informasi tingkat kebakaran hutan (fire severity) dapat diperoleh melalui penilaian tingkat kebakaran hutan. Penilaian tingkat kebakaran hutan dilakukan berdasarkan pedoman penilaian areal bekas terbakar yang diacu dari Syaufina (2008), dengan objek penilaian terfokus pada kondisi kerusakan vegetasi akibat terbakar. Kondisi kerusakan vegetasi akibat kebakaran hutan dapat dilihat dari tiga indikator yaitu: kerusakan individu, tingkat keparahan vegetasi, serta keanekaragaman vegetasi. Penilaian tersebut dapat menghasilkan tingkat keparahan kebakaran hutan, apakah termasuk kelas ringan, sedang atau berat. Berdasarkan uraian tersebut maka penilaian kebakaran hutan berdasarkan kondisi kerusakan vegetasi menjadi tujuan utama dalam penelitian ini.

Penilaian kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dilakukan untuk menggambarkan nilai manfaat hutan yang hilang. Penilaian kerugian ekonomi dilakukan untuk mendapatkan informasi kerugian apa saja yang dirasakan oleh masyarakat sekitar hutan, baik manfaat tangible ataupun intangible. Atas dasar itulah, maka penilaian kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan menjadi tujuan kedua dari penelitian ini. Adapun alur kerangka pemikiran penelitian ini dapat disederhanakan pada Gambar 2.

Gambar 2 Bagan kerangka pemikiran penelitian.

Keterangan : = Alur kerangka pemikiran = Hubungan timbal balik

Kebakaran hutan mengancam kelestarian ekosistem di TNTN

Perlu adanya upaya perlindungan ekosistem di TNTN

Penilaian kebakaran hutan sebagai salah satu upaya perlindungan ekosistem di TNTN

Ekonomi Fire Severity

Bahan masukan bagi pembuat kebijakan dalam melindungi ekosistem di TNTN

Page 16: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

4

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di TN Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, pada koordinat 101057’90.98”BT - 00 11’22.15”LS (lokasi tidak terbakar) dan 101054’28”BT - 0012’55.17”LS serta 101054’26”BT - 0013’29.4”LS (lokasi terbakar) (Lampiran 3). Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli 2015, sedangkan pengolahan serta penyusunan data dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2015.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan diantaranya: peta lokasi, laptop, pita ukur, haga hypsometer, kompas, tali rafia, GPS, patok, alat tulis, tallysheet, buku identifikasi tumbuhan, serta camera digital. Bahan yang digunakan adalah: (1) data primer, mencakup data hasil penilaian fire severity dan wawancara terhadap key person. (2) data sekunder, meliputi: data stok karbon, nilai biodiversitas tumbuhan, serta kondisi umum TN Tesso Nilo.

Prosedur Penelitian

Guna memudahkan dalam menganalisis dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka perlu dikelompokan ke dalam bentuk matrix. Matrix prosedur penelitian tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1 Matrix prosedur penelitian

No Tujuan Penelitian Variabel yang diukur Jenis Data Sumber Data Metode

1

Menilai tingkat kebakaran hutan (fire severity)

a. Nama jenis pohon, dbh, tinggi dan % keterbukaan tajuk.

Primer Hasil analisis vegetasi di lokasi terbakar dan tidak terbakar.

Analisis vegetasi

b. Nilai kerusakan individu pohon, tingkat keparahan vegetasi serta keanekaragaman vegetasi.

Primer Hasil Penilaian terhadap indikator Fire Severity di lokasi terbakar.

Penilaian fire severity (Syaufina 2008)

2 Menghitung nilai kerugian ekonomi

a. Produktivitas madu sebelum dan sesudah kebakaran hutan.

Primer Hasil wawancara terhadap key person yaitu Ketua APMH TNTN.

Harga pasar

b. Stok karbon tCO2 per hektar.

Sekunder Hasil penelitian Rochmayanto et al. (2014) yaitu 264.72 tCO2 per hektar.

Benefit transfer

c. Nilai biodiversitas tumbuhan per hektar.

Sekunder Hasil perhitungan biaya pemulihan biodiversitas.

Benefit transfer

Analisis vegetasi

Plot yang digunakan adalah petak contoh kombinasi antara jalur dan garis berpetak. Setiap jalur kemudian dibagi menjadi subpetak menggunakan metode nested sampling. Petak contoh yang digunakan untuk pengambilan data vegetasi disajikan pada Gambar 3.

Page 17: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

5

Gambar 3 Ilustrasi metode pengambilan data vegetasi untuk (A) tingkat pohon (20

m x 20 m), (B) tiang (10 m x 10 m), (C) pancang (5 m x 5 m), serta (D) tingkat semai (2 m x 2 m).

Plot dibangun secara purpossive sampling di dua lokasi yaitu di hutan yang

terbakar pada tanggal 4 Juli 2015 seluas 500 hektar dan tidak terbakar sebagai pembanding (control). Plot yang dibangun di lokasi hutan terbakar berjumlah tiga jalur, masing-masing jalur tersebar di berbagai tingkatan yang berbeda, yaitu terbakar ringan, sedang, dan berat. Adapun kriteria tingkatan kebakaran hutan berdasarkan De Bano et al. (1998) (Lampiran 1). Sedangkan untuk lokasi hutan tidak terbakar dibangun plot sebanyak tiga jalur, masing-masing jalur memiliki tiga subplot.

Analisis data vegetasi dilakukan terfokus pada tingkat pohon dengan menghitung Indeks Nilai Penting (INP), indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wienner (H’), indeks kemerataan jenis (E), serta indeks kesamaan komunitas (IS).

Indeks Nilai Penting (INP). Indeks Nilai Penting (INP) dihitung untuk mengetahui dominansi suatu jenis terhadap jenis lain. Adapun rumusnya sebagai berikut (Soerianegara dan Indrawan 1988).

INP = KR + FR + DR………………...………….(1)

Di mana: Kerapatan (K) = ∑ individu suatu jenis

luas petak contoh (Ind/ha)……….…..…(2)

Kerapatan Relatif (KR) = kerapatan suatu jenis (N/ha)

kerapatan total (N/ha) x 100%...............(3)

Frekuensi (F) = jumlah plot ditemukan suatu jenis

jumlah seluruh plot…………………(4)

Frekuensi Relatif (FR) = frekuensi suatu jenis

frekuensi seluruh jenis x 100%......................(5)

Dominansi (D) = jumlah bidang dasar suatu jenis (m2)

luas petak contoh (ha)………….…(6)

Dominansi Relatif (DR) = dominansi suatu jenis (m2/ha)

dominansi seluruh jenis (m2/ha) x 100%..................(7)

A

A A B

B B C

C

C

D

D D

Page 18: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

6

Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wienner (H’). Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wienner (H’) menunjukan keanekaragaman jenis pada suatu lokasi. Adapun rumus Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wienner (H’) sebagai berikut (Magurran 1988).

H′ = − ∑ [(ni

N)]s

i=1 ln [(ni

N)]……………………………(8)

Keterangan : H’ = Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener s = Jumlah jenis ni = Kerapatan jenis ke-i N = Total kerapatan

Nilai Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wienner (H’) memiliki tiga

kriteria, yaitu: jika nilai H’ < 2 = kategori rendah, nilai 2 < H’ < 3 = kategori

sedang, serta jika H’ > 3 = kategori tinggi (Magurran 1988).

Indeks kemerataan jenis (E). Indeks kemerataan jenis (E) menunjukan gejala dominansi diantara setiap spesies dalam suatu lokasi. Apabila nilai E mendekati nilai 1, maka distribusi jenisnya hampir sama. Adapun rumusnya sebagai berikut (Ludwig dan Reynolds 1988).

E = H′

ln(s)…………………………………….(9)

Keterangan : E = Indeks kemerataan jenis H’ = Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener s = Jumlah jenis

Indeks kesamaan komunitas (IS). Indeks kesamaan komunitas (IS) menunjukan tingkat kesamaan komunitas tumbuhan dari perbandingan dua tegakan pada setiap tingkat pertumbuhan. Jika nilai IS mendekati 100% maka komunitas tumbuhan yang dibandingkan semakin identik (Odum 1993). Adapun rumus Indeks Kesamaan Komunitas (IS) sebagai berikut.

C (IS) = 2W

a+b…….………………………….(10)

Keterangan : C(IS) = Koefesien indeks kesamaan komunitas W = Jumlah nilai kuantitatif yang sama atau terendah (≤) dari dua jenis-jenis yang terdapat dalam dua komunitas

yang berbeda a = Jumlah nilai kuantitatif dari semua jenis yang terdapat dalam komunitas pertama yang dibandingkan b = Jumlah nilai kuantitatif dari semua jenis yang terdapat dalam komunitas kedua yang dibandingkan

Fire severity

Penilaian fire severity dilakukan terhadap hasil analisis vegetasi berdasarkan pedoman penilaian areal bekas terbakar (Syaufina 2008) yang tersaji di Lampiran 1. Nilai fire severity diperoleh dari hasil penjumlahan skoring tiga indikator, yaitu: kerusakan individu pohon, tingkat keparahan vegetasi, dan keanekaragaman vegetasi. Nilai tersebut kemudian ditentukan tingkat keparahannya berdasarkan Tabel 2.

Page 19: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

7

Tabel 2 Sistem skoring pada penilaian areal bekas terbakar Tingkat keparahan dampak kebakaran Nilai total

Sangat ringan 0 – 20 Ringan 21 – 40 Sedang 41 – 60 Berat 61 – 80 Sangat Berat 81 – 100

Sumber: Syaufina et al. (2008).

Nilai total kerugian ekonomi Nilai total kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan diperoleh dari

penjumlahan hilangnya nilai guna (use value) dan non guna (non use value) di TN Tesso Nilo. Adapun rumusnya sebagai berikut.

NKE = NG + NNG = NMH + NSK + NBD….…………..(11)

Keterangan: NKE = Nilai total kerugian ekonomi (Rp) NG = Nilai guna (Rp) NNG = Nilai non guna (Rp) NMH = Nilai madu hutan yang hilang (Rp) NSK = Nilai stok karbon yang hilang (Rp) NBD = Nilai biodiversitas tumbuhan yang hilang (Rp)

Nilai ekonomi madu yang hilang. Nilai ekonomi madu hutan yang hilang dihitung menggunakan metode pendekatan produktivitas. Adapun rumusnya sebagai berikut.

NMH = P X ∆Q.……………………….……...(12)

Keterangan: NMH = Nilai madu hutan yang hilang (Rp) P = Harga madu hutan dari petani (Rp 65 000,- per kilogram) ∆Q = Penurunan produksi madu hutan (kilogram per tahun) Di mana:

∆Q = Q1 – Q2……………………………..….(13)

Keterangan: ∆Q = Penurunan produksi madu hutan (kilogram per tahun) Q1 = Produksi madu hutan sebelum kebakaran hutan (kilogram per tahun) Q2 = Produksi madu hutan setelah kebakaran hutan (kilogram per tahun)

Data jumlah penurunan produksi madu hutan diperoleh dari hasil wawancara

terhadap responden yang telah ditetapkan sebagai key person melalui teknik judgement sampling. Judgement sampling merupakan metode penetapan responden yang didasarkan atas information rich yang ia miliki (Darmawan 2013). Sehingga responden tersebut adalah ketua Asosiasi Petani Madu Hutan TN Tesso Nilo.

Nilai ekonomi stok karbon yang hilang. Guna mengetahui nilai ekonomi stok karbon yang hilang, perlu diketahui jumlah stok karbon yang terdapat di lokasi kebakaran melalui metode benefit transfer. Adapun rumusnya sebagai berikut.

Page 20: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

8

NSK = (C x Vc) x L……………………….…..…(14)

Keterangan: NSK = Nilai stok karbon (Rp) C = Jumlah stok karbon (tCO2 per hektar) Vc = Harga karbon (Rp per tCO2) L = Luas areal terbakar (hektar).

Nilai ekonomi biodiversitas tumbuhan yang hilang. Nilai ekonomi biodiversitas tumbuhan yang hilang dapat diketahui dengan cara metode benefit transfer dengan pendekatan biaya pemulihan biodiversitas berdasarkan Peraturan Menteri LH RI No. 7 Tahun 2014 tentang kerugian lingkungan hidup akibat pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup. Adapun rumusnya sebagai berikut.

NBD = BBD x LA………………………………(15)

Keterangan: NBD = Nilai Biodiversitas tumbuhan yang hilang (Rp) BBD = Biaya pemulihan biodiversitas tercompounding (Rp per hektar) LA = Luas areal yang terbakar (hektar)

Di mana:

BBD = (1 + r)t P………………………...……..(16)

Keterangan: BBD = Biaya pemulihan biodiversitas tumbuhan tercompounding (Rp per hektar) P = Biaya pemulihan biodiversitas (Rp per hektar). r = Tingkat inflasi (%) t = Tahun ke-

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Kawasan hutan Tesso Nilo, dulu dikenal sebagai kawasan hutan Langgam, pada awalnya ditetapkan sebagai Hutan Produksi Terbatas (HPT) untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan produk kayu lainnya. Tanggal 30 April tahun 2001, Gubernur Provinsi Riau mengusulkan kembali kawasan Tesso Nilo dengan luas ± 153 000 hektar sebagai kawasan konservasi gajah. Usulan kawasan konservasi Tesso Nilo tersebut mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan DPRD (Lampiran 2) (BTNTN 2012).

Balai Taman Nasional Tesso Nilo (2012) memaparkan bahwa kawasan Taman Nasional Tesso Nilo secara administratif terletak di antara dua kabupaten yakni Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Sedangkan secara geografis antara 00o08’08” - 00°20’45” LS dan 101°51’51” - 102°03’18” BT. Luas kawasan Taman Nasional Tesso Nilo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 255/Menhut II/2004 tanggal 19 Juli 2004, seluas ± 38 576 hektar dan penambahan luas kawasan seluas ± 44 492 hektar melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.663/menhut II/2009

Page 21: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

9

tanggal 15 Oktober 2009. Sehingga total luas kawasan Taman Nasional Tesso Nilo saat ini menjadi ± 83 068 hektar.

Topografi kawasan Tesso Nilo berupa datar sampai berbukit. Beberapa tempat di TN Tesso Nilo ditemukan areal dengan kemiringan kurang dari 2%. Ketinggian lokasi dari permukaan laut berkisar antara 50 - 175 mdpl. Kemiringan lereng bisa dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu antara 15 - 25%, 25 - 40%, dan 45% - 90%, dan > 90%. Kawasan yang masih ditumbuhi hutan alam dengan diameter pohon di atas 30 cm berada di areal dengan kemiringan lereng > 45%, hutan produksi terbatas umumnya berada di areal dengan kemiringan antara 25 -45%, dan kebun kelapa sawit. Perladangan dan permukiman penduduk berada di areal dengan kemiringan tanah antara 15 - 25%. Daerah ini merupakan dataran sedimen berbatu tufa yang berombak sampai bergelombang (BTNTN 2012)

Berdasarkan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Solok, Sumatera skala 1: 250 000, jenis tanah yang terdapat di wilayah Tesso Nilo pada umumnya termasuk jenis Kandiudult dan Dystropets (Sistem USDA) yang dalam Sistem LPT Bogor setara dengan jenis Podsolik Merah Kuning dan Kambisol. Formasi geologi yang terdapat di kawasan TNTN dibagi menjadi lima bagian yaitu: Anggota atas, Endapan Danau, Formasi Kerumutan, Formasi Minas dan Formasi Petani (BTNTN 2012)

Balai Taman Nasional Tesso Nilo (2012) menjelaskan bahwa kawasan hutan TN Tesso Nilo secara umum digolongkan sangat lembap dengan curah hujan tahunan yang berkisar antara 2 000 - 3 000 mm. Secara keseluruhan curah hujannya sangat tinggi, curah hujan rata-rata per bulan dapat turun sampai di bawah 60 mm dengan jumlah rata-rata hari hujan per tahun bervariasi antara 120 - 150. Kondisi iklim ini dapat berubah sehubungan dengan keadaan ekstrim seperti kekeringan karena adanya El Nino. Kondisi iklim di wilayah kawasan Taman Nasional Tesso Nilo ditentukan berdasarkan data klimatologi dari Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah I Stasiun Meteorologi Pekanbaru. Rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2 395.39 mm per tahun. Jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Juni dengan rata-rata 21.7 hari per bulan dan terendah pada bulan September dengan rata-rata 15.1 hari per bulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebab Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan terjadi ketika tiga unsur segitiga api terpenuhi. Ketiga unsur tersebut ialah oksigen (O2), bahan bakar serta sumber panas. Bahan bakar yang dimaksud diantaranya vegetasi serta serasah. TN Tesso Nilo memiliki bahan bakar vegetasi yang melimpah, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Purwaningsih dan Ismail (2003) pada setiap petak berukuran satu hektar dapat ditemukan sebanyak 360 jenis yang tergolong dalam 165 marga serta 57 suku dengan rincian jumlah jenis pohon 215 jenis dan anak pohon 305 jenis. Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa pada umumnya serasah di Tesso Nilo memiliki ketebalan sebesar 14 cm (Gambar 4).

Page 22: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

10

Gambar 4 Ketebalan serasah di TN Tesso Nilo.

Sumber panas dapat di klasifikasikan menjadi dua sumber penyebab, yaitu oleh alam dan oleh manusia. Sumber panas yang disebabkan oleh alam di negara subtropis dapat berasal dari petir atau halilintar, sedangkan di negara tropis berasal dari letusan gunung merapi. Menurut Wibowo (2005) hutan alam tropis memiliki tingkat kerawanan yang rendah terhadap kebakaran hutan. Hal ini dikarenakan banyak serta beragamnya jenis vegetasi yang selalu hijau, kadar air bahan bakar yang tinggi yaitu sebesar 42%, serta iklim mikro yang lebih sejuk dan lembap, sehingga menutup peluang api untuk menyala. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa hutan alam yang terdapat di TN Tesso Nilo memiliki kelembapan dan keragaman vegetasi yang tinggi, sehingga menutup kemungkinan kebakaran hutan yang terjadi di TN Tesso Nilo disebabkan oleh alam.

Sumber panas yang disebabkan oleh manusia didapat dari hasil aktivitas manusia. Menurut Balai Taman Nasional Tesso Nilo (2012) kebakaran hutan yang terjadi di TN Tesso Nilo merupakan murni disebabkan oleh ulah manusia. Hal ini dikarenakan dampak dari aktivitas illegal logging (Lampiran 11) serta penyiapan lahan dengan cara membakar untuk keperluan menanam kelapa sawit. Fitri (2015) melaporkan bahwa kebakaran hutan yang terjadi di TN Tesso Nilo di areal hutan seluas ± 200 ha disebabkan oleh penyiapan lahan dengan cara membakar untuk keperluan penanaman kelapa sawit.

Hasil penelitian Mangandar (2000) di Kabupaten Kampar dan Bengkalis, Provinsi Riau memaparkan bahwa penyebab masyarakat melakukan perluasan areal ladangnya dan mengalihkan mata pencahariannya ke penanaman tanaman kelapa sawit dikarenakan menurunya produksi padi, hasil hutan kayu serta non kayu. Selain itu, kelapa sawit memiliki hasil yang melimpah serta nilai jual yang jauh lebih menguntungkan.

Penilaian Fire Severity

Kebakaran hutan yang terjadi di TN Tesso Nilo mengakibatkan dampak kerugian secara ekologi. Dampak tersebut berupa rusak serta hilangnya vegetasi di TN Tesso Nilo.

Page 23: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

11

Kerusakan individu pohon Kebakaran hutan yang terjadi di Taman Nasional Tesso Nilo memiliki tipe

kebakaran permukaan (surface fire) yang menjalar menjadi kebakaran tajuk (crown fire). Hal ini ditandai dengan terbakarnya vegetasi penutup hutan, abu yang dihasilkan dominan berwarna putih serta tajuk pohon yang hangus dan hilang (Lampiran 11). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Brown dan Davis (1973), yang menyatakan bahwa kebakaran permukaan bersumber pada api yang membakar serasah permukaan, daun dan ranting jatuh, serta bahan bakar lain di permukaan hutan serta vegetasi rendah lainnya. Proses pembakaran permukaan ini umumnya merupakan awal terjadinya kebakaran yang lebih luas, baik kebakaran bawah maupun kebakaran tajuk.

Penilaian fire severity di lakukan di areal terbakar dan tidak terbakar. Terdapat perbedaan jumlah pohon di antara kedua areal tersebut. Areal tidak terbakar memiliki 81 individu pohon dengan kondisi pohon seluruhnya hidup. Sedangkan pada areal terbakar terdapat 35 individu pohon dengan kondisi pohon yang variatif.

Kebakaran hutan yang berlangsung lama dan intensif dapat mengakibatkan kematian bagi pohon-pohon di hutan (Brown dan Davis 1973). Hal ini menyebabkan terdapat banyak pohon yang mengalami kematian. Perbandingan jumlah pohon berdasarkan kondisi pohon di areal terbakar tersaji pada Gambar 5.

Gambar 5 Perbandingan jumlah pohon berdasarkan kondisi pohon di areal terbakar.

Gambar 5 menunjukan bahwa semua pohon di petak contoh areal terbakar

mengalami kerusakan. Pohon dengan kondisi hidup memiliki jumlah sebanyak delapan individu pohon sedangkan pohon dengan kondisi mati berjumlah 27 individu pohon. Sehingga presentasi pohon yang mati cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 77.14% bila dibandingkan dengan pohon yang hidup yang hanya sebesar 22.86%.

