Top Banner
JURNAL TEKNIK POMITS 1 Abstrak Peningkatan konsumsi energi dan peningkatan timbunan sampah merupakan dua permasalahan yang muncul seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Untuk mengatasi masalah sampah, khususnya limbah plastik, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satu caranya dengan mendegradasi limbah plastik kemasan multilayer LDPE (Low Density Polyethilene) dengan proses pirolisis konvensional dan pirolisis microwave. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu proses pirolisis konvensional dan pirolisis microwave dalam mendegradasi limbah plastik LDPE dan membandingkannya. Proses pirolisis dilakukan menggunakan reaktor tertutup semi batch stainless steel unstirred berkapasitas 3,5 dm 3 operasi pada tekanan dalam reaktor 1 atm dan dialirkan nitrogen 0,5 L/min. Sampel limbah plastik yang digunakan sebanyak 60 gram plastik jenis low density polietilen (LDPE). Sampel dipanaskan sampai suhu 250, 350, atau 500 °C dan dipertahankan pada variabel waktu yaitu selama 10, 30, dan 60 menit. Cara tersebut dilakukan juga pada proses pirolisis microwave menggunakan reaktor kaca. Produk liquid dianalisa dengan gas chromatographymass spectrometry (GC-MS), gas tak terkondensasi dianalisa dengan gas kromatografi (GC) dan bahan baku dianalisa menggunakan Fourier Transform infrared (FTIR) dan menghitung yield produk cair, padat dan konsentrasi gas. Dari hasil percobaan didapatkan pirolisis microwave lebih baik dibandingkan pirolisis konvensional pada kondisi operasi 500 o C 60 menit dengan yield padat sebesar 4,67%, yield cair sebesar 23,65%, dan konsentrasi CH 4 sebesar 30,41% daripada konvensional pada kondisi operasi yang sama diperoleh yield padat sebesar 9,50%, yield cair sebesar 15,77%, dan konsentrasi CH 4 sebesar 30,78%. Kata kunci pirolisis konvensional, pirolisis microwave, limbah plastik kemasan multilayer low density polyethilene (LDPE). I. PENDAHULUAN Peningkatan konsumsi energi dan penimbunan sampah merupakan dua permasalahan yang muncul seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Menteri Lingkungan hidup, Balthasar Kambuaya, Sabtu 14 April 2012 saat meresmikan Bank Sampah di Palembang mengatakan bahwa rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasar, ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat (kadmium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti chlor. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar (Linarfad, 2012). Penguraian plastik akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman. Tidak semua plastik aman untuk digunakan oleh manusia. Ada plastik yang memiliki kandungan berbahaya sehingga sama sekali tak boleh digunakan sebagai wadah makanan ataupun minuman, ada plastik yang hanya boleh sekali dipakai, ada pula jenis plastik yang boleh dipakai berulang kali. Berikut adalah kode jenis plastik yang umum digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan mendaur ulang limbah plastik. Alternatif yang digunakan untuk mengurangi volume sampah plastik dibagi dalam tiga macam proses, yaitu daur ulang, transformasi thermal dan transformasi biologis. Proses transformasi thermal terbagi tiga macam pengolahan, yaitu combustion, gasification dan pyrolysis. Pirolisis merupakan alternatif untuk pengolahan limbah plastik, karena dari proses ini didapatkan liquid dan bahan bakar gas dari limbah plastik (Rodiansono, 2007). Pirolisis yaitu pemanasan pada kondisi bebas oksigen. Dalam proses pirolisis umumnya adalah mendegradasi suatu senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu material untuk memecahnya menjadi senyawa-senyawa parsial. Dalam suatu penelitian yang sudah sering dilakukan adalah bertujuan untuk mengambil senyawa hidrokarbon dalam suatu bentuk ikatan plastik. Senyawa turunan hidrokarbon mempunyai kegunaan yang sangat banyak dan mencakup semua bidang kehidupan. Hidrokarbon (minyak dan gas) mayoritas digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi dan untuk memanaskan ruangan. PENGOLAHAN LIMBAH KEMASAN PLASTIK MULTILAYER LDPE (LOW DENSITY POLYETHILENE) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PIROLISIS KONVENSIONAL DAN PIROLISIS MICROWAVE. Arief Febrianto, Diki Dinar Ramadhika, Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng., dan Ir. Nuniek Hendrianie M.T. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected]
5

