Top Banner
Pengertian (Definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013 Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat diambil dari beberapa sumber, di antaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standarOHSAS 18001:2007 . Ilustrasi Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut : Filosofi (Mangkunegara) : Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Keilmuan : Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja ,penyakit akibat kerja (PAK) , kebakaran , peledakan dan pencemaran lingkungan.
32

Pengertian K3

Feb 15, 2016

Download

Documents

Asep Ahmad

Pengertian K3
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengertian K3

Pengertian (Definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat diambil dari beberapa sumber, di antaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standarOHSAS 18001:2007 .

Ilustrasi

Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut :

Filosofi (Mangkunegara) :

Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

Keilmuan :

Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja ,penyakit akibat kerja (PAK) , kebakaran , peledakan dan pencemaran lingkungan.

OHSAS 18001:2007 :

Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja .

Pengertian/definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di atas merupakan pengertian/definisi K3 yang secara umum digunakan dan diajarkan, namun di luar referensi di atas masih banyak referensi mengenai

Page 2: Pengertian K3

pengertian/definisi K3 baik menurut ILO ataupun OSHA namun tidak kami bahas dalam artikel ini sehingga bisa didapatkan melalui penelusuran di mesin pencarian internet.

Struktur Susunan dan Tugas Organisasi Tim P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Dasar hukum pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja. Disebutkan pada pasal 2 (dua) bahwa tempat kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih, atau tempat kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan kurang dari 100 (seratus) tenaga kerja namun menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif pengusaha/pengurus wajib membentuk P2K3. Pada pasal 3 (tiga) disebutkan bahwa unsur keanggotaan P2K3 terdiri dari pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota serta sekretaris P2K3 ialah ahli keselamatan kerja dari perusahaan yang bersangkutan .

Pengertian P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian & partisipasi efektif dalam penerapan K3.

Tugas P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) ialah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha mengenai masalah K3 (berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987).

Fungsi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain :

1. Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja mengenai :

o Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara menanggulanginya.

o Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja .o Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan.o Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

3. Membantu Pengusaha/Pengurus dalam :o Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.o Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja.o Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan , penyakit akibat kerja (PAK) serta mengambil

langkah-langkah yang diperlukan.o Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, higiene perusahaan,

kesehatan kerja dan ergonomi.o Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di

perusahaan.o Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.o Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

Page 3: Pengertian K3

o Mengembangkan laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja, melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan.

o Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan dan kesehatan kerja.o Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja

dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja. (berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987).

Peran, Tanggungjawab dan Wewenang P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) :

Peran Wewenang

Ketua

1. Memimpin semua rapat pleno P2K3 ataupun menunjuk anggota untuk memimpin rapat pleno.

2. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program-program P2K3.3. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan K3 di Perusahaan ke Disnakertrans

Kabupaten/Kota setempat melalui Pimpinan Perusahaan.4. Mempertanggung-jawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya kepada Direksi.5. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaannya program-program K3 di Perusahaan

Sekretaris

1. Membuat undangan rapat dan notulen.2. Mengelola administrasi surat-surat P2K3.3. Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.4. Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi demi suksesnya

program-program K3.5. Membuat laporan ke Disnakertrans setempat maupun instansi lain yang bersangkutan

dengan kondisi dan tindakan bahaya di tempat kerja.

Anggota1. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan seksi masing-masing.2. Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

Jumlah dan susunan P2K3 antara lain sebagai berikut :

1. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih, maka jumlah anggota sekurang-kurangnya ialah 12 (dua belas) orang yang terdiri dari 6 (enam) orang mewakili pengusaha/pimpinan Perusahaan dan 6 (enam) orang mewakili tenaga kerja.

2. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai dengan 100 (seratus) orang, maka jumlah anggota sekurang-kurangnya ialah 6 (enam) orang yang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan Perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.

3. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang dengan tingkat resiko bahaya sangat besar, maka jumlah anggota sesuai dengan ketentuan nomor 2 (dua) di atas.

