Top Banner
PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BERBASIS ETNOKONSTRUKTIVISIME TOPIK LUBUK LARANGAN PADA TEMA IV SEHAT ITU PENTING MENGGUNAKAN APLIKASI KVISOFT FLIPBOOK MAKER UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR Qalbi Shanaz Anandari [email protected] ABSTRAK ANANDARI, 2020. Pengembangan Modul Elektronik Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Berbasis Etnokonstruktivisime Topik Lubuk Larangan Pada Tema IV Sehat Itu Penting Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk Kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan modul elektronik berbasis etnokonstruktivisme untuk siswa kelas V Sekolah Dasar, (2) mengetahui kepraktisan modul elektronik berbasis etnokonstruktivisme, (3) mengetahui respon guru dan respon siswa terhadap modul elektronik pembelajaran sosial berbasis etnokonstruktivisme untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Metode penelitian ini adalah Research and Develovment (R&D). Prosedur penelitian pengembangan ini mengacu pada model ADDIE, yaitu (1) Analysis (2) Design (3) Develovment (4) Implementation (5) Evaluation. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket minat dan angket persepsi. Angket validasi modul elektronik menggunakan skala Likert dengan 4 skala yang dibuat dengan bentuk checklist dan angket guru serta peserta didik menggunakan skala Likert dengan 5 skala dan dibuat dengan bentuk checklist. Hasil dari penelitian ini adalah : (1) modul elektronik untuk siswa kelas V Sekolah Dasa berbasis etnokonstruktivisme dengan tema “Sehat Itu Penting” yang dikembangkan dengan menganlisis kebutuhan siswa kelas V SD Negeri 112/I Perumnas yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013. Modul yang dihasilkan berupa flipbook dengan format .exe yang dikemas dalam aplikasi Kvisoft Flipbook Maker, (2) kualitas modul elektronik yang dikembangkan berdasarkan penilaian ahli media mendapatkan rata-rata skor sebesar 3,71 dengan kriteria produk Sangat Valid, sedangkan penilaian ahli materi mendapatkan rata-rata skor sebesar 3,8 dengan kriteria Sangat Valid, penilaian bahasa mendapat skor 3,88 dengan kriteria Sangat Valid, penilaian guru masing-masing mendapat skor 57,58 dan 56 dengan kategori Sangat Valid. Hasil penilaian peserta didik terhadap modul yakni sebesar 89,26% dengan kategori Sangat Praktis, hasil angket minat sebesar 95,56% dengan kategori Sangat Praktis dan angket persepsi sebesar 92,83% dengan kategori Sangat Praktis. Hasil dari deskripsi peneliti dalam keterlaksaan modul elektronik menunjukkan bahwa modul elektronik secara keseluruhan dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Kata Kunci : Modul elektronik, Etnokonstruktivimse, Kvisoft Flipbook Maker.
24

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Oct 30, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM PEMBELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BERBASIS ETNOKONSTRUKTIVISIME

TOPIK LUBUK LARANGAN PADA TEMA IV SEHAT ITU PENTING

MENGGUNAKAN APLIKASI KVISOFT FLIPBOOK MAKER

UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

Qalbi Shanaz Anandari

[email protected]

ABSTRAK

ANANDARI, 2020. Pengembangan Modul Elektronik Dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Berbasis Etnokonstruktivisime Topik Lubuk

Larangan Pada Tema IV Sehat Itu Penting Menggunakan

Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk Kelas V Sekolah Dasar.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan modul elektronik

berbasis etnokonstruktivisme untuk siswa kelas V Sekolah Dasar, (2) mengetahui

kepraktisan modul elektronik berbasis etnokonstruktivisme, (3) mengetahui

respon guru dan respon siswa terhadap modul elektronik pembelajaran sosial

berbasis etnokonstruktivisme untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Metode

penelitian ini adalah Research and Develovment (R&D). Prosedur penelitian

pengembangan ini mengacu pada model ADDIE, yaitu (1) Analysis (2) Design (3)

Develovment (4) Implementation (5) Evaluation. Penelitian ini dilakukan di SD

Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket

respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket minat dan angket

persepsi. Angket validasi modul elektronik menggunakan skala Likert dengan 4

skala yang dibuat dengan bentuk checklist dan angket guru serta peserta didik

menggunakan skala Likert dengan 5 skala dan dibuat dengan bentuk checklist.

Hasil dari penelitian ini adalah : (1) modul elektronik untuk siswa kelas V

Sekolah Dasa berbasis etnokonstruktivisme dengan tema “Sehat Itu Penting” yang

dikembangkan dengan menganlisis kebutuhan siswa kelas V SD Negeri 112/I

Perumnas yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013. Modul yang dihasilkan

berupa flipbook dengan format .exe yang dikemas dalam aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker, (2) kualitas modul elektronik yang dikembangkan berdasarkan penilaian

ahli media mendapatkan rata-rata skor sebesar 3,71 dengan kriteria produk Sangat

Valid, sedangkan penilaian ahli materi mendapatkan rata-rata skor sebesar 3,8

dengan kriteria Sangat Valid, penilaian bahasa mendapat skor 3,88 dengan kriteria

Sangat Valid, penilaian guru masing-masing mendapat skor 57,58 dan 56 dengan

kategori Sangat Valid. Hasil penilaian peserta didik terhadap modul yakni sebesar

89,26% dengan kategori Sangat Praktis, hasil angket minat sebesar 95,56%

dengan kategori Sangat Praktis dan angket persepsi sebesar 92,83% dengan

kategori Sangat Praktis. Hasil dari deskripsi peneliti dalam keterlaksaan modul

elektronik menunjukkan bahwa modul elektronik secara keseluruhan dapat

digunakan dalam pembelajaran di sekolah.

Kata Kunci : Modul elektronik, Etnokonstruktivimse, Kvisoft Flipbook Maker.

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dengan keberagaman

budaya, suku, ras dan agama yang berbeda dari setiap daerahnya. Widiastuti,

(2013: 10) berpendapat bahwa “Indonesia merupakan negara yang majemuk

terdiri dari kumpulan orang-orang berciri khas kesukuan yang memiliki beragam

budaya dan latar belakang yang berbeda”. Risda (2016: 196) menyatakan bahwa

“Indonesia has more than seventeen thousand islands, due to this facts,

Indonesian is well-known for its cultural richness, multy cultural country”

(Indonesia memiliki lebih dari tujuh ribu pulau, oleh sebab itu Indonesia terkenal

dengan kekayaan budaya; negara multi-budaya).

Sebagai negara yang majemuk Indonesia memiliki keberagaman kultur

budaya yang berbeda-beda sesuai dengan karaktersitik dari setiap daerahnya.

Miftah (2016: 167) berpendapat bahwa “Every area in Indonesia has its culture

and its own characteristic, the exisiting cultural diversity ini our country is one of

forms and a evidence where our country is rich of cultures” (Setiap daerah di

Indonesia memiliki budaya dan karaktersitknya sendiri, keberagaman budaya

yang ada merupakan bentuk dan bukti bahwa negara kita kaya akan budaya).

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab X pasal 36 ayat (2) tentang

kurikulum menyatakan bahwa “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah dan peserta didik”. Upaya diversifikasi yang dilakukan

pemerintah yaitu dengan memasukan konten kearifan lokal pada pembelajaran.

Nakpodia, (2010: 2) menyatakan bahwa “Culture is maintained through

educatioby way curriculum develovment” (Budaya dipertahankan atau

dimodifikasi melalui pendidikan dan pengembangan kurikulum).

Pemerintah saat ini terus gencar memperbaiki sistem pendidikan di

Indonesia, contohnya yaitu melakukan penyempurnaan pada Kurikulum 2013.

Mengutip dari Khusna (2018: 149) “Esensi dalam penerapan Kurikulum 2013

tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tetapi juga diharapkan

dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memiliki keterampilan serta

karakter luhur sesuai kepribadian bangsa Indonesia”.

Pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22

tahun 2016 tentang Standar Proses bahwa pembelajaran di Sekolah Dasar

mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,

lintas aspek belajar dan keragaman budaya. Kemudian ditegaskan juga pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A

tahun 2013 lampiran IV bahwa pembelajaran di sekolah tingkat dasar

dikembangkan secara tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran untuk

mengembangkan pengetahuan, siap dan keterampilan serta mengaperesiasi

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

keragaman budaya lokal. Pada aspek keberagaman budaya dapat diintegrasikan

dalam konteks pembelajaran dengan memasukan konten kearifan lokal.

Kearifan lokal banyak memberikan nilai kehidupan pada masyarakat.

Menurut Azis (2017: 2) “Kearifan lokal dibangun dari nilai-nilai sosial yang

dijunjung dalam struktur sosial masyarakat sebagai pedoman, pengontrol serta

menjadi rambu-rambu dalam berbagai dimensi kehidupan”. Dapat disimpulkan

bahwa kearifan lokal merupakan bagian dari sebuah budaya yang lahir dari

pemikiran mencakup pengetahuan, pandangan dan nilai-nilai kehidupan yang

positif. Salah satu bentuk nilai yang terdapat dari kearifan lokal adalah nilai sosial.

Nilai sosial penting untuk dimiliki peserta didik, karena pada dasarnya manusia

merupakan makhluk sosial. Hantono (2018: 86) “Manusia merupakan makhluk

sosial yang sejatinya selalu hidup bersama dengan manusia lain dan tidak dapat

melakukan kegiatannya sendiri tanpa bantuan manusia lainnya”.

Pengintegrasian nilai-nilai sosial kearifan lokal pada konteks sosial dalam

pembelajaran disebut dengan istilah etnososial. Etnososial merupakan

pembelajaran dengan konteks kearifan lokal pada aspek sosial yang disusun

berdasarkan nilai-nilai dan diterapkan berdasarkan pengalaman peserta didik.

Contoh bentuk kearifan lokal yang terdapat di kawasan provinsi Jambi adalah

kegiatan tradisi Lubuk Larangan. Tradisi Lubuk Larangan merupakan bentuk

kekayaan budaya di provinsi Jambi tepatnya Kabupaten Bungo. Tradisi Lubuk

Larangan banyak memiliki nilai-nilai sosial yang dapat diintegrasikan dalam

pembelajaran contohnya yaitu nilai gotong royong dan kekeluargaan.

Pembelajaran dengan mengkontruk kearifan lokal daerah setempat disebut dengan

pembelajaran berbasis etnokonstruktivisme.

Pembelajaran berbasis etnokonstruktivisme penting diterapkan di Sekolah

Dasar, hal ini merupakan usaha dalam proses pelestarian kebudayaan Indonesia.

Sekolah yang tidak memperhatikan potensi kearifan lokal dalam pembelajaran

akan memberikan dampak yang tidak baik bagi peserta didik. Seperti yang

dikemukakan oleh Imam (2015: 308)

Sekolah yang mengesampingkan kearifan lokal dalam pembelajaran akan

menghasilkan lulusan yang kurang relevan, karena karakter pada diri peserta

didik tidak berbasis kearifan lokal dan nasional, namun hanya karakter yang

berwawasan global”. Banyak sekolah yang mengembangkan muatan lokal yang

tidak relevan dengan kearifan lokal setempat serta tidak sesuai dengan kondisi

kebutuhan peserta didik.

Tujuan mengintegrasikan kearifan lokal pada pembalajaran tidak lepas

dari upaya pelestarian budaya, salah satu bentuk upaya pelestrian budaya adalah

melalui proses pendidikan. Kearifan lokal yang dimiliki memiliki nilai fungsional

bagi kehidupan, namun pemanfaatan potensi tersebut belum optimal dalam

pendidikan.

Berdasarkan studi pendahuluan, pelaksanaan pembelajaran dengan

mengintegrasikan kearifan lokal di SD Negeri 112/I Perumnas belum terlaksana

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

dengan optimal. Hal ini dibuktikan dengan melakukan wawancara bersama guru

kelas di Sekolah Dasar tersebut. Kesimpulan dari wawancara yang telah dilakukan

yaitu: guru telah berusaha memperkenalkan atau sedikit memasukkan konten

kearifan lokal pada pembelajaran seperti memperkenalkan kearifan lokal yang ada

di Kabupaten Batanghari. Namun terdapat kendala pada keterbatasan bahan ajar,

sebab untuk saat ini guru hanya menggunakan Buku Guru dan Buku Siswa dari

pemerintah untuk digunakan pada proses pembelajaran. Buku Guru dan Buku

Siswa jika dilihat hanya memperlihatkan kebudayaan Indonesia secara global

tidak spesifik kepada kearifan lokal provinsi Jambi. Maka dari itu guru hanya

mensiasati hal tersebut dengan mencari gambar mengenai kearifan lokal provinsi

Jambi yang sekiranya dapat dijelaskan dalam pembelajaran.

Menilik dari permasalahan tersebut, perlu adanya upaya untuk mengatasi

keterbatasan bahan ajar. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan

mengembangkan sebuah bahan ajar berbasis kearifan lokal yang relevan dengan

Kurikulum 2013, Standar Pendidikan dan perkembangan zaman seperti

pemanfaatan teknologi.

Peserta didik saat ini merupakan “anak millenial” yang tumbuh dan

berkembang ditengah kepesatan teknologi. Manongga (2009: 16) berpendapat

“Pemanfataan teknologi informasi memberikan tuntutan dalam

pengimplementasian teknologi di dunia pendidikan”. Hal ini sangat beralasan

bahwa sejarah perkembangan teknologi itu sendiri berasal dari dunia pendidikan.

Maka dari itu, agar dapat memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini

maka modul yang akan dikembangkan merupakan modul berbasis elektronik yang

biasa disingkat dengan e-modul.

Peserta didik Sekolah Dasar cenderung menyukai pembelajaran yang

menarik. Agar dapat menarik perhatian dan minat peserta didik maka e-modul

akan dimuat dalam sebuah aplikasi yang bernama Kvisoft Flipbook. Aplikasi ini

dapat membuat e-modul memiliki bentuk yang bervariatif karena dapat memuat

gambar, teks, video dan audio. Dengan demikian diharapkan dapat membantu

guru dalam proses pembelajaran dalam memperkenalkan kearifan lokal yang ada

pada lingkungan peserta didik sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang

bermakna.

