Top Banner
PENGUJIAN EMISI PENGUJIAN EMISI DIKLAT EMISI GAS BUANG DIKLAT EMISI GAS BUANG BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSPORTASI DARAT TRANSPORTASI DARAT ZAINAL ARIFIN, MT ZAINAL ARIFIN, MT PUSTRAL UGM PUSTRAL UGM BALI, JULI 2011 BALI, JULI 2011
38

PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

Jan 12, 2016

Download

Documents

baris

PENGUJIAN EMISI DIKLAT EMISI GAS BUANG BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSPORTASI DARAT ZAINAL ARIFIN, MT PUSTRAL UGM BALI, JULI 2011. PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE). - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PENGUJIAN EMISIPENGUJIAN EMISIDIKLAT EMISI GAS BUANGDIKLAT EMISI GAS BUANG

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHANBALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHANTRANSPORTASI DARATTRANSPORTASI DARAT

ZAINAL ARIFIN, MTZAINAL ARIFIN, MTPUSTRAL UGMPUSTRAL UGM

BALI, JULI 2011BALI, JULI 2011

Page 2: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi cara untuk menentukan kadar karbon Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi cara untuk menentukan kadar karbon monoksida (CO), hidro karbon (HC), karbon dioksida (COmonoksida (CO), hidro karbon (HC), karbon dioksida (CO22) dan oksigen (O) dan oksigen (O22) yang ) yang terkandung didalam gas buang dari motor cetus api kendaraan bermotor pada terkandung didalam gas buang dari motor cetus api kendaraan bermotor pada posisi putaran idle serta mendapatkan nilai lambda (perbandingan campuran udara posisi putaran idle serta mendapatkan nilai lambda (perbandingan campuran udara dan bahan bakar).dan bahan bakar).

Alat Uji 4 Gas Analyser (HC, CO, COAlat Uji 4 Gas Analyser (HC, CO, CO22, O, O22, , , suhu, putaran), suhu, putaran) Spesifikasi:Spesifikasi:

• OIML (Organisation Internationale de Métrologie Légale) Class 1 atau Class 2 OIML (Organisation Internationale de Métrologie Légale) Class 1 atau Class 2 atauatau

• ISO 3930 atauISO 3930 atau• CE 9255 - CE 70 220 atauCE 9255 - CE 70 220 atau• BAR 90 atauBAR 90 atau• Disahkan oleh EU atau USADisahkan oleh EU atau USA

Kalibrasi:Kalibrasi:• Oleh institusi yang di akreditasi oleh KAN (Komite AkreditasiOleh institusi yang di akreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi

Nasional) Nasional)• Dengan gas kalibrasi (Calibration Gas) { Propan 0.2%, N 5%, CO 3.5%, CODengan gas kalibrasi (Calibration Gas) { Propan 0.2%, N 5%, CO 3.5%, CO22

14%}secara otomatis14%}secara otomatis

PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSINPENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN(GASOLINE ENGINE)(GASOLINE ENGINE)

Page 3: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

DEFINISI DEFINISI Konsentrasi CO adalah perbandingan volume dari karbon Konsentrasi CO adalah perbandingan volume dari karbon

monoksida (CO) yang terkandung didalam gas buang dan monoksida (CO) yang terkandung didalam gas buang dan dinyatakan dengan persen (%).dinyatakan dengan persen (%).

Konsentrasi HC adalah perbandingan volume dari hidro Konsentrasi HC adalah perbandingan volume dari hidro karbon (HC) dipersamakan dengan normal hexane (Ckarbon (HC) dipersamakan dengan normal hexane (C66HH1414) ) dalam gas buang dan dinyatakan dalam ppm (part per dalam gas buang dan dinyatakan dalam ppm (part per milion).milion).

Konsentrasi COKonsentrasi CO22 adalah perbandingan volume karbon adalah perbandingan volume karbon dioksida (COdioksida (CO22) yang terkandung di dalam gas buang dan ) yang terkandung di dalam gas buang dan dinyatakan dalam persen (%).dinyatakan dalam persen (%).

Konsentrasi OKonsentrasi O22 adalah perbandingan volume oksigen (O adalah perbandingan volume oksigen (O22) ) yang terkandung di dalam gas buang dan dinyatakan yang terkandung di dalam gas buang dan dinyatakan dalam persen (%).dalam persen (%).

Nilai lambda adalah nilai perbandingan campuran udara Nilai lambda adalah nilai perbandingan campuran udara dengan bahan bakar dan dinyatakan tanpa satuan.dengan bahan bakar dan dinyatakan tanpa satuan.

Page 4: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

KONDISI UJIKONDISI UJI Kondisi ruangan :Kondisi ruangan :

– Temperatur ruangan 25 Temperatur ruangan 25 10 10ooCC– Tempat uji kendaraan tidak miring (datar).Tempat uji kendaraan tidak miring (datar).

