Top Banner
PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN PASIEN SIMULASI SEBAGAI ALAT EVALUASI KIE OBAT MAAG DI FAKULTAS FARMASI USD SKRIPSI Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Yosephine Charisma Agrilia Sundoro NIM : 138114143 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39

PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

Jul 03, 2019

Download

Documents

phamthuy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN PASIEN

SIMULASI SEBAGAI ALAT EVALUASI KIE OBAT MAAG DI FAKULTAS

FARMASI USD

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Yosephine Charisma Agrilia Sundoro

NIM : 138114143

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

i

PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN PASIEN

SIMULASI SEBAGAI ALAT EVALUASI KIE OBAT MAAG DI FAKULTAS

FARMASI USD

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Yosephine Charisma Agrilia Sundoro

NIM : 138114143

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku tahu, bahwa Engkau sanggup

melakukan segala sesuatu, dan tidak

ada rencana-Mu yang gagal

Ayub 42:2

Karya ini kupersembahkan kepada :

Tuhan Yang Maha Esa,

Mama, Papa, dan Adikku tercinta

Keluarga dan Sahabat,

serta Almamaterku Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

vii

PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan bimbingan, rahmat, dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Pengembangan Materi dan Metode

Pelatihan Pasien Simulasi sebagai Alat Evaluasi KIE Obat Maag di Fakultas Farmasi

USD” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan

dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah berbagi ilmu, pengetahuan, dan wawasan, serta bersedia meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi, memberikan semangat dan motivasi,

serta kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dra. T.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes, Ph.D., Apt. dan Ibu Putu Dyana

Christasani, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas semua masukan dan saran,

serta dukungan yang membangun selama proses penyusunan skripsi.

3. Kedua orang tua ku tercinta Bapak Yulius Agung Sundoro dan Ibu Indah

Murdianingsih, adikku Graciella Girlani Chavara Sundoro dan seluruh keluarga

yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.

4. Para pemeran pasien simulasi, kakak mahasiswa PSPA, praktisi apoteker, dan

teman-teman mahasiswa S1 yang telah membantu dalam penelitian ini.

5. Teman-teman seperjuangan skripsi Kinanti Dita, Febry Nawacatur, Yunita,

Francisca Natasha, Francisca Aninda, dan Stephanie Afrillia yang selalu

memberikan semangat dan dukungan.

6. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan Afni Meliana Putri dan Ika

Nur Rahma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

viii

7. Teman-teman penulis yang selalu berbagi suka dan duka selama masa kuliah

Keke, Nawa, Yunita, Noni, Reny, Rosa, Dini, Elin, Ninda, Tari, Natalia, kelas

FSM D, dan Kelas FKK C.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan serta

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima semua kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak agar hasil karya dapat lebih baik dan

bermanfaat, terutama di bidang kefarmasian. Terimakasih.

Yogyakarta, 7 Februari 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ........................................................................ ii

Halaman Pengesahan ............................................................................................. iii

Peryataan Keaslian Karya ...................................................................................... iv

Lembar Persetujuan Publikasi ................................................................................ v

Halaman Persembahan ........................................................................................... vi

Prakata .................................................................................................................... vii

Daftar Isi ................................................................................................................ ix

Daftar Gambar ....................................................................................................... xi

Daftar Lampiran ..................................................................................................... xii

Abstrak ................................................................................................................... xiii

Abstract .................................................................................................................. xiv

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

METODE PENELITIAN ....................................................................................... 3

Rancangan dan Subyek Penelitian ................................................................. 3

Tahap Persiapan ............................................................................................. 3

Pembuatan Pedoman Pelatihan .............................................................. 3

Pembuatan Skenario Kasus .................................................................... 3

Pembuatan Instrumen Evaluasi .............................................................. 3

Pemilihan Pasien Simulasi ..................................................................... 4

Implementasi Penelitian ................................................................................. 4

Analisis Data .................................................................................................. 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 5

Pedoman Pelatihan ......................................................................................... 5

Skenario ................................................................................................. 5

Instrumen Evaluasi ................................................................................ 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

x

Performa Pasien Simulasi .............................................................................. 6

Uji Reliabilitas ............................................................................................... 8

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

LAMPIRAN ........................................................................................................... 11

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rata-rata hasil penilaian performa PS kasus non resep .................... 7

Gambar 2. Rata-rata hasil penilaian performa PS kasus resep ........................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent Apoteker ................................................................ 11

Lampiran 2. Informed Consent Mahasiswa PSPA ................................................... 12

Lampiran 3. Informed Consent Pasien Simulasi....................................................... 13

Lampiran 4. Informed Consent Mahasiswa Farmasi ............................................... 14

Lampiran 5. Lembar Penilaian Kuantitatif Pasien Simulasi Skenario Non Resep .. 15

Lampiran 6. Lembar Penilaian Kualitatif Pasien Simulasi Skenario Non Resep .... 16

Lampiran 7. Lembar Penilaian Kuantitatif Pasien Simulasi Skenario Resep .......... 17

Lampiran 8. Lembar Penilaian Kualitatif Pasien Simulasi Skenario Resep ............ 18

Lampiran 9. Lembar Penilaian KIE Skenario Non Resep ....................................... 19

Lampiran 10. Lembar Penilaian KIE Skenario Resep ............................................. 20

Lampiran 11. Contoh perhitungan t-test tidak berpasangan menggunakan

SPSS ........................................................................................................................