METODE PENELITIAN

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

ADDIE yang diadopsi dari Branch. Menurut Branch (2009:2) “ADDIE is a

product development concept”. Tahap pengembangan ADDIE terdiri dari lima

langkah, yaitu (1) Analisis, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan, (4) Implementasi

dan, (5) Evaluasi. Peneliti menggunakan model ADDIE dikarenakan : Model

ADDIE sederhana dan mudah dipelajari, terdapat evaluasi dan revisi secara terus-

menerus dalam setiap tahapannya sehingga akan membantu proses perbaikan

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

produk serta model ADDIE telah banyak digunakan dalam penelitian

pengembangan dan terbukti menghasilkan produk yang baik.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan

data kuatitatif. Data kualitatif didpaat dari komentar, saran atau masuukkan dari

validasi ahli media, ahli materi dan ahli bahasa. Sedangkan data kuantitatif

didapat dari hasil perhitungan angket respon dan peserta didik. Sumber data pada

penelitian ini adalah orang yang paham dan mengerti pada bidang ahli media, ahli

materi dan ahli bahasa , guru dan peserta didik di kelas V SD negeri 112/I

Perumnas.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adlaah angket. Dalam

penelitian ini peneliti mengginakan angket jenis tertutup yang sudah tersedia

pilihan jawabannya. Jenis angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket

validasi materi, media dan bahasa, angket repson guru dan angket pesert didik

yang terdiri dari angket respon, angket mina dan angket persepsi. Angket yang

digunakan menggunakan skala likert dengan skala 4 dan skala 5.

Berikut kisi-kisi angket validasi materi, validasi media dan validasi bahasa

yang dibuat uuntuk mengetahui kevalidan produk yang telah dikembangkan.

Tabel 1.1 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi E-Modul Etnokonstruktivisme

Variabel Indikator No

Item

Pengembangan

Modul Elektronik

Dalam Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan

Sosial Berbasis

Etnokonstruktivisime

Topik Lubuk

Larangan Pada Tema

IV Sehat Itu Penting

Menggunakan

Aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker

Untuk Kelas V

Sekolah Dasar

Kelengkapan materi 1

Keluasan materi 2

Kedalaman materi 3

Keakuratan fakta dan data 4

Keakuratan contoh dan kasus 5

Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi 6

Keakuratan istilah 7

Gambar, diagmram dan ilustrasi dalam kehidupan sehari-

hari

8

Menggunakan contoh kasus yang terdapat dalam kehidupan

sehari-hari

9

Mendorong rasa ingin tahu 10

Sumber: BSNP (2012)

Tabel 1.2 Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Media E-Modul Etnokonstruktivisme

Variabel Indikator No item

Pengembangan Modul

Elektronik Dalam Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial

Berbasis Etnokonstruktivisime

Topik Lubuk Larangan Pada

Tema IV Sehat Itu Penting

Menggunakan Aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker Untuk Kelas V

Sekolah Dasar

Jelas dan rapi 1,2

Bersih dan menarik 3,4

Cocok dan tepat sasaran 5,6,7

Sesuai dengan tujuan pembelajaran 8

Praktis, lues dan tahan 9,10,11

Berkualitas baik 12

Ukuran sesuai dengan lingkungan belajar 13,14

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Sumber : Asyhar ( 2012)

Tabel 1.3 Kisi-Kisi Angket Validasi Bahasa E-Modul Etnokonstruktivisme

Variabel Indikator No Item

Pengembangan Modul

Elektronik Dalam Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial

Berbasis Etnokonstruktivisime

Topik Lubuk Larangan Pada

Tema IV Sehat Itu Penting

Menggunakan Aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker Untuk Kelas V

Sekolah Dasar

Ketepatan struktur kalimat 1

Keefektifan kalimat 2

Kebakuan istilah 3

Pemhamana terhadap pesan atau

infromasi 4

Kemampuan memotivasi peserta didik 5

Kesesuaian dengan perkembangan

intelektual peserta didik 6

Kesesuaian dengan tingkat

perkembangan emosional peserta didik 7

Ketepatan tata bahasa 8

Ketepatan ejaan 9

Sumber : BNSP (2012)

Angket respon yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket peserta

didik dan angket guru yang bertujuan untuk mengetahui kepraktisan produk yang

dikembangkan.

Tabel 1.4 Kisi-Kisi Angket Respon Guru Terhadap E-Modul Etnokonstruktivisme

Variabel Indikator No

Item

Pengembangan Modul

Elektronik Dalam Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial

Berbasis Etnokonstruktivisime

Topik Lubuk Larangan Pada

Tema IV Sehat Itu Penting

Menggunakan Aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker Untuk Kelas V

Sekolah Dasar

Jelas dan rapi 1,2

Bersih dan menarik 3,4

Cocok dengan sasaran 5,6

Praktis, tahan dan luwes 7,8,9

Berkualitas baik 10

Ukurannya sesuai dengan kebutuhan

siswa

11

12

Diadopsi dari : Asyhar (2012)

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Peserta Didik Terhadap E-Modul Etnokonstruktivisme

Variabel Deskriptor

Pengembangan Modul

Elektronik Dalam Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial

Berbasis Etnokonstruktivisime

Topik Lubuk Larangan Pada

Tema IV Sehat Itu Penting

Menggunakan Aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker Untuk Kelas V

Sekolah Dasar

Tampilan e-modul menarik perhatian

e-modul memiliki warna yang menarik

Materi pembelajaran pada e-modul memiliki keterkaitan

dengan kehidupan sehari-hari

Materi pada e-modul mudah dipahami

Bahasa pada e-modul mudah dipahami

Huruf-huurf yang digunakan jelas dan menarik

Gambar dan video pada e-modul akan memperjelas materi

pembelajaran

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Tabel 1.6 Kisi-Kisi Instrumen Angket Persepsi

Variabel Indikator No.Item

Pengembangan Modul Elektronik

Dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Berbasis

Etnokonstruktivisime Topik Lubuk

Larangan Pada Tema IV Sehat Itu

Penting Menggunakan Aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker Untuk Kelas

V Sekolah Dasar

Perasaan Peserta Didik 1, 10

Pemikiran Peserta Didik 2, 3, 4, 7

Tampilan Soal 8, 9

Efisiensi Media/Modul 5, 6

(Sumber: Ardiansyah, & Bahriah:2016)

Tabel 1.7 Kisi-Kisi Instrumen Angket Minat

Variabel Indikator No.Item

Pengembangan Modul Elektronik

Dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Berbasis

Etnokonstruktivisime Topik Lubuk

Larangan Pada Tema IV Sehat Itu

Penting Menggunakan Aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker Untuk Kelas

V Sekolah Dasar

Perasaan suka terhadap aktivitas peserta

didik 1, 3, 4, 5

Perasaan suka terhadap situasi belajar 8

Pemahaman konsep materi pembelajaran 2, 7

Keaktifan peserta didk saat proses

pembelajaran 6, 9, 10

(Sumber:Rozikin, Amir, & Rohiat:2018)

TEKNIK ANALISIS DATA

Pada penelitian ini teknik analisis data yang dianalisis adalah angket ahli

media, ahli bahasa dan ahli materi, angket respon peserta didik dan guru terhadap

media modul elektronik yang dikembangkan, dan wawancara tokoh masyarakat

terhadap kearifan lokal Lubuk Larangan maupun wawancara guru terhadap media

teknologi. Tahap analisis data yaitu mengumpulkan data dari penyebaran angket

untuk dianalisis untuk melihat hasil dari sebuah pengembangan produk. Data yang

diperoleh pada penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif dari hasil

penyeberan angket berupa saran, komentar, masukan dan perhitungan hasil

validasi angket dan respon guru bersta peserta didik.

Analisis data hasil validasi materi, media dan bahasa

Data hasil validasi materi, media dan bahasa dianalisis menggunakan rumus

berikut.

𝑅 =∑ = 1 𝑉𝑖𝑗𝑛

𝑗

𝑛𝑚

Keterangan :

R = rerata hasil penelitian dari para ahli/praktisi

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Vij = skor hasil penilaian para ahli/praktisi ke-j kriteria

n = banyaknya para ahli/praktisi yang menilai

m = banyaknya kriteria

Tabel 1.8 Rentang Penetapan Tingkat Kevalidan

Rentang Tingkat Validitas

1,00-1,99 Tidak Valid

2,00-2,99 Kurang Valid

3,00-3,49 Valid

3,50-4,00 Sangat Valid

Analisis Kepraktisan Angker Respon Guru dan Peserta Didik

Angket respon disusun dalam bentuk skala likert yang disusun dengan

kategori positif dan negatif. Berikut bobot setiap pertanyaan dalam angket respon

guru yang dapat dilihat pada tabel 1.9 sebagai berikut :

Tabel 1.9 Bobot Penilaian terhadap Pernytaan Pada Angket

Pernyataan positif Bobot Pernyataan negatif

Sangat Setuju 5 Sangat Tidak Setuju

Setuju 4 Tidak Setuju

Cukup Setuju 3 Cukup Setuju

Tidak Setuju 2 Setuju

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Setuju

Berdasarkan penilaian angket respon guru, maka penilaian terhadap

kepraktisan dianalisis dengan menggunakan rumus modifikasi dari Riduwan

(2013:14) sebagai berikut:

rentang=𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎

Sehingga didapatkan penetapan tingkat keparaktisan yang dapat dilihat

pada tabel 1.10 sebagai berikut :

Tabel 1.10 Skala Penilaian Kepraktisan Produk Berdasarkan Repson Guru

No Skor Nilai Tingkat Validasi Kategori

1 50,5-60 Sangat Praktis

2 40,9-50,4 Praktis

3 31,3-40,8 Cukup Praktis

4 21,7-31,2 Tidak Praktis

5 12-21,6 Sangat Tidak Praktis

Penilaian angket respon peserta didik dinalaisis menggunakan rumus

sebagai berikut :

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100%

Maka didapatkan penetapan tingkat persentase angket respon peserta

didiik yang dapat dilihat pada tabel 1.11 sebagai berikut :

Tabel 1.11 Skala Penilaian Kepraktisan Produk Berdasarkan Respon Peserta Didik

No Skor Nilai Tingkat Validasi Kategori

1 81%-100% Sangat Praktis

2 61%-80% Praktis

3 41%-60% Cukup Praktis

4 21%-40% Tidak Praktis

5 01%-20% Sangat Tidak Praktis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pengembangan modul elektronik pembelajaran sosial berbasis

etnokonstruktivisme Lubuk Larangan menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker dikembangkan menggunakan model ADDIE. Model ADDIE terdiri dari

lima tahapan utama yakni Analysis (analisis), Design (perancangan), Development

(pengembangan), Implementation (penerapan) dan Evaluation (penilaian).

Tahap Analisis (Analysis)

Tahap analisis pada penelitian ini meliputi analisis kebutuhan, analisis

kurikulum dan analisis peserta didik yang dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 1.12 Hasil Wawancara Bersama Guru Wali Kelas V A SD Negeri 112/I Perumnas

Nama Guru Hasil Wawancara

Nuraeni S.Pd Pengetahuan guru mengenai pembelajaran menggunakan

TIK seperti laptop, infokus, gadget dan kaset pembelajaran.

Penggunaannya tidak terlalu rutin karena keterbatasan fasilitas

seperti infokus sebab harus bergantian dengan rombel yang

lainnya. Penggunaan TIK tidak hanya menggunakan laptop,

pernah menggunakan gawai bersama siswa untuk mencari bank

soal pelajaran.

Penggunaan TIK memberikan nuansa yang berbeda dalam

pembelajaran, karena anak tidak cepat bosan dan tertarik untuk

belajar, dalam menyampaikan materi guru juga terbantu dalam

menjelaskan sesuatu yang tidak dapat diterangkan dengan narasi.

Karena penggunaan TIK, minat dan ketertarikan siswa

meningkat sehingga berdampak pula dengan hasil belajarnya

yang baik.

Pembelajaran dengan mengaitkan kearipan lokal yaitu

memberdayakan apa yang ada dilingkungan sekitar kita.

Mengaitkan pembelajaran dengan kearipan lokal adalah dengan

menyesuaikan materi dan mencontohkan materi tersebut kedalam

situasi yang dekat dengan siswa. Adanya pembuatan bahan ajar

berbasis kearifan lokal akan membuat siswa menjadi tahu

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

terhadap apa yang ada disekitarnya.

Hasil wawancara bersama guru wali kelas V A dapat disimpulkan bahwa,

pendidik telah memanfaatkan TIK dalam pembelajaran seperti penggunaan laptop

dan infocus ataupun gadget yang digunakan dalam pembelajaran seperti untuk

mencari bank soal bersama peserta didik. Pendidik juga mengintegrasikan

pembelajaran berbasis kearifan lokal dengan menyesuaikan materi dan

memberikan contoh yang dekat dengan lingkungan peserta didik. Kemudian

penggunaan TIK dalam pembelajaran menjadikan peserta didik tertarik dan

menambah minat dalam belajar.

Tabel 1.13 Wawancara Kepada Tokoh Masyarakat

Nama Jabatan Hasil

Wawancara

Bahtiar Tuo Tengganai

Nama lubuk larangan dikenal dengan sebutan

lain yakni rengas cundung. Sebelum pembukaan

lubuk larangan seluruh masyarakat membaca

yasiin meminta keberkahan kepada Allah SWT.

Seluruh kalangan dapat berpartisipasi sekalipun

bukan warga setempat. lubuk larangan dilakukan

di sungai batang tebo pada setiap bulan januari.