PENGOLAHAN LIMBAH KEMASAN PLASTIK ...repository.its.ac.id/774/1/2312105007-2312105021-Paper.pdfJURNAL TEKNIK POMITS 2 Pirolisis konvensional merupakan suatu tipe proses pirolisis yang

Sep 22, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGOLAHAN LIMBAH KEMASAN PLASTIK ...repository.its.ac.id/774/1/2312105007-2312105021-Paper.pdfJURNAL TEKNIK POMITS 2 Pirolisis konvensional merupakan suatu tipe proses pirolisis yang

JURNAL TEKNIK POMITS

1

Abstrak – Peningkatan konsumsi energi dan peningkatan

timbunan sampah merupakan dua permasalahan yang muncul

seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan

penduduk. Untuk mengatasi masalah sampah, khususnya

limbah plastik, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari

berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian

dan tindakan. Salah satu caranya dengan mendegradasi

limbah plastik kemasan multilayer LDPE (Low Density

Polyethilene) dengan proses pirolisis konvensional dan

pirolisis microwave. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk

mengetahui pengaruh suhu dan waktu proses pirolisis

konvensional dan pirolisis microwave dalam mendegradasi

limbah plastik LDPE dan membandingkannya. Proses

pirolisis dilakukan menggunakan reaktor tertutup semi batch

stainless steel unstirred berkapasitas 3,5 dm3 operasi pada

tekanan dalam reaktor 1 atm dan dialirkan nitrogen 0,5

L/min. Sampel limbah plastik yang digunakan sebanyak 60

gram plastik jenis low density polietilen (LDPE). Sampel

dipanaskan sampai suhu 250, 350, atau 500 °C dan

dipertahankan pada variabel waktu yaitu selama 10, 30, dan

60 menit. Cara tersebut dilakukan juga pada proses pirolisis

microwave menggunakan reaktor kaca. Produk liquid

dianalisa dengan gas chromatography–mass spectrometry

(GC-MS), gas tak terkondensasi dianalisa dengan gas

kromatografi (GC) dan bahan baku dianalisa menggunakan

Fourier Transform infrared (FTIR) dan menghitung yield

produk cair, padat dan konsentrasi gas. Dari hasil percobaan

didapatkan pirolisis microwave lebih baik dibandingkan

pirolisis konvensional pada kondisi operasi 500oC 60 menit

dengan yield padat sebesar 4,67%, yield cair sebesar 23,65%,

dan konsentrasi CH4 sebesar 30,41% daripada konvensional

pada kondisi operasi yang sama diperoleh yield padat sebesar

9,50%, yield cair sebesar 15,77%, dan konsentrasi CH4

sebesar 30,78%.

Kata kunci – pirolisis konvensional, pirolisis microwave,

limbah plastik kemasan multilayer low density polyethilene

(LDPE).

I. PENDAHULUAN

Peningkatan konsumsi energi dan penimbunan sampah

merupakan dua permasalahan yang muncul seiring dengan

pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Menteri

Lingkungan hidup, Balthasar Kambuaya, Sabtu 14 April 2012

saat meresmikan Bank Sampah di Palembang mengatakan

bahwa rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5

liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total

penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan

kondisi lingkungannya.

Plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan

minyak bumi sebagai bahan dasar, ditambah bahan-bahan

tambahan yang umumnya merupakan logam berat (kadmium,

timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti chlor. Racun

dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar

(Linarfad, 2012).

