Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN CARA SORPSI SIRKULER BERT AHAP Sugeng Pumomo, Suryantoro, Hanafi K., Mardini Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ISSN 0852 - 2979 ABSTRAK PENGOLAHAN LIMBAH RADlOAKTIF CAIR DENGAN CARA SORPSI SIRKULER BERT AHAP. Telah dilakukan percobaan pengolahan limbah radioaktif cair dengan cara sorpsi sirkuler bertahap menggunakan 20 I gram zeolite yang ditempatkan dalam kolom berdiameter 3 cm. Lapisan zeolite mengisi kolom setinggi 18,5 cm. Umpan limbah berupa larutan Sr 2 glmL dengan laju aliI' 0, I m LIdet. Sorpsi Sr oleh zeolite diamati dengan menganalisis umpan dan beningan yang diperoleh menggunakan spektrofotmeter serapan atom. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan 16 kali mengumpan ulang beningan melalui kolom, 88% Sr dapat terserap oleh zeolite. Hal ini merupakan capaian penyerapan yang cukup berarti bila dibandingkan perlakuan dengan sekali perlaluan melalui kolom dan diharapkan dapat dilanjutkan dengan percobaan yang lebih mendekati kondisi pengolahan yang sebenarnya. ABSTRACT RADIOACTIVE WASTE TREATMENT BY GRADUALLY CIRCULAR SORPTION. The experiment of radioactive waste treatment by gradually circular sorption has been done by 20 I g zeolite in 3 cm diameter column. Zeolite lining till up 18.5 cm colum. Feed waste is 2 g/mL Sr by tlowrate 0, I mLls. Monitoring of Sr sorption in zeolite are conducted by atomic absorption spectrophotometry analysis of feed waste and its effluent. The result show that 88% Sr have been sorbed in zeolite by 16 time repeatedly feeding the effluent. This is a significant achievement appeal to one through waste feeding to the column and expected to be continued by the experiment which close to real condition of treatment. PENDAHULUAN Pemberlakuan tarif pengolahan limbah radioaktif (PP No.6 Tahun 2001 dan PP No. 77 Tahun 2005) mengakibatkan perubahan kebijakan manajemen instalasi nuklir dalam penanganan limbah yang ditimbulkannya. Oi sisi lain karakteristik lil11bah cair tersebut memungkinkan untuk dikeJola tanpa harus terkena biaya pengolahan. Maka sejak tahun 2001 jumJah asupan limbah radioaktif cair ke PTLR sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Untuk menekan biaya pengolahan perlu diupayakan alternatif proses pengolahan yang ekonol11is dan efektif serta memenuhi persyaratan keselamatan. Banyak proses pengolahan yang dapat dipilih. Oalam makalah ini diuraikan percobaan pengolahan lil11bah yang didasarkan pada proses sorpsi. Proses sorpsi membutuhkan relatif sedikit kOl11ponen bantu untuk berfungsi sebagai satu unit peralatan. Disamping itu dapat dipilih sorben yang sesuai dengan karakteristik limbah ul11pan sehingga dicapai sorpsi yang optimum dan l11enghasilkan efluen lil11bah dengan tingkat radioaktivitas yang jauh menllfun. Dalam pelaksanaan percobaan, beningan yang diperoleh sebagai keluaran dari kolom sorpsi diul11pankan kembali berulang-ulang selama sorben masih menunjukkan penyerapan yang cukup berarti. 174
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIRDENGAN CARA SORPSI SIRKULER BERT AHAP
Sugeng Pumomo, Suryantoro, Hanafi K., MardiniPusat Teknologi Limbah Radioaktif
ISSN 0852 - 2979
ABSTRAKPENGOLAHAN LIMBAH RADlOAKTIF CAIR DENGAN CARA SORPSI SIRKULER
BERT AHAP. Telah dilakukan percobaan pengolahan limbah radioaktif cair dengan cara sorpsi sirkulerbertahap menggunakan 20 I gram zeolite yang ditempatkan dalam kolom berdiameter 3 cm. Lapisanzeolite mengisi kolom setinggi 18,5 cm. Umpan limbah berupa larutan Sr 2 glmL dengan laju aliI' 0, Im LIdet. Sorpsi Sr oleh zeolite diamati dengan menganalisis umpan dan beningan yang diperolehmenggunakan spektrofotmeter serapan atom. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan 16 kalimengumpan ulang beningan melalui kolom, 88% Sr dapat terserap oleh zeolite. Hal ini merupakan capaianpenyerapan yang cukup berarti bila dibandingkan perlakuan dengan sekali perlaluan melalui kolom dandiharapkan dapat dilanjutkan dengan percobaan yang lebih mendekati kondisi pengolahan yangsebenarnya.
