Top Banner
PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL SURA MANDA UNTUK PEMBELAJARAN LOMPAT JANGKIT BAGI SISWA KELAS XI SMA SE-KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Oleh Hadi Abdulloh 6101412023 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI F A K U L T A S I L M U K E O L A H R A G A A N UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2016
52

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

Jun 30, 2018

Download

Documents

lamanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL SURA MANDA UNTUK PEMBELAJARAN LOMPAT

JANGKIT BAGI SISWA KELAS XI SMA SE-KECAMATAN KESUGIHAN

KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Hadi Abdulloh

6101412023

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

F A K U L T A S I L M U K E O L A H R A G A A N

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2016

Page 2: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

ii

ABSTRAK

Hadi Abdulloh. 2016. Pengembangan Model Permainan Tradisional Sura Manda untuk Pembelajaran Lompat Jangkit bagi Siswa Kelas XI SMA Se-Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Tahun 2016. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Supriyono, S.Pd., M.Or. Dosen Pembimbing II Ranu Baskora Aji P., S.Pd. M.Pd Kata kunci: Pengembangan, Sura Manda, Lompat Jangkit, Permainan Tradisional

Latar belakang dari penelitian pengembangan ini adalah belum maksimalnya penggunaan modifikasi permainan sebagai model pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: bagaimanakah pengembangan model permainan tradisional sura manda untuk pembelajaran lompat jangkit bagi siswa kelas XI SMA se-kecamatan Kesugihan kabupaten Cilacap tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk pengembangan model permainan tradisional sura manda untuk pembelajaran lompat jangkit bagi siswa kelas XI SMA se-kecamatan Kesugihan kabupaten Cilacap tahun 2016

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan produk dalam penelitian ini yaitu: 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain produk, 4) Validasi desain, 5) Revisi desain, 6) Uji coba produk (Uji coba I dengan 14 siswa), 7) Revisi produk, 8) Uji coba pemakaian (ujicoba II dengan 64 siswa), 9) Revisi produk, 10) Produksi masal. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar evaluasi ahli, kuesioner siswa, hasil pengamatan dan observasi. Teknik analisis data menggunakan diskriptif prosentase.

Berdasarkan analisis data diperoleh rata-rata prosentase hasil uji coba I yaitu 82,66% mengalami peningkatan pada uji coba II sebesar 6,67% menjadi 89,33%. Mengacu pada data tersebut dapat dapat dikatakan bahwa model pengembangan yang dibuat memiliki kriteria “baik” dan memiliki makna “digunakan” sehingga pengembangan model permainan tradisional sura manda untuk pembelajaran lompat jangkit bagi siswa kelas XI SMA se-kecamatan Kesugihan kabupaten Cilacap tahun 2016 dapat digunakan.

Kesimpulan penelitian ini yaitu pengembangan model permainan tradisional sura manda untuk pembelajaran lompat jangkit bagi siswa kelas xi sma se-kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap tahun 2016 dapat digunakan untuk pembelajaran lompat jangkit di sekolah menengah atas. Saran dari peneliti yaitu: 1) produk pengembangan ini dapat dijadikan alternatif model pembelajaran lompat jangkit. 2) bagi pembaca produk pengembangan ini dapat dijadikan referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit.

Page 3: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

iii

Page 4: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

iv

Page 5: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Belajar menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama bisa dimulai dengan

berusaha untuk tidak merepotkan sesama, yakinlah pada kemampuan diri kita

karena Allah bersama orang-orang yang mau berusaha” (Hadi abdulloh)

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tua (bapak Marsio dan biyung Marsih).

2. Tujuh saudara serahim “mba Saroh (suami kang khairudin),

kang Ehu (istri mba Imung), mba Komar, kang Ganur (istri

mba Rohmah), mba Nur S (suami kang Gason), mba Nur F

(suami kang dr. Uskar), kang Kolis”

3. Abah kyai, ustad dan guru-guru saya TK, SD, SMP, SMA, PT,

TPQ, PonPes.

4. Teman-teman seperjuangan PJKR A 2012

5. Keluarga Besar Racana Wijaya Guslat Ilmu Keolahragaan

6. Keluarga Besar BSC Unnes

7. Scania Kost Ibu Suparti beserta seluruh penduduknya

8. Almamater Universitas Negeri Semarang

Page 6: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh tuhan seru sekalian alam yang maha pemurah lagi

maha penyayang. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengembangan Model

Permainan Tradisional Sura Manda untuk Pembelajaran Lompat Jangkit bagi

Siswa Kelas XI SMA Se-kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Tahun 2016”

dengan baik. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan baik

moril maupun materil, sehingga dalam kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang beserta seluruh staff yang telah memberi

kesempatan bagi saya untuk mengenyam pendidikan tinggi di unnes.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan ijin dan

kesempatan bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

3. Ketua Jurusan PJKR sekaligus dosen wali yang telah memberikan ijin beserta

masukan dalam menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Supriyono, S.Pd., M.Or. selaku pembimbing I yang tak kenal lelah

dalam membimbing peneliti dalam menyelsaikan skripsi.

5. Bapak Ranu Baskora Aji Putra, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang tak

kenal lelah dalam membimbing peneliti dalam menyelsaikan skripsi.

6. Dr. Rumini, S.Pd. M.Pd selaku Ahli Pendidikan Jasmani yang tak kenal lelah

dalam membimbing peneliti dalam menyelsaikan skripsi.

7. Raden Fatkhul Majid, S.Pd. Jas. selaku Ahli Pembelajaran Penjasorkes yang

tak kenal lelah dalam membimbing peneliti dalam menyelsaikan skripsi.

8. Ade Dwi Setiawan, S.Pd. selaku Ahli Pembelajaran Penjasorkes yang tak

kenal lelah dalam membimbing peneliti dalam menyelsaikan skripsi.

Page 7: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

vii

9. Kepala Sekolah SMA Ya Bakii Kesugihan yang telah memberikan ijin

melakukan penelitian di SMA yang dipimpin.

10. Kepala Sekolah MA Minat Kesugihan yang telah memberikan ijin melakukan

penelitian di SMA yang dipimpin.

11. Kepala Sekolah SMK Al Mualim Kesugihan yang telah memberikan ijin

melakukan penelitian di SMA yang dipimpin.

12. Bapak Catur selaku guru Penjasorkes MA Minat yang telah banyak

membantu dalam proses penelitian.

13. Bapak Adnan selaku guru Penjasorkes SMK Al Mualim yang telah banyak

membantu dalam proses penelitian.

14. Bapak Ahmadun selaku guru Penjasorkes SMA Ya Bakii yang telah banyak

membantu dalam proses penelitian.

15. Mohammad Baehaki, S.Pd.I yang telah banyak membantu dalam proses

penelitian.

16. Siswa-siswi SMA Ya Bakii, MA Minat dan SMK Al Mualim yang telah

berkenan untuk menjadi objek penelitian.

17. Bapak ibu dosen Jurusan PJKR yang telah banyak memberi bekal ilmu

pengetahuan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Besar harapan bahwa setelah terselesaikannya skripsi ini akan memberi

manfaat bagi penulis pridadi dan juga bagi para pembacanya.

Semarang, 26 September 2016 Penulis Hadi Abdulloh NIM. 610141202

Page 8: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .......................................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... ii PERNYATAAN ............................................................................................. iii PENGESAHAN ............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................... 8 1.3 Tujuan Pengembangan ..................................................... 8 1.4 Manfaat Pengembangan ................................................... 8 1.5 Spesifikasi Produk ............................................................. 9 1.6 Pentingnya Pengembangan .............................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR 2.1 Landasan Teori ................................................................ 10 2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani ........................................ 10 2.1.1.1 Kurikulum Pendidikan Jasmani .......................................... 11 2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Jasmani ............................................... 12 2.1.1.3 Komponen Kondisi Fisik .................................................... 14 2.1.1.4 Fungsi Pendidikan Jasmani ............................................... 15 2.1.2 Pengertian Atletik .............................................................. 19 2.1.2.1 Pengertian Lompat Jangkit ................................................ 19 2.1.2.2 Teknik dasar Lompat Jangkit ............................................. 20 2.1.3 Perkembangan Gerak ....................................................... 21 2.1.3.1 Karakteristik perkembangan gerak Anak SMA ................... 21 2.1.4 Pengertian Bermain ........................................................... 23 2.1.5 Pengertian Permainan Tradisional ..................................... 24 2.1.6 Permainan Sunda Manda .................................................. 25 2.1.6.1 Asal Usul Permainan ......................................................... 25 2.1.6.2 Waktu dan Tempat Permainan .......................................... 26 2.1.6.3 Peserta Permainan ............................................................ 26 2.1.6.4 Peralatan Permainan ......................................................... 26 2.1.6.5 Jalanya Permainan ............................................................ 27 2.1.6.6 Fungsi Permainan ............................................................. 29 2.1.7 Inovasi Pendidikan ............................................................ 29 2.1.7.1 Tujuan Inovasi ................................................................... 30 2.1.7.2 Masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi ........... 31 2.1.8 Modifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani ................... 31 2.1.9 Penelitian yang Relevan .................................................... 33 2.2 Kerangka Berfikir ............................................................... 35

