1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perkembangan penduduk daerah Bengkalis, dan bertambah pula perkembangan pembangunan yang dilakukan terutama pembangunan rumah tempat tingal, oleh karena itu banyak kayu yang digunakan untuk kontruksi pembangunan rumah, tetapi kita tidak mengetahui sifat karakteristik kayu dan klasifikasinya. Oleh karena itu peneliti akan melakukan pengujian propertis kayu medang. Kayu merupakan bahan bangunan yang mudah didapatkan dari alam. Sampai saat ini kayu masih banyak dicari dan dibutuhkan manusia. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang bisa diperbaharui dan tidak ada habis- habisnya selama pelestarian sumber dayanya tetap terjaga. Dalam perkembangannya penggunaan kayu sebagai bahan struktur harus dapat dimanfaatkan secara maksimal dan ekonomis, maka aturan perencanaan telah ditetapkan agar keamanan tetap terjamin. Kayu dipilih sebagai bahan struktur karena ringan dan memerlukan peralatan yang sederhana dalam proses pengerjaannya. Kendala pemanfaatan kayu secara optimal saat ini disebabkan kayu dapat mengalami kerusakan akibat serangan jamur, serangga dan pengolahan hutan sebagai sumber utama kayu tidak dilakukan berkesinambungan ditambah kerusakan hutan yang ditimbulkan oleh penebangan liar ( illegal logging ) telah menyebabkan kelangkaan kayu yang berkualitas baik. Didalam ilmu Teknik Sipil dikenal dengan pengujian sifat mekanis dan fisika kayu atau pengujian properties kayu untuk mengetahui kualitas suatu jenis kayu. Berdasarkan latarbelakang di atas maka dilakukan pengujian properties kayu medang untuk mengetahui mutu kayu medang tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah: a. Bagaimana cara menentukan kadar air yang sesuai untuk kontruksi kayu.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya perkembangan penduduk daerah Bengkalis, dan bertambah
pula perkembangan pembangunan yang dilakukan terutama pembangunan rumah
tempat tingal, oleh karena itu banyak kayu yang digunakan untuk kontruksi
pembangunan rumah, tetapi kita tidak mengetahui sifat karakteristik kayu dan
klasifikasinya. Oleh karena itu peneliti akan melakukan pengujian propertis kayu
medang. Kayu merupakan bahan bangunan yang mudah didapatkan dari alam.
Sampai saat ini kayu masih banyak dicari dan dibutuhkan manusia. Kayu
merupakan sumber kekayaan alam yang bisa diperbaharui dan tidak ada habis-
habisnya selama pelestarian sumber dayanya tetap terjaga.
Dalam perkembangannya penggunaan kayu sebagai bahan struktur harus
dapat dimanfaatkan secara maksimal dan ekonomis, maka aturan perencanaan
telah ditetapkan agar keamanan tetap terjamin. Kayu dipilih sebagai bahan
struktur karena ringan dan memerlukan peralatan yang sederhana dalam proses
pengerjaannya. Kendala pemanfaatan kayu secara optimal saat ini disebabkan
kayu dapat mengalami kerusakan akibat serangan jamur, serangga dan
pengolahan hutan sebagai sumber utama kayu tidak dilakukan berkesinambungan
ditambah kerusakan hutan yang ditimbulkan oleh penebangan liar ( illegal
logging ) telah menyebabkan kelangkaan kayu yang berkualitas baik. Didalam
ilmu Teknik Sipil dikenal dengan pengujian sifat mekanis dan fisika kayu atau
pengujian properties kayu untuk mengetahui kualitas suatu jenis kayu.
Berdasarkan latarbelakang di atas maka dilakukan pengujian properties
kayu medang untuk mengetahui mutu kayu medang tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:
a. Bagaimana cara menentukan kadar air yang sesuai untuk kontruksi kayu.
2
b. Bagaimana menentukan klasifikasi kayu medang berdasarkan kelas kuat
kayu.
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian dari tugas akhir ini adalah :
a. Menentukan kadar air serta berat jenis kayu medang.
b. Untuk mengetahui klasifikasi kayu medang.
c. Membandingkan kekuatan kayu, pangkal, tengah, dan ujung kayu.
I.4 Manfaat Penelitian
Tugas Akhir ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu :
a. Dapat menentukan kadar air yang sesuai untuk pembuatan kontruksi.
b. Dapat mengidentifikasi klasifikasi kayu yang digunakan oleh masyarakat
kabupaten bengkalis.
c. Mengetahui nilai perbandingan kekuatan kayu bagian pangkal, tengah, dan
ujung.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penyelesaian Metode penelitian kayu
medang ini adalah :
a. Pengkondisian kadar air berdasarkan lama penjemuran kayu hingga
mencapai kayu kering udara dimana persentase kadar airnya 12-20 %.
b. Menentukan klasifikasi kayu hasil pengujian kuat tekan, kuat lentur, kuat
geser, kuat tumpu, dan kuat tarik. Berdasarkan Metode pengujian kuat
tekan menggunakan SNI 03-3958-1995, Metode pengujian kuat lentur
menggunakan SNI 03-3959-1995, Metode pengujian kuat geser
menggunakan SNI 03-3400-1994, Metode kuat tumpu menggunakan
ASTM D 143-1994, Metode kuat tarik menggunakan SNI 03-3399-1994.
3
1.6 Keaslian Penelitian
Penelitian tentang propertis kayu sudah sangat sering dilakukan oleh
beberapa pihak (penelitian) sebagai tugas akhir (TA) maupun karya tulis
(skripsi).
Argo.K.G (2011) Pengujian Sifat Mekanik Kayu Sebagai Fungsi Struktur
Kayu (arah serat, lingkaran tahun, destinasi dan kadar air) Pengujian sifat mekanik
kayu untuk mengetahui kekuatan kayu dilakukan dalam tiga kali pengujian sesuai
dengan arah pengujian serat, lingkaran tahun dan kadar air kayu. Kayu yang
digunakan dalam pengujian dan akan dianalisa hasilnya adalah kayu mahoni dan
nangka. karena kayu tersebut sering digunakan dalam industri furniture.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian three point bending, pengujian tekan
dan pengujian tarik. Setelah mendapatkan data hasil pengujian, kemudian akan
dibandingkan sifat mekanik antara kayu mahoni dan kayu nangka.
Penulis di sini akan mencoba melakukan pengujian propertis kayu medang
dengan berbagai kondisi. Dimana nantinya akan didapatkan hasil mutu kayu
medang tersebut.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Peran kayu dalam teknik sipil merupakan bagian yang tak terpisahkan
karena kayu adalah salah satu bahan bangunan yang dipakai untuk struktur
bangunan dari abad-abad yang lalu bahkan hingga sekarang.
Kayu merupakan material yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
banyak terdapat dihutan. Kayu yang digunakan sebagai material struktur pada
umumnya diambil kayu yang berasal dari pepohonan. Menurut peraturan
kontruksi kayu 2002 (PKKI 2002) dari 3000-4000 jenis pohon yang ada di
Indonesia baru sekitar 1500 jenis yang telah diselidiki dan dianggap penting
dalam perdagangan.
Dari beberapa jenis kayu yang ada dihutan alam kita hanya ada beberapa
jenis saja yang digunakan dan tersedia dipasaran. Kayu sebagai bahan bangunan
merupakan alasan mayoritas hadirnya kayu di berbagai perusahaan. Beberapa
jenis kayu yang sering di pakai adalah adalah kayu damar (agathisalba), meranti
merah (shoren leprosula) dan durian (durio zibethinus) adalah jenis-jenis kayu
yang banyak digunakan di industri-industri pengergajian dan pengerjaan kayu.
2.2.1 Kayu
Kayu suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu (J.F.
Dumanauw, 1990). Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan
sebagai alternatif dalam perencanaan pekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka
kuda-kuda, rangka dan gelegar jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok
lantai bangunan. Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak
memiliki kelemahan structural, sehingga penggunaan kayu sebagai bahan struktur
perlu diperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang
popular dibandingkan dengan beton dan baja. Akibat saat ini terdapat
kecendrungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan
5
pemerindah (dekoratif). Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya : pada
daerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada
penggunaan bahan yang lain) peran kayu sebagai bahan struktur masih digunakan.
2.1.2 Sifat Fisis Kayu
Dari segi manfaat kayu mempunyai sifat-sifat yang menyebabkan kayu
selalu dibutuhkan manusia.
Kayu merupakan sumber daya alam yang tidak akan habis apabila selalu
diseimbangkan keberadaannya, yaitu apabila pohon-pohon ditebang untuk diambil
kayunya kemudian ditanam kembali sebagai penggantinya. Dalam hal ini kayu
disebut sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Kayu merupakan bahan yang
mudah diproses untuk dijadikan barang lain. Kayu memiliki sit-sifat yang berbeda
dan tidak bias ditiru oleh barang lain yang dibuat oleh manusia seperti baja dan
beton yang sifatnya elastis, ulet serta mempunyai ketahanan terhadap pembebanan
yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya.
A. Kadar Air
Menurut Haygreen dan Bowyer (2003), kadar air didefinisikan sebagai berat
air dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap Berat Kering Tanur
(BKT). Kadar air ini mempengaruhi kekuatan kayu. Jika terjadi penurunan kadar
air atau kayu tersebut mengering maka kekuatan kayu akan meningkat. Pengaruh
penurunan kadar air terhadap sifat kekuatan kayu akan tampak jelas apabila kadar
air berada di bawah titik jenuh serat. Air dalam kayu terdiri atas air bebas dan air
terikat dimana keduanya secara bersama-sama menentukan kadar air kayu. Kayu
ditiga tingkat kebasahan yaitu :
a. Kayu basah yaitu kayu yang baru saja ditebang.
b. Kayu kering udara yaitu kayu yang kandungan airnya sudah tetap dengan
udara sekitarnya.
c. Kayu kering mutlak/tungku/oven yaitu kayu yang dikeringkan di dalam
tungku dengan suhu 105 derajat sehingga semua airnya keluar.
6
B. Kerapatan Dan Berat Jenis
Definisi kerapatan adalah perbandingan massa suatu bahan terhadap
volumenya. Kerapatan kayu mempunyai variasi, yaitu:
1. Variasi dalam satu pohon, dimana kerapatan bervariasi pada arah vertikal
maupun horizontal.
2. Variasi antar pohon dalam spesies yang sama, dimana kerapatan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor keturunan (genetik).
Berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu bahan dengan
kerapatan benda standar (Mandang dan Pandit 1997). Berat jenis (BJ) merupakan
perbandingan antara kerapatan kayu (atas dasar berat kering tanur dan volume
pada kandungan air yang ditentukan). dengan kerapatan air pada suhu 4°C. Air
memiliki kerapatan 1g/cm3 atau 1000kg/m
3 pada suhu standard tersebut
BJ dan kerapatan sangat mempengaruhi sifat-sifat higroskopisitas,
kembang-susut, mekanis, akustik, kelistrikan dan pengerjaan lanjutan lainnya.
Semakin tinggi nilai BJ atau kerapatan umumnya kayu makin kuat. Pertambahan
berat dari kayu oleh zat-zat ekstraktif yang terdapat dalam kayu hampir tidak
meninggikan kekuatan mekanisnya, tetapi pada umumnya pertambahan tebal dari
dinding sel kayu akan menyebabkan kenaikan kekuatan.
2.1.3 Sifat Mekanik Kayu
Sifat-sifat mekanik kayu adalah kemampuan kayu menahan muatan dari
luar yang dimaksud dari luar adalah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai
kecendrungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu
memegang peranan penting dalam pembangunan, perkakas dan untuk penggunan
lain. Dalam hubungan ini dibedakan beberapa macam sebagai berikut.
(Dumanauw, 1990). Kekuatan tarik, kekuatan tarik adalah kekuatan kayu
menahan gaya-gaya berusaha menarik kayu tersebut. Pada umumnya kayu
memiliki kekuatan tarik lebih besar searah serat kayu. Kekuatan tekan adalah
kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban jika itu dipergunakan untuk
kengunaan tertentu. Dalam hal ini dibedakan menjadi dua macam kuat tekan yaitu
7
tekanan yang sejajar searah serat dan tekanan tegak lurus arah serat. Kekuatan
geser adalah suatu kekuatan kayu dalam hal ini kemampuanya menahan gaya-
gaya membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser dari bagian keuatan geser
didekatnya. Dalam hubungan ini di bedakan tiga macam kuat geser yaitu:
kekuatan geser yang sejajar arah serat, kekuatan tegak lurus searah serat dan
kekuatan geser miring. Kekuatan lentur, yang dimaksud dengan kekuatan lentur
adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan
kayu atau menahan benda-benda mati maupun hidup selain beban pukulan yang
harus dipikul kayu tersebut dalam hal ini dibedakan kekuatan lentur satik dan
kekuatan lentur pukul. Untuk kekuatan lentur statik menunjukan kekuatan kayu
menahan gaya yang mengenai secara perlahan-lahan, sedangkan kekuatan lentur
pukul adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya yang mengenai kayu secara
mendadak seperti pukulan.
2.1.4 Tingkat Kekuatan Kayu
Tingkat kekuatan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan beban.
Besar beban yang mampu ditahan tiap jenis kayu berbeda-beda. Kekuatan kayu
berdasarkan kuat lentur, kuat tekan, dan berat jenis kayu kayu di golongkan
kedalam lima kelas lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 2.1. Kelas kuat kayu berdasarkan berat jenisnya
Sumber: PKKI 1961
8
2.1.5 Tingkat Keawetan Kayu
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur
perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut
disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi
perusak kayu Penilaian tingkat keawetan kayu di Indonesia digolongkan kedalam
lima kelas awet, yaitu: I Sangat Baik, II Baik, III Cukup, IV Kurang dan V Jelek,
keawetan kayu tergantung dengan penempatan kayu kayu, kayu yang dilindungi
dari hujan dan sinar matahari tidak cepat rusak. Tetapi kalau ditempatkan di luar
dibiarkan terkena panas dan hujan kayu akan cepat rusak. Cara-cara untuk
mempertinggi keawetan kayu misalnya dengan mengecat, mengecat dengan
minyak, dengan obat-obatan dan sebagainya (frick, 1982). untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 2.2. Kelas awet kayu
Sumber: PKKI 1961
9
2.1.6 Perawatan Kayu
Untuk perawatan kayu bisa di lakukan dengan cara pengecatan kayu,
melumasi kayu dengan minyak, mengecat kayu dan juga menyimpan kayu dari