ABSTRACTRADIOACTIVE WASTE TREATMENT BY GRADUALLY CIRCULAR SORPTION. The
experiment of radioactive waste treatment by gradually circular sorption has been done by 20 I g zeolite in3 cm diameter column. Zeolite lining till up 18.5 cm colum. Feed waste is 2 g/mL Sr by tlowrate 0, ImLls. Monitoring of Sr sorption in zeolite are conducted by atomic absorption spectrophotometry analysisof feed waste and its effluent. The result show that 88% Sr have been sorbed in zeolite by 16 timerepeatedly feeding the effluent. This is a significant achievement appeal to one through waste feeding tothe column and expected to be continued by the experiment which close to real condition of treatment.
PENDAHULUAN
Pemberlakuan tarif pengolahan limbah radioaktif (PP No.6 Tahun 2001 dan PP No. 77
Tahun 2005) mengakibatkan perubahan kebijakan manajemen instalasi nuklir dalam penanganan
limbah yang ditimbulkannya. Oi sisi lain karakteristik lil11bah cair tersebut memungkinkan untuk
dikeJola tanpa harus terkena biaya pengolahan. Maka sejak tahun 2001 jumJah asupan limbah
radioaktif cair ke PTLR sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Untuk menekan biaya
pengolahan perlu diupayakan alternatif proses pengolahan yang ekonol11is dan efektif serta
memenuhi persyaratan keselamatan. Banyak proses pengolahan yang dapat dipilih. Oalam
makalah ini diuraikan percobaan pengolahan lil11bah yang didasarkan pada proses sorpsi. Proses
sorpsi membutuhkan relatif sedikit kOl11ponen bantu untuk berfungsi sebagai satu unit peralatan.
Disamping itu dapat dipilih sorben yang sesuai dengan karakteristik limbah ul11pan sehingga
dicapai sorpsi yang optimum dan l11enghasilkan efluen lil11bah dengan tingkat radioaktivitas yang
jauh menllfun. Dalam pelaksanaan percobaan, beningan yang diperoleh sebagai keluaran dari
kolom sorpsi diul11pankan kembali berulang-ulang selama sorben masih menunjukkan
penyerapan yang cukup berarti.
174
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahul1 2006
TINJAUAN PUSTAKA
ISSN 0852 - 2979
Sorpsi aclalah proses pemisahan antar fase clari zat terlarut. Pacla peristiwa tersebut
terjacli perpinclahan zat terlarut (solut) clari pelarut (solven) ke penyerap (sorben). Pemisahan
solut an tar fase tergantung pacla afinitas relatif solven clan sorben terhaclap solut tersebut.
Afinitas tersebut merupakan fenomena molekuler clan merupakan fungsi clari sifat-sifat kimia,
fisika, clan mekanisme elektrostatik (ikatan hiclrogen, gaya Van cler Waals clan gay a Coulomb),
serta perpinclahan muatan clan perubahan ligan clengan ion logam. Gabungan clari faktor-faktor
tersebut clapat menunjukkan hubungan non linier antara konsentrasi solut clan konsentrasi solut
yang terserap. Sorbat/solut yang clengan kelarutan renclah (Iiofobik) cenclerung muclah cliserap.
Ditinjau clari lokasi pengikatan sorbat pacla sorben, proses sorpsi clibeclakan menjacli aclsorpsi;
climana proses pengikatan berlangsung pacla permukaan sorben clan absorpsi; bilamana sorbat
masuk keclalam sorben, Weber et. AI. mengajukan persamaan tentang clistribusi sorbat ataupun
kontaminan cli antara rase solven clan fase sorben clengan koefisien aktivitas (K):
VI' v2 =molar volum untuk fasa solven clan fasa sorben
J;,1; = koefisien aktivitas untuk rasa solven clan fa sa sorben
Pertukaran ion dapat dipandang sebagai subkatagori dari proses sorpsi dan dapat
disebut sebagai sorpsi ionik yang berlangsung karena adanya gaya tarik menarik
elektrostatik antar ion di dalam larutan dengan sorben setelah lepasnya atom atau ion
yang dapat dipertukarkan (exchangeable ion). Peristiwa yang akan terjadi; adsorpsi at au
absorpsi ditentukan oleh kedudukan exchangeable ion (pada daerah permukaan at au di
bagain dalam) dalam struktur molekul sorben. Sifat pertukaran ion dapat terjadi
manakala dalam struktur molekul bahan terdapat ion-ion utama yang menyusun
sedemikian sehingga untuk mempertahankan netralitas muatan listrik, pada permukaan
bahan diseimbangkan oleh ion-ion bebas yang berlawanan muatan. Ion dengan afinitas
lebih kuat akan menggantikan atom-atom logam dengan ikatan yang lebih lemah
afinitasnya dalam struktur molekul bahan.
Kemampuan bahan dalam mengikat atau mempertukarkan kation dinyatakan
sebagai kapasitas tukar kation, KTK. Barga KTK ditentukan oleh luas permukaan
sehingga semakin ha\tls serbuk suatu bahan akan mempunyai KTK semakin besar.