21

Lampiran 12. Contoh perhitungan Cohen’s kappa menggunakan SPSS ................. 22

Lampiran 13. Tabel Hasil Penilaian KIE Mahasiswa Farmasi ............................... 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

xiii

ABSTRAK

Apoteker berperan penting dalam memberikan KIE kepada pasien dan selama ini

apoteker lebih banyak berperan di belakang layar. Hal ini kurang sesuai dengan

Standar Kompetensi Apoteker Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan materi dan metode pelatihan yang sesuai dengan pasien simulasi

terkait pelayanan obat maag.

Penelitian ini termasuk kuasi eksperimetal. Subyek pada penelitian ini ialah

pasien simulasi yang telah melewati masa pelatihan. Pengambilan data dilakukan saat

penilaian pasien simulasi dan saat pemberian KIE yang dilakukan oleh mahasiswa S1.

Analisis data kuantitatif dari hasil checklist penilaian KIE mahasiswa dihitung dengan

t-test tidak berpasangan, kemudian dilakukan perhitungan Cohen’s kappa.

Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada kasus

resep adalah p=0,095, sedangkan uji Cohen’s kappa pada kasus non resep 0,885 dan

pada kasus resep 0,782. Metode yang sesuai untuk melatih pasien simulasi yaitu

pasien simulasi dilatih satu per satu dan dilakukan perekaman video untuk

mengevaluasi performa pasien simulasi, seleksi pasien simulasi dilakukan untuk

memperoleh pasien simulasi dengan performa terbaik, performa pasien simulasi

dilihat dari checklist penilaian KIE. Skenario dibuat berdasarkan literatur dan

disesuaikan dengan syarat KIE. Checklist penilaian performa pasien telah disesuaikan

dengan skenario dan checklist rubrik penilaian KIE telah disesuaikan dengan

poin-poin KIE berdasarkan literatur.

Kata kunci : KIE, pasien simulasi, maag

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

xiv

ABSTRACT

Pharmacists play an important role in providing the Communication, Information

and Education to patients and so far the pharmacist has a greater role behind the

scenes. However, this practice has not been appropriate for the Indonesian Pharmacist

Competence Standard. This research aimed to develop training materials and methods

according to the relevant simulated patients in ulcer drug services.

This study included quasi-experimental. Subjects in this study were simulated

patients who have passed the training period. Data was taken during the assessment of

a simulated patient and during the Communication, Information, and Education

conducted by undergraduate students. Quantitative data analysis of the results of

assessment’s checklist of Communication, Information and Education students was

calculated by independent t-test, then calculate Cohen's kappa.

Independent t-test result showed that the non-prescription case was p=0,806, while

the prescription case was p=0.095, with Cohen's kappa value of 0,885 on the

non-prescription case and 0,782 in prescription case. A suitable method for training

simulated patients was by doing the training of simulated patients one by one. Video

recording was also done in order to evaluate the performance of simulated patients.

Patient simulations selection were carried out to obtain simulated patients with the

best performance, while the performance of simulated patients was seen from

assessment’s checklist of Communication, Information, and Education. The scenario

was based on the literature and adapted to the requirements of Communication,

Information, and Education. In addition to that, patient performance assessment

checklist has been adapted to the scenario and checklist assessment, while the rubric of

Communication, Information, and Education has been adapted to the points of

Communication, Information, and Education based on the literature.

Keywords : Communication, Information and Education, simulated patient, ulcer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

1

PENDAHULUAN

Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepadapengelolaan obat menjadi pelayanan komprehensif meliputi pelayanan obat dan pelayananfarmasi klinik yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. Pekerjaan kefarmasianadalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resepdokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dankewenangan untuk itu. Peran apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksitersebut antara lain adalah pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien yangmembutuhkan (Depkes RI, 2014).

Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatandalam proses pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat,masalah farmakoekonomi, dan farmasi sosial. Untuk menghindari hal tersebut, apoteker harusmenjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Apoteker harus mampu berkomunikasi dengantenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yangrasional. Dalam melakukan praktik tersebut, apoteker dituntut untuk melakukan monitoringpenggunaan obat, evaluasi serta mendokumentasikan segala aktivitasnya (Depkes RI, 2014).

Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepadapengelolaan obat menjadi pelayanan komprehensif meliputi pelayanan obat dan pelayananfarmasi klinik yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. Pekerjaan kefarmasianadalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resepdokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dankewenangan untuk itu. Peran apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksitersebut antara lain adalah pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien yangmembutuhkan (Depkes RI, 2014).

Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatandalam proses pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat,masalah farmakoekonomi, dan farmasi sosial. Untuk menghindari hal tersebut, apoteker harusmenjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Dalam melakukan praktik tersebut, apotekerdituntut untuk melakukan monitoring penggunaan obat, evaluasi serta mendokumentasikansegala aktivitasnya (Depkes RI, 2014).

Pada prakteknya menurut Bertawati (2013) di Tegal 48,5% konsumen menyatakan kurangpuas terhadap apotek dan 73,7% konsumen apotek menyatakan kurang puas terhadap pelayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

2

apoteker di apotek, konsumen cenderung kurang puas terhadap pelayanan kefarmasian yangdiberikan oleh apoteker. Proses investigasi pelayanan swamedikasi di Jakarta menunjukanbahwa pelayanan swamedikasi masih banyak dilakukan oleh asisten apoteker (Purwanti,Harianto, dan Supardi, 2004).

Penyelenggaraan pendidikan farmasi di Indonesia saat ini mengacu pada kurikulumnasional yang ditetapkan oleh APTFI (Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia) yaituKurikulum Inti Program Pendidikan Sarjana Farmasi dan Kurikulum Program PendidikanApoteker tahun 2008. Analisis situasi saat ini menunjukkan bahwa implementasi standarkurikulum tersebut dalam penyelenggaraan pendidikan sarjana farmasi maupun pendidikanprofesi apoteker masih sangat bervariasi dan terlihat dari adanya disparitas kualifikasi lulusanantar Perguruan Tinggi Farmasi. Di sisi lain, orientasi kurikulum pendidikan farmasi belummampu menjawab tuntutan perubahan di tingkat lokal, nasional, maupun global, kurikulumbelum dirancang berbasis kompetensi, dan kurikulum pendidikan sarjana farmasi danpendidikan profesi apoteker belum terintegrasi menyeluruh (APTFI, 2013).

Berdasarkan silabus Farmakoterapi yang diperoleh dari beberapa Universitas, didapatkanbahwa evaluasi pembelajaran yang digunakan untuk menilai keberhasilan silabus berupadiskusi, penyusunan makalah, tes essay, dan multiple choice questoion. Pada penelitian ini,peneliti menawarkan cara evaluasi lain yang dapat digunakan dalam mengevaluasipembelajaran yang telah dilakukan selama perkuliahan, yaitu dengan menyiapkan alat evaluasiberupa pasien simulasi. Cara evaluasi dengan pasien simulasi masih jarang dilakukan padamahasiswa farmasi. Keuntungan menggunakan alat evaluasi pasien simulasi adalah mahasiswadapat mempunyai gambaran mengenai apa yang akan mereka hadapi saat bekerja, serta melatihmahasiswa dalam berkomunikasi dan melatih mahasiswa dalam menyelesaikan masalah denganwaktu yang cepat. Pada penelitian ini, peneliti mengangkat materi mengenai obatmaag/dispepsia yang akan dilatihkan dalam pasien simulasi. Dispepsia/maag merupakanpenyakit tidak menular yang sering ditemukan dalam praktik sehari-hari.

Menurut WHO 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 jutadisebabkan oleh penyakit tidak menular. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah danmenengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun,29% disebabkan oleh penyakit tidak menular, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan13% kematian. (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Sekitar 25% populasi di seluruh duniamemiliki gejala dispepsia enam kali setiap tahunnya (Omega dan Mansyur, 2013). Berdasarkanlaporan SIRS tahun 2012 diketahui bahwa kunjungan pasien dispepsia pada unit rawat jalan diRumah Sakit di DIY menduduki peringkat ke 5 (Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta,2013).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan materi dan metode pelatihanpasien simulasi untuk penyakit maag. Penelitian ini diharapkan menghasilkan materi dan carapelatihan pasien simulasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

3

METODE PENELITIAN

Rancangan dan Subyek Penelitian

Penelitian mengenai Pengembangan Materi dan Metode Pelatihan Pasien Simulasi sebagaiAlat Evaluasi KIE Obat Maag di Fakultas Farmasi USD termasuk jenis penelitian kuasieksperimental.

Subyek penelitian pada penelitian ini yaitu pemeran pasien simulasi sebanyak 5 oranguntuk pelatihan dan kemudian dipilih dua orang yang memenuhi kriteria untuk berperan dalamKIE dengan mahasiswa farmasi. Kriteria inklusi pemeran pasien simulasi pada penelitian iniadalah individu diluar bidang pendidikan kesehatan, berusia minimal 18 tahun, menandatanganiinformed consent, bersedia mengikuti pelatihan sebelum akhirnya dinyatakan siap menjadipasien simulasi, bersedia berpartisipasi minimal 3 sesi rekaman video, dapat diandalakan, tepatwaktu dalam mengikuti setiap sesi pelatihan, dan mampu bekerja sama dalam tim. Kemampuanyang dapat mendukung pemeran pasien simulasi ialah mampu berimprovisasi (kalimat yangdiucapkan tidak menghafal dari skenario tetapi dapat memahami inti dari skenario dan dapatmengembangkan selama melakukan KIE sehingga percakapan dapat berjalan dengan baik) sertamemiliki daya ingat yang baik.

