Top Banner
1 PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET INDOMIE JUMBO DAN CUP POPMIE JUMBO PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Meiliana Winata NIM : 15.I1.0103 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017
46

PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

Mar 07, 2019

Download

Documents

duongdat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

1

PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET INDOMIE

JUMBO DAN CUP POPMIE JUMBO PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES

MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Meiliana Winata

NIM : 15.I1.0103

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2017

Page 2: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

i

i

Page 3: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

ii

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat, karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang

berjudul “PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET INDOMIE

JUMBO DAN CUP POPMIE JUMBO PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES

MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG”. Penyelesaian laporan

kerja praktek ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi

Pangan di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Dalam usaha penulisan laporan kerja praktek ini, tentunya Penulis tidak terlepas dari

berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak, maka

Penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini, Penulis

ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orangtua Penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis

hingga terselesaikannya laporan Kerja Praktek ini.

2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan

kesempatan dan dukungan kepada Penulis untuk dapat melakukan Kerja Praktek di

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang.

3. Ibu Meiliana, S.Gz., M.S selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan saran dan membimbing Penulis dalam penyusunan laporan Kerja

Praktek ini dan juga selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu

Penulis dalam penyusunan proposal dan pelaksanaan Kerja Praktek.

4. Bapak Adi Wiratno selaku HRD yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk

dapat melakukan Kerja Praktek.

5. Bapak Despan Rajagukguk selaku BPDQCM yang telah membimbing dan

memberikan kesempatan pada Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

6. Bapak Akhmad Irdiana selaku QC Raw Material Supervisor dan Pembimbing

Lapangan yang telah membimbing dan menerima Penulis selama kegiatan Kerja

Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle cabang Semarang.

Page 4: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

iii

iii

7. Bapak Boshido Bening Dinala selaku QC Process Supervisor yang telah

membimbing dan mendampingi Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

8. Bapak Widi, Mas Dharu, Bapak Marno, Mas Radit, Bapak Asmuni, Bapak Amal,

dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan QC FG

Analysis yang telah membimbing dan memberikan pengetahuan mengenai

pengawasan mutu bahan baku, proses produksi, hingga produk jadi (finished good).

9. Bapak Marno, Bapak Usman, dan Bapak Aris, selaku QC Analis laboratorium yang

telah membimbing dan mengajarkan Penulis tentang metode analisis.

10. Segenap keluarga QC PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

Semarang yang telah membagikan berbagai informasi kepada Penulis selama

kegiatan Kerja Praktek.

11. Segenap teman perjuangan Kerja Praktek saya yaitu Eileen, Bella, Natalia, Aurelia,

dan adik – adik dari SMK Farmasi Kimia Industri yang telah dengan semangat dan

selalu menemani Penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dilaksanakan pada

saat kerja praktek ini.

12. Teman seperjuangan Kerja Praktek saya yaitu Novani yang telah dengan semangat

dan selalu menemani Penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dilaksanakan

pada saat kerja praktek ini.

13. Grevands Wirawan yang telah memberi dukungan semangat dan bantuan kepada

Penulis.

14. Staff TU Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata yang

telah membantu proses administrasi Penulis dari awal Kerja Praktek hingga akhir

Kerja Praktek.

15. Semua pihak yang telah membantu Penulis selama kegiatan maupun penulisan

laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

Dalam penulisan dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini, Penulis menyadari bahwa

laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan adanya berbagai kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca dan semua pihak. Akhir kata, Penulis berharap agar

laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca dan

semua pihak yang membutuhkan.

Page 5: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

iv

iv

Semarang, 06 September 2017

Penulis

Page 6: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

v

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ......................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

BAB I ................................................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2. Tujuan .............................................................................................................. 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................................... 1

1.4. Metode Kerja Praktek ...................................................................................... 2

BAB II .............................................................................................................................. 3

2.1. Sejarah Perusahaan .................................................................................................... 3

2.2. Lokasi Perusahaan ..................................................................................................... 3

2.3. Ketenagakerjaan ........................................................................................................ 4

2.4. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................................. 5

2.4.1. Visi Perusahaan .......................................................................................... 5

2.4.2. Misi perusahaan .......................................................................................... 5

2.5. Logo perusahaan .............................................................................................. 5

2.6. Struktur organisasi ........................................................................................... 6

BAB III ............................................................................................................................. 8

3.1. Jenis Produk ............................................................................................................... 8

3.2. Kode produksi ......................................................................................................... 13

3.2.1. Etiket ......................................................................................................... 14

3.2.2. Karton ....................................................................................................... 15

BAB IV ........................................................................................................................... 16

4.1. Pengawasan Mutu (Quality Control) ....................................................................... 16

4.2. Incoming Quality Control ........................................................................................ 18

4.2.1. Tepung ...................................................................................................... 18

4.2.2. Pengemas .................................................................................................. 19

4.2.3. Seasoning dan Solid Ingredient ................................................................ 20

4.2.4. Minyak ...................................................................................................... 21

Page 7: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

vi

vi

4.2.5. Larutan Alkali ........................................................................................... 21

4.3. Process Quality Control ................................................................................ 22

4.4. Outgoing Quality Control .............................................................................. 22

BAB V ............................................................................................................................ 25

5.1. Latar Belakang ............................................................................................... 25

5.1.1. Jenis Pengemas Etiket Indomie Jumbo .................................................... 25

5.1.2. Jenis Pengemas Cup Popmie Jumbo ........................................................ 28

5.1.3. Jenis Pengemas Lid Seal Cup Popmie Jumbo .......................................... 29

5.2. Tujuan ............................................................................................................ 29

5.3. Metode ........................................................................................................... 29

5.3.1. Prinsip Kerja Digital Thickness Gauge .................................................... 30

5.4. Hasil dan Pembahasan ................................................................................... 31

5.4.1. Pengukuran Fisik pada Etiket Indomie Jumbo ......................................... 31

5.4.2. Pengukuran Fisik Cup Popmie Jumbo ..................................................... 32

5.4.3. Pengukuran Fisik Lid Seal Cup Popmie Jumbo ....................................... 33

BAB VI ........................................................................................................................... 34

6.1. Kesimpulan .................................................................................................... 34

6.2. Saran .............................................................................................................. 35

BAB VII ......................................................................................................................... 36

BAB VIII ........................................................................................................................ 38

8.1. Plagscan ......................................................................................................... 38

Page 8: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

vii

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk............................................. 5

Gambar 2. Varian Rasa Produk Indomie ....................................................................... 9

Gambar 3. Varian Rasa Produk Supermi....................................................................... 9

Gambar 4. Varian Rasa Produk Sarimi ......................................................................... 10

Gambar 5. Varian Rasa Produk Sakura........ ................................................................. 10

Gambar 6. Varian Rasa Pop Bihun ................................................................................ 11

Gambar 7. Varian Rasa Produk Pop Mie ...................................................................... 11

Gambar 8. Produk Mi Telur Cap 3 Ayam ..................................................................... 12

Gambar 9. Varian Rasa Produk Intermie....................................................................... 12

Gambar 10. Varian Rasa Produk Sarimi Gelas ............................................................. 13

Gambar 11. Kode Produksi Etiket PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK. Divisi

Noodle Cabang Semarang ............................................................................................. 14

Gambar 12. Kode produksi karton yang digunakan oleh PT Indofood CBP Sukses

Makmur TBK. Divisi Noodle Cabang Semarang .......................................................... 15

Gambar 13. Kode Jenis Plastik ...................................................................................... 25

Gambar 14. Alat ukur digital thickness gauge .............................................................. 29

Page 9: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Selama berkuliah di Unika Soegijapranata, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian

telah dibekali dengan ilmu pengetahuan yang terkait dalam dunia pangan. Mahasiswa

juga dituntut menciptakan inovasi – inovasi yang dapat memajukan teknologi bidang

pangan. Oleh sebab itu, maka Unika Soejijapranata memberikan bekalan kepada

mahasiswa agar dapat lebih mengembangkan ilmu dalam bidang pangan dengan praktek

kerja sesungguhnya yaitu Kerja Praktek.

Dalam kegiatan Kerja Praktek ini penulis memilih PT. Indofood (CBP) Sukses Makmur

Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang selaku tempat yang akan menaungi penulis pada

saat penulis melakukan Kerja Praktek. Industri pangan tersebut telah mengembangkan

banyak hal positif dalam bidang pangan seperti sebagai pembuat mi instan tanpa

pengawet, penetapan standar GMP yang tinggi pada lingkup kerjanya, dan lain-lain. PT.

Indofood (CBP) Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang tersebut telah

memiliki nama besar di Indonesia bahkan mancanegara. Produk yang dihasilkan dalam

industri pangan tersebut tidak hanya bakmi, tetapi juga kecap, bumbu, dan snack.

Selain itu, teknologi modern selalu mengacu pada perusahaan ini, standar yang tinggi

akan menghasilkan produk yang tinggi pula. Sama halnya seperti perusahaan ini yang

memiliki standar higienitas yang tinggi, kualitas, serta keamanan pangan yang

senantiasa selalu diutamakan.

