Top Banner
PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH PASAR MODAL DI INDONESIA PERIODE 2009-2010 (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ 45) Oleh : Nasruldin NIM: 207081000195 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
144

PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Oct 21, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH

PASAR MODAL DI INDONESIA

PERIODE 2009-2010

(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ 45)

Oleh :

Nasruldin

NIM: 207081000195

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 15 Juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

1. Nama : Nasruldin2. NIM : 2070810001953. Jurusan : Manajemen4. Judul Skripsi : Pengujian Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah Pasar Modal Di

Indonesia Periode 2009-2010

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutanselama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulusdan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi PadaFakultas Ekonomi Dan Bsnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2011

1. Herni Ali HT, SE. MM (____________________)NIDN : 0422125902 Ketua

2. M. Arif Mufraini, LC, M.Si (____________________)NIP.19770122 200312 1 001 Sekretaris

3. Indo Yama Nasarrudin, SE, MAB (____________________)NIP . 19741127 200112 1 002 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS (____________________)NIP . 19570617 198503 1 002 Pembimbing I

5. Titi Dewi Warninda. SE. M,Si (____________________)NIP. 19731221 200501 2 002 Pembimbing II

Page 3: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

i

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Nasruldin

NIM : 207081000195

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan danmempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dantelah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyatamemang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, makasaya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di FakultasEkonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta , 7 juni 2011

Nasruldin

Page 4: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nasruldin

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 12 April 1988

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Kp.Utan Rt : 03 Rw : 08 No : 20

Kec : Cibitung - Kab : Bekasi

No telp : 0856 1760 574

Pendidikan Formal

- SDN Wanasari 11- SLTPN 1 Cikarang Barat- SMAN 2 Tambun Selatan

Pengalaman Organisasi

- Wakil Divisi Kemahasiswaan Dan Komunikasi Informasi Badan Eksekutif MahasiswaProgram Non Reguler Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Periode 2010-2011.

Seminar

- Entrepreneur And Inspiring Story Seminar “Memulai Bisnis Sejak Dini”- Launching Buku Dan Seminar Nasional “Kekuatan Lembaga Keuangan Syariah Dalam

Menghadapi Krisis Financial Global”- Seminar Nasional “Prospek Dan Pengembangan SDM Asuransi Syariah Pasca Krisis

Ekonomi Global”- Public Speaking Seminar “Speak Like A Steak” By Novery Dwi R

Page 5: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

iii

ABSTRACT

All perpetrator capital market, ability to obtain get the relevant information,quickly, precise, and needed absolute accurate. This matter because of each everydecision in investment very relate to the information, a weak form efficiency capitalmarket to have the past values which cannot use the past for predicted of price now sothat investor cannot use the past information to get abnormal return. a weak formefficiency showing that the present price of stocks fully reflects the past information.

This study makes use of daily stock prices gathered form 44 large scale capitalcompanies classified in index of LQ 45 during the periods of 2009-2010.

To examine a weak form efficiency capital market hypotheses two models. Runtest and serial correlation, Run test is used for examining the randomness of change instock prices, where as serial correlation test is utilized for examining the independence ofthe prices change between the periods, I,e. the periods of the present day and the daybefore.

The finding of this study suggest that in the periods of 2009-2010, Indonesianstock Exchange has been categorized as a weak form efficiency capital market.

Keyword : Index Of LQ 45, Weak Form Efficiency, Run Test And Serial Correlation Test

Page 6: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

iv

ABSTRAK

Bagi para pelaku pasar modal, kemampuan untuk memperoleh informasi yangrelevan, cepat, tepat dan akurat mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan setiap keputusandalam investasi sangat berkaitan dengan informasi. Pasar modal dalam bentuk lemahmemiliki nilai-nilai masa lalu yang tidak dapat digunakan untuk memprediksi hargasekarang sehingga investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untukmendapatkan abnormal return. Efisiensi pasar modal bentuk lemah menunjukkan bahwaharga saham mencerminkan sepenuhnya informasi masa lalu.

Penelitian ini menggunakan data harga saham harian, dari 44 perusahaan yangtermasuk dalam Indeks LQ 45 selama periode pengamatan 2009-2010.

Untuk menguji hipotesis efisiensi pasar modal bentuk lemah ada dua model. Runtest dan korelasi seri, run test digunakan untuk menguji kerandoman perubahan hargasaham. Sedangkan uji korelasi seri adalah untuk menguji korelasi antara perubahan hargasaham saat ini dengan perubahan harga sebelumnya.

Hasil dari penelitian ini adalah pada periode 2009-2010 Bursa efek Indonesiaefisien dalam bentuk lemah.

Kata kunci : Indeks LQ 45, Pasar Efisien Bentuk Lemah, Run Test Dan Uji Korelasi Seri.

Page 7: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Pengujian

Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah Pasar Modal Di Indonesia Periode 2009-2010”.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna

mencapai gelar sarjana ekonomi jenjang pendidikan strata satu program studi manajemen

keuangan pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa penulis tidak

dapat menyelesaikan karya ini tanpa bantuan, dukungan, bimbingan, dan pengarahan

yang tak terhingga dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih

yang tak terhingga kepada :

1. Keluarga saya, Ibu yang tak pernah berhenti melimpahkan perhatian dan

mencurahkan kasih sayang yang tak dapat dibalas dengan apapun. Bapak yang

banyak memberi dukungan, perhatian dan materi, tapi semoga karya kecil ini dapat

sedikit membahagiakanmu Bapak dan Ibu.

2. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah dan selaku pembimbing I, yang selalu memberi arahan dan

bimbingan untuk setiap permasalahan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE. M.Si selaku pembimbing II, atas bimbingan,arahan

petunjuk, kebaikan serta kemurahan hati beliau, yang sangat membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah atas semua curahan ilmu bantuan dan pelayanannya.

5. Kakak, dan Keponakan tersayang, atas setiap dukungan, masukan, perhatian, kasih

sayang, semangat, dll

6. Temen-temen yang slalu ada saat liburan dirumah, Asep, Agunk, Manto, Model,

Windy, Dkk

Page 8: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

vi

7. Sahabat-sahabatku tercinta, Ade Riana, Ade Wirda, Atin, Nuyuy, Reyhan, Rury,

Kurnia, Deni, Dan Semua Anggota DPR Club. Yang sudah memotivasi dan slalu

menghibur. Dan semua mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis angkatan 2007.

8. Teman-teman Kost’an, Kak Aziz, Muchtar, Fikri, Ofik, Ozi, Arif, Muslih, Aufar,

yang sudah memberikan kenangan-kenangan bersama dalam satu atap. Thankz All.

Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

pembaca sekalian.

Jakarta, 7 Juni 2011

Penulis

Nasruldin

Page 9: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

vii

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ……………………………….…….….....…...….. i

Daftar Riwayat Hidup ……………………………………………………..…………… ii

Abstract …………………………………………………………….........…………….. iii

Abstrak ………………………………………………………...…………..……….….. iv

Kata Pengantar ……………………………………………..………..…………...……. v

Daftar Isi ……………………………………………………..…………..…...….…… vii

Daftar Tabel ………………………………………………………………………........ ix

Daftar Gambar ………………………………………………..…..………..…….…...... x

Daftar Lampiran ……………………………………………………………..……...... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah …………………..……………………………….………. 10

C. Tujuan Penelitian ………………...…………………………………….……… 10

D. Mamfaat Penelitian …………………..………….…………………….………. 11

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pasar Modal …..………………………………………..………...………..…... 12

B. Investasi ……………………………………………………………….….….... 15

C. Indeks Saham …….………………………………………………..……….…. 20

D. Pasar Efisien …………………………………………………….…..…….…… 38

E. Definisi Efisiensi Pasar ……………………………………………….…..……. 44

F. Efisiensi pasar secara informasi ………………………………………...……… 52

1. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah…………………………………..…………. 53

2. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat ..………………………..…………. 54

3. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat …………...……………………….…………. 56

G. Random Walk ………………………..…………...………….….....……….…. 58

H. Penelitian Sebelumnya ………………..…………………….……………...…. 63

I. Kerangka Pemikiran ……………………..…………………..……………….. 65

J. Hipotesis Penelitian …………………….…………………...……………….. 66

Page 10: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………….……..……….….. 68

B. Metode Penentuan Sample …………………………………………….…..… 68

C. Metode Pengumpulan Data ………………………………………………..… 69

D. Metode Analisis Data .……………………………………………….....……. 69

1. Return Saham …………………………………….……………..……… 69

2. Run Test …………………………………………………...…………… 69

3. Uji Korelasi Seri ……………………………………………………….. 71

E. Operasional Variabel Penelitian ……………………………..……………….. 73

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Singkat Objek Penelitian …………………………..……… 74

B. Analisis dan Pembahasan …………………………………………….……..... 74

1. Run Test ……………………………………………..………..…..……. 74

2. Uji Korelasi Seri ………………………………………………………. 80

3. Interpretasi ………………………………………………………………85

BAB V Kesimpulan dan Implikasi

A. Kesimpulan ……………………………………………………..….………… 86

B. Implikasi ……………………………..………………………….…………… 86

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..……. 88

Page 11: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

ix

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

2.1 Studi Terdahulu …………………………………………………………… 63

4.2 Tabel Sample Yang Digunakan …………………………………………… 74

4.3 Tabel Run Test ……………………………………………………………. 76

4.4 Tabel Uji Korelasi Seri ……………………………………………………. 80

Page 12: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

x

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal

2.1 Gambar Hubungan Pasar Efisien Berdasarkan Informasi ………………… 57

2.2 Kerangka Pemikiran ………………………………………………………. 65

Page 13: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Hal

1 Hasil Output SPSS Run Test ……………………………………………… 91

2 Hasil Output Korelasi Seri ………………………………………………… 113

Page 14: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal sebagai salah satu instrumen ekonomi yang tidak dapat

dipisahkan dari berbagai macam unsur yang berada disekitarnya. Semakin

pentingnya peran pasar modal dalam perekonomian maka semakin sensitif

dan banyak faktor yang ikut mempengaruhi pasar modal. Isu seputar

masalah ekonomi, sosial, politik, lingkungan maupun hak azasi manusia

tentu tidak dapat dipisahkan begitu saja dari pasar modal. Meskipun isu

masalah sosial dan politik tidak mempunyai kaitan langsung terhadap

aktifitas pasar modal, namun sering kali isu tersebut justru mampu

mengguncangkan bursa dunia.

Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan

kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

obligasi kepada investor yang tertarik kepada perusahaan tersebut. Untuk

menarik penjual dan pembeli berpartisipasi, pasar modal harus bersikap

liquid dan efisien. Suatu pasar modal bisa dikatakan liquid jika pembeli

dapat membeli dan penjual dapat menjual surat berharga dengan cepat

secara formal. Pasar modal yang efisien diartikan sebagai pasar yang harga-

harga sekuritasnya secara cepat bereaksi dan secara penuh mencerminkan

Page 15: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

secara penuh informasi yang tersedia. Semakin cepat informasi baru

tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut.

Pasar modal bagi investor merupakan alternatif investasi yang

memberikan return yang optimal. Untuk itu seorang investor membutuhkan

informasi yang dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Informasi mengenai perkembangan harga saham dan volume perdagangan

maupun informasi lain menjadi pedoman dalam mengambil keputusan.

Ketersediaan informasi yang lengkap menyebabkan investor akan mudah

menentukan keputusan. Banyak informasi yang diberikan oleh perusahaan,

baik laporan keuangan maupun pengumuman lain seperti pengumuman

dividen, right issue, stock split, maupun informasi lainnya. Umumnya

perusahaan emiten menggunakan pembayaran dividen sebagai sinyal kepada

pelaku pasar. Dengan meningkatkan nilai dividen yang dibayar, perusahaan

emiten mencoba memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek

yang baik di masa depan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Kamis

30 Desember 2010 ditutup menguat tipis 4,295 poin (0,12%) ke level

3.703,512. Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Anny Ratnawati

secara resmi menutup perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG

BEI mencatat kinerja terbaik dengan perubahan indeks dari level 2.534,36

(penutupan tanggal 31 Desember 2009) menjadi 3.073,51 atau mengalami

perkembangan 46,13%

Page 16: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Berikut adalah rekapitulasi dari kinerja IHSG, kinerja bursa terbaik

dan terburuk di Asia Pasifik, nilai kapitalisasi pasar, nilai kapitalisasi

saham BUMN, transaksi obligasi dan reksadana untuk tahun 2010:

Kinerja saham sepanjang tahun 2010, IHSG menguat hampir

1.200 poin. Pada pembukaan awal tahun, 4 Januari 2010, IHSG ditutup

pada level 2.575,41. IHSG terakhir menyentuh rekor tinggi pada

perdagangan 9 Desember 2010, sementara titik terendah pada 8 Februari

2010 di level 2.475,572, turun 43,404 poin (1,72%).

Bursa Terbaik di Asia Pasifik, peringkat pertama Indonesia

(IHSG BEI): IHSG ditutup menguat tipis 4,295 poin (0,12%) ke level

3.703,512, dengan kenaikan 46,13%. kedua, Thailand (Bangkok SET):

Bangkok SET ditutup pada posisi 1.034,59 pada 29 Desember 2010,

dengan kenaikan 40,85%. Ketiga, Filipina (Phillipine SE): Phillipine SE

ditutup pada level 4.119,31 di 29 Desember 2010, dengan kenaikan

37,56%. Keempat, Korea (Korea Composite): Korea Composite ditutup

pada posisi 2.043,49 pada 29 Desember 2010, dengan kenaikan 21,44%.

Kelima, Malaysia (Bursa Malaysia KLCI) : KLCI ditutup 1.524,34 pada

29 Desember 2010, dengan kenaikan 19,77%. Keenam, India (Sensex 30):

Sensex 30 ditutup 20.256,03 di 29 Desember 2010, dengan kenaikan

15,98%. Ketujuh, Singapura (Straits Times) : Straits Times ditutup pada

level 3.207,91 di 29 Desember 2010, dengan kenaikan 10,71%.

Kedelapan, Taiwan (Taiwan SE/TAIEX) : SE/TAIEX ditutup pada level

8.866,35 di 29 Desember 2010, dengan kenaikan 8,28%. Kesembilan,

Page 17: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Hongkong (Hangseng) : Hangseng ditutup di level 22.969,30 di 29

Desember 2010, dengan kenaikan 5.02%. Kesepuluh, China (Shenzen

Composite) : Shenzen ditutup pad alevel 1.255,66 di 29 Desember 2010 ,

dengan kenaikan 4,52%.

Bursa Terburuk di Asia Pasifik. Pertama, Jepang (Nikkei 225):

Nikkei 225 mencatatkan indeks saham per 29 Desember 2010 di level

10.344,54 atau minus 1,91 %. Kedua, Australia (S&P)/ASX200):

S&P/ASX200 ditutup pada level 4.755,20 di 29 Desember 2010 yang

tumbuh minus 1,96 %. Ketiga, China (Shanghai Composite): Shanghai

Composite ditutup pada level 2.751,53 di 29 Desember 2010 yang

mengalami pertumbuhan minus 16,04 %. Financeindonesia org,

Pasar modal di Indonesia merupakan suatu wahana untuk

menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat. Hal ini berarti di

dalam pasar modal terdapat dua pihak yang berkepentingan, yaitu emiten

dan pemodal. Emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat

memperoleh alternatif dana eksternal jangka panjang. Sedangkan pemodal

sebagai pihak yang berkelebihan dana dan dapat melakukan alternatif pada

financial assets. Jadi pasar modal memiliki fungsi ekonomi sekaligus fungsi

keuangan (Husnan: 1994, 4).

Fungsi ekonomi pasar modal tercermin dalam penyediaan dana dari

pihak lender (pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke borrower (pihak

yang membutuhkan dana). Masing - masing pihak baik pemodal maupun

emiten mempunyai kepentingan yang saling menguntungkan. Pemodal

Page 18: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

mengharapkan adanya imbalan investasi atas dana yang diinvestasikan,

sedangkan emiten memperoleh manfaat dari pemodal untuk suatu investasi

atau perluasan usaha tanpa harus menunggu ketersediaan dana dari

operasional perusahaan. Sedangkan fungsi keuangan yang dilakukan pasar

modal adalah dalam menyediakan dana yang dilakukan oleh pemodal untuk

digunakan emiten.

