Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Pengembangan Simulator FES-Induced Paraplegic Standing dengan Kontrol PID Kevin Nyoman Putra - 2207100066 Jurusan Teknik Elektro – FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya – 60111 Abstrak - Penderita Paraplegia, kelumpuhan pada tubuh bagian bawah karena kerusakan tulang belakang (SCI, Spinal Cord Injury), selalu membutuhkan alat bantu seperti kursi roda untuk kemudahan melakukan aktivitas. Sehingga, produktivitas kegiatan yang dilakukan sehari-hari tidak dapat ditingkatkan. Dengan teknologi sekarang, memungkinkan penderita Paraplegia untuk dapat melakukan aktivitas paling dasar, berdiri, dengan alat bantu bernama FES (Functional Electrical Stimulation). Melalui stimulus arus listrik bertegangan rendah ke saraf otot, FES dapat mengembalikan kemampuan motorik otot yang lumpuh. Sistem FES terdiri dari sensor (elektroda invasive maupun non-invasive, atau implant), kontrol feedback (kontrol PID atau Hybird yang menggunakan metode Artificial Neural Network) untuk mengatur kadar stimulus listrik, dan stimulator sebagai pembangkit pulsa listrik. Karena output kontrol feedback FES yang akurat sulit untuk dihasilkan, maka dari itu perlu studi simulasi untuk mencarikan metode kontrol feedback yang optimal. Studi ini berupa simulasi tubuh manusia yang melakukan paraplegic standing, terdiri dari tiga fase, yaitu fase berdiri (standing phase), fase berdiri-duduk (stand-sit phase) dan fase duduk- berdiri (sit-stand phase). Dari ketiga fase simulasi dan input parameter model tubuh, melalui proses sistem kontrol didapatkan sebuah pembelajaran. Hasil studi ini dapat diaplikasikan ke suatu alat FES, dengan mengetahui metode kontrol secara efektif dalam semua kondisi yang mungkin, yang telah dipelajari dalam studi ini. Simulasi fase berdiri-duduk terdapat keterbatasan set point kontrol untuk menghasilkan postur duduk, dengan set point panggul 60° dan lutut 75°. Simulasi fase berdiri dan duduk-berdiri menunjukkan kontrol dapat bekerja secara baik dengan osilasi eror feedback berkisar 1°, yang sudah teruji dengan posisi tubuh tampak diam. Kata kunci : functional electrical stimulation (FES), paraplegic standing, simulasi, standing. 1. PENDAHULUAN FES (Functional Electrical Stimulation) pada umumnya dipakai untuk alat rehabilitasi bagi penderita SCI (Spinal Cord Injury). Dengan teknologi sekarang, FES dapat difungsikan untuk melakukan aktivitas paling dasar, berdiri, menggunakan metode kontrol PID. Untuk menghasilkan output kontrol FES yang akurat, pada tugas akhir ini akan dilakukan studi pengembangan simulator untuk mencarikan metode kontrol feedback yang optimal. Tujuan dari penelitian ini diharapkan akan menghasilkan simulasi paraplegic standing dan mengaplikasikannya ke FES (Functional Electrical Stimulation) untuk mendapatkan kontrol feedback yang optimal. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana mementukan batasan minimal parameter-parameter input yang dibutuhkan, memodelkan kontrol sebagai penghasil torsi aktif dan mengontrol segmen tubuh bagian bawah sesuai dengan set point yang diberikan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, batasan masalah dalam penelitian ini adalah model tubuh bagian atas yang dimasukkan kedalam simulasi hanya trunk, gaya dari luar tubuh (ground reaction force), gerakan tangan (external disturbance) dan muscle fatigue ditiadakan. 2. TEORI PENUNJANG 2.1 Unit Motor Unit motor pada otot rangka terdiri dari sebuah motor neuron dan semua serat otot yang terhubung dengan neuron. Ketika neuron tereksitasi, serat-serat otot pada unit motor merespon sebagai satu bagian. Serat-serat untuk setiap unit motor letaknya tidak berdekatan melainkan berpencar bahkan ke otot yang terhubung dengan serat dari unit motor lain. Maka dari itu, bila sebuah unit motor terstimulus, sebagian besar otot tampak berkontraksi. Bila ada unit motor lain ikut teraktivasi, otot tersebut akan berkontrasi dengan gaya lebih besar. Istilah unit-unit motor yang memberikan respon untuk menghasilkan stimulus yang besar disebut recruitment. Semakin lama waktu kontraksi, semakin banyak recruitment motor unit lainnya. Gambar 1 Recruitment motor unit[1] 2.2 Unit Musculotendinous Tendon dan jaringan ikat merupakan struktur viscoelastic yang menentukan karakteristik mekanik otot saat berkontraksi dan passive extension. Hill (1970) menunjukkan bahwa tendon mewakili komponen elastic pegas (SEE) terhubung seri dengan komponen contractile (aktin dan myosin, CE) dan terhubung paralel dengan komponen elastic yang kedua. Ketika komponen elastis paralel dan seri meregang saat otot berkontraksi aktif maupun pasif, dihasilkannya ketegangan dan energi tersimpan; saat otot berelaksasi, pentalan balik terjadi saat energi yang tersimpan dilepaskan. Total gaya yang dapat dihasilkan oleh otot, dipengaruhi oleh kualitas mekanis, yaitu length-tension (panjang dan ketegangan), load-velocity (beban dan kecepatan), dan force-time (gaya dan waktu) relationships dan struktur otot rangka. Faktor lainnya yang mempengaruhi hasil gaya adalah suhu otot dan fatigue otot.