Tujuan lubuk larangan yaitu untuk menjaga

sosialisasi antar masyarakat dan keseimbangan

ekosisitem. Pemerintah ikut andil dalam

penyelenggaraan tradisi Lubuk larangan serta

mendukung kegiatan ini. Pada tahun 2001 semasa

jabatan Bapak Zulfikar Ahmad meberikan benih

ikan sebanyak 2000benih untuk dilepaskan

kepenangkaran lubuk larangan. Ada sanski yang

diberikan kepada siapapun yang mengambil ikan

sembarangan berupa hutang adat yakni hewan

kambing dan beras 20 gantang.

Ismail Ketua Adat

Lubuk larangan dikenal dengan nama lain

yakni rengas cundung dengan arti sungai yang

tidak boleh digunakan secara sembarangan. Pada

tahun 1970an tradisi lubuk larangan telah ada.

Tradisi ini dilakukan dalam kurun waktu satu kali

dalam setahun yaitu pada bulan Januari. Tempat

pelaksanaanya di Sungai Batang Tebo. Peralatan

yang digunakan layaknya alat pancing yang biasa

digunakan untuk memancing, dilarang

menggunakan alat berbahaya seperti pukat

harimau. Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan rasa kekeluargaan, menjaga sungai

dari pecermaran. Ada sanksi bagi yang melanggar

peraturan di lubuk larangan yaitu sanksi adat dan

sanksi hukum.

Idris, S.Pd.I Masyarakat

Tradisi ini dikenal dengan nama rengeh

cundung ataupun rengas condong. Rengas

merupakan sebuah pohon yang hidup ditepi

sungai. Tradisi ini telah lama dilakukan dari tahun

1980an dan tahun sebelumnya sudah ada.

Terdapat sanksi atau hukuman bila mencuri ikan

dikawasan Lubuk Larangan, denda berkisar

Rp.300.000-Rp.500.000, memberi parang

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

sebanyak 50 dan kambing satu ekor.

Tradisi ini memberikan edukasi kepada

masyarakat tentang pentingnya menjaga alam

serta pentingnya menjaga tradisi masyarakat

terdahulu.

Berdasarkan hasil wawancara kepada tiga narasumber tersebut, dapat

ditarik sebuah kesimpulan mengenai tradisi Lubuk Larangan, yakni Lubuk

larangan merupakan sebuah tradisi yang telah lama berada ditengah-tengah

masyarakat Air Gemuruh, Kabupaten Bungo. Tradisi Lubuk Larangan bertujuan

untuk meningkatkan rasa kekeluargaan masyarakat setempat serta sebagai upaya

perlindungan satwa air (sungai) dan menjaga kelestarian alam.

Tabel 1.14 Indikator PB 3 dan PB 4

Indikator PB 3 Indikator PB 4

Ilmu Pengetahuan Sosial

3.2.1 Mengaitkan bentuk interaksi manusia

di lingkungan sekitar

4.2.1 Melaporkan hasil analisis interaksi

manusia dengan lingkungan sekitar

3.2.2 Menganalisis bentuk-bentuk

interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya

terhadap pembangunan budaya

3.2.3 Menyajikan hasil analisis tentang

interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya

PPKn

3.2.1 Menjelaskan pengertian tanggung

jawab

4.2.1 Membuat laporan pelaksanaan tanggung

jawab dalam anggota masyarakat

3.2.2 Memahami makna tanggung jawab

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

4.2.2 Mengambil keputusan bersama

tentang tanggug jawab sebagai

warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

Bahasa Indonesia

3.6.1 Menjelaskan isi dan amanat pantun

tulisan

4.6.1 Membuat pantun hasil karya pribadi

dan menjelaskan maknanya

3.6.2 Menggali isi dan amanat pantun

yang disajikan secara tulis dengan

tujuan untuk kesenangan

4.6.2 Melisankan pantun hasil karya

pribadi dengan lafal, intonasi dan

ekspresi yang tepat sebagai bentuk

ungkapan diri

Ditinjau dari Kompetensi Dasar pada Tabel 4.3 kearifan lokal Lubuk

Larangan dapat diintegrasikan pada muatan KD IPS yaitu “Menganalisis bentuk-

bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia dan ranah

afektif”.

Pada tradisi Lubuk Larangan terdapat adanya interaksi manusia dengan

lingkungan serta berdampak kepada pembangunan sosial, budaya dan ekonomi.

Interaski yang terjadi pada saat tradisi Lubuk Larangan adalah interaksi antar

manusia, antar kelompok maupun antar individu dan kelompok. Hal ini

menjelaskan bentuk-bentuk interaksi manusia kepada lingkungannya, dampaknya

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

terhadap budaya adalah menjaga eksistensi tradisi Lubuk Larangan ditengah arus

globalisasi dan dampaknya terhadap ekonomi masyarakat adalah membantu

masyarakat dalam meningkatkan perekonomian rumah tangga dengan cara

menjual hasil tangkapan ikpean pada saat tradisi Lubuk Larangan berlangsung.

Dengan begitu, tradisi Lubuk Larangan sinkron dengan Kompetensi Dasar IPS

pada Kurikulum 2013.

Tabel 1.15 Karakteristik Peserta Didik Kelas V A SD Negeri 112/I Perumnas

Aspek

Kognitif

Aspek

Sosio-Emosional

Aspek

Fisik

Pemikiran konkret

Senang mencoba hal-

hal baru

Tertarik pada fakta dan

kisah nyata

Lebih suka kelompok

seks yang sama

Membutuhkan panduan

dalam menyelesaikan

tugas dan persetujuan

orang dewasa

Suka bekerja secara

kooperatif dan setia pada

grup

Memiliki energi

tanpa batas

Anak perempuan

memiliki kecepatan

yang lebih cepat dan

tumbuh dan

berkembang dari

pada anak laki-laki

Perancangan (Design)

Tahapan perancangan dilakukan guna menghasilkan bahan ajar yang

maksimal dengan persiapan sebagai berikut :.

a. Studi pustaka dengan mambaca literatur mengenai tata cara

pembuatan modul elektronik.

b. Studi pustaka dan literatur mengenai tradisi Lubuk Larangan.

c. Mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan

modul elektronik seperti gambar, video, musik, animasi yang

mendukung materi pembelajaran.

d. Menginstal aplikasi yang dibutuhkan yaitu aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker untuk menampilkan produk dan aplikasi Wondershare

Filmora untuk pengeditan video.

e. Merancang tampilan modul elektronik seperti sampul dan template

modul elektronik. Sampul modul elektronik didesain menggunakan

aplikasi Adobe Photoshop Cc 2019 dan template modul elektronik

didesain langsung di Microsoft Word dengan memanfaatkan menu

yang ada.

1. Halaman Sampul

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Gambar 1.1 Sampul Modul Elektronik

Halam sampul atau cover berisi informasi mengenai judul tema, nomor

tema, judul subtema dan nomor subtema. Halaman sampul juga dilengkapi dengan

ilustrasi berupa gambar dan warna yang kontras dan menarik.