Page 9: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

ix

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan ...................................................... 36 3.2 Prosedur Pengembangan .................................................. 37 3.3 Uji Coba Produk ................................................................ 38 3.3.1 Desain Uji Coba ................................................................ 38 3.3.1.1 Uji Coba I: Kelompok Kecil ................................................ 38 3.3.1.2 Revisi Produk .................................................................... 39 3.3.1.3 Uji Coba II: Kelompok Besar .............................................. 39 3.3.1.4 Revisi Produk .................................................................... 39 3.3.1.5 Produk Akhir ...................................................................... 40 3.3.2 Subjek Uji Coba ................................................................. 40 3.3.2.1 Subjek uji coba ahli............................................................ 40 3.3.2.2 Subjek uji coba I dan uji coba II ......................................... 40 3.4 Rancangan Produk ............................................................ 41 3.4.1 Rancangan Prototipe Produk ............................................. 41 3.5 Jenis Data ......................................................................... 48 3.6 Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 48 3.6.1 Angket ............................................................................... 49 3.7 Analisis Data ..................................................................... 55

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba I ......................................... 57 4.1.1 Potensi dan Masalah ......................................................... 57 4.1.2 Pembuatan Produk Awal ................................................... 58 4.1.2.1 Prototipe Produk Hasil Vallidasi ......................................... 59 4.1.2.2 Validasi ahli ....................................................................... 65 4.1.2.3 Uji coba I ........................................................................... 67 4.1.2.4 Data uji coba I ................................................................... 67 4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba I ............................................ 68 4.2.1 Aspek Psikomotor ............................................................. 68 4.2.2 Aspek Afektif ..................................................................... 68 4.2.3 Aspek Kognitif ................................................................... 68 4.3 Revisi Produk .................................................................... 69 4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba II ........................................ 69 4.4.1 Data Uji Coba II ................................................................. 69 4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba II ........................................... 70 4.5.1 Aspek Psikomotor ............................................................. 70 4.5.2 Aspek Afektif ..................................................................... 70 4.5.3 Aspek Kognitif ................................................................... 71 4.6 Prototipe Produk ................................................................ 73 4.6.1 Kelebihan dan kelemahan Produk ..................................... 81

BAB V KAJIAN DAN SARAN 5.1 Kajian Prototipe Produk ..................................................... 83 5.2 Saran Pemanfaatan, Diseminasi dan Pengembangan

Lebih Lanjut ....................................................................... 84 5.2.1 Saran ................................................................................ 84 5.2.2 Diseminasi ......................................................................... 84 5.2.3 Pemanfaatan Lebih Lanjut ................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 087

Page 10: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Ringkasan Hasil Observasi .................................................................... 5 2. Rancangan Prototipe Produk ................................................................. 41 3. Faktor, Indikator dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli .................................. 50 4. Kisi-kisi Instrumen Ahli ........................................................................... 50 5. Aspek, Indikator dan Rubik Pengamatan Ahli ........................................ 51 6. Skor Jawaban Kuesioner “Ya” atau “Tidak” ............................................ 53 7. Faktor, Indikator, Sub indikator dan Jumlah Butir Kuesioner Siswa ........ 55 8. Klasifikasi ............................................................................................... 56 9. Prototipe Produk Hasil Validasi .............................................................. 59 10. Jadwal Revisi dan Validasi produk ......................................................... 66 11. Saran Perbaikan dari Ahli pada Uji Coba I ............................................. 69 12. Saran dan Perbaikan dari Ahli pada Uji Coba II ..................................... 71 13. Rata-rata Prosentase Uji Coba I dan Uji Coba II .................................... 72 14. Rata-rata hasil evaluasi ahli ................................................................... 72 15. Kesimpulan dan Komentar Produk dari Siswa ....................................... 72 16. Prototype Produk ................................................................................... 73

Page 11: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Langkah-langkah Metode R&D .............................................................. 37 2. Lapangan Sura Manda .......................................................................... 43 3. Gacu ...................................................................................................... 43 4. Lapangan Sura Manda .......................................................................... 60 5. Gacu ...................................................................................................... 61 6. Lapangan Sura Manda .......................................................................... 76 7. Gacu ...................................................................................................... 76

Page 12: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Surat Observasi Skripsi .......................................................................... 89

2. Usulan Judul dan Topik .......................................................................... 92

3. Surat Keputusan Pembimbing ................................................................ 93

4. Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 94

5. Lembar Evaluasi Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran .............................. 97

6. Lembar Evaluasi Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran (Validasi Produk) .. 105

7. Hasil Evaluasi Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran (Validasi Produk) ...... 117

8. Saran Perbaikan (Validasi Produk) ......................................................... 118

9. Lembar Evaluasi Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran (Uji Coba I) ........... 119

10. Hasil Evaluasi Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran (Uji Coba I) ............. 131

11. Saran Perbaikan (Uji Coba I) ................................................................ 132

12. Lembar Evaluasi Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran (Uji Coba II) ........ 133

13. Hasil Evaluasi Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran (Uji Coba II) ............ 145

14. Saran Perbaikan (Uji Coba II) ............................................................... 146

15. Kuesioner Siswa .................................................................................. 147

16. Hasil Pengisian Kuesioner Siswa (uji coba I) ........................................ 151

17. Prosentase Pengisian Kuesioner Siswa (uji coba I) .............................. 152

18. Hasil Pengisian Kuesioner Siswa (uji coba II) ....................................... 153

19. Prosentase Pengisian Kuesioner Siswa (uji coba II) ............................. 155

20. Lembar Pengamatan ........................................................................... 156

21. Hasil Pengamatan Psikomotor Uji Coba I ............................................ 158

22. Hasil Pengamatan Afektif Uji Coba I ..................................................... 159

23. Hasil Pengamatan Psikomotor Uji Coba II ........................................... 160

24. Hasil Pengamatan Afektif Uji Coba I ..................................................... 162

25. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..................................... 164

26. Dokumentasi ......................................................................................... 167

Page 13: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dari tujuan nasional bangsa

Indonesia, yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan

kehidupan bangsa. Kemudian dijelaskan dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi negara yang demokratis dan menjadi

negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Menurut Harsuki (2003:41) pendidikan jasmani merupakan bagian integral

dalam proses pendidikan anak seutuhnya dengan media aktivitas jasmani untuk

mencapai tujuan-tujuanya. Pendidikan jasmani merupakan proses yang sangat

kompleks karena didalam pendidikan jasmani memuat empat ranah yaitu kognitif,

afektif, psikomotor dan fisik. Meskipun pada kenyataanya masih ada beberapa

pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan jasmani hanya sebatas untuk

mencapai taraf kesehatan yang memuaskan. Para ahli sepakat bahwa

pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda agar kelak

mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan

menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya (Rusli Lutan 2000:1).

Page 14: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

2

Dengan pendidikan jasmani para siswa akan mendapatkan ungkapan yang

erat kaitanya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai

ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil dan memiliki kebugaran jasmani dan

kebiasaan hidup sehat serta memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap

gerak manusia ( Endang Sri Hanani, dkk, 2008).

Pendidikan jasmani dilingkungan sekolah disampaikan melalui proses

pembelajaran. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (dalam Arie Budiono, dkk, 2014)

pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dalam lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Pendidikan jasmani disekolah di kelompokan menjadi beberapa materi. Salah

satu materi dalam pembelajaran penjas disekolah adalah atletik.

Atletik merupakan salah satu unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan

juga merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang

mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan

pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan

seimbang (Mochamad Djumaidar A. Widya 2004:VII). Ada beberapa nomor

dalam atletik salah satunya adalah nomor lompat. Dalam pendidikan jasmani

disekolah menengah atas salah satu nomor lompat yang dijadikan sebagai

materi pembelajaran adalah lompat jangkit.

Mochamad Djumaidar A. Widya (2004:79) menyimpulkan “lompat jangkit

adalah rangkaian suatu gerak lari, lompat dengan suatu gerakan yang tepat dari

lompatan-lompatan atau tumpuan yang telah ditentukan yaitu dua kali jingkat kaki

yang sama dan satu kali kaki yang lain dengan gerakan yang tidak terputus”.

Seperti pada materi pembelajaran pendidikan jasmani lainya, pembelajaran

Page 15: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

3

lompat jangkit juga harus memperhatikan empat ranah pendidikan jasmani yaitu

ranah kognitif, afektif, psikomotor dan fisik. Dengan dikembangkanya empat

ranah tersebut harapannya akan membentuk siswa menjadi manusia seutuhnya.

Dalam upaya membentuk siswa menjadi manusia yang seutuhnya,

seorang guru pendidikan jasmani memiliki peranan penting dalam proses

pembelajaran. Guru atau tenaga pendidik harus dapat menyelenggarakan

pembelajaran dengan berbagai inovasi, sesuai yang diamanahkan oleh

kurikulum, bahwa pendidikan hendaknya mengacu pada kurikulum yang

dikembangkan sesuai dengan analisis kebutuhan peserta didik, dengan

memperhatikan lingkungan tempat satuan pendidikan. Selain memperhatikan

perkembangan kurikulum yang berlaku, seorang guru penjas juga harus

memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran.

Begitu pula pada proses pembelajaran lompat jangkit agar tercapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

sarana dan prasarana serta metode pembelajaran yang dipakai oleh guru penjas.

