Top Banner
Tugas rangkuman Pengantar study Al-Qur’an Bab (1-12) Disusun oleh : Rina noviana Biologi D IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
35

PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

May 10, 2018

Download

Documents

vuongnga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

Tugas rangkuman

Pengantar study Al-Qur’an

Bab (1-12)

Disusun oleh :

Rina noviana

Biologi D

IAIN SYEKH NURJATI

CIREBON

Page 2: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

BAB 1

A. PENGERTIAN ULUMUL QURANPerkataan ulumul quran berasal dari bahasa arab, kata majemuk yang tersusun

dari dua kata, yaitu kata ulum bentuk jamak dari kata ilm, dan kata Al-quran.

1. Pengertian Ulumul QuranKata ulumul quran, berasal dari bahasa arab yaitu Ulum dan Al-

quran, ulum merupakan masdar (Infinitif) dari kata ‘alima ya’lamu,

bersinonim dengan faham alfahm, pengetahuan (al-ma’rifah) dan yakin

(al-yaqin). Kata ilmu sendiri, menurut sebagian pendapat merupakan isim

jinsi yang berarti pengetahuan. Selanjutnya, pengertian ilmu tersebut

berkembang dalam berbagai istilah yang digunakan sebagai nama,

diantaranya bagi pengetahuan tentang Al-quran ini.

Sedangkan menurut ulama tadwin, ilmu diartikan sebagai

pengetahuan-pengetahuan yang terhimpun dalam sebuah disiplin ilmu,

baik pengetahuan-pengetahuan dalam kesatuan judul maupun dalam satu

kesatuan tujuan. Misalnya, masalah-masalah ilmu nahwu disebut ilmu

nahwu, masalah-masalah ilmu fiqih, maka disebut ilm fiqih, dan lain

sebagainya. Imam Al-Sya’bi, sebagaimana dikutip Abdul Jalal

mengatakan bahwa ilmu yang telah dibekukan merupakan gambaran

sesuatu atau kata-kata tunggal yang makna-maknanya digambarkan oleh

akal pikiran yang terhimpun dalam suatu disiplin ilmu pengetahuan

2. Pengertian Kata Al-QuranKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari

kata kerja qoroa yaqrou, sinonim dengan kata qiroah, berarti bacaan1.

Pengertian seperti ini dapat dijumpai dalam Quran Surat Al-qiyamah ayat

17-18.

وقرانه ( جمعه علينا (17ان قرانه) بع فات 18فاذاقرأناه

“sesungguhnya kamilah yang mengumpulkannya dan kami pula yang membacakannya, jika

kami telah membacakannya, maka ikutilah bacannya itu”

1

Page 3: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

B. SEJARAH ULUMUL QURANDipermulaan lahirnya agama islam pada masa Nabi dan para sahabat, istilah

ulumul quran sebagai sebuah disiplin ilmu tertentu belumlah dikenal, pada umumnya para sahabat mempunyai kemampuan menghafal dan memahami dengan baik, jika mereka menemukan kesulitan dalam memahami ayat-ayat tertentu, maka mereka dapat menanyakan langsung kepada Nabi.

Dimasa pemerintahan Utsman bin Affan ketika bangsa arab mulai mengadakan kontak dengan bangsa-bangsa lain mulai terlihat ada perselisihan dikalangan umat islam, khususnya dalam hal membaca Al-quran. Oleh karena itu khalifah Utsman bin Affan melakukan penyeragaman tulisan Al-quran tanpa harokat.

Pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Tholib, banyak bangsa-bangsa non arab yang masuk islam dan kebanyakan dari mereka salah dalam membaca Al-quran, oleh sebab itu, khalifah Ali bin Abi Tholib merintis lahirnya ilmu nahwu dan I’robul quran.

C. PERKEMBANGAN ULUMUL QURAN

1. Perkembangan Ulumul Quran pada abad ke-2 HPada awal abad ke-2 H, para ulama memberikan prioritas atas penyusunan

ilmu tafsir, karena ilmu tafsir merupakan salah satu ulumul quran2. Tokoh dalam penyusunan ilmu tafsir ini antara lain :

1. Syu’bah bin Al-Hajajj (wafat 160 H)2. Sufyan bin Uyainah (wafat 198 H)3. Waki bin Al-Jarrah (wafat 197 H)

2. Perkembangan Ulumul Quran pada abad ke-3 dan 4 HPada abad ke-3 dan 4 H, para ulama menyusun kembali ilmu-ilmu yang

berkaitan dengan Al-Quran, diantaranya ialah Ilmu Asbabun Nuzul, Nasikh wal Mansyukh, Ilmu Qiro’ah, dan waki wal madani.

Tokoh-tokoh dalam penyusunan Ulumul quran diatas ialah :

1. Ali bin Al-Madani (wafat 234 H) menyusun ilmu asbabun nuzul2. Abu Ubaid Al-Qosim bin Salam (wafat 224 H) menyusun ilmu Nasikh

wal Mansyukh dan ilmu Qiro’ah3. Muhammad bin Ayub Al-Idris (wafat 294 H) menyusun ilmu waqi wal

madani4. Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (wafat 309 H) menysusun kitab

Al-Hawi fi Ulumul Quran (27 Juz)

2

Page 4: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

Pada abad ke-4 telah tersusun ilmu banbul quran, diantara para penyusunnya

ialah:

1. Abu Bakar As-sijistan (wafat 330 H)2. Abu Bakar Muhammad bin Al-qosim al-anban (wafat 328 H)3. Abdul Hasan Al-Asyari (wafat 324 H)4. Abu Muhammad Al-Qosab Muhammad bin Al-Kharakhi (wafat 360

H)5. Muhammad bin Ali Al-Adwah (wafat 388 H)

3. Perkembangan Ulumul Quran pada abad ke-5 HPada abad ke-5 H, mulai disusun ilmu I’robul quran dalam satu kitab.

Adapun ulama yang berjasa dalam pengembangan ulumul quran pada abad ke-5 antara lain:

1. Ali bin Ibrohim bin Sa’ad Al-khufi (wafat 439 H) selain mempelopori penyusunan ilmu I’robul quran ia juga menyusun kitab Al-Burhan fi Ulumil Quran, kitab ini menafsirkan Al-quran seluruhnya, dan juga menerangkan ilmu-ilmu Al-quran yang berhubungan dengan ayat-ayat Al-quran yang ditafsirkan. Karena itu, ilmu-ilmu Al-quran tidak tersusun secara sistematis dalam kitab, bab dan judulnya.

2. Abu Amr Ad-Dani (wafat 444 H), menyusun kitab Al-taisir fil qiroatil sab’I dan kitab muhkam fil nuqoti.

4. Perkembangan Ulumul Quran pada abad ke-6 HPada abad ke-6 H, ulama yang mulai menyusun ilmu mubhatamil quran,

mereka itu antara lain :1. Abul Qosim bin Abdurrahman Al-suhaili (wafat 581 H) menyusun

kitab tentang Mubhamatul Quran, menjelaskan kata-kata dalam Al-quran yang tidak jelas apa/siapa yang dimaksud, misalkan rojulun (seorang lelaki) atau malikun (seorang raja)

2. Ibnu Jauzi (wafat 597 H) mengarang kitab funul afnan fi ajaibil quran dan kitab Al-mujtadi fi ulumin tata’alaku bil quran.

5. Perkembangan Ulumul Quran pada abad ke-7 dan 8 HPada abad ke-7 dan 8 H, keadaan Ulumul Quran terus berkembang dengan

mulai tersusunnya ilmu majazil quran dan tersusun pula ilmu qiroat. Diantara ulama abad ke-7 yang besar perhatiannya terhadap Ulumul Quran ialah:

1. Ibnu Abdissalam yang terkenal dengan sebutan Al-Izz (wafat 660 H) pelopor penulisan ilmu majazul quran dalam 1 kitab.

2. Alamuddin Al-Sauhawi (wafat 643 H) menyusun ilmu qiroat dalam kitab jamalul qurro wa kamalul iqro.

3. Ibnu Abil Isbal menyusun ilmu bada’ul quran, suatu ilmu yang membahas badi’ (keindahan bahasa dan kandungan Al-quran)

Page 5: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

4. Ibnu Qayyim (wafat 752 H) menyusun ilmu aqsamul quran, yang membahas tentang sumpah-sumpah didalam Al-quran.

6. Perkembangan Ulumul Quran pada abad ke-9 dan 10 HPada abad ke-9 dan 10 H, semakin banyak karangan-karangan yang ditulis

oleh para ulama diantaranya ialah :1. Jalaludin Al-Bulaini (wafat 824 H) menyusun kitab mawaqiul ulum

mim mawaqi’in nujum, Al-bulaini dipandang As-Suyuti sebagai ulama yang mempelopori penyusunan kitab Ulumul Quran yang lengkap, didalamnya telah disusun 50 macam ilmu Al-quran.

2. As-Suyuti (wafat 911 H) menyusun Al-Tahbir fi ulumit tafsir, penyusunan selesai pada tahun 872 H dan kitab Ulumul Quran paling lengkap karena membuat 102 macam ilmu Al-quran, kemudian ia menyusun lagi kitab Al-Itqan fi ulumil Quran (2 juz) yang membahas 80 macam ilmu-ilmu Al-quran secara sistematis dan padat isinya.

7. Perkembangan Ulumul Quran pada abad ke-13 HPerkembangan Ulumul Quran pada abad ke-13 mulai muncul kembali

masa kebangkitan ulama dalam usaha menyusun karya-karya dalam Ulumul Quran, banyak ulama yang menyusun kitab-kitab yang membahas Al-quran dari berbagai segi dan macam ilmu Al-quran.

Diantara tokoh-tokoh yang menyusun kitab-kitab pada abad ke-13 H, ialah sebagai berikut:

1. Thahir Al-Jazairi, menuyusun kitab Al-tibyan fi ulumil Quran yang selesai pada tahun 1335 H.

2. Jamaudin Al-Qoim (wafat 1332 H) mengarang kitab Mahasidu Tahwil3.

Di Indonesia, aktivitas para ulama dalam menyusun buku-buku yang

berhubungan dengan Ulumul Quran cukup banyak, diantaranya: Pengantar

Ulumul Quran.

BAB 23

Page 6: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

Al-Qur’an

A. Makna Al-QuranAl-Quran Adalah Kitab Yang Diturunkan Oleh Allah,Bukan Datang Dari Nabi

Muhammad Ataupun Sahabat. Allahlah Yang Telah Memberikan Nama Kitab Suci Agama Islam Ini Dengan Sebutan Al-Quran, Yaitu Sejak Ayat Pertama Kali Turun :

خلق الذى ربك بسم اقرا

“Bacalah Atas Nama Tuhanmu Yang Telah Menciptakan”(Qs.Al-Alaq:1)

B. Sifat-Sifat Al-Quran Dan Nama-NamanyaSungguh Begitu Banyak Nama-Nama Maupun Sifat-Sifat Yang Dimiliki Al-

Quranul Karim,Yang Mempunyai Kemuliaan Di Sisi Allah,Diantaranya Adalah :

1. An-Nur (Cahaya),Hai Manusia Sesungguhnya Telah Datang Kepadamu Bukti Kebenaran Dari Tuhanmu(Muhammad Saw Dan Mu’jizatnya)Telah Kami Turunkan Kepadamu Nur(Cahaya Yang Terang Benderang).(Qs.4:174).

2. Al-Huda (Petunjuk) Dan As-Syifa(Obat Penawar),Hai Manusia Sesungguhnya Telah Datang Kepadamu Pelajaran Dari Tuhanmu,Serta Obat Penyembuh Penyakit Dalam Dada,Dan Petunjuk Serta Rahmat Bagi Orang-Orang Yang Beriman.(Qs.10:57).

3. Al-Mubarak(Berkah),Dan Al-Quran Ini Adalah Kitab Yang Kami Turunkan Serta Membenarkan Kitab-Kitab Yang Diturunkan Sebelumnya.(Qs.6:92).

4. Al-Mubiyin(Terang),Sesungguhnya Telah Datang Kepadamu Cahaya Dari Allah Dan Kitab Yang Menerangkan.(Qs.5:15).

5. Al-Busyra(Kabar Gembira),Al-Quran Itu Membenarkan Kitab-Kitab Sebelumnya Dan Kabar Gembira Bagi Orang-Orang Mukmin.(Qs.2:97).

6. Al-Aziz(Mulia),Sesungguhnya Orang-Orang Yang Mengingkari Al-Quran Itu Datang Pada Mereka Kecelakaan,Dan Sesungguhnya Al-Quran Itu Adalah Kitab Yang Mulia(Qs.41:41).

7. Al-Basyir(Yang Membawa Berita Gembira),Kitab Yang Dijelaskan Ayat-Ayatnya,Yakni Bacaan Dalam Bahasa Arab Untuk Kaum Yang Mengetahui Yang Membawa Berita Gembira Dan Membawa Peringatan.

Page 7: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

(Qs.41:3-4) Tiap-Tiap Yang Dinamakan Atau Disifati Itu Berarti Salah Satu Arti Al-Quran

8. Al-Majid(Mulia),Bahkan Yang Didustakan Itu Ialah Al-Quran Yang Mulia(Qs.85:21)

C. Perbedaan Hadits Qudsi Dan NabawiMakna Hadits Nabawi Hadits Nabawi Adalah Tiap-Tiap Kata Yang Dikatakan,Dinukil,Dan Disampaikan Oleh Seseorang Dari Pihak Pendengar Atau Wahyu Diwaktu Bangun Ataupun Mimpi Atau Bisa Juga Apa-Pa Yang Dibangsakan Pada Nabi Saw Dari Hal Perkataan,Perbuatan,Atupun Taqrir. Hadits Nabawi Mempunyai Berbagai Macam Bagian,Diantaranya1. Hadits Qouli2. Hadits Fi’li3. Hadits Taqriri4. Hadits Hammi5. Hadits Ahwali

Makna Hadits QudsiQudsi Dinisbathkan Kepada Qudus(Suci) Yaitu Nisbath Yang Menunjukkan

Kebesaran.Sebagaimana Tartuang Maksud Dalam (Qs.2:30) Yang Mana Dalam Ayat Tersebut,Maksud Para Malaikat Yaitu Mensucikan Diri Sepenuhnya Pd Allah.Hadits Qudsi Adalah Apa-Apa Yang Dibangsakan Oleh Nabi Kepada Allah,Artinya Nabi Meriwayatkan Bahwa Hadits Ini Adalah Firman Allah.

