Top Banner
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Universitas Gunadarma - Depok18 - 19Oktober 2011 Vol.4 Oktober2011 ISSN:1858-2559 PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: TINJAUAN SEMANTIK Suparto1 IJurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra Universitas Gunadanna, Jakarta [email protected], [email protected] Abstrak Makalah ini mencoba untuk menganalisis cara yang sistematis guna menentukan unsur dan jenis kalimat bahasa Indonesia. Hal ini perlu dilakukan karena penentuan yang benar terhadap unsur kalimat berdampak terhadap pemahaman yang benar pula terhadap makna kalimat. Metode agih digunakan untuk menganalisis data penelitian ini. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kalimat yang memiliki verba serial memerlukan penanganan khusus untuk menentukan kata kerja yang mana yang memiliki peran sentral. Urutan verba tidak selalu menunjukkan tingkat kemaknawiannya. Perilaku semantis verbalah yang menentukan derajat kemaknawian suatu verba di dalam kalimat berverba serial. Kata kunci: konstituen, verba serial, metode agih, perilaku seman tis. PENDAHULUAN Pada hakikatnya, apapun yang menjadi bidang kajian suatu eabang keilmuan pasti memiliki objek, baik objek formal maupun objek material. Demikianjuga dalam sintaksis. Objek material sintaksis adalah kalimat dengan aneka maeam modelnya. Sedangkan yang menjadi objek formal sintaksis adalah kalimat yang berterima menurut kaidah bahasa yang bersangkutan. Karena kalimat itu pada asasnya merupakan rangkaian kata-kata yang seeara gramatikal lengkap yang dengannya sebuah ide yang utuh mampu terungkapkan, maka dengan sendirinya kalimat memiliki unsur atau konstituen. Unsur atau konstituen adalah sesuatu yang dengannya sesuatu yang lain menjadi ada. Pemyataan ini menyiratkan bahwa terdapat berbagai unsur/konstituen sebagai syarat wajib (necessary condition) agar buah pikiran y~ng terekam dalam benak seseorang mampu dengan baik dipahami oleh pihak lain baik lewat sarana lisan maupun tulisan. Dengan menggunakan kerangka pikir ini, maka masing-masing unsur atau konstituen dalam suatu kalimat pasti memiliki kontribusi yang berbeda demi kebermaknaan kalimat tersebut. Seeara intuitif, penutur suatu bahasa telah memiliki piranti yang S-18 memungkinkannya dapat mengenali bagian/unsur/konstituen kalimat yang dihasilkannya ataupun yang dihasilkan oleh pihak lain. Intuisi kebahasaan seperti ini dapat dimiliki dan diasah oleh seseorangbaik lewat pemerolehan maupun pembelajaran. Terdapat beberapa eara untuk menentulcan konstituen sebuah kalimat. Cara-eara tersebut antara lain kohesi internal, parameter makna, diversitas internal, parameter kebebasan berkombinasi, dan suprasegmental sendi, tekanan, dan nada (Parera,1993:57-59). Arab dari semua eara tersebut akhimya mengarah atau bermuara kepada parsing (Pierre, at.aI. 1982:101). Parsing sendiri bermakna suatu eara untuk mengenali bagian-bagian suatu kalimat apakah bagian-bagian tersebut berperan sebagai Subjek, Predikat, Objek, Keterangan; ataukah bagian-bagian tersebut berkategori sebagai nomina, verba, adjektiva, adverbial, atau yang lain (Richards, et.aI.1997:264). Uraian berikut ini meneoba mengkaji hal ihwal yang berkaitan dengan konstituen kalimat pada umurnnya dan lebih khusus konstituen predikator wabil khusus predikator yang berupa verba serial yang nampaknya memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan predikator verba tunggal, sehingga memerlukan penanganan Suparto,PengidentifikasianKonstituendanTipe.
7

PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT … · PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: ... Makalah sederhana ini mencoba ... dan (10) yang merupakan

Mar 16, 2019

Download

Documents

vukhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT … · PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: ... Makalah sederhana ini mencoba ... dan (10) yang merupakan

ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DANTIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: TINJAUAN SEMANTIK

Suparto1

IJurusan Sastra Inggris, Fakultas SastraUniversitas Gunadanna, Jakarta

[email protected], [email protected]

Abstrak

Makalah ini mencoba untuk menganalisis cara yang sistematis guna menentukan unsur dan jeniskalimat bahasa Indonesia. Hal ini perlu dilakukan karena penentuan yang benar terhadap unsurkalimat berdampak terhadap pemahaman yang benar pula terhadap makna kalimat. Metode agihdigunakan untuk menganalisis data penelitian ini. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kalimatyang memiliki verba serial memerlukan penanganan khusus untuk menentukan kata kerja yangmana yang memiliki peran sentral. Urutan verba tidak selalu menunjukkan tingkatkemaknawiannya. Perilaku semantis verbalah yang menentukan derajat kemaknawian suatu verbadi dalam kalimat berverba serial.