Banyak sekali metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran

lompat jangkit. Salah satunya adalah menggunakan metode permainan. Menurut

Aisyah, dkk (2013:4) permainan merupakan aktifitas olahraga yang dapat

sebagai alat dalam usaha pendidikan karena bermain mempunyai nilai-nilai untuk

mengembangkan harmoni antara jiwa dan raga. Tanpa disadari pada saat

bermain semua fungsi tubuh baik jasmani maupun rohani ikut terlatih.

Di Indonesia terdapat berbagai jenis permainan yang dapat digunakan

sebagai variasi pembelajaran pendidikan jasmani salah satunya permainan

tradisional. Permainan tradisional adalah permainan yang tumbuh dan

berkembang secara turun temurun di dalam kehidupan masyarakat. Pada

Page 16: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

4

permainan tradisional, terkandung nilai-nilai yang sangat penting bagi

perkembangan fisik ataupun jiwa (Sujarno, dkk 2013:8). Sura manda atau dalam

bahasa Indonesia disebut sunda manda merupakan permainan yang sudah ada

dan berkembang di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda termasuk di

kecamatan Kesugihan kabupaten Cilacap. Hanya saja diberbagai daerah disebut

dengan istilah yang berbeda.

Permainan sura manda sendiri selain tidak membutuhkan ruang yang

begitu luas juga memiliki karakter yang sama dalam melakukan permainanya

dengan teknik dasar lompat jangkit. Keduanya sama-sama menggunakan satu

kaki dalam melakukan gerakan melompat sehingga dimungkinkan permainan

sura manda dapat dikembangkan menjadi model pembelajaran lompat jangkit.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arie Budiono, dkk dalam

rangka untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional (engklek) terhadap

hasil lompat jangkit, disebutkan bahwa: Terdapat pengaruh permainan tradisional

terhadap hasil lompat jangkit siswa XI IPS 2 SMAN 6 Pontianak yang signifikan.

Prosentase peningkatan adalah 13,77% (Arie Budiono, dkk 2014). Melihat dari

penelitian tindakan kelas tersebut, yang menggunakan permainan tradisional

sebagai solusi alternatif peningkatan hasil belajar lompat jangkit, kami berfikir

untuk membuat sebuah pengembangan dari permainan sura manda/engklek

yang lebih variatif.

Berangkat dari hal tersebut, peneliti melakukan observasi dan studi

pendahuluan di SMA/SMK/MA se-kecamatan Kesugihan kabupaten Cilacap

terkait dengan apakah pengembangan permainan sura manda, dibutuhkan

dalam proses pembelajaran lompat jangkit kelas XI SMA/SMK/MA di kecamatan

Kesugihan kabupaten Cilacap. Dari hasil observasi di SMA Ya Bakii Kesugihan,

Page 17: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

5

MA Minat Kesugihan dan SMK Al Mualim Kesugihan kabupaten Cilacap,

diperoleh hasil seperti pada table dibawah ini:

Tabel. 1.1 Ringkasan Hasil Observasi

NO. KOMPONEN PENJAS

MA MINAT KESUGIHAN

SMK AL MUALIM

KESUGIHAN

SMA YA BAKII KESUGIHAN

1. Tujuan

(kurikulum)

KTSP KTSP KTSP

2. Bahan ajar

(ada tidaknya

buku

panduan

siswa)

Ada (modul MGMP

kabupaten Cilacap)

Tidak ada Ada (modul

MGMP

kabupaten

Cilacap)

3. Sarana dan

prasarana

(lompat

jangkit)

Ada (kondisi kurang

baik karena sering

dialih fungsikan,

letak diperkebunan

pondok pesantren)

Ada (kondisi

baik)

Tidak ada

4. Guru Guru olahraga 1

orang (masih kuliah

semester akhir di

Kampus GALUH

Ciamis jawa barat)

1 Orang (Pak

Adnan, S.Ag)

Ada satu orang

(status guru

bantu dari

sekolah lain)

5. Siswa Jumlah total 532

siswa

Jumlah total

296

Jumlah total

siswa 304

Page 18: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

6

Putra 252

Putri 280

Putra 203

Putri 93

6. strategi

pembelajaran

pembelajaran materi

lompat jangkit

sesuai dengan RPP.

Disesuaikan dengan

lingkungan

(lapangan lompat

jangkit berada di

perkebunan)

pembelajaran

materi lompat

sesuai dengan

buku panduan.

pembelajaran

menggunakan

metode CTL.

ceramah dan

praktik. Untuk

materi lompat

jangkit

meminjam

lapangan

sekolah lain.

7. evaluasi pembelajaran belum

begitu maksimal

dikarenakan bak

lompat yang

digunakan terletak di

perkebunan

yayasan, yang suatu

setiap tahunya

perkebunan tersebut

banyak ditanami

sayuran. Kemudian

setiap tahun sekali

area perkebunan

melihat dari

kompetensi

lulusan guru

olahraga di

SMK Al

Mualim yang

merupakan

sarjana

agama, tentu

tidak sesuai

dengan

professional

guru penjas

kendala yang

dihadapi pada

tenaga pendidik

yang

merupakan guru

bantu dari

sekolah lain

sehingga dirasa

masih kurang

maksimal

dibandingkan

dengan guru

tetap kemudian

Page 19: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

7

tersebut dijadikan

sebagai tempat

bazar di harlah

yayasan, sehingga

pasir yang ada di

bak lompat hilang

dan ada yang

mengeras.

dari segi tenaga

pengajar, guru

olahraga MA Minat

masih sibuk dengan

kuliah dijurusan

PJKR S1 di jawa

barat. Sehingga

pembelajaran

kurang maksimal

karena sering di

tinggal. Sedangkan

jumlah guru penjas

hanya satu.

yang

sebenarnya.

kendala yang

kedua adalah

tidak

tersedianya bak

lompat

Berdasarkan hasil observasi diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan

bahwa secara umum pengembangan model pembelajaran lompat jangkit belum

dilakukan secara maksimal, kemudian kaitanya dengan prasarana utama lompat

Page 20: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

8

jangkit yaitu bak lompat, mayoritas belum sesuai standar, bahkan di SMA Ya

Bakii tidak memiliki bak lompat. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas seorang

guru penjas dalam mengatasi masalah ketidak tersediaanya fasilitas untuk

mendukung pembelajaran lompat jangkit.

Dengan adanya pengembangan model permainan tradisional sura manda

untuk pembelajaran lompat jangkit ini diharapkan mampu memberikan solusi

kepada guru penjas khususnya di kecamatan agar tujuan pembelajaran lompat

jangkit dapat tercapai. Berawal dari hal tersebut maka peneliti mengambil judul

penelitian Pengembangan Model Permainan Tradisional Sura Manda untuk

Pembelajaran Lompat Jangkit bagi Siswa Kelas XI SMA Se-Kecamatan

Kesugihan Kabupaten Cilacap Tahun 2016.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas didapat suatu permasalahan yang dikaji yaitu:

bagaimana pengembangan model permainan tradisional sura manda untuk

pembelajaran lompat jangkit bagi siswa kelas XI SMA se-kecamatan Kesugihan

kabupaten Cilacap tahun 2016?.

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan

produk pengembangan model permainan tradisional sura manda untuk

pembelajaran lompat jangkit bagi siswa kelas XI SMA se-kecamatan Kesugihan

kabupaten Cilacap tahun 2016

1.4 Manfaat Pengembangan

Melalui pengembangan ini diharapkan akan menghasilkan produk yang

dapat digunakan sebagai referensi variasi cara mengajar lompat jangkit bagi guru

penjasorkes, yang sesuai dengan kondisi SMA se-kecamatan Kesugihan

Page 21: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

9

kabupaten Cilacap tahun 2016, serta mampu mengembangkan semua aspek

pembelajaran baik kognitif, afektif, psikomotor dan fisik bagi siswa. Selain itu juga

diharapkan pengembangan ini dapat menjadi referensi tambahan dalam dunia

pendidikan.

1.5 Spesifikasi Produk

Produk yang diharapkan dalam penelitian ini berupa model pembelajaran

lompat jangkit melalui modifikasi permainan tradisional. Model pembelajaran

yang dimaksud adalah pembelajaran lompat jangkit yang diajarkan dengan

metode permainan kelompok, dengan menyesuaikan kondisi lingkungan, sarana

dan prasarana serta karakteristik siswa di kecamatan kesugihan. Tujuan

permainan sura manda adalah sebagai solusi dari masih minimnya

pengembangan pembelajaran melalui permainan tradisional untuk pembelajaran

lompat jangkit di kecamatan kesugihan. Selain itu juga sebagai solusi bagi

sekolah sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang cukup memadai. Permainan

sura manda berusaha mengubah paradigma bahwa materi lompat jangkit hanya

bisa dilakukan secara individu, sehingga diharapkan akan lebih menarik minat

siswa untuk lebih termotivasi belajar lompat jangkit.

1.6 Pentingnya Pengembangan

Pentingnya pengembangan ditinjau dari dari sudut pandang peneliti,

pengembangan dapat dijadikan bekal dalam melakukan perencanaan

pembelajaran yang inovatif bagi siswa. Bagi guru penjas dapat dijadikan motivasi

untuk senantiasa berinovasi semaksimal mungkin dalam melakukan proses

pembelajaran. Bagi siswa pengembangan dapat menjadi sajian proses

pembelajaran yang lebih kreatif dan diharapkan lebih mudah dipahami.