Kondisi motor dan kendaraan:Kondisi motor dan kendaraan:– Kendaraan yang diuji berada pada tempat yang datar.Kendaraan yang diuji berada pada tempat yang datar.– Semua alat-alat tambahan kecuali perlengkapan Semua alat-alat tambahan kecuali perlengkapan

operasi standard mesin harus dilepaskan dan posisi operasi standard mesin harus dilepaskan dan posisi tanpa beban.tanpa beban.

– Kendaraan dengan transmisi biasa posisi gigi harus Kendaraan dengan transmisi biasa posisi gigi harus pada posisi netral (N) dan kopling pada posisi bebas.pada posisi netral (N) dan kopling pada posisi bebas.

– Kendaraan dengan transmisi otomatis, posisi tuas Kendaraan dengan transmisi otomatis, posisi tuas pemindah harus netral (N) atau parkir (P).pemindah harus netral (N) atau parkir (P).

– Kap motor dalam keadaan tertutup baik dan kipas Kap motor dalam keadaan tertutup baik dan kipas pendingin tambahan tidak digunakan.pendingin tambahan tidak digunakan.

Page 5: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

KONDISI UJIKONDISI UJI Persiapan kendaraan yang akan di-uji.Persiapan kendaraan yang akan di-uji.

– Motor penggerak terlebih dahulu dipanaskan hingga Motor penggerak terlebih dahulu dipanaskan hingga mencapai suhu kerja normal.mencapai suhu kerja normal.

– Choke dalam keadaan tidak bekerja.Choke dalam keadaan tidak bekerja.– Periksa apakah ada kebocoran pada sistem gas buang Periksa apakah ada kebocoran pada sistem gas buang

motor penggerak dan sistem alat uji.motor penggerak dan sistem alat uji.– Thermometer atau alat ukur lain digunakan untuk Thermometer atau alat ukur lain digunakan untuk

mengukur suhu kerja mesin (~ 70 – 80mengukur suhu kerja mesin (~ 70 – 80o o C).C).– Putaran Idling motor penggerak harus stabil dan waktu Putaran Idling motor penggerak harus stabil dan waktu

pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik. pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik. (Pemasangan sensor RPM)(Pemasangan sensor RPM)

– Setelah pemanasan selesai, putaran motor dinaikkan Setelah pemanasan selesai, putaran motor dinaikkan sampai putaran menengah sampai putaran menengah 15 detik tanpa beban, 15 detik tanpa beban, kemudian kembali pada putaran idling.kemudian kembali pada putaran idling.

Page 6: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

KONDISI UJIKONDISI UJI Persiapan kendaraan yang akan di-uji.Persiapan kendaraan yang akan di-uji.

– Motor penggerak terlebih dahulu dipanaskan hingga mencapai Motor penggerak terlebih dahulu dipanaskan hingga mencapai suhu kerja normal.suhu kerja normal.

– Choke dalam keadaan tidak bekerja.Choke dalam keadaan tidak bekerja.– Periksa apakah ada kebocoran pada sistem gas buang motor Periksa apakah ada kebocoran pada sistem gas buang motor

penggerak dan sistem alat uji.penggerak dan sistem alat uji.– Thermometer atau alat ukur lain digunakan untuk mengukur suhu Thermometer atau alat ukur lain digunakan untuk mengukur suhu

kerja mesin (~ 70 – 80kerja mesin (~ 70 – 80oo C). C).– Putaran Idling motor penggerak harus stabil dan waktu pengapian Putaran Idling motor penggerak harus stabil dan waktu pengapian

sesuai dengan spesifikasi pabrik. (Pemasangan sensor RPM)sesuai dengan spesifikasi pabrik. (Pemasangan sensor RPM)– Setelah pemanasan selesai, putaran motor dinaikkan sampai Setelah pemanasan selesai, putaran motor dinaikkan sampai

putaran menengah putaran menengah 15 detik tanpa beban, kemudian kembali 15 detik tanpa beban, kemudian kembali pada putaran idling.pada putaran idling.

Bahan bakarBahan bakar– Bahan bakar yang digunakan harus memenuhi persyaratan Bahan bakar yang digunakan harus memenuhi persyaratan

pemerintah.pemerintah.

Page 7: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

ALAT UJI ALAT UJI

Page 8: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PRINSIP PENGUJIAN EMISI MOTOR PRINSIP PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSINBENSIN

IR Source

Chopperblade

Gas outGas in

IR Detectors

IR FiltersSample cell

Electronics

HCCO

CO2

O2 Sensor

= f (CO, CO2, HC, O2)

Page 9: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

ALAT UJIALAT UJI Alat uji harus mampu mengukur kadar CO dan HC Alat uji harus mampu mengukur kadar CO dan HC

secara terus menerus pada kendaraan uji putaran secara terus menerus pada kendaraan uji putaran idle.idle.

Pengoperasian alat uji harus mengikuti prosedur Pengoperasian alat uji harus mengikuti prosedur pengoperasian alat uji.pengoperasian alat uji.