Page 4: Pengertian K3

4. Kelompok Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang untuk anggota kelompok, maka jumlah anggota sesuai dengan ketentuan nomor 2 (dua) di atas dimana masing-masing anggota mewakili Perusahaannya.

Langkah-langkah pembentukan P2K3 di Perusahaan ialah pertama-tama Perusahaan wajib menyatakan Kebijakan K3 dan dituangkan secara tertulis. Kemudian Pimpinan Perusahaan menginventarisasi daftar anggota P2K3 serta memberikan pengarahan singkat terhadap daftar anggota mengenai Kebijakan K3 Perusahaan. Setelah itu Perusahaan mengonsultasikan mengenai pembentukan P2K3 kepada Disnakertrans setempat untuk dikaji dan disahkan melalui surat keputusan pengesahan P2K3. Kepala Disnakertrans setempat melaksanakan pelantikan anggota P2K3 secara resmi. Selanjutnya Perusahaan melaporkan mengenai pelaksanaan program-program P2K3 ke Disnakertrans setempat secara rutin.

Struktur P2K3

Pengertian (Definisi) Bahaya dan 5 Faktor Bahaya K3 Di Tempat Kerja

Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan ataupenyakit akibat kerja (PAK) - definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis. Tabel di bawah merupakan daftar singkat bahaya dari faktor-faktor bahaya di atas :

Page 5: Pengertian K3

Ilustrasi

Faktor Bahaya Biologi

1. Jamur.2. Virus.3. Bakteri.4. Tanaman.5. Binatang.

Faktor Bahaya Kimia

1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya2. Beracun.3. Reaktif.4. Radioaktif.5. Mudah Meledak.6. Mudah Terbakar/Menyala.7. Iritan.8. Korosif.

Faktor Bahaya Fisik/Mekanik

1. Ketinggian.2. Konstruksi (Infrastruktur).3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.4. Ruangan Terbatas (Terkurung).5. Tekanan.6. Kebisingan.7. Suhu.8. Cahaya.9. Listrik.10. Getaran.11. Radiasi.

Page 6: Pengertian K3

Faktor Bahaya Biomekanik

1. Gerakan Berulang.2. Postur/Posisi Kerja.3. Pengangkutan Manual.4. Desain tempat kerja/alat/mesin.

Faktor Bahaya Sosial-Psikologis

1. Stress.2. Kekerasan.3. Pelecehan.4. Pengucilan.5. Intimidasi.6. Emosi Negatif

Form Laporan Kecelakaan Kerja / Insiden Kerja

Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Insiden, kecelakaan kerja dan nearmiss merupakan tolak ukur utama dalam mengukur kinerja K3 secara umum. Semua kejadian yang berkaitan dengan ketiga hal di atas perlu dicatat dan diselidiki (investigasi) guna menentukan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja.

Form laporan insiden/kecelakaan kerja digunakan sebagai alat untuk mencatat kejadian (kronologi) insiden, kecelakaan kerja maupun nearmiss baik itu terhadap tempat, waktu, pekerjaan, alat/mesin, bahan, serta hal-hal terkait insiden/kecelakaan kerja. Form laporan kecelakaan kerja/insiden kerja juga digunakan untuk mencatat kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat insiden, kecelakaan kerja ataupun nearmiss.

Form insiden/kecelakaan kerja juga digunakan untuk mencatat korban-koban insiden, kecelakaan kerja ataupun nearmiss beserta tindakan penanganannya serta keparahan yang diderita juga banyaknya hari hilang akibat insiden kerja / kecelakaan kerja.

Selanjutnya form laporan insiden/kecelakaan kerja digunakan untuk mencatat seluruh hasil penyelidikan (investigasi) berkaitan dengan sebab-sebab kecelakaan kerja / insiden kerja baik penyebab langsung, penyebab tidak langsung maupun penyebab dasarnya.