Page 22: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Kajian Pustaka

Sebagai pedoman dalam berfikir secara ilmiah dalam rangka penyelesaian

permasalahan yang timbul, maka perlu dikaji lebih dalam beberapa penjelasan

mengenai teori pendidikan jasmani dan hal-hal yang berkaitan dengan

pendidikan jasmani, baik secara umum maupun secara spesifik.

2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui dan dari

pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian intergral dari proses

keseluruhan proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani menjadi salah satu

media untuk membantu ketercapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan

(Husdarata, 2010:150).

William H Freeman (2007: 27-28) menyatakan bahwa pendidikan

jasmani menggunakan aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan

secara menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional peserta

didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai satu

kesatuan yang utuh, tidak lagi menganggap individu sebagai pemilik jiwa

dan raga yang terpisah, sehingga diantaranya dianggap dapat saling

mempengaruhi (Permendikbud no. 59 thn. 2014).

Sedangkan menurut Achmad Paturusi (2012:29) pendidikan jasmani berarti

program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Didalamnya

terkandung arti bahwa gerakan, permainan atau cabang olahraga tertentu yang

dipilih hanyalah alat untuk mendidik.

Page 23: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

11

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pendidikan

jasmani merupakan bagian dari keseluruhan proses pendidikan yang bertujuan

untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya, dengan menggunakan

cabang olahraga sebagai alat untuk melaksanakan gerak.

2.1.1.1 Kurikulum Pendidikan Jasmani

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu (Permendikbud no. 59 thn. 2014). Pendidikan jasmani

merupakan salah satu disiplin ilmu atau matapelajaran wajib dalam kerangka

dasar struktur kurikulum SMA/MA dan SMK/MA.

Sebagai mata pelajaran wajib, pengembangan kontenya dilakukan oleh

pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah

daerah. Pengembangan ini dilakukan dengan cara pengintegrasian kontel lokal

ke dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sudah ada.

Pengembangan konten dalam penjasorkes mengacu pada tujuan pendidikan

jasmani yang ditekankan untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan

psikis, ketrampilan motoric, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai

(sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan

hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan

kualitas fisik dan psikis yang seimbang (Permendikbud no. 59 thn. 2014).

Pengembangan hendandaknya harus memperhatikan beberapa faktor,

seperti karakteristik siswa, kondisi lingkungan serta sosial budaya daerah

setempat. Seperti dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014,

Page 24: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

12

kurikulum dikembangkan berdasarkan diversifikasi, untuk melakukan

penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan

ciri khas potensi yang ada didaerah serta peserta didik. Hal inilah yang

mendasari perencanaan penelitian ini sebagai upaya penyesuaian metode

pembelajaran dengan karakteristik dan kondisi satuan pendidikan.

2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Jasmani

Di dalam buku “Pengantar Ilmu Pendidikan” yang disusun oleh Achmad

Munib (2007:21) menjelaskan tujuan pendidikan nasional yaitu:

Tujuan Pendidikan nasional yang sekarang berlaku mengacu berdasarkan

Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV,

pasal 3. Bunyi pasal ini selengkapnya adalah sebagai berikut: “Pendidkan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggungjawab”.

Selaras dengan tujuan Pendidikan nasional, tujuan pendidikan jasmani

dijelaskan lebih terperinci oleh Agus Mahendra 2004 (dalam Achmad Paturusi,

2012:13) yaitu ada tiga ranah yang harus dicapai:

Pertama adalah ranah kognitif meliputi konsep gerak, arti sehat,

memecahkan masalah, kritis, dan cerdas. Yang kedua yaitu ranah psikomotor

yang meliputi gerak dan ketrampilan, kemampuan fisik dan motorik, dan

perbaikan fungsi organ tubuh. Dan yang ketiga adalah afektif yaitu menyukai

Page 25: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

13

kegiatan fisik, merasa nyaman dengan diri sendiri, ingin terlibat dalam pergaulan

social, dan percaya diri.

Kemudian dijelaskan lebih rinci lagi dalam Permendikbu no. 59 thn. 2014,

Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah

sebagai berikut:

1. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk

mencapai pertubuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup

aktif sepanjang hayat.

2. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola

kesehatan dan kesejahteraan dengan benar serta pola hidup sehat.

3. Mengembangkan keterampilan gerak dasar, motorik, keterampilan,

konsep/ pengetahuan, prinsip, strategi dan taktik permainan dan

olahraga serta konsep gerakan.

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi

nilai-nilai percaya diri, sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, pegendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam

melakukan aktivisas fisik.

5. Meletakkan dasar kompetitif diri (self competitive) yang sportif,

percaya diri, disiplin, dan jujur.

6. Menciptakan iklim sekolah yang lebih positif.

7. Mengembangkan muatan lokal yang berkembang di masyarakat.

8. Menciptakan suasana yang rekretif, berisi tantangan, ekspresi diri.

9. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk aktif dan

sehat sepanjang hayat, dan meningkatkan kebugaran pribadi.

Page 26: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

14

2.1.1.3 Komponen kondisi fisik

Dalam pendidikan jasmani dikenal dengan istilah komponen kondisi fisik.

Kondisi fisik yang diharapkan tentunya mendukung siswa untuk melakukan

aktifitas olahraga yang akan dilakukan. Berikut adalah komponen kondisi fisik

menurut Arum Yuli Ambarkati (2010):

1. Strength adalah segala bentuk Komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuanya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja., Kekuatan adalah kekuatan otot yang banyak di gunakan dalam

kehidupan sehari-hari, terutama otot tungkai yang harus menahan berat

2. Speed adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan

berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya.

3. Kelincahan adalah kemampuan bergerak cepat ke segala arah,yaitu

kemampuan memulai dan berhenti melakukan gerakan dengan cepat.

4. Balance adalah strength dari seseoranguntuk mempertahankan sikap dan

posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat

melakukan gerakan (dynamic balance).

5. Kelentukan adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan dalam

ruang gerak sendi secara maksimal (range of Moverment)

6. Daya tahan (endurance) adalah Kapasitas otot melakukan kontraksi secara

terus-menerus pada tingkat intensitas sub maksimal.

7. Akurasi adalah kemampuan untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas

terhadap suatu sasaran.dapat berupa sasaran atau objek langsung yang

harus dikenai oleh salah satu bagian tubuh.

Page 27: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

15

8. Reaksi (Reaction) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan atau

bertndak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat

indera (Gerak penerima oleh suatu rangsang yang datang)

9. Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan

tepat dan efisien.koordinasi ini menyatakan hubungan harmonis berbagai

factor yang terjadi pada suatu gerakanKoordinasi adalah yang berhubungan

dengan kemampuan untuk menggunakan panca indera seperti penglihatan

dan pendengaran, bersama-sama dengan tubuh tertentu di dalam

melakukan kegiatan motorik dan harmonis dan ketepatan tinggi.

10. Kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia untuk melakukan

penyesuaian untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban

fisik yang di hadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan memiliki

kapasitas cadangan untuk melakukan aktifitas berikutnya. (menurut Hairy.

1989 dan Hopkins 2002)

2.1.1.4 Fungsi Pendidikan Jasmani

Menurut Samsudin (2008) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani secara

umum dibagi menjadi enam aspek, yaitu:

1. Aspek Organic

1) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat

memenuhi tuntutan lingkunganya secara memadahi, serta memiliki

landasan untuk pengembangan ketrampilan

2) Meningkatkan kekuatan, yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan

oleh otot atau kelompok otot

3) Meningkatkan daya tahan, yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk

menahan kerja dalam waktu lama

Page 28: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

16

4) Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, yaitu kapasitas individu untuk

melakukan yang berat secara terus menerus dalam waktu yang relative

lama

5) Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang

diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi

cidera

2. Aspek Neuromuskuler

1) Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot

2) Mengembangkan ketrampilan lokomotor, seperti berjalan, berlari,

melompat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap atau

mencongklang, bergulir dan menarik

3) Mengembangkan ketrampilan non-lokomotor, seperti mengayun,

mengelok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk dan menggantung.