Alat uji harus sudah melalui proses pemanasan.Alat uji harus sudah melalui proses pemanasan. Peralatan uji sebaiknya tidak langsung kena Peralatan uji sebaiknya tidak langsung kena

matahari, hujan atau angin.matahari, hujan atau angin. Peralatan uji secara rutin mendapatkan perawatan Peralatan uji secara rutin mendapatkan perawatan

rutin 6 bulan sekali.rutin 6 bulan sekali. Alat uji harus sudah dikalibrasi nol baik secara Alat uji harus sudah dikalibrasi nol baik secara

manual atau otomatis. manual atau otomatis.

Page 10: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PROSEDUR PROSEDUR PENGUJIANPENGUJIAN

Kendaraan masuk ke ruang uji.Kendaraan masuk ke ruang uji. Pengecekan kebocoran pada pipa gas buang Pengecekan kebocoran pada pipa gas buang

(knalpot). Apabila pipa gas buang / saringan gas (knalpot). Apabila pipa gas buang / saringan gas buang bocor, maka pipa gas buang kendaraan buang bocor, maka pipa gas buang kendaraan harus direparasi terlebih dahulu untuk dapat harus direparasi terlebih dahulu untuk dapat mengikuti tahapan pengecekan berikutnya.mengikuti tahapan pengecekan berikutnya.

Mengisi data kendaraan (Plat nomor, Nama Mengisi data kendaraan (Plat nomor, Nama pemilik, Jenis Kendaraan, Merek kendaraan, pemilik, Jenis Kendaraan, Merek kendaraan, Bahan bakar, Penggunaan, Jarak tempuh, Tahun Bahan bakar, Penggunaan, Jarak tempuh, Tahun pembuatan) pada form yang tersedia. pembuatan) pada form yang tersedia.

Page 11: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PROSEDUR PROSEDUR PENGUJIANPENGUJIAN

Mempersiapkan kendaraan untuk pengujian.Mempersiapkan kendaraan untuk pengujian. Transmisi dalam keadaan netral (posisi N atau P Transmisi dalam keadaan netral (posisi N atau P

untuk kendaraan otomatik.untuk kendaraan otomatik. Pastikan kendaraan telah berada pada temperatur Pastikan kendaraan telah berada pada temperatur

kerja (Autodata). Apabila belum, maka lakukan kerja (Autodata). Apabila belum, maka lakukan pemanasan kendaraan sebelum memulai langkah pemanasan kendaraan sebelum memulai langkah berikutnya.berikutnya.

Mematikan semua peralatan tambahan kendaraan Mematikan semua peralatan tambahan kendaraan (AC, kipas tambahan). Pastikan mesin tidak (AC, kipas tambahan). Pastikan mesin tidak menerima beban tambahan.menerima beban tambahan.

Pastikan choke dalam keadaan tidak bekerja. Pastikan choke dalam keadaan tidak bekerja.

Page 12: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PROSEDUR PROSEDUR PENGUJIANPENGUJIAN

Pemasangan sensor pengujian.Pemasangan sensor pengujian. Pemasangan sensor putaran (rpm).Pemasangan sensor putaran (rpm). Pemasangan sensor gas (gas probe). Pemasangan sensor gas (gas probe).

Pastikan pemasangan sensor gas sedalam Pastikan pemasangan sensor gas sedalam 30 cm ke dalam pipa gas buang untuk 30 cm ke dalam pipa gas buang untuk menghindari kesalahan. Tunggu menghindari kesalahan. Tunggu 20 detik 20 detik sampai data pada layar stabil.sampai data pada layar stabil.

Pemasangan sensor temperatur oli.Pemasangan sensor temperatur oli. Ambil data pengukuran (print out atau Ambil data pengukuran (print out atau

mencatat data).mencatat data).

Page 13: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PROSEDUR PROSEDUR PENGUJIANPENGUJIAN

Pastikan data emisi menjadi lebih baik setelah Pastikan data emisi menjadi lebih baik setelah pemeriksaan dan penyetelan ringan. Apabila data pemeriksaan dan penyetelan ringan. Apabila data menjadi lebih buruk, ulangi lagi proses menjadi lebih buruk, ulangi lagi proses pemeriksaan dan penyetelan. pemeriksaan dan penyetelan.

Apabila data emisi setelah dilakukan Apabila data emisi setelah dilakukan pemeriksaan dan penyetelan ringan masih berada pemeriksaan dan penyetelan ringan masih berada diatas nilai ambang batas, maka kendaraan perlu diatas nilai ambang batas, maka kendaraan perlu mendapatkan perawatan dan perbaikan lanjutan, mendapatkan perawatan dan perbaikan lanjutan, sebelum dilakukan pengujian kedua.sebelum dilakukan pengujian kedua.

Apabila data telah memenuhi standar, lakukan Apabila data telah memenuhi standar, lakukan pengambilan data (print out atau mencatat data).pengambilan data (print out atau mencatat data).

Page 14: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PROSEDUR PROSEDUR PENGUJIANPENGUJIAN

Bila kendaraan memiliki 2 atau 3 pipa gas buang, maka Bila kendaraan memiliki 2 atau 3 pipa gas buang, maka dibuat agar pengeluaran gas buang melalui satu pipa. dibuat agar pengeluaran gas buang melalui satu pipa.