Tahap Persiapan

Pembutan Pedoman Pelatihan

Pedoman pelatihan diperoleh dari studi literature Gastritis (National Institute ofDiabetes and Digestive and Kidney Diseases, 2014) mengenai tanda, gejala, dan pengobatanpenyakit maag.

Pembuatan Skenario Kasus

Pembuatan skenario kasus obat maag berdasarkan studi literatur dan/ataupengamatan/pengalaman pribadi. Skenario yang dibuat sejumlah dua skenario yang terdiri dariskenario resep dan non resep. Skenario yang dibuat kemudian dilanjutkan dengan expertjudgement dan uji bahasa, kemudian direvisi. Skenario kasus tersebut digunakan untukpelatihan pasien simulasi dalam bentuk role play.

Pembuatan Instrumen Evaluasi

Checklist penilaian dibagi menjadi dua, yaitu checklist penilaian pasien simulasi danchecklist penilaian untuk KIE obat maag. Checklist rubrik penilaian KIE obat maag diperolehdari Wijoyo (2016) yang telah disesuaikan dengan Permenkes No.35 tahun 2014 tentangStandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Isi checklist penilaian untuk KIE yaitu kemampuanberkomunikasi dengan tenang dan jelas.

Data kuantitatif performa pasien simulasi diperoleh dari nilai observer dan peneliti, hasildari checklist penilaian performa pasien simulasi dibandingkan setiap dilakukan penilaian. Datakualitatif pasien simulasi merupakan data pendukung dari data kuantitatif, diperoleh dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

4

pengamatan observer dan peneliti selama pasien berperan dengan apoteker. Checklist rubrikpenilaian KIE merupakan data kuantitatif. Hasil dari checklist penilaian pasien simulasidihitung dengan t-test tidak berpasangan dan dilakukan perhitungan koefisien Cohen’s Kappa.

Pemilihan Pasien Simulasi

Pasien simulasi diminta dapat menyerupai pasien yang sebenarnya, baik dari sikap, mimikmuka, dan cara berbicara. Pasien simulasi berjumlah lima orang dilatih mengenai penyakitmaag dan kemudian dipilih dua orang yang sesuai kriteria untuk berperan dalam KIE denganmahasiswa farmasi. Kriteria inklusi pemilihan pasien simulasi yaitu bersedia mengikutipelatihan sebelum akhirnya dinyatakan siap menjadi pasien simulasi, bersedia berpartisipasiminimal 3 sesi rekaman video, dapat diandalkan, tepat waktu dalam mengikuti setiap sesipelatihan, dan mampu bekerja sama dalam tim. Kemampuan yang dapat mendukung pemeranpasien simulasi ialah mampu berimprovisasi serta memiliki daya ingat yang baik. Pemilihanpasien berdasarkan performa pasien berdasarkan peningkatan hasil dan konsisten pada checklistpenilaian.

Implementasi Penelitian

Peneliti menjelaskan tentang latar belakang teori dari setiap skenario yang sesuai denganliteratur mengenai penyakit maag, termasuk penjelasan penyakit, gejala yang dirasakan,pencegahan, pengobatan yang diberikan dan terapi non farmakologi. Setelah itu dilanjutkandengan diskusi bersama. Peneliti menjelaskan tugas kepada mahasiswa Program Studi ProfesiApoteker (PSPA) sebagai pemeran apoteker.

Pemeran pasien simulasi dilatih satu per satu sesuai dengan kasus pada skenario olehmahasiswa PSPA yang ditunjuk sebagai pelatih pasien simulasi, setelah pasien simulasimemahami skenario dan perannya maka pasien simulasi dipertemukan oleh mahasiswa PSPAyang berperan sebagai apoteker yang akan melakukan role play dengan pasien simulasi. Pasiensimulasi akan dibiasakan sedemikian rupa sesuai dengan situasi dalam skenario agar dapatberperan menyerupai keadaan nyata dalam kehidupan. Selama melakukan role play denganpemeran apoteker, performa pasien simulasi akan direkam dan dinilai oleh mahasiswa PSPAyang berperan sebagai observer dan peneliti. Hasil rekaman video diputar pada akhir sesipelatihan untuk dilakukan evaluasi bersama dan untuk mengantisipasi apabila peneliti tidakdapat melakukan penilaian berupa checklist penilaian, terutama terhadap performa pemeranpasien simulasi.

Setelah pasien simulasi menjalani pelatihan, pasien simulasi akan dinilai oleh mahasiswaPSPA dan peneliti dengan mengisi checklist penilaian pasien simulasi untuk melihatperkembangan pasien dan kelayakan pasien untuk menjalankan tugasnya dalam praktik KIE.Proses pelatihan, role play, perekaman, penilaian hingga evaluasi ini dilakukan sebanyak tigakali pertemuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

5

Setelah dua pasien simulasi terpilih untuk melakukan KIE dengan mahasiswa farmasi,maka dilakukan penilaian terhadap proses yang dilakukan selama KIE. Penilaian tersebutberupa checklist penilaian KIE yang diperoleh dari Wijoyo (2016) yang telah disesuaikandengan Permenkes sebagai validitas.

Analisis Data

Hasil checklist penilaian pemeran pasien yang sudah bisa mencapai nilai sempurna darinilai total checklist dan/atau memiliki nilai yang stabil serta konsisten berdasarkan yangdiberikan oleh observer dan peneliti, maka pasien simulai dinyatakan siap dan layak. Checklistpenilaian pasien simulasi antara kasus non resep dan resep berbeda, hal ini dikarenakanchecklist penilaian disesuaikan dengan skenario kasus. Nilai maksimal pada kasus non resepadalah 10 poin, sedangkan pada kasus resep adalah 12 poin.

Hasil checklist penilaian KIE, berupa data kuantitatif dihitung dengan dua cara. Hasil ujit-test tidak berpasangan menunjukkan p>0,05 maka hasil penilaian telah konsisten. Hasilkoefisien Cohen’s kappa >0,7 maka cara penilaian kedua observer adalah baik; apabila >0,8maka sangat baik. Apabila hasil penilaian Cohen’s kappa <0,7 maka kedua observer perlupemahaman lebih lanjut sehingga diperlukan lagi pelatihan pasien simulasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pada penelitian ini adalah pedoman pelatihan pasien simulasi, penilaian performapasien simulasi dan uji reliabilitas yang penjelasannya akan dijabarkan dibawah ini.

Pedoman Pelatihan

Pedoman pelatihan pasien simulasi berisi tujuan, waktu, jumlah personil pelatihan, skenariodan instrumen pelatihan. Pedoman pelatihan ini akan diberikan kepada pemeran pasiensimulasi. Pedoman pelatihan pasien simulasi dibuat karena merupakan landasan dan petunjukyang digunakan untuk melatih pasien simulasi, supaya dalam pelatihan pasien simulasi tidakkeluar dari ranah penelitian ini.

Pada penelitian ini pasien simulasi dilatih satu per satu oleh mahasiswa PSPA. Selamamelakukan peran dengan mahasiswa PSPA, dilakukan perekaman video untuk melihat performapasien simulasi. Rekaman video diputar pada akhir sesi untuk evaluasi bersama. Selain ituperekaman video dilakukan untuk mengantisipasi jika ada penilaian yang terlewatkan. MenurutPerera, et. al (2009) evaluasi dengan melibatkan individu yang dilatih dapat meningkatkanefektifitas dalam pembelajaran.

Skenario

Skenario kasus dibuat pada awal karena digunakan sebagai gambaran mengenai halyaang harus dilakukan selama role play, selain itu skenario juga memudahkan mahasiswaPSPA dalam melatih pasien simulasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

6

Skenario yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur Gastritis(National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, 2014), dimana dariliteratur diperoleh gejala-gejala maag dan pengobatan yang harus diberikan pada pasien.Selain diperoleh dari literatur, skenario juga berasal dari hasil wawancara dengan praktisiapoteker untuk memperoleh skenario yang semirip mungkin dengan keadaan yangsebenarnya dan kondisi yang terjadi di apotek sehingga mahasiswa dapat belajar bagaimanakeadaan yang sesungguhnya jika berhadapan dengan pasien.

Hal yang khas dalam skenario ini adalah skenario disesuaikan dengan literaturGastritis (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, 2014) dantelah disesuaikan dengan syarat KIE yang ditetapkan oleh Permenkes No.35 Tahun 2014.Dimana dalam melakukan KIE harus mencakup three prime question dan verifikasi terkaitpengobatan yang dijalani.

Instrumen Evaluasi

Terdapat dua instrumen evaluasi, yaitu checklist PS dan checklist rubrik penilaian KIEsebagai data kuantitatif. Checklist PS dibuat berdasarkan Permenkes No.35 tahun 2014tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang telah disesuaikan dengan skenarioyang telah dibuat sehingga antara checklist kasus resep dan non resep berbeda, sedangkanchecklist KIE diperoleh dari Wijoyo (2016). Checklist rubrik KIE mencakup kemampuanberkomunikasi dengan tenang dan jelas, pemilihan kata yang mudah dimengerti, menggaliinformasi terkait penyakit, dan memverifikasi pemahaman pasien terkait obat yang akandigunakan. Sedangkan checklist PS mencakup gejala penyakit, riwayat penyakit,pengobatan, terapi non-farmakologi. Data kualitatif diperoleh dari pengamatan terhadapperforma pasien simulasi yaitu mimik muka, cara berbicara, dan sikap pasien simulasi saatberperan.

Performa Pasien Simulasi

Pemeran PS yang dilatih sebanyak 5 orang, digunakan 5 orang PS karena adanyaketerbatasan waktu dalam penelitian. Lima orang pasien simulasi terdiri dari 4 orang perempuandan 1 orang laki-laki. Pemeran PS yang terlibat adalah yang tidak memiliki latar belakangpendidikan kesehatan supaya hasil penilaian tidak bias dan menghindari adanya pendapatpribadi saat adanya arahan dan penjelasan terkait penyakit pada penelitian ini. Dari 5 orangpemeran pasien simulasi dipilih 2 orang yang bertemu dengan mahasiswa S1 farmasi, dimana 1dari pemeran pasien simulasi tersebut akan memerankan skenario non resep dan 1 orang lagimemerankan kasus resep.

Dua pasien simulasi yang dipilih adalah yang memiliki peningkatan, stabil, dan nilai penuhpada checklist penilaian, serta memiliki data kualitatif yang baik dan mendekati keadaan nyatamenjadi pasien. Dari data kualitatif dilihat performa pasien dalam cara berbicara dan mimikmuka. Data kualitatif dijadikan pendukung dari data kuantitiatif dalam menentukan pasiensimulasi yang akan dipilih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

7

Gambar 1. Rata-rata hasil penilaian performa PS kasus non resep

Nilai maksimal untuk penilaian kasus non resep adalah 10. Nilai maksimal pasien simulasi10 jika pasien simulasi menanyakan atau melakukan semua hal yang terdapat dalam checklistpenilaian pasien simulasi. Rata-rata hasil penilaian performa pasien simulasi dapat dilihat padaGambar 1. Pasien simulasi 4 menunjukan hasil yang stabil dan dapat mencapai nilai maksimalsejak penilaian hari pertama. Pasien simulasi 1, 2, dan 5 menunjukan peningkatan nilai daripenilaian pertama dan dapat mencapai nilai maksimal dan stabil pada penilaian hari ke-2 danhari ke-3. Sedangkan pasien simulasi 3 menunjukan nilai yang konstan pada penilaian haripetama dan kedua dan baru mencapai nilai maksimal pada penilaian hari ke-3. Pasien simulasi 4cenderung memberikan penampilan yang mendekati real setting baik dari segi mimik muka,artikulasi, dan volume suara. Sehingga untuk memerankan kasus non resep dipilih pasiensimulasi 4.

Gambar 2. Rata-rata hasil penilaian performa PS kasus resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

8

Nilai maksimal untuk penilaian kasus resep adalah 12. Nilai rata-rata hasil penilaianperforma pasien simulasi kasus resep dapat dilihat pada Gambar 2. Pasien simulasi 2 dan 4menunjukan hasil yang stabil dan dapat mencapai nilai maskimal sejak penilaian pertama.Pasien 1 dan 3 menunjukan hasil yang peningkatan hasil dari penilaian pertama ke penilaiankedua, pasien simulasi 3 dapat mencapai nilai maksimal dan stabil pada pertemuan kedua,sedangkan pasien simulasi 1 baru mendapat nilai maksimal pada pertemuan ketiga. Pasiensimulasi 5 menunjukan hasil yang stabil pada penilaian 1 dan 2, tetapi pasien simulasi barumendapatkan nilai maksimal pada penilaian ke 3. Pasien simulasi 2 dan 4 menunjukan hasilyang sama sehingga dapat dilihat hasil pengamatan terhadap mimik wajah, artikulasi, danvolume suara. Hasil pengamatan cenderung menunjukan bahwa pasien simuasli 2 lebih baikdari pasien simulasi 4. Pada penilaian mimik wajah, pasien simulasi 4 terkadang tidakmenunjukan ekspresi sakit, pasien simulasi 4 menunjukan ekspresi bahagia dan tersenyumsendiri. Sehingga untuk memerankan kasus resep dipilih pasien simulasi 2.

Uji Reliabilitas

Kedua pasien simulasi yang terpilih kemudian dihadapkan dengan mahasiswa farmasi. Halini dilakukan untuk melihat seberapa baik pasien simulasi dapat membantu performa mahasiswafarmasi dalam melakukan KIE.