Catatan paling akhir dari laporan insiden/kecelakaan kerja ialah mencatat hasil-hasil tindakan perbaikan dan pencegahan yang direncanakan berdasarkan hasil investigasi insiden/kecelakaan kerja berikut dengan jadwal pelaksanaan, wewenang pelaksanaan serta perkembangan pelaksanaannya.

Form laporan insiden/kecelakaan kerja divalidasi oleh saksi-saksi, korban, petugas/pengawas K3, manajer area bersangkutan juga manajemen atas. Bagian paling akhir dari laporan insiden/kecelakaan kerja dapat diisi gambar-gambar (foto) dokumentasi kecelakaan kerja serta catatan-catatan penting lainnya yang diperlukan (dibutuhkan) di dalam laporan.

Page 7: Pengertian K3

Selanjutnya laporan tersebut dicatat dalam laporan statistik kecelakaan kerja untuk mengetahui faktor-faktor lain yang berkaitan (berhubungan) dengan kinerja K3 di tempat kerja.

Contoh Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) | OHS Policy Ditulis : Hebbie Ilma Adzim  | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) merupakan syarat dasar dalam membangun Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja . Kebijakan K3 merupakan komitmen pimpinan suatu organisasi perusahaan) untuk menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh personil di bawah kendalinya juga pihak-pihak yang berkaitan (berhubungan) dengan kegiatan (aktivitas) operasi perusahaan (organisasi) tersebut.

Kebijakan K3 dalam klausul OHSAS 18001:2007  Occupational Health and Safety Management Systems  4.2 OHS Policy didefinisikan sebagai "segala arah dan target (tujuan) dari suatu organisasi yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang secara resmi dinyatakan oleh pimpinan perusahaan".

Dalam klausul 4.2 standar OHSAS 18001 : 2007 terdapat beberapa persyaratan mengenai Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain :

1. Sesuai dengan lingkungan dan besar resiko K3  organisasi (perusahaan).2. Terdapat komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja  dan penyakit akibat kerja

(PAK)  juga berkomitmen dalam peningkatan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3 dan Kinerja K3 organisasi (perusahaan).

3. Terdapat komitmen untuk memenuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

4. Terdapat kerangka kerja untuk menyusun dan meninjausasaran/target/tujuan K3  organisasi (perusahaan).

5. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara.6. Dikomunikasikan kepada seluruh personil yang terdapat di bawah kendali

organisasi (perusahaa) dengan maksud supaya seluruh personil mengetahui kewajiban K3  masing-masing.

7. Tersedia untuk pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas operasional organisasi (perusahaan).

8. Ditinjau secara berkala untuk menjamin pemenuhan dan kesesuaian terhadap aktivitas (operasional) organsasi (perusahaan).

Contoh Kebijakan K3 secara sederhana :

Page 8: Pengertian K3

Kami berkomitmen untuk :

1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja dan orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

2. Menjamin Pengendalian Dampak Lingkungan dari operasional Perusahaan.3. Memenuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku berkaitan

dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan.4. Melakukan perbaikan berkelanjutan demi terciptanya K3 yang baik di tempat kerja

dan Lingkungan yang Sehat di wilayah Perusahaan.

Untuk mewujudkan komitmen kami, maka kami akan :

1. Mengidentifikasi dan mengendalikan semua potensi bahaya serta aspek-aspek dampak lingkungan yang terkandung pada seluruh aktivitas operasional Perusahaan.

2. Membentuk struktur/susunan/organisasi/unit khusus untuk melaksanakan Penerapan K3 Perusahaan secara sistematis, efektif dan berkelanjutan.

3. Menyediakan sarana dan prasarana K3 yang memadai.4. Memberikan pelatihan dan pembinaan K3 kepada Tenaga Kerja untuk

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Tenaga Kerja terhadap K3.5. Berperan aktif untuk memenuhi semua peraturan perundangan dan persyaratan

lain yang berkaitan dengan K3.