Perbedaan Hadits Nabawi Dan Hadits QudsiHadits Nabawi

Qismu Tauqifi,Yaitu Yang Diterima Oleh Rasul Dan Terkandung Dalam Wahyu.Dengan Kata-Kata Itulah Nabi Menyampaikan Kepada Orang Banyak.*Qismu Taufiqi,Kesimpulan Dari Pemahaman Rasul Terhadap Al-Quran,Karna Itu Dia Mempunyai Pengertian Yang Jelas,Atau Kesimpulan Yang Dapat Diambil Dengan Memperhatikan Sungguh-Sungguh Dan Dengan Jalan Ijtihad

Hadits Qudsi*Hadits Yang Maknanya Dari Allah Diturunkan Pada Rasul Dengan Perantaraan Wahyu Sedangkan Lafadhnya Dari Rasulullah

Perbedaan Al-Quran Dan Hadits QudsiAl-Quran Yaitu Perkataan Allah Yang Diwahyukan Kepada Rasulullah Dengan Menggunakan Lafadh Itu Sendiri.*Al-Quran Adalah i’jaz AbadiSegi Lafal Dan Maknanya

Page 8: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

*Membaca Al-Quran Ibadah Dan Al-Quran Di Baca Dalam Solat

BAB 3

A. PENGERTIAN MUKJIZAT DAN IJAZ

a. Pengertian Mukjizat

Mukjizat secara etimologi berasal dari kata Al-Ijaz, masdar dari a’jaza yang artinya

melemahkan atau mengalahkan.Secara terminologi, menurut Imam As-Suyuthi dalam kitab

Al-itqon Fi‘ulum Al-Qur’an Jilid 2 halaman 166, Mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah

kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan.4

Menurut Ibnu Khaldun dalam muqaddimah halaman 90 berpendapat bahwa mukjizat

adalah perbuatan-perbuatan yang tidak mampu ditiru oleh manusia.5

Jadi, mukjizat adalah kejadian yang keluar dari batas hokum dan sunah alam yang

dianugerahkan oleh Allah kepada utusan-Nya dengan tujuan untuk memaparkan kekuasaan-

Nya.

b. Pengertian Ijaz

Ijaz berarti lemah. Nama ini dipakai untuk mengakui kelemahan dalam memperbuat sesuatu.

Lawan dari kuasa. Yang dimaksud ijaz adalah menyatakan kebenaran nabi dalam segi

dakwah kerasulannya dan menyatakan kelemahan orang arab untuk menentangnya. MukAda

Ada 3 pihak Ijatul-Qur’an, yaitu:

1. Ijaz Lughawi

Yaitu ijaz menurut pengalaman ahli-ahli bahasa arab. Pada abad-abad berikutnya, ahli-ahli

bahasa arab juga menyatakan tak sanggup menandingi Al-Qur’an itu dari segi lughawi.

2. Ijaz Ilmi4

5

Page 9: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

Yaitu ijaz dengan ilmu atau penyelidikan. Kebanyakan oran ingin menyelidiki hal-hal

yang terkandung di dalam Al-Qur’an itu dengan penyelidikan ilmiah. Ijaz ilmi ini

bukan meliputi penyelidikan ilmiah yang diperbaharui dan mempertukar-tukarkan,

melainkan hasil dari kesungguhan orang dalam membahas dan melakukan

penyelidikan yang mendorong orang untuk menyelidiki alam dan memikirkannya.

Adalah benar bahwa Al-Qur’an inilah yang mendorong untuk berpikir secara benar.

Tidak ada ayat yang bertentangan mengenai keadaan dalam segala hal.

3. Ijaz Tasyri’

Yaitu ijaz secara naluri

Mukjizat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : Mukjizat Bissi, ialah yang dapat

dilihat dengan mata, didengar oleh telinga, dicium oleh hidung, diraba oleh tangan,

dan dirasa oleh lidah. Tegasnya mukjizat bissi dapat dicapai oleh panca indra.

Mukjizat Ma’nawi, adalah mukjizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan

kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan aqli atau dengan

kecerdasan pikiran

BAB 4

A. Proses Turunnya Wahyu Allah Kepada Para Rasul

Menurut Manna’ Khalil al-Qattan dalam bukunya “studi ilmu-ilmu Qur’an”

cara Allah menurunkan wahyu kepada Rasul yaitu ada yang melalui perantaraan dan

ada yang tidak melalui perantaraan

a) Wahyu Diturunkan Lewat Perantara

Wahyu diturunkan melalui perantaramaksudnya yaitumelalui malaikat Jibril (malaikat

pembawa wahyu).

cara pertama:Datangnya suara seperti dencingan lonceng dengan amat kuat sehingga

mempengaruhi faktor-faktor kesadaran, dengan segala kekuatannya ia siap menerima

pengaruh itu. Apabila wahyu terkumpul dengan segala kekuatan dan kesadaran untuk

menerimanya, menghafal dan memahaminya.

Cara kedua: “malaikat menjelma kepada Rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk

manusia”. Rasul sangat senang karena tidak mengharuskan dan melepaskan sifat

kerohaniannya, dan merasa seperti seorang manusia yang berhadapan dengan saudaranya

sendiri.

Page 10: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

b) Wahyu Diturunkan Tanpa Perantara

Wahyu diturunkan tanpa melalui perantara yaitu dengan melalui mimpi yang benar

dalam tidur. Maksud dari mimpi yang benar dalam tidur yaitu Rasulullah s.a.w tidaklah

melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya pagi hari.Hal itu merupakan

persiapan bagi Rasulullah untuk menerima wahyu dalam keadaan sadar, tidak tidur.

B. Tuduhan orientalis seputar wahyu dan bantahannya

SIRAH NABAWIYAH ALBUTHI, Hadits permulaan wahyu ini merupakan asas yang

menentukan semua hakikat agama dengan segala keyakinan dan syari’atnya. Memahami dan

meyakini kebenarannya merupakan persyaratan mutlak untuk meyakini semua berita ghaib

dan masalah syari’at yang dibawa oleh Nabi SAW. Sebab hakikat wahyu ini merupakan satu-

satunya faktor pembeda antara manusia yang berfikir dan membuat syari’at dengan akalnya

sendiri, dan manusia yang hanya menyampaikan (syari’at) dari Rabbnya tanpa mengubah,

mengurangi atau menambah.

BAB 5

A. Pengertian dan Perbedaan Ayat Mekkah dan Madinah

Terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama ahli ilmu-ilmu Al-Qur’an tentang

ayat al-makki dan al-madani. Secara garis besar, perbedaan mereka itu dapat dibedakan

kedalam 3 kelompok, yaitu :

1. Sebagian mereka memformulasikan makkiyah ayat Al-Qur’an yang diturunkan

di Makkah dan sekitarnya, sedangkan madani mereka gunakan untuk

menunjukkan ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya.