2. Kata Pengantar

Gambar 1.2 Kata Pengantar

`Kata pengantar ditulis pada halaman tersendiri. Kata pengantar

merupakan cara penulis untuk berkomunikasi dengan pembaca, didalam kata

pengantar termuat ucapan terimakasih dan penghargaan kepada Allah SWT serta

pihak-pihak yang membantu, menjelaskan maksud dan tujuan pengembangan

modul elektronik, permohonan maaf atas kelemahan produk, pemberian saran

serta masukan dari pembaca untuk perbaikan dari modul elektronik.

3. Daftar Isi

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Gambar 1.3 Daftar Isi

Daftar isi bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam mencari halaman-

halaman tertentu secara cepat. Daftar isi menggambarkan secara keseluruhan dari

bagian isi modul elektronik.

4. KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran

(a) KI dan KD

(b) Indikator dan Tujuan Pembelajaran

Gambar 1.4 KI, KD, Indikator & Tujuan Pembelajaran

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Halaman KI, KD, Indikator dan tujuan pembelajarna termuat dalam

beberapa halaman yang saling berurutan. Halama ini bertujuan agar peserta didik

mengetahui maksud dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan modul

elektronik.

5. Petunjuk Penggunaan

Gambar 1.5 Petunjuk Penggunaan

Petunjuk penggunaan modul elektronik terdiri dari dua yakni petunjuk tata

cara pengoperasian modul (diluar modul elektronik) dan petunjuk penggunaan isi

modul elektronik. Modul elektronik menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker untuk menampilkannya, tata cara pengoperasiannya ditunjukkan sebelum

penggunaan.

6. Uraian Materi dan Kegiatan Peserta Didik

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Gambar 1.6 Uraian Materi dan Kegiatan Peserta Didik

Uraian materi juga disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yakni

mengetahui kearifan lokal yang ada di provinsi Jambi yaitu mengenai tradisi

Lubuk Larangan. Kegiatan Peserta didik berupa latihan-latihan yang harus

dikerjakan oleh peserta didik baik secara individu maupun berkelompok.

7. Permainan dan Prakarya

Gambar 1.7 halaman permainan dan prakarya

Halaman keterampilan prakarya memuat prakarya yang akan dibuat peserta

didik. Prakarya dilaksanakan setelah selesai melakukan pembelajaran. Halaman

permainan tradisional memuat salah satu permainan tradisional yang berasal dari

Provinsi Jambi yang sangat jarang dimainkan di zaman sekarang.

8. Biografi Penulis

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Gambar 1.8 Biografi Penulis

Biografi penulis atau daftar riwayat penulis dibuat untuk memberikan

informasi kepada pembaca. Daftar riwayat penulis juga memudahkan pembaca

apabila hendak menghubungi penulis.

Pengembangan (Develovment)

Pada tahap pengembangan, peneliti melakukan validasi yaitu validasi materi,

validasi media dan validasi bahasa serta diikuti revisi produk.

Tabel 1.16 Penilaian Validator Materi

No Deskriptor Skor Perolehan

Tahap 1 Tahap II

1 Materi yang disajikan mencakup materi yang terkandung

dalam Kompetensi Dasar (KD)

3 4

2 Keluasan materi yang disajikan mencerminkan jabaran yang

mendukung pencapaian Kompetensi Dasar (KD)

3 4

3 Materi yang disajikan mulai dari pengenalan konsep,

definisi, prosedur, tampilan output, contoh, kasus, latihan,

sampai dengan interaksi antar-konsep sesuai dengan tingkat

pendidikan di SD dan sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD

4 4

4 Fakta dan data yang disajikan sesuai dengan budaya lokal

Jambi dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta

didik.

3 3

5 Contoh dan kasus yang disajikan desuai dengan budaya

lokal jambi dan efisien untuk meningkatkan pemahaman

peserta didik

4 4

6 Gambar, diagram, dan ilustrasi yang disajikan sesuai dengan

budaya lokal Jambi dan efisien untuk meningkatkan

pemahaman peserta didik

3 4

7 Istilah-istilah teknis dalam materi yang disajikan sesuai

dengan kelaziman yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari

4 4

8 Gambar, diagram dan ilustrasi yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari, namun juga dilengkapi penjelasan

2 3

9 Gambar, diagram dan ilustrasi yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari, namun juga dilengkapi penjelasan

3 4

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

10 Uraian, latihan atau contoh-contoh kasus yang disajikan

dalam bahan ajar mendorong peserta didik untuk

mengerjakannya lebih jauh dan menumbuhkan kreativitas.

3 4

Jumlah 32 38

Rata-rata 3,2 3,8

Kategori Valid Sangat

Valid

Tabel 1.17 Penilaian Validatro Media

No Deskriptor Skor Perolehan

Tahap 1 Tahap II

1 Produk yang digunakan jelas dalam penyajiannya. 3 4

2 Produk yang digunakan rapi dalam susunan serta penataanya 3 3

3 Penyajian produk bersih, berwarna menarik dan proporsional 2 4

4 Produk dapat menarik minat peserta didik untuk belajar 4 4

5 Kesesuaian produk dengan karakteristik serta kebutuhan

peserta didik

4 3

6 Kesesuaian produk terhadap sasaran subjek pembelajaran. 3 4

7 Produk yang digunakan relevan dengan topik yang diajarkan 3 3

8 Kesesuaian produk terhadap tujuan yang diharapkan 3 4

9 Produk praktis dan luwes saat digunakan dalam pembelajaran 3 3

10 Produk pantas digunakan dalam proses pembelajaran. 4 4

11 Produk dapat digunakan secara berulang-ulang 4 4

12 Produk memiliki kualitas yang baik 3 4

13 Ukuran produk sesuai dengan kondisi kelas. 4 4

14 Mudah dibawa dan disimpan 4 4

Jumlah 47 52

Rata-rata 3, 35 3, 71

Kategori Valid Sangat

Valid

Tabel 1.18 Validasi Bahasa

No Deskriptor Skor perolehan

Tahap 1 Tahap 2

1

Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi yang

ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa

Indonesia.

3 4

2 Kalimat yang digunakan sederhana dan langsung ke sasaran 3 4

3 Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

3 4

4

Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika

peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk

mempelajari buku tersebut secara tuntas

4 4

5

Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika

peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk

mempelajari buku tersebut secara tuntas

4 4

6 Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan suatu konsep harus

sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.

3 4

7 Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan

emosional peserta didik.

3 3

8 Tata kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan

mengacu kepada kaidah tata Bahasa Indonesia yang baik dan

4 4

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

benar.

9 Ejaan yang digunakan mengacu kepada pedoman Ejaan Yang

Disempurnakan.