Kerusakan pohon dapat dibagi menjadi dua lokasi, yaitu batang bagian bawah dan atas serta batang bagian bawah. Jumlah pohon yang rusak berdasarkan lokasi kerusakan tersaji pada Gambar 6.

8

27

0102030

Jum

lah

Poho

n

Kondisi Pohon

Page 24: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

12

Gambar 6 Jumlah pohon rusak berdasarkan lokasi kerusakan.

Berdasarkan Gambar 6, terdapat perbedaan jumlah pohon yang mengalami

kerusakan berdasarkan lokasi kerusakannya. Individu pohon yang mengalami kerusakan di batang bagian bawah dan atas memiliki jumlah terbanyak jika dibandingkan dengan pohon yang memiliki kerusakan di bagian batang bawahnya saja. Sebanyak 27 pohon mengalami kerusakan pada bagian bawah dan atas, serta hanya delapan pohon saja yang mengalami kerusakan di bagian bawah. Pohon yang mengalami kerusakan pada bagian bawah dan atas merupakan dampak dari penjalaran api yang bermula dari kebakaran permukaan (surface fire) menjadi kebakaran tajuk (crown fire).

Terdapat tiga jenis kerusakan yang terdapat di bagian batang, yaitu batang hangus dan luka, batang hangus terbakar, serta batang luka. Berdasarkan jenis kerusakan pada bagian batang dapat diamati pada Gambar 7.

Gambar 7 Jumlah pohon rusak berdasarkan jenis kerusakan.

Gambar 7 menunjukan terdapat perbedaan jumlah pohon yang mengalami kerusakan pada bagian batang berdasarkan jenis kerusakannya. Sebanyak lima pohon batangnya hangus dan terluka, sedangkan sebanyak 30 pohon batangnya hangus terbakar. Dengan demikian batang hangus dan terbakar merupakan jenis kerusakan yang mendominasi di lokasi penelitian.

Indikator pertama dalam menilai areal terbakar adalah berdasarkan kerusakan individu pohon. Penilaian kerusakan individu pohon dapat dilihat dengan menggunakan beberapa parameter, yaitu kematian pohon, kerusakan batang, kerusakan tajuk, kerusakan daun serta kerusakan akar (Tabel 3).

27

8

05

1015202530

Jum

lah

Poho

n

Lokasi Kerusakan

5

30

00

10203040

Jum

lah

Poho

n

Jenis Kerusakan

Page 25: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

13

Tabel 3 Kriteria penilaian kerusakan pada individu pohon No Parameter Kondisi Nilai Bobot Jumlah

Pohon Skoring

1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6 27 6 Pohon hidup 0 8 0

2. Kerusakan Batang a. Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian

atas terbakar 2 1 27 2

Batang bagian bawah terbakar 1 8 1 Batang tidak terbakar 0 0 0

b. Jenis Kerusakan Hangus dan luka 3 1 5 3 Hangus terbakar 2 30 2 Luka 1 0 0 Tidak hangus dan tidak luka 0 0 0

3. Kerusakan Tajuk 75% - 100% tajuk terbakar 3 2 27 6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 3 4 25% - < 50% tajuk terbakar 1 5 2 < 25% tajuk terbakar 0 0 0

4 Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3 2 15 6 Terbakar 2 15 4 Patah 1 5 2 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan 75% - 100% dedaunan terbakar 3 2 27 6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 3 4 25% - < 50 % dedaunan terbakar 1 5 2 < 25% dedaunan terbakar 0 0 0

Total 50

Berdasarkan Tabel 3, hasil skoring pada penilaian kerusakan individu

pohon di lokasi terbakar didapatkan skoring 6 untuk parameter kematian pohon, skoring 3 untuk parameter kerusakan batang dengan bagian yang terbakar dan 5 untuk parameter kerusakan batang dengan jenis kerusakan, skoring 12 untuk kerusakan tajuk, skoring 12 untuk kerusakan cabang serta skoring 12 untuk kerusakan dedaunan. Total skoring pada penilaian dampak kebakaran hutan dengan indikator kerusakan individu pohon adalah sebesar 50.

Tingkat keparahan vegetasi

Indikator kedua dalam menilai areal terbakar adalah melalui tingkat keparahan vegetasi. Tingkat keparahan vegetasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu rendah, sedang, serta tinggi. Selain itu, diklasifikasikan juga berdasarkan kriteria kondisi vegetasi serta presentasenya di lokasi kebakaran. Skoring tingkat keparahan vegetasi tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4 Kriteria penilaian tingkat keparahan vegetasi

No Tingkat Keparahan Kondisi Nilai Bobot Hasil Skoring 1. Rendah Sekurang-kurangnya 50% pohon

tidak terlihat rusak, sisa tajuk hangus, pucuk terbakar namun bertunas, serta akar mati. Lebih dari 80% pohon terbakar dapat bertahan hidup.

1 5

2. Sedang 20% - 50% pohon tidak terlihat rusak, 40% - 80% pohon yang terbakar dapat bertahan hidup.

2

3. Tinggi < 20% pohon tidak terlihat rusak dan akar mati*. < 40% pohon yang terbakar dapat bertahan

3 0%** 22.86%***

15

Total 15

Keterangan: *Kondisi kematian akar tidak diamati. **Tidak terlihat rusak. ***Terbakar dan bisa bertahan hidup.

Page 26: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

14

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, semua pohon di areal terbakar mengalami kerusakan. Pohon yang tidak menunjukan kerusakan sebanyak nol atau sebesar 0%, sehingga jumlah pohon yang tidak terlihat rusak berada di bawah 20%.

Sebanyak 27 pohon atau sebesar 77.14% pohon yang terbakar tidak dapat bertahan hidup, sedangkan delapan pohon (22.86%) yang terbakar dapat bertahan hidup (Lampiran 4). Dengan demikian, jumlah pohon yang terbakar dan bisa bertahan hidup berada di bawah 40%.

Berdasarkan Tabel 4, jumlah pohon yang tidak menunjukan kerusakan dibawah 20% dan jumlah pohon yang terbakar namun masih bisa bertahan hidup dibawah 40% memiliki nilai 3. Berdasarkan kondisi tersebut maka didapatkan skoring sebesar 15. Dengan demikian nilai total skoring untuk indikator tingkat keparahan vegetasi adalah sebesar 15.

Hasil penelitian Syaufina et al. (2005) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi Jawa Barat menunjukan bahwa api memberikan dampak terhadap pohon. Dari 141 pohon di areal terbakar terdapat 115 pohon (81.56%) dalam kondisi sehat, 23 pohon (16.31%) dalam kondisi kerusakan ringan, dua pohon (1.42%) dalam kondisi kerusakan sedang dan satu pohon (0.71%) mengalami kematian.

Keanekaragaman vegetasi

Kebakaran hutan yang terjadi di TN Tesso Nilo menyebabkan penurunan jumlah jenis pohon komersial. Penurunan yang terjadi sebanyak 28 spesies atau sebesar 93.33%. Hasil analisis vegetasi di lapangan menunjukan bahwa hanya terdapat tiga spesies pohon yang hidup di lokasi terbakar yaitu Macaranga pruinosa, Diaphania costata serta Shorea macroptera, sedangkan di lokasi tidak terbakar sebanyak 30 spesies (Lampiran 5).

Keanekaragaman jenis vegetasi serta kemerataan jenis di lokasi tidak terbakar dan terbakar di TN Tesso memiliki perbedaan nilai. Perbedaan nilai tersebut tersaji pada Gambar 8.

Gambar 8 Perbedaan indeks keanekaragaman jenis (H’) dan indeks kemerataan

jenis (E) di lokasi tidak terbakar dan lokasi terbakar. Sementara itu, keanekaragaman jenis vegetasi serta kemerataan jenis dapat

dihitung skala kualitas nilainya. Skala kualitas nilai keragaman jenis serta kemerataan jenis tersaji pada Tabel 5.

3.05

0.90.96 0.87

01234

H' EPres

enta

se (

%)

Lokasi tidak terbakar

Lokasi terbakar

Page 27: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

15

Tabel 5 Skala kualitas nilai keanekaragaman jenis (H’) dan kemerataan jenis (E) Skala H’ E

Buruk <0.75 0 - 0.20 Kurang 0.75 - 1.50 0.21 - 0.40 Sedang 1.51 - 2.25 0.41 - 0.60 Cukup 2.26 - 3.00 0.61 - 0.80 Baik >3.00 0.81 - 1.00

Sumber: Lisdayanti (2013). Hasil perhitungan menggunakan rumus Sannon-Wiener didapatkan bahwa

nilai indeks keanekaragam jenis di TN Tesso Nilo pasca terbakar adalah sebesar 0.9 (Gambar 8). Berdasarkan Tabel 5 nilai tersebut masuk kedalam selang nilai 0.75 - 1.50, hal ini menunjukan bahwa kenekaragaman jenis di TN Tesso Nilo memiliki kualitas kenekaragaman jenis yang kurang. Berbeda dengan lokasi tidak terbakar, indeks keanekaragaman jenisnya sebesar 3.05, nilai tersebut masuk kedalam selang nilai > 3.00 yang memiliki arti skala kualitas keanekaragamannya baik. Menurut Yusuf dan Purwaningsih (2005) kenekaragaman jenis tumbuhan diduga berkaitan dengan kondisi habitat, besarnya tingkat gangguan serta faktor lingkungan yang memengaruhinya.

Nilai kemerataan jenis pada tingkat pohon di lokasi terbakar memiliki nilai sebesar 0.87 (Gambar 8). Nilai tersebut tidak jauh berbeda dengan nilai kemerataan jenis di lokasi tidak terbakar yaitu sebesar 0.9. Berdasarkan Tabel 5 nilai tersebut masuk kedalam selang nilai 0.81 - 1.00, sehingga baik di lokasi terbakar maupun tidak terbakar di TN Tesso Nilo memiliki kualitas kemerataan jenis yang baik. Menurut Magurran (1988) indeks kemerataan jenis memiliki nilai selang antar 0 - 1, dimana nilai satu menunjukan kondisi distribusi setiap spesies relatif sama dalam suatu komunitas. Distribusi secara berkelompok sehingga menimbulkan kondisi distribusi spesies yang relatif sama merupakan fenomena umum yang terjadi di hutan alam (Indriyanto 2006).