4) Mengembangkan ketrampilan dasar manipulatif, seperti memukul,

menendang, menangkap, berhenti, melempar, merubah arah,

mementukan, bergulir dan memvoli

5) Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti ketepatan, irama, rasa gerak,

power, waktu reaksi, kelincahan

6) Mengembangkan ketrampilan olahraga, seperti sepak bola, softball, bola

voli, bola basket, atletik, bela diri dan lainya

7) Mengembangkan ketrampilan rekreasi, seperti menjelajah, mendaki,

berkemah, berenang dan lainya

3. Aspek Perceptual

1) Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat

Page 29: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

17

2) Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan denagan tempat

atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang didepan, belakang

bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri

3) Mengembangkan koordinasi gerak visual yaitu, kemampuan

mengkoordinasi pandangan dengan ketrampilan gerak yang melibatkan

tangan, tubuh atau kaki

4) Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis) yaitu, kemampuan

mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis

5) Mengembangkan dominasi, yaitu konsistensi dengan menggunakan tangan

dan kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang

6) Mengembangkan lateralitas (laterality) yaitu, kemampuan untuk

membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian

dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri

7) Mengembangkan image tubuh (body image) yaitu, kesadaran bagian tubuh

atau seluruh tubuh dan hubunganya dengan tempat atau ruang

4. Aspek Kognitif

1) Mengembangkan kemampuan menggali, menentukan sesuatu, memahami,

memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan

2) Meningkatkan pengetahuan permainan, keselamatan dan etika

3) Mengembangkan kemampuan pengugunaan strategi dan teknik yang

terlibat dalam aktivitas yang terorganisir

4) Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubunganya

dengan aktivitas jasmani

Page 30: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

18

5) Menghargai kinerja tubuh, penggunaan pertimbangan yang berhubungan

dengan jarak, ruang, waktu, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan

dalam pengimplementasikan aktivitas dalam dirinya

6) Mengembangkan pemahaman tentang memecahkan problema-problema

pengemnangan melalui gerak

5. Aspek Sosial

1) Menyesuaikan diri dengan orang lain dan dimana berada

2) Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan

dalam situasi kelompok

3) Belajar berkomunikasi dengan orang lain

4) Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide

dalam kelompok

5) Mengembangkan kepribadian, sikap, dan niali agar dapat berfungsi

sebagai anggota masyarakat

6) Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima dalam masyarakat

7) Mengembangkan sifat-sifat yang positif

8) Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif

9) Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik

6. Aspek Emosional

1) Mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani

2) Mengembangkan reaksi positif sebagai penonton

3) Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat

4) Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas

5) Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan

Page 31: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

19

2.1.2 Pengertian Atletik

Atletik merupakan salah satu unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan

juga merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang

mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan

pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan

seimbang (Mochamad Djumaidar A. Widya, 2004:VII).

Atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak

alamiah/wajar seperti jalan, lari, lompat dan lempar (khomsin, 2011:2). Atletik

merupakan cabang olahraga yang telah diperlombakan di olimpiade kuno. Dalam

perkembanganya atletik telah mengalami beberapa perkembangan hingga

akhirnya dikenal diseluruh dunia termasuk di Indonesia.

Dalam mempelajari atletik kita akan menjumpai beberapa nomor atletik

salah satunya adalah nomor lompat. Lompat jangkit atau triple jump merupakan

salah satu bagian dari atletik nomor lompat.

2.1.2.1 Pengertian Lompat Jangkit

Lompat jangkit adalah rangkaian suatu gerak lari, lompat dengan suatu

gerakan yang cepat dari lompatan-lompatan atau tumpuan yang telah ditentukan

yaitu dua kali jingkat kaki yang sama dan satu kali kaki yang lain dengan gerakan

yang tidak terputus (Khomsin, 2011:79).

Menurut Giri Wiarto (2013:45) lompat jangkit adalah suatu bentuk gerakan

lompat yang merupakan rangkaian urutan gerak yang dilakukan dengan

berjingkat (hop), melangkah (step) dan melompat (jump) dalam usaha untuk

mencapai jarak sejauh-jauhnya.

Page 32: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

20

Mochamad Djumaidar A. Widya (2004:79) menyimpulkan “lompat jangkit

adalah rangkaian suatu gerak lari, lompat dengan suatu gerakan yang tepat dari

lompatan-lompatan atau tumpuan yang telah ditentukan yaitu dua kali jingkat kaki

yang sama dan satu kali kaki yang lain dengan gerakan yang tidak terputus”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lompat jangkit merupakan

suatu rangkaian yang terdiri dari gerakan lari dan lompat dengan suatu gerakan

yang tepat dari dua kali lompat dengan kaki yang sama kemudian satu kali

lompat dengan kaki yang lain dan dilakukan dengan gerakan yang tidak terputus.

2.1.2.2 Teknik dasar lompat jangkit

Secara garis besar teknik lompat jangkit dibagi menjadi tiga yaitu,

berjingkat (hop), melangkah (step) dan melompat (jump) dalam usaha untuk

mencapai jarak sejauh-jauhnya. Kemudian dijelaskan lebih terperinci oleh

Khomsin (2011:45-47) bahwa teknik lompat jangkit sama halnya dengan teknik

lompat jauh dan lompat tinggi, yaitu sebagai berikut:

1. Awalan dilakukan dengan cara lari yang disesuaikan dengan kemampuan

masing-masing pelompat. Kecepatan awalan dan irama langkah harus tetap.

Tambah kecepatan lari awalan sedikit demi sedikit. Konsentrasi pada balok

lompatan.

2. Tolakan terbagi menjadi dua yaitu: Pertama, tolakan pada saat berjingkat

yaitu tolakan dengan satu kaki pada papan tolakan keatas depan kemudian

mendarat pada kaki yang sama. Tangan diangkat sebagai keseimbangan.

Kedua, tolakan pada saat kai kiri (salah satu kaki) mendarat, kaki kanan

tergantung lemas agak kebelakang dengan lutut agak dibengkokan. Pada

saat kaki kiri mendarat, kaki kanan diayunkan dari belakang keats depan

Page 33: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

21

hamper bersamaan dengan kaki kiri ditolakan lagi sekuat kuatnya ke atas

untuk membawa titik berat badan keatas depan sejauh-jauhnya.

3. Irama lompatan yaitu saat melakukan gerakan berjingkat, melangkah dan

dan melompat irama gerakan harus tetap.

4. Sikap diudara bergantung pada gaya yang dipakai oleh pelompat.

5. Sikap mendarat dilakukan dilakukan dengan cara kedua kaki dibawa atau

diangkat kedepan lurus, badan dibungkukan kedepan dan kedua tangan

diatas dibawa kedepan. Kemudian mendarat dengan kedua kaki dilakukan

dengan cara mengeper agar tidak jatuh kebelakang.

2.1.3 Perkembangan Gerak

Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai perilaku gerak

manusia, sedangkan psikomotor digunakan khusus pada domain mengenai

perkembangan manusia yang mencangkup gerak manusia. Menurut Hamid

Fa’izun (2015) perkembangan gerak manusia dapat didefinisikan sebagai

perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy)

samapai masa dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku

manusia, kemampuan gerak dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini

mempengaruhi perkembangan gerak dan perkembangan gerak itu sendiri

mempengaruhi kemampuan dan perilaku manusia, (Amung Ma’mun, 2000:5).

2.1.3.1 Karakteristik perkembangan gerak anak SMA

Adapun karakteristik perkembangan anak usia SMA/MA dan SMK/MAK

dalam Permendikbud no.59 thn. 2014, sebagai berikut:

Pada kelompok berusia antara usia 16 s.d 17 tahun, perbedaan

karakteristik pertumbuhan antara perempuan dan laki-laki secara spesifik

berbeda. Kecepatan pertumbuhan anak laki-laki relatif lebih cepat daripada

Page 34: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

22

anak perempuan. Pertumbuhan yang makin sempurna menyebabkan makin

sempurnanya perkembangan fungsi kapasitas fisik mereka. Perkembangan

kapasitas kekuatan, daya tahan otot-jantung, kecepatan dan koordinasi makin

sempurna.

Proses pembelajaran pada kelompok usia ini, diorientasikan pada

berbagai pengembangan fisik-motorik yang dihubungkan dengan

pengembangan kemampuan anak untuk memasuki kompetisi dalam berbagai

perkembangan situasi masyarakat. Pertandingan dan perlombaan dalam

beberapa permainan, secara makro harus dihubungkan dengan

perkembangan dan pergeseran nilai-nilai masyarakat sekitarnya. Proses

pembelajaran dengan pendekatan kompetisi antar individu dan kelompok

sebaiknya merupakan pendekatan yang dominan dalam program pendidikan

jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Pada anak usia antara 18 tahun, anak telah memasuki tahap

kematangan perkembangan gerak spesialistik. Berbagai keterampilan gerak

tidak hanya diorientasikan pada berbagai situasi, arah dan tujuan pada berbagai

kondiri keterampilam, melainkan telah pula dihubungkan dengan eksistensi dan

pengembangan individu dalam komunitas yang lebih luas.

Proses pembelajaran hendaknya menjadi bagian dari upaya

mengantarkan anak memasuki masa dewasanya. Mereka memiliki

kesempurnaan bentuk tubuh, keterampilan tinggi, kemampuan mental yang

kuat dan dapat memasuki lingkungan sosialnya dengan baik. Sehubungan

dengan hal tersebut, proses pembelajaran perlu diorientasikan pada

berbagai upaya pengembangan kemampuan-kemampuan tersebut di atas.

Page 35: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

23

Menurut sugiyanto dan Sudjarwo, 1993 (dalam Hamid Fa’izun, 2015)

menyatakan ketrampilan gerak bisa diartikan sebagai kemampuan untuk

melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Dikatakan baik artinya

seseorang mampu melakukan gerak secara efisien, baik efisien ditinjau dari segi

waktu pelaksanaan, tenaga yang diperlukan serta otot-otot yang terlibat didalam

gerak tersebut.

Perkembangan gerak pada anak sekolah menengah atas merupakan

perkembangan gerak secara umum yang terjadi pada anak usia remaja

(adolesense). Masa adolesense mempunyai arti yang lebih luas lagi yang

mencangkup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Witono, 2015).