3 4

Jumlah 30 35

Rata-rata 3, 33 3, 88

Kategori Valid Sangat

valid

Implementasi (Implementation)

Setelah dilakukan validasi oleh tim dosen validator dan produk dinyatakan

layak diuji cobakan, tahap selanjutnya adalah melakukan ujicoba modul elektronik

berbasis etnokontruktivisme yang sudah valid. Uji coba produk dilakukan sebagai

tahap untuk melihat kepraktisan produk yang dikembangkan. Adapun hasil respon

guru terhadap produk yang dikembangkan yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.19 Hasil Angket Respon Guru

No Aspek yang Dinilai

Skor Nilai

Wali

Kelas

V A

Wali

Kelas

V B

Kepala

Sekolah

1 e-modul jelas penyajiannya 5 5 5

e-modul rapi dalam susunan dan penataannya 5 5 4

2 Penyajian e-modul bersih dan proposional 5 4 4

e-modul dapat menarik minat siswa untuk belajar 4 5 5

3 e-modul sesuai dengan karakteristik siswa 5 5 5

e-modul sesuai dengan topik yang diajarkan 4 5 5

4 e-modul dapat digunakan berulang-ulang 5 5 4

e-modul mudah digunakan 5 5 5

5 e-modul mudah dibawa kemana-kemana dan mudah

dipindahkan

5 5 5

e-modul memiliki kualitas yang baik 5 5 5

6 Ukuran e-modul sesuai dengan kebutuhan siswa 4 4 4

Mudah dibawa dan disimpan 5 5 5

Jumlah 57 58 56

Penilaian produk pada uji coba kelompok besar dilakukan oleh 30 orang

peserta didik dengan angket yang disediakan oleh peneliti. Adapun angket yang

disediakan yaitu angket respon, angket minat dan persepsi. Adapun hasil angket

respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.20 Hasil Angket Repson Peserta Didik

No Nama Siswa Nomor Item Jumlah

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

1 2 3 4 5 6 7 Skor

1 ADP 5 5 2 5 5 5 5 32

2 AEP 4 4 4 4 5 5 5 31

3 AAA 5 5 5 5 5 5 5 35

4 ARI 4 4 4 4 5 5 5 31

5 BNR 5 5 5 5 5 5 5 35

6 CAP 5 5 5 5 5 5 5 35

7 DNH 3 3 5 5 5 3 5 29

8 GT 5 5 4 3 4 5 5 31

9 MWD 4 4 5 5 5 4 5 32

10 MM 5 4 5 4 4 5 5 32

11 MLS 5 5 5 5 5 5 5 35

12 MD 5 5 4 5 5 5 5 34

13 MFA 5 5 5 4 4 4 5 32

14 MRPP 5 4 5 5 5 4 5 28

15 MZ 5 4 4 5 5 4 5 32

16 NDA 4 5 5 4 4 5 4 31

17 NSAG 5 4 5 4 5 4 4 31

18 NN 4 4 5 5 5 5 5 29

19 RDS 5 4 5 4 5 4 5 32

20 SN 5 5 5 5 5 5 5 35

21 SJ 5 5 5 5 5 5 5 35

22 SS 5 4 5 5 5 4 5 33

23 TAP 4 4 4 4 5 5 4 30

24 UAM 5 5 4 3 4 5 5 31

25 ZM 5 4 5 5 5 4 5 28

26 ZS 5 4 5 4 4 4 5 31

27 ZWP 5 5 4 5 4 5 5 33

28 ZAP 5 5 5 5 5 5 5 35

29 RN 5 5 5 5 5 5 5 35

Jumlah 906

Persentase 89,26%

Tabel 1.21 Hasil Angket Minat Peserta Didik terhadap Bahan Ajar

No Nama

Siswa

Nomor Item Jumlah

skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ADP 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49

2 AEP 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

3 AAA 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 48

4 ARI 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 46

5 BNR 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 45

6 CAP 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 48

7 DNH 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

8 GT 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

9 MWD 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 47

10 MM 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 48

11 MLS 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 48

12 MD 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49

13 MFA 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 48

14 MRPP 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 48

15 MZ 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49

16 NDA 5 5 4 3 5 5 3 5 5 5 45

17 NSAG 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 47

18 NN 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 47

19 RDS 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

20 SN 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 46

21 SJ 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49

22 SS 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49

23 TAP 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 48

24 UAM 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 48

25 ZM 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 48

26 ZS 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49

27 ZWP 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

28 ZAP 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 47

29 RN 5 5 3 5 4 4 5 4 5 5 46

Jumlah 1386

Persentase 95,56%

Tabel 1.22 Hasil Angket Persepsi Peserta Didik Terhadap Modul Elektronik

No Nama

Siswa

Nomor Item Jumlah

skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ADP 5 4 5 4 5 5 5 3 5 5 46

2 AEP 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

3 AAA 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 48

4 ARI 4 4 5 4 3 5 5 4 5 5 39

5 BNR 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 47

6 CAP 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

7 DNH 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 48

8 GT 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 47

9 MWD 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 46

10 MM 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 47

11 MLS 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 48

12 MD 5 4 5 5 5 3 5 4 5 5 46

13 MFA 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 45

14 MRPP 5 5 4 4 4 3 5 4 5 4 43

15 MZ 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 48

16 NDA 3 5 4 3 5 5 5 3 4 4 41

17 NSAG 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 42

18 NN 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49

19 RDS 5 3 5 5 3 5 4 5 5 5 45

20 SN 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 47

21 SJ 4 5 4 4 5 5 5 3 4 5 44

22 SS 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48

23 TAP 5 4 5 5 4 3 5 4 5 5 45

24 UAM 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 47

25 ZM 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 46

26 ZS 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 47

27 ZWP 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

28 ZAP 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 48

29 RN 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49

Jumlah 1346

Persentase 92,83%

Evaluasi (Evaluation)

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari model ADDIE, tahap evaluasi

juga merupakan langkah perbaikan secara keseluruhan terhadap produk yang

dikembangkan. Seluruh tahapan pada model ADDIE dilakukan evaluasi jika

diperlukan.

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

Sebelumnya telah dilakukan proses validasi terhadap produk berupa

validasi materi, media dan bahasa. Validasi bertujuan untuk melihat layak atau

tidak layakknya produk tersebut. Proses pengujian keabsahan atau validasi

dilakukan oleh para ahli yaitu dosen yang mengerti dibidang tersebut minimal

berpendidikan strata 2 (S2). Berdasarkan beberapa kali tahapan validasi, hasil

untuk diujicobakan. Penilaian juga dilakukan bersama guru dan peserta didik, dari

hasil penilaian berupa saran dan komentar dijadikan acuan untuk perbaikan.

Pembahasan Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian berjenis penelitian dan pengembangan

(Research and Development). pengembangan produk berupa modul elektronik

dengan bertema kearifan lokal atau pembelajaran berbasis etnokonstruktivisme.

pengembangan modul elektronik berbasis etnokonstruktivisme beracuan pada

kurikulum 2013 pada tema 4 “Sehat Itu Penting”, Subtema 1 “Peredaran Darahku

Sehat”, pembelajaran 3 dan 4.

Dari hasil data yang diperoleh pada setiap tahap validasi, dilihat pada

validasi materi tahap 1 mendapatkan nilai rata-rata 3,33 dengan kategori Valid

namun harus dilakukan perbaikan sesuai saran oleh validator agar dapat

diujicobakan. Setelah direvisi, valiadasi materi tahap II mendapatkan nilai rata-

rata yaitu 3,8 dengan kategori Sangat Valid dan layak untuk diujicobakan.