Menurut Indriyanto (2006) indeks kesamaan komunitas menunjukan kemiripan komposisi dan struktur pada suatu komunitas atau tegakan pohon yang dibandingkan. Komunitas pohon yang dibandingkan adalah komunitas pohon yang berada di areal hutan terbakar dan tidak terbakar. Berdasarkan hasil perhitungan, indeks kesamaankomunitas di TN Tesso Nilo adalah sebesar 13.46% (Tabel 6), dengan kata lain di dua lokasi penelitian memiliki komposisi jenis yang sama. Menurut Heriyanto et al. (2007), apabila nilai indeks kesamaan komunitas mendekati 0%, maka kedua komunitas tersebut memiliki komposisi jenis yang berlainan. Semakin kecil indeks nilai indeks kesamaan suatu komunitas (< 50 %), maka tingkat kesamaanya semakin rendah (Setiadi 2004). Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan bahwa terdapat perbedaan komposisi jenis di areal terbakar dan tidak terbakar (Lampiran 5). Menurut Setiadi (2004) hal yang dapat menyebabkan terjadinya tingkat kesamaan vegetasi rendah adalah adanya variasi kondisi lingkungan baik fisik maupun kimia serta interaksi antar jenis.

Indikator ketiga dalam melakukan penilaian lokasi terbakar adalah melalui keanekaragaman vegetasi. Penilaian keanekaragaman vegetasi diukur berdasarkan empat parameter, diantaranya perubahan komposisi jenis, indeks keanekaragaman jenis, indeks kemerataan jenis serta indeks kesamaan. Hasil penilaian keanekaragaman vegetasi tersaji pada Tabel 6.

Page 28: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

16

Tabel 6 Kriteria penilaian keanekaragaman vegetasi No Parameter Kondisi Nilai Bobot Hasil Skoring 1. Keanekaragaman jenis pohon

a. Perubahan komposisi jenis

Terjadi penurunan jumlah jenis pohon komersial

2 2 28 4

Tidak terjadi perubahan jumlah jenis pohon komersial

1

Terjadi peningkatan jumlah jenis pohon komersial

0

b. Indeks keanekaragaman jenis

< 1.5 2 1 0.9 2 1.5 - 3.5 1 > 3.5 0

c. Indeks kemerataan jenis 0 2 1 1 > 0 - < 1 1 0.87 1 0

d. Indeks kesamaan jenis 0 2 2 13.46% 2 < 75% 1

≥ 75% 0 Total 9

Berdasarkan Tabel 6, terjadi penurunan jumlah jenis pohon komersial di

lokasi penelitian sebanyak 28 jenis sehingga skoring untuk parameter perubahan komposisi adalah sebesar 4. Nilai indeks keanekaragaman jenis di lokasi penelitian adalah sebesar 0.9, nilai tersebut dibawah 1.5 sehingga mendapatkan skoring sebesar 2. Nilai indeks kemerataan jenis di lokasi penelitian sebesar 0.87, nilai tersebut masuk ke dalam selang nilai > 0 - < 1, sehingga skoring yang diperoleh adalah sebesar 1. Nilai indeks kesamaan jenis di lokasi penelitian adalah sebesar 13.46%, nilai tersebut di bawah 75% sehingga mendapatkan skoring sebesar 2. Dengan demikian nilai total hasil penjumlahan skoring untuk indikator keanekaragaman vegetasi adalah sebesar 9.

Fire severity

Kebakaran hutan memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap vegetasi. Secara langsung api dapat mematikan tumbuhan serta menyebabkan luka. Secara tidak langsung api dapat menyebabkan luka terbuka pada vegetasi, sehingga memicu keberadaan serangan hama dan penyakit (Syaufina dan Ainuddin 2011).

Kebakaran hutan yang terjadi di TN Tesso Nilo mengakibatkan kerusakan terhadap vegetasi. Kerusakan tersebut diakibatkan oleh api yang berinteraksi dengan vegetasi. Tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dapat diketahui melalui nilai total skoring dari ketiga indikator dalam melakukan penilaian kebakaran hutan berdasarkan fire severity. Total skoring hasil penilaian kebakaran hutan berdasarkan fire severity di TN Tesso Nilo tersaji pada Tabel 7.

Tabel 7 Total skoring penilaian kebakaran hutan di TN Tesso Nilo berdasarkan

indikator fire severity Indikator Penilaian Fire Severity Skoring

Kerusakan Individu Pohon 50 Tingkat Keparahan Vegetasi 15 Keanekaragaman Vegetasi 9

Total skoring 74

Page 29: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

17

Tabel 7 memaparkan bahwa nilai total skoring penilaian kebakaran hutan berdasarkan fire severity di TN Tesso Nilo adalah sebesar 74. Hal ini berdasarkan hasil penjumlahan ketiga indikator dalam menentukan fire severity, yaitu: kerusakan individu pohon, tingkat keparahan vegetasi serta keanekaragaman vegetasi. Indikator kerusakan individu memiliki skoring sebesar 50, indikator keparahan vegetasi memiliki skoring sebesar 15 dan indikator keanekaragaman vegetasi sebesar 9. Berdasarkan Tabel 2 nilai tersebut masuk kedalam selang nilai 61 - 80. Hal ini menunjukan bahwa kebakaran hutan di TN Tesso Nilo memiliki tingkat keparahan kelas berat.

Penilaian Kerugian Ekonomi

Nilai manfaat hutan dapat diperoleh berdasarkan nilai total ekonomi hutan. Nilai kerugian ekonomi manfaat hutan pun dapat diperoleh dari hasil penilaian total ekonomi, karena manfaat dan kerugian dipandang sebagai satu konsep yang sama (Pearce dan Turner 1992). Nilai total kerugian ekonomi diperoleh dari hasil penjumlahan nilai guna (use value) dan nilai non guna (non use value) yang selama ini dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat sekitar hutan, namun setelah terjadi kebakaran hutan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh manfaat dari nilai tersebut.

Nilai guna merupakan manfaat yang telah dimanfaatkan oleh manusia yang muncul dari kemampuan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka (Santoso 2008). Manfaat hutan TN Tesso Nilo yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan adalah madu hutan, manfaat tersebut berwujud material (tangible). Nilai non guna merupakan nilai fungsi atau jasa yang melekat pada keberadaan hutan itu sendiri (Santoso 2008). Nilai fungsi atau jasa lingkungan dari keberadaan hutan TN Tesso Nilo yang selama ini dirasakan oleh masyarakat sekitar hutan adalah berupa stok karbon dan penyedia biodiversitas tumbuhan, di mana kedua nilai tersebut berwujud immaterial (intangible). Akibat kebakaran hutan yang terjadi, manfaat hutan TN Tesso Nilo baik tangible maupun intangible menjadi rusak, sehingga masyarakat sekitar hutan tidak bisa lagi memperoleh manfaat dari hutan.

Manfaat tangible TN Tesso Nilo yang hilang

Manfaat tangible merupakan manfaat yang bisa diambil dari suatu hutan yang berwujud material (Darusman 1989). Berdasarkan pengamatan di TN Tesso Nilo, manfaat hutan yang berbentuk material dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat adalah madu hutan. Akibat kebakaran hutan yang terjadi, masyarakat tidak bisa lagi mengambil manfaat madu dari TN Tesso Nilo.

Nilai ekonomi madu hutan yang hilang. Lebah madu hutan (Apis dorsata) di TN Tesso Nillo membuat sarang pada dahan pohon Kempas (Koompassia excelsa), keruing (Dipterocarpus elongates), campedak (Artocarpus integer) dan kayu batu (Rhodemnia sp.). Namun berdasarkan hasil penelitian Hutagalung (2008) sarang lebah madu hutan terdapat juga pada pohon Pirdot (Sauravia sp.), Tambiski (Rapanea sp.), Sarimarniak (Mastixie trichotoma), Beringin (Ficus benjamina), Dori-dori (Crutoxylon aborescens), Hapas-hapas (Exbucklandia populnea), Haurdolok (Eugenia sp.), Karet (Hevea brasilliensis), Mayang

Page 30: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

18

(Palaquium sp.), Durian (Durio zibethinus), Amburuan (Podocarpus neriifolius) dan Goring-goring (Glochidion sp.). selain itu, sarang lebah madu hutan kerap ditemukan di tanaman Kelapa (Cocos nucifera) serta tebing-tebing batu.

Menurut Ketua Asosiasi Madu Hutan Tesso Nilo, TN Tesso Nilo memiliki potensi madu hutan sebesar 70 ton per tahun. Namun kebakaran hutan yang terjadi setiap tahunnya menyebabkan produksi madu hutan TN Tesso Nilo menurun. Hal ini disebabkan akibat kebakaran hutan, sumber makanan lebah madu hilang. Selain itu, lebah madu juga sangat sensitif terhadap asap. Asap yang ditimbulkan dapat mengakibatkan lebah madu mati serta pergi meninggalkan sarangnya. Menurut Samoprastowo dan Suprapto (1993) aktivitas hidup lebah madu sangat dipengaruhi suhu, air, sumber makanan, ikim mikro, serangan musuh serta gangguan hama penyakit. Rekapitulasi produksi madu hutan di TN Tesso Nilo periode 2011 – 2015 tersaji di Gambar 9.

Sumber: Ketua APMH TNTN (2016). Gambar 9 Rekapitulasi produksi madu hutan di TN Tesso Nilo periode 2011 –

2015.

Berdasarkan Gambar 9 penurunan produksi madu hutan terjadi setiap tahunnya. Petani madu hutan TN Tesso Nilo hanya bisa memanen madu hutan sebanyak 10 ton (2011 - 2012), 5 ton (2014), 5 ton (2014) dan 4 ton (2015). Penurunan produksi madu hutan terbesar terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 5 ton, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar 1 ton.

Perhitungan nilai manfaat madu hutan yang hilang hanya terfokus pada penurunan produktivitas madu hutan pada tahun 2015. Perhitungan nilai ekonomi madu hutan yang hilang tertera pada Tabel 8.

Tabel 8 Perhitungan nilai ekonomi madu hutan yang hilang di TN Tesso Nilo

Keterangan Nilai Satuan Penurunan produksi madu hutan (a)* = 5 0001 – 4 0002 1 000 kilogram per tahun Harga pasaran madu hutan tahun 2015 (b) 65 000 Rp per kilogram Nilai ekonomi madu hutan yang hilang di TNTN (c) = a x b 65 000 000 Rp per tahun

Sumber : *Ketua APMH TNTN (2016). Keterangan : 1Produksi madu hutan tahun 2014. 2Produksi madu hutan tahun 2015.

Nilai ekonomi madu hutan yang hilang di TN Tesso Nilo adalah sebesar

Rp 65 000 000,- pada tahun 2015 (Tabel 8). Nilai tersebut menunjukan bahwa kebakaran hutan yang terjadi menyebabkan hilangnya manfaat ekonomi yang seharusnya dapat memberikan kesejahteraan bagi petani madu hutan. Akibat menurunnya produksi madu hutan, para petani kehilangan semangatnya untuk

10 10

5 5 4

0

5

10

15

Ton

Tahun

Page 31: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

19

memanen madu hutan dan lebih memilih beralih profesi menjadi petani kelapa sawit. Hal tersebut justru menimbulkan kekhawatiran terhadap kelestarian TN Tesso Nilo, karena para petani membuka lahan perkebunan di sekitar areal TNTN dengan cara membakar. Dengan demikian, diperlukan andil pemerintah untuk menjaga dan melestarikan pohon-pohon tempat lebah madu hutan membuat sarang, agar produksi madu tetap continue serta kebakaran hutan dapat dicegah.

