LAPORAN PRAKTIKUM SURVEI PEMETAAN TENTANG PENGUKURAN PROFIL MELINTANG OLEH Sudrajat Puja Alingga 1308179 D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM
SURVEI PEMETAANTENTANG PENGUKURAN PROFIL MELINTANG
OLEH
Sudrajat Puja Alingga 1308179 D3 TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
A. Judul Praktek
Pengukuran Profil Melintang.
B. Hari dan Tanggal
Praktek dilakukan pada hari kamis tanggal 8 Mei 2014
C. Waktu
Jam: 07.00-09.30 WIB.
D. Cuaca
Pada saat dilakukan praktek pengukuran cuaca saat itu sedang berawan.
E. Lokasi
Praktek ini dilakukan di sepanjang jalan gedung LPMP ke gedung MKU, yang
terletak di tepi sungai dekat FMIPA.
Arah gerbang UNP
sungai
Arah FIP & MIPA
LPMPMK U
PUSTAKA UNP
F. Teori Dasar
Profil melintang adalah potongan/ penampang melintang dari suatu areal
pengukuran tanah warah melintang yang memperlihatkan jarak dan elevasi
tertentu. Dengan menempatkan alat diatas setiap profil memanjang yang telah
dihitung ketinggian dan jarak antar titik. Setiap pengukuran harus diambil siku
terhadap profil memanjang yang diarahkan kekiri dan kekanan dengan jarak sesuai
kebutuhan.
Manfaat penting lainnya dari pengukuran Levelling ini adalah untuk
kepentingan proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan tanah (Earth
Work) misalnya untuk menghitung volume galian dan timbunan. Untuk itu dikenal
adanya pengukuran sipat datar profil memanjang (Long section) dan sipat datar
profil melintang (Cross section).
Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tiggi suatu titik yang akan
ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi atau bidang acuan.
Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat
ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada
setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalah-kesalahan. Fungsi tingkat-tingkat
ketelitan tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang
diperbolehkakan. Untuk itu perlu diantisipasi kesalah tersebut agar di dapat suatu
hasil pengukuran untuk memenuhi batasan toleransi yang telah ditetapkan.
G. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktek :
1. Waterpass ( 1 buah )
2. Kompas ( 1 buah )
3. Meteran ( 1 buah )
4. Bak ukur ( 1 buah )
5. Payung ( 1 buah )
6. Three pot ( statif ) ( 1 buah )
7. Until-until (1 buah )
H. Langkah Kerja
- Tentukan dimana lokasi praktek akan dilakukan.
- Persiapkan semua alat yang akan digunakan.
- Tentukan titik-titik dimana pengukuran akan dilakukan ( disini kami
menggunakan titik A sampai D ).
- Kemudian letakkan waterpass diantara titik awal ( titik A ) dengan titik
kedua ( titik B).
- Arahkan waterpass ke arah utara dengan menggunakan kompas, kemudian
nolkan sudutnya.
- Dari arah utara tadi, putar waterpass ke arah titik awal ( titik A ) kemudian
lihat dan catat sudut yang terlihat.
- Kemudian dari titik A tadi nolkan sudutnya, kemudian bidik ke titik B untuk
mendapatkan sudut dari titik A ke titik B.
- Tegakkan bak ukur di titik B dan didapatkan baris atas, baris bawah, dan
baris tengah pada tiik B kemudian catat.
- Kemudian waterpass yang dibidik ke titik B tadi arahkan kesudut 90° kekiri
atau kekanan ( sudut sikunya ), kemudian bidik dan ukur tempat-tempat
yang dirasa extreme dengan jarak sesuai kebutuhan.
- Kemudian tegakkan waterpass pada titik B, kemudian bidik ke titik C dan
catat hasil dan sudut yang didapatkan.
- Dari titik B nolkan ke arah titik C, kemudian arahkan atau bidik waterpass ke
sudut 90°kekiri atau kekanan ( sudut sikunya ), kemudian bidik dan ukur
tempat-tempat yang dirasa extreme dengan jarak sesuai kebutuhan.
- Lakukan terus sampai ke titik D atau titik terakhir pengukuran.
I. Foto Praktikum
Foto saat pembidikan dengan waterpass
Foto pemegangan bak ukur Foto pengukuran dengan meteran
Foto pencatatan data
J. KESIMPULANPengukuran profil melintang ini bertujuan untuk mengetahui jarak serta beda
tinggi dan elevasi suatu titik di suatu permukaan tempat atau untuk mendapatkan bentuk permukaan garis sepanjang garis tertentu. Dengan mengukur melintang ini kita dapat melihat bagaimana profil melintang suatu wilayah atau areal sepanjang garis melintang yang tegak lurus dengan garis sumbu proyek.
Titik Alat
Bacaan Benang Diafragma Bacaan Sudut
Jarak terhadap alaT optis (m)
S ( meteran )
Elevasi (m)B.atas B.tengah B.bawa
hA 1,575 1,485 1,400 320° 17,5 18 2,5A0 1,450 1,425 1,400 5 5 2,56A1 1,660 1,633 1,607 5,3 5,2 2,352A2 1,480 1,450 1,422 5,8 5,5 2,535A3 1,670 1,640 1,610 6 5,8 2,345A4 1,800 1,750 1,700 10 10,4 2,235A5 1,640 1,585 1,510 13 12,9 2,4A6 2,090 2,022 1,955 13,5 13,5 1,96A7 1,915 1,820 1,725 19 19 2,36B 1,415 1,330 1,240 180° 17 18 2,65B0 1,570 1,545 1,520 5 4,98 2,435B1 1,658 1,630 1,605 5,3 5,23 2,35B2 1,880 1,850 1,820 6 5,45 2,13B3 2,010 1,965 1,920 9 9,20 2,015B4 2,178 2,130 2,082 9,6 9,70 1,85B5 2,245 2,185 2,217 11,8 11,85 1,795B6 2,420 2,360 2,300 12 12,1 1,62B7 2,455 2,390 2,325 13 13 1,59C 2,165 2,110 2,055 193° 11 11,2 1,925C0 1,550 1,529 1,508 4,2 4,3 2,506C1 1,682 1,660 1,638 4,4 4,5 2,375C2 1,388 1,350 1,315 7,3 7,3 2,685C3 1,890 1,850 1,810 8 8,2 2,185C0’ 1,520 1,500 1,480 4 4,4 2,535C1’ 1,660 1,635 1,610 5 4,7 2,4C2’ 1,390 1,350 1,310 8 7,4 2,685C3’ 1,865 1,811 1,778 8,7 9 2,224D 1,745 1,685 1,625 12 11,9 2,295D0 1,548 1,525 1,503 4,5 4,53 2,455D1 1,664 1,641 1,618 4,6 4,60 2,251D2 1,510 1,475 1,440 7 6,77 2,505D3 1,762 1,725 1,689 7,3 7,20 2,255D4 1,765 1,723 1,682 8,3 8,15 2,257
Analisis Data
1.Titik Alat A Jarak terhadap alat optis
¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,575−1,480 )×100
¿17,5m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B ) ¿1,485−1,330
¿0,15m Elevasi B
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5+0,15¿2,65m
Titik Alat A7
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,915−1,725 )×100
¿19m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt ( A7 ) ¿1,485−1,725
¿−0,24m Elevasi A7
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5−0,24¿2,36m
Titik Alat A6
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,090−1,955 )×100
¿13,5m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt ( A6 ) ¿1,485−2,022
¿−0,537m Elevasi A6
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5−0,537¿1,963m
Titik Alat A5
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,640−1,510 )×100
¿13m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt ( A5 ) ¿1,485−1,585
¿−0,1m Elevasi A5
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5−0,1¿2,4m
Titik Alat A4
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,800−1,700 )×100
¿10m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt ( A4 ) ¿1,485−1,750
¿−0,265m Elevasi A4
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5−0,265¿2,235m
Titik Alat A3
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,670−1,610 )×100
¿6m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt ( A3 ) ¿1,485−1,640
¿−0,155m Elevasi A3
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5−0,155¿2,345m
Titik Alat A2
Jarak terhadap alat optis
¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,480−1,422 )×100
¿5,8m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt ( A2 ) ¿1,485−1,450
¿0,035m Elevasi A2
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5+0,035¿2,535m
Titik Alat A1
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,660−1,607 )×100
¿5,3m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt ( A1 ) ¿1,485−1,635
¿−0,148m Elevasi A1
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5−0,148¿2,352m
Titik Alat A0
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,450−1,400 )×100
¿5m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt ( A0 ) ¿1,485−1,425
¿0,6m Elevasi A0
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5+0,06¿2,56m
2.Titik Alat B Jarak terhadap alat optis
¿ (Ba−Bb )×100
¿ (1,415−1,245 )×100 ¿17m
Beda tinggi antar titik¿ Bt (A )−Bt (B )
¿1,485−1,330¿0,15m
Elevasi B¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,5−0,15¿2,65m
Titik Alat B7
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,455−2,325 )×100
¿13m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B7 ) ¿1,330−2,390
¿−1,06m Elevasi B7
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−1,06¿1,59m
Titik Alat B6
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,420−2,300 )×100
¿12m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B6 ) ¿1,330−2,360
¿−1,03m Elevasi B6
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−1,03¿1,62m
Titik Alat B5
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,245−2,127 )×100
¿11,8m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B5 ) ¿1,330−2,185
¿−0,855m Elevasi B5
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,85¿1,795m
Titik Alat B4
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,178−2,082 )×100
¿9,6m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B4 ) ¿1,330−2,130
¿−0,8m Elevasi B4
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,8¿1,85m
Titik Alat B3
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,010−1,920 )×100
¿9m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B3 ) ¿1,330−1,965
¿−0,635m Elevasi B3
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,635¿2,015m
Titik Alat B2
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,880−1,820 )×100
¿6m
Beda tinggi antar titik¿ Bt (A )−Bt (B2 )
¿1,330−1850¿−0,52m
Elevasi B2
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,52¿2,13m
Titik Alat B1
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,658−1,605 )×100
¿5,3m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B1 ) ¿1,330−1,630
¿−0,3m Elevasi B1
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,3¿2,35m
Titik Alat B0
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,570−1,520 )×100
¿5m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B0 ) ¿1,330−1,545
¿−0,215m Elevasi B0
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,215¿2,435m
Titik Alat B7’
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,455−2,325 )×100
¿13m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B7 ) ¿1,330−2,390
¿−1,06m Elevasi B7
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−1,06¿1,59m
Titik Alat B6’
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,420−2,300 )×100
¿12m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B6 ) ¿1,330−2,360
¿−1,03m Elevasi B6
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−1,03¿1,62m
Titik Alat B5’
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,245−2,127 )×100
¿11,8m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B5 ) ¿1,330−2,185
¿−0,855m Elevasi B5
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,85¿1,795m
Titik Alat B4’
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,178−2,082 )×100
¿9,6m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B4 )
¿1,330−2,130¿−0,8m
Elevasi B4
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,8¿1,85m
Titik Alat B3’
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,010−1,920 )×100
¿9m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B3 ) ¿1,330−1,965
¿−0,635m Elevasi B3
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,635¿2,015m
Titik Alat B2’
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,880−1,820 )×100
¿6m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B2 ) ¿1,330−1850
¿−0,52m Elevasi B2
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,52¿2,13m
Titik Alat B1’
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,658−1,605 )×100
¿5,3m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B1 ) ¿1,330−1,630
¿−0,3m Elevasi B1
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,3¿2,35m
Titik Alat B0’
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,570−1,520 )×100
¿5m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B0 ) ¿1,330−1,545
¿−0,215m Elevasi B0
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,215¿2,435m
3.Titik Alat C Jarak terhadap alat optis
¿ (Ba−Bb )×100¿ (2,165−2,055 )×100
¿11m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (B )−Bt (C ) ¿1,330−2,055
¿−0,725m Elevasi
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,65−0,725¿1,925m
Titik Alat C3
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,890−1,810 )×100
¿8m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (C )−Bt (C3 ) ¿2,110−1,850
¿0,26m
Elevasi C3
¿ E lvsi A+Bd tinggi¿1,925+0,26¿2,185m
Titik Alat C2
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,388−1,315 )×100
¿7,3m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (C )−Bt (C2 ) ¿2,110−1,350
¿0,76m Elevasi C2
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿1,925+0,76¿2,685m
Titik Alat C1
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,682−1,638 )×100
¿4,4m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (C )−Bt (C1 ) ¿2,110−1,660
¿0,45m Elevasi C1
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿1,925+0,45¿2,375m
Titik Alat C0
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,550−1,508 )×100
¿4,2m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (C )−Bt (C 0 ) ¿2,110−1,529
¿0,581m Elevasi C0
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿1,925+0,581¿2,506m
Titik Alat C3’ Jarak terhadap alat optis
¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,865−1,778 )×100
¿8,7m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (A )−Bt (B ) ¿2,110−1,811
¿0,299m Elevasi C3’
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿1,925+0,299¿2,224m
Titik Alat C2’ Jarak terhadap alat optis
¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,390−1,310 )×100
¿8m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (C )−Bt (C2 ’ ) ¿2,110−1,350
¿0,76m Elevasi C2’
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿1,925+0,76¿2,685m
Titik Alat C1’ Jarak terhadap alat optis
¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,660−1,610 )×100
¿5m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (C )−Bt (C1 ’ ) ¿2,110−1,635
¿0,475m Elevasi C1’
¿ Elvsi A+Bd tinggi
¿1,925+0,475¿2,4m
Titik Alat C0’ Jarak terhadap alat optis
¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,520−1,480 )×100
¿4m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (C )−Bt (C 0’ ) ¿2,110−1,500
¿0,61m Elevasi C0’
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿1,925+0,61¿2,535m
Titik Alat D Jarak terhadap alat optis
¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,745−1,625 )×100
¿12m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (C )−Bt (D ) ¿2,055−1,685
¿0,37m Elevasi C0’
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿1,925+0,37¿2,295m
Titik Alat D4
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,765−1,682 )×100
¿8,3m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (D )−Bt (D 4 ) ¿1,685−1,723
¿−0,038m Elevasi D4
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,295−0,038
¿2,257m
Titik Alat D3
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,762−1,689 )×100
¿7,3m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (D )−Bt (D3 ) ¿1,685−1,725
¿−0,04m Elevasi D4
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,295−0,04¿2,255m
Titik Alat D2
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,510−1,440 )×100
¿7m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (D )−Bt (D2 ) ¿1,685−1,475
¿0,21m Elevasi D2
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,295+0,21¿2,505m
Titik Alat D1
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,664−1,618 )×100
¿4,6m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (D )−Bt (D1 ) ¿1,685−1,641
¿0,043m Elevasi D1
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,295+0,043¿2,251m
Titik Alat D0
Jarak terhadap alat optis¿ (Ba−Bb )×100¿ (1,548−1,503 )×100
¿4,5m Beda tinggi antar titik
¿ Bt (D )−Bt (D 0 ) ¿1,685−1,525
¿0,16m Elevasi D0
¿ Elvsi A+Bd tinggi¿2,295+0,16¿2,455m