Pimpinan Perusahaan

Nama dan Tanda Tangan

Gambar di bawah merupakan contoh sederhana bentuk Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam suatu organisasi (perusahaan) :

Page 10: Pengertian K3

Contoh Kebijakan K3

Pengertian Tempat Kerja Dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengertian (Definisi) Tempat Kerja dalam K3 secara umum merujuk pada 2 (dua) sumber yaitu : Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja serta OHSAS 18001:2007 Occupational Health & Safety Management System.

Ilustrasi

Pengertian (Definisi) Tempat Kerja menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1970ialah tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci sebagai berikut :

1. Tempat kerja baik di darat, di permukaan air, di dalam tanah, di dalam air maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

2. Tempat kerja dimana dibuat, dicoba, dipakai atau yang menggunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan ataupun instalasi berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran ataupun peledakan.

3. Dibuat, diolah, digunakan, dijual, diangkut ataupun disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, ataupun bersuhu tinggi.

4. Dikerjakan pembangunan (konstruksi), perbaikan, perawatan, pembersihan ataupun pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan bawah tanah, dsb atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.

Page 11: Pengertian K3

5. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu ataupun hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.

6. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam ataupun bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak ataupun mineral lainnya baik di permukaan maupun di dalam bumi ataupun di dasar perairan.

7. Dilakukan pengangkutan barang, binatang ataupun manusia baik di darat, melalui terowongan, di permukaan air, di dalam air maupun di udara.

8. Dikerjakan bongkar muat barang muatan pada kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun, ataupun gudang.

9. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda ataupun pekerjaan lain di dalam air.10. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah ataupun perairan.11. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan.12. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara ataupun suhu udara yang tinggi

ataupun rendah.13. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan benda,

terkena lemparan benda, terjatuh ataupun terperosok, hanyut ataupun terlempar.14. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur ataupun lubang.15. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya

yang merupakan bagian-bagian (yang berhubungan) dengan tempat kerja tersebut.

Sedangkan pengertian (definisi) tempat kerja menurut OHSAS 18001:2007 ialah lokasi manapun yang berkaitan dengan aktivitas kerja di bawah kendali organisasi (perusahaan)

Page 13: Pengertian K3

Form Laporan Kecelakaan Kerja

Pengertian (Definisi), Contoh, Penyebab dan Pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK) Ditulis : Hebbie Ilma Adzim  | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengertian (definisi) Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.

Beberapa contoh penyakit akibat kerja (PAK) antara lain : silicosis (karena paparan debu silica), asbestosis (karena paparan debu asbes), low back pain(karena pengangkutan manual), white finger syndrom (karena getaran mekanis pada alat kerja), dsb.

Ilustrasi PAK

Beberapa faktor penyebab penyakit akibat kerja (PAK) antara lain : Biologi(Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik(Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ; Psikologi  (Stress, dsb).

Untuk mencegah penyakit akibat kerja dapat dilakukan berbagai upaya antara lain :

1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.

Page 14: Pengertian K3

2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.3. Pelayanan Kesehatan.4. Penyedian Sarana dan Prasarana serta perbaikan tempat kerja yang lebih nyaman5. Pengertian (Definisi) Resiko dan Penilaian (Matriks)

Resiko 6. Ditulis : Hebbie Ilma Adzim  | Pada : Senin, Desember 09, 20137. Pengertian (definisi) resiko K3 (risk) ialah potensi kerugian yang bisa diakibatkan

apabila berkontak dengan suatu bahaya  ataupun terhadap kegagalan suatu fungsi.

8.9. Matriks Penilaian Resiko K3

10. Penilaian Resiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu resiko. Untuk menentukan kagori suatu resiko apakah itu rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim dapat menggunakan metode matriks resiko seperti pada tabel matriks resiko di bawah :

Tabel Matriks ResikoKeparahan

Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat

Frekuensi

Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim

Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim

Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim

Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi

Sangat Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi

Page 15: Pengertian K3

11. Tabel di bawah merupakan contoh parameter keseringan dari tabel matriks resiko di atas :

Kategori Keseringan Contoh Parameter I Contoh Parameter II

Sangat Jarang Terjadi 1X dalam masa lebih dari 1 tahun

Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja orang lebih

Jarang Bisa terjadi 1X dalam setahun Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam kerja orang

Sedang Bisa terjadi 1X dalam sebulan Probabilitas 1 dari 100.000 jam kerja orang

Sering Bisa terjadi 1X dalam seminggu Probabilitas 1 dari 1000 jam kerja orang

Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari Probabilitas 1 dari 100 jam kerja orang

12. Tabel di bawah merupakan contoh parameter keparahan dari tabel matriks resiko :

Kategori Keparahan Contoh Parameter I Contoh Parameter II

Sangat Ringan

Tidak terdapat cedera/penyakit, tenaga kerja dapat langsung bekerja kembali

Total kerugian kecelakaan kerja kurang dari Rp. 1.000.000

Ringan Cedera ringan, tenaga kerja dapat langsung bekerja kembali

Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000

Sedang Mendapat P3K atau tindakan medis, tidak ada hilang jam kerja lebih dari 1X24 jam

Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 1.500.000 – Rp. 5.000.000

ParahMemerlukan tindakan medis lanjut/rujukan, cacat sementara, terdapat jam kerja hilang 1X24 jam

Total kerugian kecelakaan kerja antara Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000

Page 16: Pengertian K3

Sangat Parah Cacat Permanen, Kematian, terdapat jam kerja hilang lebih dari 1X24 jam

Total kerugian kecelakaan kerja lebih dari Rp. 10.000.000

13. Tabel di bawah merupakan representasi kategori resiko yang dihasilkan dari penilaian matriks resiko :

Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

Sedang Perlu Tindakan Langsung

Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

14. Dari representasi di atas, maka dapat kita tentukan langkah pengendalian resiko yang paling tepat berdasarkan5 (lima) hirarki pengendalian resiko/bahaya K3 .

Contoh Sasaran (Tujuan/Target) dan Program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Ditulis : Hebbie Ilma Adzim  | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Sasaran (Tujuan/Target) dan Program K3  (OH&S Objectives and Programmes)dalam klausul  4.3.3 OHSAS 18001:2007  didefinisikan sebagai cita-cita terukur dari suatu manajemen organisasi (perusahaan) terhadap resiko K3 yang ingin dicapai.

Dalam klausul 4.3.3. OHSAS 18001 : 2007 terdapat syarat-syarat dalam menyusun sasaran/target/tujuan K3 antara lain :

1. Didokumentasikan, diterapkan dan dirawat.2. Terukur, dapat diterapkan dan sesuai dengan Kebijakan K3  organisasi

(perusahaan).3. Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait resiko

K3  (termasuk pada pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan bisnis dan operasional serta pandangan pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas operasional organisasi/perusahaan).

Untuk syarat-syarat dalam menyusun program-program K3 untuk mencapai sasaran/tujuan/target K3 antara lain ialah :

Page 17: Pengertian K3

1. Penetapan Tanggung Jawab  terkait tingkatan struktur organisasi (perusahaan).2. Terdapat kerangka jadwal rencana pencapian program-program K3.3. Ditinjau secara berkala yang direncanakan menurut jangka waktu tertentu dan

disesuaikan seperlunya untuk menjamin tercapainya sasaran/tujuan/target K3 organisasi (perusahaan).