Perubahan-perubahan dalam penampilan gerak masa adolesense cenderung

mengikuti perubahan secara fisik dan fungsi fisiologis.

Gerak pada masa adolesense dijelaskan dalam beberapa ciri oleh Amung

Ma’mun dan Yudha M. (dalam Riyadi Aji Nugroho, 2015) yaitu terdapat

ketrampilan gerak kasar dan gerak halus. Ketrampilan gerak kasar (gross motor

skill) sebagai ketrampilan yang berceritakan gerak yang melibatkan otot-otot

besar sebagai dasar utama gerakanya. Sedangkan ketrampilan gerak halus (fine

motor skill) adalah ketrampilan-ketrampilan yang memerlukan kemampuan untuk

mengontrol otot-otot kecil agar pelaksanaan ketrampilan dapat tercapai.

2.1.4 Pengertian Bermain

Bermain merupakan aktivitas manusia yang menyenangkan. Bermain

bukan karena paksaan dari orang lain, tetapi karena pilihanya anak itu sendiri.

Melalui bermain dimungkinkan siswa akan berfikir kreatif, menghubungkan satu

peristiwa dengan peristiwa lain yang pernah dialaminya, dan membuatnya lebih

mampu mengekspresikan pikiran dan perasaanya (Sujarno, dkk, 2011:1).

Page 36: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

24

Berbagai macam respon secara sadar itu dinyatakan dalam bentuk

kegiatan bermain sebagai fitrah manusia yang hakiki sebagai mahkluk bermain,

sebagai kegiatan yang tidak bermotif apa-apa kecuali sebagai luapan ekspresi,

pelampiasan ketegangan, atau peniruan peran. Dengan kata lain, aktivitas

bermain dalam nuansa keriangan itu memiliki tujuan yang melekat didalamnya.

Menurut karya klasik Johan Huizinga (dalam Husdarata, 2010:130) didalam

filsafat olahraga memaparkan karakteristik bermain sebagai aktivitas yang

dilakukan secara bebas dan sukarela. Berbeda dengan motif bermain pada anak

yang dilakukan karena merupakan dorongan naluri yang berguna untuk

merangsang perkembangan fisik dan mentalnya, pada orang dewasa, bermain

dilakuakn sebagai kebutuhan, tanpa paksaan dan dilaksanakan karena orang

mau melaksanakanya.

Bermain itu sendiri bukanlah sesuatu yang real sehingga bermain pada

anak misalnya berlangsung dalam suasana tidak sungguh-sungguh, namun

bersamaan dengan itu pula terdapat kesungguhan yang menyerap konsentrasi

dan tenaga. Unsur ketegangan didalamnya tidak lepas dari etika, seperti tersirat

dalam semangat fair play yang selanjutnya menguji ketangguhan, keberanian,

dan kejujuran pemain (Husdarata, 2010:130-131).

Oleh karena itu bermain dapat dikatakan sebagai aktivitas yang dilakukan

secara alamiah dan suka rela yang didalamnya mengandung unsur-unsur fair

play dan mampu memberikan aktivitas fisik, sehingga dapat menjadi media

aktivitas gerak dan pendidikan karakter bagi manusia.

2.1.5 Pengertian Permainan Tradisional

Permainan tradisional merupakan permainan yang berasal dari berbagai

daerah yang didalamnya terdapat nilai-nilai dan norma-norma yang berada

Page 37: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

25

dalam kehidupan sehari-hari masyarakat (Didik Lertariyanto, 2014). Sedangkan

menurut Sujarno, dkk (2011:2) permainan tradisional adalah permainan yang

diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jenis

permainan tersebut bermacam-macam. Akan tetapi secara umum permainan

dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu permainan yang games (pertandingan)

dan permainan hiburan (non games).

Pada permainan tradisional terkandung nilai-nilai yang sangat penting bagi

perkembangan fisik atatupun jiwa anak. Secara tidak sadar anak telah belajar

bersosialisasi dengan lingkungan sebagaimana nanti kehidupan di masyarakat

setelah dewasa. Di sinilah salah satu keunggulan dari permainan tradisional

anak, yang secara sadar tanpa ada unsur paksaan telah memberikan berbagai

macam pengetahuan, serta menanamkan perilaku positif yang akhirnya dapat

membentuk karakter yang baik.

2.1.6 Permainan Sunda Manda

Permainan engklek secara umum memiliki beberapa penyebutan yang

berbeda-beda disetiap daerah. Akan tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu

permainan yang dilakukan dengan cara melompat dengan satu kaki atau

engklek, dan menggunakan lapangan yang berbentuk kotak berurutan. Berikut

adalah permainan sunda manda secara keseluruhan menurut Sujarno, dkk

(2011:49-53) adalah sebagai berikut :

2.1.6.1 Asal usul permainan

Sunda manda adalah sebuah permainan yang tidak hanya membutuhkan

ketangkasan, tetapi juga kelincahan, keseimbangan dan kejelian. Jenis

permainan ini tidak hanya terdapat di Semarang, tetapi juga di daerah-daerah

lainya. Di Jogjakarta, permainan ini selain disebut sunda manda ada juga yang

Page 38: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

26

menyebutnya engklek. Dari mana asalnya permainan ini dan bagaimanakah

persebaranya sulit diketahui secara pasti. Dilihat dari nama permainanya sunda

manda berasal dari bahasa Belanda yaitu zondag dan maandag. Zondag berarti

“Minggu” dan maandag berarti “Senin”. Mungkin saja permainan ini pada

mulanya hanya dilakukan pada hari Minggu dan Senin. Oleh karena lidah orang

jawa agak sulit melafalkan secara tepat, maka menjadi “Sunda Manda”.

Selanjutnya dalam penelitian ini permainan sunda manda disebut sebagai

permainan sura manda seperti halnya orang pesisir pantai kebumen

menyebutnya.

2.1.6.2 Waktu dan tempat permainan

Permainan sunda manda bisa dilakukan pagi, siang dan atu sore hari.

Adapun tempat permainanya adalah diareal yang terbuka dan permukaanya rata.

Jadi, bisa di halaman rumah, di pekarangan, atau di tempat-tempat yang

memungkinkan untuk dibuat garis-garis sedemikian rupa, sehingga membentuk

lapangan permainan sunda manda.

2.1.6.3 Peserta permainan

Sifat permainan sunda manda adalah game, yaitu sebuah permainan di

mana ada yang menang dan ada yang kalah. Permainan ini tidak hanya

dilakukan oleh anak laki-laki, tetapi juga anak perempuan. Artinya, bisa

seluruhnya anak laki-laki, atau seluruhnya anak perempuan, atau anak laki-laki

dan perempuan bergabung dalam satu permainan.

2.1.6.4 Peralatan permainan

Alat yang digunakan dalam permainan sunda manda adalah pecahan

tembikar (biasanya pecahan genting). Masyarakat menyebut alat tersebut

sebagai gacu atau budug. Mengingat dalam permainan alat tersebut dilempar

Page 39: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

27

ketempat yang diinginkan, maka permukaanya harus rata, sehingga tidak

terguling-guling. Alat tersebut biasanya berbentuk empat persegi panjang dengan

ukuran kurang lebih 3x4 sentimeter.

Selain gacu, dalam permainan ini juga dibutuhkan sarana lain, yaitu

lapangan permainan. Lapangan sunda manda berbentuk menyerupai tangga

dalam posisi horizontal (mendatar).

2.1.6.5 Jalanya permainan

Sebelum permainan sunda manda dilakukan ada satu tahap yang harus

dilakukan, yaitu untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih dahulu. Jika

hanya ada dua pemain, penentuan cukup dilakukan dengan cara pingsut. Siapa

yang menang dialah yang berhak bermain terlebih dahulu. Akan tetapi, jika

jumlah pemain lebih dari dua orang, untuk menentukannya dilakukan dengan

cara hompimpah. Setelah pemain tinggal dua orang, untuk menentukan siapa

yang menang dilakukan dengan pingsut. Dengan cara demikian, masing-masing

pemain mendapat nomor urut. Missal, A nomor pertama, B nomor dua, C nomor

tiga dan seterusnya. Setelah itu, barulah permainan bisa dilakukan.

Sebagai catatan, sebelum permainan dimulai semua gacu pemain

diletakan pada kolom pertama. Walaupun semua gacu berupa pecahan tembikar,

semua pemain tahu akan gacu-nya masing-masing. Pemain tidak akan keliru

dalam mengambil gacu-nya sendiri. Cara bermain,misal A yang mendapat giliran

pertama segera melakukan permainan. Ia langsung melompat ke kolom dua

dalam posisi berdiri pada satu kaki, yaitu kaki kanan menginjak tanah dan kaki

kiriterangkat membentuk sudut kurang lebih 45 derajat. Dengan satu kaki ia

melompat ke kolom ke tiga, kemudian melompat lagi ke kolom ke empat.