Kata kunci: konstituen, verba serial, metode agih, perilaku seman tis.

PENDAHULUAN

Pada hakikatnya, apapun yangmenjadi bidang kajian suatu eabang keilmuanpasti memiliki objek, baik objek formalmaupun objek material. Demikianjuga dalamsintaksis. Objek material sintaksis adalahkalimat dengan aneka maeam modelnya.Sedangkan yang menjadi objek formalsintaksis adalah kalimat yang berterimamenurut kaidah bahasa yang bersangkutan.Karena kalimat itu pada asasnya merupakanrangkaian kata-kata yang seeara gramatikallengkap yang dengannya sebuah ide yangutuh mampu terungkapkan, maka dengansendirinya kalimat memiliki unsur ataukonstituen. Unsur atau konstituen adalahsesuatu yang dengannya sesuatu yang lainmenjadi ada. Pemyataan ini menyiratkanbahwa terdapat berbagai unsur/konstituensebagai syarat wajib (necessary condition)agar buah pikiran y~ng terekam dalam benakseseorang mampu dengan baik dipahami olehpihak lain baik lewat sarana lisan maupuntulisan. Dengan menggunakan kerangka pikirini, maka masing-masing unsur ataukonstituen dalam suatu kalimat pastimemiliki kontribusi yang berbeda demikebermaknaan kalimat tersebut.

Seeara intuitif, penutur suatu bahasatelah memiliki piranti yang

S-18

memungkinkannya dapat mengenalibagian/unsur/konstituen kalimat yangdihasilkannya ataupun yang dihasilkan olehpihak lain. Intuisi kebahasaan seperti inidapat dimiliki dan diasah oleh seseorangbaiklewat pemerolehan maupun pembelajaran.Terdapat beberapa eara untuk menentulcankonstituen sebuah kalimat. Cara-eara tersebutantara lain kohesi internal, parameter makna,diversitas internal, parameter kebebasanberkombinasi, dan suprasegmental sendi,tekanan, dan nada (Parera,1993:57-59). Arabdari semua eara tersebut akhimya mengarahatau bermuara kepada parsing (Pierre, at.aI.1982:101). Parsing sendiri bermakna suatueara untuk mengenali bagian-bagian suatukalimat apakah bagian-bagian tersebutberperan sebagai Subjek, Predikat, Objek,Keterangan; ataukah bagian-bagian tersebutberkategori sebagai nomina, verba, adjektiva,adverbial, atau yang lain (Richards,et.aI.1997:264).

Uraian berikut ini meneoba mengkajihal ihwal yang berkaitan dengan konstituenkalimat pada umurnnya dan lebih khususkonstituen predikator wabil khusus predikatoryang berupa verba serial yang nampaknyamemiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggidibandingkan dengan predikator verbatunggal, sehingga memerlukan penanganan

Suparto,PengidentifikasianKonstituendanTipe.

Page 2: PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT … · PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: ... Makalah sederhana ini mencoba ... dan (10) yang merupakan

II

II'

ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur&Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

Vol.4 Oklober2011ISSN:1858-2559

khusus untuk menyelesaikanpennasalahannya.

Dikatakan memerlukan penanganankhusus untuk menangani predikat verba serialtersebut karena ada beberapa sisi yang perludiperhatikan dari kehadirannya. Sisi - sisiyang perlu diperhatikan misalnya: apakahurutan kata verba serial tersebut dengansendirinya menjadi ukuran keintian danketegarannya ataukah tidak, apakah sifatsemantis verba yang bersangkutan lebihberperan untuk menentukan inti tidaknyaverba tersebut, ataukah urutan dan sifatsemantik verba berperan secara bersama-sama untuk menentukan keintian danketegaran sebuah verba di dalam sebuahkalimat. Makalah sederhana ini mencobauntuk menjawab hal-hal tersebut.