1.2.Tujuan

Tujuan dilakukannya kerja praktek ini adalah untuk mengawasi pengawasan mutu etiket

dan evaluasi yang ada dan mengetahui pengukuran fisik pada kemasan primer berupa

etiket indomie jumbo dan cup popmie jumbo.

1.3.Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat dilaksanakannya Kerja Praktek ini adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang, Jalan Tambak Aji II/8, Ngaliyan, Semarang.

Page 10: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

2

Waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah selama hari kerja, yang dimulai Tepat

tanggal 01 Agustus 2017 dan diakhiri pada tanggal 31 Agustus 2017. Jam kerja yang

diberlakukan bagi penulis sama dengan jam bekerja yang diberlakukan bagi pekerja

Indofood yaitu adalah jam 08.00 hingga jam 16.00 untuk hari Senin hingga Jumat, dan

jam 07.00 hingga jam 12.30 untuk hari Sabtu.

1.4.Metode Kerja Praktek

Kerja Praktek dilakukan dengan metode pengamatan dan pengawasan secara langsung,

diskusi dengan para pegawai, wawancara, dan tanya jawab berkaitan dengan kegiatan

kerja praktek. Kegiatan yang dilakukan selama Kerja Praktek ini adalah:

Orientasi pabrik pada saat pertama masuk kerja dengan Bapak Adi selaku HRD.

Orientasi meliputi pengenalan tentang pabrik, peraturan dan tata tertib, dan hak

kewajiban yang diterapkan pada pabrik untuk para pegawai serta penulis.

Diskusi dengan pembimbing lapangan mengenai jadwal kegiatan selama

kegiatan Kerja Praktek.

Diskusi dan praktek langsung dengan QC Raw Material (RM), QC Process, dan

QC Finished Good (FG) mengenai proses pengawasan mutu mi instan dari bahan baku

hingga produk jadi.

Pengamatan dan praktek secara langsung pada proses pengawasan mutu bahan

baku hingga produk jadi.

Studi pustaka (mengumpulkan hasil pengamatan dan data yang kemudian

dibandingkan dengan literatur).

Page 11: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

3

BAB II

SEJARAH UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang pada awalnya

berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang berlokasi di

Jakarta pada tanggal 27 April 1970. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 1987

perusahaan ini mendirikan cabang di Semarang yang diresmikan oleh Menteri

Perindustrian Ir. Hartarto bersama dengan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Kemudian,

pada tanggal 01 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd bergabung

dengan cabang perusahaan Indofood group dan berubah nama menjadi PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk. yang secara spesifik merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang mi instan. Kemudian perusahaan ini beralih nama menjadi PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dan nama ini digunakan hingga

sekarang.

2.2. Lokasi Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle adalah divisi terbesar yang ada

pada Indofood. Pabrik PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle telah

tersebar di 18 kota. Dimulai dengan dibangunnya satu pabrik yang berlokasi di daerah

Ancol, Jakarta yang merupakan pusat dari perusahaan tersebut, PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk divisi noodle dewasa ini telah memiliki beberapa cabang

perusahaan di dalam negeri yaitu meliputi Palembang, Medan, Pekanbaru, Lampung,

Cibitung, Tangerang, Bandung, Cirebon, Surabaya, Semarang, Pontianak, Banjarmasin,

Makasar, Jambi, dan Manado. Beberapa cabang perusahaan di luar negeri adalah

Filipina, Beijing, Saudi Arabia, Siria, Malaysia, dan Afrika Selatan.

Pada salah satu cabang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle yang

berada di Semarang, perusahaan ini terletak di kawasan industri Tambak Aji, tepatnya

berada di Jalan Tambak Aji II No. 08, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan,

Semarang Barat. Luas bangunan pabriknya mencapai 19.695 m2 dan luas tanahnya

sebesar 33.015 m2. Bangunan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Page 12: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

4

Noodle Semarang. Perusahaan ini memproduksi mi instan siap saji yang dilengkapi

dengan pengemas dan bumbu serta minyaknya. Produk yang dihasilkan didistribusikan

ke wilayah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Jawa Tengah, meliputi Indomie,

Supermi, Sarimi, Popmie, Mie Telur, Sakura, dan Nikimiku dengan varian flavor yang

beragam.

Ditinjau dari segi geografisnya, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divsi Noodle

Cabang Semarang ini dibatasi oleh perusahaan-perusahaan lain, seperti :

Sebelah utara : PT. Lautan Luas

Sebelah selatan : PT. WOI

Sebelah timur : PT. Guna Mekar Industri

Sebelah barat : PT. Apollo.

2.3. Ketenagakerjaan

Jumlah karyawan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang kurang lebih sebanyak 800 orang, namun jumlah tersebut dapat berubah-ubah

setiap bulan bergantung pada turn over karyawan. Waktu kerjanya dibagi menjadi 2

macam, yakni 5 hari kerja dan 6 hari kerja. Karyawan dengan waktu kerja 5 hari,

dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB untuk hari Senin

hingga Jumat. Karyawan dengan waktu kerja 6 hari dimulai pada pukul 08.00 WIB dan

berakhir pada pukul 16.00 WIB untuk hari Senin hingga Jumat. Sedangkan untuk hari

Sabtu dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30 WIB. Pada

karyawan bagian produksi, waktu kerjanya dibagi menjadi menjadi 3 shift untuk hari

Senin hingga Jumat yakni shift pertama pada pukul 07.00 – 14.30 WIB, shift kedua pada

pukul 14.30 - 22.00 WIB, dan shift ketiga pada pukul 22.00 – 07.00 WIB. Sedangkan

untuk hari Sabtu, waktu kerja dibagi menjadi 2 shift, yaitu shift pertama pada pukul

07.00 – 12.00 WIB dan shift kedua pada pukul 12.00 – 17.00 WIB

Page 13: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

5

2.4.Visi dan Misi Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang mempunyai

visi dan misi yang realistik, spesifik, dan meyakinkan. Visi dan misi tersebut merupakan

penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.

2.4.1. Visi Perusahaan

Visi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang

adalah menjadi perusahaan penyedia makanan bermerek dan bermutu bagi jutaan

konsumen di Indonesia dan juga di berbagai penjuru dunia.

2.4.2. Misi perusahaan

Misi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang

adalah:

Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan

teknologi kami.

Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau,

yang merupakan pilihan pelanggan.

Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun

internasional.

Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia,

khususnya dalam bidang nutrisi.

Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.

2.5.Logo perusahaan

Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang

Page 14: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

6

2.6.Struktur organisasi

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dipimpin

oleh seorang Branch Manager yang bertugas untuk memimpin dan mengarahkan semua

kegiatan perusahaan demi mencapai produk yang berkualitas tinggi dengan selalu

menerapkan sistem penjaminan mutu. Branch manager tersebut membawahi 6

departemen yakni :

1. Branch Human Resources Manager (BHRM)

BHRM menaungi Departemen Human Resources yang memiliki tugas untuk,

mengkoordinasi, merencanakan, mengendalikan, serta mengarahkan kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan sumber daya manusia, meliputi administrasi kepegawaian dan

pengupahan, hubungan industrial, jaminan sosial, serta pelayanan umum demi mencapai

sasaran perusahaan.

2. Purchasing Officer

Purchasing officer membawahi Departemen Purchasing yang memiliki tugas untuk

melakukan pengadaan barang-barang yang diperlukan oleh tiap departemen yang ada.

3. Factory Manager (FM)

Seorang factory manager membawahi Departemen Manufacturing yang memiliki tugas

untuk merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan, serta mengarahkan kegiatan

manufacturing yang meliputi:

a. Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Departemen ini dipimpin oleh PPIC supervisor yang bertugas untuk merencanakan

jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) dan mengendalikan

tingkat kesediaan raw material dan finished goods sehingga standar buffer stock tetap

terjaga.

b. Teknik

Departemen ini dipimpin oleh technical supervisor yang bertugas untuk merencanakan,

mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan di bagian teknik, baik dalam hal

perbaikan maupun perawatan mesin, demi menjamin kelancaran proses produksi.

c. Production

Departemen ini dipimpin oleh production SPV yang membawahi 3 production shift

supervisor sekaligus yang memiliki tugas untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan

mengendalikan kegiatan produksi sesuai standar yang telah ditetapkan dan menjaga

Page 15: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

7

kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkan pemborosan Raw Material dan

utilitas.

d. Warehouse

Departemen ini dipimpin oleh Warehouse Supervisor. Tugas dari warehouse supervisor

adalah untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan

pergudangan sehingga tercapai kesesuaian jumlah, keutuhan, dan keamanan barang.

4. Branch Process Development & Quality Control Manager (BPDQCM)

BPDQCM membawahi departemen PDQC yang bertugas untuk mengendalikan mutu

(Incoming Quality Control, Process Quality Control, Outgoing Quality Control) dan

market audit.

5. Finance & Accounting Manager (FAM)

FAM membawahi Departemen Finance & Accounting yang bertugas untuk

merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan keuangan, serta menyajikan laporan

dan analisis keuangan sebagai pendukung operasional perusahaan.

6. Area Sales & Promotion Manager (ASPM)

ASPM membawahi Departemen Marketing yang bertugas untuk merencanakan dan

mengkoordinir strategi kegiatan promosi dan penjualan produk.

Page 16: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

8

BAB III

SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Jenis Produk

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memproduksi

beberapa jenis mi instan dalam berbagai merk dan varian rasa. Produk-produk tersebut

meliputi:

1. Indomie

Indomie dikenalkan pertama kali pada tahun 1972 dengan varian rasa Indomie kuah rasa

kaldu ayam, rasa tersebut disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia. Kemudian,

pada tahun 1982, dikeluarkan varian rasa baru yaitu Indomie kuah rasa kari ayam. Lalu,

pada tahun 1983, Indofood mulai meluncurkan produk Indomie goreng. Hingga

sekarang, Indofood sudah memiliki beraneka ragam varian rasa produk Indomie, antara

lain :

Indomie kuah: rasa ayam bawang, ayam spesial, soto mie, kari ayam, dan lain-

lain.

Indomie goreng: rasa rendang, pedas, soto, ayam bawang, iga penyet, cabe ijo, dan

lain-lain.

Indomie goreng jumbo: mie goreng jumbo dan mie goreng jumbo rasa ayam

panggang.

Indomie Selera Nusantara: mie goreng cakalang, mie rasa empal gentong, mie rasa

soto banjar limau kulit, dan lain-lain.

Indomie kriting: mie kriting goreng rasa ayam panggang, mie kriting goreng rasa

ayam cabe rawit, mie kriting goreng rasa spesial.

Indomie kuliner Indonesia: mie kuah rasa soto lamongan dan mie goreng rasa

dendeng balado.

Indomie ‘My Noodlez’: rasa seaweed, rasa salmon teriyaki, rasa pizza cheese.

Indomie Vintage: rasa kari ayam, goreng spesial, kaldu ayam.

Beberapa varian rasa produk Indomie dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 17: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

9

Gambar 2. Varian Rasa Produk Indomie

2. Supermi

Supermi mulai diproduksi pada tahun 1968 sebagai mi instan serbaguna. Supermi

adalah produk yang diluncurkan sebelum Indomie sebagai mi instan serbaguna, namun

sesudah Indomie sebagai mi instan berbumbu. Varian rasa Supermi meliputi Supermi

rasa ayam bawang, Supermi rasa ayam spesial, Supermi rasa kaldu ayam, Supermi rasa

sop buntut, dan lain-lain. Beberapa varian rasa produk Supermi dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3. Varian Rasa Produk Supermi

Page 18: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

10

3. Sarimi

Varian rasa Sarimi meliputi, Sarimi rasa ayam bawang, Sarimi rasa soto koya, Sarimi

rasa baso sapi, Sarimi goreng ayam kecap, Sarimi goreng ayam kremes, Sarimi goreng

sate, Sarimi goreng pecel, dan lain-lain. Adapun Sarimi terbagi menjadi 2 pilihan yakni

isi 1 (single) dan isi 2. Beberapa varian rasa produk Sarimi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Varian Rasa Produk Sarimi

4. Mie Sakura

Mie Sakura juga terdiri dari mie goreng serta mie kuah. Varian rasa Mie Sakura

meliputi Sakura rasa ayam kecap pedas, Sakura rasa soto ayam, Sakura rasa baso sapi,

Sakura mi goreng, dan lain-lain. Varian rasa produk Mie Sakura dapat dilihat pada

Gambar 5.

Gambar 5. Varian Rasa Produk Mie Sakura

Page 19: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

11

5. Pop Bihun

Pop Bihun merupakan salah satu produk bihun instan yang terbuat dari bahan baku

beras. Varian rasa Pop Bihun meliputi Pop Bihun spesial rasa kari ayam pedas, Pop

Bihun spesial rasa ayam bawang, Pop Bihun spesial rasa soto ayam, Pop Bihun spesial

goreng spesial, Pop Bihun regular rasa soto ayam, dan lain-lain. Varian rasa produk Pop

Bihun dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Varian Rasa Pop Bihun

6. Pop Mie

Pop Mie merupakan jenis mi instan yang dikemas dalam bentuk cup. Pop Mie mulai

diproduksi pada tahun 1987. Varian rasa Pop Mie juga beraneka ragam, yaitu Pop Mie

rasa ayam, Pop Mie rasa ayam bawang, Pop Mie rasa baso, Pop Mie rasa soto ayam,

Pop Mie goreng spesial, Pop Mie goreng pedas, dan lain-lain. Adapun Pop Mie terbagi

menjadi 2 pilihan porsi, yaitu porsi mini dan porsi jumbo. Beberapa varian rasa produk

Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Varian Rasa Produk Pop Mie

Page 20: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

12

7. Mie Telur Cap 3 Ayam

Mie Telur Cap 3 Ayam adalah produk mie yang mudah diolah menjadi masakan utama

dengan berbagai kreasi. Mie Telur Cap 3 Ayam terbagi menjadi 2 jenis yaitu Mie Telur

keriting dan Mie Telur bulat. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar

8.

Gambar 8. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam

8. Intermi

Intermi merupakan produk mi instan yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu mie kuah dan

mie goreng. Varian rasa Intermi meliputi Intermi goreng, Intermi rasa baso sapi, Intermi

rasa kaldu ayam, Intermi rasa ayam bawang, dan lain-lain. Varian rasa produk Intermi

dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Varian Rasa Produk Intermi

Page 21: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

13

9. Sarimi Gelas

Sarimi gelas merupakan produk mi instan kuah dalam bentuk siap seduh dalam gelas.

Bentuknya lebih kecil dari mi instan reguler dengan harga yang lebih murah juga karena

menyesuaikan dengan ukurannya. Ada 3 varian rasa , yaitu ayam, soto, baso sapi dan

kari. Varian rasa produk Sarimi Gelas dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Varian Rasa Produk Sarimi Gelas

3.2. Kode produksi

Setiap kemasan produk mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki kode produksi yang berbeda.

Tujuan dari adanya kode produksi tersebut adalah untuk mengetahui expired date

(tanggal kadaluwarsa), tempat produksi, umur simpan, shift pembuatan, dan juga mesin

pengemas dari produk mie tersebut.

Page 22: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

14

3.2.1. Etiket

Gambar dan keterangan etiket dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Kode produksi etiket PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK. Divisi

Noodle Cabang Semarang

Keterangan:

1. Tempat produksi

Pada gambar tertera tulisan “SMG” yang artinya tempat produksinya di semarang.

2. Expired date

Format penulisannya yaitu “ddmmyy” artinya tanggal, bulan, dan tahun. Contoh:

021117

3. Umur simpan

Umur simpan pada mi instan adalah 8 bulan, sedangkan pop mie adalah 6 bulan.

4. Shift pembuatan

Dalam gambar tertera “B1” yang artinya produk ini dibuat oleh grup B pada waktu shift

1.

5. Nomor mesin wrapping

Dalam gambar tertera “15” yang artinya produk dikemas oleh mesin nomor 15.

6. Tanggal pada saat produk diproduksi

Dalam gambar tertera “04” yang artinya produk tersebut diproduksi pada tanggal 04.

1 2 3 4 5 6

Page 23: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

15

3.2.2. Karton

Gambar dan keterangan karton dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Kode produksi karton yang digunakan oleh PT Indofood CBP Sukses

Makmur TBK. Divisi Noodle Cabang Semarang

Keterangan:

1. Tempat produksi

Pada gambar tertera tulisan “SMG” yang artinya tempat produksinya di semarang.

2. Expired date

Format penulisannya sedikit berbeda dibandingkan dengan format penulisan expired

date di etiket.

3. Shift pembuatan

Dalam gambar tertera “A3” yang artinya produk ini dibuat oleh grup A pada waktu shift

3.

4. Mesin atau line produksi

Dalam gambar tertera “05” yang artinya produk diproduksi oleh mesin nomor 5.

5. Tanggal produksi

Dalam gambar tertera “15” yang artinya produk diproduksi pada tanggal 15.

6. Umur simpan atau batas shelf life produk

Dalam gambar tertera “8” yang artinya umur simpannya adalah 8 bulan.

1 2

3

4 5 6

Page 24: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

16

BAB IV

PENGAWASAN MUTU (QUALITY CONTROL)

4.1. Pengawasan Mutu (Quality Control)

Menurut Muhandri dan Kadarisman (2006) mutu merupakan suatu hubungan atau

kesesuaian antara karakteristik produk dengan standar yang berlaku, kebutuhan dan apa

yang diinginkan konsumen. Menurut Puspitasari (2004) pengawasan mutu didefinisikan

sebagai suatu aktivitas untuk menjamin adanya kesesuaian antara proses yang

berlangsung dengan tujuan yang sudah direncanakan untuk menghasilkan produk yang

sesuai dengan tujuan tersebut. Pengawasan mutu biasanya dilakukan mulai dari

penerimaan bahan baku, proses produksi hingga produk jadi yang siap didistribusikan

ke konsumen. Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk menjamin bahwa produk

yang dihasilkan aman dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat, dengan

pengawasan mutu masyarakat dapat percaya bahwa produk yang didistribusikan adalah

produk yang telah aman dari berbagai hazard (bahaya), baik bahaya kimiawi, biologis,

atau fisik. Selain itu Baedhowie dan Pranggonowati (2005) menambahkan bahwa tujuan

dilakukannya pengawasan mutu adalah untuk meningkatkan efisiensi biaya desain

produk, biaya inspeksi, dan biaya produksi.

Berdasarkan pendapat Prawirosentono (2004) ada empat jenis pengawasan mutu

produk, yaitu:

a. Pengawasan Mutu Bahan Baku

Pada jenis ini diamati apakah bahan baku yang akan digunakan untuk produksi sudah

sesuai dengan standar mutu yang ditentukan atau belum. Ketika bahan baku yang

digunakan bermutu baik maka produk yang dihasilkan juga akan baik, begitu pula

sebaliknya. Pengamatan yang diperlukan berawal dari rencana dibelinya bahan baku,

diterimanya bahan baku di gudang, bagaimana penyimpanannya dalam gudang hingga

sesaat sebelum bahan baku digunakan untuk proses produksi.

b. Pengawasan Proses Produksi

Pemantauan yang dilakukan pada jenis ini adalah cara kerja alat produksi yang

beroperasi, produk jadi hasil kerja mesin yang dipantau dengan cara statistik. Selain itu

Page 25: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

17

pengawasan mutu dilakukan pada tiap tahap proses produksi agar ketidaksesuaian yang

terjadi segera diketahui dan diperbaiki. Pengawasan mutu ini dapat dilakukan dengan

cara sampling (mengambil sampel) pada waktu yang sama. Selanjutnya sampel tersebut

dianalisis untuk mengetahui kesesuaiannya dengan standar yang berlaku.

c. Pengawasan Produk Jadi

Produk jadi yang keluar dari mesin produksi selanjutnya akan diperiksa kesesuaiannya

dengan mutu yang telah ditentukan. Mesin yang tidak beroperasi secara optimal dapat

diketahui dari produk akhir yang kurang sesuai dengan standar, dari ukuran hingga

bentuk. Jika pada praktiknya terdapat produk jadi yang cacat maka produk akan di-

reject.

d. Pengawasan Kemasan

Kemasan merupakan media pelindung produk supaya produk tetap aman hingga sampai

ke tangan konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan kemasan untuk

memastikan bahwa mutu produk yang telah dikemas tetap sesuai dengan yang

diinginkan selama transportasi.

Hubeis (2001) menyatakan bahwa pengawasan mutu dalam suatu perusahaan dilakukan

untuk mendapatkan konsep utuh dan pasti dari produk akhir terkait dengan komposisi,

desain, ataupun ketentuan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Tentunya

standar ukuran perlu ditentukan dulu sebelum pengawasan mutu dapat dilakukan.

Apabila standar ukuran perusahaan belum dirilis maka perusahaan tidak bisa mengawasi

apakah prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan standar atau belum.

Prawirosentono (2004) melanjutkan bahwa konsep pengawasan mutu berarti

menyangkut keseluruhan atau semua kondisi produk yang diperiksa. Semua kondisi

produk yang teramati dicatat sebagai hasil analisis. Selanjutnya hasil analisis tersebut

dapat dijadikan sebagai acuan maupun perbaikan prosedur lebih lanjut lagi.

Page 26: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

18

4.2. Incoming Quality Control

Incoming Quality Control adalah pengawasan mutu yang dilakukan pada bahan baku

yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan produksi. Pengawasan mutu bahan

baku sangat penting untuk diterapkan karena tidak adanya pengawasan pada tahap awal,

akan membuat produk yang dihasilkan mengalami penurunan mutu akibat adanya hal-

hal yang tidak diinginkan yang bersumber dari bahan baku tersebut. PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memberlakukan pengawasan

mutu pada bahan baku seperti tepung terigu, minyak goreng, pengemas, seasoning

(bumbu pelengkap), solid ingredient (bahan pelengkap), minyak/ minyak bumbu, dan

larutan alkali.

4.2.1. Tepung

Pengawasan mutu tepung dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya cemaran yang tidak

diinginkan pada bahan awal pembuatan mi instan. Selain cemaran fisik, uji kimia

tepung seperti kadar gluten, iron’s spot dan kadar abu juga perlu dipastikan apakah

sudah sesuai dengan standar yang diberlakukan atau belum. Analisis fisik yang

dilakukan oleh seorang QC di gudang tepung diawali dengan pengambilan sampel

(disesuaikan dengan jumlah populasi). Setelah itu karung akan ditimbang satu per satu

hingga didapatkan data berat sack tepung. Apabila ditemukan berat tepung terpaut jauh

dengan standar yang telah ditetapkan, maka akan dilakukan penolakan. Kemudian

dilakukan pengayakan tepung dan dilihat apakah ada cemaran seperti kutu, serpihan

kayu atau serangga di dalam tepung. Jika didapati ada cemaran tersebut maka akan

dilakukan penolakan bahan baku tepung kembali ke supplier. Berdasarkan SNI 01-

3751-2009 mengenai syarat mutu tepung terigu, bentuk tepung yang digunakan untuk

produksi harus dalam keadaan serbuk, bau normal dan bebas dari aroma asing, warna

putih (khas terigu), tidak terdapat cemaran-cemaran seperti serangga ataupun potongan

kayu, kadar air maksimal 14,5%; kadar abu maksimal 0,7%, kadar besi minimal 50

mg/kg dan kadar protein minimal 7%. Tepung yang sudah dianalisis fisik dan kimiawi

dapat digunakan untuk proses produksi keesokan harinya, jika hasil yang diperoleh

sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Page 27: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

19

4.2.2. Pengemas

Menurut Kotler (2008) pengemas didefinisikan sebagai media yang berfungsi untuk

membungkus dan melindungi produk. Kaihatu (2014) melanjutkan bahwa kemasan

harus bisa memudahkan konsumen ketika menggunakan, memberikan informasi yang

jelas dan menambah keindahan produk. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh seorang

QC di bagian pengemas dilakukan untuk menguji kesesuaian kemasan yang dipesan

dengan standar yang berlaku. Pengemas yang diuji terdiri dari 3 macam yaitu karton,

etiket dan cup EPS (Expandable Polystyrene). Pengujian pengemas ini lebih ditinjau

pada aspek fisiknya seperti pengecekan kesesuaian tulisan yang ada di karton dengan

standar yang ditentukan (validasi), seperti misalnya barcode, nama perusahaan,

spesifikasi produk dan desain. Kemudian pengemas jenis karton juga dicek kondisi ke-

HALAL-an (tercemar bahan najis/haram), basah, bernoda, atau tercemar bau asing atau

tidak. Khusus apabila barang tercemar dengan bahan najis / haram maka tidak akan

dilanjutkan pemeriksaan fisik selanjutnya dan langsung ditolak. Jika terjadi

ketidaksesuaian fisik karton dengan standar maka akan dilakukan penolakan karton

yang diberlakukan hingga 1 truk.

Selain itu dilakukan pengukuran panjang, lebar dan tinggi karton. Jika ukuran-ukuran

tersebut tidak sesuai maka akan dikembalikan ke supplier. Hal ini dikarenakan

pengemas karton yang terlalu kecil atau tidak sesuai dapat membuat isi produk kurang

pas di pengemas sekunder (isi setiap karton menyesuaikan ukuran dan jenis brand

produk). Namun jika ukuran terlalu besar maka akan membahayakan produk di

dalamnya ketika ada goncangan dan akhirnya mengurangi keutuhan produk dan

menurunkan mutunya. Kemudian pengujian beban (stacking) terhadap karton dilakukan

dengan memberi beban 80 kg selama kurang lebih 5 menit. Apabila selama proses

stacking karton penyok maka dilakukan penolakan terhadap karton tersebut. Proses ini

perlu dilakukan untuk mengetahui ketahanan karton terhadap beban yang diberikan.

Apabila karton tidak kuat menahan tumpukan-tumpukan saat distribusi ataupun saat

penyimpanan (storage) maka produk di dalamnya dapat menjadi rusak dan tidak dapat

diterima oleh masyarakat maupun didistribusikan.

Page 28: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

20

Pengujian terhadap etiket sendiri meliputi pengukuran ketebalan menggunakan

thickness gauge, pengukuran pitch (jarak pita hitam tepi ujung hingga tepi dalam),

pengukuran lebar, dan pengujian fisik seperti warna dan spesifikasi produk. Jika

ditemukan ketidaksesuaian dengan standar yang berlaku maka etiket akan dikembalikan

ke supplier. Kemudian pengujian cup EPS untuk produk Pop Mie dilakukan pengukuran

tebal bibir atas vertikal, berat, diameter atas dan bawah, tinggi, dan tebal dinding

dengan penggaris dan jangka sorong. Selain itu juga dilakukan pengecekan terhadap

tulisan pada kemasan. Tulisan tersebut tidak boleh ada yang hilang satu pun dan desain

atau warna yang tercetak pada cup harus jelas. Jika ada parameter-parameter yang tidak

sesuai maka cup tidak dapat digunakan dan dikembalikan ke bagian produksi cup

tersebut.

4.2.3. Seasoning dan Solid Ingredient

Pengawasan mutu terhadap bumbu pelengkap dan bahan pelengkap dilakukan oleh QC

bagian seasoning. Pengujian bumbu pelengkap atau seasoning dilakukan dengan

pengukuran panjang kemasan bumbu dari ujung yang satu hingga ujung yang lainnya

dan pengukuran berat. Untuk bumbu pelengkap tertentu seperti saos sambal terdapat

standar jumlah Escherichia coli yang diperbolehkan. Menurut pendapat Munif (2009)

bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang dapat menyebabkan diare. Beberapa

spesies bakteri ini dapat menyebabkan keracunan yang mengakibatkan peradangan usus.

Namun analisis mikrobiologi ini tidak dilakukan dan hanya didasarkan pada hasil

analisis dari COA (Certificate of Analysis) yang didapatkan dari supplier. Selain uji

mikrobiologi, pengawasan mutu minyak bumbu, kecap, dan sambal juga dilengkapi

dengan analisis kimia seperti analisis kadar FFA (Free Fatty Acid) dan kadar air. Jika

ternyata ada parameter-parameter mutu yang tidak sesuai dengan standar maka akan

dilakukan penolakan produk.

Selain hal-hal di atas, perlu diperhatikan juga kondisi lingkungan tempat penyimpanan

bumbu dan bahan pelengkap. Suhu dan RH (relative humidity) ruang penyimpanan

harus dalam keadaan dingin dan tidak berfluktuasi. Adanya suhu dingin dapat mencegah

bumbu menggumpal atau cacking. Penggumpalan dapat terjadi dengan mudah pada

produk bubuk karena bubuk bersifat higroskopis atau mudah menyerap air. Bahan yang

Page 29: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

21

kering lebih higroskopis, yaitu cenderung mudah menyerap air daripada bahan awal

(basah). Menurut Chung et al. (2000) kerusakan paling utama dari bumbu adalah

penggumpalan akibat suhu dan RH ruangan tidak stabil, selain itu ada kebocoran,

ketidaksesuaian ukuran panjang (khususnya bumbu rentengan) dan isi kosong. Bumbu

yang menggumpal ini mengakibatkan tingkat kelarutan berubah, oksidasi lemak dan

aktvitas enzim semakin meningkat, rasa asli dari bumbu pudar dan mutu organoleptik

serta umur simpan menurun.

4.2.4. Minyak

Minyak goreng yang digunakan untuk proses produksi mi instan adalah RBDPO

(Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) yang memiliki bentuk seperti pasta. Minyak

disimpan di dalam tangki-tangki dan dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan

untuk produksi. Pemanasan dilakukan untuk mencairkan minyak yang sebelumnya

berbentuk seperti pasta. Terdapat 9 tangki minyak goreng. Pengawasan mutu minyak

goreng ini meliputi analisis kimia, yaitu kadar asam lemak bebas. Analisis ini perlu

dilakukan untuk mengetahui presentase asam lemak bebas (free fatty acid / FFA) yang

ada di dalam minyak baru. Apabila FFA pada saat minyak datang sudah melebihi

standar maka akan dilakukan penolakan. Hal ini dikarenakan jika presentase asam

lemak bebas yang ada di minyak goreng awal sudah tinggi, maka kadar FFA akan

semakin tinggi lagi pada saat proses produksi berlangsung, sebagai akibat dari

pemanasan pada suhu tinggi. Selain itu minyak dengan FFA awal yang sudah tinggi

dapat mempengaruhi mutu produk akhir yang dihasilkan. Berdasarkan SNI 7709-2012

mengenai Syarat Mutu Minyak Goreng Sawit, kadar asam lemak bebas yang

diperbolehkan adalah maksimal 0,3%.

4.2.5. Larutan Alkali

Pengawasan larutan alkali sebagai bahan baku pencampuran dengan tepung terigu ini

dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin

terjadi. Pemeriksaan larutan alkali dilakukan dengan pengukuran pH, specific gravity,

viskositas dan warna. Apabila parameter-parameter di atas tidak sesuai dengan standar

yang berlaku maka larutan alkali tidak boleh dipakai untuk proses produksi. Warna

larutan alkali pada umumnya adalah kuning dengan pH yang cenderung basa.

Page 30: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

22

4.3.Process Quality Control

Pengawasan mutu selama proses produksi berarti pengawasan atau pengendalian

terhadap parameter-parameter mutu tertentu yang dilakukan melalui proses inspeksi di

setiap mata rantai proses produksi mulai dari bahan awal, proses produksi hingga

produk akhir. Pengawasan mutu selama proses produksi ini sangat penting untuk

dilakukan karena jika terjadi ketidaksesuaian parameter mutu dengan standar yang

diberlakukan maka produk akhir yang dihasilkan dapat mengalami penurunan mutu.

Selama proses produksi berlangsung, QC akan memantau semua parameter mutu yang

berkaitan. Pengontrolan lamanya waktu pencampuran dan penggorengan, kadar air

adonan yang dihasilkan dari campuran tepung dan larutan alkali, tebal dan jumlah

untaian mie, tekanan uap masuk dan keluar, tekanan minyak, ketinggian minyak, kadar

asam lemak bebas minyak dan suhu minyak. Ketika produk yang dihasilkan tidak sesuai

dengan standar yang ditetapkan maka pihak QC proses akan segera mengecek pada

tahap manakah yang memiliki masalah sehingga produk tidak sesuai dengan standar.

4.4.Outgoing Quality Control

Produk akhir akan dibawa menuju ke gudang penyimpanan dan akan disusun sesuai

dengan tanggal produksi. Penyimpanan produk dilakukan di atas palet kayu. Menurut

Hambali et al. (2007) teknik ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kontak

produk dengan lantai sehingga kerusakan produk dapat dicegah. Selain itu juga

memudahkan di dalam pengangkutan menggunakan forklift. Kemudian palet yang sudah

berisi produk akan ditata dengan diadakannya jarak dengan dinding minimal 30cm. Hal

ini bertujuan untuk mencegah produk kontak ke dinding. Penempatannya pun

disesuaikan dengan lokasi-lokasi yang telah ditetapkan. Pada saat produk akhir diambil

untuk didistribusikan, seorang QC FG (Finished Goods) harus memastikan bahwa

sistem FIFO (First-in-first-out) berjalan. Menurut Roberts & Graham (2013) sistem ini

perlu dilakukan supaya produk yang dikonsumsi masyarakat tidak kadaluarsa. Selain itu

sistem ini juga dapat menekan produk-produk yang tersisa akibat tidak layak untuk

dikonsumsi.

Page 31: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

23

Selain itu QC FG juga perlu memperhatikan aspek-aspek seperti jumlah maksimal

tumpukan karton, sirkulasi udara, alat pest control, dan sebagainya. Jika jumlah

tumpukan karton terlalu banyak, bisa jadi karton yang paling bawah akan runtuh dan

merusak produk di dalamnya. Padahal fungsi dari kemasan sekunder atau karton sendiri

adalah untuk melindungi produk selama transportasi dan distribusi. Selain itu adanya

kontrol terhadap pest sangat penting, karena ketika ada hama tikus di dalam gudang,

bisa jadi produk yang dihasilkan tidak layak konsumsi akibat adanya lubang bekas

gigitan tikus atau urin tikus yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan kehalalan

produk (Koswara, 2006).

Pengawasan mutu produk jadi dilakukan untuk mengetahui adanya ketidaksesuaian

parameter-parameter mutu dengan standar yang berlaku. Pengendalian ini dilakukan

terhadap produk jadi dengan cara pengambilan sampel sesuai jumlah populasi, yang

kemudian dibuka dan dilakukan penimbangan berat mi yang telah dikemas. Setelah itu

berat mi yang diperoleh disesuaikan dengan standar yang ada. Selain itu pengecekkan

kemasan mi instan juga dilakukan, yaitu pengecekkan long seal (bagian tengah) dan end

seal (samping atau pinggir kemasan), pengecekkan karton (basah atau tidak), beserta

pengecekkan terhadap ada tidaknya kode produksi di bungkus mi instan tersebut.

Selanjutnya dilakukan pengecekkan ada tidaknya kebocoran pada kemasan mi instan

dengan cara menekan mi instan tersebut. Apabila ternyata ada ketidaksesuaian,

misalnya kebocoran kemasan maka akan dilakukan pengembalian produk ke bagian

produksi.

Outgoing Quality Control juga dilakukan di ruang shelf life yang menguji kondisi mi

instan pada umur 1-8 bulan untuk mi instan normal; umur 1-7 bulan untuk Sarimi Gelas;

dan umur 1-6 bulan untuk Pop Mie. Terdapat 3 sampel yang tersedia di ruang shelf life

yaitu sampel kimia, organoleptic dan reference. Pengujian sample organoleptic

meliputi analisis fisik terhadap sampel yang memang disediakan untuk diuji secara

organoleptik. Beberapa parameter mutu fisik adalah keadaan bumbu, saos, kecap,

keadaan blok mie (tengik atau tidak), dan sebagainya. Selain itu ketika ada suatu

complaint dari konsumen maka pihak shelf life akan mengambil sample reference dan

dilakukan pengujian baru setelah itu dimusnahkan. Analisis kimia yang dilakukan

Page 32: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

24

terhadap sampel kimia meliputi kadar air, kadar asam lemak bebas dan bilangan asam

(acid value / AV).

Page 33: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

25

BAB V

PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET INDOMIE

JUMBO DAN CUP POPMIE JUMBO

5.1.Latar Belakang

Pengemasan dibentuk, desain, dan digunakan untuk mewadahi suatu produk agar bebas

dari kerusakan yang mungkin terjadi pada produk. Selain itu, pengemas juga dapat

dipergunakan untuk mempermudah distribusi produk. Kemasan dapat digunakan

sebagai media penarik massa karena dapat dibentuk sesuai kebutuhan produk dan untuk

meningkatkan nilai jual produk.

Berdasarkan struktur sistem kemasnya, kemasan dapat dibagi berdasarkan letak suatu

bahan kemas dalam sistem kemasan keseluruhan menjadi:

a. Kemasan Primer, yaitu pengemas langsung mewadahi atau terkena produk

langsung.

b. Kemasan Sekunder, yaitu pengemas yang fungsi utamanya melindungi

kelompok kemasan lainnya.

c. Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu pengemas yang mungkin masih

diperlukan lagi setelah pengemas primer, sekunder, dan tersier, umumnya

digunakan sebagai pelindung selama distribusi.

5.1.1. Jenis Pengemas Etiket Indomie Jumbo

Kemasan etiket yang digunakan pada Indomie Jumbo memiliki bahan yang terdiri dari

plastik jenis PP dan OPP. Pada setiap jenis kemasan plastik tertera kode-kode yang

digunakan untuk memberi tanda bahan pembuatan kemasan plastik tersebut. The Society

of Plastic Industry mengeluarkan kebijakan ini pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan

setelah itu kebijakan ini diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode,

seperti (ISO). Angka-angka tersebut dikenal sebagai sistem kode identifikasi resin.

Sistem kode resin ini dapat mengelompokkan botol dan kemasan plastik yang

ditemukan pada limbah berdasarkan kandungan resinnya.

Page 34: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

26

Menurut Majari magazine, (2009) sistem kode ini dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan para penyedia jasa daur ulang dan juga memberikan konsistensi dan

keseragaman sistem pada manufaktur plastik yang dapat diterapkan secara internasional.

Pemberian kode ini dapat memudahkan para konsumen untuk mengenali keamanan dan

bahaya kemasan plastik. Kode tersebut terdapat di bawah kemasan plastik berupa angka

dan huruf sesuai dengan jenis kemasan yang dipakai dalam lingkaran segitiga atau logo

daur ulang. Seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 13. Kode Jenis Plastik

(Sumber : http://www.thesleuthjournal.com/ban-bpa-from-your-life-6-small-steps-that-

will-help-you-live-toxin-free/)

Pada kemasan etiket digunakan plastik jenis PP 15 Mm, pada plastik jenis PP 15 Mm

tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya dengan tulisan PP 15 Mm

(polypropylene). PP 15 Mm adalah kemasan pilihan terbaik untuk bahan plastik, yang

khususnya berhubungan dengan makanan dan juga minuman, contohnya jenis plastik

PP 15 Mikron ini biasa digunakan sebagai tempat menyimpan makanan, botol minum

dan botol minum untuk bayi. Plastik jenis PP 15 Mm memiliki karakteristik tidak

berwarna yaitu transparan, tidak jernih ataupun berawan, memiliki ketahanan yang baik

terhadap lemak, lebih ringan dan juga kuat serta memiliki daya tembus uap yang

rendah, mengkilap dan juga lebih stabil terhadap suhu tinggi. Sifat yang dimiliki antara

lain keras tetapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya,

tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140ºC.

Page 35: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

27

Jenis plastik PP 15 Mm juga memiliki sifat thermoplastik yaitu dapat meleleh jika

dipanaskan, dapat mengeras jika didinginkan, dan dapat mengalami proses pelunakan

dan pengerasan beberapa kali. Oleh karena itu, blok mi yang sudah berada dalam

kemasan etiket yang terdiri dari bahan plastik jenis PP 15 Mm tersebut dijauhkan dari

sinar matahari, dan juga diawasi suhu ruangan yang menjadi tempat penyimpanan

barang produk tersebut. Pada kerja praktek yang penulis lakukan, penulis membantu

pegawai QC Packaging untuk mengecek dan mengontrol gudang etiket yang berisi

gulungan kemasan – kemasan Indomie, Sarimi, dan Supermi dengan berbagai jenis

flavour.

Selain itu, kemasan etiket yang digunakan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang, adalah plastik dengan jenis OPP 20 Mm. OPP

atau Oriented Polystyrene memiliki fungsi sebagai protektor dari produk makanan yang

berada di dalam kemasan, meningkatkan nilai estetika pada kemasan, dan sebagai bahan

promosi perusahaan. Menurut Coles (2003) OPP 20 Mm juga memiliki fungsi ekstra

yaitu sebagai pelindung produk makanan yang memiliki sensitivitas terhadap

kelembaban. Seperti halnya blok mi yang telah dikeringkan dengan suhu tertentu dan

memilik kadar AW (water activity) yang harus dijaga agar selalu awet sesuai dengan

tanggal kadaluarsa bagi masing–masing produk mi instan, produk ini memerlukan

kemasan yang dapat melindungi dari kelembaban udara di luar ataupun di dalam

kemasan.

Secara keseluruhan fungsi dan tujuan dari printing adalah untuk memberi warna pada

kemasan etiket agar terlihat lebih menarik dan juga memberi informasi pada konsumen

apa jenis flavour yang dipasarkan. Penggunaan kemasan etiket pada produk mi instan

ini menjadi salah satu daya tarik konsumen untuk membeli produk, karena produk

dengan kemasan yang menarik dari segi desain, warna, dan kejelasan produk akan

menjadi perhatian konsumen. Tidak luput dari pemasaran produk, kemasan etiket pun

menjadi tolak ukur dari produk mi instan yang siap dipasarkan, jika kemasan etiket

tidak baik maka konten blok mi tersebut juga dipastikan tidak baik dan tidak dapat

dikonsumsi. Hal ini dikemukakan oleh BPOM (2008) yaitu jika kemasan produk telah

Page 36: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

28

terbuka atau tidak rapat dan tidak tersegel maka produk makanan ataupun minuman di

dalamnya sudah tidak layak dikonsumsi.

Berdasarkan pengamatan penulis, plastik jenis PP dan OPP yang digunakan pada PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang sudah

memberikan hasil yang terbaik untuk kemasan etiket, di antaranya dikarenakan hasil

warna dan desain yang sesuai dengan standar dan gulungan-gulungan etiket juga tidak

mudah rusak atau lecet karena sifatnya yang kuat dan fleksibel. Hal ini sesuai dengan

yang dibutuhkan dalam produksi mi instan.

5.1.2. Jenis Pengemas Cup Popmie Jumbo

Wadah yang digunakan tergolong jenis styrofoam. Menurut BPOM (2008) styrofoam

terdiri dari butiran-butiran dengan tingkat kerapatan yang rendah, biasanya ringan dan

ada ruang antar butiran berisi udara, serta tidak dapat menghantarkan panas. Menurut

pendapat Sulchan & Endang (2007) styrofoam sebagai kemasan makanan dipilih karena

keuntungannya seperti tidak mudah bocor, tidak mudah penyok saat dipegang, dapat

menahan panas dan dingin namun tetap nyaman untuk dipegang, dapat

mempertahankan kualitas dan keutuhan produk pangan, murah dan ringan. Bahan dasar

dari styrofoam sendiri adalah Expandable Polystyrene (EPS).

Namun seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat seringkali khawatir dengan kabar

bahwa kemasan styrofoam memberikan dampak negatif bagi tubuh mereka. Menurut

Sulchan & Endang (2007) mulai suhu di atas 60ºC kemasan ini dapat mengeluarkan

senyawa-senyawa penyusunnya yang akan bermigrasi pada makanan. Sehingga ketika

kita memakan makanan tersebut maka dengan tidak sengaja kita juga mengkonsumsi

bahan-bahan penyusun kemasan tersebut. Yuliarti (2007) menambahkan bahwa bahan

dasar kemasan ini adalah styrene yang larut lemak, alkohol dan asam. Maka dari itu

ketika kadar lemak, alkohol, maupun asam dalam pangan semakin tinggi maka migrasi

akan semakin tinggi juga. Namun kemasan styrofoam yang digunakan untuk mengemas

Pop Mie ini sudah disetujui oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik

Indonesia (2009) bahwa bentuk kemasan Pop Mie yang berbentuk gelas tidak

mengandung residu stiren. Selain itu di bagian bawah gelas terdapat pernyataan bebas

Page 37: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

29

CFC yang dulunya digunakan sebagai blowing agent. Pada pembuatan cup Pop Mie

beads yang digunakan berbentuk padat dengan konsentrasi 90-95% dan N –pentana

yang berbentuk gas dengan konsentrasi 5-10% (Info POM, 2008). N-pentana

mempunyai sifat mudah terbakar, berbentuk cair, tidak berwarna tapi berbau tajam.

5.1.3. Jenis Pengemas Lid Seal Cup Popmie Jumbo

Jenis kemasan yang digunakan untuk lid seal adalah laminated paper dengan aluminum

foil. Menurut Julianti (2007), aluminium dapat digunakan untuk mengemas produk

buah-buahan dan sayuran, produk daging, ikan dan kerang-kerangan, produk susu dan

minuman. Penggunaan laminated paper karena cahaya tidak boleh tembus ke dalam dan

mengenai produk, lalu untuk aluminum foil membantu ketika pop mie dimasak, uap

panas akan tertampung dan membantu proses pemasakan mi saat penyeduhan, selain itu

bila menggunakan lapisan aluminum foil tidak akan terjadi pengembunan panas yang

dapat merusak bagian laminated paper yang mengandung nama produk, nama

perusahaan, dan keterangan produk lainnya.

5.2.Tujuan

Tujuan dari pendalaman topik ini adalah untuk mengawasi pengawasan mutu etiket dan

cup, serta evaluasi yang ada di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Semarang. Selain

itu, membandingkan hasil pengawasan dengan standar yang ada pada perusahaan

dengan melakukan pengukuran fisik berupa panjang, diameter, dan ketebalan pengemas.

5.3.Metode

Metode yang digunakan adalah pengukuran fisik yang meliputi panjang dan ketebalan

dari etiket indomie jumbo. Selain itu, pada dilakukan pengukuran fisik pada cup popmie

jumbo pada ketebalan, panjang, dan diameternya. Angka yang didapatkan pada setiap

kemasan akan berbeda-beda sehingga digunakan range angka pada batasan-batasan

yang sudah ditetapkan. Alat yang digunakan untuk mengukur panjang dan diameter

adalah penggaris, sedangkan untuk pengukuran ketebalan digunakan digital thickness

gauge.

Page 38: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

30

5.3.1. Prinsip Kerja Digital Thickness Gauge

Gambar 14. Alat ukur digital thickness gauge

Alat ukur ketebalan yang digunakan dalam pengukuran di kemasan etiket dan tutup cup

noodle (lid seal) di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang. Menurut Sayer, (2000) digital thickness gauge memiliki prinsip kerja dengan

cara yaitu menjepitkan objek yang akan diukur ketebalannya dan dengan otomatis hasil

sudah keluar dalam layar secara digital sehingga memudahkan pengguna untuk

membaca, dan yang dilakukan pengguna selanjutnya hanya mencatat angka yang

dikeluarkan dari alat tersebut dan membandingkan ukuran antara kemasan produk satu

dan lainnya sesuai dengan standar yang telah ada.

Dalam pengukuran ini diambil sampel sesuai jumlah populasi. Jika ukuran terpaut

sangat jauh dengan standar yang digunakan maka satu gulungan etiket tidak digunakan

dan diganti dengan gulungan baru yang sesuai dengan standar. Biasanya dalam

pengukuran tersebut barang yang diukur hanya terpaut selisih yang sangat kecil dengan

standard yang digunakan dan masih masuk dalam ukuran standar yang digunakan.

Penyimpangan ketebalan kemasan jarang terjadi mengingat betapa selektifnya dan

ketatnya pihak PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang dalam memilih dan mengontrol barang – barang yang akan digunakan. Hal

ini menyebabkan kualitas dan kuantitas produk dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang selalu terjaga. Ukuran yang digunakan dalam alat

tersebut adalah dengan menggunakan satuan 0,1 mm. Dalam quality control packaging

alat tersebut tidak hanya digunakan dalam pengukuran kemasan etiket saja akan tetapi

tutup dari cup noodle popmie (lid seal) yang juga membutuhkan pengukuran ketebalan

agar sesuai dengan standar yang tertera.

Page 39: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

31

5.4.Hasil dan Pembahasan

5.4.1. Pengukuran Fisik pada Etiket Indomie Jumbo

Pada pengukuran fisik salah satunya adalah uji ketebalan. Uji ketebalan ini diperlukan

alat pengukur yang bernama digital thickness gauge, alat tersebut dapat mengukur

ketebalan plastik ataupun kertas pada ketebalan dalam satuan inch dan hasil yang tertera

akan ditampilkan secara digital. Standar kemasan Indomie Jumbo memiliki standar

ketebalan etiket yaitu antara 38-42 𝜇, berat lembaran etiket yaitu 19-21 kg, panjang

pitch yaitu 194-196 mm, dan lebar yaitu 359-361 mm. Hal ini semua sudah diatur dalam

ukuran standar yang senantiasa digunakan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Divisi Noodle Cabang Semarang. Pengukuran tidak hanya dengan mengukur ketebalan

dari plastik etiket akan tetapi dengan mengukur panjang dari pitch dan lebar tersebut

menggunakan penggaris panjang, untuk berat diukur dengan timbangan dan kemasan

etiket masih dalam kondisi 1 gulungan (roll). Pitch adalah garis batas antara kemasan

etiket yang memiliki warna hitam dari ujung kanan ke ujung kiri dan diukur serta

disesuaikan dengan standar yang ada. Selain dari segi ukuran, pengukuran fisik juga

meliputi pengecekan kondisi etiket, spesifikasi warna dan desain pada kemasan etiket.

Pada kemasan wajib memiliki fisik yang baik (tidak terjadi lecet pada etiket), warna

yang sesuai dengan standar, dan desain yang harus meliputi nama produk, gambar

produk, nama perusahaan, nomor SNI, barcode, kehalalan produk, dan nomor BPOM

RI. Apabila tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka akan dilakukan

penolakan terhadap barang incoming oleh QC.

Pengukuran fisik etiket pada kemasan Indomie Jumbo memiliki nilai tebal, pitch, berat,

lebar yang lebih besar dibandingkan Indomie reguler. Hal ini disesuaikan dengan konten

blok mi yang terbungkus di dalamnya, Indomie Jumbo memiliki ukuran blok mi yang

jauh lebih besar apabila di bandingkan Indomie reguler. Maka dari itu, kemasan etiket

yang digunakan pun memiliki standar yang berbeda pula dengan kemasan etiket

Indomie reguler. Menurut teori Khomsan, (2003) keamanan gizi dalam pangan yang

terdapat pada mi instan tersebut dapat dipegaruhi oleh kemasan yang sesuai pula.

Kemasan yang buruk dapat berdampak buruk pula pada konten dalam kemasan. Dalam

hal ini, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang telah

Page 40: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

32

sangat mengontrol keamanan kemasan dan dampak yang akan ditimbulkan pada konten

kemasan yaitu blok mi yang akan dipasarkan. Maka dari itu, peran penting QC atau

Team Quality Control sangat dibutuhkan dalam pengecekan kemasan ini, mulai dari

bahan baku hingga finish good semua tidak jauh dari peran QC.

5.4.2. Pengukuran Fisik Cup Popmie Jumbo

Pembuatan cup Pop Mie diproduksi sendiri oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang untuk keperluan produksi Pop Mie di pabrik

tersebut. Bahan yang digunakan adalah EPS yang diimpor dari beberapa negara dengan

beberapa brand. Pada tempat produksi cup Pop Mie harus menggunakan alat pelindung

berupa masker untuk meminimalkan kontak langsung pada hidung. Pembuatannya

dimulai dari beads dimasukkan ke dalam hopper dan masuk ke bak penampung, setelah

itu beads dimasukkan ke dalam screw setelah dari bak penampung, screw di sini

berfungsi untuk mendorong beads masuk dalam barrel kemudian ditambahakan N-

pentana, angin, dan uap air yang lalu dikeringkan dengan bak pengering. Beads yang

sudah dikeringkan masuk ke dalam silo 1 dan didiamkan (aging), tujuannya untuk

menghilangkan uap air pada beads, setelah itu masuk ke dalam silo 2 dan didiamkan

kembali sesaat. Beads lalu diayak dengan mesin sifter, masuk ke silo 3 yang berfungsi

sebagai penampung sementara beads, baru dilanjutkan ke mesin moulding EPS cup,

pada tahap ini adalah pembuatan cup yang masih polos, dengan cycle time selama 10-

16 detik dengan tekanan dan uap air. Lalu dilanjutkan ke mesin unscramble EPS cup

untuk meluruskan cup agar masuk secara rata. Kemudian terdapat unit inspector cup,

pada bagian ini berfungsi untuk mengecek keadaan cup dengan prinsip tekanan, apabila

ukuran cup tidak sesuai maka cup akan jatuh dan masuk sebagai limbah. Cup yang

berhasil melewati unit inspector cup dilanjutkan ke unit stacker and counter EPS cup

untuk menyusun dan menghitung cup. Kemudian apabila jumlah penyusunan cup sudah

cukup per susun maka akan dibawa secara manual ke mesin printing untuk memberi

warna dan desain pada cup. Setelah itu, ada proses pendiaman cup yang baru dibuat

selama 3 hari, ini dilakukan untuk menetralisir bau pada cup yang baru dibuat, baru

setelah itu cup dapat digunakan untuk proses produksi. Bau ini disebabkan oleh EPS

yang dipanaskan ketika dibentuk dan dilebarkan. Setelah aging dan airing, baunya akan

hilang.

Page 41: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

33

Pengukuran fisik dilakukan pada cup Pop Mie Jumbo dan pada lid seal atau penutup

atas Pop Mie. Pengukuran fisik dapat berupa ukuran, spesifikasi fisik, warna, dan

desain. Nilai pada pengukuran fisik cup Pop Mie Jumbo berupa ukuran diukur dengan

menggunakan penggaris panjang, dan jangka sorong. Pada Cup Pop Mie Jumbo

memiliki standar berat 7,9-8,1 gram, tinggi 110,0-110,3 mm, diameter atas 105-107

mm, diameter bawah 77-79 mm, tebal bibir 4,1-4,4 mm, dan diameter dinding 1,9-2,2

mm. Sedangkan ketidaksesuaian fisik meliputi kerusakan pada cup yang menyebabkan

kecacatan ataupun patah pada cup sehingga ukuran menjadi tidak sesuai.

Ketidaksesuaian warna dan desain meliputi pengecekan secara organoleptik dari gambar

desain, warna pada cup, nama produk, nama perusahaan sesuai dengan standar yang

ada. Apabila pada pengecekan ukuran, fisik, warna, dan desain secara organoleptik ada

ketidaksesuaian standar maka akan langsung terjadi penolakan baik di bagian produksi

cup maupun di bagian QC. Semua ini sudah diatur dalam ukuran standar yang

senantiasa digunakan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang.

5.4.3. Pengukuran Fisik Lid Seal Cup Popmie Jumbo

Pada pengukuran fisik lid seal diukur dengan menggunakan penggaris panjang dan

pengecekan spesifikasi warna dan desain secara organoleptik. Standar pada lid seal PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah diameter

109-111 mm, tebal 110-120 mm, dan berat 1,04-1,44 gram dan akan disesuaikan dengan

jenis produk Pop Mie-nya

Selain itu Pop Mie yang sudah ditutup dengan lid seal dibungkus dengan plastik

polipropilen (PP). Rochman (2007) menyatakan bahwa plastik PP memiliki sifat terang

dan kuat. Selain itu PP dapat dibentuk sesuai dengan produk yang diinginkan, artinya

plastik ini dapat juga dikerutkan untuk lebih melindungi produk Pop Mie di dalamnya

dari gesekan ataupun goncangan eksternal.

Page 42: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

34

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Kemasan etiket yang digunakan pada kemasan Indomie Jumbo memiliki bahan

yang terdiri dari plastik jenis PP dan OPP

Plastik jenis PP 15 Mikron memiliki karakteristik tidak berwarna yaitu transparan,

tidak jernih ataupun berawan, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, lebih

ringan dan juga kuat serta memiliki daya tembus uap yang rendah, mengkilap dan

juga lebih stabil terhadap suhu tinggi.

Sifat lain yang dimiliki antara lain keras tetapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin,

tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak,

melunak pada suhu 140ºC.

OPP 20 Mm memiliki fungsi sebagai protektor dari produk makanan yang berada di

dalam kemasan, meningkatkan nilai estetika pada kemasan, dan sebagai bahan

promosi perusahaan.

Parameter standar kemasan etiket pada kemasan Indomie Jumbo yakni ketebalan,

berat, panjang pitch, dan lebar etiket sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pengawasan mutu umur simpan mie yang dilakukan meliputi uji organoleptik dan

analisis kimia, yaitu pH, specific gravity, viskositas dan warna larutan alkali; kadar

asam lemak bebas minyak goreng, dan kadar air adonan.

Cup Pop mie yang digunakan terbuat dari beads berbahan dasar EPS (Expandable

Polystyrene).

Cup Pop mie terbuat dari styrofoam karena bersifat tidak mudah bocor, tidak

mudah penyok saat dipegang, dapat menahan panas dan dingin namun tetap

nyaman untuk dipegang, dapat mempertahankan kualitas dan keutuhan produk

pangan, murah dan ringan.

Penggunaan laminated paper karena cahaya tidak boleh tembus ke dalam dan

mengenai produk, lalu untuk aluminum foil membantuk ketika pop mie dimasak,

uap panas akan tertampung dan membantu proses pemasakan mi saat penyeduhan,

selain itu bila menggunakan lapisan aluminum foil tidak akan terjadi pengembunan

panas yang dapat merusak bagian laminated paper.

Page 43: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

35

6.2.Saran

Pengawasan mutu baik itu incoming, process, dan outgoing tetap dipertahankan.

Mempertahankan penerapan Good Manufacturing Practices pada personel.

Page 44: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

36

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2009). Keterangan Pers

Tentang Kemasan Makanan “Styrofoam”. Jakarta. Indonesia.

Baedhowie dan Pranggonowati, S. (2005). Petunjuk Praktek Pengawasan Mutu Hasil

Pertanian 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Kejuruan. Jakarta.

BPOM. (2008). Kemasan Polistirena Foam (Styrofoam). Jakarta Pusat.

Chung, M.S.; Ruan, R.R.; Chen, P.; Chung, S.H.; Ahn, T.H.; & Lee, K.H. (2000). Study

Caking in Powdered Foods Using Nuclear Magnetic Resonance Spectroscopy. J

Appl. Spectrosc.; 65:134-138.

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan

Makanan RI. (2008). Materi Talkshow di RRI tentang Kemasan Pangan.

Hambali, E., Suryani A., M. Rivai. (2007). Membuat Aneka Bumbu Instan Pasta.

Penebar Swadaya. Jakarta.

http://majarimagazine.com/2009/02/simbol-daur-ulang-pada-botol-dan-kemasan-

plastik/.

Hubeis, M. (2001). Pemasyarakatan ISO 9000 untuk Industri Pangan di Indonesia.

Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Volume 3. Fakultas Teknologi

Pertanian. IPB. Bogor.

InfoPOM. “Kemasan Polistirena Foam (Styrofoam)”. InfoPOM Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia Vol. 9, No. 5, September 2008: 1-3.

Kaihatu, T.S. (2014). Manejemen Pengemasan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Khomsan. (2003). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada:

Jakarta.

Koswara, S. (2006). Manajemen Pengendalian Hama Dalam Industri Pangan.

eBookPangan.com diakses pada tanggal 02 September 2017.

Page 45: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

37

Kotler, P.G.A. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Muhandri, T. dan D. Kadarisman. (2006). Sistem Jaminan Mutu Indsutri Pangan. IPB

Press.

Munif, A. (2009). Jarak Aman Antara Septic Tank dengan Sumur Gali.

https://environmentalsanitation.wordpress.com/category/jarak-septic-

tank/.diakses tanggal 02 September 2017.

Prawirosentono, S. (2004). Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Total

Quality Management Abad 21 Studi Kasus dan Analisis. Jakarta: PT. Bumu

Aksara.

Puspitasari, D. (2004). Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Pada Industri Pengolahan Tahu. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Roberts, T & Graham, P. (2013). Food Storage Guidelines For Consumers. Department

of Human Nutrition, Foods and Exercise, Virginia Tech.

Rochman. (2007). Kajian Teknik Pengemasan Buah Pepaya dan Semangka Terolah

Minimal Selama Penyimpanan Dingin. Fakultas Teknologi Pertanian Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Sayer, Michael & Mansingh, Abhai. (2000). Measurement, Instrumentation and

Experiment Design in Physics and Engineering, New Delhi: Prentice-Hall of

India.

Sulchan M. dan Nur W.E. (2007). Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan Styrofoam.

Fakultas kedokteran UNDIP. Semarang.

Yuliarti, N. (2007). Awas Bahaya Di Balik Lezatnya Makanan. Andi. Yogyakarta.Praja,

D.I. (2015). Zat Aditif Makanan: Manfaat dan Bahayanya. Penerbit

Garudhawaca. Yogyakarta.

Page 46: PENGUKURAN FISIK KEMASAN PRIMER BERUPA ETIKET …repository.unika.ac.id/15574/1/15.I1.0103MEILIANA WINATA.pdf · dan Bapak Himawan, selaku QC RM, QC Process, QC Finished Good, dan

38

BAB VIII

LAMPIRAN

8.1.Plagscan