Bila tidak bisa maka pengukuran dilakukan pada setiap Bila tidak bisa maka pengukuran dilakukan pada setiap pipa gas buang dan konsentrasi CO dan HC dihitung pipa gas buang dan konsentrasi CO dan HC dihitung dengan cara mencari nilai rata-rata.dengan cara mencari nilai rata-rata.

Pada motor 4 langkah, penempatan probe minimum 30 cm Pada motor 4 langkah, penempatan probe minimum 30 cm kedalam pipa gas buang sejauh pengukuran tidak kedalam pipa gas buang sejauh pengukuran tidak dipengaruhi udara sekitar.dipengaruhi udara sekitar.

Bila probe tidak dapat dimasukkan seperti pont (b) maka Bila probe tidak dapat dimasukkan seperti pont (b) maka pipa gas buang harus disambung/diperpanjang.pipa gas buang harus disambung/diperpanjang.

Bila mesin dilengkapi dengan turbo yang bisa dihidupkan Bila mesin dilengkapi dengan turbo yang bisa dihidupkan dan dimatikan secara manual, maka pengujian harus dan dimatikan secara manual, maka pengujian harus dilakukan dua kali yaitu dengan turbo dan tanpa turbo. dilakukan dua kali yaitu dengan turbo dan tanpa turbo.

Page 15: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PENANGANAN HASIL UJI PENANGANAN HASIL UJI EMISIEMISI

Pemeriksaan dan penyetelan ringan mesin kendaraan Pemeriksaan dan penyetelan ringan mesin kendaraan meliputi :meliputi :

Periksa saringan udara. Bersihkan saringan udara. Periksa saringan udara. Bersihkan saringan udara. Apabila kondisi saringan udara sudah tidak memadai, Apabila kondisi saringan udara sudah tidak memadai, ganti saringan udara.ganti saringan udara.

Pemeriksaan saluran / saringan bahan bakar. Pastikan Pemeriksaan saluran / saringan bahan bakar. Pastikan saluran bahan bakar tidak tersumbat / mengecil / bocor. saluran bahan bakar tidak tersumbat / mengecil / bocor. Bersihkan saringan udara.Bersihkan saringan udara.

Periksa hubungan kabel-kabel, terutama kabel busi. Periksa hubungan kabel-kabel, terutama kabel busi. Pastikan tidak ada kerak / kotoran pada hubungan kabel-Pastikan tidak ada kerak / kotoran pada hubungan kabel-kabel.kabel.

Penyetelan busi. Bersihkan busi. Kontrol jarak (gap) Penyetelan busi. Bersihkan busi. Kontrol jarak (gap) pada busi, kembalikan pada jarak standar.pada busi, kembalikan pada jarak standar.

Penyetelan rasio campuran udara / bensin.Penyetelan rasio campuran udara / bensin. Penyetelan pengapian (na-vor), apabila mungkin.Penyetelan pengapian (na-vor), apabila mungkin.

Page 16: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

Nilai Emisi Ideal Mesin BensinNilai Emisi Ideal Mesin BensinCO (carbon monoxide) CO (carbon monoxide)

Karburator=2% Karburator=2% EFI=1% Katalisator=0% EFI=1% Katalisator=0%

HC (hydrocarbon)HC (hydrocarbon)Karburator=400ppm Karburator=400ppm EFI=200ppm Katalisator=50ppm EFI=200ppm Katalisator=50ppm

COCO22 (carbon dioxide) (carbon dioxide)Karburator=EFI=Katalisator=minimal 12%Karburator=EFI=Katalisator=minimal 12%

OO22 (oxygen) (oxygen)Karburator=EFI= 0,5s/d 2%Karburator=EFI= 0,5s/d 2%Katalisator=0%Katalisator=0%

LambdaLambdaKarburator=0.950s/d1.025; Karburator=0.950s/d1.025; EFI=0.970s/d1.03; EFI=0.970s/d1.03; Katalisator=1.000Katalisator=1.000

BAKU MUTU EMISI

Page 17: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

BAKU MUTU EMISI(PERMEN LH No. 05 Tahun 2006 / 1 Agustus 2006)

KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI “L”

KATEGORITAHUN

PEMBUATANPARAMETER METODE

UJICO (%) HC (ppm)

Sepeda motor 2 langkahSepeda motor 2 langkah < 2010< 2010 4.54.5 12.00012.000 IdleIdle

Sepeda motor 4 langkahSepeda motor 4 langkah < 2010< 2010 4.54.5 2.4002.400 IdleIdle

Sepeda motor 2 & 4 langkah Sepeda motor 2 & 4 langkah >2010>2010 4.54.5 2.0002.000 IdleIdle

KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI “M, N DAN O”

KATEGORIKATEGORITAHUN TAHUN

PEMBUATANPEMBUATAN

PARAMETERPARAMETERMETODE METODE

UJIUJICO (%)CO (%) HC (ppm)HC (ppm) OPASITAS OPASITAS (% HSU)(% HSU)

Berpenggerak motor bakar cetus Berpenggerak motor bakar cetus api (bensin)api (bensin)

< 2007< 2007

> 2007> 20074.54.5

1.51.51.2001.200

200200--

IdleIdle

Berpenggerak motor bakar Berpenggerak motor bakar penyalaan kompressi (diesel)penyalaan kompressi (diesel)

GVW < 3.5 tonGVW < 3.5 ton

GVW > 3.5 tonGVW > 3.5 ton

< 2010< 2010

> 2010> 2010

< 2010< 2010

> 2010> 2010

-- -- 7070

4040

7070

5050

Percepatan Percepatan bebasbebas

Page 18: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

BAKU MUTU EMISI(PERMEN LH No. 05 Tahun 2006 / 1 Agustus 2006)

CATATAN :

UNTUK KENDARAAN BERMOTOR BERPENGGERAK MOTOR BAKAR CETUS API KATEGORI “M, N, DAN O” < 2007 : BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2006 > 2007 : BERLAKU MULAI TANGGAL 1 JANUARI 2007

UNTUK KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI “L” DAN KENDARAAN BERMOTOR BERPENGGERAK MOTOR BAKAR PENYALAAN KOMPRESSI (DIESEL) < 2010 : BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2009 > 2010 : BERLAKU MULAI TANGGAL 1 JANUARI 2010

*ATAU EQUIVALEN % BOSCH

Page 19: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PENANGANAN HASIL UJI PENANGANAN HASIL UJI EMISIEMISI

Uji emisi bukan hanya untuk mendapatkan data berapa besar emisi kendaraan yang di-Uji emisi bukan hanya untuk mendapatkan data berapa besar emisi kendaraan yang di-uji dan membandingkannya dengan baku mutu emisi, namun ada tujuan yang lebih uji dan membandingkannya dengan baku mutu emisi, namun ada tujuan yang lebih baik yaitu :baik yaitu :

Menganalisa kondisi mesin berdasarkan hasil uji emisi tersebut, kita sudah mengetahui Menganalisa kondisi mesin berdasarkan hasil uji emisi tersebut, kita sudah mengetahui berapa besar nilai gas buang dalam keadaan mesin normal, sehingga apabila kita berapa besar nilai gas buang dalam keadaan mesin normal, sehingga apabila kita ketahui gas buang melebihi atau kurang dari batas normal kita tahu bagian mesin mana ketahui gas buang melebihi atau kurang dari batas normal kita tahu bagian mesin mana yang ada masalah.yang ada masalah.

Sebagai pemilik mobil harus tahu bahwa emisi yang berlebihan berarti pemborosan Sebagai pemilik mobil harus tahu bahwa emisi yang berlebihan berarti pemborosan antara lain: pemborosan bahan bakar, jangka waktu perawatan kendaraan menjadi antara lain: pemborosan bahan bakar, jangka waktu perawatan kendaraan menjadi lebih pendek, oli pelumas mesin harus cepat diganti, dan apabila kondisi dibiarkan lebih pendek, oli pelumas mesin harus cepat diganti, dan apabila kondisi dibiarkan terus akan mengakibatkan mesin cepat menuju overhaul.terus akan mengakibatkan mesin cepat menuju overhaul.

Emisi yang berlebihan jelas mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan, kalau Emisi yang berlebihan jelas mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan, kalau dibiarkan terus bukan hal yang tidak mungkin bahwa generasi penerus kita menjadi dibiarkan terus bukan hal yang tidak mungkin bahwa generasi penerus kita menjadi generasi penerus yang bodoh akibat udara yang dihirup sejak kecil tercemar polusi.generasi penerus yang bodoh akibat udara yang dihirup sejak kecil tercemar polusi.

Page 20: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi cara untuk menentukan kepekatan Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi cara untuk menentukan kepekatan kadar asap kendaraan bermotor diesel pada kondisi diam ditempat dengan kadar asap kendaraan bermotor diesel pada kondisi diam ditempat dengan putran mesin diakselerasi tanpa beban (putran mesin diakselerasi tanpa beban (free running acceleration)free running acceleration)

Alat Uji Opacymeter (Tingkat tembus cahaya Satuan: % opacity atau k [mAlat Uji Opacymeter (Tingkat tembus cahaya Satuan: % opacity atau k [m --

11] (% opacity = e] (% opacity = e(1-1/k)(1-1/k) * 100)) * 100)) Spesifikasi:Spesifikasi:

• ISO 11614ISO 11614• CE 9255 - CE 70 220 OIML Class 1 atau Class 2 atauCE 9255 - CE 70 220 OIML Class 1 atau Class 2 atau• Disahkan oleh EU atau USADisahkan oleh EU atau USA

Kalibrasi:Kalibrasi:• Distel oleh produsenDistel oleh produsen• Harus selalu bersihHarus selalu bersih• Sebelum pengujian alat melakukan kalibrasi secara otomatisSebelum pengujian alat melakukan kalibrasi secara otomatis