Selanjutnya melakukan validasi media tahap 1 memperoleh skor 3,35

dengan kategori Valid namun harus dilakukan perbaikan, setelah diperbaiki sesuai

saran mendapat nilai rata-rata 3,71 dengan kategori Sangat Valid dan layak untuk

diujicobakan. Validasi Bahasa tahap 1 mendapat nilai rata-rata 3,33 dengan

kategori Valid dengan catatan melakukan perbaikan dengan hasil perbaikan

mendapat nilai rata-rata sebesar 3,88.

Setelah proses revisi produk selesai dan telah dinyatakan valid oleh

validator, maka produk dapat diuji cobakan. Uji coba yang pertama pada

pengembangan ini ialah uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil

dilakukan untuk mengetahui keterbacaan produk sebelum dilakukan uji coba

kelompok besar. Hasilnya produk mampu terbaca dengan baik. Selanjutnya tujuan

dari uji coba kelompok besar yaitu untuk mengetahui tingkat kepraktisan produk.

Pada hasil penelitian telah disebutkan bahwa hasil dari uji coba kelompok besar

adalah produk dinilai sangat praktis. Hal ini berdasarkan hasil penilaian yang

diberikan guru dan peserta didik melalui angket setelah menggunakan modul

elektronik.

Tingkat kepraktisan bahan ajar berbasis budaya lokal yang diperoleh dari

respon guru dan respon peserta didik memperoleh kategori Sangat Praktis dengan

perolehan skor respon guru masing-masing 57, 58 dan 56 dan rata-rata skor

peserta didik 89,26%. Bahan ajar berbasis budaya lokal diharapkan dapat

dikembangkan lagi untuk lebih banyak pembelajaran, subtema, dan tema. Hasil

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

dari penilaian angket minat mendapatkan presentase sebesar 95,56% dan angket

persepsi sebesar 92,83%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil pengembangan produk berupa modul elektronik berbasis

etnokonstruktivisme pada Tema 4 “Sehat Itu Penting” Subtema 2 “Peredaran

Darahku Sehat” di kelas V Sekolah Dasar yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Modul elektronik dikembangkan dengan mengabdopsi model ADDIE

oleh Branch. Tahap Analysis (Analisis) meliputi analisis kurikulum,

analisis kebutuhan dan analisis peserta didik, tahap Design (Desain)

meliputi perancangan awal, tahap Development (Pengembangan)

meliputi validasi produk dan uji coba produk, tahap Implementation

(Penerapan) produk dan tahap evaluation (penilaian) produk.

2. Hasil validasi oleh validator terhadap modul elektronik terdiri dari :

validasi Materi dengan skor 3,8 kategori Sangat Valid, validasi media

dengan skor 3,71 kategori Sangat Valid dan validasi Bahasa dengan

skor 3,88 kategori Sangat Valid.

3. Hasil respon uji kepraktisan modul elektronik oleh peserta didik

mendapat persentase sebesar 89,26% dengan kategori Sangat Praktis

hasil respon minat dan angket persepsi peserta didik mendapat

pesentase masing-masing 95,56% dan 92,83% dengan kategori Sangat

Minat dan Sangat Praktis serta respon guru memperoleh skor masing-

masing 57, 58 dan 56 dengan kategori Sangat Praktis

Saran

Modul elektronik yang dikembangkan memiliki keunggulan dan masih

memiliki kelemahan serta keterbatasan. Keunggulan modul elektronik

diantaranya: modul elektronik dapat menarik perhatian peserta didik karena

modul elektronik dilengkapi dengan gambar, video dan audio; menjadikan peserta

didik belajar aktif; dan dapat mengurangi penggunaan kertas sebagai upaya

pelestarian lingkungan. Kelemahan dalam menggunakan modul elektronik adalah

membutuhkan fasilitas yang mendukung seperti ketersediaan laptop/komputer dan

infocus pada saat proses penggunaannya, jadi apabila sekolah tidak memiliki

ketersediaan sarana dan prasarana maka modul elektronik tidak dapat digunakan

di sekolah tersebut; sebagian kecil masih terdapat guru dan peserta didik yang

kurang mahir dalam menggunakan komputer sehingga mengakibatkan

keterhambatan pada saat proses penggunaannya.

Peneliti berharap modul elektronik dapat dimanfaatkan secara baik oleh

guru dan peserta didik saat proses pembelajaran dalam mencapai tujuan

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM ... QALBI...Negeri 112/I Peruma. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi, angket respon guru dan angket respon siswa yang terdiri dari angket

pembelajaran. Kemudian peneliti juga berharap adanya penelitian lanjutan tentang

uji keefektifan terhadap modul elektronik yang telah dikembangkan.

DAFTAR RUJUKAN

Azis, B. (2017). Kearifan Lokal Masyarakat Kampung Wisata Kerajinan Tangan

Dusun Rejoso Kota Batu. Local Wisdom Scientific Online Journal, 9(1), 1–

11. Branch, (2019). Instructional Design : The ADDIE Approach.Universitas Of Georgia

Hantono, D., & Pramitasari, D. (2018). Aspek Perilaku Manusia Sebagai Makhluk

Individu dan Sosial. National Academic Journal of Architecture, 5(2), 85–

93.

Imam Suyitno, Mustofa Kamal, Sunoto, I. S. (2015). Pemanfaatan Potensi

Kearifan Lokal dalam Pembelajaran dengan Teknik. Prosiding Seminar

Nasional, (August), 307–216.

Khusna, N., & Shufa, F. (2018). Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Di

Sekolah Dasar : Sebuah Kerangka Konseptual. Inopendas Jurnal Ilmiah

Kependidikan, 1(1), 48–53.

Kuntarto, Eko (2017). Penulisan Rujukan Berdasarkan Ketentuan Apa Versi 6.

Repository Unja. https://repository.unja.ac.id/id/eprint/5905

Kuntarto, Eko and Asyhar, Rayandra. (2017). Pengembangan Model

Pembelajaran Blended Learning Pada Aspek Learning Design Dengan

Platform Media Sosial Online Sebagai Pendukung Perkuliahan Mahasiswa.

Repository Unja. https://repository.unja.ac.id/id/eprint/626.

Manongga, D., Tambotoh, J., & Bawu, J. (2009). Perancangan Modul

Pembelajaran Berbasis Interactive Multimedia Learning. Jurnal Teknologi

Informasi-Aiti, 6(1), 16–29.

Miftah, M. (2016). Multicultural Education In The Diversity Of National

Cultures. Qudus International Journal of Islamic Studies, 4(2), 168–185.

Nakpodia, E. D. (2010). Culture and curriculum development in Nigerian schools.

African Journal of History and Culture, 2(1), 1–9.

Pemerintah Republik Indonesia (2003). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No 22 tahun 2016 tentang Standar

Proses

Risda, A., & Ovilia, R. (2016). Be Proud Of Indonesian Cultural Heritage

Richness And Be Alert Of Its Preservation Efforts In The Global World.

Jurnal Humanus, XV(2), 195–206.

Widiastuti. (2013). Analisis Swot Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah

WIDYA, 1(1), 8–14.