Contoh Tujuan (Sasaran/Target) dan Program K3 secara sederhana :

No Sasaran Program Jadwal Kewenangan

1. Kecelakaan Nihil

Pemantauan rutin dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman dan Tindakan Tidak Aman di tempat kerja

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

Pemantauan rutin dan Pengendalian bahaya pada alat/mesin/instalasi/bahan/material berbahaya

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

Pengendalian pekerjaan bahaya/resiko tinggi dengan izin kerja khusus

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

Pengendalian bahaya secara visual di tempat kerja (tanda, label, rambu dan poster)

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

Menyediakan sarana dan prasarana K3 termasuk Alat Pelindung Diri (APD)

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

2.Tidak Ada Penyakit Akibat Kerja

Menyediakan sanitasi dan lingkungan kerja yang sehat di tempat kerja

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

Menyediakan tempat kerja dan sarana tempat kerja yang nyaman bagi tenaga kerja

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi Tenaga Kerja

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

3. Memenuhi Pengukuran dan pemantauan aspek- Oktober Ahli K3

Page 18: Pengertian K3

Semua Baku Mutu dan Ambang Kuantitas Aspek Lingkungan

aspek dampak lingkungan operasional Perusahaan secara rutin/berkala. 2013 Umum

Melakukan pengelolaan aspek dampak lingkungan operasional Perusahaan

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

4.

Pembinaan Pengetahuan dan Kesadaran K3 seluruh Tenaga Kerja

Memberi pelatihan K3 sesuai dengan resiko pekerjaan Tenaga Kerja

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

Menyediakan pelatihan kompetensi sesuai dengan keahlian yang berkaitan dengan syarat-syarat K3 di tempat kerja

Oktober 2013

Ahli K3 Umum

Gambar di bawah merupakan contoh sederhana dari Sasaran (Tujuan/Target) dan Program-Program K3 | OHS Objective and Programme(s) :

5 Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Tempat KerjaDitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12 dimana terdapat 5 (lima) kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja, antara lain :

Page 19: Pengertian K3

Ilustrasi

1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas / keselamatan kerja.

2. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang

diwajibkan.5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan

diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat dipertanggungjawabkan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja merupakan tanggung-jawab bersama-sama. Dengan saling menunaikan kewajiban di tempat kerja, maka diharapkan tidak terjadi kejadian saling menyalahkan di tempat kerja terkait dengan masalah K3. Perusahaan dan tenaga kerja sama-sama memiliki kewajiban terhadap penerapan K3 di tempat kerja.

18 Syarat-Syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Tempat KerjaDitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3. Di dalamnya terdapat 18 (delapan belas) syarat-syarat dasar keselamatan kerja di tempat kerja di antaranya sebagai berikut :

Ilustasi

Page 20: Pengertian K3

1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu,

kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.9. Penerangan yang cukup dan sesuai.10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.11. Menyediakan ventilasi yang cukup.12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman &

barang.15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya

bertambah tinggi.

Struktur Susunan Unit Organisasi Tim Tanggap Darurat K3 (Emergency Response Team) Ditulis : Hebbie Ilma Adzim  | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan penanganan segera agar (supaya) tidak terjadi kecelakaan (fatal).

Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk untuk menanggulangi keadaaan darurat dalam lingkungan suatu organisasi (perusahaan). Unit kerja tersebut dibentuk dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan OHSAS 18001:2007  klausul 4.4.7 Emergency Preparedness and Response (Persiapan Tanggap Darurat). Bagian dari perencanaan untuk memenuhi klausul OHSAS 18001:2007 tersebut antara lain :

Mendefisinikan Potensi Keadaan Darurat, diantaranya

1. Kebakaran  yang tidak mampu dipadamkan Regu Pemadam Kebakaran Perusahaan dalam waktu singkat.

2. Peledakan spontan pada tangki, bin, silo, dsb.3. Kebocoran gas/cairan/bahan material berbahaya lainnya dalam sekala besar dan

tidak bisa diatasi dalam waktu singkat.

Page 21: Pengertian K3

4. Bencana alam di lingkungan Perusahaan (Banjir, Gempa Bumi, Angin Ribut, Gunung Meletus, dsb).

5. Terorisme (Ancaman Bom, Perampokan, dsb).6. Demonstrasi/Unjuk Rasa/Huru-hara di dalam/di luar lingkungan Perusahaan.7. Kecelakaan  / Keracunan Massal.

Mendefinisikan Tugas dan Fungsi Unit Tanggap Darurat

1. Menentukan dan menanggulangi keadaan darurat Perusahaan.2. Melaksanakan latihan tanggap darurat bersama serta melibatkan seluruh

karyawan secara berkala.3. Melaksanakan pertemuan rutin/nonrutin kinerja Unit Tanggap Darurat.

Mendefinisikan Peran, Wewenang dan Tanggung Jawab Unit Tanggap Darurat

Peran Wewenang dan Tanggung Jawab

Ketua

1. Menentukan dan memutuskan Kebijakan Tanggap Darurat Perusahaan

2. Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan prasarana tanggap darurat Perusahaan.

3. Mengundang partisipasi seluruh karyawan untuk melangsungkan latihan tanggap darurat di lingkungan Perusahaan.

4. Menjadwalkan pertemuan rutin maupun nonrutin Unit Tanggap Darurat.

5. Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat Perusahaan.

Sekretaris

1. Membuat laporan kinerja Unit Tanggap Darurat.2. Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan sarana dan

prasarana tanggap darurat Perusahaan.3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait yang berkaitan

dengan tanggap darurat Perusahaan.

Koordinator 1. Mengoordinasi kinerja semua regu Unit Tanggap Darurat.

Regu Pemadam Kebakaran

1. Melangsungkan pemadaman kebakaran menggunakan semua sarana pemadam api di lingkungan Perusahaan secara aman, selamat dan efektif.

Page 22: Pengertian K3

2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana pemadam api di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.

Regu Evakuasi

1. Memimpin prosedur evakuasi secara aman, selamat dan cepat.2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana

evakuasi di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.

3. Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak ataupun teruka kepada Regu P3K, Koordinator maupun Sekretaris Unit Tanggap Darurat.

Regu P3K

1. Melaksanakan tindakan P3K.2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana P3K

di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator, Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.

3. Melaporkan kepada Koordinator ataupun Sekretaris Unit Tanggap Darurat bilamana terdapat korban yang memerlukan tindakan medis lanjut pihak ke tiga di luar Perusahaan.

Logistik1. Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat (makanan,

minuman, pakaian, selimut, pakaian, dsb).

Transportasi1. Mengakomodasi sarana transportasi darurat dari dalam/luar

lingkungan Perusahaan.

Komunikasi Internal

1. Memantau perkembangan penanganan kondisi darurat dan menjembatani komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat.

2. Memastikan alur komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat dapat dilangsungkan secara baik dan lancar.

Komunikasi Eksternal

1. Memantau seluruh informasi internal dan mengakomodasi informasi/pemberitaan untuk pihak luar.

2. Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan tanggap darurat (Kepolisian/Warga).

Page 23: Pengertian K3

Keamanan1. Melaksanakan tindakan keamanan internal maupun eksternal selama

berlangsungnya tanggap darurat Perusahaan.

Struktur Susunan Unit Organisasi Tim Tanggap Darurat K3 (Emergency Response Team)

Pengertian (Definisi) Insiden, Kecelakaan Kerja dan NearmissDitulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Dalam standar OHSAS 18001:2007 dijabarkan beberapa definisi (pengertian) mengenai Insiden, Kecelakaan Kerja dan juga Nearmiss (hampir celaka). Ketiga istilah di atas memiliki pengertian, arti dan definisi berbeda sebagaimana hal berikut di bawah :

Pengertian (Definisi) Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapatterjadi. Termasuk insiden ialah keadaan darurat.

Pengertian (Definisi) Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Page 24: Pengertian K3

Pengertian (Definisi) Nearmiss ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Pengertian (Definisi) Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan penanganan segera supaya (agar) tidak terjadi kecelakaan.

Kecelakaan Kerja

Nearmiss