Top Banner

of 22

Pengolahan Limbah Cair Domestik Rawabebek

Jan 07, 2016

Download

Documents

evi novitasari

proses pengolahan limbah cair
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas mengenai Pengolahan Limbah Cair Domestik yang disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Lingkungan pada Semester 100 2014/2015.Keberhasilan penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih Ibu Erna M.Si selaku dosen mata kuliah Ilmu Lingkungan yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu kepada kami serta teman-teman semua yang telah ikut serta membantu dan memberikan semangat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa yang akan datang.

Jakarta, 27 Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB IPENDAHULUAN3A. Latar Belakang ..3B. Rumusan Masalah .4C. Tujuan Pengamatan ..4D. Manfaat Pengamatan ...5BAB IITINJAUAN PUSTAKA6A. Limbah .6B. Limbah cair domestic ....7C. Jenis limbah cair 10D. Teknik pengolahan limbah .....11BAB IIIMETODE PENGAMATAN 15A. Tempat dan Waktu Pengamatan 15B. Metode Pengamatan 15BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN16A. Aspek-aspek pengamatan pengolahan limbah cair domestik ..........16BAB IV PENUTUP 19DAFTAR PUSTAKA 20LAMPIRAN FOTO21BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangSetiap aktivitas yang dilakukan manusia akan menghasilkan limbah, limbah ini dalam skala kecil tidak akan menimbulkan masalah karena alam memiliki kemampuan untuk menguraikan kembali komponen-komponen yang terkandung dalam limbah. Namun bila terakumulasi dalam skala besar, akan timbul permasalahan yang dapat menggangu keseimbangan lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan adalah limbah cair yang berasal dari hasil kegiatan rumah tangga dan industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak pada perairan. Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi, serta untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung di dalam perairan. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003, air limbah domestik terdiri dari parameter BOD, TSS, pH, minyak dan lemak yang apabila keseluruhan parameter tersebut dibuang langsung ke badan penerima, maka akan mengakibatkan pencemaran air. Oleh karena itu sebelum dibuang ke badan penerima air, terlebih dahulu harus diolah sehingga dapat memenuhi standar air yang baik.Permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara serius diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan dan mengusahakan keselamatan dan keseimbangan lingkungan. Demikian juga di Indonesia, permasalahan lingkungan hidup seolah-olah seperti dibiarkan menggelembung sejalan dengan intensitas pertumbuhan industri, walaupun industrialisasi itu sendiri sedang menjadi prioritas dalam pembangunan. Tidak kecil jumlah korban ataupun kerugian yang justru terpaksa ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada konpensasi yang sebanding dari pihak industri.Walaupun proses perusakan lingkungan tetap terus berjalan dan kerugian yang ditimbulkan harus ditanggung oleh banyak pihak, tetapi solusinya yang tepat tetap saja belum bisa ditemukan. Bahkan di sisi lain sebenarnya sudah ada perangkat hukum yaitu Undang-Undang Lingkungan Hidup, tetapi tetap saja pemecahan masalah lingkungan hidup menemui jalan buntu. Hal demikian pada dasarnya disebabkan oleh adanya kesenjangan yang tetap terpelihara menganga antara masyarakat, industri dan pemerintah termasuk aparat penegak hukum.Kesan pelik semakin jelas bisa dilihat apabila kita mencoba memperhatikan respon maupun persepsi para pihak yang berwenang mengenai permasalahan lingkungan hidup, baik hakim, jaksa, kepolisian, pengacara, pengusaha maupun masyarakat umum. Respon dan persepsi mereka mengenai konsep, konteks, substansi dan pensangannan terhadap lingkungan hidup sangan berbeda dan beragam. Padahal untuk menangani suatu kasus lingkungn hidup, misalnya pencemaran suatu sungai, segenap pihak yang berwenang menanganinya harus mempunyai visi dan persepsi yang sama mengenai lingkungan hidup, sehingga bisa diperoleh solusi yang optimal dan dirasakan adil bagi berbagai pihak.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:1. Darimana sumber limbah cair domestik rawabebek berasal ?2. Apa teknologi yang digunakan dalam pengolahan limbah cair domestik ?3. Apa hasil olahan limbah cair domestik tersebut ?4. Berapa kapasitas limbah yang ditampung di lokasi rawabebek ?5. Bagaimana perbandingan limbah sebelum dengan sesudah diolah ?6. Apa saja kendala dalam pengolahan limbah cair domestik ?7. Apakah terdapat limbah sampingan dari pengolahan tersebut ?8. Apa saja pemanfaatan hasil dari limbah cair domestik tersebut ?