Para pemodal dapat memberikan dana kepada emiten tanpa harus

terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang dibutuhkan oleh

borrower. Adanya fungsi ­ fungsi tersebut, maka pasar modal memiliki daya

tarik bagi para investor untuk menanamkan dananya dan bagi perusahaan

yang memerlukan dana. Bagi pihak yang memerlukan dana, pasar modal

dapat digunakan sebagai alternatif pembiayaan selain bank. Adapun bagi

pemodal, pasar modal ini digunakan sebagai alternatif penanaman dana

mereka selain diinvestasikan di aktiva riil maupun di bank. Sebelum

memutuskan untuk membeli atau menjual saham, para pemodal sangat

memerlukan informasi, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan. Apabila para pemodal tidak memiliki keyakinan tentang

kebenaran informasi, akan sulit bagi pemodal untuk berminat menanamkan

modalnya dipasar modal. Hal ini dapat dimengerti, karena dalam pasar

modal yang diperdagangkan bukan hanya barang yang bersifat fisik, tetapi

bersifat abstrak.

Dalam pasar modal efisien, harga yang terjadi adalah harga "wajar"

tidak terjadi underprice maupun overprice dan tidak seorang pemodalpun

Page 19: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

yang dapat memperoleh abnormal return. Apabila pasar modal efisien,

maka kondisi ini akan menguntungkan berbagai pihak (Bawazer dan

Rahman, 1991), yaitu: pertama, Emiten akan lebih mudah membuat

keputusan produksi dan investasi, karena tidak biasanya ukuran ­ ukuran

yang dipakai. Kedua, Para pemodal dapat bebas memilih berbagai

penawaran sekuritas yang menjanjikan hasil optimal.

Sebaliknya apabila pasar modal tidak efisien, maka kondisi seperti ini

akan menyulitkan dan merugikan berbagai pihak (Bawazer dan Rahman,

1991), yaitu: Pertama, Emiten akan kesulitan dalam mengukur kekayaan

pemegang saham yang maksimal, karena harga saham tidak mencerminkan

nilai yang sebenarnya dilakukan atau apa yang terjadi pada operasi

perusahaan. Kedua, Para pemodal tentu banyak dirugikan karena kondisi

tidak efisien, segala manipulasi bisa dilakukan untuk dapat menaikkan harga

saham. Ketiga, Mendorong pemodal untuk mengurangi investasi mereka di

pasar modal, karena mereka akan mengalami kesulitan dalam mendeteksi

return, resiko dan likuiditas.

Pelaku pasar yang canggih tidak akan mudah di bodohi (fooled) oleh

emiten dan pelaku pasar yang canggih akan menganalisa sinyal peningkatan

nilai dividen lebih lanjut untuk menentukan apakah benar sinyal tersebut

merupakan sinyal yang valid dan dapat dipercaya sebelum mengambil

keputusan. Dengan demikian apabila investor dalam mengolah informasi

dan mengambil keputusan sudah tepat dan benar maka pasar sudah bisa

dikatakan efisien bentuk setengah kuat secara keputusan.

Page 20: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga

macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi masa

sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut

ini (Jogiyanto: 2000, 18) yaitu Pertama, Efisiensi pasar bentuk lemah (weak

form efficiency), Kedua, Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong

form efficiency) Ketiga, Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form efficiency).

Hubungan ketiga pasar efisien ini berupa tingkatan kumulatif, yaitu

bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk

setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Efisiensi pasar secara

keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut

versi Fama yang didasarkan pada informasi yang di distribusikan.

Penelitian yang dilakukan Suad Husnan, pengujian empiris

menggunakan data 24 saham dan IHSG di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan

uji statistik run test, dan koefisien autokorelasi. Penelitian menunjukkan

bahwa pasar modal indonesia sudah termasuk efisiensi dalam bentuk lemah.

Penelitian Hari Sunarto, periode juni 1995 hingga juli 1997

menggunakan sample harga saham IHSG penutupan harian dengan uji

statistic run test, dan koefisien autokorelasi. Penelitiannya menyatakan bahwa

periode juni 1995 hingga juli 1997 pada Bursa Efek Jakarta mengikuti pola

acak (random), dan pengamatannya pun membuktikan bahwa Bursa Efek

Jakarta sudah efisien dan termasuk kedalam efisien dalam bentuk lemah.

Page 21: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Penelitian Novita Santi Astuti periode 1999 dengan menggunakan

sample 11 indeks yang ada yaitu IHSG, LQ 45, dan Sembilan sektor industri,

dengan uji statistik Run Test dan uji Kolmogorov Smirnov dan disimpulkan

bahwa hampir seluruhnya indeks saham yang diperdagangkan Bursa Efek

Jakarta efisien dalam bentuk lemah, kecuali indeks saham infrastruktur yang

belum efisien dalam bentuk lemah.

Penelitian Moudy Hermawan dan Heru Subiyantoro (2006), dengan

menggunakan sample JSX composite index pada periode 2002-2004 dan

menggunakan uji statistik Run Test, uji Kolmogorov Smirnov,

Autocorrelation Test, ARCH dan GARCH. Penelitiannya menyatakan bahwa

return saham tidak berdistribusi normal pada tingkat keyakinan 1%,

Pengujian terhadap return harga saham secara parametrik maupun non

parametrik membuktikan bahwa terdapat penolakan terhadap EMH bentuk

lemah minimal dalam bentuk random walk, namun beberapa peneliti bahwa

penolakan terhadap random walk belum tentu mencerminkan penolakan

EMH bentuk lemah secara seutuhnya, karena ada faktor yang belum

diperhitungkan dalam model random walk seperti biaya transaksi yang

hakikatnya pasti mempengaruhi return saham.

Penelitian sekitar tahun 2008 (Retno: 2009) dengan sample indeks LQ

45 dan uji statistik yang digunakan adalah Uji Kolmogorov Smirnov, Mann

U-whitneyy test, ARCH dan GARCH menyatakan bahwa pasar modal

Indonesia belum efisien dalam bentuk lemah. Apakah kondisi pasar modal

Indonesia sekitar tahun 2009 sampai tahun 2010 akan efisien dalam bentuk

Page 22: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

lemah? Efisien tidaknya suatu pasar juga akan memberikan implikasi kepada

investor dalam melakukan strategi investasinya. Untuk menjawab pertanyaan

tersebut tidak cukup dengan acuan secara kualitatif, namun perlu dilakukan

dengan pembuktikan secara kuantitatif. Hal itulah yang menarik perhatian

peneliti untuk melakukan analisis terhadap harga saham di pasar modal

Indonesia guna mengetahui apakah pasar modal Indonesia telah efisien?,

sehingga mendorong untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam skripsi

dengan judul “Pengujian Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah Pasar Modal

Di Indonesia Periode 2009-2010”

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaannya

adalah pada data, data yang digunakan adalah harga saham harian yang

terdiri dari saham perusahaan yang masuk dalam Indeks LQ 45 dan terus

tetap ada di tahun 2009-2010. Uji statistik yang digunakan adalah Run Test

dan Uji Korelasi Seri.

Page 23: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang

diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah harga saham di Indonesia bergerak secara historis (Periode

2009-2010) mengikuti pola random walk?

2. Bagaimanakah hubungan antar perubahan harga saham harian di BEI

pada periode 2009-2010?

3. Apakah pasar modal Indonesia dikategorikan sebagai efisiensi pasar

bentuk lemah (Weak Form Efficiency)?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui harga saham di Indonesia bergerak secara historis

(Periode 2009-2010) mengikuti pola random walk.

Page 24: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

2. Untuk mengetahui hubungan antar perubahan harga saham harian di

BEI pada periode 2009-2010.

3. Untuk mengetahui pasar modal Indonesia dikategorikan sebagai

efisiensi pasar bentuk lemah (weak form efficiency).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi dapat memberikan alternatif metode pengujian

efisiensi pasar bentuk lemah dan menjadi bahan kajian untuk

pengembangan penelitian selanjutnya.

2. Bagi Regulator pasar modal, dapat dijadikan bahan evaluasi pasar

modal di Indonesia dan menjadi pertimbangan untuk tujuan

pengembangan pasar modal dimasa yang akan datang.

3. Memberi gambaran kepada investor seberapa efisien pasar modal

Indonesia.

Page 25: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …
Page 26: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengertian Pasar Modal

Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian

pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan

dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan Efek.

Menurut Sunariyah (2004), pasar modal secara umum adalah suatu

sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank

komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta

keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.

Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa

gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-

obligasi, dan sejenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para

perantara pedagang efek.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004: 3), pasar modal adalah pasar

untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik

yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

swasta.

Page 27: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Menurut Dahlan (1995), pasar modal adalah pasar konkret atau

abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang

memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka waktu satu tahun ke atas.

Pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang dimana saham biasa,

saham preferen dan obligasi yang diperdagangkan.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal

Secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar

modal antara lain adalah: (Husnan; 2001, 8-9)

a. Supply Sekuritas

Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia

menerbitkan sekuritas di pasar modal.

b. Demand akan sekuritas

Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat

yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan

membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Calon pembeli sekuritas

berasal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga-

lembaga keuangan.

c. Kondisi politik dan ekonomi

Faktor ini akan mempengaruhi supply dan demand akan

sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu

Page 28: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan

demand akan sekuritas.

d. Masalah hukum dan peraturan

Pembelian sekuritas mengandalkan diri pada informasi yang

disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas.

Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar

dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.

2. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal menjalankan dan mempunyai dua fungsi yaitu

fungsi ekonomi dan keuangan. Suad Husnan (2001:4), dalam

melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas

untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana

kepada pihak yang memerlukan dana. Dengan menginvestasikan

kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan

memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi

peminjam tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka

melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil

operasi perusahaan. Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh

intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Hanya

bedanya dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang.

Page 29: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Husnan (2001:4), fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan

dana yang diperlukan oleh para peminjam (borrowers) dan para lenders

menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva

riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

B. Investasi

1. Pengertian Investasi

Menurut Tandellin (2001), investasi adalah komitmen atas sejumlah

dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan

memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:47), proses investasi

menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam

sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi

tersebut dan kapan investasi tersebut dilakukan.

Menurut Abdul Halim (2005:4-6), investasi pada hakikatnya

merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk

memperoleh keuntungan mendatang. Umumnya investasi dibedakan

menjadi dua, yaitu: investasi pada asset-aset financial (financial asset) dan

investasi pada aset-aset real (real asset). Investasi pada asset-aset financial

dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial

paper, surat berharga dipasar uang, dan lainnya. Investasi juga dapat

Page 30: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan

lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset real dapat berbentuk pembelian

asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan

perkebunan dan lain-lain.

2. Proses Investasi

Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang

investor membuat keputusan pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan

kapan dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan Tujuan Investasi

Ada tiga hal yang perlu diperlukan dalam tahap ini, yaitu:

tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return),

tingkat resiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang

akan diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia, maka investor

menginginkan pengembalian yang maksimal dengan resiko

tertentu. Umumnya hubungan antara risiko (risk) dan tingkat

pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) bersifat

linier, artinya semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin tinggi

pula tingkat pengembalian yang diharapkan.

b. Melakukan Analisis

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu

efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah

Page 31: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah

harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu, ada dua

pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:

1) Pendekatan Fundamental

Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi

yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator

bursa efek. Karena kinerja emiten dipengaruhi oleh kondisi

sektor industri dimana perusahaan tersebut berada dan

perekonomian secara makro, maka untuk memperkirakan

prospek harga sahamnya dimasa mendatang harus dikaitkan

dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya.

Jadi analisis ini dimulai dari siklus usaha perusahaan secara

umum, selanjutnya ke sektor industrinya, akhirnya

dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan saham yang

diterbitkannya.

2) Pendekatan Teknikal

Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga

saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan

harga saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para

analisis para analis memperkirakan pergeseran penawaran

(supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek,

Page 32: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

serta mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko

dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari

penawaran dan permintaan. Namun demikian, analisis ini

lebih mudah dan cepat dibanding analisis fundamental,

karena dapat secara simultan diterapkan pada beberapa

saham. Analisis ini tidak menganggap bahwa analisis

fundamental tidak berguna, namun mereka menganggap

bahwa analisis fundamental terlalu rumit dan terlalu banyak

mendasarkan pada laporan keuangan emiten. Oleh karena

itu, analisis teknikal mendasarkan diri pada premis bahwa

harga saham tergantung pada penawaran dan permintaan

saham itu sendiri. Data finansial historis yang tergambar

pada diagram dipelajari untuk mendapatkan suatu pola

yang berarti, dan pola tersebut digunakan untuk

memprediksi harga di masa mendatang, serta untuk

memperkirakan pergerakan individual saham maupun

pergerakan indeks pasar (market index).

c. Membentuk Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan indentifikasi terhadap efek-efek

mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan

diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipilih

dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek-efek yang

Page 33: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai hubungan

berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat menurunkan risiko.

d. Mengevaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio

yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang

diharapkan maupun terhadap risiko yang ditanggung. Sebagai tolak

ukur digunakan dua cara, pertama, pengukuran (measurement)

adalah penilaian kinerja portofolio atas dasar asset yang telah

ditanamkan dalam portofolio tersebut, misalnya dengan menilai

tingkat pengembalian. Kedua, perbandingan (comparison) yaitu

penilaian berdasarkan pada perbandingan dua set portofolio dengan

tingkat resiko yang sama

e. Merevisi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja

portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi

(perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio

tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah

dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya tingkat

pengembaliannya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi

tersebut dapat dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas

portofolio yang ada, kemudian dibentuk portofolio yang baru. Atau

dilakukan secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan atas proporsi

Page 34: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

atau komposisi dana yang dialokasikan dalam masing-masing efek

yang membentuk portofolio tersebut. (Abdul halim, 2005:4-6)

C. Indeks Saham

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan

pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang

tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus

1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah emiten yang tercatat pada waktu

itu adalah sebanyak 13 emiten. Sekarang ini (Desember 2009) jumlah

emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sudah mencapai 398 emiten.

Seiring dengan perkembangan dan dinamika pasar, IHSG mengalami

periode naik dan turun. Pada tanggal 9 Januari 2008, IHSG mencapai level

tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu ditutup pada level

2.830,263.

2. Indeks Sektoral

Page 35: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Indeks sektoral BEI adalah sub indeks dari IHSG. Semua emiten

yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor menurut

klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA

(Jakarta Industrial Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah:

a. Sektor-sektor Primer (Ekstraktif)

1) Sektor 1 : Pertanian

2) Sektor 2 : Pertambangan

b. Sektor-sektor Sekunder (Industri Pengolahan / Manufaktur)

3) Sektor 3 : Industri Dasar dan Kimia

4) Sektor 4 : Aneka Industri

5) Sektor 5 : Industri Barang Konsumsi

c. Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa / Non-manufaktur)

6) Sektor 6 : Properti dan Real Estate

7) Sektor 7 : Transportasi dan Infrastruktur

8) Sektor 8 : Keuangan

9) Sektor 9 : Perdagangan, Jasa dan Investasi

Selain sembilan sektor tersebut di atas, BEI juga menghitung

Indeks Industri Manufaktur (Industri Pengolahan) yang merupakan

gabungan dari emiten-emiten yang terklasifikasikan dalam sektor 3, sektor

4 dan sektor 5. Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Januari 1996

dengan nilai awal indeks adalah 100 untuk setiap sektor dan menggunakan

hari dasar tanggal 28 Desember 1995.

Page 36: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

3. Indeks LQ 45

Indeks LQ 45 terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas (LiQuid)

tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian

atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga

mempertimbangkan kapitalisasi pasar.

a. Kriteria Pemilihan Saham Indeks LQ45

Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama

likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan

perkembangan pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas,

maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan

frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga

kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45

adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.

2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi

transaksi.

3. Jumlah hari perdagangan di pasar regular.

4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.