PENGUJIAN EMISI MOTOR DIESELPENGUJIAN EMISI MOTOR DIESEL(DIESEL ENGINE)(DIESEL ENGINE)

Page 21: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

DEFINISI DEFINISI Kepekatan asap adalah kemampuan asap untuk Kepekatan asap adalah kemampuan asap untuk

meredam cahaya, apabila cahaya tidak bisa meredam cahaya, apabila cahaya tidak bisa menembus asap maka kepekatan asap tersebut menembus asap maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 100 persen (%), apabila cahaya bisa dinyatakan 100 persen (%), apabila cahaya bisa melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas cahaya maka kepekatan asap tersebut dinyatakan cahaya maka kepekatan asap tersebut dinyatakan sebagai 0 % (nol persen).sebagai 0 % (nol persen).

Demikian pula sebaliknya apabila cahaya sama Demikian pula sebaliknya apabila cahaya sama sekali tidak mampu melewati asap atau terdapat sekali tidak mampu melewati asap atau terdapat pengurangan insensitas, maka dikatakan sebagai pengurangan insensitas, maka dikatakan sebagai kepekatan 100 % kepekatan 100 %

Page 22: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

KONDISI UJIKONDISI UJI Kondisi sekitar (luar); suhu udara luar untuk pengujian Kondisi sekitar (luar); suhu udara luar untuk pengujian

kendaraan dan peralatan ukur (uji) berada sekitar 25 kendaraan dan peralatan ukur (uji) berada sekitar 25 55ooC. Peralatan uji sebaiknya tidak langsung kena matahari, C. Peralatan uji sebaiknya tidak langsung kena matahari, hujan atau angin.hujan atau angin.

Kondisi motor dan kendaraan:Kondisi motor dan kendaraan:– Kendaraan yang diuji berada pada tempat yang datar.Kendaraan yang diuji berada pada tempat yang datar.– Segel pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.Segel pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.– Sistem gas buang tidak boleh ada kebocoran.Sistem gas buang tidak boleh ada kebocoran.– Semua alat-alat tambahan kecuali perlengkapan operasi standard Semua alat-alat tambahan kecuali perlengkapan operasi standard

mesin harus dilepaskan dan posisi tanpa beban.mesin harus dilepaskan dan posisi tanpa beban.– Kendaraan dengan transmisi biasa posisi gigi harus pada posisi Kendaraan dengan transmisi biasa posisi gigi harus pada posisi

netral (N) dan kopling pada posisi bebas.netral (N) dan kopling pada posisi bebas.– Kendaraan dengan transmisi otomatis, posisi tuas pemindah Kendaraan dengan transmisi otomatis, posisi tuas pemindah

harus netral (N) atau parkir (P).harus netral (N) atau parkir (P).– Kap motor dalam keadaan tertutup baik dan kipas pendingin Kap motor dalam keadaan tertutup baik dan kipas pendingin

tambahan tidak digunakan.tambahan tidak digunakan.

Page 23: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

KONDISI UJIKONDISI UJI Persiapan kendaraan yang akan di-uji.Persiapan kendaraan yang akan di-uji.

– Motor penggerak terlebih dahulu dipanaskan hingga Motor penggerak terlebih dahulu dipanaskan hingga mencapai suhu kerja normal.mencapai suhu kerja normal.

– Choke dalam keadaan tidak bekerja.Choke dalam keadaan tidak bekerja.– Thermometer atau alat ukur lain digunakan untuk Thermometer atau alat ukur lain digunakan untuk

mengukur apakah suhu kerja mesin (suhu oli) sudah mengukur apakah suhu kerja mesin (suhu oli) sudah tercapai.tercapai.

– Putaran Idling motor penggerak harus stabil dan waktu Putaran Idling motor penggerak harus stabil dan waktu pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik.pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik.

Bahan bakarBahan bakar– Bahan bakar yang digunakan harus memenuhi Bahan bakar yang digunakan harus memenuhi

persyaratan pemerintah.persyaratan pemerintah.

Page 24: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

ALAT UJI EMISIALAT UJI EMISI

Page 25: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PRINSIP PENGUKURAN OPASITASPRINSIP PENGUKURAN OPASITAS

I

Page 26: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PRINSIP PENGUKURAN OPASITASPRINSIP PENGUKURAN OPASITAS

Beer - Lambert

Detector

ScatteringL - m

I0 I

K - m -1

Lamp

Absorption

T - Kp - pa

Extinction = Absorption + Scattering

I0 ... Light intensity at entryI ... Light intensity at outletK - m-1 ... Absorption coefficientL - m ... Measuring lengthT0 - K ... Ambient temperaturep0 - pa ... 1,013.155 pa, normpressurep - pa ... Ambient pressureN - % ... Opacity

I

I0= e -K. L. = (1- )N

100

T0.p

T.p0

T0.p

T.p0N = 100. (1-e )-K. L.