C. Tujuan PengamatanTujuan pengamatan dalam makalah ini sebagai berikut :1. Untuk mengetahui sumber limbah cair domestik rawabebek 2. Untuk mengetahui teknologi yang digunakan dalam pengolahan limbah cair domestik3. Untuk mengetahui hasil olahan limbah4. Untuk menghitung kapasitas limbah yang ditampung5. Untuk membandingan limbah sebelum dengan sesudah diolah6. Untuk mengetahui kendala dalam pengolahan limbah cair domestik7. Untuk limbah sampingan dari pengolahan8. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil dari limbah cair domestik

D. Manfaat PengamatanManfaat Pengamatan dalam makalah ini sebagai berikut :1. Agar masyarakat mengetahui proses pengolahan limbah cair domestik2. Menjadikan hasil pengamatan untuk membandingkan limbah cair domestik yang sudah di olah dengan yang langsung dibuang tanpa pengolahan 3. Memberikan informasi mengenai proses pengolahan limbah cair domestik

BAB 2TINJAUAN PUSTAKAA. Limbah 1. Pengertian LimbahLimbah adalah permasalahan setiap negara. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa 85% aktivitas manusia di muka bumi ini selalu menghasilkan sampah. Bila tidak ditangani dengan serius, masalah limbahini akan menjadi isu global yang bisa menjadi masalah bagi manusia di muka bumi ini. Berdasarkan asalnya, limbah dibedakan menjadi 3, yaitu: limbah pertanian, limbah pabrik, dan limbah domestik. Limbah pertanian biasanya berasal dari pemakaian pestisida ataupun insektisidan pertanian. Sedangkan limbah pabrik atau yang juga disebut dengan limbah industri adalah limbah yangg dihasilkan sebagai akibat dari sebuah proses produksi. Limbah domestik sendiri sering disebut dengan limbah rumah tangga karena limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari rumah tangga.Pada limbah domestik, dibedakan menjadi 2 berdasarkan bentuknya, yaitu limbah domestik cair dan limbah domestiik padat. Limbah domestik cair biasanya berupa air bekas cucian yang mengandung detergen, air bekas mandi yang mengandung sabun, minyak goreng bekas, dll. Sedangkan limbah domestik padat bisa berupa sisa sayur, sisa makanan, dll. Belum lagi bila sebuah rumah tangga sedanga mengadakan sebuah acara, bisa dipastikan jumlah sampah domestik yang dihasilkan meningkat sampai berlipat - lipat.Limbah domestik menjadi permasalahan pelik bagi sejumlah kota besar yang padat penduduknya seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dll. Pemerintah setempat tentu sudah menggalakkan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya. Biasanya disediakan 2 tempat sampah yang berbeda, yaitu untuk sampah basah dan untuk sampah kering. Dengan dipisahkannya sampah bassah dan sampah keringg diharapkan akan lebih mudah dalam melakukan daur ulang sehingga bisa mengurangi jumlah sampah domestik yang jumlahnya semakin meningkat.B. Limbah Cair DomestikLimbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa karakteristik sesuai dengan sumbernya, karakteristik limbah cair dapat digolongkan pada karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai berikut (Metcalf and Eddy, 2003) : 1. Karakteristik Fisika Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya : a. Total Solid (TS) Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang dapat larut, mengendap atau tersuspensi. Bahan ini pada akhirnya akan mengendap di dasar air sehingga menimbulkan pendangkalan pada dasar badan air penerima b. Total Suspended Solid (TSS) Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. c. Warna. Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan menigkatnya kondisi anaerob,warna limbah berubah dari yang abuabu menjadi kehitaman. d. Kekeruhan Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik, serta menunjukkan sifat optis air yang akan membatasi pencahayaan kedalam air. e. Temperatur Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari-hari. f. Bau Bau yang disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah.

2. Karakteristik Biologi Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Pengolahan air limbah secara biologis dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan kegiatan mikroorganisme dalam air untuk melakukan transformasi senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam air menjadi bentuk atau senyawa lain. Mikroorganisme mengkonsumsi bahan-bahan organik membuat biomassa sel baru serta zat-zat organik dan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari reaksi oksidasi untuk metabolismenya (Metcalf and Eddy, 2003).

3. Karakteristik Kimia.Karakteristik kimia ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :a. Biological Oxygen Demand (BOD)Biological Oxygen Demend ( BOD ) atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam lingkungan air untuk memecah atau mendegdrasi atau mengoksidasi limbah organic yang terdapat di dalam air.

b. Chemical Oxygen Demand (COD) Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion) (Metcalf and Eddy, 2003).c. Protein Protein merupakan bagian yang penting dari makhluk hidup, termasuk di dalamnya tanaman, dan hewan bersel satu. Di dalam limbah cair, protein merupakan unsur penyabab bau, karena adanya proses pembusukan dan peruraian oleh bakteri. (Metcalf and Eddy, 2003).d. Karbohidrat Karbohidrat antara lain : gula, pati, sellulosa dan benang-benang kayu terdiri dari unsur C, H, dan O. Gula dalam limbah cair cenderung terdekomposisi oleh enzim dari bakteri-bakteri tertentu dan ragi menghasilkan alkohol dan gas CO2 melalui proses fermentasi. e. Minyak dan Lemak Minyak dan lemak merupakan bahan pencemar yang banyak ditemukan di berbagai perairan, salah satu sumber pencemarnya adalah dari agroindustri. f. Detergen Deterjen termasuk bahan organik yang sangat banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga, hotel, dan rumah sakit. Fungsi utama deterjen adalah sebagai pembersih dalam pencucian, sehingga tanah, lemak dan lainnya dapat dipisahkan. g. Derajat keasaman (pH) Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa.h. AlkalinitasTinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan senyawa karbonat, bikarbonat, garam hidroksida, kalium, magnesium dan natrium dalam air. Semakin tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air membuih.i. Besi dan Mangan Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna kecoklatan dan tidak larut, menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri.h. Chlorida Chlorida banyak dijumpai dalam pabrik kaustik soda. Chlorida merupakan zat terlarut dan tidak menyerap. Sebagai chlor bebasberfungsi sebagai disinfektans, tapi dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air menjadi asin dan merusak pipa-pipa instalasi.i. Phospat Kandungan phospat yang tinggi menyebabkan suburnya algae dan organisme lainnya. Pengukuran kandungan phospat dalam air limbah berfungsi untuk mencegah tingginya kadar phospat sehingga tidak merangsang pertumbuhan tumbuhan-tumbuhan dalam air. Sebab pertumbuhan subur akan menghalangi kelancaran arus air dan pada danau akan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut serta kesuburan tanaman lainnya.j. Sulfur Sulfat dalam jumlah besar akan menaikan keasaman air. Dalam bentuk H2S bersifat racun dan berbau busuk. H2S akan menghitamkan air dan lumpur yang bila terikat dengan senyawabesi membentuk Fe2S.m. Logam berat dan beracunLogam berat pada umumnya seperti tembaga, perak, seng, cadmium, air raksa, timah, chromium, besi, dan nikel. Logam ini dalam konsentrasi tertentu membahayakan bagi manusia.n. Fenol Istilah fenol dalam air limbah tidak hanya terbatas pada fenol (C6H5OH) tapi bermacam-macam campuran organik yang terdiri dari satu atau lebih gugusan hidroxil. Fenol yang dengan konsentrasi 0,005/liter dalam air minum menciptakan rasa dan bau apabila bereaksi dengan chlor membentuk chlorophenol.

C. Jenis Limbah Cair1. Limbah cair domestikYaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), perkantoran, bangunan perdagangan, dan sarana jenis. Contoh : air detergen sisa cucian2. Limbah cair industriYaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh : cairan sisa pewarna tekstil dari industri tekstil.3. Rembesan dan luapanYaitu limbar cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Contoh : luapan air buangan talang atap, pendingin ruangan.4. Air hujanYaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas permukaan tanah.