5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar

tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek

pertumbuhan perusahaan tersebut.

b. Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham

Page 37: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja

emiten-emiten yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga

bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham

tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali,

yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.

c. Komisi Penasehat

Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI juga

dapat meminta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para

ahli dari Bapepam-LK, Universitas dan profesional di bidang pasar modal

yang independen.

d. Hari Dasar Indeks LQ45

Indeks LQ45 diluncurkan pada bulan Februari 1997. Untuk

mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang

digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks sebesar 100.

4. Jakarta Islamic Index (JII)

Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama

dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan

indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam yaitu Jakarta Islamic

Index (JII). Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham-saham

yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal

syariah. Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 saham yang dipilih dari

saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Pada awal peluncurannya,

Page 38: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak

Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Investment Management. Akan

tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut

dilakukan oleh Bapepam - LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah

Nasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan Bapepam - LK Nomor II.K.1

tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

a. Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi Prinsip-prinsip Syariah

Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,

terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan

syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat

dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index.

Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional dan Peraturan

Bapepam - LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, jenis

kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah

Islam adalah:

1) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.

2) Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi,

jual beli resiko yang mengandung gharar dan maysir.

3) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau

menyediakan :

(a) Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi),

Page 39: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

(b) Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-

ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI, dan atau

(c) Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

4) Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat

(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih

dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan

kesyariahannya oleh DSN-MUI.

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam katagori syariah adalah:

1) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas.

2) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan

barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu

3) Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:

(a) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total

ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga

dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%).

(b) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari

10%.

b. Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Index

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan

Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut:

1) Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES)

yang dikeluarkan oleh Bapepam - LK.

Page 40: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

2) Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan

urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir.

3) Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas

yaitu nilai transaksi di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.

c. Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham

Jakarta Islamic Index akan direview setiap 6 bulan, yaitu setiap

bulan Januari dan Juli atau berdasarkan periode yang ditetapkan oleh

Bapepam-LK yaitu pada saat diterbitkannya Daftar Efek Syariah.

Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan dimonitor secara terus

menerus berdasarkan data publik yang tersedia.

d. Hari Dasar Jakarta Islamic Index

Jakarta Islamic Index diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. Akan

tetapi untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar

yang digunakan adalah tanggal 2 Januari 1995, dengan nilai indeks sebesar

100.

5. Indeks Kompas 100

Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007

dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal ke 30, BEJ meluncurkan

indeks Kompas 100. Indeks ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pada

investor, pengelola portofolio serta fund manager sehingga dapat digunakan

sebagai acuan dalam menciptakan kreatifitas (inovasi) pengelolaan dana yang

berbasis saham. Proses pemilihan 100 saham yang masuk dalam penghitungan

Page 41: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

indeks Kompas 100 ini mempertimbangkan faktor likuiditas, kapitalisasi pasar

dan kinerja fundamental dari saham-saham tersebut.

a. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

Kriteria pemilihan saham adalah dengan mempertimbangkan faktor-

faktor sebagai berikut:

1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.

2) Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi

transaksi.

3) Jumlah hari perdagangan di pasar regular.

4) Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.

5) Sebagai saringan terakhir, BEI juga mengevaluasi dan

mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan.

6) BEI memiliki tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemilihan saham-

saham yang masuk dalam daftar indeks ini, dimana semua keputusan akan

diambil dengan mempertimbangkan kepentingan investor maupun

stakeholders lainnya.

b. Hari Dasar dan Evaluasi Indeks

Untuk mendapatkan data historikal yang lebih lengkap, BEI

menggunakan hari dasar penghitungan indeks pada tanggal 2 Januari 2002

dengan nilai indeks pada saat itu sebesar 100. Sedangkan pergantian

saham dan evaluasi akan dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu bulan

Februari dan Agustus.

Page 42: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

6. Indeks BISNIS -27

PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan harian Bisnis

Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks

BISNIS-27. Sebagai pihak yang independen, harian Bisnis Indonesia dapat

mengelola indeks ini secara lebih independen dan fleksibel, dimana

pemilihan konstituen indeks berdasarkan kinerja emiten dengan kriteria

seleksi secara fundamental, historical data transaksi (teknikal) dan

akuntabilitas. Indeks ini diharapkan dapat menjadi salah satu indikator

bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

a. Kriteria Pemilihan Saham Indeks BISNIS-27

Indeks BISNIS-27 terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan

kriteria fundamental, likuiditas transaksi dan akuntabilitas. Kriteria

pemilihan saham tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kriteria Fundamental

Kriteria fundamental yang dipertimbangkan dalam pemilihan

saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks BISNIS-27 adalah

Laba Usaha, Laba Bersih, Return on Asset (ROA), Return on Equity

(ROE) dan DER. Khusus untuk emiten di sektor Perbankan, akan

dipertimbangkan juga faktor LDR dan CAR.

2) Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi

Kriteria teknikal yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham-

saham yang masuk dalam perhitungan indeks BISNIS-27 adalah nilai,

Page 43: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

volume dan frekuensi transaksi serta jumlah hari transaksi dan kapitalisasi

pasar.

3) Akuntabilitas dan Tata Kelola Perusahaan

Untuk meningkatkan kualitas pemilihan saham-saham yang masuk

dalam indeks BISNIS- 27, dibentuk suatu komite indeks yang anggotanya

terdiri dari para pakar di bidang pasar modal maupun dari akademisi.

Anggota komite indeks tersebut memberikan opini dari sisi akuntabilitas,

tata kelola perusahaan yang baik maupun kinerja saham.

b. Evaluasi dan Penggantian Saham

Bursa Efek Indonesia dan harian Bisnis Indonesia secara rutin akan

memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks.

Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks BISNIS-27

dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan November.

c. Hari Dasar

Indeks BISNIS-27 diluncurkan pada tanggal 27 Januari 2009, akan

tetapi untuk mendapatkan data historikal, hari dasar yang digunakan untuk

perhitungan indeks adalah tanggal 28 Desember 2004 dengan nilai indeks

adalah 100.

7. INDEKS PEFINDO 25

PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan lembaga rating

PEFINDO, meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks

PEFINDO 25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan pedoman

Page 44: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

investasi bagi pemodal yaitu dengan membuat suatu benchmark indeks baru

yang secara khusus membuat kinerja saham emiten kecil dan menengah

(Small Medium Enterprises / SME) melalui kriteria dan metodologi yang

konsisten.

a. Kriteria Pemilihan Saham Indeks PEFINDO 25

Indeks PEFINDO 25 terdiri dari 25 saham yang dipilih berdasarkan

kriteria sebagai berikut:

1) Seleksi Awal

Seleksi awal dilakukan untuk memilih saham yang berpotensi menjadi

anggota indeks, yaitu dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai

berikut:

(a) Total Aset

Total aset mempresentasikan size dari emiten SME, yaitu emiten-

emiten yang memiliki total aset di bawah Rp1 triliun berdasarkan laporan

keuangan tahunan auditan.

(b) Tingkat pengembalian atas modal (Return on Equity / ROE)

ROE emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah emiten yang

memiliki ROE sama atau lebih besar dari rata-rata ROE emiten di Bursa Efek

Indonesia.

(c) Opini akuntan publik atas laporan keuangan Auditan adalah Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP)

(d) Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sekurang-kurangnya 6

bulan.

Page 45: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

(e) Pemeringkatan

Dari seleksi awal tersebut diperoleh daftar nama emiten yang

berpotensi masuk dalam anggota indek PEFINDO 25. Selanjutnya untuk

memilih 25 saham yang terbaik, dilakukan pemeringkatan lebih lanjut dengan

mempertimbangkan aspek likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki oleh

publik (free float).

b. Hari Dasar dan Evaluasi

Indeks PEFINDO 25 diluncurkan pada tanggal 18 Mei 2009. Untuk

mendapatkan data historikal yang lebih lengkap Indeks PEFINDO 25

menggunakan hari dasar tanggal 29 Desember 2005 dengan nilai awal indeks

adalah 100. Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks

PEFINDO 25 dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan

Agustus.

8. INDEKS SRI-KEHATI

PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan Yayasan

Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI), meluncurkan indeks

harga saham yang diberi nama Indeks SRI-KEHATI. SRI adalah kependekan

dari Sustainable and Responsible Investment. Indeks ini dimaksudkan untuk

memberikan tambahan pedoman investasi bagi pemodal yaitu dengan

membuat suatu benchmark indeks baru yang secara khusus memuat emiten

Page 46: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

yang memiliki kinerja yang sangat baik dalam mendorong usaha-usaha

berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial dan

tata kelola perusahaan yang baik.

a. Kriteria Pemilihan Saham Indeks SRI-KEHATI

Indeks SRI-KEHATI terdiri dari 25 saham yang dipilih berdasarkan

kriteria sebagai berikut:

1. Seleksi Awal

Seleksi awal dilakukan untuk memilih saham yang berpotensi menjadi

anggota indeks, yaitu dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai

berikut:

(a) Total Aset

Total aset yang mempresentasikan ukuran dari Emiten SRI, yakni

emiten-emiten yang memiliki total aset di atas Rp1 triliun berdasarkan laporan

keuangan auditan tahunan.

(b) Price Earning Ration (PER)

PER emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah yang memiliki

PER positif.

(c ) Free Float Ratio.

Free float atau kepemilikan saham publik harus lebih besar dari 10%

Fundamental.

Page 47: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Dari seleksi awal tersebut diperoleh daftar nama emiten yang

berpotensi masuk dalam anggota indeks SRI-KEHATI. Selanjutnya untuk

memilih 25 saham yang terbaik, dilakukan pemeringkatan lebih lanjut dengan

mempertimbangkan aspek fundamental yaitu dengan mempertimbangkan 6

faktor utama sebagai berikut:

1. Environmental

2. Community

3. Corporate Governance

4. Human Rights

5. Business Behaviour

6. Labour Practices & Decent Work

Dalam menentukan dan memilihan saham-saham yang masuk dalam

kriteria fundamental, Yayasan KEHATI menjalin kerja sama dengan

independent data provider yaitu OWW-Consulting.

b. Evaluasi dan Penggantian Saham

Bursa Efek Indonesia dan Yayasan KEHATI secara rutin akan

memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks. Review

dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks SRI-KEHATI

dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan November.

c. Hari Dasar

Indeks SRI-KEHATI diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2009, akan

tetapi untuk mendapatkan data historikal, hari dasar yang digunakan untuk

Page 48: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

perhitungan indeks adalah tanggal 28 Desember 2006 dengan nilai indeks

adalah 100.

9. Indeks Papan Utama Dan Papan Pengembangan

Emiten-emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dibagi atas 2

papan pencatatan yaitu Papan Utama dan Papan Pengembangan dimana

penempatan dari emiten dan calon emiten yang disetujui pencatatannya

didasarkan pada persyaratan pencatatan pada masing-masing papan

pencatatan. Papan Utama ditujukan untuk emiten yang mempunyai ukuran

(size) besar dan mempunyai track record yang baik. Sementara Papan

Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat

memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang

mempunyai prospektif bagus namum belum menghasilkan keuntungan dan

merupakan sarana bagi perusahaan yang sedang dalam penyehatan.

a. Kriteria Pencatatan di Papan Utama

Calon emiten akan dicatatkan di Papan Utama apabila memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1) Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan.

2) Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah melakukan

kegiatan operasional dalam usaha utama (core business) yang sama

minimal 36 bulan berturut-turut.

3) Laporan keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir, dengan ketentuan

laporan keuangan auditan 2 tahun buku terakhir dan laporan keuangan

Page 49: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

auditan intern terakhir (jika ada) memperoleh pecatatan Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP).

4) Berdasarkan laporan keuangan auditan terakhir memiliki Aktiva Berwujud

Bersih (Net Tangible Asset) minimal Rp100 miliar.

5) Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan

Pemegang Saham Pengendali (minority shareholders) setelah Penawaran

Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau bagi

Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam periode 5

hari bursa sebelum permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 100 juta

saham atau 35% dari modal disetor (mana yang lebih kecil).

6) Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemegang saham

yang memiliki rekening Efek di anggota Bursa Efek dengan ketentuan:

(a) Bagi calon perusahaan tercatat yang melakukan penawaran umum,

maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham

setelah penawaran umum perdana.

(b) Bagi calon perusahaan tercatat yang berasal dari perusahaan publik,

maka jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah pemegang

saham terakhir selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum

mengajukan permohonan pencatatan.

(c) Bagi calon perusahaan tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain, maka

jumlah pemegang saham tersebut adalah dihitung berdasarkan rata-rata

per bulan selama 6 (enam) bulan terakhir.

b. Kriteria Pencatatan di Papan Pengembangan

Page 50: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Calon emiten akan dicatatkan di Papan Pengembangan apabila

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham

2) Sampai dengan diajukan permohonan pencatatan, telah melakukan

kegiatan operasional dalam usaha utama (core business) yang sama

minimal 12 bulan berturut-turut.

3) Laporan keuangan auditan tahun buku terakhir yang mencakup minimal

12 bulan dan laporan keuangan auditan intern terakhir (jika ada)

memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

4) Memiliki Aktiva Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp5 miliar.

5) Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan

keuntungan atau beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:

(a) Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak tercatat sudah

memperoleh laba usaha dan laba bersih berasarkan proyeksi keuangan

yang akan diumumkan di Bursa.

(b) Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang yang sesuai

dengan sifatnya usahanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk

mencapai titik impas (seperti: infrastruktur, perkebunan tanaman

keras, konsesi Hak Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman

Industri (HTI) atau bidang usaha lain yang berkaitan dengan

pelayanan umum, maka berdasarkan proyeksi keuangan calon

perusahaan tercatat tersebut selambat-lambatnya pada akhir tahun

Page 51: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

buku ke-6 sejak tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba

bersih.

6) Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan

Pemegang Saham Pengendali (minority shareholders) setelah Penawaran

Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau bagi

Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam periode 5

(lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 50

juta saham atau 35% dari modal disetor (mana yang lebih kecil).

7) Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus) pemegang saham

yang memilik rekening efek di Anggota Bursa Efek, dengan ketentuan:

(a) Bagi calon perusahaan tercatat yang melakukan penawaran umum,

maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham

setelah penawaran umum perdana.

(b) Bagi calon perusahaan tercatat yang berasal dari perusahaan publik,

maka jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah pemegang

saham terakhir selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum

mengajukan permohonan pencatatan.

(c) Bagi calon perusahaan tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain,

maka jumlah pemegang saham tersebut adalah dihitung berdasarkan

rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan terakhir.

(d) Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian

penjaminan emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan

penuh (full commitment) Per Desember 2009, dari 398 emiten yang

Page 52: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

tercatat di Bursa Efek Indonesia, 177 emiten masuk dalam Papan

Utama sedangkan sisanya sebanyak 221 emiten masuk dalam Papan

Pengembangan. Indeks Papan Utama dan Indeks Papan

Pengembangan adalah indeks harga saham yang diharapkan dapat

menggambarkan pergerakan indeks di masing-masing papan

tersebut. Jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks

adalah seluruh saham yang tercatat di masing-masing papan

(kecuali beberapa saham yang berdasarkan pertimbangan tertentu

tidak masuk dalam perhitungan seluruh indeks yang ada). Indeks

Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan diluncurkan pada

tanggal 8 April 2002, dengan menggunakan nilai dasar tanggal 28

Desember 2001 dengan nilai indeks 100. Pada saat itu, jumlah

emiten yang tercatat di Papan Utama adalah 34 emiten dan di Papan

Pengembangan adalah 287 emiten serta porsi kapitalisasi pasar

untuk masing-masing papan adalah 62% dan 38%. (www.idx.co.id)

D. Pasar Efisien

Pasar efisien terbagi menjadi tiga macam yaitu, pasar efisien secara

informasi (informationally efficient market), pasar efisien secara

operasional (operationally efficient market), pasar efisien secara keputusan

(decitionally efficient market), pasar efisien secara informasi didasarkan

pada ketersediaan informasi yang ada, pasar efisien secara operasional

didasarkan pada operasi pasar yang likuid, dan pasar efisien secara

Page 53: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

keputusan didasarkan pada kepintaran pasar dalam mengambil keputusan.