Page 27: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PRINSIP PENGUKURAN OPASITASPRINSIP PENGUKURAN OPASITAS

Page 28: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

ALAT UJIALAT UJI Alat uji harus mampu mengukur kepekatan asap diesel Alat uji harus mampu mengukur kepekatan asap diesel

hingga 100 %hingga 100 % Pengoperasian alat uji harus mengikuti prosedur Pengoperasian alat uji harus mengikuti prosedur

pengoperasian alat uji.pengoperasian alat uji. Alat uji harus sudah melalui proses pemanasan.Alat uji harus sudah melalui proses pemanasan. Alat uji harus sudah dikalibrasi nol baik secara manual Alat uji harus sudah dikalibrasi nol baik secara manual

atau otomatis.atau otomatis. Untuk alat uji jenis Untuk alat uji jenis deflection,deflection, pompa isap harus mampu pompa isap harus mampu

menghisap gas buang sebesar 330 menghisap gas buang sebesar 330 15 ml dalam waktu 15 ml dalam waktu 1,4 1,4 0,2 detik melalui saringan kertas, saringan kertas 0,2 detik melalui saringan kertas, saringan kertas harus menggunakan kelas 5A standard JIS.harus menggunakan kelas 5A standard JIS.

Pemasangan probe gas buang harus sejajar dengan garis Pemasangan probe gas buang harus sejajar dengan garis sumbu pipa buang, bila tidak harus menggunakan sumbu pipa buang, bila tidak harus menggunakan tambahan.tambahan.

Page 29: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PROSEDUR PROSEDUR PENGUJIANPENGUJIAN Periksa apakah ada kebocoran pada sistem gas Periksa apakah ada kebocoran pada sistem gas

buang motor penggerak dan sistem alat uji.buang motor penggerak dan sistem alat uji. Setelah pemanasan selesai, lakukan pembersihan Setelah pemanasan selesai, lakukan pembersihan

sistem pembuangan dengan jalan menginjak pedal sistem pembuangan dengan jalan menginjak pedal gas hingga putaran penuh sebanyak 3 kali tanpa gas hingga putaran penuh sebanyak 3 kali tanpa beban.beban.

Segera setelah itu biarkan putaran mesin idling Segera setelah itu biarkan putaran mesin idling selama selama 5 detik. 5 detik.

Lakukan akslerasi secara cepat namun lembut (Lakukan akslerasi secara cepat namun lembut (Quick Quick & Smooth& Smooth) hingga putaran mesin mencapai putaran ) hingga putaran mesin mencapai putaran maksimum (injeksi maksimum) dan pertahankan maksimum (injeksi maksimum) dan pertahankan selama 4 detik, kemudian lepaskan pedal gas hingga selama 4 detik, kemudian lepaskan pedal gas hingga putaran mesin kembali idling.putaran mesin kembali idling.

Page 30: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PROSEDUR PROSEDUR PENGUJIANPENGUJIAN

Tunggu Tunggu 15 detik kemudian lakukan lagi 15 detik kemudian lakukan lagi point (d), lakukan sebanyak 3 kali atau point (d), lakukan sebanyak 3 kali atau sesuai dengan prosedure alat uji.sesuai dengan prosedure alat uji.

Untuk alat uji jenis deflection, setiap kali Untuk alat uji jenis deflection, setiap kali pengukuran harus menggunakan kertas pengukuran harus menggunakan kertas yang baru.yang baru.

Hasil uji dari setiap pengukuran kemudian Hasil uji dari setiap pengukuran kemudian diambil nilai rata-rata nya sebagai hasil diambil nilai rata-rata nya sebagai hasil akhir.akhir.

Page 31: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PROSEDUR PROSEDUR PENGUJIANPENGUJIAN

Bila kendaraan memiliki 2 atau 3 pipa gas buang, Bila kendaraan memiliki 2 atau 3 pipa gas buang, maka dibuat agar pengeluaran gas buang melalui maka dibuat agar pengeluaran gas buang melalui satu pipa. satu pipa.

Bila tidak bisa maka pengukuran dilakukan pada Bila tidak bisa maka pengukuran dilakukan pada setiap pipa gas buang dan kepekatan asap setiap pipa gas buang dan kepekatan asap dihitung dengan cara mencari nilai rata-rata dari dihitung dengan cara mencari nilai rata-rata dari hasil uji setiap pipa gas buang.hasil uji setiap pipa gas buang.

Bila mesin dilengkapi dengan turbo yang bisa Bila mesin dilengkapi dengan turbo yang bisa dihidupkan dan dimatikan secara manual, maka dihidupkan dan dimatikan secara manual, maka pengujian harus dilakukan dua kali yaitu dengan pengujian harus dilakukan dua kali yaitu dengan turbo dan tanpa turbo.turbo dan tanpa turbo.