D. Teknik Pengolahan Limbah 1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.a. Penyaringan (Screening)Limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.b. Pengolahan Awal (Pretreatment)Limbah yang sudah disaring kemudian disalurkan ke suatu tangki atau bak yanf berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat tersuspensi lain yang berukuran relatif besar.c. PengendapanSetelah itu limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.d. Pengapungan (Floation)Metode ini efektif untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran kecil (30-120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel-partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat 3 metode pengolahan secara biologis, yaitu :a. Metode Trickling FilterPada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, bisanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan ketebalan 1-3 m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan dan selanjutnya mengalami proses pengendapan.b. Metode Activated SludgePada metode lumpur aktif ini, limbah cair disalurkan ke suatu tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa ja, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi. Aerasi dalam mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah.c. Metode Treatment Ponds/LagoonsMetode perlakuan kolam merupakan metode yang murah namun proses nya berlangsung relatif lamba. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan bakteri aerob untuk proses degradasi bahan organik dalam limbah. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan.

3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang membahayakan bagi lingkungan dan masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam air limbah. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, micristaining, vacum filter, dan osmosis bolak-balik. Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah karena biaya yang dilakukan untuk proses pengolahan ini cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.

4. Desinfeksi (Desinfection)Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalan limbar cair. Mekanisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : Daya racun zat Waktu kontak yang diperlukan Efektivitas zat Kadar dosis yang digunakan Tidsk boleh bersifat toksik terhadap manusi dan hewan Tahan terhadap air Biayanya murahProses desinfeksi limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder, atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)Setiap tahap pengolahan limbar cair, baik primer, sekunder maupun tersier, akan menghaslkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob, kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar.

BAB IIIMETODE PENGAMATANA. Tempat dan Waktu PengamatanPengamatan pengolahan limbah cair domestic ini dikakukan di Rawa Bebek, Cakung, Jakarta timur. Pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2014B. Metode PengamatanMetode yang dilakukan pada pengamatan kali ini adalah dengan cara pengamatan langsung ke pengolahan limbah tersebut sambil mewawancarai petugas yang mendampingi pengamatan lapangan kami. Petugas yang kami wawancarai adalah ketua koordinasi peralatan, yakni bapak Walim.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Aspek-aspek Pengamatan Pengolahan Limbah domestic cair (septik tank)No.Aspek yang diamatiHasil pengamatan

1.Asal sumber limbah cair domestic Rawa bebek

Limbah berasal dari limbah cair rumah tangga khususnya septic tank warga, toilet umum, perusahaan sekitar disekitar lokasi pengolahan.

2.Teknologi yang digunakan dalam pengolahan limbah cair domestic

Teknologi yang sekarang digunakan dalam pengolahan limbah ada dua, yakni semi teknologi, dan teknologi.

3.Hasil olahan limbah cair domestic

Olahan limbah cair ini ada dua bentuk, yakni: cairan Biasanya bentuk cair setelah diuji mutunya dan memenuhi persyaratan bahwa tidak mengandung BOD dan COD yang tinggi, maka langsung begitu saja dibuang ke kali di sekitar tempat pengolahan, selain itu bisa juga dijadikan sebagai pupuk cair padatanbentuk padatan ini awalnya berupa lumpur setelah diendapkan dan dibuang airnya yang tersisa hanyalah lumpur. Lumpur ini biasa dimanfaatkan sebagai pupuk. Sudah banyak diteliti dan memang pupuk ini baik untuk pertanian, khususnya padi dan jagung. Meskipun demikian, sebelum lumpur digunakan sebagai pupuk, lumpur ini harus ditambahnya beberapa zat agar tanaman lebih baik tumbuhnya, seperti fosfor dan kalium

4.Kapasitas limbah yang ditampung di pengolahan limbah septic tank Rawabebek

Setiap kolam memiliki ukuran 125m x 20m x 1,5m sehingga dapat menampung sekitar 3750 m3

5.Perbandingan limbah sebelum dengan sesudah diolah

Perbandingan yang sangat terlihat adalah kadar COD dan BOD dalam limbah yang sebelum dan sesudah diolah.Kadar COD dan BOD pada limbah sebelum diolah sekitar dan setelah diolah menjadi. sehingga limbah tersebut bisa diterima oleh alam dan tidak membahayakan jika langsung dibuang ke alam

6.Kendala dalam pengolahan limbah cair domestic

Ada beberapa kendala yang dialami seperti :1. Mesin mengalami macet dan rusak2. Limbah mengandung sampah yang menyebabkan sulit di olah3. Bau limbah yang menyengat menyebabkan warga sekitar terganggu dan resah4. Kurang sosialisasi, sehingga hasil olahan limbah kurang di manfaatkan oleh warga sekitar. Karna mengingat hasil olahan limbah tersebut berasal dari tinja.