(Jogiyanto: 2005, 1)

1. Efisiensi pasar secara informasi

Dipasar yang kompetitif, harga ekuilibrium suatu aktiva

ditentukan oleh tawaran yang tersedia dan permintaan agregat. Harga

keseimbangan ini mencerminkan konsensus bersama antara semua

partisipan pasar tenntang nilai dari aktiva tersebut berdasarkan

informasi yang tersedia. Jika suatu informasi baru yang relevan masuk

ke pasar yang berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan

digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari

aktiva yang bersangkutan. Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran

ke harga ekuilibrium yang baru. Harga ekuilibrium ini akan tetap

bertahan sampai suatu informasi baru lainnya merubahnya kembali ke

harga ekuilibrium yang baru.

Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk

mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting.

Jika pasar bereaksi cepat dan akurat untuk mencapai harga

keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang

tersedia, kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. Dengan

demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang menjelaskan

tentang keadaan ekuilibrium dan konsep pasar efisien yang mencoba

Page 54: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

menjelaskan bagaimana pasar secara informasi, yaitu bagaimana pasar

bereaksi terhadap informasi yang tersedia.

2. Efisiensi pasar secara operasional

Pasar efisien secara informasi didasarkan pada ketersediaan

informasi untuk semua pelaku pasar supaya terjadi perdagangan yang

adil. Pasar efisien secara operasional jika operasi pasar dapat

dilakukan dengan cepat dan dengan biaya yang tidak mahal. Kondisi

pasar seperti ini disebut pasar yang likuid, sehingga Efisiensi pasar

secara operasional juga disebut sebagai pasar yang beroperasi secara

likuid.

3. Efisiensi pasar secara keputusan

Efisiensi pasar secara informasi hanya menggunakan informasi

untuk menentukan efisiensi dari suatu pasar. Pasar dikatakan efisien

jika informasi sudah menyebar secara merata dan cepat, sehingga

harga sekuritas dengan cepat mencerminkan informasinya. Jogiyanto

Hartono (2001) menjelaskan bahwa informasi saja tidak cukup untuk

membuat pasar menjadi efisien. Pasar efisien memerlukan vaiabel

kedua yaitu kepintaran pasar. Pasar yang pintar dapat mengambil

keputusan dengan benar dan sebaliknya, pasar yang tidak pintar akan

mengambil keputusan secara tidak benar. Walaupun informasi sudah

menyebar dengan cepat dan setiap orang mendapatkannya, tetapi jika

Page 55: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

pemegang informasi tidak pintar dan tidak dapat mengambil

keputusan dengan benar, pasar yang bodoh ini akan disebut tidak

efisien. Investor yang bodoh dapat ditipu oleh mereka yang lebih

pintar dan konsep pasar yang adilpun tidak terjadi. Konsep pasar

efisien adalah pasar dimana pelakunya bertransaksi dengan adil (Fair

game). Secara adil berarti tidak ada pihak yang dirugikan secara tidak

normal. Pasar yang efisien seperti ini hanya dapat terjadi jika

informasi sudah menyebar secara penuh dan cepat serta pasarnya

pintar dan dapat mengambil keputusan yang benar. (Jogiyanto: 2005,

5)

Pasar-pasar dapat terjadi karena peristiwa-peristiwa berikut ini:

a. Investor adalah penerima harga (price taken), yang berarti bahwa

sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi

harga dari suatu sekuritas. Harga suatu sekuritas ditentukan oleh

banyak investor yang menentukan demand dan supply, hal seperti ini

dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejumlah besar

institusi dan individu rasional yang mampu mengartikan dan

menginterpretasikan informasi dengan baik untuk menganalisis,

menilai dan melakukan transaksi penjualan dan pembelian sekuritas

bersangkutan.

Page 56: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

b. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat

yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut

murah. Umumnya pelaku pasar menerima informasi lewat radio,

Koran, atau media massa lainnya, sehingga informasi tersebut dapat

diterima pada saat yang bersamaan. Untuk pasar yang efisien, harga

informasi tersebut juga relatif sangat murah bagi publik. Umumnya

pelaku pasar dapat memperoleh informasi tersebut melalui surat

kabar atau majalah bisnis dengan hanya membeli surat kabar atau

majalah tersebut. Bahkan informasi tersebut dapat diperoleh secara

cuma-cuma oleh pelaku pasar dengan mendengarkan radio atau

menonton televisi.

c. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap

pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya.

Informasi dihasilkan secara random mempunyai arti bahwa investor

tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan

informasi yang baru.

d. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan

cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya

mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan

yang baru. Kondisi ini dapat terjadi jika pelaku pasar merupakan

individu-individu yang canggih (sophisticated) yang mampu

memahami dan menginterpretasikan informasi dengan cepat dan

baik.

Page 57: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Sebaliknya, jika kondisi-kondisi diatas tidak terpenuhi,

kemungkinan pasar tidak efisien dapat terjadi. Dengan demikian,

pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut ini

terjadi:

1) Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi

harga dari sekuritas.

2) Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak

seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap

suatu informasi yang sama. Kondisi ini terjadi jika informasi tidak

merata sehingga ada sebagian pelaku pasar yang menerima informasi

tepat pada waktunya, sebagian lagi terlambat mendapatkan informasi,

dan sisanya mungkin tidak menerima informasi sama sekali.

Kemungkinan lain dari kondisi ini adalah pemilik informasi memang

tidak berniat untuk menyebarkan informasinya untuk kepentingan

mereka sendiri. Kondisi seperti ini, yaitu sebagian pelaku pasar

mmpunyai informasi sedangkan sebagian lain tidak mempunyainya,

disebut informasi yang tidak simetris. Mereka yang mempunyai akses

privat terhadap informasi dan menggunakannya informasi privat ini

disebut insider trading yang merupakan kegiatan yang melanggar

hukum karena merugikan pelaku pasar lainnya yang tidak

mendapatkan informasi tersebut. Insider trader biasanya adalah

orang-orang yang mempunyai akses privat ke sistem informasi,

seperti misalnya manajer-manajer didalam perusahaan emiten yang

Page 58: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

lebih tahu persis tentang informasi perusahaannya dibandingkan

orang lain diluar perusahaan.

3) Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh

sebagian pelaku-pelaku pasar.

4) Investor adalah individual-individual yang lugu dan tidak canggih.

Untuk pasar yang tidak efisien, masih banyak investor yang bereaksi

terhadap informasi secara lugu. Karena mereka mempunyai

kemampuan yang terbatas dalam mengartikan dan

menginterpretasikan informasi yang mereka terima. Karena mereka

tidak canggih, maka mereka sering kali melakukan keputusan yang

salah sehingga sekuritas bersangkutan dinilai secara tidak tepat.

Sering kali pasar tampaknya tersesat oleh informasi yang harus

diinterpretasikan (misalnya informasi tentang perubahan prosedur

akutansi). Briloff (1972) menunjukkan bahwa dalam sejumlah kasus

laporan-laporan akutansi dapat menyesatkan pasar, sehingga harga-

harga sahamnya dinilai secara tidak tepat dalam jangka waktu

tertentu. (Jogiyanto: 2005, 6-7)

E. Definisi Efisiensi Pasar

Secara umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan

oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas

dengan informasi. Secara detail, efisiensi pasar dapat didefinisikan

dalam beberapa macam definisi, yaitu

Page 59: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

1. Definisi pasar didasarkan pada nilai intrinsik sekuritas,

2. Definisi efisiensi pasar didasarkan pada akurasi dari harga

sekuritas (Fama,1970),

3. Definisi efisiensi pasar didasarkan pada distribusi dan

informasinya (Beaver,1989) dan

4. Definisi efisiensi pasar didasarkan pada proses dinamik (Jones,

1995)

1. Efisiensi Pasar Berdasarkan Nilai Intrinsik Sekuritas

Konsep awal dari efsiensi pasar yang berhubungan dengan

informasi laporan keuangan berasal dari praktek analisis sekuritas yang

mencoba menemukan sekuritas-sekuritas dengan harga yang kurang

benar (mispriced). Sekuritas sekuritas yang dihargai kurang benar

(mispriced) merupakan sekuritas-sekuritas yang harganya menyimpang

dari nilai intrinsiknya atau nilai fundamentalnya

Untuk konteks seperti ini, maka efisiensi pasar (market efficiency)

diukur dari seberapa jauh harga-harga sekuntas menyimpang dari nilai

intrisiknya (Beaver, 1989) . Dengan demikian suatu pasar yang efisien

menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang nilai-nilai

sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intinsiknya.

Perkembangan konsep efisiensi pasar selanjutnya tampaknya tidak

berpegang pada konsep nilai instrinsik. Konsep efisiensi pasar lebih

Page 60: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

menjurus ke aspek akurasi return yang diharapkan oleh investor,

ketersediaan informasi, dan kecepatan pasar menyerap informasi

tersebut.

2. Efisiensi Pasar Berdasarkan Akurasi Ekspektasi Harga

Fama (1970) mendefinisikan efisiensi pasar sebagai berikut "Suatu

pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas

"mencerminkan secara penuh" informasi yang tersedia (a security market

is efficient if security price “full reflect" the information available).

Definisi fama ini menekankan dua aspek, yaitu “full reflect” dan

“information available”. “full reflect” menunjukkan bahwa harga

sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang ada. Menurut versi

fama, pasar dikatakan efisien jika dengan menggunakan informasi yang

ada “information available”, investor-investor secara akurat dapat

mengekspektsi harga dari sekuritas bersangkutan.

Definisi efisiensi pasar ini menimbulkan banyak perdebatan,

Beaver (1989) menyatakan bahwa definisi ini tidak jelas, tidak

operasional, dan sirkular. Misalnya terdapat informasi baru yang masuk

ke pasar dan menjadi tersedia untuk semua pelaku pasar dan kemudian

terlihat bahwa harga sekuritas yang berhubungan dengan informasi ini

berubah. Karena informasi yang dibutuhkan tersedia (information

available) dan harga yang berubah secara penuh mencerminkan informasi

Page 61: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

ini. Maka secara definisi dapat dikatakan bahwa pasar efisien. Inilah yang

disebut sirkular oleh Beaver, yaitu harga tersebut tentu saja berubah karena

informasi tersedia. Tetapi apakah keadaan seperti ini dapat disebut pasar

efisien? Definisi ini tidak menunjukkan seberapa cepat dan tepat

perubahan harga tersebut diakibatkan oleh informasi yang tersedia

“information available”. Definisi Fama (1970) hanya menunjukkan

bahwa perubahan harga saja sudah cukup untuk mengatakan pasar sudah

efisien.

Dyckman dan Morse (1986) menyatakan bahwa istilah “full

reflect” tidak jelas. Harga sekuritas tersebut berubah karena adanya

perubahan kepercayaan (belief) investor akibat adannya informasi baru.

Proses penyebaran (disseminating) informasi untuk membentuk

kepercayaan baru terhadap harga sekuritas akan menentukan tingkat

efisiensi pasar. Proses distribusi informasi ini menunjukkan seberapa

merata penyebaran informasi ini pada setiap orang.

Permasalahan lain dari definisi efisensi pasar ini menyangkut

akurasi ekspektasi investor-investor terhadap harga sekuritas.

Permasalahan yang timbul adalah tentang ekspektasi siapa yang akan

dipakai? Apakah ekspektasi investor tertentu atau semua investor? Kalau

ekspektasi semua investor yang digunakan, apakah setiap investor

mempunyai ekspektasi yang sama?

Page 62: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Fama sendiri menyadari bahwa definisinya sulit dibuktikan secara

empiris karena dibutuhkan suatu benchmark yang menunjukkan akurasi

ekspektasi harga semua investor. Fama mencoba memformalkan

definisinya suatu fungsi harga-harga dimasa mendatang yang tergantung

pada seperangkat informasi yang tersedia pada periode sekarang. Fungsi

harga-harga di benchmark. Fungsi ini kemudian dibandingkan dengan

fungsi harga-harga dimasa datang yang terjadi karena informasi yang

benar-benar digunakan oleh pasar. Perbedaan harga dari kedua fungsi

tersebut dianggap sebagai pasar yang tidak efisien. Fama mengemukakan

dibutuhkannya suatu model ekuilibrium untuk menentukkan fungsi harga-

harga dimasa datang akibat informasi sekarang. Dengan demikian, hasil uji

empiris ini menjadi uji gabungan (joint test) antara model ekuilibrium

yang digunakan (misalnya CAPM) dan efisiensi pasar. Tanpa adanya

model ekuilibrium ini, hipotesis pasar efisien tidak dapat diuji.

3. Efisiensi pasar berdasarkan Distribusi informasi

Beaver (1989) memberikan definisi efisiensi pasar yang didasarkan

pada distribusi informasi sebagai berikut. "Pasar dikatakan efisien

terhadap suatu sistem informasi jika dan hanya jika harga-harga sekuritas

bertindak seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi tersebut".

“The market is efficient with respect to some specified information

system, if and only if security prices act as if everyone observes the

information system).

Page 63: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Definisi secara implisit mengatakan bahwa jika setiap orang mengamati

suatu sistem informasi, maka setiap orang dianggap mendapatkan

informasi yang sama, Beaver beragumentasi bahwa jika harga-harga

sekuritas mempunyai property seperti yang didefinisikannya, maka harga-

harga tersebut dikatan fully reflect informasi yang tersedia. Definisi

Beaver ini mempunyai arti bahwa pasar dikatan efisien terhadap

seperangkat informasi yang spesifik (dihasilkan dari suatu system

informasi) jika harga yang terjadi setelah informasi diterima oleh pelaku

pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang mendapatkan

seperangkat informasi tersebut. Harga yang terjadi dipasar yang efisien ini

disebut “full information price”.

Sesuatu yang menarik dari definisi ini adalah bahwa jika semua orang

sudah mendapatkan informasi yang sama, maka secara definisi dikatakan

bahwa pasar adalah efisien. Dengan dapat dikatakan bahwa efisiensi pasar

bentuk lemah (semua informasi masa lalu yang tersedia) dan bentuk

setengah kuat (informasi yang baru dipublikasikan) selalu terjadi, karena

informasi tersebut dianggap telah didistribusikan dan tersedia untuk

publik. Tetapi Beaver beragumentasi lagi bahwa walaupun informasi

secara publik tersedia, pemerolehan informasi tersebut membutuhkan

biaya. Karena itu, informasi yang disebarkan mungkin hanya diterima oleh

sebagian dari investor dan pasar yang tidak efisien, menurut definisi

Beaver itu dapat saja terjadi.

Page 64: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Definisi Beaver ini juga masih menimbulkan masalah dalam hal

pengujian pasar yang efisien tersebut. Pengujian pasar yang efisien masih

membutuhkan suatu ukuran pembanding (benchmark). Benchmark yang

digunakan adalah return normal yang seharusnya diperoleh pelaku pasar.

Return dari informasi kemudian dibandingkan dengan return normal

menurut benchmark. Jika hasilnya tidak menyimpang berarti pasar sudah

efisien dan sebaliknya, apabila hasilnya menyimpang berarti pasar tidak

efisien. Dengan demikian definisi Beaver ini juga membutuhkan sebuah

model untuk menghitung return normal benchmark tersebut. Model

CAPM atau model pasar berdasarkan model indeks tunggal dapat

digunakan untuk menghitung return normal tersebut. Return normal

menurut benchmark kemudian dibandingkan degan return sesungguhnya

hasil dari distribusi informasi yang diterima oleh investor. Selisih antara

return normal dan return sesungguhnya ini merupakan return yang tidak

normal (abnormal return) atau disebut return yang berkelebihan

(excessive return). Dengan demikian, untuk pasar yang efisien menurut

Beaver ini, investor tidak akan menikmati abnormal return atau excessive

return.

4. Efisiensi Pasar Didasarkan Pada Proses Dinamik

Definisi efisiensi pasar sebelumnya merupakan definisi yang

didasarkan pada lingkungan pasar efisien yang statis. Contohnya adalah

definisi efisiensi pasar menurut Beaver yang mendasarkan pada distribusi

Page 65: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

informasi yang dimiliki oleh investor. Menurut definisi Beaver ini, pasar

adlah efisien jika harga sekuritas terjadi jika setiap orang mempunyai

yang sama (full information prices). Definisi efisiensi pasar yang statis ini

tidak mempertimbangkan distribusi informasi yang tidak simetris dan

kecepatan proses distribusinya.