Selanjutnya kedua kaki ditempatkan pada kolom lima dan enam secara

Page 40: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

28

bersamaan. Kakai kanan menginjak kolom lima, dan kaki kiri menginjak kolom

enam. Lalu, kembali satu kaki (kaki kanan) menginjak pada kolom tujuh,

kemudian kaki kanan ditempatkan pada kolom delapan dan kaki kiri pada kolom

Sembilan, secara bersamaan. Lalu kembali dengan satu kaki, kaki kanan

ditempatkan pada kolom sepuluh. Selanjutnya memutar dan melompat lagi. Kali

ini kaki kanan ditempatkan di kolom Sembilan dan kaki kiri di pada kolom

delapan (secara bersamaan). Setelah itu kaki kanan ditempatkan pada kolom

tujuh, kemudian secara bersamaan kaki kanan ditempatkan pada kolom enam

dan kaki kiri pada kolom lima. Lalu kembali dengan satu kaki, kaki kanan

ditempatkan pada kolom empat, seterusnya melompat ke kolom tiga dan kolom

dua. Ketika berada di kolom dua, ia mengambil gacu-nya yang berada di kolom

satu dan kolom tersebut dilompati. Dengan terambilnya gacu, berarti ia telah

melakukan satu tahap permainan.

Tahap ke dua gacu dilempar ke kolom dua. Jika gacu selamat berada di

dalam kolom dan tidak menyentuh garis, yang bersangkutn melanjutkan

permainan. Ia kemudian menginjakan kaki kananya ke kolom pertama, kemudian

langsung ke kolom ke tiga karena gacu-nya berada di kolom ke dua. Setelah itu,

ia meneruskan dengan cara yang sama seperti pada tahap satu dengan catatan

kolom tempat gacu berada dilompati. Demikian seterusnya sampai gacu berada

di kolom satu lagi. Jika semuanya berjalan dengan mulus, maka tahap

selanjutnya adalah melempar gacu dengan cara membelakangi permainan. Jika

gacu jatuh pada kolom dua, maka kolom tersebut menjadi “rumahnya” atau

“sawahnya”. Kolom tersebut oleh pemiliknya harus diinjak dengan dua kaki. Akan

tetapi, bagi pemain lain kolom tersebut tidak boleh diinjak (harus dilompati).

Sebagai catatan, jika ada beberapa kolom yang secara berurutan sudah menjadi

Page 41: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

29

“rumah” atau “sawah” biasanya ada kolom tambahan yang fungsinya untuk

membantu pemain lain dalam melakukan permainan. Akan tetapi, jika gacu

keluar dari kolom yang dituju atau menyentuh garis kolom. Maka berarti ia “mati”

dan diganti dengan pemain berikutnya (B). dalam hal ini pemain A tidak dianggap

gagal. Nantinya setelah para pemain yang lain melakukan permainan dan

kembali jatuh pada giliran A untuk bermain, ia tinggal melanjutkan permainan dari

posisi gacu pada kolom dua.

Dalam permainan sunda manda yang dianggap sebagai pemenang adalah

pemain yang memiliki banyak “rumah” atau “sawah”. Kemudian dengan memiliki

banyak “rumah” atau “sawah” juga akan mempermudah pemain dalam

melakukan permainan karena intensitas engkleknya berkurang. Oleh karena itu,

setiap pemain berusaha bermain sebaik mungkin, sehingga tidak banyak

mengalami kesalahan atau kegagalan.

2.1.6.6 Fungsi permainan

Permaian sunda manda tidak hanya dilakukan oleh anak laki-laki tetapi

oleh anak perempuan juga, sehingga permainan ini dapat dijadikan sebagai

wadah untuk mempererat silaturahmi. Selain itu dilihat dari cara bermainya,

permainan sura manda mengandung berbagai unsur pendidikan karakter yaitu,

semangat juang, kejujuran, sportifitas, dan menerima kekalahan dengan lapang

dada.

2.1.7 Inovasi Pendidikan

Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan

perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah.

(Fuad Ikhsan 2003). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata inovasi

adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang

Page 42: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

30

berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Kemudian

dijelaskan dalam penelitian Hamid Fa’izun (2015) maksud inovasi pendidikan

disini adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal

sebelumnya serta diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka

pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan, Hasbullah (2008:189). Inovasi

pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa inovasi pendidikan terjadi akibat adanya ketidak

sesuaian antara pencapaian dengan tujuan pendidikan.

Inovasi pendidikan direalisasikan dalam proses pembelajaran dimana

pembelajaran dituntut sekreatif mungkin, dengan tetap memperhatikan tujuan

pembelajaran. Dengan mengubah proses pembelajaran menjadi lebih variatif

diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah yang ada.

2.1.7.1 Tujuan Inovasi

Menurut Fuad Ikhsan (2003) tujuan inovasi pendidikan adalah efisiensi,

relevansi, kualitas dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-

banyaknya, dengan hasil pendidikan yang sebesar-besarnya (menurut

kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan

sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Kalau dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap,

yaitu :

1) Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan

ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin

berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.

Page 43: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

31

2) Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah

bagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah

SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.

Di samping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin

menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan

peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif dan terampil memecahkan

masalah sendiri (Fuad Ikhsan 2003).

2.1.7.2 Masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi

Adapaun masalah-masalah yang menuntut inovasi pendidikan di Indonesia

menurut Fuad Ikhsan (2003), yaitu :

1) Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang

mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan

kebudayaan bangsa Indonesia.

2) Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung,

ruang dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.

3) Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih

baik, sedangkan di pihak lain kesempatan sangat terbatas.

4) Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5) Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana

yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan

yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.

2.1.8 Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya memperhatikan

karakteristik pendidikan jasmani itu sendiri. Tugas ajar yang diberikan harus

Page 44: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

32

memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membenatu mendorong

perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan

tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai

ini harus mampu mengkondisikan setiap perubahan dan perbedaan karakteristik

setiap individu serta mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik, (Yoyo

Bahagia dan Adang Suherman, 2000:1)

Penyesuaian dengan karakteristik peserta didik salah satunya dapat

dilakukan dengan cara memodifikasi metode pembelajaran. Esensi dari

modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran

dengan cara meruntukanya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial yang

dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk

memperlancar, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak

bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang

lebih tinggi.

Cara guru memodifikasi pembelajaran akan tampak jelas dari mulai awal

pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Komponen yang dimodifikasi oleh guru

mengalami penyesuaian dengan karakteristik siswa. Ada beberapa hal yang

dapat dijadikan objek modifikasi oleh guru yaitu peralatan, materi, metode,

kondisi lingkungan dan evaluasi pembelajaran. Salah satu modivikasi yang bisa

digunakan adalah merubah metode pembelajaran yang konvensional menjadi

lebih bervariasi. Contohnya menggunakan metode permainan kelompok

(games).

Games kelompok adalah games yang dilakukan dengan melibatkan anak-

anak secara berkelompok yang bisa menguji baik kemampuan dan kecerdasan

secara pribadi maupun sebagai kerja sama kelompok, (Sya’ban Jamil,2009:10).

Page 45: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

33

Agar lebih mudah untuk memilih jenis games yang dibutuhkan, maka petunjuk

teknisnya disusun dalam suatu format khusus. Nama dan garis besar games

akan menjelaskan isi singkat games. Lalu ada tujuan, yaitu sasaran yang ingin

dicapai dari suatu games. Waktu, yaitu perkiraan lamanya suatu games akan

berlangsung. Jumlah peserta, yaitu mengenai kemungkinan banyaknya orang

yang dapat ikut dalam suatu games. Bahan atau alat, yaitu material tertentu yang

dibutuhkan guna melengkapi games. Cara bermain, yaitu petunjuk teknis yang

rinci tentang cara memainkan suatu games, (Sya’ban Jamil,2009:10).

2.1.9 Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang pada prinsipnya sama yaitu untuk

mengajarkan gerak melompat menggunakan permainan tradisional

Engklek/Sunda Manda. Seperti yang dilakukan R. Sudarwo & Yohanes dalam

penelitian Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain

di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

sejauh mana penerapan model pembelajaran teknik melompat jangkit dengan

metode bermain dapat meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah dasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik lebih aktif terlibat dalam

pembelajaran, mereka antusias melakukan lompat jangkit sambil bermain,

sehingga dapat disimpulkan peserta didik merasa senang melakukan lompat

jangkit dengan metode bermain, begitupun ketika peserta didik melakukan

kesalahan dengan kesadaran dan tanggung jawab peserta didik melakukan push

up dengan senang sebagai hukuman tanpa diminta oleh guru.

Kemudian dalam penelitian yang lain yang dilakukan oleh Ammi Salamah

yaitu : Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Tumpuan Dalam

Pembelajaran Lompat Jangkit Melalui Model Bermain Engklek Pada Siswa Kelas

Page 46: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

34

X SMA Negeri 2 Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2012/2013, yang bertujuan untuk

menemukan informasi seberapa besar peningkatan hasil belajar lompat jangkit

yang didapat siswa kelas X SMA Negeri 2 Tebing Tinggi Tahun Ajaran

2012/2013 melalui model bermain engklek. Penelitian ini dilaksanakan di SMA

NEGERI 2 Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2012/2013, subjek penelitian ini adalah

siswa kelas X-5 yang berjumlah 32 orang. Untuk menganalisis data dalam

penelitian ini dan untuk mengetahui hasil dilihat dari ketuntasan siswa secara

individu dan secara klasikal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian tindakan kelas. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka

dilakukan tes hasil belajar lompat jangkit yang berbentuk portofolio, dan

dilanjutkan dengan pembelajaran melalui model bermain engklek.