7.Limbah sampingan dari pengolahan tersebut

Tidak ada, karena semua yang sudah diolah didipengolahan ini tidak lagi mengandung limbah, karena kadar BOD dan COD sudah rendah, sehingga sudah bisa diterima oleh alam

8.Pemanfaatan hasil dari pengolahan limbah cair domestic

Dapat dimanfaatkan sebagai pupuktanaman, sebagai bahan penelitian,

9. Tahapan pengolahan limbah cair domestic di Rawa Bebek Kolam penampungan Kolam aerasi Mesin decanter Pengendapan lumpur Oksidasi Netralisasi

BAB VPENUTUPA. KesimpulanLimbah cair domestik di Rawa Bebek, Cakung Jakarta Timur berasal berasal dari limbah cair rumah tangga khususnya septic tank warga, toilet umum, perusahaan sekitar di sekitar lokasi pengolahan. Limbah cair domestik Rawa Bebek sudah mengalami tahapan proses pengolahan yang cukup baik sehingga menghasilkan olahan berupa pupuk cair dan pupuk padat (lumpur) yang memiliki kadar BOD dan COD rendah dan tidak membahayakan jika dibuang ke alam. Hasil olahan pupuk sudah banyak diteliti dan memang pupuk ini baik untuk pertanian, khususnya padi dan jagung. Meskipun demikian, sebelum lumpur digunakan sebagai pupuk, lumpur ini harus ditambahnya beberapa zat agar tanaman lebih baik tumbuhnya, seperti fosfor dan kalium.Pengolahan limbah cair domestik Rawa Bebek juga memiliki beberapa kendala, yaitu : mesin macet dan rusak, adanya sampah dalam limbah, bau menyengat yang menggangu.

B. SaranPenulisan laporan pengamatan pengolahan limbah cair domestik di Rawa Bebek, Cakung masih ada kekurangan dan kesalahan mohon kritik, saran dan masukkan agar dapat memberikan informasi dan menambah wawasan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKADjajadiningrat, A., 1999. Pengolahan Limbah Cair. Penelitian Pengelolaan Limbah. ITB. Bandung.Firdus dan Muchlisin ZA. 2010. Degradation Rate Of Sludge and Water Quality of Tangki septik (Water Closed) by Using Starbio and Freshwater Catfish as Biodegradator. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala Darussalam. Banda Aceh, Aceh. Jurnal Natural Vol.10No. 1Saadah, N. R dan P. Winarti. 2009. Pengolahan Limbah Cair Domestik Menggunakan Lumpur Aktif Proses Anaerob. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/11591/2/laporan_penlit_Puji_Rahmi.pdf Pada tanggal 5 mei 2014 Pukul 19.40 WIB. Said N. I. dan H.D.Wahjono. 1999. Alat Pengolah Air Limbah Rumah Tangga Semi Komunal Kombinasi Biofilter Anaerob dan Aerob. Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta. Seabloom, R. B. 2004. University Curriculum Development for Decentralized Wastewater Management : Septic Tanks. Emeritus Professor of Civil and Environmental Engineering Dept. of Civil and Environmental Engineering, University of Washington.Sutapa I.DA. 1999. Lumpur Aktif: Alternatif Pengolah Limbah Cair. Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan dan Lingkungan Vol I No. 3: 25-38. Suhardjo, D. 2008. Penurunan COD, TSS, danTotal Fosfat Pada Tangki septik Limbah Mataram Citra Sembada Catering Dengan Menggunakan Wastewater Garden.Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia. Jurnal Manusia Dan Lingkungan Vol. 15, No.2:79-89.

Lampiran Foto

Pengolahan Limbah Cair Domestik 14

(Tempat penampungan limbah)

(Kolam limbah)

( Penyaringan limbah )

(Mesin penyedot)

(Kolam Aerasi)

(Gas metana untuk kompor)

(Mesin Lumpur)

( Kolam Pengeringan lumpur )

( Kolam Oksidasi)

(Kolam Klorisasi)

(Mesin pemisah lumpur dan sampah)

(Kolam lumpur cair)

(Lumpur padat )

(Endapan lumpur akhir)