2. Ada ulama yang mendefinisikan al-makki dengan ayat Al-Qur’an yang titik

berat khitbah lebih ditunjukkan kepada penduduk Makkah, sedangkan al-

madani adalah ayat Al-Qur’an yang titik tekan arah pembicaraannya lebih

ditinjukkan kepada penduduk Madinah.

Adapun kelompok dari ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah menurut perkiraan

sebagian ulama, diantaranya Syekh Muhammad al-Khudhari Bek sebagai berikut :

1. Kelompok Makkiyyah berjumlah sekitar 13/30% dari keseluruhan Al-Qur’an

2. Kelompok Madaniyyah sekitar 11/30%

Yang tergolong kedalam kelompok ayat Madaniyyah ialah al-Baqarah, Ali-Imran,

an-Nisa’, al-Maidah, al-Anfal, at-Taubat, an-Nur, al-Ahzab, al-Qital, al-Fath, al-Hujarat,

Page 11: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

al-Mujadallah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, as-Shaffat, al-Jumu’ah, al-Munnafikun, at-

Thagabun, at-Talaq, at-Tahrim, an-Nasr. Selain yang disebutkan diatas tergolong surat

Makkiyyah.

Ciri-ciri Umum Surat Makkiyyah

Disamping itu ada beberapa ciri yang lain yang dapat kita pergunakan untuk

membedakan surat-surat Makkiyyah dari surat-surat Madaniyyah. Diantara ciri-ciri yang

masyhur itu, ialah :

1. Ayatnya pendek-pendek, suratnya pendek-pendek, nada perkataannya keras dan

agak bersajak.

2. Mengandung seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari akhir dan

menggambarkan keadaan syurga dan neraka.

3. Menyeru manusia berperangai mulia dan berjalan lempang diatas jalan kebajikan.

4. Mendebat orang-orang musyrikin dan menerangkan kesalahan-kesalahan mereka.

5. Banyak terdapat lafal sumpah.

Ciri-ciri Umum Surat Madaniyyah

Diantara tanda-tanda yang membedakan bagian surat Madaniyyah dan bagian

surat Makkiyyah ialah :

1. Suratnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnyapun panjang-panjang serta jelas

menjelaskan hukum dengan memepergunakan uslub yang terang.

2. Menjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada

hakikat-hakikat keagamaan.

3. Penjelasan hukum-hukum had, faraidh, hak-hak, bagian-bagian waris, undang-

undang politik ekonomi, perjanjian-perjanjian, dan arsip-arsip negara.

Diantara manfaat mengetahui ayat dan surat Makkiyyah dan Madaniyyah

adalah sebagai berikut :

1. Membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an. Dengan mengetahui tempat

turunnya ayat atau surat, maka akan membantu untuk memahami dan

menafsirkan ayat;

2. Dapat membantu untuk membedakan ayat-ayat yang nasikh dan ayat-ayat

yang mansukh;

3. Dapat mengetahui sejarah dakwah nabawiyah seperti subjek apa saja yang

difokuskan ketika Nabi sebelum hijrah, masih di Makkah dan mengenai

subjek apa ketika Nabi telah berhijrah ke Madinah;

Page 12: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

4. Dapat mengetahui model dakwah Nabi ketika sebelum dan ketika sesudah

Hijrah sehingga dapat dijadikan salah satu metode dakwah.

A. Ayat Al-Qur’an yang Pertama Turun

Beberapa pendapat tentang turunnya Al-Qur’an, yaitu:

Menurut Riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra “permulaan wahyu

yang diterima Rasulullah ialah mimpi yang benar, beliau bermimpi seakan-akan

melihat sinaran subu, dan terjadi persis apa yang di impikan”. Kemudian Rasulullah

serimg berkhilwat atau menyendiri di Gua Hiro, dan karena itu beliau mengambil

bekal dari Khadijah,beliau bertemu dengan malaikat (jibril), yang mengatakan

kepadanya “Bacalah ! (IQRO)”, dan Rasul menjawab “aku tidak pandai membaca”,

kemudian jibril memeluk Rasul dan berkata lagi “Bacalah!” Rasulpun menjawab

seperti tadi dan Jibril memeluknya lagi seraya berkata : Bacalah!” untuk ketiga

kalinya Jibril memeluk Muhammad sampai aku betul-betul lelah, lalu melepaskanku

dan berkata “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan…”

samapai dengan kalimat “…apa yang tidak kamu ketahui.” Kemudian Rasulullah saw,

kembali dengan hati gemetar. (Al-Hadits)

Albukhari meriwayatkan :

1. Ayat yang pertama kali turun adalah lima ayat pertama surat Al-‘Alaq (bersumber

dari Aisyah r.a dan dishohihkan dua hadits lain : Alhakim (Almustadrok) dan

Albaihaqi (dalilnya)

2. Al Thabrani (Alkabir dengan sanadnya sendiri, bersumber dari Abi Raja’ Al

‘Aththardiy) mengatakan “Abu Musa mengajarkan kami mengaji, beliau menyuruh

kami duduk berhalaqah (riungan) beliau mengenakan dua baju berwarna putih jika

beliau membaca surat ini :Beliau mengatakan : “ini adalah surat pertama yang turun

kepada Nabi Muhammad saw”

B. Ayat yang Terakhir TurunDalam masalah ayat yang paling terakhir turun, tak satupun terdapat riwayat

yang marfu’ kepada Nabi Muhammad saw. Riwayat-riwayat yang ada semuanya

bersumber dari sahabat dan tabi’in. Itulah sebabnya mengapa di dalam menunjukan

ayat yang paling akhir turun, terjadi kesimpangsiuran dan persilangan pendapat. Dan,

riwayat-riwayatyang hanya sekali tidak selamanya menunjukan turunnya ayat. Tidak

jarang diantaranya menunjukan pada surah.

Page 13: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

1. Kebanyakan ulama menetapkan bahwa hari terakhir turun alquran adalah hari yang

diturunkan jumat 9 Dzulhijjah tahun 10 H atau tahun 63 dari kelahiran Nabi (Maret

632 M).

2. Dan dikatakan pula bahwa ayat Qur’an yang terakhir diturunkan ialah firman Allah:

“Dan peliharalah dirimu dari azab yang terjadi pada suatu hari yang pada waktu itu

kamu semua dikembalikan kepada Allah” (al-Baqarah [2]:281) ini berdasarkan pada

hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasa’I dan lain-lain, dari Ibn Abbas dan Sa’id bin

Jubair.

3. Riwayat Al-Baihaqy bahwa ayat yang terakhir turun adalah surat Al-Baqarah ayat 278

yang Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum kamu pungut) jika kamu orang-orang yang

beriman.”(Al-Baqarah:278).

Pendapat ini sesuai dengan kesepakatan ulama terhadap terusnya turunnya

wahyu sesudah haji wada’ sehingga wafat Rasul, seperti yang sudah diterangkan oleh

imam Ibnu Jaris diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dari Said Ibnu Jubair juga mengatakan

bahwa ayat Alquran yang terahir diturunkan ialah ayat ke 281 surat Al Baqarah.

BAB 7

A. PENGERTIAN

Sebab-sebab turunnya ayat, atau Asbabun Nuzul. Makna Asbabun Nuzul yaitu

kejadian yang menyebabkan turunnya ayat Al-Qur’an untuk menerangkan hukumnya di

hari timbulnya kejadian-kejadian itu dan suasana serta sebab baik diturunkan langsung

sesudah terjadi sebab itu, ataupun kemudian karena suatu hikmah.