Page 32: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PENANGANAN HASIL UJI PENANGANAN HASIL UJI EMISIEMISI Uji emisi bukan hanya untuk mendapatkan data berapa besar emisi Uji emisi bukan hanya untuk mendapatkan data berapa besar emisi

kendaraan yang di-uji dan membandingkannya dengan baku mutu kendaraan yang di-uji dan membandingkannya dengan baku mutu emisi, namun ada tujuan yang lebih baik yaitu :emisi, namun ada tujuan yang lebih baik yaitu :

Menganalisa kondisi mesin berdasarkan hasil uji emisi tersebut, kita Menganalisa kondisi mesin berdasarkan hasil uji emisi tersebut, kita sudah mengetahui berapa besar nilai gas buang dalam keadaan mesin sudah mengetahui berapa besar nilai gas buang dalam keadaan mesin normal, sehingga apabila kita ketahui gas buang melebihi atau kurang normal, sehingga apabila kita ketahui gas buang melebihi atau kurang dari batas normal kita tahu bagian mesin mana yang ada masalah.dari batas normal kita tahu bagian mesin mana yang ada masalah.

Sebagai pemilik mobil harus tahu bahwa emisi yang berlebihan berarti Sebagai pemilik mobil harus tahu bahwa emisi yang berlebihan berarti pemborosan antara lain: pemborosan bahan bakar, jangka waktu pemborosan antara lain: pemborosan bahan bakar, jangka waktu perawatan kendaraan menjadi lebih pendek, oli pelumas mesin harus perawatan kendaraan menjadi lebih pendek, oli pelumas mesin harus cepat diganti, dan apabila kondisi dibiarkan terus akan mengakibatkan cepat diganti, dan apabila kondisi dibiarkan terus akan mengakibatkan mesin cepat menuju overhaul.mesin cepat menuju overhaul.

Emisi yang berlebihan jelas mengganggu kesehatan manusia dan Emisi yang berlebihan jelas mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan, kalau dibiarkan terus bukan hal yang tidak mungkin bahwa lingkungan, kalau dibiarkan terus bukan hal yang tidak mungkin bahwa generasi penerus kita menjadi generasi penerus yang bodoh akibat generasi penerus kita menjadi generasi penerus yang bodoh akibat udara yang dihirup sejak kecil tercemar polusi.udara yang dihirup sejak kecil tercemar polusi.

Page 33: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PENANGANAN HASIL UJI PENANGANAN HASIL UJI EMISIEMISI

RPM

Opasitas

Waktu

HASIL PENGUJIAN KONDISI MESIN NORMAL

Page 34: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PENANGANAN HASIL UJI PENANGANAN HASIL UJI EMISIEMISI

HASIL PENGUJIAN KONDISI TEKANAN NOZZLE TERLALU TINGGI

K (m-1) / RPM K (m-1) / RPM

RPM

Opasitas

Waktu

Page 35: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PENANGANAN HASIL UJI PENANGANAN HASIL UJI EMISIEMISI

HASIL PENGUJIAN KONDISI TEKANAN NOZZLE TERLALU RENDAH

K (m-1) / RPM K (m-1) / RPM

Waktu

Opasitas

RPM

Page 36: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PENANGANAN HASIL UJI PENANGANAN HASIL UJI EMISIEMISI

HASIL PENGUJIAN KONDISI FILTER UDARA KOTOR (TERSUMBAT)

K (m-1) / RPM K (m-1) / RPM

Waktu

RPM Opasitas

Page 37: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

PENANGANAN HASIL UJI PENANGANAN HASIL UJI EMISIEMISI

HASIL PENGUJIAN KONDISI FILTER BAHAN BAKAR (SOLAR) KOTOR (TERSUMBAT)

K (m-1) / RPM K (m-1) / RPM

Waktu

Opasitas

RPM

Page 38: PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE)

Jangan menempatkan alat uji pada sinar matahari, hujan, salju, Jangan menempatkan alat uji pada sinar matahari, hujan, salju, kondisi korosif atau kondisi yang terkontaminasi dengan uap kondisi korosif atau kondisi yang terkontaminasi dengan uap bahan bakar.bahan bakar.

Pastikan bahwa tidak ada peralatan yang digunakan pada jarak Pastikan bahwa tidak ada peralatan yang digunakan pada jarak kurang dari 5 meter dari alat uji yang dapat menyebabkan kurang dari 5 meter dari alat uji yang dapat menyebabkan gangguan elektromagnet (seperti : telepon radio, peralatan las gangguan elektromagnet (seperti : telepon radio, peralatan las listrik, motor listrik yang besar, dll)listrik, motor listrik yang besar, dll)

Pastikan bahwa alat sudah pada voltage yang benar (110V-Pastikan bahwa alat sudah pada voltage yang benar (110V-220V) gunakan voltage regulator 220V) gunakan voltage regulator

Jangan biarkan probe menempel terlalu lama pada exhaust Jangan biarkan probe menempel terlalu lama pada exhaust pipepipe

Pastikan bahwa tidak ada selang yang tertekuk.Pastikan bahwa tidak ada selang yang tertekuk. Bersihkan selang dan perlengkapan lainnya setelah digunakanBersihkan selang dan perlengkapan lainnya setelah digunakan Lakukan perawatan dan penggantian part secara regulerLakukan perawatan dan penggantian part secara reguler

PETUNJUK KEAMANANPETUNJUK KEAMANAN