Informasi yang tidak simetris atau informasi asimetrik (asymmetric

information) adalah informasi privat yang hanya dimiliki oleh investor-

investor yang mendapat informasi (informed investors). Informasi

asimetrik dapat terjadi dipasar modal atau pasar lainnya. Contoh terkenal

informasi asimetrik adalah yang terjadi dipasar mobil bekas. Pemilik

mobil bekas lebih mengetahui kondisi mobilnya dibandingkan calon

pembeli. Pemilik mobil bekas ini mungkin menjual “lemon” dan

mengakunya sebagai “orange”. Sebaliknya pembeli mobil, yang

menyadari mempunyai informasi yang kurang dibandingkan yang

dimiliki oleh penjual, tidak dapat membedakan antara lemon (mobil yang

jelek) dan orange (mobil yang baik), sehingga akan menawar mobil

tersebut dengan harga yang rendah. Akibatnya, penjual yang benar-benar

menawarkan mobil yang bagus akan dirugikan, karena mobilnya dinilai

terlalu rendah oleh calon pembeli. Dari ilustrasi ini terlihat bahwa

informasi asimetrik dapat merugikan pasar modal yang menawarkan

sekuritas-sekuritas yang berkualitas. Alasan ini pula yang membuat

emiten yang menawarkan sekuritas berkualitas secara sukarela

Page 66: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

mengungkapkan semua informasi yang mereka miliki sehubungan dengan

sekuritas tersebut untuk megurangi informasi asimetrik.

Definisi efisiensi pasar yang didasarkan pada proses dinamik

mempertimbangkan distribusi informasi yang tidak simetris dan

menjelaskan bagaimana harga-harga akan menyesuaikan karena

informasi tidak simetris tersebut. Definisi yang mendasarkan pada proses

yang dinamik ini menekankan pada kecepatan penyebaran informasi ini

dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris, yaitu setiap

orang memiliki informasi ini.

Awal dari literatur efisiensi pasar mengasumsikan bahwa kecepatan

penyesuaian (speed of adjustment) harga sekuritas karena penyebaran

informasi yang ada terjadi dengan seketika. Konsep terbaru dari efisiensi

pasar tidak mengharuskan kecepatan penyesuaian harus terjadi dengan

seketika, tetapi terjadi dengan cepat (quickly) setelah informasi

disebarkan dan tersedia bagi semua orang. Jones (1995) memberikan

definisi pasar efisien yang memasukkan unsur kecepatan penyesuaian

sebagai berikut:

“Suatu pasar yang efisien adalah pasar yang harga-harga sekuritasnya

secara cepat dan penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia

terhadap aktiva tersebut. (An efficient market is one in which the price

of all securities quickly and fully reflect all available information about

the assets). (Jogiyanto: 2005, 8-13)

Page 67: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

F. Efisiensi Pasar Secara Informasi

Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau tidak hanya dari ketersediaan

informasi, tetapi juga dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan

keputusan berdasarkan analisis informasi (informationally efficient

market). Sedang pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku

pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia

disebut pasar efisien secara keputusan (decisionally efficient market).

Kunci utama untuk mengukur pasar efisien secara informasi adalah

hubungan antara harga sekuritas dan informasi. Pertanyaannya adalah

informasi mana yang dapat digunakan untuk menilai pasar yang efisien:

apakah informasi yang lama? Informasi yang dipublikasikan? Atau semua

semua informasi, termasuk informasi privat? Fama (1970) menyajikan tiga

bentuk utama efisiensi pasar berdasarkan tiga bentuk informasi, yaitu

informasi yang lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan, dan

informasi privat.

1. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah (weak form) jika harga

sekuritas mencerminkan secara penuh (fully replect) informasi masa

lalu. Informasi masa lalu ini merupakan yang sudah terjadi.

Page 68: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori

langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa

lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara

bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk

memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar efisien bentuk

lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk

mendapatkan keuntungan yang tidak normal. Pengujian efisiensi pasar

bentuk lemah menurut Fama (1970) yaitu seberapa kuat informasi masa

lalu dapat memprediksi return masa depan, pada artikel selanjutnya Fama

(1991) mengusulkan pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah

diganti menjadi pengujian-pengujian terhadap pendugaan return (tests for

return predictability).

2. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat

Pasar dikatakan efisien setengah kuat (semistrong form) jika

harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua

informasi yang dipublikasikan (all publicly available information)

termasuk informasi yang berada dalam laporan-laporan keuangan

perusahaan emiten. Pada pasar efisien dalam bentuk setengah kuat

tidak ada investor atau grup investor yang dapat menggunakan

informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak

normal dalam jangka waktu yang lama.

Informasi yang dipublikasikan dapat berbentuk sebagai berikut :

Page 69: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi

harga sekuritas perusahaan yang mempublikasikan

informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini

merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh

perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan

peristiwa yang terjadi diperusahaan emiten (corporate

event). Contoh informasi yang dipublikasikan ini adalah

pengumuman laba, pengumuman pembagian dividen,

pengumuman pengembangan produk baru, pengumuman

merger dan akuisisi, pengumuman perubahan metode

akutansi, pengumuman pergantian pemimpin perusahaan

dan sebagainya.

b. Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga-harga

sekuritas perusahaan. Informasi yang dipublikasikan ini dapat

berupa peraturan pemerintah atau peraturan regulator yang

hanya berdampak pada harga-harga sekuritas perusahaan-

perusahaan yang terkena regulasi tersebut. Contohnya adalah

regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan yang harus

dipenuhi oleh semua bank. Informasi ini akan mempengaruhi

secara langsung harga sekuritas tidak hanya sebuah bank tetapi

juga mungkin semua emiten dalam industri perbankan.

c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga

sekuritas semua perusahaan yang terdaftar dipasar saham.

Page 70: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Informasi ini berupa peraturan pemerintah atau peraturan

regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten.

Contohnya adalah peraturan akutansi untuk mencantumkan

laporan aliran kas yang harus dilakukan oleh semua perusahaan.

Regulasi ini akan berdampak pada harga sekuritas tidak hanya

sebuah perusahaan atau perusahaan-perusahaan di satu industri,

tetapi juga mungkin pada semua perusahaan.

Fama (1970) Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat

(semistrong form test) yaitu seberapa cepat harga sekuritas

merefleksikan informasi yang dipublikasikan. Namun pada

artikel selanjutnya Fama (1991) mengubah pengujian-pengujian

efisiensi pasar bentuk setengah kuat diubah menjadi studi-studi

peristiwa (event studies).

3. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat (strong form)

jika harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect)

semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Jika

pasar efisien dalam bentuk ini, tidak ada individual investor atau

grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak

normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.

Page 71: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Fama (1970) Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong form

test) yaitu apakah investor mempunyai informasi privat yang

tidak terefleksi pada harga sekuritas. Namun pada artikel

selanjutnya Fama (1991) mengubah pengujian-pengujian

efisiensi pasar kuat diubah menjadi pengujian-pengujian

terhadap informasi privat (test for private information).

Tujuan Fama (1970) membedakan tiga bentuk pasar efisien

ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap

efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini saling berhubungan.

Hubungan ketiga pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif,

yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat

dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat,

seperti pada gambar dibawah ini:

Pasar Efisien BentukLemah

Pasar Efisien Bentuk Kuat

Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat

Gambar. 2.1

Hubungan Ketiga Pasar Efisien

Pasar Efisien BentukLemah

Page 72: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Tingkatan kumulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar

efisien bentuk setengah kuat adalah juga pasar efisien bentuk

lemah. Pasar efisien bentuk kuat adalah juga pasar efisien bentuk

setengah kuat dan pasar efisien bentuh lemah. Implikasi ini tidak

berlaku sebaliknya, yaitu pasar efisien bentuk lemah tidak harus

berarti pasar efisien bentuk setengah kuat. (Jogiyanto: 2005, 18-

23)

G. Random Walk

Secara umum, keefisienan pasar dapat dibagi dalam dua keadaan yaitu:

1. Keefisienan penyaluran, apabila modal disalurkan kepada sektor yang

paling membutuhkan.

2. Keefisienan pengendalian, apabila modal dipindahkan dengan biaya

yang minimum atau tanpa biaya langsung.

Pasar juga dikatakan efisien apabila semua informasi yang relevan

digambarkan secara menyeluruh dalam harga saham tanpa lag waktu, yang

Page 73: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

dikenal sebagai keefisienan dari segi penyerapan informasi. Karena itu,

harga saham adalah pada harga yang sebenarnya dan tidak terjadi pada

keadaaan harga terendah atau harga tertinggi dipasar, namun demikian,

keadaan tersebut akan terjadi berdasarkan ciri-ciri berikut:

1. Harga saham menanggapi atas informasi baru dengan cepat dan tepat.

Tidak ada jarak antara jangka waktu informasi diterima dengan

tanggapan harga. Sistem melakukan proses informasi dan

penyampaiannya adalah efisien dan mengambil waktu yang singkat

saja.

2. Informasi baru yang ada adalah secara random, maka harga juga

berubah secara random, harga saham pada waktu Pt tidak ada

hubungannya dengan harga pada waktu Pt-1. Singkatnya harga saham

hari ini tidak ada hubungannya dengan harga saham sebelumnya.

3. Sembarang strategi perdagangan yang digunakan tidak akan berhasil

dipasar.

4. Para investor yang mempunyai informasi orang dalam (insider

information) tidak dapat memperoleh keuntungan melebihi keuntungan

pasar.

a. Model random walk didasarkan atas asumsi-asumsi berikut :

1) Pasar sempurna terjadi apabila terdapat banyak pembeli dan

penjual, serta terdapat kemudahan masuk dan keluar. Kontrol

Page 74: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

pihak penguasa terhadap manipulasi harga juga adalah baik dan

ketat.

2) Informasi disebarkan secara luas dan free-flow. Tidak ada

learning lag dan tidak ada biaya yang dikenakan untuk

memperoleh informasi.

3) Pergerakan harga saham baik meningkat atau menurun

secara bebas, tidak ada individu yang dapat mengontrol

pergerakan harga.

4) Para analisis fundamental adalah banyak. Mereka dapat

mempengaru harga melalui laporan akutansi yang

mengisyaratkan apakah harga akan naik atau turun melalui

informasi yang ada. Tidak dinafikan bahwa kadang kala mereka

tidak mempunyai pandangan yang sama tentang nilai instrinsik

saham itu.

Asumsi-asumsi tersebut dapat dirumuskan dalam dua asumsi utama

yaitu: pengharapan adalah rasional dan pasar saham adalah efisien.

Berdasarkan asumsi pasar adalah efisien sempurna dalam menyalurkan

modal, maka pasar akan berada dalam keseimbangan berkelanjutan, yaitu

setiap informasi baru akan menyebabkan nilai instrinsik dan harga saham

berubah ke arah tahap yang baru itu. Sebenarnya, kecepatan proses

Page 75: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

penyesuaian harga melalui informasi baru adalah ukuran betapa efisiennya

suatu pasar saham itu.

b. Model Random Walk

Pada dasarnya terdapat tiga teori tentang pergerakan harga saham,

yaitu teori fundamental, teknikal dan model random walk. Tujuan utama

ketiga pendekatan tersebut adalah untuk menganalisis dan menyesuaikan

informasi yang obyektif dan subyektif agar suatu keputusan untuk

membeli, menjual atau memegang saham dapat dilakukan.

Analisis fundamental menilai saham dari segi nilai instrinsiknya

berdasarkan informasi tentang keadaan ekonomi, industri dan informasi

akutansi serta keuangan perusahaaan seperti output, kegiatan harian,

permintaan terhadap pengeluaran, pendapatan dividen dan manajemen.

Setelah memperoleh nilai instrinsik saham, perbandingan dilakukan dengan

harga saham dipasar apakah bertambah (overvalued) atau berkurang

(undervalued). Jika nilai berkurang saham itu akan dibeli, dan sebaliknya

jika nilai bertambah saham akan dijual.

Pendekatan teknikal menganalisis harga saham dengan melihat harga

dan jumlah perdagangan yang lalu. Kedua elemen yang lalu ini dapat

digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga waktu yang akan datang.

Dalam analisis teknikal terdapat bermacam-macam jenis, diantaranya yang

subjektif seperti contrary opinion theories. Dalam pendekatan teknikal

Page 76: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

informasi lain dianggap tidak penting kecuali informasi harga dan jumlah

perdagangan yang lalu.

Model random walk mengemukakan persoalan yaitu: apakah harga

saham atau tingkat keuntungan yang lalu dapat membantu untuk

meramalkan harga-harga saham atau tingkat keuntungan pada waktu yang

akan datang. Model ini menegaskan dua hipotesis utama yaitu perubahan-

perubahan harga adalah bebas antara satu jangka watu dengan jangka waktu

yang lain, dan perubahan harga adalah mengikuti beberapa distribusi

probabilitas tertentu.

Intinya dalam model ini bahwa pergerakan harga adalah bergerak

secara random walk (acak). Karena itu, walaupun para investor memperoleh

informasi melalui orang dalam (insider information), ia masih tidak dapat

digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga saham pada waktu yang

akan datang dengan tepat. Karena segala informasi yang terkandung dalam

harga saham itu sebaiknya diketahui umum, teori ini berdasarkan pada pasar

yang efisien yaitu: informasi saat ini mudah didapatkan. Rintangan dalam

aliran informasi dan kegiatan-kegiatan disinformations, yang bertujuan

kekeliruan atau memberikan gambaran kabur kepada para investor tentang

pasar, tidak ada sama sekali.

Ditinjau dari faktor ketidakpastian dan interpretasi yang berbeda

dengan informasi yang sampai, maka harga tidak semestinya sama dengan

nilai intrinsik saham tersebut. Keadaan seperti ini menyebabkan adanya

Page 77: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

perbedaan antara harga pasar dengan nilai saham sebenarnya. Singkatnya,

reaksi pembeli dan penjual itu akan menyebabkan harga bergerak secara

random disekitar nilai saham sebenarnya.

Model random walk mulai hebat dibicarakan pada tahun 1960-an

dan seterusnya bermacam-mcam studi empirikal dilakukan untuk

membuktikannya. Namun demikian, masih terdapat kontroversi dari hasil

temuan studi tentang model ini sejak 1960-an hingga kini. Antara yang

mendukung dan menentang penggunaan model random walk untuk

menganalisis pergerakan harga. (Rodoni: 2005, 28-31)

H. Penelitian Terdahulu

Tabel.2.1. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Sampel Uji Statistik Kesimpulan

Page 78: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Penelitian

1 Suad Husnan 1990 24 saham

dipilih

secara acak

dan IHSG

di BEJ

Run test

Koefesien

otokorelasi

Bahwa pasar modal

Indonesia sudah

termasuk efisiensi

dalam bentuk lemah

2 Hari Sunarto 1995-1997 Harga

saham

IHSG

penutupan

harian

Run test

Koefesien

otokorelasi

Hasil pengmatan

mengatakan bahwa

BEJ sudah termasuk

kedalam efisien

bentuk lemah

3 Novita Santi

Astuti

1999 11 indeks

yang ada

yaitu

IHSG, LQ

45 dan

sembilan

sektor

industri

Run test

Uji kolmogorov

smirnov

Bahwa 11 indeks

yang ada yaitu IHSG,

LQ 45 dan sembilan

sektor industri Bursa

Efek Jakarta telah

efisien dalam bentuk

lemah, kecuali indeks

saham infrastruktur

yang belum efisien

dalam bentuk lemah.

4 AgungprihantoroDMB

1998-1999 Saham-

saham

perusahaan

dalam

indeks LQ

45

Run test

Korelasi seri

Bahwa pasar modal

Indonesia telah efisien

dalam bentuk lemah

4 Ahmad

Rodoni

1999-2001 Indeks-

indeks

saham

Run test

Uji Kolmogorov

smirnov

Pasar saham di BEJ

masih tidak efisien

walaupun dalam

Page 79: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

I. Kerangka Pemikiran

pada 9

sektor

bentuk keefisienan

pasar bentuk lemah

5 Moudy

Hermawan

dan Heru

Subiyantoro

2002-2004 JSX

composite

index

Run test

Kolmogorov

smirnov

Autocorrelation

test

ARCH dan

GARCH

Adanya penolakan

tehadap EMH bentuk

lemah

6 Retno

Kumala Dewi

2008 Indeks LQ-

45

Kolmogorov

smirnov

Mann U-

whitneyy test

ARCH dan

GARCH

Bahwa pasar modal

Indonesia belum

dapat dikatakan

sebagai pasar yang

efisien dalam bentuk

lemah.

Pasar Modal

Tingkat Efisiensi

Page 80: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …
Page 81: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

J. Hipotesis Penelitian

1. Uji Run (Run Test)

Uji Run disebut juga uji sampel rangkaian tunggal, digunakan untuk

memeriksa keacakan, pada prinsipnya ingin mengetahui apakah suatu

rangkaian kejadian, hal atau simbol merupakan hasil proses yang acak

(random).

Hipotesis :

H0 : Harga saham di Indonesia bergerak secara historis (Periode 2009-2010)

tidak mengikuti pola random walk.

H1 : Harga saham di Indonesia bergerak secara historis (Periode 2009-2010)

mengikuti pola random walk.

Pengujian efisiensi pasar modal bentuk lemah berkaitan dengan

perilaku perubahan harga saham yang terjadi. Pengujian ini dimaksudkan

untuk mengetahui independensi dan keacakan pola perubahan harga saham

(random walk). Model random walk ini mengasumsikan bahwa return

saham yang berurutan adalah independen satu sama lain dan terdistribusi

secara normal (normal distribution). Apabila harga saham berubah

mengikuti pola random walk (berpola acak), maka perubahan harga saham

yang terjadi saat ini tidak dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan

harga saham masa yang akan datang.

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Page 82: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

2. Uji Korelasi Seri

Rumusan korelasi seri

H0 : Tidak ada korelasi perubahan harga saham harian dengan

perubahan harga saham hari sebelumnya.

H1 : Ada korelasi perubahan harga saham harian dengan perubahan

harga saham hari sebelumnya.

Hipotesis ini diuji dengan uji korelasi seri. Uji korelasi seri

menunjukkan indikator tentang hubungan variasi perubahan harga

saham hari t dengan hari sebelumnya (t-1)

Page 83: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia

(BEI) dengan menggunakan harga saham harian dari perusahaan-

perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ 45, dan terus tetap ada pada

periode 2009-2010.

B. Metode Penentuan Sample

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling adalah

teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu dimana

penentuan sample tergantung dari kepentingan penelitian.

Berdasarkan data perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ 45

yakni sebanyak 45 perusahaan yang liquid, maka penulis menarik

sample sebanyak 44 perusahaan dengan pertimbangan-pertimbangan

sebagai berikut :

1. Objek penelitian ini adalah data yang terdiri dari saham yang

masuk dalam LQ 45 dan terus tetap ada di tahun 2009-2010

pada pasar modal,

Page 84: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

2. Penelitian ini tidak meneliti hubungan sebab akibat dari

beberapa variabel. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal

return saham yang kemudian dianalisa menggunakan teknik

statistik dan ekonometrika yang ada,

3. Data harga saham yang digunakan adalah harga saham harian

pada periode 2009 - 2010.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan didapatkan dengan cara mendownload dari situs

www.yahoofinance.com, www.duniainvestasi.com, dan langsung dari situs

pasar saham yang ada diinternet, dalam melakukan pengujian, peneliti

mengolah data menggunakan Software Statistic SPSS Vol 16, Dan

Miscrosoft Office Excel 2007.

D. Metode Analisis Data

a) Return Saham

Menghitung return realisasi dengan rumus :

Keterangan :

Page 85: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Rit = Return sesungguhnya pada saham i periode t

Pt = Harga pembukaan saham i pada periode t

Pt-1 = Harga penutupan saham i pada saat t-1

b) Run Test

Metode yang digunakan untuk mengetahui apakah pergerakan

harga saham bergerak secara random atau tidak dengan

menggunakan wald-wolfowitz runs test. Sebagai alat analisis

metode tersebut digunakan untuk menguji perbedaaan dua

kelompok sampel yang paling independen. Oleh karna itu

banyaknya sample pada masing-masing kelompok tidak harus

selalu sama. Perbedaan dari dua kelompok sample tersebut dapat

terjadi sembarang hal, misalnya terhadap mean, variabilitas,

kemencengan dan sebagainya. (Rodoni : 2005,42)

Dalam run test menggunakan uji Z,dengan langkah yang

digunakan oleh Herman Legowo (1998), sebagai berikut :

1) Bandingkan perubahan harga saham harian dengan harga

saham harian sebelumnya.

2) Tentukan posisi perubahannya (naik, turun, tetap)

Page 86: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

3) Hitung jumlah masing-masing tanda setiap saham

4) Hitung runtun sesungguhnya ( R ) periode yang diobservasi

5) Hitung expected run, untuk seluruh tanda dengan rumus :

Keterangan :

M = total jumlah run yang diharapkan

N = total jumlah perubahan harga

Ni = jumlah perubahan harga untuk tiap tanda

6) Hitung deviasi standar dengan rumus :

7) Menghitung Z, karna perubahan harga mengikuti atau

menyesuaikan dengan distribusi normal (random walk)

dengan rumus :

Page 87: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Dimana : R adalah jumlah runtun sesungguhnya

adalah koreksi kontinum (+ jika R m dan - >m)

8) Menentukan α dan mengevaluasihasil pengolahan data

berdasarkan nilai Z yang didapat.

9) Melakukan randomness test, jika besar prob value lebih besar

dari α, maka sample probabilitas tinggi, (Wonnacot,1985)

c) Uji Korelasi Seri

Uji korelasi seri digunakan untuk mengetahui kuat-

lemahnya hubungan antara harga saham periode t dengan

periode sebelumnya. Harga saham periode t = y dan harga

saham sebelumnya = x.

Untuk menguji ada tidaknya korelasi harga saham periode

t dengan periode sebelumnya digunakana uji t dengan langkah

seperti yang dilakukan Herman Legowo, sebagai berikut :

1. Menghitung X dan Y dengan rumus :

= dan =

Page 88: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

2. Menghitung

3. Menghitung besar koefisien korelasi seri ( r ) dengan

rumus:

4. Menentukan α

5. Menghitung nilai Z, dengan rumus :

6. Menghitung nilai peluang (prob value).

7. Uji independen besarnya nilai peluang dua sisi dengan α.

Jika besar prob value lebih besar dari α, maka hipotesis

tidak ada korelasi diterima.

E. Operasional Variabel Penelitian

rt=

Page 89: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Variabel utama dalam penelitian ini adalah return dari 30 perusahaan

yang tercantum dalam Indeks LQ-45 selama periode 2009 – 2010 yaitu

selisih antara harga saham hari ini dengan harga saham kemarin.

Menghitung return dengan rumus :

Keterangan :

Rit = Return sesungguhnya pada saham i periode t

Pt = Harga pembukaan saham i pada periode t

Pt-1 = Harga penutupan saham i pada saat t-1.

Page 90: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Sekilas Gambaran Singkat Objek Penelitian

Sample yang dipilih adalah perusahaan yang terus menerus selama

periode pengamatan tahun 2009-2010 yang termasuk dalam LQ 45.

Sehingga diperoleh 44 (empat puluh empat) sample yang layak. 44 emiten

yang dijadikan sample penelitian itu adalah sebagai berikut :

Table 4.2 Kode dan Nama perusahaan Sample

No Kode Nama Perusahaan1 AALI Astra Agro Lestari Tbk2 ADRO Adaro Energy Tbk3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk4 ASII Astra International Tbk5 BBCA Bank Central Asia Tbk6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk9 BISI BISI International Tbk10 BLTA Baltia Air Lines Inc. Tbk11 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk12 BNBR Bakrie & Brothers Tbk13 BRPT Barito Pacific Tbk14 BTEL Bakrie Telecom Tbk15 BUMI Bumi Resources Tbk16 DEWA Darma Henwa Tbk17 ELSA Elnusa Tbk18 ELTY Bakrieland Development Tbk19 ENRG Energi Mega Persada Tbk20 GGRM Gudang Garam Tbk21 INCO International Nickel Indonesia Tbk22 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk23 INDY Indika Energy Tbk24 INKP Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.

Page 91: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

25 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk26 ITMG Indo Tambang Raya Megah Tbk27 ISAT Indosat Tbk28 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk29 KLBF Kalbe Farma Tbk30 LPKR Lippo Karawaci Tbk31 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk32 MEDC Medco Energi International Tbk33 MIRA Mitra International Resources Tbk34 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk35 PTBA Tambang Batubara Bukit AsamTbk36 SGRO Sampoerna Agro Tbk37 SMCB Holcim Indonesia Tbk38 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk39 TINS Timah (Persero) Tbk40 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk41 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk42 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk43 UNTR United Tractors Tbk44 UNVR Unilever Indonesia Tbk

B. Hasil dan Analisa

1. Uji Run Test

Rumusan Run Test :

H0 : Harga saham di Indonesia bergerak secara historis (Periode 2009-

2010) tidak mengikuti pola random walk.

H1 : Harga saham di Indonesia bergerak secara historis (Periode 2009-

2010) mengikuti pola random walk .

Page 92: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Pengujian Run Test ini menggunakan program Ms.excel 2007 dan

SPSS Vol 16, dihitung return sahamnya masing-masing untuk

memperoleh nilai Z dan prob value masing-masing sampel.

Tabel 4.3 Hasil Run Test

2009 2010No Kode Nama PerusahaanZ PV Z PV

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk -0.193 0.847 -0.832 0.405

2 ADRO Adaro Energy Tbk 0.24 0.81 -1.065 0.287

3 ANTM Aneka Tambang(Persero) Tbk

1.721 0.085 1.236 0.216

4 ASII Astra International Tbk 0.196 0.845 -1.6 0.115 BBCA Bank Central Asia Tbk -0.135 0.893 -0.08 0.936

6 BBNI Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk

0.401 0.688 -1.993 0.046

7 BBRI Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk

0.632 0.528 -2.636 0.008

8 BDMN Bank DanamonIndonesia Tbk

0.196 0.845 0.123 0.902

9 BISI BISI International Tbk -0.968 0.333 -0.448 0.654

10 BLTA Baltia Air Lines Inc.Tbk

-1.479 0.139 -0.359 0.72

11 BMRI Bank Mandiri(Persero) Tbk

-0.523 0.601 -0.237 0.812

12 BNBR Bakrie & Brothers Tbk -2.948 0.003 -0.601 0.54813 BRPT Barito Pacific Tbk 0.965 0.335 0.937 0.34914 BTEL Bakrie Telecom Tbk -1.874 0.061 0.559 0.576

15 BUMI Bumi Resources Tbk 0.104 0.917 1.045 0.296

16 DEWA Darma Henwa Tbk 2.425 0.015 1.23 0.219

17 ELSA Elnusa Tbk 0.429 0.668 0.134 0.893

18 ELTY BakrielandDevelopment Tbk

1.279 0.201 0.579 0.563

Page 93: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

19 ENRG Energi Mega PersadaTbk

1.442 0.149 -1.086 0.277

20 GGRM Gudang Garam Tbk -0.002 0.999 -0.871 0.38421 INCO International Nickel

Indonesia Tbk0.877 0.381 0.729 0.466

22 INDF Indofood SuksesMakmur Tbk

0.234 0.815 0.039 0.969

23 INDY Indika Energy Tbk 0.622 0.534 -0.665 0.506

24 INKP Indah Kiat Pulp andPaper Tbk.

2.208 0.027 -0.819 0.413

25 INTP Indocement TunggalPrakasa Tbk

-1.393 0.164 -0.94 0.347

26 ITMG Indo Tambang RayaMegah Tbk

-0.452 0.652 -0.19 0.85

27 ISAT Indosat Tbk 1.771 0.076 -0.167 0.868

28 JSMR Jasa Marga (Persero)Tbk

0.574 0.566 -1.23 0.219

29 KLBF Kalbe Farma Tbk 1.13 0.258 0.416 0.678

30 LPKR Lippo Karawaci Tbk -0.151 0.88 -0.278 0.781

31 LSIP PP London SumatraIndonesia Tbk

-0.804 0.422 -1.599 0.11

32 MEDC Medco EnergiInternational Tbk

1.098 0.272 1.231 0.218

33 MIRA Mitra InternationalResources Tbk

-1.426 0.154 -0.248 0.804

34 PGAS Perusahaan GasNegara (Persero) Tbk

0.765 0.444 -0.265 0.791

35 PTBA Tambang BatubaraBukit Asam Tbk

-0.134 0.893 -1.082 0.279

36 SGRO Sampoerna Agro Tbk 1.745 0.081 0.911 0.362

37 SMCB Holcim Indonesia Tbk 1.641 0.101 0.762 0.446

38 SMGR Semen Gresik(Persero) Tbk

-0.242 0.809 0.028 0.978

39 TINS Timah (Persero) Tbk 1.67 0.095 0.72 0.471

40 TLKM TelekomunikasiIndonesia Tbk

-0.367 0.714 -0.161 0.872

41 TRUB Truba AlamManunggalEngineering Tbk

-3.878 0.000 0.704 0.481

Page 94: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

42 UNSP Bakrie SumatraPlantations Tbk

2.128 0.033 -2.123 0.034

43 UNTR United Tractors Tbk 0.231 0.817 -0.299 0.765

44 UNVR Unilever IndonesiaTbk

0.445 0.656 0.737 0.461

Rata-rata 0.23182 0.45013 -0.22168 0.50840

Tabel 4.3 menunjukkan hasil Run Test mengenai uji random walk

dari 44 perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 untuk jangka waktu 2009

- 2010 .

Run test dilakukan dengan membandingkan besar prob value tiap

saham dan rata-rata prob value dengan nilai α (α=5% atau 0.05). Jika PV

(prob value) > α, maka menunjukkan bahwa pola harga saham bersifat

acak (random walk).

Pada tahun 2009, jika dilihat hasil secara individu pada tabel Run

Test hanya ada 5 (lima) saham (11.4%) yang mendukung H0 diterima yaitu

saham Bakrie & Brothers Tbk dengan nilai prob value (0.003) < α (0.05),

Darma Henwa Tbk dengan nilai prob value 0.015 < α (0.05), Indah Kiat

Pulp and Paper Tbk. dengan nilai prob value 0.027 < α (0.05), Truba Alam

Manunggal Engineering Tbk dengan nilai prob value (0.000) < α (0.05)

dan Bakrie Sumatra Plantations Tbk dengan nilai prob value 0.033 < α

(0.05). Namun saham yang mendukung H0 ditolak sebesar 88.6 %. Hasil

ini menunjukkan bahwa secara individu perubahan harga saham periode

2009 bersifat acak (random walk) di Bursa Efek Indonesia. Dengan kata

lain Bursa Efek Indonesia efisien dalam bentuk lemah pada periode 2009.

Page 95: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Hasil secara keseluruhan (rata-rata) tahun 2009, pada tabel diatas

adalah nilai rata-rata prob value 0.45013 > α (0.05). Dengan kata lain H0

ditolak sehingga hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga saham

secara keseluruhan periode 2009 di Bursa Efek Indonesia bersifat acak.

Dengan kata lain Bursa Efek Indonesia efisien dalam bentuk lemah pada

periode 2009.

Pada tahun 2010, jika dilihat secara individu maka ada 3 (tiga)

saham (6.8 %) yang mendukung H0 diterima, yaitu saham Bank Negara

Indonesia Tbk dengan nilai prob value (0.046) < α (0.05), Bank Rakyat

Indonesia Tbk dengan nilai prob value (0.008) < α (0.05), dan saham

Bakrie Sumatra Plantations Tbk dengan nilai prob value (0.034) < α

(0.05). Sedangkan saham yang mendukung H0 ditolak sebesar 93.2%.

Sehingga hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga saham secara

keseluruhan periode 2010 di Bursa Efek Indonesia bersifat acak (random

walk). Dengan kata lain Bursa Efek Indonesia efisien dalam bentuk lemah

pada periode 2010.

Hasil secara keseluruhan (rata-rata) pada tabel diatas adalah nilai

rata-rata prob value (0.50840) > α (0.05). Dengan kata lain H0 ditolak

sehingga hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga saham secara

keseluruhan periode 2010 di Bursa Efek Indonesia bersifat acak (random

walk). Hal itu menunjukkan bahwa Bursa Efek Indonesia efisien dalam

bentuk lemah pada periode 2010. Penelitian ini sesuai dengan penelitian

Hari Sunarto (1995-1997) dan Novita Santi Astuti (1999) yang

Page 96: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

menyatakan bahwa pasar modal Indonesia sudah termasuk pasar efisien

dalam bentuk lemah.

2. Uji Korelasi Seri

Rumusan korelasi seri

H0 : Tidak ada korelasi perubahan harga saham harian dengan

perubahan harga saham hari sebelumnya.

H1 : Ada korelasi perubahan harga saham harian dengan perubahan

harga saham hari sebelumnya.

Hipotesis ini diuji dengan uji korelasi seri. Uji korelasi seri

menunjukkan indikator tentang hubungan variasi perubahan harga

saham hari t dengan hari sebelumnya (t-1)

Pengujian hipotesis dilakukan sesuai dengan prosedur yang

tertera pada Bab III yaitu dengan menguji ada tidaknya korelasi

antar perubahan harga saham. Dengan menggunakan program

excel dan SPSS Vol.16, maka diperoleh nilai t dan prob value dari

masing-masing sample.

Table 4.4 Uji Korelasi Seri

2009 2010No Kode NamaPerusahaan t PV t PV

Page 97: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

1 AALI Astra AgroLestari Tbk

0.84 0.402 -0.348 0.728

2 ADRO Adaro EnergyTbk

0.856 0.393 0.67 0.503

3 ANTM Aneka Tambang(Persero) Tbk

0.347 0.729 -0.02 0.984

4 ASII AstraInternational Tbk

0.419 0.675 0.705 0.482

5 BBCA Bank CentralAsia Tbk

0.873 0.384 0.613 0.541

6 BBNI Bank NegaraIndonesia(Persero) Tbk

-0.973 0.332 1.559 0.12

7 BBRI Bank RakyatIndonesia(Persero) Tbk

0.967 0.334 1.308 0.192

8 BDMN Bank DanamonIndonesia Tbk

-0.571 0.569 0.117 0.907

9 BISI BISIInternational Tbk

-0.529 0.597 -0.684 0.494

10 BLTA Baltia Air LinesInc. Tbk

-0.118 0.906 -1.719 0.087

11 BMRI Bank Mandiri(Persero) Tbk

0.756 0.45 1.441 0.151

12 BNBR Bakrie &Brothers Tbk

1.077 0.282 0.445 0.657

13 BRPT Barito PacificTbk

-0.559 0.577 -0.304 0.761

14 BTEL Bakrie TelecomTbk

-0.277 0.782 3.573 0

15 BUMI Bumi ResourcesTbk

0.683 0.495 0.335 0.738

16 DEWA Darma HenwaTbk

-0.171 0.864 -0.393 0.695

17 ELSA Elnusa Tbk -0.211 0.833 0.847 0.398

18 ELTY BakrielandDevelopmentTbk

0.554 0.58 -0.368 0.713

19 ENRG Energi MegaPersada Tbk

-0.707 0.481 -0.843 0.400

Page 98: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

20 GGRM Gudang GaramTbk

-0.302 0.763 1.312 0.191

21 INCO InternationalNickel IndonesiaTbk

1.4 0.163 0.679 0.498

22 INDF Indofood SuksesMakmur Tbk

0.85 0.396 0.778 0.437

23 INDY Indika EnergyTbk

1.000 0.318 3.012 0.003

24 INKP Indah Kiat Pulpand Paper Tbk.

-0.046 0.964 1.235 0.218

25 INTP IndocementTunggal PrakasaTbk

-0.573 0.567 0.63 0.529

26 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

-0.06 0.952 0.729 0.467

27 ISAT Indosat Tbk 0.436 0.664 0.522 0.602

28 JSMR Jasa Marga(Persero) Tbk

0.293 0.769 1.944 0.053

29 KLBF Kalbe Farma Tbk 0.698 0.486 2.96 0.003

30 LPKR Lippo KarawaciTbk

0.484 0.629 2.795 0.006

31 LSIP PP LondonSumatraIndonesia Tbk

-1.849 0.066 1.171 0.243

32 MEDC Medco EnergiInternational Tbk

-0.093 0.926 -0.186 0.852

33 MIRA MitraInternationalResources Tbk

-0.862 0.39 1.949 0.053

34 PGAS Perusahaan GasNegara (Persero)Tbk

-0.393 0.695 0.765 0.445

35 PTBA TambangBatubara BukitAsam Tbk

-0.267 0.79 0.057 0.954

36 SGRO Sampoerna AgroTbk

-0.472 0.637 0.788 0.432

37 SMCB HolcimIndonesia Tbk

0.312 0.755 1.418 0.158

38 SMGR Semen Gresik(Persero) Tbk

-0.5 0.618 0.562 0.575

Page 99: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

39 TINS Timah (Persero)Tbk

2.28 0.023 1.715 0.088

40 TLKM TelekomunikasiIndonesia Tbk

1.374 0.171 -1.329 0.185

41 TRUB Truba AlamManunggalEngineering Tbk

-0.497 0.619 -1.24 0.216

42 UNSP Bakrie SumatraPlantations Tbk

0.454 0.65 0.129 0.898

43 UNTR United TractorsTbk

-0.145 0.885 0.702 0.484

44 UNVR UnileverIndonesia Tbk

-0.475 0.635 0.419 0.676

Rata-rata 0.14325 0.57263 0.69204 0.42765

Uji korelasi seri dilakukan dengan membandingkan besar

prob value tiap saham dan rata-rata prob value dengan nilai α

(α=5% atau 0.05). jika PV (prob value) > α, maka menunjukkan

bahwa tidak ada korelasi perubahan harga saham harian dengan

perubahan harga saham harian sebelumnya di Bursa Efek

Indonesia pada periode tahun 2009 dan 2010.

Pada tahun 2009, jika dilihat secara individu hanya ada 1

(satu) saham (2.3 %) yang mendukung H0 ditolak yaitu saham

Timah (Persero) Tbk dengan nilai prob value (0.023) < α (0.05).

Tetapi saham yang mendukung H0 diterima lebih besar (97.7 %),

hasil ini menunjukkan bahwa secara individu tidak ada korelasi

perubahan harga saham harian pada tahun 2009. Dengan kata lain

Bursa Efek Indonesia efisien bentuk lemah pada periode 2009.

Page 100: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Hasil secara keseluruhan (rata-rata) pada tahun 2009

adalah nilai rata-rata prob value (0.57263) > α (0.05). Dengan kata

lain H0 diterima dan hasil analisis ini menunjukkan bahwa secara

keseluruhan tidak ada korelasi perubahan harga saham harian pada

tahun 2009. Dengan kata lain Bursa Efek Indonesia efisien bentuk

lemah pada periode 2009.

Pada tahun 2010, jika dilihat secara individu hanya ada 4

(empat) saham (9.1%) yang mendukung H0 ditolak yaitu saham

Bakrie Telecom Tbk dengan nilai prob value (0.000) < α (0.05),

Indika Energy Tbk dengan nilai prob value (0.003) < α (0.05),

Lippo Karawaci Tbk dengan nilai prob value (0.006) < α (0.05),

dan Kalbe Farma Tbk dengan nilai prob value (0.003) < α (0.05).

Tetapi saham yang mendukung H0 diterima lebih besar (90.9 %).

Hasil ini menunjukkan bahwa secara individu tidak ada korelasi

perubahan harga saham harian pada tahun 2010 di Bursa Efek

Indonesia. Dengan kata lain Bursa Efek Indonesia efisien bentuk

lemah pada periode 2010.

Hasil secara keseluruhan (rata-rata) pada tahun 2010

adalah nilai rata-rata prob value (0.42765) > α (0.05). Dengan kata

lain H0 diterima dan hasil ini menunjukkan bahwa secara

keseluruhan tidak ada korelasi perubahan harga saham harian di

Bursa Efek Indonesia. Dengan kata lain Bursa Efek Indonesia

Page 101: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

efisien bentuk lemah pada periode 2010. Penelitian ini sesuai

dengan penelitian Hari Sunarto (1995-1997) dan Novita Santi

Astuti (1999) yang menyatakan bahwa pasar modal Indonesia

sudah termasuk pasar efisien dalam bentuk lemah.

C. Interpretasi

Dibandingkan dengan hasil studi sebelumnya, tampaknya terjadi

peningkatan efisiensi dalam Bursa Efek Indonesia. Menjadi semakin sulit

bagi para investor untuk memperoleh abnormal return dengan

mengandalkan pada informasi historis (Suad Husnan, 1990). Investor

tidak menggunakan pola perubahan harga saham di masa lalu sebagai

acuan untuk melakukan transaksi di masa sekarang dan yang akan datang.

Sebab harga saham bersifat acak (random walk), investorpun akan

mengalami kesulitan untuk memperkirakan perubahan harga saham di

masa mendatang.

Peningkatan efisiensi tersebut mungkin disebabkan karena makin

banyaknya investor dan pialang yang aktif di Bursa Efek Indonesia,

demkian pula dengan jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Nilai

volume perdagangan dan jumlah saham yang menjadi indikatorhal

tersebut.

Page 102: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Pengujian Run Test

Berdasarkan pada pengujian dengan alat uji run test, maka

terbukti bahwa perubahan antar harga saham harian pada tahun 2009

dan tahun 2010 bersifat acak. Dengan kata lain perubahan antar harga

saham harian pada periode 2009 dan tahun 2010 mengikuti pola

random walk.

2. Kesimpulan Pengujian Korelasi Seri

Berdasarkan pada pengujian dengan alat uji tes korelasi

seri, maka terbukti bahwa tidak ada korelasi (hubungan) antar

harga saham harian pada periode 2009 dan 2010. Hasil pengujian

uji korelasi seri ini memperkuat pengujian dengan run test.

Sehingga berdasarkan hasil kedua pengujian tersebut, Bursa Efek

Indonesia efisien bentuk lemah pada periode 2010.

B. Implikasi

Dengan terpenuhinya persyaratan efisiensi bentuk lemah, maka

hal ini berarti analisis teknikal dengan mempergunakan data historis

Page 103: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

dipertanyakan nilai ekonomisnya. Peningkatan efisiensi informasi

memerlukan penyebaran informasi yang benar, akurat, dan cepat.

Kualitas informasi keuangan yang diungkapkan dipasar modal harus

semakin meningkat. Peningkatan kualitas tersebut akan semakin

membantu pembentukkan harga saham yang wajar. Sulit bagi para

analis saham untuk menentukkan kelayakan sebuah harga saham jika

informasi harga saham tidak lengkap dan tidak benar.

Implikasi dari penelitian ini bahwa pasar yang efisien

memerlukan informasi yang tepat, akurat dan cepat. Dan juga

memerlukan tingkat likuiditas yang tinggi, yang dinyatakan dalam

jumlah transaksi perdagangan yang cukup tinggi. suku bunga transaksi

perdagangan oleh banyak investor akan menyebabkan penyesuaian

harga yang lebih cepat yang berarti pasar yang lebih efisien.

Implikasi dari penelitian ini :

1. Bagi Lingkungan Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan

bagi penelitian selanjutnya dibidang manajemen keuangan,

khususnya dengan memperhatikan perubahan harga saham Indeks

LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Investor

Page 104: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat sebagai salah satu

referensi dan penyedia informasi bagi investor sehingga dalam

melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia dapat menjadi

pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar modal.

Page 105: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

DAFTAR PUSTAKA

Solichin, Anwar. “Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko SistematikTerhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pembiayaan Di BEITahun 2007-2008.” Jurnal Universitas Gunadharma, 2009.

Astuti, Santi, Novita. “Analisa Efisiensi Pasar Modal Bentuk Lemah PadaBursa Efek Jakarta”, Tesis Program Pascasarjana UniversitasDiponegoro, 2008.

Bawazer, Said, A dan Herman, N, Rahman. “Dividen Perusahaan DanEfisiensi Dipasar Modal Jakarta”, Jurnal Usahawan. No.8 tahunXX:10-15, Jakarta,1991.

Dahlan, Siamat. 1999, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi 2, Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999.

Danupranata, Gita dan Afianingsih Nur, “Pengujian Efisiensi PasarBentuk Setengah Kuat Secara Keputusan Akibat PengumumanDividen Meningkat Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi DanManajemen, 2003.

Dewi, Kumala, Retno, “Pengujian Efisiensi Pasar Modal melaluiEvaluasi Pergerakan Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta.”, SkripsiS1 Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Fabozzi, Frank J , “Manajemen Investasi”,Jakarta : Salemba Empat, 1999.

Halim, Abdul, Analisis Investasi. Jakarta, Salemba Empat, 2005

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Jakarta, 2010.

Page 106: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Hermawan, Moudy, dan Subiyantoro, Heru. ” Pengujian Hipotesis PasarEfisien Bentuk Lemah Pada Pasar Modal Di Indonesia : SebuahCatatan Empiris.” Vol. 4, No. 1, April 2006, Jurnal KeuanganPublik, 2006.

Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisa Sekuritas DiPasar Modal. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN, 2001.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti. Dasar Manajemen Keuangan Edisi 1,Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. 1994.

Hartono, Jogiyanto. Pasar Efisien Secara Keputusan, PT GramediaPustaka Utama, 2005

Keown, Et Al. Basic Financial Management, 8th Ed, New Jersey:Prentice Hall International, Inc, 1999.

Legowo, Herman dan Mas’ud Machfoedz,”Efisiensi Pasar Modal:Perbandingan Pada Dua Periode yang Berbeda Dalam PasarModal Indonesia.” Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Vol: 13, No: 2. 78 –79, 1998.

Nachrowi. “Pendekatan Popular Dan Praktis Ekonometrika UntukAnalisis Ekonomi Dan Keuangan“. Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Ekonomi, Depok, 2006.

Nasarudin, M. Irsan. “Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia” Kencana,Jakarta, 2008.

Nugroho, Agung, Buwono. “Strategi Jitu Memilih Metode StatisticPenelitian Dengan SPSS” Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2005.

Prihantoro DMB, Agung, “Pengujian Efisiensi Pasar Modal IndonesiaBentuk Lemah Di BEI Periode 1998-1999, Tesis Studi MagsterManajemen, Universitas Diponegoro, 2001.

Page 107: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Rodoni, Ahmad, “Analisis Teknikal Dan Fundamental Pada PasarModal”, Center For Social Economics Studies (CSES) Press, 2005.

Rodoni, Ahmad, “Analisis Random Walk di Bursa Efek Jakarta” JurnalEtikonomi Vol 2 No.2 Agustus 2003, 204-215.

Santoso, Singgih, “Buku Latihan Spss Statistik Parametrik”, Jakarta: PTElex Media Komputindo, 2000.

Sawidji, Widoatmodjo. Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal, Jakarta :Yayasan Mpu Ajar Artha, 2000.

Sujianto, Eko, Agus. Aplikasi Statistik SPSS 16.0. PT Prestasi PustakaPublisher. Jakarta. 2009.

Tambotoh, Carter, Jimmy, Johan. “Pengujian Efisiensi Bentuk LemahPasar Modal Pada Bursa Efek Jakarta tahun 1995-1998”. Vol VIINo.2 September 2001: 151-164, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2006.