Ungkapan ASBABUN NUZUL yang lainnya adalah merupakan bentuk idhafah dari

kata “asbab” dan “nuzul”. Secara etimologi asbab An-Nuzul adalah sebab-sebab yang

melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Asbabun Nuzul khusus di pergunakan untuk

menyatakan sebab-sebab ynag melatar belakangi turunnya Al-Qur’an.

A. Metode Mengetahui Asbabun Nuzul

Ada beberapa ungkapan atau tepatnya bentuk metode yang digunakan para

ahli tafsir dalam mengungkapkan sebab turun ayat-ayat al-Qur’an. Beberapa bentuk

yang dimaksud ialah:

Page 14: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

Pertama, adakalanya sabab nuzul diredaksikan secara jelas dengan

menggunakan lafal seperti salah satu ayat, apabila menggunakan redaksi ayat yang

seperti itu, maka itu menrupakan nash atau teks yang tidak mungkin mengandung

pengertian lain selain asbabun nuzul.

Kedua, terkadang tidak secara eksplisit dengan menyertakan lafal sabab, tetapi

dilakukan dengan menempatkan huruf fa’ (ف) pada materi penurunan ayat itu setelah

memaparkan kejadiannya. Salah satu contoh dari sabab nuzul ayat 135 surat an-Nisa

(4)

ه لل شهداء بالقسط قوامين كونوا آمنوا ذين ال ها أي ياأو ا غني يكن إن واألقربين الوالدين أو أنفسكم على ولو

بعوا تت فال بهما أولى ه فالل فقيراتعرضوا أو تلووا وإن تعدلوا أن ه فإنالهوى كان الل

)١٣٥ (خبيرا تعملون بماWahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi[2

karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum

kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu

kemaslahatan(kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena

ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau

enggan menjadi saksikan, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa

yang kamu kerjakan.

Ketiga, tempo-tempo sabab nuzul diketahui dari redaksi ayat al-Qur’an yang

didahului dengan pernyataan yeng diajukan kepada Rasulullah Saw, kemudian

diturunkanlah wahyu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bentuk seperti ini juga

tidak diragunakan tergolong ke dalam sabab nuzul ayat meskipun tidak menggunakan

kata sabab dan tidak juga menggunakan huruf fa’litta’qib.

Keempat, bentuk lain dari sabab nuzul ialah menggunakan redaksi nazalat atau

nazilat hadzihil ayatu fi-kadza, yakni tanpa menggunakan kata sabab dan tidak pula

mengguanakan huruf fa’litta’qib dan bukan pula karena ada pertanyaan yan diajukan

kepada Rasulullah.

BAB 8

Page 15: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

A. Pengertian Jam’ul Qur’anDi kalangan ulama, terminologi pengumpulan Al-Quran

(Jam’al-quran) memiliki 2 konotasi 6yaitu : Konotasi penghafalan al-quran dan konotasi penulisanya secara keseluruhan.a. Proses penghafalan Al-Quran

kedatangan wahyu merupakan sesuatu yang di rindukan nabi. Oleh karena itu, ketika wahyu datang nabi langsung memahami dan menghafalnya.Dengan demikian nabi adalah orang yang paling pertama menghafal al-quran tindakan nabi tersebut merupakan suri tauladan yang di ikuti para sahabatnya. Imam bukhari mencatat sekitar 7 orang sahabat nabi yang terkenal dengan hafalan al-quranya. Mereka adalah Abdullah bin mas’ud, salim bin mi’qal, muadz bin zabal, ubai bin ka’ab, zaid bin tsabits, abu zaid bin as-sakan, abu ad darda.

b. Proses penulisan al-quran 1. Pada masa Nabi

2. Pada masa Nabi

6

a. Penyempurnaan Al-Quran setelah masa khalifah Banyak orang arab non-Arab memeluk islam, mereka merasa

kesulitan membaca mushaf yang tidak berharakat dan bertitik itu. Pada masa khalifah ‘Abd Al-malik (685-705 sm) .ketidakmemadainya mushaf ini telah dimaklumi para sarjana muslim terkemuka saat itu dan karena itu pula penyempurnaan mulai segera di lakukan.

Upaya penyempurnaan itu tidak berlangsung sekaligus, tetapi bertahap dan dilakukan oleh setiap generasi sampai abad III H (atau akhir abad IX M).ketika proses penyempurnaan naskah Al-Quran (mushaf ‘Utsmani) . selesai dilakukan. Tercatat pula tiga nama yang disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali meletakan tanda titik pada mushaf ‘Utsmani. Ketiga orang itu adalah Abu Al-Aswad Ad-Da’uli, Yahya’ bin Ya’mar (45-129 H), dan Nashr bin ‘Ashim Al-Laits (w. 89 H)6. Adapun orang yang pertama kali meletakan hamzah, tasydid, Al-Raum, dan al-isymam adalah Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi Al-Azdi .

Al-Quran untuk pertama kalinya dicetak di Bunduqiyya pada tahun 1530 M, dan baru lahir lagi cetakan selanjutnya atas usaha orang jerman bernama Hinkelman pada tahun 1694 M. disusul kemudian oleh Marracci pada tahun 1698 M, di Padoue. Sayangnya, tak satupun dari Al-Quran cetakan pertama, kedua, maupun ketiga yang

Page 16: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

Kerinduan Nabi terhadap kedatangan wahyu tidak hanya di deskripsikan dalam bentuk hafalan, tetapi juga dalam bentuk tulisan.Nabi memiliki sekertaris pribadi yang bertugas khusus mencatat wahyu. Mereka adalah abu bakar, ‘umar, ‘utsman, Ali, Aban bin Sa’id, Khalid bin said, Khalid bin al-walid dan muawiyah bin sofyan. Proses penulisan Al-quran pada masa nabi masih sangat sederhana, mereka menggunakan alat yang masih sangat sederhana, mereka menggunakan alat tulis yang sederhana berupa lontaran kayu, pelepah kurma, tulang belulang dan batu.

3. Pada masa Khulafa Al-Rasyidin3.1 Pada masa Abu bakar ash-sidiq

Pada dasarnya Al-quran sudah di tulis pada waktu nabi masih ada.Hanya saja, pada saat itu ayat-ayat dan surat-suratnya masih ditulis dengan terpencar-pencar. Dan orang yang pertama kali menyusunya dalam satu mushaf adalah Abu bakar Ash-shidiq

3.2 Pada masa Utsman bin AffanPenjelasan tradisional berupa hadits nabi yang diriwayatkan

Al-Bukhari tentang alasan yang menyebabkan diambil langkah selanjutnya dalam menetapkan bentuk Al-quran menyiratkan bahwa perbedaan-perbedaan serius