Manfaat intangible TN Tesso Nilo yang hilang

Manfaat intangible merupakan manfaat yang bisa diambil dari suatu hutan yang immaterial (Darusman 1989). Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan manfaat imaterial di TN Tesso Nilo diantaranya jasa lingkungan yang berupa stok karbon dan biodiversitas tumbuhan. Akibat kebakaran yang terjadi, jasa hutan sebagai stok karbon serta biodiversitas tumbuhan di TN Tesso Nilo rusak.

Nilai ekonomi stok karbon yang hilang. Hutan mampu menyerap gas karbondioksida (CO2) di atmosfer dalam skala yang besar. Di dalam hutan terjadi proses akumulasi penyerapan CO2 yang dilakukan secara kolektif oleh vegetasi yang ada di dalamnya. Proses tersebut berlangsung secara alami melalui fotosintesis. Adanya kemampuan tersebut menyebabkan hutan mempunyai kontribusi penting untuk menjaga konsentrasi CO2 pada konsentrasi yang stabil (Junaedi 2008).

Berdasarkan data hasil penelitian Rocmayanto et al. (2014) bahwa rata-rata stok karbon di tipe hutan lahan kering primer untuk Biregion Sumatera adalah sebesar 264.72 tCO2 per hektar, data tersebut dilakukakan transfer nilainya dengan tujuan untuk mengetahui data stok karbon di TN Tesso Nilo. Nilai stok karbon tersebut lantas dikalikan dengan luas areal yang terbakar yaitu seluas 500 hektar berdasarkan data dari pengelola TNTN untuk mengetahui jumlah stok karbon yang hilang pada areal terbakar di TN Tesso Nilo. Jumlah stok karbon yang hilang dapat diketahui nilai ekonominya dengan cara mengkalikannya dengan harga karbon berdasarkan acuan Ginoga et al. (2009) dalam Yuniarti (2011) yaitu sebesar US$ 1.3 per tCO2 yang telah dikonversi ke mata uang Rupiah yaitu sebesar Rp 13 204,- per US$ 1 versi BI tanggal 1 Mei 2016. Nilai ekonomi stok karbon yang hilang tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9 Perhitungan nilai ekonomi stok karbon yang hilang di TN Tesso Nilo.

Keterangan Nilai Satuan Luas areal hutan di TNTN yang terbakar (a)1 500 Hektar Rata-rata jumlah stok karbon di tipe hutan lahan kering primer untuk Biregion Sumatera (b)2

264.72 tCO2 per hektar

Jumlah stok karbon yang hilang pada areal terbakar di TNTN (c) = a x b 132 360 tCO2 Harga karbon (d) = 1.3* x 13 204** 17 165.2 Rp per tCO2 Nilai ekonomi stok karbon di TNTN yang hilang (e) = c x d 2 271 985 872 Rp

Sumber : 1Pengelola TN Tesso Nilo (2015). 2Rocmayanto et al. (2014). Keterangan : * Harga karbon per tCO2 dalam US $ (Yuniarti 2011). ** Kurs Rupiah per 1 US$ versi BI tanggal 1 Mei 2016.

Berdasarkan Tabel 9 nilai ekonomi stok karbon yang hilang akibat

kebakaran hutan yang terjadi di TN Tesso Nilo adalah sebesar Rp 2 271 985 872,-. Nilai tersebut merefleksikan bahwa jasa hutan sebagai penyimpan stok karbon dioksida di biomassa pohon sangat besar harganya.

Page 32: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

20

Apabila kawasan ekosistem TN Tesso Nilo terlindungi, maka manfaat jasa lingkungannya tetap terasa serta nilai ekonominya tetap terus ada.

Nilai ekonomi biodiversitas tumbuhan yang hilang. Taman Naional Tesso Nilo merupakan hutan dataran rendah yang memiliki biodiversitas yang tinggi. Hal ini terbukti dari hasil analisis vegetasi pada tingkat pohon didapatkan sebanyak 31 jenis (Lampiran 5).

Terdapat manfaat biodiversitas tumbuhan yang sudah diketahui di TN Tesso Nilo. Hasil penelitian Susiarti et al. (2003) memaparkan bahwa terdapat 87 jenis tumbuhan yang diketahui dengan baik serta dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Sebanyak 83 jenis dimanfaatkan sebagai obat, sedangkan empat jenis dimanfaatkan sebagai racun. Hampir semua jenis-jenis tersebut merupakan tanaman liar, namun beberapa diantaranya telah dibudidayakan. Jenis-jenis tersebut diantaranya Alpinia galanga, Curcuma longa, Zingiber officinale, Allamanda cathartica, Graptophyllum pictum, Kalanchoe pinnata.

Areal luas yang terbakar sebesar 500 hektar berdasarkan data dari pihak pengelola TNTN, perlu dikalikan dengan biaya pemulihan biodiversitas yang telah dilakukan compounding ke tahun 2016. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai ekonomi biodiversitas tumbuhan yang hilang akibat terbakar. Adapun biaya pemulihan biodiversitas mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 7 tahun 2014 yang telah dilakukan compounding ke tahun 2016, yaitu sebesar Rp 2 948 468,-. Perhitungan nilai ekonomi biodiversitas yang hilang tersaji pada Tabel 10.

Tabel 10 Perhitungan nilai ekonomi biodiversitas tumbuhan yang hilang di TN

Tesso Nilo Keterangan Nilai Satuan

Luas areal terbakar (a)* 500 hektar Biaya pemulihan biodiversitas per hektar, compounding ke tahun 2016 (b) = (1+ 0.045**)2 x 2 700 000***

2 948 468

Rp per hektar

Nilai ekonomi biodiversitas TNTN yang hilang (c) = a x b 1 474 233 750 Rp Sumber : *Pengelola TN Tesso Nilo (2015). ***KLH (2014). Keterangan : ** Tingkat inflasi versi BI tanggal 1 Mei 2016.

Tabel 10 menyajikan hasil perhitungan bahwa besarnya nilai ekonomi

biodiversitas tumbuhan yang hilang di TN Tesso Nilo adalah sebesar Rp 1 474 233 750,-. Nilai ekonomi biodiversitas tumbuhan yang diperoleh menunjukan bahwa TN Tesso Nilo memiliki biodiversitas tumbuhan yang sifatnya dapat dipertahankan atau dimanfaatkan suatu saat nanti atau disimpan untuk masa yang akan datang. Apabila hutan tetap terjaga maka biodiversitas tumbuhan akan selalu tersedia sehingga manfaat dari nilai kekayaan alam hayati akan terasa.

Nilai total kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan

Kebakaran hutan yang terjadi di TN Tesso Nilo menghanguskan manfaat dari sumber daya alam dan jasa lingkungan yang terkandung di dalamnya. Manfaat hutan tersebut berupa madu hutan, stok karbon serta biodiversitas tumbuhan. Hal tersebut menimbukan hilangnya manfaat hutan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya nilai manfaat

Page 33: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

21

hutan yang hilang secara ekonomi adalah sebesar Rp 3 811 219 622,-. Perhitungan tersebut tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11 Nilai ekonomi total yang hilang akibat kebakaran hutan di TN Tesso

Nilo berdasarkan kategori manfaat tangible dan intangible Kategori Manfaat Besar Nilai Ekonomi yang

Hilang (Rp/tahun) Presentase

(%) Manfaat tangible a. Nilai ekonomi madu hutan 65 000 000 1.70 Manfaat intangible a. Nilai ekonomi stok karbon 2 271 985 872 59.61 b. Nilai ekonomi biodiversitas 1 474 233 750 38.68 Nilai Total kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di TNTN 3 811 219 622 100

Berdasarkan Tabel 11 kerugian terbesar terjadi pada manfaat intangible

yaitu sebesar Rp 3 746 219 622,- (98.29%), sedangkan manfaat tangible sebesar Rp 65 000 000,- (1.70%). Berdasarkan besaran nilai ekonomi yang hilang akibat kebakaran hutan, kerugian ekonomi terbesar terjadi pada hilangnya manfaat stok karbon yaitu sebesar Rp 2 271 985 872,-, sedangkan kerugian ekonomi terendah terdapat pada hilangnya manfaat madu hutan yaitu sebesar Rp 65 000 000,-.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penilaian fire severity, kebakaran hutan yang terjadi pada tanggal 4 Juli 2015 di Taman Nasional Tesso Nilo pada areal seluas 500 hektar diklasifikasikan sebagai kebakaran berat dengan total skoring sebesar 74. Sementara itu hasil penilaian kerugian ekonomi, kebakaran tersebut menimbulkan kerugian sebesar Rp 3 811 219 622,- selama tahun 2015.

Saran

Terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, diantaranya: (1) perlu diteliti mengenai dampak kebakaran hutan berdasarkan kriteria kondisi kualitas tapak untuk melengkapi pembobotan. (2) perlu dilakukan pengkajian terhadap upaya pengendalian kebakaran hutan yang telah dilakukan oleh pihak BTNTN. (3) perlu dilakukan pengukuran potensi stok karbon di TN Tesso Nilo baik secara destructive atau non destructive, mengingat belum ada data potensi stok karbon di TN Tesso Nilo. (4) mengingat petani madu hutan beralih profesi menjadi petani kelapa sawit setiap terjadi kebakaran hutan, maka perlu diadakannya pelatihan budidaya lebah madu (Apis mellifera) kepada mereka. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya kebakaran baru, karena para petani membuka lahan perkebunan di sekitar areal TNTN dengan cara membakar.

Page 34: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

22

DAFTAR PUSTAKA

Brown AA, KP Davis. 1973. Forest Fire Control and Use. New York (US): McGraw-Hill Book Company.

[BTNTN] Balai Taman Nasional Tesso Nilo. 2012. Taman Nasional Tesso Nilo. Pelalawan (ID): Kementrian Kehutanan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Darmawan D. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung (ID): PT Remaja Rosdakarya.

Darusman D. 1989. Analisis dampak ekonomi industri pengolahan hasil hutan di Pulau Jawa serta strategi pengembangannya: suatu studi pembangunan wilayah [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

DeBano CF, Neary DG, Folliot PF. 1998. Fire’s Effect On Ecosystems. New York (US): John Wiley and Sons Inc.

Fitri S. 2015. 200 hektare kawasan Taman Nasional di Riau terbakar. [diunduh 2015 Okt 12]. Tersedia pada: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/07/09/nr7uzz-200 hektare-kawasan-taman-nasional-di-riau-terbakar.

Heriyanto NM, Sawitri R, Subandinata D. 2007. Kajian ekologi permudaan saninten ( Castanopsis argentea (BI) A.DC.) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Buletin Plasma Nutfah 13 (1): 34-42.