10
Embed
Pengembangan Simulator FES-Induced Paraplegic Standing ... · Unit motor pada otot rangka terdiri dari sebuah motor neuron dan semua serat otot yang terhubung dengan neuron. Ketika
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Pengembangan Simulator FES-Induced Paraplegic Standing dengan
Kontrol PID
Kevin Nyoman Putra - 2207100066
Jurusan Teknik Elektro – FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Surabaya – 60111
Abstrak - Penderita Paraplegia, kelumpuhan pada tubuh
bagian bawah karena kerusakan tulang belakang (SCI, Spinal
Cord Injury), selalu membutuhkan alat bantu seperti kursi roda
untuk kemudahan melakukan aktivitas. Sehingga,
produktivitas kegiatan yang dilakukan sehari-hari tidak dapat
ditingkatkan. Dengan teknologi sekarang, memungkinkan
penderita Paraplegia untuk dapat melakukan aktivitas paling
dasar, berdiri, dengan alat bantu bernama FES (Functional
Electrical Stimulation). Melalui stimulus arus listrik
bertegangan rendah ke saraf otot, FES dapat mengembalikan
kemampuan motorik otot yang lumpuh. Sistem FES terdiri dari
sensor (elektroda invasive maupun non-invasive, atau implant),
kontrol feedback (kontrol PID atau Hybird yang menggunakan
metode Artificial Neural Network) untuk mengatur kadar
stimulus listrik, dan stimulator sebagai pembangkit pulsa
listrik. Karena output kontrol feedback FES yang akurat sulit
untuk dihasilkan, maka dari itu perlu studi simulasi untuk
mencarikan metode kontrol feedback yang optimal. Studi ini
berupa simulasi tubuh manusia yang melakukan paraplegic
standing, terdiri dari tiga fase, yaitu fase berdiri (standing
phase), fase berdiri-duduk (stand-sit phase) dan fase duduk-
berdiri (sit-stand phase). Dari ketiga fase simulasi dan input
parameter model tubuh, melalui proses sistem kontrol
didapatkan sebuah pembelajaran. Hasil studi ini dapat
diaplikasikan ke suatu alat FES, dengan mengetahui metode
kontrol secara efektif dalam semua kondisi yang mungkin, yang
telah dipelajari dalam studi ini. Simulasi fase berdiri-duduk
terdapat keterbatasan set point kontrol untuk menghasilkan
postur duduk, dengan set point panggul 60° dan lutut 75°.
Simulasi fase berdiri dan duduk-berdiri menunjukkan kontrol
dapat bekerja secara baik dengan osilasi eror feedback berkisar
1°, yang sudah teruji dengan posisi tubuh tampak diam.
Kata kunci : functional electrical stimulation (FES), paraplegic
standing, simulasi, standing.
1. PENDAHULUAN
FES (Functional Electrical Stimulation) pada umumnya
dipakai untuk alat rehabilitasi bagi penderita SCI (Spinal Cord
Injury). Dengan teknologi sekarang, FES dapat difungsikan untuk
melakukan aktivitas paling dasar, berdiri, menggunakan metode
kontrol PID. Untuk menghasilkan output kontrol FES yang akurat,
pada tugas akhir ini akan dilakukan studi pengembangan simulator
untuk mencarikan metode kontrol feedback yang optimal.
Tujuan dari penelitian ini diharapkan akan menghasilkan
simulasi paraplegic standing dan mengaplikasikannya ke FES
(Functional Electrical Stimulation) untuk mendapatkan kontrol
feedback yang optimal.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah