-
Prosiding Seminar Pranata Nuklir daD Teknisi LitkayasaP2BGN
-BATAN , Jakarta, 8 Maret 2000 ISBN, 979-8769-10-4
PENGUKURAN TOPOGRAFI DAERAH MINERALISASI URANIUM
SEKTOR JUMBANG I KALIMANTAN BARAT
Anang Marzuki, P. Widito, Priyo Sularto. *)
~
ABSTRAK
PENGUKURAN TOPOGRAFI DAERAH MINERALISASI URANIUM
SEKTOR JUMBANG I KALIMANTAN BARAT. Di daerah S. JumbangI
daDsekitarnyaterdapat singkapan-singkapan daD bongkah-bongkah
mineralisasi U. Milleralisasi U tersebut secaraumum berarah
BaratIaut - Tenggara dengan radiometrimencapai 10.000 - 15.000cis.
Kegiatanpemetaan tOIX>grafipada daerah ill dilakukan dengan
maksud untuk menentukan gambaran rupa bumidan
IX>sisimineralisasi U baik yang berupa singkapan maupun bongkah
dan gejala-gejala geografispelltillg dalam suatu peta dasar. Metode
yang digunakan dalam pemetaan topografi yakni
pengukurallIX>IigOlltertutup, poligon terbuka terikat daD
situasi dengan menggunakan sistem grid (10 m x 20 ill).Kegiatan
pengukuran tOIX>grafidaerah mineralisasi U sektor Jumbang 1
menghasilkan peta topografiskala 1 : 1000, menggambarkan bahwa
daerah terukur seluas 0,6 km2 dibatasi oleh koordinat di
sebelahutara X = 21693.467 daD Y = 24767.322,di sebelahtimur
koordinat X = 22347.301 daD Y =24173.263,di sebelah selatan
koordinatX = 22100.036 dan Y = 23693.521 daD di sebelah
baratkoordinat X =21380.144 daD Y = 23430.213. Ketillggian terukur
bervariasi dari yang terendah 385 mpada koordinat X = 22160.299 dan
Y = 23780.038 yang terietak di hilir S. Jumbang I daD yangtertinggi
705 m pada koordinat X =21387.413 daDY = 24320.516 yang terietak
diperbukitan bagianutara. Daerah kerja merupakan lereng perbukitan
yang berarah Baratlaut - Tenggara dengankemiringan lereng berkisar
antara 22 - 125 % atau dikatagorikan sebagai perbukitan dengan
lerengterjal hingga sangat terja!. Keberadaall singkapan bongkah
radioaktif secara geografis terietak padalembah sungai daD lereng
perbukitall pada ketinggian 425 m sampai dengan 500 m di
sebelahbaratdaya S. Jumbang I daD430 m - 525 m di sebelah timurlaut
S. Jumbang I mengikuti IX>lakonturarah BaratIaut - Tenggara,
maka dapat diinterpretasikan bahwa keberadaan mineralisasi U
(zonefavorabel) secara umum berupa lereng terjal -sangat terjal
yang searah dengan punggungan perbukitanatau searah S. Jumbang I (
BaratIaut - Tenggara ).
ABSTRACT
TOPOGRAPHIC MEASUREMENT ON URANIUM MINERALIZA nON AREAJUMBANG I
SECTOR WEST KALIMANTAN. On Jumbang I river area and arround hasbeen
found the U mineralization as outcrops and boulders. This U
mineralization commonly northwest-south east direction with
radiometry 10.000 - 15.000 cis. Topographic measurement activity in
thisarea to be done decide toIX>graphyexpressionand location of
U meneralization outcrops and bouldersand significant geographic
phenomenon in the base map. The method in this activity are
closelyIX>lygonmeasurement, fasted open IX>lygonand situation
with systematic method ( 10 x 20 m) . Theresult of
toIX>graphymap, scale 1 : 1000, wide 0,6 km2, boundered by
coorilinate in the northern X=21,693.467, Y=24,767.322, in the
southern X= 22,100.036, Y= 23,693.521, in the easthern X
=22,347.301, Y= 24,173.263, and in the western X= 21,380.144,
Y=23,430.213. Measured elevationrotation from the lowest 385 m in
coordinate X=22,160.299, Y=23,780.038 in the down sream ofJumbang
I, river and the highest 705 m at coordinate X=21,387.413,
Y=24,320.516 in the northernhill. Work area is the slope of hill
with north west-south east direction, angle of slope 22 - 125 %
orstep to very steep hill category. On a geographic, outcrops and
radioactive boulders situated in the rivervalley and slope of hill
at elevation 425 m to 500 m in the south western Jumbang I river
and 430 m-525 m in the northeastern Jumbang I river, follow the
contour pattern which north west - south eastdirection, so can
interpreted U mineralization (favourable zone) commonly as steep
-verysteep slopewhich parallel to the hilI or Jumbang I river
(north west -south east).
*) Bidang Eksplorasi daDGeologi, P2BGN
43
-
PENDAHULUAN
Latar belakang
Salah satu kegiatan Bidang Eksplorasi pacta th : 1998/1999
adalah penelitian di
Sektor Jumbang I KalimantanBarat dalam tahapan prospeksi
sistematik.Menurut CEA-
BATAN, 1976 [IJclanLilik Subiantorodkk., 1995 [2J di daerah S.
JumbangI clan
sekitarnya terdapat singkapan-singkapan clan bongkah-bongkah
batuan mengandung
mineralisasi U. Mineralisasi U tersebut secara umum berarah
Baratlaut - Tenggaradengan radiometri mencapai 10.000 - 15.000
cis.
Daerah ini dibatasi oleh S. Dendang Arai di sebelah timur clan
di sebelah barat
adalah S. Jumbang II. Pencapaian lokasi kerja dapat ditempuh
daTiNanga Pinoh
menggunakan kendaraan roda empat menuju basis EFKA dengan waktu
i: 4 jam.
Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan UNIMOG
menuju camp
Jeronang. Dari Jeronang menuju daerah kerja (S. Jumbang I)
ditempuh selamai: 1jam
denganjalan kaki (Gambarl).
Kegiatan pemetaan topografi pacta daerah ini dilakukan dengan
maksud untuk
dapat menentukan gambaran rupa bumi clan posisi mineralisasi U
baik yang berupa
singkapan maupun bongkah clangejala-gejalageografis penting
dalam suatu peta dasar.
Pengetahuan tentang gambaran rupa bumi clan posisi mineralisasi
U merupakan salah
satu faktor penting dalam usaha mengetahui hubungan secara
lateral antar lokasi
mineralisasi U atau penentuan zona favourabel serta dapat
digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan penelitian di daerah S. Jumbang
I clansekitarnya,
misalnyapenelitiangeofisika atau pemboraneksplorasi.
44
-
KALIMANTAN
\'l
u
~'1 u
// n ~
Vi)Daerah Ker ja
~ Oaerah Kerja - 1;0..."
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Kerja
METODE KERJA
1. Persiapan
Untuk kelancaran pelaksanaan pemetaan topografi peralatan yang
perlu
dipersiapkanmeliputi :
- Alat yang digunakan dalam pekeIjaan ini adalah alat ukur
theodolit jenis T1beserta kelengkapannya.
- Sebagai titik ikat yaitu patek semen JT.2 yang telah diketahui
koordinat clanketinggiannya.
- Membuat patek semenyang akan dipasang sebagaipatek
permanen.
2. Pengambilandata
Metodeyangdipergunakandalampelaksanaanpengambilandata[3,4Jadalah:
a. Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutup dimulai clan diakhiri pacta patek
semen yang
telah diketahui koordinat clan ketinggiannya. Pengukuran ini
dimaksudkan untuk
menentukan titik-titik ikat yang berupa patek kayu maupun patek
semen yang
45
-
permanen dimana koordinat clan ketinggiannya dihitung
melaluibeberapa koreksi
diantaranya sudut terukur, absis clanordinat serta
heclatinggi.
Pengukuran poligon tertutup dimulai daTIpatek semen JT.2 yang
terletak di
sektor III Tanah Merah, menuju patek semen JT.14 di lokasi TRI7,
JT.9 clan
JT.IO di lokasi S. Jumbang I, IT.12 di lokasi TR23 clanJT.13 di
punggung bukit.
Dari patek semen JT 13, turun melalui punggung bukit clan
menutup di patek
semen JT.2 (Gambar2).
JT.12
JT.2
DAR.I
JT. II
JT.9
Gambar 2. Rangkaian pengukuran poligon tertutup.
b. Pengukuran poligon terbuka terikat
Pengukuran ini dimulai daTI patek semen/kayu yang permanen
clan
diakhiri dipatok semen/kayu yang telah diketahui koordinat clan
ketinggiannya
(Gambar3 ). Pengukuran poligon terbuka terikat mengikatpatek
semen:
- JT.II yang terletak dihulu S. JumbangI ( pertemuan cabang
).
Pengukuran dimulaidaTIpatek semen JT.9 yang berada di S. Jumbang
I menuju
patek semen JT.II, kemudian pengukuran melewati lereng
clanmenutup patek
semenJT.12 di TR23.
- DAR.I yang terletak di sebelahkiri S. Jumbang I.
Patok semen DAR.I yang terletak di sebelah kiri S. Jumbang I (
di lereng )
pengukuran dimulaidaTIpatek kayu P.201, kemudian
menyusuripunggung bukit
clanmenutup di patek kayu P.194.
46
-
JT.12
JT.9
F
Gambar 3. Rangkaian pengukuran poligon terbuka terikat.
c. Pengukuran detil.
Pengukuran detil atau sering disebut pengukuran situasi
dimaksudkan untuk
memetakan situasi daerah keIja yang meliputi morfologi, arab
sungai clancabang-
cabangnya,jalan buldozer, bongkah radioaktif clansingkapan
batuan/kupasan yang
bermineralisasi.Pengukuran ini menggunakan sistem grid sehingga
antara patek
yang satu dengan patek lainnyasalingmengikat. Jarak antar patek
10m clanjarak
antar jalur 20 m ( Gambar4 ). Sebagai titik ikat pengukuran ini
adalah patek
semen!patek kayu yang telah mempunyaikoordinat
clanketinggian.
A B c D E F
1
2
3
4
5
6
7
Gambar 4. Rangkaian pengukuran situasi sistem grid
3. Pengolahan data
Dari basil pengukuran topografi diperoleh data berupa azimut
awal, sudut
horizontal, benang tengah, jarak miring clan sudut vertikal.
Data-data tersebut
47
-
dihitung menggunakan Calculator FX-3600 P untuk mendapatkan
koordinat X, Y
clanZ. Adapun tahap penghitungandata [3,4)sebagai berikut :
-Menghitungjarak datar = jarak miringx Sin2a.-
Menghitungheclatinggi = (jarak miringx Sin a.. COga) + Tinggi
alat - benang tengah
- Menghitungjumlah sudut terukur :
a. Poligon tertutup
Jumlahsudut terukur = ( n :!:2 ) x 1800
b. Poligonterbuka terikat
Jumlahsudut terukur = (az. akhir - az. awal)+ {( n :!:2 ) x
1800}
c. Toleransikesalahansudut adalah = 10 --J jumlah sudut
- Koreksi sudut
kesalahansudut terukurKoreksi sudut =
jumlah sudut
-MenghitungazimutAzimut awal + sudut terukur + koreksi sudut -
1800-Menghitung~X ( absis ) clan~Y ( ordinal ) :
~ ( absis ) =jarak datar x Sin.azimut
~Y ( ordinal ) = jarak datar x Cos.azimut.
- Koreksi absisclanordinal
Koreksi absisatau ordinal = jarak antar titik : jumlahjarak x
kesa
lahan absis atau ordinal
-Penghitungankoordinat X clanY digunakanrumus :Koordinat X =
koordinat awal + ~X -koreksi ~XKoordinat Y = koordinat awal + ~ Y
-koreksi ~ Y
-MenghitungketinggiansetiaptitikTinggi titik = tinggi awal +
heclatinggi + koreksi heclatinggi
Hasil perhitungan tersebut kemudian diplot pada kertas milimeter
dengan
skala 1 : 1000 meliputi posisi sungai clan cabangnya, jalan
buldozer, bongkah
radioaktif, singkapan batuanlkupasan. Setelah semua titik diplot
clan titik yang
mempunyaiketinggiansarnadihubungkandengan garis kontur dengan
interval 5 m.
48
-
4. Penyajian basil.
Draft peta tersebut dipindahkan ke daJam kertas kaJkir
dilengkapi dengan
keterangan antara lain meliputiposisi sungai clancabahgnya,jaJan
buldozer, bongkah
radioaktif, singkapan batuanlkupasan, skala peta, arab mata
angin clanjudul peta
selanjutnyadicetak, ketinggianclantanda-tanda lain yang
penting.
BASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran topografi di daerah Sektor Jumbang I dilakukanpada
1549 titikllokasi
pengukuran, yang terdiri dari 76 titik poligon tertutup, 43
titik poligon terbuka terikat
clan 1430 titik pengukuran situasi.Titik tersebut tersebar pada
areal seluas 0,6 km2.
Daerah yang terukur berbentuk empat persegi panjang ( Gambar5 )
titik
koordinat X = 21693.467, Y = 24767.322 terletak di sebelah
utara, koordinat X =
22347.301, Y = 24173.263 terletak di sebelah timur , koordinat X
= 22100.036, Y =
23693.521 terletak di sebelah selatan clankoordinat X =
21380.144 clanY = 23430.213
terletak di sebelahbarat.
Ketinggian terukur bervariasi dari yang terendah 385 m pada
koordinat X=
22160.299 clanY = 23780.038 yang terletak di hilir S. Jumbang I
clanyang tertinggi
705 m pada koordinat X = 21387.413 clanY = 24320.516 yang
terletak diperbukitan
bagian utara.
Pada gambar 5 terlihat bahwa garis kontur secara umum berarah
baratlaut-
tenggara, di bagian tengah terdapat S. Jumbang I yang mengalir
ke tenggara. Apabila
diperhatikan perubahan kontur yang terns meninggi dari S.
Jumbang I baik kearah
timurlaut maupun baratdaya, maka daerah pengukuran merupakan
lereng perbukitan
yang berarah Baratlaut - Tenggara. Lereng yang terdapat di
baratdaya S. Jumbang I
miring ke timurlaut clanyang terdapat di timurlaut S. Jumbang I
miring ke baratdaya.
49
-
Besarnya kemiringan lereng tersebut dapat dihitung
menggunakanmetode Wenworth[6J
d . ( iumlahkontur - 1 ) x kontur interval 100 0/engan rumus . "
ak d"
killx 1'0
Jar lpeta x s a peta
Berdasarkan hasil perhitungan di alas terhadap besarnya
kemiringan lereng, di
timurlaut S. Jumbang I berkisar antara 22 - 82 % clandi
baratdaya S. Jumbang I berkisar
antara 37 - 125 %, pada beberapa tempat di lapangan terutama di
bagian utara daerah
keIja dijumpaigawir-gawir sub vertikal - vertikal dengan
ketinggianmencapai 5 m - 10
m. Dengan demikian maka daerah S. Jumbang I berdasarkan
ldasifikasi kemiringan
lereng menurut Van Zuidam (1982i6J, dikatagorikan
sebagaiperbukitan berlereng teIjal
sampai sangat teIjal[ 5 J.
Pada gambar 6 terlihat bahwa posisi kupasan clan bongkah
radioaktif secara
geografis terletak pada lembah sungai clan lereng perbukitan
pada ketinggian 425 m
sampai dengan 500 m di sebelah baratdaya S. Jumbang I clan430 m
- 525 m di sebelah
timurlaut S. Jumbang I searah dengan pola kontur Baratlaut -
Tenggara.Berdasarkan
dati hal tersebut di alas maka dapat diinterpretasikanbahwa
keberadaan mineralisasiU
(zone favorabel) secara umum berada pada kondisi geografis
lereng teIjal - sangat teIjal
yang searah dengan punggungan perbukitan atau searah S. Jumbang
I ( Baratlaut -
Tenggara ).
Kegiatan pemetaan topografi di daerah sektor Jumbang I
menghasilkan peta
topografi skala 1 : 1000 (Gambar 5 ).
50
-
Di bawah ini disajikan koordinat clanketinggian patak semen,
bongkah radioaktif
clankupasan.
Tabell. Daftar koordinat clanketinggian patak semen, bongkah
radioaktif clankupasan
51
NO. NOMOR KOORDINA T TINGGI KETERANGAN
PATOK X Y
1. JT.9 22038.606 24024.602 416.938 patok semen2. JT.lO
22039.248 24020.158 417.204 patok semen3. JT.ll 21730.245 24398.696
493.727 patok semen4. JT.12 21661.176 24171.715 532.094 patok
semen5. JT.13 21546.255 23932.545 684.564 patok semen6. JT.14
22351.918 23947.304 496.423 patok semendi TR. 177. JT.2A 22028.394
23571.023 464.311 patok semen8. JT.2 22030.606 23568.574 464.216
patok semen9. DARI 22150.492 24228.372 497.808 patok semen10. B.l
22303.169 23950.487 455.659 bongkah radioaktif11. B.2 22279.404
23942.302 465.601 bongkah radioaktif12. B.3 22076.790 23710.715
418.462 bongkah radioaktif13. TRA 20033.835 23737.331 437.000
kupasan14. TR.B 21723.711 24452.262 508.916 kupasan15. TR C
21680.451 24303.613 531.819 kupasan16. TR.D 22290.688 23929.070
475.866 kupasan17. TR.E 22318.153 23942.617 488.328 kupasan18. TR.F
21763.401 24366.667 475.122 kupasan19. K. 06 22295.033 23912.683
466.884 kupasan20. TR 23 21656.702 24167.885 527.224 kupasan
-
21388 21510 22310
2418024180
300m
2450824500
24308
{, Paiok som.n.11.1
1'
-
1'}!)(, l1S~ mo~ ,~,>: 1)1:J~ 111.X
, i///
S't I!
"., ". ~_J,.I..:~,:--/I...
t.." ' i ( \
" ,-..J \ "- ,~: :~, ':') .-,., , ,~ "r
~ I.1\ ,--,-""," ,' ' -;J' , \h-
",'" ",,-, I Y."". "," '.. \ -C"{ \ \. ' ~'io I 1,'\ J \ '-. "
~'" ' '"", ~ ,".\,,\,Ii,"', ~
"7...;;","- ":0;', \.
II"""""\""'"-~-'ft",,-,,,-,,),"'\. $' , ~," -, "" \", " l ,,'o .
"h ,','- "1' \\
' H"" ,~"\\ ,""',\\, ','il ',1"""-:"'",.,,-,\'-"")' 1
"" ",V
~--- )ilj \:~',,'~--::~\' ,p,';'".,,-.." \ \ '\,.", \".t'_l:J."
-,,--, ',\, // '-.~.,""'; \ I -~"'!,"\'t:.: ~' A '\ \ - /: ,-',. !
( J \ ... '; ,';.' '.", / /-,-< ~-,..~,'. \ .' r ") i0' ," \.
,~..,/ , ~/: """,)'- \ ' (I ./ ) ":,, / - :\ 0-. / 'j.,!'! (
MO,'\1\1\','\"i',~ .. "\. /; .,...".
.. ;,'I 'I\ \ ~.\ ' '\"t-J~'t\'.. \\~'--'-'\ i/~/!\ i ... \~,-Q:
I, \ \ \ '\ "~-.~ I " ~. j' -1;- i' \" -..~.
\i"" ~.,: li' \ "-..,-,,/,,;,," '-",,",
" I, \ "'\ ,." ) \ '-- -- ~} " '-,7',", !1,\'-"-." """""", ~...;
! -7
(';'
.\ ,-,' ,'I' ,f('" ! )- /
" I ls.:~:;
I \ i \ )\ I '\. ,,',,-' ""\ ',""ft" 1. ... I
" ,"., " 1\~ O,."o'/!;"'"7JY:C, '\
,.l. , "', ( I) J ) ") ~'.(--~I
.-\ , \. '\ !~' ~,'"
--"",c.."""
I '" '
~ :,\:~;_.\.., (,," I \ }\""" ' ,..""'-:....
' I, "\"" "',""""", ('-".[.1 j \. ';~. > ,.r-=" Jm
"-' '\ \ ','" \ ~'. L ' ":"'~-'~"'~'II i i ' I j """"iC"'." ~
,,~,,,,:
-
3. SUPARDJO daD SUDJIMAN; "Metode Pemetaan Topografi",
Eksplorium
113/XX/98 Mei (1998).
4. P. WIDITO; "Penentuan Posisi Titik Tembus Terowongan
Eksplorasi U di Remaja
Dengan Metode Pengukuran Topografi", Eksplorium no.
1O4IXVIW96Februari
(1996).
5. SUROSO SASTRO PRAWIRO dkk.; "Pedoman Praktikum Interpelasi
Peta
Topografi", Fakultas Teknik Geologi, UPN Veteran, Yogyakarta,
(1987).
6. SUROSO SASTRO PRAWIRO dkk.; "Pedoman Praktikum
Geomorfologi
Kuantitatif', Seksi Geomorfologi Kuantitatif Laboratorium
DinamisFakultas Teknik
Geologi, UPN Veteran, Yogyakarta, (1992).
DISKUSI
Pertanyaan
1.
WagiyantoPerbandinganapayangandapakaiuntukmenentukankemiringanlereng,sehinggadidapatangka125%
bukankahkemiringanterbesaradalah100%?
JawabanPerbandingan yang digunakan yaitu Beda tinggi X 100 %
Jarak datar
Pertanyaan
2. SartapaUntuk menilaikwalitaslketetapan basilpengukuran
topografi dapat dilihatdaTibesarnya koreksi (sudut, heclakoordinat
clanheclatinggi)Berapa besar koreksi masing-masingparameter?
JawabanKoreksi sudut
a. Poligon tertutupJumlah sudut = (n:!: 1) X 180°Koreksi sudut =
kesalahan sudut penutup
jumlah titikb. Poligon terbuka terikat
Jumlah sudut = (az. Akhir - az. Awal) + (n x 180°)Koreksi sudut
= kesalahan sudut penutup
jumlah titikKoreksikoordinatX clanY
Koreksi X = (jarak titik :jumlahjarak ) x ( X akhir -X
awal)Koreksi Y = (jarak titik : jumlah jarak ) x ( Y akhir - Y
awal)
55
-
Koreksi heclatinggiKoreksi heclatinggi = = (jarak titik
:jumlahjarak ) x ( tinggi awal - tinggi akhir)
Pertanyaan
3. M. SiregarBerapa kerapatan
pengukuran/poligondalamhubungannyadenganskalapetayangakandihasilkan?
Jawaban
Kerapatan pengukuran titik hams disesuaikan dengan skala peta
topografi yang akandibuat, adalah kerapatan 1 cm di dalam peta,
sehingga apabila peta topografi yangakan dibuat berskala 1 : 1000,
maka kerapatan titik detail yang akan diukur dilapanganharns setiap
10m.
Pertanyaan
4. DjawadiMohonskala disesuaikandenganbasilkeIja.KoordinatX = 0;
Y = 0, beradadi daerahmana?
JawabanBisa disesuaikanyaitu skala 1 : 1000 (skala
basilkeIja).Sebagai titik acuan untuk pengukuran topografi di
daerah Tanah Merah, Jumbang IclanDendang Arai adalah patok semen
JERL. 15, sedangkankoordinat X=O;Y=O,bermula dari patok yang dibuat
dari CEA-BATAN di puncak Jeronang Hulu clanpuncak Eko Remaja.
Pertanyaan
5. Setyo DarmonoPosisi RA 10.000cis clanRA 15.000 cis, setelah
dilakukanpengukuran topografi,bagaimanahubungan apakah ada
hubunganuntuk titik anomaliitu ?
JawabanHubungan antara titik-titik anomali tersebut tidak baku,
sesuai dengan maksud clantujuan bahwa pengukuran topografi di
daerah ini adalah untuk menentukan posisisingkapanmaupun bongkah
radioaktif
56