Mahasiswa farmasi yang dipilih untuk melakukan KIE kepada pasien simulasi adalah yangmenempuh pembelajaran ± 2 tahun dan sedang/telah memperoleh pendidikan mengenai KIE.Pada penelitian ini, mahasiswa farmasi yang dipilih adalah mahasiswa farmasi semester 7 dantelah menerima mata kuliah komunikasi farmasi (dimana terdapat materi mengenai poin-poinKIE) pada semester sebelumnya. Tetapi karena materi mengenai KIE telah diperoleh disemester sebelumnya maka hal ini menjadi kendala karena ada beberapa mahasiswa yangkurang mengingat poin-poin penting yang harus disampaikan dalam memberikan KIE.

Rubrik penilaian KIE yang digunakan diperoleh dari Wijoyo (2016). Poin-poin penilaianKIE antara lain cara berkomunikasi dan sikap mahasiswa farmasi terhadap pasien, edukasimasalah obat yang digunakan, serta perubahan gaya hidup pasien/terapi non-farmakologi.Komunikasi mahasiswa farmasi dalam memberikan KIE harus baik dari setiap poin yaitu dariawal perkenalan, informasi obat, dan pada akhir sesi konseling.

Hasil nilai KIE mahasiswa dari kedua penilai kemudian dibandingkan dan dilakukan uji ttidak berpasangan. Menggunakan uji t tidak berpasangan karena penilaian dilakukan oleh duaindividu yang berbeda. Uji t diperoleh dari jumlah nilai KIE masing-masing mahasiswa. Hasiluji t pada kasus resep adalah p = 0,806, yang menunjukan bahwa jumlah nilai dari kedua penilaiberbeda tidak bermakna. Sedangkan hasil uji t pada kasus resep adalah p = 0,095, yang berartijumlah nilai dari kedua penilai berbeda tidak bermakna.

Hasil dari uji t menunjukan bahwa penilaian dari kedua penilai tidak berbeda bermakna,untuk melihat apakah penilaian setiap mahasiswa dinilai dengan sama maka perlu dilihatkesepakatan antara kedua penilai. Uji Cohen’s kappa digunakan untuk melihat kesepakatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

9

nilai dari tiap poin penilaian antara kedua penilai. Menurut Viera dan Garrett (2005) apabilakoefisien Cohen’s kappa 0,61-0,80 menandakan kesepakatan substansial, jika koefisienCohen’s kappa 0,81-0,99 menandakan kesepakatan hampir sempurna. Zenk, et. al. (2007)mengatakan bahwa gold standar koefisien Kappa adalah 0,60-1,00. Pada kasus non resepdiperoleh rata-rata Cohen’s kappa 0,885 yang menunjukan kesepakatan hampir sempurna,sedangkan pada kasus resep diperoleh rata-rata Cohen’s kappa 0,782 yang menunjukankesepakatan substansial. Dari hasil penilaian KIE mahasiswa farmasi dapat dilihat bahwa pasiensimulasi dapat membantu performa mahasiswa farmasi dalam melakukan KIE.

Keunggulan menggunakan Cohen’s kappa menurut Silcocks (1983) adalah tidakterpengaruh oleh jumlah nilai 0 yang dimasukkan. Cohen’s kppa digunakan untuk menilaikesepakatan antara 2 peneliti dan adanya proporsi untuk koreksi kesepakatan (Cohen, 1960).

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pasien simulasi dilatih satu per satu dan dilakukanperekaman video untuk evaluasi performa pasien simulasi, pasien simulasi diseleksi untukmendapatkan pasien simulasi terbaik melalui checklist penilaian pasien simulasi. Checklistpenilaian pasien simulasi disesuaikan dengan skenario, sedangkan checklist penilaian KIEmahasiswa farmasi telah disesuaikan dengan poin-poin KIE berdasarkan literatur. Skenarioyang dibuat berdasarkan literatur dan hasil wawancara praktisi apoteker, serta disesuaikandengan syarat KIE.

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah mahasiswa S1 farmasi yang memberikan KIEsebaiknya adalah mahasiswa farmasi yang sedang mendapat materi komunikasi farmasi. Padasaat perekaman video sebaiknya menggunakan mikrofon supaya hasil audio lebih baik dan jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

10

DAFTAR PUSTAKA

APTFI, 2013, Naskah Akademik Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar KurikulumPendidikan Farmasi, APTFI, 1-2, 8.

Bertawati, 2013, Profil Pelayanan Kefarmasian Dan Kepuasan Konsumen Apotek DiKecamatan Adiwerna Kota Tegal, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,1–11.

Cohen, J., 1960, Coefficient of agreement for nominal scales. Educational and PsychologicalMeasurement, 20:37-46.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013, Profil Kesehatan Daerah IstimewaYogyakarta, Dinas Kesehatan, Yogyakarta, 34.

Depkes RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014,Departemen Kesehatan, Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI, 2012, Penyakit Tidak Menular, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta,1.