Penguraian plastik akan melepaskan berbagai jenis logam

berat dan bahan kimia lain yang dikandungnya. Bahan kimia

ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian

masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman.

Tidak semua plastik aman untuk digunakan oleh manusia.

Ada plastik yang memiliki kandungan berbahaya sehingga

sama sekali tak boleh digunakan sebagai wadah makanan

ataupun minuman, ada plastik yang hanya boleh sekali

dipakai, ada pula jenis plastik yang boleh dipakai berulang

kali. Berikut adalah kode jenis plastik yang umum digunakan

sebagai kemasan makanan dan minuman.

Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan ilmuwan

dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai

penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan mendaur ulang

limbah plastik. Alternatif yang digunakan untuk mengurangi

volume sampah plastik dibagi dalam tiga macam proses, yaitu

daur ulang, transformasi thermal dan transformasi biologis.

Proses transformasi thermal terbagi tiga macam pengolahan,

yaitu combustion, gasification dan pyrolysis. Pirolisis

merupakan alternatif untuk pengolahan limbah plastik, karena

dari proses ini didapatkan liquid dan bahan bakar gas dari

limbah plastik (Rodiansono, 2007).

Pirolisis yaitu pemanasan pada kondisi bebas oksigen.

Dalam proses pirolisis umumnya adalah mendegradasi suatu

senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu material untuk

memecahnya menjadi senyawa-senyawa parsial. Dalam suatu

penelitian yang sudah sering dilakukan adalah bertujuan untuk

mengambil senyawa hidrokarbon dalam suatu bentuk ikatan

plastik. Senyawa turunan hidrokarbon mempunyai kegunaan

yang sangat banyak dan mencakup semua bidang kehidupan.

Hidrokarbon (minyak dan gas) mayoritas digunakan sebagai

bahan bakar untuk menghasilkan energi dan untuk

memanaskan ruangan.

PENGOLAHAN LIMBAH KEMASAN PLASTIK MULTILAYER LDPE (LOW

DENSITY POLYETHILENE) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PIROLISIS

KONVENSIONAL DAN PIROLISIS MICROWAVE.

Arief Febrianto, Diki Dinar Ramadhika, Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng., dan Ir. Nuniek

Hendrianie M.T.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected]

Page 2: PENGOLAHAN LIMBAH KEMASAN PLASTIK ...repository.its.ac.id/774/1/2312105007-2312105021-Paper.pdfJURNAL TEKNIK POMITS 2 Pirolisis konvensional merupakan suatu tipe proses pirolisis yang

JURNAL TEKNIK POMITS

2

Pirolisis konvensional merupakan suatu tipe proses

pirolisis yang paling umum dengan menggunakan pemanasan

langsung dari aliran listrik yang menjadi sumber panasnya.

Sedangkan pirolisis microwave adalah proses pirolisis yang

menggunakan gelombang mikro sebagai media pemanasnya.

Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan

frekuensi yang sangat tinggi, pada umumnya sebesar 2450

MHz dengan panjang gelombang 12,24 cm. Radiasi

gelombang mikro yang diserap suatu benda akan

menghasilkan efek pemanasan pada benda tersebut dan hal

inilah yang menyebabkan suatu material tersebut menjadi

panas tanpa disertai O2 (Henry Lee, 2000).

II. URAIAN PENELITIAN

A. Deskripsi Peralatan

Gambar II.1. Skema proses pirolisis konvensional

Keterangan :

1) Tabung nitrogen 2) Rotameter 3) Reaktor pirolisis 4)

Electric furnace 5) Thermocouple 6) Kondensor refluks 7)

Inlet air pendingin 8) Outlet air pendingin 9) Penampung

liquid 10) Termometer 11) Penampung gas 12) Isolator 13)

Pressure gauge 14) Pompa 15) Tempat sampel

Gambar II.2. Skema proses pirolisis microwave

Keterangan :

1) Tabung nitrogen 2) Valve 3) Microwave oven 4) Reaktor 5)

Thermocouple 6) Kondensor refluks 7) Termometer 8)

Penampung gas 9) Penampung liquid 10) Pengatur daya 11)

Pengatur waktu 12) Rotameter 13) Outlet air pendingin 14)

Inlet air pendingin 15) Tempat sampel 16) Pompa

B. Prosedur Penelitian

1) Persiapan Bahan Baku

Limbah kemasan plastik multilayer LDPE yang akan

digunakan diperoleh dari indogrosir surabaya bermerk “chiki

balls”. Pertama limbah plastik dicuci dengan air bersih, untuk

menghilangkan makanan yang masih menempel. Kemudian

dipotong-potong dengan ukuran 3-5 mm dan dianalisa

menggunakan FTIR (Spektrofotometer Fourier Transform

Infra Red).

2) Pirolisis

Proses pirolisis konvensional dilakukan menggunakan reaktor

tertutup semi batch stainless unstirred steel berkapasitas 3,5

dm3 operasi pada tekanan 1 atm. Pertama menyiapkan sampel

dari limbah plastik yang sudah di treatment. Sampel 60 gr

ditempatkan ke dalam reaktor dan nitrogen dialirkan ke dalam

reaktor. Kemudian, sampel dipanaskan, dipertahankan pada

variabel waktu dan suhu. Pengambilan produk (padat, cair,

gas) dilakukan setelah percobaan selesai dilakukan, kemudian

produk dalam bentuk padat ditimbang untuk mengetahui

massa produk. Dan menghitung yield produk padatnya. Proses

Pirolisis microwave dilakukan prosedur yang sama dengan

pirolisis konvensional, bedanya dalam pirolisis microwave

sampel 60 gr dimasukkan kedalam reaktor kaca bervolume

1000 ml.

3) Kondensasi

Dalam tiap pengerjaan setiap uap meninggalkan reaktor

dialirkan ke rangkaian air pendingin gas-cair separator,

dimana liquid terkondensasi dikumpulkan dan bagian gas yang

tak terkondensasi akan dikumpulkan dalam penampung gas.

C. Analisa Produk

Analisa dilakukan menggunakan Gas Chromatography–Mass

Spectrometry (GC-MS) untuk hasil liquid bedasarkan masing-

masing variabel suhu dan waktu.Gas yang tak terkondensasi

akan dianalisa menggunakan Gas Chromatography (GC).

Sedangkan Fourier Transform Infra Red (FTIR) akan

digunakan untuk menganalisa sampel yang berbentuk padat.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan

adalah plastik jenis low density polyethylene (LDPE). LDPE

merupakan plastik yang dihasilkan dari proses polimerisasi

etilen menjadi polietilen.

Analisa bahan baku menggunakan Spektrofotometer

Fourier Transform Infra Red (FTIR), akan diperoleh spektrum

FTIR, yang menunjukkan puncak atau peak yang

teridentifikasi oleh alat. Gas yang akan dianalisa adalah CH4

dan CO2 dengan alat Gas Chromatography (GC) sedangkan

untuk produk liquid dianalisa menggunakan alat Gas

Chromatography–Mass Spectrometry (GC-MS) untuk

mengetahui yield produk liquid. Gas dan liquid tersebut

masing-masing dianalisa untuk hasil proses dari pirolisis

konvensional dan pirolisis Microwave.

Page 3: PENGOLAHAN LIMBAH KEMASAN PLASTIK ...repository.its.ac.id/774/1/2312105007-2312105021-Paper.pdfJURNAL TEKNIK POMITS 2 Pirolisis konvensional merupakan suatu tipe proses pirolisis yang

JURNAL TEKNIK POMITS

3

Gambar III.1 Spektrum FTIR LDPE

No Frekuensi (cm-1

) Gugus Fungsi

1 2916.17 C-H (alkana)

2 2362.58 C=H (alkena)

3 1453.20 -C-NO2 (nitro aromatik)

4 1375.13 C-C (alkana rantai panjang)

5 1745.40 C-H-O (Ester)

6 972.07 Al-O

Tabel III.1. Gugus dari peak hasil FTIR

Yield Produk Liquid dan Solid Hasil Pirolisis

Konvensional

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

250 350 500

Yie

ld C

air

(%

)

10 menit

30 menit

60 menit

Gambar III.2. Yield cair pada variabel suhu (

oC) dan waktu

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

250 350 500

Yie

ld P

ad

at

(%)

10 menit

30 menit

60 menit

Gambar III.3. Yield padat pada variabel waktu dan suhu (

oC)

Yield Produk Liquid dan Solid Hasil Pirolisis Microwave

0.002.004.006.008.00

10.0012.0014.0016.0018.0020.0022.0024.0026.00

250 350 500

Yie

ld C

air

(%

)

10 menit

30 menit

60 menit

Gambar III.4. Yield cair pada variabel waktu dan suhu (

oC)

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

250 350 500

Yie

ld P

ad

at

(%)

10 menit

30 menit

60 menit

Gambar III.5. Yield padat pada variabel waktu dan suhu (

oC)

Konsentrasi Produk Gas Hasil Pirolisis Konvensional

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

250 350 500

Kon

sen

trasi

CH

4(%

) 10 menit

30 menit

60 menit

Gambar III.6. Konsentrasi gas CH4 pada variabel waktu dan

suhu (oC)

Page 4: PENGOLAHAN LIMBAH KEMASAN PLASTIK ...repository.its.ac.id/774/1/2312105007-2312105021-Paper.pdfJURNAL TEKNIK POMITS 2 Pirolisis konvensional merupakan suatu tipe proses pirolisis yang

JURNAL TEKNIK POMITS

4

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

250 350 500

Kon

sen

trasi

CO

2 (%

) 10 menit

30 menit

60 menit

Gambar III.7. Konsentrasi gas CO2 pada variabel waktu dan

suhu (oC)

Konsentrasi Produk Gas Hasil Pirolisis Microwave

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

250 350 500

Kon

sen

trasi

CH

4(%

) 10 menit

30 menit

60 menit

Gambar III.8. Konsentrasi gas CH4 pada variabel waktu dan

suhu (oC)

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

22.00

250 350 500

Kon

sen

trasi

CO

2(%

) 10 menit

30 menit

60 menit

Gambar III.9. Konsentrasi gas CO2 pada variabel waktu dan

suhu (oC)

IV. KESIMPULAN

Proses pirolisis pada umumnya pada degradasi limbah plastik

akan menghasilkan produk berupa gas, ash & tar pada

berbagai jenis plastik (Angga, 2013). Analisa FTIR sampel

menunjukkan bahwa plastik atau bahan baku bermerk “chiki

balls” merupakan salah satu jenis LDPE berdasarkan gugus

fungsi yang diketahui yaitu senyawa alkena dari polietilen.

Senyawa aditif (zat warna) dari plastik multilayer yang

mengalami perubahan struktur molekul dari gugus fungsi ester

yaitu phthalate yang mempunyai titik lebur 230oC menjadi

phenylnaphthalene dan naphthalene. Hasil produk padat dari

plastik multilayer hasil proses pirolisis menghasilkan senyawa

logam berupa aluminium (Al) yang tidak terurai karena

memiliki titik lebur 720oC. Proses pirolisis baik secara

konvensional ataupun microwave dijalankan dengan variabel

suhu 250, 350 dan 500oC serta waktu selama 10, 30, dan 60

menit. Berdasarkan hasil analisa produk liquid, yield yang

paling besar didapatkan pada kondisi operasi bertemperatur

500oC selama 60 menit. Untuk proses pirolisis konvensional

diperoleh yield liquid sebesar 13,75% dan untuk proses

pirolisis microwave sebesar 20,63%. Hal ini menunjukkan

bahwa proses pirolisis bila semakin tinggi suhu operasi dan

waktu proses yang lama maka nilai yield cairnya semakin

meningkat. Yield padat akan semakin berkurang seiring

dengan meningkatnya yield cair berdasarkan variabel waktu

dan suhu, hal ini membuktikan bahwa padatan akan

terkonversi menjadi gas dan liquid selama proses berjalan.

Konsentrasi produk gas CH4 akan semakin terbentuk dengan

meningkatnya suhu dan waktu proses, sama seperti sifat dari

produk liquid bahwa semakin banyak padatan yang

terkonversi menjadi gas dan liquid dengan suhu proses

tertinggi dan waktu proses terlama (Khalimatus, 2013). CO2

pada gambar dari hasil analisa untuk keterangan dari

konsentrasinya pada proses pirolisis konvensional mempunyai

keberadaan disetiap variabel kecuali pada suhu 250oC dengan

waktu 10 menit. Sedangkan untuk konsentrasi gas CO2 pada

pirolisis microwave, gas akan mulai terbentuk pada variabel

suhu 350oC dengan waktu proses 60 menit. Perbedaan dari

hasil analisa gas CO2 ini menunjukkan bahwa media pemanas

dari masing-masing proses mempunyai efek pada hasil gas

CO2 yang akan terbentuk, meskipun begitu produk gas CO2

untuk pirolisis microwave lebih stabil daripada pirolisis

konvensional. Proses pirolisis dapat digunakan untuk

mengolah limbah plastik kemasan multilayer LDPE menjadi

produk yang potensial sebagai bahan baku untuk bahan bakar. Proses pirolisis menggunakan microwave lebih baik karena

dari distribusi temperatur merambat dari gelombang mikro ke

inti bahan baku kemudian ke luar meninggalkan sampel,

sedangkan untuk pirolisis konvensional prinsip untuk

distribusi temperaturnya berkebalikan dari luar ke inti bahan

baku (Andrea Undri, 2014). Pirolisis yang lebih baik adalah

pirolisis microwave ditinjau dari yield liquid, yield padat dan

yield gas CH4 pada kondisi 500oC selama 60 menit dengan

yield padat sebesar 4,67%, yield cair sebesar 23,65%, dan

konsentrasi CH4 sebesar 30,41% daripada pirolisis

konvensional pada kondisi operasi yang sama diperoleh yield

padat sebesar 9,50%, yield cair sebesar 15,77%, dan

konsentrasi CH4 sebesar 30,78%.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Angga. 2013. “Pembuatan Stirena dari Limbah Plastik

dengan Metode Pirolisis.” ITS Surabaya.

[2] Khalimatus. 2013. “Pengaruh Waktu, Suhu dan Jumlah

Katalis Zeolit Alam pada Produk Proses Pirolisis

Limbah Plastik Polipropilen (PP).” ITS Surabaya.

[3] Linarfad, Hidrokarbon. http:/linarfad.wordpress.com.

diakses pada tanggal 12 November 2012.

[4] Lee, Henry. 2000. “How Microwaves Work.”, Colorado

University.

Page 5: PENGOLAHAN LIMBAH KEMASAN PLASTIK ...repository.its.ac.id/774/1/2312105007-2312105021-Paper.pdfJURNAL TEKNIK POMITS 2 Pirolisis konvensional merupakan suatu tipe proses pirolisis yang

JURNAL TEKNIK POMITS

5

[5] Rodiansono, Wega Trisunaryanti dan Triyono, 2007,

Preparation, Characterization and Activity Test of

NiMo/Z and NiMo/Z-Nb2O5 Catalysts for

Hydrocracking of Waste Plastic Fraction to Gasoline

Fraction, Berkala MIPA, 17 (2).

[6] Undri, A., Rosi, L., Frediani, M., and Frediani, P.,

2014, Fuel from Microwave Assisted Pyrolysis of

Waste Multilayer Packaging Beverage, University of

Florence., Firenze, Italy.