Hutagalung LE. 2008. Perkembangan perolehan madu Lebah Hutan (Apis dorsata) oleh pemanen madu di Kabupaten Tapanuli Utara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Junaedi A. 2008. Kontribusi hutan sebagai rosot karbondioksida. Info Hutan 5(1):

1-7. [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2014. Pencemaran. Kerusakan. Kerugian.

Pencabutan. Nomor 1726 tahun 2014. Jakarta (ID): Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

[KLHK] Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2016. Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan (Ha) Per Provinsi Di Indonesia. [diunduh 2 Apr 2016]. Tersedia pada: http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/luas_kebakaran.

Lisdayanti. 2013. Keanekaragaman spesies tumbuhan dan potensi pemanfaatannya di Taman Wisata Alam Buluhcina, Riau [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ludwig JA, Reynolds JF. 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods on Computing. New York (US): J Wiley.

Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Australia (AU): Croom Helm.

Mangandar. 2000. Karakteristik sosial masyarakat di sekitar hutan dengan kebakaran hutan. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mustain A. 2014. Tujuh penyebab kebakaran hutan Riau tak kunjung reda. [diunduh 20 Ags 2016]. Tersedia pada: http://news.metrotvnews.com/read/2014/03/17/220071/tujuh-penyebab-kebakaran-hutan-riau-tak-kunjung-reda.

Page 35: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

23

Pearce DW, Turner RK. 1992. Economic of Natural Resources aand The Environment. New York (US): Harvester Wheatsheaf.

Purwaningsih, Ismail. 2003. Studi diversitas flora di kawasan hutan pamah Tesso Nilo, Provinsi Riau. Di dalam: Fahmi, editor. Keanekaragaman Hayati di Tesso Nilo, Provinsi Riau. Bogor (ID): Pusat Penelitian Biologi-LIPI dan WWF Indonesia. Hlm 3-29.

Odum EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Tjahyono Samingan (penerjemah). Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Rocmayanto Y, Wibowo A, Lugina M, Butarbutar T, Mulyadin RM, Wicaksono D. 2014. Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Samoprastowo RM, Suprapto RA. 1993). Beternak Lebah Madu Modern. Jakarta (ID): Bharata Karya Akasara.

Santoso B 2008. Kebocoran Hutan dan Anomali Illegal Logging. Jakarta (ID): Wana Aksara.

Setiadi D. 2004. Keanekaragaman tingkat pohon di Taman Wisata Alam Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Biodiversitas 6(2): 118-122.

Soerianegara I, Indrawan A. 2008. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): IPB Press.

Susiarti S, Purwanto Y, Waluyo EB. 2003. Keanekaragaman tumbuhan obat di kawasan Tesso Nilo, Riau. Di dalam: Fahmi, editor. Keanekaragaman Hayati di Tesso Nilo, Provinsi Riau. Bogor (ID): Pusat Penelitian Biologi-LIPI dan WWF Indonesia. Hlm 31-47.

Syaufina L, Supriyanto, Kasno, Purwodidodo. 2005. Formulasi sistem penilaian pada areal bekas terbakar untuk pengelolaan hutan berkelanjutan. Hibah bersaing perguruan tinggi. [laporan akhir]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Syaufina L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia. Perilaku Api, Penyebab, dan dampak Kebakaran. Malang (ID): Bayumedia Publishing.

Syaufina L, Ainuddin AN. 2011. Impacts of fire on South East Asia tropical forest biodiversity: a review. Asian Journal of Plants Science 10(4): 238-244. doi: 10.3923/ajps.2011.238.244.

Wibowo A. 2005. Kerawanan hutan tanaman campuran terhadap kebakaran dan pemilihan jenis tanaman sekat bakar di bagian kesatuan pemangkuan Hutan Bayah, Banten. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 2(3): 205-213.

[WWF] World Wildlife Fund. 2011. Sekilas Taman Nasional Tesso Nilo. [diunduh 2015 Okt 11]. Tersedia pada: http://www.wwf.or.id/?22500/Sekilas-Taman-Nasional-Tesso-Nilo.

Yuniarti D. 2011. Estimasi kelayakan finansial implementasi pengurangan emisi dari degradasi dan deforestrasi di Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan 8(3): 165-175.

Yusuf R, Purwaningsih. 2005. Komposisi jenis dan struktur komposisi vegetasi hutan di daerah Pakuli, Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Biodiversitas 6(2): 123-128.

Page 36: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

24

LAMPIRAN

Page 37: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

24

Lampiran 1 Pedoman penilaian fire severity terhadap vegetasi Kriteria penilaian kerusakan individu pada pohon

No Parameter Kondisi Nilai Bobot 1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6

Pohon hidup 0 2. Kerusakan Batang

a. Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar

2 1

Batang bagian bawah terbakar 1 Batang tidak terbakar 0

b. Jenis Kerusakan Hangus dan luka 3 1 Hangus terbakar 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk 75 % - 100% tajuk terbakar 3 2 50% - < 75% tajuk terbakar 2 25% - < 50% tajuk terbakar 1 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3 2 Terbakar 2 Patah 1 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan 75% - 100% dedaunan terbakar 3 2 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar Mengalami luka dan terbakar 3 2 Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0

Sumber: Syaufina et al. (2008). Kriteria penilaian tingkat keparahan vegetasi

No Tingkat Keparahan Kondisi Nilai Bobot 1. Rendah Sekurang-kurangnya 50% pohon tidak

terlihat rusak, sisa tajuk hangus, pucuk terbakar namun bertunas, serta akar mati. Lebih dari 80% pohon terbakar dapat bertahan hidup.

1 5

2. Sedang 20% - 50% pohon tidak terlihat rusak, 40% - 80% pohon yang terbakar dapat bertahan hidup.

2

3. Tinggi < 20% pohon tidak terlihat rusak dan akar mati. < 40% pohon yang terbakar dapat bertahan

3

Sumber : De Bano et al. (1998).

Page 38: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

25

Kriteria penilaian keanekaragaman vegetasi No Parameter Kondisi Nilai Bobot 1. Keanekaragaman jenis pohon a. Perubahan komposisi

jenis

Terjadi penurunan jumlah jenis pohon komersial

2 2

Tidak terjadi perubahan jumlah jenis pohon komersial

1

Terjadi peningkatan jumlah jenis pohon komersial

0

b. Indeks keanekaragaman jenis

< 1.5 2 1 1.5 – 3.5 1 > 3.5 0

c. Indeks kemerataan jenis 0 2 1 > 0 - < 1 1 1 0

d. Indeks kesamaan 0 2 2 < 75% 1 ≥ 75% 0

2. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah a. Perubahan komposisi

jenis Terjadi penurunan jumlah jenis 1 2 Tidak terjadi perubahan jumlah jenis

Terjadi peningkatan jumlah jenis

b. Indeks keanekaragaman jenis

< 1.5 2 1 1.5 – 3.5 1 > 3.5 0

c. Indeks kemerataan jenis 0 2 1 > 0 - < 1 1 1 0

d. Indeks kesamaan 0 2 2 < 75% 1 ≥ 75% 0

Sumber: Syaufina et al. (2008).

Page 39: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

26

Lam

pira

n 2

Pet

a ba

tas k

awas

an T

aman

Nas

iona

l Tes

so N

ilo

Page 40: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

27

Lam

pira

n 3

Pet

a lo

kasi

pene

litia

n

Page 41: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

28

Lampiran 4 Peniaian dampak kebakaran hutan

Tanggal : 05 Juli 2015 Kelas kebakaran : Berat Ukuran jalur : 20 m x 60 m Kelas : Pohon Sub Petak : 1

No Parameter Kondisi Nilai Bobot Individu ke- 1 2 3 4 5

1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6 6 6 6 6 6 Pohon hidup 0

2. Kerusakan Batang a. Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar 2

1 2 2 2 2 2

Batang bagian bawah terbakar 1 Batang tidak terbakar 0

b. Jenis Kerusakan

Hangus dan luka 3

1

3 Hangus terbakar 2 2 2 2 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk 75 % - 100% tajuk terbakar 3

2

6 6 6 6 6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 25% - < 50% tajuk terbakar 1 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3

2

6 6 6 6 6 Terbakar 2 Patah 1 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan 75% - 100% dedaunan terbakar 3

2

6 6 6 6 6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar Mengalami luka dan terbakar 3

2

Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0 0 0 0 0 0

Jumlah 29 28 28 28 28

Page 42: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

29

Sub Petak : 2

No Parameter Kondisi Nilai Bobot Individu ke- 1 2 3

1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6 6 6 6 Pohon hidup 0

2. Kerusakan Batang a.

Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar 2 1

2 2 2 Batang bagian bawah terbakar 1 Batang tidak terbakar 0

b.

Jenis Kerusakan Hangus dan luka 3

1

Hangus terbakar 2 2 2 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk 75 % - 100% tajuk terbakar 3

2

6 6 6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 25% - < 50% tajuk terbakar 1 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3

2

6 6 6 Terbakar 2 Patah 1 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan 75% - 100% dedaunan terbakar 3

2

6 6 6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar Mengalami luka dan terbakar 3

2

Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0 0 0 0

Jumlah 28 28 28

Sub Petak : 3

No Parameter Kondisi Nilai Bobot Ind ke- 1

1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6 6 Pohon hidup 0

2. Kerusakan Batang a. Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar 2

1 2

Batang bagian bawah terbakar 1 Batang tidak terbakar 0

b. Jenis Kerusakan

Hangus dan luka 3

1

Hangus terbakar 2 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk 75 % - 100% tajuk terbakar 3

2

6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 25% - < 50% tajuk terbakar 1 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3

2

6 Terbakar 2 Patah 1 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan 75% - 100% dedaunan terbakar 3

2

6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar Mengalami luka dan terbakar 3

2

Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0 0

Jumlah 28

Page 43: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

30

Tanggal : 05 Juli 2015 Kelas kebakaran : Sedang Ukuran jalur : 20 m x 60 m Kelas : Pohon Sub Petak : 1

No Parameter Kondisi Nilai Bobot Individu ke- 1 2 3 4

1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6 0 0 6 6 Pohon hidup 0

2. Kerusakan Batang a.

Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar 2 1

2 2 Batang bagian bawah terbakar 1 1 1 Batang tidak terbakar 0

b.

Jenis Kerusakan

Hangus dan luka 3

1

Hangus terbakar 2 2 2 2 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk 75 % - 100% tajuk terbakar 3

2

6 6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 4 4 25% - < 50% tajuk terbakar 1 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3

2

6 6 Terbakar 2 4 4 Patah 1 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan

75% - 100% dedaunan terbakar 3

2

6 6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 4 4 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar Mengalami luka dan terbakar 3

2

Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0 0 0 0 0

Jumlah 15 15 28 28

Page 44: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

31

Sub Petak : 2

No Parameter Kondisi Nilai Bobot Individu ke- 1 2

1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6 6 6 Pohon hidup 0

2. Kerusakan Batang a.

Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar 2 1

2 2 Batang bagian bawah terbakar 1 Batang tidak terbakar 0

b.

Jenis Kerusakan Hangus dan luka 3

1

3 Hangus terbakar 2 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk 75 % - 100% tajuk terbakar 3

2

6 6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 25% - < 50% tajuk terbakar 1 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3

2

6 Terbakar 2 4 Patah 1 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan 75% - 100% dedaunan terbakar 3

2

6 6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar Mengalami luka dan terbakar 3

2

Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0 0 0

Jumlah 29 26

Sub Petak : 3

No Parameter Kondisi Nilai Bobot Individu ke- 1 2 3 4

1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6 0 6 6 6 Pohon hidup 0

2. Kerusakan Batang a.

Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar 2 1

2 2 2 Batang bagian bawah terbakar 1 1 Batang tidak terbakar 0

b.

Jenis Kerusakan Hangus dan luka 3

1

Hangus terbakar 2 2 2 2 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk 75 % - 100% tajuk terbakar 3

2

6 6 6 6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 25% - < 50% tajuk terbakar 1 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3

2

Terbakar 2 4 4 4 4 Patah 1 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan 75% - 100% dedaunan terbakar 3

2

6 6 6 6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar Mengalami luka dan terbakar 3

2

Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0 0 0 0 0

Jumlah 19 26 26 26

Page 45: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

32

Tanggal : 05 Juli 2015 Kelas kebakaran : Ringan Ukuran jalur : 20 m x 60 m Kelas : Pohon Sub Petak : 1

No Parameter Kondisi Nilai Bobot Individu ke- 1 2 3 4 5

1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6 6 0 6 6 6 Pohon hidup 0

2. Kerusakan Batang a. Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar 2

1 2 2 2 2

Batang bagian bawah terbakar 1 1 Batang tidak terbakar 0

b. Jenis Kerusakan Hangus dan luka 3

1

3 Hangus terbakar 2 2 2 2 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk 75 % - 100% tajuk terbakar 3

2

6 6 6 6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 25% - < 50% tajuk terbakar 1 2 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3

2

6 6 6 Terbakar 2 4 Patah 1 2 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan 75% - 100% dedaunan terbakar 3

2

6 6 6 6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 2 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar Mengalami luka dan terbakar 3

2

Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0 0 0 0 0 0

Jumlah 29 9 28 28 26

Page 46: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

33

Sub Petak : 2

No Parameter Kondisi Nilai Bobot Individu ke- 1 2 3 4

1. Kematian Pohon Pohon mati 1 6 6 0 6 6 Pohon hidup 0

2. Kerusakan Batang a.

Bagian terbakar Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar 2 1

2 2 2 Batang bagian bawah terbakar 1 1 Batang tidak terbakar 0

b.

Jenis Kerusakan

Hangus dan luka 3

1

3 Hangus terbakar 2 2 2 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk 75 % - 100% tajuk terbakar 3

2

6 6 6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 25% - < 50% tajuk terbakar 1 2 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang Patah dan terbakar 3

2

Terbakar 2 4 4 4 Patah 1 2 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan

75% - 100% dedaunan terbakar 3

2

6 6 6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 2 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar Mengalami luka dan terbakar 3

2

Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0 0 0 0 0

Jumlah 27 9 26 26

Sub Petak : 3

No Parameter Kondisi Nilai Bobot Individu ke- 1 2 3 4 5 6 7

1. Kematian Pohon

Pohon mati 1 6 6 6 6 0 0 6 0 Pohon hidup 0

2. Kerusakan Batang

a. Bagian terbakar

Batang bagian bawah dan bagian atas terbakar 2 1

2 2 2 2 Batang bagian bawah terbakar 1 1 1 1 Batang tidak terbakar 0

b. Jenis Kerusakan

Hangus dan luka 3

1

3 Hangus terbakar 2 2 2 2 2 2 2 Luka 1 Tidak hangus dan tidak luka 0

3. Kerusakan Tajuk

75 % - 100% tajuk terbakar 3

2

6 6 6 50% - < 75% tajuk terbakar 2 4 25% - < 50% tajuk terbakar 1 2 2 2 < 25% tajuk terbakar 0

4. Kerusakan cabang

Patah dan terbakar 3

2

Terbakar 2 4 4 4 4 Patah 1 1 1 1 Tidak patah dan tidak terbakar 0

5. Kerusakan dedaunan

75% - 100% dedaunan terbakar 3

2

6 6 6 50% - < 75% dedaunan terbakar 2 4 25 % - < 50 % dedaunan terbakar 1 2 2 2 < 25% dedaunan terbakar 0

6. Kerusakan akar

Mengalami luka dan terbakar 3

2

Terbakar 2 Luka 1 Tidak luka dan tidak terbakar 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 27 26 26 8 8 22 8

Page 47: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

34

Lampiran 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak terbakar

No Nama Lokal Nama Ilmiah Lokasi Terbakar

Lokasi Tidak terbakar

1 Durian Durio zibethinus x √ 2 Pulai Alstonia scholaris x √ 3 Kelat Putih Syzygium subglauca x √ 4 Mempening Quercus argentata x √ 5 Mahang Macaranga pruinosa √ √ 6 Pelajau Pentaspadon motleyii x √ 7 Kelat Syzygium sp. x √ 8 Petaling Ochanostachys amentacea x √ 9 Pagar-pagar Ixonanthes icosandra x √

10 Kelat Merah Syzygium cuminii x √ 11 Meranti Rambai Shorea acuminata x √ 12 Mempisang Malva parviflora x √ 13 Jengkol Archidendron puciflorum x √ 14 Kedondong Hutan Diaphania costata √ √ 15 Kempas Koompassia malaccensis x √ 16 Meranti Kuyung Shorea johorensis x √ 17 Balam Merah Palaquium sericeum x √ 18 Bintangur Calophyllum inophyllum x √ 19 Merbau Intsia bijuga x √ 20 Katuk Sauropus androgynus x √ 21 Rambutan Hutan Nephelium lappaceum x √ 22 Kandis Garcinia parvifolia x √ 23 Tampui Baccaurea deflexa x √ 24 Lalan Santiria laevigata x √ 25 Tepis Polyalthia hypoleuca x √ 26 Kayu arang Limonia acidissima x √ 27 Pasir-pasir Ormosia macrodisca x √ 28 Meranti Bunga Shorea parvifolia x √ 29 Kayu Batu Irvingia malayana x √ 30 Kepayang Pangium edule x √ 31 Meranti Kunyit Shorea macroptera √ x

Keterangan : (√) ada

(x) tidak ada

Page 48: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

35

Lampiran 6 INP jenis pohon di lokasi tidak terbakar No Nama Jenis Nama Ilmiah Jumlah

Individu KR %

FR %

DR %

INP %

1 Durian Durio zibethinus 6 2.44 3.51 3.60 9.55 2 Pulai Alstonia scholaris 6 2.44 1.75 1.49 5.68 3 Kelat Putih Syzygium subglauca 8 3.66 3.51 2.03 9.20 4 Mempening Quercus argentata 17 7.32 5.26 10.63 23.21 5 Mahang Macaranga pruinosa 19 8.54 5.26 5.46 19.26 6 Pelajau Pentaspadon motleyii 6 2.44 1.75 2.28 6.48 7 Kelat Syzygium sp. 6 2.44 3.51 1.07 7.02 8 Petaling Ochanostachys amentacea 28 12.20 8.77 17.19 38.16 9 Pagar-pagar Ixonanthes icosandra 6 2.44 1.75 1.82 6.02 10 Kelat Merah Syzygium cuminii 31 13.41 8.77 12.04 34.23 11 Meranti Rambai Shorea acuminata 8 3.66 3.51 3.00 10.17 12 Mempisang Malva parviflora 14 6.10 7.02 2.99 16.10 13 Jengkol Archidendron puciflorum 8 3.66 5.26 2.15 11.07 14 Kedondong Hutan Diaphania costata 14 6.10 7.02 8.00 21.12 15 Kempas Koompassia malaccensis 8 3.66 5.26 2.26 11.18 16 Meranti Kuyung Shorea johorensis 6 2.44 3.51 5.42 11.37 17 Balam Merah Palaquium sericeum 3 1.22 1.75 0.76 3.74 18 Bintangur Calophyllum inophyllum 3 1.22 1.75 1.25 4.23 19 Merbau Intsia bijuga 3 1.22 1.75 0.78 3.76 20 Katuk Sauropus androgynus 3 1.22 1.75 0.84 3.81 21 Rambutan Hutan Nephelium lappaceum 3 1.22 1.75 1.58 4.56 22 Kandis Garcinia parvifolia 3 1.22 1.75 0.56 3.53 23 Tampui Baccaurea deflexa 3 1.22 1.75 0.54 3.51 24 Lalan Santiria laevigata 3 1.22 1.75 2.76 5.74 25 Tepis Polyalthia hypoleuca 3 1.22 1.75 0.84 3.81 26 Kayu arang Limonia acidissima 3 1.22 1.75 1.50 4.48 27 Pasir-pasir Ormosia macrodisca 3 1.22 1.75 0.86 3.83 28 Meranti Bunga Shorea parvifolia 3 1.22 1.75 2.76 5.74 29 Kayu Batu Irvingia malayana 3 1.22 1.75 1.43 4.40 30 Kepayang Pangium edule 3 1.22 1.75 2.10 5.08

Total 100 100 100 300 Lampiran 7 INP jenis pohon di lokasi terbakar

No Nama Jenis Nama Ilmiah Jumlah Individu

KR % FR %

DR %

INP %

1 Meranti Kunyit Shorea macroptera 11 57.14 40 50.00 147.14 2 Kedondong Hutan Diaphania costata 3 14.29 20 17.14 51.43 3 Mahang Macaranga pruinosa 6 28.57 40 32.86 101.43

Total 100 100 100 300

Page 49: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

36

Lampiran 8 Indeks keanekaragaman jenis (H’) dan indeks kemerataan jenis (E) di lokasi tidak terbakar

No Nama Jenis Nama Ilmiah H' E 1 Durian Durio zibethinus 0.09 0.03 2 Pulai Alstonia scholaris 0.09 0.03 3 Kelat Putih Syzygium subglauca 0.12 0.04 4 Mempening Quercus argentata 0.19 0.06 5 Mahang Macaranga pruinosa 0.21 0.06 6 Pelajau Pentaspadon motleyii 0.09 0.03 7 Kelat Syzygium sp. 0.09 0.03 8 Petaling Ochanostachys amentacea 0.26 0.08 9 Pagar-pagar Ixonanthes icosandra 0.09 0.03