Tandelilin, Eduardus. Analisis Dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.Yogyakarta: BPFE, 2001.

www. Cafe-Ekonomi.Blogspot.Com

www. Finance.org

www. Idx.co.id

Page 108: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Lampiran 1 : Output SPSS Hasil Run Test

Astra Agro Lestari Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 120 122

Cases >= Test Value 121 123

Total Cases 241 245

Number of Runs 120 117

Z -.193 -.832

Asymp. Sig. (2-tailed)

.847 .405

a. Median

Adaro Energy Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 111 94

Cases >= Test Value 146 151

Total Cases 257 245

Number of Runs 129 109

Z .240 -1.065

Asymp. Sig. (2-tailed)

.810 .287

a. Median

Page 109: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Aneka Tambang (Persero) Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 111 94

Cases >= Test Value 130 151

Total Cases 241 245

Number of Runs 134 126

Z 1.721 1.236

Asymp. Sig. (2-tailed)

.085 .216

a. Median

Astra International Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 105 122

Cases >= Test Value 136 123

Total Cases 241 245

Number of Runs 121 111

Z .196 -1.600

Asymp. Sig. (2-tailed)

.845 .110

a. Median

Page 110: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Bank Central Asia Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 100 98

Cases >= Test Value 141 147

Total Cases 241 245

Number of Runs 117 118

Z -.135 -.080

Asymp. Sig. (2-tailed)

.893 .936

a. Median

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 103 97

Cases >= Test Value 138 147

Total Cases 241 244

Number of Runs 122 103

Z .401 -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed)

.688 .046

a. Median

Page 111: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Runs Test

retutn2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 104 108

Cases >= Test Value 157 153

Total Cases 261 261

Number of Runs 131 107

Z .632 -2.636

Asymp. Sig. (2-tailed)

.528 .008

a. Median

Bank Danamon Indonesia Tbk.

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 105 115

Cases >= Test Value 136 130

Total Cases 241 245

Number of Runs 121 124

Z .196 .123

Asymp. Sig. (2-tailed)

.845 .902

a. Median

Page 112: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

BISI International Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 120 122

Cases >= Test Value 121 123

Total Cases 241 245

Number of Runs 114 120

Z -.968 -.448

Asymp. Sig. (2-tailed)

.333 .654

a. Median

Baltia Air Lines Inc. Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 36 44

Cases >= Test Value 216 208

Total Cases 252 252

Number of Runs 57 72

Z -1.479 -.359

Asymp. Sig. (2-tailed)

.139 .720

a. Median

Page 113: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Bank Mandiri (Persero) Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 113 96

Cases >= Test Value 128 149

Total Cases 241 245

Number of Runs 117 116

Z -.523 -.237

Asymp. Sig. (2-tailed)

.601 .812

a. Median

Bakrie & Brothers Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 89 89

Cases >= Test Value 152 156

Total Cases 241 245

Number of Runs 92 110

Z -2.948 -.601

Asymp. Sig. (2-tailed)

.003 .548

a. Median

Page 114: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Barito Pacific Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 110 108

Cases >= Test Value 131 137

Total Cases 241 245

Number of Runs 128 129

Z .965 .937

Asymp. Sig. (2-tailed)

.335 .349

a. Median

Bakrie Telecom Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 104 82

Cases >= Test Value 137 163

Total Cases 241 245

Number of Runs 105 114

Z -1.874 .559

Asymp. Sig. (2-tailed)

.061 .576

a. Median

Page 115: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Bumi Resources Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 108 102

Cases >= Test Value 133 143

Total Cases 241 245

Number of Runs 121 128

Z .104 1.045

Asymp. Sig. (2-tailed)

.917 .296

a. Median

Darma Henwa Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 102 119

Cases >= Test Value 139 126

Total Cases 241 245

Number of Runs 137 133

Z 2.425 1.230

Asymp. Sig. (2-tailed)

.015 .219

a. Median

Page 116: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Elnusa Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 97 99

Cases >= Test Value 160 146

Total Cases 257 245

Number of Runs 125 120

Z .429 .134

Asymp. Sig. (2-tailed)

.668 .893

a. Median

Bakrieland Development Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 108 121

Cases >= Test Value 133 124

Total Cases 241 245

Number of Runs 130 128

Z 1.279 .579

Asymp. Sig. (2-tailed)

.201 .563

a. Median

Page 117: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Energi Mega Persada Tbk (ENRG.JK)

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 116 121

Cases >= Test Value 124 124

Total Cases 240 245

Number of Runs 132 115

Z 1.442 -1.086

Asymp. Sig. (2-tailed) .149 0.277

a. Median

Gudang Garam Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 100 113

Cases >= Test Value 141 132

Total Cases 241 245

Number of Runs 118 116

Z -.002 -.871

Asymp. Sig. (2-tailed)

.999 .384

a. Median

Page 118: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

International Nickel Indonesia Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 111 109

Cases >= Test Value 146 132

Total Cases 257 241

Number of Runs 134 126

Z .877 .729

Asymp. Sig. (2-tailed)

.381 .466

a. Median

Indofood Sukses Makmur Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 108 104

Cases >= Test Value 133 141

Total Cases 241 245

Number of Runs 122 121

Z .234 .039

Asymp. Sig. (2-tailed)

.815 .969

a. Median

Page 119: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Indika Energy Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 102 88

Cases >= Test Value 138 157

Total Cases 240 245

Number of Runs 123 109

Z .622 -.665

Asymp. Sig. (2-tailed)

.534 .506

a. Median

Indah Kiat Pulp and Paper Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 101 106

Cases >= Test Value 140 139

Total Cases 241 245

Number of Runs 135 115

Z 2.208 -.819

Asymp. Sig. (2-tailed)

.027 .413

a. Median

Page 120: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Indocement Tunggal Prakasa Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 93 118

Cases >= Test Value 148 127

Total Cases 241 245

Number of Runs 105 116

Z -1.393 -.940

Asymp. Sig. (2-tailed)

.164 .347

a. Median

Indo Tambang Raya Megah Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 120 121

Cases >= Test Value 121 124

Total Cases 241 245

Number of Runs 118 122

Z -.452 -.190

Asymp. Sig. (2-tailed)

.652 .850

a. Median

Page 121: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Indosat Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 105 106

Cases >= Test Value 136 139

Total Cases 241 245

Number of Runs 133 120

Z 1.771 -.167

Asymp. Sig. (2-tailed)

.076 .868

a. Median

Jasa Marga (Persero) Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 110 97

Cases >= Test Value 131 148

Total Cases 241 245

Number of Runs 125 109

Z .574 -1.230

Asymp. Sig. (2-tailed)

.566 .219

a. Median

Page 122: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Kalbe Farma Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 94 82

Cases >= Test Value 147 163

Total Cases 241 245

Number of Runs 124 113

Z 1.130 .416

Asymp. Sig. (2-tailed)

.258 .678

a. Median

Lippo Karawaci Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 72 59

Cases >= Test Value 169 186

Total Cases 241 245

Number of Runs 101 89

Z -.151 -.278

Asymp. Sig. (2-tailed)

.880 .781

a. Median

Page 123: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

PP London Sumatra Indonesia Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 107 102

Cases >= Test Value 154 159

Total Cases 261 261

Number of Runs 121 113

Z -.804 -1.599

Asymp. Sig. (2-tailed)

.422 .110

a. Median

Medco Energi International Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 120 107

Cases >= Test Value 121 138

Total Cases 241 245

Number of Runs 130 131

Z 1.098 1.231

Asymp. Sig. (2-tailed)

.272 .218

a. Median

Page 124: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Mitra International Resources Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 87 65

Cases >= Test Value 154 180

Total Cases 241 245

Number of Runs 102 95

Z -1.426 -.248

Asymp. Sig. (2-tailed)

.154 .804

a. Median

Perusahaan Gas Negara Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 100 99

Cases >= Test Value 157 146

Total Cases 257 245

Number of Runs 129 117

Z .765 -.265

Asymp. Sig. (2-tailed)

.444 .791

a. Median

Page 125: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 113 120

Cases >= Test Value 128 125

Total Cases 241 245

Number of Runs 120 115

Z -.134 -1.082

Asymp. Sig. (2-tailed)

.893 .279

a. Median

Sampoerna Agro Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 110 97

Cases >= Test Value 131 148

Total Cases 241 245

Number of Runs 134 125

Z 1.745 .911

Asymp. Sig. (2-tailed)

.081 .362

a. Median

Page 126: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Holcim Indonesia Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 109 93

Cases >= Test Value 132 152

Total Cases 241 245

Number of Runs 133 122

Z 1.641 .762

Asymp. Sig. (2-tailed)

.101 .446

a. Median

Semen Gresik (Persero) Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 88 108

Cases >= Test Value 153 137

Total Cases 241 245

Number of Runs 111 122

Z -.242 .028

Asymp. Sig. (2-tailed)

.809 .978

a. Median

Page 127: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Timah (Persero) Tbk.

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 108 98

Cases >= Test Value 133 147

Total Cases 241 245

Number of Runs 133 124

Z 1.670 .720

Asymp. Sig. (2-tailed)

.095 .471

a. Median

Telekomunikasi Indonesia Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 104 117

Cases >= Test Value 153 128

Total Cases 257 245

Number of Runs 122 122

Z -.367 -.161

Asymp. Sig. (2-tailed)

.714 .872

a. Median

Page 128: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

Bakrie Sumatra Plantations Tbk

Runs Test

Return2009 Return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 106 85

Cases >= Test Value 135 160

Total Cases 241 245

Number of Runs 136 97

Z 2.128 -2.123

Asymp. Sig. (2-tailed)

.033 .034

a. Median

Truba Alam Manunggal Engineering Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 98 122

Cases >= Test Value 142 123

Total Cases 240 245

Number of Runs 88 129

Z -3.878 .704

Asymp. Sig. (2-tailed)

.000 .481

a. Median

Page 129: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

United Tractors Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 104 118

Cases >= Test Value 137 127

Total Cases 241 245

Number of Runs 121 121

Z .231 -.299

Asymp. Sig. (2-tailed)

.817 .765

a. Median

Unilever Indonesia Tbk

Runs Test

return2009 return2010

Test Valuea .00 .00

Cases < Test Value 99 117

Cases >= Test Value 142 128

Total Cases 241 245

Number of Runs 121 129

Z .445 .737

Asymp. Sig. (2-tailed)

.656 .461

a. Median

Page 130: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

1

Lampiran 2 : Output SPSS Hasil Uji Korelasi Seri

Adaro Energy Tbk.

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .670 .5031

Return2009 .035 .041 .055 .856 .393

a. Dependent Variable: Return2010

Aneka Tambang (Persero) Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -2.706E-5 .001 -.020 .9841

Return2009 .013 .038 .022 .347 .729

a. Dependent Variable: Return2010

Astra Agro Lestari Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .000 .001 -.348 .7281

Return2009 .042 .050 .054 .840 .402

a. Dependent Variable: Return2010

Page 131: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

2

Astra International Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .705 .4821

Return2009 .018 .042 .027 .419 .675

a. Dependent Variable: Return2010

Bakrie & Brothers Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .002 .445 .6571

Return2009 .048 .044 .070 1.077 .282

a. Dependent Variable: Return2010

Bakrie Sumatra Plantations Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .000 .002 .129 .8981

Return2009 .023 .050 .029 .454 .650

a. Dependent Variable: Return2010

Page 132: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

3

Bakrie Telecom Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .005 .002 3.573 .0001

Return2009 -.009 .031 -.018 -.277 .782

a. Dependent Variable: Return2010

Bakrieland Development Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .000 .002 -.368 .7131

Return2009 .024 .043 .036 .554 .580

a. Dependent Variable: Return2010

Baltia Air Lines Inc.

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.010 .006 -1.719 .0871

Return2009 -.005 .041 -.007 -.118 .906

a. Dependent Variable: Return2010

Page 133: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

4

Bank Central Asia Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .613 .5411

Return2009 .054 .062 .056 .873 .384

a. Dependent Variable: Return2010

Bank Danamon Indonesia Tbk.

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .000 .001 .117 .9071

Return2009 -.027 .047 -.037 -.571 .569

a. Dependent Variable: Return2010

Bank Mandiri (Persero) Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .001 1.441 .1511

Return2009 .037 .049 .049 .756 .450

a. Dependent Variable: Return2010

Page 134: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

5

Bank Negara Indonesia (Persero)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .002 1.559 .1201

Return2009 -.055 .057 -.063 -.973 .332

a. Dependent Variable: Return2010

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .001 1.308 .1921

Return2009 .041 .043 .060 .967 .334

a. Dependent Variable: Return2010

Barito Pacific Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .000 .001 -.304 .7611

Return2009 -.016 .029 -.036 -.559 .577

a. Dependent Variable: Return2010

Page 135: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

6

BISI International Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.001 .002 -.684 .4941

Return2009 -.031 .060 -.034 -.529 .597

a. Dependent Variable: Return2010

Bumi Resources Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .002 .335 .7381

Return2009 .028 .042 .044 .683 .495

a. Dependent Variable: Return2010

Darma Henwa Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .000 .002 -.393 .6951

Return2009 -.007 .039 -.011 -.171 .864

a. Dependent Variable: Return2010

Page 136: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

7

Elnusa Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .002 .847 .3981

Return2009 -.014 .068 -.014 -.211 .833

a. Dependent Variable: Return2010

Energi Mega Persada Tbk.

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.003 .003 -.843 .4001

Return2009 -.032 .045 -.046 -.707 .481

a. Dependent Variable: Return2010

Gudang Garam Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .002 1.312 .1911

Return2009 -.015 .049 -.020 -.302 .763

a. Dependent Variable: Return2010

Page 137: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

8

Holcim Indonesia Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .001 1.418 .1581

Return2009 .012 .040 .020 .312 .755

a. Dependent Variable: Return2010

Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .002 1.235 .2181

Return2009 -.002 .054 -.003 -.046 .964

a. Dependent Variable: Return2010

Indo Tambang raya Megah Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .729 .4671

Return2009 -.002 .040 -.004 -.060 .952

a. Dependent Variable: Return2010

Page 138: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

9

Indofood Sukses Makmur Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .778 .4371

Return2009 .037 .043 .055 .850 .396

a. Dependent Variable: Return2010

Indosat Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .002 .522 .6021

Return2009 .029 .067 .028 .436 .664

a. Dependent Variable: Return2010

Indika Energy Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .005 .002 3.012 .0031

Return2009 .043 .043 .065 1.000 .318

a. Dependent Variable: Return2010

Page 139: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

10

International Nickel Indonesia Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .679 .4981

Return2009 .051 .036 .090 1.400 .163

a. Dependent Variable: Return2010

Indocement Tunggal Prakasa Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .630 .5291

Return2009 -.024 .042 -.037 -.573 .567

a. Dependent Variable: Return2010

Jasa Marga (Persero) Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .002 .001 1.944 .0531

Return2009 .019 .064 .019 .293 .769

a. Dependent Variable: Return2010

Page 140: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

11

Kalbe Farma Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .004 .001 2.960 .0031

Return2009 .032 .046 .045 .698 .486

a. Dependent Variable: Return2010

Lippo Karawaci Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .004 .002 2.795 .0061

Return2009 .045 .093 .031 .484 .629

a. Dependent Variable: Return2010

Medco Energi International Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .000 .002 -.186 .8521

Return2009 -.004 .047 -.006 -.093 .926

a. Dependent Variable: Return2010

Page 141: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

12

Mitra International Resources Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .004 .002 1.949 .0531

Return2009 -.050 .058 -.056 -.862 .390

a. Dependent Variable: Return2010

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .765 .4451

Return2009 -.018 .045 -.025 -.393 .695

a. Dependent Variable: Return2010

PP London Sumatra Indonesia Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 1.171 .2431

Return2009 -.070 .038 -.114 -1.849 .066

a. Dependent Variable: Return2010

Page 142: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

13

Sampoerna Agro Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .788 .4321

Return2009 -.022 .047 -.031 -.472 .637

a. Dependent Variable: Return2010

Semen Gresik (Persero) Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .562 .5751

Return2009 -.026 .052 -.032 -.500 .618

a. Dependent Variable: Return2010

Tambang Batubara Bukit AsamTbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 7.162E-5 .001 .057 .9541

Return2009 -.012 .047 -.017 -.267 .790

a. Dependent Variable: Return2010

Page 143: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

14

Telekomunikasi Indonesia Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.001 .001 -1.329 .1851

Return2009 .072 .053 .088 1.374 .171

a. Dependent Variable: Return2010

Timah (Persero) Tbk.

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .003 .002 1.715 .0881

Return2009 .108 .047 .146 2.280 .023

a. Dependent Variable: Return2010

Truba Alam Manunggal Engineerin Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.003 .002 -1.240 .2161

Return2009 -.021 .043 -.032 -.497 .619

a. Dependent Variable: Return2010

Page 144: PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN BENTUK LEMAH …

15

Unilever Indonesia Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .419 .6761

Return2009 -.030 .064 -.031 -.475 .635

a. Dependent Variable: Return2010

United Tractors Tbk

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .001 .001 .702 .4841

Return2009 -.006 .043 -.009 -.145 .885

a. Dependent Variable: Return2010