Dalam upaya untuk memahamimakna kalimat secara benar dan tepat,seseorang harus dapat secara benar dan tepatpula memenggal bagian-bagian kalimattersebut sesuai dengan fungsi tertentunya.Dengan demikian maka proses pemahamankalimat tersebut pun menjadi lebih berhasilguna, karena makna kalimat yang sebenarnyadapat ditangkap dengan benar. Terdapatbeberapa kriteria yang hams seseorangperhatikan manakala membaca ataumenyimak sebuah tuturan. Parera (1993:57-59) menjelaskan bahwa terdapat limaparameter yang hams diperhatikan agarpemenggalan unsur/konstituen suatu kalimatbenar. Kelima kriteria tersebut adalah:

pertama kohesi internal (internal cohesion).Kohesi internal adalah derajat konstituenberfungsi sebagai satu satuan. Richards(1997:62) menjelaskan bahwa kohesi internalmerupakan hubungan leksikal ataugramatikal antara unsur-unsur yang berbedadari suatu teks. Hubungan antarunsur, baikleksikal maupun gramatikal, tersebutmempersyaratkan hams terpenuhinya fungsitertentu yang dengannya pemetaan pikiranterhadap hubungan antarunsur tersebutmenjadi jelas. Misalnya frase dalam bahasaIndonesia: 'Sekolah Menengah Umum NegeriI Yogyakarta' tidak dapat diubah menjadi'Sekolah Menengah Umum NegeriYogyakarta l' karena menyalahi kohesiinternal yang sudah umum dikenal. Kalaudiubah seperti itu seolah-olah yang banyakjumlahnya itu Yogyakarta-nya, padahal yangsebenarnya banyak itu adalah Sekolah

Suparto,PengidentifikasianKonstituendanTipe...

Menengah Umum Negeri yang ada diYogyakarta. Untuk dapat secara benar dantepat mengenali derajat kohesi internalsebuah frase maka pemahaman secara logis-koqnitif sangat membantu.

Kedua parameter makna (meaningparameter). Adakalanya hubunganantarunsur/konstituen di dalam suatu kalimat

kalau pemenggalannya tidak tepatmenimbulkan kemenduaan makna(ambiguous). Untuk menghindari hal tersebutmaka makna yang dimaksud hams terlebihdahulu ada di dalam pikiran seseorangsehingga membantu pihak lain yangmenyimaknya (kalau wacana lisan) karenaterbantu dengan intonasi pelafalannya. Misalfrase 'suami ibu guru yang baik hati itu' akandimaknai yang baik itu suami dari ibu guruatau ibu gurunya? Kalau yang dimaksudadalah yang pertama maka pemenggalannyaadalah: /suami ibu guru! yang baik hati itul.Namun kalau yang dimaksudkan adalah yangkedua maka pemenggalannya adalah: /suami/ibu guru yang baik hati itul. Oleh karenanya,untuk kasus frase yang berpotensimenimbulkan kemenduaan makna tersebutperlu lebih tepat pelafalannya demimenghindarkan pemahaman yang tidaksemestinya.

Ketiga adalah diversitas internal(internal diversity). Diversitas internalmerujuk kepada kemungkinan suatu satuankomponen di dalam suatu kalimat dapatdigantikan oleh komponen lain yang sejenisatau kemungkinannya suatu konstituen untukberdistribusi secara paralel (pierre Paillet,et.a1.1982:102-103). Misal kalimat bahasaInggris: 'The little man ran to the door '.Pemenggalannya adalah /the little man/ran/tothe door/. Kenapa demikian? Karena masing-masing frase tersebut (minus predikatornya)secara berturut-turut dapat diganti dengan:jthe cat! dan / away/.

Keempat adalah parameterkebebasan berkombinasi. Pemenggalansebuah konstituen diusahakan untukmemperoleh konstituen yang mempunyaikeanekaan hubungan secara maksimal tanpamengubah maknanya. Ukuran inimenekankan kaidah substitusi semaksimalmungkin.

Kelima adalah parametersuprasegmental sendi, tekanan, dan nada.Parameter ini dapat diketahui secara lebih

S -19

Page 3: PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT … · PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: ... Makalah sederhana ini mencoba ... dan (10) yang merupakan

ProceedingPESAT (Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur&Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

baik lewatpenuturjati bahasatelitian.Karenamerekalah yang memiliki intuisi kebahasaanlebih baik dibandingkan dengan pihak luar.Parameter ini juga tetap harus mematuhiparameter kohesi internal, ukuran makna,diversitas internal, dan kebebasanberkombinasi. Misal: 'the grand daughter ofmy oldest sister's son' dapat diurai sebagaiberikut: /the/ grand daughter of my oldestsister's son!, /the grand daughter off myoldest sister's son! dan /the grand daughter/of my oldest sister's son!. Secara umum agarpemenggalan tersebut berterima <Ji dalambahasa yang bersangkutan, maka penguasaansistem bahasa yang diteliti merupakansesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar.

Dari kelima parameter tersebut demiketersampaian maksud maka semuanya harnsdigunakan secara bersama-sama. Penggunaansalah satu atau salah dua darinya hanya akanmenghasilkan penentuan unsurlkonstituenyang kurang tepat. Prinsip umum yang harusdiperhatikan dalam penentuan konstituensuatu kalimat adalah sederhana, konsisten,tidak mubazir, dan terikat kepada seluruhsistem bahasa telitian. (parera,1993:58).

Dilihat dari jumlah predikator verbalyang membentuknya, sebuah kalimat, secaraumum, dapat dibagi menjadi kalimatberpredikat verbal tunggal dan kalimatberpredikat verbal serial. Sesuai dengannamanya kalimat berpredikat verbal tunggalberarti di dalam kalimat tersebut hanyaterkandung satu verba utama saja(Verhaar,2008:188), misal:

(I) Mereka belaiar linguistik.(2) She studies mathematics.

Verhaar (2008:188) lebih lanjutmenjelaskan bahwa penggunaan istilah verbautama menyiratkan bahwa dapat saja sebuahkalimat yang berpredikat satu verba utamatersebut juga mengandung sebuah predikat'perifrastik'. Misal:

(3) We have to come to school early.Contoh (3) menunjukkan bahwa 'have to'secara ortografis berbentuk perifrastik yangmerupakan verba bantu (auxiliary verb),sedangkan verba utamanya adalah 'come'.

Sedangkan kalimat berpredikatverbal serial bermakna bahwa di dalam suatukalimat terdapat lebih dari satu predikator,umumnya dua, namun juga dapat lebih, yangtersusun secara berangkai, kadang di antara

S- 20

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

keduanya tidak tersisipi oleh konstituen lain,seperti pada contoh berikut ini:

(4) Mereka mengaku melihat orangyangmengendap-endap di depan pos jagayang ternyata pencuri semalam.

(5) They stop discussingto defmewhatreligion is.Pada contoh (4) terdapat dua predikat

yang beruntun, yaitu 'mengaku' dan'melihat'; sedangkan pada contoh (5) terdapattiga predikat yang beIjajar pula, yaitu: 'stop','discussing' dan 'to define'.Namun kadang kala di antara predikat jugadapat disisipi oleh konstituen yang lain.Misal:

(6) Pak Rahmat mengharapkan semuaanaknya belaiar dengan rajin.

(7) The teacher invited his studentsillattend a half-day internationalseminar.Sebuah kalimat yang berverba serial

nampaknya urutan susunan verbaberpengaruh terhadap tingkat keutamaanverba tersebut. Hal ini bermakna bahwadidalam sebuah kalimat yang berverba serialtersebut sebenamya hanya terdapat satuverbayang utama, sementara yang lain merupakanverba bawahan (Verhaar,2008:189). Dalamkasus kalimat yang salah satu verbanyaberbentuk perifrastik seperti pada contoh (3)hal ini sudah jelas karena verba yangperifrastik tersebut berstatus sebagai katakeIja bantu, namun dalam kalimat yangsemua verbanya secara ortografis terdiri darisatu kata juga dapat berstatus sebagaiverbabawahan bilamana verba tersebut berposisisetelah verba pertama yang tersisipiolehkonstituen lain, seperti pada contoh (6) dan(7) tersebut. Jadi pada contoh (6) verbautamanya adalah 'mengharapkan', verbabawahannya adalah 'belajar'; sementarauntuk contoh (7) verba utamanya adalah'invited' dan verba bawahannya adalah 'toattend' .

Namun di bagian yang lain Verhaar(2008:188-189) juga menyatakan bahwadidalam kalimat yang berpredikatserial,sifathubunganverba yang satu denganyanglainadalah independen, tidak ada verba yangtergantung dengan verba lainnya. Diamencontohkan sebagai berikut:

(8) Kendaraan keluar masuk.(9) Kendaraan keluar dan masuk.(10) Kendaraan masuk dan keluar.

Suparto,PengidentifikasianKonstituendanTipe...

Page 4: PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT … · PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: ... Makalah sederhana ini mencoba ... dan (10) yang merupakan

~

ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur&Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18-19 Oktober2011

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

(11) *Kendaraanmasukkeluar.Pada contoh (8) meskipun

predikatnya serial namun merupakan kalimattunggal. Hal ini berbeda dengan contoh (9)dan (10) yang merupakan kalimat majemuk,karena terdiri atas dua klausa denganpenghubung yang bersifat tambahan yaitu'dan'. Sementara untuk contoh (11) secaragramatikal tidak berterima dalam bahasaIndonesia, karena dalam pandangannya'keluar masuk' hanya merupakan satupredikat saja, terdiri dari dua verba yangdirangkaikan secara serial dengan urutanyang memang begitu.

Dua pemyataan yang nampakberseberangan tersebut, sepertinya (denganmemperhatikan contoh yang diberikan) harusdipahami seperti ini: (1) sebuah kalimat yangberpredikat verba serial akan memiliki sifathubungan yang independen di antaraverbanya manakala kalimat tersebut berjeniskalimat tunggal dan di antara verbanya tidaktersisipi oleh konstituen lain, seperti padacontoh (8); (2) sebuah kalimat yangberpredikat verba serial akan memiliki sifathubungan yang independen di antaraverbanya jikalau kalimat te~ebut bertipekalimat majemuk setara yang dihubungkandengan kata sambung sederajat (lebih khususyang bersifat tambahanJadditional) sepertipada contoh (9) dan (10). Namun sebuahkalimat yang berpredikat verba serial akanmemiliki verba yang berstatus induk danbawahan manakala verba tersebut salahsatunya berbentuk perifrastik (seperti dalambahasa Inggris yang termasuk kata keljabantu/auxiliary verbs), seperti pada contoh(3), atau posisi di antara kedua verba tersebutdisisipi oleh konstituen lain, seperti padacontoh (6) dan (7).

MET ODE PENELITIAN

Metode yang digunakan untukmenganalisis data (datum) di makalah iniadalah metode agih dengan teknik bagi unsurlangsung dengan sub-teknik teknik lesap(Sudaryanto, 2001:15-16; 31-36; 41-47).

Metode agih (distributional method)merupakan suatu cara yang harusdilaksanakan untuk meneliti bahasa yangberalat penentu bagian dari bahasa yangbersangkutan. Misal: salah satu strategi untukmenentukan kategori atau kelas kata kata

Suparto,PengidentifikasianKonstituendanTipe...

benda (nomina) dalam bahasa Inggris adalahdengan kemungkinannya kata tersebut untukdapat bergabung dengan kata 'no' bukan'not '; atau dalam bahasa Indonesia untukmenentukan apakah sebuah kata berkategoriverba adalah kemungkinannya kata tersebutuntuk bergabung dengan kata pemarkahaspek: akan, sedang, te/ah.

Teknik bagi unsur langsung (TeknikBUL) terlaksana dengan membagi satuanlingual datanya menjadi beberapa bagian atauunsur; unsur yang bersangkutan dipandangsebagai bagian yang langsung membentuksatuan lingual termaksud. Di dalam teknikBUL ini, intuisi kebahasaan seseorangmemiliki peran yang penting karena menjadialat penggerak penentuan unsur yangdimaksud, demikian juga kemampuan untukmenempatkan jeda. Pendek kata, agarseseorang mampu menerapkan teknik BULini secara benar maka orang yangbersangkutan harns memiliki intuisikebahasaan yang baik. Intuisi kebahasaanmerupakan suatu kemampuan alamiah yangbersifat spontan dan memiliki tingkatketerandalan yang tinggi untuk menentukanberterima tidaknya suatu pemikiran(kebahasaan) menurut sistem bahasa yangbersangkutan.

Sub-teknik lesap akan menghasilkantuturan berbentuk tertentu dengan jumlahkonstituen yang lebih sedikit dibandingkandengan sebelum pelesapan. Unsur yangdilesapkan di dalam sub-teknik lesap inijustru merupakan unsur yang menjadi pokokperhatian dalam analisis.

Hasil pelesapan tersebut berupatuturan atau tulisan yang kemungkinan dapatberterima atau tidak dapat berterima menurutkaidah bahasa yang bersangkutan. Bilaberterima berarti tuturan atau tulisan tersebutgramatikal, namun sebaliknya bila tidakberterima berarti tidak gramatikal.

Sub-teknik lesap ini sesuai dengantujuan dan pokok permasalahan dari makalahini. Predikat serial yang menjadi fokusmakalah akan diuji kadar keintiannya denganmelesapkan predikator tersebut satu demisatu. Manakala hasil pelesapan tersebut tidakberterima menurut kaidah bahasa dalamkalimat ini (dalam hal ini bahasa Indonesia)maka kehadiran unsur yang melesapkan diritersebut memiliki kadar keintian yang tinggi;namun bila kemelasapan diri unsur tersebut

S- 21

Page 5: PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT … · PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: ... Makalah sederhana ini mencoba ... dan (10) yang merupakan

ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18-19 Oktober2011

tetap menghasilkan kalimat yang seearagramatikal berterima, hal ini bermaknabahwa keintian unsur tersebut lebih rendah.

Data yang digunakan sebagai bahananalisis makalah ini berasal dari KoranTempo edisi 19 Maret 2009, halarnan A8.

BASIL DAN PEMBAHASAN

1. [/Anggota Dewan Perwakilan Rakyat/ AliMuehtar Ngabalin/] [mengaku sempatbertemu] [dengan Nasrudin ZulkarnaenlDirektur PT Putra Rajawali Banjaran/yang Sabtu lalu tewas ditembak olehorang tak dikenal di Tangerang].

Persoalan yang menjadi fokusmakalah ini terletak pada konstituenpredikator yang merupakan predikat verbaserial. Masalah pentingnya adalah: (1) apakah'mengaku sempat bertemu' itu terdiri darisatu konstituen, dua konstituen, atau tigakonstituen?; (2) apakah hubungan diantaranya bersifat independen ataukahdependen? (3) kalau permasalahan (2)tersebut kedua-duanya berjawaban 'ya' atau'tidak', kenapa bisa begitu?

Untuk menjawab permasalahantersebut pertama-tama yang dilakukan adalahmelakukan teknik BUL terhadap semuakonstituen kalimat tersebut denganmenerapkan teori kriteria pemenggalanunsur/konstituen seperti yang diuraikan padabutir 1.2.

Menurut pemaharnan saya, jumlahkonstituen kalimat tersebut ada: tiga.Konstituen pertama: //Anggota DewanPerwakilan Rakyat/Ali Muehtar Ngabalin//.Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan AliMuehtar Ngabalin sebenarnya memilikifungsi yang sarna yaitu sebagai (S)ubyek,namun di antara keduanya diberi tanda jedayang mengindikasikan bahwa konstituenmodifikatif tersebut diueapkan denganintonasi yang berbeda dan Ali MuehtarNgabalin merupakan pewatas dari Subyektersebut. Jadi hanya anggota DPR yangbemama Ali Muehtar Ngabalin, bukan yanglain. Atau dengan kata lain, /Ali MuehtarNgabalinl merupakan aposisi bagi pemyataansebelumnya. Konstituen yang kedua adalah/mengaku sempat bertemul yang berfungsisebagai (p)redikat. Jadi 'mengaku sempatbertemu' , menurut pemahaman saya,merupakan satu konstituen. Konstituen kedua

S- 22

Vol. 4 Oktober2011ISSN:1858-2559

yang menjadi predikator kalimat inisebenamya berupa predikat serial. Artinyakalimat tersebut memiliki dua predikatoryang berurutan. Seeara umum (seperti jugaeontoh dari Verhaar kalau itu dapat dijadikansebagai aeuan untuk beranalogi), kebanyakanorang (mungkin) menganggap bahwa verba'mengaku' merupakan verba utama karenaberada lebih awal; oleh karenanya makadianggap sebagai konstituen induk,sedangkan verba yang muneul berikutnyadianggap sebagai konstituen bawahan.Andaian ini seolah-olah mengakui bahwapada kalimat yang berpredikat serial, verbapertama dianggap lebih memiliki derajatkemaknawian yang tinggi dibanding verbaberikutnya, sehingga predikat kedua tersebutseakan-akan kernaknawiannya bergantungkepada predikat pertama. Narnun sepertinyaasumsi ini kurang dapat diterapkan untukeontoh kasus kalirnat di atas. Alasan yangdapat diberikan untuk pendapat tersebutadalah bahwa sebenarnya eontoh kalimat diatas setidaknya dapat diungkapkan denganeara yang (sedikit) berbeda narnun dengankemaknawian yang (relatif) sarna sepertiberikut ini:

(a) [/Anggota Dewan Perwakilan Rakyat/Ali Muehtar Ngabalin/] [mengaku(sempat) bertemu] [dengan NasrudinZulkarnaenl Direktur PT PutraRajawali Banjaranl yang Sabtu lalutewas ditembak oleh orang tak dikenaldi Tangerang].

(b) [/Anggota Dewan Perwakilan Rakyat/Ali Muehtar Ngabalin/] [mengakubertemu] [dengan NasrudinZulkarnaenl Direktur PT PutraRajawali Banjaranl yang Sabtu lalutewas ditembak oleh orang tak dikenaldi Tangerang].

(c) [/Anggota Dewan Perwakilan Rakyat/Ali Muehtar Ngabalinl] [bertemu][dengan Nasrudin Zulkamaen/Direktur PT Putra Rajawali Banjaran/yang Sabtu lalu tewas ditembak olehorang tak dikenal di Tangerang].

(d) *[/Anggota Dewan PerwakilanRakyat/ Ali Muehtar Ngabalin/][mengaku] [dengan NasrudinZulkarnaenl Direktur PT PutraRajawali Banjaranl yang Sabtu lalutewas ditembak oleh orang tak dikenaldi Tangerang].

Suparto,PengidentifikasianKonstituendanTipe.

Page 6: PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT … · PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: ... Makalah sederhana ini mencoba ... dan (10) yang merupakan

ProceedingPESAT (Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

Pada kalimat (a) pada prinsipnyaseperti kalimat asalnya, namun kata 'sempat'ditulis di antara tanda kurung yang bermaknabahwa kehadirannya bukan merupakansesuatu yang hams atau wajib, namun lebiheenderung opsional, dan kalimat tersebuttetap bermakna lengkap tanpa kehadirannya.Penjelasan kalimat (a) ini juga berlaku untukkalimat (b) sehingga predikator dari kalimattersebut berurutan tanpa ada penyela di antarakeduanya. Pada kalimat (c) predikator'mengaku' dihapus sehingga kalimat yangsernula berpredikat serial, kini berpredikattunggal; namun demikian kalimat tersebuttetap berterima kernaknawiannya. Fenomenaini menunjukkan bahwa konstituen indukyang sebenarnya dan yang lebih layakmenjadi verba utama adalah verba 'bertemu ';karena keberadaannya tidak bergantungkepada verba lainnya. Sedangkan kalimat (d)nampaknya menjadi kalimat yang takberterima begitu verba 'bertemu' dihapus darikalirnat tersebut. Gejala bahasa inimembuktikan bahwa verba 'mengaku'memiliki perilaku semantis yang berbedadibandingkan dengan verba 'bertemu '. Verba'mengaku' pasti mengandaikan hadirnyaajektiva atau verba lain setelahnya untukmenjadikan kalimat yang berpredikator'mengaku' tersebut berterima seearasemantis. Misal:

(a) Dia mengaku salah dalam kasus itu.(b) Dia mengaku meneintai gadis itu.(c) ?*Dia mengaku buku itu miliknya.

Sementara verba 'bertemu', manakaladipredikasikan di dalam suatu kalirnat, tidakmemerlukan kehadiran verba lain untukmenjadikannya berterima seeara sintaktis,keeuali kalimat yang berpredikator verba'bertemu' tersebut berbentuk kalimatmajemuk, baik setara maupun bertingkat atauberpreposisi 'untuk' setelahnya. Untuk kasusini, verba 'bertemu' seeara linear pastimenempati urutan pertama guna menjadikankalimat tersebut bennakna. Hal ini terjadikarena kegiatan yang diwakili predikatorsetelah verba 'bertemu' pasti hanya mungkinseeara logis terjadi setelah 'bertemu' tersebut.Misal:(a) Mereke bertemu dan berbineang-bineang

dengan ternan-ternan lamanya.(b) * Mereka berbineang-bineang dan

bertemu dengan ternan-ternan lamanya.

Suparto,PengidentifikasianKonstituendanTipe...

.....

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

(c) Mereka bertemu untuk membahas agendarapat akhir semester.

(d) Mereka bertemu (dengan) rektorkemarin.

Pada eontoh kalimat (a) kegiatanberbineang-bineang hanya mungkin dapatterjadi setelah 'bertemu'. Pada kasus kalimat(b) nampaknya kalimat tersebut sulit, secaralogis, untuk berterima.

Penjelasan ini menunjukkan bahwaverba 'bertemu' memiliki sifat dan perilakusemantik yang berbeda denganverba'mengaku'. 'Bertemu' seeara semantistermasuk kata keIja atelis, sementara'mengaku' termasuk kata keIja telis.

Konstituen ketiga adalah /denganNasrudin Zulkarnaen// Direktur PT PutraRajawali Banjaran// yang Sabtu lalu tewasditembak oleh orang tak dikenal diTangerang! yang berfungsi sebagai(P)elengkap. Konstituen ketiga seearaintonasi masih dapat dikerueutkan lagimenjadi dua: (O)byek; dan (K)eterangan.(K)eterangan masih dapat dikhususkan lagi,dalam kalimat ini, menjadi (K)eteranganwaktu, eara dan ternpat yang rnasing-rnasingmemiliki fungsi yang tidak sarna. lDirekturPT Putra Rajawali Banjaranl dalam perannyasebagai (K)eterangan merupakan penjelasjabatan bagi si (p)elengkap; sedangkan / yangSabtu lalu tewas ditembak oleh orang takdikenal di Tangerang! merupakan penjelaswaktu, eara dan tempat. Denga penjelasantersebut maka nyatalah bahwa kalimattersebut bertipe S-V-Pel. Karena(P)elengkapnya masih tersusun oleh (O)bjek,dan (K)eterangan, maka memungkinkankalimat tersebut untuk dipasitkan menjadi:

'//Nasrudin Zulkarnaen// Direktur PT

Putra Rajawali Banjaranl/ yang Sabtu lalutewas ditembak oleh orang tak dikenal diTangerang! /diakui sempat diternui/ //olehanggota Dewan Perwakilan Rakyat/ /AliMuehtar Ngabalin/I'.

SIMPULAN

Dari uraian di atas maka nampaknyaurutan verba manakala verba tersebuttersusun secara serial dalam fungsinyasebagai Predikat di dalam suatu kalimatbukan merupakan kriteria yang akurat untukmenentukan verba inti dan verba bawahan.Terdapat verba yang hadir lebih dulu ternyata

S- 23

Page 7: PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT … · PENGIDENTIFIKASIAN KONSTITUEN DAN TIPE KALIMAT BAHASA INDONESIA: ... Makalah sederhana ini mencoba ... dan (10) yang merupakan

ProceedingPESAT(Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil)UniversitasGunadarma- Depok18- 19Oktober2011

keintian dan ketegarannya di dalam suatukalimat masih tergoyahkan manakala verbayang hadir berikutnya dilesapkan; namunterdapat juga verba yang hadir belakanganmemiliki keintian dan ketegaran yang lebihhandal dengan ukuran verba tersebut tetapmenghasilkan makna yang berterimamanakala tidak disertai verba lain yangmendahuluinya (seperti pada contoh datummakalah ini). Hal ini menunjukkan bahwasifat semantis verba lebih berperan untukmenentukan status inti atau bawahan dariverba tersebut daripada lebih dulu atau lebihbelakang hadimya di dalam kalimat.

Dari kasus contoh di atas maka

nampaklah bahwa verba 'mengaku' tingkatkeintiannya kurang dibandingkan denganverba 'bertemu', demikian juga konstituen'sempat' tidak memiliki tingkat keintian yangsignifikan di dalam kasus tersebut.

S- 24

Vol.4 Oktober2011ISSN:1858-2559

DAFTAR PUSTAKA

Pierre Paillet, Jean. et.a1.l982. Approachesto Syntax. Amsterdam: JohnBenjamins Publishing Company.

Parera, Jos Dniel. 1993. Sintaksis (2nd ed).Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Richards, Jack C. et.al. 1997. LongmanDictionary of Language Teachingand Applied Linguistics. England:Longman.

Sudaryanto, 2001. Metode dan AnekaTeknik Analisis Bahasa: PengantarPenelitian Wahana Kebudayaansecara Linguistis. Yogyakarta: DutaWacana University Press.

Verhaar. J.W.M. 2008. Asas-Asas LinguistikUmum. Yogyakarta: Gadjah MarlaUniversity Press.

Suparto,PengidentifikasianKonstituendanripe...