10 Kelat Merah Syzygium cuminii 0.27 0.08 11 Meranti Rambai Shorea acuminata 0.12 0.04 12 Mempisang Malva parviflora 0.17 0.05 13 Jengkol Archidendron puciflorum 0.12 0.04 14 Kedondong Hutan Diaphania costata 0.17 0.05 15 Kempas Koompassia malaccensis 0.12 0.04 16 Meranti Kuyung Shorea johorensis 0.09 0.03 17 Balam Merah Palaquium sericeum 0.05 0.02 18 Bintangur Calophyllum inophyllum 0.05 0.02 19 Merbau Intsia bijuga 0.05 0.02 20 Katuk Sauropus androgynus 0.05 0.02 21 Rambutan Hutan Nephelium lappaceum 0.05 0.02 22 Kandis Garcinia parvifolia 0.05 0.02 23 Tampui Baccaurea deflexa 0.05 0.02 24 Lalan Santiria laevigata 0.05 0.02 25 Tepis Polyalthia hypoleuca 0.05 0.02 26 Kayu arang Limonia acidissima 0.05 0.02 27 Pasir-pasir Ormosia macrodisca 0.05 0.02 28 Meranti Bunga Shorea parvifolia 0.05 0.02 29 Kayu Batu Irvingia malayana 0.05 0.02 30 Kepayang Pangium edule 0.05 0.02

Total 3.05 0.90 Lampiran 9 Indeks keanekaragaman jenis (H’) dan indeks kemerataan jenis (E) di lokasi terbakar

No Nama Jenis Nama Ilmiah H' E 1 Meranti Kunyit Shorea macroptera 0.32 0.29 2 Kedondong Hutan Diaphania costata 0.28 0.25 3 Mahang Macaranga pruinosa 0.36 0.33

Total 0.96 0.87

Page 50: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

37

Lampiran 10 Kusioner penelitian nilai manfaat tangible hutan

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS KEHUTANAN

DEPATEMEN SILVIKULTUR Jl. Lingkar Akademik Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

No : …………… Tanggal : …………… Nama : …………… Alamat : ……………

KUSIONER PENELITIAN

Kusioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Penilaian Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Vegetasi Berdasarkan Fire Severity dan Ekonomi di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau oleh Slamet Nurlatif Darojat mahasiswa Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Kami mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kusioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat menjadi data yang objektif. Informasi ini dijamin kerahasiannya, tidak untuk dipublikasikan, serta tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (√) pada tempat yang telah disediakan.

1. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin

[ ] Laki-laki [ ] Perempuan 2. Usia: ………. Tahun 3. Status

[ ] Menikah [ ] Belum Menikah

4. Pendidikan formal terakhir

[ ] Tidak Sekolah [ ] SMA / sederajat [ ] SD / sederajat [ ] Perguruan Tinggi [ ] SMP /sederajat

5. Pekerjaan

[ ] PNS [ ] Ibu Rumah Tangga [ ] Pegawai Swasta [ ] Wiraswasta

Page 51: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

38

[ ] Lainnya ……….

6. Apakah ada anggota keluarga yang sudah bekerja?

[ ] Ya [ ] Tidak 7. Pendapatan perbulan: Rp ………. 8. Jumlah tanggungan keluarga: ……….orang 9. Lama tinggal: ……….tahun 10. Jarak tempat tinggal dari lokasi kebakaran: ……….m

2. Pertanyaan terkait dengan dampak kebakaran di Taman Nasional Tesso Nilo

11. Apakah Anda merasakan adanya kerugian akibat kebakaran hutan yang terjadi si Taman Nasional Tesso Nilo pada tahun 2013?

[ ] Ya [ ] Tidak (selesai)

12. Kerugian apa yang Anda rasakan akibat kebakaran hutan?

[ ] Kehilangan sumber kayu bakar [ ] Kehilangan sumber madu [ ] Kehilangan sumber rotan [ ] Kehilangan sumber getah [ ] Kehilangan sumber tanaman obat [ ] Kehilangan sumber racun ikan [ ] Lainnya: ……….

13. Dengan menggunakan transportasi apa Anda menuju lokasi sumber daya?

[ ] Jalan Kaki [ ] Kendaraan 14. Apakah Anda mempunyai lokasi alternatif lain untuk mendapatkan sumber daya

hutan tersebut?

[ ] Ya [ ] Tidak (selesai)

3. Perbedaan pendapatan sumber daya hutan sebelum dan sesudah kebakaran

3.1 Kayu Bakar

15. Untuk keperluan apa kayu bakar yang Anda dapatkan?

[ ] Keperluan sendiri [ ] Dijual 16. Seberapa sering Anda mengumpulkan kayu bakar?

[ ] Setiap hari [ ] Seminggu sekali

Page 52: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

39

[ ] Seminggu dua kali [ ] Lainnya ……….

[ ] Seminggu tiga kali

17. Apakah ada waktu dimana Anda tidak mengumpulkan kayu bakar?

[ ] Ada. Tepatnya: ……….hari [ ] Tidak

18. Kayu bakar yang Anda dapatkan sebelum kebakaran: …….….ikat/ha 19. Kayu bakar yang Anda dapatkan sesudah kebakaran: ……… .ikat/ha 20. Harga kayu bakar yang Anda jual: Rp ………..

3.2 Madu

21. Untuk keperluan apa madu yang Anda dapatkan?

[ ] Keperluan sendiri [ ] Dijual

22. Seberapa sering Anda mengambil madu?

[ ] Setiap hari [ ] Seminggu sekali [ ] Seminggu dua kali [ ] Lainnya ……….

[ ] Seminggu tiga kali

23. Apakah ada waktu dimana Anda tidak mengambil madu?

[ ] Ada. Tepatnya: ……….hari [ ] Tidak

24. Madu yang Anda dapatkan sebelum kebakaran: …….….kg/ha 25. Madu yang Anda dapatkan sesudah kebakaran: ……… .kg/ha 26. Harga madu di pasaran: Rp ………../kg

3.3 Tumbuhan Obat

27. Untuk keperluan apa tumbuhan obat yang Anda dapatkan?

[ ] Keperluan sendiri [ ] Dijual 28. Seberapa sering Anda mengambil tumbuhan obat?

[ ] Setiap hari [ ] Seminggu sekali [ ] Seminggu dua kali [ ] Lainnya ……….

[ ] Seminggu tiga kali

29. Apa jenis tumbuhan obat yang Anda dapatkan?

Jenis Khasiat

Page 53: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

40

30. Berapa harga tumbuhan obat yang Anda dapatkan?

Jenis Harga (Rp) Satuan

31. Pendapatan Anda dari hasil menjual tumbuhan obat sebelum kebakaran hutan: Rp ………./hari

32. Pendapatan Anda dari hasil menjual tumbuhan obat setelah kebakaran hutan: Rp ………./hari

3.4 Getah

32. Untuk keperluan apa getah yang Anda dapatkan?

[ ] Keperluan sendiri [ ] Dijual

33. Seberapa sering Anda mengambil getah?

[ ] Setiap hari [ ] Seminggu sekali [ ] Seminggu dua kali [ ] Lainnya ……….

[ ] Seminggu tiga kali

34. Apakah ada waktu dimana Anda tidak mengambil getah?

[ ] Ada. Tepatnya: ……….hari [ ] Tidak

35. Getah yang Anda dapatkan sebelum kebakaran: …….….kg/ha 36. Getah yang Anda dapatkan sesudah kebakaran: ……… .kg/ha 37. Harga getah di pasaran: Rp ………../kg

3.5 Rotan

38. Untuk keperluan apa rotan yang Anda dapatkan?

[ ] Keperluan sendiri [ ] Dijual

39. Seberapa sering Anda mengambil rotan?

Page 54: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

41

[ ] Setiap hari [ ] Seminggu sekali [ ] Seminggu dua kali [ ] Lainnya ……….

[ ] Seminggu tiga kali

40. Apakah ada waktu dimana Anda tidak mengambil rotan?

[ ] Ada. Tepatnya: ……….hari [ ] Tidak

41. Rotan yang Anda dapatkan sebelum kebakaran: …….….kg/ha 42. Rotan yang Anda dapatkan sesudah kebakaran: ……… .kg/ha 43. Harga Rotan di pasaran: Rp ………../kg

3.8 Racun Ikan

42. Untuk keperluan apa racun ikan yang Anda dapatkan?

[ ] Keperluan sendiri [ ] Dijual

43. Seberapa sering Anda mengambil racun ikan?

[ ] Setiap hari [ ] Seminggu sekali [ ] Seminggu dua kali [ ] Lainnya ……….

[ ] Seminggu tiga kali

44. Apakah ada waktu dimana Anda tidak mengambil racun ikan?

[ ] Ada. Tepatnya: ……….hari [ ] Tidak

45. Racun ikan yang Anda dapatkan sebelum kebakaran: …….….buah/ha 46. Racun ikan yang Anda dapatkan sesudah kebakaran: ……… .buah/ha

Harga Racun ikan di pasaran: Rp ………../buah

Page 55: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

42

Lampiran 11 Dokumentasi hasil penelitian

Kondisi pohon di lokasi hutan tidak terbakar (A) dan terbakar (B).

Kondisi serasah di lokasi hutan tidak terbakar (A) dan terbakar (B).

Madu hutan Tesso Nilo Kemasan. Kondisi daun di lokasi hutan tidak terbakar (A) dan terbakar (B).

A B

A B

B A

Page 56: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

43

Kayu hasil illegal logging. Kondisi pohon pasca terbakar.

Observasi langsung ke lapangan bersama manggala agni.

Bersama pegawai Balai Taman Nasional Tesso Nilo.

Page 57: PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP … · Taman Nasional Tesso Nilo, ... 5 Jenis-jenis pohon di lokasi penelitian yang terbakar dan tidak ... penegakan hukum yang tidak bisa

44

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 23 Juli 1994 dari ayah Atun Darojatun dan ibu Nurhayati. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Singaparna dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan, dan diterima di Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan.

Penulis merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi DIKTI. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu Hama Hutan (2015 - 2016). Penulis aktif di beberapa organisasi, yaitu UKM Century (Center of Entrepreneurship Development for Youth) IPB selama dua periode (2013 - 2015), menjabat sebagai anggota divisi Production and Operation (2013 - 2014) dan ketua Finance Staff di divisi Production and Operation (2014 - 2015). Juga di Himpunan Mahasiswa Silvikultur yakni Tree Grower Community (TGC) sebagai anggota Pathology Group pada tahun 2013 - 2014. Penulis telah melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Pangandaran dan Gunung Syawal pada bulan Agustus 2014, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat pada bulan Agustus 2015, Praktek Kerja Profesi (PKP) di PT KORINTIGA HUTANI, Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Februari sampai Maret 2016 serta penelitian di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau pada bulan Juli 2015.

Guna memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Penilaian Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Vegetasi Berdasarkan Fire Severity dan Ekonomi di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau” di bawah bimbingan Dr Ir Lailan Syaufina, MSc dan Dr Meti Ekayani, SHut MSc.