Omega, A., dan Mansyur, M., 2013, Prevalensi Dispepsia Fungsional pada Pasien Dewasa diRumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pada Tahun 2010 dan Faktor-faktor yangBerhubungan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Perera et. al, 2009, Training Simulated Patients: Evaluation of A Training Approach UsingSelf-Assessment and Peer/Tutor Feedback to Improve Performance, BMC MedicalEducation, 9(37), 1-6. doi:10.1186/1472-6920-9-37.

Purwanti, A., Harianto, dan Supardi, S., 2004, Gambaran Pelaksanaan Standar PelayananFarmasi Di Apotek Dki Jakarta Tahun 2003, Majalah Ilmu Kefarmasian, I(2), 102–115.

Silcocks, 1983, Measuring repeatability and validity of histological diagnosis- a brief reviewwith some practical examples, J Clin Pathol, 36, 1269-1275.

Viera, A. J., dan Garrett, J. M.,2005, Understanding Interobserver Agreement: The KappaStatistic, Family Medicine, 37(5), 360-3.

Zenk, S. N., dkk, 2007, Inter-rater and test–retest reliability: Methods and results for theneighborhood observational checklist, Health & Place, 13, 452–465.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

11

Lampiran 1. Informed Consent Apoteker

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

12

Lampiran 2. Informed Consent Mahasiswa PSPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

13

Lampiran 3. Informed Consent Pasien Simulasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

14

Lampiran 4. Informed Consent Mahasiswa Farmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

15

Lampiran 5. Lembar Penilaian Kuantitatif Pasien Simulasi Skenario Non Resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

16

Lampiran 6. Lembar Penilaian Kualitatif Pasien Simulasi Skenario Non Resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

17

Lampiran 7. Lembar Penilaian Kuantitatif Pasien Simulasi Skenario Resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

18

Lampiran 8. Lembar Penilaian Kualitatif Pasien Simulasi Skenario Resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

19

Lampiran 9. Lembar Penilaian KIE Skenario Non Resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

20

Lampiran 10. Lembar Penilaian KIE Skenario Resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

21

Lampiran 11. Contoh hasil perhitungan t-test tidak berpasangan menggunakan SPSS

Group Statistics

Penilai N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai Apoteker 20 18.05 1.638 .366

Peneliti 20 18.20 1.508 .337

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

22

Lampiran 12. Contoh hasil perhitungan Cohen’s kappa menggunakan SPSS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penilai_1 * Penilai_2 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%

Penilai_1 * Penilai_2 Crosstabulation

Penilai_2

TotalTidak Ya

Penilai_1 Tidak Count 1 0 1

% of Total 4.8% .0% 4.8%

Ya Count 0 20 20

% of Total .0% 95.2% 95.2%

Total Count 1 20 21

% of Total 4.8% 95.2% 100.0%

Symmetric Measures

ValueAsymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Measure of Agreement Kappa 1.000 .000 4.583 .000

N of Valid Cases 21

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

23

Lampiran 13. Tabel Hasil Penilaian KIE Mahasiswa Farmasi

Kasus Maag Non Resep Kasus Maag Resep

Mahasiswa

Penilai I(Apoteker)

Penilai II(Peneliti) Koefisien

KappaMahasiswa

Penilai I(Apoteker)

Penilai II(Peneliti) Koefisien

KappaYa Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 17 0 17 0 1 1 20 0 20 0 1

2 14 3 16 1 0,769 2 20 0 20 0 1

3 16 1 16 1 1 3 18 2 18 2 0.611

4 17 0 16 1 0,859 4 19 1 19 1 1

5 15 0 17 0 0,741 5 20 0 20 0 1

6 17 0 16 1 0,859 6 20 0 19 1 0.644

7 15 2 16 1 0,877 7 20 0 19 1 0.644

8 16 1 16 1 1 8 20 0 18 2 0.462

9 17 0 17 0 1 9 20 0 18 2 0.462

10 17 0 15 2 0,741 10 19 1 19 1 1

X̅ nilai Kappa 0,8846 X̅ nilai Kappa 0,7823

Nilai p > 0,806 Nilai p > 0,095

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN …repository.usd.ac.id/9957/2/138114143_full.pdf · Daftar Isi ... Hasil t-test tidak berpasangan kasus non resep adalah p=0,806 dan pada

24

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Pengembangan Materi dan Metode PelatihanPasien Simulasi sebagai Alat Evaluasi KIE Obat Maag di Fakultas FarmasiUSD” memiliki nama lengkap Yosephine Charisma Agrilia Sundoro, lahirdi Sleman, 3 September 1994, merupakan anak pertama dari duabersaudara pasangan Yulius Agung Sundoro dan Indah Murdianingsih.Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu TK Tunas SimpangPurwodadi (1999-2001), pendidikan Sekolah Dasar di SD N Purwodadi 12

(2001-2005) dan melanjutkan di SD N Gentan (2005-2007), pendidikan Sekolah MenengahPertama di SMP N 4 Pakem (2007-2010), pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMK“Indonesia” Yogyakarta (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di FakultasFarmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI