Top Banner

of 29

Pengukuran Detail 123

Oct 13, 2015

Download

Documents

Pengukuran Detail 123 pemetaan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Pengukuran Detail

KELOMPOK 3Rajulirrahmatillah (H1C108071)Sigit Prasetyo (H1C109007)Gindang Rain Pratama (H1C109048)Muhammad Iqbal (H1C109068)Toni Rusady (H1C110012)Agus Tri A. D. (H1C110057)Rifqi Apridho (H1C111047)M. Sulihin Hidayat (H1C110017)Sri Farida (H1C112011)Raynanda Zulfikar (H1C112030)I Gede Mahardika (H1C112041)Julius Chaisar S. (H1C112052)Rizal Wahyudi (H1C112062)Hadjeri Syapariadi (H1C112034)Anita Agustina (H1C112023)Pengukuran DetailPengukuran detail atau kadang juga disebut dengan pengukuran situasi atau pengukuran topografi adalah merupakan kegiatan pengumpulan data permukaan bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, baik alami maupun buatan manusia.2Pemetaan situasi adalah penggambaran unsur-unsur yang ada di permukaan bumi ke atas suatu bidang datar dengan skala tertentu, yang disebut peta.Data geometris yang diukur di lapangan adalah:Data planimetris : jarak mendatar/miringdan sudut mendatarData tinggi : sudut vertikalUntuk dapat melakukan pengukuran dan pemetaan situasi, mutlak diperlukan adanya KDH dan KDVTitik-titik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 adalah kerangka dasar pengukuran situasi baik horizontal maupun vertikal. Titik-titik tersebut diukur dengan cara poligon untuk kerangka dasar mendatarnya (KDH) dan dengan sipat datar untuk kerangka tingginya (KDV).Titik-titik kerangka tersebut sedapat mungkin diikatkan ke jaringan titik yang lebih tinggi. Pada contoh gambar dibawah ini, adalah titik no1 dan 6. Untuk selanjutnya titik-titik tersebut disebut Titik Kontrol.Garis-garis yang menghubungkan tiktik-titik kontrol tersebut baik kerangka dasarnya maupun ukuran situasi disebut Garis Ukur.

Dalam pengukuran titik-titik detail prinsipnya adalah menentukan koordinat dan tinggi titik-titik detail dari titik-titik ikat. Metode yang digunakan dalam pengukuran titik-titik detail adalah metode offset dan metode tachymetri.Namun metode yang sering digunakan adalah metode Tachymetri karena Metode tachymetri ini relatif cepat dan mudah karena yang diperoleh dari lapangan adalah pembacaan rambu, sudut horizontal (azimuth magnetis), sudut vertikal (zenith atau inklinasi) dan tinggi alat.Hasil yang diperoleh dari pengukuran tachymetri adalah posisi planimetris X, Y dan ketinggian Z. Metode Pengukuran OffsetMetode offset adalah pengukuran titik-titik yang menggunakan alat alat sederhana yaitu pita ukur, dan yalon.Pengukuran untuk pembuatan peta cara offset menggunakan alat utama pita ukur, sehingga cara ini juga biasa disebut cara rantai (chain surveying).

Cara pengukuran titik detil dengan cara offset ada tiga cara: Cara mengikat (cara interpolasi) Cara siku-siku (cara garis tegak lurus) Cara gabungan keduanya.Matode mengikat (cara interpolasi)Metode ini adalah yang paling sederhana. Alat yang dipakai hanya stik dan pita ukur. Hanya digunakan untuk memetakan detail yang terdiri dari garis-garis lurus yang dapat diperpanjang hingga memotong garis ukur. Sehingga kemampuannya terbatas. Metode ini banyak dipakai untuk pengukuran detail bangunan dan persil tanah (kadastral).

Gambar cara mengikat (interpolasi)10Metode Koordinat Garis Siku-SikuKalau pada metode sebelumnya alat yang dipakai hanya stik dan pita ukur, maka pada metode ini ditambah dengan prisma rangkap. Prisma ini diperlukan untuk menarik garis tegak lurus dengan cepat.

Gambar metode koordinat garis siku-sikuMetode Pengukuran Tachymetri Metode tachymetri adalah pengukuran yang menggunakan alat-alat optis, elektronis, dan digital. Pengukuran detail cara tachymetri dimulai dengan penyiapan alat ukur di atas titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik.

Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding.Untuk dapat mengukur dengan metode ini, diperlukan alat yang dapat mengukur sudut mendatar dan sekaligus jaraknya. Alat yang cocok untuk digunakan yaitu teodolit plus pita ukur atau dengan teodolit kompas (boussole Tranche Montagne). Teodolit kompas yang paling terkenal sampai sekarang adalah Theodolite WildT0.

Pengukuran titik detail tachymetri Ada dua (2) sistem pengukuran metode polar ini, yaitu:

Sistem payung (radial / acak)Sistem ini banyak digunakan untuk pengukuran situasi atau detail secara umum. Setelah kita mempunyai jaring KDH & KDV(titik-titik poligon), kita dapat melakukan pengukuran detail dimanapun dari jaring tersebut selama masih terlihat oleh teropongnya. Jika sudah tidak dapat terlihat dari titik poligon tersebut, pindah ke titik berikutnya, atau buat lagi titik poligon bantu di luar jaring yang sudah diperoleh yang mendekati detail yang dimaksud.

Contoh sistem radialSistem rei (cross section /grid)Sistem ini digunakan untuk mengukurtitik-titik detail berupa spot height (titik-titik tinggi) untuk membuat peta kontur atau peta topografi (dasar). Sehingga diharapkan tidak ada data yang terlewat.Pengukuran sistem ini dilakukan seperti menyisir suatu area dengan kerapatan tertentu. Dari dua titik kerangka (KDH& KDV) ditentukan arah pergerakan ke depan setiap beberapa meter, untuk mengukur detail dan juga pembuatan jalur titik poligon baru. Selain itu diukur jugake sisi-sisinya (kanan dan kiri) juga setiap beberapa meter, tidak peduli apakah ada suatu objek atau tidak pada jarak tersebut.

Contoh sistem rei (cross section /grid)Perhitungan Koordinat DetailPada presentasi ini kita akan membahas penghitungan koordinat detail dengan menmakai metode polar (tachymetri) dengan menggunakan alat teodolit (atau ETS).

Dimana perhitungan ini diasumsikan:Faktor Kelengkungan bumi diabaikan sehingga tidak perlu adanya faktor koreksi kelengkungan bumi, refraksi cahaya, dan koreksi proyeksi (faktor skala)Pengukuran dilakukan pada suhu dan temperatur normal sehingga tidak diperlukan adanya faktor koreksi meteorologis.

Keterangan: Z = 0 sudut zenit 0 ke arah atas ZAP = bacaan sudut zenit vertikal ke prisma TA = tinggi alat (tepat pada sumbu horizontal sekaligus sumbu EDM) TP = tinggi prisma/target SAP = bacaanj arak miring dari alat ke prisma/target H2P = sudut horizontal dari alat ke prisma/target DAP = jarak mendatar dari titik A ke titik P (dihitung) HAP = beda tinggi dari titik A ke titik P (dihitung) A (XA,YA,ZA) = Koordinat A (diketahui) P (XP,YP,ZP) = Koordinat P (dicari)

Gambar contoh hitungan detail

Rumus Hitungan Koordinat Detail (P) dari Stasion (A)

Dimana: *) XA,YA, ZA, HT dan HP diketahui dari data *) DAP= SAP x Sin ZAP *) HAP= SAP x Cos ZAP *) 2P= 2P + H2P H12 ; 12=0 atau180XP = XA+ DAP x Sin AP YP = YA+ DAP x Cos APZP = ZA+ HAPContoh Hitungan DetailPengukuran detail di titik 1 dan titik 2.

Dari titik 1 diukur beberapa titik tersebut dengan data-datas ebagai berikut:

Dari titik 2 diukur beberapa titik tersebut dengan data-data sebagai berikut:

Tahapan Penghitungan1. Hitung azimut stasiun 12 = tan-1 ((X2-X1) / (Y2-Y1)) = tan-1 ((100-100) / (104.785-100) = 0 21 = 12+ 180 = 180

2. Hitung azimut detail dari stasiun 1-x= 12 + H1 x H12 ; H12= 0 1-1000 = 0 + 165 27' 50.04" 0 = 16527' 50.04" 1-1001 = 0 + 5810' 40.08" 0 = 58 10' 40.08" 1-1003 = 0 + 9 06'14.04" 0 = 906'14.04" 1-1004 = 0 + 5 53'26.16" 0= 553'26.16" 1-1005 = 0 + 2 12'06.84" 0= 2 12' 06.84" 2-x= 21 + H2x H21 ; H21 = 180 2-1002 = 180 + 13131' 50.02" 180 = 13131' 50.02" 2-1006 = 180 + 27620' 52.08" 180 = 27620' 52.08"

3. Hitung jarak mendatar detail dari stasiun DAP= SAP x Sin ZAP D1-1000 = 1.422 x Sin 85 19' 59.16" = 1.417 D1-1001 = 6.610 x Sin 88 47' 49.92" = 6.660 D1-1003 = 10.054 x Sin 89 24'20.16" = 10.053 D1-1004 = 10.233 x Sin 89 24'24.84" = 10.232 D1-1005 = 9.875 x Sin 89 24' 25.92" = 9.874 D2-1002 = 4.573 x Sin 88 12' 41.00" = 4.571 D2-1006 = 3.857 x Sin 87 44' 21.84" = 3.8544. Hitung beda tinggi detail dari stasiun HAP = SAP x Cos ZAP H1-1000 = 1.422 x Cos 85 19' 59.16" = 0.116 H1-1001 = 6.610 x Cos 88 47' 49.92" = 0.140 H1-1003 = 10.054 x Cos 89 24'20.16" = 0.104 H1-1004 = 10.233 x Cos 89 24'24.84" = 0.106 H1-1005 = 9.875 x Cos 89 24' 25.92" = 0.102 H2-1002 = 4.573 x Cos 88 12' 41.00" = 0.143 H2-1006 = 3.857 x Cos 87 44' 21.84" = 0.1525. Hitung koordinat detail XP = XA+ DAP x Sin AP YP = YA+ DAP x Cos AP ZP = ZA+ HAP Dengan menggunakan rumus ini dan variabel-variabel yang sudah didapatkan diatas, maka diperoleh

Gambar di atas ini diplot denganmenggunakan MS. ExcelGambar hasil diplot denganmenggunakan MS. ExcelSekian dan Terima Kasih