B. Tiga Tahapan Pengumpulan Al-Qur’an1. Tahap pada masa Nabi Muhammad

Di sekeliling Nabi ada juru tulis yang menuliskan apa yang didiktekan Nabi kepada mereka itu. Rasulullah saw berkeinginan sekali agar supaya orang tidak menuliskan selain dari Al-Qur’an. Supaya orang tidak akan memakai yang lain. Menurut Riwayat, Rasulullah pernah mengatakan , “Jangan kamu tulis sesuatu dari aku selain Al-Qur’an.2. Tahap pada masa Umar dan Abu Bakar

a. Latar Belakang Pengumpulan Quran :Abu Bakar menjalankan pemerintahan Islam sesudah Rasulullah.Ia dihadapkan kepada peristiwa-peristiwa besar berkenaan dengan kemurtadan sebagian orang arab. Karena itu ia segera menyiapkan pasukan dan mengirimkannya untuk memerangi orang-orang yang murtad itu. Peperangan Yamamah yang terjadi pada tahun 12 H melibatkan sejumlah besar sahabat yang hafal Qur'an.Dalam peperangan ini tujuh puluh qari dari para sahabat gugur. Umar bin Khatab merasa sangat kuatir

Page 17: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

melihat kenyataan ini, lalu ia menghadap Abu Bakar dan mengajukan usul kepadanya agar mengumpulkan dan membukukan Qur'an karena dikhawatirkan akan musnah, sebab peperangan Yamamah telah banyak membunuh para qarri. Disegi lain Umar merasa khawatir juga kalau-kalau peperangan ditempat-tempat lain akan membunuh banyak qari' pula sehingga Qur'an akan hilang dan musnah, Abu Bakar menolak usulan itu dan berkeberatan melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Tetapi Umar tetap membujuknya, sehingga Allah membukakan hati Abu Bakar untuk menerima usulan Umar tersebut.

c. Pemilihan Zaid bin Tsabit

Kemudian Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Sabit, mengingat beberapa hal :

kedudukannya dalam qiraat dan penulisan al-quran pemahaman dan kecerdasannya, serta kehadirannya pada pembacaan yang terakhir kali. . Metode Zaid bin Tsabit & Ketelitiannya dalam

Pengumpulan Al-Quran

Dalam usaha pengumpulan Al-Qur'an Zaid bin Tsabit telah mengambil langkah yang tepat, teliti dan mantap. Langkah tersebut adalah suatu jaminan (yang pantas) dalam penulisan Al-Qur'an dengan mantap dan penuh ketelitian.

Zaid bin Tsabit tidak menganggap cukup menurut yang dihafal dalam hati dan yang ditulis dengan tangannya serta hasil pendengaran, tetapi ia bertitik-tolak pada penyelidikan yang mendalam dari dua sumber:

1) Sumber hafalan yang tersimpan dalam hati para sahabat; dan

2) Sumber tulisan yang ditulis pada zaman Rasulullah SAW.

Tahap pada masa Utsmana. Latar Belakang Pengumpulan

Penyebaran Islam bertambah dan para Qurra pun tersebar di berbagai wilayah, dan penduduk disetiap wilayah itu mempelajari qira'at (bacaan) dari qari yang dikirim kepada mereka.Cara-cara pembacaan

Page 18: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

(qiraat) Qur'an yang mereka bawakan berbeda-beda sejalan dengan perbedaan 'huruf ' yang dengannya Qur'an diturunkan.Apa bila mereka berkumpul disuatu pertemuan atau disuatu medan peperangan, sebagian mereka merasa heran dengan adanya perbedaan qiraat ini. Sebagian mereka menganggapnya wahar, karena mengetahui bahwa perbedaan-perbedaan itu semuanya disandarkan kepada Rasulullah.

BAB 9A. Tahapan Turunnya Al-Quran

Al-Quran diturunkan tidak instan, melainkan melalui tiga tahapan. Tahap pertama, penyampaian Al-Quran dari Allah ke Lauh Al-Mahfuzh, artinya sebelum Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad terlebih dahulu disampaikan ke Lauh al-Mahfuzh, yaitu berupa lembaran yang terpelihara dimana Al-Quran pertama kalinya ditulis pada lembaran tersebut. Firman Allah SWT:Artinya: “Tetapi ia (yang didustakan mereka)” adalah Al-Quran yang mulia yang

(tersimpan) dalam lauhul mahfuzh. (QS.Al-Buruj : 21-22).

B. Hikmah Turunnya Al-Quran Secara Berangsur-angsur

Al-Quran yang diturunkan secara berangsur-angsur ini mendapat ejekan dan celaan dari kaum kafir dengan mempertanyakan “kenapa Al-Quran tidak diturunkan

sekaligus, padahal kitab-kitab sebelum Al-Quran diturunkan sekaligus, seperti Taurat Musa a.s, Zabur Daud a.s dan Injil Isa a.s”. maka Al-Quran menjawab kritik dan protes kafir ini. Allah berfirman:

Artinya: “orang-orang kafir itu berkata, kenapa Al-Quran tidak diturunkan sekaligus? Demikian itu (berguna) agar Kami menetapkan hatimu dengannya, dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar)”.(QS. Al-Furqan : 32).

C. Dalil diturunkannya Al-Quran dengan Tujuh Huruf

Menurut para mufassir, riwayat diturunkannya Al-Quran tujuh huruf ini kuat.

Sehingga persoalan ini sulit untuk dibantah. Narasumbernya cukup banyak, menurut

Page 19: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

Amir Abdul Aziz jumlahnya ada 40 orang dan diantaranya adalah para sahabat

terkemuka seperti Ubai bin Ka’ab,Anas bin Malik, Hudzaifah bin Al-Yamani, Zaid

bin Arqam, Samurah bin Jundad, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah Bin Abbas, Abdur

Rahman bin Auf, Utsman bin Affan, Umar bin Khattab, Mu’adz bin Jabbal, dan

Hisyam bin Hakim.

Berikut beberapa riwayat sebagai dalil diturunkannya Al-Quran dengan tujuh

huruf :

Dari ibnu Abbas r.a diriwayatkan bahwasannya Rasulullah SAW bersabda :

“Jibril membacakan (Al-Quran) kepadaku dengan satu huruf. Aku kembali kepadanya kemudian meminta tambah. Ia lalu menambahkan padaku sampai aku menyelesaikannya tujuh huruf ”. (HR. Al-Bukhari Muslim).

1. Bahwa tujuh huruf yang dimaksud hadits-hadits tersebut tidak dapat ditangkap

maksudnya oleh manusia. Karena hakikat tujuh huruf itu tidak dapat disamakan

dengan huruf hijaiyah.

2. Bahwa yang dimaksud tujuh huruf adalah tujuh qiro’at.

3. Yang dimaksud tujuh huruf adalah tempat di mana terjadi perubahan. Ke tujuh

tempat itu:

a. Kata yang berubah harakatnya, semantara bentuk tulisan dan maknanya tidak

berubah. Misal Hunna AthHaru lakum (mereka-wanita-lebih suci bagimu)

berubah menjadi Hunna AthHaro lakum. Harakat dhammah pada huruf ra’

berubah menjadi fathah. Sementara maknanya, baik huruf ra’ berharakat

dhammah maupun fathah ia tetap bermakna sama.

b. Kata yang berubah maknanya karena perubahan kedudukan tata bahasa,

sementara bentk tulisannya tetap tidak berubah. Misalnya firman allah SWT

yang berbunyi Rabbunaa baa ‘ada baina asfaarinaa menjadi Rabbbanaa baa

‘id baina asfaa ri naa, Rabbunaa berubah menjadi Rabbanaa dan kata baa

‘ada berubah menjadi baa ‘id. Bila pada kalimat pertama bermakna: “Tuhan

kami telah menjauhkan antara perjalanan kami,” maka setelah berubah,

kalimat itu bermakna: “Tuhan kami, jauhkanlah antara perjalanan kami”.

c. Yang terjadi perubahan makna lantaran berubahnya huruf, tetapi bentuk

tulisannya tetap. Misalnya, Nunsyizu Haa berubah menjadi Nunsyiru Haa.

d. Bentuknya berubah, maknanya tidak berubah. Misalnya Kal ‘iHnil Manfuusy

berubah menjadi Kash Shuufil Manfuusy.

e. Yang bentuk tulisan dan maknanya mengalami perubahan. Misalnya firman

Allah: Thalha Mandhuudin menjadi Thal’in Mandhuudin.