Dari dua jenis penelitian diatas, pada intinya dikatakan bahwa

pembelajaran lompat jangkit melalui permainan tradisional sunda manda/engklek

memperoleh hasil yang cukup bagus. Oleh karena itu dalam penelitian ini

kembali akan mengangkat permainan tradisional sunda manda/engklek sebagai

pengembangan model pembelajaran. Penyusunan penilitian ini dilakukan dengan

melakukan pengembangan yang disesuaikan dengan latar belakang yang ada,

sehingga terdapat perbedaan dengan penelitian terdahulu.

2.2 Kerangka berfikir

Mengacu pada kompetensi dasar pendidikan jasmani, olahraga, dan

kesehatan, yang menyebutkan bahwa siswa diharapkan mampu mempraktikan

teknik salah satu nomor atletik dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai

kerjasama, kejujuran, menghargai, dan percaya diri, maka perlu adanya proses

pembelajaran yang inovatif. Akan tetapi pada kenyataanya pembelajaran atletik

khususnya lompat jangkit di sekolah belum mengalami berbagai inovasi.

Page 47: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

35

Pengembangan yang fungsinya untuk membuat peserta didik lebih tertarik dan

lebih mudah memahami materi belum dijalankan secara maksimal.

Pengembangan inovasi pembelajaran bertujuan untuk lebih meningkatkan

tingkat efisiensi, efektifitas dan mengurangi adanya konfensionalitas. Oleh sebab

itu peneliti bermaksud menyusun pengembangan model permainan sura manda

untuk pembelajaran lompat jangkit. Pengembangan ini dilakukan dengan cara

mengintegrasikan teknik dasar lompat jangkit ke dalam permainan tradisional

sunda manda. Dengan model permainan tradisioanal juga diharapkan akan

membuat materi lompat jangkit menjadi lebih dekat dengan siswa, karena pada

prinsipnya pengembangan dilakukan sesuai dengan karakteristik lingkungan

peserta didik. Tujuan lain dari pengembangan ini adalah untuk membangun

presepsi siswa bahwa belajar olahraga khususnya lompat jangkit sangat mudah

dan menyenangkan. Jika sudah terbangun pola piker yang demikian, diharapkan

akan lebih mempermudah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan jasmani

yakni membangun manusia seutuhnya.

Page 48: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

83

BAB V

KAJIAN DAN SARAN

5.1 Kajian Prototipe Produk

Produk pengembangan dalam penelitian ini dikembangkan dengan

prosedur pengembangan menurut soegiyono. Berdasarkan rata-rata prosentase

3 aspek yang diteliti hasil uji coba I mengalami peningkatan sebesar 6,67% yaitu

dari 82,66% pada skala uji coba I menjadi 89,33% pada uji coba II. Angka

89,33% masuk pada kategori “baik” dan memiliki makna “digunakan”. Kemudian

pada lembar evaluasi ahli juga mengalami peningkatan sebesar 10,78% yaitu

dari 79% pada uji coba I menjadi 89,78% pada uji coba II yang termasuk pada

kategori “baik” dan memiliki makna “digunakan”.

Tiga hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan produk

pengembangan ini sebagai model pembelajaran adalah : 1) Kejelasan peraturan

permainan, 2) Apakah permainan ini mendorong perkembangan aspek kognitif

siswa dan 3) Apakah permainan ini meningkatkan minat dan motivasi siswa. Tiga

hal tersebut merupakan aspek yang mendapatkan nilai terendah dari ketiga Ahli

dalam uji coba II. Hal tersebut dapat menjadi bahan evaluasi sebelum

menggunakan produk pengembangan ini sehingga hasil pembelajaran akan lebih

baik.

Kesimpulan secara keseluruhan yang dapat diambil dari data hasil

penelitian diatas yaitu : pengembangan model permainan sura manda memiliki

kategori baik dan dapat digunakan untuk pembelajaran lompat jangkit pada siswa

tingkat sekolah menengah pertama di kecamatan Kesugihan kabupaten Cilacap

tahun 2016.

Page 49: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

84

5.2 Saran Pemanfaatan, Diseminasi dan Pengembangan Lebih

Lanjut

5.2.1. Saran

Adapun saran untuk pemanfaatan permainan sura manda kedepan yaitu:

1. Peraturan permainan ini dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan dan

siswa sehingga tidak menutup kemungkinan untuk divariasikan lebih banyak

lagi.

2. Bagi guru pendidikan jasmani disekolah diharapkan dapat memahami materi

lompat jangkit terlebih dahulu sehingga ketika melakukan pembelajaran

menggunakan permainan ini tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

3. Bagi siswa diharapkan dapat memahami bahwa belajar lompat jangkit dapat

dilakukan dengan cara dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat

meningkatkan antusias belajar siswa.

4. Bagi pembaca harapanya kedepan permainan ini dapat menambah referensi

model pembelajaran lompat jangkit, dan dapat dijadikan sebagai model dalam

pengembangan pembelajaran dimasa mendatang.

5.2.2. Diseminasi

Proses desiminasi produk permainan sura manda yang telah dilakukan

oleh peneliti antara lain adalah memberi pemahaman tentang permainan sura

manda kepada siswa yang menjadi sempel, baik pada uji coba I maupun pada uji

coba II. Setelah memberi pemahaman kepada siswa kemudian mengajak siswa

untuk bermain sura manda. Sosialisasi selanjutnya dilakukan dengan memberi

pemamahan kepada guru pendidikan jasmani yang telibat dalam proses

penelitian ini tentang apa itu permainan sura manda. Selain itu peneliti juga

menyusun sebuah buku panduan permainan sura manda yang dapat dibaca oleh

Page 50: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

85

siapapun yang bermaksud mempelajari teknik lompat jangkit menggunakan

permainan sura manda. Terakhir peneliti melakukan desiminasi produk

permainan ini dengan mengunggah ke jurnal kampus sebagai tambahan

referensi mahasiswa.

5.2.3. Pemanfaatan Lebih Lanjut

Permainan ini tentu tidak mempunyai peraturan baku karena sifatnya yang

fleksibel. Oleh karena itu sangat memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut

sesuai dengan kebutuhan. Adapun pengembangan permainan ini bisa dilakukan

dengan mengurangi atau menambah unsur-unsur yang diperlukan disesuaikan

dengan kondisi siswa dan lingkungan. Perlu dicermati pada saat akan

mengembangkan permainan ini adalah harus tetap memperhatikan kompetensi

inti dan kompetensi dasar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Page 51: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

86

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, dkk. 2013. “Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Melompat Melalui Permainan Tradisional Engklek”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Penjaskesrek FKIP Untan.

Ambarkati, Arum Yuli. 2010. 10 Komponen Kondisi Fisik. Avalaible at http://olah-raga-indonesia.blogspot.com/2012/04/10-komponen-kondis-fisik.html

Arie Budiono, dkk. 2014. “Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Hasil Lompat Jangkit Siswa XI IPS2 SMAN 6 Pontianak”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Penjaskesrek FKIP Untan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. jakarta: PT Asdi Mahasatya

Bahagia, Yoyo dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud

Fa’izun, Hamid. 2015. “Pengembangan Model Permainan Foot Bowling dalam Pembelajaran Sepak Bola untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Skripsi. Prodi PJKR FIK Unnes

Husdarata, H.J.S. 2010. Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta

Ikhsan, Fuad. 2003. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : PT. Adi Mahasatya

Jamil, Sya’ban. 2009. 101 Games Cerdas & Kreatif. Jakarta: Penebar Plus

Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud

Munib, Achmad, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press

Nugroho, Riyadi Aji. 2015. “Model Permainan Tradisional Hokcungpit dalam Pembelajaran Hoki pada Siswa Kelas X SMK VISI Indonesia Kecamatan Semarang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi. Prodi PJKR FIK Unnes

Paturusi, Achmad. 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta

Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013.

Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Salamah, Ammi.2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Tumpuan Dalam Pembelajaran Lompat Jangkit Melalui Model Bermain Engklek Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2012/2013. Available at http://digilib.unimed.ac.id/upaya-meningkatkan-

Page 52: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL …lib.unnes.ac.id/26985/1/6101412023.pdf · referensi pengembangan model pembelajaran pada mate`ri lompat jangkit. ... penelitian di SMA

87

kemampuan-gerak-dasar-tumpuan-dalam-pembelajaran-lompat-jangkit-melalui-model-bermain-engklek-pada-siswa-kelas-x-sma-negeri-2-tebing-tinggi-tahun-ajaran-20122013-30874.html

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Letara Prenada Media Group

Sudarwo, Raden dan Yohanes “Model Pembelajaran Teknik Lompat Jangkit Dengan Metode Bermain di Sekolah Dasar”. LIPI.Vol. 17, No. 3, halaman 269-371 (halaman 329-337), Jakarta, Mei 2011, ISSN: 0215-2673

Sugiyono. 2009. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujarno, dkk. 2013. Pemanfaatan Permainan Tradisional Dalam Pembentukan Karakter Anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB)

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wiarto, Giri. 2013. Atletik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Widya, M. D. A. 2004. Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Witono. 2015. “Pengembangan Permainan Gundu Manusia (GUMA) dalam Pembelajaran Penjasorkes pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Salatiga Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015”. Skripsi. Prodi PJKR FIK Unnes