1 PENGUKURAN KEBUTUHAN PELATIHAN “TRAINING NEEDS ASSESSMENT" Oleh: Madyunin Widyaiswara Madya BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN BANYUWANGI BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014
1
PENGUKURAN KEBUTUHAN PELATIHAN “TRAINING NEEDS ASSESSMENT"
Oleh:
Madyunin
Widyaiswara Madya
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN BANYUWANGI
BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
2014
2
PENGUKURAN KEBUTUHAN PELATIHAN
“TRAINING NEEDS ASSESSMENT" (TNA)
TRAINING NEEDS ASSESSMENT (TNA)
Perencanaan merupakan tahap pertama pada siklus manajemen pelatihan. Pada
tingkat perencanaan , tahapan dibagi
menjadi dua: 1 Pengukuran kebutuhan
pelatihandan “Training Needs Assessment"
(TNA) . 2. Perencanaan Pelatihan.
Gambar 1 Siklus Manajemen Pelatihan
“Training Needs Assessment" (TNA) merupakan metode untuk menentukan
apakah ada kebutuhan pelatihan dan, jika ada, pelatihan apa yang dibutuhkan untuk
mengisi kesenjangan. TNA memiliki tujuan untuk mengidentifikasi secara akurat
tingkat situasi sekarang melalui survei, wawancara, observasi, maupun data
sekunder sasaran. Kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan yang
diinginkan mungkin menunjukkan masalah yang pada yang pada gilirannya dapat
transformasikan / diterjemahkan ke dalam bentuk kebutuhan pelatihan.
− =
Kemampuan Diinginkan
Kemampuan
Peserta sekarang
Kebutuhan pelatihan
3
Mealui Pelatihan dapat mengurangi kesenjangan, jika tidak dapat
menghilangkan, maka dengan melengkapi pengetahuan dan keterampilan peserta
dan serta mendorong mereka untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan mereka. Data atau survey tentang keadaan saat ini sangat penting
untuk evaluasi di bagian akhir dari siklus pelatihan. Ini harus dijadikan sebagai data
dasar. Berikut ini adalah beberapa teknik untuk mendapatkan data tersebut. Teknik
ini dapat diterapkan secara terpisah atau dengan kombinasi.
TNA juga merupakan proses pengumpulan informasi tentang kebutuhan
organisasi/perorangan yang tersurat maupun tersirat yang dapat dipenuhi dengan
melakukan pelatihan. Kebutuhan kinerja yang tidak memenuhi standar saat ini bisa
terjadi. Jika demikian, ini berarti bahwa ada cara yang tertentu atau terbaik untuk
melakukan berbagai tugas pekerjaan . Proses TNA membantu pelatih dan orang
yang meminta kebutuhan pelatihan untuk menentukan pelatihan atau kekurangan
kinerja. Penilaian bisa formal (menggunakan survei dan teknik wawancara) maupun
informal (mengajukan beberapa pertanyaan dari mereka yang terlibat).
Mengapa kita perlu pelatihan ?
Karena pelatihan merupakan sarana untuk memastikan bahwa
petugas/pejabat/pekerja memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tepat untuk
dapat melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan kompeten . Pelatihan
diperlukan ketika ada kesenjangan antara kinerja yang diinginkan , dengan kinerja
saat ini , jika kesenjangan yang kurangn merupakan keterampilan atau pengetahuan
. Pelatihan hanya mungkin dapat menyelesaikan bagian dari masalah . Jadi kita
perlu menganalisis masalah dan mencari tahu apakah pelatihan akan mampu
mengatasinya . Jika pelatihan diperlukan , ini juga perlu mendefinisikan tujuan
pelatihan dan bagaimana hal itu akan membantu pejabat/pekerja/petugas menjadi
lebih efektif . Proses ini disebut Training Needs Assessment yang dimaksud seperti
terebut di atas atau Analisis Kebutuhan Pelatihan. Penting untuk dicatat bahwa ,
meskipun banyak alasan untuk melakukan pelatihan di atas , pelatihan mungkin/
bisa jadi tidak menjadi satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah . Ada
banyak cara lain yang berdampak pada kemampuan seseorang untuk melakukan
pekerjaan mereka..
4
Berikut ini merupakan contoh lain yang menyebabkan suatu inerja tidak dapat
tercapai seperti yang distandarkan/yang diinginkan :
∼ Kurangnya keterampilan atau pengetahuan, atau pengalaman
∼ Tidak memiliki peralatan yang tepat atau sumber daya
∼ Tidak didorong oleh para manajer dan rekan untuk melakukan hal yang benar
∼ Tidak ada standar atau harapan yang ditetapkan dan dikomunikasikan
∼ kondisi semangat kerja jelek .
Mengapa kita membutuhkan Pengukuran Kebutuhan Pelatihan ?
Pertama, mengidentifikasi ketidakpuasan dengan situasi saat ini dan
keinginan untuk berubah seperti yang di standarkan dalam permintaan. Setiap
permintaan/ keinginan menyiratkan bahwa terdapat kesenjangan atau perbedaan
antara apa yang ada dan apa yang bisa atau seharusnya. Sebuah kesenjangan
kinerja antara kondisi saat ini dan yang diinginkan disebut kebutuhan.
TNA bertujuan untuk hal hal sebagai berikut.
∼ Memecahkan masalah saat ini
∼ Menghindari masalah masa lalu atau saat ini
∼ Membuat atau mengambil keuntungan dari kesempatan di masa depan
∼ Memberikan pembelajaran, pengembangan atau pertumbuhan.
Tujuan TNA adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan yang sering
terdengan dan akrab ditelinga kita : mengapa, siapa, bagaimana, apa, dan kapan.
Berikut ini adalah deskripsi dari pertanyaan dan analisis apa yang dapat dilakukan
untuk menjawabnya.
Mengapa
Melakukan pelatihan: untuk mengetahui kekurangan kinerja untuk kebutuhan
kerja dan pastikan manfaat melakukan pelatihan lebih besar dari masalah yang
disebabkan oleh kekurangan kinerja. Untuk menjawab pertanyaan ini dilakukan dua
jenis analisis:
(1) Bandingkan Analisis Kebutuhan dan keinginan.
(2) Analisis kelayakan.
5
Siapa
Terlibat dalam pelatihan: melibatkan pihak-pihak yang tepat untuk
memecahkan kekurangan/masalah. Melakukan Analisis populasi sasaran untuk
belajar sebanyak mungkin tentang orang-orang yang terlibat dalam
kekurangan/masalah dan bagaimana untuk menyesuaikan program pelatihan untuk
menangkap kepentingan mereka.
Bagaimana
Dapatkah kekurangan kinerja diperbaiki: pelatihan dapat memperbaiki
kekurangan kinerja atau menyarankan perbaikan lain jika pelatihan tidak tepat?
Melakukan Sebuah performance analysis untuk mengidentifikasi keterampilan apa
yang kurang dan harus diperbaiki melalui pelatihan.
Apa
Apakah ada cara terbaik untuk melakukan: ada cara yang lebih baik atau lebih
tepat untuk melakukan tugas agar mendapatkan hasil terbaik. Apakah standar
kinerja pekerjaan yang ditetapkan oleh organisasi? Apakah Ada peraturan
pemerintah yang perlu dipertimbangkan ketika menyelesaikan tugas dengan cara
yang diperlukan? Melakukan Analisis job/tugas untuk mengidentifikasi cara terbaik
untuk jalan keluarnya.
Kapan
Pelatihan akan berlangsung: waktu terbaik untuk memberikan pelatihan karena
kehadiran pada pelatihan dapat mempengaruhi siklus kerja, hari libur, dan
sebagainya.
Melakukan Analisis kontekstual untuk menjawab pertanyaan lima langkah dari
Training Needs Assessment.
Lima langkah Tahapan dalam melakukan kegiatan Training Needs Assessment
(TNA), yaitu meliputi i) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan; ii) menentukan
desain penilaian kebutuhan; iii) mengumpulkan data; iv) menganalisis data, dan v)
memberikan umpan balik.
Langkah 1 : Identifikasi Masalah Dan Kebu
Langkah pertama dalam TNA adalah mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan . Sebelum TNA dilakukan , harus diperiksa apakah pelatihan diperlukan .
Di sektor publik , penting untuk mengidentifikasi konteks organisasi dalam aspek
seperti kebijakan , tujua
kebijakan organisasi yang dikenal sebagai analisis " kesenjangan " , kinerja
dilakukan untuk melihat
pengetahuan dan keterampilannya
sudah seperti yang diinginkan berdasarkan
yang diberikan. Kemudian lebih eksplisit standar untuk kinerja saat ini dan
pengetahuan , yang akan lebih mudah untuk menggambarkan kesenjangan dalam
kinerja atau kekurangan pengetahuan ." Setelah mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan , menyiapkan tujuan keseluruhan untuk pelatihan
Berikut ini beberapa metode pendekatan untuk mengidentifikasi masalah,
dalam kasus “Budidaya Pembesaran Ikan Lelel “ jida k
dengan “Pohon Masalah”
SUB
MASALAH
POKOK(1.1)
SUB
MASAALAH
POKOK (1.2)
Langkah 1 : Identifikasi Masalah Dan Kebutuhan
Langkah pertama dalam TNA adalah mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan . Sebelum TNA dilakukan , harus diperiksa apakah pelatihan diperlukan .
Di sektor publik , penting untuk mengidentifikasi konteks organisasi dalam aspek
seperti kebijakan , tujuan , peran dan tanggung jawab . Memahami
kebijakan organisasi yang dikenal sebagai analisis " kesenjangan " , kinerja
dilakukan untuk melihat performa kerja dari seorang pejabat/pekerja apakah
keterampilannya dalam menyelesaikan tugas dan perananya
seperti yang diinginkan berdasarkan tugas , peran dan tanggungjawabnya
Kemudian lebih eksplisit standar untuk kinerja saat ini dan
pengetahuan , yang akan lebih mudah untuk menggambarkan kesenjangan dalam
erja atau kekurangan pengetahuan ." Setelah mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan , menyiapkan tujuan keseluruhan untuk pelatihan .
Berikut ini beberapa metode pendekatan untuk mengidentifikasi masalah,
dalam kasus “Budidaya Pembesaran Ikan Lelel “ jida kita melalui pendekatan
dengan “Pohon Masalah”
MASALAH
UTAMA (-)
MASALAH
POKOK 1
SUB
MASAALAH
POKOK (1.2)
SUB
MASALAH
POKOK(1.3)
SUB
MASALAH
POKOK(1.4)
MASALAH
POKOK 2
SUB POKOK
MASALAH
(2.1)
AKIBAT (-)
6
Langkah pertama dalam TNA adalah mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan . Sebelum TNA dilakukan , harus diperiksa apakah pelatihan diperlukan .
Di sektor publik , penting untuk mengidentifikasi konteks organisasi dalam aspek
Memahami analisis arah
kebijakan organisasi yang dikenal sebagai analisis " kesenjangan " , kinerja
/pekerja apakah
ikan tugas dan perananya
tugas , peran dan tanggungjawabnya
Kemudian lebih eksplisit standar untuk kinerja saat ini dan
pengetahuan , yang akan lebih mudah untuk menggambarkan kesenjangan dalam
erja atau kekurangan pengetahuan ." Setelah mengidentifikasi masalah dan
Berikut ini beberapa metode pendekatan untuk mengidentifikasi masalah,
ita melalui pendekatan
MASALAH
POKOK 2
SUB POKOK
MASALAH
7
Teknik mengidentifikasi masalah dengan metode analisis menggunakan pohon
masalah , ini untuk aplikasi dalam tataran kegiatan usaha di bidang perikanan,
misalnya Budiadaya “Pembesaran Lele” dapat dilihat sebagai berikut :
Masalah utama merupakan masalah atau kinerja budidaya perikanan tidak dapat
dicapai sesuai standar yang telah ditetapkan (misal : tingkat produktivitas per
kolam dalam satu siklus masih dibawah standar produksi yang ditetapkan).
Masalah Pokok, merupakan permasalahan yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tingkat produktivitas kolam tersebut per siklus budidaya. Masalah pokok
ini dapat di telusuri dengan mengididentifikasi semua factor produksi yang terlibat
atau berkontribusi dalam proses produksi pembesaran ikan lele, misalnya factor
kualitas benih, pakan, kualitas air dan lain lain.
Sub Masalah Pokok, merupakan indicator penyusun masalah pokok yang
berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi/keadaan /
ferforma factor produksi yang sudah distandarkan. Dalam hal ini misalnya Untuk
masalah pokok “Benih” misalnya dengan sub poko masalah : kualitas benih rendah,
tingkat kematian benih tinggi, pertumbuhan benih tidak seragam dan lain
sebagainya.
Akibat , merupakan dampak yang disebabkan oleh masalah utama. Akibat yang
ditimbulkan dari masalah utama dalam hal ini adalah meruginya usaha budidaya
pembesaran lele .
Langkah 2: Menentukan Desain untuk Analisis Kebutuhan
Langkah kedua dalam TNA adalah untuk menentukan hal-hal berikut: i)
kelompok sasaran untuk dilatih; ii) diwawancarai; iii) metode survei; iv) rencana
survei termasuk jadwal yang akan dilakukan TNA dan orang-orang yang
bertanggung jawab atas TNA. Kadang kadang menjadi dasar bagi seorang desainer
pelatihan, baik untuk membuat pelatihan baru, mengidentifikasi yang sudah ada
yang dapat memenuhi kebutuhan, atau mendapatkan suatu dari luar.
Kadang-kadang mustahil untuk memenuhi kebutuhan, tapi itu bukan
keputusan dari orang yang melakukan TNA. Sebenarnya, tahu persis apa unsur-
unsur informasi yang diperlukan dapat berfungsi sebagai panduan untuk analisis.
Survei tersebut harus jelas mendefinisikan kelompok sasaran pelatihan, yaitu,
8
populasi sasaran. Meskipun tidak ada aturan standar untuk menentukan yang ada,
populasi sasaran harus ditetapkan sesuai dengan tujuan TNA.
Survei harus menghasilkan unsur-unsur berikut dalam laporannya: subjek
pelatihan; pentingnya pelatihan, persyaratan, waktu, kelompok sasaran saat ini,
kelompok sasaran potensial, frekuensi pelatihan, dan output yang diperlukan
pelatihan.
Tabel 1 : Jenis Pengukuran Kebutuhan
Jenis Analisis Analisis Kinerja Untuk menjawab
Analisis kesenjangan � Apakah masalahnya kurangnya keterampilan /
pengetahuan ?
� Dapatkah kekurangan ditangani ?
� Apakah Pelatihan cara yang tepat untuk memperbaiki
kekurangan ini ?
Analisis kelayakan � Mengapa pelatihan ini dilakukan?
� Apakah pelatihan memberikan manfaat yang lebih besar,
dibandingkan dengan kekurangan yang ada saat ini?
Analisi Kebutuhan Versus
keinginan
� Mengapa pelatihan harus dilakukan ?
� Adalah untuk mengurangi kebutuhan /kekurangmampuan.
Analisis jabatan / tugas � Mengapa pelatihan ini dilakukan?
� Apakah kekurangan yang terkait dengan kebutuhan ?
Analisis tujuan � Apa perbaikan perilaku tertentu di balik keinginan samar-
samar ?
Analisis Kelompok Sasaran
� Siapa peserta pelatihan untuk pelatihan ini?
� Apa yang diketahui tentang mereka untuk membantu
merancang dan menyesuaikan pelatihan ini?
� Apa manfaat pelatihan bagi Kelompok lain ?
Analisis kontekstual � Kapan pelatihan akan lakukan ?
� Apakah persyaratan lain untuk memberikan keberhasilan
pelatihan ?
Langkah 3 Pengumpulan Dan Analisis Data
Pengumpulan dan analisis data adalah bagian penting dari
penilaian/pengukuran kebutuhan . Tabel berikut akan menjelaskan metode yang
paling umum digunakan dalam pengumpulan data . TNA dioptimalkan ketika
kombinasi metode pengumpulan data yang digunakan untuk menganalisis data
kuantitatif dan kualitatif . Apapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data , penting untuk mempertimbangkan keandalan , validitas dan
kepercayaan data .
9
Tabel 2 : Metode Pengumpulan Data
No Metode Konsep
1. Wawancara
Terstruktur
Metode penelitian kuantitatif yang biasa digunakan dalam penelitian
survei untuk memastikan bahwa setiap orang yang diwawancarai
disajikan dengan pertanyaan yang sama dalam urutan yang sama
dan bahwa jawaban dapat diandalkan dikumpulkan dan bahwa
perbandingan dapat dibuat dengan keyakinan antara sub kelompok
atau antara periode survei yang berbeda.
∼ Pewawancara Baca pertanyaan persis seperti yang muncul pada kuesioner survei.
∼ Pilihan jawaban atas pertanyaan yang sering (tertutup)
∼ meskipun pertanyaan terbuka --- tertutup juga dapat dimasukkan dalam wawancara terstruktur.
2. Wawancara
Semi
Terstruktur
∼ Tidak seperti wawancara terstruktur, pertanyaan/ topik yang lebih umum. Topik yang relevan pada awalnya diidentifikasi dan kemungkinan hubungan antara topik dan isu-isu menjadi dasar ini untuk pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik yang tidak perlu dipersiapkan dalam memungkinkan muka baik pewawancara dan orang yang diwawancarai fleksibilitas untuk menyelidiki untuk rincian atau mendiskusikan masalah.
∼ Questioner dapat dibawa selama wawancara sebagai hasil dari apa yang diwawancarai menjawab, sehingga wawancara lebih mengalir seperti percakapan.
3. Observasi Pengamatan lingkungan kerja dan kinerja pejabat (peralatan kantor,
alat komunikasi, sistem IT, sirkulasi informasi utama)
4. Kuesioner
Survey
∼ Kuesioner adalah instrumen survei yang terdiri dari serangkaian pertanyaan dan petunjuk lain untuk tujuan mengumpulkan informasi dari responden.
∼ Ini sering dirancang untuk analisis statistik .
6 Focus Group
Discussion
∼ Metode penelitian kualitatif yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan informasi mendalam tentang ide-ide dan persepsi
dari kelompok dan juga untuk menjadi lebih dari sebuah interaksi
Tanya jawab.
∼ Sebuah pertemuan yang relatif kelompok kecil (umumnya enam
sampai dua belas peserta) diselenggarakan untuk tujuan tertentu
di bawah arahan fasilitator, di mana anggota kelompok berbicara
secara bebas dan spontan tentang topik tertentu
6 Workshop
∼ Sebuah seminar pendidikan atau serangkaian pertemuan yang
menekankan interaksi dan bertukar informasi antara sejumlah
kelompok kecil , biasanya peserta mengembangkan keterampilan
atau pemahaman umum melalui beberapa jenis aplikasi
10
Kuesioner dan hasil wawancara
Tabel berikut ini menunjukkan manfaat dan kelemahan dari metode survei.
Pemilihan metode survei harus dilakukan sesuai dengan ketersediaan waktu dan
tenaga untuk melakukan survei. Disarankan untuk menggabungkan beberapa
metode untuk secara kuantitatif dan kualitatif menganalisis hasil survei.
Tabel 3: Manfaat Dan Kelemahan Dari Metode Survey,
METODE MANFAAT KELEMAHAN KAPAN
MENGGUNAKAN
Review
Referensi
∼ Informasi faktual obyektif
∼ Bisa mengumpulkan
banyak data jika Anda
memiliki sumber daya
∼ Mungkin tidak up to date
∼ Mungkin tidak akurat atau tidak konsisten
∼ Setiap saat untuk mendapatkan informasi
∼ Ketika Anda membutuhkan informasi faktual tentang kinerja
Survey
(kuesioner)
∼ Sederhana
∼ Cepat
∼ Mudah
∼ Bisa Menyusun banyak data
∼ Mungkin tidak mendapatkan informasi penting
∼ Orang Mungkin tidak mengirim kembali survey
∼ Mungkin sulit untuk memahami pernyataan
∼ Harus Tahu banyak tentang topik
∼ Anda terlebih dahulu Kombinasikan Dengan proses lainnya untuk mendorong respon
Wawancara ∼ Mendapatkan Informasi tentang sikap
∼ Mendapatkan
∼ Banyak data kualitatif
∼ Bisa Memiliki pemahaman yang lebih besar dari masalah
∼ Sulit untuk mengatur Waktu diri sendiri dan orang lain Lebih
∼ Mungkin malu untuk merespon
∼ tergantung pada pewawancara
∼ Ketika Anda tahu sedikit tentang topik atau daerah
∼ Jika Pelatihan ini sesuatu yang rumit
Focus Group
Discussion
∼ Bisa mudah dan cepat
∼ Bisa Memahami respon lebih mudah
∼ Orang Mungkin malu untuk jujur dalam kelompok
∼ Orang Mungkin mendominasi diskusi
∼ Ketika Pelatihan ini mempengaruhi kerja tim
∼ Bila ada banyak waktu untuk metode lain
Observasi
∼ Tidak mengganggu pekerjaan
∼ Bisa lebih dapat diandalkan dibandingkan sumber lain
∼ Pengamat butuh banyak waktu
∼ Butuh Waktu untuk menyusun
∼ Perlu Untuk mengetahui apa yang Anda cari
∼ Jika pelatihan adalah tentang keterampilan yang sederhana
∼ Jika Anda tahu tentang topiknya
11
Seiring dengan pemilihan responden, metode survei juga dipilih dengan
mempertimbangkan ketersediaan waktu dan tenaga. Berikut ini adalah metode
sampling yang digunakan untuk survey sosial. Namun, untuk membuatnya
sederhana, disarankan bahwa metode stratified random sampling digunakan untuk
TNA .
Tabel 4: Metode Sampling
Metode Konsep
Random sampling
∼ Bentuk paling murni dari sampling probability.
∼ Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk terpilih.
∼ Ketika Ada populasi yang sangat besar, seringkali sulit
atau tidak mungkin untuk mengidentifikasi setiap
anggota populasi, sehingga materi yang tersedia
menjadi bias
Sampling secara sengaja /purposif
∼ Sering digunakan sebagai pengganti random
sampling.
∼ Apa adanya, disebut juga teknik seleksi purposif .
∼ Setelah ukuran sampel yang diperlukan telah dihitung,
setiap responden dipilih dari daftar populasi sasaran
pada anggota.
∼ Selama daftar tidak berisi urutan tersembunyi,
metode sampling adalah sebagai bagian metode
random sampling.
∼ Ini merupakan kelebihan atas teknik random
sampling .
Sampling dengan stratifikasi ∼ Umumnya digunakan, karena Metode random
sampling bisa mengurangi kesalahan sampling.
∼ Sebuah Strata adalah bagian dari populasi yang
terbagi setidaknya satu karakteristik umum.
∼ Surveyor mengidentifikasi strata yang relevan dan
representasi mereka yang sebenarnya dalam populasi.
∼ Stratified Sampling sering digunakan ketika satu atau
lebih dari stratums dalam populasi memiliki insiden
rendah dibandingkan dengan strata lainnya.
12
Dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, Kita dapat memastikan bahwa
kesenjangan dalam kinerja diidentifikasi dengan benar. Biasanya hanya
kesenjangan tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan atau keterampilan
dapat ditingkatkan melalui pelatihan. Kekurangan kinerja yang terjadi karena
kurangnya motivasi, isu masalah lingkungan, atau sistem memerlukan intervensi
non-pelatihan seperti perubahan dalam proses seleksi, proses penilaian kinerja, atau
sistem penghargaan.
Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden .
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian
dicatat/direkam Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila
peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa yang dibutuhkan dan
bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur.
Penting untuk “membreakdone” variable menjadi indicator pada butir
pertanyaan/kuesioner dalam penelitian dengan hati hati. Seringkali satu variabel
brakedone menjadi beberapa indicator dan selanjutnya satu indicator diuraikan
menjadi beberapa item.
Jenis Pertanyaan dalam Kuesioner
a. Pertanyaan Terbuka: pertanyaan yang memungkinkan responden memberikan
jawaban sesuai dengan cara atau pendapatnya
Misal:
Sebutkan lima jenis ikan air tawar yang bias dibudidayakan :
1. BBBBBBBBBBB
2. BBBBBBBBBBB
3. BBBBBBBBBBB
4. BBBBBBBBBBB
5. BBBBBBBBBBB
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek budidaya pembesaran lelel ?
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB..
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB..
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
13
Jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka akan sangat
bervariasi. Pengelompokkan jawaban-jawaban serupa akan menjadi suatu
pekerjaan yang tidak mudah
b. Pertanyaan Tertutup: responden tinggal memilih jawaban di antara pilihan yang
sudah disediakan
Misal:
Padat penebaran budidaya pembesaran lele yang saudara lakukan per m2 adalah :
1. 5 -50 ekor
2. 51 – 100 ekor
3. 101 – 150 ekor
4. 151 -200 ekor
5. > 200 ekor
14
Pertanyaan-pertanyaan tertutup dapat dengan mudah dikodekan dan diolah untuk
tahap penelitian selanjutnya
Bentuk Pertanyaan
a. Pernyataan Positif
b. Pernyataan Negatif
Pertanyaan dalam kuesioner ditulis dalam bentuk PERNYATAAN bukan pertanyaan
. Pernyataan Positif : pernyataan yang jawabannya SESUAI dengan harapan peneliti
. Pernyataan Negatif : pernyataan yang jawabannya TIDAK SESUAI dengan
harapan peneliti. Misal: Jika ingin diketahui kinerja seorang pembudidaya lele .
Pernyataan Positif (Contoh LSR)
Rasio Jumlah pemberian pakan terhadap berat ikan per hari pada ikan budidaya
yang dilakukan :
1. 3 %
2. 2 %
3. 1 %
Pernyataan Negatif (Contoh LSR)
Tidak perlu penambahan probiotik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Tidak Setuju
Pengkodean atau pembobotan nilai jawaban:
Pada pernyataan Positif: nilai paling positif diberi bobot paling besar (karena
paling positif berarti paling sesuai harapan) Pada pernyataan Negatif: nilai paling
negatif diberi bobot paling besar (karena paling negatif berarti paling sesuai
harapan) Idealnya dalam suatu kuesioner penelitian, komposisi bentuk pernyataan
positif dan negatif berimbang, misalnya dari 30 pernyataan dirancang terdiri dari 15
pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Pernyataan positif dan negatif harus
diletakkan secara bergantian . Dengan meletakkan pernyataan positif dan negatif
15
bergantian, responden benar-benar membaca pernyataan-pernyataan dengan teliti
dan menjawab dengan benar
Teknik Pengukuran (Teknik Penskalaan)
Dua teknik pengukuran dengan kuesioner yang paling populer adalah:
a. Likert’s Summated Rating (LSR)
b. Semantic Differential (SD)
Likert’s Summated Rating (LSR)
LSR adalah skala atau pengukuran sikap responden .Jawaban pernyataan
dinyatakan dalam pilihan yang mengakomodasi jawaban antara Sangat Setuju
Sekali sampai Sangat Tidak Setuju Banyak pilihan biasanya 3, 5, 7, 9 dan 11
Dalam prakteknya yang paling sering digunakan adalah 5. Terlalu sedikit pilihan
jawaban menyebabkan pengukuran menjadi sanagt kasar Terlalu banyak pilihan
jawaban menyebabkan responden sulit membedakan pilihan. Banyak pilihan ganjil
juga menimbulkan masalah, responden yang malas/enggan akan menjawab pilihan
yang di tengah ( = jawaban netral)
Semantic Differential (SD)
Responden menyatakan pilihan di antara dua kutub kata sifat atau frasa .
Dapat dibentuk dalam suatu garis nilai yang kontinyu, dan dapat diukur dalam
satuan jarak atau dalam bentuk pilihan seperti LSR
Misal:
Penambahan bahan probiotik kedalam pakan itu penting.
Prinsip sifat positif diberi nilai paling besar dan sifat negatif diberi nilai paling
kecil tetap dipertahankan, demikian juga prinsip menggabungkan positif–negatif
dan negatif−positif secara bergantian
10 9 8 7 6 5 4 2 1 3
Setuju Tidak setuju
16
Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Kesalahan operasionalisasi variabel mungkin terjadi karena dimensi yang
penting luput direalisasikan menjadi butir pertanyaan dalam kuesioner Kesalahan
dapat diminimalkan dengan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner
.
Validitas
Validitas mengacu pada apakah kuesioner benar-benar dapat mengukur apa
yang ingin diukur . Sebagian besar validitas diukur secara logika (subyekif), hanya
validitas konstruk yang dapat diukur secar matematika/statistika.
Jenis Validitas
a. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Konstruk adalah penyusun atau elemen suatu konsep/variabel . Misal: Jika
suatu konsep disusun berdasarkan 5 elemen tetapi dalam kuesioner hanya diukur 3
elemen maka validitas konstruk kuesioner ini rendah. Ukuran validitas konstruk
dinyatakan dalam koefisien korelasi (R) setiap butir pernyataan dengan nilai total
seluruh butir. Valid tidaknya setiap butir kemudian dibandingkan dengan nilai kritik
pada Tabel Kolstoe, 1973
b. Validitas Isi (Content Validity)
Bertujuan memeriksa apakah butir-butir pertanyaan sesuai dengan pengetahuan
aau kemampuan responden.
c. Validitas Eksternal (External Validity)
Membandingkan kuesioner yang dibuat dengan kuesioner yang sudah dibakukan
d. Validitas Prediktif (Predictive Validity)
Mengukur apakah kuesioner dapat digunakan meramalkan perilaku di masa depan.
Validitas prediktif diberi nilai tinggi jika apa yang diramalkan terbukti
e. Validitas Rupa (Face Validity)
Validitas tampilan kuesioner, sesuai dengan format
17
f. Validitas Budaya (Culture Validity)
Apakah butir-butir pernyataan dalam kuesioner sudah sesuai budaya atau kondisi
responden
Reliabilitas
Reliabilitas menyatakan derajat keandalan dan konsistensi kuesioner
Beberapa metode penghitungan reliabilitas, misalnnya:
a. Metode Test − Retest
b. Metode Test − Retest Paralel
c. Teknik Belah Dua (Split Half)
d. Analisis Diskriminan
Pada prinsipnya, semua metode perhitungan itu mengukur reliabilitas melalui
koefisien korelasi setiap butir pernyataan dengan total seluruh butir (sama dengan
Validitas Konstruk).
Referensi
Clark, D. (1995). Performance Problems. Training Forms. Retrieved June 10,2004,
fiom:http://www.nwlink.com/donclark/hrd/problem.txt.
Gupta, Kavita. (1 998). A Practical Guide to Needs Assessment. San Francisco, CA:
Jossey BassIPfeiffer
Harless, J. (1 979) Guide tofiont-end analysis. Newnan, GA: Harless Performance
Guild
Kaufman, R., & Watkins, R. (1996). Mega Planning: A Framework for Integrating
Strategic Planning, Needs Assessment, Quality Management,
Benchmarking, and Reengineering. In Jones, J . E., & Biech, E. (Eds.) The
HR Handbook, Vol. 1.