Page 20: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

f. Perubahan susunan kalimat dengan taqdim (mendahulukan) dan ta’khir

(mengakhirkan). Misalkan Wa Jaa at sakaratul mauti bil haqqi (dan datanglah

sakaratul maut dengan benar ) menjadi Wa Jaa at sakaratul haqqi bil mauti

(dan datanglah sakarat yang sebenarnya dengan kematian).

BAB 10

A. Pengertian Qira’at

Secara etimologis , lafal qira’at merupakan bentuk masdhar dari qiro yang artinya bacaan. Sedangkan secara terminologis terdapat berbagai ungkapan atau redasi yang di kemukakan oleh para ahli ulama sehubungan dengan pengertian qira’at ini.Qira’at yaitu perbedaan lafal-lafal Al-Quran , baik menyangkut huruf-hurufnya maupun cara pengucapanya huruf-huruf tersebut.

B. Sejarah dan Perkembangan qira’at

Sudah di jelaskan bahwa penduduk kota” besar ( para tabi’in ) membaca al-Qur’an berdasarkan kepada mushaf yang di kirimkan kepada mereka di samping itu mereka mempelajari Al-Qur’an dari para sahabat yang menerima Al-Quran dari rasul kemudian mereka mengembangkan ke dalam masyarakat sebagai ganti para sahabat

Menurut para ulama, yang menyebabkan terjadinya perbedaan qira’at Al-Quran adalah:1. Sebagian ulama berpendapat bahwa perbedaan qira’at Al-Quran itu

disebabkan karena perbedaan qira’at Nabi SAW . artinya dalam menyampaikan dan mengajarkan Al-Quran kepada para sahabat, beliau membacakannya dalam berbagai versi ayat.

2. Perbedaan qira’at Al-Quran disebabkan karena adanya taqrir atau pengakuan Nabi SAW terhadap berbagai qira’at yang berlaku di kalangan kaum muslimim waktu itu. Hal itu menyangkut perbedaan lahjat atau dialek kebahasaan di antara mereka dalam mengucapkan lafadz-lafadz tertentu dari Al-Quran.

Page 21: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

C. Macam-Macam Qiraat Al-Quran

Sebagian ulama membagi macam-macam qira’at menjadi 6, yaitu:1. Mutawatir, yaitu apa yang dinukil oleh sejumlah orang, tidak mungkin

terjadi kebohongan sampai pada titik penghabisan.2. Masyhur, yaitu sah sanad-sanadnya, namun bekum sampai ke tingkat

mutawatir. Cocok bahasa Arab dengan bentuk hukum-hukumnya itu. Terkenal pula qura-a. tidak boleh terjadi kesalahan dan bukan pula menyalahi aturan. Yang semacan ini dikemukakan oleh ulama, karena dia yang membacanya.

3. Uhad, yaitu tidak sah sanadnya, berlainan bentuk hurufnya atau tidak karuan bahasa Arabnya atau tidak masyhur dan tidak boleh dibaca.

4. Syaaz, yaitu tidak sah sanadnya.5. Maudlu’ yaitu tidak yaitu mempunyai asal.6. Almudrik, yaitu menambah dalam bacaan atau bentuk tafsirnya.

BAB 11

1 . ILM U TA JWI D

Secara bahasa ilmu tajwid berasal dari kata jawwadah yang mengandung makna arti

tahsin, artinya memperindah atau memperelok, sedagkan menurut istilah adalah ilmu yang

menjelaskan tentang kaidah-kaidah, yang menjadi landasan wajib membaca Al-QUR’AN,

sehingga sesuai dengan bacaan Rosulullah SAW. Tajwid pun sering disebut sebagai tata cara

dalam pengucapan-pengucapan dalam pembacaan AL-QUR’AN .

Pencetus ilmu tajwid adalah Abu Umar bin Hafsh bin Abu Umar bin Abdul Azis Ad-

dury, beliau adalah qari terkenal pada zamanya, yang dilahirkan di Irak dikampung Ad-dury

tahun 150 H, beliau wafat pada bulan syawal tahun 246 H, namun ada juga yang mengatakan

pada tahun 248 H, sedangkan ilmuan pertama yang memodifikasi ilmu tajwid adalah Abu

Uwaid Al-Qosym bin Salam beliau adalah ilmuan ahli fiqih sekaligus seorang hakim. Abu

Uwaid bin Qosym bin Salam dilahirkan di Hara dan meninggal dikota Mekkah tahun 244H.

Faedah ilmu tajwid adalah menjaga lisan dalam mengucapkan atau membaca Al-

Qur’an adapun hukum mempelajarinya adalah fardlu kifaya, namun membaca Al-Qur’an

dengan menggunakan ilmu tajwid fardlu’ain (kewajiban individu). Sebagai mana firman

Allah SWT “ dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil.” (Qs Al-Muzzamil {73}:4) maksud

tartil disini sesuai dengan ilmu tajwid.

2. Kesalahan dalam Praktik Ilmu Tajwid

Page 22: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

al-Lahn al-Jâliy .

Yakni kesalahan yang nyata. pada lafazh sehingga kesalahan tersebut dapat diketahui oleh

para ulama Qira’at, maupun orang Islam pada umumnya. Misalnya mengganti huruf dengan

huruf lain, mengganti harakat dengan harakat lain, mengganti sukun dengan harakat atau

menambah atau mengurangi huruf Mengubah makna atau tidak, hukumnya haram

al-Lahn al-Khâfiy.

Yakni kesalahan yang tersembunyi pada lafazh. Kesalahan ini hanya dapat diketahui

oleh para ulama Qira’at atau kalangan tertentu yang mendalami Qira’at Misalnya

menggetarkan (takrîr ) huruf  (ra’) secara berlebihan atau sebaliknya.

3. Keutamaan Tilawah

Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkanya”Diriwayatkan juga oleh Aisyah bahwa Nabi bersabda :

“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an diserta duta-duta Allah (malaikat) yang mulia lagi baik-baik sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan tergagap-gagap (karena belum pandai lagi payah ) maka ia mendapat dua pahala.” (HR Buchari dan Muslim)Dua pahala yang diperoleh ialah pahala membacanya dan pahala kepayahannya.Diriwayatkan dari shahih buchari dan shahih muslim nabi Muhammad SAW bersabda :

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat, sedangkan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan buah kurma, tidak berbau namun rasanya lezat.”Diriwayatkan oleh shahih Muslim dari Abu Umamah r.a bahwa nabi Muhammad Saw bersabda

“Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela (pemberi syafaat) bagi orang yang mempelajari dan menaatimya.”

4. Adab Tilawah

1. Membaca Qu’an sesudah berwudhu karena ia termasuk zikir yang paling utama, meskipun boleh membacanya bagi orang yang berhadas.

2. Membacanya ditempatyang bersih dan suci, untuk menjaga keagungan membaca Qur’an.

3. Membacanya dengan khusuk, tenang dan penuh hormat.4. Bersiwak (membersihkan mulut) sebelum memulai membaca.5. Membaca ta’awwuz (“A ‘uzu billahi minasy syaitanair rajim”)

Page 23: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

Pada permulaan, berdasarkanfirman Allah: “ apabila kamu membaca Qur’an hendaklah

meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (an-Nahl [16]:98). Bahkan

sebagian ulama mewajibkan membaca ta’awwuz ini.

6. Membaca basmalah pada permulaan setiap surah, kecuali surah al-Bara’ah, sebab basmalah termasuk salah satu ayat Qur’an menurut pendapat yang kuat.

Membacanya dengan tartil yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan terang serta

memberikan kepada setiap huruf akan haknya sepertimambaca panjang dan idgham.

BAB 12

A. Pengertian Tafsir, Takwil, dan Terjemahan

1. Tafsir

Secara etimologi kata tafsir dalam bahasa arab berarti al-idlah (penjelasan) atau al-tabyin

(keterangan). Kata tafsir diambil dari kata fassara-yufassiru-tafsiran yang berarti keterangan

atau uraian.7 Al-jurjani berpendapat bahwa kata tafsir menurut pengertian bahasa adalah al-

kasyf wa al-izhar yang artinya menyingkap (membuka) dan melahirkan

Tafsir menurut istilah, para ulama memberikan rumusan-rumusan yang berbeda, antara

lain adalah sebagai berikut:

a) Menurut Syaikh Thahir al-Jazairy, dalam at-Taujih: “Tafsir pada hakekatnya ialah

menerangkan lafazh yang sukar difahami oleh pendengar dengan uraian yang lebih

memperjelas pada maksud baginya, baik dengan mengemukakan sinonimnya atau kata

yang mendekati sinonim itu, atau dengan mengemukakan uraian yang mempunyai

petunjuk kepadanya melalui suatu jalan dalalah”.

b) Menurut Syaikh Al-Jurjani dalam Al-Ta’riifat: “Pada asalnya, tafsir berarti membuka

dan melahirkan. Dalam pengertian syara’ ialah menjelaskan makna ayat : dari segala

persoalannya kisahnya, sababunnujulnya dengan menggunakan lafazh yang

menunjukkan kepadanya secara terang”.

Menurut az-Zarkasyi adalah sebagai berikut: “Tafsir adalah ilmu yang mengakji tentang

pemahaman kitabullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, menerangkan

2. Takwil

7

Page 24: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

Secara etimologi, menurut sebagian ulama’, kata ta’wil memiliki makna yang sama

dengan tafsir, yakni ”menerangkan” dan ”menjelaskan”. Ta’wil berasal dari kata ”aul ”. Kata

tersebut dapat berarti:

pertama, al-ruju’ (kembali, mengembalikan) yakni, mengembalikan makna pada proporsi

yang sesungguhnya.

Kedua, al-shaf (memalingkan) yakni memalingkan suatu lafal yang mempunyai sifat

khusus dari makna lahir kepada makna batin lafal itu sendiri karena ada ketepatan atau

kecocokan dan keserasian dengan maksud yang dituju.

Ketiga, al-siyasah (mensiasati) yakni, bahwa lafal-lafal atau kalimat-kalimat tertentu

yang mempunyai sifat khusus memerlukan ”siasat” yang tepat untuk menemukan makna

yang dimaksud.

Ta’wil dalam arti secara istilah adalah sebagai berikut:

a) Menurut Al-Jurzani: Ta’wil ialah memalingkan lafazh dari maknanya yang dzohir

kepada makna lain yang dipunyai lafazh itu, jika makna lain yang dilihat itu sesuai

dengan al-Qur’an dan Sunnah.

Ta’wil ialah mengembailkan sesuatu pada maksud yang sebenarnya, yakni menerangkan apa

yang dimaksudkannya

1. Terjemahan

Arti terjemah menurut bahasa adalah salinan dari suatu bahasa kebahasa lain atau

mengganti, menyalin, memindahkan kalimat dari suatu bahasa kebahasa lain.8 Sedangkan

yang dimaksud dengan terjemah al-qur’an adalah seperti yang dikemukakan oleh ash-

shabuni; memindahkan al-qur’an ke bahasa lain yang bukan bahasa arab dan mencetak

terjemah dalam beberapa naskah untuk dibaca orang yang tidak mengerti bahasa arab,

sehingga ia dapat memahami kitab Allah

A. Perbedaan Tafsir, Ta’wil dan Terjemah

1. Perbedaan tafsir dan terjemah

Tarjamah, baik harfiah maupun tafsiriyah bukanlah atau tidaklah sama dengan tafsir.

Atau dengan kata lain, tarjamah tidaklah identik dengan tafsir. Oleh karena perlu diketahui

inti-inti perbedaan yang prinsip antara kedua istilah tersebut dalam penjabarannya.

Perbedaan-perbedaan dimaksud antara lain:

8

Page 25: PENGERTIAN ULUMUL QURANkaryatulisilmiah.com/.../2016/04/Tugas-rangkuman-psq.docx · Web viewKata Al-quran secara etimologi merupakan bentuak masdar dari kata kerja qoroa yaqrou, sinonim

a) Bahasa tafsir dalam prakteknya selalu terdapat keterkaitan dengan bahasa aslinya. Selain

itu, dalam tafsir tidak terjadi peralihan bahasa, sebagaimana lazimnya dalam terjemah.

Pada terjemah yang terjadi atau dilakukan adalah peralihan bahasa, yakni dari bahasa

pertama atau yang asli ke bahasa kedua atau terjemah.

b) Dalam tafsir yang diutamakan adalah menyampaikan penjelasan dan pesan dari bahasa

aslinya yang pertama. Sedangkan pada terjemah tidak terdapat istithrad, yakni

memperluas uraian melebihi kadar mencari padanan kata. Dalam terjemah terutama

harfiah, makna yang diungkap tidak lebih dari sekedar mengganti bahasa.

2. Perbedaan tafsir dengan ta’wil

a. Tafsir

•Pemakaiannya banyak terdapat pada lafal-lafal dan leksikologi (mufradat).

•Jelas diterangkan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits shahih

•Banyak berhubungan dengan riwayat.

•Digunakan dalam ayat-ayat muhkamat (jelas, terang).

•Bersifat menerangkan petunjuk yang dikehendaki.

b. Ta’wil

•Penggunaannya lebih banyak pada makna-makna dan susunan kalimanat.

•Kebanyakan diistimbatkan oleh para ’ulama.

•Lebih banyak berhubungan dengan dirayah (nalar, aqliy).

•Digunakan dalam ayat-ayat mustasyibihat (samar, samar tidak jelas).